• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mediakom Edisi 18 Juni 2009 - [MAJALAH]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mediakom Edisi 18 Juni 2009 - [MAJALAH]"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Etalase

SuSuNAN REDAKSI

Penanggung Jawab: dr. Lily S. Sulistiowati, MM

Pemimpin Umum:

Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS

Pimpinan Redaksi:

Drs. Sumardi

Redaksi:

Prawito, SKM, MM (koordinator) Dra. Hikmandari A., M. Ed.

drg. Anitasari SM Busroni, S.IP

Dra. Isti Ratnariningsih, MARS Mety Setiowati, SKM Aji Muhawarman, ST

Reporter:

Resty Kiantini, SKM, M. Kes. Sri Wahyuni, S. Sos

Giri Inayah, S. Sos R. Yanti Ruchiati

Fotografi:

Wayang Mas Jendra, S.Sn Rifani Sastradipraja, S.Sos

Alamat Redaksi:

Pusat Komunikasi Publik Gedung Departemen Kesehatan RI

Blok A, Ruang 107

Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Jakarta 12950

Telepon:

021-5201590; 021-52907416-7

Fax:

021- 5223002; 021-52960661

Email:

puskom.depkes@gmail.com puskom.publik@yahoo.co.id

Redaksi menerima naskah dari pembaca: dapat dikirim ke alamat

email redaksi

Ayo

Hidup Sehat!

Media

kom

Banyak perokok tahu bahaya rokok bagi kesehatan, tapi lebih banyak perokok tidak mau tahu kapan harus berhenti merokok. Beribu alasan dilontarkan, yang intinya perokok tetap ingin merokok dan enggan berhenti merokok.

Pembaca, memang tidak mudah meng-ubah kebiasaan yang sudah berlangsung lama dan bertahun-tahun. Apalagi kebiasaan merokok. Dari banyak pengalaman, hanya mereka yang memiliki tekad besar dan kema-uan kuat dari diri sendiri yang dapat membe-baskan diri dari kebiasaan merokok.

Dr. Merdias Altmatsir mengatakan, resep

berhenti merokok sebenarnya sederhana saja, cuma niat yang tulus dan kuat. Setelah itu kita harus siap memasuki dunia baru: hidup sehat. Lalu, bi-asakan bernapas panjang, olahraga setiap hari, mengambil waktu tidur lebih lama, banyak minum dan mandi, menjauhi kopi, alkohol, makanan berat dan berbumbu banyak, sekaligus menjauhkan diri dari perokok atau lingkungan yang mendorong kita ikut merokok. Percayalah, dengan memilih hidup lebih sehat, Anda akan menjadi lebih segar, bugar, dan bergairah menyong-song kehidupan.

Gaya hidup sehat juga akan menjauhkan kita dari berbagai ancaman virus yang makin hari semakin menghantui lingkungan sosial kita. Se-perti Influenza A H1N1, salah satu virus yang menghebohkan dunia, semua negara, termasuk organisasi kesehatan dunia WHO sibuk mencegahnya. Tapi apa daya, tingkat penyebaran lebih cepat dari strategi pencegahan. Akhirnya H1N1 dinyatakan oleh WHO menjadi pandemi. Kini influenza A H1N1 sudah merebak ke seluruh negara di dunia. Terus menyebar melintas batas daratan, gunung dan laut tak terkendali.

Kedua topik itu kami angkat sebagai topik utama Mediakom edisi kali ini. Selain itu, kami juga mengabarkan berbagai kegiatan di lingkup departe-men Kesehatan serta berbagai informasi departe-menarik yang layak Anda ketahui. Dari hari ke hari kami akan terus memperbaiki majalah kita tercinta. Berba-gai rubrik baru terus kami persegar dan perbarui. Semoga pembaca berke-nan. Dan kami berharap apa yang kami lakukan ini dapat mendekatkan dengan pembaca. Berkomunikasi, tukar pikiran dan saling menyapa antara kita. Selamat membaca. l

(4)

Daftar Isi

3

Etalase

4

Daftar Isi

6

Surat Pembaca

7

Resensi

9

Info Sehat

You Can Control Your Asthma

Hindari Hipertensi, Kurangi Konsumsi Garam

Lebih Jauh Meningitis

Lingkar Pinggang Indikator Kesehatan

Kangkung Sebagai Anti Racun

Cara Membedakan Madu yang Asli dan Palsu

Amankah Kosmetika Anda?

15

Media utama

Virus H1N1

MASYARAKAT HARuS TETAP WASPADA

Waspada Inluenza A Seputar Iinluensa A H1N1

KRONOLOGI PENYEBARAN INFLuENZA A H1N1

26

Sorot

Hari-Hari Tanpa Tembakau

Dampak dan Bahaya Rokok

Tidak Pernah ada Kata Aman untuk Rokok!

Cover

Model memakai masker sebagai pencegahan penularan Influenza A H1N1

Foto

Wayang Mas Jendra, S.Sn

9

13

14

18

23

25

26

(5)

Daftar Isi

34

Peristiwa

Pemerintah Gelar Simulasi Penanggulangan

Episenter Inluenza kedua

Babak Baru B4M

Depkes Siap Melayani Kesehatan Jemaah Haji Indonesia

Penyakit Miningitis dan Ibadah Haji

38

Nasional

Virus Sharing Akan Menjadi Aturan Baru WHO

Lima Puluh Tahun Penanggulangan Malaria

44

Daerah

Pembangunan Kesehatan Tana Toraja

Tana Toraja, Tanah Kerajaan Surga

48

Potret

Dr. Sardikin Giriputro SpP(K), MARS

56

Siapa Dia

Daniel Tule

Nunuk Iswandari

58

Lentera

Namaku Flu

Jasamu, Kader Posyandu

34

38

43

46

49

(6)

Surat Pembaca

Info H1N1

Redaksi yang baik,

Ada beberapa pertanyaan yang saya butuhkan berkaitan dengan adanya H1N1, adalah sebagai berikut:

1. Kebijaksanaan pemerintah Indonesia dalam menangani pasien yang diduga terkena flu babi (H1N1)

2. Apakah mereka segera di-karantina? berapa lama? 3. Bagaimana test itu dilak-sanakan dan berapa lama? 4. Apakah bisa dikonfimasikan

jumlah dan lokasi karantina di Jakarta dan Bali.

5. Apa yang harus dihadapi oleh pengunjung dari luar negeri jika mereka harus dikarantina? Mohon informasinya. Terima kasih

Ades, Bali.

Jawab :

1) Pasien flu berat dirawat dan di-observasi di rumah sakit rujukan influenza A H1N1. Spesimen di-periksa di laboratorium di rumah sakit/laboratorium regional dan dikonfirmasi di laborato-rium Badan Litbangkes Depkes Jakarta, kalau hasilnya konfirm atau positif, maka pasien tetap dirawat di ruang isolasi selama 7 hari dan setelah sembuh pasien dibolehkan pulang.

2) Mereka yang menderita flu berat dirawat di ruang isolasi dan diob-servasi seperti pertanyaan nomor 3) Test spesimen dapat dilakukan di rumah sakit rujukan influenza A H1N1, tetapi harus dikonfirmasi di laboratorium rujukan di Badan Litbangkes Depkes Jakarta. Sebenarnya waktu untuk memer-iksa spesimen hanya sekitar dua jam, Namun karena yang

diperik-sa banyak maka harus antri. Ini yang menyebabkan seolah-olah pemeriksaan laboratorium itu lama.

4) Jumlah dan lokasi RS Rujukan Influenza A H1N1 di seluruh Indo-nesia sebanyak 100 rumah sakit. RS rujukan influenza A H1N1 di Bali RSUP Sanglah, RSU Taba-nan dan RSU Sanjiwani Gianyar, sedangkan di Jakarta adalah RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, RS Persahabatan dan RS Gatot Subroto.

(7)

Resensi

BUKU disusun oleh Departemen Kesehatan (Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang merupakan penyempurnaan dari pedoman sebelumnya. Penyempurnaan dilakukan sehubungan dengan diter-bitkannya Peraturan Presiden No.95 tahun 2007 tentang perubahan ketujuh atas Keputusan Presiden No.80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan obat

BUKU Pedoman Praktik Laboratorium Yang Benar di terbitkan Departemen Kesehatan pertama pada tahun 2004, dengan berkembangnya ilmu penge-tahuan dan teknologi maka Pedoman Praktik Laboratorium Yang benar ada perbaikan. Buku ini merupakan revisi dari buku yang terbit sebelumnya. Buku ini terdiri dari 10 bab yang menguraikan dari awal organisasi dan manajemen, ru-angan dan fasilitas penunjang, peralatan laboratorium, bahan laboratorium, speci-men, Metode pemeriksaan, mutu labora-torium, kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sampai ke pencatatan dan pelaporannya di lengkapi dengan contoh-contoh formulir. Dengan terbit-nya buku ini di harapkan dapat dipakai sebagai pedoman agar pelayanan laboratorium semakin meningkat dan lebih baik. l

Judul

Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan yang Benar

(Good Laboratory Practice)

Pengarang

Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik

Impresum

Jakarta, Departemen Kesehatan RI., 2008

Tebal

164 halaman.

Judul

Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar

Pengarang

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Impresum

Jakarta, Departemen Kesehatan RI.,2008

Tebal

63 halaman.

yang dilakukan melalui penunjukan langsung.

Buku ini membahas dua aspek penting yaitu perencanaan obat dan perbekalan kesehatan yang merupakan salah satu fungsi yang menentukan dalam proses pengadaan obat dan perbekalan kesehatan, dalam menetap-kan jenis, jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar;. Selain itu, menyangkut pengadaan obat dan perbekalan kesehatan yang bertujuan agar tersedianya obat dan perbekalan kesehatan dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan serta terjaminnya mutu obat dan perbekalan kesehatan.

(8)

Resensi

STANDART Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan ten-tang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara mini-mal. SPM bersifat sederhana, konkrit mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggung jawabkan serta

mempun-Judul

Standar pelayanan minimal rumah sakit

Pengarang

Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik

Impresum

Jakarta, Departemen Kesehatan RI., 2008

Tebal

120 halaman.

yai batas waktu pencapaian.

