• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya meningkatkan motivasi belajar PKN melalui strategi pembelajaran inquiry discovery learning di kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya meningkatkan motivasi belajar PKN melalui strategi pembelajaran inquiry discovery learning di kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Program Kualifikasi S1 Kependidikan dan

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh SURYANIH NIM: 1811018300056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

Pembelajaran Inquiry Discovery Learning Di Kelas V MI Ta’lim Mubtadi

Cipondoh Tangerang, Skripsi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar PKn dengan penerapan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan. Sedangkan model penelitian tindakan yang digunakan adalah model Jhon Elliot. Model ini didasarkan atas empat komponen pokok yang juga menunjukan langkah, yaitu: Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 18 siswa. Penelitian siswa kelas V sebagai subjek penelitian dilakukan berdasarkan pengamatan penelitian selama 3 bulan dan hasil wawancara dengan siswa. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pembelajaran PKn dengan penerapkan metode metode Inquiry Discovery Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang meningkat signifikan, itu terlihat dari nilai pengamatan, Peningkatan ini ditunjukkan pada skor angket motivasi belajar siswa yang dicapai antara siklus I (68,30%) dan siklus II (80,88%) peningkatan prosentase 12,58%. Pembelajaran dengan penerapkan metode Inquiry Discovery Learning berdampak positif bagi siswa yaitu: siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, Peningkatan ini ditunjukkan pada siklus I (16,70%) dan siklus II (88,90%) peningkatan prosentase 72,20% Siswa menjadi lebih kooperatif (kerjasama) dalam belajar, ini ditunjukkan pada siklus I (7,0%) dan siklus II (77,8%) peningkatan prosentase 70,8%. Siswa menjadi lebih disiplin dalam belajar, ini ditunjukkan pada siklus I (55,6%) dan siklus II (83,3%) peningkatan prosentase 27,7%. Siswa menjadi lebih perhatian terhadap pelajaran, ini ditunjukkan pada siklus I (27,8%) dan siklus II (83,3%) peningkatan prosentase 65,5%.

(7)

vi

Puji syukur ke hadirat Allah Swt Rabb semesta alam, atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PKn Melalui Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery Learning Di Kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang, Skripsi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan Studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Program Studi PGMI Dual Mode Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah menerima banyak bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak ternilai harganya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Nurlena Rifa’i, M.Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Fauzan, M.A. Selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Nafia Wafiqni, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Para Dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga wawasan penulis semakin bertambah.

5. Kepala Sekolah beserta para guru, staf dan karyawan Madrasah Ibtidaiyah Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang.

(8)

vii

9. Rekan-rekan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Hanya Doa dan rasa terima kasih tak terhingga yang terlahir dari lubuk hati terdalam yang dapat penulis sampaikan, semoga semua yang telah diberikan dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya serta orang lain pada umumnya. Amin

Tangerang, 27 Oktober 2014 M 03 Muharram 1436 H

Penulis,

(9)

viii

i. Peran Motivasi dalam Mencapai Keberhasilan Belajar .. 11

j. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar... 11

k. Tehnik-tehnik Motivasi dalam Pembelajaran ... 13

2. Pembelajaran PKn ... 17

a. Pengertian Pembelajaran PKn ... 17

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PKn 17 c. Tujuan Pembelajaran PKn ... 18

d. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn ... 19

e. Karakteristik Pembelajaran PKn ... 20

3. Strategi Pembelajaran ... 21

a. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 21

b. Komponen Strategi Pembelajaran ... 21

c. Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran ... 22

(10)

ix BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 26

C. Subyek Penelitian ... 28

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 28

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 28

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 30

G. Data dan Sumber Data ... 31

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 32

I. Teknik Pengumpulan Data ... 38

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ... 39

K. Analisa Data ... 40

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

1. Pra Siklus ... 42

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 43

3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 55

B. Analisa Data ... 65

1. Analisis Skor Motivasi Belajar Siswa ... 65

2. Analisis Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 68

C. Pembahasan ... 68

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

x

Tabel 3.2 : Lembar Pengamatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran

Inquiry Discovery Learning ... 32

Tabel 3.3 : Lembar Pengamatan Motivasi Siswa ... 33

Tabel 3.4 : Instrumen Angket Motivasi Belajar ……… 35

Tabel 3.5 : Kisi-kisi Instrument Angket Motivasi Belajar ... 38

Tabel 3.6 : Tabel Kualifikasi Hasil Presentasi Rata-rata Skor Angket ... 40

Tabel 4.1 : Hasil Pengamatan Pra Siklus ... 42

Tabel 4.2 : Pengamatan Terhadap Guru Siklus I... 48

Tabel 4.3 : Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Siklus I ... 49

Tabel 4.4 : Keaktifan Siwa pada Siklus I ... 50

Tabel 4.5 : Kerjasama Siswa pada Siklus I ... 51

Tabel 4.6 : Kedisiplinan Siwa pada Siklus I ... 52

Tabel 4.7 : Perhatian Siswa pada Siklus I ... 53

Tabel 4.8 : Pengamatan Terhadap Guru Siklus II ... 59

Tabel 4.9 : Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Siklus II ... 60

Tabel 4.10 : Keaktifan Siwa pada Siklus II ... 61

Tabel 4.11 : Kerjasama Siswa pada Siklus II ... 62

Tabel 4.12 : Kedisiplinan Siswa pada Siklus II... 63

Tabel 4.13 : Perhatian Siswa pada Siklus II ... 64

Tabel 4.14 : Skor Rata-Rata Hasil Angket Siklus I ... 66

Tabel 4.15 : Skor Rata-Rata Hasil Angket Siklus II ... 67

(12)

