• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Suami terhadap Istri dalam Pelaksanaan Kontrasepsi Mantap Tubektomi di Klinik Keluarga Berencana Mantap Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Motivasi Suami terhadap Istri dalam Pelaksanaan Kontrasepsi Mantap Tubektomi di Klinik Keluarga Berencana Mantap Medan Tahun 2013"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

Keluarga berencana mantap medan Tahun 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Arima Nadela Nainggolan 125102095

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Arima Nadela Nainggolan

Latar belakang : Dalam melaksanakan Keluarga Berencana, motivasi suami sangat diperlukan, keputusan suami dalam mengizinkan istri adalah pedoman penting bagi istri untuk menggunakan alat kontrasepsi. Bila suami tidak mengizinkan atau mendukung, hanya sedikit istri yang berani untuk tetap memasang alat kontrasepsi tersebut. Motivasi suami sangat berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan menggunakan atau tidak dan metode apa yang akan dipakai.

Tujuan penelitian : Untuk Mengetahui motivasi suami terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi di klinik keluarga berencana mantap Medan tahun 2013.

Metodologi : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 34 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di Klinik keluarga berancana mantap Medan. Analisa data yaitu analisis univariat

Hasil : Motivasi intrinsik yang sangat baik sebanyak 7 orang (20,6%), motivasi baik sebanyak 25 orang (73,5%) dan motivasi tidak baik sebanyak 2 orang (5,9%). Motivasi eksterinsik sangat baik sebanyak 3 orang (8,8%), motivasi baik sebanyak 30 orang (88,2%) dan motivasi tidak baik sebanyak 1 orang (2,9%).

Kesimpulan : Mayoritas responden memiliki motivasi intrinsik yang baik yaitu sebanyak 25 orang (73,5%) dan mayoritas motivasi eksterinsik yang baik yaitu sebanyak 30 orang (88,2%) terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi. Bagi suami diharapkan memberikan motivasi kepada istri yang melakukan kontrasepsi mantap tubektomi demi tercapainya keluarga yang berkualitas

(5)

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Motivasi Suami Terhadap Istri Dalam Pemasangan Kontrasepsi Mantap Tubektomi di Klinik Keluarga Berencana Mantap Medan Tahun 2013”.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Mula, S.Kep, M.Kes selaku dosen pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, yang telah memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

4. Seluruh dosen, staff dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibunda dan Ayahanda tercinta serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat yang tidak henti-hentinya kepada peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

(6)

baik dari segi isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan penelitian ini.

Akhir kata peneliti ucapkan terimahkasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari Allah SWT, Amin.

Medan, Juni 2013 Peneliti

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Umum ... 5

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Suami ... 6

1. Defenisi Motivasi ... 6

2. Unsur-unsur Motivasi` ... 6

3. Tujuan Motivasi ... 7

4. Jenis-jenis Motivasi ... 7

5. Fungsi Motivasi ... 9

B. Keluarga Berencana ... 10

1. Defenisi keluarga Berencana ... 10

2. Tujuan Program KB ... 10

C. Tubektomi ... 11

1. Defenisi Tubektomi ... 11

2. Kelebihan Tubektomi ... 11

3. Kelemahan Tubektomi ... 12

4. Keterbatasan Tubektomi ... 12

5. Yang Dapat Menjalani Tubektomi ... 12

6. Yang Tidak Dapat Menjalani ... 13

7. Waktu pelaksanaan ... 13

8. Mekanisme Tubektomi ... 14

9. Persiapan Pre-operatif Tubektomi ... 16

10.Komplikasi ... 16

11.Perawatan Post-operatif ... 17

BAB III. KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 19

B. Defenisi Operasional ... 20

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

1. Populasi ... 21

2. Sampel ... 21

C. Tempat Penelitian ... 21

(8)

E. Etika Penelitian ... 22

F. Alat Pengumpulan Data ... 22

G. Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 24

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 24

I. Analisa Data ... 25

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27

B. Pembahasan ... 32

C. Keterbatasan Penelitian ... 35

D. Implikasi Terhadap Pendidikan Kebidana... 35

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 36 DAFTAR PUSTAKA

(9)

Tabel 5. 1. Distribusi Karakteristik Suami Terhadap Istri Dalam Pelaksanaan Kontrasepsi Mantap Tubektomi Di Klinik Keluarga Berencana Mantap Tubektomi Medan Tahun 2013 ... 28 Tabel 5. 2. Distribusi Pernyataan Motivasi Intrinsik Suami Terhadap Istri

Dalam Pelaksanaan Kontrasepsi Mantap Tubektomi Di Klinik Keluarga Berencana Mantap Tubektomi Medan Tahun 2013 ... 29 Tabel 5. 3. Distribusi Motivasi Intrinsik Suami Terhadap Istri Dalam

Pelaksanaan Kontrasepsi Mantap Tubektomi Di Klinik Keluarga Berencana Mantap Tubektomi Medan Tahun 2013 ... 30 Tabel 5. 4. Distribusi Pernyataan Motivasi Ekstrinsik Suami Terhadap Istri

Dalam Pelaksanaan Kontrasepsi Mantap Tubektomi Di Klinik Keluarga Berencana Mantap Tubektomi Medan Tahun 2013 ... 31 Tabel 5. 5. Distribusi Motivasi Ekstrinsik Suami Terhadap Istri Dalam

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Formulir Persetujuan Menjadi Peserta Responden Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Perkiraan Biaya Penelitian Lampiran 5 : Lembar Konsultasi

Lampiran 6 : Lembar Contetnt Validity Lampiran 7 : Master Data Penelitian Lampiran 8 : Hasil Output Data Penelitian Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian

(12)

ABSTRAK

Arima Nadela Nainggolan

Latar belakang : Dalam melaksanakan Keluarga Berencana, motivasi suami sangat diperlukan, keputusan suami dalam mengizinkan istri adalah pedoman penting bagi istri untuk menggunakan alat kontrasepsi. Bila suami tidak mengizinkan atau mendukung, hanya sedikit istri yang berani untuk tetap memasang alat kontrasepsi tersebut. Motivasi suami sangat berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan menggunakan atau tidak dan metode apa yang akan dipakai.

Tujuan penelitian : Untuk Mengetahui motivasi suami terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi di klinik keluarga berencana mantap Medan tahun 2013.

Metodologi : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 34 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di Klinik keluarga berancana mantap Medan. Analisa data yaitu analisis univariat

Hasil : Motivasi intrinsik yang sangat baik sebanyak 7 orang (20,6%), motivasi baik sebanyak 25 orang (73,5%) dan motivasi tidak baik sebanyak 2 orang (5,9%). Motivasi eksterinsik sangat baik sebanyak 3 orang (8,8%), motivasi baik sebanyak 30 orang (88,2%) dan motivasi tidak baik sebanyak 1 orang (2,9%).

