• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Pakan Jagung (Zea mays) Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pemberian Pakan Jagung (Zea mays) Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN JAGUNG (Zea mays) TERHADAP

PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI DESA

TANJUNG MULIA KECAMATAN TANJUNG

MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

(2)

PENGARUH PEMBERIAN JAGUNG (Zea mays) TERHADAP

PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI DESA

TANJUNG MULIA KECAMATAN TANJUNG

MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

MUHAMMAD KHAIRUL SALEH 100302073

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

PENGARUH PEMBERIAN JAGUNG (Zea mays) TERHADAP

PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI DESA

TANJUNG MULIA KECAMATAN TANJUNG

MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

MUHAMMAD KHAIRUL SALEH 100302073

Skripsi Sebagai Satu Diantara Beberapa Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul penelitian : Pengaruh Pemberian Pakan Jagung (Zea mays) Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

Nama Mahasiswa : Muhammad Khairul Saleh

NIM : 100302073

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Dr. Eri Yusni, M.Sc. Ketua

Ir. Syammaun Usman, MP. Anggota

Mengetahui :

Dr. Ir. Yunasfi, M.Si

Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Khairul Saleh

NIM : 100302073

menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul Pengaruh Pemberian Jagung (Zea

mays) Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas ( Cyprinus carpio) Di Desa Tanjung

Mulia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. adalah hasil

karya saya dan bukan merupakan duplikasi sebagian atau seluruhnya dari karya

orang lain, kecuali bagian yang sumber informasi dicantumkan.

Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan

bertanggung jawab dan saya bersedia menerima sanksi pembatalan skripsi apabila

terbukti melakukan duplikasi terhadap skripsi atau karya ilmiah orang lain yang

sudah ada.

Medan, Februari 2015

(6)

ABSTRAK

MUHAMMAD KHAIRUL SALEH. Pengaruh Pemberian Jagung ( Zea mays) Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cypirinus carpio) di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Dibimbing oleh ERI YUSNI dan SYAMMAUN USMAN.

Ikan Mas (Cypirinus carpio) merupakan ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan cocok untuk dibudidayankan serta merupakan ikan yang sangat digemari dimasyarakat, dalam membudidayakan ikan mas faktor yang menjadi kendala adalah pakan dimana pakan pellet yang digunakan masayarakt memiliki harga yang mahal sehingga banyak pembudidaya memberikan pakan tamabahan untuk menggatikan konsumsi pellet tersebut. Pakan yang tambahan yang digunakan adalah jagung (Zea mays). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengkobinasikan dan menentukan takaran jagung dengan pellet yang sesuai untuk ikan mas serte mengetahui perbedaan ukuran dan berat pada ikan mas. Ikan uji yang digunakan berukuran 8 – 12 cm dengan berat 28 – 30 gram yang dipelihara dalam kolam yang diberi skat dimana terdapat 9 skat, setiap skat berukuran 1.4 x 5 meter dengan volume air setinggi 1 meter dan setiap skat diletakkan ikan uji sebanayk 50 ekor. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pemberian perlakuan jagung 1%, 2%, 3% dari bobot tubuh ikan dan penggunaan pellet sebanyak 3% untuk semua perlakuan . Hasil penelitian menunjukkan pemberian jagung 3% mengalami pertambahan panjang dengan rata - rata 16 – 18 cm dan berat dengan rata – rata 170 gram/ekor dari panjang dan bobot awal.

(7)

ABSTRACT

MUHAMMAD KHAIRUL SALEH. Effect of giving Maize (Zea mays) to the Goldfish Growth (Cypirinus carpio) in Tanjung Mulia Village Tanjung Morawa Subdistrict Deli Serdang Regency. Preceptor by ERI YUSNI and SYAMMAUN USMAN.

Goldfish (Cypirinus carpio) is fish consumption that has high economic value and suitable for cultivationed and very popular fish in the community, in the cultivation of gold fish, factor constraint is feed, where the pellet feed used to the people has high price so that many farmer provide supplemental feed to replace the pellet consumption. Supplemental feed used is maize (Zea mays). This research purposed to know, combine and determine dosage of maize with suitable pellet for the goldfish and to know the difference size and weight of goldfish. Sample fish measuring 8-12 cm with weight 28-30 gram, protected in the pond which gived 9 screens, each screen measuring 1.4 x 5 meter with 1 meter of water volume and each screen put 50 sample goldfish. Design of this research is randomized block design (RBD) by giving maize treatment 1%, 2%, 3% of the body weight of fish and using pellet as much as 3% for all treatment. The result of this research showed giving maize 3% experience increase length with the average 16-18 cm and weight with the average 170 gram /tail than the first length and weight.

