• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR LONCAT HARIMAU PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 METRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR LONCAT HARIMAU PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 METRO"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, DAN KELENTUKAN

TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR LONCAT HARIMAU PADA SISWA KELAS

VIII SMP N 1 METRO

Oleh

Riyan Jaya Sumantri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kekuatan lengan, panjang lengan, power tungkai, panjang tungkai, dan kelentukan terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 52 siswa, dengan sampel sebanyak 52 siswa, sehingga disebut sampel populasi. Pengumpulan data kekuatan lengan menggunakan pull and push dynammeter, panjang lengan menggunakan anthropometer, power tungkai menggunakan standing board jump, panjang tungkai menggunakan anthropometer, Kelentukan menggunakan Flexometer, serta analisis data menggunakan Regresi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kekuatan lengan memiliki koefisien korelasi 0,830 dan memberikan kontribusi sebesar 68,8%, panjang lengan memiliki koefisien korelasi 0,312 dan memberikan kontribusi sebesar 9,7%, power tungkai memiliki koefisien korelasi 0,571 dan memberikan kontribusi sebesar 32,5%, panjang tungkai memiliki koefisien korelasi 0,380 dan memberikan kontribusi sebesar 14,4%, Kelentukan memiliki koefisien korelasi 0,717 dan memberikan kontribusi sebesar 51,4%.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel yang memberikan kontribusi terbesar terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau adalah kekuatan lengan yaitu sebesar 68,8%. Sebagai implikasikan untuk memperoleh keberhasilan gerak pada senam ketangkasan terutama gerak dasar loncat harimau, perlu memperhatikan semua unsur fisik terutama kekuatan lengan.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Riyan Jaya Sumantri , lahir di Metro pada tanggal 7 Juni 1993, sebagai anak pertama. Penulis lahir dari pasangan Bapak Irwanto dan Ibu Asih Karsini.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain:

Taman kanak-kanak (TK) LKMD,

Sekolah Dasar (SD) di SD Al-Qur’an Metro Barat lulus pada tahun 2004. Kemudian masuk SMP Negeri 1 Metro pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2007 dan lulus pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi melalui jalur Saringan Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis masuk ke dalam tim sepakbola Penjas Unila. Penulis juga mengikuti kejuaraan resmi di tingkat Daerah maupun Nasional, diantaranya adalah:

1. Liga Soeratin U-18 memperkuat tim PERIKOMET (Persatuan Sepakbola Kota Metro) di Jakarta pada tahun 2010.

2. PORPROV 2010 di Tulang Bawang mewakili Kota Metro yaitu PERSIKOMET (Persatuan Sepakbola Kota Metro).

3. Devisi 3 PT. Liga Primer Indonesia, memperkuat tim PERIKOMET (Persatuan Sepakbola Kota Metro) di Lampung pada tahun 2013.

(7)

MOTO

Saya percaya, esok sudah tidak boleh mengubah apa yang berlaku hari ini, Tetapi hari ini masih boleh mengubah apa yang akan terjadi pada hari esok

(penulis)

Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan (Penulis)

Pelangi itu selalu ada setelah hujan, tinggal bagaimana cara kita mencarinya dan dimana kita mencarinya

(isyar Jayantri)

Kejar mimpi kamu, raih mimpi kamu, dengan berlari bukan dengan berjalan (Jebraw)

(8)

PERSEMBAHAN

Karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada:

Bapakku tersayang Irwanto dan Ibuku terkasih Asih Karsini, yang disetiap waktu selalu

mendukung dan mendoakanku dalam keadaan apapun.,

Nenek Rubiyem dan Kakek Mundiri yang kusayangi,

dan yang tercinta yang selalu mendampingiku

dan mendukungku sampai saat ini

Isyar Jayantri,

(9)

i

SANWACANA

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang syafaatnya dinantikan kaum muslimin di hari akhir, yang perilakunya menuntunku dan semua manusia yang mau berubah kearah yang lebih baik

Skripsi dengan judul “Kontribusi Kekuatan Otot Lengan, Panjang Lengan, Power Otot Tungkai Panjang Tungkai dan Kelentukan terhadap Keterampilan Gerak Dasar Loncat Harimau pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Metro” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak dan pribadi-pribadi yang sangat luar biasa di antaranya :

Kepada Mamaku Asih Karsini dan Bapakku Irwanto yang selalu mendoakan dan mendukung disetiap langkahku, yang dengan segenap jiwa raga selalu menyayangi, mencintai, menjaga serta memberikan motivasi dan pengorbanan tak ternilai. Ucapan terimakasih, harta, benda atau apapun yang Riyan berikan tak akan pernah bisa mengganti apa yang telah Bapak dan Mama berikan selama ini. Dan kepada Nenekku Rubiyem serta Kakekku Mundiri yang senantiasa memberikan motivasi, nasehat-nasehat yang tak ternilai harganya, semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan serta umur yang panjang pada Nenek dan Kakek. Terimakasih untuk Isyar Jayantri yang selalu ada buat aku disaat terpuruk untuk memberikan aku motivasi dan dorongan semangat yang tidak henti-hentinya untuk menyelesaikan skripsi ini. Lalu terimakasih juga untuk adik sepupu M. Abied Daris dari kalianlah Mas Riyan mendapat motivasi lebih dalam menjalani hari-hari serta untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi baik sebagai anak maupun kakak untuk kalian. Dan tak lupa juga untuk Pakde Kosim, Om Agus, Om Windu, Bule Iyah, Bude Juju, Bule Asih, Bule Rina, dan Bule Hera, Aku merasa bahagia memiliki keluarga yang penuh kehangatan, keharmonisan dan kasih sayang seperti kalian semua. Alhamdulillah syukurku.

(10)

mahasiswa. Bapak Drs. Suranto, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan pelajaran, semangat, mental hidup, bimbingan, pengarahan dan motivasi. Terimakasih untuk semua yang Bapak berikan selama ini, terimkasih untuk kesabaran dan semangatnya sebagai pembimbing II, banyak hal yang didapat yang tak bisa disebutkan satu persatu baik di dalam kelas, luar kelas, dalam lapangan maupun luar lapangan.

Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. selaku ketua program studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dan sebagai dosen penguji skripsi, terimakasih atas keramahan, pelajaran, saran-saran, bimbingan dan masukan-masukan ilmu dan pengalaman yang diajarkan serta wawasan dalam diskusi bersama Bapak yang banyak membantu dalam banyak hal bagi kehidupan saya. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung, Dosen-dosen dan staf Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Lampung, serta dosen beserta staf FKIP khususnya, dosen Unila pada umumnya, Terimakasih atas ilmu, pengalaman, dan didikannya selama ini, yang telah membantu dalam proses perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan studi.

Terimakasih saya ucapkan kepada Pak Sunanto Kepala SMP Negeri 1 Metro, Pak Agus selaku guru Pendidikan Jasmani, Guru-guruku beserta staf dan para siswa yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Dan juga kapada seluruh anggota kelompok KKN-KT Tulang Bawang Udik Marga Kencana serta seluruh warga Marga Kencana serta semua Guru dan siswa SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik.

Tidak lupa pula Teman-teman Penjaskes 2010 Ega, Ardona, Dani, Adit, Dito, Azry, Desna, Sigit, Jodieka, Arif Cuy, Rio, Gusti Agung, Dian, Handoyo, Hamid, Tevez, Adnyana, Burhan, Eby, Rudi, Fahmi, Roby, Mahyudi, Tomi, Noce, Novi, Arbi, Rahman, Tono, Almarhum Ade Sapaldo, Serta Kawan-kawan Chang-E dan teman-teman lain baik kakak/ adik tingkat yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas pengalaman, persaudaran dan kebersamaannya. Dan Teman-teman dekatku Ridwan, Encek, Aan, Chandra, Anniya, Yusron, Tika, Fina, Titis, Panji, Mentari, Arnet, Adelia, dll.