Kesimpulan : Mayoritas responden memiliki motivasi intrinsik yang baik yaitu sebanyak 25 orang (73,5%) dan mayoritas motivasi eksterinsik yang baik yaitu sebanyak 30 orang (88,2%) terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi. Bagi suami diharapkan memberikan motivasi kepada istri yang melakukan kontrasepsi mantap tubektomi demi tercapainya keluarga yang berkualitas

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Saat ini Indonesia masih menghadapi masalah kependudukan yang belum banyak berbeda dari tahun 1970, baik yang menyangkut masalah jumlah dan pertumbuhan penduduk, persebaran dan kepadatan penduduk, struktur umur penduduk maupun kualitas penduduk. Upaya mengatasi masalah kependudukan tesebut dilakukan oleh banyak pihak, instansi/departemen, lembaga, masyarakat secara bersama-sama. Upaya yang dilakukan antara lain dengan dengan menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk dengan menurunkan tingkat fertilitas, menurunkan TFR (Total Fertility Rates) dengan gerakan KB Nasional (Meilani, Setiyawati, Estiwidani, Suherni, 2010).

Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15 % hingga 2,49 % per tahun. Tingkat pertumbuhan penduduk seperti itu dipengaruhi oleh kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi) (Arum, Sujiyatini, 2009). Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke-4 dalam kelompok Negara-negara di Dunia yaitu (215,27 juta jiwa), setelah Cina (1,306 milyar jiwa), India (1,608 milyar jiwa) dan Amerika Serikat (295 juta jiwa) tahun 2005 (Anggraini, Martini, 2012).

(14)

Metode kontrasepsi mantap terdiri dari dua macam yaitu Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). Metode Operatif Wanita (MOW) atau disebut dengan tubektomi adalah tindakan memotong tuba fallopii/tuba uterina. Sedangkan Metode Operatif Pria (MOP) sering dikenal dengan vasektomi yaitu tindakan memotong atau mengikat saluran vasdeferens (Meilani dkk, 2010).

Sterilisasi (tubektomi) merupakan salah satu cara KB modern yang paling efektif. Keefektifan metode sterilisasi tidak perlu diragukan lagi (98,85%) asal dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan. Di dalam pelaksanaan program, animo masyarakat terhadap sterilisasi sangat kurang. Peserta sterilisasi sejak program KB dicanangkan pada tahun 1970 hingga saat ini masih menunjukkan angka yang sangat sedikit. Rendahnya proporsi peserta KB sterilisasi tentu saja tidak memberikan kontribusi yang nyata terhadap penurunan angka kelahiran di Indonesia (BKKBN, 2011).

Sekitar 180 juta wanita di seluruh dunia menggunakan tubektomi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, dengan lebih dari tiga-perempat akseptor tubektomi berada di Cina dan India. Di Inggris pada tahun 2001, prevalensi tubektomi sebagai metode kontrasepsi tinggi pada wanita yang lebih tua, diperkirakan 44% dari mereka berusia antara 45-49 tahun. Namun, sekarang tampaknya mulai menurun sampai 30% sejak tahun 1996, prevalensi vasektomi pada pria telah melampaui tubektomi di Inggris secara keseluruhan (Glasier, Gebbie, 2008).

(15)

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) memperlihatkan bahwa pencapaian peserta KB mantap tubektomi hingga saat ini masih belum menggembirakan. Hasil survei berskala nasional lain, yaitu Pemantauan PUS Melalui Mini Survei Tahun 2010 menunjukan pencapaian peserta KB sterilisasi masih rendah yaitu 2,2 % untuk tubektomi (BKKBN, 2011).

Peserta KB baru secara Nasional sampai dengan bulan Agustus 2012 sebanyak 6.152.231 peserta. Untuk peserta tubektomi hanya sekitar 1,42%. Mayoritas peserta KB baru bulan Agustus 2012, didominasi oleh peserta KB yang menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP), yaitu sebesar 82,26% dari seluruh peserta KB. Sedangkan peserta KB baru yang menggunakan metode jangka panjang seperti IUD, MOW, MOP dan Implant hanya sebesar 17,74% (BKKBN, 2012).

Di wilayah Puskesmas Rantau Laban, Tebing Tinggi, tercatat 250 pasangan usia subur yang 7,2% menggunakan metode kontrasepsi tubektomi atau sekitar 18 orang dari total jumlah wanita usia subur (WUS) di wilayah Puskesmas Rantau Laban Tebing Tinggi (Siallagan, 2010).

Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu (Sardiman, 2011).

(16)

besar dalam pengambilan keputusan menggunakan atau tidak dan metode apa yang akan dipakai (Suparyanto, 2011).

Faktor yang mempengaruhi masyarakat khususnya wanita yang PUS tidak memilih metode kontrasepsi tubektomi ini salah satunya adalah tidak ada dukungan dari keluarga khususnya suami yang disebabkan oleh banyaknya efek samping dari tubektomi terutama respon seksual terhadap suami. Banyak yang tidak setuju terhadap tubektomi ini disebabkan oleh kurangnya informasi tentang tubektomi.

Berdasarkan penelitian Situmorang 2011, dari 32 suami sebanyak 50% suami mempunyai persepsi yang baik mengenai tubektomi ini dan menerima kontrasepsi ini.

Selain peran penting dalam mendukung mengambil keputusan, peran suami dalam memberikan informasi juga sangat berpengaruh bagi istri. Peran seperti ikut pada saat konsultasi pada tenaga kesehatan saat istri akan memakai alat kontrasepsi, mengingatkan istri jadwal minum obat atau jadwal untuk kontrol, mengingatkan istri hal yang tidak boleh dilakukan saat memakai alat kontrasepsi dan sebagainya akan sangat berperan bagi isri saat akan atau telah memakai alat kontrasepsi. Besarnya dukungan suami akan sangat membantunya dan suami akan semakin menyadari bahwa masalah kesehatan reproduksi bukan hanya urusan wanita (istri) saja (Suparyanto, 2011).

(17)

B.Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah motivasi suami terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi di klinik keluarga berencana mantap Medan tahun 2013?

C. Tujuan penelitian

Untuk Mengetahui motivasi suami terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi di klinik keluarga berencana mantap Medan tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan D-IV Kebidanan

Sebagai bahan masukan untuk penambahan ilmu pengetahuan serta acuan dalam pengembangan ilmu kebidanan yang berkaitan dengan motivasi suami terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi.

2. Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada suami tentang perlunya motivasi suami terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi.

3. Peneliti

Untuk menambah wawasan peneliti tentang pentingnya motivasi suami terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi.

4. Peneliti selanjutnya

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Motivasi Suami 1. Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa Latin yang berarti to move. Secara umum mengacu pada adanya kekuatan dorongan yang menggerakkan kita berprilaku tertentu, motivasi juga berhubungan dengan keinginan, dorongan dan tujuan (Quinn, 1995 dalam Notoatmodjo, 2010).

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi diri seseorang yang di tandai dengan munculnya ”feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman, 2011).

Motivasi adalah interaksi antara pelaku dan lingkungan sehingga dapat meningkatkan, menurunkan atau mempertahankan perilaku (John Elder (et.al), 1998 dalam Notoatmodjo, 2010).

