• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sosiologis Tokoh Pelaku Pembunuhan Dalam Komik Detektif Kindaichi Karya Fumiya Sato dan Yozaburo Kanari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Sosiologis Tokoh Pelaku Pembunuhan Dalam Komik Detektif Kindaichi Karya Fumiya Sato dan Yozaburo Kanari"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SOSIOLOGIS TOKOH PELAKU PEMBUNUHAN DALAM KOMIK DETEKTIF KINDAICHI KARYA FUMIYA SATO DAN YOZABURO KANARI

FUMIYA SATO TO YOZABURO KANARI NO SAKUHIN NO KINDAICHI SHONEN NO JIKENBO NO MANGA NI OKERU SATSUJINSHA NO SHUJINKOU NO

SHAKAIGAKU TEKI NA BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana

dalam bidang ilmu Sastra Jepang

Oleh :

BARKAH SATRIA SIRAIT NIM : 090708045

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS SOSIOLOGIS TOKOH PELAKU PEMBUNUHAN DALAM KOMIK DETEKTIF KINDAICHI KARYA FUMIYA SATO DAN YOZABURO KANARI

FUMIYA SATO TO YOZABURO KANARI NO SAKUHIN NO KINDAICHI SHONEN NO JIKENBO NO MANGA NI OKERU SATSUJINSHA NO SHUJINKOU NO

SHAKAIGAKU TEKI NA BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana

dalam bidang ilmu Sastra Jepang

Pembimbing I Pembimbing II

Mhd Pujiono, S.S., M.Hum. Drs. Nandi S.

NIP : 19691011 2012 12 1 001 NIP : 19600822 1988 03 1 002

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Disetujui oleh : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Medan

Departemen Sastra Jepang Ketua,

Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum. NIP : 19600919 1988 03 1001

(4)

4

KATA PENGANTAR

Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti selalu berinteraksi dengan orang lain. Tidak jarang banyak masalah yang muncul karena adanya perbedaan idealisme masing-masing. Sehingga hal ini pun tidak jarang dijadikan sebagai inspirasi untuk menciptakan karya sastra. Setiap masalah yang muncul pun dapat mempengaruhi interaksi sosial yang terjadi. Penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Sosiologis Tokoh Pelaku Pembunuhan Dalam Komik Detektif Kindaichi Karya Fumiya Sato dan Yozaburo Kanari” ini juga membahas tentang bagaimanai interaksi sosial para tokoh di dalamnya. Penulisan skripsi ini juga ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar kesarjanaan Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Budaya, Departemen Sastra Jepang.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan selama pembuatan skripsi ini, dari awal hingga akhir. Adapun ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum, selaku Ketua Departemen Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara.

(5)

5

4. Bapak Drs. Nandi S., selaku Dosen Pembimbing II, yang memberikan masukan, ide dan perbaikan kepada penulis.

5. Seluruh staff pengajar Departemen Sastra Jepang, yang telah banyak memberikan penulis banyak masukan dan ilmu. Mulai dari tahun pertama hingga akhirnya dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik. Semoga semua ilmu yang diberikan bermanfaat bagi banyak orang.

6. Teristimewa sekali, penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ayah, R. Sirait dan ibu, Lasmi Hartati, yang sangat penulis sayangi, untuk semua kasih sayang, doa, kesabaran, moril, dukungan semangat, keringat, air mata, serta dukungan materil yang tidak terhingga, demi kebahagiaan, pendidikan, serta keberhasilan anak-anaknya. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan, rezeki, dan umur panjang sehingga senantiasa penulis akan dapat membahagiakan dan membalas semua kebaikan ayah dan ibu.

7. Dosen Penguji Ujian Seminar Proposal dan Penguji Ujian Skripsi, yang telah menyediakan waktu untuk membaca dan menguji skripsi ini.

8. Teman-teman Sastra Jepang stambuk 09; Dasril, Ody, Doni, Naufal, Rico, Fauzan, Marko, Nugraha, Febro, Edo, Erick, Johan, Zivo dan yang lainnya. Tak pernah terpikirkan oleh penulis mendapatkan teman seperti kalian. Kenangan dan pengalaman menuju kedewasaan. Terima kasih untuk semua kenangannya.

(6)

6

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi maupun uraiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga skripsi ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis, pembaca serta peneliti yang ingin melanjutkan studi mengenai Sosiologis Sastra, khususnya mahasiswa/ mahasiswi Jurusan Sastra Jepang Universitas Sumatera lainnya.

Medan, April 2015

Penulis,

(7)

7

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... 4

DAFTAR ISI ... 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 10

1.2Rumusan Masalah ... 14

1.3Ruang Lingkup Pembahasan ... 15

1.4Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ... 15

1.5Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 18

1.6Metode Penelitian ... 19

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP SOSIOLOGI SASTRA DAN KOMIK/MANGA 2.1 Pengertian Komik... 21

2.2 Manga di Jepang ... 22

2.3 Sosiologi Sastra ... 23

2.4 Relasi Sosial ... 24

2.5 Komik Detektif Kindaichi ... 25

2.5.1 Setting Waktu ... 28

2.5.2 Setting Tempat... 28

(8)

8

2.7 Motif-Motif Pembunuhan Dalam Komik Detektif Kindaichi ... 29

BAB III ANALISIS SOSIOLOGIS TOKOH PELAKU PEMBUNUHAN DALAM KOMIK DETEKTIF KINDAICHI KARYA FUMIYA SATO DAN YOZABURO KANARI 3.1 Sinopsis Cerita ... 33

3.2 Relasi Sosial Tokoh Pelaku Pembunuhan Dengan Tokoh Utama ... 34

3.2.1 Marina Ayatsuji ... 34

3.2.2 Kahoru Takigawa ... 36

3.2.3 Yoichi Takato ... 37

3.2.4 Shino Tatsumi ... 38

3.2.5 Manami Yasuoka ... 39

3.3 Ikatan Sosial Antara Tokoh Pelaku Pembunuhan Dengan Tokoh Yang Dibunuhnya ... 41

3.3.1 Marina Ayatsuji ... 41

3.3.2 Kahoru Takigawa ... 42

3.3.3 Yoichi Takato ... 44

3.3.4 Shino Tatsumi ... 45

(9)

9 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ... 49

4.2 Saran ... 50

(10)
(11)

55 社 会 しゃかい と は 相互依存 そ う ご い ぞ ん を し て い る 共 同 体 きょうどうたい の 一 ひと つ で あ る 。 一 般 的 いっぱんてき に 、 社 会 しゃかい と い う 言葉 こ と ば は き ち ん と し た共 同 体 きょうどうたい の 一 ひと つ で 人 々 ひとびと の グ ル ー プ が 生 活 せいかつ している向 む きで 使 つか われている。 特 定 とくてい の メ ッ セ ー ジ 、 概 念 がいねん 、 ア イ デ ア を 含 ふく ん で い る 人 間 にんげん と し て 存 在 そんざい を 表 あらわ すのに 著 者 ちょしゃ の 願 望 がんぼう があるから、 文 学 作 品 ぶんがくさくひん が 創 作 そうさく した。それ らは 想 像 そうぞう と社会文化 しゃかいぶんか の 現 実 げんじつ にも 閃 ひらめ かされているし、それに、言語 げ ん ご を 使 つか っている。 漫画 ま ん が は、日本 に ほ ん

(12)

56 いくつかの殺人事件

さつじんじけん

で、 著 者 ちょしゃ

は 殺 人 者 さつじんしゃ

が犠牲 ぎ せ い

をよく知 し

っている人

だ っ た し 、 同 僚 どうりょう

ま た は 同 族 関 係 どうぞくかんけい

を も っ て い る 人 だ っ た と 表 あらわ

す よ う に している。

他人 た に ん

と い い 相互作用 そ う ご さ よ う

に す れ ば 、 良 よ

い 考

かんが

え や 解 決 問 題 かいけつもんだい

な ど も 生

しょう

(13)

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia sejak dilahirkan adalah makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain dan tanpa interaksi di sekitarnya, hidup dalam bermasyarakat tanpa intimidasi dan rasialis sudah seharusnya menjadi hak bagi setiap orang. Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelom- dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.

Masyarakat adalah sebuah tung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat

(14)

11

Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.

Soekanto (2002: 64-67) mengemukakan bahwa dalam masyarakat terjadi proses interaksi sosial, suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dapat bersifat primer dan sekunder. Sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar masyarakat dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.

Karya sastra adalah artefak, adalah benda mati, baru mempunyai makna

dan menjadi objek estetik bila diberi arti oleh manusia pembaca sebagaimana

artefak peninggalan manusia purba mempunyai arti bila diberi makna oleh

arkeolog (Teeuw dalam Pradopo, 2010:106).

Pemberian makna atau penangkapan makna karya sastra itu dilakukan

dalam kegiatan kritik sastra. Aspek-aspek pokok kritik sastra adalah analisis,

interpretasi (penafsiran), dan evaluasi. (http://mynameisbunny.wordpress.com)

(15)

12

serta menggunakan media bahasa sebagai pemyampingnya. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra lahir dari pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa pengarang secara mendalam melalui proses imajinasi (Nurgihantoro, 2007:57). Dalam pemberian makna terhadap karya sastra tersebut, tentunya pembaca, sebagai kritikus sastra, terikat pada teks karya sastra sendiri berdasarkan kodrat

atau hakikat karya sastra. Maka, untuk dapat menangkap makna sebuah karya

sastra, pastilah diperlukan cara-cara yang sesuai dengan sifat hakikat karya sastra,

yakni melalui sebuah pendekatan atau teori sastra.

(http://mynameisbunny.wordpress.com)

Waluyo (2002:68) berpendapat bahwa karya sastra hadir sebagai wujud nyata imajinatif kreatif seorang sastrawan dengan proses yang berbeda antara pengarang yang satu dengan pengarang yang lain, terutama dalam penciptaan cerita fiksi. Proses tersebut bersifat individualis artinya cara yang digunakan oleh tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal diantaranya metode, munculnya proses kreatif dan cara mengekspresikan apa yang ada dalam diri pengarang hingga bahasa penyampaian yang digunakan. Pertengahan tahun 1970, di Indonesia mulai dikenal adanya teori-teori sastra, misalnya strukturalisme dan sosiologi sastra. Orientasi sastra keduanya sangat

berbeda.

Manga (漫画) merupakan sebutan untuk komik di Jepang. Tidak ada

(16)

13

mulanya komik Jepang adalah peniruan dari film animasi Walt Disney oleh Ozamu Tezuka (1928-1989) dan merupakan cikal bakal dari komik Jepang modern. Karya-karya beliau setelah akhir perang dunia II membuka era baru untuk komik Jepang. Dan karya beliau yang paling dikenal adalah Astro Boy. Namun pada tahun 1959 mulai diterbitkan dua majalah mingguan untuk anak laki-laki yaitu Shonen Magazine dan Shonen Sunday, saat itu hiburan untuk anak di Jepang hanyalah komik saja, belum ada Anime (sebutan untuk film animasi di Jepang) dan tentu saja belum ada game komputer. Pembaca komik yang usianya kurang lebih sembilan tahun pada tahun 1959, maka pada saat itu (tahun 1967) mereka telah berumur kurang lebih delapan belas tahun dan telah masuk masa remaja sehingga mereka mau membaca komik yang cocok dengan usia dan selera mereka

(17)

14

Fuyuko sendiri mengalami kecelakaan yang mengakibatkan wajahnya mengalami luka bakar, tapi Arimori menemukan fakta saat ia sedang berjalan bersama Fuyuko dan melihat 3 orang yaitu Hidaka, Kiriyuu, dan Saotome sedang berbicara tentang kecelakaan yang Fuyuko alami, dan ternyata mereka bertigalah yang mengakibatkan wajah Fuyuko terbakar. Mengetahui kebenaran itu, Arimori langsung kalap, tapi Fuyuko menghalanginya. Esoknya Fuyuko ditemukan tergantung bunuh diri di rumah sakit karena tekanan terhadap dirinya. Arimori pun langsung gelap mata dan merencanakan pembunuhan terhadap ketiga orang tersebut, namun akhirnya hanya Hidaka dan Kiriyuu yang terbunuh, sedangkan Saotome gagal dibunuh karena Kindaichi sudah terlanjur mengetahuinya, dengan penuh kesedihan dan keputusasaan akhirnya Arimori membunuh dirinya sendiri.

Sesuai dengan masalah yang diungkapkan di atas, mengacu pada cerita dalam komik Detektif Kindaichi, penulis mencoba menganalisis interaksi sosial dan ikatan sosial beberapa tokoh pelaku pembunuhan. Untuk itu penulis akan membahasnya melalui skripsi yang berjudul “Analisis Sosiologis Tokoh Pelaku Pembunuhan Dalam Komik Detektif Kindaichi Karya Fumiya Sato & Yozaburo Kanari”.

1.2 Rumusan Masalah

(18)

15

trik, motif, dan lingkungan sosial yang berbeda. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana relasi sosial antara tokoh pelaku pembunuhan dengan tokoh utama.

b. Bagaimana ikatan sosial antara tokoh pelaku pembunuhan dengan tokoh yang dibunuhnya.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk menganalisis rumusan masalah di atas, penulis akan membahas interaksi sosial antara pelaku pembunuhan dengan para tokoh terduga pelaku dalam komik dan ikatan sosial antara pelaku pembunuhan dengan tokoh yang dibunuhnya. Penulis akan mengambil beberapa cuplikan percakapan antara 5 tokoh pelaku pembunuhan dan tokoh lain dalam komik Detektif Kindaichi edisi 1-27 karya Fumiya Sato dan Yozaburo Kanari yang diterbitkan kurang lebih 190 halaman dengan memakai bahasa Indonesia oleh Elex Media Komputindo tahun 1999-2001. Untuk mendukung pembahasan pada Bab II akan dikemukakan tentang definisi-definisi sosiologi sastra dan komik.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Sastra merupakaśāstra, yang berarti

"teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang

(19)

16

defenisinya sebagai sekedar teks. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau oral). Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Yang termasuk dalam kategori Sastra adalah: Novel, Cerita/Cerpen, Syair, Pantun, Sandiwara/Drama, Lukisan/Kaligrafi

Esten (1978:9) mengatakan bahwa Sastra atau kesusasteraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).

Menurut Scott McCloud bahwa komik merupakan gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya. Dapat dikatakan, komik sebagai produk budaya karena dibuat atas dasar kreasi yang dipresentasikan secara visual. Dengan kata lain, dunia komik merupakan media yang dapat dijadikan wadah untuk menampung berbagai gagasan dan gambar. Akan tetapi, gambar dan gagasan tersebut tentu tergantung pada masing – masing selera pembuatnya. Maka dari selera yang berbeda tersebut, muncul gaya gambar yang bermacam – macam, seperti manga atau komik Jepang.

(20)

17 1.4.2 Kerangka Teori

Agar mampu mengerjakan penelitian ini dengan baik dibutuhkan suatu landasan berpikir sehingga mampu menerapkan metode yang tepat dalam meneliti. Pada pembahasan ini penulis meneliti karya sastra yang bercerita tentang lingkungan seseorang yang menjadikannya pembunuh. Dalam hal ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologi sastra.

Sosiologi Sastra adalah meningkatkan pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan bahwa rekaan tidak berlawanan dengan kenyataan dalam hal ini karya sastra dikonsumsikan secara imajinatif, tetapi kerangka imajinatifnya tidak bisa dipahami di luar kerangka empirisnya dan karya sastra bukan semata-mata merupakan gejala individual tetapi gejala sosial (Ratna, 2004:11).

(21)

18

Sebagai sebuah pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Kelompok tersebut menca ekonomi, sosial.

Karya sastra adalah karya yang menyajikan persoalan-persoalan interpretasi yang paling tidak terpecahkan, yang berkaitan dengan makna (tata nilai) dan bentuk (struktur) dari kondisi sosial dan historis yang terdapat dalam kehidupan manusia. Menurut Laurenson dalam Fananie (2002:133) terdapat tiga perspektif yang berkaitan dengan sosiologi sastra, yaitu :

1. Perspektif yang memandang sastra sebagai dokumen sosial yang di dalamnya merupakan refleksi situasi pada masa sastra tersebut diciptakan.

2. Perspektif yang mencerminkan situasi sosial penulisnya.

3. Model yang dipakai karya sastra tersebut sebagai manifestasi dari kondisi sosial budaya atau peristiwa sejarah.

(22)

19 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui kesesuaian teori dengan kenyataan berdasarkan penelitian, adapun tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui relasi sosial antara pelaku pembunuhan dengan tokoh utama.

2. Untuk mengetahui ikatan sosial antara pelaku pembunuhan dengan tokoh yang dibunuhnya.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Selama pembuatan skripsi ini, informasi-informasi yang telah dikumpulkan penulis diharapkan mempunyai manfaat seperti:

1. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya tentang kajian sastra dengan menggunakan teori sosiologi sastra.

2. Hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan bagi para pembaca.

1.6 Metode Penelitian

(23)

20

peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nasir 1988:51).

Berdasarkan definisi di atas, maka penulis akan menggunakan jenis penelitian deskriptif dalam analisis ini. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis mengenai penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang akan menggunakan pertanyaan 5W 1H dalam menggali dibutuhkan. (id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_deskriptif )

Teknik pengumpulan data menggunakan metode pustaka (library

research). Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

(24)

21 BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP SOSIOLOGI SASTRA DAN KOMIK/MANGA

2.1 Pengertian Komik

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri. (http://id.wikipedia.org/wiki/komik)

(25)

22

diterka, karena isi komik cenderung membawa pembaca untuk memuji salah satu tokoh yang ada di komik.

Berdasarkan cerita, komik atau manga terbagi menjadi 3 kategori yaitu Edukasi yang berfungsi sebagai hiburan dan dapat dimanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung untuk tujuan edukatif. Kedua adalah iklan, komik atau

manga juga mampu menumbuhkan imajinasi yang selaras dengan dunia anak,

sehingga muncul pula komik yang dipakai untuk keperluan promosi sebuah produk, visualisasi iklan ini biasanya menggunakan figure superhero. Ketiga adalah bela diri, kategori ini sangat didominasi oleh adegan laga atau pertarungan yang sampai saat ini masih menjadi favorit, misal seperti Jepang dengan ninja atau samurainya atau China dengan kungfunya, seperti Naruto dsb. (http://ginanjarnurprasetyo.blogspot.com)

2.2 Manga di Jepang

Manga merupaka

khusus untuk membicarakan tentang komik Jepang, sesuai dengan gaya yang dikembangkan di Jepang pada akhir abad ke-19. Kata tersebut memiliki prasejarah

yang panjang dan rumit di awal漫 画 家) adalah

(26)

23

lebih dikenal dengan istilah Anime) contohnya adalah seperti Naruto,

Bleach dan One Piece.

Beberapa manga cerita aslinya bisa diangkat berdasarkan dari novel / visual novel, contohnya adalah Basilisk (tidak beredar di Indonesia) berdasarkan

dari novel 甲賀忍法帖, Kōga Ninpōchō oleh Futaro Yamada. Setelah beberapa

lama, cerita-cerita dari majalah itu akan dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk buku berukuran biasa, yang disebut tankōbon (atau kadang dikenal sebagai istilah

volume). Komik dalam bentuk ini biasanya dicetak diatas kertas berkualitas tinggi dan berguna buat orang-orang yang tidak atau malas membeli majalah-majalah

manga yang terbit mingguan yang memiliki beragam campuran cerita/judul. Dari

bentuk tankōbon inilah manga biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain di negara-negara lain seperti Indonesia.

Untuk beberapa judul (yang sukses) bahkan telah/akan dibuat versi manusi judul yang telah diangkat menjadi Live Action adalah Death Note, Detektif Conan,

GeGeGe no Kintaro, Cutie Honie, Casshern, DevilMan, Saigake!! Otokojuku dan

lain lain.

2.3 Sosiologi Sastra

(27)

24

tempat ia berasal, ideologi politik dan sosialnya, kondisi ekonomi serta khalayak yang ditujunya. (KBBI, 1989:855)

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir daripada perkembangan ilmu pengetahuan. Sosiologi lahir pada saat-saat terakhir perkembangan ilmu pengetahuan, oleh karena sosiologi didasarkan pada kemajuan-kemajuan yang telah dicapai ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Selanjutnya Camte berkata bahwa sosiologi dibentuk berdasarkan pengamatan dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal keadaan masyarakat dan hasil- hasil observasi tersebut harus disusun secara sistematis dan motodologis. (Soekanto, 1982:4)

Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis pada suatu kurun waktu tertentu langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat zaman itu. Pengarang mengubah karyanya selaku seorang warga masyarakat pula, (Luxemburg, Bal, dan Willem G.W, 1984:23)

2.4 Relasi Sosial

Relasi sosial merupakan hubungan antar manusia, dimana relasi tersebut menentukan struktur masyarakat. Relasi sosial ini didasarkan pada komunikasi antar individu dalam masyarakat. Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa komunikasi merupakan dasar eksistensi suatu kelompok masyarakat.

(28)

25

“Pola Hubungan Petani dalam Masyarakat”, dikatakan bahwa relasi sosial atau hubungan tersebut menciptakan suatu kelompok atau komunitas. Relasi yang terus menerus dalam komunitas tersebut lama kelamaan akan menciptakan suatu pola

Relasi sosial merupakan hubungan antar manusia, dimana relasi tersebut menentukan struktur masyarakat. Relasi sosial ini didasarkan pada komunikasi antar individu dalam masyarakat. Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa komunikasi merupakan dasar eksistensi suatu kelompok masyarakat. (https://shandrakatherine.wordpress.com)

Relasi sosial atau hubungan dalam masyarakat ini, baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok-kelompok dan antar kelompok manusia itu sendiri mewujudkan segi dinamika perubahan dan perkembangan masyarakat.

2.5 Komik Detektif Kindaichi

Detektif Kindaichi (金 田 一 少 年 の 事 件 簿 — Kindaichi Shōnen no

Jikenbo) adalah

ta ditujukan untuk pembaca dewasa dengan kasus yang lebih berat. Seri pertama

(29)

26

penulisnya mengatakan bahwa seri Kindaichi akan tetap berlanjut, tetapi tidak diterbitkan secara berkala. Di Jepang), kisah petualangan Kindaichi dalam bent

untuk dan

Berikut adalah tokoh-tokoh yang terdapat dalam komik Detektif Kindaichi:

Hajime Kindaichi

Kindaichi (金 田 一 一 Kindaichi Hajime) adalah cucu detektif terkenal sopan. Hanya segelintir orang yang mengetahui kecerdasaannya yang di atas rata-rata dengan

Miyuki Nanase

(30)

27

idiot. Miyuki sebenarnya mencintai Kindaichi, hanya saja ia belum pernah mengungkapkan perasaannya.

Isamu Kenmochi

Kenmochi (剣 持 勇 Kenmochi Isamu) adalah seorang inspektur anggota bagian investigasi kepolisia pertamanya, Pembunuhan di Gedung Opera, dan terkesima pada kemampuannya. Inspektur Kenmochi sering memberi Kindaichi wewenang penuh untuk mengupas tuntas kasus yang dihadapinya.

Kengo Akechi

Akechi (明智健悟 Akechi Kengo) adalah atasan Inspektur Kenmochi yang pernah magang di Kindaichi dalam memecahkan kasus.

Yosuke Itsuki

Itsuki (い つ き 陽 介 Itsuki Yōsuk

menjadi informan bagi Kindaichi untuk membantunya memecahkan suatu kasus

Fumi Kindaichi

Fumi (金田一二三 Kindaichi Fum

(31)

28 Reika Hayami

Reika (速水 玲香, Hayami Reika) adalah seorang penyanyi / idol terkenal yang ikut mendukung Kindaichi dalam memecahkan kasus. Tarigan (1984:136) mengungkapkan bahwa latar atau setting adalah latar belakang fisik, unsur tempat dan ruang dalam suatu cerita. Sedangkan menurut Aminudin (1987:68) Latar dalam cerita rekaan tidak hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana, benda-benda dalam lingkungan tertentu, tetapi juga suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun gaya hidup masyarakat.

2.5.1 Setting Waktu

Komik Detektif Kindaichi berlatar waktu tahun 90-an yang pada saat itu Jepang baru memasuki Zaman Heisei (平 成, 1989-sekarang), hal ini diperkuat

dengan ditemukannya barang-barang modern pada era tersebut dalam Komik Detektif Kindaichi ini seperti Pager, Televisi, dan lain-lain. Hal ini juga diperkuat dengan ditemukannya uang lembaran kertas 10.000 yen terbitan tahun 1984-1993 di Komik Detektif Kindaichi jilid 26 halaman 168.

2.5.2 Setting Tempat

(32)

29

Lilin (tidak disebutkan kotanya), Vila Lavender (tidak disebutkan kotanya), Hakodate (prefektur Hokkaido), Desa Majin yang berada di kota Izumo (prefektur Shimane), Desa Kuchinashi yang berada di kota Hida (prefektur Gifu), Danau Patah Hati yang berada di Nagano (Prefektur Nagano), Desa Segori (Prefektur Hokkaido), Arena Ski Tamamaki yang berada di Aomori, dan lain-lain.

2.6 Riwayat Fumiya Sato & Yozaburo Kanari

Fumiya Sato (さとう ふみやSatō Fumiya), terlahir dengan nama Ayako Satō (佐藤文子Satō Ayako) lahir tanggal Jepang. Ia terkenal lewat serial manga karyanya bersama dengan Yozaburo Kanari dan Seimaru Amagi, yaitu Detektif Kindaichi dan Detective School Q. Pada Tahun 1995, ia mendapatkan Penghargaan Manga Kodansha untuk karyanya, Detektif Kindaichi.

Yozaburo Kanari (金成陽三郎Kanari Yozaburo) kelahiran Sagamihara, Kanagawa, Jepang tanggal 20 Agustus 1965 adalah penulis cerita manga asal Jepang, ia memulai debutnya pada tahun 1991 dengan manga Chozuno Silver

Wolf (diilustrasikan oleh Masashi Asaki). Namanya dan Fumiya Sato melambung

(33)

30

2.7 Motif-Motif Pembunuhan Dalam Komik Detektif Kindaichi

Seseorang melakukan sesuatu pasti ada sebab-akibatnya, termasuk juga dalam hal membunuh. Membunuh karena sebab yang berbeda tapi dengan akibat yang sama, yaitu dipenjara, dikucilkan masyarakat, dan penyesalan yang mendalam. Dalam skripsi ini penulis akan mengambil 5 cuplikan motif kasus pembunuhan yang akan dianalisis.

Pada Jilid ke-4, diceritakan saat 10 tahun yang lalu terjadi kecelakaan pesawat di sebuah gunung di Nagano. Seorang anak perempuan bernama Marina selamat dan mendapati ibunya masih hidup namun tertindih reruntuhan pesawat. Ia berusaha mencari bantuan dan akhirnya berhasil menemui 4 orang tetapi keempatnya tidak mau membantu. Tanpa kenal lelah Marina berusaha membantu mengeluarkan ibunya dengan tangannya sendiri namun aksinya tersebut membuat reruntuhan jatuh seluruhnya. Mengetahui itu si ibu langsung mendorong tubuh putrinya sehingga terhindar dari bangkai pesawat yang ambruk. Karena itulah ia berniat membunuh 4 orang yang tidak mau membantunya menyelamatkan sang ibu.

(34)

31

meninggal, sementara kekasihnya selamat walaupun harus mengalami amnesia selama 6 bulan. Saat ia berhasil sadar, ia berniat membalas dendam kepada ketiga orang itu. Ia melakukan operasi plastik dan mengganti namanya menjadi Kahoru Takigawa untuk menyamarkan identitasnya, sehingga ia bisa lebih leluasa membalas dendam atas kematian Kyouji.

Pada jilid 21, seorang pesulap ternama, Reiko Chikayama, menulis dan mengumpulkan trik sulap yang baru di sebuah buku catatan, dia mengatakan akan memberikan buku tersebut suatu hari nanti kepada seseorang dan diketahui seseorang tersebut adalah Yoichi Takato, anak dari Reiko. Pada suatu hari, 4 murid Reiko memaksa Reiko untuk memberikan buku catatan tersebut hingga akhirnya sebuah kecelakaan yang tak terelakkan terjadi, Reiko pun tewas karena kecelakaan itu. Saat Yoichi menghadiri pertunjukkan sulap yang dibintangi 4 murid Reiko tersebut, Yoichi menyadari ada sesuatu yang aneh, trik sulap yang dipertunjukkan tersebut sama persis dengan yang ada di buku, saat ia menemukan kebenaran akan fakta yang mencengangkan antara ibunya dan 4 murid ibunya, ia langsung memikirkan cara untuk membunuh keempat orang tersebut.

(35)

32

sekolah dan terpaksa bekerja. Saat ia hamil dari hubungannya yang terlarang, ia bertemu kembali dengan Ayako di rumah sakit, dengan Ayako yang berstatus sebagai istri keluarga Tatsumi. Beberapa hari setelah melahirkan, ia berpikir untuk menukar anak kandungnya dan anak Ayako dengan harapan anak kandungnya Shino akan memiliki kehidupan yang berkecukupan. Shino yang kemudian menjadi istri kedua keluarga Tatsumi melihat anak kandungnya yang sudah besar yang bernama Ryunosuke, sampai suatu hari anak kandungnya Shino berkelahi dengan Seimaru, anak kandung Ayako yang dibesarkan Shino, mereka berkelahi karena masalah warisan. Saat berkelahi, tatapan Seimaru mengingatkan dia akan orang yang selama ini dia benci, Ayako, sampai setan berbisik ditelinganya dan membunuh Seimaru. Saruhiko, ayah kandung Ryunosuke, mengetahui hal ini dan memanfaatkan Shino untuk mendapatkan sebagian warisan keluarga Tatsumi sampai akhirnya Saruhiko juga terbunuh.

(36)

33 BAB III

ANALISIS SOSIOLOGIS TOKOH PELAKU DALAM KOMIK DETEKTIF KINDAICHI KARYA FUMIYA SATO DAN YOZABURO KANARI 3.1 Sinopsis Cerita

(37)

34

Miyuki Nanase adalah teman Hajime dari kecil dan Miyuki juga sering menemani Hajime memecahkan kasus

Dalam memecahkan kasus, Hajime juga pernah hampir terbunuh dan bahkan pernah menjadi sasaran fitnah dari sang pelaku yang berusaha menghilangkan jejaknya, namun dengan kelihaian dan kejeniusannya akhirnya dia berhasil menemukan benang merah. Hajime juga mempunyai rival dalam memecahkan kasus, salah satunya adalah Inspektur Akechi dan Yoichi Takato. Akechi yang merupakan pihak dari kepolisian juga merupakan seorang yang jenius dan sering beradu analisis dengan Kindaichi jikalau keduanya bertemu dalam satu kasus. Sedangkan Yoichi sendiri adalah rival yang sedikit berbeda karena Yoichi bukan detektif, namun dia seorang pesulap yang membuat trik cemerlang yang digunakannya untuk memperalat orang lain untuk membunuh, dan tugas Hajime adalah memecahkan beberapa trik cemerlang Yoichi.

3.2 Relasi Sosial Tokoh Pelaku Pembunuhan Dengan Tokoh Utama

Berikut adalah relasi sosial atau hubungan beberapa tokoh pelaku pembunuhan dengan tokoh utama yaitu Kindaichi:

3.2.1 Marina Ayatsuji

Cuplikan jilid 3 hal 116-117

Marina: “Ada apa, Kindaichi?!”

(38)

35

Marina: “Tenang saja, tak usah khawatir, vila ini adalah museum pribadi yang didirikan pemiliknya yaitu Himuro Issei, untuk memasang lukisannya sendiri, jalannya dibuat besar mengelilingi kamar yang berada di tengah, setelah kamu mati, ruangan ini jadi tak boleh dimasuki, karena itu tak mungkin mereka bertemu denganmu.”

Kindaichi: “Sepertinya ada yang masuk dari arah berlawanan!?”

Marina: “Mungkin sutradara?”

Cuplikan jilid 3 hal 121-122

Kindaichi: “Tak kusangka sifatnya begitu, padahal aku penggemarnya.”

Marina: “Ternyata kamu polos ya Kindaichi”

Kindaichi: “Himuro itu.. pemilik vila ini?

Marina: “Benar”

Kindaichi: “Apa dia tinggal disini? Kok tak kelihatan, sih?”

Marina: “Katanya dia benci manusia, kita bisa meminjam vila ini karena salah seorang staf adalah temannya..”

Analisis:

(39)

36

terlibat dalam sebuah pembuatan film di vila tersebut. Dalam kalimat tak kusangka sifatnya begitu juga terlihat menguatkan bukti bahwa Kindaichi tidak begitu akrab dan terlalu cepat menilai tokoh yang lain, lalu cuplikan dialog marina Ternyata kamu polos ya juga terlihat menguatkan bahwa Marina tidak begitu akrab dengan Kindaichi yang baru ditemuinya di vila tersebut. Gusti Alif Prassojo (2011) dalam artikel yang berjudul “Pola Hubungan Petani dalam Masyarakat”

tersebut menciptakan suatu kelompok atau komunitas. Relasi sosial merupakan hubungan antar manusia, dimana relasi tersebut menentukan struktur masyarakat. Relasi sosial ini didasarkan pada komunikasi antar individu dalam masyarakat. Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa komunikasi merupakan dasar eksistensi suatu kelompok masyarakat. Berdasarkan teori yang disebutkan, Kindaichi melakukan komunikasi awal untuk masuk ke dalam terhadap suatu kelompok masyarakat dengan cara mengakrabkan diri dengan Marina yang sudah merupakan bagian dari kelompok masyarakat tersebut.

3.2.2 Kahoru Takigawa

Cuplikan jilid 16 hal 42

Kindaichi: “Wah, anda tahu banyak ya”

Kahoru: “Sejarah Eropa Abad Pertengahan adalah mata kuliah utama waktu aku kuliah, Kindaichi!”

(40)

37

Kahoru: “Hihihi.. Aku Kahoru Takigawa, novelis misteri, kau dan kakekmu pun terkenal di dunia detektif”

Kindaichi: “Haha, begitu ya”

Analisis:

Dari cuplikan di atas, Kahoru merupakan novelis misteri dengan segudang ilmu pengetahuan sejarah, tidak dijelaskan apakah ini pertemuan pertamanya dengan Kindaichi, namun dalam kalimat kau dan kakekmu pun terkenal di dunia detektif terlihat bahwa Kahoru mengetahui latar belakang Kindaichi beserta riwayat tentang kakeknya yang juga detektif yang sangat terkenal, Kindaichi baru mengenal Kahoru namun Kahoru mengetahui latar belakang Kindaichi karena adanya sebuah komunitas seperti yang diungkapkan Gusti Alif Prassojo (2011) dalam artikel yang berjudul “Pola Hubungan Petani dalam Masyarakat”

(41)

38 3.2.3 Yoichi Takato

Cuplikan jilid 20 hal 181

Yoichi: “Kau mencariku, detektif?”

Kindaichi: “Yoichi, bagaimana kau bisa keluar dari penjara?”

Yoichi: “Hm, aku hanya menggunakan trip sulap yang diajarkan oleh ibuku”

Kindaichi: “Kau sudah mengetahui perbedaan dari buku itu bukan?

Yoichi: “Hm, benar sekali, aku tidak perlu repot-repot mengotori tanganku untuk membunuhnya. Aku punya kemampuan mengelabui orang, sedangkan kau memiliki rasa tanggung jawab untuk membongkarnya. Baiklah kalau begitu detektif, sampai bertemu lain waktu, disaat kita bertemu lagi aku akan menciptakan trik yang tak akan bisa kau pecahkan.”

Kindaichi: “Tunggu kau Yoichi, aku akan mempertaruhkan nama kakekku.”

Yoichi: “Aku tidak sabar menantikan lagi aksimu detektif, sampai jumpa.”

Analisis:

(42)

39

Kindaichi untuk menunjukkan dirinya dan menantang Kindaichi untuk membongkar triknya jikalau mereka bertemu kembali di masa yang akan datang. Dalam teori Gusti Alif Prassojo seperti yang telah disebutkan sebelumnya pada bab 3.2.2, pola yang dibentuk antara Kindaichi dan Yoichi merupakan dua pola yang bertentangan namun terbentuk dalam suatu komunitas yang sama, dimana Kindaichi berada dalam pola dimana dia merasa bertanggungjawab untuk menangkap kembali Yoichi, sedangkan Yoichi berada dalam pola dimana ia lari dari hukum dan ingin menciptakan trik yang rumit sampai tak seorang detektif pun dapat memecahkannya.

3.2.4 Shino Tatsumi

Cuplikan jilid 11 hal 17

Kindaichi: “Siapa itu Ryunosuke?”

Shino: “Anak almarhum suamiku dengan istri pertamanya, dengan kata lain, anak tiriku.”

Cuplikan jilid 11 hal 47-48

Shino: “Benarkah Saburo bilang begitu?”

Kindaichi: “Ya, dia menyuruhku dan nyonya untuk datang jika ingin tahu identitas si pemburu kepala, katanya dia tak mau bicara jika ada orang lain yang ikut, kenapa dia mengatakan ini, nyonya tahu tidak?”

Shino: “Entahlah”

(43)

40 Shino: “Disini”

Analisis:

Dari dialog di atas terlihat jelas bahwa Kindaichi belum mengenal baik latar belakang keluarga Shino saat Kindaichi menanyakan anak dari sang pelaku. Sementara dari dialog kedua Kindaichi mencoba mengakrabkan diri dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Saat Kindaichi menanyakan tentang kunci, Shino langsung dengan sigap mengambil kunci tersebut karena Shino adalah tuan rumah dan Kindaichi adalah tamunya. Tidak ditemukan dialog lebih lanjut tentang Kindaichi dan Shino dikarenakan interaksi Shino lebih banyak ke tokoh pendukung yaitu Isamu Kenmochi, diketahui bahwa Shino merupakan teman kecil dari tokoh pendukung tersebut. Dalam teori relasi sosial seperti yang telah disebutkan sebelumnya pada bab 3.2.1, Kindaichi mencoba berbaur disekitar lingkungan Shino dan keluarganya, namun dikarenakan salah satu tokoh pendukung merupakan sahabat lama Shino, mau tidak mau Kindaichi harus masuk ke dalam komunitas tersebut.

3.2.5 Manami Yasuoka

Cuplikan jilid 26 hal 163

Manami: “Kindaichi ada tidak? A, aku Manami dari Kaburagi Production, ikutlah denganku!!

Kindaichi: “Eh?”

Manami: “Kumohon”

(44)

41

Kindaichi: “Aku yang harus menyerahkan uang tebusan!?”

Manami: “Kumohon, Kindaichi! Lakukan perintah si pelaku! Tolonglah suamiku Yasuyuki!”

Kindaichi: “Suami..? Berarti..”

Analisis:

Dilihat dari dialog pertama, Manami terlihat bingung mencari Kindaichi, ini menandakan kalau Manami belum mengenal Kindaichi sama sekali, begitu juga dengan reaksi dari Kindaichi yang terkejut saat seseorang yang tidak dikenalnya mencarinya. Namun pada dialog kedua, Manami terlihat meminta tolong Kindaichi untuk menyelamatkan suaminya yang diculik dengan cara menyerahkan uang tebusan kepada si pelaku yang menculik suaminya. Walaupun belum begitu mengenal Kindaichi, si pelaku menaruh harapan kepada Kindaichi untuk menyelamatkan suaminya. Dalam teori relasi sosial yang dijelaskan sebelumnya pada bab 3.2.1, Manami yang belum kenal sama sekali dengan Kindaichi meminta tolong kepada Kindaichi untuk menyelamatkan suaminya, ini dikarenakan Kindaichi dan Manami berada dalam satu komunitas dimana relasi menentukan struktur individu dengan latar belakang Kindaichi sebagai seorang detektif dan Manami sebagai pelaku dan pemohon.

3.3 Ikatan Sosial Antara Tokoh Pelaku Pembunuhan Dengan Tokoh Yang Dibunuhnya

3.3.1 Marina Ayatsuji

(45)

42

Marina: “Sepuluh tahun yang lalu aku naik pesawat bersama kedua orangtuaku, lalu pesawat itu mengalami kecelakaan, aku berusaha mencari kedua orangtuaku, ayah tidak kutemukan, dan ibu yang kutemukan dengan susah payah pun terhimpit oleh badan pesawat yang terlihat ambruk, setelah lewat beberapa jam aku disana, empat orang itu datang.”

Marina 10 tahun lalu: “Kumohon! Tolong ibuku!!”

Michio 10 tahun lalu: “Berisik! Jangan ganggu! Lekas pergi sana, anak nakal!!”

Marina 10 tahun lalu: “Ibuuuuuuuu..!” Brak!! (suara serpihan pesawat yang ambruk)

Mizunuma 10 tahun lalu: “Suara ribut apa itu?”

Michio 10 tahun lalu: “Biarkan saja! Lebih baik bereskan mayat ini, kita harus menguburnya sebelum ada yang datang..”

Marina 10 tahun lalu (dialog dalam hati): “Ku..bu..nuh.., akan kubunuh kalian..!! Akan kubunuh!!”

Analisis:

(46)

43

badan pesawat, namun 4 orang tersebut mengabaikannya, dan pada akhirnya Marina menaruh dendam yang sangat besar kepada mereka. Marina merupakan penumpang pesawat tersebut, namun 4 orang korban bukan penumpang pesawat tersebut. Sosiologi Sastra adalah meningkatkan pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan bahwa rekaan tidak berlawanan dengan kenyataan dalam hal ini karya sastra dikonsumsikan secara imajinatif, tetapi kerangka imajinatifnya tidak bisa dipahami di luar kerangka empirisnya dan karya sastra bukan semata-mata merupakan gejala individual tetapi gejala sosial (Ratna, 2004:11). Gejala sosial dapat berubah baik itu diakibatkan tindakan yang positif ataupun negatif. Gejala sosial yang dimaksud dalam teori diatas adalah saat dimana Marina menaiki satu pesawat dengan para korban namun gejala sosial tersebut berubah karena suatu tindakan negatif yang merugikan Marina sehingga menumbuhkan rasa dendam kepada para korban.

3.3.2 Kahoru Takigawa

Cuplikan 1 jilid 17 hal 45

Kahoru: “Megumi, Richard, dan Kusaburo, akulah yang membunuh ketiga orang itu.”

Kindaichi: “Apa hubungan tiga orang itu denganmu?”

Kahoru: “Teman..”

(47)

44

Kahoru: “Sewaktu kuliah, aku dan ketiga orang itu adalah sahabat yang mengejar mimpi yang sama, tapi… mereka mengkhianati kami 20 tahun yang lalu..”

Cuplikan 2 jilid 17 hal 49

Kahoru: “Semua dimulai dua puluh tahun lalu, ketika aku masih mahasiswi tingkat satu, aku yang suka novel misteri masuk klub penelitian kejahatan, anggotanya Cuma lima orang, termasuk aku, Kusaburo, Megumi, mahasiswa asing dari Inggis bernama Richard, dan seorang lagi, Kyoji Kiyama yang waktu itu sudah tingkat empat di Fakultas Hukum, dia kekasihku..”

Cuplikan 3 jilid 17 hal 68, Kahoru: “Aku bersumpah! Diriku yang sebelumnya telah mati bersamanya membalas dendam pada para pengkhianat itu adalah segalanya bagiku! Aku menjadi algojo yang akan menghukum mereka!

Analisis:

(48)

45 3.3.3 Yoichi Takato

Cuplikan 1 jilid 21 hal 136

Yoichi: “Aku adalah anak tunggal Reiko Chikayama, pesulap berbakat yang dibunuh Sakonji dan yang lainnya.”

Cuplikan 2 jilid 21 hal 151-153

Yoichi 3 tahun lalu (dalam hatinya berkata): “Ibu, jangan-jangan.. para muridmu ini telah.. membunuhmu?”

Yoichi: “Aku masuk grup sulap ilusi sebagai manajer untuk memastikan hal itu.. memang, agak makan waktu, tapi tak disangka, mereka buka mulut lebih cepat.”

Yumi 3 tahun lalu: “Sulit dipercaya ya, padahal tiga tahun lalu kita cuma murid Reiko. Sekarang kita adalah grup sulap yang sangat terkenal!”

Yamagami 3 tahun lalu: “Ya.. Salah satunya kita berhasil sampai sini adalah berkat trik catatan itu!!

Yoichi 3 tahun lalu (dalam hatinya berkata): “Yamagami.. Yurama.. Yumi.. Sakonji.. sekarang targetku sudah jelas”

Analisis:

(49)

46

mengetahui yang sebenarnya telah terjadi. Lalu pada dialog ke-3 dan ke-4, salah satu korban yaitu Yumi, menjelaskan bahwa mereka meraih sukses atas hasil kerja keras dari ibunya Yoichi. Tidak terima dengan semua yang telah terjadi, pada dialog terakhir di cuplikan ke-2, Yoichi mulai menargetkan keempat orang tersebut untuk melampiaskan dendamnya. Dalam teori Ratna diatas, gejala sosial yang menunjukkan ikatan sosial adalah saat dimana Yoichi mengetahui bahwa sebelumnya Yoichi hanya menaruh rasa curiga terhadap empat korban tersebut, namun ternyata hasil kerja keras dari grup sulap yang dimanajerinya adalah berasal dari ibunya yang mengalami kecelakaan yang diakibatkan empat orang tersebut.

3.3.4 Shino Tatsumi

Cuplikan 1 jilid 12 hal 57

Kindaichi: “Walaupun demi membuat anakmu mewarisi harta yang melimpah itu, kenapa tega membunuh anak yang kau besarkan selama 18 tahun itu seperti membunuh kutu saja?! Apa gerangan yang membuatmu menjadi binatang buas? Membunuh Seimaru yang tidak tahu apa-apa, padahal dia mengira kau ibu kandungnya.”

Cuplikan 2 jilid 12 hal 61-63

(50)

47

Kindaichi: “Mungkin ayah kandung Ryunosuke adalah Saruhiko Senda! Mungkin kedatangan Saruhiko ke rumah ini pun bukan kebetulan, tapi untuk memerasmu bukan?”

Analisis:

Dua korban yang dibunuh memiliki ikatan yang cukup rumit. Seimaru, korban pertama yang dibunuh merupakan anak dari orang yang dia benci, saat di rumah sakit dia menukar anaknya yang sebenarnya, Ryunosuke, dengan anak seorang wanita yang dibencinya, Seimaru. Dalam cuplikan 1 dan dialog pertama di cuplikan ke-2, Seimaru yang tidak tahu apa-apa pun berpikir kalau Shino adalah ibu kandungnya, bahkan sampai ia dibunuh ia tidak tahu kenyataan yang sebenarnya. Lalu pada cuplikan 2 dialog kedua dijelaskan bahwa korban kedua yaitu Saruhiko merupakan ayah kandung dari Ryunosuke yang sebenarnya, yang juga anak kandung dari Shino. Dia muncul karena tahu kalau Ryunosuke akan mewarisi harta kekayaan keluarga Tatsumi, Saruhiko berusaha memeras Shino dengan cara merahasiakan siapa ayah kandung Ryunosuke sebenarnya, sampai akhirnya Saruhiko juga dibunuh. Terlihat jelas bahwa ikatan sosial Shino dengan korbannya adalah hubungan keluarga, namun karena gejala sosial yang dulu dialaminya terhadap seseorang, akhirnya nilai-nilai akibat gejala sosial tersebut meluas hingga ke ikatan keluarga seperti yang disebutkan dalam teori sosiologi yaitu Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya.

3.3.5 Manami Yasuoka

(51)

48

Reika: “Nyo.. Nyonya Manami, kenapa..? Kenapa kau membunuh suamimu sendiri?”

Manami: “Suami? Baiklah akan kuceritakan apa yang telah dilakukan pria sampah itu padaku..! Tujuh tahun lalu aku bekerja di Kaburagi Prodution ini sebagai penyanyi yang kurang tenar, waktu itu Yasuyuki cuma keponakan direktur yang jadi teman bermainku di kantor, dia selalu merayuku dan mengikutiku kemana-mana..”

Cuplikan 2 jilid 27 hal 144

Manami: “Aku mengetahuinya setengah tahun lalu”

Yasuyuki (setengah tahun lalu): “Dengar! Dengan ini sekarang kita tidak saling kenal!”

Seseorang yang tak dikenal (setengah tahun lalu): “Baiklah! Tak kusangka, kau benar-benar menikahi wanita itu, dengan bantuan kami sendiri kau memperkosanya, lalu membuat dia berhutang budi padamu, kau benar-benar hebat! Hehehehe”

Manami: “Laki-laki itu telah mengoyak diriku dengan tangannya sendiri..!! Lalu menikahiku sampai sekarang!! Tak bisa kumaafkan!! Dalam setengah tahun ini aku terus berpikir bagaimana cara melempar dia ke neraka!!”

Analisis:

(52)

49

diceritakan bahwa korban adalah sepupu dari atasan pelaku, lalu pada cuplikan kedua, secara tak sengaja pelaku mendengar percakapan korban, lalu terungkaplah semua kebenaran tentang mengapa korban menikahi pelaku, dia merubah pandangannya terhadap suaminya tersebut lalu membunuhnya. Jelas terlihat kalau hubungan Manami dan korbannya adalah suaminya, namun jika melihat dari teori Ratna, gejala sosial yang ditimbulkan adalah saat Manami menemukan fakta bahwa ia diperalat dan dimanfaatkan untuk dinikahi dengan korban. Gejala sosial tersebut muncul saat korban melakukan percakapan dengan orang yang bekerjasama dengannya untuk memanfaatkan Manami.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut:

(53)

50

murid SMU lain. Pada beberapa kasus, ia ditemani oleh teman semasa kecilnya, Miyuki Nanase.

2. Dalam komik Detektif Kindaichi, tokoh utama yaitu Kindaichi bertemu dengan tokoh baru dalam setiap kasusnya, bahkan ada beberapa tokoh tersebut yang menjadi tokoh pendukung (tokoh yang muncul lebih dari satu kali pada setiap kasusnya) terhadap Kindaichi dalam memecahkan kasus. Bahkan ada satu tokoh yang menjadi rival Kindaichi dalam membongkar trik pembunuhan, yaitu Yoichi Takato yang lihai dalam membuat trik pembunuhan.

3. Dalam beberapa motif pembunuhan, pengarang berusaha menjelaskan bahwa pembunuh merupakan seseorang yang kenal baik dengan korban dan mempunyai hubungan kerabat kerja ataupun hubungan darah, membunuh seseorang tanpa tahu kejadian yang sebenarnya berakibat penyesalan dan kesedihan yang mendalam, namun ada beberapa yang berakhir tanpa penyesalan dan berakhir dengan sang pelaku melakukan bunuh diri. Dengan adanya interaksi yang baik dengan orang lain maka juga akan menghasilkan pemikiran dan penyelesaian masalah yang baik pula.

4.2 Saran

Setelah menjalani proses penelitian dan penulisan skripsi ini, maka penulis menyarankan.

(54)

51

Dengan demikian komik dapat dijadikan sebagai acuan untuk mempelajari berbagai hal, baik tentang pengarang maupun cerita di dalamnya yang merupakan pencerminan suatu masyarakat.

2. Untuk menganalisis karya sastra secara sosiologis, maka sorang peneliti harus mengetahui dan memahami kajian-kajian sosiologis serta hal-hal yang mendukung penelitiannya.

3. Penulis berharap melalui skripsi ini, para pembaca dapat menjernihkan pikiran saat akan emosi terhadap sesuatu yang berujung penyesalan nantinya, membalas dendam tidak akan merubah suatu fakta masa lalu yang telah terjadi.

Daftar Pustaka

Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Niaga Swadaya

Esten, Mursal. 1978. Kesusasteraan : Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa

(55)

51

Dengan demikian komik dapat dijadikan sebagai acuan untuk mempelajari berbagai hal, baik tentang pengarang maupun cerita di dalamnya yang merupakan pencerminan suatu masyarakat.

2. Untuk menganalisis karya sastra secara sosiologis, maka sorang peneliti harus mengetahui dan memahami kajian-kajian sosiologis serta hal-hal yang mendukung penelitiannya.

3. Penulis berharap melalui skripsi ini, para pembaca dapat menjernihkan pikiran saat akan emosi terhadap sesuatu yang berujung penyesalan nantinya, membalas dendam tidak akan merubah suatu fakta masa lalu yang telah terjadi.

Daftar Pustaka

Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Niaga Swadaya

Esten, Mursal. 1978. Kesusasteraan : Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa

(56)

52

Fumiya Sato, Yozaburo Kanari. 1999. Detektif Kindaichi jilid. Jakarta: Elex Media Komputindo

Luxemburg, Jan Van & Mieke Bal Willem G.W. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Terjemahan Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia Daftar Pustaka.

Nasir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Bandung: Galia Indonesia

Nurgihantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pradopo, Rachmat Djoko, 2010. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan

Penerapannya . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ritzer, George. 2009. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Hukum dalam Masyarakat. Jakarta: Rajawali

(57)

53

Waluyo, Herman. 2002. Apresiasi dan pengajaran sastra. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

http://iniitublogedo.blogspot.com

http://hedisasrawan.blogspot.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_deskriptif

http://id.wikipedia.org/wiki/komik

http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi

Referensi

Dokumen terkait

Kehidupan sosial para otaku dengan yang non-otaku tersebut dapat dikatakan. sangat jarang terlihat, walaupun mungkin ada beberapa yang

Diskriminasi yang terjadi dalam komik Great Teacher Onizuka merupakan diskriminasi yang terjadi dalam Komik Great Teacher Onizuka adalah Diskriminasi yang dialami oleh Onizuka

Setiap perempuan pasti mengharapkan masa depan yang baik dan menemukan pasangan hidup yang mampu menjaga dan menyayanginya. Namun, hal itu tidak pernah dirasakan oleh Enong.

Melihat uraian diatas berdasarkan kajian psikologis Freud, tokoh Sunako dalam komik “Yamato Nadeshiko Shichi Henge” pada awalnya lebih dominan pada id, namun setelah

Dari hasil wawancara diketahui bahwa pada tahun 2006 terjadi kecelakaan kerja di bagian Workshop blasting painting yang mengakibatkan 1 pekerja mengalami luka

dalam komik yang berjudul Great Teacher Onizuka karya Toru Fujisawa yang. menceritakan tentang tokoh utama yang bernama Eikichi Onizuka

dalam komik yang berjudul Great Teacher Onizuka karya Toru Fujisawa yang. menceritakan tentang tokoh utama yang bernama Eikichi Onizuka

dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat diluar karya.. sastra itu tetapi tidak secara langsung mempengaruhi