• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sosialisasi Akademik Dan Motivasi Berprestasi Anak Usia Sekolah Pada Keluarga Di Perdesaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sosialisasi Akademik Dan Motivasi Berprestasi Anak Usia Sekolah Pada Keluarga Di Perdesaan"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SOSIALISASI AKADEMIK DAN MOTIVASI

BERPRESTASI ANAK USIA SEKOLAH PADA

KELUARGA DI PERDESAAN

MELINDA YANI JUNIANTI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Sosialisasi Akademik dan Motivasi Berprestasi Anak Usia Sekolah pada Keluarga di Perdesaan adalah benar karya saya dengan arahan dari Dosen Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

(4)

ABSTRAK

MELINDA YANI JUNIANTI. Analisis Sosialisasi Akademik dan Motivasi Berprestasi Anak Usia Sekolah pada Keluarga di Perdesaan. Dibimbing oleh ALFIASARI.

Perkembangan kognitif anak usia sekolah dipengaruhi oleh stimulasi yang diberikan oleh lingkungannya. Perkembangan kognitif diperlukan untuk mendorong anak memiliki motivasi berprestasi. Keluarga dan sekolah sebagai bagian dari mikrosistem mempunyai dampak langsung pada anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan menganalisis sosialisasi akademik orang tua dan guru dan motivasi berprestasi anak usia sekolah di keluarga perdesaan. Contoh penelitian ini adalah keluarga lengkap yang memiliki anak yang bersekolah di SD terpilih yang dipilih melalui metode acak proporsional berdasarkan jumlah siswa dan jenis kelamin yang berjumlah 100. Hasil penelitian menunjukkan orang tua dan guru di perdesaan masih rendah dalam menyosialisasikan nilai-nilai yang berhubungan dengan sekolah atau pendidikan. Hal lain dari penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara sosialisasi akademik orang tua dan guru dengan dimensi motivasi berprestasi intrinsik. Selain itu, hasil menemukan bahwa sosialisasi akademik orang tua berpengaruh terhadap motivasi berprestasi intrinsik.

Kata kunci: motivasi ekstrinsik, motivasi intrinsik, sosialisasi akademik guru, sosialisasi akademik orang tua

ABSTRACT

MELINDA YANI JUNIANTI. Analysis of Academic Socialization and Achievement Motivation among School-Aged Children of Rural Family. Supervised by ALFIASARI.

In school-aged children period, cognitive development is influenced by stimulation that given by the environment system. Cognitive development is necessary for encouraging children to have achievement motivation. Family and school as a parts of microsystem give direct influence to the school-aged children. The aim of this study was to analyze the academic socialization and achievement motivation among school-aged children of rural families. The participant of this study were intact families who had child of elementary school; selected and chosen by proportional random sampling method based on the number of student and gender; the total participants were 100. The results showed that parents and teachers in rural areas were still low in values socialization that is associated with the school or education. Moreover, this study showed that parents and teachers academic socialization had positive significant correlation with intrinsic motivation. Parents academic socialization influenced the intrinsic achievement motivation.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

ANALISIS SOSIALISASI AKADEMIK DAN MOTIVASI

BERPRESTASI ANAK USIA SEKOLAH PADA

KELUARGA DI PERDESAAN

MELINDA YANI JUNIANTI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Analisis Sosialisasi Akademik dan Motivasi Berprestasi Anak Usia Sekolah pada Keluarga di Perdesaan

Nama : Melinda Yani Junianti NIM : I24110060

Disetujui oleh

Alfiasari, S.P., M.Si Pembimbing

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc

Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

(8)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan rahmat-Nya kepada penulis sampai saat ini sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Sosialisasi Akademik dan Motivasi Berprestasi Anak Usia Sekolah pada Keluarga di Perdesaan”. Tak lupa shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya. Pada kesempatan ini, dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Alfiasari, S.P., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia membimbing, membantu memberikan saran, dan kritik kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Hartoyo M.Sc selaku dosen pembimbing akademik atas saran, arahan, dukungan, dan ilmu pengetahuan yang diberikan kepada penulis selama penulis belajar di Ilmu Keluarga dan Konsumen.

3. Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati M.Si selaku dosen pemandu seminar atas saran, arahan, dan ilmu pengetahuan yang diberikan kepada penulis selama pelaksanaan seminar hasil.

4. Neti Hernawati, S.P., M.Si selaku dosen penguji skripsi atas saran, arahan, dan ilmu pengetahuan yang diberikan kepada penulis selama pelaksanaan sidang skripsi.

5. Pihak Desa, Sekolah Dasar Negeri, dan Orang tua Responden yang telah memperkenankan para siswa menjadi responden dalam penelitian ini.

6. Bapak Tata Mahmur dan Ibu Sarni selaku orang tua penulis yang telah memberikan dukungan selama penulisan skripsi ini.

7. Kakak, adik, dan saudara yang telah memberikan dukungan doa dan kasih sayang selama penulisan skripsi ini.

8. Adelia Ratih Indrawati, Meilia Rachmawati, Nayla Humaeda, dan Risa Umasyah selaku rekan sebimbingan dalam penelitian ini berlangsung.

9. Khairu Ibrahim, Rulya Rizki Ramadina, Trisya Novyanis Pangestu, Mulvia Nurjuniasari, dan teman-teman IKK 48 atas dukungan semangat selama penulisan skripsi ini.

10. Seluruh pihak yang terkait yang belum disebutkan namanya yang telah memberikan kontribusinya dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari banyak kekurangan yang masih terdapat dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Sekian dan terimakasih, semoga dapat memberikan ilmu yang bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015

(9)

v

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

KERANGKA PEMIKIRAN 4

METODE 5

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 5

Populasi, Contoh, dan Cara Penarikan Contoh 6

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 6

Pengolahan dan Analisis Data 8

Definisi Operasional 10

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

Hasil 11

Karakteristik Anak 11

Karakteristik Keluarga 12

Sosialisasi Akademik 14

Motivasi Berprestasi 17

Hubungan Karakteristik Anak dan Keluarga dengan Sosialisasi Akademik

Orang Tua serta Motivasi Berprestasi 18

Perbedaan Sosialisasi Akademik dan Motivasi Berprestasi Anak Laki-laki

dan Perempuan 18

Hubungan Sosialisasi Akademik Orang Tua dan Guru dengan Motivasi

Berprestasi 18

Pengaruh Karakteristik Anak, Karakteristik Keluarga, dan Sosialisasi

Akademik terhadap Motivasi Berprestasi 19

Pembahasan 20

SIMPULAN DAN SARAN 23

Simpulan 23

Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

(10)

DAFTAR TABEL

1 Variabel, jawaban, dan skala 7

2 Instrumen dan nilai Cronbach’s alpha pada sosialisasi akademik (orang

tua dan guru) dan motivasi berprestasi 8

3 Sebaran anak menurut kategori usia dan jenis kelamin 11 4 Sebaran keluarga menurut jenis pekerjaan ayah dan ibu 13

5 Sebaran keluarga berdasarkan besar keluarga 14

6 Nilai minimum, maksimum, rataan, dan standar deviasi indeks

sosialisasi akademik orang tua dan guru 15

7 Sebaran menurut kategori sosialisasi akademik orang tua (%) 16 8 Sebaran menurut kategori sosialisasi akademik guru (%) 17 9 Nilai minimum, maksimum, rataan, dan standar deviasi indeks motivasi

berprestasi (%) 17

10 Sebaran menurut kategori motivasi berprestasi 18 11 Koefisien korelasi antara sosialisasi akademik orang tua dan guru dengan

motivasi berprestasi 19

12 Hasil analisis regresi linier berganda pada karakteristik anak, karakteristik keluarga, dan sosialisasi akademik terhadap motivasi

berprestasi anak 20

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran analisis sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi anak usia sekolah pada keluarga di perdesaan 5