Buku Standar pelayanan minimal rumah sakit (SPM-RS),ini di susun oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Bekerjasama dengan Asosiasi Rumah Sakit Daerah (ARSADA), Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES) dan lintas sektor dan lintas program terkait. Isi buku ini diawali dengan Surat Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 129/Menkes/SK/II 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Buku ini dengan jelas menguraikan Jenis-jenis pelayanan rumah sakit, SPM setiap jenis pelayanan, indicator dan standart pelayanan. SPM-SR sebagai pedoman bagi rumah sakit Pemerintah dan Swasta agar ada kesamaan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Diharapkan SPM-RS ini dapat digu-nakan oleh perangkat daerah untuk melaksadigu-nakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional serta dapat dijadikan bahan akuntabilitas kinerja rumah sakit. l

BUKU ini disu-sun oleh Direk-torat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Terdiri dari Penda-huluan, yang berisi tentang definisi pelayanan kedok-teran nuklir, ruang lingkup pelayanan kedokteran nuklir,

serta karakteristik kamera gamma pada pelayanan kedokteran nuklir.

Visinya adalah mencapai pelayanan kedokteran nuklir yang prima dan misi yang mempertimbangkan ruang lingkup dari peran dan fungsi pelayanan kedokteran nuklir, kebutuhan masyarakat dan kemampuan atau potensi yang dimiliki.

Falsafah Pelayanan Kedokteran Nuklir pada dasarnya adalah tindakan medik yang mengutamakan keselamatan, efektif, tertib dan manusiawi berdasarkan ilmu kedokteran yang menggunakan radionuklir atau radioformana yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang terdiri dan ter-latih serta mengutamakan keselamatan.Tujuan pelayanan kedokteran nuklir adalah memberikan pelayanan untuk

mendiagnosa melainkan organ atau sistem dan memberikan pen-gobatan.

Standar struk-tur organisasi dan administrasi adalah sistem yang mengatur jalur komando dan jalur koordinasi yang menetapkan tanggung jawab penye-lenggaraan dan pelaksanaan pelayanan,pendidikan dan penelitian. Dalam kegiatan administrasi tergambar 3 jalur sistem, yaitu alur pelayanan pasien, alur pencatatan dan pelaporan serta alur keuangan.

Standar fasilitas dan peralatan kedokteran nuklir harus memperhatikan prinsip kehatian –hatian dan kenyaman-an dkenyaman-an memenuhi persyaratkenyaman-an dkenyaman-an disesauaikkenyaman-an dengkenyaman-an jenis klasifikasi yaitu Klasifikasi pelayanan Kedokteran Nuklir adalah sebagai berikut pelayanan nuklir pratama, pelayanan kedokteran nuklir madya dan pelayanan kedokteran nuklir utama.Ruangan pelayanan kedokteran nuklir harus sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan BAPETEN. l(parna)

Judul : Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 008/Menkes/ SK/1/2009 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran Nuklir di Sarana Pelayanan Kesehatan

Pengarang : Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Departemen Kesehatan

Impresum : Jakarta, Departemen Kesehatan RI.,2009

(9)

Info Sehat

M

enurut WHO, sebanyak 100 - 150 juta penduduk dunia adalah penyandang asma. Jumlah ini terus bertambah seba-nyak 180.000 orang setiap tahunnya. Sementara di Indonesia, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskes-das) terdapat 4% prevalensi Asma. Dengan jumlah penduduk Indone-sia 240 juta berarti terdapat sekitar 10 juta penderita asma di Indonesia, dimana sebagian besarnya adalah anak-anak.

Untuk mengingatkan penting-nya upaya pengendalian asma, setiap tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Asma Sedunia. “You Can Control Your Asthma” ditetap-kan sebagai tema kampanye global. Dengan slogan ini diharapkan penderita asma tetap dapat hidup normal dengan kualitas hidup yang maksimal apabila mampu menge-lola asma dan mengontrol

kesehat-annya secara teratur.

Asma adalah suatu penya-kit saluran napas yang ditandai dengan penyempitan jalan napas. Gejalanya bisa timbul dan hilang dengan sendirinya. Karena terjadi penyempitan jalan napas, maka gejalanya adalah sesak napas pada saat muncul serangan.

Mengapa penderita asma menge-luarkan bunyi ngik-ngik?

Proses bernapas itu ada dua, mengeluarkan napas dan inspirasi. Sesak napas terjadi saat mengelu-arkan napas, bukan saat menarik napas. Karena terjadi penyempitan saluran napas, maka pada saat mengeluarkan napas, seringkali mengeluarkan bunyi ngik-ngik atau disebut pula mengik.

Apakah asma penyakit keturunan?

Penyakit ini erat kaitannya

den-gan faktor keturunan, ini diakibat-kan gen penyebab asma. Jadi, jika ayah atau ibu kena asma, makin tinggi risiko anak terkena asma. Bahkan, meski ayah atau ibu tidak punya asma, tapi kalau kakek atau neneknya menderita asma, anak pun bisa terkena.

Kapan penyakit asma muncul?

Asma bisa muncul kapan saja, tak selalu malam atau pagi hari sep-erti yang selama ini banyak diyakini. Yang harus diperhatikan adalah gejala penyakit lain yang mirip gejala asma seperti bronkhitis atau sinusitis. Jadi, munculnya serangan asma seringkali tak ada hubungan-nya dengan siang atau malam hari. Kalau penyebabnya alergen yang ada di rumah, biasanya serangan muncul malam menjelang dinihari. Pasalnya, penderita pada malam hari lebih banyak terpapar alergen.

Apa saja pemicu asma?

Selain dipicu oleh alergen (debu rumah, spora jamur, asap, bulu bi-natang, dan sebagainya), asma juga bisa aktivitas tubuh atau kelelahan, dan bahkan karena emosi dan stres.

Benarkah stigma bahwa asma tidak dapat disembuhkan?

Asma pada anak sebetulnya bisa disembuhkan dengan pengobatan yang rasional, yaitu memakai obat-obat yang kerjanya disesuaikan dengan gejala dan sasarannya. Kalau pun tak bisa disembuhkan,

(10)

Info Sehat

N

amun tahukah Anda? Meski enak di lidah, garam bisa mengganggu kesehatan tu-buh jika dikonsumsi secara berlebih. Tepatnya, garam dianggap sebagai pemicu penyakit darah tinggi alias hipertensi. Itu sebabnya, bukan cuma orang gedongan yang bisa kena da-rah tinggi, jika masih banyak rakyat kecil yang menu hariannya ikan asin.

Mengapa garam berbahaya?

Dalam garam dapur terkandung unsur sodium dan natrium chlor (NaCl). Sodium, penting untuk men-gatur keseimbangan cairan di dalam tubuh, serta baik untuk kesehatan syaraf dan otot. Natrium penting dalam proses pertukaran zat makan-an lama dengmakan-an ymakan-ang baru. Kelmakan-an- Kelan-caran proses pertukaran sisa makan-an di dalam tubuh, tergmakan-antung pada

kadar natrium di dalam sel.

Tubuh sebenarnya hanya memer-lukan sekitar 5 gr atau 1 sendok teh garam per hari. Namun umumnya dalam kehidupan sehari-hari, kon-sumsi garam kita dapat mencapai 15 gram, bahkan lebih.

Bagaimana dengan ikan asin?

Menu asin terbentuk lebih karena budaya orang urban manakala rasa enak garam dapur ditemukan. Buda-ya gemar garam tanpa disadari telah merongrong ginjal untuk bekerja lebih keras membuang kelebihan natrium (sodium) dari garam yang ditelan setiap hari.

Kendati masyarakat paham bah-wa konsumsi garam berlebihan akan membahayakan kesehatan, namun konsumsi garam masyarakat Indo-nesia masih terbilang tinggi. Angka asma bisa dikelola, sehingga anak

tetap mempunyai kualitas hidup yang baik, bisa berprestasi dan anak tetap sehat bersama asmanya.

Bagaimana cara pencegahan asma?

Menjaga kebugaran dengan olahraga yang cukup adalah kunci utama. Dengan begitu, penderita asma khususnya anak-anak, bisa tetap berprestasi.

Bagaimana memilih obat asma yang tepat?

Pengobatan asma terkadang

me-makan waktu lama. Jadi, sebaiknya pakailah obat yang memiliki sedikit efek samping. Berarti, jenis, dosis dan cara pemakaian yang tepat harus benar-benar diperhatikan termasuk waktu pemberian obat.

Benarkah mitos antibiotik dapat mencetuskan asma?

Dulu antibiotik disebut mence-tuskan asma tapi akhir-akhir ini dibantah, justu karena asma diberi antibiotik (misal pada kasus influenza di Indonesia) seolah-olah menimbulkan asma, memicu asma.

Bagaimana mengetahui alergen penyebab alergi?

Untuk mengetahui alergen penyebab alergi dapat dilakukan tes alergi. Tes alergi ini dilakukan oleh dokter,dengan tujuan untuk mengetahui apakah penderita sen-sitif terhadap alergen tertentu. Jika hasilnya positif, perlu ditanyakan kepada orangnya apakah benar sensitif terhadap alergen tersebut. Tes alergi ini tidak menyakitkan dan biayanya sekitar Rp 350.000,-l

(gi dari berbagai sumber)

Hindari Hipertensi,

Kurangi Konsumsi Garam

(11)

Info Sehat

prevalensi hipertensi di negara ini berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 mencapai 30% dari populasi. Dari jumlah itu, 60% pende-rita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan.

Bagaimana mengurangi garam?

Jadi, jika ingin sehat, kurangi kon-sumsi garam. Memang tidak mudah melakukannya, karena makanan akan terasa hambar dan badan jadi lemas. Padahal, tanpa mengonsumsi garam dapur pun, tubuh seseorang tak akan kekurangan sodium dan natrium. Sebab, garam alami bisa didapatkan dari bahan makanan lain seperti sa-yur-sayuran dan hasil laut. Makanan-makanan segar seperti ikan, daging, telur, sayur, bahkan buah-buahan mengandung garam. Tetapi, jumlah-nya tidak berlebihan dan cukup untuk memelihara kesehatan.