Terimakasih atas persabatan, persaudaraan dan hangat sapa kalian selama ini. 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Juni 2014

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Senam lantai ... 8

B. Loncat Harimau ... 12

1. Cara Melakukan Loncat Harimau ... 12

C. Kekuatan Otot ... 13

D. Panjang Lengan ... 16

E. Power Tungkai ... 17

F. Pengertian Tungkai ... 19

1. Anatomi Tungkai ... 21

(12)

H. Penelitian yang Relevan ... 25

I. Kerangka Fikir ... 27

J. Hipotesis ... 30

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel ... 34

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

1. Tempat Penelitian ... 34

2. Waktu Penelitian... 34

D. Variabel Penelitian ... 35

1. Variabel Bebas ... 35

2. Variabel Terikat ... 35

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 35

F. Desain Penelitian ... 37

G. Teknik Pengumpulan Data ... 37

H. Instrumen Penelitian ... 38

1. Instrumen Tes Kekuatan Otot Lengan ... 38

2. Instrumen Tes Panjang Lengan ... 39

3. Instrumen Tes Kekuatan Otot Tungkai ... 40

4. Instrumen Tes Panjang Tungkai ... 41

5. Instrumen Tes Kelentukan ... 42

6. Instrumen Loncat Harimau ... 44

I. Analisis Data ... 45

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52

1. Deskripsi Data ... 52

a. Hasil Data Kekuatan Lengan ... 53

b. Hasil Data Panjang Lengan ... 54

c. Hasil Data Power Tungkai ... 55

d. Hasil Data Panjang Tungkai ... 56

e. Hasil Data Kelentukan ... 57

f. Hasil Data Keterampilan Loncat Harimau ... 58

2. Analisis Statistika ... 59

3. Uji Hipotesis ... 61

B. Pembahasan ... 65

1. Deskripsi Data ... 65

2. Hasil Analisis Data ... 68

3. Uji Hipotesis ... 73

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Konveksi Standing Broad Jump ... 41 2 . Norma Tes Duduk dan Jangkau ... 43 3. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 47 4. Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi antara Kekuatan

Otot Lengan, Panjang Lengan, Power Otot Tungkai, Panjang Tungkai dn Kelentukan terhadap Keterampilan Gerak Dasar

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 : Teknik Gerakan Loncat Harimau ... 13

2 : Lengan Atas ... 15

3 : Struktur Otot Tungkai Atas ... 18

4 : Otot Tungkai Bawah ... 19

5 : Otot-Otot Yang Terdapat Pada Tungkai Atas ... 22

6 : Otot Tungkai Bawah ... 23

7 : Kerangka Fikir ... 27

8 : Desain Penelitian Variabel X dan Variabel Y ... 37

9 : Push and Pull Dynamometer ... 39

10 : Anthropometer ... 40

11 : Standing Broad Jump ... 41

12 : Anthropometer ... 42

13 : Flexometer ... 43

14 : Diagram Batang Hasil Kekuatan Lengan... 54

15 : Diagram Batang Hasil Panjang Lengan ... 55

16 : Diagram Batang Hasil Power Tungkai ... 56

17 : Diagram Batang Hasil Panjang Tungkai ... 57

18 : Diagram Batang Hasil Kelentukan ... 58

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1.Intrumen Loncat Harimau ... 80

2.Daftar Tabel ... 82

3.Pengolahan Data Uji Coba Instrumen ... 84

4.Hasil Tes Penelitian... 91

5.Perhitungan Data Row score dan T-skor ... 103

6.Kerja Hubungan Kekuatan Otot Lengan, Panjang Lengan, Power Otot Tungkai, Panjang Lengan, Dan Kelentukan Terhadap Keterampilan Loncat Harimau (Data T-Score).. ... 115

7. Korelasi Ganda Kekuatan Otot Lengan, Panjang Lengan, Power Otot Tungkai, Panjang Lengan, Dan Kelentukan Terhadap Keterampilan Loncat Harimau ... 133

8. Regresi Kekuatan Otot Lengan, Panjang Lengan, Power Otot Tungkai, Panjang Lengan, Dan Kelentukan Terhadap Keterampilan Loncat Harimau ... 135

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian intergral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani dan keterampilan berpikir psikis. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan, dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita kemanusiaan, untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan kecerdasan otak dan keterampilan jasmani, maka disekolah-sekolah di Indonesia, di berikan pendidikan jasmani.

Salah satu materi pendidikan jasmani adalah senam. Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga merupakan terjemahan langsung dari bahas Inggris Gymnastics, atau Belanda Gymnastiek, Gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos, yang berarti telanjang (dalam Imam Hidayat, 1996:27).

(17)

telanjang. Hal ini bias terjadi, karena pada waktu itu teknologi pembuatan bahan memugkinkan membuat pakian yang bersifat lentur mengikuti gerak pemakainya.

Menurut Margono Agus (2009: 79) senam lantai yaitu latihan senam yang dilakukan di atas matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau ke belakang. Senam lantai dalam pembelajaran penjas memiliki beragam gerak yang sangat komplek, antara lain guling ke depan, guling ke belakang, lompat harimau, hand stand, sikap lilin, meroda, dll.

Pada zaman modern ini perkembangan olahraga senam banyak sekali macamnya, oleh karena itu dibatasi kegiatan senam yang dikelola Persatuan Senam Dunia Federation Internasionale de Gimnastique atau singkatan FIG yang di Indonesiakan menjadi Federasi Senam Internasional. Menurut FIG, senam dibagi menjadi 6 kelompok yaitu : senam artistik (artistic gymnastics), senam ritmik sportif (sportif rhythmic gymnastics), senam akrobatik (acrobatic gymnastics), senam aerobik sport (sports aerobic), senam trampoline (trampolinning), senam umum (general gymnastics).

Senam artistik diartikan sebagai senam yang mengabungkan aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan. Efek artistik dihasilkan dari besaran (amplitudo) gerakan serta kesempurnaan gerak dalam menguasai tubuh ketika melakukan berbagai posisi. Gerakan- gerakan tumbling di gabung dengan akrobatik yang dilaksanakan secara terkontrol, maupun memberikan pengaruh mengejutkan yang mengandung rasa keindahan.

(18)

dasar gerakan senam lantai tersebut memerlukan teknik dan gerakan yang benar dan irama yang tepat, sehingga gaya yang digunakan dapat dilakukan secara aman, efisien, dan efektif. Dari berbagai aktvitass yang dilakukan dalam senam lantai memiliki tujuan untuk membentuk dan mengembangkan otot tubuh, mengembangkan kualitas fisik, membentuk keindahan tubuh, dan memelihara kebugaran jasmani.

Loncat harimau merupakan salah satu dari berbagai macam gerakan senam lantai. Loncat harimau adalah merupakan pengembangan dari gerakan guling kedepan, yang di kembangkan dengan gerakan loncat dan melayang diudara jaraknya lebih jauh dan tinggi. Untuk dapat melakukan gerakan loncat harimau seorang siswa terlebih dahulu harus menguasai gerakan guling ke depan. Pada dasarnya gerakan loncat harimau sama dengan berguling ke depan akan tetapi gerakannya didahului dengan loncatan ke atas. Dalam pembelajaran loncat harimau guru sangat berperan penting dalam keberhasilan, tidak hanya itu guru juga berperan penting dalam keselamatan siswa. Guru berada di sisi matras dengan menempatkan tangan ditekuk siswa dan membantunya dengan agak mengangkatnya. Cara membantu seperti ini dilakukan bantuan dalam latihan loncat harimau (dalam Muhajir, 2004 : 147).

(19)

Faktor yang mempengaruhui gerakan loncat harimau agar berhasil ialah Tolakan. Dalam loncat harimau adalah gerakan menolak dengan dua kaki. Tolakan yang benar dan maksimal akan mendukung keberhasilan loncatan karena semakin tinggi tubuh melayang di udara maka akan semakin lama mendarat dan di tambah dengan daya dorong ke depan dari tolakan awalan, akan tetapi perpaduan dorongan ke atas dan dorongan ke depan sehigga tubuh semakin lama melayang di udara pada akhirnya hasil loncatnya akan semakin jauh. Tolakan sekuat-kuatnya ke arah atas depan dengan kecondongan badan 40-50 derajat.