2 Kerangka teknik penarikan contoh 6

3 Sebaran anak berdasarkan uang saku 12

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

BPS (2013) melaporkan bahwa jumlah persentase penduduk miskin di perdesaan pada bulan Maret 2013 lebih tinggi (17,74%) dibandingkan dengan perkotaan (10,33%). Butar-butar (2008), menyebutkan bahwa kepala keluarga yang bekerja di sektor pertanian tergolong miskin. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan masih berpusat di wilayah perdesaan dan sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Selanjutnya, statistik pendidikan BPS (2010) menunjukkan bahwa rata-rata lama sekolah di perkotaan lebih tinggi (9,08 tahun) dibandingkan di perdesaan (6,40 tahun). Hal ini menunjukkan bahwa kemiskinan dan tingkat pendidikan di perdesaan lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pendidikan di perkotaan. Kemiskinan dan pengetahuan yang rendah akan menimbulkan risiko keluarga tidak melakukan pengasuhan yang baik terhadap anak. Keluarga merupakan institusi yang mempunyai peran penting dalam membentuk perilaku, sikap, dan keterampilan sosial melalui proses sosialisasi yang akan berpengaruh terhadap kualitas anak yang dimiliki. Adanya pengaburan peran dan fungsi keluarga mengakibatkan terjadinya penurunan keberfungsian keluarga. Kemiskinan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan keluarga tidak berfungsi secara optimal. Hal ini terjadi karena keluarga akan memprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pangannya dibandingkan menjalankan fungsi yang lainnya. Sementara fungsi pengasuhan atau ekspresif mempunyai peran penting untuk dapat mengoptimalkan perkembangan anak.

Kehidupan pada masa anak-anak merupakan masa yang sangat penting. Menurut Erik Erikson, pada usia sekolah (6-12) anak berada pada tahap industry (rasa mampu) dan inferiority (rasa rendah diri). Pada fase ini anak sedang membangun kepribadian diri. Tercapai atau tidaknya anak dalam membangun kepribadian diri tergantung kepada stimulasi yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya (rumah, sekolah, dan lingkungan teman sebaya). Apabila anak tidak mampu mengembangkan dirinya, baik secara akademik maupun nonakademik maka yang akan berkembang adalah perasaan rendah diri (Santrock 2007). Oleh karenanya, kompetensi akademik maupun nonakademik termasuk motivasi berprestasi di kelas yang dimiliki anak sangat penting dalam membentuk pribadi yang percaya diri. Kompetensi yang dimiliki anak tersebut akan berpengaruh terhadap tahapan perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, proses sosialisasi yang diberikan oleh orang tua dan guru di sekolah pada fase ini berperan penting dalam menumbuhkan rasa mampu dalam diri anak.

Keluarga merupakan agen sosialisasi pertama untuk mengajarkan apa yang harus anak ketahui dan lakukan.1 Keluarga yang tidak menjalankan fungsi sosialisasi dengan baik akan mengakibatkan anak menjadi pasif. Nation Opinion Research Center (2007) menyatakan bahwa keluarga yang miskin biasanya lebih menekankan pada ketaatan dan kesesuaian dalam membesarkan anak, sedangkan keluarga yang kaya lebih menekankan pada penilaian dan kreativitas. Para peneliti juga menyatakan bahwa keterlibatan orang tua yang memiliki anak usia sekolah

1

(12)

dan anak remaja umumnya berpengaruh terhadap keberhasilan belajar dan akademis (Dempsey & Sandler 1997). Izzo et al. (1999) dalam Dehass, Willems, & Holbein (2005) menemukan bahwa keterlibatan orang tua pada siswa SD mempunyai keterkaitan dengan fungsi sosial dan akademik. Selain itu, penelitian Henderson & Berla (1994) pada siswa SD, SMP, dan SMA, menunjukkan bahwa keluarga yang terlibat aktif dalam sektor pendidikan dapat meningkatkan hasil akademik siswa. Falbo, Lein, & Amador (2001) dalam Adsul, Kamble, & Sangli (2008) menyebutkan bahwa sosialisasi akademik yang diberikan dan dilakukan orang tua kepada anak sangat penting untuk anak selama masa remaja. Penelitian pada keluarga Afrika Amerika menemukan bahwa sebagian besar orang tua Afrika Amerika memanfaatkan sosialisasi akademik sebagai kendaraan untuk membantu anak-anak dalam mengatasi hambatan sosial, seperti rasisme dan diskriminasi (Franklin et al. 2002 dalam Cooper & Smalls 2010).

Sementara itu, penelitian tentang pengaruh ketergantungan motivasi pada teori sosial kognitif Bandura menemukan bahwa anak-anak lebih berperilaku prososial ketika mereka memiliki motivasi internal daripada motivasi eksternal seperti hadiah (Hastings, Utendale, & Sullivan 2007). Jenis keterlibatan orang tua yang diberikan kepada anak dalam hal pendidikan, akan memiliki dampak terhadap motivasi siswa (Dehass, Willems, & Holbein 2005). Keterlibatan orang tua yang lebih aktif dalam pendidikan anak, akan meningkatkan motivasi belajar anak yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterlibatan orang tua yang pasif. Hasil penelitian Dehass, Willems, & Holbein (2005) pada 93 siswa kelas lima, menunjukkan bahwa pengawasan orang tua terhadap pekerjaan rumah anak berorientasi pada motivasi ekstrinsik. Semakin banyak orang tua yang terlibat dalam mengawasi, memaksa, atau membantu pekerjaan rumah maka siswa semakin menjadi termotivasi ekstrinsik dan bergantung pada sumber eksternal dalam akademik dan evaluasi (Dehass, Willems, & Holbein 2005).

Selain itu, Soto (2013) juga menemukan bahwa suasana keluarga memiliki pengaruh signifikan terhadap pencapaian tujuan yang berorientasi pada pembelajaran, kinerja, dan motivasi akademik. Interaksi keluarga dengan sekolah ditemukan signifikan terhadap motivasi dan prestasi akademik anak di sekolah (Tiwari, Tiwari, & Sharma 2014). Kinerja sekolah berkorelasi positif dengan motivasi akademik anak di sekolah (Tiwari, Tiwari, & Sharma 2014). Temuan ini menunjukkan bahwa peran keluarga dan sekolah dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian prestasi anak secara bersamaan, memegang peranan yang sangat penting. Lebih lanjut, motivasi berprestasi berhubungan dengan self-efficacy akademik (Bong & Skaalvik 2003 dalam Shekhar & Devi 2012), dan tingkat perkembangan (Guay, Marsh, & Boivin 2003). Karakteristik anak ternyata ikut memberikan fenomena pada motivasi berprestasi. Sejumlah faktor lingkungan seperti pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, status sosial-ekonomi orang tua, media pengajaran, dan lingkungan fisik berpengaruh signifikan terhadap motivasi dan prestasi akademik siswa (Tiwari, Tiwari, & Sharma 2014). Adsul, Kamble, & Sangli (2008) yang melakukan studi pada mahasiswa menemukan bahwa siswa laki-laki memiliki motivasi berprestasi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa perempuan.

(13)

3

dilakukan, akan tetapi penelitian sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi di keluarga perdesaan belum banyak dilakukan. Dengan demikian, penting untuk dilakukan penelitian dengan menganalisis sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi anak usia sekolah pada keluarga di perdesaan.

