commit to user
KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN
RETRIBUSI JASA TERMINAL
Disusun Oleh :
ROKKI HARRIS D 0106092
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik
Jurusan Ilmu Administrasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
ii
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pembimbing
Dra. Sudaryanti, M.Si
commit to user
Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pada hari :
Tanggal :
Panitia Penguji :
1. Drs. Susartono, S.U (……….)
NIP. 194507141979031001 Ketua
2. Herwan Parwiyanto, S.Sos.M.Si (……….)
NIP. 197505052008011033 Sekretaris
3. Dra. Sudaryanti, M.Si (………)
NIP. 195704261986012002 Penguji
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
commit to user
iv
MOTTO
Apabila kita takut gagal maka itu berarti kita akan
membatasi kemampuan kita
(Henry Ford)
Kebanyakan milyuner mendapat nilai B atau C di kampus.
Tapi mereka membangun kekayaan bukan dari IQ semata,
melainkan melalui kreativitas dan akal sehat.
(Thomas Stanley)
Saat semua berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan,
saat itulah kita harus berhati-hati
commit to user
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
v
Kedua orangtuaku papa mama yang telah memberikan segala kasih
sayangnya kepadaku dan dengan ikhlas telah membesarkanku. Aku
takkan pernah ada disini tanpa kalian.
v
Mas-masku dan adikku,mas Rezha mas Rikko & Shinta yang
telah memberi segala dukungan selama ini, miss u all
v
Buat utick yang selalu menghiasi setiap moment dalam hidupku dan
mencerahkan hari-hariku, yang selalu maksa supaya aku buat
skripsi. Thanks to be the best part of my life.
v
Keluarga besarku alm. kakek nenekku disemanggi lor, alm. mbah
kung, mbah tri yang masih sehat, keluarga Pakde Joko yang selama
ini telah banyak tak repotin, Om Ateng dan yang tak bisa disebut
commit to user
vi
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat,
berkah, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi yang berjudul “Kinerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan Retribusi Jasa Terminal” ini merupakan tugas akhir penulis dalam menyelesaikan studi dan memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana sosial Universitas
Sebelas Maret .
Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin dalam
menyelesaikan dan penyusunan skripsi ini, akan tetapi karya ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan lapang dada penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima pemikiran
serta dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang tulus
kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya yang tak terhingga
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
2. Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya bagi seluruh alam
commit to user
bimbingan, arahan, dan motivasi dengan sabar dan ikhlas sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Priyanto Susiloadi, M.Si. selaku Pembimbing Akademik, terima kasih
atas bimbingan akademis yang telah diberikan selama ini.
5. Drs. H. Supriyadi SN., SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret.
6. Drs. Sudarto, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.
7. Bapak Drs. Rusmanto, S.H selaku Kepala Dinas Perhubungan, Informatika,
dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan ijin penelitian
dalam rangka penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Eko selaku Kepala UPTD Terminal, Bapak Harsono selaku Kepala TU,
dan segenap pegawai di UPTD Terminal yang telah memberikan bantuan,
informasi, dan semua hal yang penulis butuhkan demi kelancaran skripsi ini.
9. Bapak Eko Prihartanto selaku Staff Dinas Perhubungan, Informatika, dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo yang telah banyak membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
10. Segenap dosen jurusan Ilmu Administrasi yang telah memberikan
pengetahuan dan pemikirannya selama penulis menempuh studi.
11. Masyarakat pengguna terminal yang banyak memberikan informasi dalam
penyusunan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
commit to user
viii
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis pada saat
kuliah maupun pada saat penulisan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap kiranya skripsi ini bermanfaat bagi semua
kalangan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, Januari 2011
commit to user
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
ABSTRAK ... xiii
ABSTRACT ………. . xiv
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Perumusan Masalah ………. 10
C. Tujuan Penelitian……… …. 10
D. Manfaat Penelitian……….... 11
BABII TINJAUAN PUSTAKA……… 12
A. KINERJA ……… 12
1. Pengertian Kinerja……… 12
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ……… 14
commit to user
x
1. Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah……… 27
2. Retribusi Terminal……….. 28
C. KINERJA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN KOMUNIKASI KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN RETRIBUSI TERMINAL……….. 29
D. KERANGKA BERPIKIR ……….. 34
BABIII METODE PENELITIAN………... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 45
A. DISKRIPSI LOKASI ………. 45
a) Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo ………. 45
b) Gambaran Umum Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo ... 46
B. PEMBAHASAN……….. 61
1. Indikator Tangible ……….. 62
2. Indikator Responsivitas ……….. 68
3. Indikator Responsibilitas ……… 73
4. Indikator Akuntabilitas ……….. 77
5. Indikator Transparansi... 85
C. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT …………. .. 87
1. Faktor Pendukung ……….. 93
commit to user
A. Kesimpulan ……… 97
B. Saran ………. 100
commit to user
xii
Daftar Tabel: Halaman
Tabel1.1. Kontribusi Dinas Perhubungan, Informatika dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo Dalam Rangka
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun
2009 ... 5 Tabel I.2 Penerimaan Retribusi JasaTerminal Tahun 2005-2009 ... 7 Tabel IV.1. Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kabupaen Sujoharjo
Berdasarkan Status.………. 49
Tabel IV.2. Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan Struktur Organisasi ... 50 Tabel IV.3 Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan Tingkat Pendidikan ………... ... 51
Tabel IV.4 Perbandingan Anggaran Kegiatan Tahun 2009 Antara
yang Direncanakan dengan Kenyataan... ... 84
Tabel IV.5. Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi……….. 87
commit to user
Daftar Gambar: Halaman
Gambar II.1. Bagan Kerangka Berfikir………... 36
Gambar III.1 Skema Model Analisis Interaktif ... 44
Gambar IV.1. Bagan Struktur Organisasi Dishubinfokom Kab. Sukoharjo.... 60
commit to user
xiv
Rokki Harris, D 0106092, “Kinerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan Retribusi Jasa Terminal”. Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Retribusi Terminal merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Sukoharjo sehingga perlu dilakukan pengelolaan agar pendapatan dari retribusi ini bisa sesuai dengan target yang dianggarkan. Pada tahun lima tahun terakhir pendapatan dari retribusi terminal tidak bisa menutup target yang telah dianggarkan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kinerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk validitas datanya menggunakan teknik triangulasi data dan analisa data yang digunakan adalah analisa model interaktif yaitu reduksi data, pengumpulan data, dan penarikan simpulan.