Menurut hasil observasi dan pengamatan di SMP N 1 Metro, didasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pembelajaran siswa kelas VIII dalam melakukan gerak dasar loncat harimau masih kurang optimal, karena tidak memaksimalkan kekuatan otot lengan sebagai tumpuan pada saat berguling, power otot tungkai sebagai tolakan tumpuan, dan kelentukan sebagai unsure untuk memaksimalkan gerakan loncat harimau itu sendiri, pada siswa kelas VIII di SMP N 1 Metro masih rendah.

(20)

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Banyak kesalahan yang dilakukan murid dalam melakukan gerak dasar loncat harimau.

2. Pemberian latihan kondisi fisik saat pemanasan yang kurang tepat mempengaruhi keberhasilan loncat harimau.

3. Kurangnya pemahaman yang dimiliki guru penjas tentang fungsi masing-masing unsur-unsur kondisi fisik yang menunjang keberhasilan gerakan loncat harimau. 4. Unsur kondisi fisik seperti kekuatan otot lengan, panjang lengan, power otot tungkai,

panjang tungkai, dan kekelentukan para murid yang lemah mempengaruhi keberhasilan loncat harimau.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Seberapa besar kontribusi kekuatan lengan terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau siswa SMP N 1 Metro ?

2. Seberapa besar kontribusi panjang lengan terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau siswa SMP N 1 Metro ?

(21)

4. Seberapa besar kontribusi panjang tungkai terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau siswa SMP N 1 Metro ?

5. Seberapa besar kontribusi kelentukan terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau siswa SMP N 1 Metro ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dari permasalahan yang di angkat adalah :

1. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi kekuatan lengan terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau

2. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi panjang lengan terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau

3. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi daya ledak tungkai terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau

4. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi panjang tungkai terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau

(22)

E. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi tentang kontribusi kekuatan,panjang lengan, daya ledak, panjang tungkai, dan kelentukam terhadap performa lompat harimau.

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi Penulis

Sebagai salah satu sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dalam perkembangan senam lantai pada lompat harimau khususnya.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi senm lantai pada lompat harimau khususnya agar lebih mengetahui berbagai komponen kondisi fisik yang bermanfaat untuk menunjang penampilan lompat harimau.

3. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Senam Lantai

Istilah senam berasal dari bahasa inggris Gymnastic dalam bahasa aslinya merupakan kata serapan dari bahasa Yunani Gymnos yang berarti telanjang, sedangkan tujuan dari senam adalah meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh (Agus Mahendra, 2000: 7). Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra (2002: 1) kata Gymnastic tersebut dipakai untuk menunjukkan kegietan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra (2002: 2) senam sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonsrtuk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual , sedangkan Wuryati Soekarno (1986: 4) mengatakan, Senam merupakan latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara keseluruhan dengan harmonis.

(24)

dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, koordinasi, serta kontrol tubuh. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa senam merupakan latihan tubuh yang disusun secara sistematis dan berencana, yang diawali oleh gerakan dasar yang membangun pola gerak lokomotor sekaligus manipulatif dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis.

Pada zaman modern ini perkembangan olahraga senam banyak sekali macamnya, oleh karena itu dibatasi kegiatan senam yang dikelola Persatuan Senam Dunia Federation Internasionale de Gimnastique atau singkatan FIG yang di Indonesiakan menjadi Federasi Senam Internasional. Menurut FIG, senam dibagi menjadi 6 kelompok.

1. Senam artistik (artistic gymnastics)

(25)

2. Senam ritmik sportif (sportif rhythmic gymnastics)

Senam ritmik sportif (sportive rhythmic gymnastic) adalah senam yang dikembangkan dari senam irama sehigga dapat diperbandingkan. Komposisi gerak yang diantarkan melalui tuntunan irama music dalam menghasilkan gerak-gerak tubuh dan alat artistik, menjadi ciri senam ritmik sportif ini.

3. Senam akrobatik (acrobatic gymnastics)

Senam akrobatik (acrobatic gymnastic) adalah senam yang mengandalkan akrobatik dan tumbling, sehingga latihannya banyak mengandung salto dan putaranya harus mendarat ditempat-tempat yang sulit.

4. Senam aerobik sport (sports aerobic)

Senam aerobik sport (sport aerobic) merupakan pengembangan dari senam aerobic. Agar pantas diperbandingkan, latihan-latihan senam aerobic yang berupa tarian atau kalistenik tertentu digabung dengan gerakan-gerakan akrobatik yang sulit.

5. Senam trampoline (trampolinning)

Senam trampoline (trampolinning) adalah merupakn pengembangan dari satu bentuk latihan yang dilakukan diatas trampoline. Trampoline adlah sejenis alat pantul yang terbuat dari rajutan kain yang dipasang pada kerangka besi terbentuk segi empat, sehingga memiliki daya pantul yang sangat besar.

6. Senam umum (general gymnastics)

(26)

Senam lantai merupakan bagian dari senam artistik, menurut Wuryati Soekarno (1986: 110) senam dengan istilah lantai, merupakan gerakan atau bentuk latihan yang dilakukan di atas lantai dengan beralaskan permadani atau sebangsanya sebagai alat yang dipergunakan. Bentuk-bentuk latihan dalam senam lantai (floor exercise) meliputi guling depan (forword roll), guling belakang (back roll), kayang, splits, guling lenting (roll kip), berdiri dengan kepala (hand stand), meroda (rad slag atau cart wheel) dan lain sebagainya.

(27)

B. Loncat Harimau

Loncat harimau merupakan pengembangan dari gerakan guling depan akan tetapi gerakan loncat harimau dilakukan dengan gerakan loncatan pada saat di udara jaraknya lebih jauh. Untuk dapat melakukan gerakan loncat harimau seorang siswa terlebih dahulu harus menguasai gerakan guling kedepan. Pada dasarnya gerakan loncat harimau sama dengan berguling kedepan akan tetapi gerakannya didahului dengan gerakan meloncat keatas depan. Dalam latihan ini dapat dilakukan dengan menggunakan rintangan berupa peti lompat atau pada teman yang membungkuk. Dalam pembelajaran loncat harimau guru sangat berperan penting dalam keselamatan dan keberasilan. Guru berada disisi matras dengan cepat mendekati tempat mendarat siswa di matras dengan menempatkan tangan di tengkuk siswa dan membantunya dengan agak mengangkat atau mengungkitnya. Cara membantu seperti ini dilakuan setiap kali melakukan bantuan dalam latihan loncat harimau dalam Muhajir (2003:115).

1. Cara Melakukan Loncat Harimau

Menurut Muhajir (2003: 115) cara melakukan gerakan loncat harimau sebagai berikut:

a.

Untuk awalan dapat dilakukan dengan cara awalan sikap jongkok ataupun berdiri kemudian kedua kaki rapat , dan tumit diangkat.
(28)

c.

Bersamaan dengan menolakan kedua kaki ,lompatlah keatas kedepan dengan kedua tangan lurus kedepan hingga badan melayang di udara dengan posisi badan dan kaki dalam keadaan lurus.

d.

Saat telapak tangan menyentuh matras ,lipatkan kepala diantara kedua tangan hingga pundak menyentuh matras

e.

Kemudian ,lanjutkan dengan gerakan berguling kedepan secara bulat dan sikap akhir jongkok, dimana kedua tangan lurus kedepan menuju keatas.

Gambar 1. : Teknik gerakan loncat harimau. Di Adopsi dari Muhajir (2003)

C. Kekuatan Otot

Otot merupakan alat gerak yang aktif karena tulang dalam tubuh tidak dapat digerakan apabila ia tidak degerakan oleh otot yang mendapat rangsangan yang di sampaikan ke otot melalui syaraf. Menurut Achmad Damiri (1992 : 127) di dalam tubuh manusia terdapat 3 macam otot yaitu : otot polos, otot jantung, dan otot lurik.