Perumusan Masalah

Puspitawati (2012) menyatakan bahwa keluarga merupakan wadah yang utama dan pertama bagi setiap manusia yang memfasilitasi individu untuk dipersiapkan menjadi manusia yang seutuhnya melalui pelaksanaan fungsi-fungsi sosial, budaya, pendidikan dan pengasuhan, ekonomi, spiritual, dan pengenalan lingkungan. Hal tersebut menunjukkan bahwa keluarga harus mampu berfungsi secara optimal dalam melaksanakan fungsi keluarga, khususnya fungsi pendidikan dengan menyosialisasikan akademik kepada anak sehingga anak memiliki motivasi untuk berprestasi. The NCLB Act (2002) dalam Taylor (2015) menyatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan mencakup partisipasi dan dorongan dalam perkembangan sekolah, dua arah, dan komunikasi yang melibatkan siswa dalam belajar akademik dan kegiatan sekolah lainnya, termasuk memastikan bahwa orang tua bermain peran dalam membantu pembelajaran, aktif terlibat dalam pendidikan anak di sekolah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga yang bekerja sebagai buruh tani memiliki perilaku investasi pendidikan dan kesehatan yang sedang (Rosidah 2011). Selain itu, Rochaeni dan Lokollo (2005) menyatakan bahwa persentase pengeluaran rumah tangga petani sebagian besar dialokasikan pada pangan dibandingkan investasi pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga yang tinggal di perdesan dan bekerja sebagai petani atau buruh tani jarang memberikan sosialisasi terhadap akademik untuk anak dibandingkan memenuhi kebutuhan pangan. Persepsi inilah yang mungkin dapat mengakibatkan rendahnya motivasi berprestasi anak yang tinggal di perdesaan. Berdasarkan paparan di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik anak, karakteristik keluarga, sosialisasi akademik, dan motivasi berprestasi anak usia sekolah pada keluarga di perdesaan? 2. Bagaimana hubungan karakteristik anak, karakteristik keluarga dengan

sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi anak usia sekolah pada keluarga di perdesaan?

3. Bagaimana hubungan sosialisasi akademik dengan motivasi berprestasi anak usia sekolah pada keluarga di perdesaan?

4. Bagaimana perbedaan sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi anak laki-laki dan perempuan anak usia sekolah pada keluarga di perdesaan? 5. Bagaimana pengaruh karakteristik anak, karakteristik keluarga, dan

(14)

Tujuan Penelitian

Secara keseluruhan penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi karakteristik anak, karakteristik keluarga, sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi anak usia sekolah pada keluarga di perdesaan.

2. Menganalisis hubungan karakteristik anak, karakteristik keluarga dengan sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi anak usia sekolah pada keluarga di perdesaan.

3. Menganalisis hubungan sosialisasi akademik dengan motivasi berprestasi anak usia sekolah pada keluarga di perdesaan.

4. Menganalisis perbedaan sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi anak laki-laki dan perempuan anak usia sekolah pada keluarga di perdesaan. 5. Menganalisis pengaruh karakteristik anak, karakteristik keluarga, dan

sosialisasi akademik terhadap motivasi berprestasi anak usia sekolah pada keluarga di perdesaan.

Manfaat Penelitian

1. Peneliti/Mahasiswa

Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kompetensi di bidang perkembangan anak khususnya kajian tentang sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi.

2. Institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan keilmuan khususnya dalam bidang perkembangan anak dan diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai analisis sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi anak usia sekolah pada keluarga di perdesaan.

3. Keluarga perdesaan

Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat dalam menyajikan informasi tentang pentingnya sosialisasi akademik yang diberikan orang tua dan guru yang akan berdampak pada motivasi berprestasi anak.

KERANGKA PEMIKIRAN

(15)

5

Selanjutnya sosialisasi akademik orang tua dan guru diduga akan berpengaruh terhadap motivasi berprestasi anak. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Tiwari, Tiwari, & Sharma (2014) yang menemukan bahwa kinerja sekolah berkorelasi positif dengan motivasi akademik anak, kemudian interaksi keluarga dengan sekolah ditemukan signifikan terhadap motivasi akademik anak di sekolah. Epstein et al. (2009) dalam Taylor (2015) menyatakan bahwa siswa yang orang tuanya terlibat dalam pendidikan memiliki motivasi yang tinggi dan nilai ujian yang lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini ingin menganalisis lebih lanjut pengaruh sosialisasi akademik dari orang tua dan guru terhadap motivasi berprestasi anak usia sekolah pada keluarga di perdesaan. Adapun kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pemikiran analisis sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi anak usia sekolah pada keluarga di perdesaan

METODE

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian berada di kecamatan Pamijahan yang diambil secara purposive sebagai representasi wilayah perdesaan dalam kategori rumah tangga petani dengan lahan pertanian sawah lima terbesar di Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2014 sampai Juni 2015. Waktu penelitian tersebut terhitung dari penyusunan proposal, persiapan, pengumpulan data, pengolahan, dan analisis data hingga penulisan laporan. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung Hibah Kompetensi dengan judul “Model Pendidikan Karakter pada Keluarga Perdesaan melalui Family School Partnership” oleh Dr. Ir. Dwi Hastuti, M.Sc dan Alfiasari, S.P., M.Si.

Sosialisasi Akademik

Orang tua Guru

1. Memperoleh pekerjaan dan pendidikan yang lebih baik 2. Memberi tekanan pada nilai

pendidikan

(16)

Populasi, Contoh, dan Cara Penarikan Contoh

Populasi penelitian ini adalah keluarga lengkap yang memiliki anak usia sekolah yang tinggal di wilayah perdesaan di Kabupaten Bogor. Kerangka contoh adalah populasi yang memiliki anak bersekolah di SDN Ciasihan 1 dan SDN Ciasmara 1 kelas 4 (empat) dan 5 (lima) SD. Contoh adalah 100 keluarga yang diambil dari kerangka contoh. Penarikan contoh dalam penelitian ini dilakukan dengan metode acak proporsional berdasarkan jumlah siswa kelas 4-5 di sekolah SDN Ciasihan 1 (142 anak) dan SDN Ciasmara 1 (215 anak) dan berdasarkan jenis kelamin di kedua sekolah sehingga contoh mempunyai proporsi laki-laki 55 anak dan perempuan 45 anak. Adapun kerangka teknik penarikan contoh dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Kerangka teknik penarikan contoh

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung kepada siswa yang menjadi responden penelitian dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitas instrumennya. Data primer yang diperoleh meliputi karakteristik anak (jenis kelamin, usia, urutan kelahiran, dan uang saku), karakteristik keluarga (usia, lama pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan keluarga, besar keluarga), sosialisasi akademik (orang tua dan guru), dan motivasi berprestasi (motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik).

Variabel sosialisasi akademik dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan konsep Lewis (2011). Variabel ini memiliki 34 pernyataan persepsi anak terhadap orang tua dan 34 pernyataan persepsi anak terhadap guru yang terdiri dari enam dimensi yaitu sosialisasi untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik, memberi tekanan pada nilai pendidikan, mengomunikasikan harapan untuk berprestasi, mendiskusikan strategi belajar, membuat rencana dan persiapan untuk masa depan, dan menghubungkan tugas

(17)

7

rumah dan sekolah dengan minat dan tujuan anak. Setelah diuji reliabilitas dan validitas, jumlah pernyataan menjadi 33 pernyataan persepsi anak terhadap orang tua dan 32 pernyataan persepsi anak terhadap guru. Berdasarkan dimensi, instrumen sosialisasi akademik orang tua dan guru terdiri dari 8 pernyataan untuk dimensi mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik, 14 pernyataan untuk dimensi memberi tekanan pada nilai pendidikan, 14 pernyataan untuk dimensi mengomunikasikan harapan untuk berprestasi, 11 pernyataan untuk dimensi mendiskusikan strategi belajar, 8 pernyataan untuk dimensi membuat rencana dan persiapan untuk masa depan, dan 10 pernyataan untuk dimensi menghubungkan tugas rumah dan sekolah dengan minat dan tujuan anak. Selanjutnya variabel motivasi berprestasi diukur dengan memodifikasi instrumen Lepper, Iyengar, & Corpus (2005). Variabel motivasi berprestasi terdiri dari dua dimensi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Setelah diuji reliabilitas dan validitas pernyataan menjadi 29 dari 32 pernyataan dengan 14 pernyataan motivasi intrinsik dan 15 pernyataan motivasi ekstrinsik. Jenis dan cara pengambilan data, variabel, jawaban, dan skala disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Variabel, jawaban, dan skala

