• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS TERMINAL KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN RETRIBUSI JASA TERMINAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KINERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS TERMINAL KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN RETRIBUSI JASA TERMINAL"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN

RETRIBUSI JASA TERMINAL

Disusun Oleh :

ROKKI HARRIS D 0106092

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Dra. Sudaryanti, M.Si

(3)

commit to user

Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada hari :

Tanggal :

Panitia Penguji :

1. Drs. Susartono, S.U (……….)

NIP. 194507141979031001 Ketua

2. Herwan Parwiyanto, S.Sos.M.Si (……….)

NIP. 197505052008011033 Sekretaris

3. Dra. Sudaryanti, M.Si (………)

NIP. 195704261986012002 Penguji

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

(4)

commit to user

iv

MOTTO

Apabila kita takut gagal maka itu berarti kita akan

membatasi kemampuan kita

(Henry Ford)

Kebanyakan milyuner mendapat nilai B atau C di kampus.

Tapi mereka membangun kekayaan bukan dari IQ semata,

melainkan melalui kreativitas dan akal sehat.

(Thomas Stanley)

Saat semua berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan,

saat itulah kita harus berhati-hati

(5)

commit to user

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

v

Kedua orangtuaku papa mama yang telah memberikan segala kasih

sayangnya kepadaku dan dengan ikhlas telah membesarkanku. Aku

takkan pernah ada disini tanpa kalian.

v

Mas-masku dan adikku,mas Rezha mas Rikko & Shinta yang

telah memberi segala dukungan selama ini, miss u all

v

Buat utick yang selalu menghiasi setiap moment dalam hidupku dan

mencerahkan hari-hariku, yang selalu maksa supaya aku buat

skripsi. Thanks to be the best part of my life.

v

Keluarga besarku alm. kakek nenekku disemanggi lor, alm. mbah

kung, mbah tri yang masih sehat, keluarga Pakde Joko yang selama

ini telah banyak tak repotin, Om Ateng dan yang tak bisa disebut

(6)

commit to user

vi

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat,

berkah, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi yang berjudul “Kinerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan Retribusi Jasa Terminal” ini merupakan tugas akhir penulis dalam menyelesaikan studi dan memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana sosial Universitas

Sebelas Maret .

Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin dalam

menyelesaikan dan penyusunan skripsi ini, akan tetapi karya ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan lapang dada penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima pemikiran

serta dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang tulus

kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya yang tak terhingga

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

2. Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya bagi seluruh alam

(7)

commit to user

bimbingan, arahan, dan motivasi dengan sabar dan ikhlas sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Priyanto Susiloadi, M.Si. selaku Pembimbing Akademik, terima kasih

atas bimbingan akademis yang telah diberikan selama ini.

5. Drs. H. Supriyadi SN., SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret.

6. Drs. Sudarto, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

7. Bapak Drs. Rusmanto, S.H selaku Kepala Dinas Perhubungan, Informatika,

dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan ijin penelitian

dalam rangka penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Eko selaku Kepala UPTD Terminal, Bapak Harsono selaku Kepala TU,

dan segenap pegawai di UPTD Terminal yang telah memberikan bantuan,

informasi, dan semua hal yang penulis butuhkan demi kelancaran skripsi ini.

9. Bapak Eko Prihartanto selaku Staff Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo yang telah banyak membantu dalam

penyusunan skripsi ini.

10. Segenap dosen jurusan Ilmu Administrasi yang telah memberikan

pengetahuan dan pemikirannya selama penulis menempuh studi.

11. Masyarakat pengguna terminal yang banyak memberikan informasi dalam

penyusunan skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

(8)

commit to user

viii

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis pada saat

kuliah maupun pada saat penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap kiranya skripsi ini bermanfaat bagi semua

kalangan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, Januari 2011

(9)

commit to user

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ………. . xiv

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Perumusan Masalah ………. 10

C. Tujuan Penelitian……… …. 10

D. Manfaat Penelitian……….... 11

BABII TINJAUAN PUSTAKA……… 12

A. KINERJA ……… 12

1. Pengertian Kinerja……… 12

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ……… 14

(10)

commit to user

x

1. Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah……… 27

2. Retribusi Terminal……….. 28

C. KINERJA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN KOMUNIKASI KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN RETRIBUSI TERMINAL……….. 29

D. KERANGKA BERPIKIR ……….. 34

BABIII METODE PENELITIAN………... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 45

A. DISKRIPSI LOKASI ………. 45

a) Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo ………. 45

b) Gambaran Umum Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo ... 46

B. PEMBAHASAN……….. 61

1. Indikator Tangible ……….. 62

2. Indikator Responsivitas ……….. 68

3. Indikator Responsibilitas ……… 73

4. Indikator Akuntabilitas ……….. 77

5. Indikator Transparansi... 85

C. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT …………. .. 87

1. Faktor Pendukung ……….. 93

(11)

commit to user

A. Kesimpulan ……… 97

B. Saran ………. 100

(12)

commit to user

xii

Daftar Tabel: Halaman

Tabel1.1. Kontribusi Dinas Perhubungan, Informatika dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo Dalam Rangka

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun

2009 ... 5 Tabel I.2 Penerimaan Retribusi JasaTerminal Tahun 2005-2009 ... 7 Tabel IV.1. Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kabupaen Sujoharjo

Berdasarkan Status.………. 49

Tabel IV.2. Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan Struktur Organisasi ... 50 Tabel IV.3 Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan Tingkat Pendidikan ………... ... 51

Tabel IV.4 Perbandingan Anggaran Kegiatan Tahun 2009 Antara

yang Direncanakan dengan Kenyataan... ... 84

Tabel IV.5. Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi……….. 87

(13)

commit to user

Daftar Gambar: Halaman

Gambar II.1. Bagan Kerangka Berfikir………... 36

Gambar III.1 Skema Model Analisis Interaktif ... 44

Gambar IV.1. Bagan Struktur Organisasi Dishubinfokom Kab. Sukoharjo.... 60

(14)

commit to user

xiv

Rokki Harris, D 0106092, “Kinerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan Retribusi Jasa Terminal”. Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Retribusi Terminal merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Sukoharjo sehingga perlu dilakukan pengelolaan agar pendapatan dari retribusi ini bisa sesuai dengan target yang dianggarkan. Pada tahun lima tahun terakhir pendapatan dari retribusi terminal tidak bisa menutup target yang telah dianggarkan.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kinerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk validitas datanya menggunakan teknik triangulasi data dan analisa data yang digunakan adalah analisa model interaktif yaitu reduksi data, pengumpulan data, dan penarikan simpulan.