Tentang rasa sebenarnya tak perlu

resah. Meski tanpa garam, dijamin masakan Anda tak kalah sedap. Caranya, cobalah berani memakai bumbu masak yang beraroma tajam (banyak memakai rempah-rempah), pedas, juga cita rasa yang menyegar-kan dengan tambahan jeruk nipis.

Bagaimana mengontrol konsumsi garam?

Konsumsi garam menjadi sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain). Apalagi jika indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibia-sakan memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk menerima makanan yang agak tawar.

Untuk mengimbangi efek buruk garam, penting bagi kita meng-konsumi kalium (potasium) yang cara kerjanya adalah kebalikan dari natrium. Sumber kalium yang baik

adalah buah-buahan, seperti pisang, jeruk, dan lain-lain yang perlu dikon-sumsi secara alami. Penyakit hiper-tensi digolongkan sebagai the silent disease karena umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya.

Apa itu Hipertensi?

“Secara umum seseorang di-katakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/ diastoliknya melebihi 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah normalnya 120/80 mmHg, jelas Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dr. Tjandra Yoga Aditama saat mem-buka seminar dalam rangka peri-ngatan Hari Hipertensi Sedunia (11/6).

Gejala-gejala hipertensi an-tara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, perdarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

Hipertensi sesungguhnya dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup. Di samping itu, pen-ting mengendalikan stres yang bisa memicu kenaikan tekanan darah.

Pengaturan menu bagi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan empat cara. Pertama adalah diet rendah garam. Kedua, diet rendah kolesterol dan lemak terbatas. Ketiga, diet tinggi serat. Keempat, diet ren-dah energi (bagi yang kegemukan).

Nah, mulai sekarang cobalah hidup lebih sehat dengan mengu-rangi asupan garam pada tubuh. l

(12)

M

eningitis meningokokus adalah penyakit radang selaput otak / sumsum tulang belakang yang terjadi secara akut. Penyakit ini cepat menular, dapat menyebabkan kematian dan bila sembuh dapat meninggalkan gejala sisa akibat kerusakan di otak.

Apa nama lain penyakit Meningitis ?

Penyakit ini dikenal juga dengan nama Meningococcal infection; atau Carebrospinal fever; atau Me-ningococcemia

Apa gejala atau tanda-tanda klinis penyakit Meningitis • Demam (panas tinggi) yang

mendadak,

• Nyeri kepala,

• Mual, muntah,

• Kaku kuduk,

• Ketahanan yang melemah,

• Kemerahan dikulit yang berupa “petechiae” atau “vesicular” dan pada stadium lanjut kesadaran menurun sampai koma

Apa penyebab penyakit Meningitis ?

Penyebab penyakit meningitis adalah bakteri Neisseriae meningi-tidis (N.meningitidis) disebut juga Meningokokus Neisseriae adalah sekelompok kokus gram negatif. Ciri khas organisma ini adalah dip-lokokus gram negatif, tidak berge-rak dan tidak membentuk spora.

Berapa lama masasa inkubasinya ?

Masa inkubasi bervariasi antara 2 - 10 hari, umumnya 3 - 4 hari

Ada berapa jenis Meningitis ?

Meningokokus ini dapat

dikiasifika-sikan dalam beberapa group yaitu A, B, C, D, I, H, K, L, X, Y, Z, W-135 dan 29 E. Group A sering sebagai pe-nyebab wabah, sedangkan dalam keadaan endemis umumnya group B dan C. Kuman ini dapat dimati-kan cepat dengan pengeringan, sinar matahari, pemanasan basah dan desinfektan, tetapi tahan pada pembekuan (udara dingin).

Siapa tuan rumah (Reservoir) bakteri meningitis ?

Manusia adalah satu-satunya tuan rumah (reservoir) alami bagi Neis-seriae meningitidis patogen.

Bagaimana penularannya ?

Penularan pada umumnya melalui kontak Iangsung (erat) dengan kasus atau “Carrier” nya. Pada jarak lebih dan 100 cm diduga dapat menghindari penularan meningo-kokus. Penularan penyakit masih dapat berlangsung terus hingga 24 jam setelah pengobatan.

Bagaimana perjalanan penyakit ?.

Kuman N. meningitidis masuk ke-dalam tubuh manusia melalui saluran nafas bagian atas. Kondisi ini akan mempermudah masuknya bakteri kedalam tubuh yang ke-mudian akan berkembang biak di selaput nasofaring.

Apakah orang terpapar bakteri meningitis pasti sakit ?

Orang yang terpapar bakteri N. meningtidis dapat berkembang menjadi dua kemungkinan yaitu :

• Orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sakit, walaupun kumannyabersarang didalam nasofaring, orang tersebut sebagai ‘carrier’.

• Orang yang terinfeksi menjadi penderita Meningitis meni-ngokokus. Kuman N. mengitidis akan masuk kedalam tubuh kemudian menyebar lewat aliran darah yang dapat meng-akibatkan lesi metastatik pada berbagai tempat di badan mi-salnya kulit, meningen, persen-dian, mata dan paru-paru.

Kelainan Pasca Meningitis

Penderita Meningitis meningo-kokus yang sudah diobati dapat ditemukan gejala sisa (squale), berupa hydrocefalus, tuli, buta dan para paresis.

Bagaimana pencegahannya ? • Vaksinasi Meningitis yang

mengandung grup A,C,W – 135 dan Y

• Menghindari kontak langsung dan terpapar dengan droplet infeksi

• Menghindari kepadatan/kera-maian

Apa yang dimaksud kontak ?

Adalah orang-orang yang dekat dengan penderita baik satu kamar, satu lantai, satu pondokan atau satu pesawat dengan penderita. l

(Smd, Dirjen P2PL)

Info Sehat

(13)

M

adu banyak dikonsumsi orang untuk mence-gah penyakit. Biasanya dikonsumsi 1 hingga 2 kali sehari sebanyak satu sendok makan.

Namun bagaimana cara menge-tahui madu yang asli dan yang palsu?

1. Mencampurnya dengan kuning telur. Campurkan dua sendok makan madu dengan kuning telur, lalu kocok. Jika kuning telur tampak meng-kristal seperti matang, maka madu Anda asli.

2. Kocok madu dalam botol.

Madu yang asli jika dikocok akan berbusa. Busa dan udara yang terbentuk akan naik dan menekan tutup botol sehingga ketika tutup botol dibuka akan terdengar suara letupan kecil.

3. Teteskan madu pada kertas koran. Jika madu yang Anda miliki adalah madu yang asli, tidak mudah diserap kertas, karena kadar air yang terkan-dung di dalam madu asli lebih rendah dibandingkan madu palsu.

4. Madu asli memiliki rasa lebih asam. Madu yang palsu me-miliki rasa lebih manis karena ditambahkan gula, sehingga akan dikerubungi oleh semut jika dibiarkan dalam keadaan terbuka. l

(gi dr berbagai sumber)

Cara Membedakan

Madu yang Asli

dan Palsu

Lingkar Pinggang

Indikator Kesehatan

B

anyaknya lemak di pinggang adalah salah satu peringatan untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat lagi.

Menurut sebuah kampanye anti-obesitas di Inggris, mengukur lingkar pinggang dengan meteran adalah tolok ukur kesehatan yang lebih akurat dari-pada menimbang berat badan. Dengan mengukur lingkar pinggang, resiko terkena diabetes tipe 2 dan penyakit jantung dapat diprediksi lebih akurat.

Mereka yang mempunyai resiko pal-ing tpal-inggi untuk terkena penyakit yang bersangkutan dengan obesitas adalah pria yang mempunyai lingkar pinggang lebih dari 101 cm (40 inci) dan wanita dengan lingkar pinggang lebih dari 89 cm (35 inci).

Sebuat riset yang dilakukan di Uni-versitas Birmingham, Inggris menunjuk-kan bahwa sel lemak di sekitar ping-gang bukanlah bongkahan lemak yang pasif melainkan sel-sel aktif berlebih yang dapat mengacaukan stabilitas in-sulin dan meningkatkan tekanan darah dan kolesterol dalam darah.

Penyakit seperti jantung dan dia-betes kini tak lagi menghantui mereka yang nampak berisi dari luar, namun juga orang-orang yang kelihatan lang-sing. Maka jangan pernah lengah. l

Kangkung Sebagai Anti Racun

K

angkung berasal dari India, lalu menyebar ke Malaysia, Birma, In-donesia, China Selatan, Australia, dan Afrika. Di Indonesia, kangkung bisa ditemukan di hampir seluruh daerah.

Selain untuk enak untuk dimakan, kangkung ternyata juga berkhasiat sebagai anti racun dan bisa mengobati berbagai gangguan kesehatan.

Herminia de Guzman Ladion, pakar kesehatan dari Filipina, memasukkan kangkung ke dalam kelompok tanaman penyembuh ajaib. Kangkung dianggap sebagai pengusir racun dari tubuh. Di negara itu, tanaman ini dipakai untuk menyembuhkan sembelit dan obat bagi mereka yang sedang melakukan diet. Akar kangkung juga berguna untuk mengobati penyakit wasir. Kangkung ternyata juga memiliki manfaat sangat tinggi. Itu karena mengandung vitamin A, B1, dan C, juga mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, hentriakontan, sitosterol. l

(14)

Info Sehat

K

ulit wajah Anda gatal-gatal, memerah, dan ada titik-titik hitam setelah menggunakan kosmetika baru? Atau rambut anda pecah-pecah, kering, kusam dan berketombe? Hati-hati, bisa jadi bukan cantik dan rambut indah yang diperoleh melainkan tampilan yang tak enak dipandang karena ternyata dalam kosmetika anda mengandung bahan berbahaya.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib kembali mengumunk-an 70 jenis kosmetika ymengumunk-ang mengmengumunk-and- mengand-ung bahan berbahaya dan bahan yang dilarang. Bahan berbahaya ini terdapat dalam kosmetika rias wajah dan rias mata (18 merek), kosmetika pewarna rambut (7 merek), kosmetika perawatan kulit (44 merek) dan kos-metika sediaan mandi (1 merek).