xi

Gambar 4.1 : Aktivitas Diskusi Guru dan Siswa pada Awal Pembelajaran ... 45

Gambar 4.2 : Aktivitas Guru dan Siswa pada Pembagian Kelompok Belajar .... 46

Gambar 4.3 : Aktivitas Guru Saat Menjelaskan Materi ... 46

Gambar 4.4 : Aktivitas Siswa Saat Diskusi Siklus I ... 47

Gambar 4.5 : Aktivitas Siswa Saat Melaporkan Hasil Diskusi Siklus I ... 47

Gambar 4.6 : Grafik Keaktifan Siswa pada Siklus I ... 50

Gambar 4.7 : Grafik Kerjasama Siswa pada Siklus I ... 51

Gambar 4.8 : Grafik Kedisiplinan Siswa pada Siklus I ... 52

Gambar 4.9 : Grafik Perhatian Siwa pada Siklus I ... 53

Gambar 4.10 : Aktivitas Observasi siswa dan Diskusi Pada Penjelajahan ... 56

Gambar 4.11 : Aktivitas Diskusi Guru dan Siswa Pada Siklus II ... 57

Gambar 4.12 : Aktivitas Pelaporan Pengamatan Siswa Pada Siklus II ... 58

Gambar 4.13 : Grafik Keaktifan Siwa pada Siklus II ... 61

Gambar 4.14 : Grafik Kerjasama Siswa pada Siklus I ... 62

Gambar 4.15 : Grafik Kedisiplinan Siswa pada Siklus II ... 63

Gambar 4.16 : Grafik Perhatian Siswa pada Siklus II ... 64

Gambar 4.17 : Grafik Keaktifan Siswa Siwa dari Pra Siklus I – Siklus II ... 70

Gambar 4.18 : Grafik Kerjasama Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II ... 70

Gambar 4.19 : Grafik Kedisiplinan Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II ... 71

(13)

xii

Lampiran 2 : Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 87

Lampiran 3 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 89

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 91

Lampiran 5 : Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 101

Lampiran 6 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 103

Lampiran 7 : Uji Validitas Angket ... 105

Lampiran 8 : Hasil Angket Siklus I ... 108

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran sebagai suatu sistem merupakan seperangkat komponen saling bergantungan dan saling mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai tujuan.1 Untuk tercapainya tujuan pembelajaran guru harus dapat mengorganisasikan komponen-komponen pembelajaran dengan baik secara efektif dan efisien. Karenanya guru harus dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, memilih metode alat dan sumber belajar yang akan digunakan serta menetapkan langkah-langkah dan prosedur atau scenario pembelajaran.

Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari masalah, problem yang dihadapi dalam proses belajar mengajar kecenderungan para siswa yang kurang semangat, begitu pula dalam pembelajaran PKn yaitu kurangnya minat siswa untuk mengikuti pembelajaran PKn. Sama halnya yang dialami pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang, permasalahan tersebut kemungkinan besar dikarenakan metode yang digunakan oleh guru kurang variatif.

Agar pembelajaran PKn ini bisa maksimal dan diminati oleh siswa‚ maka pelaksanaan pembelajaran haruslah menyenangkan dan menantang. Untuk itu para guru harus mampu membangkitkan semangat siswa dan menjadikan siswa merasa mengalami sendiri apa yang disampaikan oleh guru‚ sehingga siswa merasa tertantang untuk menggali pengalamanya.

Dengan demikian‚ diharapkan setiap siswa akan merasa senang mengikuti pelajaran PKn.

Strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning merupakan srtategi belajar mengajar yang menekankan pada siswa untuk belajar

1H.E. Syarifudin‚ dkk..‚

Strategi Belajar Mengajar‚ (Jakarta: Diadet Media‚

2010)‚ Cet. Ke-1 hal. 5

(15)

mencari dan menemukan sendiri.2 Dalam strategi belajar mengajar ini penyajian bahan pelajaran oleh guru tidak dalam bentuk final,tetapi siswa diberi peluang mencari penemuan-penemuan tentang mata pelajaran terkait dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.

Meminjam pendapat Bruner dalam Trianto, bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilan pengetahuan yang benar-benar bermakna3. Teknik pendekatan ini merupakan medium yang luwes‚ sehingga berbagai maksud dan tujuan

pembelajaran dapat tercapai‚ sebab teknik ini menyenangkan. Dengan penerapan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning diharapkan dapat mempengaruhi tingkat motivasi‚ konsentrasi kecepatan menyerap

materi pelajaran‚ serta kematangan pemahaman terhadap materi pelajaran. Berdasarkan observasi awal dan wawancara langsung penulis pada siswa kelas V MI. Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang. diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran terlihat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn sangat rendah. Kondisi ini terlihat dari sikap siswa yang kurang perhatian pada mata pelajaran tersebut. Hal ini disebabkan karena

monotonnya pendekatan pembelajaran yang gunakan oleh guru dan minimnya media pembelajaran yang digunakan. Selain itu terbatasnya jam pelajaran untuk pembelajaran PKn juga berpengaruh besar terhadap motivasi belajar siswa.

Berdasarkan pada permasalahan tersebut di atas, penulis berupaya mengatasi hal tersebut‚ dengan mencoba menerapkan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning dalam proses pembelajaran PKn di kelas V MI. Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang. Karena itu penulis memberi judul penelitian ini yaitu: “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PKn Melalui Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery Learning Di Kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang”.

2

Ibid.‚ hal. 14

3

(16)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas‚ maka dapat dibuat identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya perhatian siswa pada mata pelajaran Pkn menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa

2. Monotonnya pendekatan pembelajaran yang gunakan oleh guru mengakibatkan kurang minatnya siswa dalam belajar

3. Minimnya penggunaan media pembelajaran yang digunakan guru berakibat pada rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas‚ maka penulis hanya akan membatasinya pada:

1. Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak/berbuat.

2. Strategi pembelajaran inquiry discovery learning yang dimaksud yakni strategi belajar mengajar yang menekankan pada siswa untuk belajar mencari dan menemukan sendiri.

3. Siswa yang dimaksud ialah siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang

4. Materi PKn yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kompetensi dasar mendeskripsikan NKRI‚ menjelaskan pentingnya keutuhan NKRI.

D. Rumusan Masalah

(17)

Discovery Learning pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya meningkatkan motivasi belajar PKn melalui strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Memotivasi guru untuk meningkatkan keterampilan memilih metode pembelajaran yang sesuai dan bervariasi‚ guru lebih termotivasi untuk terbiasa mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran. b. Bagi Siswa

Dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery Learning memungkinkan siswa untuk memahami pelajaran lebih baik‚ karena pembelajaran yang bermakna.

Memberi tantangan dan suasana baru dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman yang dapat dijadikan bekal untuk menghadapi tugas dilapangan.