(29)

(Achamd Damiri, 1992 : 126). Ditinjau dari komposisi kimianya otot terdiri dari 75% air, 20% protein dan 5% mineral dan garam bukan organik.

Menurut suharno HP (1991: 31) menyatakan : kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasai beban/tahanan dalam menjalankan aktivitasnya.

Tentang kekuatan otot (Suharno, 1991 : 32) mengatakan : kekuatan biasa digunakan untuk mengatasi beban yang berat gerakan meledak dalam satu irama serta kekuatan yang tinggi dalam waktu yang lama, berdasarkan kegunaannya kekuatan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Maximum kekuatan adalah kekuatan otot dalam kontraksi maksimal, serta dapat melawan beban yang maksimal

2. Explosif kekuatan adalah kemampuan sebuah otot atau untuk mengatasi beban dengan kecepatan yang tinggi dalam suatu gerakan

3. Kekuatan endurance adalah kemampuan daya tahan lamanya kekuatan otot untuk melakukan tahanan beban-beban yang tinggi intesitasnya.

(30)

Otot-otot yang berperan dalam gerakan loncat harimau, yang terdapat pada lengan terdiri dari :

a. Otot Tendon Bisep b. Otot Trisep

[image:30.612.200.411.443.654.2]

c. Otot Bisep Brakhii d. Otot Brakhialis e. Otot Brachioradialis f. Otot Pronator Teres g. Otot Palmaris Longus h. Otot Fleksor Karpi Radialis i. Otot Fleksor Retinakulum j. Otot Fleksor Karpi Ulnaris k. Otot Fasia Palmaris

Gambar 2. : Otot Lengan

(31)

D. Panjang Lengan

Lengan termasuk anggota rangka gerak atas (Sceleton ekstremitas Superior), selanjutnya Suparman (1989 : 26), menyatakan bahwa,

“Sceleton ekstermitas superior terbagi menjasi dua yaitu, gelang dan rangka

anggot gerak atas bahu. Cinghulum ekstremitas superior ( gelang bahu) terdiri dari dua pasang tulang yaitu, os claviola (tulang selangka) dan os scapula (tulang belikat), sedangkan skeleton catremitas superior libarae (rangka gerak ata bebas), terdiri dari brachium (lengan atas), antebrachium (lengan bawah) dan manus (tangan). Brachium terdiri dari satu tulang disebut humerus, rangkanya disebut

skeleton brachi.”

Lengan dibentuk oleh tulang-tulang yang panjang, panjang lengan akan memberikan keuntungan mekanis untuuk menghasilkan kekuatan dan kecepatan gerak. Gerakan badan dihasilkan melalui system pengungkit,yang dihasilkan oleh kontraksi otot, selanjutnya Soedarminto (1993 : 47) menyatakan bahwa :

“Pengungkit adalah suatu alat mekanik yang dimaksudkan untuk menghasilkan

gerak putar pada sumbunya, pengungkit terdiri dari sumbu putar, tangan beban dan tangan gaya, tangan beban merupakan jarak antara sumbu putar dan titik pangkal gaya. Berdasarkan pada titik putar, tangan beban dan tangan gaya terdapat tiga jenis pengungkit yang ditandai oleh letaknya sumbu putar, tangan

beban dan tangan gaya.”

Keuntungan mekanis dari pengungkit dinyatakan oleh perbadingan antara tangan gaya dan tangan beban, makin panjang tangan gaya makin besar moment gaya, makin pendek tangan gaya makin kecil moment gayanya. Selanjutnya Soedarminta (1993:48) menyatakan bahwa, “Besarnya moment gaya sama dengan gaya dikalikan jarak dari

(32)

E. Power Tungkai

Power penting dan diperlukan oleh atlet cabang olahraga yang menuntut unsur kekuatan dan kecepatan gerak.

Menurut Harsono (1988 : 200) “Power terutama penting untuk cabang-cabang

olahraga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosi”. Dewasa ini power telah diakui sebagai komponen kodisi fisik yang memungkinkan atlet untuk mengembangkan kemampuannya guna mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi dalam olahraga yang digelutinya.

Karena power ditungkai, seorang atlet renang mampu dengan cepat dan meledak ke luar nlok start, pemain basket mampu melompat setinggi-tinggi sebelum melaakukan yang cepat dan kuat agar mampu melakukannya berapa kali.

Power merupakan hasil dari gabungan dua komponene kondisi fisik, yaitu kekuatan dan kecepatan. Ini sesuai dengan pendapat Pear and Morgan (1986 : 57) yang

mengemukakan “Power is something different. Power = strength + speed”. Begitu pula

Rushall dan Pyke (1990 : 252) mengatakan “power is usuakky described as function of

both the force (strength) and speed movent”. Maksudnya adalah power biasanya

dinyatakan sebagai gabungan dari dua bentuk gerakan yaiut kekuatan dan kecepatan.Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa power adalah perpaduan dari dua unsure komponene fisik yaitu kekuatan dan kecepatan.

(33)

aktifitas fisik. Disamping itu kekuatan memegang peranan penting melindungi atlet dari kemungkinan cedera. Otot-otot Tungkai :

1. Otot-otot tungkai atas meliputi:

M. abduktor maldanus,M. abduktor brevis, M. abduktor longus. Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut M. abduktor femoralis dan berfungsi menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur,M. rektus femuralis, M. vastus lateralis eksternal, M. vastus medialis internal, M. vastus inter medial, Biseps femoris, berfungsi membengkokkan paha dan meluruskan tungkai bawah, M. semi membranosus, berfungsi tungkai bawah, M. semi tendinosus (seperti urat), berfungsi membengkokkan urat bawah serta memutar ke dalam, M. sartorius, berfungsi eksorotasi femur, memutar keluar waktu lutut fleksi, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar.

[image:33.612.161.397.402.568.2]

Untuk lebih jelas dapat diliat pada gambar:

Gambar. 3 : Struktur otot tungkai atas (Svelyn, 1999: 113)

2. Otot-otot tungkai bawah meliputi:

Otot tulang kering, depan M. tibialis anterior, berfungsi mengangkut pinggir kakisebelah tengah dan membengkokkan kaki, M. ekstensor talangus longus, berfungsi

Spina iliaka

iliakus

Otot tensor fasia lata

Otot sartorius

Otot vastus lateratis

Otot rektus femoris

Vastus medialis

(34)
[image:34.612.78.442.222.410.2]

meluruskan jari telunjuk ke jari tengah, jari manis dan kelingking jari, Otot ekstensi jempol, berfungsi dapat meluruskan ibu jari kaki, Tendo achilles, berfungsi meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (M. popliteus), M. falangus longus, berfungsi membengkokkan empu kaki, M. tibialis posterior, berfungsi membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki disebelah ke dalam.

Gambar. 4 : Otot tungkai bawah (Evelyn, 2012 :135-136) F. Pengertian Tungkai

Salah satu komponen yang penting dalam prestasi olahraga yaitu ukuran tubuh, struktur tubuh atau kualitas biometrik Menurut Bompa (1990:342), bahwa. “kualitas biometrik adalah mencangkup somatotipe dan pengukuran-pengukuran anthropometrik”. Prestasi olahraga memerlukan kualitas biometrik tertentu sesuai dengan nomor atau cabang olahraga yang dikembangkan.