Dari sejumlah produk tersebut terdapat merek produk kosmetika ternama yaitu Ponds Detox Com-plete Beauty Care Make Up Kit, dan Olay 4 in 1 Complete Make Up. Ponds mengandung zat Merah K.3 dan K.10, sedangkan Olay mengandung zat Merah K.10.

Husniah mengatakan, dua produk ternama yang mengandung zat berbahaya Ponds dan Olay tak ter-daftar di BPOM. “Keduanya itu bukan produk asli karena perusahaan Ponds dan Olay tidak mengeluarkan varian itu, tapi sebagai public warn-ing kami sebut sesuai merek yang tercantum di kemasan,” ujarnya.

Kosmetika berbahaya ini sempat beredar di pasaran termasuk di pasar tradisional, pasar modern, dan salon-salon kecantikan. Harganya pun ber-variasi mulai dari yang murah sampai ratusan ribu rupiah.

Husniah mengatakan,

kandung-an zat warna Merah K.3 dkandung-an K.10 sangat berbahaya untuk kulit. ”Bisa menyebabkan kanker kulit karena merupakan zat warna sintetis yang biasanya digunakan untuk pewarna kertas,” ujarnya.

Temuan adanya Merkuri, Hidroki-non, Asam Retinoat, Zat Warna Merah K.3 (Cl 15585), Merah K.10 (Rhodamin B) dan Jingga K.1 (Cl 12075) dalam kosmetika, berdasarkan uji sampling di laboratorium BPOM sejak Sep-tember 2008 hingga Mei 2009. Atas temuannya, BPOM meminta aparat berwenang segera menarik pereda-ran sejumlah produk berbahaya itu. “Karena efek penggunaannya sangat membahayakan kesehatan”, tegas Husniah.

Merkuri/ Air Raksa termasuk logam berat berbahaya yang dalam jumlah sedikitpun dapat bersifat racun. Dampak penggunaannya dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada susunan saraf otak, ginjal dan gangguan perkembangan janin.

Hidrokinon termasuk golongan obat keras yang hanya digunakan berdasarkan resep dokter. Bila tidak,

dapat menyebabkan iritasi kulit yaitu kulit menjadi merah dan rasa terba-kar serta bercak-bercak hitam.

Asam Retinoat/ Tretinoin/ Reti-noic Acid dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar dan cacat pada janin. Bahan kimia ini tidak hanya berbahaya bagi ibu hamil, tetapi juga bagi wanita usia produktif yang merencanakan kehamilan.

Bahan pewarna Merah K.3 (Cl 15585), Merah K.10 (Rhodamin B) dan Jingga K.1 (Cl 12075) merupakan zat sintetis yang biasa digunakan sebagai pewarna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini dapat menyebabkan kanker.

Masyarakat diimbau agar tidak membeli kosmetika yang mengan-dung bahan berbahaya karena membahayakan. Bagi masyarakat yang memerlukan informasi lebih lanjut atau yang menemukan produk tersebut dapat menghubungi Badan POM RI melalui Unit Layanan Peng-aduan Konsumen di nomor telepon 021-4263333 dan 021-32199000 atau melalui e-mail ulpk@pom.go.id dan uplkbadanpom@yahoo.comatau melihat di website Badan POM, www. pom.go.id. l

(15)

Media

utama

(16)

Media Utama

Virus H1N1

MASYARAKAT

HARuS TETAP WASPADA

Meskipun angka kematian inluenza A

H1N1 di dunia sangat rendah yakni 0,4%,

namun penularannya sangat cepat. Karena

itu masyarakat dihimbau tetap waspada dan

senantiasa menjaga kesehatan dan

membia-sakan pola hidup bersih dan sehat.

S

(17)

Media Utama

dan istirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak mem-baik segera ke dokter.

Hal itu disampaikan Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) kepada para wartawan usai memimpin Rapat Koordinasi Tim Kesiapsiagaan Penanggulangan Influenza A H1N1 di Depkes Jakarta. Menurut Menkes, kematian yang terjadi pada pasien positif influenza A H1N1 pada umum-nya tidak disebabkan oleh virus A H1N1, tetapi karena penyakit lain yang menyertainya seperti orang dalam kondisi lemah, sakit perna-fasan, HIV/AIDS, lanjut usia (lansia), ibu hamil serta Balita dengan gizi kurang.

Kendati demikian, untuk mence-gah penyebaran influenza A H1N1 yang lebih luas di Indonesia upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan yaitu : penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyi-apan RS rujukan; penyipenyi-apan logis-tik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti Inter-national Health Regulations (IHR). Masyarakat yang memerlukan infor-masi tentang perkembangan kasus influenza A H1N1 dapat mengakses melalui website Depkes : www. depkes.go.id.

Upaya lainnya berupa commu-nity surveilans, yaitu masyarakat yang merasa sakit flu ringan segera melapor ke Puskesmas, sedangkan yang flu berat segera ke rumah sakit. Selain itu, clinical surveilans yaitu dia-dakan surveilans severe acute respira-tory infection (SARI) ditingkatkan di Puskesmas dan rumah sakit untuk mencari kasus-kasus yang berat. Sedangkan kasus-kasus yang ringan

tidak perlu perawatan di rumah sakit, tambah Menkes.

Berkaitan dengan meningkatnya jumlah pasien suspek di Jakarta, Menkes mengharapkan rumah sakit swasta yang merawat pasien suspek influenza H1N1 tidak memindahkan pasien atau merujuk ke RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso atau RS Persa-habatan. Perawatan pasien influenza A H1N1 di Jakarta akan dilakukan di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, sedangkan RS Persahabatan khusus untuk merawat pasien flu burung (H5N1), ujar Menkes.

Sampai tanggal 22 Juli 2009, secara kumulatif kasus influenza A

H1N1 positif di Indonesia berjumlah 293 orang terdiri dari 77 laki-laki dan 65 perempuan. Data kasus berdasar-kan tanggal pengumuman yaitu 24 Juni (2 kasus), 29 Juni (6 kasus), 4 Juli (12 kasus), 7 Juli (8 kasus), 9 Juli (24 kasus), 12 Juli (12 kasus), 13 Juli ( 22 kasus) dan tanggal 14 Juli (26 kasus), 15 Juli ( 30 kasus), 16 Juli ( 15 kasus), 20 Juli ( 15 kasus), 22 Juli (67 kasus).

Sebaran penyakit influenza A H1N1 sudah mencapai 13 provinsi yaitu : DKI Jakarta (132 kasus), Banten ( 34 kasus), Jawa Barat (17 kasus), Bali (22 kasus), Jawa Timur (5 kasus), DI Yogyakarta ( 4 kasus), Sumatera Utara (9 kasus), Lampung (2 kasus), Kalimantan Timur (2 kasus), Sulawesi Utara (3 kasus), Jawa Tengah (3 kasus), Sumatera Selatan (1 kasus), Kepulauan Riau (1 kasus) dan tidak ada data (4 kasus).

Sedangkan berdasarkan ke-warganegaraan, sebanyak 203 orang Warga Negara Indonesia dan 36 orang warga negara asing. Berdasar-kan kelompok umur, yang paling banyak adalah kelompok umur 20-60 tahun sebanyak 64 kasus, disusul umur 0-19 tahun 59 kasus, lebih 60 tahun 1 orang dan tidak ada data 115 kasus.

Respon Pemerintah

Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) mengambil langkah cepat merespon pengumuman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang me-naikkan status penyebaran penyakit influenza A H1N1 atau yang lebih po-puler disebut flu babi dari fase 5 ke fase 6. Peningkatan status dari fase 5 (adanya sinyal kuat pandemi) ke fase 6 (pandemi/wabah) menunjukkan betapa seriusnya masalah tersebut. Penyakit ini sangat menular melalui kontak langsung dari manusia ke

"Cadangan obat

oseltamivir untuk

mencegah

perkem-bangan virus lu

burung yang juga

dapat digunakan

un-tuk inluenza A H1N1

sangat cukup."

(18)

Media Utama

manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah disentuh oleh penderita.

Sampai 11 Juni 2009 kasus ini telah dilaporkan oleh 74 negara dengan jumlah penderita 28.774 orang. Dari jumlah itu 144 orang di-antaranya meninggal dunia dengan angka kematian setengah persen.

Hal itu disampaikan Menkes kepada para wartawan di ruang VIP Bandara Juanda Surabaya tanggal 12 Juni 2009 usai melakukan kunjungan kerja dua hari ke Jember dan Probo-linggo, Jawa Timur.

Melalui surat edaran No. 422/Men-kes/VI/2009 tanggal 12 Juni 2009, Menkes minta Gubernur mengko-ordinasikan kegiatan-kegiatan di lingkungan Pemerintah provinsi, Ka-bupaten/kota, UPT Pusat di daerah, TNI dan Polri maupun bekerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat guna menjalin kemitraan dan kebersama-an dalam menghadapi pkebersama-andemi influenza A H1N1. Selain itu,

mela-kukan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat dengan menggunakan media komunikasi yang ada guna meningkatkan penge-tahuan dan kesadaran masyarakat sehingga masyarakat waspada, tidak panik dan mengerti cara-cara men-cegah dan tindakan yang seharusnya dilakukan bila sakit dan dicurigai menderita influenza H1N1.

Sebelumnya, pada hari yang sama Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes Prof. Dr. Tjandra Yoga Adita-ma juga mengadakan pertemuan dengan para Kepala Dinas Kesehatan Prov, Kabupaten dan Kota seluruh Indonesia di Surabaya untuk men-sosialisasikan peningkatan status Influenza A H1N1 dari fase sinyal kuat pandemi ke fase pandemi.

Menjawab pertanyaan wartawan, Menkes menegaskan cadangan obat oseltamivir untuk mencegah per-kembangan virus flu burung yang juga dapat digunakan untuk influen-za A H1N1 sangat cukup.