2. Manfaat Teoritis

(18)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan suatu hal yang paling pokok didalam berbagai aktivitas/pekerjaan manusia. Tanpa adanya motivasi, manusia tidak dapat mengerjakan aktivitasnya dengan baik. Oleh karena itu perlunya motivasi harus dibangkitkan dalam diri manusia. Pengertian motivasi telah banyak dikemukakan dan dikembangkan oleh para tokoh terkemuka. Di bawah ini akan dikemukakan berbagai pengertian motivasi:

Menurut Muhibbin Syah motivasi ialah keadaan internal organisme-baik manusia ataupun hewan-yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.Dalam pengertian ini‚ motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.4

Menurut Purwanto, motivasi merupakan usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.5

Menurut Jeanne motivasi adalah sesuatu yang menghidupkan (energize) mengarahkan dan mempertahankan prilaku‚ motivasi

membuat siswa bergerak‚ menentukan mereka dalam suatu arah tertentu dan menjaga mereka agar terus bergerak.6

4 Muhibbin Syah‚ Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru‚

(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya‚ 2010)‚ hal.134

5

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), Cet. Ke-5, hal. 73

6 Jeanne Ellis Ormrod‚

Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan

Berkembang‚(Jakarta: Erlangga‚ 2008)‚ hal. 58

(19)

Menurut Nyanyu Khodijah motivasi adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menjelaskan inisiasi‚ arah dan intensitas perilaku individu.7

Menurut Sabri motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku.8

Sedangkan menurut Hamzah B. Uno motivasi adalah kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.9

Dari berbagai pengertian diatas disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang disadari untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan tertentu yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam prestasi.

b. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Dalam perilaku belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan‚ akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensiatas usaha belajar bagi para siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi‚ yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat‚ jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan‚ yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

7 Nyanyu Khodijah‚ Psikologi Pendidikan‚ (Jakarta: RajaGrafindo Persada‚ 2014)‚ hal. 150

8Alisuf Sabri‚

Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya‚ 2010)‚ Cet.

Ke- 4‚ hal. 85

(20)

3) Menyeleksi perbuatan‚ yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan‚ dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Di samping itu motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.10

c. Macam-macam motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.11 Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang‚ yaitu:

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. a. Motif-motif bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir‚ jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari.

b. Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.12Adapun dilihat dari timbulnya‚ motivasi ada dua jenis yaitu: Intristic Motivation dan Exstrinsic Motivation.

Di samping itu Frandsen‚ masih menambahkan jenis-jenis motif berikut ini:

a. Cognitive Moties

Yang menunjuk pada gejala intrinsic‚ yakni menyangkut kepuasan individual. Keputusan individual yang berada dalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dalam produk mental. Jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah‚ terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual.

b. Self-expression

Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia.Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi‚ tetapi juga mampu membuat suatu kejadian.Untuk

10 Sardiman‚ Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar‚

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada‚ 2004)‚ Cet. 11‚ hal. 85

11 Abu Ahmadi‚ Joko Tri Prasetyo‚

Strategi Belajar Mengajar‚ (Bandung: Pustaka Setia‚ 2007)‚ hal. 109

(21)

itu memang diperlukan kreativitas‚ penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri.

c. Self-enhancement

Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang.13

2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woordworth dan Marquis a. Motif atau kebutuhan organis.

b. Motif-motif darurat. c. Motif-motif objektif.

3. Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yaitu motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Motivasi Jasmani terdiri dari: refleks‚ insting otomatis dan nafsu. Sedangkan yang

termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.

4. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

a. Motivasi Intrinsik (Intrinsic Motivation)

Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar‚ karena dari diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi Ekstrinsik (Extrinsic Motivation)

Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.14

d. Bentuk-bentuk Motivasi

Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intristik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi‚ pelajar dapat

mengembangkan aktivitas dan inisiatif‚ dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

13Sardiman‚op. cit.‚

hal. 87 14Sardiman‚op. cit.‚

(22)

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah‚ menurut Sardiman sebagai berikut: 1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.Banyak siswa belajar‚ yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik.

2. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi‚ tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan‚ mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.

3. Saingan/kompetesi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan‚ baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri‚ adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.

5. Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu‚ memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.Tetapi yang harus diingat oleh guru‚ adalah jangan terlalu sering karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka‚ maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.

6. Mengetahui hasil

(23)

7. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik‚ perlu berikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.

8. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.

9. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar‚ berarti ada unsur kesengajaan‚ ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar‚ sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

10. Minat

Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan‚ begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

11. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa‚ akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai‚ karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan‚ maka akan timbul gairah untuk terus belajar.15

Motivasi selalu mempunyai tujuan‚ jika tujuan berarti bagi

siswa‚ akan berusaha untuk mencapainya. Tujuan yang menarik merupakan motivasi yang terbaik.

15Sardiman‚op. cit.‚

(24)

e. Tujuan Motivasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemampuannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mecapai tujuan tertentu.16

f. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.17 Menurut Hamzah B. Uno hakekat Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku‚ pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.18

g. Indikator Motivasi

Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.19

Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Penguatan motivasi-motivasi belajar tersebut ditangan para guru/pendidik dan anggota masyarakat lain.20

h. Teori-teori Motivasi

Elliot‚ dkk. (1986) mengemukakan empat teori motivasi‚ yaitu:

teori hierarki kebutuhan Maslow‚ Teori Kognitif Bruner‚ teori Kebutuhan Berprestasi‚ dan teori Atribusi.

16

Ngalim Purwanto, Loc. Cit.

17Nyanyu Khodijah‚

Op. Cit.‚hal. 151 18Hamzah B. Uno‚Op. Cit.‚

hal. 23 19Hamzah B. Uno‚Op. Cit.‚

(25)

1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Menurut teori ini‚ orang termotivasi terhadap sesuatu perilaku karena ia memperoleh pemuasan kebutuhannya. Ada lima tipe dasar kebutuhan dalam teori Maslow‚ yaitu: kebutuhan fisiologis‚ kebutuhan akan rasa aman‚ kebutuhan akan cinta dan memiliki‚ kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization).

2. Teori Kognitif Bruner

Kunci untuk membangkitkan motivasi bagi Bruner adalah discovery learning. Siswa dapat melihat makna pengetahuan‚ keterampilan‚ dan sikap bila mereka menemukan semua itu sendiri.