Variabel Jawaban Skala

Urutan kelahiran Urutan ke (...) Nominal

Uang saku Uang jajan per hari Rasio

Karakteristik keluarga

Usia (...) tahun Rasio

Lama pendidikan (...) tahun Rasio

Pendapatan keluarga Rp(...) Rasio

Besar keluarga (...) orang Rasio

Status pekerjaan [1] tidak bekerja

1 : hampir tidak pernah/HTP

(18)

Tabel 1 Subvariabel, jawaban, dan skala (lanjutan)

sekolah dengan minat dan tujuan anak pengecekan terhadap data-data yang telah dikumpulkan melalui pengisian kuesioner. Coding yaitu pemberian kode tertentu terhadap jawaban responden untuk memudahkan analisis. Data yang telah di-coding kemudian di-scoring. Setelah itu data di-entry untuk diolah yang sebelumnya telah di-cleaning agar tidak ada kesalahan. Semua data diolah menggunakan Microsoft Excel for Windows dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows. Hasil uji reliabilitas yang mengacu pada nilai Cronbach’s alpha pada tiap variabel pada sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Nilai Cronbach’s alpha pada sosialisasi akademik (orang tua dan guru) dan motivasi berprestasi

Instrumen Nilai Cronbach’s Alpha

Sosialisasi akademik orang tua 0,921

Sosialisasi akademik guru 0,910

Motivasi berprestasi 0,634

Berikut ini adalah data yang dikumpulkan dan scoring data yang dipakai dalam penelitian:

1. Data karakteristik anak terdiri atas jenis kelamin, usia, urutan kelahiran, dan uang saku.

(19)

9

menggunakan indikator garis kemiskinan BPS Kabupaten Bogor (BPS 2014). Selain itu, besar keluarga dikategorikan berdasarkan BKKBN tahun 2005 mulai dari kecil (≤ 4 orang), sedang (5-7 orang), dan besar (> 7 orang). 3. Sistem scoring akan dilakukan untuk sosialisasi akademik orang tua,

sosialisasi akademik guru, dan motivasi berprestasi menggunakan rumus:

Y=

Pengkategorian variabel sosialisasi akademik orang tua, sosialisasi akademik guru, dan motivasi berprestasi dibagi menjadi tinggi, sedang, dan rendah. Selanjtnya skor dikategorikan dengan menggunakan cut off point Rendah (0 - < 60), Sedang (60 - < 80), Tinggi (80 – 100). Analisis data pada penelitian ini mencakup analisis deskriptif dan analisis inferensia. Analisis data yang digunakan pada setiap variabel telah disesuaikan dengan tujuan penelitian ditunjukkan sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi identifikasi karakteristik anak, karakteristik keluarga. Sosialisasi akademik (orang tua dan guru), dan motivasi berprestasi digunakan analisis statistik deskriptif seperti jumlah, persentase, nilai rataan, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum.

2. Untuk menganalisis hubungan karakteristik anak, karakteristik keluarga dengan sosialisasi akademik (orang tua) digunakan uji korelasi Pearson (data numerik).

3. Untuk menganalisis hubungan sosialisasi akademik (orang tua dan guru) dengan motivasi berprestasi digunakan uji korelasi Pearson (data numerik). 4. Untuk menganalisis perbedaan sosialisasi akademik (orang tua dan guru)

dan motivasi berprestasi digunakan uji t-test.

5. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik anak, karakteristik keluarga, sosialisasi akademik (orang tua dan guru) terhadap motivasi berprestasi analisis yang digunakan yaitu uji regresi linier berganda. Variabel bebas yang dimasukkan pada model regresi adalah variabel dengan skala data rasio. Adapun data ordinal atau nominal tidak dimasukkan karena skala data tidak dapat memenuhi syarat untuk uji regresi linier.

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3 + β4X4+ β5X5+ β6X6+ β7X7 + β8X8+ β9X9 +

β10X10 + E Keterangan :

Y = Indeks motivasi berprestasi anak

= Konstanta

β 1-10 = Koefisien regresi

X 1 = Usia anak (tahun)

X2 = Dummy jenis kelamin (0= perempuan; 1=

laki-laki)

X3 = Usia ayah (tahun)

X4 = Usia ibu (tahun)

X5 = Lama pendidikan ayah (tahun)

X6 = Lama pendidikan ibu (tahun)

X7 = Pendapatan keluarga (Rp/kap/bulan)

(20)

Definisi Operasional

Contoh adalah keluarga lengkap yang memiliki anak sekolah kelas 4 dan kelas 5 yang bersekolah di SDN Ciasihan 1 dan SDN Ciasmara 1.

Responden adalah anak usia sekolah kelas 4 dan kelas 5 dari keluarga contoh dan berjumlah 100 anak.

Karakteristik anak adalah ciri yang melekat pada anak yang terdiri dari jenis kelamin, usia, urutan kelahiran, dan uang saku.

Jenis kelamin anak adalah jenis kelamin yang dikelompokkan menjadi laki-laki dan perempuan.

Usia adalah usia anak dalam satuan tahun pada saat wawancara berlangsung . Urutan kelahiran anak adalah kondisi dimana anak lahir menjadi anggota

keluarga sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah, atau anak bungsu.

Uang saku anak adalah uang jajan yang diberikan orang tua dalam nominal satuan rupiah per hari.

Karakteristik keluarga adalah ciri yang melekat pada keluarga yang terdiri dari usia orang tua, lama pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, dan besar keluarga.

Usia orang tua adalah usia ayah dan ibu berdasarkan tanggal lahir dan dinyatakan dalam tahun.

Lama pendidikan orang tua adalah lamanya ayah dan ibu menempuh pendidikan formal yang dinyatakan dalam tahun.

Jenis pekerjaan adalah status yang dikelompokkan menjadi tidak bekerja, petani pemilik, petani penyewa, petani penggarap, petani buruh harian, PNS, pegawai swasta, wirausaha/pedagang, buruh, penambang, dan lainnya.

Pendapatan keluarga adalah jumlah pendapatan yang diterima keluarga baik itu dari ayah, ibu, maupun anggota lainnya, serta dinyatakan dalam rupiah per bulan.

Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.

Sosialisasi akademik adalah proses bagaimana orang tua dan guru mengenalkan, memberikan kebiasaan, hingga tertanam nilai-nilai pendidikan pada anak yang diukur melalui enam dimensi yaitu sosialisasi untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik, memberi tekanan pada nilai pendidikan, mengomunikasikan harapan untuk berprestasi, mendiskusikan strategi belajar, membuat rencana dan persiapan untuk masa depan, dan menghubungkan tugas rumah dan sekolah dengan minat dan tujuan anak. Motivasi berprestasi anak adalah keinginan dan dorongan anak untuk memiliki

prestasi yang diukur melalui dua dimensi yaitu motivasi berprestasi intrinsik dan ekstrinsik.

X9 = Sosialisasi akademik orang tua

X10 = Sosialisasi akademik guru

(21)

11

Motivasi berprestasi intrinsik adalah keinginan dan dorongan yang tumbuh dari dalam diri anak untuk memiliki prestasi yang meliputi tantangan, rasa ingin tahu, dan penguasaan independen.