Upaya kesiapsiagaan menghada-pi pandemi influenza, ujar Menkes sudah dilakukan Depkes sejak kasus tersebut muncul pertama kali di Meksiko dan Amerika Serikat. Depkes telah menetapkan enam langkah kewaspadaan menghada-pi pandemi influenza H1N1, yaitu pengamatan penyakit di terminal kedatangan internasional dengan memasang thermal scanner dan pemberian kartu Health Alert Card, meningkatkan surveilans penyakit serupa influenza (ILI) dan pneumonia di 100 sentinel, menyiapkan oselta-mivir, dan menyiapkan 100 rumah sakit rujukan, menyiapkan laborato-rium untuk pemeriksaan sampel dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas, ujar Menkes.

Menurut Menkes, upaya-upaya tersebut dilakukan agar masyarakat lebih meningkat kewaspadaannya terhadap penyakit Influenza A H1N1 dengan status pandemi. Penyakit ini menular antar manusia, walaupun angka kematiannya rendah. l(Smd)

Waspada

Inluenza A

(19)

Media Utama

Sedangkan influenza A juga banyak spesies atau jenisnya, sep-erti influenza A H1N1 yang menye-babkan wabah flu Spanyol tahun 1918, influenza H2N2 yang menye-babkan flu Asia tahun 1957, influ-enza A H3N2 yang menyebabkan flu Hongkong tahun 1968, influ-enza A H5N1 atau flu burung yang merebak sejak tahun 2005 hingga sekarang dan influenza A H1N1 yang semula disebut swine flu atau flu babi yang muncul pertama kali di Meksiko dan Amerika Serikat awal April 2009 dan dinyatakan pandemi oleh WHO sejak tanggal 11 Juni 2009 hingga sekarang.

Pasien influenza dibagi dalam tiga kategori, yakni suspect, prob-able, konfirmasi.

1. Suspek

Seseorang dengan gejala infeksi pernapasan akut ( demam dengan suhu tubuh 38 derajat Celcius atau lebih ), mulai dari yang ringan ( Influenza Like Illnes/ILI) sampai pneumonia, ditambah salah satu keadaan di bawah ini :

• Dalam tujuh hari sebelum sakit kontak dengan kasus konfir-masi flu A H1N1 yang baru.

• Dalam tujuh hari sebelum sakit berkunjung ke area yang terdapat satu atau lebih kasus konfirmasi flu A H1N1

2. Probable

Seseorang dengan gejala di atas, disertai hasil pemeriksaaan labora-torium positif terhadap flu A H1N1, tapi sub tipenya tidak dapat diketa-hui dengan menggunakan reagen influenza musiman. Atau seseorang yang meninggal karena penyakit infeksi saluran pernapasan akut

yang tidak diketahui penyebabnya dan berhubungan secara epidemi-ologi dengan kasus probable atau konfirmasi.

3. Konfirmasi

Seseorang dengan gejala di atas sudah dikonfirmasi laboratorium influenza A H1N1 dengan peme-riksaan satu atau lebih tes di bawah ini :

• Real Time Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction ( RT PCR )

• Kultur virus

• Peningkatan empat kali anti-body spesifik influenza A H1N1 dengan netralisasi tes

Penularan

Influenza A H1N1 ditularkan me-lalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersen-tuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat. Namun angka kematiannya sangat rendah yakni 0,4%. Kematian yang terjadi pada pasien positif influenza A H1N1 pada umumnya bukan disebabkan karena virus A H1N1 tetapi penyakit lain yang menyer-tainya seperti orang dalam kondisi lemah, sakit pernafasan, HIV/AIDS, lanjut usia (lansia) serta Balita de-ngan gizi kurang.

Pencegahan

• Selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dengan mem-biasakan diri mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik.

• Melaksanakan etika batuk dan bersih yang benar yaitu menu-tup mulut dan hidung dengan sapu tangan atau tisu.

• Minum obat penurun panas

bila sakit dengan gejala influ-enza, dan kenakan masker serta istirahat (tidak ke kantor atau ke sekolah) di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari sakit flu tidak membaik segera ke dokter.

• Waspadalah bila orang di sekitar kita menderita gejala flu seperti batuk, pilek dan demam, apalagi jika orang itu baru kem-bali dari luar negeri.

• Selalu menjaga kesehatan den-gan makanan bergizi, bisa juga dengan tambahan suplemen dan istirahat yang cukup serta berolahraga secara teratur.

Pengobatan

Saat ini influenza A H1N1 sudah melanda dunia (dinyatakan pan-demi oleh WHO sejak 11 Juni 2009 hingga sekarang). Di Indonesia juga sudah banyak ditemukan kasus positif.

Karena itu, jangan menunggu sakit flu tambah berat. Kalau mera-sa flu segera minum obat penurun panas. Bila dua hari flu juga tidak membaik segera periksa ke dokter.

Apabila ada gejala flu berat, dokter akan merujuk ke rumah sakit. Di rumah sakit, mereka yang diduga (suspek) influenza A H1N1 berat dirawat di ruang isolasi, dan diberikan obat oseltamivir/tamiflu. Spesimennya diperiksa di labora-torium rumah sakit/laboralabora-torium regional dan dikonfirmasi di Labo-ratorium rujukan di LaboLabo-ratorium Badan Litbangkes Depkes Jakarta. Kalau hasilnya positif, maka pasien dirawat di ruang isolasi selama 7 hari. Setelah kondisinya sehat boleh pulang. l

(20)

Media Utama

Apa yang dimaksud

dengan inluenza A

H1N1?

Inluenza A H1N1

merupakan inluenza

(lu) yang semula

disebut lu babi

disebabkan oleh

vi-rus inluenza tipe A

subtipe H1N1 baru

strain Meksiko. Virus

ini berbeda dengan

virus inluenza

musiman yang ada

selama ini (

seasonal

inluenza

), atau virus

inluenza A H1N1

yang pernah

menja-di wabah menja-di Spanyol

tahun 1918.

Apa perbedaan influenza A H1N1 dengan flu biasa atau flu burung?

Influenza A H1N1 ditemukan per-tama kali 12 April 2009 di Meksiko. Penyakit ini penyebarannya sangat cepat walaupun angka kematiannya di seluruh dunia rendah (0,4%). Pada 25 April 2009 WHO menetapkan Influenza A H1N1 sebagai PHEIC

(Public Health Emergency Interna-cional Concerns) fase 3. Tanggal 27 April dinaikkan menjadi fase 4 dan tanggal 29 April dinaikkan lagi menjadi fase 5 dan pada tanggal 11 Juni ditingkatkan lagi menjasi fase 6. Menurut catatan WHO sampai 6 Juli, influenza A H1N1 telah menyebar ke 135 negara menyebabkan 94.512 orang positif influenza A H1N1, dan 429 kasus orang diantaranya menin-ggal dunia.

Virus ini sudah ada di Indone-sia, sampai dengan 20 Juli 2009 di Indonesia sudah ditemukan 293 kasus positif Influenza A H1N1 terdiri dari 36 Warga Negara Asing dan 203 warga Negara Indonesia

Sedangkan flu biasa atau musiman adalah flu yang disebabkan oleh virus flu A sub tipe H1N1 (strain Spanyol), H2N2 dan H3N2. Virus ini endemik di beberapa Negara. Di negara dengan 4 musim, flu ini angka kematiannya lebih tinggi dibandingkan dengan influenza A H1Ni yaitu (5% -15%).

Adapun flu burung disebabkan virus influenza A H5N1. Virus ini ter-dapat pada unggas (utamanya ayam dan bebek) tetapi dapat menular ke manusia. Virus ini menular ke manu-sia melalui air liur, lendir dan kotoran unggas yang sakit. Dapat juga menu-lar melalui udara yang tercemar oleh virus H5N1 yang berasal dari kotoran unggas yang sakit. Virus influenza A H5N1 lebih virulen/ganas diband-ingkan dengan flu lainnya. Angka kematiannya lebih dari 80%. Saat ini di Indonesia penularan flu burung H5N1 masih dari unggas ke manusia (fase 3).

Bagaimana seseorang dapat tertu-lar influenza A H1N1?

Virus dapat menular dari manu-sia ke manumanu-sia semudah seperti flu musiman biasa yang dapat ditular-kan lewat paparan perciditular-kan ludah (droplet) seorang yang sakit melalui batuk atau bersin yang terhirup atau yang mencemari tangan atau benda-benda yang dipegang penderita.

Bagaimana mencegah agar tidak tertular influenza A H1N1?

• Menjaga kondisi tubuh tetap sehat diantaranya makan de-ngan gizi seimbang dan bila perlu tambahkan vitamin/suplemen.

• Biasakan cuci tangan pakai sabun/

Seputar Inluenza A

(21)

Media Utama

antiseptik setelah beraktivitas,

• Bila batuk atau bersin menutup mulut dan hidung dengan sapu-tangan/tisu.

• Apabila ada gejala influenza, minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor/sekolah atau tempat-tem-pat keramaian serta istirahat di rumah selama 5 hari.

• Apabila dalam 2 hari flu tidak membaik, segera ke dokter.

• Hindari kontak atau jaga jarak dengan penderita flu

Apa gejala seseorang menderita flu A H1N1?

Gejala flu A H1N1 yang dapat sama dengan seperti flu biasa ( in-fluenza like-illnes), seperti demam (> 3800C), batuk, pilek, letih, lesu, sakit

tenggorokan mungkin disertai mual, muntah dan diare, bila semakin berat akan mengakibatkan sesak napas yang menyebabkan terjadinya pneu-monia sehingga mengakibatkan kematian.

Seberapa besar kita harus waspada

terhadap penyebaran flu A H1N1?

Menurut WHO, penyakit ini sangat sulit dibendung (unstopable). Penya-kit ini penularannya sangat cepat, tetapi angka kamatiannya (case fatal-ity rate) rendah yaitu diseluruh dunia hanya 0,4%. Karena itu, kita harus tetap waspada, tetapi tidak perlu panik. Pahami gejalanya, pelajari cara penularannya dan ikuti cara pence-gahannya agar kita terhindar dari penularan influenza A H1N1.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa flu A H1N1 telah mencapai fase 6 dalam kewaspadaan pandemi, apa yang perlu Anda lakukan untuk pencegahan tertular flu A H1N1? • Hindari kontak dengan orang yang yang berasal atau baru bepergian dari negara terjangkit.