(15)

commit to user

Rokki Harris, D 0106092, “Performance of Official Technical Implementer Unit Bus Station Sukoharjo Regency in Bus Station Service Retribution Management ”. Thesis, Department of Administrative Sciences, Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta

Bus station service retribution is one of the income sources in Sukoharjo Regency so it is necessary for the management of revenues from this retribution can be in accordance with the budgeted target. In the last five years, revenues from the bus station service retribution can not close the budgeted targets.

This research was conducted to know the performance of the Office of Transportation, Information, and Communication at Sukoharjo District in the management of Levy terminal.

This kind of research is descriptive qualitative. Sampling used in this study was using purposive sampling technique. Methods of data collection were using interviews, observation, and documentation. For the validity of the data the researcher used triangulation techniques and data analysis the researcher was an analysis of an interactive model that was data reduction, data collection, and drawing conclusions.

(16)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Retribusi terminal adalah salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Sukoharjo. Retribusi ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam

menyumbang PAD Kabupaten Sukoharjo. Retribusi terminal dikelola oleh Unit

Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kabupaten Sukoharjo sebagai pelaksana teknis

Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi. Retribusi ini antara lain

didapatkan dari pemungutan retribusi kendaraan umum dan juga pungutan

retrisbusi dari masyrakat pengguna terminal maupun dari retribusi kios-kios dan

sarana-prasarana terminal.

Pada tahun 2009 Pendapatan Asli Daerah dari sektor retribusi yang

dikelola oleh UPTD Kabupaten Sukoharjo ditargetkan sebesar

Rp1.618.955.000,00. Retribusi terminal ditarget menyumbang Rp873.132.000,00

atau sebesar 53,93% dari target retribusi. Untuk lebih jelasnya rincian Pendapatan

Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 yang dikelola oleh Dinas

(17)

TABEL 1.1 Kontribusi Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 Dalam Rangka Meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD).

No Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%)

1 Retribusi Pelayanan

Persampahan/Kebersihan

2.038.000 2.066.850 101,42

2 Retribusi Parkir di tepi

Jalan Umum

205.500.000 198.000.000 96,35

3 Retribusi Pengujian

Kend. Bermotor

480.000.000 448.310.000 93,40

4 Retribusi Jasa Terminal 873.132.000 690.212.300 79,05

5 Retribusi Penyeberangan

di atas air

24.445.000 24.455.000 100,04

6 Retribusi Izin Trayek 18.000.000 18.413.400 102,30

7 Kue Iklan dan

Pengumuman

15.840.000 16.120.000 101,77

JUMLAH 1.618.955.000 1.397.577.550 86,33

Sumber: Dishubinfokom Kab Sukoharjo Tahun 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa retribusi terminal ditargetkan

menyumbang PAD sebesar 53,93% total penerimaan daerah. Oleh karena itu,

Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sebagai

(18)

commit to user

Kabupaten Sukoharjo No.27 Tahun 2003 Tentang Retribusi Terminal sebagai

pengganti perda Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Retribusi Terminal.

Penerbitan Peraturan Daerah tersebut merupakan langkah Pemerintah

Kabupaten Sukoharjo dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari

sektor retribusi sehingga pemerintah daerah memiliki landasan hukum yang pasti

dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan penarikan retribusi daerah.

Mengingat begitu besarnya kontribusi dari retribusi terminal terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo maka UPTD Terminal sebagai

instansi pengelola retribusi terminal harus meningkatkan kinerjanya dalam

pengelolaan retribusi terminal sehingga hasil yang didapat bisa mencapai target

pendapatan sesuai yang ditentukan. Namun pada kenyataannya pendapatan yang

diperoleh dari retribusi terminal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Pemerintah Kabupaten Sukoharjo memiliki dua terminal besar, yaitu

terminal batas kota yang berlokasi di jantung Kota Sukoharjo tepatnya di jalan

raya Wonogiri-Sukoharjo. Terminal ini merupakan terminal utama di Kabupaten

Sukoharjo dan mempunyai lokasi yang sangat strategis dimana merupakan

terminal penghubung antara Kabupaten Sukoharjo dengan Kabupaten Wonogiri.

Terminal yang lain adalah Terminal Kartasura yang berada di Kartasura, terminal

ini memiliki kekurangan dibandingkan terminal Sukoharjo, yaitu lokasi yang tidak

strategis, sehingga para pemilik kendaraan umum enggan masuk ke terminal

karena lokasi Terminal Kartasura. Masyarakat pengguna pun enggan masuk ke

(19)

Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo

sebagai instansi pengelola retribusi terminal dihadapkan pada permasalahan yang

sangat penting, dimana pendapatan yang diperoleh dari retribusi terminal tidak

bisa mencapai target Pendapatan Asli Daerah yang telah dianggarakan. Berikut

adalah tabel relisasi pendapatan dari sektor retribusi terminal selama lima tahun

terakhir.

Tabel I.2 Penerimaan Retribusi Terminal Tahun 2005-2009

Tahun Target Realisasi Presentase

2005 1.065.310.000 807.793.400 75,82%

2006 965.211.000 672.710.150 69,69%

2007 970.211.000 687.717.700 70,88%

2008 970.211.000 723.795.750 74,60%

2009 873.132.000 690.212.300 79,05%

Sumber : UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo

Dari tabel di atas terlihat bahwa pendapatan dari retribusi terminal selama

5 tahun terakhir belum pernah bisa mencapai target yang diharapkan. Tidak

tercapainya target ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktor adalah

kurangnya pengelolaan terhadap sarana dan prasarana terminal itu sendiri. Selain

itu, fasilitas penunjang lain seperti kamar mandi yang bersih dan mushola juga

tidak bisa ditemukan disana. Kurangnya sarana dan prasarana tersebut yang

(20)

commit to user

bus justru di luar terminal. Masalah lain berkaitan dengan kinerja Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo adalah dalam

hal pengelolaan kios terminal. Kios yang ada di terminal Sukoharjo hampir tutup

semua. (sumber: www.KRjogja.com).

