• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA

(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh Komang Widre

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013).

Oleh

Komang Widre

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII B SMP Pelita

Bangsa Bandar Lampung karena pembelajaran yang masih terpusat pada guru di

kelas. Siswa bersikap pasif dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar

kurang memuaskan. Dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat memberikan pengalaman bagi siswa untuk belajar secara aktif dalam

kelompok. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan (1) aktivitas belajar

dan (2) hasil belajar matematika siswa kelas VIII B SMP Pelita Bangsa Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil penelitian dan

pem-bahasan diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dapat

ditingkatkan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan cara

membagi kelompok berdasarkan kemampuan akademik, memberikan presentasi

(3)

Berdasarkan hasil analisis aktivitas belajar diketahui bahwa persentase aktivitas

siswa siklus I sebesar 50% siswa aktif, pada siklus II meningkat 19% menjadi

69% siswa aktif, dan pada siklus III meningkat sebesar 12% menjadi 81% siswa

aktif. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 68,74 dengan

persentase ketuntasan belajar 50%, kemudian pada siklus II meningkat sebesar

5,51 menjadi 74,25 dengan 68,75% siswa tuntas belajar, dan pada siklus III

rata-rata hasil belajar kembali meningkat sebesar 6,69 menjadi 80,94 dengan

persen-tase ketuntasan belajar 75%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar matematika siswa.

(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 7

C. Hipotesis Tindakan... 16

III.METODE PENELITIAN A. Setting penelitian ... 17

B. Faktor-Faktor yang Diteliti ... 17

C. Data Penelitian ... 18

D. Teknik Pengumpulan Data ... 18

E. Instrumen Penelitian ... 19

F. Teknik Analisis Data ... 20

G. Pelaksanaan Tindakan ... 22

H. Indikator Keberhasilan ... 26

(7)
(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam

mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila

tujuan-tujuan yang diharapkan telah tercapai. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi

keberhasilan dalam pembelajaran, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar yang ikut mempengaruhi

siswa seperti lingkungan, teman, keluarga, tenaga pendidik, dan metode

pembelajaran. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa

seperti motivasi, minat, perhatian, dan aktivitas siswa.

Dalam proses pembelajaran terdapat interaksi antara siswa dan guru. Interaksi

yang terjadi selama proses pembelajaran adalah aktivitas-aktivitas belajar dan

mengajar. Oleh sebab itu, metode dan model pembelajaran yang digunakan oleh

guru sangat mempengaruhi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Aktivitas memegang peran yang sangat penting dalam kegiatan belajar atau proses

belajar. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan aktivitas adalah adanya

kerjasama dan hubungan baik antara guru dan siswa serta perhatian dari guru dan

(9)

aktivitas, maka seorang guru dapat memilih model yang tepat dalam pembelajaran

sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap aktivitas siswa kelas VIIIB

SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013

yang berjumlah 16 siswa, ditemukan bahwa aktivitas yang terjadi selama proses

pembelajaran masih terpusat pada guru. Guru hanya menjelaskan materi dengan

metode ceramah, memberi contoh soal, memberi soal latihan kemudian diakhiri

dengan pemberian tugas pekerjaan rumah kepada siswa. Hal ini mengakibatkan

siswa cenderung pasif. Siswa hanya mencatat materi dan contoh soal yang

dituliskan di papan tulis, kemudian mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

Aktivitas yang ditunjukkan siswa pada semester ganjil tersebut berdampak pada

hasil belajar yang dicapai siswa. Hal ini tampak pada pencapaian rata-rata nilai

matematika pada ujian mid semester yaitu sebesar 68,44 dan yang mendapat nilai

matematika lebih besar atau sama dengan 72,00 hanya enam siswa atau 37,5 %.

Sedangkan pada ujian semester, rata-rata nilai matematika adalah 65,25 dan yang

mendapat nilai matematika lebih besar atau sama dengan 72,00 hanya lima siswa

atau hanya 31,25 %. Persentase tersebut masih jauh di bawah standar ketuntasan

yang ditetapkan pihak sekolah terhadap pelajaran matematika , yaitu minimal 70%

siswa mendapat nilai lebih besar atau sama dengan 72,00.