2. Unsur-unsur Motivasi

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman, 2011 motivasi mengandung 3 unsur penting:

a) Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem ”neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

(19)

afeksi dan emosi yang dapat menentukan perubahan tingkah laku manusia.

c) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam dari diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang / terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akn menyangkut kebutuhan yang akan di capai oleh orang tersebut (Sardiman, 2011).

3. Tujuan Motivasi

Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik, 2007).

Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi pada seseorang harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan serta kepribadian orang yang akan dimotivasi (Taufik, 2007).

4. Jenis-jenis Motivasi a. Motivasi intriksik

(20)

dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 2011).

Menurut Taufik (2007, hal.51), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu:

1) Kebutuhan (need)

Seseorang melakukan aktifitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan baik biologis maupun psikologis, misalnya motivasi suami terhadap istrinya untuk mendapatkan pelayanan KB seperti pemasangan tubektomi.

2) Harapan (Expectancy)

Seseoarang di motivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseoarang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan, misalnya suami membawa istri ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan KB dengan harapan dapat membatasi jumlah kelahiran dalam keluarga.

3) Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh (tanpa adanya pengaruh dari orang lain). b. Motivasi eksterinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Sardiman, 2011).

(21)

motivasi ekstrinsik adalah; 1) Dorongan keluarga

Suami mendukung istri untuk melakukan tubektomi bukan kehendak sendiri tetapi karena adanya dorongan dari keluarga seperti orangtua, teman. Dukungan atau dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi suami untuk memberikan sesuatu yang terbaik untuk istrinya.

2) Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seorang tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam mengubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang terbuka, biasanya terdapat rasa kesetiakawanan yang tinggi.

3) Imbalan

Seseorang dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu karena adanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu. 5. Fungsi Motivasi

Motivasi mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

(22)

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan perbuatan yang sudah ditentukan atau dikerjakan akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan proses penyeleksian (Sardiman, 2011).

B. Keluarga Berencana

1. Definisi Keluarga Berencana

Menurut WHO (World Health Organization)(Expert Committee, 1970) Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Anggraini, 2012).

Menurut UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Sujiyatini, 2009).

2. Tujuan Program KB

(23)

menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu, bayi dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas (Sujiyatini, 2009).

Tujuan KB berdasarkan RENSTRA (Rencana strategi) 2005-2009 meliputi: a. Keluarga dengan anak ideal

b. Keluarga sehat

c. Keluarga berpendidikan d. Keluarga sejahtera e. Keluarga berketahanan

f.Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya g. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

C. Tubektomi

1. Definisi Tubektomi

Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penutupan/pemotongan tuba uterina dengan maksud tujuan tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai seumur hidup (Meilani dkk, 2010). 2. Kelebihan Tubektomi

a. Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).

b. Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding). c. Tidak bergantung pada faktor senggama.

d. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius.

(24)

f. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

g. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidakada efek pada produksi hormon ovarium).

3. Kelemahan Tubektomi

a. Risiko dan efek samping pembedahan.

b. Kadang-kadang merasa nyeri pada saat pembedahan.

c. Infeksi mungkin saja terjadi, bila prosedur operasi tidak benar. 4. Keterbatasan Tubektomi

a. Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan rekanalisasi.

b. Klien dapat menyesal di kemudian hari.

c. Resiko komplikasi kecil, meningkat apabila digunakan anestesi umum. d. Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan. e. Dilakukan oleh dokter terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi

untuk proses laparoskopi).

f. Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS (Anggraini, Martini, 2012).

5. Yang Dapat Menjalani Tubektomi

Klien mempunyai hak merubah pikiran pada waktu sebelum proses ini. Informed consent harus diperoleh dan standard consent form harus di tanda- tangani oleh klien sebelum prosedur dilakukan, informed consent form

dapat ditandatangani oleh seorang saudara atau pihak yang bertanggung jawab atas seorang klien yang kurang paham atau tidak dapat memberikan

informed consent.

(25)

b. Paritas (jumlah anak) minimal dengan umur anak terkecil > 2 tahun c. Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya d. Pada kehamilannya menimbulkan resiko kesehatan yang serius

e. Pascapersalinan dan atau pasca keguguran

f. Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini (Arum, Sujiyatini, 2009).

6. Yang Tidak Dapat Menjalani Tubektomi a. Hamil atau dicurigai hamil.

b. Perdarahan melalui vagina yang belum terjelaskan penyebabnya.

c. Infeksi sistematik atau pelvik akut yang belum sembuh atau masih dikontrol.

d. Tidak boleh menjalani proses pembedahan.

e. Belum mantap/kurang pasti dengan keinginannya untuk fertilitas dimasa mendatang.

f. Belum memberikan persetujuan tertulis 7. Waktu Pelaksanaan

a. Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tidak hamil.

b. Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi).

(26)

d. Pasca keguguran,

- Triwulan pertama dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ditemukan infeksi pelvis untuk minilap dan laparaskopi.

- Triwulan kedua dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvis (untuk minilap saja) (Pinem, 2009).

8. Mekanisme Tubektomi a. Saat operasi

Pasca keguguran, pasca persalinan atau masa interval. Pasca persalinan dianjurkan 24 jam atau selambat-lambatnya dalam 48 jam setelah bersalin. b. Cara mencapai tuba

Laparatomi biasa, laparatomi mini dan laparaskopi 1) Laparotomi Biasa

Tindakan ini paling banyak dilakukan pada tubektomi di Indonesia sebelum tahun 70-an. Tubuktomi dengan tindakan laparotomi biasa dilakukan terutama pasca persalinan. Selain itu,dapat dilakukan bersamaan dengan seksio sesarea.

2) Laparotomi Mini

Tindakan ini paling mudah di lakukan 1-2 hari pasca persalinan. Saat itu, uterus masih besar, tuba uterine masih panjang dan dinding perut masih longgarsehingga mudah dalam mencapai tuba uterine dengan sayatan kecil 1-2 cm di bawah perut.

(27)

3) Laparaskopi

Suatu pemeriksaan endoskopik dari bagian dalam rongga peritoneum dengan alat laparoskop yang dimasukkan melalui dinding anterior abdomen. Dapat dilakukan 6-8 minggu setelah persalinan atau kapanpun pasien siap melakukannya. Operasi dilakukan biasanya seminggu sesudah mestruasi dengan puasa 6 jam sebelum operasi (Anggraini, Martini, 2012).

c. Cara penutupan tuba 1) Pomeroy

Tuba dijepit pada pertengahannya, kemudian diangkat sampai melipat. Dasar lipatan diikat dengan sehelai catgut biasa no. 0 atau no. 1. Lipatan tuba kemudian dipotong di atas ikatan catgut tadi.

2) Kroener

Fimbria dijepit dengan sebuah klem. Bagian tuba proksimal dari jepitan diikat dengan sehelai benang sutera, atau dengan catgut yang tidak mudah direabsorbsi. Bagian tuba distal dari jepitan dipotong (fimbriektomi).

3) Irving

Tuba dipotong pada pertengahan panjangnya setelah kedua ujung potongan diikat dengan catgut kromik no. 0 atau no. 00. Ujung potongan proksimal ditanamkan di dalam miometrium dinding depan uterus, ujung potongan distal ditanamkan di dalam ligamentum latum. 4) Pemasangan cincin falope

(28)

keputih-putihan oleh karena tidak mendapat suplai darah lagi dan akan menjadi fibrotik.