commit to user
Rokki Harris, D 0106092, “Performance of Official Technical Implementer Unit Bus Station Sukoharjo Regency in Bus Station Service Retribution Management ”. Thesis, Department of Administrative Sciences, Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta
Bus station service retribution is one of the income sources in Sukoharjo Regency so it is necessary for the management of revenues from this retribution can be in accordance with the budgeted target. In the last five years, revenues from the bus station service retribution can not close the budgeted targets.
This research was conducted to know the performance of the Office of Transportation, Information, and Communication at Sukoharjo District in the management of Levy terminal.
This kind of research is descriptive qualitative. Sampling used in this study was using purposive sampling technique. Methods of data collection were using interviews, observation, and documentation. For the validity of the data the researcher used triangulation techniques and data analysis the researcher was an analysis of an interactive model that was data reduction, data collection, and drawing conclusions.
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Retribusi terminal adalah salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Sukoharjo. Retribusi ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam
menyumbang PAD Kabupaten Sukoharjo. Retribusi terminal dikelola oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kabupaten Sukoharjo sebagai pelaksana teknis
Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi. Retribusi ini antara lain
didapatkan dari pemungutan retribusi kendaraan umum dan juga pungutan
retrisbusi dari masyrakat pengguna terminal maupun dari retribusi kios-kios dan
sarana-prasarana terminal.
Pada tahun 2009 Pendapatan Asli Daerah dari sektor retribusi yang
dikelola oleh UPTD Kabupaten Sukoharjo ditargetkan sebesar
Rp1.618.955.000,00. Retribusi terminal ditarget menyumbang Rp873.132.000,00
atau sebesar 53,93% dari target retribusi. Untuk lebih jelasnya rincian Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 yang dikelola oleh Dinas
TABEL 1.1 Kontribusi Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 Dalam Rangka Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
No Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%)
1 Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan
2.038.000 2.066.850 101,42
2 Retribusi Parkir di tepi
Jalan Umum
205.500.000 198.000.000 96,35
3 Retribusi Pengujian
Kend. Bermotor
480.000.000 448.310.000 93,40
4 Retribusi Jasa Terminal 873.132.000 690.212.300 79,05
5 Retribusi Penyeberangan
di atas air
24.445.000 24.455.000 100,04
6 Retribusi Izin Trayek 18.000.000 18.413.400 102,30
7 Kue Iklan dan
Pengumuman
15.840.000 16.120.000 101,77
JUMLAH 1.618.955.000 1.397.577.550 86,33
Sumber: Dishubinfokom Kab Sukoharjo Tahun 2009
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa retribusi terminal ditargetkan
menyumbang PAD sebesar 53,93% total penerimaan daerah. Oleh karena itu,
Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sebagai
commit to user
Kabupaten Sukoharjo No.27 Tahun 2003 Tentang Retribusi Terminal sebagai
pengganti perda Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Retribusi Terminal.
Penerbitan Peraturan Daerah tersebut merupakan langkah Pemerintah
Kabupaten Sukoharjo dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari
sektor retribusi sehingga pemerintah daerah memiliki landasan hukum yang pasti
dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan penarikan retribusi daerah.
Mengingat begitu besarnya kontribusi dari retribusi terminal terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo maka UPTD Terminal sebagai
instansi pengelola retribusi terminal harus meningkatkan kinerjanya dalam
pengelolaan retribusi terminal sehingga hasil yang didapat bisa mencapai target
pendapatan sesuai yang ditentukan. Namun pada kenyataannya pendapatan yang
diperoleh dari retribusi terminal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo memiliki dua terminal besar, yaitu
terminal batas kota yang berlokasi di jantung Kota Sukoharjo tepatnya di jalan
raya Wonogiri-Sukoharjo. Terminal ini merupakan terminal utama di Kabupaten
Sukoharjo dan mempunyai lokasi yang sangat strategis dimana merupakan
terminal penghubung antara Kabupaten Sukoharjo dengan Kabupaten Wonogiri.
Terminal yang lain adalah Terminal Kartasura yang berada di Kartasura, terminal
ini memiliki kekurangan dibandingkan terminal Sukoharjo, yaitu lokasi yang tidak
strategis, sehingga para pemilik kendaraan umum enggan masuk ke terminal
karena lokasi Terminal Kartasura. Masyarakat pengguna pun enggan masuk ke
Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo
sebagai instansi pengelola retribusi terminal dihadapkan pada permasalahan yang
sangat penting, dimana pendapatan yang diperoleh dari retribusi terminal tidak
bisa mencapai target Pendapatan Asli Daerah yang telah dianggarakan. Berikut
adalah tabel relisasi pendapatan dari sektor retribusi terminal selama lima tahun
terakhir.
Tabel I.2 Penerimaan Retribusi Terminal Tahun 2005-2009
Tahun Target Realisasi Presentase
2005 1.065.310.000 807.793.400 75,82%
2006 965.211.000 672.710.150 69,69%
2007 970.211.000 687.717.700 70,88%
2008 970.211.000 723.795.750 74,60%
2009 873.132.000 690.212.300 79,05%
Sumber : UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo
Dari tabel di atas terlihat bahwa pendapatan dari retribusi terminal selama
5 tahun terakhir belum pernah bisa mencapai target yang diharapkan. Tidak
tercapainya target ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktor adalah
kurangnya pengelolaan terhadap sarana dan prasarana terminal itu sendiri. Selain
itu, fasilitas penunjang lain seperti kamar mandi yang bersih dan mushola juga
tidak bisa ditemukan disana. Kurangnya sarana dan prasarana tersebut yang
commit to user
bus justru di luar terminal. Masalah lain berkaitan dengan kinerja Dinas
Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo adalah dalam
hal pengelolaan kios terminal. Kios yang ada di terminal Sukoharjo hampir tutup
semua. (sumber: www.KRjogja.com).