Hasil tersebut menggambarkan bahwa proses pembelajaran matematika yang telah

dilakukan pada semester ganjil belum berhasil. Oleh sebab itu perlu dilakukan

(10)

3

yang perlu dilakukan adalah dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang

dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif memberikan banyak kesempatan kepada siswa

untuk belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen dari segi

akademiknya. Hal ini membuat siswa yang kurang jelas dalam memahami materi

pelajaran dapat bertanya atau berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Setiap

anggota dalam kelompoknya akan memiliki rasa ketergantungan yang positif

karena tugas yang diberikan guru menjadi tanggung jawab bersama. Salah satu

model pembelajaran kooperatif adalah tipe Student Team Achievement Division

(STAD).

Slavin (2005 : 143) menyatakan bahwa STAD merupakan model yang cocok

untuk para guru yang akan memulai model pembelajaran kooperatif karena model

ini paling sederhana dari model pembelajaran kooperatif yang lain. Dalam model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dikelompokkan menjadi beberapa

kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang heterogen terutama

dari segi kemampuannya. Pembelajaran dimulai dengan penjelasan atau presentasi

materi oleh guru. Selanjutnya, siswa diminta untuk berkumpul dalam

kelompoknya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dalam rangka

memantapkan pemahaman terhadap konsep yang sudah diberikan oleh guru.

Kelompok adalah bagian yang paling penting dalam STAD. Setiap anggota

kelompok harus melakukan yang terbaik untuk kelompok, dan kelompok pun

harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Dalam belajar

(11)

individu di dalam kelompok benar-benar telah memahami konsep yang dipelajari

dengan baik dan untuk mempersiapkan anggotanya bisa mengerjakan tes dengan

baik.

Keberhasilan suatu kelompok sangat dipengaruhi oleh anggota kelompok, karena

setiap anggota akan menyumbangkan nilainya untuk menentukan poin

peningkatan individu dan penghargaan kelompok. Untuk mengukur keberhasilan

belajar kelompok, guru memberikan tes kepada masing-masing siswa. Pada saat

tes, para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu.

Poin sumbangan anggota ke kelompoknya ditentukan berdasarkan tingkat

keberhasilan siswa mencapai atau melebihi kinerja sebelumnya. Gabungan poin

sumbangan dari semua anggota kelompok menjadi poin kelompok dan hasilnya

dibandingkan dengan poin kelompok lainnya. Kelompok yang berhasil

memperoleh poin tertinggi berhak mendapat sertifikat atau penghargaan. Dengan

adanya pemberian penghargaan kelompok, siswa akan lebih termotivasi dalam

belajar matematika.

Berdasarkan keterangan di atas, model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat

cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran

di kelas. Apabila siswa kelas VIIIB SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung menjadi

(12)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini

adalah “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VIIIB SMP Pelita

Bangsa Bandar Lampung ?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar matematika siswa kelas VIIIB SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Bagi guru, memberikan pengalaman tentang solusi dalam upaya

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika.

2. Bagi siswa, mengembangkan sikap kerja sama, bertanggung jawab, dan

menumbuhkan rasa percaya diri serta memberikan suasana baru dalam

pembelajaran matematika sehingga diharapkan aktivitas dan hasil belajar

dapat meningkat diantaranya sebagai berikut :

a) Meningkatkan kebersamaan siswa.

b) Meningkatkan kreativitas siswa.

c) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.

d) Meningkatkan keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat dan

(13)

3. Bagi sekolah, memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan

mutu pembelajaran di sekolah tempat penelitian yaitu SMP Pelita Bangsa

Bandar Lampung.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Pembelajaran kooperatif Tipe STAD adalah tipe pembelajaran kooperatif,

dimana siswa bekerja sama dalam satu kelompok kecil yang heterogen, untuk

menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran di kelas. Tipe STAD ini terdiri dari

5 komponen utama, yaitu presentasi singkat oleh guru, kegiatan kelompok,

evaluasi, pemberian skor individu dan penghargaan kelompok.

2. Aktivitas siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas yang

terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, yang terdiri dari

memper-hatikan penjelasan guru, siswa bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru,

mengerjakan LKS, berdiskusi antara siswa dalam kelompok,

mempresenta-sikan hasil diskusi atau memperhatikan presentasi hasil diskusi.

3. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil perolehan siswa setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD

yang ditunjukan dari nilai yang diperoleh siswa pada tes dengan materi

(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

mempelajari materi pelajaran.

Menurut Lie (2002: 2)

Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan

ke-sempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam

tugas-tugas yang terstruktur, dimana dalam sistem ini guru bertindak sebagai

fasilitator.

