• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN CILACAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN CILACAP"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERANAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINGKATKAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN CILACAP

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana ( STRATA-1 ) Pada Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :

Rizal Faozi Pradana Putra

20060610133

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...6

C. Tujuan Penelitian...6

D. Manfaat Penelitian...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Pemerintah Daerah...7

(3)

x

2. Dasar Hukum Pemerintah Daerah...15

3. Dinas-dinas di Pemerintah Daerah……….………...17

B. Tinjauan Umum Tentang Pendapatan Asli Daerah...18

1. Pengertian Pendapatan Asli Daerah...18

2. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah...19

3. Dasar Hukum Pendapatan Asli Daerah...37

4. Pelaksanaan Pendapatan Asli Daerah...38

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...43

B. Bahan dan Data Penelitian………..…………...44

C. Alat dan Cara Pengambilan Data………...45

D. Teknik Pengolahan Data...46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Cilacap...47

(4)

xi C. Hambatan Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Cilacap...72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...75

B. Saran...77

DAFTAR PUSTAKA

(5)
(6)

ABSTRAK

Pemerintah Daerah mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Dalam upaya peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah, agar tidak menetapkan kebijakan pemerintah daerah yang memberatkan dunia usaha dan masyarakat. Upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah dapat ditempuh melalui penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah, dalam upaya membangun ketaatan wajib pajak dan wajib retribusi daerah serta peningkatan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan Pendapatan Asli Daerah untuk terciptanya efektivitas dan efisien yang dibarengi dengan peningkatan kualitas, kemudahan, ketetapan, dan kecepatan pelayanan dengan biaya murah. Melalui program intensifikasi dan ektensifikasi dan telah berjalan dengan baik hal ini ditunjukkan adanya peningkatan pajak daerah setiap tahunnya. Program intensifikasi, yaitu dengan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan pengelolaan PAD, efisiensi dan efektivitas pengelolaan pajak serta peningkatan kualitas SDM pengelola pajak. Program ekstensifikasi, melalui pengembangan dan penggalian sumber-sumber pendapatan daerah yaitu melalui kegiatan pendataan dan pengawasan obyek pajak daerah, pengembangan pajak daerah dan menumbuhkan partisipasi wajib pajak melalui sosialisasi ataupun penyuluhan pentingnya pajak serta memberikan penghargaan pada wajib pajak yang taat dalam membayar pajak.

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan sebuah negara kesatuan yang menerapkan otonomi kepada daerah atau desentralisasi yang sedikit mirip dengan negara serikat/federal1. Namun terdapat perbedaan-perbedaan yang menjadikan keduanya tidak sama. Otonomi daerah bisa diartikan sebagai kewajiban yang dikuasakan kepada daerah otonom untuk mengatur & mengurus sendiri urusan pemerintahan & kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan juga hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat & pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2 Sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban yaitu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang mengutur dan mengatur pemerintahan serta kepentingan masyarakatnya sesuai prakarsa sendiri berdasarkan keinginan dan suara masyarakat. Pelaksanaan otonomi daerah selain berdasarkan pada aturan hukum, juga sebagai penerapan tuntutan globalisasi yang wajib diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih luas,

1

Amsali S. Sembiring : Dasar Hukum, Prinsip Dan Titik Berat Otonomi Daerah, 2008, h lm 1-2.

2

(8)

2 lebih nyata & bertanggung jawab, utamanya dalam menggali, mengatur, dan memanfaatkan potensi besar yang ada di masing-masing daerah3. Dalam Pasal 18 UUD 45 mengatur tentang pembagian wilayah negara kesatuan RI sebagai berikut:

” pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk dan sususnan pemerintahnya ditetapkan dengan Undang-undang, dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak/hak usul-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa”4.

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, banyak aspek positif yang diharapkan dalam pemberlakuan Undang-Undang tersebut. Dan implementasi dari Pemerintah Daerah ialah adanya Otonomi Daerah5. Salah satu tujuan pelaksanaan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan kemandirian daerah dan mengurangi ketergantuan fiskal terhadap pemerintah pusat6. Pemerintah daerah yang selama ini tergantung

3

sistem-pemerintahan-daerah-otonomi.html. Diakses pada tanggal 25 november 2015, jam 1 1.24 wib.

4

Republik Indoensia, Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (Pasca Amandemen) Pasal 1 dan Pasal 18 ayat (1) dan ayat (2)

5

http://pemerintah.net/implementasi-pemerintah-daerah diakses pada tanggal 25 november 20 15. Pukul 13.37 wib.

6

(9)

3 pada pemberian dana dari pemerintah pusat harus bersiap-siap melakukan strategi pada keuangan daerah dan anggaran daerah. Keuangan daerah adalah keseluruhan tatanan, perangkat, kelembagaan, dan kebijakkan penganggaran yang meliputi pendapatan dan belanja daerah, sedangkan anggaran daerah adalah rencana kerja pemerintah daerah dalam bentuk uang (rupiah) dalam satu periode tertentu (satu tahun)7.

Hubungan antara keuangan dan anggaran daerah sangat erat, karena sama-sama merupakan hal terpenting dalam pemutusan suatu instrumen kebijakan. Anggaran daerah digunakan sebagai alat untuk menentukan besar pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa-masa yang akan datang, alat untuk memotivasi para pegawai, dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari berbagai unit kerja. Dalam kaitanya dengan pengelolaan keuangan daerah pemerintah daerah harus bertumpu pada kepentingan publik (public oriented). Hal ini ditinjau bukan hanya dilihat pada besarannya porsi pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik, tetapi juga dapat terlihat pada besarannya partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan keuangan daerah.

Peningkatan kemandirian daerah sangat erat kaitannya dengan kemampuan daerah dalam menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

7

(10)

4 Semakin tinggi kemampuan daerah dalam menghasilkan PAD, maka semakin besar pula diskresi daerah untuk menggunakan PAD tersebut sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, dan prioritas pembangunan daerah.

Dalam rangka mengoptimalisasikan Pendapatan Asli Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Cilacap Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cilacap Tahun Anggaran 20148, Kabupaten Cilacap juga menjadikan sektor Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai sumber keuangan yang diandalkan9. Sektor Pajak Daerah tersebut meliputi

- Pajak Pengambilan Dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C.

- Retribusi Daerah yang terdiri: Retribusi Jasa Umum antara lain Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Persampahan. Jasa Usaha dan

8

http://hukum.cilacapkab.go.id/perda-kabcilacap- tentang anggaran pendapatan dan belanja d aerah kabupaten cilacap tahun anggaran 2014. Diakses pada tanggal 25 November 2015. Pukul 14.27 wib.