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Pantai Labu pada tanggal 24 Februari 1992.

Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara dari

Ayahanda Budi Susilo dan Ibunda Suratni.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar

(SD)Negeri 108293 Perbaungan pada tahun 2004, Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Perbaungan pada tahun 2007, Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pantai Cermin pada tahun 2010 dan pada tahun

2010 penulis diterima di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selain mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis aktif sebagai pengurus

Ikatan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (IMASPERA) dibidang

kewirausahaan dan olahraga, pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Fakultas Pertanian pada bidang Humas, kabid Pengurus Himpunan Mahasiswa

Perikanan Indonesia (HIMAPIKANI) Regional 1 dan terdaftar sebagai Asisten

Laboratorium Biologi Perairan, Ekologi Laut Tropis dan Asisten Laboratorium

Ekosistem Perairan Pesisir di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah menyelesaikan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di

Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) yang

berlokasi di Kawasan Industri Medan 1 (KIM 1) pada bulan Juli sampai dengan

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian untuk melengkapi dan

memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana dengan judul Pengaruh

Pemberian Jagung (Zea mays) Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cypirinus carpio)

di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua penulis serta keluarga yang telah memberikan dorongan baik

dari segi moril maupun materil.

2. Ibu Dr. Eri Yusni, M.Sc selaku dosen pembimbing I.

3. Bapak Ir. Syammaun Usman, M.P selaku dosen pembimbing II.

4. Bapak Dr. Ir. Yunasfi, M.Si selaku ketua Program Studi Manajemen

Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Pindi Patana, S.Hut, M.Sc selaku sekretaris Program Studi Manajemen

Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh dosen dan staf pegawai Program Studi Manajemen Sumberdaya

Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara yang telah

(10)

9. Riri Astika Indriani, SKM yang telah memberikan semangat dan dorongan

dalam mengerjakan Skripsi.

10. Muhammad Arfan Susilo yang juga membantu dalam pelaksanaan dilapangan.

11. Thasnema Putri Rokana, SP, Dian Roy Nugraha Sembiring S.Pi, Taufiq

Hidayat yang telah membantu dalam mengerjakan penelitian.

12. Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Manajemen

Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, untuk penyempurnaan skripsi

penelitian penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk selanjutnya

diperbaiki. Semoga skripsi penelitian ini bermanfaat bagi Masyarakat dan juga

mahasiswa.

Medan, Februari 2015

(11)
(12)

Analisa Data 22

Parameter Pengamatan 22

Laju pertumbuhan spesifik (Specific Growth Rate) 22 Berat badan ikan setiap hari 23

Rasio Konversi Pakan 23

Kualitas Air 23

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

Hasil ... 24

Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR)... 24

Pertumbuhan Harian (DWG) ... 27

Rasio Konversi Pakan (FCR) ... 28

Kualitas Air ... 28

Pembahasan ... 29

Pertumbuhan Ikan Mas ... 30

Kualitas Air ... 36

KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

Kesimpulan ... 38

Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 5

2. Perlakuan Yang Diberikan Didalam Kolam ... 22

2. Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) Ikan Mas ... 25

4. Laju Pertumbuhan Harian (DWG) Ikan Mas ... 27

5. Rasio Konversi Pakan (FCR) ... 28

6. Keadaan Kolam Penelitian ... 43

(14)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Komposisi Formulasi Pemberian Pakan Pada Penelitian ... 21

2. Hasil Analisis Komposisi Pada Pakan Formulasi ... 21

3. Data Pengukuran Panjang Rata-Rata Ikan Mas ... 45

4. Data Pengukuran Berat Rata-Rata Ikan Mas ... 45

5. Anova Pakan Terhadap Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) ... 47

6. Rata – rata dan Standart Deviasi Pakan Terhadap Laju Perumbuhan Spesifik (SGR) Ikan Mas ... 47

7. Anova Pakan Terhadap Pertumbuhan Harian (DWG) Ikan Mas ... 49

4. Rata – rata dan Standart Deviasi Pakan Terhadap Laju Perumbuhan Harian (DWG) Ikan Mas ... 49

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Bagan Percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) ... 41

2. Lokasi Dan Keadaan Kolam Yang Akan Digunakan

Selama Penelitian ... 43

3. Cara Menentukan Kandungan Nilai Protein, Lemak,

Dan Karbohidrat Dalam Pakan ... 44

4. Data Pertumbuhan Rata-Rata Panjang Dan Berat Ikan Mas

Selama Masa Penelitian ... 45

5. Analisis Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) Ikan Mas Dengan

SPSS ... 46

6. Analisis Laju Pertumbuhan Harian (DWG) Ikan Mas Dengan

SPSS ... 48

(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan jenis ikan bernilai ekonomis penting,

karena sudah memasyarakat dan tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia

dan telah menjadi sumber mata pencaharian masyarakat pada daerah tertentu,

seperti Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, dan Sulawesi

Tengah (Suseno, 2002). Ikan Mas di Indonesia berasal dari daratan Eropa dan

Tiongkok yang kemudian berkembang menjadi ikan budidaya yang sangat penting.