Pembelajaran kooperatif mengarahkan siswa untuk belajar dalam kelompok

dimana guru sebagai fasilitator harus mampu mengkondisikan siswa untuk dapat

bekerja dalam kelompok masing-masing. Hal ini sesuai dengan pernyataan Slavin

(2005: 284) yang mengatakan :

Pembelajaran kooperatif mengkondisikan siswa belajar dalam kelompok

(15)

menyelesaikan tugas atau kegiatan lain agar semua siswa dalam kelompok

tersebut mencapai hasil belajar yang tinggi

Model pembelajaran kooperatif menurut Arends (2007: 5) ditandai oleh struktur

tugas, tujuan, dan penghargaan yang kooperatif. Siswa dalam pembelajaran

kooperatif dituntut untuk mengerjakan tugas yang sama secara bersama-sama, dan

mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas itu.

Pembelajaran kooperatif memiliki bagian-bagian berikut ini :

a) Siswa bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar.

b) Tim-tim itu terdiri atas siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan

tinggi.

c) Bilamana mungkin, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya, dan gender.

d) Sistem penghargaannya berorientasi kelompok maupun individu.

Dari penjelasan dan teori-teori di atas dapat disimpukan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja dalam

kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif yang

dilakukan dalam kelompok ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya kepada temannya yang lebih memahami. Dalam pembelajaran

kooperatif, siswa akan lebih mudah menemukan dan menangani konsep-konsep

(16)

9

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD mengkondisikan setiap anggota kelompok

bertanggungjawab terhadap keberhasilan anggota kelompok mereka. Keberhasilan

dan kegagalan anggota kelompok akan mempengaruhi kesuksesan kelompok.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang terdiri

dari mengajar, belajar dalam kelompok, tes, dan pemberian penghargaan terhadap

kelompok. Tahap-tahap dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut

Slavin (2005 : 143) adalah sebagai berikut.

a. Presentasi Kelas

Materi pelajaran disampaikan pada presentasi di dalam kelas. Ini merupakan

pengajaran langsung yang dipimpin oleh guru. Pada pendahuluan ditekankan

pada apa yang dipelajari siswa dalam tugas kelompok, sehingga siswa harus

benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan

demikian akan sangat membantu mereka dalam mengerjakan tes, dan skor tes

menentukan poin kelompok.

b. Belajar Kelompok

Kelompok siswa yang akan dibentuk terdiri dari 4 sampai 5 orang. Tiap

kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan tingkat kemampuan akademik dan

jenis kelamin. Fungsi utama dari kelompok adalah memastikan bahwa semua

anggota kelompok benar-benar belajar dan mempersiapkan anggotanya untuk

bisa mengerjakan tes dengan baik. Oleh sebab itu, setiap anggota kelompok

harus saling membantu dan bertanggungjawab atas keberhasilan

(17)

c. Tes

Tes diberikan setelah dilakukan beberapa pertemuan presentasi. Tes diberikan

secara individu, para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu

dalam mengerjakannya.

d. Poin Peningkatan Individual

Setelah tes diberikan dan diperiksa, selanjutnya hasil dari tes ini dibandingkan

dengan skor pencapaian sebelumnya. Skor tes ini akan diberikan poin

peningkatan sesuai dengan kriteria peningkatan. Kriteria pemberian poin

peningkatan menurut Slavin (2005:159) dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Kriteria Poin Peningkatan Skor Tes Setiap Individu.

Skor Tes Skor Perkembangan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

10 - 1 poin di bawah skor awal 10

Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30

e. Penghargaan Kelompok

Kelompok akan mendapat penghargaan apabila skor rata-rata mereka

mencapai kriteria tertentu. Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan

poin peningkatan kelompok. Untuk menentukan poin kelompok digunakan

rumus:

(18)

11

Berdasarkan poin peningkatan kelompok terdapat tiga penghargaan yang

diberikan. Kriteria penghargaan kelompok tersebut menurut Trianto (2007: 56)

seperti pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Kriteria Penghargaan Kelompok.

Kriteria Predikat Kelompok

Banyak ahli yang memberikan pendapatnya mengenai belajar. Beberapa dari

mereka mengatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan seorang individu

untuk mencapai suatu tujuan yaitu hasil belajar. Hamalik (2001:27), mengatakan :

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau

tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni

mengalami.

