• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PESERTA DIDIK KELAS X IIS I SMA NEGERI 6 METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PESERTA DIDIK KELAS X IIS I SMA NEGERI 6 METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PESERTA DIDIK

KELAS X IIS I SMA NEGERI 6 METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh Helmawati

Aspek kemampuan menulis yang rendah pada Peserta Didik Kelas X IIS I SMA Negeri 6 Metro yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan sebagai berikut: (1) untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran keterampilan menulis; (2) untuk memperbaiki proses pembelajaran keterampilan menulis; (3) untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta didik kelas X IIS I melalui pendekatan saintifik.

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus, dan masing-masing siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Metro, dengan objek peserta didik kelas X IIS I tahun pelajaran 2014/2015.

Hasil penelitian ini, menunjukkan adanya perbaikan pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis, serta peningkatan kemampuan menulis melalui pendekatan saintifik pada peserta didik kelas X IIS I SMA Negeri 6 Metro. Nilai perencanaan pada pratindakan adalah 68,25, siklus I 92,42, siklus II 93,93, dan siklus III 96,96. Nilai pelaksanaan pembelajaran pada pratindakan adalah 65,67, siklus satu 85,16, siklus dua 90,96, dan siklus tiga 95,46. Nilai rata-rata kemampuan menulis peserta didik kelas X IIS I pada pratindakan 65,9, siklus satu 71,1, siklus dua 74,29, dan siklus tiga 85. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan saintifik dapat: (1) memperbaki perencanaan pembelajaran keterampilan menulis; (2) memperbaiki proses pembelajaran keterampilan menulis; (3) meningkatkan kemampuan menulis Peserta Didik Kelas X IIS I SMA Negeri 6 Metro tahun pelajaran 2014/2015.

(2)

ABSTRACT

INCREASING WRITING ABILITY THROUGH SCIENTIFIC APPROACH AT STUDENTS OF TENTH

GRADE IIS I OF SMA NEGERI 6 METRO ACADEMIC YEAR 2014/ 2015

By Helmawati

The low writing ability of students of tenth grade IIS I of SMA Negeri 6 Metro is one of the problem in this research. The research aims 1) to increase lesson plan of writing ability; 2) to increase writing ability lesson proces; 3) to increase achievement of writing ability at students of tenth grade IIS I of SMA Negeri 6 Metro.

This research was done classroom action research approach. Procedure of research was done by three cycles, and every cycle consits of planing, treatment, observation, and reflection. Classroom Action Research was done at SMA Negeri 6 Metro, and object of this research are students of tenth grade IIS I academic year 2014/ 2015.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Raja Basa Baru, Lampung Timur pada tanggal 1 Maret 1973, dan putri kelima dari delapan bersaudara. dari pasangan Bapak Zainuddin (Almarhum) dan Ibu Fatimah. (Almarhumah). Peneliti menikah dengan Bapak Zakuwan, S.Ip., pada tahun 2001. Saat ini, peneliti Alhamdulillah telah dikaruniai satu orang putri yang bernama Annisa Zakuwan

Jenjang pendidikan yang peneliti tempuh adalah Sekolah Dasar Negeri 1 Raja Basa Baru, Lampung Timur diselesaikan tahun 1987. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Way Jepara, Lampung Timur diselesaikan pada tahun 1990. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Labuhan Maringgai, Lampung Timur diselesaikan pada tahun 1993. Kuliah di Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Lampung diselesaikan tahun 1998. Pada tahun 2012, peneliti menempuh pendidikan di Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Lampung.

(8)

MOTO

86. Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.

QS: An Nisaa: 86).

! ! " # $ ! % # %

&' % () !

# * # !"%

* ! +' # ! ! ! #% # $ " , -() ./ 0

286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupan-nya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri maaflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

(9)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat dan hidayah yang Allah SWT

limpahkan, peneliti mempersembahkan tesis ini, kepada:

1. Suamiku Tercinta, Bapak Zakuwan, S.Ip., yang telah membantu dan

memotivasi serta mendoakan keberhasilan peneliti;

2. Permata Hatiku, Annisa Zakuwan yang telah mengerti dan memotivasi, serta

mendoakan penyelesaian studi peneliti;

(10)

SANWACANA

Alhamdulillah peneliti bersyukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah, dan ridho-Nya peneliti dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui Pendekatan Saintifik pada Peserta Didik Kelas X IIS I SMA Negeri 6 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015.” Penelitian ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung. Peneliti menyadari bahwa dalam penyelesaian tesis ini, tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:

1. Prof. Dr. Hi. Patuan Raja, M.Pd., selaku pembimbing 1, yang dengan tulus, sabar, dan gigih, membimbing peneliti dari awal hingga akhir penelitian;

2. Dr. Hj. Siti Samhati, M.Pd., selaku pembimbing II, yang dengan tulus, sabar, gigih, membimbing peneliti dari awal hingga akhir penelitian; 3. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd., sebagai pembahas dan ketua

Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah memotivasi dan mengarahkan peneliti dalam penyelesaian penelitian ini, sekaligus sebagai Ketua Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia;

4. Dr. Karomani, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah dengan tulus, sabar, dan gigih membimbing peneliti dari awal sampai dengan akhir penelitian;

5. Seluruh Ibu dan Bapak Dosen Pascasarjana, serta Ibu dan Bapak Staf Tata Usaha Jurusan Bahasa dan Seni, Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, atas ketulusannya membimbing dan mengarahkan serta memotivasi peneliti dari awal hingga akhir penelitian. 6. Dr. Hi. Edi Suyanto, M.Pd., sebagai Sekretaris Program Studi Magister

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung, yang turut gigih membimbing dan mengarahkan serta memotivasi penyelesaian penelitian ini;

7. Dr. Hi. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Lampung beserta stafnya.

8. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Pascasarjana Universitas Lampung;

9. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Lampung;

(11)

11.Suamiku tercinta, Bapak Zakuwan, S.Ip., dan Permata hatiku Annisa Zakuwan, beserta keluarga besarku yang dengan tulus membantu, memotivasi, dan mendoakan peneliti;

12.Semua Kawan Seperjuangan Mahasiswa MPBSI Unila Angkatan 2012,

2011, dan 2013 yang selalu membantu dan memotivasiku agar tetap semangat menyelesaikan penelitian ini;

13.Drs. Supaijan selaku mantan Kepala SMA Negeri 6 Metro, yang telah banyak membantu baik spritual maupun material, mulai dari awal perkuliahan sampai dengan akhir penelitian ini;

14.Bapak Ibnu Budi Cahyana, S.Sos, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 6 Metro yang telah turut membantu peneliti;

15.Bapak Pendawa Setya Utama, M.Pd. dan Desi Aris Astuti, S.Pd. selaku kolaborator, yang telah membantu dan mengarahkan serta turut memotivasi peneliti dalam penelitian ini;

16.Semua Ibu dan Bapak Guru dan Staf Tata Usaha yang ada di SMA Negeri

6 Metro dan SMP Negeri 4 Metro yang telah membantu dan memotivasi peneliti;

17.Semua pihak yang telah membantu dengan tulus serta sabar, dalam membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penelitian ini. Peneliti selalu berdoa, semoga para pembimbing diberikan kekuatan dan kesabaran dalam melaksanakan tugas pembimbingan selama ini.

Akhirnya penulis berdoa semoga segala bantuan, didikan, bimbingan, dan amal baik semua pihak akan mendapat ridho dan pahala serta diterima oleh Allah SWT sebagai amal jariyah. Aaamiin.

Bandar Lampung, 23 Januari 2015 Peneliti,

(12)

xii DAFTAR ISI Halaman a ABSTRACT... ABSTRAK...

HALAMAN JUDUL...

HALAMAN PERSETUJUAN...

HALAMAN PENGESAHAN ...

LEMBAR PERNYATAAN...

RIWAYAT HIDUP...

PERSEMBAHAN...

MOTO...

SANWACANA...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR LAMPIRAN...

I. PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang Masalah... 1.2 Rumusan Masalah ... 1.3 Tujuan Penelitian. ... 1.4 Manfaat Penelitian... 1.4.1 Manfaat Teoretis... 1.4.2 Manfaat Praktis... 1.5 Ruang Lingkup Penelitian...

II. LANDASAN TEORI... 2.1 Menulis... 2.1.1 Tujuan Menulis... 2.1.2 Fungsi Menulis... 2.1.3 Proses Menulis... 2.1.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Menulis... 2.1.5 Menulis Teks Eksposisi... 2.1.5.1 Pengertian Teks Eksposisi... 2.1.5.2 Pola pengembangan Teks Eksposisi... 2.1.6 Menulis Argumentasi... 2.1.6.1 Struktur Karangan Argumentasi... 2.1.6.2 Langkah-Langkah Menulis Karangan Argumentasi... 2.1.7 Menulis Teks Pidato Eksposisi...