Postur tubuh atau anthropometrik sering dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan cabang olah aga yang ditekuni oleh atlet tertentu. Anthropometrik merupakan pengukuran lebih jauh mengenai bagian bagian luar dari tubuh (verducci

Otot tabialis interior Otot aduktor

Otot paha medial

(35)

1980:215). Lebih lanjut verducci mengemukakan mengenai, dua tipe instrumen pengukuran antropometrik yang meliputi bagian bagian tubuh yang mana itu berkaitan dengan besarnya tubuh dan itu behubungan dengan somatotipe. Antropometrik tubuh dapat diukur melalui pengukuran bagian-bagian tubuh dan bentuk tubuh secara keseluruhan. Postur tubuh merupakan salah satu komponen yang penting dalam prestasi

olahraga. M. Sajoto (1995:2) mengemukakan bahwa “salah satu aspek biologis yang ikut

menentukan pencapaian prestasi dalam olahraga yaitu struktur dan postur tubuh”. Lebih lanjut M. Sajoto (1995:2) mengemukakan bahwa struktur dan postur tersebut meliputi: a. Ukuran tinggi dan panjang tubuh

b. Ukuran besar, lebar dan berat tubuh c. Somatotype (bentuk tubuh)

Tungkai menurut (Ucup Yusuf, 2001 : 14) adalah terdiri dari paha atau tungkai atas(thigh / femur), lutut (knee), tungkai bawah (leg / crus) dan kaki (foot / pes / pedis), jadi tungkai adalah keseluruhan rangkaian dari pangkal paha sampai ujung kaki. Tungkai termasuk anggota kerangka bawah (Extrimitas Inferior), seperti dijelaskan, (Rahmat Hermawan, 2002 : 43), menyatakan bahwa :

“Tulang-tulang yang menyusun kerangka gerak bawah, antara lain tulang coxae (tulang pangkal paha), femur (tulang paha), tibia (tulang kering), fibula (tulang betis), patela (tempurung lutut), tersalia (tulang pangkal kaki), meta tarsalia (tulang telapak kaki), dan falang (ruas jari kaki). Os ilium (tulang usus) banyaknya 2 buah, bagian yang melekuk disebut fosa iliaka, dan bagian ujung yang menonjol disebut spina iliaka. Spina iliaka anterior superior, anterior inferior, posterior superior, dan posterior inferior.”

(36)

Panjang tulang tungkai akan membawa konsekwensi terhadap panjangnya otot tungkai, panjang tungkai akan memberikan keuntungan berupa kekuatan otot tungkai yang akan menghasilkan kekuatan otot tungkai maksimal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kekuatan tungkai akan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar dalam menempuh kecepatan maksimal, kekuatan tungkai dalam olahraga, sangat dibutuhkan di setiap cabang olahraga.

1. Anatomi Tungkai

Tungkai merupakan bagian tubuh sebagai anggota dan alat gerak bagian bawah yang memegang peranan penting dalam penampilan gerak. Tungkai dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tungkai atas dan tungkai bawah. Adapun yang dimaksut tungkai adalah anggota gerak bawah yang meliputi seluruh kaki, mulai dari pangkal paha sampai dengan jari kaki. Menurut satimin hadiwidjaja (1996:39) anatomi anggota gerak bawah (tungkai) terdiri dari tulang tulang sebagai berikut:

(37)

Otot otot yang ada di tungkai bagian atas, menurut Evelyn C. Pearse (1993:1113) terdiri dari:

1) Otot tensor facia lata 2) Otot abduktor dari paha 3) Otot vastus laterae 4) Otot rektus femoris 5) Otot sartoros 6) Vastus medialis 7) Otot abduktor

8) Otot gluteus maximus 9) Otot paha lateral dan medial

[image:37.612.159.392.435.636.2]

Untuk lebih jelas dapat diliat pada gambar:

Gambar 5. Otot-otot yang terdapat pada tungkai atas (Evelyn C. Pearse 1993:1113)

Spina iliaka

iliakus

Otot tensor fasia lata

Otot sartorius

Otot vastus lateratis

Otot rektus femoris

Vastus medialis

(38)

Tungkai bawah adalah tungkai pada betis. Otot-otot yang terletak didaerah tungkai bawah menurut Evelyn C. Pearce (1993:114) terdiri dari:

1) Otot tabialis enterior 2) Otot proneus longus

3) Otot ektensor digitorum longus 4) Otot gastroknemius

5) Otot soleus

6) Otot maleolus medialis 7) Otot retinakula bawah 8) Otot tendon akhiles

[image:38.612.132.395.402.675.2]

Untuk lebih jelasnya dapat diliat pada gambar:

Gambar 6. Otot-otot tungkai bawah. (Evelyn C. Pearse, 1993:1114) Otot tabialis interior

Peroneus longus

Eksensor digitorum

Eksensor atas

Retinakula

Tendon rektus femoris

patela

Tendon sartorius

gastrokanemius

Tulang tibia

Otot soleus

Maleolus medialis

(39)

G. Kelentukan

Kelentukkan merupakan kemampuan sendi otot untuk merenggang seluas-luasnya. Daya lentur atau flexibility adalah ukuran kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh.

Bompa (dalam Budiwanto, 2004:40) menjelaskan bahwa kapasitas melakukan gerakan dengan rentangan yang luas diketahui sebagai kelenturan. Kelenturan menurut Kirkendall dkk (1980:248) adalah kemampuan tubuh atau bagian-bagian tubuh untuk melakukan berbagai gerakan dengan leluasa dan seimbang antara kelincahan dan respon keseimbangan. Menurut Harsono (1992) dalam buku Dasar-Dasar Kepelatihan Heru Sulistianta (2013: 52) kelentukan (fleksibilitas) dapat didefinisikan sebagai : Kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cidera pada persendian dan otot di sekitar persendian itu”.

(40)

H. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang dikemukakan. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

a. Muhammad Ishaq Gery (2013) “Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dan Otot Lengan Terhadap Tiger Sprong Pada Siswa Kelas IX B SMP N 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2012/2013”. Dari hasil penelitian di dapat bahwa kekuatan otot tungkai dan otot lengan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap teknik dasar tiger sprong. Hasil penelitian menunjukan korelasi otot tungkai dengan teknik dasar tiger sprong sebesar 1,929 selanjutnya koefesien korelasi kekuatan otot lengan terhadap teknik dasar tiger sprong juga sebesar 0,015. Dan selanjutnya koefisien korelasi antara kekuatan otot tungkai dan otot lengan terhadap teknik dasar tiger sprong sebesar 2,203. Ini berarti tidak ada hubungan yang positif/kuat antara kekuatan otot tungkai dan otot lengan terhadap teknik dasar tiger sprong.

(41)

penalty sebesar 7,29%. Dari ke tiga variabel tersebut kontribusi terbesar terhadap hasil tendangan penalty adalah kekuatan otot tungkai yaitu sebesar 67,24%.

c.

Andria Afiana (2013) “Kontribusi Panjang Tungkai, Kelentukan Dan Daya Ledak Otot Tungkai Terhadap Tendangan Sabit Pencak Silat Pada Mahasiswa Ukm Universitas Lampung”. Berdasarkan hasil analisis regresi ganda, koefisien korelasi product moment (r), dan analisis koefisien korelasi ganda (R) pada taraf signifikan, maka hasil penelitian ini disimpulkan sebagai berikut:

1). Ada hubungan yang signifikan panjang tungkai tendangan sabit pada pencak silat, dengan nilai r0 = 0,625.

2). Ada hubungan yang signifikan kelentukan terhadap tendangan sabit pada pencak silat, dengan nilai r0= 0,666.

3). Ada hubungan yang signifikan daya ledak otot tungkai dengan tendangan sabit pada pencak silat, dengan nilai r0 = 0,662.

(42)

I. Kerangka Fikir

Dengan melihat uraian dari kajian teori di atas dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut:

Senam Lantai

[image:42.612.93.428.152.342.2]

Gambar. 7 : Kerangka Fikir

Penampilan yang baik dalam loncat harimau sangat tergantung pada kekuatan otot, karenanya meningkatkan kekuatan pesenam akan meningkatkan pula tingkat prestasinya dalam senam dan sebaliknya keikutsertaan seseorang dalam senam akan otomatis meningkatkan kekuatan seseorang. Menurut suharno HP (1991: 31) menyatakan : kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasai beban/tahanan dalam menjalankan aktivitasnya.