3. Teori Kebutuhan Berprestasi (Need Achievement Theory)

McClelland (dalam Elliot‚ 1996) menyatakan bahwa individu yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi adalah mereka yang berupaya mencari tantangan‚ tugas-tugas yang cukup sulit‚ dan ia mampu melakukannya dengan baik‚ mengharapkan umpan balik yang mungkin‚ serta ia juga mudah merasa bosan dengan keberhasilan yang terus menerus.

4. Teori Atribusi

Teori ini berstandar pada tiga asumsi dasar (Petri‚ dalam Elloit‚ dkk.‚ 1996). Pertama orang ingin tahu penyebab perilakunya dan perilaku orang lain‚ terutama perilaku yang penting bagi mereka. Keduamereka tidak menetapkan penyebab perilaku mereka secara random. Ketiga‚ penyebab perilaku yang ditetapkan individu mempengaruhi perilaku berikutnya. Jadi‚ menurut teori ini perilaku seseorang ditentukan bagaimana atribusinya terhadap penyebab perilaku yang sama sebelumnya.21

Sedangkan Teori motivasi menurut Purwanto adalah sebagai berikut:

1. Teori Hedonisme‚ yaitu suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini ialah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan‚ merekacenderung lebih suka melakukan yang mendatangkan kesenangan.

2. Teori Naluri‚ pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri‚ yaitu:

a) Naluri mempertahankan diri b) Naluri mengembangkan diri

21Nyayu Khodijah‚

(26)

c) Naluri mengembangkan/mempertahankan jenis.

Dengan memiliki ketiga naluri pokok tersebut maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya.

3. Teori Reaksi yang Dipelajari

Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri‚ tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup.

4. Teori Daya Pendorong

Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri‚ tetapi hanya sesuatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.misalnya‚ suatu daya pendorong pada jenis kelamin yang lain.

5. Teori Kebutuhan

Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan. Teori beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya‚ baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.22

i. Peran Motivasi Dalam Mencapai Keberhasilan Belajar

Motivasi merupakan salah satu unsur dalam mencapai prestasi belajar yang optimal selain kondisi kesehatan secara umum‚ intelegensi‚ dan bakat minat.23

Dalam kegiatan belajar‚ motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri individu yang menimbulkan kegiatan belajar‚ yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar‚ dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki akan tercapai.

Prinsip-prinsip motivasi dalam aktivitas belajar‚ yaitu: 1) Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar. 2) Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam

belajar.

3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. 4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar.

22Ngalim Purwanto‚

Op. Cit. hal. 74 23Ibid.‚

(27)

5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. 6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.24

j. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan‚ artinya pengaruh oleh kondisi fisiologis dan

kematangan psikologi siswa‚ sebagai ilustrasi‚ keinginan anak untuk

membaca majalah misalnya‚ terpengaruh oleh kesiapan alat-alat indra untuk mengucap kata25. Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono adalah sebagai berikut:

1) Cita-cita atau aspirasi siswa

Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsic maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

2) Kemampuan siswa

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan anak kecakapan mencapainya. Latihan yang berulang-ulang akan membentuk suatu kemampuan yang diinginkannya‚ secara pelan-pelan terjadilah kegemaran yang akan timbul dalam diri anak tersebut. Sehingga akan tercapainya keberhasilan yang akan memuaskan dan menyenangkan hatinya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

3) Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi belajar.

24Ibid.‚

25Dimyati‚ Mudjiono

(28)

4) Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam‚ lingkungan

tempat tinggal‚ pergaulan sebaya‚ dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Dengna lingkungan yang aman‚ tentram‚ tertib‚

dan indah‚ maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Pelajar yang masih berkembang jiwa raganya‚ lingkungan yang

semakin bertambah baik berkat dibangun‚ merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran.Guru yang profesional diharapkan mampu memanfaatkan sumber belajar disekitar sekolah untuk memotivasi belajar.

6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Upaya guru dalam membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan diluar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut:

a) Menyelenggarakan tertib belajar disekolah

b) Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan‚ seperti pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah

c) Membina belajar tertib pergaulan

d) Membina belajar tertib lingkungan sekolah

Disamping penyelenggaraan tertib yang umum tersebut‚ maka secara individual tiap guru menghadapi anak didiknya. Upaya pembelajaran tersebut meliputi:

a) Pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar.

(29)

c) Mendidik cinta belajar.

k. Teknik-teknik Motivasi Dalam Pembelajaran

Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran menurut Hamzah B. Uno sebagai berikut:

1) Pernyataan penghargaan secara verbal

2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan 3) Menimbulkan rasa ingin tahu

4) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa 5) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa

6) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar

7) Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami

8) Menuntut siswa untuk menggunaka hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya

9) Menggunakan simulasi dan permainan

10) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum

11) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar

12) Memahami iklim social dalam sekolah 13) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat 14) Memperpadukan motif-motif yang kuat

15) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai 16) Merumuskan tujuan-tujuan sementara

17) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai

18) Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa 19) Menyembangkan persaingan dengan diri sendiri

20) Memberikan contoh yang positif.26

26Hamzah B. Uno‚Op. Cit.‚

(30)

2. Pembelajaran PKn

a. Pengertian Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Civic Education mempunyai banyak pengertian dan istilah.

Henry Randall Waiten (1988) sebagaimana dikutip oleh Ubaidillah (2006) merumuskan penegertian civics sebagai berikut:

“The science of citizenship‚ the relation of man‚ the individual‚ to man in organized collections‚ the individual in his

relation to the state”. (Ilmu pengetahuan kewarganegaraan‚

hubungan seseorang dengan orang lain dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisir‚ hubungan seorang individu dengan Negara).27

Muhammad Numan Soematri mengartikan civics sebagai ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan perkumpulan-perkumpulan yang terorganisir (organisasi social‚ ekonomi‚ politik)‚ dan hubungan individu-individu dengan Negara.28

Disamping itu Pendidikan Kewarganegaraan juga dimaksudkan sebagai usaha membekali siswa dengan budi pekerti‚ pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara sesama warga Negara maupun antar warga Negara dengan Negara.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PKn

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran PKn antara lain adalah:

27Junaidi‚ dkk.‚Pendidikan Kewarganegaraan‚

(Surabaya; Lapis-PGMI‚ 2009)‚ paket 1‚ hal. 12

28

(31)

1. Guru

Seorang guru yang profesional dituntut untuk mempunyai kemampuan-kemampuan tertentu‚ guru merupakan pribadi yang

berkaitan erat dengan tindakannya di dalam kelas‚cara berkomunikasi‚ berinteraksidengan warga sekolah dan masyarakat umumnya. Seorang guru harus menjadi orang yang special‚ namun lebih baik lagi jika ia menjadi special bagi semua siswanya.29

2. Siswa

Jika ditinjau dari siswa maka banyak factor-faktor yang perlu mendapat perhatian‚ lebih-lebih hubungannya dengan belajar PKn. PKn bagi siswa pada umumnya merupakan pelajaran yang kurang disenangi karena kurangnya antusias siswa terhadap pelajaran ini. 3. Sarana dan Prasarana

Pembelajaran akan dapat berlangsung lebih baik jika sarana dan prasarananya menunjang. Sarana yang cukup lengkap seperti perpustakaan dengan buku-buku PKn yang relevan.

4. Strategi Pembelajaran

Strategi Pembelajaran PKn adalah strategi pembelajaran yang aktif‚ Pembelajaran aktif ditandai oleh dua faktor‚ yaitu:

(1) Adanya interaksi antara seluruh komponen dalam proses pembelajaran terutama antara guru dan siswa

(2) Berfungsi secara optimal seluruh sence siswa yang meliputi indera‚ emosi‚ karsa‚ dan nalar.

c. Tujuan Pembelajaran PKn

Berdasarkan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi Kurikulum Nasional‚ tujuan pembelajaran PKn di MI agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

29Jejen Musfah‚ Peningkatan Kompetensi Guru‚(Jakarta: Kencana‚ 2011)‚ hal.

(32)

1. Berpikir secara kritis‚ rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat‚ berbangsa dan bernegara serta anti-korupsi

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memnfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.30

Lebih lanjut‚ tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan‚ menurut Mulyasa adalah untuk menjadikan siswa dan siswi:

1. Mampu berpikir secara kritis‚rasional dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.

2. Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan‚ secara aktif dan bertanggung jawab‚ sehingga dapat bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan‚ dan

3. Dapat berkembang secara positif dan demokratis‚ sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi‚ serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.31

Dengan demikian tujuan pembelajaran PKn MI adalah untuk menjadikan warganegara yang baik‚ yaitu warganegara yang tahu‚ mau dan sadar akan hak dan kewajibannya.

d. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn

Ruang lingkup pembelajaran PKn MI sebagaimana yang dinyatakan pada kurikulum nasional yang tercantum dalam Permendiknas 22/2006 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut: 1. Persatuan dan kesatuan bangsa‚ meliputi hidup rukun dalam

perbedaan‚ cinta lingkungan‚ kebanggaan sebagai bangsa Indonesia‚ sumpah pemuda‚ keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia‚ partisipasi dalam pembelaan negara‚ sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia‚ keterbukaan dan jaminan keadilan.

30Murtado Amin‚ dkk.‚ Pembelajaran PKn MI‚

(Surabaya: LAPIS-PGMI‚ 2009)‚ hal. 8-9 paket 1

(33)

2. Norma‚ hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku dimasyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegardana, sistim hukum dan peradilan nasional, dan hukum dan peradilan internasional.

3. Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

4. Kebutuhan warganegara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga Negara.

5. Konstitusi Negara, meliputi proklamasi kmerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar Negara degan konstitusi.

6. Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamtan, pemerintahan daerah dan otonomi-pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintah, pers dalam masyarakat demokrasi.

7. Kedudukan pancasila, meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar Negara dan ideology Negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara, pengalaman nilai-nilai pancasila, dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideology terbuka.

8. Globalisasi, meliputi globalisasi dilingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional, dan mengevaluasi globalisasi.32

e. Karakteristik Pembelajaran PKn

Dalam standar isi 2006 dijelaskan bahwa PKn persekolahan atau mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas‚ terampil‚ dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Dalam naskah Kurikulum 2006 dinyatakan bahwa pembelajaran dalam mata pelajaran kewarganegaraan merupakan proses dan upaya

32Ibid.‚ hal. 9

(34)

dengan menggunakan pendekatan belajar kontekstual untuk mengembangkan dan meningzkatkan kecerdasan‚ keterampilan‚ dan karakter warga Negara Indonesia.

Pendekatan belajar kontekstual dapat diwujudkan antara lain dengan metode-metode:

1) Kooperatif

2) Penemuan (discovery) 3) Inkuiri (inquiry) 4) Interaktif

5) Eksploratif 6) Berpikir kritis

7) Pemecahan masalah (problem solving)

3. Strategi Pembelajaran

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Menurut Hamzah B. Uno strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran.33 Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.34

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran harus digunakan dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. b. Komponen Strategi Pembelajaran

Dick dan Carey (1978) menyebutkan ada 5 komponen strategi pembelajaran‚ yaitu (1) kegiatan pembelajaran

33Hamzah B. Uno‚ Model Pembelajaran‚ (Jakarta: Bumi Aksara‚ 2008)‚ Cet‚

ke-3‚ hal. 3

34 Wina Sanjaya‚

Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

(35)

pendahuluan‚ (2) penyampaian informasi‚ (3) partisipasi peserta

didik‚ (4) tes‚ dan (5) kegiatan lanjutan.35 c. Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran

Mager (1977:54) menyampaikan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran‚ yaitu sebagai berikut:

1) Berorientasi pada tujuan pembelajaran

2) Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja

3) Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indra peserta didik.36

4. Inquiry Discovery Learning

a. Pengertian Inquiry Discovery Learning

Inquiry Discovery Learning merupakan strategi belajar mengajar yang menekankan pada siswa untuk belajar mencari dan menemukan sendiri37. Penyajian bahan dalam strategi pembelajaran ini tidak dalam bentuk final‚ tetapi siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukan

sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Menurut Brunner discovery learning adalah merupakan belajar dengan menemukan sendiri menggunakan prinsip belajar induktif‚ yaitu dari khusus ke yang umum.38 Sedangkan menurut Djamarah dan Aswan Inquiry Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri.39

Proses pembelajaran strategi ini berlangsung dengan cara memberikan stimulus atau rangsangan yang dapat medorong siswa

35Hamzah B. Uno‚Op. Cit.‚ 36Ibid.‚ hal. 8

37H.E. Syarifudin‚dkk.‚ op. cit.‚ hal. 14 38Junaidi‚ dkk.‚

Strategi Pembelajaran‚(Surabaya: LAPIS-PGMI‚ 2008)‚ paket 3‚ hal. 11

39 Djamarah dan Aswan Zain‚

(36)

untuk ikut terlibat dalam berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan fasilitator.

b. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery Learning

Secara garis besar lagkah-langkah pokok strategi ini dikemukakan oleh Djamarah meliputi:

1. Simulation. Guru mengajukan permasalahan kepada siswa atau

siswa menemukan sendiri permasalahan dalam buku teks atau sumber-sumber lainnya.

