• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Informasi Tentang Motif Dan Makna Batik Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Informasi Tentang Motif Dan Makna Batik Jambi"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

74 RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama : M. Haikal Rabbani

Alamat : Jalan Makalam No 46 RT 20 RW 03 Kampung Manggis, Jambi.

Nomor Telepon / HP : 081222433252

E-mail : haikal.rabbani31@gmail.com

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Tempat / Tanggal Lahir : Jambi / 31 Mei 1994

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia Riwayat Pendidikan :

Periode Sekolah / Universitas Jurusan Jenjang

1999 - 2000 TK PERTIWI 1 JAMBI TK

2000 - 2006 SD N 2 JAMBI SD

2006 - 2009 SMP ADHYAKSA 1 JAMBI SMP

2009 - 2012 SMA ADHYAKSA 1 JAMBI IPS SMA

(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG MOTIF DAN MAKNA BATIK JAMBI

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

M. Haikal Rabbani NIM. 51912151

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat-Nya, sehingga laporan tugas akhir yang berjudul “Perancangan Media Informasi Tentang Motif dan Makna Batik Jambi” dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah tugas akhir program strata satu, jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penyusunan laporan mata kuliah tugas akhir ini, banyak pihak yang telah memberi dukungan dan baik berupa saran, kritik, dukungan, maupun bantuan materi dan keluarga, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang terlibat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sehingga dapat selesai dengan baik.

Akhir kata, kami menyadari bahwa pelaksanaan tugas akhir dan laporan ini masih belum sempurna. Kekurangan baik materi maupun penyusunan-nya dikarenakan keterbatasan kemampuan dan waktu. Oleh karena itu, segala kritik dan saran ditujukan untuk perbaikan agar menjadikan laporan ini menjadi lebih sempurna kami harapakan. Semoga penyusunan laporan ini bermanfaat untuk semua pihak.

Bandung, / / Penulis,

(7)
(8)

vii

II.2.5 Pengetahuan Masyarakat Terhadap Batik Jambi ... 27

II.2.6 Solusi ... 33

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 34

III.1 Strategi Perancangan ... 34

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 34

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 34

III.1.3 Mandatory ... 35

III.1.4 Materi Pesan ... 36

III.1.5 Gaya Bahasa ... 36

III.1.6 Khalayak Sasaran Perancangan... 36

III.1.7 Strategi Kreatif ... 37

III.1.8 Strategi Media ... 38

III.1.9 Strategi Disribusi ... 40

(9)

viii

BAB IV. TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 47

IV.1 Teknis Media ... 47

IV.2 Teknis Produksi Media ... 49

IV.2.1 Buku (Media Utama) ... 49

IV.2.2 Media Pendukung ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN ... 62

SURAT KETERANGAN PUBLIKASI ... 73

(10)

67 DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Disperindag Prov Jambi. (2013), Filosofi Motif Batik Jambi. Jambi

Kusumawardhani, Reni. (2012). Batik How to Wear. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Musman, Asti & Airini, Ambar B. (2012). Batik : Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta: G-Media

Rustan, Surianto. (2009). LAYOUT. Jakarta: Gramedia.

Syarif, Akmal. (1994). JAMBI, INDONESEIA. Dokumen Prbadi. Jakarta.

Wulandari, Ari. (2011). Batik Nusantara: Makna Filosofi, Cara Pembuatan dan Industri Batik. Yogyakarta: Andi Publisher

Artikel Internet

Kusmiyanti. 2010 (30 Oktober). Pengertian Ilustrasi Gambar. Tersedia di:

http://5martconsultingbandung.blogspot.co.id/2010/10/pengertian-ilustrasi-gambar.html [10 April 2016]

Zanu. 2014 (14 April). Poster. Tersedia di:

http://shaoran1401.blogspot.co.id/2014/04/poster.html [10 April 2016]

Skripsi/Tesis/Penelitian

(11)

1 BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Hampir di setiap suku di daerah Indonesia memiliki ciri khas pakaian tradisional masing – masing, mulai dari bentuk, cara pemakaiannya dan motif. Hal ini yang dapat memberikan identitas tersendiri dari setiap daerah agar mudah di kenali oleh masyarakat luas. Salah satunya yaitu batik.

Di Indonesia, batik sudah ada sejak zaman Majapahit dan sangat populer pada abad XVIII atau pada awal abad XIX. Sampai abad ke XX, semua batik yang dihasilkan adalah batik tulis. Kemudian setelah perang dunia I, batik cap baru muncul.(Musman, Asti & Airini, Ambar B, 2012, h. 3)

Pada tanggal 2 Oktober 2009 Pemerintah Indonesia menetapkan sebagai hari batik nasional. Dikarenakan batik merupakan budaya bangsa yang unik, dan memiliki simbol. Batik juga memiliki banyak filosofi yang sangat mendalam. Kriteria itulah yang membuat batik sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia yang diakui oleh United Nations Education, Scientific, and Cultural Organization ( UNESCO ). Setiap perkembangan zaman mulai bermunculan motif–motif batik baru yang mewakili setiap provinsi atau daerahnya itu salah satunya adalah Jambi. (Musman, Asti & Airini, Ambar B, 2012, h. 1)

(12)

2 kesatuan dari elemen - elemen yang terdiri atas titik, garis, bentuk warna dan tekstur. Kesatuan elemen tersebut, mewujudkan keindahan melalaui pengulanagan, pusat perhatian, keseimbangan dan kekontrasan yang memiliki bobot kultur setempat, opini dan nilai-nilai filosofi.

Nian S.Djoemana (1986) mengemukakan bahwa Batik Jambi dikembangkan pertama kali oleh keluarga Raja-Raja Melayu Jambi dan berangsur-angsur surut setelah kerajaan runtuh. Masyarakat Jambi masih banyak yang tidak mengetahui bentuk dan makna motif batik Jambi, dan ditambah lagi sulitnya mendapatkan informasi-informasi tentang bentuk dan makna pada motif Batik Jambi yang hanya bisa di dapatkan di dinas perdagangan dan perindustrian Provinsi Jambi dan beberapa budayawan Jambi saja. Jika hal ini dibiarkan terus tidak menutup kemungkinan apabila suatu saat batik Jambi dilupakan oleh sebagian masyarakat saat ini. Namun pada tahun 1980 an hingga sekarang Pemerintah Provinsi Jambi mulai menghidupkan kembali budaya batik Jambi dengan cara memberikan sosialisasi-sosialisai tentang seperti pelatihan membatik, melakukan pameran dan seminar mengenai batik Jambi kepada masyarakat Jambi.

Batik Jambi merupakan salah satu budaya bangsa yang harus di lestarikan supaya tidak hilang karena di dalam motif-motif batik Jambi banyak terdapat nilai-nilai religi, nasehat, dan kebiasaan masyarakat Jambi dan bahkan sampai sejarah daerah Jambi itu sendiri. Karena itulah informasi tentang bentuk motif dan makna batik Jambi sangatlah dibutuhkan supaya masyarakat Jambi lebih mudah untuk mendapatkan atau mengetahui informasi-informasi tentang bentuk motif dan makna pada batik Jambi, dan supaya masyarakat Jambi lebih menghargai warisan budaya daerahnya sendiri dan bisa di lestarikan untuk generasi-generasi penerusnya kelak.

(13)

3 I.2 Identifikasi Masalah

 Pengetahuan masyarakat Jambi mengenai makna pada motif batik Jambi

masih sangat minim.

 Masyarakat Jambi hanya mengetahui beberapa macam motif batik Jambi saja.

 Sedikitnya sosialisasi-sosialisasi tentang batik Jambi kepada masyarakat.

 Batik Jambi sempat meredup/surut setelah Kerajaan Melayu Jambi runtuh.