• Apabila sangat diperlukan harus bepergian ke negara terjangkit, lakukan tindakan pencegah yang diperlukan seperti cuci tangan sesering mungkin, menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar, hindari kontak dengan

orang yang sedang flu, dan menggunakan masker .

• Bila menderita flu, segeralah periksa ke klinik terdekat, dokter praktek, Puskesmas, atau

Rumah Sakit. Sehingga semakin cepat diperiksa kesehatannya akan semakin cepat mendapat-kan pelayanan kesehatan.

Apakah di Indonesia sudah ada yang terjangkit flu A H1N1 (strain Meksiko)?

Pertama kali kasus influenza A H1N1 masuk ke Indonesia berawal dari luar negeri (kasus impor, karena tertular di luar negeri). Akibat mobili-tas manusia antar negara, kasus di In-donesia semakin banyak. Penularan juga terjadi pada orang-orang yang tidak punya riwayat dari luar negeri. Sampai tanggal 22 Juli, terdapat 239 kasus yang berasal dari DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimatan Timur, dan Kepulauan Riau.

(22)

vak-sin yang ampuh untuk flu A H1N1?

Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegahannya. Obat antivi-ral yang masih efektif untuk pengo-batan adalah Oseltamifir (Tamiflu), dengan catatan segera mendapat-kan pengobatan setelah merasa sakit flu.

Di mana bisa memperoleh obat oseltamivir ?

Oseltamivir atau tamiflu adalah obat stok yang dikendalikan oleh pemerintah dan tidak diperjualbe-likan. Obat ini hanya tersedia di fasili-tas kesehatan yang telah ditetapkan seperti Puskesmas, RS Rujukan dan Dinas Kesehatan maupun Depkes.

Mengapa influenza A H1N1 dise-but flu babi?

Semula WHO menyatakan bahwa kasus influenza yang pertama kali berjangkit di Meksiko dan Amerika Serikat disebut sebagai swine flu

atau flu babi. Tetapi setelah dapat diidentifikasi virusnya yaitu influenza A H1N1 yang merupakan gabungan

antara virus pada manusia dan virus pada babi. Kendati sudah ditemukan jenis virusnya, istilah flu babi lebih populer.

Bagaimana penyakit itu masuk ke Indonesia?

Walaupun pemerintah sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah agar tidak masuk Indonesia, tetapi karena virus influ-enza A H1N1 sudah menular antar manusia maka sangat sulit untuk membendungnya. Bahkan Dirjen WHO juga menyatakan bahwa influ-enza A H1N1 unstopable (tidak bisa dibendung) menyebar ke seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia.

Apa upaya pemerintah dalam menghadapi pandemi flu baru H1N1?

Upaya kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza, sudah dilakukan Depkes sejak kasus tersebut muncul pertama kali di Meksiko dan Amerika Serikat. Depkes telah menetapkan delapan langkah kewaspadaan menghadapi pandemi influenza A H1N1, yaitu :

1. Meningkatkan kewaspadaan di seluruh jajaran kesehatan serta mengirimkan Surat Edaran baru dari Menkes dan Dirjen P2PL yang menyatakan adanya kasus influenza H1N1 baru di Bali dan Jakarta.

2. Meningkatkan aktivitas semua fasilitas kesehatan di RS, KKP, Laboratorium dan sarana keseha-tan lainnya.

3. Meningkatkan kesiapan logistik serta kemampuan SDM.

4. Meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat (Jumpa Pers, Iklan Layanan Masyarakat, Talkshow di Radio dan Televisi, Poster dan

Leaflet).

5. Masyarakat dapat menghubun-gi Posko Kejadian Luar Biasa (KLB) : Telp. (021) 4257125; Fax : (021) 42877588 ; Email : poskokl-bp2pl@yahoo.com; Call Center: (021) 30413700; Website Depkes : www.depkes.go.id dan www. penyakitmenular.info

6. Berkoordinasi dengan instan-si terkait, otoritas kesehatan negara-negara lain, mematuhi International Health Regulations (IHR).

7. Community surveilans yaitu masyarakat yang merasa sakit flu agak berat segera melapor ke Puskesmas, sedangkan yang berat segera ke rumah sakit.

8. Clinical surveilans yaitu Surveilans Severe Acute Respiratory Infection

(SARI) ditingkatkan di Puskesmas dan rumah sakit untuk mencari kasus-kasus yang berat. Sedang-kan kasus-kasus yang ringan tidak perlu perawatan di rumah sakit.

Apa yang dapat membunuh virus influenza A H1N1?

Virus influenza mati dalam suhu 75-100°C. Virus ini juga mati setelah bersentuhan dengan zat kimia pembunuh kuman, termasuk klorin, hidrogen peroksida, detergen (sabun), iodofor (antiseptic berbasis iodin), dan alkohol jika digunakan dalam konsentrasi yang tepat untuk waktu tertentu. Misalnya, jel atau tisu basah mengandung alcohol dapat digunakan untuk membersihkan tangan. Gosok jel antiseptic pember-sih tangan hingga kering.l

(Smd)

Media Utama

Virus inluenza mati

dalam suhu 75-100°C.

Virus ini juga mati

setelah bersentuhan

dengan zat kimia

pembunuh kuman,

termasuk klorin,

hi-drogen peroksida,

detergen (sabun),

iodofor (antiseptic

berbasis iodin), dan

(23)

Media Utama

Terjadi Influenza Like Illness (ILI) di AS dan Meksiko. 7 confirmed swine influenza A/H1N1

di AS dengan 9 suspek. Lebih dari 854 kasus pneumonia (59 mening-gal), dan 28 kasus ILI (3 meninggal) di Meksiko. Kejadian ini tidak terdeteksi pada manusia atau babi.

WHO menetapkan Influenza A H1N1 sebagai Public Health Emergency Inter-national Concern (PHEIC), fase 3

20 kasus ILI di AS, terdeteksi sebagai subtipe A baru/H1N1 yang tidak terdapat pada manusia dan babi. 18 kasus confir-med di Meksiko.

WHO meningkatkan status dari phase 3 ke fase/level 4

40 kasus confirmed

(tidak ada yang meninggal) di AS, 26 kasus confirmed di Meksiko (7 mening-gal), 6 kasus confirmed di Kanada

(tidak ada korban), dan 1 di Spanyol (tidak ada korban).

64 kasus di AS (0), 26 di Meksiko (7), 6 di Kanada, 3 di Selandia Baru, 2 di Inggris, 2 di Israel, dan 2 di Spanyol.

WHO menetapkan peningkatan sta-tus dari phase 4 ke phase/level 5

KRONOLOGI

PENYEBARAN

INFLuENZA A

H1N1

24

April

25

April

26

April

27

April

27

April

28

April

29

(24)

9 negara melaporkan 148 kasus. 91 di AS (1), 26 di Meksiko (7). Negara berikut terjadi kasus dengan tidak ada korban yaitu : 1 di Austria, 13 di Kanada, 3 di Jerman, 2 di Israel, 3 di Selandia Baru, 4 di Spanyol, dan 5 di Inggris.

11 negara melapor-kan 257 kasus. 109 di AS (1), dan 97 di Meksiko (7). Negara berikut terjadi kasus dengan tidak ada korban yaitu : 1 di Austria, 19 di Kanada, 3 di Jerman, 2 di Israel, 3 di Selandia Baru, 13 di Spanyol, 1 di Swiss, dan 8 di Inggris.

11 negara melapor-kan 331 kasus. 109 di AS (1), dan 156 di Meksiko (9). Negara berikut terjadi kasus dengan tidak ada korban yaitu : 1 di Austria, 34 di Kanada, 3 di Jerman, 2 di Israel, 3 di Selandia Baru, 13 di Spanyol, 1 di Swiss, dan 8 di Inggris.

1 Mei (update) : 13 negara melapor-kan 367 kasus. 141 di AS (1), dan 156 di Meksiko (9). Negara berikut terjadi kasus dengan tidak ada korban yaitu : 1 di Austria, 34 di Kanada, 1 di Hongkong – Cina, 1 di Denmark, 4 di Jerman, 2 di Israel, 1 di Belanda, 4 di Selandia Baru, 13 di Spanyol, 1 di Swiss, dan 8 di Inggris.

15 negara melapor-kan 615 kasus. 141 di AS (1), dan 397 di Meksiko (16).

2 Mei (update) : 16 negara melaporkan 658 kasus. 160 di AS (1) dan 397 di Meksiko (16).

17 negara mela-porkan 787 kasus. 160 di AS (1) dan 506 di Meksiko (19). Tidak ada risiko infeksi setelah mengonsumsi daging babi atau produk turunannya yang dima-sak dengan baik.

3 Mei (update): 18 negara mela-porkan 898 kasus. 226 di AS (1) dan 506 di Meksiko (19).

20 negara mela-porkan 985 kasus. 226 di AS (1) dan 590 di Meksiko (25).

4 Mei (update) : 21 negara melaporkan 1085 kasus. 286 di AS (1) dan 590 di Meksiko (25).

21 negara melapor-kan 1490 kasus. 403 di AS (1) dan 822 di Meksiko (29).

6 Mei : 23 negara melaporkan 1893 ka-sus. 642 di AS (2) dan 942 di Meksiko (29).

7 Mei : 24 negara melaporkan 2371 kasus. 896 di AS (2) dan 1112 di Meksiko (42).

8 Mei : 25 negara melaporkan 2500 kasus. 896 di AS (2) dan 1204 di Meksiko (44).

9 Mei : 29 negara me-laporkan 3440 kasus. 1639 di AS (2), 1364 di Meksiko (45), dan 242 di Kanada (1).

9 negara melaporkan 4379 kasus. 2254 di AS (2), 1626 di Meksiko (45), 280 di Kanada (1) dan 8 kasus di Kosta Rika (1).