Ikan Mas awalnya berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budi daya ikan Mas

diketahui sudah berkembang di daerah Galuh (Ciamis) Jawa Barat pada

pertengahan abad ke-19. Masyarakat setempat sudah menggunakan kakaban untuk

pelekatan telur ikan Mas yang terbuat dari ijuk pada tahun 1860, sehingga budi

daya ikan Mas kolam didaerah Galuh disimpulkan sudah berkembang

berpuluh-puluh tahun sebelumnya.

Ikan membutuhkan pakan dengan kandungan nutrisi yang cukup dan

karbohidrat, umumnya pakan diformulasikan dari bahan mentah nabati secara

bersama-sama untuk mencapai keseimbangan kandungan nutrisi pakan. Disamping

dedak halus, bahan mentah nabati yang umum digunakan adalah jagung,

bersama-sama bahan mentah lainnya. Jagung adalah salah satu bahan pakan yang berharga

relatif murah tetapi memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi dan susunan atau

komposisi yang dibutuhkan ikan. Sebagai gambaran, harga eceran jagung mencapai

Rp. 3.450/kg dan sangat mudah didapat dikarenakan jagung juga dapat ditanam di

(17)

jenis pakan yang senantiasa dikeluarkan secara periodik melalui proses ekskresi

akan dibutuhkan juga pemasukannya secara rutin melalui pakan (Widodo, 2008).

Peningkatan produksi dalam budidaya tentu harus dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Salah satu upaya yang

dapat dilakukan adalah dengan peningkatan padat penebaran. Semakin tinggi padat

penebaran dalam suatu wadah budidaya, maka akan semakin tinggi produksi ikan

yang dihasilkandan berdampak pula pada peningkatan keuntungan yang diperoleh.

Kepadatan ikan yang rendah berdampak pada pertumbuhan yang baik dan tingginya

tingkat kelangsungan hidup tetapi produksi per area rendah (Gomes,dkk. 2000),

sedangkan kepadatan ikan yang tinggi berdampak pada rendahnya pertumbuhan

dan meningkatnya stres pada ikan, selain itu tingginya interaksi sosial pada ikan

akan menimbulkan heterogenitas ukuran ikan. Kepadatan ikan yang tepat akan

meningkatkan total produksi dan biaya produksi per unit menjadi rendah.

Kualitas pakan yang bermutu tinggi sehingga dapat meningkatkan mutu dan

tekstur ikan semakin lebih baik maka diperlukan pakan tambahan seperti jagung

(Zea mays), oleh karnanya jagung mempunyai nilai karatinoid yang dapat merubah

warna ikan menjadi lebih cerah dan terang serta dalam jagung juga mengandung

karbonhidrat yang bertujuan menambah berat dan mempercepat pertumbuhan ikan

(18)

Rumusan Masalah

Ketersediaan pakan menjadi salah satu faktor kegiatan budidaya perikanan.

Di mana pakan memegang peranan penting dalam budidaya, selain menggunakan

pakan buatan seperti pellet juga dibutuhkan pakan alami yang dapat menunjang

pertumbuhan serta warna ikan tersebut. Dalam kondisi ini pakan tersebut dapat

membuat warna ikan mas menjadi lebih terang dari sebelumnya sebab di beberapa

daerah seperti Sumatra yang lebih menyukai jika ikan Mas memiliki warna yang

lebih terang, untuk itu dibutuhkan jenis pakan alami yang dapat membuat warna

ikan tersebut menjadi terang dari sebelumnya dalam penelitian ini di gunakan jenis

pakan alami berupa jagung. Adapun beberapa masalah yang akan di bahas dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh pemberian pakan jagung terhadap pertumbuhan dan warna

ikan mas ?

2. Mencari pakan alami yang murah dibandingkan dengan pakan pabrik sehingga

(19)

Kerangka Pemikiran

Pakan menjadi faktor yang memiliki peranan penting dalam kegiatan

pembenihan, dimana menyangkut tentang pertumbuhan, warna dan kelangsungan

hidup ikan mas sehingga memilik warna yang lebih terang, daging yang lembut dan

tidak memiliki bau lumpur sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.

Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan ikan akan

menyebabkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan akan terganggu. Oleh

karna itu perlu dicari jenis pakan yang sesuai dengan kebutuhan ikan.Dalam

memilih jenis pakan terdapat faktor permbatas seperti tipe, ukuran dan kandungan

nutrisi pakan tersebut.

Membandingkan pertumbuhan antara ikan mas yang diberi pakan tambahan

berupa jagung dengan dosis atau takaran yang berbeda, dengan membandingkan

ukuran dan berat ikan tersebut di dalam kolam budidaya selama tiga

(20)

Gambar 1. Kerangka pemikiran Kebutuhan ikan mas

dimasyaraakat

Pembudidaya ikan mas

Pertumbuhan

Pakan Pokok Dengan Pellet

Meningkatkan Pertumbuhan Ikan mas

Kombinasi

Gen Lingkungan Pakan Kualitas air Padat tebar

(21)

Tujuan penelitian

1. Mengkombinasikan dan menentukan takaran jagung dengan pellet .

2. Mengetahui perbedaan ukuran dan berat pada ikan mas.

Manfaat

1. Sebagai bahan masukan bagi pembudidaya ikan mas tentang pemberian

serta pengaturan pemberian jagung terhadap ikan mas.

2. Sebagai ketertarikan masyarakat dalam memilih warna ikan mas.

3. Dapat meyumbangkan pemikiran kepada pembudidaya ikan mas dan yang

membutuhkannya.

Hipotesis penelitian

1. Pemberian jagung kepada ikan mas dapat meningkatkan warna, dari warna

kuning pucat menjadi warna yang lebih terang serta menambah berat pada

ikan.

2. Harga jagung lebih murah dibandingkan dengan pellet.

(22)

TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Jenis ikan yang banyak dibudidayakan dan digemari masyarakat khususnya

Sumatera utara salah satunya adalah ikan mas. Ikan mas adalah salah satu jenis ikan

yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan karena

mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan dan makanan

yang tersedia. Selain itu juga memiliki potensi yang sangat baik untuk

dikembangkan karena mudah untuk dipijahkan, tahan terhadap penyakit, pemakan

segala dan pertumbuhannya cepat. Menurut Cahyono (2000), ikan mas memiliki

pertumbuhan yang tergolong cepat karena pada umur 5 bulan sejak telur menetas

bobot badannya sudah mencapai 500 g/ekor, sedangkan kecepatan pertumbuhan

ikan mas di kolam biasanya 3 cm setiap bulan, serta kegemaran masyarakat dimana

akan memilih ikan yang memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan dengan

yang lain.

Padat penebaran merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan

keberhasilan suatu kegiatan budidaya. Padat penebaran dalam suatu kegiatan

budidaya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ukuran benih, jenis

ikan, sistem budidaya yang dilakukan, namun biasanya semakin rendah kepadatan

ikan dalam kolam budidaya maka akan mempengaruhi pertumbuhan ikan begitu

pula sebaliknya (Rochdianto, 2005). Pada padat penebaran yang tinggi akan

menghasilkan produksi yang tinggi tetapi berat individu kecil tetapi sebaliknya

apabila padat penebaran rendah akan menghasilkan produksi yang rendah dengan

(23)

kepadatan populasi tinggi maka pertumbuhannya cenderung kurang pesat (Suyanto,

2002).

Kualitas pakan pada hakekatnya adalah menentukkan sejauh mana pakan /

pelet yang diberikan mempengaruhi pertumbuhan ikan (panjang dan berat). Effendi

(2002) menyatakan bahwa pertumbuhan adalah perubahan dimensi sel organ

maupun makhluk hidup yang mengakibatkan pertambahan bobot atau panjang

dalam waktu tertentu. Kordi (2006) menyatakan bahwa salah satu yang

mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah kandungan nutrisi yang dikandung dalam

pakan ikan yang diberikan. Kandungan nutrisi pakan akan mempengaruhi

pertumbuhan ikan. pakan dberikan untuk mengetahui pengaruh nutrisi bahan baku

yang dibuat dengan mengamati pertumbuhan ikan selama beberapa waktu. Dalam

praktiknya, pakan alami atau pakan buatan diberikan kepada ikan dengan dosis 3 -

8 % bobot ikan per hari.Pembarian pakan dilakukan tiga kali sehari, yaitu pagi,

siang atau malam.Tatapi dalam terapan budidaya banyak pula disarankan untuk

memberikan pakan kapan saja selagi ikan mau makan.Dengan demikian pakan

yang diberikan lebih dari 3 - 5 %.Hal ini dapat dilakukan dengan syarat pakan

termakan secara optimal oleh ikan.