9

(11)

5 Retribusi Perijinan tertentu merupakan sektor yang sangat besar untuk digali dan diperluas pengelolaannya.

Selain karena persoalan kewenangan yang terbatas dalam memobilisasi sumber dana Pajak dan Retribusi, juga terdapat persoalan yang bersifat teknis yuridis yaitu dalam bentuk regulasi yang dijadikan dasar hukum bagi Daerah untuk memungut Pendapatan Asli Daerah, baik yang bersumber dari Pajak maupun dari Retribusi Daerah. Faktor yang amat penting dan mempengaruhi Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap dalam menetapkan target pendapatan asli daerah adalah situasi dan kondisi perekonomian dan politik yang kondusif. Hal ini menjadi penting artinya karena kedua hal ini dapat dikatakan sebagai dua sisi mata uang dan dapat menentukan hitam-putihnya realisasi penerimaan. Terbitnya Peraturan Daerah Kota Cilacap Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cilacap. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai peranan dalam mengelola dan mengawasi dalam tujuan meningkatan pendapatan asli daerah.

(12)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Peranan Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di

Kabupaten Cilacap”.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui Peranan Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Cilacap.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini akan memberikan kontribusi pada bidang teoritis Ilmu Hukum Tata Negara yaitu memberikan masukan pada pembuat undang-undang (legislatif) tentang dasar pertimbangan sebagai argumentasi pentingnya pengaturan.

2. Manfaat Praktis

(13)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pemerintah Daerah

1. Pengertian Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah merupakan salah satu alat dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintah daerah ini merujuk pada otoritas administratif di suatu daerah yang lebih kecil dari sebuah negara dimana negara Indonesia merupakan sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah Provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang10.

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah daerah merupakan kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Sedangkan Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

10

(14)

8 Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Menurut The Liang Gie, Pemerintah Daerah adalah satuan-satuan organisasi pemerintah yang berwenang untuk menyelenggarakan segenap kepentingan setempat dari sekelompok yang mendiami suatu wilayah yang dipimpin oleh kepala pemerintahan daerah.11

Setiap pemerintah daerah dipimpin oleh Kepala Daerah yang dipilih secara demokratis. Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil wali kota. Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.

Urusan-urusan yang tidak diserahkan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi merupakan kewenangan dan

11

(15)

9 bertanggung jawab daerah sepenuhnya. Dalam hal ini sepenuhnya diserahkan ke daerah, baik yang menyangkut penentuan kebijaksanaan, pelaksanaan, maupun segi-segi pembiayaan, demikian juga perangkat daerah itu sendiri, yaitu terutama dinas-dinas daerah.12

Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah provinsi yang bersangkutan, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten dan kota. Dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat sebagaimana dimaksud, Gubernur bertanggung jawab kepada Presiden.

Selain itu, peran pemerintah daerah juga dimaksudkan dalam rangka melaksanakan desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas perbantuan sebagai wakil pemerintah di daerah otonom yaitu untuk melakukan:13

1. Desentralisasi yaitu melaksanakan semua urusan yang semula adalah kewewenang pemerintahan menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Dekonsentrasi yaitu menerima pelimpahan wewenang pemerintahan

oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu untuk dilaksanakan; dan

12

Daan Suganda, 1992, Sistem Pemerintahan Republik Indonesia, Pemerintahan di Daerah,. Bandung : Sinar Baru hlm 87.

13

(16)

10 3. Tugas pembantuan yaitu melaksanakan semua penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Berdasarkan bunyi Pasal 18 UUD 1945, bisa ditarik benang merah bahwa "Indonesia adalah negara kesatuan yang didesentralisasikan"

Pertama, Desentralisasi perlu dilaksanakan karena merupakan tuntunan yuridis dan sistematis dari demokrasi Pancasila dan sistem politik Indonesia. Kedua, desentralisasi merupakan kebutuhan bagi Orde Baru untuk melanjutkan pembangunan nasional secara umum dan pembangunan jangka panjang tahap kedua secara khusus. Ketiga, demokrasi kita tak juga lepas dari isu yang sekarang menjadi trend di dunia internasional. Perihal demokrasi yang bagaimana yang paling dibutuhkan dewasa ini, tentu saja yang dibicarakan bukan masalah ideal namun technical.

Dalam rangka melaksanakan peran desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, Pemerintah daerah menjalankan urusan pemerintah konkuren, berbeda dengan pemerintah pusat yang melaksanakan urusan pemerintahan absolut. Urusan Pemerintahan konkuren dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. pembagian urusan tersebut didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas, serta kepentingan strategis nasional Urusan pemerintahan tersebutlah yang menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah.

(17)

11 Urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan.

2. Kesehatan.

3. Pekerjaan umum dan penataan ruang.

4. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman.

5. Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.

6. Sosial.

Urusan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar adalah sebagai berikut:

1. Tenaga kerja.

2. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

3. Pangan.

4. Pertanahan.

5. Lingkungan hidup.

6. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

(18)

12 8. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana.

9. Perhubungan.

10. Komunikasi dan informatika.

11. Koperasi, usaha kecil dan menengah.

12. Penanaman modal.

13. Kepemudaan dan olah raga.

14. Statistik.

15. Persandian.

16. Kebudayaan.

17. Perpustakaan.

18. Kearsipan.

Urusan pilihan adalah sebagai berikut

1. Kelautan dan perikanan.

2. Pariwisata.

3. Pertanian.

4. Kehutanan.

(19)

13 6. Perdagangan.

7. Perindustrian.

8. Transmigrasi.

Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah, dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dimana besarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagian kewenangan antara Pemerintah dan Daerah. Semua sumber keuangan yang melekat pada setiap urusan pemerintah yang diserahkan kepada daerah menjadi sumber keuangan daerah.

Di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yang mengatur tentang Keuangan Negara, terdapat penegasan di bidang pengelolaan keuangan, yaitu bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan negara adalah sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan dan kekuasaan pengelolaan keuangan negara dari presiden sebagian diserahkan kepada gubernur/bupati/wali kota selaku kepala pemerintah daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

(20)

14 keuangan daerah, yaitu bahwa Kepala Daerah (gubernur/bupati/wali kota) adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan daerah sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan daerah. Dalam melaksanakan kekuasaannya, kepala daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaan keuangan daerah kepada para pejabat perangkat daerah. Dengan demikian pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah melekat dan menjadi satu dengan pengaturan pemerintahan daerah, yaitu dalam Undang-Undang mengenai Pemerintahan Daerah.

Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama Pemerintah pusat setelah memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan Usaha Milik Pemerintah atau milik swasta. Pemerintah daerah dapat memiliki Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, pembubarannya ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

(21)

15 tentang APBD disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD untuk memperoleh persetujuan bersama. Rancangan Perda provinsi tentang APBD yang telah disetujui bersama dan rancangan Peraturan Gubernur tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh Gubernur paling lambat 3 (tiga) hari disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi. Rancangan Perda kabupaten/kota tentang APBD yang telah disetujui bersama dan rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang Penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh Bupati/Walikota paling lama 3 (tiga) hari disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi.

Semua penerimaan dan pengeluaran pemerintahan daerah dianggarkan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kas daerah yang dikelola oleh Bendahara Umum Daerah. Penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan daerah diatur lebih lanjut dengan Perda yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah.

2.Dasar Hukum Pemerintah Daerah

(1) Undang-undang Dasar 1945.

(2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

(3) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah.

(22)

16 Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cilacap Tahun Anggaran 2014.

(5) Peraturan Bupati Kabupaten Cilacap Nomor 104 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cilacap.

(6) Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cilacap Tahun Anggaran 2013.

(7) Peraturan Bupati Kabupaten Cilacap Nomor 65 Tahun 2014 tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cilacap Tahun Anggaran 2013.

(8) Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cilacap.

(23)

17

3.Dinas-dinas di Pemerintah Daerah

(1) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.

(2) Dinas Kesehatan.

(3) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

(4) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.

(5) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

(6) Dinas Bina Marga, Sumber Daya Air, Energi dan Sumber Daya Mineral.

(7) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

(8) Dinas Kehutanan dan Perkebunan.

(9) Dinas Pertanian dan Peternakan.

(10) Dinas Kelautan, Perikanan dan Pengelola Sumber Daya Kawasan Segara Anakan.

(11) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

(12) Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang.

(24)

18

B. Tinjauan Umum Tentang Pendapatan Asli Daerah

1. Pengertian Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan14. Menurut Erly Suandy, Pajak daerah adalah iuran yang wajib dilakukan oleh pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembagunan daerah. Pendapatan asli daerah bersumber dari kapasitas penerimaan yang berasal dari pontensi ekonomi daerah, semakin besar kapasitas (potensi) dapat menyebabkan penerimaan Pendapatan asli daerah semakin tinggi, karena banyak objek/ pos-pos Pendapatan asli daerah yang dapat diciptakan guna ditarik penerimaannya oleh pemerintah daerah.15

Mendefinisikan Pendapatan asli daerah adalah pendapatan pemerintah daerah yang diterima secara rutin (regulatif) dan sumber dari potensi ekonomi daerah pada waktu ke waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun anggaran. Dengan demikian besaran Pendapatan asli daerah dapat diketahui dari Buku Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

14

Undang-Undang No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Dae rah Pasal 1 angka 18

15

(25)

19 (APBD). Dari Berbagai pendapat diatas penulis simpulkan bahwa Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang berasal dari potensi ekonomi dan digunakan untuk memperkuat posisi keuangan daerah dalam rangka pembiayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah16.

2. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, makmur dan merata berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 Pasal 1 Undang-undnag Dasar 1945 menetapkan negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Selanjutnya Pasal 18 Amandemen Keempat UUD 1945, yang dinyatakan dari ayat (1) dan (2) adalah:

a. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah propinsi dan daerah propinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap propinsi, kabupaten dan kota mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan Undang-undang.

b. Pemerintah Daerah Propinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Sumber-sumber pembiayaan pelaksanaan desentralisasi terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, dana perimbangan, pinjaman daerah dan

16

(26)

20 lain penerimaan yang sah. Sumber Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber keuangan daerah yang digali dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan asas desentralisasi adalah adanya penyerahan sumber daya manusia dan perangkat fisiknya yang memadai untuk mendukung usaha yang diserahkan kepada daerah. Masalahnya bukan jumlah dana yang memadai tetapi seberapa jauh daerah dalam menentukan penggunaan sumber dana dan menggali sumber dana di daerah. Dalam hubungan tersebut Tjanya Supriatna menegaskan bahwa dibutuhkan kebijaksanaan keuangan yang efektif yang mencakup beberapa aspek yaitu :

1. Pembiayaan dalam rangka asas desentralisasi dan dekonsentrasi serta tugas pembantuan.

2. Sumber Pendapatan Asli Daerah.

3. Pengelolaan keuangan daerah dan peningkatan kemampuan aparatur di daerah dalam mengelola keuangan dan pendapatan daerah.17

Sumber dana atau keuangan yang memadai bagi organisasi yang

17

(27)

21 mendapat pelimpahan tanggungjawab merupakan isu kebijaksanaan keuangan daerah yang menarik dalam rangka pengelolaan keuangan daerah serta berdaya guna dan berhasil guna. Mobilisasi keuangan daerah erat kaitannya dengan struktur peningkatan keuangan yang diarahkan pada penggalian potensi, investasi dan bantuan.

Keuangan daerah adalah kemampuan pemerintah daerah untuk mengelola mulai dari merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi berbagai sumber keuangan sesuai dengan kewenangannya dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan di daerah yang diwujudkan dalam APBD.18

Berdasarkan asas desentralisasi, semua urusan pemerintah daerah baik mengenai pengeluaran belanja pegawai dan operasional daerah maupun mengenai proyek-proyek pembangunan daerah harus dibiayai dari APBD. Tidak berarti bahwa pemerintah daerah harus mempunyai penerimaan asli daerah yang mencukupi untuk segala pengeluaran tersebut, akan tetapi dapat juga dari penerimaan daerah berupa bagi hasil dari pemerintah pusat atau subsidi. Hanya saja jika pemerintah pusat memberikan subsidi kepada daerah dalam rangka pelaksanaan asas ini, maka subsidi tersebut harus bersifat beban (black grant), dimana penggunaan sepenuhnya diserahkan pada Pemerintah Daerah dalam

18

(28)

22 APBD.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, telah menetapkan dasar-dasar pembiayaan Pemerintah Daerah sebagai berikut. Pertama, sesuai dengan Pasal 4 UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, penyelenggaraan tugas daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dibiayai atas beban APBD. Kedua, penyelenggaraan tugas Pemerintah Pusat yang dilaksanakan oleh perangkat daerah Propinsi dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dibiayai atas beban APBN. Ketiga, penyelenggaraan tugas Pemerintah Pusat yang dilaksanakan oleh perangkat daerah dan desa dalam rangka tugas pembantuan dibiayai atas beban APBN.