Motivasi berprestasi ekstrinsik adalah keinginan dan dorongan yang tumbuh karena faktor dari luar seperti keinginan memiliki pekerjaan yang mudah, guru yang menyenangkan, tergantung pada guru, dan imbalan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Karakteristik Anak

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar anak berada pada umur 11 tahun, baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Usia maksimum anak adalah 13 tahun dan usia minimum adalah 9 tahun dengan rata-rata capaian usia anak adalah 11 tahun. Berdasarkan kategori jenis kelamin , jumlah anak laki-laki dan perempuan pada penelitian ini tidaklah sama yaitu anak laki-laki-laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan dengan anak perempuan. Adapun rata-rata usia siswa laki-laki menunjukkan pada usia 11,23 tahun dan rata-rata usia anak perempuan berusia 10,71 tahun. Tabel 3 di bawah ini memperlihatkan lebih jelas sebaran anak menurut usia dan jenis kelamin.

Tabel 3 Sebaran anak menurut kategori usia dan jenis kelamin

Usia (Tahun)

Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

n % n % N %

9 0 0,0 1 2,2 1 1,0

10 10 18,2 16 35,6 26 26,0

11 27 49,1 23 51,1 50 50,0

12 13 23,6 5 11,1 18 18,0

13 5 9,1 0 0,0 5 5,0

Total 55 100,0 45 100,0 100 100,0

(22)

Gambar 4 merupakan sebaran anak berdasarkan urutan kelahiran anak. Urutan kelahiran anak terbagi menjadi tiga kategori yaitu anak sulung (pertama), anak tengah, dan anak bungsu (terakhir). Gambar tersebut menunjukkan bahwa anak tengah memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan urutan kelahiran lainnya baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan. Artinya lima dari sepuluh anak laki-laki dan perempuan mempunyai kakak dan adik, sehingga keluarga harus melakukan pengasuhan dengan berbagai macam jenis umur.

Karakteristik Keluarga

Karakteristik keluarga terdiri atas usia orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, dan besar keluarga. Gambar 5 merupakan sebaran keluarga berdasarkan pengkategorian masa dewasa (dewasa muda, dewasa madya, dan dewasa lanjut) yang mengacu pada Hurlock (1980). Gambar 5 memperlihatkan bahwa usia ayah lebih dari separuhnya termasuk ke dalam kategori dewasa madya. Berlainan dengan itu, usia ibu lebih dari separuhnya berada pada kategori dewasa muda. Usia termuda pada ayah dan ibu adalah 27 tahun dan 23 tahun, sedangkan usia tertua pada usia ayah dan ibu adalah 80 tahun dan 75 tahun. Rata-rata usia ayah berusia 44,03 tahun dan rata-rata usia ibu 38,19 tahun. Gambar 3 Sebaran anak berdasarkan uang saku dan jeis kelamin

Gambar 4 Sebaran anak berdasarkan urutan kelahiran anak dan jenis kelamin

(23)

13

Tingkat pendidikan ayah dan ibu pada hasil penelitian terlihat bahwa lebih dari separuh dari jumlah ayah maupun ibu berpendidikan sampai tamat SD. Sementara itu, lebih dari satu per empat ayah dan ibu berpendidikan tidak tamat SD. Pendidikan terendah ayah dan ibu dengan status pendidikan tidak bersekolah sebanyak 3 orang dan 2 orang. Rata-rata lama pendidikan ayah dan ibu yaitu 6,12 tahun dan 5,79 tahun. Tingkat pendidikan tertinggi yang dicapai ayah dan ibu adalah perguruan tinggi dengan persentase yang sama yaitu 1 persen (Gambar 6).

Hasil berdasarkan jenis pekerjaan orang tua menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan ayah terbanyak berada pada wirausaha/dagang, buruh, dan petani buruh harian. Sementara jumlah pekerjaan ibu terbanyak pada tidak bekerja, petani buruh harian, dan profesi lainnya. Penjelasan lebih lanjut disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4 Sebaran keluarga menurut jenis pekerjaan ayah dan ibu

Pekerjaan Orang Tua Ayah Ibu

Tidak bekerja 1,0 74,0

Pada penelitian ini tingkat kemiskinan keluarga dibagi menurut kategori Badan Pusat Statistik (BPS) 2014 Kabupaten Bogor. Kategori kemiskinan kabupaten diambil dari garis kemiskinan Kabupaten Bogor tahun 2014 yaitu sebesar Rp271.970,00. Hasil penelitian menemukan bahwa rata-rata pendapatan per kapita per bulan orang tua berada pada kisaran Rp359.000,00, dengan minimal pendapatan/kapita/bulan Rp37.500,00 dan maksimal Rp4.285.714,00. Lebih dari separuh total anak baik laki-laki maupun perempuan berasal dari keluarga tidak miskin. Namun, keluarga miskin pada anak perempuan lebih tinggi dibandingkan

3,0

(24)

keluarga dari anak laki-laki. Sebaran pendapatan orang tua disajikan pada Gambar 7.

Besar keluarga pada penelitian ini dibagi menurut kategori Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kategori keluarga kecil berjumlah kurang atau sama dengan 4 orang. Kategori keluarga sedang berjumlah 5-7 orang. Selanjutnya, keluarga besar adalah keluarga dengan anggota mencapai lebih dari 7 orang. Hasil penelitian menemukan total keluarga sedang jauh lebih banyak dibandingkan dengan keluarga kecil dan besar. Namun, jika dibandingkan dari keduanya keluarga kecil memilliki persentase lebih tinggi daripada keluarga besar. Jumlah besar keluarga terkecil yaitu 3 anggota keluarga dan terbesar 10 anggota keluarga dengan rata-rata besar keluarga 5,3 orang. Sebaran besar keluarga disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5 Sebaran keluarga berdasarkan besar keluarga dan jenis kelamin

Jenis Kelamin

Total Laki-laki (%) Perempuan (%)

Keluarga kecil (≤ 4 orang) 38,1 28,9 34,0

Keluarga sedang (5-7 orang) 52,8 57,8 55,0

Keluarga besar (> 7 orang) 9,1 13,3 11,0

Total 100,0

Sosialisasi Akademik

Hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 6 menunjukkan bahwa capaian sosialisasi akademik orang tua lebih tinggi dibandingkan dengan sosialisasi akademik guru. Dilihat dari dimensi sosialisasi akademik orang tua, dimensi sosialisasi untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik, capaiannya lebih tinggi dibandingkan dengan dimensi lainnya. Sementara pada sosialisasi akademik guru, dimensi sosialisasi untuk memberi tekanan pada nilai pendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan dimensi lainnya. Hasil penelitian menunjukkan adanya persamaan antara sosialisasi akademik orang tua dan guru yaitu masih rendahnya dalam memberikan sosialisasi untuk mendiskusikan strategi belajar dan menghubungkan tugas rumah dan sekolah dengan minat dan tujuan anak. Beberapa dimensi sosialisasi akademik orang tua yang memiliki capaian minimal nol (0) yaitu sosialisasi untuk mendiskusikan strategi belajar; membuat rencana dan persiapan untuk masa depan; dan menghubungkan tugas

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0

Miskin Tidak miskin

45,5

54,5

46,7 53,3 Laki-laki

Perempuan

(25)

15

rumah dan sekolah dengan minat dan tujuan anak. Artinya terdapat anak yang hampir tidak pernah mendapatkan sosialisasi untuk mendiskusikan strategi belajar; membuat rencana dan persiapan untuk masa depan; dan menghubungkan tugas rumah dan sekolah dengan minat dan tujuan anak dari orang tuanya. Sementara sosialisasi akademik guru dari seluruh dimensi hanya dimensi sosialisasi untuk mendiskusikan strategi belajar yang tidak memiliki capaian minimal nol (0). Artinya terdapat anak yang hanya mendapatkan sosialisasi untuk mendiskusikan strategi belajar dari guru, sementara untuk dimensi lainnya anak hampir tidak pernah mendapatkan pengenalan dan penanaman nilai-nilai akademik di luar strategi belajar.