Fungsi dari terminal adalah sebagai tempat pemberhentian bus dan tempat
penumpang menunggu bus sehingga banyak masyarakat umum yang
memanfaakan fasilitas terminal. Masyarakat tersebut akan dipungut retribusi
peron yang pada akhirnya juga akan menambah pendapatan terhadap retribusi
terminal. Namun pada kenyataannya, terminal-terminal di Kabupaten Sukoharjo
ini sangat sepi baik dari penumpang maupun kendaraan umum.
Salah satu penyebab tidak tercapainya target dari retribusi terminal ini
adalah karena lemahnya kesadaran dari pemilik kendaraan umum untuk
membayar retribusi terminal. Hal ini diketahui dari tidak semua kendaraan umum
masuk ke terminal atau membayar retribusi terminal, padahal salah satu
penerimaan utama dari retribusi terminal di dapat dari banyaknya bus atau
kendaraan umum yang membayar retribusi terminal. Hampir 40% dari jumlah
kendaraan umum yang beroperasi tidak masuk ke terminal (sumber:
www.harianjoglosemar.com). Menurunnya jumlah kendaraan umum yang masuk
ke terminal akan berpengaruh pada retribusi sehingga diwajibkan semua
kendaraan umum untuk masuk ke terminal walaupun hanya untuk transit.
Mengingat begitu besarnya peran retribusi dalam menyumbang PAD
Kabupaten Sukoharjo maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk menggali
sumber pendapatan daerah yang penting di Kabupaten Sukoharjo guna membiayai
penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah dalam kerangka
otonomi daerah. Oleh karena itu UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo sebagai
instansi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan retribusi terminal harus
berupaya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor retribusi. Salah satu faktor
yang menjadi pendukung keberhasilan pengelolaan retribusi terminal adalah
dilihat dari kinerja pihak UPTD Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
untuk itu penulis tertarik mengambil penelitian dengan judul “Kinerja Unit
Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan
Retribusi Jasa Terminal”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
” Bagaimanakah kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam
commit to user
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini aadalah sebagai berikut :
1. Tujuan Operasional
Untuk mengetahui kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo
dalam pengelolaan retribusi jasa terminal.
2. Tujuan Fungsional
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak, sebagai bahan pemikiran dalam meningkatkan kinerja
pengelolaan retribusi terminal baik di Kabupaten Sukoharjo maupun di
daerah lainnya.
3. Tujuan Individual
Untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat guna memperoleh
gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Diperolehnya informasi dan gambaran mengenai kinerja organisasi
publik terutama kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam
pengelolaan retribusi jasa terminal.
2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi instansi-instansi terkait Dinas
berkaitan dengan kinerja organisasi publik terutama dalam pengelolaan
retribusi terminal.
3. Bagi penulis, merupakan kesempatan untuk menerapkan teori yang
diperoleh ke dalam praktek nyata. Sehingga dapat melatih cara berfikir
sistematis di samping belajar mengembangkan kemampuan
profesional.
4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KINERJA
1. PENGERTIAN KINERJA
Pengertian kinerja menurut Joko Widodo pada hakekatnya
berkaitan dengan tanggung jawab individu atau organisasi dalam
menjalankan apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil
seperti yang diharapkan. (Joko Widodo, 2005; 79)
Sedangkan Bastian dalam Hessel Nogi Tangkisilan mengemukakan
bahwa kinerja adalah merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian
hasil pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya mewujudkan
sasaran tujuan, visi dan misi organisasi tersebut. (Hessel Nogi Tangkilisan,
2005 : 175).
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam
strategic planning suatu organisasi. (Mahsun, 2006:25).
Sedangkan John Withmore dalam Lijan Poltak Sinambela
mengemukakan bahwa kinerja merupakan ekspresi potensi seseorang
Untuk meningkatkan kinerja yang optimum perlu ditetapkan standar
kinerja yang jelas, yang dapat menjadi acuan bagi seluruh pegawai.
Kinerja pegawai akan tercipta jika pegawai dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik. (Lijan Poltak Sinambela, 2006 : 138)
Encyclopedia of Public Administration and Public Policy Tahun
2003 dalam Keban, menyebutkan bahwa kinerja memberikan gambaran
tentang seberapa jauh organisasi mencapai hasil ketika dibandingkan
dengan kinerjanya terdahulu dibandingkan dengan organisasi lain dan
sampai seberapa jauh pencapaian tujuan dan target yang telah ditetapkan.
(Keban , 2004 : 193)
Lebih lanjut dalam dalam Pedoman Penyusunan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia dalam Widodo menyebutkan bahwa kinerja merupakan
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi
organisasi. (Widodo, 2005 : 79).
Sedangkan menurut Bernardin dan Russel dalam Ruky
mendefinisikan ‘performance is defined as the record of outcomes
produced on a specified job function or activity during specified time
period’ kinerja sebagai catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari
fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu
commit to user
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa kinerja organisasi dapat diartikan sebagai kemampuan organisasi
untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas yang menjadi tanggung
jawabnya dalam mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang
mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Kinerja dapat
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar dan dari dalam.
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
Yuwono dkk. dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengemukakan
bahwa faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kinerja suatu organisasi
meliputi upaya manajemen dalam menerjemahkan dan menyelaraskan
tujuan organisasi, budaya organisasi, kualitas sumber daya manusia yang
dimiliki organisasi, dan kepemimpinan yang efektif. (Tangkilisan,
2005:180).