9. Persiapan Pre-operatif Tubektomi

a. Konseling perihal kontrasepsi dan jelaskan kepada klien bahwa ia mempunyai hak untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum prosedur dilakukan.

b. Menanyakan riwayat medis yang mempengaruhi keputusan pelaksanaan operasi atau anestesi antara lain meliputi penyakit-penyakit pelvis, pernah mengalami operasi abdominal atau pelvis, riwayat diabetes mellitus, riwayat penyakit paru-paru seperti asthma, bronchitis, pernah mengalami problem dengan anestesi, penyakit-penyakit perdarahan, alergi dan pengobatan yang dijalani saat ini.

c. Pemeriksaan fisik: meliputi kondisi-kondisi yang mungkin mempengaruhi keputusan pelaksanaan operasi atau anestesi.

d. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemerisaan darah lengkap, pemeriksaan urin dan pap smear.

e. Informed consent harus diperoleh. Standard consent form harus ditandatangani oleh suami atau istri yang dari calon akseptor kontrasepsi mantap sebelum dilakukan. Umumnya penandatanganan dokumen

Informed consent dilakukan setelah calon akseptor dan pasangannya mendapatkan konseling (Pinem, 2009).

10.Komplikasi Yang Mungkin Terjadi dan Penanganannya

a. Infeksi luka, apabila terlihat infeksi luka obati dengan antibiotik.

(29)

c. Luka pada kandung kemih, intestinal (jarang terjadi). Apabila kandung kemih atau usus luka dan diketahui sewaktu operasi, lakukan reparasi primer, apabila ditemukan pascaoperasi, dirujuk kerumah sakit yang tepat bila perlu.

d. Hematoma subkutan, gunakan packs yang hangat dan lembab ditempat tersebut. Amati hal ini biasannya akan berhenti dengan berjalannya waktu tetapi dapat membutuhkan drainase bila ekstensif.

e. Emboli gas yang diakibatkan laparoskopi (sangat jarang terjadi).

f. Rasa sakit pada lokasi pembedahan, pastikan adanya infeksi, atau abses dan obati berdasarkan apa yang ditemukan.

g. Perdarahan superficial (tepi-tepi kulit atau subkutan), mengontrol perdarahan dan obati berdasarkan apa yang ditemukan (Saifuddin, 2006). 11.Perawatan post-operatif

a. Istirahat 2-3 jam sampai rasa ngantuk dan atau pusing hilang. b. Ambulasi dini, diet biasa.

c. Jaga luka operasi tetap kering sampai pembalut dilepaskan

d. Mulai lagi aktivitas normal secara bertahap (sebaiknya dapat kembali ke aktivitas normal di dalam waktu 7 hari setelah pembedahan)

e. Hindarilah bersenggama sampai merasa cukup nyaman

f. Hindari bekerja berat dan mengangkat benda-benda berat selama 1 minggu

g. Apabila merasa sakit minumlah 1 atau 2 tablet penghilang rasa sakit setiap 4 hingga 6 jam.

(30)
(31)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Skema 1. Kerangka Konsep Motivasi Suami Terhadap Istri dalam Pelaksanaan Kontrasepsi Mantap Tubektomi di Klinik Keluarga Berencana Mantap Tahun 2013

Motivasi: - Intrinsik - Eksterinsik

(32)

B. Defenisi Operasional N

o.

Variabel Defenisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala 1. Motivasi intrinsik: a. Kebutuhan b. Harapan c. Minat Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri suami sudah ada dorongan untuk memotivasi istri untuk melaksanakan tubektomi Kuesioner Dengan menggunakan Skala Likert: a. SS : 4 b. S : 3 c. TS : 2 d. STS : 1

1.Sangat baik, jika skor jawaban 76-100% (25-32). 2.Baik, jika skor jawaban 51-75% (17-24). 3.Tidak baik, jika skor jawaban 26-50% (9-16). 4.Sangat tidak baik, jika skor jawaban 0-25% (0-8). Interval 2. Motivasi eksterinsik: a. Dorongan Keluarga b. Lingkungan c. Imbalan Motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga suami memotivasi istri untuk melaksanakan tubektomi Kuesioner Dengan menggunakan Skala Likert: a. SS : 4 b. S : 3 c. TS : 2 d. STS : 1

(33)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional dimana tujuan penelitian ini untuk mengetahui motivasi suami terhadap istri dalam pemasangan kontrasepsi mantap tubektomi. B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah suami yang istrinya memasang kontrasepsi mantap tubektomi di klinik keluaga berencana mantap Medan. 2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah suami yang datang membawa istrinya memasang kontrasepsi mantap tubektomi di klinik keluarga berencana mantap yang bersedia menjadi responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling yaitu dengan kebetulan bertemu, sehingga sampel yang ada atau tersedia pada waktu itu. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 34 sampel.

C. Tempat Penelitian

(34)

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret - Mei 2013. E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan Program D-1V Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumaetra Utara dan izin dari ketua Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI) cabang Sumatera Utara (klinik keluarga berencana mantap). Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen tetapi menggunakan inisial. Data yang di peroleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat pengumpulan data

(35)

a. Sangat setuju (SS) : diberi skor 4 b. Setuju (S) : diberi skor 3

c. Tidak setuju : diberi skor 2 d. Sangat tidak setuju (STS) : diberi skor 1

Maka total skor tertinggi untuk motivasi intrinsik adalah 32 dan terendah adalah 8. Untuk menentukan kategori motivasi intrinsik adalah sebagai berikut :

1. Motivasi sangat baik, jika responden memperoleh skor 76-100% (25-32). 2. Motivasi baik, jika responden memperoleh skor 51-75% (17-24).

3. Motivasi tidak baik, jika responden memperoleh skor 26-50% (9-16). 4. Motivasi sangat tidak baik, jika responden memperoleh skor 0-25% (0-8)

Total skor tertinggi untuk motivasi ekstrinsik adalah 28 dan terendah adalah 7. Untuk menentukan kategori motivasi intrinsik adalah sebagai berikut :

1. Motivasi sangat baik, jika responden memperoleh skor 76-100% (22-28). 2. Motivasi baik, jika responden memperoleh skor 51-75% (15-21).

3. Motivasi tidak baik, jika responden memperoleh skor 26-50% (8-14).

4. Motivasi sangat tidak baik, jika responden memperoleh skor 0-25% (0-7) (Hidayat, 2007).

G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

(36)

(Content Validity Index) adalah 0,8. Instrumen pada penelitian ini diuji oleh Febrina Oktavinola, SST. M.Keb dengan nilai CVI adalah 0,91.

2. Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s alpha. Uji reliabilitas dilakukan kepada 11 responden di Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru yang memiliki kriteria yang sama dengan responden yang diteliti. Instrumen dikatakan reliabel apabila koefisien alpha ≥ 0,7. Instrument pada penelitian ini memiliki koefisien alpha 0,722.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu

1. Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Peneliti mengajukan permohonan izin kepada ketua Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI) cabang Sumatera Utara (klinik keluarga berencana mantap).