Tabel 6 Nilai minimum, maksimum, rataan, dan standar deviasi indeks sosialisasi akademik

Subvariabel

Minimal Maksimal Rataan ± Standar Deviasi Orang

tua Guru

Orang

tua Guru Orang tua Guru

Sosialisasi akademik 12 6 100 95 60,31 ± 17,66 51,62 ± 17,29 Memperoleh

strategi belajar 0 13 100 100 54,44 ± 21,62 53,95 ± 20,32 Membuat rencana

(26)

nilai-nilai akademik pada anak seperti orang tua hampir tidak pernah menawarkan untuk mengerjakan PR, hampir tidak pernah memasukan anak ke tempat les, hampir tidak pernah memberikan PR tambahan, hampir tidak pernah menetapkan jam belajar yang rutin di rumah, hampir tidak pernah berinteraksi dengan guru di sekolah, dan hampir tidak pernah terlibat dalam minat dan hobi anak.

Tabel 7 Sebaran anak berdasarkan kategori sosialisasi akademik orang tua dan jenis kelamin anak (%)

Sosialisasi akademik 40,0 55,5 41,8 33,3 18,2 11,2

Memperoleh pekerjaan dan pendidikan yang lebih baik

32,7 46,7 23,6 26,6 43,7 26,7

Memberi tekanan pada

nilai pendidikan 20,0 44,4 47,3 24,4 32,7 31,2

Mengomunikasikan

harapan untuk berprestasi 34,6 46,7 32,7 22,2 32,7 31,9 Mendiskusikan strategi

belajar 58,2 60,0 29,1 26,7 12,7 13,3

Membuat rencana dan persiapan untuk masa depan

40,0 53,4 25,5 20,0 34,5 26,6

Menghubungkan tugas rumah dan sekolah dengan minat dan tujuan anak

71,0 80,0 16,3 8,9 12,7 11,1

(27)

17

mengembangkan hobinya, hampir tidak pernah berinteraksi dengan orang tua, hampir tidak pernah terlibat dalam minat dan hobi anak, hampir tidak pernah memberi hadiah sesuai dengan kesukaan anak, dan guru hampir tidak pernah mengetahui aktivitas apa saja yang suka dilakukan anak di sekolah. Hanya 5,4 persen anak laki-laki dan 6,7 persen anak perempuan yang merasa bahwa guru telah memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai tentang pendidikan yang tinggi pada dirinya.

Tabel 8 Sebaran anak berdasarkan kategori sosialisasi akademik guru dan jenis kelamin (%)

Sosialisasi akademik 67,3 77,8 27,3 15,5 5,4 6,7

Memperoleh pekerjaan dan pendidikan yang lebih baik

49,0 64,4 27,4 11,1 23,6 24,5

Memberi tekanan pada

nilai pendidikan 41,9 55,5 38,1 26,7 20,0 17,8

Mengomunikasikan

harapan untuk berprestasi 56,4 55,5 21,8 17,8 21,8 26,7 Mendiskusikan strategi motivasi berprestasi intrinsik anak lebih tinggi dibandingkan dengan motivasi berprestasi ektrinsik. Sementara rataan secara total adalah 67,78 dengan rataan minimal-maksimal adalah 36 dan 93. Hasil ini dilihat berdasarkan rata-rata indeks motivasi berprestasi.

Tabel 9 Nilai minimum, maksimum, rataan, dan standar deviasi indeks motivasi berprestasi

Subvariabel Minimal Maksimal Rataan ± Standar Deviasi

Intrinsik 14 100 72,03 ± 18,63

Ekstrinsik 6 100 63,76 ± 19,47

(28)

berprestasi yang berasal dari faktor dirinya sendiri. Sementara motivasi berprestasi eksrinsik anak laki-laki dan perempuan berada pada kategori rendah. Hal tersebut memperlihatkan bahwa anak SD di perdesaan lebih memiliki motivasi berprestasi intrinsik dibandingkan dengan motivasi berprestasi ekstrinsik, meskipun keduanya belum tinggi. Namun apabila melihat pada kategori tinggi, motivasi intrinsik dan ekstrinsik pada anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan.

Tabel 10 Sebaran anak berdasarkan kategori motivasi berprestasi dan jenis kelamin (%)

Hubungan Karakteristik Anak dan Keluarga dengan Sosialisasi Akademik Orang Tua serta Motivasi Berprestasi

Hasil pengujian korelasi Pearson antara usia anak dan karakteristik keluarga dengan sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi menunjukkan bahwa tidak ditemukannya hubungan signifikan antara karakteristik anak dan keluarga dengan sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi.

Perbedaan Sosialisasi Akademik dan Motivasi Berprestasi Anak Laki-laki dan Perempuan

Hasil uji beda antara jenis kelamin dengan sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara apa yang dirasakan anak laki-laki dan perempuan dalam menerima nilai-nilai pendidikan dari orang tua dan guru mereka, dan tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara motivasi berprestasi anak laki-laki dan perempuan.

Hubungan Sosialisasi Akademik Orang Tua dan Guru dengan Motivasi Berprestasi

Hasil penelitian pada hubungan sosialisasi akademik dengan motivasi berprestasi anak (Tabel 11) menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara semua dimensi sosialisasi akademik orang tua dan guru dengan motivasi berprestasi intrinsik. Artinya, semakin tinggi orang tua dan guru dalam mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik, menekankan pada nilai pendidikan, mengomunikasikan harapan untuk berprestasi, mendiskusikan strategi belajar, membuat rencana dan persiapan untuk masa depan, dan menghubungkan tugas rumah dan sekolah dengan minat dan tujuan anak berhubungan nyata dengan semakin meningkatnya motivasi berprestasi intrinsik anak. Sementara itu, pada motivasi berprestasi

(29)

19

ekstrinsik terlihat bahwa tidak berhubungan signifikan dengan sosialisasi akademik orang tua dan guru.

Tabel 11 Koefisien korelasi antara sosialisasi akademik orang tua dan guru dengan motivasi berprestasi

Hubungan antar variabel Motivasi berprestasi Intrinsik Ekstrinsik

Orang tua Guru Orang tua Guru

Sosialisasi akademik 0,527** 0,464** 0,108 -0,079

Memperoleh pekerjaan dan

pendidikan yang lebih baik 0,361** 0,373** -0,135 -0,165 Memberi tekanan pada nilai

pendidikan 0,445** 0,404** -0,109 -0,138

Mengomunikasikan harapan untuk

berprestasi 0,545** 0,428** -0,184 -0,151

Mendiskusikan strategi belajar 0,348** 0,260** -0,086 -0,075 Membuat rencana dan persiapan

untuk masa depan 0,410** 0,262** 0,005 0,099

Menghubungkan tugas rumah dan sekolah dengan minat dan tujuan anak

0,284** 0,228* 0,108 0,172

Keterangan: * = Signifikan pada p<0,05, **= Signifikan pada p<0,01

Pengaruh Karakteristik Anak, Karakteristik Keluarga, dan Sosialisasi Akademik terhadap Motivasi Berprestasi

(30)

Tabel 12 Hasil analisis regresi linier berganda pada karakteristik anak, karakteristik keluarga, dan sosialisasi akademik terhadap motivasi berprestasi intrinsik anak

Usia anak (tahun) -1,212 2,216 -0,058 -0,589 0,873

Jenis kelamin 0,582 3,627 0,028 0,284 0,586

usia ibu 0,136 0,216 0,060 0,626 0,530

Lama pendidikan ayah

(tahun) 0,195 0,672 0,030 0,308 0,773

Lama pendidikan ibu

(tahun) -0,212 0,854 -0,027 -0,263 0,805

Pendapatan keluarga (Rp/kap/bul)