Ruky dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengidentifikasikan
faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap tingkat pencapaian kinerja
organisasi sebagai berikut :
a. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang
digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh
organisasi. Semakin berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan
b. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi.
c. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan
ruangan, dan kebersihan.
d. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada
dalam organisasi yang bersangkutan.
e. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota
organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi.
f. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi,
imbalan, promosi, dan lain-lain.
(Tangkilisan, 2005:180).
Sedangkan Soesilo dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengemukakan
bahwa kinerja suatu organisasi birokrasi di masa depan dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut :
a. Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan
fungsi yang menjalankan aktivitas organisasi.
b. Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi.
c. Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas karyawan untuk
bekerja dan berkarya secara optimal.
d. Sistem informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan
commit to user
e. Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan
penggunaan teknologi bagi penyelenggaraan organisasi pada setiap
aktivitas organisasi.
(Tangkilisan, 2005 : 180-181).
Atmosoeprapto dalam Tangkilisan mengemukakan bahwa kinerja
suatu organisasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun
faktor eksternal seperti berikut ini :
a. Faktor eksternal yang terdiri dari :
1) Faktor politik, yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan
kekuasaan Negara yang berpengaruh pada keamanan dan
ketertiban, yang akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk
berkarya secara maksimal.
2) Faktor ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang
berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli
untuk menggerakkan sektor-sektor lainnya sebagai suatu system
ekonomi yang lebih besar.
3) Faktor sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang di tengah
masyarakat, yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos
kerja yang dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi.
b. Faktor internal yang terdiri dari :
1) Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin
2) Struktur organisasi, sebagai desain antara fungsi yang akan
dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada.
3) Sumber daya manusia, yaitu kualitas dan pengelolaan anggota
organisasi sebagai penggerak jalanya organisasi secara
keseluruhan.
4) Budaya organisasi, yaitu gaya identitas suatu organisasi dalam pola
kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang bersangkutan.
(Tangkilisan, 2005:181-182).
Dalam melihat bagaimana kinerja organisasi atau instansi telah
dicapai, diperlukan proses pengukuran atau evaluasi kinerja. Pengukuran
kinerja merupakan sebuah proses mengevaluasi individu-individu untuk
sampai pada keputusan-keputusan sumber daya manusia yang obyektif.
Kinerja organisasi perlu dinilai hasilnya sehingga dapat di evaluasi agar
kedepannya kinerja tersebut menjadi lebih baik.
3. PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA
Whittaker dalam Mahsun menjelaskan bahwa pengukuran kinerja
merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. (Mahsun, 2009 :
25-26).
Menurut Marcel Guenon dan Bruno yang ditulis dalam
commit to user
Tahun 2007 Hal 35-36 dalam www.inderscience.com, jenis-jenis
pengukuran kinerja dinyatakan sebagai berikut:
“ The measurement of the performance in service activities must
lead to focus our attention on various complementary criteria in a
balanced way. This general view of performance avoids any
focusing privileging the measurement of a single criterion with the
detriment of the others. For this reason, four types of different
measurements can be established on Informations concerning the
inputs, Informations concerning the activities, Informations
concerning the outputs, Informations concerning the outcomes.”
(Pengukuran kinerja dalam kegiatan-kegiatan pelayanan berperan
penting untuk memusatkan perhatian kita pada berbagai kriteria
yang saling melengkapi secara seimbang. Secara umum kinerja
menghindari memfokuskan pengukuran pada satu kriteria dengan
kerugian yang lain. Untuk alasan ini, empat jenis pengukuran yang
berbeda dapat didirikan pada informasi mengenai input, informasi
mengenai aktivitas, informasi mengenai keluaran, informasi
mengenai hasil).
Pengukuran kinerja mempunyai beberapa manfaat. Simon dalam
Mahsun menyebutkan bahwa pengukuran kinerja membantu manajer
dalam memonitor implementasi stategi bisnis dengan cara
membandingkan antara hasil aktual dengan sasaran dan tujuan strategis.
suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai
pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi
sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas. (Mahsun, 2009 : 26)
Dari berbagai hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran
kinerja mempunyai peran yang penting dalam pengembangan kapasitas
organisasi, mengukur tingkat keberhasilan program dan penentuan strategi
selanjutnya dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi atau instansi.
Selain itu tanpa adanya pengukuran kinerja, maka tidak akan diketahui
mana yang harus dihargai serta dipertahankan dan mana yang harus
diperbaiki oleh organisasi atau instansi tersebut.
Evaluasi kinerja dalam Widodo merupakan kegiatan untuk menilai
atau melihat keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi atau unit kerja,
dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya, karena
itu evaluasi kinerja merupakan analisis dan interpretasi keberhasilan dan
kegagalan pencapaian kinerja (Widodo 2007:94).
Menurut Siagian (1999) yang dikutip oleh Keban, sistem evaluasi
kinerja yang baik akan sangat bermanfaat untuk berbagai kepentingan,
seperti mendorong peningkatan prestasi kerja, bahan pengambilan
keputusan dalam pemberian imbalan, kepentingan mutasi pegawai,
penyusunan program pendidikan dan pelatihan, dan membantu pegawai
commit to user
Dari berbagai pendapat tentang cara mengukur kinerja diatas, dapat
disimpulkan bahwa pengukuran kinerja pada intinya dilakukan dengan
membandingkan antara indikator yang dapat berbentuk rencana, sasaran,
standar tertentu, ataupun harapan dengan realisasi yang sudah dilakukan
oleh individu atau instansi tersebut. Sehingga pada akhirnya dapat dilihat
berapa besarnya gap yang terjadi.