Fungsi dari terminal adalah sebagai tempat pemberhentian bus dan tempat

penumpang menunggu bus sehingga banyak masyarakat umum yang

memanfaakan fasilitas terminal. Masyarakat tersebut akan dipungut retribusi

peron yang pada akhirnya juga akan menambah pendapatan terhadap retribusi

terminal. Namun pada kenyataannya, terminal-terminal di Kabupaten Sukoharjo

ini sangat sepi baik dari penumpang maupun kendaraan umum.

Salah satu penyebab tidak tercapainya target dari retribusi terminal ini

adalah karena lemahnya kesadaran dari pemilik kendaraan umum untuk

membayar retribusi terminal. Hal ini diketahui dari tidak semua kendaraan umum

masuk ke terminal atau membayar retribusi terminal, padahal salah satu

penerimaan utama dari retribusi terminal di dapat dari banyaknya bus atau

kendaraan umum yang membayar retribusi terminal. Hampir 40% dari jumlah

kendaraan umum yang beroperasi tidak masuk ke terminal (sumber:

www.harianjoglosemar.com). Menurunnya jumlah kendaraan umum yang masuk

ke terminal akan berpengaruh pada retribusi sehingga diwajibkan semua

kendaraan umum untuk masuk ke terminal walaupun hanya untuk transit.

Mengingat begitu besarnya peran retribusi dalam menyumbang PAD

Kabupaten Sukoharjo maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk menggali

(21)

sumber pendapatan daerah yang penting di Kabupaten Sukoharjo guna membiayai

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah dalam kerangka

otonomi daerah. Oleh karena itu UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo sebagai

instansi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan retribusi terminal harus

berupaya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor retribusi. Salah satu faktor

yang menjadi pendukung keberhasilan pengelolaan retribusi terminal adalah

dilihat dari kinerja pihak UPTD Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,

untuk itu penulis tertarik mengambil penelitian dengan judul “Kinerja Unit

Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan

Retribusi Jasa Terminal”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

” Bagaimanakah kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam

(22)

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini aadalah sebagai berikut :

1. Tujuan Operasional

Untuk mengetahui kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo

dalam pengelolaan retribusi jasa terminal.

2. Tujuan Fungsional

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak, sebagai bahan pemikiran dalam meningkatkan kinerja

pengelolaan retribusi terminal baik di Kabupaten Sukoharjo maupun di

daerah lainnya.

3. Tujuan Individual

Untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat guna memperoleh

gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diperolehnya informasi dan gambaran mengenai kinerja organisasi

publik terutama kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam

pengelolaan retribusi jasa terminal.

2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi instansi-instansi terkait Dinas

(23)

berkaitan dengan kinerja organisasi publik terutama dalam pengelolaan

retribusi terminal.

3. Bagi penulis, merupakan kesempatan untuk menerapkan teori yang

diperoleh ke dalam praktek nyata. Sehingga dapat melatih cara berfikir

sistematis di samping belajar mengembangkan kemampuan

profesional.

4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan

(24)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KINERJA

1. PENGERTIAN KINERJA

Pengertian kinerja menurut Joko Widodo pada hakekatnya

berkaitan dengan tanggung jawab individu atau organisasi dalam

menjalankan apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil

seperti yang diharapkan. (Joko Widodo, 2005; 79)

Sedangkan Bastian dalam Hessel Nogi Tangkisilan mengemukakan

bahwa kinerja adalah merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

hasil pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya mewujudkan

sasaran tujuan, visi dan misi organisasi tersebut. (Hessel Nogi Tangkilisan,

2005 : 175).

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam

strategic planning suatu organisasi. (Mahsun, 2006:25).

Sedangkan John Withmore dalam Lijan Poltak Sinambela

mengemukakan bahwa kinerja merupakan ekspresi potensi seseorang

(25)

Untuk meningkatkan kinerja yang optimum perlu ditetapkan standar

kinerja yang jelas, yang dapat menjadi acuan bagi seluruh pegawai.

Kinerja pegawai akan tercipta jika pegawai dapat melaksanakan tanggung

jawabnya dengan baik. (Lijan Poltak Sinambela, 2006 : 138)

Encyclopedia of Public Administration and Public Policy Tahun

2003 dalam Keban, menyebutkan bahwa kinerja memberikan gambaran

tentang seberapa jauh organisasi mencapai hasil ketika dibandingkan

dengan kinerjanya terdahulu dibandingkan dengan organisasi lain dan

sampai seberapa jauh pencapaian tujuan dan target yang telah ditetapkan.

(Keban , 2004 : 193)

Lebih lanjut dalam dalam Pedoman Penyusunan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah Lembaga Administrasi Negara Republik

Indonesia dalam Widodo menyebutkan bahwa kinerja merupakan

gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi

organisasi. (Widodo, 2005 : 79).

Sedangkan menurut Bernardin dan Russel dalam Ruky

mendefinisikan ‘performance is defined as the record of outcomes

produced on a specified job function or activity during specified time

period’ kinerja sebagai catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari

fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu

(26)

commit to user

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa kinerja organisasi dapat diartikan sebagai kemampuan organisasi

untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas yang menjadi tanggung

jawabnya dalam mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang

mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Kinerja dapat

dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar dan dari dalam.

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

Yuwono dkk. dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengemukakan

bahwa faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kinerja suatu organisasi

meliputi upaya manajemen dalam menerjemahkan dan menyelaraskan

tujuan organisasi, budaya organisasi, kualitas sumber daya manusia yang

dimiliki organisasi, dan kepemimpinan yang efektif. (Tangkilisan,

2005:180).

Ruky dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengidentifikasikan

faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap tingkat pencapaian kinerja

organisasi sebagai berikut :

a. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang

digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh

organisasi. Semakin berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan

(27)

b. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi.

c. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan

ruangan, dan kebersihan.

d. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada

dalam organisasi yang bersangkutan.

e. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota

organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi.

f. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi,

imbalan, promosi, dan lain-lain.

(Tangkilisan, 2005:180).