I.3 Rumusan Masalah

Bagaimana agar masyarakat mengetahui bentuk motif dan makna yang terkandung pada motif batik Jambi ?

I.4 Batasan Masalah Sanggat, Kepak Lepas, Kuawo Berhias, Merak Ngeram, Relung Kangkung, Riang-Riang, Tampuk Manggis. Alasan mengambil 15 motif diatas karena motif-motif tersebut merupakan motif-motif lama yang sangat wajib dilestarikan karena banyak mengandung nilai-nilai religi, nasehat, pantangan/larangan.

1.5 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan dari penelitian ini agar masyarakat kota Jambi mengenal kembali motif batik Jambi.

1.6 Manfaat Perancangan

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :

 Informasi mengenai bentuk dan makna motif Batik Jambi.

(14)

4 BAB II. MOTIF DAN MAKNA BATIK JAMBI

II.1 Pengertian Motif Batik

Motif batik adalah kerangka gambar pada batik yang berupa perpaduan garis, bentuk dan isian yang menjadi satu kesatuan batik secara keseluruhan.

II.2 Pengertian Batik

Batik adalah teknik perintang warna dengan menggunakan lilin (malam), yang telah ada sejak pertama kali diperkenalkan nama batex oleh Chastelein, seorang anggota Raad van Indie (dewan Hindia) pada tahun 1705. Pada masa itu penanaman dan penenunan kapas sebagian besar berpusat di pulau Jawa. Penduduk biasa mengenakan kain yang dilukis dengan cara mereka sendiri. Tetapi kaum bangsawan Jawa pada masa itu selalu mengenakan kain dari Gujarat. "Seharusnya mereka selalu mengenakan kain batik," gerutu Chastelein. Akhirnya teknik itu berkembang dan dikenakan oleh hampir semua kalangan, sampai dengan sekarang. Istilah batik sendiri berasal dari bahasa jawa "amba", yang artinya menulis dan "ntik", yang artinya titik. Kata batik sendiri meruju pada teknik pembuatan corak menggunakan canting atau cap dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak "malam" (wax) yang diaplikasikan di atas kain.

Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Pertama adalah teknik pembuatan corak dan kedua adalah pewarnaan kain dengan menggunakan malam(lilin). Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing, yaitu bagian kain yang ditutupi malam atau lilin sehingga zat pewarna tidak akan terserap pada bagian kain saat melakukan pewarnaan.(Musman, Asti & Airini, Ambar B, 2012, h. 3)

II.3 Proses Pembuatan Batik

Berdasarkan teknik pembuatannya, batik terbagi beberapa jenis sebagai berikut : a. Batik Tulis

(15)

5 batik). Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan batik cap. Dan pada gambar batik tulis tampak rata pada kedua sisi kain ( tembus bolak balik ).

Gambar II.1 Batik Tulis Sumber:

http://4.bp.blogspot.com/- ZlhkLML6FvQ/UbZPDEW5LjI/AAAAAAAAABc/Gp_R03ZqQgw/s1600/prose-batik-tulis.jpg

(Diakses pada 05/04/2016)

b. Batik Cap

Batik cap adalah kain yang dihias dengan motif atau cotak batik dengan menggunakan media canting cap. Canting cap adalah suatu alat dari tembaga dimana terdapat desain suatu motif. Permintaan akan batik cap didorong oleh banyaknya permintaan akan batik. Permintaan ini direspon oleh pengusaha batik dengan membuat cap mengingat pembuatan batik tulis memerlukan waktu yang relatif lama.

Gambar II.2 Batik cap

Sumber: https://arafahbatik.files.wordpress.com/2013/10/cara-membuat-batik-cap.jpg

(16)

6 c. Batik Sablon atau Printing

Batik printing di buat dengan menggunakan motif pabrikan atau motif sablon, yaitu motif batik yang telah dicetak secara otomatis. Batik sablon atau printing ini dibuat tenpa menggunakan proses pencegahan serap warna pada malam.

Gambar II.3 Batik Sablon atau Printing

Sumber: http://www.ultimoparadiso.com/wp-content/uploads/2012/10/batik-cap.jpg

(Diakses pada 05/04/2016)

II.2 Batik Jambi

II.2.1 Sejarah Batik Jambi

Tulisan mengenai asal usul Batik Jambi mula-mula terdapat pada artikel yang di tulis E.M Gosling dalam mingguan colonial “TIMUR dan BARAT” Nomor 52 tahun 1929 dan Nomor 2 tahun 1930. Artikel itu menyebutkan bahwa penemu batik di Kota Jambi adalah Tasilo Adam dan Tasilo jugalah yang menyebarkan berita di bulan Januari 1928 untuk selanjutnya disebar luaskan kepada rakyat dengan perantaraan Tuan Ezarman. Menurut tulisan itu hasil kerajinan tangan Batik Jambi telah berkembang sejak zaman dahulu yang berasal dari nenek moyang turun menurun di penduduk kampung tengah atau kampung yang berdekatan yang terletak di Sebrak sungai Kota Jambi.

(17)

7 Jambi. Cerita dan katalog Batik Jambi ini juga telah ditulis oleh Fiona Kerloque secara khusus sebagai hasil studinya di Jambi. Judul bukunya itu “Scattered Flowers Textile From Jambi Sumatera”.

Andai pemberlakuan busana Jawa ini terbukti benar, maka tidak mustahil pekerjaan pembatikan pun yang semula di Jawa ditarik ke lingkungan istana. Ini berarti mendukung pendapat Nian S.Djoemana dan penulis lainnya yang menyatakan bahwa pakaian batik dikembangkan oleh keluarga Raja-Raha Melayu jambi. Terlepas dari unsur politis, maka catatan Hendrik Van Gent ini memberi indikasi adanya pengaruh atau pemakaian busana (batik) Jawa di Jambi disaat pertengahan abad 17.

Akhirnya pada era tahun 1980 an atas prakarsa ibu IR. Sri Soedewi Maschun Sofwan (Ibu Gubernur Jambi saat itu) bersama ibu Lyli Abdurrahman Sayoeti memprakarsi dan menghidupkan kembali budaya Batik Jambi dengan mendatangkan ahli batik dari Yogjakarta dan seorang pembantu untuk memulai kembali melatih remaja-remaja putrid dari Kota Sebrang. Dalam pelatihan yang dimaksud bukan hanya meneruskan teknis membatik alami namu mengembangkan teknis membatik ala modern dengan menggunakan zat kimia (Napol dan pewarna batik). Hingga kini batik tulis kimia inilah yang lebih berkembang pesat dibandingkan Batik Tulis Alami dan bermunculan juga motif-motif baru seperti motif-motif Batanghari, dan Motif Kombinasi serta motif-motif-motif-motif lainnya. (Disperindag Prov Jambi. 2013, h. 1)

II.2.2 kategorisasi a. Motif Batik Lama

(18)

8 kombinasi motif dan kebanyakan dari motif batik lama memiliki makna atau filosofi tentang religi, nasehat, dan pantangan atau larangan.

b. Motif Batik Baru

Ciri-ciri motif batik baru adalah dari segi pembuatannya motif batik baru menggunakan teknik batik cap dan printing disebabkan karena pembuatan motif batik cap ataupun printing memakan waktu yang lebih cepat dan biaya lebih murah dari pada dengan menggunakan teknik batik tulis, dari segi warna motif batik baru tidak menggunakan warna-warna alami lagi tetapi menggunakan warna-warna kimia, dan motif-motif kombinasi. (Subianto, 5 Januari 2015)

Gambar II.4 Sanggar Batik Jambi di Olak Kemang Sebrang Sumber: Pribadi 2015

(19)

9

Gambar II.6 Kegiatan pada sanggar batik Jambi Sumber: Pribadi 2015

II.2.3 Ciri Khas Batik Jambi

Batik Jambi memiliki ciri khas yang unik dan eksotis, baik dari segi warna dan motifnya sendiri, antara lain :

a. Warna

Sebagian besar pewarnaan batik Jambi diambil dari bahan-bahan alami yang ada di alam sekitar Jambi, yaitu campuran dari aneka ragam kayu, getah pohon, tumbuh-tumbuhan, dan buah-buahan :

 Kayu Sepang menghasilkan warna coklat

 Kayu Ramelan menghasilakan warna merah

 Kayu Lambato menghasilkan warna kuning

 Kayu Nilo menghasilkan warna biru

Gambar II.7 Warna motif batik Jambi Sumber: Pribadi 2015

b. Motif

(20)

10 dilihat dari bentuk motif corak dan pewarnaannya, batik Jambi memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan batik yang ada di daerah lain. Keunikan seni batik Jambi terletak pada kesederhanaan bentuk motif dan pewarnaan yang khas, yaitu motif yang tidak berangkai (ceplok-ceplok) dan berdiri sendiri.