30 negara mela-porkan 4694 kasus. 2532 di AS (3), 1626 di Meksiko (48), 284 di Kanada (1) dan 8 kasus di Kosta Rika (1).

30 negara mela-porkan 5251 kasus. 2600 di AS (3), 2059 di Meksiko (56), 330 di Kanada (1) dan 8 kasus di Kosta Rika (1).

3 negara melaporkan 5728 kasus. 3009 di AS (3), 2059 di Mek-siko (56), 358 di Kana-da (1) Kana-dan 8 kasus di Kosta Rika (1).

33 negara mela-porkan 6497 kasus. 3352 di AS (3), 2446 di Meksiko (60), 389 di Kanada (1) dan 8 kasus di Kosta Rika (1).

34 negara mela-porkan 7520 kasus. 4298 di AS (3), 2446 di Meksiko (60), 449 di Kanada (1) dan 8 kasus di Kosta Rika (1).

6 negara melaporkan 8451 kasus. 4714 di AS (4), 2895 di Meksiko (66), 496 di Kanada (1) dan 9 kasus di Kosta Rika (1).

(25)

39 negara mela-porkan 8480 kasus. 4714 di AS (4), 2895 di Meksiko (66), 496 di Kanada (1) dan 9 kasus di Kosta Rika (1).

WHO mengumum-kan influenza H1N1 sebagai fase 6 (pan-demi)

135 negara mel-aporkan 94.512 positif influenza A H1N1, dan 429 orang diantaranya mening-gal dunia.

Media Utama

Pengertian:

Influenza adalah penyakit saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh virus influenza dengan ber-macam-macam tipe (A,B dan C). Tipe yang paling banyak ditemukan adalah tipe A dengan berbagai sub tipe. Pandemi influenza peristiwa yang jarang terjadi, namun pada abad yang lalu telah terjadi 3 pan-demi yaitu :

• Influenza spanyol (H1N1) tahun 1918 yang menyebabkan kema-tian sekitar 40-50 juta orang

• Influenza asia (H2N2) pada tahun 1957 yang menyebabkan kema-tian sekitar 2 - 4 juta orang

• Influenza hongkong (H3N2) pada tahun 1968 yang menye-babkan kematian sekitar 1 juta orang

Level Pandemi

Masa Pra Pandemi

Level 1 : virus menyebar di antara hewan dan tidak menulari manusia

Level 2 : virus beredar di antara hewan dan mulai menulari manusia

Masa Siaga Pandemi

Level 3 : virus hewan atau manu-sia-hewan menimbulkan kasus sporadis, tapi tidak mudah menyebar

Level 4 : Penularan virus dari manu-sia ke manumanu-sia, menyebab-kan wabah pada masyara-kat

Masa Pandemi

Level 5 : Flu menyebar dan menim-bulkan wabah sedikitnya di 2 negara di 1 regional Level 6 : Wabah mendunia

sedikit-nya di 2 kawasan WHO l

(Smd)

17

Mei

11

Juni

16

(26)

Sorot

P

erilaku atau kebiasaan merokok telah menimbulkan dampak sosial dan eko-nomi, dan yang terutama adalah dam-pak yang sangat merugikan terhadap kesehatan.

Pengendalian masalah tembakau/ro-kok merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa, baik individu, masyarakat, parlemen, maupun pemerintah untuk melindungi generasi seka-rang maupun yang akan datang. Komitmen bersama dari lintas sektor dan berbagai elemen akan sangat berpen-garuh terhadap keberhasilannya.

Untuk mengingatkan masyarakat terhadap bahaya rokok yang jatuh pada tanggal 31 Mei, Departemen Kesehatan RI bersama dengan instansi terkait, Lem-baga Swadaya Masyarakat, Organisasi Masyarakat serta Organisasi Profesi menyelenggarakan peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS).

Menurut dr. Yusharmen, D.ComH, Direktur Pengenda-lian Penyakit Tidak Menular (PTM) Ditjen P2PL Depkes, peringatan HTTS bertujuan untuk meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap bahaya rokok,

mening-katnya gerakan masyarakat dalam mewujudkan derajat kesehatan tanpa rokok, meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat tanpa rokok, dan meningkatnya kemi-traan berbagai pihak dalam mewujudkan masyarakat tanpa rokok

Untuk itu, tema peringatan HTTS kali ini adalah ”To-bacco Health Warnings” atau peringatan kesehatan pada bungkus rokok. Maksudnya, peringatan kesehatan ber-bentuk gambar pada bungkus rokok sebagai upaya yang

Setiap 31 Mei diperingati sebagai Hari

Tan-paTembakau Sedunia (HTTS). Pada tahun

2009 ini, HTTS diperingati dengan tema

”Tobacco Health Warnings” atau

perin-gatan kesehatan pada bungkus rokok.

Seperti apa pelaksanaannya?

Hari-Hari

(27)

Sorot

efektif untuk menurunkan konsumsi rokok/tembakau. Makna yang ingin disampaikan dalam tema ini adalah perlunya partisipasi aktif berbagai komponen bangsa dalam penang-gulangan masalah bahaya rokok melalui tanda peringatan kesehatan dalam bentuk gambar untuk dapat menghentikan konsumsi rokok, se-hingga dapat meningkatkan kualitas hidup dalam kehidupan bernegara.

Dijelaskan dr. Yusharmen, ken-dala yang dihadapi ken-dalam menekan konsumsi rokok adalah di satu sisi kesehatan hak azasi manusia, di sisi lain cukai rokok memberi kontribusi bagi pendapatan Negara. Pemerin-tah juga menyadari bahwa dampak negatif bagi kesehatan masyarakat tidak sebanding dengan kontribusi terhadap pendapatan negara.

Menurut data dari berbagai negara termasuk Indonesia, biaya kesehatan yang ditanggung oleh

pemerintah dan masyarakat sebesar tiga kali lipat cukai yang didapat-kan. Oleh karena itu, pemerintah bersama-sama DPR dan aktivis anti tembakau sedang menggarap bersama RUU Pengendalian Dampak Produk Tembakau terhadap kes-ehatan mulai dari produksi tem-bakau/rokok sampai dengan kon-sumsi maupun ekspor/impor. Secara bertahap diharapkan pengendalian tembakau/rokok ini akan optimal untuk mencegah kehilangan pelu-ang dalam memperbaiki kesehatan bangsa Indonesia.

Kita melihat, kecenderungan jum-lah perokok di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Data Susenas ta-hun 1995 prevalensi perokok dewasa (>15 tahun) di Indonesia sebesar 27% (laki-laki 53,4% dan perempuan 1,7%). Pada tahun 2001 prevalensi perokok meningkat menjadi 31,5% (laki-laki 62,2%, perempuan 1,8%).

Susesnas tahun 2004 melaporkan prevalensi perokok menjadi 34,5% (laki-laki 34,5%, perempuan 65,2%). Selanjutnya hasil survey riset kesehat-an dasar oleh Depkes melaporkkesehat-an prevalensi perokok dewasa (>15 tahun) sebesar 33,08% (laki-laki 65,28%, perempuan 5,06%).

Kalau melihat tren yang berkem-bang memang dapat diartikan bahwa Pemerintah harus bekerja ekstra keras untuk perlahan-lahan melakukan kebijakan yang pro kesehatan masyarakat. Sesung-guhnya tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan ketentuan internasi-onal. Yang terpenting, sudah saatnya kita mulai “mencicil” melaksanakan aturan-aturan internasional tentang pengendalian dampak emrokok. Setidaknya, dengan memberlakukan peringatan dengan gambar di bung-kus rokok. l

(28)

Sorot

D

ampak kesehatan dari konsumsi rokok telah diketahui sejak dahulu. Sebanyak lebih dari 70.000 artikel ilmiah membuktikan bahwa perokok dan pajanan asap rokok berbahaya bagi kesehatan manusia dan menunjuk-kan hubungan kausal antara peng-gunaan tembakau dengan terjadinya berbagai penyakit kanker, penyakit

jantung, penyakit sistim saluran pernapasan, penyakit gangguan re-produksi dan kehamilan. Hal ini tidak mengherankan karena asap tem-bakau mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia toksik dan 43 bahan penyebab kanker (karsinogenik). Konsumsi rokok dan tembakau merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya berbagai penyakit tidak menular seperti kardiovaskuler, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru, kanker mulut,

dan kelainan kehamilan. Penyakit-penyakit tidak menular tersebut saat ini merupakan penyebab kematian utama di dunia, termasuk di Indo-nesia. Konsumsi tembakau/rokok membunuh satu orang setiap detik.

Rokok membunuh separuh dari masa hidup perokok, dan separuh perokok mati pada usia 35 sampai dengan 69 tahun. Data epidemi tembakau di dunia menunjukkan tembakau membunuh lebih dari lima juta orang setiap tahunnya. Jika hal ini

Dampak

dan

Bahaya

Rokok

(29)

Sorot

berlanjut terus maka diproyeksikan akan terjadi 10 juta kematian pada tahun 2020, dengan 70% kematian terjadi di negara sedang berkembang.

Rokok dan Efeknya

Efek rokok tidak hanya mempen-garuhi tumbuh kembang janin dan bayi, melainkan juga, menurut David Poswillo & Eva Alberman, menurun-nya kesuburan (Fertilitas), mening-katnya hamil diluar kandungan, pertumbuhan janin terlambat (Fisik dan IQ), kejang kehamilan (eklam-psia), imunitas bayi Terganggu dan Kematian Perinatal Meningkat.

Sedangkan penyakit lain aki-bat rokok adalah Stroke Otak dan Jantung; Paru: batuk menahun, TBC, Kanker; Penyempitan Pembuluh Darah, dengan komplikasinya.

Anak-anak yang terpapar pada

asap tembakau mengalami pertum-buhan paru yang lambat, lebih mu-dah terkena bronkhitis dan infeksi saluran pernapasan dan telinga serta asma. Kesehatan yang buruk di usia dini mungkin akan menyebabkan kesehatan yang buruk pula di saat dewasa.