3. Pada proses pengumpulan data dari responden, peneliti akan menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden dan meminta kesediaannya untuk menjadi subjek penelitian.

(37)

5. Menjelaskan cara pengisian kuesioner pada responden selanjutnya mempersilahkan responden untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan mengisi seluruh pernyataan.

6. Peneliti mengambil kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden dan memeriksa kelengkapan jawaban responden.

7. Semua data yang telah terkumpul kemudian dianalisa. I. Rencana Analisa Data

1. Pengolahan Data

a. Editing, yaitu memeriksa kembali apakah ada jawaban responden atau hasil observasi yang ganda atau belum dijawab.

b. Coding, yaitu melakukan pemberian kode untuk setiap pertanyaan untuk mempermudah pengolahan data.

c. Prosessing, yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang berbentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau

“software” komputer.

d. Cleaning, yaitu semua data dari responden selesai dimasukkan, peneliti mengecek kembali untuk melihat adanya kesalahan atau ketidaklengkapan data.

2.Analisa Data

(38)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang motivasi suami terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi di Klinik keluaga berencana mantap Medan pada bulan Maret s/d Mei tahun 2013. Jumlah responden adalah 34 orang. Untuk mengidentifikasi motivasi suami terhadap istri, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 15 pernyataan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, dan motivasi suami terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi. 1. Karakteristik responden

(39)
[image:39.595.120.525.140.321.2]

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Suami Terhadap Istri Dalam Pelaksanaan Kontrasepsi Mantap Tubektomi di Klinik Keluarga Berencana Mantap

Medan Tahun 2013 (n=34)

Karakteristik Frekuensi Presentase (%)

Umur

40-45 8 23,5

46-50 16 47,1

>50 10 29,4

Pendidikan

SMP 3 8,8

SMA 24 70,6

PT 7 20,6

Pekerjaan

PNS 3 8,8

Wiraswata 26 76,5

Pegawai Swasta 5 14,7

2. Motivasi Intrinsik Responden

(40)
[image:40.595.73.521.106.765.2]

Tabel 5.2

Distribusi Pernyataan Motivasi Intrinsik Suami Terhadap Istri Dalam Pelaksanaan Kontrasepsi Mantap Tubektomi di Klinik Keluarga Berencana

Mantap Medan Tahun 2013 (n=34)

No. Pernyataan

Pilihan Jawaban Sangat

Setuju Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju f % F % f % F % 1. Bapak memotivasi ibu

melakukan operasi tubektomi karena ingin

menggunakan kontrasepsi yang permanen (menetap).

6 17,6 23 67,6 5 14,7 0 0

2. Bapak memotivasi ibu

melakukan operasi tubektomi karena ingin

menggunakan kontrasepsi yang efektif.

6 17,6 20 58,8 7 20,6 1 2,9

3. Bapak memotivasi ibu

melakukan operasi tubektomi karena lebih

ekonomis, karena hanya memerlukan biaya untuk satu kali tindakan saja.

2 5,9 23 67,6 7 20,6 2 5,9

4. Dengan ibu melakukan operasi tubektomi, bapak berharap dapat membatasi jumlah kelahiran dalam keluarga.

5 14,7 21 61,8 7 20,6 1 5,9

5. Bapak memotivasi ibu

melakukan operasi tubektomi dengan harapan

tidak ada efek samping jangka panjang yang terjadi setelah operasi.

4 11,8 18 52,9 11 32,4 1 2,9

6. Bapak memotivasi ibu

melakukan operasi tubektomi dengan harapan

tidak ada perubahan fisik yang terjadi setelah operasi.

4 11,8 16 47,1 14 41,2 0 0

7. Bapak memotivasi ibu

melakukan operasi tubektomi karena keinginan/kesadaran sendiri.

1 2,9 15 44,1 16 47,1 2 5,9

8. Bapak mendampingi ibu ke klinik karena ingin bertemu dengan dokter untuk mengetahui prosedur pelaksanaan tubektomi.

(41)
[image:41.595.121.530.278.350.2]

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa motivasi intrinsik suami terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi yaitu yang memiliki motivasi sangat baik sebanyak 7 orang (20,6%), motivasi baik sebanyak 25 orang (73,5%) dan yang mempunyai motivasi tidak baik sebanyak 2 orang (5,9%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3

Tabel 5.3

Distribusi Motivasi Intrinsik Suami Terhadap Istri Dalam Pelaksanaan Kontrasepsi Mantap Tubektomi di Klinik Keluarga Berencana Mantap Medan

Tahun 2013 (n=34)

No Motivasi Intrinsik Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat baik 7 20,6

2 Baik 25 73,5

3 Tidak baik 2 5,9

4 Sangat Tidak baik 0 0

3. Motivasi Eksterinsik Responden

(42)
[image:42.595.67.523.136.773.2]

Tabel 5.4

Distribusi Pernyataan Motivasi Eksterinsik Suami Terhadap Istri Dalam Pelaksanaan Kontrasepsi Mantap Tubektomi di Klinik Keluarga Berencana

Mantap Medan Tahun 2013 (n=34)

No. Pernyataan

Pilihan Jawaban Sangat

Setuju Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju f % f % f % f % 9. Adanya dorongan dari

keluarga seperti orangtua, untuk menguatkan motivasi bapak terhadap ibu dalam

melakukan operasi tubektomi.

7 20,6 21 61,8 5 14,7 1 2,9

10. Anggota keluarga

memberikan informasi tentang operasi tubektomi.

2 5,9 19 55,9 10 29,4 3 8,8

11. Tetangga/teman kerja mendukung agar bapak memotivasi ibu untuk melakukan operasi tubektomi.

1 2,9 14 41,2 15 44,1 4 11,8

12. Bapak memperoleh

informasi tentang kontrasepsi mantap (tubektomi) dari buku, internet, atau teman.

3 8,8 7 20,6 15 44,1 9 26,5

13. Bapak memotivasi ibu

melakukan operasi tubektomi agar ibu tidak

hamil lagi

5 14,7 19 55,9 8 23,5 2 5,9

14. Bapak memotivasi ibu

melakukan operasi tubektomi agar tidak terganggu dengan pemakaian alat kontrasepsi yang tidak permanen (menetap) seperti: kondom, pil KB, dll.

5 14,7 20 58,8 7 20,6 2 5,9

15. Setelah ibu melakukan operasi tubektomi, tidak ada perubahan atau gangguan

dalam fungsi

(43)

Dari penelitian dapat diketahui bahwa motivasi eksterinsik suami terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi yaitu yang memiliki motivasi sangat baik sebanyak 3 orang (8,8%), motivasi baik sebanyak 30 orang (88,2%) dan yang mempunyai motivasi tidak baik sebanyak 1 orang (2,9%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3

Tabel 5.5

Distribusi Motivasi Ekstrinsik Suami Terhadap Istri Dalam Pelaksanaan Kontrasepsi Mantap Tubektomi di Klinik Keluarga Berencana Mantap Medan

Tahun 2013 (n=34)

No Motivasi Ekstrinsik Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat baik 3 8,8

2 Baik 30 88,2

3 Tidak baik 1 2,9

4 Sangat Tidak baik 0 0

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian motivasi suami terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi di klinik keluarga berencana Mantap Medan tahun 2013 telah diperoleh hasil, berdasarkan tabel 5.1 dari 34 responden mayoritas responden berumur 46-50 tahun yaitu sebanyak 16 orang (47,1%).