Sedangkan Soesilo dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengemukakan

bahwa kinerja suatu organisasi birokrasi di masa depan dipengaruhi oleh

faktor-faktor berikut :

a. Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan

fungsi yang menjalankan aktivitas organisasi.

b. Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi.

c. Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas karyawan untuk

bekerja dan berkarya secara optimal.

d. Sistem informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan

(28)

commit to user

e. Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan

penggunaan teknologi bagi penyelenggaraan organisasi pada setiap

aktivitas organisasi.

(Tangkilisan, 2005 : 180-181).

Atmosoeprapto dalam Tangkilisan mengemukakan bahwa kinerja

suatu organisasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun

faktor eksternal seperti berikut ini :

a. Faktor eksternal yang terdiri dari :

1) Faktor politik, yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan

kekuasaan Negara yang berpengaruh pada keamanan dan

ketertiban, yang akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk

berkarya secara maksimal.

2) Faktor ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang

berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli

untuk menggerakkan sektor-sektor lainnya sebagai suatu system

ekonomi yang lebih besar.

3) Faktor sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang di tengah

masyarakat, yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos

kerja yang dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi.

b. Faktor internal yang terdiri dari :

1) Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin

(29)

2) Struktur organisasi, sebagai desain antara fungsi yang akan

dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada.

3) Sumber daya manusia, yaitu kualitas dan pengelolaan anggota

organisasi sebagai penggerak jalanya organisasi secara

keseluruhan.

4) Budaya organisasi, yaitu gaya identitas suatu organisasi dalam pola

kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang bersangkutan.

(Tangkilisan, 2005:181-182).

Dalam melihat bagaimana kinerja organisasi atau instansi telah

dicapai, diperlukan proses pengukuran atau evaluasi kinerja. Pengukuran

kinerja merupakan sebuah proses mengevaluasi individu-individu untuk

sampai pada keputusan-keputusan sumber daya manusia yang obyektif.

Kinerja organisasi perlu dinilai hasilnya sehingga dapat di evaluasi agar

kedepannya kinerja tersebut menjadi lebih baik.

3. PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA

Whittaker dalam Mahsun menjelaskan bahwa pengukuran kinerja

merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan

kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. (Mahsun, 2009 :

25-26).

Menurut Marcel Guenon dan Bruno yang ditulis dalam

(30)

commit to user

Tahun 2007 Hal 35-36 dalam www.inderscience.com, jenis-jenis

pengukuran kinerja dinyatakan sebagai berikut:

“ The measurement of the performance in service activities must

lead to focus our attention on various complementary criteria in a

balanced way. This general view of performance avoids any

focusing privileging the measurement of a single criterion with the

detriment of the others. For this reason, four types of different

measurements can be established on Informations concerning the

inputs, Informations concerning the activities, Informations

concerning the outputs, Informations concerning the outcomes.”

(Pengukuran kinerja dalam kegiatan-kegiatan pelayanan berperan

penting untuk memusatkan perhatian kita pada berbagai kriteria

yang saling melengkapi secara seimbang. Secara umum kinerja

menghindari memfokuskan pengukuran pada satu kriteria dengan

kerugian yang lain. Untuk alasan ini, empat jenis pengukuran yang

berbeda dapat didirikan pada informasi mengenai input, informasi

mengenai aktivitas, informasi mengenai keluaran, informasi

mengenai hasil).

Pengukuran kinerja mempunyai beberapa manfaat. Simon dalam

Mahsun menyebutkan bahwa pengukuran kinerja membantu manajer

dalam memonitor implementasi stategi bisnis dengan cara

membandingkan antara hasil aktual dengan sasaran dan tujuan strategis.

(31)

suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai

pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi

sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas

pengambilan keputusan dan akuntabilitas. (Mahsun, 2009 : 26)

Dari berbagai hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran

kinerja mempunyai peran yang penting dalam pengembangan kapasitas

organisasi, mengukur tingkat keberhasilan program dan penentuan strategi

selanjutnya dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi atau instansi.

Selain itu tanpa adanya pengukuran kinerja, maka tidak akan diketahui

mana yang harus dihargai serta dipertahankan dan mana yang harus

diperbaiki oleh organisasi atau instansi tersebut.

Evaluasi kinerja dalam Widodo merupakan kegiatan untuk menilai

atau melihat keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi atau unit kerja,

dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya, karena

itu evaluasi kinerja merupakan analisis dan interpretasi keberhasilan dan

kegagalan pencapaian kinerja (Widodo 2007:94).

Menurut Siagian (1999) yang dikutip oleh Keban, sistem evaluasi

kinerja yang baik akan sangat bermanfaat untuk berbagai kepentingan,

seperti mendorong peningkatan prestasi kerja, bahan pengambilan

keputusan dalam pemberian imbalan, kepentingan mutasi pegawai,

penyusunan program pendidikan dan pelatihan, dan membantu pegawai

(32)

commit to user

Dari berbagai pendapat tentang cara mengukur kinerja diatas, dapat

disimpulkan bahwa pengukuran kinerja pada intinya dilakukan dengan

membandingkan antara indikator yang dapat berbentuk rencana, sasaran,

standar tertentu, ataupun harapan dengan realisasi yang sudah dilakukan

oleh individu atau instansi tersebut. Sehingga pada akhirnya dapat dilihat

berapa besarnya gap yang terjadi.

Menurut Dwiyanto dkk. Pengertian kinerja organisasi dalam

birokrasi publik secara lengkap dapat dilihat dari dari beberapa indikator,

yaitu sebagai berikut :

a) Produktivitas

Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat

efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada

umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan output.

b) Kualitas Layanan

Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin

penting dalam menjelaskan kinerja organisasi publik. Banyak

pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik

muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas

layanan yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian,

kepuasan masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan inidikator

(33)

c) Responsivitas

Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk

mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda, dan prioritas

pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan

publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara

singkat responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan antara

program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi

masyarakat. Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indikator

kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan

kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan

tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Responsivitas yang rendah ditunjukkan dengan ketidakselarasan

antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas

menunjukkan kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan

tujuan organisasi organisasi publik. Organisasi yang memiliki

responsivitas yang rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang

jelek pula.

d) Responsibilitas

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan

organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip

(34)

commit to user

baik yang eksplisit maupun implisit. Oleh sebab itu, responsibilitas

bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas.

e) Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar

kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat

politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para

pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat dengan

sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat.

Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan

untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi

publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. Kinerja

organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari ukuran internal yang

dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah, seperti

pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran

eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam

masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki

akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan

sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam

masyarakat. (Agus Dwiyanto, 2006 : 50-51).

Sedangkan Tim Balint, Sarah Schernbeck dan Simone Schneider

dalam jurnal internasional public administration and development artikel

Performance Accountability in The UN Secretariat – The Conflictual Way

(35)

“Process accountability thus focuses on how an organization or a

bureaucrat achieves something rather than on what is actually

accomplished.” (Proses akuntabilitas difokuskan pada bagaimana

sebuah organisasi atau birokrat mencapai sesuatu dibandingkan

pada apa yang sebenarnya dicapai).

Sementara itu Lenvine dalam review literatur yang diketemukan

oleh Ratminto dan Atik dalam buku “Manajemen Pelayanan”

mengemukakan tiga konsep yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur

kinerja organisasi publik, yakni responsivitas (responsiveness),

Responsibilitas (responsibility) dan akuntabilitas (accountability).

1) Responsiveness atau responsivitas ini mengukur daya tanggap

providers terhadap harapan, keinginan dan aspirasi serta

tuntutan customers.

2) Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik

itu dilakukan dengan tidak melanggar ketentuan-ketentuan

yang telah ditetapkan.

3) Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian antara

penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran-ukuran eksternal

(36)

commit to user (Ratminto & Atik, 2005:175)

Selain itu Zeithaml, Parasuraman & Berry (1990) dalam Ratminto

& Atik juga mengungkapkan beberapa indicator kinerja, yaitu : tangibles,

reliability, responsiveness, assurance, empathy.

a) Tangibles atau ketampakan fisik, artinya petampakan fisik dari

gedung, peralatan, pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang

dimiliki oleh providers.

b) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk

menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat.

c) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk

menolong customers dan menyelenggarakan pelayanan secara

ikhlas.

d) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan

para pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan

kepercayaan kepada customers.

e) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang

diberikan oleh provider kepada costumers.

(Ratminto & Atik, 2005:175-176)

Sedangkan Tim Balint, Sarah Schernbeck dan Simone Schneider

dalam jurnal internasional public administration and development artikel

Performance Accountability in The UN Secretariat – The Conflictual Way

(37)

Process accountability thus focuses on how an organization or a

bureaucrat achieves something rather than on what is actually

accomplished. (Proses akuntabilitas difokuskan pada bagaimana

sebuah organisasi atau birokrat mencapai sesuatu dibandingkan

pada apa yang sebenarnya dicapai).

Menurut Ratminto dan Atik, indikator kinerja dapat

dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu indikator kinerja yang

berorientasi pada proses dan indikator kinerja yang berorientasi pada hasil.

Indikator-indikator tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Ukuran yang berorientasi pada hasil:

a) Efektivitas

Efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan,

baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupu misi

organisasi. Akan tetapi pencapaian tujuan ini harus juga mengacu

pada visi organisasi.

b) Produktivitas

Produktivitas adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan

pemerintah daerah untuk menghasilkan keluaran yang dibutuhkan

oleh masyarakat.

c) Efisiensi

(38)

commit to user

menyelenggarakan suatu jenis pelayanan tertentu dengan masukan

(biaya dan waktu) yang sesedikit mungkin. Dengan demikian,

kinerja Pemerintah Daerah akan menjadi semakin tinggi apabila

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dalam waktu

yang sesingkat-singkatnya dan dengan biaya yang

semurah-murahnya.

d) Kepuasan

Kepuasan, artinya seberapa jauh Pemerintah Daerah dapat

memenuhi kebutuhan karyawan dan masyarakat.

e) Keadilan

Keadilan yang merata, artinya cakupan atau jangkauan kegiatan

dan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah harus

diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan

diperlakukan secara adil.

2. Ukuran yang berorientasi pada proses

a) Responsivitas

Adalah kemampuan provider untuk mengenali kebutuhan

masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta

mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan

kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat dapat dikatakan

bahwa responsivitas ini mengukur daya tanggap providers terhadap

(39)

b) Responsibilitas

Ini adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat

kesesuaian antara penyelenggaraan pemerintahan dengan hukum

atau peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan.

c) Akuntabilitas

Ini adalah ukura yang menunjukkan seberapa besar tingkat

kesesuaian antara penyelenggaraan pemerintahan dengan

ukuran-ukuran eksternal yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh

stakeholders, seperti nilai dan norma yang berkembang di

masyarakat.

d) Keadaptasian

Keadaptasian adalah ukuran yang menunjukkan daya tanggap

organisasi terhadap tuntutan perubahan yang terjadi di

lingkungannya.

e) Kelangsungan hidup

Kelangsungan hidup artinya seberapa jauh Pemerintah Daerah

atau program pelayanan dapat menunjukkan kemampuan untuk

terus berkembang dan bertahan hidup dalam berkompetisi dengan

daerah atau program lain.

f) Keterbukaan/transparansi

Adalah bahwa prosedur/tatacara, penyelenggaraan

(40)

commit to user

diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun

tidak diminta.

g) Empati

Empati adalah perlakuan atau perhatian Pemerintah Daerah

atau penyelenggara jasa pelayanan atau providers terhadap isu-isu

aktual yang sedang berkembang di masyarakat.

(Ratminto & Atik, 2005:180-181)

Melihat beberapa alasan tidak tercapainya target retribusi maka

kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten

Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal bisa dilihat dari

bagaimana proses yang dilakukan UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo

dalam pengelolaan retribusi jasa terminal. Oleh karena itu, dalam

penelitian ini indikator yang digunakan adalah indikator yang berorientasi

pada proses antara lain, yaitu: tangible, responsivenes, responsibility,

accountability, dan transparancy.

B. RETRIBUSI

1. PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

Pengertian pajak daerah menurut Undang-undang Nomor 34 Tahun

2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut :

”Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang

(41)

yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan

daerah dan pembangunan daerah.”

Menurut Undang-undang Nomor 34 tahun 2000, bahwa yang

dimaksud dengan retribusi yang selanjutnya disebut retribusi daerah

adalah suatu pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang

khusus atas jasa atau pemberian ijin atau diberikan oleh pemerintah daerah

untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Jadi retribusi mempunyai pengertian yang berbeda dibandingkan

dengan pajak. Retribusi pada umumnya mempunyai hubungan langsung

dengan kembalinya prestasi, karena pembayaran tersebut ditujukan

semata-mata untuk mendapatkan suatu prestasi tertentu dari pemerintah.

Retribusi daerah adalah Pungutan Daerah merupakan pembayaran atas jasa

atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh

pemerintah untuk kepentingan pribadi atau golongan.

2. RETRIBUSI TERMINAL

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 17 Tahun

2000 Tentang Retribusi Terminal menjelaskan bahwa:

a. Retribusi terminal yang selanjutnya disebut retribusi adalah

pembayaran atas pelayan penyedian tempat pemberhentian

(42)

commit to user

dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal yang dimiliki dan

dikelola oleh Pemerintah Daerah

b. Terminal adalah prasarana untuk kepentingan angkutan jalan

raya guna mengatur kedatangan, pemberangkatan, dan

berpangkalnya kendaraan bermotor angkutan umum serta

menaikkan dan menurunkan orang atau barang.

c. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut

peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk

melakukan pembayaran retribusi.

d. Objek retribusi adalah pelayanan penyediaan fasilitas terminal

yang meliputi:

- Penyediaan tempat pemberhentian kendaraan bermotor

angkutan umum

- Penyediaan tempat kegiatan usaha

- Fasilitas lainnya di lingkungan terminal

C. Kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal

Dari definisi tentang kinerja dapat disimpulkan bahwa kinerja atau

performance merupakan capaian atau hasil kerja dari suatu organisasi atau

instansi dalam jangka waktu tertentu. Yang dinilai dari kinerja ini adalah sejauh

(43)

sasaran yang telah ditentukan sebelumnya atau kesesuaian pelaksanaan tugas

dengan visi misi yang diemban oleh organisasi atau instansi tersebut.

Sedangkan retribusi terminal adalah pembayaran atas pelayanan terminal

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang diselenggarakan

oleh Pemerintah Daerah. Dalam penelitian mengenai kinerja Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi dalam pengelolaan retribusi terminal penulis

menggunakan indicator yang digunakan sebagai tolak ukur kinerja. Indicator

tersebut, yaitu: tangible, responsivenes, responsibility, accountability, dan

transparancy. Secara rinci beberapa indikator yang digunakan untuk pengukuran

kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tangible (ketampakan fisik)

Tangible merupakan ketampakan fisik dari gedung, peralatan,

pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh providers.

(Ratminto & Atik, 2007: 177) .

Tangible atau wujud fisik digunakan sebagai tolak ukur yang

penting untuk menentukan kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo

dalam pengelolaan retribusi jasa terminal, karena terminal tidak terlepas

dari sarana dan prasarana. Tangible atau wujud fisik ini dapat dilihat dari

adanya sarana dan prasarana yang mendukung, seperti misalnya

ketersediaan ruang tunggu terminal, fasilitas kamar mandi, mushola, dan

(44)

commit to user 2. Responsiveness (responsivitas)

Responsivitas merupakan salah satu konsep yang digunakan

sebagai indikator untuk menilai kinerja. Responsivitas ini merupakan

daya tanggap yang dimiliki suatu organisasi terhadap suatu

permasalahan. Konsep responsivitas menurut Joko Widodo merupakan

konsep pertanggungjawaban dari sisi yang menerima pelayanan

(masyarakat) yakni seberapa tanggap para administrator negara bersikap

tanggap terhadap apa yang menjadi permasalahan, kebutuhan, keluhan

dan aspirasi mereka. (Joko Widodo, 2002; 151).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa responsivitas berarti

kemampuan dari kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam

merespon dan menanggapi apa yang menjadi permasalahan dan

keinginan dari masyarakat berkaitan dengan fasilitas terminal. Dalam

penelitian ini indikator responsivitas digunakan untuk mengetahui

seberapa besar daya tanggap pihak UPTD Terminal Kabupaten

Sukoharjo dalam menyikapi keluhan atau aspirasi dari masyarakat terkait

dengan terminal.

3. Responbility (responsibilitas)

Responsibilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan

seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik yang dilakukan

UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo tidak melanggar

(45)

Dalam penelitian mengenai kinerja Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam

pengelolaan retribusi terminal responsibilitas bisa dilihat dari

apakah pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan

pengelolaan retribusi terminal itu dilakukan sesuai dengan

prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan dari

UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo. Oleh sebab itu,

responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan

responsivitas.

4. Accountability (akuntabilitas)

Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar

kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat

politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para

pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat dengan

sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat.

Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan

untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi

publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. (Agus

Dwiyanto, 2006 : 50)

Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari

(46)

commit to user

kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan

retribusi jasa terminal akuntabilitas lebih ditekankan pada

akuntabilitas eksternal yaitu seberapa besar pertanggungjawaban

pihak UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo terhadap masyarakat

sebagai pengguna fasilitas terminal dan pada Dishubkominfo

Kabupaten Sukoharjo sebagai instansi yang memberikan tanggung

jawab kepada UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam

pengelolaan retribusi terminal. Dengan indikator akuntabilitas ini

bisa diukur seberapa besar pertanggungjawaban pihak UPTD

Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa

terminal.

5. Transparancy (keterbukaan)

Adalah bahwa prosedur atau tatacara, penyelenggaraan

pemerintahan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses

pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah

diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun

tidak diminta. (Ratminto & Atik, 2007: 179)

Transparansi terhadap publik adalah sebuah tuntutan yang

harus dipenuhi UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam

menjalankan tugasnya dalam pengelolaan retribusi jasa terminal.

Dengan mengetahui segala informasi tentang pengelolaan retribusi

(47)

pengelolaan retribusi jasa terminal. Dengan adanya transparansi

yang baik maka UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo akan dapat

meningkatkan kinerjanya.

Beberapa indikator seperti tangible, responsivitas, responbility

akuntabilitas, dan transparancy inilah yang nantinya akan digunakan oleh penulis

dalam melakukan penelitian terhadap kinerja UPTD Terminal Kabupaten

Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal. Karena indikator-indikator

tersebut dapat menjadi tolak ukur dalam menilai kinerja UPTD Terminal

Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal.