Menurut Dwiyanto dkk. Pengertian kinerja organisasi dalam
birokrasi publik secara lengkap dapat dilihat dari dari beberapa indikator,
yaitu sebagai berikut :
a) Produktivitas
Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat
efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada
umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan output.
b) Kualitas Layanan
Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin
penting dalam menjelaskan kinerja organisasi publik. Banyak
pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik
muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas
layanan yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian,
kepuasan masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan inidikator
c) Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk
mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda, dan prioritas
pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan
publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara
singkat responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan antara
program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat. Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indikator
kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan
kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan
tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Responsivitas yang rendah ditunjukkan dengan ketidakselarasan
antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas
menunjukkan kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan
tujuan organisasi organisasi publik. Organisasi yang memiliki
responsivitas yang rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang
jelek pula.
d) Responsibilitas
Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan
organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
commit to user
baik yang eksplisit maupun implisit. Oleh sebab itu, responsibilitas
bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas.
e) Akuntabilitas
Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar
kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat
politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para
pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat dengan
sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat.
Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan
untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi
publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. Kinerja
organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari ukuran internal yang
dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah, seperti
pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran
eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki
akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan
sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam
masyarakat. (Agus Dwiyanto, 2006 : 50-51).
Sedangkan Tim Balint, Sarah Schernbeck dan Simone Schneider
dalam jurnal internasional public administration and development artikel
Performance Accountability in The UN Secretariat – The Conflictual Way
“Process accountability thus focuses on how an organization or a
bureaucrat achieves something rather than on what is actually
accomplished.” (Proses akuntabilitas difokuskan pada bagaimana
sebuah organisasi atau birokrat mencapai sesuatu dibandingkan
pada apa yang sebenarnya dicapai).
Sementara itu Lenvine dalam review literatur yang diketemukan
oleh Ratminto dan Atik dalam buku “Manajemen Pelayanan”
mengemukakan tiga konsep yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur
kinerja organisasi publik, yakni responsivitas (responsiveness),
Responsibilitas (responsibility) dan akuntabilitas (accountability).
1) Responsiveness atau responsivitas ini mengukur daya tanggap
providers terhadap harapan, keinginan dan aspirasi serta
tuntutan customers.
2) Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik
itu dilakukan dengan tidak melanggar ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan.
3) Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian antara
penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran-ukuran eksternal
commit to user (Ratminto & Atik, 2005:175)
Selain itu Zeithaml, Parasuraman & Berry (1990) dalam Ratminto
& Atik juga mengungkapkan beberapa indicator kinerja, yaitu : tangibles,
reliability, responsiveness, assurance, empathy.
a) Tangibles atau ketampakan fisik, artinya petampakan fisik dari
gedung, peralatan, pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang
dimiliki oleh providers.
b) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat.
c) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk
menolong customers dan menyelenggarakan pelayanan secara
ikhlas.
d) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan
para pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan
kepercayaan kepada customers.
e) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang
diberikan oleh provider kepada costumers.
(Ratminto & Atik, 2005:175-176)
Sedangkan Tim Balint, Sarah Schernbeck dan Simone Schneider
dalam jurnal internasional public administration and development artikel
Performance Accountability in The UN Secretariat – The Conflictual Way
Process accountability thus focuses on how an organization or a
bureaucrat achieves something rather than on what is actually
accomplished. (Proses akuntabilitas difokuskan pada bagaimana
sebuah organisasi atau birokrat mencapai sesuatu dibandingkan
pada apa yang sebenarnya dicapai).
Menurut Ratminto dan Atik, indikator kinerja dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu indikator kinerja yang
berorientasi pada proses dan indikator kinerja yang berorientasi pada hasil.
Indikator-indikator tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Ukuran yang berorientasi pada hasil:
a) Efektivitas
Efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan,
baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupu misi
organisasi. Akan tetapi pencapaian tujuan ini harus juga mengacu
pada visi organisasi.
b) Produktivitas
Produktivitas adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan
pemerintah daerah untuk menghasilkan keluaran yang dibutuhkan
oleh masyarakat.
c) Efisiensi
commit to user
menyelenggarakan suatu jenis pelayanan tertentu dengan masukan
(biaya dan waktu) yang sesedikit mungkin. Dengan demikian,
kinerja Pemerintah Daerah akan menjadi semakin tinggi apabila
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya dan dengan biaya yang
semurah-murahnya.
d) Kepuasan
Kepuasan, artinya seberapa jauh Pemerintah Daerah dapat
memenuhi kebutuhan karyawan dan masyarakat.
e) Keadilan
Keadilan yang merata, artinya cakupan atau jangkauan kegiatan
dan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah harus
diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan
diperlakukan secara adil.
2. Ukuran yang berorientasi pada proses
a) Responsivitas
Adalah kemampuan provider untuk mengenali kebutuhan
masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta
mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa responsivitas ini mengukur daya tanggap providers terhadap
b) Responsibilitas
Ini adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat
kesesuaian antara penyelenggaraan pemerintahan dengan hukum
atau peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan.
c) Akuntabilitas
Ini adalah ukura yang menunjukkan seberapa besar tingkat
kesesuaian antara penyelenggaraan pemerintahan dengan
ukuran-ukuran eksternal yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh
stakeholders, seperti nilai dan norma yang berkembang di
masyarakat.
d) Keadaptasian
Keadaptasian adalah ukuran yang menunjukkan daya tanggap
organisasi terhadap tuntutan perubahan yang terjadi di
lingkungannya.
e) Kelangsungan hidup
Kelangsungan hidup artinya seberapa jauh Pemerintah Daerah
atau program pelayanan dapat menunjukkan kemampuan untuk
terus berkembang dan bertahan hidup dalam berkompetisi dengan
daerah atau program lain.
f) Keterbukaan/transparansi
Adalah bahwa prosedur/tatacara, penyelenggaraan
commit to user
diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun
tidak diminta.
g) Empati
Empati adalah perlakuan atau perhatian Pemerintah Daerah
atau penyelenggara jasa pelayanan atau providers terhadap isu-isu
aktual yang sedang berkembang di masyarakat.