Pemberian nama pada motif batik Jambi, diberikan pada setiap satu bentuk motif, seperti motif Bungo Melati, motif Bungo Tanjung, motif Riang-Riang dan sebagainya. Jadi bukan diberikan pada suatu rangkaian bentuk dari berbagai unsur atau elemen yang telah di desain sedemikian rupa yang telah menjadi satu kesatuan yang utuh baru di beri nama.

II.2.4 Motif-Motif Batik Jambi

Dari sekian banyak bentuk motif batik Jambi yang ada, penulis hanya mengambil 11(sebelah) macam bentuk motif lama batik Jambi yang akan diinformasikan lebih lengkap dibawah ini :

a. Motif Angso Duo

Gambar II.8 Bentuk dan detail Motif Angso Duo Sumber: Pribadi 2015

1. Bentuk motif

(21)

11 motif Angso Duo tidak memiliki warna baku. Namun seperti motif batik Jambi lainnya, warna yang biasa digunakan ialah warna-warna cerah dan tegas.

2. Pesan yang terkandung

Adapun pesan yang terkandung di dalam motif Angso Duo ialah “himbauan dan nasihat agar kita senangtiasa berusaha mencari termpat yang lebih baik” atau dalam bahasa agama Islam ialah ajakan untuk Hijrah. Selain itu juga terkandung “nilai keselarasan antara manusia dan binatang menanamkan nilai saling menghormati sesama makhluk ciptaan Tuhan. Binatang memang tidak dikaruniai akal tetapi memiliki insting yang tinggi, berkat insting yang dimiliki binatang bisa membaca tanda-tanda alam. Motif ini memiliki kandungan pesan yang cukup mendalam yaitu nilai kegigihan dan kesabaran dalam berusaha, serta nilai keselarasan antara sesama makhluk hidup. (Disperindag Prov Jambi. 2013, h. 18- 19)

b. Motif Batanghari

Gambar II.9 Bentuk dan detail Motif Batanghari Sumber: Pribadi 2015

1. Bentuk Motif

(22)

12 Batanghari dilukiskan dengan sebuah pola berbentuk sulur-sulur tanaman yang menjulur dari poros batang bawah menjulur ke atas. Secara keindahan visual motif Batanghari dapat kita telusuri bahwa motif tersebut terinspirasi oleh keindahan alami lekuk liku jeram sungai Batanghari yang pengembaran visualnya mengambil bentuk sulur-sulur tanaman.

2. Pesan yang Terkandung

Sulur-sulur ini bisa diartikan sebagai lambang perjalanan hidup atau umur seseorang. Bentuk atau gambaran sulur tumbuhan ini tumbuh berporos dari bawah ke atas dan dari poros batang utama diimbangi dengan tumbuhnya sulur baru dan membentuk sulur ke kiri dan ke kanan, dan bunganya tergambar menunduk kebawah. Dari gambar ini jelas bahwa pesan yang ingin disiratkan menunjukan tentang liku-liku hidup ini hendaknya ikutilah sebagailaman keseimbanganalam, bagai air dari mata air di tepian jurang mengalir kelaut yang begitu luas, ada kalahnya perjalanan kita panjang untuk menuju keberhasilan. Namum apabila kita terbentur oleh sesuatu jalan berliku hendaknya tetaplah berupaya segenap usaha. Lebih dalam, kita dapat bercermin lebih jauh dari ungkapan tradisional berikut ini sebagai kearifan lokal yang layak kita sandang sebagai tunjuk ajar dalam kehidupan ini : “Gopuk jangan memboan lomak, cerodik jangan memboan kawan” (Gemuk jangan membuang lemak, cerdik jangan membuang kawan) Artinya : “Dalam hidup seseorang tidak boleh angkuh dan sombong“. (Disperindag Prov Jambi. 2013, h. 23-24)

c. Motif Bungo Kaco Piring

(23)

13 1. Bentuk Motif

Munculnya motif kaco piring pada selembar kain batik ada beberapa versi atau pendapat yang pada umumnya makna dan artinya sama. Motif batik kaco piring dilukiskan dengan sebuah pola garis yang membentuk gambar menyerupai piring yang di terapkan pada batik.

Menurut Bapak Husein dari Kampung Tengah pada tahun 1989 bahwa nama kaca piring diambil dari motid bunga jeruk bercabang (Goesling), dimana saat melukiskan ke kain batik pada tahun 1970 terjadi kesalahan dalam menarik cantingnya , sehingga pengrajin mengatakan bahwa motif ini mirip dengan Bungo Kaco Piring dan versi satu lagi motif kaco piring ini berasal dari piring kaca yang banyak beredar di Jambi pada masa pemerintahan Belanda di Jambi. Sejak tahun itu motif kaco piring mulai banyak diminati oleh masyarakat Jambi seberang kota yang dijadikan sebagai motif pada kain mori (kain batik) di Jambi.

2. Pesan yang Terkandung

Pesan atau makna yang terkandung pada motif kaco piring adalah menggambarkan hati yang lapang dan bersih. (Disperindag Prov Jambi. 2013, h. 26)

d. Motif Bungo Melati

Gambar II.11 Bentuk dan detail Motif Bungo Melati Sumber: Pribadi 2015

1. Bentuk motif

(24)

14 indah. Pada motif batik Jambi, motif Bungo Melati ada dua macam yaitu Bungo Melati kecil dan Bungo Melati besar. Bungo Melati kecil biasanya berfungsi sebagai motif isian sedangkan Bungo Melati besar berfungsi sebagai motif utama. Bungo Melati pada umumnya berwarna putih dan berbau harum, mengandung senyawa-senyawa unsur kimia yang besar manfaatnya untuk pengobatan. Kandungan kimia bungo melati antara lain indol, benzyl, livalylacetaat, dapat digunakan untuk menyembuhakan berbagai macam penyakit seperti : sakit mata merah, demam, sakit kepala, sesak nafas, radang usus, radang ginjal dan penyakit lainnya. Karena berbagai macam kelebihandan keistimewaan Bungo Melati, maka sangatlah wajar bila nenek moyang kita terinspirasi mengangkat bentuk Bungo Melati menjadi motif batik Jambi.

2. Pesan yang terkandung

Motif Bungo Melati memiliki makna filosofi selain lambang kesucian cinta adalah :

1. Sifat konaah dan syukur atas apa yang ada, tidak ada iri dengan yang lainnya, sesungguhnay Allah menciptakan semua bentuk dan keadaan mahluknya seusai peran masing-masing.