Pada tingkat pendidikan ditemukan bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 24 orang (70,6%).

Berdasarkan pekerjaan, mayoritas pekerjaan responden adalah wiraswasta yaitu sebanyak 26 orang (76,5%). Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2007) dalam Handayani (2011) pekerjaan akan mempengaruhi seseorang dalam menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki dalam memberikan motivasi.

(44)

jawaban responden bahwa sebanyak 23 orang (67,6%) responden menjawab setuju pada pernyataan bahwa responden memotivasi ibu melakukan operasi tubektomi karena ingin menggunakan kontrasepsi yang permanen (menetap) serta pada pernyataan bahwa responden memotivasi ibu melakukan operasi tubektomi karena lebih ekonomis, karena hanya memerlukan biaya untuk satu kali tindakan saja.

Menurut Sardiman (2011) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, adapun faktor yang mempengaruhinya adalah kebutuhan, harapan dan minat untuk melakukan sesuatu tanpa ada pengaruh dari orang lain. Suami menyadari bahwa pelaksanaan operasi tubektomi merupakan suatu kebutuhan yaitu untuk membatasi jumlah kelahiran dalam keluarga sehingga suami memberikan motivasi terhadap istri dalam melaksanakan operasi tubektomi.

Minoritas motivasi intrinsik responden tidak baik yaitu sebanyak 2 orang (5,9%), hal ini dapat dilihat bahwa sebanyak 16 responden (47,1%) menjawab setuju pada pernyataan bahwa suami memotivasi ibu melakukan operasi tubektomi bukan karena keinginan/kesadaran sendiri. Menurut Taufik (2007) tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu

(45)

pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat. Adapun salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah dorongan keluarga,(Taufik, 2007). Berdasarkan hasil penelitian ini mayoritas suami mendapatkan dorongan/dukungan dari keluarga sehingga memotivasi istri untuk melaksanakan kontrasepsi mantap tubektomi.

Minoritas motivasi eksterinsik suami terhadap istri tidak baik yaitu sebanyak 1 orang (2,9%). Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden bahwa 15 orang (44,1%) menjawab setuju pada pernyataan bahwa tetangga/teman kerja tidak mendukung agar bapak memotivasi ibu untuk melakukan operasi tubektomi dan pernyataan bapak memperoleh informasi tentang kontrasepsi mantap (tubektomi) dari buku, internet, atau teman. Hal ini juga sesuai dengan Notoatmodjo (2012) yang mengatakan bahwa lingkungan dapat mempersulit motivasi seseorang berprilaku sehat jika lingkungan keluarganya tidak mendukung prilaku tersebut.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu menggunakan desain penelitian deskriptif yang hanya menggambarkan motivasi suami terhdap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi, memiliki sampel yang terbatas sehingga diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat melanjutkan penelitian ini dengan jumlah sampel yang lebih banyak lagi.

D. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Kebidanan

(46)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian motivasi suami terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi di klinik keluarga berencana Mantap Medan tahun 2013 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari 34 responden mayoritas berumur 46-50 tahun yaitu sebanyak 16 orang (47,1%), mayoritas responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 24 orang (70,6%), dan pekerjaan responden mayoritas adalah wiraswasta yaitu sebanyak 26 orang (76,5%).

2. Dari 34 responden mayoritas memiliki motivasi intrinsik yang baik terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi yaitu sebanyak 25 orang (73,5%).

3. Dari 34 responden mayoritas memiliki motivasi eksterinsik yang baik terhadap istri dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap tubektomi yaitu sebanyak 30 orang (88,2%).

B. Saran

1. Bagi pelayanan kebidanan

(47)

2. Bagi Suami

Memberikan motivasi kepada istri yang melakukan kontrasepsi mantap tubektomi demi tercapainya keluarga yang berkualitas.

3. Bagi peneliti lanjut

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, D. (2011). Pengetahuan dan Sikap Terhadap Penerimaan Medis Operatif Wanita Sebagai pilihan Kontrasepsi di Dusun II Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa. Diambil pada tanggal 07 November 2012 dari https://www.google.co.id/#q=jurnal+tubektomi&hl=id&tbo=d&ei=TI_uUKXvB onzkQWw9oDoCw&start=20&sa=N&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&bvm=bv.13 57700187,d.bmk&fp=136445d2d6ef374e&biw=2277&bih=1030

Anggraini, Y. (2012). Pelayanan Keluarga Berencana, Yogyakarta: Rohima Press. Arum, D.N.S, Sujiyatini. (2009). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini,

Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

BKKBN. (2011). Sterilisasi Kurang Mendongkrak Penurunan Fertilitas. Diambil

pada tanggal 19 Oktober 2012 dari http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusna/Data/Policybrief1%5B1%5D.pdf

BKKBN. (2012). Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi Agustus 2012. Diambil pada tanggal 19 Oktober 2012 dari http://www.bkkbn.go.id/data/Documents/Laporan%20Hasil%20Pelayanan%20K ontrasepsi%20Agustus%202012.pdf

Glasier, A, Gebbie, A.E. (2008). Handbook of Family Planning and Reproductive Healthcare, Philadelphia: Elsevier Limited All Right Reserved.

Meilani, N, Setiyawati, N, Estiwidani, D, Suherni. (2010). Pelayanan Keluarga Berencana Dilengkapi dengan Penuntun Belajar, Yogyakarta: Fitramaya.

Notoatmodjo, S.(2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta: Rineka Cipta.

Pinem, S. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi, Jakarta: Trans Info Media. Rasjidi, I. (2009). Seksio Sesarea dan Laparatomi Kelainan Adneksa Berdasarkan

Evidence Based, Jakarta: Sagung Seto.

Saifuddin, A.B. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers. Siallagan, N.H. (2010). Gambaran Perilaku Wanita Usia Subur (WUS) Tentang

Tubektomi di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi. Diambil pada

tanggal 19 Oktober 2011 dari https://www.google.co.id/#q=jurnal+kamiilah&hl=id&tbo=d&ei=TI_uUKXvBo

nzkQWw9oDoCw&start=20&sa=N&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&bvm=bv.135 7700187,d.bmk&fp=136445d2d6ef374e&biw=2277&bih=1030

(49)

Suparyanto. (2011). Konsep Suami. Diambil pada tanggal 07 November 2012 dari http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/05/konsep-suami.html\

(50)

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Motivasi Suami Terhadap Istri Dalam Pemasangan Kontrasepsi Mantap

Tubektomi di Klinik Keluarga Berencana Mantap Medan Tahun 2013

Oleh

Arima Nadela Nainggolan 125102095

Saya yang bernama Arima Nadela Nainggolan adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Motivasi Suami Terhadap Istri Dalam Pemasangan Kontrasepsi Mantap Tubektomi di Klinik Keluarga Berencana Mantap Medan Tahun 2013. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesedian bapak untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kerelaan bapak.

Partisipasi bapak-bapak dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi bapak dan semua informasi yang bapak berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini. Terimah kasih atas partisipasi bapak dalam penelitian ini.

Medan, Januari 2013 Peneliti Responden

(51)

KUESIONER PENELITIAN

MOTIVASI SUAMI TERHADAP ISTRI DALAM PEMASANGAN KONTRASEPSI MANTAP TUBEKTOMI DI KLINIK

KELUARGA BERENCANA MANTAP TAHUN 2013

No. Responden :

Petunjuk pengisian : Isilah kuesioner berikut dengan memberikan tanda checklist ( √ ) pada kolom berikut.

SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju A. Data Demogafi

Umur : Tahun

Pendidikan :

Pekerjaan :

B. Motivasi suami terhadap istri dalam pemasangan kontrasepsi mantap tubektomi

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Bapak memotivasi ibu melakukan operasi tubektomi karena ingin menggunakan kontrasepsi yang permanen (menetap). 2. Bapak memotivasi ibu melakukan operasi

tubektomi karena ingin menggunakan kontrasepsi yang efektif.

(52)

4. Dengan ibu melakukan operasi tubektomi, bapak berharap dapat membatasi jumlah kelahiran dalam keluarga.

5. Bapak memotivasi ibu melakukan operasi tubektomi dengan harapan tidak ada efek samping jangka panjang yang terjadi setelah operasi.

6. Bapak memotivasi ibu melakukan operasi tubektomi dengan harapan tidak ada perubahan fisik yang terjadi setelah operasi.

7. Bapak memotivasi ibu melakukan operasi tubektomi karena keinginan/kesadaran sendiri.

8. Bapak mendampingi ibu ke klinik karena ingin bertemu dengan dokter untuk mengetahui prosedur pelaksanaan tubektomi.

9. Adanya dorongan dari keluarga seperti orangtua, untuk menguatkan motivasi bapak terhadap ibu dalam melakukan operasi tubektomi.

10. Anggota keluarga memberikan informasi tentang operasi tubektomi.

11. Tetangga/teman kerja mendukung agar bapak memotivasi ibu untuk melakukan operasi tubektomi.

12. Bapak memperoleh informasi tentang kontrasepsi mantap (tubektomi) dari buku, internet, atau teman.

(53)

14. Bapak memotivasi ibu melakukan operasi tubektomi agar tidak terganggu dengan pemakaian alat kontrasepsi yang tidak permanen (menetap) seperti: kondom, pil KB, dll.

(54)

Perkiraan Biaya Penelitian

No. Bahan/Kegiatan Biaya

(Rupiah)

Jumlah

1. Persiapan Proposal - Biaya print proposal

- Biaya untuk pengadaan tinjauan pustaka

- Perbanyak proposal - Sidang proposal

Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-

Rp. 50.000,- Rp. 100.000,-

Rp. 350.000,-

2. Pengumpulan data - Biaya cendera mata - Biaya transport - Perbanyak kuesioner

Rp. 200.000,- Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-

Rp. 300.000,-

3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Perbaikan

- Biaya print KTI - Penjilidan

- Perbanyak laporan penelitian

Rp. 100.000,- Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-

Rp. 200.000,-

(55)

RELIABILITY /VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 JLH /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 11 100.0

Excludeda 0 .0

Total 11 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.722 17

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 1.82 .405 11

P2 1.64 .505 11

P3 1.64 .505 11

P4 1.55 .522 11

P5 1.55 .522 11

P6 1.64 .505 11

P7 1.64 .505 11

P8 1.64 .674 11

P9 1.55 .522 11

P10 1.55 .522 11

P11 1.73 .467 11

(56)

P13 1.55 .522 11

P14 2.00 .632 11

P15 1.73 .467 11

JLH 26.64 3.906 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

P1 51.45 63.073 -.345 .739

P2 51.64 63.855 -.383 .745

P3 51.64 58.655 .273 .716

P4 51.73 57.618 .394 .710

P5 51.73 56.018 .605 .700

P6 51.64 54.655 .819 .691

P7 51.64 57.455 .433 .709

P8 51.64 57.255 .324 .711

P9 51.73 56.018 .605 .700

P10 51.73 55.618 .658 .697

P11 51.55 54.473 .918 .689

P12 51.55 56.473 .616 .702

P13 51.73 55.618 .658 .697

P14 51.27 59.418 .123 .723

P15 51.55 58.873 .269 .717

JLH 26.64 15.255 1.000 .768

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(57)

Hasil Ouput SPSS

FREQUENCIES VARIABLES=umur didik kerja in eks /ORDER=ANALYSIS.

Statistics

umur Pendidikan pekerjaan motivasi intrinsik motivasi eksterinsik

N Valid 34 34 34 34 34

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 40-45 8 23.5 23.5 23.5

46-50 16 47.1 47.1 70.6

>50 10 29.4 29.4 100.0

Total 34 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SMP 3 8.8 8.8 8.8

SMA 24 70.6 70.6 79.4

PT 7 20.6 20.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid PNS 3 8.8 8.8 8.8

wiraswasta 26 76.5 76.5 85.3

pegawaiswasta 5 14.7 14.7 100.0

(58)

motivasi intrinsik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 9-16 2 5.9 5.9 5.9

17-24 25 73.5 73.5 79.4

25-32 7 20.6 20.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

motivasi eksterinsik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 8-14 1 2.9 2.9 2.9

15-21 30 88.2 88.2 91.2

22-28 3 8.8 8.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Frequency Table

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 5 14.7 14.7 14.7

3 23 67.6 67.6 82.4

4 6 17.6 17.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 1 2.9 2.9 2.9

2 7 20.6 20.6 23.5

3 20 58.8 58.8 82.4

4 6 17.6 17.6 100.0

(59)

P3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 2 5.9 5.9 5.9

2 7 20.6 20.6 26.5

3 23 67.6 67.6 94.1

4 2 5.9 5.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 1 2.9 2.9 2.9

2 7 20.6 20.6 23.5

3 21 61.8 61.8 85.3

4 5 14.7 14.7 100.0

Total 34 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 1 2.9 2.9 2.9

2 11 32.4 32.4 35.3

3 18 52.9 52.9 88.2

4 4 11.8 11.8 100.0

(60)

P6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 14 41.2 41.2 41.2

3 16 47.1 47.1 88.2

4 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 2 5.9 5.9 5.9

2 16 47.1 47.1 52.9

3 15 44.1 44.1 97.1

4 1 2.9 2.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 3 8.8 8.8 8.8

2 10 29.4 29.4 38.2

3 18 52.9 52.9 91.2

4 3 8.8 8.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 1 2.9 2.9 2.9

TS 5 14.7 14.7 17.6

S 21 61.8 61.8 79.4

SS 7 20.6 20.6 100.0

(61)

p10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 3 8.8 8.8 8.8

TS 10 29.4 29.4 38.2

S 19 55.9 55.9 94.1

SS 2 5.9 5.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

p11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 4 11.8 11.8 11.8

TS 15 44.1 44.1 55.9

S 14 41.2 41.2 97.1

SS 1 2.9 2.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

p12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 9 26.5 26.5 26.5

TS 15 44.1 44.1 70.6

S 7 20.6 20.6 91.2

SS 3 8.8 8.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

p13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 2 5.9 5.9 5.9

TS 8 23.5 23.5 29.4

S 19 55.9 55.9 85.3

SS 5 14.7 14.7 100.0

Total 34 100.0 100.0

p14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 2 5.9 5.9 5.9

TS 7 20.6 20.6 26.5

S 20 58.8 58.8 85.3

SS 5 14.7 14.7 100.0

(62)

p15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 4 11.8 11.8 11.8

TS 10 29.4 29.4 41.2

S 17 50.0 50.0 91.2

SS 3 8.8 8.8 100.0

(63)

Master Tabel

No umur Pendidikan pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8 M.

intrinsik

9 10 11 12 13 14 15 M.Eksterinsik

Total Total

1 50 SMA wiraswasta 3 3 2 4 3 3 2 3 23 1 1 1 1 3 4 4 15

2 48 PT PNS 3 4 4 3 2 3 3 3 25 4 2 3 3 4 3 3 22

3 49 SMA wiraswasta 4 3 3 3 3 4 3 4 27 2 2 2 2 3 2 3 16

4 45 PT wiraswasta 3 3 3 3 3 4 2 3 24 3 3 3 4 3 2 1 19

5 48 SMA wiraswasta 3 3 3 2 2 3 3 3 22 3 3 2 1 3 2 4 18

6 47 SMA Peg.swasta 3 3 2 3 3 3 4 4 25 4 3 2 1 3 3 2 18

7 47 SMA wiraswasta 3 4 3 2 3 2 3 3 23 4 1 1 1 3 3 1 14

8 45 PT wiraswasta 4 4 3 3 3 3 3 3 26 3 3 2 2 3 3 2 18

9 50 SMA wiraswasta 3 3 3 3 3 2 2 3 22 3 1 2 1 3 2 3 15

10 46 PT PNS 3 4 3 3 3 3 3 3 25 3 3 2 2 4 4 3 21

11 46 SMA wiraswasta 3 3 3 3 3 3 2 2 22 3 3 1 1 2 3 3 16

12 50 SMA wiraswasta 3 3 3 3 4 2 2 3 23 3 3 1 1 3 3 3 17

13 42 PT PNS 4 3 3 4 3 3 3 3 26 3 3 2 2 3 3 3 19

14 53 SMA wiraswasta 3 3 3 3 2 3 3 3 23 3 3 3 2 3 3 3 20

15 52 SMA wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 2 3 3 3 20

16 44 PT wiraswasta 2 3 1 3 2 4 1 3 19 2 3 2 1 3 3 3 17

17 49 SMP Peg.swasta 3 1 2 3 2 2 1 2 16 3 2 3 2 2 3 3 18

18 53 SMA wiraswasta 2 3 2 1 3 2 2 3 18 2 3 3 2 3 3 3 19

19 55 SMA wiraswasta 3 2 1 2 2 2 2 2 16 3 2 2 3 1 4 3 18

20 43 SMA wiraswasta 4 2 3 2 3 3 2 2 21 3 2 2 4 3 3 2 19

21 47 SMP wiraswasta 3 3 3 4 2 3 2 2 22 2 2 3 1 2 3 2 15

22 50 SMA wiraswasta 3 3 2 3 3 3 3 3 23 3 3 2 2 4 1 3 18

23 57 SMA wiraswasta 4 4 3 4 3 2 2 1 23 2 3 4 2 3 3 2 19

24 50 SMA wiraswasta 3 2 3 2 2 2 3 4 21 4 2 3 2 3 3 3 20

25 55 SMA Peg.swasta 3 3 4 4 2 3 3 3 25 4 3 3 3 4 4 2 23

26 50 SMA wiraswasta 3 3 3 3 4 2 2 1 21 3 2 3 2 2 2 1 15

27 47 SMP wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 1 17 3 2 2 2 2 2 3 16

28 44 SMA wiraswasta 4 4 2 3 3 3 2 2 23 3 2 2 3 2 3 4 19

29 51 SMA wiraswasta 3 3 3 3 1 2 2 2 19 4 3 3 3 3 2 2 20

30 53 PT Peg. swasta 3 2 2 3 3 3 2 3 21 3 4 3 3 2 3 2 20

31 57 SMA wiraswasta 2 2 3 3 3 2 2 2 19 3 4 2 2 3 3 3 20

32 46 SMA wiraswasta 3 3 3 2 2 4 2 2 21 3 3 2 4 2 1 1 16

33 43 SMA Peg.swasta 2 3 3 3 4 2 3 3 23 4 3 3 3 4 3 2 22

(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Arima Nadela Nainggolan Tempat/Tanggal Lahir : Padangsidimpuan, 15 Agustus 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Ayah : Mar Iman Nainggolan Nama Ibu : Rismawati Gultom Anak ke : 3 dari 4 bersaudara

Alamat : Jln. Jendral Sudirman Km 4,5 No. 45 Kelurahan Hutaimbaru Kec. Padangsidimpuan Kota Padangsidimpuan

PENDIDIKAN FORMAL

Tahun 1996-1997 : TK Bunga Tanjung Padangsidimpuan

Tahun 1997-2003 : SD Negeri 20405 Hutaimbaru, Padangsidimpuan Tahun 2003-2006 : MTsN Model Padangsidimpuan

Tahun 2006-2009 : SMA Negeri 4 Padangsidimpuan

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4

Referensi

Dokumen terkait

Under the auspices of the United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD), Space Applications Centre, Ah- medabad has undertaken the task of mapping, monitoring

Benar-benar sampai dengan dikeluarkannya surat keterangan ini, nama tersebut diatas masih aktif mengajar sejak 16 Juli 2011 sampai sekarang di Kelompok Bermain “Aisyiyah Tengki”

forest areas along West Bengal, Bhutan, Arunachal Pradesh and Assam border in Eastern Himalaya using temporal satellite imagery of 1975, 1990 and 2009 and predicted forest cover

Figure 6 shows scaled Savitzky-Golay filtered NDVI data over a past treeline to current treeline transition zone in Gangotri area.. This clearly indicates that, the area is

Pada tahapan organizations ini, terlihat bahwa responden mendapatkan pengorganisasian setelah menyeleksi media-media atau fasilitas penunjang yang telah tersedia. Hal

Metode penelitian yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini adalah dengan metode analisa yakni dengan melakukan survei, dan analisa untuk mengidentifikasi masalah ada,

Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa pengaruh tahapan penimbunan terhadap gaya tarik geotekstil pada tanah lempung lunak dengan permeabilitas rendah tidak

Pengujian blok rangkaian elektronik meliputi pengujian rangkaian sensor temperatur MLX90614 sebagai sensor untuk mengukur suhu secara kontinyu sehingga pengguna