2.2 Penilaian Komponen Keterampilan Menulis... 2.2.1 Isi Tulisan... 2.2.2 Organisasi Isi... 2.2.3 Tata Bahasa...

(13)

xiii 2.2.3.1 Kelogisan... 2.2.3.2 Kesejajaran... 2.2.3.3 Kepaduan... 2.2.3.4 Kehematan... 2.2.4 Diksi... 2.2.5 Ejaan... 2.3 Pendekatan Saintifik... 2.3.1 Prinsip-Prinsip Pendekatan Saintifik... 2.3.2 Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Menulis... 2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik... 2.3.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Menulis Melalui Pendekatan Saintifik... 2.4 Model-Model Pembelajaran pada Kurikulum 2013... 2.5 Penelitian yang Relevan...

III. METODE PENELITIAN...

3.1 Pendekatan Penelitian ... 3.2 Setting Penelitian ...

3.2.1 Tempat Penelitian. ... 3.2.2 Waktu Penelitian ... 3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 3.4 Sumber Data ... 3.5 Teknik Pengumpulan Data... 3.5.1 Teknik Tes... 3.5.2 Teknik Nontes... 3.5.2.1 Observasi... 3.5.2.2 Wawancara... 3.5.2.3 Dokumentasi... 3.6 Kisi-Kisi Instrumen... 3.6.1 Kisi-Kisi Obervasi Aktivitas Peserta Didik... 3.6.2 Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Pendidik... 3.7 Kriteria Penilaian... 3.8 Validitas dan Reabilitas Data... 3.8.1 Validitas Data... 3.8.2 Reliabilitas Data... 3.9 Analisis Data ...

3.9.1 Analisis Wacana (Discourse Analysis)... 3.9.2 Analisis Isi (Content Analysis)... 3.10 Indikator Keberhasilan ... 3.11 Prosedur Penelitian... 3.11.1 Perencanaan... 3.11.2 Tindakan... 3.11.3 Observasi... 3.11.4 Refleksi...

IV. HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN... 4.1 Kondisi Peserta Didik sebelum Tindakan (Prasiklus)... 4.2 Hasil Siklus1... 4.2.1 Perencanaan Pembelajaran Siklus 1... 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus 1... 4.2.3 Observasi pada Siklus I... 4.2.4 Refleksi Tindakan Siklus I... 4.3 Hasil Siklus II...

(14)

xiv

4.3.1 Perencanaan Siklus II... 4.3.2 Pelaksanaan Proses Pembelajaran pada Siklus II... ... 4.3.3 Observasi pada Siklus II... 4.3.4 Refleksi Tindakan Siklus II... 4.4 Hasil Siklus III... 4.4.1 Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III... 4.4.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III... 4.4.3 Observasi pada Siklus III... 4.4.4 Refleksi Tindakan Siklus III... 4.5 Pembahasan ... 4.5.1 Perencanaan Pembelajaran Menulis Melalui Pendekatan Saintifik... 4.5.2 Proses Pelaksanaan Pembelajaran... 4.5.3 Peningkatan Kemampuan Menulis Peserta Didik Kelas X IIS I... 4.6 Keterbatasan Penelitian...

V. KESIMPULAN DAN SARAN ...

5.1 Kesimpulan... 5.2 Saran ...

DAFTAR RUJUKAN...

LAMPIRAN ... 90 98 102 103 106 107 109 114 119 120 120 122 126 130

131 131 132

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

a

1. Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Keterampilan Menulis Peserta Didik Kelas X IIS I Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015... 2. Tahap dan Kegiatan dalam Proses Menulis ... 3. Kegiatan Pembelajaran Peserta Didik yang Diobservasi... 4. Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Peserta Didik... 5. Perencanaan Pembelajaran... 6. Pelaksanaan Pembelajaran... 7. Instrumen Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 8. Rentang Nilai Perencanaan Pembelajaran... 9. Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran... 10. Rentang Nilai Kemampuan Menulis... 11. Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan... 12. Format Pengolahan Nilai Kemampuan Menulis Peserta Didik... 13. Rencana Tindakan... 14. Penilaian Perencanaan Pembelajaran pada Pratindakan (Prasiklus)... 15. Rentang Nilai... 16. Rentang Nilai Kompetensi Menulis Paragraf Argumentasi pada Pratindakan.. 17. Nilai Rata-Rata Kompetensi Menulis Per Indikator pada Peserta

Didik SMA Negeri 6 Metro pada Pratindakan ... 18. Rentang Nilai Kompetensi Menulis dan Nilai Kompetensi Menulis

pada Prasiklus dan Siklus 1... 19. Peningkatan Kompetensi Menulis Paragraf Argumentasi pada Prasiklus dan Siklus I... 20. Rekapitulasi Kelemahan Siklus I dan Solusi untuk Siklus II... 21. Rentang Nilai Kompetensi Menulis pada Siklus II Peserta Didik Kelas X IIS I SMA Negeri 6 Metro... 22. Peningkatan Kompetensi Menulis Melalui Pendekatan Saintifik dari Siklus I ke Siklus II ... 23. Rekapitulasi Kelebihan dan Kelemahan pada Siklus II serta Solusi untuk Siklus III... 24. Rentang Nilai Kompetensi Meunlis pada Siklus III Peserta Didik Kelas X IIS I SMA Negeri 6 Metro... 25. Peningkatan Kompetensi Menulis Melalui Pendekatan Saintifik dari Siklus II ke Siklus III... 26. Penilaian Perencanaan Pembelajaran Menulis pada Siklus III...

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

a

1. Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Menulis Pratindakan... 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III... 5. Silabus... 6. Insrumen Penilaian RPP Siklus 1... 7. Instrumen Penilaian RPP Siklus II... 8. Instrumen Penilaian RPP Siklus III... 9 . Aktivitas peserta didik siklus I... 10. Aktivitas peserta didik siklus II... 11. Aktivitas peserta didik siklus III... 12. Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Menulis Siklus 1... 13. Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Menulis Siklus II... 14. Rekapitulasi Penilaian Menulis pada Siklus III... 15. Instrumen Wawancara Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui

Pendekatan Saintifik... 16. Penilaian Proses Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I... 17. Penilaian Proses Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II... 18. Penilaian Proses Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus III... 19. Soal Menulis Paragraf Argumentasi dalam Teks Eksposisi Siklus I... 20. Soal Menulis Teks Eksposisi Siklus II... 21. Soal Menulis Teks Pidato Eksposisi pada Siklus III... 22. Surat Izin Penelitian ... 23. Surat Keterangan Penelitian... 24. Contoh Hasil Menulis Peserta Didik Kelas X IIS I... 25. Dokumen Foto Proses Pembelajaran... 26. Instrumen Penelitian Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui Pendekatan Saintifik... 27. Instrumen Wawancara pada Siklus I... 28. Instrumen Wawancara pada Siklus II... 29. Insrumen Wawancara pada Siklus III... 30. Daftar Nilai Perencanaan Pembelajaran Pratindakan... 31. Soal Menulis Argumentasi pada Pratindakan... 32. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Pratindakan...

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

a

1. Grafik Rata-Rata Menulis Paragraf Argumentasi pada Prasiklus dan

Siklus I... 2. Rekapitulasi Hasil Kemampuan Menulis Melalui Pendekatan

Saintifik... 3. Grafik Nilai Kompetensi Menulis Per Indikator Melalui Pendekatan

Saintifik pada Siklus II dan Siklus III...

84

102

(18)

I. PENDAHULUAN

Pada bagian pendahuluan ini, peneliti membahas latar belakang masalah. Hal

tersebut dilakukan dengan membahas mengapa peningkatan kemampuan menulis

itu sangat penting dilakukan di SMA Negeri 6 Metro. Selanjutnya, peneliti akan

membahas pendekatan saintifik memiliki karakteristik yang dipandang sangat

cocok, untuk meningkatkan kemampuan menulis. Selain hal tersebut, peneliti

akan membahas rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, serta

ruang lingkup penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang memiliki peran

sangat penting dalam dunia pendidikan. Menulis sangat penting bagi pendidikan

karena menulis merupakan aktivitas komunikasi penyampaian informasi secara

tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan tulisan sebagai medianya

(Tarigan: 2008: 4).