2. Aku adalah aku yang tidak akan seperti dan menjadi kamu. Akupun tidak

ingin kamu menjadi aku namun aku dan kamu adalah kita. Artinya seseorang tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada orang lain begitu juga sebaliknya, sebaiknya saling berbagi dan bekerjasama tapi tidak perlu menonjoklan diri. (Disperindag Prov Jambi. 2013, h. 34-35)

e. Motif Bungo Tanjung

(25)

15 1. Bentuk Makna

Tanjung (Mimusops Elengi) adalah sejenis pohon yang berasal dari India, Sri Lanka dan Burma. Telah masuk ke Nusantara semenjak berabad-abad silam. Pohon tanjung berbunga harus semerbak dana berpohon rindang, biasa ditanam di taman-taman dan sisi jalan berfungsi sebagai pohon pelindung. Keharuman Bungo Tanjung dilukiskan dalam sair lagu melayu, harumnya sampai melintas gunung. Dalam perumpamaan lain dilukiskan harumnya semerbak mewangi bagaikan putri bidadari turun dari langit. Bunga tanjung juga memiliki khasiat untuk obat, rebusan bungo tanjung digunakan untuk mengatasi demam, daun segar Bungo Tanjung yang ditumbuk halus digunakan sebagai obat sakit kepala, dan buahnya dapat dimakan. Karena berbagai keistimewaan bungo tanjung inilah dapat menginspirasi para pengrajin untuk menjadikan motif batik di Jambi.

2. Pesan yang Terkandung

Dilihat dari bentuk, motif ini dapat diterapkan pada bahan dasar kain panjang, bahan dasar atau bahan dasar pakaian lainnya. Pohon tanjung daunnya rindang, bungonya harum semerbak, dan buahnya enak dimakan. pelambang seorang pemimpin yang memiliki kewibawaan, seperti pepatah adat “ daunnya rindang tempat berteduh, batangnya besar tempat bersandar, akarnya kuat tempat tertahan, pergi tempat bertanya balik tempat bercerito. Motif batik Bungo Tanjung memiliki makna “seorang pemimpin yang arif dan bijaksana, dapat dipercaya keindahan tuturkatanya”. (Disperindag Prov Jambi. 2013, h. 30-31)

f. Motif Bungo Teratai

(26)

16 1. Bentuk motif

Teratai ( Nulumbium Nulumbo Druce ) merupakan jenis tumbuhan air yang sanggup bertahan hidup dalam jangka waktu yang cukup lama. Keistimewaan tumbuhan teratai ini batang, daun dan bunganya memiliki lapisan lilin sehingga bisa tetap dalam keadaan bersih mesikpun hidupdi air yang kotor dan keruh. Bunga teratai selain memiliki berbagai warna dan bentuknya yang indah, baunya juga harum.

Di dalam bunganya terdapat biji-bijian yang bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit, antara lain : dapat menghentikan diare, batuk darah, menguatkan jantung dan ginjal, serta mengembalikan stamina tubuh. Karena sifat dan berbagai keunggulan bunga teratai inilah yang dapat memberikan inspirasi para pencipta ragam hias untuk diangkat menjadi motif batik Jambi.

2. Pesan yang terkandung

Pesan yang terkandung dalam motif Bungo Teratai sesungguhnya manusia harus mampu tetap tegar dan tidak boleh selalu mengeluh walau berada dalam kondisi dan situasi yang sulit sekalipun. Kita tidak boleh terpengaruh oleh keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan, justru kita harus mampu menunjukan kebaikan-kebaikan kita, bagaimana bunga teratai yang tetap menjulang ke permukaan air, mekar sepanjang hari dengan keindahan dan keharumannya. Kitapun bisa menunjukan sikap ramah-tamah, lemah-lembut dalam bertutur kata, sopan dalam bertindak apalagi jika dihiasi dengan muka yang cerah disertai dengan senyuman yang tulus. Motif Bungo Teratai memliki makna filosofi :

 Seorang gadis umpamakan bunga, harus tetap mampu menjaga

kesuciannya walau hidup dalam lingkungan yang kurang baik, harus pandai menyaring dan menjaga diri.

 Alam berkembang menjadi guru bagi siapapun orang yang mampu

(27)

17 g. Motif Daun Keladi

Gambar II.14 Bentuk dan detail Motif Daun Keladi Sumber: Pribadi 2015

1. Bentuk motif

Berbagai motif khas Jambi ikut mempengaruhi kehidupan masyarakat dengan motif khas yang di inspirasi dari alam sekitarnya, Antara lain motif Daun Keladi. Filosofi yang terkandung didalam motif Daun Keladi adalah : “Teguh dengan janji dalam tiga sepilin/tigo tunggu sejanjang kok bulat dapat digulingkan,kok pipih dapat dilayangkan”. Daun Keladi adalah salah satu motif batik khas Jambi, daunnya yang indah, tekstur daunnya yang berjulang dengan warna mengarah ke putih membentuk kesan bahwa Daun Keladi merupakan daun yang kokoh dan setia kawan karena daun keladi tetap akan menampung air yang dianalogikan sebagai setia kawan. Motif daun keladi dibuat oleh para pengrajin dalam bentuk batik tulis dan batik cap yang dikerjakan pada kain katun, mory/primisima atau sutra.

2. Pesan yang terkandung

Makna simbolik motif Daun Keladi kira-kira dapat disimpulkan sebagai “dapat melakukan kerjasama, kuat dan setia kawan”. Makna lain mengadung nasehat “jadilah orang yang teguh menepati janji” ( dapat dipercaya ). Motif Daun Keladi yang dijadikan motif batik khas Jambi mempunyai keunikan tersendiri yaitu :

1. Motif daunnya yang ramping akan memberikan gambaran yang indah bagi

pemakainya.

(28)

18 3. Sifatnya yang dapat menampung air meskipun jumlahnya terbatas menggambarkan kesetiakawanan. (Disperindag Prov Jambi. 2013, h. 27-28)

h. Motif Durian Pecah

Gambar II.15 Bentuk dan detail Motif Durian Pecah Sumber: Pribadi 2015

1. Bentuk motif

Motif Durian Pecah digambarkan dengan buah durian yang terbelah menjadi dua bagian bentuk simetris. Motif Durian Pecah merupakan salah satu motif batik paling kuno di Jambi. Tata letak motif Durian Pecah menggunakan konfigurasi sederhana, tetapi karena kesederhanaan pola dan tata letak motif yang bercorak ceplok-ceplok itulah memiliki keunikan tersendiri, motif Durian Pecah biasanya menggunakan kombinasi warna yang selalu cerah dan menarik.

(29)

19 2. Pesan yang terkandung

Pesan yang terkandung adalah keisimewaan buah durian menjadi sumber inspirasi dan filosofi bagi kehidupan masyarakat dan budaya Jambi karena pepatah adat mengatakan “alam terkembang jadi guru”.

Motif ini mengandung sebuah peringatan atau nasihat : “Seindah apapun bentuk dan selezat apapun rasa jika sudah pecah/rusak apalah artinya”. Pesan lain yang terkandung dalam motif Durian Pecah adalah: “Kita hendaknya menjaga sesuatu yang dahulunya sudah baik agar jangan sampai menjadi rusak”.

Motif Durian Pecah bisa diumpamakan dengan seorang manusia yang dianugrahkan oleh yang Maha Kuasa dengan keistimewaan yang tiada tara, memiliki kedudukan yang tinggi dan sempurna sebagai makhluk ciptaan yang Maha Kuasa. Filosofi dari Durian Pecah ini bisa juga diartikan sebagai pemimpin yang mempunyain sifat amanah, tegas dalam ucapan, kuat dalam pendirian dan membawa berkah, dan menfaat bagi orang lain dan alam sekitar. (Disperindag Prov Jambi. 2013, h. 13-15)

i. Motif Kapal Sanggat

Gambar II.16 Bentuk dan detail Motif Kapal Sanggat Sumber: Pribadi 2015

1. Bentuk motif

(30)

20 2. Pesan yang terkandung

Motif Kapal Sanggat, dipahami sebagai motif kapal yang sanggat/kandas, dari judul motif memiliki penafsiran kapal yang tidak dapat melanjutkan perjalanan kerena tersangkut pada sesuatu (benda). Namun demikian bila dikaitkan dengan pepatah adat “berlayar sampai ke pulau, berjalan sampai ke tujuan” adalah peringatan kepada kelompok sosial masyarakat bahwa melakukan sesuatu haruslah sampai selesai, jangan sampai putuh ditengah jalan atau tidak selesai.