Kemudian ditambahkan Sardiman (2003 : 21) yang mengemukakan :

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian

kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan

lain sebagainya.

Selanjutnya, Abdurrahman (1999 : 28) mengatakan :

Belajar merupakan proses dari seorang individu yang berupaya mencapai

tujuan belajar atau yang disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan

(19)

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

proses mengalami perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik yang berupaya

mencapai tujuan belajar yaitu hasil belajar melalui serangkaian kegiatan.

Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas belajar. Aktivitas belajar adalah

segala kegiatan yang saling berinteraksi sehingga menimbulkan perubahan dari

pelaku belajarnya. Menurut Diedrick (dalam Sardiman, 2003:101), aktivitas

belajar adalah aktivitas yang melibatkan mental dan fisik. Aktivitas tersebut

meliputi:

1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.

2. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.

3. Listening activities, seperti : mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik dan pidato.

4. Writing activities, seperti : menulis cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin.

5. Drawing activities, seperti : menggambar, membuat grifik, peta, diagram.

6. Motor activities, seperti : melakukan percobaan, membuat konstruksi, berkebun, bermain dan beternak.

7. Mental activities, seperti : menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

8. Emotional activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar

merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa selama

proses pembelajaran. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah

(20)

13

guru, mengerjakan LKS, berdiskusi antara siswa dalam kelompok,

mempre-sentasikan hasil diskusi atau memperhatikan presentasi hasil diskusi.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa setelah mengikuti

kegiatan belajar mengajar. Dimyati ( 1994:3), menyatakan bahwa hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan kegiatan pembelajaran. Dari sisi

guru, kegiatan pembelajaran diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari

sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

Slameto (2003 : 51) mengemukakan :

Hasil belajar merupakan salah satu yang digunakan untuk memperoleh

laporan tentang hasil pembelajaran yang dicapai siswa.

Selain itu, Hamalik (2001:8) mengatakan :

Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak

pada setiap perubahan aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah:

pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,

hubungan sosial, jasmani, etis/ budi pekerti, dan sikap.

Berdasarkan uraian di atas maka hasil belajar siswa adalah laporan pencapaian

tingkat kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran selama kurun waktu

tertentu. Hasil belajar dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan tingkah laku,

selain itu hasil belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. Melalui

(21)

Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam aspek

kognitif.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan siswa

untuk belajar secara kelompok, setiap kelompok tersebut terdiri dari 4 sampai 5

orang. Pembagian kelompok didasarkan pada skor yang diperoleh setiap siswa

sehingga kelompok tersebut bersifat heterogen terutama dari segi kemampuannya.

Dengan sifat yang heterogen dalam kelompok ini, maka siswa diharapkan dapat

saling membantu dalam memahami materi pelajaran yang diberikan,

menyelesai-kan tugas atau kegiatan lain agar setiap siswa dalam kelompok mencapai hasil

belajar yang lebih tinggi dari sebelumnya. Tujuan dari pembentukan kelompok ini

untuk lebih memotivasi siswa agar memiliki tanggung jawab dalam menguasai

materi, belajar kelompok, melakukan aktivitas bersama, dan mempunyai

kesem-patan yang sama untuk mencapai keberhasilan.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD mengkondisikan setiap anggota kelompok

bertanggungjawab terhadap keberhasilan anggota kelompok mereka. Keberhasilan

dan kegagalan anggota kelompok akan mempengaruhi kesuksesan kelompok.

Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan berusaha memberikan yang

terbaik kepada kelompoknya karena menjadi tanggung jawab bersama, sehingga

(22)

15

Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, poin peningkatan individu akan

memberikan hasil yang lebih baik jika mereka bekerja lebih giat dan

memper-lihatkan prestasi yang lebih baik dari sebelumnya, hal ini akan mendorong siswa

untuk belajar lebih giat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sehingga poin

peningkatan individu pun meningkat. Poin peningkatan individu ini akan sangat

berpengaruh terhadap pemberian penghargaan kelompok. Setiap kelompok akan

mendapat penghargaan sesuai dengan poin peningkatan kelompok.