D. KERANGKA BERPIKIR

Kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan

retribusi jasa terminal merupakan kemampuan UPTD Terminal Kabupaten

Sukoharjo dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam pelayanan jasa terminal dan

dalam pengelolaan retribusi. Kinerja ini diharapkan mampu menjelaskan apakah

UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo mampu melaksanakan tugas-tugas dan

fungsi-fungsi yang diembankan kepadanya secara optimal berhasil di dalam

pencapaian target sesuai yang telah ditentukan.

Untuk mengukur kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam

pengelolaan retribusi jasa terminal pada penelitian ini menggunakan indikator

(48)

commit to user Kinerja Dishubinfokom

Kabupaten Sukoharjo 1. Tangible

2. Responsivitas 3. Responsibilitas 4. Akuntabilitas 5. Transparansi

faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan pengelolaan retribusi

terminal, sehingga hambatan-hambatan tersebut bisa diatasi dan pada akhirnya

target dapat tercapai. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah ekonomi,

kepemimpinan, dan. sumber daya manusia.

Kerangka berpikir dari kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo ini dapat dilihat dari gambar 2.1

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Target tidak tercapai

Faktor-faktor yang mempengaruhi

1. ekonomi

2. kepemimpinan,

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan suatu keadaan sebagaimana

adanya. Hasil penelitian ditekankan pada pemberian gambaran secara objektif

tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Oleh sebab itu bentuk

penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bermaksud

memberikan gambaran secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta

dan sifat-sifat populasi tertentu.

Penelitian kualitatif mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan

mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut

apa adanya di lapangan studinya (HB Sutopo, 2002:111)

Pada prinsipnya dengan metode deskriptif, data-data yang dikumpulkan

berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Dengan demikian laporan penelitian

ini berupa kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.

Jadi penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk menyusun gambaran

mengenai objek apa yang diteliti dengan terlebih dahulu peneliti mengumpulkan

data di lokasi penelitian, lalu data itu diolah dan diartikan untuk kemudian

dianalisa dari data yang telah disajikan. Dalam penelitian ini lebih menekankan

pada gambaran mengenai kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam

(50)

commit to user

B. Lokasi Penelitian.

Lokasi yang dipilih adalah wilayah kerja pemerintah Kabupaten

Sukoharjo, dengan mengambil lokus pada UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo.

Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan bahwa wilayah ini terus berkembang

pembangunannya secara pesat, ditandai dengan semakin tumbuhnya

perusahaan-perusahaan maupun pemodal yang menanamkan investasi di Kabupaten

Sukoharjo, sehingga berpotensi untuk berkembang menjadi wilayah industri yang

sangat berpengaruh terhadap perkembangan jumlah kendaraan yang menjadi

objek dari retribusi terminal.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Karena penulisan ini penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif maka

penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling dimana sampel diambil beradasarkan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan ini misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang

kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan

peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti (Sugiyono 2008:218).

Hal ini untuk mencari atau menentukan informan dalam wawancara. Teknik ini

menggunakan berbagai pertimbangan yang berdasarkan pada konsep teoritis yang

dipergunakan, keingintahuan pribadi dan karakteristik empiris.

Dalam Purposive Sampling pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas

ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang

(51)

Sehingga dalam mencari informasi didasarkan pada sumber atau orang-orang

yang dianggap tepat, yaitu yang mengetahui dan mengerti seluk beluk mengenai

informasi untuk menjadi sumber data. Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada

kemampuan UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi

terminal. Sampel yang di pilih adalah pegawai di UPTD Terminal Dishubinfokom

Kabupaten Sukoharjo yang mengetahui tentang seluk beluk retribusi terminal dan

masyarakat menggunakan terminal.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

1. Observasi

Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan

(lokasi Penelitian). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

observasi non partisipan dimana peneliti hanya melakukan

pengamatan mengenai fenomena-fenomena yang diteliti dengan

tidak ikut dalam peristiwa atau kegiatan yang diamati secara

langsung.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara

(52)

commit to user

mempermudah dalam proses wawancara, peneliti membuat

pedoman wawancara yang memuat garis-garis pokok pertanyaan,

dan apabila dianggap perlu, peneliti dapat mengajukan pertanyaan

diluar pedoman wawancara tersebut.

Dalam penelitian mengenai Kinerja Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo ini, teknik

wawancara akan dilakukan kepada pegawai di UPTD Terminal

Kabupaten Sukoharjo dan masyarakat yang menggunakan terminal.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan mempelajari dan

mencatat dokumen-dokumen berkaitan dengan objek penelitian

yang diambil dari beberapa sumber demi kesempurnaan penelitian.

Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan

dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (H.B. Sutopo, 2002 :

54).

Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi yang dilakukan adalah

dengan cara mengumpulkan dan mencatat data yang bersumber

pada arsip, buku, laporan, dan dokumen lain yang berhubungan

dengan masalah penelitian. Dokumen tersebut meliputi antara lain

Renstra Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo, Perda, Lakip, dan

(53)

E. Validitas Data

Validitas data dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa data yang

diperoleh sesuai kenyataan atau fakta sehingga kesimpulan yang diperoleh dapat

dipertanggungjawabkan. Untuk itu peneliti menggunakan cara Trianggulasi data.

Trianggulasi data mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data wajib

menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya data yang sama atau

sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari sumber data yang

berbeda. (HB. Sutopo, 2002 : 79) Dalam hal ini, trianggulasi yang digunakan

adalah trianggulasi sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik

informasi yang diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda. Ini dilakukan

dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

dan atau membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan. Dengan demikian data yang satu akan dikontrol oleh data yang sama

dari sumber lain.

Dala penelitian ini triangulasi dilakukan dengan membandingkan hasil

wawancara antara pegawai di UPTD Terminal dengan masyarakat pengguna

terminal.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatf pada dasarnya proses analisis dilakukan

bersamaan dengan proses pelaksanaan pengumpulan data. Model yang digunakan

(54)

commit to user

penafsiran data dimana penulis mengungkapkan dalam bentuk uraian-uraian dan

penjelasan lainnya yang pada akhirnya dapat diambil suatu

kesimpulan-kesimpulan serta saran-sara sesuai dengan tujuan penelitian ini.