Menulis dapat membuat peserta didik terbiasa menyusun tulisan berupa kata-kata

yang membentuk kalimat, kumpulan kalimat membentuk paragraf yang

sistematis, logis, dan efektif melalui latihan-latihan penulisan paragraf dalam

karangan. Selain itu, peserta didik juga dikenalkan dengan tata cara menulis yang

(19)

disesuaikan dengan situasi maupun kondisi untuk siapa, dalam hal apa, dan di

mana. Dengan demikian, penulis terbiasa mengekspresikan dirinya dan

pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan secara spontan.

Keterampilan menulis bukanlah semata-mata milik seseorang yang memiliki

bakat menulis, melainkan dengan latihan yang sungguh-sungguh. Keterampilan

menulis dapat dimiliki oleh siapa saja (Akhdiah dkk, 2012: 2). Seperti

keterampilan lainnya, jika tidak diasah keterampilan menulis pun akan hilang.

Oleh karena itu, diperlukan ketekunan dalam berlatih menulis.

Keterampilan menulis sangatlah penting, namun pada kenyataannya kemampuan

menulis peserta didik kelas X IIS 1 SMA Negeri 6 Metro masih perlu

ditingkatkan. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 1.1 yang bersumber dari

dokumen Pendidik bahasa Indonesia kelas X IIS 1 tentang nilai rata-rata ulangan

harian keterampilan menulis semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.

Tabel 1.1Nilai Rata-RataUlangan Harian Keterampilan Menulis Peserta Didik Kelas X IIS 1 Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015

NO Hasil Belajar Jumlah

Peserta Didik

Persentase

1 Nilai 75 8 38,09%

2 Nilai < 75 13 61,96

Jumlah 21 100%

Sumber : Dokumen Guru Mata Pelajaran bahasa Indonesia.

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, terlihat bahwa hasil penilaian yang dilakukan pada

akhir pembelajaran, dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan 75,

tercatat hanya 38,09 % atau hanya 8 dari 21 peserta didik yang nilai murninya

dapat mencapai di atas KKM. Peserta didik yang belum tuntas sebanyak 61,96%

(20)

Rendahnya nilai keterampilan menulis peserta didik tersebut, disebabkan proses

pembelajaran dan pendekatan pembelajaran keterampilan menulis yang belum

efektif. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan hasil diskusi dengan teman

sejawat yang mengajar bahasa Indonesia di SMA Negeri 6 Metro. Rendahnya

keterampilan menulis peserta didik di kelas X IIS 1 SMA Negeri 6 Metro tersebut

tidak dapat didiamkan. Pembelajaran keterampilan menulis perlu diperbaiki,

sebagai upaya untuk meningkatkan mutu belajar peserta didik. Jika hal ini tidak

diperbaiki, target untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen

kurikulum 2013 tidak akan tercapai.

Proses dan pendekatan pembelajaran keterampilan menulis belum efektif,

disebabkan proses pembelajaran yang masih menggunakan paradigma lama.

Pendidik merupakan satu-satunya sumber belajar dalam belajar. Pendekatan

pembelajaran menulis yang dapat membantu pemecahan masalah dan berpusat

pada peserta didik belum dilaksanakan dengan maksimal di kelas X IIS I SMA

Negeri 6 Metro.

Rendahnya kemampuan menulis peserta didik tersebut, sangat memerlukan

kreativitas pendidik dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran

menulis, pendidik harus menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran menulis

kepada peserta didik. Pendidik dituntut untuk trampil memilih materi menulis

yang sesuai dengan minat peserta didik. Pendidik harus menggunakan gaya

bahasa yang sederhana, segar, komunikatif, dan bersifat membimbing, agar

proses pembelajaran menulis dapat menyenangkan bagi peserta didik dan

(21)

media pembelajaran menulis yang sesuai dengan materi keterampilan menulis

yang diajarkan.

Salah satu materi keterampilan menulis yang terdapat pada Kompetensi Dasar

(KD) 4.2 dalam Silabus kelas X mata pelajaran bahasa Indonesia SMA dan MA

(Wajib) Kurikulum 2013. Kompetensi dasar tersebut adalah memproduksi teks

eksposisi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik

secara lisan maupun tulisan. Pelajaran tersebut merupakan proses pembelajaran

bahasa Indonesia berbasis teks eksposisi. Pembelajaran teks ini dimaksudkan

untuk membantu peserta didik mengembangkan wawasan pengetahuan mengenai

kebebasan berargumentasi dalam forum ekonomi dan politik. Pembelajaran

tersebut memiliki tujuan agar peserta didik terampil dan berpikir kritis serta

kreatif agar peserta didik mampu bertindak efektif dalam menyelesaikan

permasalahan dalam kehidupan nyata (Kemdikbud, 2014: 69).

Pendekatan saintifik adalah salah satu pendekatan yang sesuai untuk mencapai

kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum 2013. Hal tersebut

disebabkan pendekatan saintifik mempunyai karakteristik sebagai berikut.

Karakteristik pendekatan saintifik yang pertama berpusat pada peserta didik.

Karakteristik pendekatan saintifik yang kedua melibatkan keterampilan proses

sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip. Karakteristik pendekatan

saintifik yang ketiga melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam

merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan menggunakan akal

(22)

karakteristik-karakteristik tersebut, dipandang cocok untuk meningkatkan

kemampuan menulis pada peserta didik kelas X IIS 1 SMA Negeri 6 Metro.

Pendekatan saintifik dipandang cocok untuk meningkatkan kemampuan menulis

disebabkan pendekatan tersebut memiliki langkah-langkah pembelajaran secara

alamiah dan jelas. Langkah-langkah yang biasa digunakan dalam pembelajaran

untuk peningkatan kemampuan menulis dengan menggunakan pendekatan

saintifik dalam penelitian ini sebagai berikut. Peserta didik diarahkan untuk

dapat melaksanakan lima kegiatan pendekatan tersebut. Langkah yang pertama

mengamati, dalam hal ini, peserta didik mengamati contoh tulisan. Langkah yang

kedua menanya, dalam hal ini peserta didik menanya tentang materi menulis yang

diamati. Langkah yang ketiga mengasosiasi, hal ini dilakukan agar peserta didik

dapat memadukan pengetahuannya dengan lingkungannya dan lain-lain. Langkah

yang keempat, mencoba agar peserta didik dapat menuliskan gagasan-gagasannya

dalam bentuk tulisan. Langkah yang kelima, menginformasikan atau

mempublikasikan hasilnya dengan cara membacakan di depan kelas atau dengan

cara lainnya (Kemdikbud, 2013: 153).

Setelah mencermati hal-hal yang melatarbelakangi masalah di atas, maka

diperlu-kan inovasi-inovasi untuk menemudiperlu-kan solusi atas permasalahan tersebut. Salah

satu solusi yang digagaskan sebagai berikut. Peningkatan Kemampuan Menulis

Melalui Pendekatan Saintifik pada Peserta Didik Kelas X IIS 1 SMA Negeri 6

(23)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti dapat merumuskan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran keterampilan menulis dengan menggunakan pendekatan saintifik?

2. Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan menulis dengan

meng-gunakan pendekatan saintifik?

3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis peserta didik

kelas X IIS 1 dengan menggunakan pendekatan saintifik?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini:

1) untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran keterampilan menulis

melalui pendekatan saintifik;

2) untuk memperbaiki proses pembelajaran keterampilan menulis melalui

pendekatan saintifik;

3) untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta didik

kelas X IIS I melalui pendekatan saintifik.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik untuk meningkatkan

kemampuan menulis. Bagi pendidik/guru bahasa Indonesia sebagai bahan acuan.

Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan proses

menulis di Kelas X SMA Negeri 6 Metro. Bagi peneliti, penelitian ini dapat

(24)

kemampuan berbahasa melalui pendekatan saintifik untuk memperbaiki mutu

pengajaran pendidik.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi banyak pihak, baik

manfaat secara teoretis maupun manfaat praktis. Adapun manfaat secara teoretis

dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan teori tentang

keterampilan menulis melalui pendekatan saintifik.

2. Memberi sumbangan pada kajian pendidikan khususnya kawasan desain

strategi pembelajaran pada penerapan pendekatan saintifik dalam

peningkatan kompetensi dasar menulis.

Dengan demikian, penelitian ini dapat membuka peluang untuk penelitian lebih

lanjut mengenai peningkatan kemampuan menulis. Pendekatan saintifik

diharapkan dapat memperbaiki mutu perencanaan pelaksanaan pembelajaran,

pelaksaan dan proses pembelajaran menulis.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi peserta didik, hasil penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas dan

kreativitas dalam pembelajaran menulis serta dapat meningkatkan

kemampuan menulis melalui pendekatan saintifik.

2. Bagi pendidik, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memotivasi pendidik

(25)

mampu merencanakan, melaksanakan, menilai, dan merefleksi diri, serta

memperbaiki proses pembelajaran menulis sesuai dengan karakteristik

peserta didik.

3. Bagi sekolah bermanfaat untuk menambah wawasan bagi pendidik mata

pelajaran lain tentang pemanfaatan pendekatan saintifik.

4. Bagi peneliti, penelitian ini dapat membuka kemungkinan untuk penelitian

lebih lanjut mengenai peningkatan kemampuan berbahasa melalui

pendekatan saintifik untuk memperbaiki mutu pengajaran pendidik.

Berdasarkan uraian tentang manfaat praktis di atas, dapat disimpulkan bahwa

manfaat secara praktis yang diharapkan dari penelitian ini ada tiga. Manfaat bagi

peserta didik untuk peningkatan aktivitas dan kreativitas. Manfaat bagi pendidik

untuk memotivasi dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Selajutnya, bagi

sekolah untuk menambah wawasan semua pendidik tentang pendekatan saintifik.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian tindakan ini fokus pada upaya meningkatkan kemampuan menulis

peserta didik kelas X IIS 1 SMA Negeri 6 Metro dengan menggunakan

pendekatan saintifik. Kemampuan menulis ini fokus pada aspek kemampuan dasar

menulis paragraf argumentasi dalam teks eksposisi, menulis teks eksposisi, dan

(26)

II. LANDASAN TEORI

Pada landasan teori ini, peneliti akan membahas beberapa hal di bawah ini.

Pembahasan yang pertama tentang menulis, tujuan menulis, fungsi menulis,

faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan menulis, dan menulis teks eksposisi,

serta menulis paragraf argumentasi. Pembahasan yang kedua tentang penilaian

komponen keterampilan menulis. Pembahasan yang ketiga konsep dasar

pendekatan saintifik. Pembahasan yang keempat tentang prinsip-prinsip

pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pembahasan yang kelima tentang

kelebihan pendekatan saintifik. Pembahasan yang keenam pendekatan saintifik

dalam keterampilan menulis. Pembahasan yang ketujuh tentang penelitian yang

relevan.

2. 1 Menulis

Menulis memiliki beberapa definisi yang dikemukakan para pakar. Menulis ialah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambaran

grafik itu (Tarigan 2008: 22). Menulis merupakan penjabaran suatu gagasan

resmi dan teratur, tentang suatu topik atau bahasan paragraf dan berkaitan dengan

(27)

menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian informasi secara

tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya

(Dalman, 2012: 3).

Suwarna (2012: 47) menyatakan menulis itu berkaitan dengan latihan yang

terus-menerus dan menjadi persoalan teknis yang pada akhirnya membuat seseorang

yang terampil berbahasa. Menulis merupakan aktivitas pengekspresian ide,

gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam lambang-lambang bahasa. Menulis

melibatkan berbagai aspek kebahasaan yang meliputi: penggunaan tanda baca dan

ejaan, penggunaan diksi, penataan kalimat, pengembangan paragraf, pengolahan

gagasan, dan pengembangan model karangan (Ibrahim dan Wahyuni, 2012: 36).

Berdasarkan pendapat para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis dalah

suatu proses menyampaikan gagasan, perasaan, pesan dan angan-angan dalam

bentuk simbol atau lambang tulisan yang memiliki makna. Kegiatan menulis,

terdapat suatu kegiatan merangkai, menyusun, melukiskan suatu lambang atau

tulisan berupa kumpulan huruf yang membentuk kata, kumpulan kata yang

membentuk frasa atau kalimat, kumpulan kalimat yang membentuk paragraf, dan

kumpulan paragraf yang membentuk wacana atau paragraf yang memiliki makna.

2.1.1 Tujuan Menulis

Tujuan menulis memudahkan para pelajar dalam berpikir, menulis juga menolong

kita berpikir secara kritis (Tarigan, 2008: 22). Selain itu, menulis dapat

memudahkan dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi, memudahkan

kita merasakan dan menikmati hubungan persahabatan, serta dapat meningkatkan

(28)

dalam mengungkapkan pikiran, gagasan, keinginan, dan masalah yang sedang kita

hadapi.

Orang menulis mempunyai tujuan yang bervariasi. Tujuan menulis menurut

Hugo Hartig dalam Tarigan (2008: 25) yaitu sebagai berikut.

1) Tujuan Penugasan (Asigment Perpose)

Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.

2) Tujuan Altruistik (Altristik Purpose)

3) Penulis menuliskan sesuatu untuk menyenangkan para pembaca,

menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin membuat hidup pembaca

lebih mudah dan menyenangkan dengan karyanya itu.

4) Tujuan Persuasi (Persuasive Purpose)

Penulis menuliskan sesuatu untuk meyakinkan para pembaca akan

kebenaran gagasan yang diutarakan.

5) Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan (Informational Purpose)

Penulis menuliskan sesuatu untuk memberi informasi atau keterangan

penerangan kepada pembaca.

6) Tujuan Pernyataan Diri (Self-Expresive Purpose)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang

pengarang kepada para pembaca.

7) Tujuan Kreatif (Creative Purpose)

Penulis menuliskan sesuatu untuk mencapai nilai artistik dan

nilai-nilai kesenian.

8) Tujuan Pemecahan Masalah (Aproblem-Slving) Penulis menulis sesuatu

(29)

pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan

diterima oleh para pembaca.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap penulis harus

mengungkapkan tujuan menulis yang akan dilakukannya. Rumusan tujuan

menulis itu penting dan harus ditentukan lebih dahulu karena akan menjadi titik

tolak dalam kegiatan tersebut. Dengan mencantumkan tujuan menulis, akan

diketahui apa yang harus dilakukan pada tahap penulisan.

2.1.2 Fungsi Menulis

Menulis memudahkan para pelajar dalam berpikir, menulis juga menolong kita

berpikir secara kritis (Tarigan, 2008: 22). Selain itu juga menulis memudahkan

dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi, memudahkan kita merasakan

dan menikmati hubungan pertemuan atau persahabatan, meningkatkan dan

mengembangkan daya tanggap kita. Tulisan pun membantu kita dalam

meng-ungkapkan pikiran, gagasan, keinginan, dan masalah yang kita hadapi.

Pada prinsipnya fungsi utama tulisan sebagai alat berkomunikasi secara tidak

langsung. Melalui sebuah tulisan, penulis dapat melukiskan atau

mendeskripsi-kan sesuatu sehingga pembaca diharapmendeskripsi-kan dapat memiliki gambaran tentang

wujud atau keadaan sesuatu. Tulisan yang demikian berfungsi melukiskan.

Tulisan pun dapat berfungsi memberi petunjuk, memerintah, menyampaikan,

mengingatkan, menginformasikan dan sebagainya.

Selanjutnya, manfaat-manfaat menulis bagi seseorang menurut Dalman (2012: 6)

(30)

menulis. Manfaat kedua mengembangkan daya kreatif dan kreativitas. Manfaat

ketiga menumbuhkan keberanian. Manfaat keempat mendorong kemauan dan

kemampuan mengumpulkan informasi.

Berdasarkan uraian fungsi menulis di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi utama

tulisan sebagai alat berkomunikasi secara tidak langsung yang dapat memudahkan

kita berpikir dan membantu kita mengungkapkan pikiran dan gagasan. Melalui

sebuah tulisan, penulis dapat melukiskan atau mendeskripsikan sesuatu sehingga

pembaca diharapkan dapat memiliki gambaran tentang wujud atau keadaan

sesuatu. Tulisan yang demikian berfungsi melukiskan. Tulisan pun dapat

berfungsi memberi petunjuk, memerintah, menyampaikan, mengingatkan,

berkorespondesi, memberi tahu dan sebagainya.

2.1.3 Proses Menulis

Proses menulis melibatkan serangkaian kegiatan yang terdiri atas: tahap

prapenulisan; penulisan; dan pascapenulisan. Fase prapenulisan merupakan

kegiatan persiapan yang dilakukan sebelum kegiatan menulis dilakukan, termasuk

ke dalamnya adalah memilih topik, menentukan tujuan, memperhatikan pembaca

dan corak paragraf, mengumpulkan informasi pendukung, dan menyusun

kerangka paragraf (Kosasih, 2011: 10). Selanjutnya, menurut Akhdiah, dkk

(2012: 3) dalam proses penulisan terdiri atas tiga tahap. 1) Tahap prapenulisan,

yang merupakan tahap awal dalam menulis. 2) Tahap penulisan, yang membahas

setiap butir topik yang ada dalam kerangka yang disusun. 3) Tahap perevisian,

yang merupakan tahap koreksi terhadap keseluruhan tulisan dari aspek sruktur

(31)
[image:31.612.135.506.108.337.2]

Tabel 2.1 Tahap dan Kegiatan dalam Proses Menulis

No Tahap Kegiatan

1 Prapenulisan Tahap persiapan yang merupakan langkah awal dalam menulis yang mencakup kegiatan menentukan dan membatasi topik tulisan, merumuskan tujuan, menentukan materi penulisan, dan menyusun kerangka (rancang bangun) karangan.

2 Penulisan Pada tahap ini kita membahas setiap butir topik yang ada dalam kerangka yang disusun. Dalam hal ini, kita harus memilih kata-kata yang tepat untuk mendukung gagasan. Kata-kata-kata itu lalu disusun menjadi kalimat efektif. Kalimat-kalimat itu harus disusun menjadi paragraf-paragraf yang memenuhi persyaratan Pada tahap ini, kita menentukan judul, subjudul, dan kutipan.

3 Perevisian Pada tahap ini mengoreksi keseluruhan tulisan dari aspek isi (kesesuaian isi dengan judul), organisasi (kesatuan dan kepaduan makna), kosakata, penggunaan bahasa (kalimat-kalimat efektif), dan mekanik (ejaan, tanda baca, dan susunan paragraf).

Sumber: Akhdiah, dkk (2012: 3).

Berdasarkan uraian di atas, proses menulis dapat disimpulkan sebagai suatu

proses untuk menuangkan gagasan, dalam bentuk simbol atau tanda tulisan yang

memiliki makna. Dalam kegiatan menulis, terdapat suatu kegiatan merangkai,

menyusun, melukiskan suatu lambang atau tulisan berupa kumpulan huruf yang

membentuk kata, kumpulan kata yang membentuk frasa atau kalimat, kumpulan

kalimat yang membentuk paragraf, dan kumpulan paragraf yang membentuk

wacana atau paragraf yang memiliki makna. Proses menulis melibatkan

serangkaian kegiatan yang terdiri atas tiga tahap yakni prapenulisan, penulisan,

dan perevisian.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Menulis

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kemampuan menulis menurut Tarigan

(32)

mampu menulis dengan baik apabila ia dapat mengungkapkan maksud dengan

jelas, sehingga orang lain dapat memahami apa yang diungkapkannya.

Selanjutnya, selain faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan menulis di atas,

Morsey dalam Tarigan (2008: 20) juga berpendapat yang sama, yaitu sebagai

berikut.

Tulisan dipergunakan oleh orang-orang terpelajar untuk merekam, meya- kinkan, melaporkan, serta memengaruhi orang lain dan maksud serta tujuan tersebut hanya bisa tercapai dengan baik oleh orang-orang (para penulis) yang dapat menyusun pikirannya serta mengutarakannya dengan jelas dan mudah dipahami; kejelasan tersebut bergantung pada pikiran, susunan/organisasi, penggunaan kata-kata, dan struktur kalimat yang cerah (Morsey, 1976: 132).

Faktor-faktor yang memengaruhi penulisan di atas, didukung pula oleh D. Angelo

yang dikutip oleh Tarigan (2008: 23) yaitu sebagai berikut.

1. Maksud dan tujuan sang penulis (perubahan yang diharapkannya akan

terjadi pada diri pembaca).

2. Pembaca (siapa yang menjadi pembacanya).

3. Waktu atau kesempatan (keadaan-keadaan yang melibatkan berlangsungnya

suatu kejadian tertentu, waktu, tempat dan situasi yang menuntut perhatian

langsung, masalah yang memerlukan pemecahan, dan sebagainya.

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Ada banyak faktor

yang dapat memengaruhi keterampilan menulis. Pertama, penulis harus pandai

memanfaatkan situasi dan waktu yang tepat. Kedua, penulis harus pandai

me-nyusun kalimat yang efektif dan komunikatif. Ketiga, hendaknya penulis

(33)

sasaran untuk membaca tulisan tersebut. Dengan demikian, keterampilan

menu-lis, memang dipengaruhi oleh faktor yang bervariasi.

2.1.5 Menulis Teks Eksposisi

Pada subbab menulis teks eksposisi ini, peneliti akan membahas beberapa hal

tentang pengertian eksposisi menurut beberapa pakar. Selanjutnya pada subbab

ini , peneliti akan membahas tentang pola pengembangan teks eksposisi.

2.1.5.1 Pengertian Teks Eksposisi

Ada banyak pengertian teks eksposisi menurut pakar, dengan sudut pandang yang

berbeda-beda. Teks eksposisi adalah teks yang memaparkan atau menerangkan

suatu hal atau objek. Teks eksposisi mengharapkan pembaca dapat memahami

objek yang dipaparkan dengan sejelas-jelasnya. Upaya yang dilakukan dalam

memaparkan masalah tersebut, teks eksposisi menggunakan data dan fakta, grafik,

contoh, dan lain sebagainya (Kosasih, 2011: 30).

Pakar lain berpendapat bahwa yang dimaksud dengan eksposisi adalah salah satu

jenis teks yang dimaksudkan untuk memaparkan pengetahuan dan pengalaman si

penulis yang diperolehnya dari kajian pustaka atau lapangan dengan tujuan untuk

menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang sesuatu hal. Meskipun

demikian, teks eksposisi ini tidak untuk mempengaruhi si pembaca, ia hanya

memaparkan saja agar dapat menambah pengetahuan dan pengalaman si pembaca

(34)

Berdasarkan pendapat pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa teks eksposisi

adalah jenis teks yang memaparkan suatu hal untuk memberikan informasi yang

sejelas-jelasnya kepada pembaca. Teks eksposisi biasanya disertai data, fakta,

grafik, dan contoh berdasarkan hasil kajian pustaka atau pengamatan di lapangan.

2.1.5.2 Pola Pengembangan Teks Eksposisi

Pola pengembangan teks eksposisi menurut Kosasih, (2013: 30) ada tiga pola.

Pola pengembangan teks eksposisi yang pertama, pola proses. Pola

pengem-bangan teks eksposisi yang kedua, pola sebab-akibat. Pola pengempengem-bangan teks

eksposisi yang ketiga, ilustrasi.

Pola pengembangan teks eksposisi yang pertama, pola proses. Pola proses ini

merupakan suatu urutan dari tigkatan-tingkatan atau tindakan-tindakan untuk

menciptakan atau menghasilkan sesuatu kejadian atau peristiwa.

Langkah-langkah untuk menyusun sebuah proses yang pertama penulis harus mengetahui

perincian-perincian secara menyeluruh. Langkah-langkah untuk menyusun

sebuah proses yang kedua penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap

kejadiannya. Langkah-langkah untuk menyusun sebuah proses yang ketiga

penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga

pembaca dapat melihat seluruh proses dengan jelas (Kosasih, 2011: 30).

Selanjutnya peneliti akan membahas pola pengembangan teks eksposisi yang

kedua, pola sebab-akibat. Dalam pengembangan pola sebab-akibat ini, sebab

dapat menjadi kalimat utama, sedangkan akibat sebagai kalimat penjelas dalam

(35)

dijadikan kalimat utama, sebaliknya sebab dijadikan kalimat penjelas dalam

perincian pengembangannya (Kosasih, 2011: 30).

Pola pengembangan teks eksposisi yang ketiga, ilustrasi. Dalam teks eksposisi,

ilustasi-ilustrasi tersebut dipakai untuk menjelaskan maksud penulis. Hal itu

dilakukan karena gagasan yang terlalu luas, memerlukan ilustrasi-ilustrasi

kongkret. Dalam hal tersebut, pengalaman-pengalaman pribadi merupakan bahan

ilustrasi yang paling efektif dalam menjelaskan gagasan-gasan tersebut (Kosasih,

2011: 31).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga cara pengembangan

pola teks eksposisi. Pola pengembangan teks eksposisi yang pertama, pola proses.

Pola proses ini merupakan suatu urutan dari tingkatan-tingkatan atau

tindakan-tindakan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu kejadian atau peristiwa.

Pola pengembangan teks eksposisi yang kedua, pola sebab-akibat. Dalam

pengembangan pola sebab-akibat ini, sebab dapat menjadi kalimat utama,

sedangkan akibat sebagai kalimat penjelas dalam perincian pengembangannya

begitu juga sebaliknya. Pola pengembangan teks eksposisi yang ketiga, ilustrasi.

Dalam teks eksposisi, ilustasi-ilustrasi tersebut dipakai untuk menjelaskan maksud

penulis. Contoh-contoh dalam ilustrasi digunakan untuk mengkongkretkan suatu

prinsip yang umum dan sudah diuraikan sebelumnya.

2.1.6 Menulis Argumentasi

Banyak pendapat tentang argumentasi menurut para pakar berdasarkan sudut

(36)

Alasan-alasan, fakta, dan sejenisnya digunakan penulis sebagai alat untuk

me-mengaruhi pembaca agar mereka menyetujui pendapatnya (Kosasih, 2010: 31).

Selanjutnya, argumentasi adalah jenis tulisan yang bertolak dari hal yang

mempertanyakan. Setiap jawaban yang bertolak dari alasan adalah argumentasi

(Suwarna, 2012: 5). Argumentasi merupakan suatu bentuk retorika yang berusaha

untuk memengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan

akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembaca

(Keraf, 2010: 3). Pendapat lain menyatakan bahwa argumentasi adalah jenis

tulisan atau karangan yang bersifat meyakinkan pembaca agar apa yang ditulis itu

benar adanya, tetapi tidak untuk mempengaruhi pembaca (Dalman, 2012: 137).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa argumentasi

adalah bentuk retorika yang berusaha mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat

penulis, yang disertai bukti dan fakta dengan tujuan agar pembaca yakin bahwa

ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar.

2.1.6.1 Struktur Karangan Argumentasi

Struktur karangan argumentasi terdiri atas pendahuluan, tubuh argumentasi, dan

kesimpulan. Pendahaluan merupakan bagian yang berfungsi untuk menarik

perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca kepada argumen-argumen

yang akan disampaikan, serta menunjukan dasar-dasar mengapa argumen itu

harus dikemukakan dalam kesempatan tersebut. Fakta-fakta pendahuluan harus

benar-benar diseleksi supaya pengarang tidak melakukan hal-hal yang justru

bersifat argumentasif yang baru akan dikembangkan dalam tubuh argumentasi.

(37)

dikemukakan penulis lalu dihubungkan secara logis dan kritis dari penyeleksian

fakta-fakta, kesaksian, serta angka-angka yang ada. Struktur karangan

argumen-tasi yang selanjutnya yakni kesimpulan. Bagian kesimpulan ini, memuat

ring-kasan dari pokok-pokok yang penting sesuai dengan urutan argumen-argumen

dalam tubuh paragraf itu. Pada paragraf argumentasi, pengarang harus menjaga

agar konklusi yang disimpulkannya tetap memelihara tujuan, dan menyegarkan

kembali ingatan pembaca tentang hal yang telah dicapai, dan alasan

konklusi-konklusi itu diterima sebagai sesuatu yang logis (Keraf, 2010: 104).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur yang ada dalam

tulisan atau karangan argumentasi terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama yakni

pendahuluan. Bagian kedua yakni tubuh argumentasi. Bagian ketiga yakni

kesimpulan. Masing-masing bagian, mempunyai fungsi yang berbeda-beda, tetapi

tetap satu tujuan, yakni untuk menyajikan rangkaian yang logis dan meyakinkan.

2.1.6.2 Langkah-Langkah Menulis Karangan Argumentasi

Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menulis karangan argumentasi

yakni sebagai berikut. Langkah yang pertama, menentukan topik/tema. Langkah

yang kedua, menentukan tujuan. Langkah yang ketiga, mengumpulkan data dari

berbagai sumber. Langkah keempat, menyusun kerangka karangan sesuai dengan

topik yang dipilih. Langkah yang kelima, mengembangkan kerangka

karangan/tulisan menjadi karangan atau tulisan argumentasi (Dalman, 2012: 140).

Langkah-langkah menulis paragraf argumentasi ada tiga tahap, yaitu: tahap

pramenulis, tahap penulisan, dan tahap perevisian. Tahap pramenulis paragraf

(38)

topik; 2) merumuskan tujuan; 3) menentukan materi penulisan; 4) menyusun

kerangka (rancang bangun) tulisan. Tahap penulisan mencakup tiga kegiatan,

yakni: 1) memilih kata-kata yang tepat untuk mendukung gagasan; 2) menyusun

kata-kata menjadi kalimat efektif; 3) menyusun kalimat-kalimat itu menjadi

paragraf-paragraf argumentasi yang memenuhi persyaratan. Tahap perevisian ini,

mencakup kegiatan mengoreksi atau menyunting struktur tulisan dan kebahasaan.

Pada tahap ini kita mengoreksi mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca,

dan pilihan kata (Ahdiah dkk, 2012: 3).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah yang

dapat ditempuh untuk menulis argumentasi di atas seperti berikut ini. Langkah

yang pertama, menentukan topik. Langkah yang kedua, merumuskan judul.

Langkah ketiga, menyusun kerangka tulisan sesuai dengan topik yang dipilih.

Langkah yang keempat, mengumpulkan data. Langkah kelima, mengembangkan

kerangka karangan/tulisan menjadi karangan atau tulisan argumentasi, dan

langkah yang terakhir menyempurnakan karangan atau tulisan argumentasi.

2.1.7 Menulis Teks Pidato Eksposisi

Teks adalah segala sesuatu yang bermakna dalam situasi tertentu (Haliday dalam

Ibrahim, 2009: 48). Pidato adalah penyajian lisan kepada sekelompok massa.

Pidato dapat disampaikan dalam dua cara, yakni pidato tanpa teks dan pidato

dengan membaca teks (Kasasih, 2011: 227). Pidato merupakan ucapan yang

tersusun dengan baik dan ditujukan pada orang banyak (Hakim, 2010: 8).

Kusumawati dan Eka Trianingsih (2009: 165) menyatakan bahwa pidato

merupakan salah satu jenis keterampilan berbicara lainnya meliputi memproduksi

(39)

berdialog, berdisusi, dan sebagainya Pidato merupakan aktivitas menyampaikan

gagasan atau pendapat secara lisan kepada kelompok pendengar tertentu.

Berdasarkan pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan teks pidato adalah karangan atau penjelasan tertulis yang dijadikan dasar

bagi seseorang untuk menyampaikan gagasannya secara lisan kepada kelompok

massa.

Sebelum menyampaikan pidato, sebaiknya pembicara melakukan

langkah-langkah berikut ini. 1) Merumuskan ide-ide pokok yang akan dipidatokan. 2)

Mengumpulkan bahan. 3) Melakukan pemilihan materi. 4) Memahami dan

menghayati materi. 5) Latihan berpidato (Kosasih, 2011: 228).

Setelah merumuskan ide pokok dan mengumpulkan bahan, menyeleksi materi

yang akan disampaikan dalam berpidato. Sebaiknya sebelum berpidato, kita

siapkan dulu teks pidatonya. Sistematika berpidato terdiri atas tiga bagian, yakni

pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian pendahuluan diawali dengan salam

pembuka, ucapan syukur kepada Sang Pencipta, dan menyapa hadirin yang

disesuaikan dengan waktu dan situasi pendengar, yang berfungsi sebagai upaya

mengondisikan mental pendengarnya (Bahar, 2010: 22). Bagian isi memuat inti

dari teks pidato eksposisi yang akan disampaikan. Teks pidato eksposisi dapat

mengacu pada pola pengembangan teks eksposisi pada halaman 17.

Berdasarkan pendapat beberapa pakar dalam penjelasan mengenai teks eksposisi,

peneliti menyimpulkan bahwa pola pengembangan teks eksposisi yang pertama,

pola proses. Pola proses ini merupakan suatu urutan dari tingkatan-tingkatan atau

(40)

peristiwa. Pola pengembangan teks eksposisi yang kedua, pola sebab-akibat.

Dalam pengembangan pola sebab-akibat ini, sebab dapat menjadi kalimat utama,

sedangkan akibat sebagai kalimat penjelas dalam perincian pengembangannya

begitu juga sebaliknya. Pola pengembangan teks eksposisi yang ketiga, ilustrasi.

Dalam teks eksposisi, ilustasi-ilustrasi tersebut dipakai untuk menjelaskan maksud

penulis. Contoh-contoh dalam ilustrasi digunakan untuk mengkongkretkan suatu

prinsip yang umum dan sudah diuraikan sebelumnya. Bagian penutup berisi

kesimpulan, harapan dan salam penutup.

2.2 Penilaian Komponen Keterampilan Menulis

Penilaian komponen keterampilan menulis yang akan digunakan dalam penelitian

ini meliputi hal-hal berikut ini. Komponen keterampilan menulis yang pertama

isi tulisan. Komponen keterampilan menulis yang kedua organisasi isi (kepaduan

makna). Komponen keterampilan menulis yang ketiga, tata bahasa atau lebih

khususnya mengenai kalimat efektif. Komponen keterampilan menulis yang

keempat diksi. Komponen keterampilan menulis yang kelima ejaan yang fokus

pada pemakaian huruf kapital dan tanda baca, titik dan koma.

2.2.1 Isi Tulisan

Isi tulisan merupakan gagasan yang mendasari keseluruhan tulisan. Gagasan yang

baik didukung oleh beberapa hal sebagai berikut. Pertama, gagasan pokok harus

dengan jelas dinyatakan dalam kalimat yang lengkap. Kedua, kesesuaian isi atau

bahan dengan tujuan penulisan. Ketiga kemampuan menjelaskan topik yang

(41)

Berdasarkan pendapat pakar di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dalam isi

tulisan yang akan dinilai yakni kesesuaian isi tulisan atau bahan tulisan dengan

tujuan penulisan atau kesesuaian isi tulisan dengan tema yang disarankan atau

yang dipih penulis. Dengan kata lain, isi tulisan dapat dilihat dari kesesuaian

judul dengan isi, atau kesesuaian tema yang dipilih dengan isi paragraf atau teks

yang akan dibuat.

2.2.2 Organisasi Isi

Organisasi isi tulisan yang baik harus memenuhi peryaratan berikut ini (1) Tiap

paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. (2) Tiap paragraf

harus disusun dengan kalimat yang mempunyai hubungan timbal-balik. (3) Tiap

paragraf harus berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan

topik atau kalimat utama (Akhdiah dkk, 2012: 148).

Berdasarkan pendapat pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi isi

terdiri atas aspek kepaduan (koherensi) makna dan kohesi (kekompakan) bentuk.

Suatu tulisan dikatakan koheren jika ada kepaduan antara gagasan yang

dikemukakan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Kalimat-kalimatnya

mempunyai hubungan timbal-balik serta secara bersama-sama membahas

satu-satu gagasan utama. Tidak ada kalimat yang menyimpang dari isi atau gagasan

utama. Kohesi (kekompakan) bentuk berkaitan dengan penggunaan kata-katanya.

2.2.3 Tata Bahasa

Aspek kebahasaan yang dapat dijadikan petunjuk penyajian bahasa yang baik

dalam sebuah tulisan yakni keefektifan kalimat. Kalimat efektif adalah kalimat

(42)

informatif, yang disampaikan penulis atau pembicara dapat sampai dengan

sempurna (Samhati dkk, 2013: 93).

Sehubungan dengan kalimat efektif di atas, Kosasih (2011: 72) menyatakan

bahwa kalimat efektif memiliki ciri-ciri (1) kesatuan gagasan, (2) kepaduan, (3)

kelogisan, (4) kehematan, dan (5) penekanan. Samhati, dkk (2013: 95)

men-yatakan ciri utama sebuah kalimat efektif adalah (1) kelogisan, (2) kepaduan, (3)

kesejajaran, (4) kehematan, (5) kevariasian, dan (6) kefokusan.

Berdasarkan uraian pakar di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tulisan yang baik

harus memperhatikan keefektifan kalimatnya. Kalimat efektif yaitu kalimat yang

logis, padu, hemat, dan fokus pada masalah yang akan disampaikan. Jika penulis

sudah menggunakan kalimat yang efektif, tulisannya akan lebih komunikatif. Jadi,

kalimat efektif sebaiknya memperhatikan kelogisan, kepaduan, kesejajaran,

kehematan, kevariasian, dan kefokusan.

2.2.3.1 Kelogisan

Samhati, dkk (2013: 98) menyatakan bahwa kelogisan adalah kalimat yang

masuk akal dan idenya dapat diterima oleh akal sehat manusia. Kelogisan tersebut

terlihat pada kalimat yang jelas dan terarah, contoh kalimat yang logis sebagai

berikut. (1b) Acara selanjutnya, sambutan Ketua OSIS SMA Negeri 6 Metro.

Saudara Rian, kami persilakan. Kalimat tersebut menjadi tidak logis jika yang

dipersilakan bukan Rian melainkan seperti contoh berikut. (1a) Waktu dan tempat

kami persilakan. Kalimat tersebut tidak logis karena yang diminta memberikan

(43)

dan tempat, yang tidak dapat jalan seperti manusia. Perhatikan contoh kalimat

berikut.

Tidak Logis (a) Logis (b)

(1a) Acara selanjutnya, sambutan Ketua OSIS SMA Negeri 6 Metro. Waktu dan tempat kami persilakan.

(1b) Acara selanjutnya, sambutan Ketua OSIS SMA Negeri 6 Metro. Saudara Rian, kami persilakan.

2.2.3.2 Kesejajaran

Kesejajaran merupakan kalimat yang mempunyai kesamaan bentuk, makna, dan

perincian sehingga memudahkan pemahaman (Samhati dkk, 2013: 99).

Kesejajaran bentuk berhubungan dengan struktur klausa, sedangkan kesejajaran

makna berkaitan dengan kejelasan informasi yang diungkapkan. Contoh kalimat

yang mempunyai kesejajaran sebagai berikut. Kalimat pada kolom (a)

ketidaksejajaran bentuk terlihat pada klausa pasif dan klausa aktif. Pada kolom

(b) kesejajaran bentuk terlihat pada kesejajaran bentuk yang sama-sama

menggunakan klausa pasif.

Perhatikan contoh berikut ini.

Ketidaksejajaran Bentuk (a) Kesejajaran Bentuk (b) 2 (a) Judul paragraf telah dipilih, tetapi anggota

kelompok saya, belum menyetujuinya.

2(b) Judul paragraf telah dipilih, tetapi judul itu belum disetujui kelompok saya.

Berdasarkkan uraian di atas, proses menulis dapat disimpulkan sebagai suatu

proses untuk menuangkan gagasan, dalam bentuk simbol atau tanda tulisan yang

memiliki makna. Dalam kegiatan menulis, terdapat suatu kegiatan merangkai,

menyusun, melukiskan suatu lambang atau tulisan berupa kumpulan huruf yang

membentuk kata, kumpulan kata yang membentuk frasa atau kalimat, kumpulan

kalimat yang membentuk paragraf, dan kumpulan paragraf yang membentuk

(44)

serangkaian kegiatan yang terdiri atas lima tahap yakni prapenulisan, penulisan,

dan perevisian.

Ketidaksejajaran Makna (a) Kesejajaran Makna 3 (a) Hendrix tidak memperdulikan dan

mempunyai kepentingan terhadap masalah itu....

3 (b) Hendrix tidak memperdulikan dan tidak mempunyai kepentingan terhadap masalah itu....

2.2.3.3 Kepaduan

Kepaduan adalah hubungan yang padu dalam kalimat antara kata atau kelompok

kata sehingga memiliki kesatuan pikiran dan koherensi yang baik. Kalimat

dinyatakan tidak padu, apabila penulis atau pembicara keliru dalam

mengguna-kan preposisi atau konjungsi (Samhati dkk, 2013: 98).

Selanjutnya, Kosasih (2011: 73) menyatakan bahwa kepaduan adalah hubungan

timbal balik yang jelas antara unsur-unsur pembentuk kalimat itu. Kepaduan

kalimat akan terganggu apabila (1) penggunaan kata ganti yang salah. (2) kata

depan yang tidak tepat, (3) kata penghubung yang tidak jelas.

Berdasarkan pendapat para pakar di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kepaduan

adalah hubungan yang harmonis antara unsur-unsur pembentuk kalimat sehingga

menghadirkan kesatuan pikiran. Hal tersebut, dapat terlihat ketepatan penggunaan

kata ganti, kata depan, dan kata hubung antarkalimat atau antarparagraf.

Ketidakpaduan (a) Kepaduan (b)

(4a) Selanjutnya, saya akan jelaskan pentingnya persuasi bagi kita

(4b) Selanjutnya, akan saya jelaskan pentingnya persuasi bagi kita

Kalimat pada kolom (a) keterangan aspek seperti akan harus, telah, belum, masih,

(45)

pelaku orang I dan orang II dengan pokok kata kerja. Sebaliknya, kata-kata

keterangan aspek tersebut, disisikan diantara S dan P pada kalimat aktif.

2.2.3.4 Kehematan

Kehematan adalah pemakaian kata yang cermat dan menghindari penggunaan kata

mubazir, baik melalui penghilangan subjek berulang, penghilangan bentuk ganda,

maupun penghematan kata. Penghematan penggunaan kata itu dilakukan, antara

lain, dengan cara (1) penghilangan subjek berulang (...saya,saya...), (2)

peng-hilangan bentuk ganda (agar/supaya), (3) penghematan penggunaan kata (segala

resiko-resiko/segala resiko/ resiko-resiko) (Samhati dkk, 2013: 103).

Berdasarkan pendapat para pakar di atas, kehematan dalam berbahasa hanya dapat

terwujud, jika si pemakai bahasa tersebut teliti menggunakan kata-kata sehingga

tidak ada kata yang bermakna ganda. Kata yang bermakna ganda dapat

menimbulkan kalmat yang ambigu.

2.2.4 Diksi

Diksi adalah pilihan kata. Syarat diksi yang baik harus mengandung ketepatan

penggunaan kata berkenaan dengan gagasan dan kesesuaian penggunaan kata

dengan paragraf. Persyaratan ketepatan menyangkut makna, aspek logika

kata-kata; kata-kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin

diungkapkan. Selanjutnya persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokan antara

kata-kata yang dipakai dengan kesempatan/situasi dan keadaan pembaca (Akhdiah

(46)

2.2.5 Ejaan

Ejaan adalah seperangkat aturan penulisan huruf, kata, dan tanda baca, Peraturan

dalam ejaan meliputi pemakaian huruf, pemenggalan kata, penulisan kata,

penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca (Samhati, dkk, 2013: 17).

Dalam penelitian ini, ejaan yang diteliti difokuskan pada pemakaian huruf kapital,

pemakaian tanda titik koma.

Berdasarkan komponen penilaian keterampilan menulis di atas, dapat

disimpulkan bahwa menulis adalah suatu proses untuk menyampaikan gagasan,

perasaan, pesan dan angan-angan, dalam bentuk simbol yang memiliki makna.

Dalam kegiatan menulis, terdapat suatu kegiatan merangkai, menyusun,

melukiskan suatu lambang atau tulisan berupa kumpulan huruf yang membentuk

kata, kumpulan kata yang membentuk frasa, klausa, atau kalimat, kumpulan

kalimat yang membentuk paragraf, dan kumpulan paragraf yang membentuk

wacana atau paragraf yang memiliki makna.

2.3 Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik memiliki beberapa definisi yang dikemukakan oleh para

pakar. Pendekatan saintifik adalah pendekatan dalam proses pembelajaran yang

dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,

hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi

atau menemukan masalah), mengajukan dan menemukan masalah, mengajukan

atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum

(47)

dimaknai pendekatan yang bersifat empirik yang dilakukan secara sistematis,

terkontrol, dan kritis, yang dimulai dari mengamati, menanya, mengumpulkan

data atau informasi, menganalisis, menghubungkan, sampai pada tahap penyajian

atau pelaporan (Mahsun, 2014: 123). Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk

memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami

berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi dapat berasal

dari mana saja, kapan saja, tidak hanya bergantung pada pendidik (Hosnan, 2014:

34).

Berdasarkan pendapat para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan

saintifik adalah pendekatan yang bersifat empirik yang dilakukan secara

sistematis dan terkontrol agar peserta didik aktif dalam pembelajaran yang

dimulai dari mengamati, menanya, mengumpulkan data atau informasi dari mana

saja dan kapan saja, menganalisis, menyimpulkan, dan menyajikan atau

melaporkan.

2.3.1 Prinsip-Prinsip Pendekatan Saintifik

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam pembelajaran menurut beberapa

pakar. Prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang pertama,

pembelajaran berpusat pada peserta didik. Prinsip pembelajaran dengan

pendekatan saintifik yang kedua, membentuk students self concept. Prinsip

pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang ketiga, pembelajaran terhindar

dari verbalisme. Prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang

(48)

mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. Prinsip pembelajaran dengan

pendekatan saintifik yang kelima, pembelajaran mendorong terjadinya

peningkatan kemampuan berpikir peserta didik. Prinsip pembelajaran dengan

pendekatan saintifik yang keenam, meningkatkan motivasi belajar peserta didik

dan motivasi mengajar pendidik. Prinsip pembelajaran dengan pendekatan

saintifik yang ketujuh, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

melatih kemampuan dalam komunikasi. Prinsip pembelajaran dengan pendekatan

saintifik yang kedelapan, adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan

prinsip yang dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya (Hosnan, 2014:

37).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan prinsip-prinsip pendekatan saintifik

dalam pembelajaran berpusat pada peserta didik; pembelajaran membentuk

students self consept; pembelajaran terhindar dari verbalisme; pembelajaran

memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengakomodasi konsep,

hukum, dan prinsip; pembelajaran yang mendorong terjadinya peningkatan

kemampuan berpikir peserta didik; pembelajaran yang meningkatkan motivasi

belajar peserta didik dan pendidik; dan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk melatih kemampuan dalam komunikasi baik lisan maupun tulisan;

serta adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang

dikontruksi peserta didik dalam struktur kongnitifnya.

2.3.2 Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Menulis

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran menulis adalah pendekatan yang

(49)

peserta didik aktif dalam pembelajaran yang dimulai dari pengumpulan data,

analisis data, dan menyajikan hasil. Tahap pengumpulan data yang mencakup

kegiatan mengamati, menanya, mencoba, pustaka, dan intropeksi. Tahap analisis

data yang meliputi kegiatan mengubah data/informasi menjadi rumusan

verbal/kalimat tunggal. Tahap menyajikan hasil analisis meliputi kegiatan

menulis jenis teks tertentu (Mahsun, 2014: 128).

Sistematis maksudnya, bahwa kegiatan dalam pembelajaran menulis harus

dilakukan secara bertahap, terarah dan terukur. Pembelajaran menulis harus

dimulai dari hal-hal yang dekat ke yang jauh dari peserta didik. Menulis dimulai

dari hal-hal yang mudah ke yang sukar. Menulis juga seharusnya dimulai dari

hal-hal yang kongkret ke yang abstrak.

Bertahap maksudnya dimulai dari tahap membangun konteks/situasi pembelajaran

(apersepsi) ke tahap pemodelan, kemudian bersama-sama menghasilkan suatu

model atau tulisan sesuai contoh yang diberikan, serta menghasilkan model atau

tulisan secara mandiri. Terkontrol maksudnya, bahwa dalam upaya transmisi

pengetahuan dari pendidik ke peserta didik harus dalam kondisi terkendali.

Empirik maksudnya kegiatan menulis dapat dilakukan dengan mengadakan

pengamatan terlebih dahulu lalu tahap pengumpulan data, tahap analisis data dan

tahap menyajikan hasil analisis meliputi kegiatan menulis jenis teks tertentu.

Tahap kritis maksudnya, bahwa pada tahap ini dilakukan telaah keterkaitan antara

satu fakta dengan fakta yang lain yang menjadi temuan. Pada tahap kritis ini

dilihat apakah data, informasi, atau fakta yang diperoleh sudah cukup relevan

(50)

Perbedaan wujud data, karena perbedaan fungsi/tujuan sosial setiap teks

berimplikasi pula pada perbedaan daam pengumpulan data, analisis data, serta

penyajian hasil analisis. Oleh karena itu, pembelajaran menulis khususnya

menyusun teks merupakan kegiatan yang kompleks yang membutuhkan aktivitas

yang teratur (sistematis) terkontrol, empirik, dan kritis yang sangat relevan

dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik.

Pengumpulan data dalam kegiatan menulis berdasarkan pendekatan saintifik dapat

dilakukan dengan berbagai macam cara seperti mengamati, bertanya, mencoba,

dan pustaka. Pendekatan saintifik dalam pembel

Gambar

Tabel   Halaman
Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Keterampilan Menulis Peserta  Didik Kelas X IIS 1 Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015
Tabel 2.1 Tahap dan Kegiatan dalam Proses Menulis
Tabel 3.1 Kegiatan Pembelajaran Peserta Didik yang Diobservasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

DPL : Dedi Wijayanti, S.Pd., M.Hum. NO Nama NIM Program Studi

mengutamakan ketaqwaannya, adapun persepsi kedua berpendapat tidak setuju dengan pernikahan antara syarifah dengan non sayyid karena akan memutuskan nasab yang

unsur instrinsiknya, pada sampul novel ini terdapat beberapa gambar, seperti: gereja yang menggambarkan keberagaman agama, contohnya Mulyani sebagai orang Cina

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepak bola murid SD Negeri

Tingkat pencegahan pencegahan ini ini dapat dapat dilakukan dilakukan pada pada fase fase penyakit penyakit yang yang sudah.. sudah lanjut lanjut atau atau fase fase

BUKIT APIT DR IKHSAN BIN OTHMAN KETUA PESERTA HJ AMIRUDIN BIN OTHMAN AJKKP HJH RAHIMAH BTE HJ ABU AJKKP HJ MOHD HUSSIN BIN AHMAD AJKKP ABD HAMID BIN HASSAN AJKKP ZON 5. PAYA RUMPUT 2

[r]

Untuk bahan pengawet Impralit CKB, nilai rata-rata tertinggi dicapai pada kayu sengon yang berbeda nyata dengan nilai pada kedua jenis kayu lainnya, sedang tusam dan karet