Tentang kekuatan otot (Suharno, 1991 : 32) mengatakan : kekuatan biasa digunakan untuk mengatasi beban yang berat gerakan meledak dalam satu irama serta kekuatan yang tinggi dalam waktu yang lama, berdasarkan kegunaannya kekuatan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Maximum kekuatan adalah kekuatan otot dalam kontraksi maksimal, serta dapat melawan beban yang maksimal

Panjang Lengan

Power Tungkai

Panjang Tungkai Kekuatan

Loncat Harimau

(43)

2. Explosif kekuatan adalah kemampuan sebuah otot atau untuk mengatasi beban dengan kecepatan yang tinggi dalam suatu gerakan

3. Kekuatan endurance adalah kemampuan daya tahan lamanya kekuatan otot untuk melakukan tahanan beban-beban yang tinggi intesitasnya.

Lengan dibentuk oleh tulang-tulang yang panjang, panjang lengan akan memberikan keuntungan mekanis untuuk menghasilkan kekuatan dan kecepatan gerak. Gerakan badan dihasilkan melalui system pengungkit,yang dihasilkan oleh kontraksi otot, selanjutnya Soedarminto (1993 : 47) menyatakan bahwa :

“Pengungkit adalah suatu alat mekanik yang dimaksudkan untuk menghasilkan

gerak putar pada sumbunya, pengungkit terdiri dari sumbu putar, tangan beban dan tangan gaya, tangan beban merupakan jarak antara sumbu putar dan titik pangkal gaya. Berdasarkan pada titik putar, tangan beban dan tangan gaya terdapat tiga jenis pengungkit yang ditandai oleh letaknya sumbu putar, tangan

beban dan tangan gaya.”

Keuntungan mekanis dari pengungkit dinyatakan oleh perbadingan antara tangan gaya dan tangan beban, makin panjang tangan gaya makin besar moment gaya, makin pendek tangan gaya makin kecil moment gayanya. Selanjutnya Soedarminta (1993:48)

menyatakan bahwa, “Besarnya moment gaya sama dengan gaya dikalikan jarak dari

sumbu putar”.

(44)

kekuatan dan kecepatan gerak. Menurut Harsono (1988 : 200) “Power terutama penting untuk cabang-cabang olahraga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosi”. Dewasa ini power telah diakui sebagai komponen kodisi fisik yang memungkinkan atlet untuk mengembangkan kemampuannya guna mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi dalam olahraga yang digelutinya.

Karena power ditungkai, seorang atlet renang mampu dengan cepat dan meledak ke luar nlok start, pemain basket mampu melompat setinggi-tinggi sebelum melaakukan yang cepat dan kuat agar mampu melakukannya berapa kali. Dengan demikian jika seseorang memiliki power otot tungkai yang baik maka akan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap performa saat saat melakukan gerakan loncat harimau.

Salah satu komponen yang penting dalam prestasi olahraga yaitu ukuran tubuh,

struktur tubuh atau kualitas biometrik Menurut Bompa (1990:342), bahwa. “kualitas

biometrik adalah mencangkup somatotipe dan pengukuran-pengukuran anthropometrik”. Prestasi olahraga memerlukan kualitas biometrik tertentu sesuai dengan nomor atau cabang olahraga yang dikembangkan.

(45)

keseluruhan. Postur tubuh merupakan salah satu komponen yang penting dalam prestasi olahraga.

Kelentukkan merupakan kemampuan sendi otot untuk merenggang seluas-luasnya. Daya lentur atau flexibility adalah ukuran kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh.

Bompa (dalam Budiwanto, 2004:40) menjelaskan bahwa kapasitas melakukan gerakan dengan rentangan yang luas diketahui sebagai kelenturan. Kelenturan menurut Kirkendall dkk (1980:248) adalah kemampuan tubuh atau bagian-bagian tubuh untuk melakukan berbagai gerakan dengan leluasa dan seimbang antara kelincahan dan respon keseimbangan.

J. Hipotesis

(46)

Atas dasar kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1: ada kontribusi antara kekuatan lengan dengan keterampilan gerak dasar loncat

harimau siswa SMP N 1 Metro

H0: Tidak ada kontribusi antara kekuatan lengan dengan keterampilan gerak dasar

loncat harimau siswa SMP N 1 Metro

H2: ada kontribusi antara panjang lengan dengan keterampilan gerak dasar loncat

harimau siswa SMP N 1 Metro

H0: tidak ada kontribusi antara panjang lengan dengan keterampilan gerak dasar

loncat harimau siswa SMP N 1 Metro

H3 : ada kontribusi antara power tungkai dengan keterampilan gerak dasar loncat

harimau siswa SMP N 1 Metro

H0: Tidak ada kontribusi antara power tungkai dengan keterampilan gerak dasar

loncat harimau siswa SMP N 1 Metro

H4: ada kontribusi antara panjang tungkai dengan keterampilan gerak dasar loncat

harimau siswa SMP N 1 Metro

H0: tidak ada kontribusi antara panjang tungkai dengan keterampilan gerak dasar

(47)

H5 : ada kontribusi antara kelentukan dengan keterampilan gerak dasar loncat harimau

siswa SMP N 1 Metro

H0: Tidak ada kontribusi antara keletukan dengan keterampilan gerak dasar loncat

(48)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian

Metodologi penelitian perlu diterapkan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang sebenarnya untuk memperoleh data yang mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang menyangkut variabel penelitian, desain penelitian populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Pelaksanaan penelitian pada dasarnya adalah ingin memperoleh informasi atau data guna memecahkan masalah yang diteliti. Informasi yang diharapkan hendaklah melalui prosedur yang sistematis serta terarah dan bersifat ilmiah. Penggunaan metode yang tepat akan menghasilkan jawaban terhadap masalah yang diteliti. Jadi metode penelitian berarti cara-cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan operasional suatu penelitian.

(49)

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Menurut Suharsimi Arikunto (2010:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Metro yang berjumlah 52 siswa laki-laki dari 5 kelas. Sampel adalah siswa yang diteliti dengan sejumlah populasi. Karena semua populasi yang akan diteliti maka menjadi populasi sampel.

C. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Metro Jl. AR. Prawiranegara No. 16 Metro Pusat Kota Metro

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksananan pada tanggal 4 - 5 Febuari 2014. D. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi (1997 : 96) : “variabel adalah objek penelitian atau

apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Ada dua variabel yang terlibat dalam penelitian ini, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Kedua variabel tersebut akan diidentifikasikan ke dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Variabel Bebas

(50)

b. Panjang lengan (X2)

c. Power (X3)

d. Panjang tungkai (X4)

e. Kelentukan (X5)

2. Variabel Terikat

Keterampilan gerak dasar loncat harimau (Y).

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk menghindari terjadinya pengertian yang keliru tentang konsep variabel yang terlibat dalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan ssecara operasional sebagai berikut :

1. Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan / beban. Secara mekanis kekuatan otot didefinisikan sebagai gaya yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam satu kontraksi maksimal. Kekuatan otot lengan seseorang dapat diketahui dengan tes push dan pull dynamometer.

2. Panjang lengan dimaksut adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya yang menghasilkan keuntungan mekanis. Panjang lengan seseorang dapat diketahui anthropometer.

(51)

4. Panjang tungkai dimaksut adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang keuntungannya berupa kekuatan otot tungkai yang akan menghasilkan kekuatan otot tungkai maksimal. Panjang tungkai seseorang dapat diketahui anthropometer.

5. Kelentukkan yang dimaksud adalah komponen fisik seseorang tentang kemampuannya seseorang untuk meningkatkan tubuh bagian dalam suatu ruang gerak yang seluas mungkin,tanpa cedera pada persendian dan otot di sekitar persendian (menurut Johson dan Nelson tahun 1969). Kelentukkan seseorang dapat diketahui dengan flexometer dengan satuan centimeter. 6. Loncat harimau yang dimaksud adalah komponene fisik yang diawali

dengan awalan di tempat kemudian menolak dengan kedua kaki, melayang di udara kemudian mendarat dengan kedua tangan, kemudian lanjut dengan gerakan roll depan dan dilanjutkan dengan berdiri tegak.

F. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

[image:51.595.127.378.518.712.2]

Gambar. 8 : Desain penelitian variabel X dan variabel Y

X

2

X

3

X

4

X

1

Y

(52)

Sumber: Suharsimi. 1997 Keterangan :

X1 : kekuatan otot lengan

X2 : panjang lengan

X3 : power otot tungkai

X4 : panjang tungkai

X5 : kelentukan

Y : loncat harimau

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:265) dijelaskan bahwa metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Lebih lanjut dikatakan oleh Suharsimi Arikunto (2010:265) bahwa untuk memperoleh data data yang diinginkan sesuai dengan tujuan peneliti sebagai bagian dari langkah pengumpulan data merupakan langkah yang sukar karena data data yang salah akan menyebabkan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik akan salah pula.

Pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes dan pengukuran melalui metode survey,yaitu peneliti mengamati secara langsung pelaksanaan tes dan pengukuran dilapangan.

H. Instrumen Penelitian

Tes dan pengukuran yang dilakukan meliputi:

1. Instrumen Otot lengan di ukur dengan menggunakan

Push and Pull dynamometer

(53)

Untuk mengukur kekuatan otot lengan dalam menarik dan atau mendorong. b. Alat dan fasilitas

1. Push and Pull dynamometer 2. Alat tulis

3. Formulir tes c. Pelaksanaan

Peserta tes berdiri tegak dengan kaki direganggangkan dan pandangan lurus ke depan, tangan memegang push and pull dynamometer dengan kedua tangan lurus di depan dada. Posisi lengan dan tangan lurus sejajar dengan bahu. Tarik alat tersebut sekuat tenaga. Pada saat menarik atau mendorong alat tidak boleh menempel pada dada, tangan dan siku tetap sejajar dengan bahu.

d. Penilaian

[image:53.595.232.414.499.590.2]

Skor kekuatan dorong terbaik dari 3 kali percobaan dicatat dengan skor, dalam satuan kg dengan tingkat ketelitian 0,5kg.

Gambar. 9 : Push and Pull dynamometer

2. Panjang lengan di ukur dengan menggunakan

Anthropometer

(54)

Untuk mengukur panjang lengan. b. Alat dan fasilitas :

1. Anthropometer 2. Alat tulis 3. Formulir tes c. Pelaksanaan

Orang yang dites berdiri tegak lurus, tubuh tetap tegak lurus dan pandangan lurus ke depan. Panjang lengan mula diukur dari pundak sampai ujung tangan. Apabila penggaris sudah menunjukkan dari pundak sampai ujung tangan maka baca angka dalam satuan cm.

d. Penilaian

[image:54.595.226.406.444.523.2]

Pengukuran panjang lengan sampai sepersepulu sentimeter. Satuan ukur panjang lengan adalah cm (sentimeter).

Gambar. 10 : Anthropometer

3. Power otot tungkai di ukur dengan menggunakan

Standing Broad Jump

a. Tujuan

Untuk mengukur power otot kaki dengan meloncat ke atas (horisontal). b. Alat dan fasilitas

(55)

2. Alat tulis 3. Formulir tes c. Pelaksanaan

Peserta tes melakukan setangah berjongkok, kaki ditempatkan pada balok lompat jauh atau tanda garis, lengan luruskan ke belakang. Meloncat atau menolak ke depan sejauh mungkin disertai ayunan lengan dari kedua tangan. Setelah itu mendarat denga kedua kaki. Percobaan dilakukan 3 kali.

d. Penilaian

[image:55.595.135.463.440.739.2]

Skor peserta tes adalah skor tertinggi dari tiga kali kesempatan. Skor tersebut selanjutnya dikonversikan ke dalam tabel seperti dibawah ini :

Tabel. 1 : Konveksi Standing Broad

Putra Putri Kriteria

>82 >65 Baik sekali

78-81 57-64 Baik

65-77 49-56 Sedang

52-64 42-48 Cukup

<51 <41 Kurang

(56)

4. Panjang tungkai di ukur dengan menggunakan

Anthropometer

a. Tujuan

Untuk mengukur panjang tungkai. b. Alat dan fasilitas

1. Anthropometer 2. Alat tulis 3. Formulir tes c. Pelaksanaan

Peserta tes berdiri tegak, kedua kaki rapat, kemudian diukur dengan Anthropometer mulai pangkal paha sampai telapak kaki, dengan demikian dapat diketahui berapa panjang tungkai masing-masing siswa.

d. Penilaian

[image:56.595.226.406.579.681.2]

Pengukuran panjang tungkai sampai sepersepulu sentimeter. Satuan ukur panjang lengan adalah cm (sentimeter).

(57)

5. Kelentukan di ukur dengan menggunakan

Flexometer

a. Tujuan

Untuk mengukur komponen kelentukan tubuh. b. Alat dan fasilitas

1. Flexometer 2. Alat tulis 3. Formulir tes c. Pelaksanaan

Testee berdiri tegak diatas bangku alat pengukur dengan 2 kaki rapat, dan kedua ujung jari kaki rata dengan pinggir bangku alat ukur. Badan dibungkukkan kebawah,tangan lurus. Renggutkan badan kebawah perlahan-lahan sejauh mungkin, ke 2 tangan menelusuri pita alat ukur dan berhenti pada jangkauan yang terjauh yang dihitung. Peserta diberi kesempatan 3 kali. d. Penilaian

[image:57.595.123.520.581.729.2]

Jarak jangkauan yang terjauh yang dicapai testee. Tabel. 2 : Norma Tes Duduk dan Jangkau

KELENTURAN (cm) SKOR KATEGORI

>(19) 5 Sangat Baik

(11,5) – (19) 4 Baik

(-1.5) – (11,5) 3 Cukup

(-6,5) – (-1,5) 2 Sedang

(58)
[image:58.595.225.406.85.213.2]

Gambar. 13 : Flexometer

6. Keterampilan loncat harimau di ukur dengan menggunakan

Tes loncat harimau

a. Tujuan

Untuk mengetahui loncat harimau para siswa. b. Alat dan fasilitas

1. Matras 2. Alat tulis c. Pelaksanaan

Sikap Awalan

Berdiri tegap, buka kaki selebar bahu, pandangan lurus kedepan.

Pelaksanaan

(59)

Sikap Akhir

Secepat mungkin kaki di tekuk ( posisi jongkok ), Kemudian berdiri tegap seperti posisi semula ( awal ). Semula.

d. Penilaian

Terlampir

I. Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan teknik statistik multiple regresi atau regresi ganda dilanjutkan dengan mencari kontribusi dari masing-masing predictor terhadap variable tidak bebas, dalam (Suharsimi Arikunto, 1998: 245) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

r xy = Koefesien korelasi

n = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y

∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y ∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

Keterangan :

Ŷ = Variabel Terikat ( Dependent )

 



2 2

2

2

(60)

2 2 ) ( . . X X N Y X XY n        

Х = Variabel Bebas

ɑ = Nilai Konstanta

b = Koefisien Arah Regresi

Nilai ɑ dapat dihitung dengan rumus :

Nilai b dapat dihitung dengan rumus :

b.

Rumus untuk Multiple Regression adalah :

:

92,62 Keterangan :

n : jumlah sampel atau banyak data n∑X2 - (∑X)2

∑Y(∑X2

) - ∑X. ∑Y

ɑ

=

n∑X2 - (∑X)2 n∑XY - ∑X. ∑XY

b =

Ŷ = ɑ + bX1 + cX2 + ... + kXn

(61)

X : angka mentah unuk variabel X ( faktor yang mempengaruhi gerakan loncat harimau ), Penjabaran variabel X sebagai berikut :

X1 = Kekuatan Otot Lengan

X2 = Panjang Lengan

X3 = Power Otot Tungkai

X4 = Panjang Tungkai

X5 = Kelentukan

Y = Angka Mentah Untuk Variabel Y ( Loncat Harimau )

[image:61.595.107.408.355.526.2]

Menurut Riduwan (2005:98), harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil tes dikonsultasikan dengan Tabel r product moment. Interprestasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel. 3: Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.