Dalam metode interaktif ini terdapat tiga komponen analisis, yaitu :

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Aktivitas yang dilakukan

dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses

siklus. (HB. Sutopo, 2002; 91) Pengertian dari tiga komponen tersebut adalah :

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting,

dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat

dilakukan. (H.B.Sutopo, 2002 : 92).

2. Penyajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, diskripsi

dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat

dilakukan. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang

telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian sehingga narasi yang

tersaji merupakan diskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk

mencerikatan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data

selain dalam bentuk narasi kalimat juga dapat meliputi berbagai jenis

matriks, gambar atau skema, jaringan kerja, kaitan kegiatan, dan juga table

(55)

informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan dapat dimengerti dalam

bentuk yang lebih kompak. (H.B.Sutopo, 2002 : 92).

3. Penarikan Simpulan dan Verifikasinya

Simpulan perlu diverivikasi agar cukup mantap dan benar-benar

bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas

pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan

teoat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada

peneliti. Pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar

pada cacatan lapangan. Verivikasi juga dapat berupa kegiatan yang

dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian, misalnya dengan cara

berdiskusi, atau memeriksa antar teman.

Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya simpulan

penelitian menjadi lebih kokoh dan menjadi lebih dipercaya. (H.B.Sutopo,

2002 : 93)

Teknik analisis kualitatif interaktif dapat digambarkan dalam

bentuk rangkaian yang utuh antara ketiga komponen diatas (reduksi data,

(56)

commit to user

Gambar 3.1

Skema Model Analisis Interaktif (HB. Sutopo, 2002; 96)

Keterangan:

Data yang terkumpul direduksi berupa seleksi dan penyederhanaan data dan

kemudian diambil simpulan. Tahap-tahap ini tidak harus urut yang

memungkinkan adanya penilaian data kembali setelah adanya gambaran

simpulan.

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian data

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI LOKASI

1. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo

Ø Kondisi Geografis Kabupaten Sukoharjo

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Jawa Tengah. Letak geografis wilayah Kabupaten Sukoharjo

masing-masing dibatasi oleh:

a) Sebelah utara :Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar

b) Sebelah timur :Kabupaten Karanganyar

c) Sebelah selatan :Kabupaten Gunungkidul (DIY) dan

Kabupaten Wonogiri

d) Sebelah barat :Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.

Secara astronomis, Kabupaten Sukoharjo terletak antara

110057’33,70”-110042’6,79” Bujur Timur dan 70

32’17,00”-7049’32,00”.

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu penyangga pusat

pengembangan Surakarta dengan kondisi dan potensi wilayah yang

sangat strategis.

Secara administratif, Kabupaten Sukoharjo terbagi atas dua belas

(58)

commit to user

wilayah Provinsi Jawa Tengah. Wilayah kecamatan yang paling luas

adalah Kecamatan Polokarto dengan luas 6.218 ha atau mencapai tiga

belas persen dari luas wilayah Kabupaten Sukoharjo. Wilayah

kecamatan yang paling sempit adalah Kecamatan Kartasura dengan luas

1.932 ha atau mencapai empat persen dari luas wilayah Kabupaten

Sukoharjo.

2. Gambaran Umum Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo

a. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo adalah melaksanakan urusan Pemerintahan

Daerah di bidang perhubungan, informatika dan komunikasi.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo mempunyai fungsi:

1) penyusunan kebijakan teknis dan administratif di bidang

perhubungan, informatika, dan komunikasi daerah;

2) pengoordinasian, fasilitasi, dan pembinaan kegiatan perhubungan,

informatika, dan komunikasi;

3) pelaksanaan pelayanan perizinan dan pemberian rekomendasi izin

di bidang perhubungan, informatika, dan komunikasi di daerah;

4) pengelolaan urusan ketatausahaan; dan

(59)

b. Visi dan Misi

Visi Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi Kabupaten

Sukoharjo adalah “Terwujudnya Sistem Transportasi, Informasi, dan

Komunikasi yang Handal di Kabupaten Sukoharjo”.

Agar visi tersebut dapat terlaksana, maka ditetapkan Misi Dinas

Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo

sebagai berikut:

1) Meningkatkan pelayanan di bidang transportasi dalam rangka

pelayanan kepada masyarakat dan mendukung peningkatan

pendapatan asli daerah;

2) Pengelolaan data informasi yang akurat untuk diinformasikan

kepada masyarakat luas;

3) Menjaga keselamatan lingkungan sebagai dampak pengembangan

teknologi seluler dan tower seluler;

4) Menciptakan masyarakat Sukoharjo berbasis informasi yang

berkualitas.

c. Tujuan dan Sasaran

1) Tujuan

Tujuan yeng hendak dicapai Dinas Perhubungan, Informatika dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam melaksanakan

Gambar

Tabel1.1. Kontribusi Dinas Perhubungan, Informatika dan
Gambar IV.1. Bagan Struktur Organisasi Dishubinfokom Kab. Sukoharjo....    60
TABEL 1.1  Kontribusi Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi
Tabel I.2 Penerimaan Retribusi Terminal Tahun 2005-2009
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi terendah obat pada biakan padat yang ditunjukkan dengan tidak adanya pertumbuhan koloni mikroba adalah KBM dari obat terhadap bakteri uji

Dengan demikian, keberadaan tokoh Syeh Mutamakin dan makamnya yang berada di Kajen telah menjadi salah satu magnet (daya tarik) yang khas dari lembaga pendidikan Islam di

Samsudin (2008: 33) berpendapat bahwa metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai kompetensi yang ditetapkan. Metode

Terdapat bukti bahwa disfungsi seksual meningkat pada saat masa transisi menopause yaitu sebanyak 88%, 33 % prevalensi disfungsi seksual pada penelitian saat ini

Trauma tumpul abdomen adalah pukulan / benturan langsung pada rongga abdomen yang mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen, terutama organ padat (hati,

Penelitian ini juga menemukan bahwa pengalaman auditor berpengaruh positif pada kualitas audit melalui skeptisisme profesional auditor, sedangkan keahlian auditor tidak

Komite Standar eksternal Fair Trade USA – yang terdiri dari para ahli dari berbagai latar belakang industri di seluruh kategori Fair Trade USA – membantu dan mengarahkan proses