2. Problem Statement. Siswa diberi kesempatan untuk

mengidentifikasi masalah serta merumuskan permasalahan yang paling actual untuk di pecahkan. Dari rumusan masalah yang dikemukakan siswa dibimbing untuk mencari jawaban sementara atau merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat.

3. Data collection. Untuk membuktikan rumusan hipotesis yang telah dibuat‚ siswa diberi kesempatan untuk membuktikannya melalui

kegiatan pengumpulan data (data collection) dengan mencari dan mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan dan relevan dengan cara membaca literature‚ mengamati objek‚ wawancara

dengan nara sumber‚ melakukan uji coba sendiri‚ dan sebagainya. 4. Data processing. Pada kegiatan pemprosesan data semua informasi

yang telah diperoleh baik melalui bacaan‚ wawancara‚ observasi‚

dan sebagainya‚ kemudian diolah‚ diklasifikasikan‚ ditabulasikan‚ bahkan bila diperlukan dihitung dengan menggunakan analisis statistic diskriptif maupun statistic analisis dinferensial.

5. Verification‚ atau pembuktian. Dari hasil pengolahan dan

pentafsiran‚ atau informasi yang ada dan dengan bantuan analisis

(37)

sementara atau hipotasis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek‚ apakah terjawab atau tidak apakah terbukti atau tidak.

6. Generalization. Tahap selanjutnya adalah siswa dibimbing untuk menarik kesimpulan berdasarkan vertifikasi yang telah dilakukan pada langkah-langkah sebelumnya.40

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Alimun Sulkan dalam penelitian: “penerapan metode eksploratory discovery sebagai upaya peningkatan motivasi belajar SAINS pada siswa kelas V”. hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Eksploratory Discovery dapat meningkatkankan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SAINS. Peningkatan ini ditunjukkan pada keaktifan yang dicapai antara siklus I (16‚60%)‚ siklus II (45‚50%)‚ peningkatan prosentase

28‚90% dan siklus III (88‚80%) peningkatan prosentase 43‚30%.

Mohammad Anis Choerul Basyar dalam penelitian: “Upaya meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran PKn melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas V”. hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar. Berdasarkan hasil observasi sebelum tindakan‚ 7 siswa kategori kurang dan

3 siswa katageri cukup (motivasi sebelum tindakan sebesar 43‚9%) Peningkatan ditunjukkan pada siklus I sebesar (68%) terjadi peningkatan sebesar 24‚1%. Sedangkan hasil analisis siklus II‚ motivasi belajar

meningkat baik sebesar 84‚5% terjadi peningkatan sebesar 16‚5% dari siklus I. sehingga keseluruhan dari 2 siklus terjadi peningkatan 40‚5% dan semua

siswa berada dalam kategori sangat baik.

Sukron dalam penelitian “Peningkatan Motivasi belajar melalui Metode Bermain kelas III MI Hidayatul Istiqomah Basmol Jakarta Barat”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran

40

(38)

menggunakan metode bermain dapat meningkatkan motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn).Motivasi belajar siswa dapat dilihat melalui angket.Hasil perhitungan angket menunjukkan motivasi belajar siswa sebesar 65%‚ siklus I sebesar 75% dan siklus II sebesar 80%.Kesimpulannya bahwa penerapan pembelajaran menggunakan metode bermain dapat meningkatan motivasi belajar siswa.

C. Hipotesis Tindakan

(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ta’lim Mubtadi yang beralamat di Jalan Maulana Hasanudin Kelurahan Cipondoh Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Adapun Waktu penelitian ini selama 5 bulan direncanakan dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2014. Untuk kegiatan yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian No Kegiatan

Bulan

Agustus September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan Judul

2 Bimbingan Proposal

3 Seminar Proposal

4 Revisi Seminar

5 Pembuatan Instrumen

6 Penelitian di sekolah

7 Siklus I 8 Siklus II

9 Pengolahan dan Analisis Data

10 Sidang Skripsi

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif. Sementara Mc Niff (2002:1) dalam bukunya yang berjudul “Action

(40)

Research: Principles and practice” memandang penelitian sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan dan perbaikan pembelajaran.41 Jadi dapat disimpulkan PTK adalah kajian yang dilaksanakan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasional dan memiliki tujuan memperbaiki praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan. Komponen yang dikaji dalam penelitian ini meliputi siswa kelas V‚

guru pengampu kelas V‚ materi pelajaran‚ serta motivasi belajar. Praktik

pembelajaran terbagi menjadi tiga tahapan‚ yaitu kondisi awal‚ siklus I dan siklus II. Konsep pokok penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen‚ yaitu (1) perencanaan (planning)‚ (2) tindakan

(acting)‚ (3) pengamatan (observing)‚ (4) refleksi (reflecting).42 Keempat tahap dalam PTK dapat digambarkan pada bagan berikut:

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Jhon Elliot

41M. Asrori‚ Penelitian Tindakan Kelas‚ (Bandung: CV. Wacana Prima‚ 2009)‚ hal. 4 42 Dadang Yudhistira‚ Menulis Penelitian Tindakan Kelas Yang APIK‚

(Jakarta: Mulya Abadi‚ 2012)‚ hal. 46

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

Refleksi SIKLUS I

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

(41)

Proses penelitian tindakan kelas dari setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

C. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang yang berjumlah 18 siswa‚ yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Sementara partisipan dalam penelitian ini adalah rekan sejawat yang merupakan guru kelas V yang bertindak sebagai pengamat yang dipercaya dapat bekerjasama untuk memberi masukan‚ kritik dan saran yang membangun dalam penelitian.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti disini bukan hanya sebagai peneliti namun terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti sekaligus memperbaiki kondisi belajar‚ mengenai permasalahan yang muncul dalam pembelajaran

serta mencari alternatif permasalahan‚ dengan mengembangkan kemitraan

dengan guru (teman sejawat) yang mengajar dikelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang.