Interval Koefisien Korelasi

Interpretasi Hubungan

0,80 – 1,00 Sangat kuat

0,60 – 0,79 Kuat

0,40 – 0,59 Cukup kuat

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat rendah Sumber : Riduwan. 2005

Setelah diketahui besar kecilnya r xy maka taraf signifikan dilihat dengan :

2

r n-2 t =

1-r

Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika t hitung > t tabel, dan terima Ho jika t

hitung < t tabel. Untuk dk distribusi t diambil n-2 dengan α = 0,05, dan untuk

(62)

mencari besarnya sumbangan ( kontribusi ) antara variabel X dan variabel Y maka menggunakan rumus Koefisian Determinansi :

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Detreminansi r = Koefisien Korelasi

Uji Hipotesis

Rumusan hipotesis 1

H1 : Kekuatan otot lengan memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau.

H0 : Kekuatan otot lengan tidak memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau.

 

2

2

 

2

1 2 1 1 1 X -X -X X -X 1           n n n r  1 X r 0,830 

rtabel = 0,279

(63)

signifikansi 5% yaitu 0,279. Karena nilai rhitung 0,830> rtabel 0,279, maka nilai korelasi signifikan, maka kseimpulannya H1 diterima dan H0 ditolak.

Rumusan hipotesis 2

H2 : Panjang lengan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

keterampilan gerak dasar loncat harimau.

H0 : Panjang lengan tidak memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau.

 

2

2

 

2

1 2 1 1 1 X -X -X X -X 1           n n n r  1 X r 0,312 

rtabel = 0,279

(64)

Rumusan Hipotesis 3

H3 : Power otot tungkai memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau.

H0 : Power otot tungkai tidak memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau.

 

2

2

 

2

1 2 1 1 1 X -X -X X -X 1           n n n r  1 X r 0,571 

rtabel = 0,279

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data power otot tungkai dengan keterampilan gerak dasar loncat harimau diperoleh rhitung sebesar 0,571. Nilai tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,279. Karena nilai rhitung 0,571> rtabel 0,279, maka nilai korelasi signifikan, maka kseimpulannya H3 diterima dan H0 ditolak.

Rumusan Hipotesis 4

H4 : Panjang tungkai memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

keterampilan gerak dasar loncat harimau.

H0 : Panjang tungkai tidak memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau.

 

(65)

 1 X r 0,380 

rtabel = 0,279

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data panjang tungkai dengan keterampilan gerak dasar loncat harimau diperoleh rhitung sebesar 0,380. Nilai tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,279. Karena nilai rhitung 0,380> rtabel 0,279, maka nilai korelasi signifikan, maka kseimpulannya H4 diterima dan H0 ditolak.

Rumusan Hipotesis 5

H5 : Kelentukan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

keterampilan gerak dasar loncat harimau.

H0 : Kelentukan tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

keterampilan gerak dasar loncat harimau.

 

2

2

 

2

1 2 1 1 1 X -X -X X -X 1           n n n r  1 X r 0,717 

rtabel = 0,279

(66)
(67)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai kontribusi kekuatan lengan, panjang lengan, power tungkai, panjang tungkai, kelentukan terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Kekuatan lengan memberikan kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro sebesar 68,8%.

2. Panjang lengan memberikan kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro sebesar 9,7%

3. Power tungkai memberikan kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro sebesar 32,5 %.

(68)

5. Kelentukan memberikan kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro sebesar 51,4%.

Kekuatan lengan memberikan kontribusi yang besar terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Upaya mengajarkan dan meningkatkan kemampuan loncat harimau hendaknya dalam memberikan latihan kondisi fisik mengarah pada latihan kekuatan otot lengan, panjang lengan, power otot tungkai, panjang tungkai, kelentukan dan menguasai teknik loncat harimau dengan benar sehingga kemampuan loncat harimau lebih baik.

2. Supaya dalam latihan kondisi fisik lebih efektif dan efisien maka latihan yang dilakukan hendaknya sesuai dengan besarnya sumbangan yang diberikan oleh keempat unsur kondisi fisik tersebut.

(69)

Daftar Pustaka

Agus. 2001. Metode Pembelajaran Senam. Jakarta.

Afiana, Andria. 2013. Kontribusi Panjang Tungkai, Kelentukan Dan Daya Ledak Otot Tungkai Terhadap Tendangan Sabit Pencak Silat Pada Mahasiswa Ukm Universitas Lampung. (Skripsi). Lampung : FKIP Penjaskes-Unila

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Edisi VI. Rineka Cipta.Yogyakarta.

Susanto, Catur . 2013. Kontribusi Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai Dan Lingkar Paha Dengan Hasil Tendangan Penalty Sepakbola Pada Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung. (Skripsi). Lampung: FKIP Penjaskes-Unila.

Damiri, Achmad. 1992. Anatomi Manusia. FPOK IKIP Bandung.

Evelyin C. P. 1993. Anatomi & Fisiology Untuk Paramedis. Alih Bahasa Sri Yuliani Handoyo. Jakarta. PT. Gramedia.

Gery, M. I . 2013. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dan Otot Lengan Terhadap Teknik Dasar Tiger Sprong Pada Siswa Kelas IX B SMP N 1 Seputih Agung . (Skripsi).

Lampung: FKIP Penjaskes-Unila.

Hadi, Sutrisno. 1993. Metodologi Research. UGM Yogyakarta.

Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologi Daalm Coaching. CV Tambak Kusuma.

Hermawan, Rahmat. 2002. Ilmu Faal. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

(70)

Margono, Agus. 2009. Senam. Surakarta: UNS Press.

Muhajir. 2003. Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani Untuk SMP Kelas VIII. Yudhistira. Jakarta.

Muhajir. 2004. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. Erlangga. Jakarta.

Pear, bill and more, Gary T. 1986. Weight Training For Men And Women, Getting Stronger. Shelter Publications. Inc, Bolinas California.

Riduwan. 2005. Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Rushall, Brent S. And Pyke, Frank S. 1990. Training For Sport And Fitnes. TheMacmillan Company Of Australia. Pty Ltd.

Sajoto, M. 1995.Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta: Depdikbud Dirjen

Soekarno, W. 1986. Teori dan Praktek Senam Dasar. Yogyakarta : Intan Pariwara.

Soeparman. 1989. Oesteologi, Arthrologi dan Myologi. Surakarta : Sebelas Maret University Press.

Gambar

Gambar
Gambar 1.  : Teknik gerakan loncat harimau. Di Adopsi dari Muhajir (2003)
Gambar 2. : Otot Lengan (Sumber: Evelyn C. Pearce, 2010: 132)
Gambar. 3 : Struktur otot tungkai atas (Svelyn, 1999: 113)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Phytoremediation potential of native plants growing on a heavy metals contaminated soil of copper mine in Iran.. Heavy metal contamination and accumulation in soil

las yang tidak sesuai anjuran keselamatan karena merasa itu lebih nyaman Mata terkena percikan api dan rabun sesaat karena cahaya las yang kadang terlalu silau, menghambat

Persepsi Wisatawan Nusantara dan Penduduk Lokal” YB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja citra destinasi wisata DIY dan apakah terdapat perbedaan

Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, konsentrasi gula pada pembuatan nata de yammy dari limbah cair pati bengkuang memberikan pengaruh terhadap pH

Jika penerimaan pertama dimulai 10 bulang lagi dan tingkat bunga yang relevan J12=12%, hitunglah nilai yang diterima Antan pada saat ini!.

A szerzők 20 gégecarcinomás beteg esetében vizsgálták a specifikus tumor antigén elleni immunitást LAI teszt segítségéveL A módszer lényege, hogy .specifikus tumor antigén

Dan seteah dihitung besar koefisien elastisitasnya, sifat elastisitas pada tahun 2007 adalah elastis, yang artinya persentase ( % ) perubahan kuantitas daging sapi lebih besar

Pembangunan gedung kantor Rehab Ruang Kadis JB: Modal JP: Pekerjaan Konstruksi. 1