3,763 x

10-6 0,000 -0,092 -1,010 0,314

Besar keluarga -0,588 1,270 -0,043 -0,441 0,644

Sosialisasi akademik

orang tua 0,465 0,152 0,438 3,057 0,003**

Sosialisasi akademik guru 0,127 0,152 0,119 0,844 0,405

F 4,341

(31)

21

tinggi, suka bertanya untuk mengetahui hal-hal baru, lebih suka belajar dibandingkan bermain, lebih suka mengetahui cara penyelesaian masalah dibandingkan kunci jawabannya, dan masih ingin belajar meskipun guru tidak memerhatikannya. Selanjutnya hasil wawancara pada orang tua menunjukkan bahwa anak di perdesaan jarang diberikan sumber ekstrinsik seperti hadiah, pelukan, ciuman, dan pujian. Hal tersebut jarang diberikan karena orang tua merasa bahwa memberikan pelukan dan ciuman pada anak SD sudah tidak perlu lagi dan untuk membelikan hadiah sendiri orang tua tidak mampu. Kondisi tersebut menunjukkan sumber ekstrinsik tidak cukup untuk mendorong motivasi sehingga yang terbentuk adalah motivasi berprestasi intrinsik pada anak. Selanjutnya penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara anak laki-laki dan perempuan dengan motivasi berprestasi intrinsik dan motivasi berprestasi ekstrinsik. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Nagarathanamma & Rao (2007) yang tidak menemukan perbedaan signifikan berdasarkan tingkat motivasi berprestasi antara laki-laki dan perempuan.

(32)

di rumah berinteraksi dengan anak untuk membicarakan perkembangan sekolah anak. Begitupun halnya dengan guru di sekolah, guru di perdesaan sangat kurang berinteraksi dengan anak untuk berdiskusi mengenai masa depan anak. Biasanya interaksi guru dengan anak hanya sebatas memberikan pengajaran dan tugas saja, selebihnya sangat jarang guru berinteraksi dan berdiskusi dengan anak membicarakan mengenai strategi belajar anak, minat dan hobi anak, bahkan guru jarang sekali mengetahui cita-cita anak. Interaksi guru dengan orang tua pun hanya dilakukan ketika ada pembagian rapor siswa saja.

Hasil penelitian menunjukkan hampir dari separuh anak berasal dari keluarga dengan pendidikan sampai SD, pekerjaan sebagai buruh bahkan tidak bekerja. Hasil uji hubungan dan pengaruh antara karakteristik anak (usia, jenis kelamin), dan karakteristik keluarga (usia orang tua, lama pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan, dan besar keluarga) tidak ditemukan berhubungan dan berpengaruh terhadap motivasi berprestasi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Tiwari, Tiwari, & Sharma (2014) yang menemukan bahwa sejumlah faktor lingkungan seperti pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, status sosial ekonomi orang tua, media pengajaran, dan lingkungan fisik berpengaruh signifikan terhadap motivasi dan prestasi akademik anak.

Hasil uji hubungan antara sosialisasi akademik orang tua dan guru dengan motivasi berprestasi ditemukan bahwa sosialisasi akademik orang tua dan guru berhubungan sangat signifikan dengan motivasi berprestasi intrinsik. Kemampuan anak dalam mendorong dirinya untuk berprestasi yang baik erat kaitannya dengan keterlibatan orang tua di rumah yang membantu anak untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang pendidikan dengan lebih baik. Orang tua yang mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai pendidikan yang tinggi terbukti akan mendorong anak untuk memiliki keinginan berprestasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Huang & Mason (2008) yang menemukan bahwa keterlibatan orang tua menjadikan siswa cenderung untuk mencapai tes skor yang lebih tinggi terlepas dari status sosial ekonomi, latar belakang etnis, atau latar belakang pendidikan orang tua, memiliki motivasi yang tinggi dan nilai ujian yang lebih baik tanpa memandang status sosial ekonomi (SES) atau etnis (Epstein et al. 2009 dalam Taylor 2015). Namun berbeda dengan hasil penelitian Dehass, Willems, & Holbein (2005) pada 93 anak kelas lima, semakin banyak orang tua yang terlibat dalam mengawasi, memaksa, atau membantu pekerjaan rumah maka anak semakin menjadi termotivasi ekstrinsik dan bergantung pada sumber eksternal dalam akademik dan evaluasi.

(33)

23

& Ryan 1999; Eisenberger & Cameron 1996). Pujian juga efektif karena menciptakan suasana hati yang positif (Delin & Baumeister 1994 dalam Henderlong & Lepper 2002) atau karena membuat orang merasa baik tentang diri mereka sendiri (Blumenfeld et al. 1982). Beberapa hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa motivasi intrinsik dapat muncul bukan hanya karena ada faktor dari diri sendiri saja, melainkan dapat dipengaruhi oleh faktor luar seperti sosialisasi akademik yang diberikan secara rutin dan berkaitan dengan hal positif.

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu tidak dapat menggeneralisasikan faktor-faktor yang terlibat membentuk motivasi berprestasi pada anak usia sekolah secara keseluruhan, tetapi hanya pada populasi penelitian karena memiliki karakteristik yang khas pada wilayah perdesaan yang memiliki lahan pertanian sawah. Motivasi berprestasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti self efficacy dan tingkat perkembangan, sehingga penelitian ini diharapkan dapat menambahkan variabel bebas lainnya untuk melihat pengaruh motivasi berprestasi pada anak usia sekolah. Kemudian diharapkan untuk dilakukan di dua wilayah yaitu perdesaan dan perkotaan sehingga dapat melihat perbedaan motivasi berprestasi anak di perkotaan dan di perdesaan. Selanjutnya diharapkan untuk dapat mengkaji lebih lanjut pada anak SMP dan SMA sehingga dapat melihat apakah keterlibatan orang tua dalam sosialisasi akademik masih berpengaruh terhadap motivasi berprestasi anak.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil penelitian ini melibatkan lebih dari separuh anak berjenis kelamin laki-laki sebagai responden, memiliki uang saku kurang dari Rp5.000,00, berada pada urutan kelahiran tengah, dan berasal dari keluarga tidak miskin. Rata-rata lama pendidikan orang tua adalah 5,95 tahun atau setara dengan tidak tamat SD. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa persepsi anak terhadap sosialisasi akademik orang tua dan guru yang diterimanya dalam kategori rendah. Motivasi berprestasi anak lebih tinggi pada motivasi berprestasi intrinsik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan motivasi berprestasi intrinsik adalah sosialisasi akademik orang tua dan guru. Hasil uji regresi linier berganda penelitian ini menemukan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap motivasi berprestasi intrinsik adalah sosialisasi akademik orang tua. Model variabel-variabel yang diduga memengaruhi motivasi berprestasi intrinsik dalam penelitian ini terbukti menjelaskan 23,3 persen pengaruhnya pada motivasi berprestasi intrinsik, dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Saran

(34)

mengenalkan, memberikan kebiasaan hingga tertanam pada anak untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik; memberi tekanan pada nilai pendidikan; mengomunikasikan harapan untuk berprestasi; mendiskusikan strategi belajar; membuat rencana dan persiapan untuk masa depan; dan menghubungkan tugas rumah dan sekolah dengan minat dan tujuan anak. Selain itu, para siswa harus didorong untuk menumbuhkan motivasi berprestasi di sekolah. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan kajian ilmu keluarga dan perkembangan anak lainnya untuk mengukur motivasi berprestasi anak. Untuk mengukur motivasi berprestasi sebaiknya hanya menggunakan satu dimensi saja tidak perlu membedakan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

DAFTAR PUSTAKA

Adsul RK, Kamble V, Sangli KWM. 2008. Achievement motivation as a function of gender, economic background and caste differences in college students. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology. 34 (2): 323-327. Blumenfeld PC, Pintrich PR, Meece J, Wessels, K. 1982. The formation and role

of self perceptions of ability in elementary class-rooms. The Elementary School Journal. 82: 401-420.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Pendidikan 2009 Survei Sosial Ekonomi Nasional. Jakarta.