Kemudian bila telaah lebih jauh lagi, sebagai motif pengisi (isian/isen dalam istilah pembatikan)terdapat hewan-hewan yang mengandung kadar protein/gizi yang tinggi. Motif isian ini mengandung pemaknaan bahwa disekitar kita banyak hal-hal yang memberikan manfaat kepada kehidupan, namun demikian jika dikaitkan dengan tema/judul sanggat tadi memiliki pengertian walaupun disekitar kita terdapat banyak hal yang dapat memberikan manfaat tersebut, kita hanya dapat melihat, akan tetapi tidak dapat meraihnya. Motif ini lebih kepada sebuah peringatan kepada kelompok-kelompok sosial masyarakat, jangan sampai terjadi hal-hal seperti yang dijelaskan diatas. “berlayarlah sampai kepulau, berjalanlah sampai ketujuan”.

(31)

21 j. Motif Kepak Lepas

Gambar II.17 Bentuk dan detail Motif Kepak Lepas Sumber: Pribadi 2015

1. Bentuk motif

Bila diamati motif batik kepak lepas bentuknya hampir mirip dengan motif gurda, yaitu salah satu bentuk motif batik di daerah lain. Motif gurda sebenarnya diambil dari nama Garuda, tetapi motif gurda hanyalah menggambarkan bagian bentuk sayapnya saja. Sama halnya dengan motif batik Jambi kepak lepas, motif ini juga hanya menggambarkan kepaknya saja, bedanya pada motif kepak lepas bentuknya simetris dan ditengah-tengah motif ditambah dengan ornament lain berbentuk daun-daunan.

2. Pesan yang terkandung

Kepak atau sayap adalah bagian tubuh burung atau binatang unggas yang paling fital. Dengan kepak itulah burung-burung bisa terbang jauh kemanapun yang dia mau pergi untuk mendapatkan yang dia cari dengan kepaknya burung-burung melindungi diri dari suhu dingin dan panas. Tapi bila kepak itu telah lepas apa yang bisa diperbuat lagi olehnya.

(32)

22 satupun manusia di dunia ini yang menyediakan dirinya sebagai bahan tertawaan ataupun hinaan. Ingatlah bila seseorang dalam keadaan sakit seakan semua yang dipunya tiada berguna. Bagaikan burung lepas kepaknya, apa yang bisa kita banggakan lagi. (Disperindag Prov Jambi. 2013, h. 36-37)

k. Motif Kuawo Berhias

Gambar II.18 Bentuk dan detail Motif Kuawo Berhias Sumber: Pribadi 2015

1. Bentuk motif

Motif ini terinspirasi oleh pengrajin batik dari binatang unggas yang bernama Kuao. Kuao adalah unggas yang tergabung dalam marga Argusianus. Terdapat dua jenis kuao, yaitu Kuawo Raja ( Argusianus Argus ) dan Kuawo bergaris ganda ( Argusianus Bipunctatus ). Keduanya berasal dari kepulauan Nusantara.

Motif Koau digambarkan dengan burung Kuawu yang sedang bercermin sambil mengepakan sayapnya, menurut Asianto pada dasarnya burung Kuwau ini satu, namun kembangan kepak dan bagian lain dari burung ini merupakan pantulan cerimin, yang menggambarkan burung yang tengah berhias.

2. Pesan yang terkandung

(33)

23 maka kita bisa memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang ada. Karena manusia tidak ada yang sempurna. (Disperindag Prov Jambi. 2013, h. 20)

l. Motif Merak Ngeram

Gambar II.19 Bentuk dan detail Motif Merak Ngeram Sumber: Pribadi 2015

1. Bentuk motif

Motif batik Merak Ngeram dilukiskan dengan seekor burung merak/koau yang sedang mengerami telornya. Masyarakat Jambi menganggap burung Merak adalah burung yang mempunyai bulu yang indah dan termasuk binatang langkah yang dilindungi. Di samping indah, bulunya juga menampilkan kesan anggun yang menonjol, untuk menyambung garis keturunannya burung merak bertelor yang kemudian dierami hingga menetas.

2. Pesan yang terkandung

(34)

24 m. Motif Relung Kangkung

Gambar II.20 Bentuk dan detail Relung Kangkung Sumber: Pribadi 2015

1. Bentuk Motif

Motif Relung kangkung berbentuk seperti tumbuhan yang menjalar seperti akar. Motif Relung Kangkung ini bisa diterapkan pada batik maupun ukiran, jika motif ini diterapkan pada batik maka diartikan sebuah pola garis yang membentuk gambar menyerupai tumbuhan kangkung.

2. Pesan yang Terkandung

(35)

25 n. Motif Riang-Riang

Gambar II.21 Bentuk dan detail Motif Riang-Riang Sumber: Pribadi 2015

1. Bentuk motif

Nama motif Riang-Riang berasal dari nama hewan serangga Reriang tahunan (Tibicem Linnei). Motif batik Riang-Riang dilukiskan dengan objek sejenis serangga yang indah mempunyai sayap yang digunakan untuk terbang. Penerapannya pada batik Jambi motif ini dikombinasikan dengan ragam hias lain sehingga membentuk suatu rangkaian motif yang indah.

2. Pesan yang terkandung

Pesan yang terkandung dalam motif Riang-Riang yaitu “ sebagai manusia kita harus dapat memberikan manfaat bagi orang lain “. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain dan lingkungannya, seperti yang dilakukan riang-riang dengan badan yang kecil, tetapi masih mampu memberikan sinar dalam kegelapan dan dapat menimbulkan keindahan dalam kegelapan.

(36)

26 o. Motif Tampuk Manggis

Gambar II.22 Bentuk dan detail Motif Tampuk Manggis Sumber: Pribadi 2015

1. Bentuk motif

Timbulnya bentuk motif tampuk manggis sangat menungkinkan dipengaruhi oleh inspirasi bentuk buah manggis yang memang banyak terdapat di lingkungan masyarakat Jambi. Dilihat dari sisi bentuk, tampuk buah manggis memang indah menyerupai bunga dan jumlah tampuk yang menempel di buah tersebut dapat menunjukan jumlah isi buah di dalamnya.

2. Pesan yang terkandung

kandungan simbol-simbol atau pesan yang ada pada motif tampuk manggis antara lain sebagai berikut:

 Jumlah tampuk diluar dan jumlah liningan biji di dalam buah selalu sama, ini adalah symbol bahwa watak dan sifat masyarakat Jambi yang terbuka dan jujur, apa yang telah keluar dengan ucapannya sama dengan maksud dan tujuan dengan apa yang ada di hatinya.

 Kulit berwarna merah kehitaman dan pahit rasanya tetapi isi didalamnya

berwarna putih, rasanya manis dan lezat, mengandung pesan bahwa melihat orang jangan hanya dari sisi luar dan penampilannya saha tapi kenalilah hingga watak dan kepribadiannya.

(37)

27 II.2.5 Pengetahuan Masyarakat Terhadap Batik Jambi

Untuk mengetahui pengentahuan generasi muda terhadap bentuk dan makna pada motif batik Jambi, pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebar kuesioner ke 95 responden yang berdomisili dikota jambi dan melakukan wawancara ke beberapa orang, antara lain :

1. Kuesioner dan Analisa Data

a. Ketertarikan masyarakat terhadap batik

Dari hasil survey sebanyak 95 responden yang berdomisili di Kota Jambi yang menganggap batik itu menarik, ada sebanyak 94 orang yang menjawab “YA” dan 1 orang yang menjawab “TIDAK”.