Cukai Hasil Tembakau

Dengan peningkatan cukai rokok selain dapat meningkatkan pendapatan pemerintah, juga dapat digunakan kembali untuk membiayai pelayanan kesehatan, khususnya bagi masyarakat miskin. Disamping itu semakin tinggi harga rokok tentunya akan mencegah ma-syarakat terutama kelompok kurang mampu untuk tidak membeli rokok.

Tembakau disamping memberi pemasukan cukai yang cukup besar

bagi pemerintah, tetapi juga me-nimbulkan dampak ekonomi dan dampak negatip bagi kesehatan yang jauh lebih besar.

Hasil survei nasional menunjukkan rata-rata pengeluaran rumah-tangga keluarga miskin untuk rokok jauh melebihi rata-rata pengeluaran untuk bahan makanan seperti protein, sayur-mayur, kesehatan maupun biaya sekolah anak-anaknya. Penge-luaran pemerintah untuk mensubsidi pelayanan kesehatan masyarakat miskin akibat rokok juga cukup besar. Oleh sebab itu, dalam kondisi sulit-nya ekonomi saat ini, seyogyasulit-nya masyarakat dapat menyikapi dengan lebih bijaksana membelanjakan keuangan rumah tangganya untuk hal-hal yang bermanfaat.

Dengan maraknya peredaran rokok ilegal tentunya akan

san-Beban Nasional Karena Penyakit

Yang Disebabkan Tembakau di Indonesia 2005

(Badan Litbangkes)

Nama Penyakit Jumlah Kasus

Jumlah

Meninggal YLL YLD

DALYs Loss

Neoplasma

1. Kanker mulut dan oropharynx 2. Kanker Lambung

3. Kanker Hati 4. Kanker Pancreas

5. Kanker Trachea, bronchus dan paru

Penyakit Jantung dan

Pemb. Darah

1. Peny. Jantung Koroner 2. Stroke

Penyakit Saluran

Pernapasan

1. PPOK

2. Bronchitis, Emphysema

(30)

Sorot

gat menambah beratnya dampak kesehatan yang akan di hadapi oleh masyarakat dan pemerintah.

Pertumbuhan industri rokok memang menyerap tenaga kerja, namun hasil produksi akan sangat menimbulkan kerugian kesehatan dan ekonomi. Berbagai penelitian dibidang pertanian melaporkan ter-dapat banyak jenis tanaman peng-ganti tanaman tembakau yang lebih menguntungkan. Upaya meng-ganti industri tembakau ke berbagai industri lainnya tentunya akan lebih menguntungkan secara ekonomi dan kesehatan.

Dalam hal ini, posisi Indonesia dalam Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) adalah langkah konkrit untuk mendukung FCTC adalah mendukung tereali-sasinya UU tentang Pengendalian Dampak Produk Tembakau Terhadap Kesehatan, serta mendukung proses

”accession”. Langkah tersebut diser-tai dengan melaksanakan proses penyadaran yang terus menerus terhadap bahaya rokok. Proses pe-nyadaran ini penting karena dampak bahaya rokok tidak dirasakan secara langsung sehingga sering kali diabai-kan.

Untuk menandatangani FCTC masih diperlukan dukungan dari

lintas sektor di luar Depkes, sehingga diperlukan upaya advokasi yang intensif kepada sektor lain.

Fatwa MuI

Dengan adanya fatwa MUI ten-tang larangan merokok bagi anak-anak dan ibu hamil, serta di tem-pat-tempat umum berarti sejalan dengan upaya di bidang kesehatan, khususnya dalam pengendalian ma-salah penyakit tidak menular. Namun demikian, Pemerintah Indonesia tetap harus mencapai solusi yang terbaik dalam mengatasi bahaya rokok.

Diantaranya yang

dilakukan:

• Rencana meratifikasi/aksesi FCTC (Frame Work on Tobacco Control),

• Meneruskan proses RUU tentang Pengendalian Dampak Produk tembakau terhadap kesehatan, yang tahun ini terjadwal di Baleg. DPR.

• Secara umum mengadvokasi pemerintah daerah untuk mem-buat Perda sebagai tindak lanjut pelaksanaan PP no. 19/2003. Na-mun disadari bahwa PP tersebut tidak bisa memberi sanksi yang lebih jelas dan tegas terhadap

para perokok maupun produsen rokok.

• Untuk itu secara khusus dalam RUU tentang Pengendalian Dampak Produk Tembakau terha-dap kesehatan, dalam bab kewa-jiban pemerintah dan ketentuan pidana, proteksi terhadap kaum muda/anak sekolah diatur secara khusus.

• Departemen Kesehatan secara khusus melakukan promosi melalui Pusat Promosi Kesehatan untuk mengendalikan bahaya merokok terhadap peningkatan penyakit tidak menular baik melalui media elektronik, cetak dan lain-lain baik untuk masyara-kat umum maupun generasi muda pada khususnya.

• Mengusulkan untuk kemung-kinan perubahan PP 19/2003, sesuai dengan perkembangan situasi terkini.

(31)

Sorot

Dr. Merdias Al Matsir

Ketua Majelis Kehormatan Disiplin

Kedokteran Indonesia (MKDKI)

Tidak Pernah ada

Kata Aman

(32)

Sorot

D

ampak buruk rokok terhadap kesehatan telah banyak memakan korban. Ribuan orang telah mene-mui ajal akibat rokok. Jutaan orang telah jatuh sakit terkena berbagai penyakit kanker, jantung koroner dan penyakit paru lainnya. Maklum, ada 500 zat kimia yang berbahaya dari 4.000 jenisnya dalam asap rokok. Semua terhisap secara langsung maupun tidak langsung ( perokok pasif ). Dam-pak buruk ini terus melonjak, akibat semakin besar jumlah perokok muda dari berbagai negara dunia. Bahkan semakin muda umur mereka mulai merokok. Berbagai upaya pencega-han dan promosi untuk mengurangi jumlah perokok belum menuai hasil yang memuaskan, bahkan cende-rung mandek (stagnan). Mengapa demikian? Berikut petikan wawacara Mediakom tentang seluk beluk rokok dan dampak buruknya terhadap kese-hatan dengan dr. Merdias Al Matsir, Sp.S (K) Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI)

Zat apa saja yang terkandung dalam rokok?

Rokok adalah racun. Dalam rokok ada dua unsur yaitu nikotin dan tar. Para ahli menyatakan ada sekitar 4.000 jenis zat kimia dalam asap rokok. Dari 4.000 ini ada 500 yang berbahaya, diantaranya formalin, ar-sen, merkuri, karbon monoksida dan banyak lagi yang bisa memberi efek karsinogenik. Ada tiga penyakit uta-ma yang disebabkan oleh kebiasaan merokok dalam jangka panjang yaitu jantung koroner, kanker mulai dari kanker mulut , paru sampai ke ginjal

dan kelompok penyakit paru ob-struktif. Ketiga penyakit ini menye-babkan kematian yang cukup tinggi. Ada sekitar 427.948 kematian akibat rokok setiap tahunnya. Artinya ada 1.172 orang meninggal perhari yang diduga akibat dari rokok. Rokok juga menyebabkan impotensi pada pria, sementara pada wanita hamil, rokok dapat mengganggu bayi seperti BBLR ( berat bayi lahir rendah) dan gangguan pertumbuhan. Inilah yang menyebabkan rokok sebagai bahan berbahaya di samping sifat adiktif-nya (kecanduan).

Banyak orang sudah tahu dampak buruk rokok, tetapi mengapa me-reka tidak berhenti?

Itu karena adiktif. Perokok ada yang disebut perokok aktif dan pekok pasif dimana ia terpapar asap ro-kok. Bisa di rumah tangga, di tempat kerja dan di tempat umum. Kenapa orang susah berhenti merokok? Karena banyak orang mulai mero-kok sejak kanak-kanak dan remaja sebagai akibat dari pergaulannya. Yang mencengangkan, prevalensi anak merokok di bawah 15 tahun di Indonesia setiap tahunnya paling cepat naiknya dibanding negara-negara lain.

Selain pengaruh lingkungan, orang juga susah berhenti merokok akibat promosi. Iklan rokok begitu bebas. Kita punya larangan tapi tidak jelas pelanggarnya ditindak atau tidak. Bahkan ada industri rokok dalam laporan tahunannya me-ngatakan bahwa di Indonesia hampir mutlak bebasnya promosi rokok itu. Baik dalam bentuknya maupun tempatnya. Bisa kita lihat iklan rokok dimana saja. Di media cetak dan elektronik, juga media luar ruang. Selain itu, dampak akibat rokok tidak

dirasakan langsung. Tidak seperti kita minum cuka yang langsung terasa asam.

Bagaimana rokok dapat menimbul-kan adiksi?

Di dalam rokok itu ada zat yang membuat otak kita membutuhkan zat tersebut terus menerus dan jumlahnya makin lam

Gambar

gambaran bahwa kesadaran masya-

Referensi

Dokumen terkait

Pengkajian lebih diperdalam/fokus pada sistem yang menjadi target

Molekul tRNA ibarat kartu pengingat dengan kata asam nukleat (anti7kodon) di satu sisi dan kata protein (asam amino) di sisi lain. Jika satu macam tRNA tersedia

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran seba- gai berikut: (1) Bagi guru atau calon pe- neliti yang tertarik untuk menerapkan penelitian

Merupakan planet terbesar di tata surya, memantulkan 70% cahaya matahari yang mengenai permukaannya, gas terdiri dari 10% Helium dan 90% Hidrogen, Atmosfir sangat tebal,

Pembelajaran dengan menggunakan Mind Mapping diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui warna, gambar dan pengembangan kata kunci sehingga siswa akan lebih

This thesis would discuss the analysis and design of integrated information system to improve business performance of PD Subur Jaya, an all- manual-system regional

No.. #enam%ahkan "m; auades kedalam ta%un$ reaksi yan$  %erisi sampel  jahe men$$unakan  pipet tetes -idapatkan sampel jahe  %er4arna  jin$$a keruh #enam%ahkan "m;

Buku Putih Santasi Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010 ini secara umum memuat gambaran, uraian data sekunder (bersumber dari laporan/ dokumen SKPD terkait Sanitasi