(29)

23 Sebagai daerah otonom yang mempunyai hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri maka pendapatan daerah sangatlah penting dalam rangka pembiayaan urusan rumah tangga daerah. Daerah dapat menggali sumber pendapatan asli daerah dari :

1. Pajak Daerah.

2. Retribusi Daerah.

3. Hasil Perusahaan Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Lainnya Yang Dipisahkan.

4. Lain-lain usaha yang sah.

a) Hasil Pajak Daerah.

Hasil pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang tidak dapat dipaksakan dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintahaan Daerah Kabupaten Cilacap, yang terdiri dari:

a. Pajak Hotel.

b. Pajak Restoran.

c. Pajak Hiburan.

(30)

24 e. Pajak Penerangan Jalan.

f. Pajak Parkir.

g. Pajak Air Tanah.

h. Pajak Sarang Burung Walet.

i. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan.

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Pertokoan.

k. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

Berdasarkan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Cilacap mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan undang-undang, yang bersumber dari Pajak Daerah, meliputi:

1. Pajak Propinsi.

- Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diatas Air (PKB).

- Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diatas Air (BBNKB).

- Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).

(31)

25 2. Pajak Kabupaten/Kota

- Pajak Hotel.

- Pajak Restoran.

- Pajak Hiburan.

- Pajak Reklame.

- Pajak Penerangan Jalan Umum.

- Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C.

- Pajak Parkir.

- Pajak Sarang Burung Walet.

- Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan.

- Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Pertokoan.

- Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

b) Hasil Retribusi Daerah.

Hasil Retribusi Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah dengan imbalan langsung dan tidak dapat dipaksakan dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah, yang terdiri dari:

(32)

26 b. Retribusi Jasa Usaha.

c. Retribusi Perijinan Tertentu.

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Retribusi daerah sebagaimana diharapkan menjadi salah satu Pendapatan Asli Daerah diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan memanfaatkan kesejahteraan masyarakat Daerah Kabupaten/Kota diberi peluang dalam menggali potensi sumber-sumber keuangannya dengan menetapkan jenis retribusi selain yang telah ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai engan aspirasi masyarakat.19

1) Subjek Retribusi dan Wajib Retribusi Daerah.

Subjek Retribusi dan Wajib Retribusi Daerah terdiri dari :

a. Subjek retribusi umum adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan atatu menikmati pelayanan jasa

19

(33)

27 umum yang bersangkutan. Subjek retribusi jasa umum ini dapat merupakan wajib pajak retribusi jasa umum.

b. Subjek retribusi jasa usaha adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan atau menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan. Subjek ini dapat merupakan wajib retribusi jasa usaha.

c. Subjek retribusi perizinan tertentu adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin tertentu dari Pemerintah Daerah, subjek ini dapat merupakan wajib retribusi jasa perizinan tertentu.

2) Objek Retribusi Daerah.

Objek retribusi adalah berbagai jenis jasa tertentu yang diserahkan oleh pemerintah daerah. Tidak semua yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat di pungut retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis asas tertentu yang menurut perkembangan sosial ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi jasa tertentu tersebut dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu jasa umum, jasa usaha, dan perizinan tertentu.

a. Retribusi Jasa Umum

(34)

28 disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Objek retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum adalah :

(1) Retribusi pelayanan kesehatan.

(2) Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan.

(3) Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akte catatan sipil.

(4) Retribusi pelayanan pemakaman dan penguburan mayat.

(5) Retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum.

(6) Retribusi pelayanan pasar.

(7) Retribusi pengujian kendaraan bermotor.

(8) Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran.

(35)

29 (10) Retribusi pengujian kapal perikanan.

b. Retribusi Jasa Usaha

Retribusi jasa usaha-usaha adalah atas jasa yang disediakan oleh pemerintah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Objek retribusi usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah menganut prinsip komersial meliputi pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal, pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum memadai disediakan oleh pihak swasta. Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha adalah :

(1) Retribusi pemakaian kekayaan daerah.

(2) Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan.

(3) Retribusi tempat pelanggan.

(4) Retribusi terminal.

(5) Retribusi tempat khusus parkir.

(6) Retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa.

(36)

30 (8) Retribusi rumah potong hewan.

(9) Retribusi pelayanan pelabuhan kapal.

(10) Retribusi tempat rekreasi dan olah raga.

(11) Retribusi penyebrangan di atas air.

(12) Retribusi pengolahan limbah cair.

(13) Retribusi penjualan produksi usaha daerah.

c. Retribusi Perizinan Tertentu

(37)

31 dan menjaga kelestarian lingkungan. Retribusi perizinan tertentu untuk daerah propinsi dan daerah kabupaten/kota ditetapkan sesuai dnegan kewenangan masing-masing daerah. Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu adalah

(1) Retribusi izin mendirikan bangunan.

(2) Retribusi izin tempat penjualan minimum beralokasi.

(3) Retribusi izin gangguan.

(4) Retribusi izin trayek.

Selain jenis retribusi jenis retribusi lainnya misalnya adalah penerimaan negara bukan pajak yang telah diserahkan kepada daerah.

3) Besarnya Retribusi yang tertuang dan tarif Retribusi Daerah

Besarnya retribusi yang tertuang oleh orang pribadi atau badan yang menggunakan jasa atau perizinan tertentu dihitung dengan cara mengalihkan tarif retribusi dengan tingkat penggunaan jasa.

(38)

32 daerah mempunyai kewenangan unuk menetapkan prinsip dan sasaran yang akan dicapai. Dalam menetapkan tarif retribusi jasa umum, seperti untuk bagian atau sama dengan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan dan membantu golongan masyarakat kurang mampu sesuai dengan jenis pelayanan yang dibedakan menurut jenis pelayanan dalam jasa yang bersangkutan dan golongan pengguna jasa sebagai contoh:

a. Tarif retribusi persampahan untuk golongan masyarakat yang mampu dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat menutup biaya pengumpulan, transportasi dan pembuangan sampah, sedangkan untuk golongan masyarakat yang kurang mampu ditetapkan tarif lebih rendah.

b. Tarif rawat inap kelas tinggi bagi retribusi pelayanan rumah sakit umum daerah dapat ditetapkan labih besar daripada biaya pelayananya, sehingga memungkinkan adanya subsidi bagi tarif rawat inap kelas yang lebih rendah.

(39)

33 Prinsip dan sasaran dalam menetapkan besarnya tarif retribusi jasa usaha didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta jenis yang beroperasi secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.

Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi perizinan tertentu didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruhnya biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan. Biaya penyelengaraan izin ini meliputi penerbitan izin pengawasan dilapangan, penegakkan hukum, penatausahaan dan biaya dampak negatif dari pemberian izin tersebut. Tarif retribusi di atas ditinjau paling lama 5 tahun sekali.

4) Bagi Hasil Retribusi Kabupaten Kepala Desa

(40)

34

c) Hasil Perusahaan Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah Lainnya Yang Dipisahkan.

Perusahaan Daerah adalah semua perusahaan atau badan yang modalnya baik seluruhnya maupun sebagiannya, merupakan kegiatan daerah yang dipisahkan.

Dengan demikian pemerintah daerah dapat bertindak selaku pemilik sepenuhnya perusahaan tersebut atau sebagai pemilik dari sebagian saham yang ada pada perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan daerah adalah untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan ketentraman serta ketenangan kerja dalam perusahaan untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

(41)

35 Selain perusahaan daerah yang menjadi sumber pendapatan asli daerah terdapat juga dinas-dinas yang merupakan salah satu sektor penting yang banyak menghasilkan sumber pendapatan asli daerah.

Dinas daerah sekalipun tugas dan fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan terhadap masyarakat tanpa terlalu memperhitungkan untung rugi tapi dalam batas-batas tertentu dapat ditayangkan dan bertindak sebagai organisasi ekonomi yang dapat memberikan pelayanan jasa dengan imbalan.

Dengan demikian disamping menyelenggarakan sebagian dari tugas dan kewenangan pemerintah daerah yakni menyediakan pelayanan dasar dan pelayanan umum, perusahaan daerah seyogyanya dapat menghasilkan pendapatan atau laba yang dapat dikontribusikan dalam Pendapatan Asli Daerah.

Perusahaan daerah mencakup berbagai kegiatan perekonomian yang luas, tidak hanya terdapat pada penyediaan kebutuhan dasar masyarakat daerah.

Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengolahan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan antara lain:

a. Bagian laba.

(42)

36 c. Penjualan saham milik daerah.

d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah.

Lain-lain hasil usaha daerah yang sah adalah hasil daerah yang diperoleh dari usaha perangkat Pemerintah Daerah dan bukan merupakan hasil kegiatan dan kewenangan perangkat Pemerintah Daerah yang bersangkutan hal-hal yang menyangkut usaha daerah yang sah adalah :

1. Usaha daerah dapat dilakukan oleh suatu aparat pemerintah daerah yang dalam kegiatannya menghasilkan suatu barang atau jasa yang dapat dipergunakan oleh masyarakat dengan ganti rugi.

2. Usaha daerah sebagai sumber pendapatan daerah harus dimasukkan pada kas daerah.

Pendapatan Asli Daerah lainnya yang sah, antara lain:20

a. Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan.

b. Jasa Giro.

c. Pendapatan Bunga Deposito.

d. Pendapatan Denda Pajak.

20

(43)

37 e. Pendapatan Denda Retribusi.

f. Pendapatan dari Pengembalian.

Aset Daerah Kota Cilacap mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan undang-undang, yang bersumber dari Pajak Daerah.

3. Dasar Hukum Pendapatan Asli Daerah

(1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.

(2) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah.

(3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Daerah Negara.

(4) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

(5) Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

(44)

38 (7) Peraturan pemerintah Nomor 66 Tahun 2000 tentang Retribusi

Daerah.

(8) Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

(9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah.

4. Pelaksanaan Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Pemerintah Pusat dan Daerah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya.

(45)

39 penyelenggaraan pemerintahan pada umumnya dan proses pengelolaan keuangan daerah khususnya.

Dalam kerangka sistem penyelenggaraan pemerintahan terlihat bahwa sistem pengelolaan keuangan pada dasarnya merupakan sub-sistem dari sub-sistem pemerintahan itu sendiri. Sebagaimana sub-sistem keuangan negara yang diamanatkan dalam Pasal 23 ayat (5) Undang-Undang Dasar 1945, aspek pengelolaan keuangan daerah juga merupakan sub sistem yang diatur dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan peraturan tersebut diharapkan terdapat keseimbangan yang lebih transparan dan akuntabel dalam pendistribusian, kewenangan, pembiayaan dan penataan sistem pengelolaan keuangan yang lebih baik dalam mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah secara optimal sesuai dinamika dan tuntutan masyarakat yang berkembang.

Sejalan dengan hal tersebut di atas pelaksanaan otonomi daerah tidak hanya dilihat dari kemampuan untuk memperoleh dana pembangunan yang diimbangi dengan instrumen atau sistem pengelolaan keuangan daerah yang mampu memberikan nuansa manajemen keuangan yang lebih adil, nasional, transparan, partisipatif dan bertanggung jawab sebagaimana yang diamanatkan oleh kedua Undang-undang tersebut.

(46)

40 Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah menetapkan landasan yang jelas dalam penanganan, pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah, antara lain memberikan kekuasaan dalam menetapkan produk pengaturan dan ketentuan tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah diatur dengan Peraturan Daerah. Sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah diatur dengan Surat Keputusan Kepala Daerah sesuai degan Peraturan Daerah tersebut. Kepala Daerah menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan daerah tersebut merupakan dokumen daerah sehingga dapat diketahui oleh masyarakat.

(47)

41 kemampuan setempat.

Secara khusus Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 telah menetapkan landasan yang jelas dalam penataan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah, antara lain memberikan keleluasaan dalam penetapan produk pengaturan sebagai berikut:

a. Ketentuan tentang pokok-pokok keuangan daerah sesuai dengan peraturan daerah.

b. Sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah diatur dengan Surat Keputusan Kepala Daerah.

c. Kepala Daerah menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada DPRD mengenai keuangan daerah dari segi efisiensi dan efektivitas keuangan.

d. Laporan pertanggungjawaban keuangan daerah tersebut merupakan dokumen daerah, sehingga dapat diketahui masyarakat.

(48)

42 DPRD, dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah bahkan disebutkan bahwa tanpa persetujuan dari DPRD rancangan APBD yang diajukan kepala Daerah tidak dapat dilaksanakan.