. 2013. Index Pembangunan Manusia Provinsi dan Nasional. [internet]. [2014 Desember 16]. Tersedia pada: bps.go.id.

. 2014. Tingkat kemiskinan Jawa Barat September 2013. Berita Resmi Statistik [internet]. 2 Januari 2015, [diunduh 2015]; No.

04/32/Th.XVI. tersedia pada: http://www.bps.go.id.

Butar-butar D. 2008. Analisis sosial ekonomi rumah tangga kaitannya dengan kemiskinan di perdesaan (studi kasus di Kabupaten Tapanuli Tengah). Jurnal Perencanaan & Pembangunan Wilayah. 4(1).

Cameron J, Pierce WD. 1994. Reinforcement, reward, and intrinsic motivation: A meta-analysis. Review of Educational Research. 64 (4): 363-423.doi: 10.3102/00346543064003363.

Cooper SM, Smalls C. 2010. Culturally distinctive and academic socialization: direct and interactive relationships with african american adolescents’ academic adjustment. Journal Youth Adolecence. 39:199-212.doi:10.1007/s10964-009-9404-1.

Deci EL, Vallerand RJ, Pelletier LG, & Ryan RM. 1991. Motivation and education: The self-determination perspective. Educational Psychologist. 26(3 & 4): 325-346.doi: 10.1080/00461520.1991.9653137.

(35)

25

Dehass ARG, Willems PP, Holbein MFD. 2005. Examining the relationship between parental involvement and student motivation. Education Psychology Review. 17(2).doi: 10.1007/s10648-005-3949-7.

Dempsey KVH, Sandler HM. 1997. Why do parents become involved in their children’s education? Review of Eduational Research. 67(1): 3–42.

Dev PC. 1997. Intrinsic motivation and academic achievement: What does their relationship imply for the classroom teacher? Remedial and Special Education. 18 (1): 12-19.

Duff PA. 2010. Language socialization into academic discourse communities. Annual review of Applied Linguistics. 30: 169-192. doi:10.1017/S0267190510000048.

Eisenberger R, Cameron J. 1996. Detrimental effects of reward: Reality or myth? American Psychologist. 51 (11): 1153-1166.

Guay F, Marsh HW, Boivin M. 2003. Academic self-concept and academicachievement: Developmental perspectives on their causal ordering. Journal of Educational Psychology. 95(1): 124-136.doi: 10.1037/0022 0663.95.1.124.

Hastings PD, Utendale WT, Sullivan C. 2007. The Socialization of Prosocial Development. Di dalam: Grusec FE dan Hastings PD, editor. Handbook of Socialization. New York: The Guliford Press. Hlm. 638-664.

Hawadi, Akbar R. 2001. Psikologi Perkembangan Anak: Mengenal Sifat, Bakat, dan kemampuan Anak. Grasindo: jakarta.

Henderlong J, Lepper MR. 2002. The effects of praise on children’s intrinsic motivation: a review and synthesis. Psychological Bulletin. 128 (5): 774-795.doi:10.1037//0033-2909.128.5.774.

Henderson AT, Berla N. 1994. A New Generation of Evidence: The Family is Critical to Student Achievement. National Committee for Citizens in Education, Columbia, MD.

Huang GHC, Mason KL. 2008. Motivations of parental involvement in children’s learning: Voices from urban African-American families of preschoolers. Multicultural Education. 15: 20-27.

Hurlock EB. 1980. Psikologi Perkembngan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Istiwidayanti, Soedjarwo, penerjemah. Sijabat RM, editor. Jakarta (ID): Pnerbit Erlangga. Terjemahan dari: Development Psychology : A Life-Span Approach, 5th Edition.

Inayah ERN. 2013. Motivasi berprestasi dan self-regulated learning. Jurnal online psikologi. 1(2).

(36)

Lepper MR, Iyengar SS, Corpus JH. 2005. Intrinsic and extrinsix motivational orientations in the classroom: age differences and academic correlates. Journal of Educational Psychology. 97(2): 184-196.doi: 10.1037/0022-0663.97.2.184.

Lewis M. 2011. Academic Socialization’s Role in Middle School and High School Parent Involvement. Pennsylvania parent information & resource center. Tersedia pada: www.center-school.org/pa-pirc.

Nagarathnamma B, Rao VT. 2007. Achievement motivation and Academic

Achievement of adolescent Boys and Girls. Indian Psychological Review.

68:131-136.

Nation Opinion Research Center. 2007. General Surveys, 1972-2006: Cumulative Codebook. Chicago: Nation Opinion Research Center.

Orozco GL. 2008. Understanding the culture of low-income immigrant Latino parents: Key to involvement. The School Community Journal. 18(1): 21-37.

Puspitawati H. 2012. Gender dan keluarga Konsep dan realita di Indonesia. Bogor (ID): IPB Press.

Rochaeni S, Lokollo EM. 2005. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ekonomi rumah tangga petani di Kelurahan Setugede Kota Bogor. Jurnal Agro Ekonomi. 23(2): 133-158.

Rosidah U. 2011. Kajian strategi koping dan perilaku investasi anak pada keluarga buruh pemetik melati gambir [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Santrock JW. 2007. Perkembangan Anak, Edisi Kesebelas. Rachmawati M, Kuswanti A, penerjemah. Hardani W, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga.

Terjemahan dari: Child Development, 11th Edition.

__________. 2011. Perkembangan Masa Hidup, Edisi Ketigabelas. Widyasinta B, penerjemah. Sallama NI, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan

dari: Life-Span Development, 13th Edition.

Shekhar C, Devi R. 2012. Achievement motivation across gender and different academic majors. Journal of Education and Development Psychology. 2(2).doi:10.5539/jedp.v2n2p105.

Soto FL. 2013. Family factor, achievement goals and academic motivation in Latin America student. Annual International Interdisiplinsry Conference. 24-26.

Taylor V. 2015. Effects of Parent Academic Socialization on the Academic Achievement of African American Middle School Students. [Disertasi] Chicago : Concordia University.

(37)

27

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 1  Kerangka pemikiran analisis sosialisasi akademik dan motivasi berprestasi
Gambar 2  Kerangka teknik penarikan contoh
Tabel 1  Variabel, jawaban, dan skala
Tabel 1  Subvariabel, jawaban, dan skala (lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

The situation of indigenous peoples in the country with regard to land tenure is a result of the fact that historically they have been dispossessed of large tracts of their land

Penekanan pada komunikasi antar budaya adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seseorang melalui saluran tertentu kepada orang lain yang keduanya

Kebijakan subsidi ekspor yang dilakukan oleh UE sangat men- distorsi pasar karena ekspor gula dijual dengan harga rendah yang menyebabkan industri gula

Pada pertemuan kedua dapat diketahui bahwa 90% dari 10 pernyataan sudah dilakukan dengan baik, hanya ada 1 pernyataan yang belum dilakukan sesuai rencana, yaitu

Penyubliman adalah teknik pemisahan campuran di mana komponen yang dapat menyublim atau tidak dapat menyublim. Penyubliman ini menyebabkan zat yang menyublim tersebut

(1) Setiap hasil pelaksanaan kegiatan belanja modal yang dibiayai APBD, harus menyampaikan laporan triwulan, semester, tahunan kepada kepala daerah melalui aplikasi

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian yang berjudul “Pengaruh Kadar Protein Pakan

Hubungan tingkat Konsumsi Zat Gizi Dengan Status Anemia Pada Anak Sekolah Dasar di Daerah Endemis Malaria (Studi di SDN Ngreco III Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan). Jurnal