Gambar II.23 Grafik ketertarikan masyarakat terhadap batik Sumber: Pribadi 2015

b. Daya tarik batik karena motifnya

Dari hasil survey sebanyak 95 responden yang berdomisili di Kota Jambi yang menganggap batik itu menarik karena motifnya, ada sebanyak 90 orang yang menjawab “YA” dan 5 orang yang menjawab “TIDAK”.

(38)

28 c. Tingkat pemakaian batik di kalangan generasi muda

Dari hasil survey sebanyak 95 responden yang berdomisili di Kota Jambi yang pernah memakai batik, ada sebanyak 94 orang yang menjawab “YA” dan 1 orang yang menjawab “TIDAK”.

Gambar II.25 Grafik tingkat pemakaian batik di kalangan masyarakat Sumber: Pribadi 2015

d. Penggunaan batik pada saat acara-acara formal

Dari hasil survey sebanyak 95 responden yang berdomisili di Kota Jambi yang memakai baju batik pada saat berpergian ke acara-acara ataupun berpergian sama teman, ada sebanyak 38 orang yang menjawab “YA” dan 57 orang menjawab “TIDAK”.

Gambar II.26 Grafik Penggunaan batik pada saat ke acara formal dan berpergian Sumber: Pribadi 2015

e. Pengetahuan generasi muda terhadap motif batik Jambi

(39)

29 Gambar II.27 Grafik pengetahuan masyarakat terhadap motif batik Jambi

Sumber: Pribadi 2015

f. Pengetahuan generasi muda tentang makna pada motif batik Jambi

Dari hasil survey sebanyak 95 responden yang berdomisili di Kota Jambi yang yang mengetahui makna atau filosifi pada motif batik Jambi, ada sebanyak 22 orang yang menjawab “YA” dan 63 orang yang menjawab “TIDAK”.

Gambar II.28 Grafik pengetahuan generasi muda tentang makna pada motif batik Jambi

Sumber: Pribadi 2015

g. Mengikuti sosialisasi tentang batik Jambi

(40)

30 Gambar II.29 Grafik mengikuti sosialisasi tentang batik Jambi

Sumber: Pribadi 2015

h. Mempunyai baju batik Jambi

Dari hasil survey sebanyak 95 responden yang berdomisili di Kota Jambi yang yang mempunyai baju motif batik Jambi, ada sebanyak 4 orang yang menjawab “Tidak Mempunyai Batik”, 33 orang yang menjawab “Mempunyai 1 Batik”, 17 orang yang menjawab “Mempunyai 2 Batik”, dan 41 orang yang menjawab “Mempunyai lebih dari 3 Batik”

Gambar II.30 Grafik mempunyai baju batik Jambi Sumber: Pribadi 2015

i. Informasi tentang motif batik Jambi

(41)

31 Gambar II.31 Grafik informasi tentang motif batik Jambi

Sumber: Pribadi 2015

Analisa Permasalahan :

Dari hasil kuesioner di atas di bikinlah analisa permasalahan dari beberapa poin-poin penting pertanyaan yang menyengkut dengan penelitian akan pengetahuan generasi muda terhadap motif dan makna batik Jambi.

Dilihat dari upaya Pemerintah Provinsi Jambi untuk meningkatkan pengentahuan generasi muda tentang motif dan makna batik Jambi dengan cara melakukan sosialisasi-sosialisasi tentang batik Jambi, akan tetapi hasil dari sosialisasi tersebut kurang mendapatkan hasil yang positif. Bisa dilihat dari beberapa pertanyaan diatas masih banyaknya generasi muda yang belum mengetahui makna dari motif batik Jambi dan sangat sulitnya mendapatkan informasi secara luas tentang motif dan makna batik Jambi.

Resume Kuesioner :

(42)

32 2. Wawancara

Menurut pendapat Subiyanto, SE., M.Sc Kasi Promosi dan Informasi Bidang Industri dan Pengrajin Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi pada wawancara pertama yang berlangsung pada tanggal 3 Januari 2016 di Dinas Perindustrian dan Perdangan Provinsi Jambi menyatakan bahwa bila hanya nama “Batik Jambi” sangat mudah didapatkan dimana saja, hampir seluruh masyarakat Jambi mengetahui di Jambi ada batik khas batik Jambi. Tetapi bila di tanya tentang motif batik Jambi dan jenis apa lagi filosofinya hanya sebagai orang saja yang mengetahuinya. Hal tersebut disebabkan karena susahnya untuk mendapatkan referensi-referensi tentang motif batik Jambi dan menurut bapak Subiyanto juga ada beberapa remaja tertentu yang tidak mau menggunakan batik Jambi pada acara resmi, bahkan banyak diantara para remaja tersebut yang tidak memiliki batik Jambi.

Gambar II.32 Wawancara dengan Subiyanto, SE., M.Sc Sumber: Pribadi 2015

(43)

33 mengenalkan “Batik Jambi”, dengan menggelar berbagai event seperti pameran khusus “Batik Jambi”, membuat brosur-brosur atau stiker yang ditempel di tempat-tempat umum, seperti sekolah, hotel, dan lain-lain. Dan sekolah-sekolah mulai dari SMP lokal-lokal diberi nama dengan nama “Motif-motif Batik Jambi” disertai gambar dan filosofinya sehinggga anak-anak lebih mengenal tentang batik Jambi.

Gambar II.33 Wawancara dengan pengrajin batik Jambi Sumber: Pribadi 2015

II.2.6 Solusi

(44)

34 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Sebelum membuat suatu perancangan dibutuhkan konsep desain atau strategi perancangan, sehingga tujuan perancangan tepat mengenai sasaran. Perancangan yang akan dilakukan dari media informasi mengenai batik Jambi yaitu dengan membuat atau merancang suatu media informasi yang berupa buku.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan dari perancangan media informasi tentang bentuk dan makna motif batik Jambi adalah :

 Mengajak masyarakat agar lebih mengenali bentuk dan makna motif batik

Jambi.

 Melestarikan batik Jambi.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

 Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal yang dilakukan agar pesan ataupun tujuan yang ingin disampaikan tepat pada sasasran, maka akan melakukan perancangan media informasi menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari. Karena khalayak sasaran adalah orang Indonesia khususnya masyarakat Jambi akan tetapi didalam perancangan ini tetap masih akan mengandung unsur bahasa Jambinya seperti nama batik dan isitlah-isilah atau pantunan nasehat adat Jambi supaya identitas Jambi tetap masih ada.

 Pendekatan Visual

(45)

35 Gambar III.1 Referensi pendekatan visual dengan gaya fotografi

Sumber: https://www.pinterest.com/ (Diakses pada 20 Mey 2016)

III.1.3 Mandatory

(46)

36 Gambar III.2 Logo Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi

Sumber : disperindag.jambiprov.go.id (Diakses pada 20 Mei 2016)

III.1.4 Materi Pesan

Dalam perancangan media informasi ini, materi pesan yang akan di sampaikan yaitu beberapa hal tentang motif batik Jambi. antara lain :

 Penjelasan mengenai sejarah batik Jambi

 Penjelasan mengenai motif dan makna batik Jambi

 Gambar-gambar motif batik Jambi

III.1.5 Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang dipakai adalah gaya bahasa yang biasanya di gunakan sehari-hari. Menggunakan bahasa Indonesia yang singkat, padat, dan jelas langsung kepada inti pesan atau hal yang ingin disampaikan. Sehingga pesan yang ingin disampaikan mudah diterima oleh target audience.