(49)

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum dengan pendekatan konseptual (concept approach) yaitu mencari mencari asas-asas, doktrin– doktrin dan sumber hukum dalam arti filosofis, sosiologis dan yuridis sebagai dasar argumen untuk memahami pentingnya pengaturan tanggung jawab sosial perusahaan dalam kaidah hukum positif serta untuk mengetahui hal-hal apa saja yang diatur di dalamnya.21

Penelitian ini akan menentukan kaidah yang berlaku umum yang bersifat praktis dan fungsional dengan cara penguraian teleologis–konstruktif yaitu penggabungan antara ilmu hukum dengan filsafat hukum atau biasa disebut politik hukum.22 Dalam rangka mendapatkan data yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, maka penelitian ini akan dilakukan dengan metode penelitian sebagai berikut:

a. Studi Lapangan

Penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lokasi penelitian guna memperoleh data yang sesuai dengan kenyataan.

b. Studi Kepustakaan

21

Mukti Fajar dan Yulianto Achma, 2007, Dualisme Penelitian Hukum, Yogyakarta, Cetak an I, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, hlm. 25.

22

(50)

44 Suatu teknik pengumpulan data dengan mempelajari bahan-bahan pustaka. Dengan metode ini penulisan mencari dan mempelajari bahan ilmiah yang berupa buku-buku literatur, majalah ataupun surat kabar yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

B. Bahan dan Data Penelitian

Studi Pustaka, yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku dan peraturan perundang-undangan yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Data dalam penelitian ini meliputi:

a. Bahan Primer

1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.

2) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

(51)

45 Studi Lapangan, yaitu dengan melakukan wawancara dengan mengajukan daftar pertanyaan kepada responden. Responden dalam penelitian ini adalah:

1) Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Cilacap.

2) Kepala Bidang Sekretariat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Cilacap.

3) Subbagian Keuangan, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Cilacap.

C. Alat dan Cara Pengambilan Data

a. Data Sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan dengan cara menghimpun semua peraturan perundangan-undangan, dokumen-dokumen hukum dan buku-buku serta jurnal ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan. Selanjutnya untuk peraturan perundangan maupun dokumen yang ada akan diambil pengertian pokok atau kaidah hukumnya dari masing- masing isi pasalnya yang terkait dengan permasalahan, sementara untuk buku, makalah dan jurnal ilmiah akan diambil teori, maupun pernyataan yang terkait, dan akhirnya semua data tersebut di atas akan disusun secara sistematis agar memudahkan proses analisis.

(52)

46 maupun bebas dengan responden maupun narasumber yang terkait

dengan permasalahan penelitian.

D. Teknik Pengolahan Data

(53)

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Cilacap

1. Pengertian DPPKAD

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) adalah pembantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam bidang pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah yang lebih berdaya guna dan berhasil guna serta untuk lebih memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai visi dan misi.

Dalam melaksanakan tugas di atas DPPKAD mempunyai fugsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuagan dan kekayaan daerah.

(54)

48

2. Kelembagaan

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Cilacap dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Desember Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Daerah Kabupaten Cilacap dan Peraturan Bupati Cilacap Nomor 39 Tahun 2011 tentang tugas Pokok dan Fungsi serta Uraian Tugas Dinas Daerah Kabupaten Cilacap.

a. Sekretariat

Mempunyai tugas melaksanakan urusan umum, kepegawian, keuangan dan perencanaan. Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Penyelenggaraan urusan umum.

2) Penyelenggaraan urusan kepegawaian.

3) Penyelenggaraan urusan keuangan.

4) Penyelenggaraan urusan perencanaan

b. Bidang Pengelolaan Pendapatan Daerah

(55)

49 Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah mempunyai fungsi :

1) Menyelenggarakan pengkajian dan pengembangan pendapatan daerah.

2) Penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan pajak daerah.

3) Pengelolaan pendapatan lain-lain.

4) Penyelenggaraan penghitungan pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah.

5) Penyelenggaraan pencatatan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lain-lain.

6) Penyelenggaraan penagihan pajak daerah dan retribusi daerah.

c. Bidang Pengelolaan Belanja Daerah

Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas DPPKAD di bidang pengelolaan belanja daerah. Bidang Pengelolaan Belanja Daerah mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan pengkajian kebijakan belanja daerah.

2) Pengelolaan anggaran daerah.

(56)

50 4) Penyelenggaraan dan pembinaan varifikasi dan pengeluaran

keuangan.

d. Bidang Pengelolaan Kekayaan Daerah

Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas DPPKAD. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Cilacap mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Melaksanakan penyusunan aktiva tetap, properti, sarana dan prasarana.

2) Melaksanakan inventarisasi aktiva tetap, properti sarana dan prasarana.

3) Pengendalian kepemilikan daerah pada BUMD.

4) Pengendalian, perawatan, pemanfaatan aktiva tetap, properti, sarana dan prasarana.

e. Bidang Pembukuan dan Pelaporan

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas DPPKAD di bidang pembukuan dan pelaporan, serta mempunyai fungsi :

1) Penyelenggaraan pembukuan pendapatan daerah.

2) Peyelenggaraan pembukuan belanja daerah.

(57)

51

3. Jenis dan Macam Pelayanan

(1) Sekretariat.

a. Jenis pelayanan sekretariat, meliputi :

1) Urusan surat menyurat.

2) Urusan rumah tangga.

3) Urusan kepegawaian.

4) Urusan Pengelolaan Anggaran.

5) Urusan penyajian data, evaluasi dan pelaporan.

b. Macam Pelayanan.

Macam pelayanan secara umum dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu Pelayanan kepada publik dan kepada aparatur.

Selanjutnya macam pelayanan dapat dijabarkan sebagai berikut :

(58)

52 2) Menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan pegawai, pengembangan pegawai, kepangkatan dan kewajiban pegawai serta tata usaha kepegawaian.

3) Melaksanakan pengelolaa perbendaharaan, pembukuan keuangan DPPKAD.

4) Melaksanakan penyusunan program kerja penyajian data, evaluasi, penyusunan laporan DPPKAD.

(2) Bidang Pengelolaan Pendapatan Daerah

a. Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan bidang pengelolaan pendapatan daerah sesuai tugas pokok dan fungsi adalah :

1) Melaksanakan pelayanan pajak daerah.

2) Melaksanakan pelayanan pungutan retribusi daerah.

3) Melaksanakan pendapatan lain-lain

b. Macam Pelayanan

Macam pelayanan yang dilakukan oleh bidang pengelolaan pendapatan daerah terhadap pajak daerah adalah sebagai berikut :

1) Pajak hotel.

(59)

53 3) Pajak hiburan.

4) Pajak reklame.

5) Pajak penerangan jalan.

6) Pajak bahan galian gologan C.

7) Pajak air bawah tanah dan air permukaan.

Sedangkan untuk mencapai pelayanan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Aset Daerah terhadap retribusi

(3) Bidang Pengelolaan Belanja Daerah

a. Jenis pelayanan

1) Pengkajian kebijakan belanja daerah.

2) Penyusunan anggaran.

3) Menerbitan SKO, penelitian SPP dan penelitian SPMU.

4) Verifikasi, pencatatan dan penelitian terhadap realisasi belanja.

b. Macam pelayanan

Macam pelayanan secara umum dibedakan sebagai berikut :

(60)

54 memenuhi keperluan aparatur dalam satu tahun anggaran dan tidak menambah asset.

2) Melaksanakan belanja operasional, pemeliharaan sarana dan prasarana publik dapat diklasifikasian seperti belanja pegawai, barang dan jasa, pemeliharaan dan perjalanan dinas.

3) Menyiapkan modal/investasi untuk pembentukan modal/investasi belanja aparatur dan publik.

4) Transfer berupa bantuan untuk organisasi sosial, organisasi profesi dan organisasi politik.

5) Menyiapkan biaya tak terduga dalam APBD untuk menanggulangi keadaan atau kejadian luar biasa (bencana alam, sosial membahayakan) menyiapkan dana untuk pinjaman yang belum diselesaikan dan belum dianggarkan dan pengembalian yang bukan haknya yang dibatalkan.

(4) Bidang Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah

a. Jenis Pelayanan

Untuk mewujudkan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas bidang pengelolaan kekayaan daerah memberikan beberapa jenis pelayanan sebagai berikut:

(61)

55 2) Melaksanakan pengendalian badan usaha milik daerah

BUMD.

3) Melakukan pengendalian dan perawatan terhadap kekayaan daerah.

b. Macam Pelayanan

1) Melaksanakan pengkajian dan analisis kebutuhan, inventarisasi dan infestasi, penyusunan harga barang dan jasa, pengadaan aktiva tetap, propertim sarana administrasi dan pengelolaan gudang serta pendistribusian.

2) Melaksanakan perawatan dan pengendalian kekayaan dan keuangan badan usaha milik daerah.

3) Melaksanakan perawatan, pemanfataan dan pengendalian aktiva tetap, properti sarana dan prasarana.

(5) Bidang Pengelolaan Pembukuan dan Pelaporan

a. Jenis Pelayanan

Untuk mewujudkan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas bidang pengelolaan pembukuan dan pelaporan memberikan jenis pelayanan sebagai berikut :

(62)

56 2) Melaksanakan penyelenggaraan pembukuan belanja daerah.

3) Melaksanakan penyelenggaraan keuangan daerah

b. Macam Pelayanan

1) Melakukan kegiatan pembukuan dan penghitungan pendapatan daerah serta analisis pendapatan daerah.

2) Melakukan kegiatan pembukuan dan penghitungan belanja daerah serta analisa realisasi belanja daerah.

3) Melakukan kegiatan pelaporan keuangan daerah.

B. Peranan Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah Di Kabupaten Cilacap

(63)

57 di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

Dasar Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Cilacap yaitu:

1) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Dalam ketentuan diatas yakni Pasal 16 menyebutkan bahwa penyusunan dan penetapan APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan setiap tahun dengan Peraturan Daerah. APBD terdiri atas angaran pendapatan, angaran belanja, dan pembiayaan. Pendapatan Daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Belanja daerah dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Kemudian Pasal 17 menyebutkan bahwa APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan Rancangan APBD berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defisit tersebut dalam Peraturan Daerah tentang APBD.

(64)

58 telah mengakomodir Kebijakan Umum APBD (KUA) Kabupaten Cilacap yang mendasarkan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten (MUSRENBANGKAB) serta Prioritas dan Plafon Anggaran SKPD (RKA SKPD), mensinergikan dengan program pembangunan dari tingkat pusat maupun provinsi dan pemecahan masalah yang mendesak (urgent). Selanjutnya dalam proses penyusunan APBD juga mempertimbangkan Sumber dana pembangunan daerah yang berasal dari pusat (APBD), dari daerah provinsi (APBD I) dan dari daerah (APBD). Dengan adanya otonomi daerah maka proporsi dana pembangunan semakin berkurang dan daerah diharapkan dapat menggali sumber-sumber pendapatan asli daerahnya. Anggaran Pendapatan merupakan perkiraan terukur dan rasional yang dapat untuk sumber penerimaan pada tahun Anggaran berjalan.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

(65)

59 Sedangkan yang dimaksud Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

Ruang lingkup keuangan daerah meliputi:

a. Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman.

b. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan pihak ketiga.

c. Penerimaan daerah.

d. Pengeluaran daerah.

e. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah.

f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.

(66)

60 dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.

Penerimaan daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah. Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambahan kekayaan bersih. Hak pemerintah adalah hak daerah untuk memungut pajak dan retribusi daerah serta malakukan pinjaman, hak atas pemerintah, hak atas kekayaan yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah, serta kekayaan pihak lain yang dikuasai pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintah daerah dan/atau kepentingan umum.

(67)

61 bahwa keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Taat pada peraturan perundang-undangan dimaksud bahwa pengelolaan pendapatan daerah harus berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Efektif merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan dengan cara penyetoran hasil penerimaan. Efisien merupakan pencapaian yang maksimal dengan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu. Ekonomis merupakan perolehan masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah. Transparan merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya. Bertanggung jawab merupakan perwujudaan kewajiban seseorang untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Keadilan adalah keseimbangan distribusi kewenangan dan keseimbangan distribusi hak dan kewajiban berdasarkan perimbangan yang obyektif. Kepatutan adalah tindakan atau suatu sikap yang dilakukan dengan wajar dan proporsional. Manfaat untuk masyarakat adalah diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.

(68)

62 Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah didasarkan prinsip sebagai berikut:

a. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan urusan dan kewenangannya.

b. Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

c. Transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang APBD.

d. Partisipatif, dengan melibatkan masyarakat.

e. Memperhatikan asas keadilan dan kepatutan.

f. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya.

(69)

63 Pendapatan Daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas Umum Daerah yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Dalam penyusunan Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Cilacap, Pendapatan Daerah dirinci menurut urusan pemerintah daerah, organisasi, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan.