(Ratminto & Atik, 2005:180-181)
Melihat beberapa alasan tidak tercapainya target retribusi maka
kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten
Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal bisa dilihat dari
bagaimana proses yang dilakukan UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo
dalam pengelolaan retribusi jasa terminal. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini indikator yang digunakan adalah indikator yang berorientasi
pada proses antara lain, yaitu: tangible, responsivenes, responsibility,
accountability, dan transparancy.
B. RETRIBUSI
1. PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
Pengertian pajak daerah menurut Undang-undang Nomor 34 Tahun
2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut :
”Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang
yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan pembangunan daerah.”
Menurut Undang-undang Nomor 34 tahun 2000, bahwa yang
dimaksud dengan retribusi yang selanjutnya disebut retribusi daerah
adalah suatu pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang
khusus atas jasa atau pemberian ijin atau diberikan oleh pemerintah daerah
untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Jadi retribusi mempunyai pengertian yang berbeda dibandingkan
dengan pajak. Retribusi pada umumnya mempunyai hubungan langsung
dengan kembalinya prestasi, karena pembayaran tersebut ditujukan
semata-mata untuk mendapatkan suatu prestasi tertentu dari pemerintah.
Retribusi daerah adalah Pungutan Daerah merupakan pembayaran atas jasa
atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh
pemerintah untuk kepentingan pribadi atau golongan.
2. RETRIBUSI TERMINAL
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 17 Tahun
2000 Tentang Retribusi Terminal menjelaskan bahwa:
a. Retribusi terminal yang selanjutnya disebut retribusi adalah
pembayaran atas pelayan penyedian tempat pemberhentian
commit to user
dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal yang dimiliki dan
dikelola oleh Pemerintah Daerah
b. Terminal adalah prasarana untuk kepentingan angkutan jalan
raya guna mengatur kedatangan, pemberangkatan, dan
berpangkalnya kendaraan bermotor angkutan umum serta
menaikkan dan menurunkan orang atau barang.
c. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut
peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk
melakukan pembayaran retribusi.
d. Objek retribusi adalah pelayanan penyediaan fasilitas terminal
yang meliputi:
- Penyediaan tempat pemberhentian kendaraan bermotor
angkutan umum
- Penyediaan tempat kegiatan usaha
- Fasilitas lainnya di lingkungan terminal
C. Kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal
Dari definisi tentang kinerja dapat disimpulkan bahwa kinerja atau
performance merupakan capaian atau hasil kerja dari suatu organisasi atau
instansi dalam jangka waktu tertentu. Yang dinilai dari kinerja ini adalah sejauh
sasaran yang telah ditentukan sebelumnya atau kesesuaian pelaksanaan tugas
dengan visi misi yang diemban oleh organisasi atau instansi tersebut.
Sedangkan retribusi terminal adalah pembayaran atas pelayanan terminal
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Daerah. Dalam penelitian mengenai kinerja Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi dalam pengelolaan retribusi terminal penulis
menggunakan indicator yang digunakan sebagai tolak ukur kinerja. Indicator
tersebut, yaitu: tangible, responsivenes, responsibility, accountability, dan
transparancy. Secara rinci beberapa indikator yang digunakan untuk pengukuran
kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tangible (ketampakan fisik)
Tangible merupakan ketampakan fisik dari gedung, peralatan,
pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh providers.
(Ratminto & Atik, 2007: 177) .
Tangible atau wujud fisik digunakan sebagai tolak ukur yang
penting untuk menentukan kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo
dalam pengelolaan retribusi jasa terminal, karena terminal tidak terlepas
dari sarana dan prasarana. Tangible atau wujud fisik ini dapat dilihat dari
adanya sarana dan prasarana yang mendukung, seperti misalnya
ketersediaan ruang tunggu terminal, fasilitas kamar mandi, mushola, dan
commit to user 2. Responsiveness (responsivitas)
Responsivitas merupakan salah satu konsep yang digunakan
sebagai indikator untuk menilai kinerja. Responsivitas ini merupakan
daya tanggap yang dimiliki suatu organisasi terhadap suatu
permasalahan. Konsep responsivitas menurut Joko Widodo merupakan
konsep pertanggungjawaban dari sisi yang menerima pelayanan
(masyarakat) yakni seberapa tanggap para administrator negara bersikap
tanggap terhadap apa yang menjadi permasalahan, kebutuhan, keluhan
dan aspirasi mereka. (Joko Widodo, 2002; 151).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa responsivitas berarti
kemampuan dari kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam
merespon dan menanggapi apa yang menjadi permasalahan dan
keinginan dari masyarakat berkaitan dengan fasilitas terminal. Dalam
penelitian ini indikator responsivitas digunakan untuk mengetahui
seberapa besar daya tanggap pihak UPTD Terminal Kabupaten
Sukoharjo dalam menyikapi keluhan atau aspirasi dari masyarakat terkait
dengan terminal.
3. Responbility (responsibilitas)
Responsibilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik yang dilakukan
UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo tidak melanggar
Dalam penelitian mengenai kinerja Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam
pengelolaan retribusi terminal responsibilitas bisa dilihat dari
apakah pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan retribusi terminal itu dilakukan sesuai dengan
prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan dari
UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo. Oleh sebab itu,
responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan
responsivitas.
4. Accountability (akuntabilitas)
Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar
kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat
politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para
pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat dengan
sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat.
Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan
untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi
publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. (Agus
Dwiyanto, 2006 : 50)
Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari
commit to user
kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan
retribusi jasa terminal akuntabilitas lebih ditekankan pada
akuntabilitas eksternal yaitu seberapa besar pertanggungjawaban
pihak UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo terhadap masyarakat
sebagai pengguna fasilitas terminal dan pada Dishubkominfo
Kabupaten Sukoharjo sebagai instansi yang memberikan tanggung
jawab kepada UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam
pengelolaan retribusi terminal. Dengan indikator akuntabilitas ini
bisa diukur seberapa besar pertanggungjawaban pihak UPTD
Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa
terminal.