III.1.6 Khalayak Sasaran Perancangan

(47)

37 a. Geografis

Mencakup seluruh daerah Kota Jambi bertujuan untuk mengenalkan motif dan makna batik Jambi keseluruh masyarakat, mulai dari kalangan muda sampai kalangan tua.

b. Demografis

Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan Umur : 17 Tahun – 25 Tahun Pendidikan : Mahasiswa / Mahasiswi Status Sosial : Menengah Keatas

Wilayah : Kota Jambi

c. Psikografis

 Mempunyai ketertarikan terhadap budaya bangsa khususnya batik

Jambi.

 Kalangan muda dan tua yang ingin mengetahui secara detail tentang

bentuk dan makna motif batik Jambi.

 Mencintai produk bangsa, salah satunya batik Jambi.

III.1.7 Strategi Kreatif

(48)

38 III.1.8 Strategi Media

Untuk menginformasikan motif batik Jambi kepada masyarakat, dibutuhkan media komunikasi yang tepat dan sesuai dengan solusi permasalahan. Media-media tersebut terdiri dari Media-media utama yang telah ditentukan yaitu Media-media berupa buku, dan media pendukung yang berperan sebagai media pembantu.

a. Media Utama

Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan saranasarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang sesuatu program pengajaran (Tarigan dan Tarigan, 1986: 13). Media utama yang digunakan untuk perancangan media informasi mengenai motif batik Jambi adalah sebuah buku yang berisi tentang gambar-gambar motif batik Jambi serta penjelasan mengenai motif batik Jambi. Pemilihan media buku tersebut dilatar belakangi oleh penyelesaian masalah yang telah diuraikan sebelumnya. Selain itu buku merupakan media komunikasi yang memiliki banyak kelebihan, antara lain :

 Buku kaya akan imajinasi dan merangsang pemikiran untuk

mengembangkan ide-ide kreatif.

 Buku memiliki bahasan yang lengkap, dalam sebuah buku biasanya

membahas suatu topik yang menyeluruh.

 Buku merupakan sarana informasi yang mudah didapat, karena banyaknya

toko-toko yang menjual buku (toko buku).

 Buku merupakan sumber pengetahuan.

 Buku merupakan sarana informasi yang dapat dibaca kapan saja, dimana

saja, dan dapat dibaca berulang-ulang.

 semakin tua buku maka informasi di dalamnya akan dibutuhkan untuk

mengetahui perkembangan yang ada pada saat itu.

(49)

39 Sebagai bentuk dukungan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi terhadap buku ini, pada bagian sampul belakang buku juga akan disertakan logo dinas Provinsi Jambi.

Gambar III.3 Logo dinas Provinsi Jambi pada bagian belakang buku Sumber : Pribadi 2016

b. Media Pendukung

Media pendukung yang akan digunakan berfungsi untuk mendampingi dan memperkuat media utama. Media pendukung yang digunakan antara lain :

 Poster

Menurut Zanu (2009), poster merupakan gambar-gambar yang dirancang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian, sedikit menggunakan kata-kata, dicetak pada sehelai kertas atau bahan lain yang ditempelkan pada tempat tertentu.

 X-Banner

X-Banner merupakan sebuah media cetak berdiri yang dapat ditempatkan di sekitaran rak toko buku.

 Media Sosial (Instagram, Facebook, Twitter)

Promosi melalui media social sangatlah beguna dizaman kini dimana semua hal bisa di dapat melalui media internet.

 Pameran

(50)

40

 T-Shirt

Media ini akan diberikan kepada 100 orang pembeli pertama buku ini.

 Pembatas Buku

Fungsi media ini supaya pembaca lebih cepat mengetahui halaman terakhir yang dia baca dan supaya halaman buku tetap mulus karena tidak ada tempat/wadah untuk membawa barang belanjaan (buku) agar lebih praktis. Paper bag akan di berikan kepada 100 orang pembeli pertama secara gratis.

 Gantungan Kunci dan Pin

Gantungan Kunci dan Pin sebagai bonus (merchandise) dari setiap pembelian buku pesona batik Jambi selama 15 Agustus – 6 Oktober 2016 yang terdapat di Gramedia Jl.Prof. DR. Soemantri Brojonegoro No. 52 Kebun Jeruk, Jambi

 Stiker

Media ini akan dibagikan kepada semua konsumen yang membeli buku ini dan setiap orang yang mengunjungi stand buku pesona batik Jambi yang terdapat di Gramedia Jl.Prof. DR. Soemantri Brojonegoro No. 52 Kebun Jeruk, Jambi

III.1.9 Strategi Distribusi

(51)

41 Lokasi penyebaran diarahkan ke lingkungan dimana masyarakat biasanya berkumpul dan menghabiskan waktu, misalnya di daerah sekolah, perkantoran, dan toko buku yang terdapat di wilayah Kota Jambi.

Tabel III.1 Strategi Disribusi Sumber: Pribadi 2016

III.2 Konsep Visual

Untuk menghasilkan visual yang baik maka dibutuhkan konsep visual yang matang untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam perancangan.

III.2.1 Format Desain

Format desain buku ini adalah sebagai berikut :

 Buku berbentuk persegi (21cm x 21cm) ukuran ini dipilih supaya pada

saat pendisplayan akan lebih mudah di temukan dikarenakan format buku berbeda dari yang lain.

 Jenis Kertas pada cover buku adalah kertas linen 210 gram.

 Jenis kertas pada isi buku adalah art paper 150 gram.

(52)

42 Gambar III.4 Format Desain Buku

Sumber : Pribadi 2016

III.2.2 Tata Letak (layout)

Konsep layout pada perancangan buku ini dengan menggunakan desain yang modern. Desain modern adalah desain yang sangat memperhatikan kemanfaatan fungsi atau form follow function, dan mengacu pada teori prinsip layout dari buku “LAYOUT”, menurut Surianto Ruslan, S.Sn. Prinsip dasar layout adalah juga prinsip dasar desain grafis (Rustan, Surianto, h.74) dan mengemukanan beberapa patokan dasar pada saat merancang sebuah layout, antara lain:

 Sequence (Urutan)

 Emphasis (Penekanan)

 Balance (Keseimbangan)

(53)

43 Gambar III.5 Tata Letak/Format Layout

Sumber : Pribadi 2016

III.2.3 Huruf

Menurut Dendi Sudiana (Sudiana,2001, h.1) tipografi adalah elemen grafis yang paling mudah dibaca. Tetapi melalui kata-kata yang terdiri dari huruf oleh huruflah memandu pemahaman pembaca pesan atau ide. Pada perancangan media informasi ini menggunakan beberapa jenis huruf atau font, antara lain :

Font LittleLordFontleroy digunakan pada judul, sub judul, dan nilai-nilai etika ungkapan budaya masyarakat Jambi.

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

Font Zapfino Extra LT One digunakan pada judul buku dan judul Sejarah Batik Jambi :

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

(54)

44 Font Avant Garde Medium BT digunakan pada body teks dan arti dari nilai-nilai etika ungkapan budaya masyarakat Jambi :

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890

Font Lobster 1.4 digunakan pada perancangan media pendukung poster dan x-banner, yang terdapat pada tulisan now.

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

Font Arvo digunakan pada perancangan media pendukung poster dan x-banner, yang terdapat pada tulisan GRATIS.

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

Font Lobster 1.4 digunakan pada perancangan media pendukung poster dan x-banner, yang terdapat pada tulisan, T-SHIRT, untuk 100 pembeli pertama dan 15 Agustus – 15 Oktober.

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

III.2.4 Ilustrasi

Pengertian ilustrasi menurut Kusmiyanti adalah Ilustrasi gambar adalah gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih menjelaskan salah satu adegan. Ilustrasi

(55)

45 Istilah fotografi menurut kamus fotografi oleh Nugroho (dalam Lukman, 2014), “berasal dari bahasa latin, yaitu photos dan graphos. Photos artinya cahaya atau sinar, sedangkan graphos artinya menulis atau melukis. Jadi, arti sebenarnya dari fotogarfi adalah proses dari seni pembuatan gambar (melukis dengan sinar atau cahaya) pada sebuah bidang atau pembukaan yang dipetakan” (hal.17).