Pendapatan Daerah dikelompokan atas : Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang sah. Setiap Kelompok Pendapatan dirinci menurut jenis pendapatan. Setiap jenis pendapatan dirinci menurut obyek pendapatan dan setiap obyek pendapatan dirinci menurut rincian obyek pendapatan.

(70)

64 Kondisi Umum Pendapatan Daerah Kabupaten Cilacap dalam realisasi pencapaian hasil/target dari tahun 2010 - 2014 dapat dilihat pada tabel jumlah Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Cilacap sebagai berikut:

Tabel PAD Kabupaten Cilacap 2010 – 2014

Tahun Anggaran PAD Realisasi %

2010 Rp. 1.315.167.381.000 Rp. 1.334.620.370.619 101,48

2011 Rp. 1.610.106.238.000 Rp. 1.639.234.442.511 101,81

2012 Rp. 1.730.602.349.000 Rp. 1.792.439.254.841 103,57

2013 Rp. 2.074.300.760.500 Rp. 2.121.355.398.613 102,27

2014 Rp. 2.286.449.415.600 Rp. 2.367.534.100.540 103,55

Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Cilacap

(71)

65 Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Cilacap Tahun Anggaran 2014 Pendapatan Daerah yang dianggarkan dalam APBD Kabupaten Cilacap merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah dibutuhkan biaya yang besardan pengelolaan keuangan daerah dibidang pendapatan daerahyang sesuai kondisi daerah pada saat ini maupun sesuai peraturan perundang-undangan yang telah di tetapkan. Kebutuhan biaya tersebut akan mendorong daerah untuk dapat mengoptimalkan penerimaan yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Pendapatan daerah lainnya yang sah.

(72)

66 Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah bidang pendapatan daerah berhubungan erat dengan keberhasilan pelaksanaan program pembangunan daerah Kabupaten Cilacap, oleh karena itu kebijakan keuangan daerah harus sesuai dan seiring sejalan dengan kebijakan pembangunan daerah guna mencapai sasaran dan tujuan pembangunan itu sendiri. Sebelum tahun anggaran Tahun 2005 yang lalu, ketergantungan pemerintah daerah cukup tinggi terhadap pusat dan pendapatan daerah hanya mampu untuk membiayai belanja rutin dan biaya operasional lainnya. Namun demikian setelah tahun anggaran 2005 sampai dengan tahun anggaran 2011, kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan penerimaan daerah, efisien, efektivitas, dan penajaman alokasi belanja serta upaya-upaya untuk mendapatkan sumber-sumber pembiayaan dari pemerintah pusat maupun provinsi.

Sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Cilacap Tahun 2010-2014, kebijakan pengelolaan keuangan daerah bidang pendapatan daerah Tahun Anggaran 2014 dilakukan melalui upaya-upaya peningkatan pendapatan daerah secara intensifikasi dan ekstensifikasi.

1. Intensifikasi

(73)

67 b. Penyuluhan tehadap wajib pajak, wajib retribusi dan petugas

pemunggut pendapatan pada dinas/instansi pemungut.

c. Mengirimkan para pemungut khusunya di bidang teknis operasional pemungutan pendapatan daerah untuk mengikuti kursus/pelatihan.

d. Melakukan usaha-usaha di bidang tertib administrasi pemungutan, penyetoran dan pelaporan.

e. Melakukan sistim jemput bola dalam rangka percepatan pemasukan pendapatan daerah.

f. Melakukan penyederhanaan sistem pemungutan pendapatan.

g. Melakukan pengawasan melekat.

h. Melakukan peninjauan tarif pemungutan dalam rangka peningkatan pendapatan daerah.

i. Melakukan koordinasi dengan dinas/instansi terkait.

j. Melakukan dan meningkatkan kerjasama dengan pihak ketiga.

2. Ekstensifikasi

(74)

68 b. Melakukan investasi/pendapatan terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di wilayah Kabupaten Cilacap, melalui cara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah.

c. Perluasan obyek pajak, dilakukan dengan meninjau kembali/menambah obyek pajak dan retribusi yang ada disesuaikan dengan pekembangan jaman/teknologi/perekonomian masyarakat.

(75)

69 Kebijakan umum pendapatan daerah Kabupaten Cilacap Tahun Anggaran 2014 diarahkan untuk :

a. Melaksanakan dan mengamankan kebijaksanaan Pemerintah Daerah pada umumnya dan Anggaran Pendapatan Daerah khususnya secara optimal.

b. Memobilisir potensi sumber daya dan sumber dana masyarakat secara berkelanjutan, adil dan merata, transparan dan bertanggung jawab.

c. Membangun sistem dan prosedur administrasi pelayanan perpajakan dan retribusiyang nyaman, aman, mantap dan mendekatkan pada tempat-tempat/lokasi pelayanan.

d. Penetapan target rencana pendapatan berdasarkan potensi riil.

e. Meningkatkan indikator kinerja dan presentasi kerja serta kontribusi Perusda/BUMD melalui kemitraan dengan berbagai pihak baik pemerintah, swata maupun masyarakat.

f. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk Dana Alokasi Umum dan Dana Perimbangan serta Pembiayaan.

Gambar

Tabel PAD Kabupaten Cilacap 2010 – 2014

Referensi

Dokumen terkait

BSH : Berkembang Sesuai Harapan artinya bila anak sudah dapat melakukanya secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan oleh ayah/bunda di rumah.. BSB : Berkembang Sangat

Kesimpulan: Tingkat kebugaran jasmani 40 orang mahasiswa FK UKM yang diukur dengan tes treadmill metode Bruce didapatkan VO 2 maks dengan rata-rata Baik dan tes ergometer

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa distribusi tipe vertikal skeletal wajah pada ras-ras di Indonesia khususnya suku Batak belum cukup banyak. Berdasarkan uraian

Berdasarkan analisis data hasil penelitian pada siklus I dapat direfleksi bahwa tahapan dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Pertama, kita harus dapat memastikan tercapainya kemajuan-kemajuan penting dalam membangun Komunitas ASEAN; Kedua, kita harus memastikan terpeliharanya tatanan dan situasi di

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses, peranan dan bentuk-bentuk komunikasi nonverbal dalam mewujudkan komunikasi efektif di kalangan agen dan konsumen

Partial test results in which the perceived behavioral control failed to significantly predict the intention of whistle blowing require further study. Failure of the

Pengertian tentang dasar-dasar pembuatan desain produk mainan anak yang meliputi: ergonomis, bahan baku dan bahan finishing yang aman digunakan untuk anak-anak. Pada saat