Posisi peneliti dalam penelitian ini sebagai pelaksana utama yaitu keikutsertaan peneliti dikategorikan pada peran aktif‚ peneliti sebagai pelaksana tunggal proses pembelajaran/tindakan. Peneliti langsung melakukan kegiatan pembelajaran berusaha mengumpulkan data sesuai focus penelitian.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

(42)

Secara garis besar prosedur penelitian tindakan mencapai empat tahap yaitu: perencanaan‚ tindakan‚ pengamatan‚ refleksi. Rencana

intervensi tindakan yang akan dilakukan dalam dua siklus‚ dengan rincian siklus satu terdiri dari dua pertemuan dan pertemuan ketiga merupakan siklus kedua. Dalam penelitian ini tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Setelah peneliti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi‚ peneliti merencanakan tindakan sebagai berikut:

a. Peneliti dengan observer mengadakan pertemuan dan berdiskusi untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam penelitian.

b. Peneliti merencanakan scenario pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan tingkat kemampuan awal siswa berdasarkan hasil kesepakan dengan observer.

2. Tindakan (Acting)

Peneliti melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam scenario pembelajaran dengan materi yang telah direncanakan sesuai dengan kesepakatan bersama. Dalam melaksanakan kegiatan ini peneliti mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah disusun dalam scenario pembelajaran. Dalam penelitian ini juga melibatkan kolabolator. Kolabolator disini adalah teman sejawat yang mengamati saat berlangsung kegiatan.

3. Pengamatan (Observing)

(43)

bertanya dan menjawab pertanyaan‚ keteunan belajar‚ mengekspresikan diri dan sebagainya.

Observasi dilakukan untuk melihat perkembangan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan juga kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya‚ serta mengetahui seberapa jauh pelaksaan tindakan yang sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang diharapkan yakni meningkatkan motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis data hasil observer‚ baik peneliti maupun kolaborator bersama-sama

melakukan refleksi. Refleksi juga dilakukan untuk melihat hasil sementara penggunaan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Diantara proses kegiatan refleksi adalah peneliti dengan kolaborator mengadakan diskusi dan Tanya jawab dengan tujuan untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran bagi peneliti pada putaran berikutnya.

F. Hasil intervensi tindakan yang diharapkan

Pencapaian keberhasilan dari setiap tindakan yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dapat dicapai dengan baik apabila:

1. Melalui proses‚ tercapainya tujuan yang telah ditentukan‚ pelaksanaan

program yang sesuai dengan rencana yang telah disusun‚ bentuk

(44)

siswa terhadap kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning‚ adanya motivasi dalam diri siswa serta sikap interaktif dan keaktifan siswa baik secara individu maupun kelompok.

2. Melalui angket motivasi‚ hasil angket refleksi siswa terhadap pembelajaran untuk masing-masing siklus, digunakan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Penelitian dianggap berhasil apabila disetiap siklus memperlihatkan peningkatan motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan.

G. Data dan Sumber Data 1. Data penelitian

Data penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas tentang upaya meningkatkan motivasi belajar PKn melalui strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning ada dua jenis‚ yaitu : pertama‚ data pemantau tindakan (akting) yang diperoleh untuk

mengontrol kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. kedua‚ data penelitian (research) merupakan data yang

diambil melalui hasil tindakan yang dilakukan‚ yaitu berupa

peningkatan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn. 2. Sumber Data

a. Data pemantau diperoleh dari guru disaat guru melaksanakan pembelajaran (observer)

(45)

H. Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan instrument pengumpulan data yaitu pengamatan tindakan yang dilakukan oleh peneliti, dalam penelitian ini intrumen pengumpulan data berbentuk pengamatan pelaksanaan tindakan kelas dan catatan lapangan. Sedangkan instrument untuk mengukur motivasi belajar siswa dengan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning berbentuk angket. Angket atau

1. Instrument Pengamatan Tindakan

Dalam penelitian ini skor diperoleh berdasarkan pengamatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning melalui format observasi kegiatan siswa dan guru yang diisi oleh observer selama penelitian berlangsung. Adapun pedoman observasi guru dan siswa sebagai berikut:

Tabel 3.2

Lembar Pengamatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran Inquiry Discovery Learning

Nama Guru :

Hari / Tanggal :

Sekolah :

Kelas / Semester :

Berilah penilaian anda dengan mencantumkan tanda cek list () pada kolom yang sesuai

No Aspek yang Dinilai

Dilakukan Skor

Ya Tidak 1 2 3 4 1 Persiapan guru memulai kegiatan

pembelajaran

2 Memberikan apersepsi

3 Menyampaikan pengarahan tentang

pembelajaran

4 Membagi kelompok

5 Kemampuan guru memberikan

motivasi

(46)

No Aspek yang Dinilai

Dilakukan Skor

Ya Tidak 1 2 3 4

7 Kemampuan menggunakan metode

8 Kemampuan mengarahkan siswa

Jumlah Skor Total Rata-Rata

Kriteria Penskoran

Skor 1,0 – 1,4 : Pembelajaran Kurang Baik Skor 1,5 – 2,4 : Pembelajaran Cukup Baik Skor 2,5 – 3,4 : Pembelajaran Baik

Skor 3,5 – 4,0 : Pembelajaran Sangat Baik

Mengetahui

Kepala Madrasah Ibtidaiyah Observer

Ta’lim Mubtadi

(……….) (……….)