5. Transparancy (keterbukaan)
Adalah bahwa prosedur atau tatacara, penyelenggaraan
pemerintahan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses
pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah
diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun
tidak diminta. (Ratminto & Atik, 2007: 179)
Transparansi terhadap publik adalah sebuah tuntutan yang
harus dipenuhi UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam
menjalankan tugasnya dalam pengelolaan retribusi jasa terminal.
Dengan mengetahui segala informasi tentang pengelolaan retribusi
pengelolaan retribusi jasa terminal. Dengan adanya transparansi
yang baik maka UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo akan dapat
meningkatkan kinerjanya.
Beberapa indikator seperti tangible, responsivitas, responbility
akuntabilitas, dan transparancy inilah yang nantinya akan digunakan oleh penulis
dalam melakukan penelitian terhadap kinerja UPTD Terminal Kabupaten
Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal. Karena indikator-indikator
tersebut dapat menjadi tolak ukur dalam menilai kinerja UPTD Terminal
Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal.
D. KERANGKA BERPIKIR
Kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan
retribusi jasa terminal merupakan kemampuan UPTD Terminal Kabupaten
Sukoharjo dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam pelayanan jasa terminal dan
dalam pengelolaan retribusi. Kinerja ini diharapkan mampu menjelaskan apakah
UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo mampu melaksanakan tugas-tugas dan
fungsi-fungsi yang diembankan kepadanya secara optimal berhasil di dalam
pencapaian target sesuai yang telah ditentukan.
Untuk mengukur kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam
pengelolaan retribusi jasa terminal pada penelitian ini menggunakan indikator
commit to user Kinerja Dishubinfokom
Kabupaten Sukoharjo 1. Tangible
2. Responsivitas 3. Responsibilitas 4. Akuntabilitas 5. Transparansi
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan pengelolaan retribusi
terminal, sehingga hambatan-hambatan tersebut bisa diatasi dan pada akhirnya
target dapat tercapai. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah ekonomi,
kepemimpinan, dan. sumber daya manusia.
Kerangka berpikir dari kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo ini dapat dilihat dari gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Target tidak tercapai
Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. ekonomi
2. kepemimpinan,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan suatu keadaan sebagaimana
adanya. Hasil penelitian ditekankan pada pemberian gambaran secara objektif
tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Oleh sebab itu bentuk
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bermaksud
memberikan gambaran secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta
dan sifat-sifat populasi tertentu.
Penelitian kualitatif mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan
mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut
apa adanya di lapangan studinya (HB Sutopo, 2002:111)
Pada prinsipnya dengan metode deskriptif, data-data yang dikumpulkan
berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Dengan demikian laporan penelitian
ini berupa kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.
Jadi penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk menyusun gambaran
mengenai objek apa yang diteliti dengan terlebih dahulu peneliti mengumpulkan
data di lokasi penelitian, lalu data itu diolah dan diartikan untuk kemudian
dianalisa dari data yang telah disajikan. Dalam penelitian ini lebih menekankan
pada gambaran mengenai kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam
commit to user
B. Lokasi Penelitian.
Lokasi yang dipilih adalah wilayah kerja pemerintah Kabupaten
Sukoharjo, dengan mengambil lokus pada UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo.
Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan bahwa wilayah ini terus berkembang
pembangunannya secara pesat, ditandai dengan semakin tumbuhnya
perusahaan-perusahaan maupun pemodal yang menanamkan investasi di Kabupaten
Sukoharjo, sehingga berpotensi untuk berkembang menjadi wilayah industri yang
sangat berpengaruh terhadap perkembangan jumlah kendaraan yang menjadi
objek dari retribusi terminal.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Karena penulisan ini penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif maka
penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling dimana sampel diambil beradasarkan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan ini misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang
kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti (Sugiyono 2008:218).
Hal ini untuk mencari atau menentukan informan dalam wawancara. Teknik ini
menggunakan berbagai pertimbangan yang berdasarkan pada konsep teoritis yang
dipergunakan, keingintahuan pribadi dan karakteristik empiris.
Dalam Purposive Sampling pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas
ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang
Sehingga dalam mencari informasi didasarkan pada sumber atau orang-orang
yang dianggap tepat, yaitu yang mengetahui dan mengerti seluk beluk mengenai
informasi untuk menjadi sumber data. Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada
kemampuan UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi
terminal. Sampel yang di pilih adalah pegawai di UPTD Terminal Dishubinfokom
Kabupaten Sukoharjo yang mengetahui tentang seluk beluk retribusi terminal dan
masyarakat menggunakan terminal.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Observasi
Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan
(lokasi Penelitian). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
observasi non partisipan dimana peneliti hanya melakukan
pengamatan mengenai fenomena-fenomena yang diteliti dengan
tidak ikut dalam peristiwa atau kegiatan yang diamati secara
langsung.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara
commit to user
mempermudah dalam proses wawancara, peneliti membuat
pedoman wawancara yang memuat garis-garis pokok pertanyaan,
dan apabila dianggap perlu, peneliti dapat mengajukan pertanyaan
diluar pedoman wawancara tersebut.
Dalam penelitian mengenai Kinerja Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo ini, teknik
wawancara akan dilakukan kepada pegawai di UPTD Terminal
Kabupaten Sukoharjo dan masyarakat yang menggunakan terminal.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan mempelajari dan
mencatat dokumen-dokumen berkaitan dengan objek penelitian
yang diambil dari beberapa sumber demi kesempurnaan penelitian.
Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan
dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (H.B. Sutopo, 2002 :
54).
Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi yang dilakukan adalah
dengan cara mengumpulkan dan mencatat data yang bersumber
pada arsip, buku, laporan, dan dokumen lain yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Dokumen tersebut meliputi antara lain
Renstra Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo, Perda, Lakip, dan
E. Validitas Data
Validitas data dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa data yang
diperoleh sesuai kenyataan atau fakta sehingga kesimpulan yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk itu peneliti menggunakan cara Trianggulasi data.
Trianggulasi data mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data wajib
menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya data yang sama atau
sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari sumber data yang
berbeda. (HB. Sutopo, 2002 : 79) Dalam hal ini, trianggulasi yang digunakan
adalah trianggulasi sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik
informasi yang diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda. Ini dilakukan
dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
dan atau membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan. Dengan demikian data yang satu akan dikontrol oleh data yang sama
dari sumber lain.
Dala penelitian ini triangulasi dilakukan dengan membandingkan hasil
wawancara antara pegawai di UPTD Terminal dengan masyarakat pengguna
terminal.
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatf pada dasarnya proses analisis dilakukan
bersamaan dengan proses pelaksanaan pengumpulan data. Model yang digunakan
commit to user
penafsiran data dimana penulis mengungkapkan dalam bentuk uraian-uraian dan
penjelasan lainnya yang pada akhirnya dapat diambil suatu
kesimpulan-kesimpulan serta saran-sara sesuai dengan tujuan penelitian ini.
Dalam metode interaktif ini terdapat tiga komponen analisis, yaitu :
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Aktivitas yang dilakukan
dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses
siklus. (HB. Sutopo, 2002; 91) Pengertian dari tiga komponen tersebut adalah :
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting,
dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat
dilakukan. (H.B.Sutopo, 2002 : 92).
2. Penyajian Data
Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, diskripsi
dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat
dilakukan. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang
telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian sehingga narasi yang
tersaji merupakan diskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk
mencerikatan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data
selain dalam bentuk narasi kalimat juga dapat meliputi berbagai jenis
matriks, gambar atau skema, jaringan kerja, kaitan kegiatan, dan juga table
informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan dapat dimengerti dalam
bentuk yang lebih kompak. (H.B.Sutopo, 2002 : 92).
3. Penarikan Simpulan dan Verifikasinya
Simpulan perlu diverivikasi agar cukup mantap dan benar-benar
bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas
pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan
teoat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada
peneliti. Pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar
pada cacatan lapangan. Verivikasi juga dapat berupa kegiatan yang
dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian, misalnya dengan cara
berdiskusi, atau memeriksa antar teman.
Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya simpulan
penelitian menjadi lebih kokoh dan menjadi lebih dipercaya. (H.B.Sutopo,
2002 : 93)
Teknik analisis kualitatif interaktif dapat digambarkan dalam
bentuk rangkaian yang utuh antara ketiga komponen diatas (reduksi data,
commit to user
Gambar 3.1
Skema Model Analisis Interaktif (HB. Sutopo, 2002; 96)
Keterangan:
Data yang terkumpul direduksi berupa seleksi dan penyederhanaan data dan
kemudian diambil simpulan. Tahap-tahap ini tidak harus urut yang
memungkinkan adanya penilaian data kembali setelah adanya gambaran
simpulan.
Pengumpulan Data
Reduksi Data Sajian data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI LOKASI
1. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo
Ø Kondisi Geografis Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Jawa Tengah. Letak geografis wilayah Kabupaten Sukoharjo
masing-masing dibatasi oleh:
a) Sebelah utara :Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar
b) Sebelah timur :Kabupaten Karanganyar
c) Sebelah selatan :Kabupaten Gunungkidul (DIY) dan
Kabupaten Wonogiri
d) Sebelah barat :Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.
Secara astronomis, Kabupaten Sukoharjo terletak antara
110057’33,70”-110042’6,79” Bujur Timur dan 70
32’17,00”-7049’32,00”.
Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu penyangga pusat
pengembangan Surakarta dengan kondisi dan potensi wilayah yang
sangat strategis.
Secara administratif, Kabupaten Sukoharjo terbagi atas dua belas
commit to user
wilayah Provinsi Jawa Tengah. Wilayah kecamatan yang paling luas
adalah Kecamatan Polokarto dengan luas 6.218 ha atau mencapai tiga
belas persen dari luas wilayah Kabupaten Sukoharjo. Wilayah
kecamatan yang paling sempit adalah Kecamatan Kartasura dengan luas
1.932 ha atau mencapai empat persen dari luas wilayah Kabupaten
Sukoharjo.
2. Gambaran Umum Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo
a. Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas pokok Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi
Kabupaten Sukoharjo adalah melaksanakan urusan Pemerintahan
Daerah di bidang perhubungan, informatika dan komunikasi.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut Dinas Perhubungan,
Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo mempunyai fungsi:
1) penyusunan kebijakan teknis dan administratif di bidang
perhubungan, informatika, dan komunikasi daerah;
2) pengoordinasian, fasilitasi, dan pembinaan kegiatan perhubungan,
informatika, dan komunikasi;
3) pelaksanaan pelayanan perizinan dan pemberian rekomendasi izin
di bidang perhubungan, informatika, dan komunikasi di daerah;
4) pengelolaan urusan ketatausahaan; dan
b. Visi dan Misi
Visi Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi Kabupaten
Sukoharjo adalah “Terwujudnya Sistem Transportasi, Informasi, dan
Komunikasi yang Handal di Kabupaten Sukoharjo”.
Agar visi tersebut dapat terlaksana, maka ditetapkan Misi Dinas
Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo
sebagai berikut:
1) Meningkatkan pelayanan di bidang transportasi dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat dan mendukung peningkatan
pendapatan asli daerah;
2) Pengelolaan data informasi yang akurat untuk diinformasikan
kepada masyarakat luas;
3) Menjaga keselamatan lingkungan sebagai dampak pengembangan
teknologi seluler dan tower seluler;
4) Menciptakan masyarakat Sukoharjo berbasis informasi yang
berkualitas.
c. Tujuan dan Sasaran
1) Tujuan
Tujuan yeng hendak dicapai Dinas Perhubungan, Informatika dan
Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam melaksanakan