Siswa yang memiliki kemampuan lebih diharapkan mengajarkan kepada anggota

kelompok yang kemampuannya lebih rendah. Hal tersebut tentu akan sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan didapat siswa. Sedangkan untuk

siswa yang memiliki kemampuan yang lebih rendah, akan lebih leluasa

menanya-kan materi yang belum dipahami kepada temannya yang memahami materi

dengan baik. Dengan demikian, siswa yang memiliki kemampuan yang rendah

akan dapat memahami materi yang diajarkan secara bertahap melalui temannya

yang lebih tinggi kemampuannya sehingga siswa yang memiliki kemampuan

ren-dah akan bisa mendapatkan hasil yang baik dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas, dengan adanya pembelajaran kooperatif tipe STAD

akan dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat sehingga hasil yang didapat

siswa pun akan meningkat. Dengan kata lain pembelajaran kooperatif tipe STAD

(23)

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIIIB SMP

(24)

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIIB SMP Pelita Bangsa yang

terletak di Jalan Pangeran Emir M. Noer no. 33 Palapa, Tanjung Karang, Bandar

Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

subyek penelitian ini adalah kelas VIIIB yang memiliki jumlah 16 siswa yang

terdiri dari 7 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki. Dalam kelas ini terdapat

seorang siswa laki-laki yang berwarganegara asing, sehingga dalam berkomunika-

si perlu adanya penerjemahan materi dan soal ke dalam bahasa inggris. Namun

sejauh ini, peneliti dan siswa lain yang berada dalam kelas ini tidak mengalami

masalah dalam hal berkomunikasi dengan siswa tersebut.

B. Faktor-Faktor yang Diteliti

Faktor-faktor yang diteliti pada penelitian ini adalah:

(1) Aktivitas belajar matematika siswa

(25)

C. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Aktivitas belajar siswa, merupakan hasil pengamatan selama proses belajar

mengajar

2. Hasil belajar matematika siswa. Data hasil belajar berupa nilai-nilai yang

diperoleh dari hasil tes setiap akhir siklus.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui observasi dan tes.

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan pengajar dan aktivitas

siswa selama penelitian sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian perencanaan

dengan tindakan. Data aktivitas siswa diperoleh dengan bantuan seorang observer

yang akan mengamati setiap aktivitas siswa. Pengamatan dilakukan dengan

mengisi lembar observasi dan setiap aktivitas siswa akan ditandai dengan tanda √.

Data aktivitas yang berdasarkan angka dinilai dan dilihat sesuai dengan aktivitas

yang siswa dilakukan. Nilai maksimal diambil melalui standar yang ditetapkan

oleh observer.

2. Tes

Tes diberikan oleh peneliti adalah tes awal dan tes pada setiap akhir tindakan.

Pemberian tes awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa

terhadap konsep, kemudian hasilnya digunakan untuk menentukan anggota

(26)

19

lembar tes secara individual. Tes ini dilakukan untuk menentukan poin

peningkatan individu untuk menentukan status suatu kelompok dalam pemberian

penghargaan. Tes ini juga dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar siswa dari setiap siklusnya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, catatan lapangan

dan perangkat tes.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi aktivitas siswa disiapkan oleh peneliti dan dengan bantuan

observer kemudian digunakan untuk mengamati aktivitas siswa. Lembar observasi

berbentuk lembaran tabel yang berisi nama kelompok, nama anggota dan jenis

aktivitas yang akan diamati oleh observer. Aktivitas siswa yang diamati sebagai

berikut:

a. Memperhatikan penjelasan guru

b. Siswa bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru

c. Mengerjakan LKS

d. Berdiskusi antara siswa dalam kelompok

e. Mempresentasikan hasil diskusi atau memperhatikan presentasi hasil diskusi

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini dimaksudkan untuk memperoleh data secara objektif yang

tidak termasuk dalam lembar observasi. Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti

dan berbentuk lembaran catatan. Catatan lapangan ini digunakan oleh observer

(27)

dapat dijadikan perkembangan bagi pelaksanaan langkah berikutnya ataupun

masukan terhadap keberhasilan yang sudah dicapai.

3. Perangkat tes

1. Analisis Data Aktivitas Siswa

Siswa dikatakan aktif melakukan aktivitas ke-i jika siswa tersebut melakukan

aktivitas ke-i lebih dari 70 % dari frekuensi pengamatan yang ditetapkan dan

dibe-ri tanda √. Jumlah aktivitas yang dilakukan siswa pada pertemuan setiap

siklusnya akan dicatat untuk mendapatkan persentase aktivitas. Penghitungan

persentase aktivitas pada setiap siklus digunakan rumus:

%

PAi = Persentase aktivitas siswa pada siklus ke-i

Ai = Jumlah aktivitas siswa yang muncul pada siklus ke-i

A = Jumlah aktivitas yang diamati

Siswa dikatakan aktif pada suatu siklus jika persentase aktivitas yang dilakukan

mencapai lebih dari 70 %. Persentase siswa yang aktif selanjutnya dihitung

(28)

21

2. Analisis Data Hasil Belajar

Data hasil belajar matematika siswa setelah dilakukan penerapan pembelajaran

kooperatif tipe STAD diperoleh dengan rata-rata nilai tes yang diberikan setelah

tindakan selesai dilakukan pada setiap akhir siklus dengan rumus:

S

 = jumlah nilai tes seluruh siswa

S = jumlah siswa yang mengikuti tes

Presentase ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus dihitung dengan rumus:

PSt = S St

x 100%

Keterangan:

PSt = Persentase ketuntasan belajar pada siklus ke-j

St = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 pada siklus ke-j

(29)

G. Pelaksanaan Tindakan

Tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi :

a. Tahap pra-penelitian

1) Tes awal

Tes ini diberikan untuk mendapatkan skor dasar yang akan digunakan untuk

menentukan poin setiap individu. Nilai tes awal diambil dari nilai semester ganjil

tahun pelajaran 2012/2013.

2) Pembentukan kelompok

Poin yang sudah didapat kemudian diurutkan untuk membentuk kelompok dengan

beberapa pengaturan sehingga terbentuk kelompok baik dari segi kemampuan

akademik maupun jenis kelamin.

3) Penjelasan STAD

Menjelaskan maksud serta langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

model kooperatif STAD kepada seluruh siswa di kelas secara terperinci dengan

harapan siswa memahami setiap ketentuan yang berlaku dalam suatu

kelom-poknya. Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan setiap siswa dalam suatu

kelompok adalah sebagai berikut:

i. Kerjasama

Setiap anggota kelompok harus bisa saling bekerjasama. Anggota kelompok

yang pandai dituntut untuk dapat memberi penjelasan kepada temannya yang

tidak mengerti mengenai materi yang diberikan, sedangkan anggota

kelompok yang masih tidak mengerti diminta untuk bertanya kepada teman

(30)

23

ii. Duduk melingkar atau saling berhadapan

Pada saat pembelajaran, setiap anggota kelompok duduk membentuk

lingkaran atau saling berhadap-hadapan. Hal ini akan memudahkan setiap

anggota kelompok untuk saling berdiskusi.

iii. Aktif

Setiap siswa harus memperhatikan baik-baik pada saat pengajar

menyampaikan materi pelajaran. Setiap siswa harus berani menyampaikan

pendapat, gagasan, dan pertanyaan serta mendengarkan dengan baik

penjelasan temannya. Dengan ini maka akan tercipta suasana diskusi aktif di

dalam kelas pada saat belajar dalam kelompok.

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Pembelajaran pada penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap

siklusnya terdiri dari empat tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan,

pengama-tan, dan refleksi.

1) Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan meliputi :

a) Menetapkan rancangan pembelajaran yang akan diterapkan dikelas sebagai

tindakan dalam siklus I,

b) Setelah rancangan pembelajaran ditetapkan, dilanjutkan dengan membuat

skenario pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD sesuai

dengan materi yang telah ditetapkan,

c) Menyusun lembar kegiatan yang akan diberikan kepada siswa sebagai tugas

(31)

d) Mempersiapkan lembar pengamatan untuk merekam aktivitas-aktivitas yang

ditunjukkan oleh siswa,

e) Mempersiapkan perangkat tes hasil tindakan yang akan digunakan sebagai

pengukur poin kemajuan individu.

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan merupakan penerapan dari

rencana kegiatan pembelajaran yang telah disusun. Proses kegiatannya mengikuti

urutan kegiatan yang terdapat dalam rencana pembelajaran. Urutan kegiatan pada

tahap pelaksanaan ini secara garis besar adalah sebagai berikut :

(a) Penyajian materi atau presentasi

Penyajian materi dilakukan dalam waktu lebih kurang seperempat dari waktu

yang tersedia. Oleh sebab itu, pokok-pokok materi yang disajikan adalah

pokok materi yang bersifat umum atau secara garis besarnya. Selanjutnya

pengamat akan mencatat aktivitas siswa.

(b) Belajar dalam kelompok

Setelah materi selesai disajikan, siswa akan diberi lembar kegiatan dan diberi

batasan waktu secara singkat (± 5 menit) untuk membacanya. Setelah siswa

selesai membaca lembar kegiatan tersebut, siswa dikelompokkan dalam

kelompok-kelompok kecil yang telah ditentukan. Setiap kelompok diminta

untuk membahas lembar kegiatan yang berisi pertanyaan dan harus dijawab

oleh siswa dengan cara berdiskusi dalam kelompok. Setelah semua kelompok

selesai menjawab lembar kegiatan, hasil pekerjaan siswa tersebut kemudian

dikumpulkan. Guru kemudian memimpin diskusi antar kelompok untuk

(32)

25

(c) Tes individual

Setelah siswa selesai berdiskusi dan belajar dalam kelompok selanjutnya akan

diberi tes secara individual yang juga merupakan salah satu langkah dari

pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe STAD. Pada tes ini,

tidak diperbolehkan untuk saling bekerjasama. Hasil tes ini kemudian

digunakan sebagai skor peningkatan individu untuk menentukan kelompok

terbaik.

(d) Pemberian penghargaan

Skor peningkatan individu yang telah didapat tersebut kemudian ditentukan

poin peningkatan kelompok. Kelompok yang berhasil mengumpulkan poin

terbanyak akan diberi penghargaan dan mendapatkan pengakuan sebagai

kelompok terbaik berdasarkan kriteria yang ada.

3) Pengamatan

Pengamatan dilakukan mulai dari proses pembelajaran berlangsung dengan

meng-gunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan peneliti.

4) Refleksi

Pada tahap ini dilakukan refleksi. Refleksi merupakan kegiatan menganalisis,

memahami, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Analisa

dilakukan secara menyeluruh terhadap hasil tes dan observasi serta menentukan

perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi dalam kegiatan

(33)

Adapun kriteria keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah adanya

peningkatan hasil belajar siswa setiap siklusnya yang dilihat dari perbandingan

nilai akhir dengan nilai awal.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :

1) Aktivitas siswa meningkat setiap siklus dan mencapai 70% siswa aktif

(34)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang aktivitas dan hasil belajar ini, disimpulkan

bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIIIB SMP Pelita

Bangsa Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2012/2013 dapat

me-ningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang pembelajaran kooperattif tipe STAD pada

siswa kelas VIIIB SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung semester genap tahun

pelajaran 2012/2013 maka disarankan :

(a) Kepada guru matematika untuk dapat menerapkannya sebagai alternatif

pembelajaran di kelas guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa,

(b) Kepada calon pendidik untuk dapat terus menggali ilmu dan memahami

(35)

Abdurahman, Asari. 1999.Pembelajaran Matematika Dengan Coopertaif Learning. Makalah.

Arends, Richard I. 2007.Learning to Teach.Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Arikunto, Suharsimi. 2005.Dasar-Dasar Evaluai Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Dimyati dan Mudjiono . 1994.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2001.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Iskandar. 2008.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Gaung Persada (GP) Press.

Lie, Anita. 2002.Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo.

Sardiman, A.M. 2003.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada.

Slameto. 1995.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya: Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2005.Cooperative Learning : Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media.

Gambar

Tabel 2.2 Kriteria Penghargaan Kelompok.

Referensi

Dokumen terkait

Demikian Berita Acara Penutupan Upload Dokumen Prakualifikasi pekerjaan Kajian Teknis dan DED Perkuatan Tebing Sungai Lematang Kabupaten Muara Enim ini dibuat dengan

The research was aimed to identify the characteristics of soils derived from ultramafic bedrocks, evaluated from the aspects of soil formation and classification

Jenis ayam lokal yang umum dipelihara pemilik ayam kabupaten Bogor dan Wonosobo yaitu ayam kampung, pelung, bangkok, gaga’, birma, arab, dan kate.. Preferensi masyarakat terhadap

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui kualitas air sumur di sekitar Tempat Penampungan Akhir sampah (TPA) Mojosongo secara biologis (2) Untuk mengetahui apakah

[r]

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Penggunaan metode mendongeng dengan media scrabble dapat me- ningkatkan keterampilan menulis siswa kelas I

terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi ekosistem yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan diajarkan menggunakan

Sababaraha panganut lalaki pribumi Bonokeling marengan tradisional masak rupa masakan di imah pangadilan Bonokeling komunitas adat adat, kampung Pekuncen, Kacamatan