Tabel 3. 3

Lembar Pengamatan Motivasi Siswa Nama Siswa :

Hari / Tanggal :

Sekolah :

Kelas / Semester :

Berilah penilaian anda dengan mencantumkan tanda cek list () pada kolom yang sesuai

No Butir Pengamatan / Aktivitas Siswa Dilakukan Skor

Ya Tidak A B C D

1. Keaktifan Siswa

 Aktif mengemukakan pendapat  Aktif bertanya

 Aktif menjawab pertanyaan  Aktif mengerjakan evaluasi 2. Kerja Sama

(47)

No Butir Pengamatan / Aktivitas Siswa Dilakukan Skor

Ya Tidak A B C D

 Mengolah data yang telah terkumpul

 Aktif berinteraksi dengan guru dan teman

3. Kedisiplinan

 Datang tepat waktu

 Menyelesaikan tugas dengan baik  Tidak mengganggu teman ketika

proses pembelajaran 4. Perhatian terhadap Pelajaran

 Mampu mengidentifikasi masalah  Mampu Merumuskan kesimpulan

hasil pembahasan materi  Berani tampil di depan kelas  Semangat mengerjakan tugas Jumlah Skor Total

Persentase

Kriteria Penskoran

Skor A : Sangat Baik Skor B : Baik

Skor C : Cukup Skor D : Kurang

Mengetahui

Kepala Madrasah Ibtidaiyah Observer

Ta’lim Mubtadi

(……….) (……….)

2. Instrument Angket Motivasi Belajar

(48)

pembelajaran Inquiry Discovery Learning dapat menjadikan siswa aktif‚ tertib‚ tekun‚ membuat daya ingat terhadap konsep yang diajarkan

bertahan cukup lama‚ bekerja sama‚ meningkatkan daya imajinasi dan belajar memecahkan masalah dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan‚ sehingga siswa lebih tertarik dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa tersebut. Adapun instrument angket motivasi belajar siswa dapat di lihat dibawah ini :

Tabel 3.4

Instrument Angket Motivas Belajar

ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY

DISCOVERY LEARNING

Nama : ……….. Mata Pelajaran : PKn

Kelas : V Siklus : …….

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah Basmallah sebelum kalian mengerjakan soal-soal dibawah ini. 2. Jawaban kalian tidak akan mempengaruhi penilaian prestasi kalian

3. Jawablah dengan member tanda cek list (√) pada kolom dibawah yang sesuai dengan pendapat kalian

4. Pilihan jawaban terdiri dari :

SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

No SOAL PERTANYAAN PILIHAN JAWABAN

SS S TS STS

1. Selalu memperhatikan pelajaran 2. Semangat untuk mengikuti pelajaran 3. Berusaha untuk tidak terlambat masuk

(49)

4. Senang belajar PKn yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari

5. Merasa terganggu kalau ada yang rebut 6. Saya tidak dapat belajar ditempat yang

ramai

7. Saya merasa mengantuk ketika belajar 8. Saya dapat belajar dalam keadaan apapun 9. Saya lebih senang bermain dari pada

belajar

10. Senang apabila dipuji guru karena nilai bagus

11. Mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya 12. Jika saya tidak paham dengan materi yang

di ajarkan oleh guru, saya diam saja 13. Saya tidak mencari sumber pelajaran yang

lain untuk mata pelajaran PKn selain buku paket yang diberikan oleh sekolah

14. Meskipun nilai ulangan saya cukup tinggi, saya tetap berusaha mendapatkan nilai PKn yang lebih tinggi

15. Jika guru memberikan tugas di kelas, saya lebih suka bergurau dengan teman dan mencotek jika akan dikumpulkan 16. Semangat mengerjakan PR PKn

17. Senang membaca materi PKn walaupun tidak disuruh guru

18. Saya akan bertanya kepada siapapun jika saya tidak mengetahuinya

(50)

20. Saya tidak memiliki cita-cita untuk memotivasi saya belajar

21. Saya senang jika guru memuji atas prestasi belajar PKn saya

22. Saya merasa sangat malas untuk belajar 23. Saya akan meminta remedial jika nilai saya

jelek

24. Saya sudah cukup puas dengan nilai saya yang jelek, yang penting memenuhi nilai KKM

25. Bila guru memuji atas prestasi saya, saya merasa puas dan malas belajar

26. Menargetkan menjadi juara kelas hanya membebani pikiran saya

27. Saya selalu ingin menjadi peringkat satu di kelas

28. Saya merasa senang dan tertarik saat belajar sesuatu yang baru

29. Saya merasa sudah cukup dengan ilmu yang saya miliki

30. Saya senang belajar dengan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning 31. Saya tidak suka belajar dengan strategi

pembelajaran Inquiry Discovery Learning

Presentasi hasil angket motivasi : NA = A x 100% Keterangan : NA = Nilai akhir presentasi motivasi A = Jumlah skor pencapain

(51)

b. Kisi-kisi

Kisi-kisi lembar angket upaya meningkatkan motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang melalui strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrument Angket Motivasi Belajar

No Indikator Butir Item

Positif Negatif

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 11‚ 16‚ 18‚

23

12‚ ‚ ‚

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam

belajar

1‚ 2‚ 3‚ 13‚

17

7‚9‚

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 14‚ 19‚27 20‚ 26‚ 29

4. Adanya penghargaan dalam belajar 10‚ 21 25

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam

belajar

4‚ 28‚ 31 31

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif 5‚ 6 8‚25‚30

Jumlah

Rata-rata

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data penelitian adalah dengan cara:

a. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis‚ logis‚ objektif‚ dan rasional mengenai berbagai

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.2 Lembar Pengamatan  Kemampuan Guru
Tabel 3. 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

This study focuses on the use of lexical bundles (LBs), their structural forms, and their functional classifications in journal articles of four academic

Grafik 1 di atas menunjukkan bahwa perubahan tindak mengajar yang berkaitan dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika setelah dilaksanakan tindakan kelas

Penyakit diabetes mellitus merupakan salah satu dari beberapa penyakit degeneratif (penyakit akibat fungsi atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang secara progresif

badh2 utuh pada Ciherang, termutasi pada Pandan Wangi serta heterozygot pada progeni persilangan

Pemberian motivasi belajar dari orang tua adalah dorongan yang berasal dari orang tua untuk membantu dalam memperoleh prestasi belajar yang baikb. Karena siswa

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar. di Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan data hasil pengamatan yang dilakukan terhadap pertumbuhan vegetatif (tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun ,dan diameter batang), tidak ada interaksi

Penelitian ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata