PENGARUH PEMBERIAN JAGUNG (Zea mays) TERHADAP
PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI DESA
TANJUNG MULIA KECAMATAN TANJUNG
MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG
PENGARUH PEMBERIAN JAGUNG (Zea mays) TERHADAP
PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI DESA
TANJUNG MULIA KECAMATAN TANJUNG
MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG
SKRIPSI
MUHAMMAD KHAIRUL SALEH 100302073
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
PENGARUH PEMBERIAN JAGUNG (Zea mays) TERHADAP
PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI DESA
TANJUNG MULIA KECAMATAN TANJUNG
MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG
SKRIPSI
MUHAMMAD KHAIRUL SALEH 100302073
Skripsi Sebagai Satu Diantara Beberapa Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,
LEMBAR PENGESAHAN
Judul penelitian : Pengaruh Pemberian Pakan Jagung (Zea mays) Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
Nama Mahasiswa : Muhammad Khairul Saleh
NIM : 100302073
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
Dr. Eri Yusni, M.Sc. Ketua
Ir. Syammaun Usman, MP. Anggota
Mengetahui :
Dr. Ir. Yunasfi, M.Si
Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Muhammad Khairul Saleh
NIM : 100302073
menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul Pengaruh Pemberian Jagung (Zea
mays) Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas ( Cyprinus carpio) Di Desa Tanjung
Mulia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. adalah hasil
karya saya dan bukan merupakan duplikasi sebagian atau seluruhnya dari karya
orang lain, kecuali bagian yang sumber informasi dicantumkan.
Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan
bertanggung jawab dan saya bersedia menerima sanksi pembatalan skripsi apabila
terbukti melakukan duplikasi terhadap skripsi atau karya ilmiah orang lain yang
sudah ada.
Medan, Februari 2015
ABSTRAK
MUHAMMAD KHAIRUL SALEH. Pengaruh Pemberian Jagung ( Zea mays) Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cypirinus carpio) di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Dibimbing oleh ERI YUSNI dan SYAMMAUN USMAN.
Ikan Mas (Cypirinus carpio) merupakan ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan cocok untuk dibudidayankan serta merupakan ikan yang sangat digemari dimasyarakat, dalam membudidayakan ikan mas faktor yang menjadi kendala adalah pakan dimana pakan pellet yang digunakan masayarakt memiliki harga yang mahal sehingga banyak pembudidaya memberikan pakan tamabahan untuk menggatikan konsumsi pellet tersebut. Pakan yang tambahan yang digunakan adalah jagung (Zea mays). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengkobinasikan dan menentukan takaran jagung dengan pellet yang sesuai untuk ikan mas serte mengetahui perbedaan ukuran dan berat pada ikan mas. Ikan uji yang digunakan berukuran 8 – 12 cm dengan berat 28 – 30 gram yang dipelihara dalam kolam yang diberi skat dimana terdapat 9 skat, setiap skat berukuran 1.4 x 5 meter dengan volume air setinggi 1 meter dan setiap skat diletakkan ikan uji sebanayk 50 ekor. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pemberian perlakuan jagung 1%, 2%, 3% dari bobot tubuh ikan dan penggunaan pellet sebanyak 3% untuk semua perlakuan . Hasil penelitian menunjukkan pemberian jagung 3% mengalami pertambahan panjang dengan rata - rata 16 – 18 cm dan berat dengan rata – rata 170 gram/ekor dari panjang dan bobot awal.
ABSTRACT
MUHAMMAD KHAIRUL SALEH. Effect of giving Maize (Zea mays) to the Goldfish Growth (Cypirinus carpio) in Tanjung Mulia Village Tanjung Morawa Subdistrict Deli Serdang Regency. Preceptor by ERI YUSNI and SYAMMAUN USMAN.
Goldfish (Cypirinus carpio) is fish consumption that has high economic value and suitable for cultivationed and very popular fish in the community, in the cultivation of gold fish, factor constraint is feed, where the pellet feed used to the people has high price so that many farmer provide supplemental feed to replace the pellet consumption. Supplemental feed used is maize (Zea mays). This research purposed to know, combine and determine dosage of maize with suitable pellet for the goldfish and to know the difference size and weight of goldfish. Sample fish measuring 8-12 cm with weight 28-30 gram, protected in the pond which gived 9 screens, each screen measuring 1.4 x 5 meter with 1 meter of water volume and each screen put 50 sample goldfish. Design of this research is randomized block design (RBD) by giving maize treatment 1%, 2%, 3% of the body weight of fish and using pellet as much as 3% for all treatment. The result of this research showed giving maize 3% experience increase length with the average 16-18 cm and weight with the average 170 gram /tail than the first length and weight.
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Pantai Labu pada tanggal 24 Februari 1992.
Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara dari
Ayahanda Budi Susilo dan Ibunda Suratni.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar
(SD)Negeri 108293 Perbaungan pada tahun 2004, Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Perbaungan pada tahun 2007, Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pantai Cermin pada tahun 2010 dan pada tahun
2010 penulis diterima di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selain mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis aktif sebagai pengurus
Ikatan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (IMASPERA) dibidang
kewirausahaan dan olahraga, pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Fakultas Pertanian pada bidang Humas, kabid Pengurus Himpunan Mahasiswa
Perikanan Indonesia (HIMAPIKANI) Regional 1 dan terdaftar sebagai Asisten
Laboratorium Biologi Perairan, Ekologi Laut Tropis dan Asisten Laboratorium
Ekosistem Perairan Pesisir di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Penulis telah menyelesaikan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di
Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) yang
berlokasi di Kawasan Industri Medan 1 (KIM 1) pada bulan Juli sampai dengan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian untuk melengkapi dan
memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana dengan judul Pengaruh
Pemberian Jagung (Zea mays) Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cypirinus carpio)
di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis serta keluarga yang telah memberikan dorongan baik
dari segi moril maupun materil.
2. Ibu Dr. Eri Yusni, M.Sc selaku dosen pembimbing I.
3. Bapak Ir. Syammaun Usman, M.P selaku dosen pembimbing II.
4. Bapak Dr. Ir. Yunasfi, M.Si selaku ketua Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Pindi Patana, S.Hut, M.Sc selaku sekretaris Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh dosen dan staf pegawai Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara yang telah
9. Riri Astika Indriani, SKM yang telah memberikan semangat dan dorongan
dalam mengerjakan Skripsi.
10. Muhammad Arfan Susilo yang juga membantu dalam pelaksanaan dilapangan.
11. Thasnema Putri Rokana, SP, Dian Roy Nugraha Sembiring S.Pi, Taufiq
Hidayat yang telah membantu dalam mengerjakan penelitian.
12. Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, untuk penyempurnaan skripsi
penelitian penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk selanjutnya
diperbaiki. Semoga skripsi penelitian ini bermanfaat bagi Masyarakat dan juga
mahasiswa.
Medan, Februari 2015
Analisa Data 22
Parameter Pengamatan 22
Laju pertumbuhan spesifik (Specific Growth Rate) 22 Berat badan ikan setiap hari 23
Rasio Konversi Pakan 23
Kualitas Air 23
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24
Hasil ... 24
Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR)... 24
Pertumbuhan Harian (DWG) ... 27
Rasio Konversi Pakan (FCR) ... 28
Kualitas Air ... 28
Pembahasan ... 29
Pertumbuhan Ikan Mas ... 30
Kualitas Air ... 36
KESIMPULAN DAN SARAN ... 38
Kesimpulan ... 38
Saran ... 38
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 5
2. Perlakuan Yang Diberikan Didalam Kolam ... 22
2. Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) Ikan Mas ... 25
4. Laju Pertumbuhan Harian (DWG) Ikan Mas ... 27
5. Rasio Konversi Pakan (FCR) ... 28
6. Keadaan Kolam Penelitian ... 43
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
1. Komposisi Formulasi Pemberian Pakan Pada Penelitian ... 21
2. Hasil Analisis Komposisi Pada Pakan Formulasi ... 21
3. Data Pengukuran Panjang Rata-Rata Ikan Mas ... 45
4. Data Pengukuran Berat Rata-Rata Ikan Mas ... 45
5. Anova Pakan Terhadap Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) ... 47
6. Rata – rata dan Standart Deviasi Pakan Terhadap Laju Perumbuhan Spesifik (SGR) Ikan Mas ... 47
7. Anova Pakan Terhadap Pertumbuhan Harian (DWG) Ikan Mas ... 49
4. Rata – rata dan Standart Deviasi Pakan Terhadap Laju Perumbuhan Harian (DWG) Ikan Mas ... 49
DAFTAR LAMPIRAN
No. Teks Halaman
1. Bagan Percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) ... 41
2. Lokasi Dan Keadaan Kolam Yang Akan Digunakan
Selama Penelitian ... 43
3. Cara Menentukan Kandungan Nilai Protein, Lemak,
Dan Karbohidrat Dalam Pakan ... 44
4. Data Pertumbuhan Rata-Rata Panjang Dan Berat Ikan Mas
Selama Masa Penelitian ... 45
5. Analisis Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) Ikan Mas Dengan
SPSS ... 46
6. Analisis Laju Pertumbuhan Harian (DWG) Ikan Mas Dengan
SPSS ... 48
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan jenis ikan bernilai ekonomis penting,
karena sudah memasyarakat dan tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia
dan telah menjadi sumber mata pencaharian masyarakat pada daerah tertentu,
seperti Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, dan Sulawesi
Tengah (Suseno, 2002). Ikan Mas di Indonesia berasal dari daratan Eropa dan
Tiongkok yang kemudian berkembang menjadi ikan budidaya yang sangat penting.
Ikan Mas awalnya berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budi daya ikan Mas
diketahui sudah berkembang di daerah Galuh (Ciamis) Jawa Barat pada
pertengahan abad ke-19. Masyarakat setempat sudah menggunakan kakaban untuk
pelekatan telur ikan Mas yang terbuat dari ijuk pada tahun 1860, sehingga budi
daya ikan Mas kolam didaerah Galuh disimpulkan sudah berkembang
berpuluh-puluh tahun sebelumnya.
Ikan membutuhkan pakan dengan kandungan nutrisi yang cukup dan
karbohidrat, umumnya pakan diformulasikan dari bahan mentah nabati secara
bersama-sama untuk mencapai keseimbangan kandungan nutrisi pakan. Disamping
dedak halus, bahan mentah nabati yang umum digunakan adalah jagung,
bersama-sama bahan mentah lainnya. Jagung adalah salah satu bahan pakan yang berharga
relatif murah tetapi memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi dan susunan atau
komposisi yang dibutuhkan ikan. Sebagai gambaran, harga eceran jagung mencapai
Rp. 3.450/kg dan sangat mudah didapat dikarenakan jagung juga dapat ditanam di
jenis pakan yang senantiasa dikeluarkan secara periodik melalui proses ekskresi
akan dibutuhkan juga pemasukannya secara rutin melalui pakan (Widodo, 2008).
Peningkatan produksi dalam budidaya tentu harus dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan peningkatan padat penebaran. Semakin tinggi padat
penebaran dalam suatu wadah budidaya, maka akan semakin tinggi produksi ikan
yang dihasilkandan berdampak pula pada peningkatan keuntungan yang diperoleh.
Kepadatan ikan yang rendah berdampak pada pertumbuhan yang baik dan tingginya
tingkat kelangsungan hidup tetapi produksi per area rendah (Gomes,dkk. 2000),
sedangkan kepadatan ikan yang tinggi berdampak pada rendahnya pertumbuhan
dan meningkatnya stres pada ikan, selain itu tingginya interaksi sosial pada ikan
akan menimbulkan heterogenitas ukuran ikan. Kepadatan ikan yang tepat akan
meningkatkan total produksi dan biaya produksi per unit menjadi rendah.
Kualitas pakan yang bermutu tinggi sehingga dapat meningkatkan mutu dan
tekstur ikan semakin lebih baik maka diperlukan pakan tambahan seperti jagung
(Zea mays), oleh karnanya jagung mempunyai nilai karatinoid yang dapat merubah
warna ikan menjadi lebih cerah dan terang serta dalam jagung juga mengandung
karbonhidrat yang bertujuan menambah berat dan mempercepat pertumbuhan ikan
Rumusan Masalah
Ketersediaan pakan menjadi salah satu faktor kegiatan budidaya perikanan.
Di mana pakan memegang peranan penting dalam budidaya, selain menggunakan
pakan buatan seperti pellet juga dibutuhkan pakan alami yang dapat menunjang
pertumbuhan serta warna ikan tersebut. Dalam kondisi ini pakan tersebut dapat
membuat warna ikan mas menjadi lebih terang dari sebelumnya sebab di beberapa
daerah seperti Sumatra yang lebih menyukai jika ikan Mas memiliki warna yang
lebih terang, untuk itu dibutuhkan jenis pakan alami yang dapat membuat warna
ikan tersebut menjadi terang dari sebelumnya dalam penelitian ini di gunakan jenis
pakan alami berupa jagung. Adapun beberapa masalah yang akan di bahas dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh pemberian pakan jagung terhadap pertumbuhan dan warna
ikan mas ?
2. Mencari pakan alami yang murah dibandingkan dengan pakan pabrik sehingga
Kerangka Pemikiran
Pakan menjadi faktor yang memiliki peranan penting dalam kegiatan
pembenihan, dimana menyangkut tentang pertumbuhan, warna dan kelangsungan
hidup ikan mas sehingga memilik warna yang lebih terang, daging yang lembut dan
tidak memiliki bau lumpur sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.
Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan ikan akan
menyebabkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan akan terganggu. Oleh
karna itu perlu dicari jenis pakan yang sesuai dengan kebutuhan ikan.Dalam
memilih jenis pakan terdapat faktor permbatas seperti tipe, ukuran dan kandungan
nutrisi pakan tersebut.
Membandingkan pertumbuhan antara ikan mas yang diberi pakan tambahan
berupa jagung dengan dosis atau takaran yang berbeda, dengan membandingkan
ukuran dan berat ikan tersebut di dalam kolam budidaya selama tiga
Gambar 1. Kerangka pemikiran Kebutuhan ikan mas
dimasyaraakat
Pembudidaya ikan mas
Pertumbuhan
Pakan Pokok Dengan Pellet
Meningkatkan Pertumbuhan Ikan mas
Kombinasi
Gen Lingkungan Pakan Kualitas air Padat tebar
Tujuan penelitian
1. Mengkombinasikan dan menentukan takaran jagung dengan pellet .
2. Mengetahui perbedaan ukuran dan berat pada ikan mas.
Manfaat
1. Sebagai bahan masukan bagi pembudidaya ikan mas tentang pemberian
serta pengaturan pemberian jagung terhadap ikan mas.
2. Sebagai ketertarikan masyarakat dalam memilih warna ikan mas.
3. Dapat meyumbangkan pemikiran kepada pembudidaya ikan mas dan yang
membutuhkannya.
Hipotesis penelitian
1. Pemberian jagung kepada ikan mas dapat meningkatkan warna, dari warna
kuning pucat menjadi warna yang lebih terang serta menambah berat pada
ikan.
2. Harga jagung lebih murah dibandingkan dengan pellet.
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Jenis ikan yang banyak dibudidayakan dan digemari masyarakat khususnya
Sumatera utara salah satunya adalah ikan mas. Ikan mas adalah salah satu jenis ikan
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan karena
mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan dan makanan
yang tersedia. Selain itu juga memiliki potensi yang sangat baik untuk
dikembangkan karena mudah untuk dipijahkan, tahan terhadap penyakit, pemakan
segala dan pertumbuhannya cepat. Menurut Cahyono (2000), ikan mas memiliki
pertumbuhan yang tergolong cepat karena pada umur 5 bulan sejak telur menetas
bobot badannya sudah mencapai 500 g/ekor, sedangkan kecepatan pertumbuhan
ikan mas di kolam biasanya 3 cm setiap bulan, serta kegemaran masyarakat dimana
akan memilih ikan yang memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan dengan
yang lain.
Padat penebaran merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan
keberhasilan suatu kegiatan budidaya. Padat penebaran dalam suatu kegiatan
budidaya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ukuran benih, jenis
ikan, sistem budidaya yang dilakukan, namun biasanya semakin rendah kepadatan
ikan dalam kolam budidaya maka akan mempengaruhi pertumbuhan ikan begitu
pula sebaliknya (Rochdianto, 2005). Pada padat penebaran yang tinggi akan
menghasilkan produksi yang tinggi tetapi berat individu kecil tetapi sebaliknya
apabila padat penebaran rendah akan menghasilkan produksi yang rendah dengan
kepadatan populasi tinggi maka pertumbuhannya cenderung kurang pesat (Suyanto,
2002).
Kualitas pakan pada hakekatnya adalah menentukkan sejauh mana pakan /
pelet yang diberikan mempengaruhi pertumbuhan ikan (panjang dan berat). Effendi
(2002) menyatakan bahwa pertumbuhan adalah perubahan dimensi sel organ
maupun makhluk hidup yang mengakibatkan pertambahan bobot atau panjang
dalam waktu tertentu. Kordi (2006) menyatakan bahwa salah satu yang
mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah kandungan nutrisi yang dikandung dalam
pakan ikan yang diberikan. Kandungan nutrisi pakan akan mempengaruhi
pertumbuhan ikan. pakan dberikan untuk mengetahui pengaruh nutrisi bahan baku
yang dibuat dengan mengamati pertumbuhan ikan selama beberapa waktu. Dalam
praktiknya, pakan alami atau pakan buatan diberikan kepada ikan dengan dosis 3 -
8 % bobot ikan per hari.Pembarian pakan dilakukan tiga kali sehari, yaitu pagi,
siang atau malam.Tatapi dalam terapan budidaya banyak pula disarankan untuk
memberikan pakan kapan saja selagi ikan mau makan.Dengan demikian pakan
yang diberikan lebih dari 3 - 5 %.Hal ini dapat dilakukan dengan syarat pakan
termakan secara optimal oleh ikan.
Fungsi dari makanan utamanya itu sendiri yaitu untuk pemeliharaan tubuh
b. Kita dapat memampaatkan limbah industri pertanian yang berupa sisa-sisa
buangan seperti ampas dan dedak padi juga mengunakan produk pertanian
yang memiliki protein dan karbonhidrat yang dibutuhkan ikan seperti
jagung.
c. Rasa daging ikan dapat kita atur sesuai dengan selera kita yaitu dengan jalan
mengatur susunan ramuan.
d. Bentuk dan warna pada ikan juga bisa kita atur dengan member pakan yang
menunjang hal tersebut.
Suryaingsih (2010) menyatakan bahwa kualitas pakan tidak hanya sebatas
pada nilai gizi yang dikandungnya melainkan pada sifat fisik pakan seperti
kelarutannya, ketercernaanya, warna, bau, rasa dan anti nutrisi yang dikandung.
Kualitas pakan juga dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan. Pemilihan baku
yang baik dapat dilihat berdasarkan indikator nilai gizi yang dikandungnya
kecernaannya (digestibility); dan daya serap (biovaibility). Pakan yang berkualitas
akan mendukung tercapainya tujuan produksi yang optimal. Oleh karena itu
pengetahuan tentang nutrisi, gizi, komposisi serta kualitas secara fisik perlu
diketahui.
Secara tradisional jenis pakan yang berbentuk “pellet” atau moist pellet” yang
terdiri dari kombinasi beberapa bahan baku yang sudah terseleksi berdasarkan atas
kandungan proksimasi dan memperhitungkan kebutuhan nutrient optimal yang
harus tersedia dalam pakan agar pertumbuhan dapat maksimal. Dalam penyusunan
pakan berupa “pellet” prosedur yang di gunakan dalam formulasi pakan, pemberian
lengkap dengan bahan baku berkualitas tinggi dan mengandung profile nutrient
sesuai kebutuhan yang dibudidayakan (Hutabarat,1999).
Lovell (1989) menyatakan untuk memberikan pertumbuhan maksimum
banyaknya protein makanan yang diperlukan akan menurun bersamaan dengan
meningkatnya umur ikan. Permberian pakan pada ikan harus memperhatikan
kualitas dan jumlah pakan.Kualitas pakan meliputi sifat-sifat fisik yaitu bentuk
serta ukurannya harus tepat dan sifat kimia yaitu kandungan zat-zat didalam bahan
pakan yang mempengaruhi nilai nutrisi pakan.
Warna merupakan salah satu alasan ikan yang diminati oleh masyarakat,
sehingga pembudidaya perlu memperhatikan warna ikan yaitu dengan cara
memberikan pakan yang mengandung pigmen warna. Warna pada ikan disebabkan
adanya sel kromatofora yang terdapat pada kulit bagian dermis. Sel ini
diklasifikasikan menjadi lima kategori warna dasar yaitu eritrifora yang
menghasilkan warna merah dan oranye, xanthofora yang menghasilkan warna
kuning, melanofora yang menghasilkan warna hitam, leukofora yang menghasilkan
warna putih, dan iridefora yang dapat memantulkan refleksi cahaya. Ikan hanya
dapat mensintesis pigmen warna hitam dan putih, warna merah, orange dan kuning
tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan sehingga pembentukan warna pada ikan mas
karatenoid dari kelas xantofil, jagung merupakan bahan baku sumber energy dan
juga sumber xantofil dan karatenoid (Lesmana dan Sugito, 1997).
Kandungan pakan
Selain jagung kuning, masih ada 2 warna lagi, pada jagung (Zea mays), yaitu
jagung putih dan jagung merah.Diantara ketiga warna itu, jagung merah dan jagung
putih jarang terlihat di Indonesia. Jagung kuning merupakan bahan baku ternah dan
ikan yang populer digunakan di Indonesia dan di beberapa negara. Jagung kuning
digunakan sebagai bahan baku penghasil energi, tetapi bukan sebagai bahan sumber
protein, karena kadar protein yang rendah (8,9%), bahkan defisien terhadap asam
amino penting, terutama lysin dan triptofan.
Kandungan nutrisi jagung menurut Murtidjo (2001) adalah sebagai berikut :
• karbohidrat : 25 %
• Protein : 10 %
• Lemak : 1,3 %
Murtidjo (2001) menyatakan sebagai sumber energi yang rendah serat kasarnya,
sumber Xantophyll, dan asam lemak yang baik, jagung kuning tidak diragukan lagi.
Asam linoleat jagung kuning sebesar 1,6%, tertinggi diantara kelompok biji-bijian.
Jenis pellet yang digunakan merupakan pellet tenggelam dengan ukuran 3
mm dengan nilai nutrisi yang terdapat didalamnya adalah sebagai berikut:
• Karbohidrat : 28 %
• Protein : 28 %
Kandungan pellet tersebut sudah terdapat didalam kemasan, protein, lemak,
karbohidrat merupakan unsure terpenting dalam membuat ransum pakan agar
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Jagung banyak mengandung karotin pro vitamin A. Di pasaran jagung yang
digunakan untuk campuran formulasi pakan ialah jagung giling halus, baik dari
jenis jagung putih, jagung kuning, maupun jagung agak merah.Penggunaan jagung
giling diperbolehkan hanya dengan jumlah 10 - 30%. Penggunaan jagung yang
terlalu banyak dalam komposisi pakan tidak baik karena menyebabkan kandungan
protein pakan rendah, sebaliknya kandungan protein akan menjadi tinggi, Jagung
hampir sama dengan tepung terigu yaitu sebagai sumber karbohidrat yang mudah
dicerna karena tidak mengandung sumber serat kasar selain itu jagung dapat
digunakan sebagai perekat untuk menjaga stabilitas kandungan air dalam pakan.
Beberapa bahan yang dapat dijadikan sebagai perekat pakan ikan adalah tepung
terigu, sagu, jagung, agar-agar, gelatin, dan tepung kanji (Mudjiman, 2008).
Davids (1991) menyatakan untuk mendapat karotenoid biasa didapat dari
ekstraksi beberapa bahan, seperti jagung.Warna dari karatenoida banyak menarik
perhatian dari berbagai disiplin ilmu karena bermacam-macam fungsi dan sifat
yang penting, warnaya berkisar dari kuning pucat sampai orange yang terkait
antara karbohidrat dan protein dikenal sebagai “protein sparing effect” dari
karbohidrat (NRC, 1983 diacu Aryansyah 2007).
Pertumbuhan ikan bergantung kepada beberapa faktor yaitu jenis ikan, sifat
genetis, dan kemampuan memanfaatkan makanan, ketahanan terhadap penyakit
serta didukung oleh faktor lingkungan seperti kualitas air, pakan dan ruang gerak
atau padat penebaran (Hepher dan Pruginin, 2000).
Pakan harus mengandung seluruh nutrien yang diperlukan ikan seperti
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup dan
seimbang dimana terdapat dalam pakan jagung. Kadar protein harus imbangan atau
rasio protein terhadap energi pakan merupakan hal yang sangat penting dalam
proses penyusunan pakan bagi ikan. Lovell (1989) mengemukakan bahwa sebelum
terjadi pertumbuhan, kebutuhan energi untuk maintenance harus terpenuhi terlebih
dahulu, kemudian kelebihan energi dalam pakan akan digunakan untuk
pertumbuhan. Protein merupakan molekul kompleks yang terdiri dari asam amino
esensial dan asam amino non esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan.
Dalam kasus ikan mas yang diberi pakan dengan kandungankarbohidrat
3%-4% dan protein 28%-63%,kecernaan karbohidrat dan protein pada ikan mas adalah
87%-91% dan 88%-89%. Kecernaan protein pakan pada ikan mas adalah konstan
dan tidak dipengaruhi oleh kadar karbohidrat dalam pakan (Shimeno, 1974;
Shimeno.dkk.., 1977). Hasil ini didukung oleh hasil percobaan Ogeno & Chen
(1973) bahwa ikan mas dapat mencerna dan mengabsorbsi nutrient secara efektif
Menurut Pandian (1999) kebutuhan protein dan pertumbuhan ikan memiliki
hubungan yang linear. Dengan demikian, kadar protein dan rasio protein terhadap
energi pakan harus sesuai dengan kebutuhan ikan agar pakan buatan dapat efisien
dan memberikan pertumbuhan yang optimal. Selain itu, bahan-bahan sumber
protein relatif mahal, sehingga perlu dilakukan usaha untuk menurunkan kadar
protein dalam pakan dan meningkatkan rasio energi terhadap protein dengan
menambah bahan-bahan lain yang mengandung lemak atau karbohidrat sebagai
sumber energi lain (protein sparing effect) dalam pakan seperti jagung . Bila biaya
produksi pakan dapat ditekan, maka usaha budidaya ikan mas dapat lebih
menguntungkan.
Sumber energi yang berasal dari lemak dan karbohidrat pada pakan dapat
digunakan sebagai protein sparing effect dalam pembentukan jaringan. Selain itu,
nilai retensi protein pakan juga ditentukan oleh sumber protein yang digunakan
dalam pakan yang sangat erat kaitannya dengan kualitas protein yang ditentukan
oleh komposisi asam amino dan kebutuhan ikan akan asam amino tersebut
(Webster dan Lim, 2002).
Pakan yang diberikan kepada ikan mas digunakan untuk kelangsungan
hidupnya, sedangkan kelebihannya digunakan untuk pertumbuhan. Pakan yang
Pemberian pakan jagung dapatmenyebabkan pertumbuhan pada ikan
dikarenakan jagung mengandungcukup gizi, serat kasar (Suprapto,2001) dan zat-zat
lainnya yang membantu dalam pertumbuhan sedangkan jagung ragi dalam proses
peragiannyamenyebabkan peningkatan protein karena terjadi sintesis protein dari
non nitrogen(NPN) oleh sel yang berkembang. Pemberian pakan jagung ini sangat
bergunauntuk komposisi makanan ikan karena kandungan proteinnya lebih mudah
dicerna(Murtidjo 2001).
Kualitas Air diperairan
Oksigen adalah hal yang sangat penting dalam budidaya ikan karena dapat
mempengaruhi nafsu makan sehingga mempunyai keefisienan dalam pemberian
pakan kisaran batas minimal konsenterasi oksigen untuk kehiduopan ikan yaitu 4
ppm, yang dimana apabila dibawah 4 ppm ikan masih mampu bertahan hidup akan
tetapi nafsu makan ikan sangat rendah sehingga pertumbuhan ikan akan terlambat,
kadar oksigen didalam peraian yang sangat bagus bagi ikan adalah 5 ppm di mana
dengan kadar tersebut ikan memiliki nafsu makan yang tinggi sehingga
pertumbuhan ikan akan sangat cepat dan ikan tidak akan mengalami sters
(Hickling, 1971).
Kenaikan suhu mempengaruhi kelarutan oksigen. Menurut penelitian
Harminani dalam Jamilah (2006) kenaikan suhu dalam keadaan normal adalah
27°C sampai 28°C menjadi suhu 36°C sampai 38°C. selama 24 jam yang dapat
menyebabkan pergerakan ikan menjadi sangat lambat dan kurang memberikan
respon terhadap stimulant dan penurunan kadar oksigen terlarut, bertambahnya
meningkatkan selera makan ikan yaitu berkisar antara 25°C yang dimana pada suhu
tersebut ikan memiliki nafsu makan yang tinggi.
Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu indikator kualitas lingkungan
air. Air yang mendekati basah dapat lebih cepat mendorong proses pembongkaran
bahan organik menjadi mineral seperti ammonia, nitrat, phosfat. Garam mineral
tersebut akan diserap oleh tumbuh-tumbuhan didalam air, yang akan menjadi
makan alami bagi ikan. Pada umumnya perairan yang basah lebih produktif dari
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2014 didesa Tanjung Mulia
kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tong air, pH, thermometer,
satu set metode winkler, tanggok, tempat pakan ikan, jaring pemisah, timbangan,
penggaris, meteran ukur. Sedangkan bahan yang digunakan adalah ikan mas, pakan
pellet pabrikan dan pakan tambahan berupa jagung, dan pengolaan hasil data
selama penelitian menggunakan program SPSS.
Perlakuan dengan Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya ikan mas antara lain benih ikan
mas ukuran 4-5 inci dengan berat 28-30 g dimana ikan tersebut sudah dapat
memakan pellet ikan. Sedangkan alat yamg digunakan adalah kolam ikan, jaring,
tempat pakan, pipa paralon, tong air, tanggok, penelitian ini dilakukan selama 3
bulan untuk mendapatkan data yang diinginkan dan dalam waktu 3 bulan tersebut
ikan sudah dapat dipanen.
Pengamatan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan pada saat pengamatan antara lain pakan buatan
berupa pellet yang terdapat di pasar dan pakan tambahan berupa jagung yang
diberikan kepada ikan mas. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah tanggok,
tong air, timbangan, thermometer, penggaris, meteran, kertas millimeter, kamera
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Kolam Penelitian Ikan Mas
Tempat untuk penelitian ikan mas menggunakan kolam dengan ukuran total
luas kolam 4,2 x 15 meter yang akan dibagi menjadi Sembilan dengan ukuran
masing-masing sekat 1,4 x 5 meter dimana pada pembagian tersebut akan dibuat
sekat-sekat dengan menggunakan jaring yang akan diletakan dikolam dan
ditancapkan bambu sebagai tiang untuk jaring tersebut, sebelum digunakan kolam
tersebut dikeringkan terlebih dahulu selama seminggu setelah itu diberi kapur agar
pH tanah dikolam tersebut kembali netral dan membersihkan kolam tersebut dari
hama seperti ular, ikan gabus dengan cara membersihkan pada waktu kolam
tersebut kering. Pada saluran masuknya air dan keluarnya air dipasang peyaring
yang berguna untuk menghalangi masuknya hama kedalam kolam tersebut. Setelah
dipasang penyaring pada input dan output, air telah terisi didalam kolam sesuai
yang kita inginkan maka kolam tersebut telah siap ditebar bibit ikan mas foto dan
bentuk kolam dapat dilihat pada Lampiran 2.
Penyediaan Pakan dan Benih Ikan Mas
Pakan pellet yang digunakan merupakan pakan yang biasa digunakan oleh
Benih ikan mas yang digunakan berasal dari pembudidaya lokal yang dapat
dibeli langsung dimana benih tersebut telah dikarantina terlebih dahulu sebelum
dimasukkan kedalam kolam , benih yang digunakan berukuran 4-5 inci dimana
benih ikan mas yang di ambil harus sehat dan memiliki warna yang cerah serta
bergerak aktif, memiliki berat 28-30 g, sudah dapat memakan pellet. Padat tebar
benih ikan mas pada setiap skat yang berukuran 1,4 x 5 meter dengan volume air
setinggi 1meter, maka padat penebaran ikan mas adalah 7 ekor/m3, jadi padat tebar
untuk satu skat sekitar 50 ekor.
Perlakuan Pemberian Pakan
Dalam penelitian ini yang menjadi pakan benih ikan mas dalam kolam adalah
pellet ikan jenis Comffed yang merupak jenis pellet tenggelam, dan pakan
tambahan berupa jagung, di mana kolam tersebut akan dibagi menjadi sembilan
bagian pada bagian yang diberi label P3J1, P3J2, P3J3 , Pemberian pakan dilakukan
pada pukul 09.00 WIB, pukul 13.00 WIB, dan pukul 17.00 WIB sedangkan
pemberian pellet pada masing-masing perlakuan sebanyak 3% dimana jumlah
dalam satu hari pemberian pakan dengan jagung yang telah direndam didalam tong
selama 3 hari 3 malam dengan kapasitas tong sebanyak 20 kg.
Jagung yang telah direndam selama 3 hari 3 malam tersebut akan diberikan
sebagai pakan tambahan sesuai dengan berat ikan yang akan terus bertambah dan
sesuai dengan kebutuhan.
Sampling
Pengambilan sampel ikan mas dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan,
berat, ukuran panjang serta melakukan perbandingan antara ikan yang tidak diberi
14 hari sekaliikan yang akan diambil dan diukur ukurannya dengan kertas
millimeter, penggaris dan meteran ukur. Sedangkan dalam pengukuran berat akan
di gunakan timbangan.
Rancangan percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dapat dilihat pada Lampiran 1, dengan tiga pengelompokan
dimana lokasi dan keadaan kolam dapat dilihat pada Lampiran 2, pada setiap kolam
akan diberi label P3J1, P3J2, P3J3 sebagai perlakuan dimana dijelaskan sebagai
berikut:
1.P3J1 : Berisi 150 ekor ikan dengan berat pada ikan
mas rata-rata 28-30g dan dibagi menjadi tiga dengan
masing-masing skat berjumlah 50 ekor, dengan pemberian
pakan pellet sebanyak 3% dan jagung di berikan sebanyak 1%.
2.P3J2 : Berisi 150 ekor ikan dengan berat pada ikan
mas rata-rata 28-30g dan dibagi menjadi tiga dengan
masing-masing 50 ekor, dengan pemberian pakan pellet
sebanyak 3% dan jagung di berikan sebanyak 2%.
3.P3J3 : Berisi 150 ekor ikan dengan berat pada ikan
Tabel 1. Komposisi formulasi pemberian pakan pada penelitian
Keterangan : jumlah yang diberikan akan bertambah sesuai dengan berat pada setiap perlakuan dan ulangan.
Tabel 2. Hasil analisis komposisi pada pakan formulasi
Pakan yang
Cara menentukan kandungan nilai protein, lemak dan karbohidrat dalam pakan dapat dilihat pada Lampiran 3
Rancangan ini digunakan karena dalam kondisi dilapangan umumnya
sangat sulit untuk mendapatkan kondisi yang homogen, lokal kontrol merupakan
pengelompokan secara lengkap pada kelompok, block, atau skat-skat.
Pada masing-masing perlakuan akan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan
dan penetuan kelompok untuk setiap perlakuan dilakukan secara acak. Pemberian
pakan diberikan berdasarkan 5% dari berat ikan dikolam, parameter utama meliputi
laju pertumbuhan pada ikan mas (Cyprinus carpio). Sedangkan parameter
penunjang meliputi beberapa parameter kualitas air seperti suhu, pH, dan oksigen
terlarut, pemberian pakan terhadap ikan dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 . perlakuan yang diberikan didalam kolam.
P3J1 P3J2 P3J3
P3J3 P3J1 P3J2
Analisi Data
Data percobaan dianalisi dengan menggunakan SPSS dan hasil data
percobaan ditabulasikan dengan ANOVA dan data tersebut akan dijelaskan secara
deskriptif seperti berat badan ikan, pertumbuhan ikan, panjang total ikan, setengah
panjang, dan lebar ikan tersebut.
Parameter Pengamatan
Laju pertumbuhan spesifik (Specific Growth Rate) (Steffens (1989)
Untuk menentukan laju pertumbuhan spesifik dengan menggunakan rumus:
SGR
=
���� −���0�1−�0 x100%
Keterangan :
SGR = Laju pertumbuhan berat spesifik (% perhari)
Wt = Bobot biomassa pada akhir penelitian (g)
Wo = Bobot biomassa pada awal penelitian (g)
t1 = Waktu akhir penelitian (hari)
Berat badan ikan setiap hari
Berat badan ikan setiap hari akan dihitung dengan menggunakan rumus:
DWG = �2(�)−�1
�2−�1
Keterangan:
DWG = Daily weight gain (Berat ikan setiap hari) (g)
W2 = Berat ikan pada akhir peneitian (g)
W1 = Berat ikan pada awal penelitian (g)
T2 = Waktu akhir pemeliharaan (hari)
T1 = Waktu awal penelitian (hari)
Rasio konversi pakan
berdasarkan pendapat Kordi (2000) sebagaiberikut :
FCR = ��
��
Keterangan :
FCR = Rasio konversi pakan
FK = Jumlah pakan yang dikonsumsi (g)
Wt = Berat akhir penelitian (g)
Kualitas Air
Pengamatan parameter kualitas air dilakukan pada pagi hari sebelum
pemberian pakan, dikecualikan pada oksigen terlarut yang diambil setiap 10 hari
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil dari penelitian yang dilakukan selama tiga bulan di Desa Tanjung
Mulia Kecamatan Tanjung Morawa didapat data berupa laju pertumbuhan spesifik,
berat pada ikan setiap hari dan laju konfensi pakan.
Hasil pengamatan yang dilakukan selama tiga bulan menunjukkan
pemberian pakan jagung berpengaruh terhadap pertumbuhan panjang dan
penambahan berat pada ikan mas, data rata-rata pertumbuhan dapat dilihat pada
Lampiran 4.
Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) Ikan Mas
Pemeliharaan ikan mas selama 12 minggu atau 3 bulan dan dilakukan
pengukuran sebanyak 6 kali yang dulakukan setiap 2 minggu sekali atau 14 hari
sekali diperoleh data laju pertumbuhan spesifik yaitu Pellet 3 Jagung 1, Pellet 3
Jagung 2, Pellet 3 Jagung 3 yang dapat dilihat pada Gambar 3.
Berdasarkan analisis statistik menggunakan Anova menunjukkan adanya
pengaruh dari pemberian jagung terhadap laju pertumbuhan spesifik ikan mas
(p<0.005) pada Lampiran 5.
Hasil uji lanjut untuk mengetahui tingkat perbedaan antar perlakuan
disajikan Lampiran 5, dimana angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada
kolom yang sama tidak berbeda nyata.
Pertumbuhan Harian (DWG)
Pemeliharaan ikan mas selama 12 minggu diperoleh data pertumbuhan
harian dengan perlakuan Pellet 3 Jagung 1, Pellet 3 Jagung 2, Pellet 3 Jagung 3
dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. laju Pertumbuhan Harian
Berdasarkan analisis statistik menggunakan Anova menunjukkan adanya
pengaruh dari pemberian jagung terhadap laju pertumbuhan harian ikan mas
(p<0.01) yang dapat dilihat pada Lampiran 6.
Hasil uji lanjutan untuk mengetahui tingkat perbedaan antar perlakuan
disajikan dalam Lampiran 6, dimana angka yang diikuti dengan huruf yang sama
pada kolom yang sama tidak berbeda nyata.
Rasio Konversi Pakan
Rasio Konversi Pakan ikan mas selama 12 minggu penelitian diperoleh hasil
yang tertera pada Gambar 5.
Gambar 5. Rasio Konversi Pakan Ikan Mas
Kualitas Air
Hasil pengamatan kualitas air ikan Mas selama penelitian diperoleh kisaran
suhu antara 25 – 300C, nilai pH antara 7 – 8, serta nilai DO yaitu antara 5 – 7.5
mg/l. dan foto – foto selama kegiatan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 7.
PEMBAHASAN
Pertumbuhan Ikan Mas
Pakan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pertumbuhan ikan
mas, semangkin tinggi dan bagus kandungan nutrisi pada pakan ikan maka akan
meningkatkan pertumnuhan ikan tersebut. Menurut Kordi (2006) salah satu yang
mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah kandungan nutrisi yang di kandung dalam
pakan ikan yang diberikan. Kandungan nutrisi pada pakan akan mempengaruhi
pertumbuhan ikan, pakan diberikan untuk mengetahui pengaruh nutrisi yang
terdapat didalam pakan yang diberiakan dengan mengamati pertumbuhan ikan
selama beberapa waktu.
Perlakuan dalam pemberian pakan selama penelitian yang berlangsung 12
minggu atau 3 bulan berdasarkan biomasa ikan tersebut dan pemberian pellet yang
dikombinasikan dengan jagung sebagai pakan tambahan sebanyak 3% pellet dan
1% jagung pada perlakuan P3J1, 3% pellet dan 2% jagung pada perlakuan P2, dan
3% pellet dan 3% jagung pada perlakuan P3J3. Kordi (2006) menyatakan dalam
praktiknya, pakan alami atau pakan buatan diberikan pada ikan dengan dosis 3-8%
dari bobot ikan perhari. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari yaitu pagi,
siang, sore. Tetapi dalam terapan budidaya banyak pula disarankan untuk
memberikan pakan kapan saja selagi ikan mau makan. Dengan demikian pakan
yang diberikan lebih dari 3-5%. Hal ini dapat dilakukan dengan sarat pakan
dimakan secara optimal oleh ikan.
Pertambahan berat ikan mas selama 12 minggu penelitian yang berat awal
ikan antara 28-30 gram sampai akhir penelitian berkisar antara 63-186 gram data
adalah 63 gram pada perlakuan P3J1 ulangan 2 sedangkan pertumbuhan maksimum
186 gram pada perlakuan P3J3 ulangan 3. Permberian jagung sebagai pakan
tambahan berpengaruh dalam pertambahan bobot ikan yang dimana didalam jagung
memiliki kandungan karbonhidrat dan protein yang sangat dibutuhkan dalam
pertumbuhan ikan terutama dalam menambah bobot ikan mas. Pemberian jagung
serta kandungan nutrisi menurut Murtidjo (2001) kadar protein yang terdapat dalam
jagung sebesar 8.9% - 10%, dalam kandungan jagung dan hal yang sangat
dibutuhkan dalam pertambahan bobot ikan mas adalah kadar karbonhidrat dalam
jagung sekitar 25 % . Sehingga ini yang membuat pertumbuhan pada perlakuan P3
memiliki pertumbuhan yang besar dibandingkan dengan perlakuan yang lain
dimana dalam pellet juga memiliki nilai protein yang memadai dan juga komposisi
jagung.
Laju pertumbuhan Spesifik (SGR) pada Grafik menunjukkan tingkat
pertumbuhan dimana pada perlakuan P3J1 dapat dilihat pada minggu ke 2, 4, 6, 8,
10, 12 mengalami pertumbuhan yang sangat lama dan cenderung tidak berkembang
secara maksimal dan dapat terus bertumbuh serta faktor kondisi lingkungan pada
saat penelitian yang tidak mendukung sehingga pertumbuhan sangat lama.
Perlakuan P3J2 mengalami pertumbuhan yang meningkat terlihat pada
Perlakuan P3J3 mengalami pertumbuhan yang sangat meningkat itu terlihat
pada grafik minggu ke 2 dan 4 yang meningkat tajam pada minggu ke 6,
mengalami penurunan yang tidak jauh pada minggu ke 8 dan pada minggu ke 10
dan 12 mengalami pertumbuhan yang tetap dan tidak berpengaruh yang disebabkan
ukuran dan berat pada ikan mas dengan perlakuan P3J3 mengalami pertumbuhan
yang merata sehingga daya saing dalam pakan diperaiaran merata. Terlepas dari itu
semua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan selain pemberian pakan, padat
tebar, kualitas benih ikan, kualitas dan kondisi lingkungan budidaya juga
memperngaruhi pertumbuhan ikan tersebut, hal ini sesuai dengan pendapat
Rochdianto (2005) menyatakan faktor yang penting untuk meningkatkan laju
pertumbuhan ikan diantaranya adalah padat penebaran ikan, ukuran serta kualitas
benih ikan, system budidaya, faktor lingkungan disekitar lokasi budidaya, kualitas
air dalam proses budidaya, dan kualitas pakan yang diberikan yang dimana akan
mempengaruhi pertumbuhan ikan begitu pula sebaliknya.
Hasil uji lanjutan pada laju pertumbuhan spesifik menunjukkan
pertumbuhan dari minggu ke 2, 4, 6, 8, 10, 12 pada perlakuan P3J1, P3J2, P3J3
adanya pengaruh pakan yang signifikan dan tidak berbeda nyata terhadap bobot hal
ini disebabkan pada massa penelitian memiliki faktor lingkungan yang
mempengaruhi nafsu makan ikan terhadap pakan yang diberikan terlihat pada
minggu ke 2 dimana perlakuan P3J1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P3J3
dan terlihat berbeda nyata dengan perlakuan P3J2, pada minggu ke 4 ketiga
perlakuan sangat berbeda nyata, pada minggu ke 6 dan 8 perlakuan antara P3J2 dan
P3J3 tidak berbeda nyata namun pada perlakuan P3J1 berbeda nyata, minggu ke 10
nyata. output SPSS laju pertumbuhan spesfik ikan mas selama 12 minggu penelitian
dapat dilihat pada lampiran.
Pertambahan bobot harian (DWG) menunjukkan pengaruh pemberian
jagung terlihat pada perlakuan P3J3 yang dimana dapat terihat pada grafik
pertumbuhan yang semangkin meningkat pada minggu ke 2 sampai minggu ke 12
dimana pertumbuhan yang terjadi sangat merata sehingga daya saing terhadap pola
makan merata dan pengaruh kondisi lingkungan disektar lokasi penelitian yang
terkadang berubah – ubah, pada perlakuan P3J2 kondisi yang sama juga
ditunjukkan dengan petumbuhan yang merata yang juga terlihat pada grafik yang
terus meningkat walaupun tidak seperti perlakuan P3J2, pada perlakuan P3J1
pertumbuhan ikan sangat lamban walaupun terjadi peningkatan tetapi tidak
menunjukan seperti pada perlakuan P3J3 dan P3J2.
Pertumbuhan dan pertambahan bobot ikan harian selain pemberian pakan
juga kondisi lingkungan selama penelitian, hal itu sangat terlihat pada perlakuan
P3J2 dan P3J3 yang dimana ikan telah mengalami pertumbuhan yang meningkat
sehingga tahan terhadap kondisi lingkungan yang berubah – ubah namun pada
perlakuan P3J1 ikan belum mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang
berubah – ubah hanya sebagian saja yang dapat beradaptasi sehingga pertumbuhan
kelarutannya, kecernaanya, warna, bau, dan nutrisi yang dikandung. Pemilihan
pakan yang baik dapat dilihat berdasarkan indikator nilai gizi yang dikandungnya
kecernaannya (digestibility), dan daya serap (biovaibility).
Energi pertumbuhan juga berperan dalam proses pertumbuhan ikan mas
dimana dalam pakan juga terdapat, dalam jagung memilki energi groos
(pertumbuhan) yang lumayan besar sekitar 3918 Kkal yang apa bila diberiakan
sebanyak 75% sebagai pakan itu yang membuat pertumbuhan ikan mas pada
perlakuan P3J2 dan P3J3 mengalami pertumbuhan yang cepat karna selain dari
jagung sendiri didalam pakan pellet juga sudah terdapat jagung itu sendiri.
Murtindjo (2001) menyatakan jagung memiliki energi gross yang besar dan
memliki serat kering yang hampir sama dengan karbonhidrat yaitu sekitar 75 – 90%
dengan energi gross 3918 – 4019 Kkal serta sebagai sumber energi yang baik dan
itdak diragukan lagi jagung kuning memiliki energi pertumbuhan yang tertinggi
diantara kelompok biji – bijian.
Uji lanjutan pada pertambahan bobot harian (DWG) menunjukkan adanya
pengaruh pemberian pakan jagung terhadap pertumbuhan ikan mas yang signifikan
dan berbeda nyata hal ini disebabkan karana pada masa penelitian pemberian pakan
pada penelitian langsung diberikan pakan jagung dengan jumlah 1%, 2%, 3% dari
berat total keseluruhan ikan mas didalam kolam penelitian dengan pemberian pellet
sebanyak 3% pada masing – masing perlakuan. Pada minggu ke 2 menunjukkan
perlakuan P3J2 dan P3J3 tidak berbeda nyata tapi pada perlakuan P3J1 sangat
berbeda nyata, pada minggu ke 4, 6, 8, dan 10 perlakuan pemberian sangat berbeda
nyata pada proses pertumbuhan ikan mas selama penelitian yang berlangsung 12
Terdapat faktor internal dan eksternal yang mendukung pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan mas. Faktor internal merupakan faktor – faktor yang
berhubungan dengan ikan itu sendiri sepeti umur, dan sifat genetik ikan yang
meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan daya serap
terhadap pakan tersebut, ketahanan terhadap penyakit dan parasit. Faktor eksternal
merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan, meliputi
sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersedian makanan dari segi kualitas
dan kuantitas, serta perubahan kondisi dilingkungan dimana penelitian ini
dilakukan di kolam terbuka dengan sumber air langsung dari aliran sungai.
Padat penebaran ikan juga sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan
ikan dimana dalam proses padat penebaran ikan harus sesuai dengan kondisi dan
volume air didalam kolam agar ruang ringkup ikan tidak terlalu sempit atau
terbatasi, dalam penelitian ini padat penebaran yang dilakukan sesuai dengan rumus
yang berlaku dimana telah dijelaskan dalam metode berapa m3 ikan yang dapat
masuk ke dalam sekat yang berukuran 1.4 x 5 meter dengan volume air setinggi
satu meter dan ikan yang dapat masuk adalah 7 ekor/m3.
Dalam suatu usaha budidaya ikan, untuk mendapatkan hasil yang maksimal
terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana caranya agar
Pada penelitian ini perlakuan P3J1, P3J2, P3J3 pada ikan mas yaitu 1%, 2%,
3% dan pemberian pakan pellet pada setiap perlakuan adalah 3% dan itu total dari
keseluruhan bobot ikan setiap perlakuan. Pemberian pakan diberikan 3 kali sehari
yaitu pagi pada pukul 09.00 WIB, siang hari 13.00 WIB dan sore hari pada pukul
17.00 WIB. Berdasarkan gambar terlihat bahwa perlakuan P3J3 memberikan nilai
konversi terhadap pakan yang paling rendah yaitu 1.85 , diikuti berturut – turut
P3J2 dengan nilai 1.9 dan paling tinggi pada perlakuan P3J1 yaitu 2.66.
Pakan perlakuan P3J3 memiliki nilai konversi pakan terbaik diikuti dengan
perlakuan P3J2. Sedangkan pada perlakuan P3J1 nilai konversi tertinggi.
Semangkin rendah nilai konversi pakan dalam suatu usaha kegiatan budidaya maka
semakin efisiensi pakan yang digunakan. Nilai rasio konversi pakan di pengaruhi
oleh protein pakan, energi pertumbuhan dalam pakan, dan jumlah pakan yang
diberikan, dengan semakin sedikit pakan yang diberikan pemberian pakan semakin
efisien. Semakin kecil nilai konversi pakan menunjukkan pemanfaatan pakan
semakin efisien pada kegiatan budidaya ikan.
Nilai Gross energy (GE) dan Digestible energy (DE) pada ikan mas nilai DE sebagai ikan herbivora sebanyak 15% sehingga pemberian P3J1 dimana
menghasilkan nilai GE sebesar 3015 kkal/kg dan DE 2562.8 kkal/kg, P3J2
menghasilkan GE sebesar 3299 kkal/kg dan DE 2804.2 kkal/kg, P3J3 menghasilkan
nilai GE 3591 kkal/kg dan DE 3052.4 kkal/kg.
Buwono (2000) menyatakan dalam menyusun ransum pakan harus
menentukan nilai GE terlebih dahulu dan kemudian nilai DE yang dimana
kandungan nilai protein, lemak, dan karbonhidrat harus di jumlahkan. Nilai DE
dengan 1000 bila disusun dalam 1kg. Penentuan nilai GE dan DE pada penelitian
digunakan untuk mengetahui seberapa banyak pakan yang dibutuhkan dalam
meningkatkan pertumbuhan ikan.
Kualitas Air
Berdasarkan analisi parameter kualitas air yang diukur menunjukkan bahwa
ikan mas berada pada lingkungan yang layak untuk tumbuh dan berkembang dan
mampu menghadapi perubahan lingkungan serta suhu di perairan yang berkisar
antar 25 – 30oC, sedangkan pH pada air 7 – 8, dan oksigen terlarut 5 – 7,5 mg/l.
Kordi (2011) menyatakan bahwa ikan mas dapat tumbuh optimal dengan
kandungan oksigen terlarut 4 – 7 mg/l, suhu 27 – 30oC dan pH 7 – 8.
Djatmika (1986) menyatakan air sebagai media hidup ikan harus memiliki
sifat yang cocok bagi kehidupan ikan, karena kualitas air dapat memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan mahluk – mahluk hidup di air. Dari pernyataan
diatas juga menunjukkan perkembangan ikan dalam massa penelitian yang
dilakukan selama 12 minggu dan pemberian pakan.
Dalam kondisi kualitas air diperairan juga mempengaruhi nafsu makan ikan
dan nutrisi yang diserap dalam prosep pertumbuhan seihinga kondisi lingkungan di
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dari hasil penelitian dapat di simpulakan bahwa pemberian jagung sebagai pakan
tambahan dapat digunakan sebagai pakan tambahan yang bagus bagi ikan mas
karena terbukti menambah bobot berat ikan mas selama penelitian.
2. Berdasarkan hasil penelitian dari pertumbuhna ikan mas selama 12 minggu
penelitian hasil tertinggi diperoleh dari perlakuan pemberian jagung sebanyak
3%
dengan berat rata – rata adalah 120.51 gram, laju pertumbuhan spesifik (SGR)
rata – rata sebesra 2.227%, pertumbuhan harian (DWG) rata – rata sebesar 3,789
gram. Hasil terendah diperoleh dengan pemberian jagung sebanyak 1% terhadap
berat rata – rata sebesar 49,47 gram, laju pertumbuhan spesifik rata – rata
sebesar
1.177 %, laju pertumbuhan harian sebesar 1.159 gram.
Saran
Disarankan untuk penelitian ini selanjutnya menggunakan semua komponen
dalam pengukurannya bukan hanya bobot tetapi juga dimasukkan tingkat kecerahan
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Y. 2002. Mencemerlangkan Warna Koi. Agromedia. Jakarta.
Buwono, D. I. 2000 Kebutuhan Asam Amino Esensial Dalam Ransum Ikan. Kanisius. Yogyakarta.
Cahyono, 2000.Budidaya Ikan Air Tawar.Kanisius. Jakarta.
Davis, D. A. and D. M. Gatlin, III. 1991. Dietary mineral requirements of fish and shrimp. In.: Proceeding of the aquaculture feed processing and nutrition workshop. Sept. 19-25, 1991. ASA. Singapore. P. 44-46.
Effendie, M. I. 1997. Metoda perancangan percobaan. CV Armico. Bandung. 472 hal.
Effendie, M. I. 2002.Petumbuhan dan dimensi sel pada ikan.PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Eriyusni. 1999. Effect Of Diet On Growth Performance And CarcassComposition In
Different Strains Of Tilapia. Institute Of Biological Sciences University Of Malaya Kulala Lumpur. Malaysia
Hepher, B. dan Yoel Pruginin. 1981. Commercial Fish Farming. O. W., New York. 261 pp.
Hickling, C. F. 1971. Fish Culture.Faber and Faber. London. 317p.
Hutabarat, J. 1999. Manajemen pakan ikan. IPTEKDA- KALTIM. Fakultas perikanan dan ilmu kelautan, universitas Diponegoro. Semarang.
Imam, S. 2012. Pengaruh penambahan tepung rebon pada pakan buatan terhadap nilai
Prosiding Seminar Nasional Pembenihan Ikan dan Udang.Balitbangtan dan Universitas Padjadjaran.Bandung, hal.248-266.
Kordi, G, H. 2000. Pengaruh protein terhadap pertumbuhan ikan.Rineka Cipta dan Bina Adiaksara. Jakarta.
Latscha, T. 1990. Carotenoids: Their Nature and Significance in Animal Feeds. Hoffman-La Roche. Switzerland.
Lesmana, D. S dan S.Sugito. 1997. Astaxanthin sebagai suplemen pakan untuk peningkatan warna ikan hias. Warta penelitian perikanan Indonesia 3 (1): hlm
6-8.
Lovell, T. 1989. Nutrition and feeding of fish.AVI Book. Van Nostrrand Reinhold, New York. 5 (4). 28.
Mudjiman, A. 2008. Makanan Ikan. Cetakan XVIII. Penerbit penebar Swadaya. Jakarta.
Murtidjo, Agus B. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan.Kanisius.Yogyakarta.
Ogeno,C. and M. Chen. 1973. Protein nutrition in fish -III, apparent and true digestibility of dietary protein incarp. Buff. Japan Soc. Sci. Fish. 39(6): 944- 951.
Rochdianto, 2005.Budidaya Ikan di Jaring Terapung. Penebar Swadaya. Jakarta
Satyani, D. dan Sugito, S. 1997. Astaxanthin sebagai sumber pakan untuk peningkatan warna ikan hias.Warta PenelitianPerikanan Indonesia 3(1): 6-8.
Shemino,S. 1974. Studies on carbohydrate metabolismin fishes.Rep. Fish. Lab.,Kochi Univ. 2: 1-107.
Shemino, S., H. Hosokawa, and M. Takeda. 1977. Comparative studies on carbohydrate metabolism of yellowtail and carp. Buff.Jap. Soc. Sci. Fish. 43(2): 213-217.
Soeseno, S. 2000. Pemeliharaan Ikan di Kolam Pekarangan.Kanisius.Yogyakarta.
Suprapto. 2001. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Jakarta: Argo Media Pustaka.
Tappin, A.R. 2010. Rainbow fishes : their care and the keeping in captivity.
Lampiran 1. Bagan Percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Keterangan :
Penentuan kelompok dan lokasi dilakukan secara acak dan terdapat 3 ulangan
dengan 3 perlakuan dengan symbol P3( Pellet 3%) dengan J1, J2, J3(Jagung 1%, 2%, 3%)
Ulangan 1 dengan P3J1, P3J2, P3J3 Ulangan 2 dengan P3J3, P3J1, P3J2 Ulangan 3 dengan P3J2, P3J3, P3J1
P3J1 P3J2 P3J3
P3J3 P3J1 P3J2
Lampiran 2. Lokasi dan keadaan kolam yang akan digunakan selama penelitian
Lampiran 3. Cara menentukan kandungan nilai protein, lemak dan karbohidrat dalam pakan
Cara Menentukan Kandungan Nilai Protein dalam pakan
�����������������
100 ������ℎ������������������
Cara Menentukan Kandungan Nilai Lemak dalam Pakan
���������������
100 ������ℎ������������������
Cara Menentukan Kandungan Nilai Karbohidrat dalam Pakan
����������ℎ����������
Lampiran 4. Data Pertumbuhan rata-rata Ikan Mas Selama Penelitian
Data pengukuran panjang rata-rata Ikan Mas (cm) Perlakuan Minggu
Data pengukuran berat rata-rata Ikan Mas (gram)
Lampiran 5. Analisis laju pertumbuhan Spesifik (SGR) Ikan Mas Dengan SPSS
Hasil Pengolaan Data
Data
Data Masuk Data Keluar Total
N Persen N Persen N Persen
Std. Deviasi 1.00306 0.91195 1.26950 1.31577 1.19139
2.00
Rata-rata 2.2265 3.3306 4.9782 4.9701 3.9347
N 150 150 148 148 148
Std. Deviasi 0.96844 1.83193 1.42361 1.30275 0.72795
3.00
Rata-rata 1.9100 5.5415 5.3653 4.7779 4.8845
N 150 150 148 148 148
Std. Deviasi 1.33856 1.91106 1.31752 1.00115 0.55426
Total
Rata-rata 1.9459 3.5650 4.1495 3.6214 4.6690
N 449 448 444 444 444
Lampiran 5. Lanjutan
ANOVA pakan terhadap laju pertumbuhan Spesifik (SGR) ikan mas pada 2,4,6,8,10 dan 12 minggu pemeliharaan.
Perlakuan Df Sig of F Sig of F Sig of F Sig of F Sig of F
Pakan 2 8.418** 203.110** 228.916** 411.966** 60.321**
Pakan x ikan 447
Total 449
**sangat signifikan (p<0.01)
Rata-rata dan standart deviasi pakan terhadap laju pertumbuhan Spesifik (SGR) ikan mas pada 2,4,6,8,10,dan 12 minggu pemeliharaan.
Pakan MINGGU KE
4 6 8 10 12
P3J1 1.69±1.00a 1.79±0.91a 2.10±1.26a 1.11±1.31a 5.18±1.91a
P3J2 2.22±0.96b 3.33±1.83b 4.97±1.42b 4.97±1.30b 3.93±0.72b
P3J3 1.91±1.33a 5.54±1.91c 5.36±1.31c 5.36±1.31b 4.88±0.55c
Lampiran 6. Analisis laju pertumbuhan Harian (DWG) Ikan Mas Dengan SPSS
Hasil Pengolaan Data
Data
Data Masuk Data Keluar Total N Persen N Persen N Persen
Perlakuan DWGberat1 DWGberat2 DWGberat3 DWGberat4 DWGberat5
1.00
Rata-rata 0.5666 0.6781 0.9178 0.5456 3.0886
N 149 148 148 148 148
Std. Deviasi 0.33036 .034225 0.55543 0.64712 0.64659
2.00
Rata-rata 0.8159 1.5095 2.9168 4.1243 4.4570
N 150 150 148 148 148
Std. Deviasi 0.37725 0.87688 0.75938 0.99313 0.69142
3.00
Rata-rata 0.7321 2.7493 3.8503 4.8628 7.0227
N 150 150 148 148 148
Std. Deviasi 0.52403 0.99791 0.87529 0.86882 0.87737
Total
Rata-rata .7051 1.6500 2.5616 3.1776 4.8561
N 449 448 444 444 444
Lampiran 6. Lanjutan
Anova pakan terhadap pertumbuhan Harian(DWG) ikan Mas pada 2,4,6,8,10 dan 12 minggu pemeliharaan
Perlakuan Df Sig of F Sig of F Sig of F Sig of F Sig of F
Pakan 2 8.443** 201.369*** 262.096** 472.633** 84.083**
Pakan x ikan 446
Total 448
**sangat signifikan (p<0.01)
Rata-rata dan Standar Deviasi pada pakan terhadap pertumbuhan Harian (DWG) ikan Mas pada 2,4,6,8,10 dan 12 minggu penelitian.
Pakan MINGGU KE
4 6 8 10 12
P3J1 0.56±0.33a 0.67±0.34a 0.91±0.55a 0.54±0.64a 3.08±0.64a
P3J2 0.81±0.37b 1.50±0.87b 2.91±0.75b 4.12±0.99b 4.45±0.69b
P3J3 0.73±0.52b 2,74±0.99c 3.85±0.87c 4.86±0.86c 7.02±0.87c
Lampiran 7. Foto Kegiatan Selama Penelitian
Benih Ikan Mas Aklimatisasi Ikan Uji
Kolam Penelitian Papan Nama Perlakuan
Lampiran 7. Lanjutan
Pengukuran Panjang ikan Penimbangan berat ikan