Gambar III.6 contoh penggunaan gaya fotografi pada buku Sumber : https://www.pinterest.com/

(Diakses pada 20 Mey 2016)

III.2.5 Warna

(56)

46 Gambar III.7 Skema Warna

(57)

47 BAB IV. TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Teknis Media

Beberapa tahapan pembuatan media adalaha sebagai berikut : a. Tahap Ide Visual

Tahap ini merupakan visualisasi perancangan media dikumpulkan berdasarkan konsep dasar, untuk menentukan gaya visual dan elemen tambahan lainnya.

b. Tahap Sketsa Awal

Tahap sketsa merupakan sebuah proses dimana perancangan masuk pada tahap penggambaran cover dan layout buku dengan menggunakan pensil. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran visual yang nantinya akan diproses ke tahap digital.

Gambar IV.1 Proses Sketsa Cover dan Layout Sumber; Pribadi 2016

c. Tahap Pengolahan Digital atau Tahap Layout

(58)

48

Gambar IV.2 Proses Pembuatan Kerangka Cover Sumber; Pribadi 2016

Gambar IV.3 Final Cover

Sumber; Pribadi 2016

Gambar IV.4 Proses Layout

(59)

49 d. Tahap Penyelesaian Final Media

Pada tahap ini adalah tahap terakhir dimana media utama dan media pendukung udah siap untuk dicetak, dan disebarkan.

Gambar IV.5 Buku Pesona Batik Jambi Final Sumber; Pribadi 2016

IV.2 Teknis Produksi Media IV.2.1 Buku (Media Utama)

(60)

50

Gambar IV.6 Cover Buku Pesona Batik Jambi Sumber; Pribadi 2016

Ukuran : 21cm x 21cm

(61)
(62)

52 Gambar IV.7 Isi Buku Pesona Batik Jambi

Sumber: Pribadi 2016

Bentuk : Buku

Ukuran : Square (21 cm x 21 cm) Teknik : Cetak Offset

Harga : Rp. 90.000

Tampilan layout pada buku pesona batik Jambi dibikin dengan tampilan yang lebih modern akan tetapi tetap masih ada unsur daerah Jambinya seperti seloko adat atau pantunan Jambi yang terdapat pada lembar halaman sebelum memasuki sub-sub bab motif batik Jambi, warna-warna background pada seloko adat atau pantunan disesuaikan dengan warna motif batik yang terdapat pada sub bab tersebut supaya tampilannya lebih menarik. Tampilan foto dan tulisan pada buku juga dibuat dengan berbagai macam bentuk mulai dari simetris dan ansimetris yang bertujuan supaya pada saat membaca buku ini target audience tidak cepat bosan.

IV.2.2 Media Pendukung

(63)

53 a. Poster

Gambar IV.8 Poster Sumber: Pribadi 2016

Bahan : Albatros

Ukuran : A2 (42cm x 59.4cm) Teknik : Cetak Digital

Penempatan : Toko Buku, Sekolah, dan Mading Perpustakaan

(64)

54 bertujuan untuk memberi tahu kepada target audience atau calon pembeli dimana bisa mendapatkan buku pesona batik Jambi.

b. X-Banner

Gambar IV.9 X-Banner Sumber: Pribadi 2016

Bahan : Flexy Korea

Ukuran : 60cm x 160cm

Teknik : Cetak Digital

Penempatan : distand buku pesona batik Jambi di gramedia

(65)

55 c. Media Sosial

Penggunaan media sosial betujuan untuk melakukan promosi sencara online. Memberi tahu kepada target audience tentang motif dan makna batik Jambi secara singkat dan dimana lokasi target audience bisa membeli buku pesona batik Jambi secara langsung.

Gambar IV.10 Sosial Media Sumber: Pribadi 2016

Ukuran : 10 cm x 10 cm

(66)

56 d. Pameran

Pameran akan dilakukan setelah 2 minggu launching buku. Isi dari pameran tersebut display motif-motif dan memberikan informasi tentang batik Jambi yang bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada target audience mengenai motif dan makna batik Jambi, sejarah, dan lain sebagainya.

Gambar IV.11 Pembatas Buku Sumber: Pribadi 2016

Bahan : Art Paper

(67)

57 e. Pembatas Buku

buah tangan yang didapatkan pembeli setelah membeli buku ini. Buah tangan di sini berbentuk pembatas buku.

Gambar IV.12 Pembatas Buku

Sumber: Pribadi 2016

Bahan : Art paper 260 gram (laminasi doff)

Ukuran : 5 cm x 16 cm

Teknik : Cetak Offset

f. Baju

(68)

58

Gambar IV.13 Baju Sumber: Pribadi 2016

Bahan : Combat

Ukuran : Custom

Teknik : Sablon dan Cetak Stiker Siser

g. Paper Bag

(69)

59

Gambar IV.14 Paper Bag Sumber: Pribadi 2016

Bahan : Art paper 260gram

Ukuran : Panjang 26 cm x Tinggi 29 cm x Lebar 8 cm Teknik : Cetak Offset

h. Stiker

Stiker merupakan bagian dari bonus (merchandise) atau hadiah dari setiap pembelian buku ini.

(70)

60 Gambar IV.15 Stiker

Sumber: Pribadi 2016

Bahan : Stiker Vynil (laminasi doff)

Ukuran : 6 cm x 3 cm

Teknik : Cetak Offset

i. Gantungan Kunci dan Pin

Gantungan kunci dan Pin merupakan bagian dari bonus (merchandise) atau hadiah dari setiap pembelian buku ini.selama promo gratis baju.

Gambar IV.16 Gantungan Kunci Sumber: Pribadi 2016

Bahan : Laminasi doff

Ukuran : 5 cm x 5 cm

Gambar

Gambar II.17 Bentuk dan detail Motif Kepak Lepas Sumber: Pribadi 2015
Gambar II.18 Bentuk dan detail Motif Kuawo Berhias Sumber: Pribadi 2015
Gambar II.23 Grafik ketertarikan masyarakat terhadap batik  Sumber: Pribadi 2015
Gambar II.30 Grafik mempunyai baju batik Jambi  Sumber: Pribadi 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Batik motif arsitektur dari Mahkota Laweyan dikenal sebagai satu produk batik Indonesia yang memiliki keunikan yang memperkenalkan budaya tradisional dalam

Dari pelaksanaan survei kuesioner ini, diperoleh jawaban sebanyak jumlah kuesioner yang telah didistribusikan kepada para responden yang diidentifikasi dalam Tabel 2

Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis akan membuat motif yang terinspirasi dari batik Tasikmalaya yang sudah ada agar masyarakat khususnya

Wilayah ini dikenal sebagai sentra ikan hias di Kota Depok, namun ironisnya, justru 100% dari 21 responden tidak tahu kalau ikan hias dijadikan sebagai salah satu

Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai media informasi motif batik Merak Ngibing Garut & Tasikmalaya ini adalah dengan merancang media informasi yang tepat serta

Berdasarkan dari kuesioner yang telah peneliti sebarkan selama masa penelitian terhadap 40 responden, keadaan karyawan menurut umur yang bekerja pada Pasar Modern

Sesuai dengan sumber ide yang diambil harus melakukan pendalaman tentang potensi desa Bakaran mulai dari arti awal mulai terjadinya Batik Bakaran, Karakterisitik yang dimiliki

mempunyai ke”khas”an yang terletak pada motifnya karena hasil dari unsur tumbuhan yang hidup dari lingkungan Bandar Sintok, Negri Kedah, yaitu pohon sintok, yang digayakan sedemikian