Fungsi dari makanan utamanya itu sendiri yaitu untuk pemeliharaan tubuh

(24)

b. Kita dapat memampaatkan limbah industri pertanian yang berupa sisa-sisa

buangan seperti ampas dan dedak padi juga mengunakan produk pertanian

yang memiliki protein dan karbonhidrat yang dibutuhkan ikan seperti

jagung.

c. Rasa daging ikan dapat kita atur sesuai dengan selera kita yaitu dengan jalan

mengatur susunan ramuan.

d. Bentuk dan warna pada ikan juga bisa kita atur dengan member pakan yang

menunjang hal tersebut.

Suryaingsih (2010) menyatakan bahwa kualitas pakan tidak hanya sebatas

pada nilai gizi yang dikandungnya melainkan pada sifat fisik pakan seperti

kelarutannya, ketercernaanya, warna, bau, rasa dan anti nutrisi yang dikandung.

Kualitas pakan juga dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan. Pemilihan baku

yang baik dapat dilihat berdasarkan indikator nilai gizi yang dikandungnya

kecernaannya (digestibility); dan daya serap (biovaibility). Pakan yang berkualitas

akan mendukung tercapainya tujuan produksi yang optimal. Oleh karena itu

pengetahuan tentang nutrisi, gizi, komposisi serta kualitas secara fisik perlu

diketahui.

Secara tradisional jenis pakan yang berbentuk “pellet” atau moist pellet” yang

terdiri dari kombinasi beberapa bahan baku yang sudah terseleksi berdasarkan atas

kandungan proksimasi dan memperhitungkan kebutuhan nutrient optimal yang

harus tersedia dalam pakan agar pertumbuhan dapat maksimal. Dalam penyusunan

pakan berupa “pellet” prosedur yang di gunakan dalam formulasi pakan, pemberian

(25)

lengkap dengan bahan baku berkualitas tinggi dan mengandung profile nutrient

sesuai kebutuhan yang dibudidayakan (Hutabarat,1999).

Lovell (1989) menyatakan untuk memberikan pertumbuhan maksimum

banyaknya protein makanan yang diperlukan akan menurun bersamaan dengan

meningkatnya umur ikan. Permberian pakan pada ikan harus memperhatikan

kualitas dan jumlah pakan.Kualitas pakan meliputi sifat-sifat fisik yaitu bentuk

serta ukurannya harus tepat dan sifat kimia yaitu kandungan zat-zat didalam bahan

pakan yang mempengaruhi nilai nutrisi pakan.

Warna merupakan salah satu alasan ikan yang diminati oleh masyarakat,

sehingga pembudidaya perlu memperhatikan warna ikan yaitu dengan cara

memberikan pakan yang mengandung pigmen warna. Warna pada ikan disebabkan

adanya sel kromatofora yang terdapat pada kulit bagian dermis. Sel ini

diklasifikasikan menjadi lima kategori warna dasar yaitu eritrifora yang

menghasilkan warna merah dan oranye, xanthofora yang menghasilkan warna

kuning, melanofora yang menghasilkan warna hitam, leukofora yang menghasilkan

warna putih, dan iridefora yang dapat memantulkan refleksi cahaya. Ikan hanya

dapat mensintesis pigmen warna hitam dan putih, warna merah, orange dan kuning

tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan sehingga pembentukan warna pada ikan mas

(26)

karatenoid dari kelas xantofil, jagung merupakan bahan baku sumber energy dan

juga sumber xantofil dan karatenoid (Lesmana dan Sugito, 1997).

Kandungan pakan

Selain jagung kuning, masih ada 2 warna lagi, pada jagung (Zea mays), yaitu

jagung putih dan jagung merah.Diantara ketiga warna itu, jagung merah dan jagung

putih jarang terlihat di Indonesia. Jagung kuning merupakan bahan baku ternah dan

ikan yang populer digunakan di Indonesia dan di beberapa negara. Jagung kuning

digunakan sebagai bahan baku penghasil energi, tetapi bukan sebagai bahan sumber

protein, karena kadar protein yang rendah (8,9%), bahkan defisien terhadap asam

amino penting, terutama lysin dan triptofan.

Kandungan nutrisi jagung menurut Murtidjo (2001) adalah sebagai berikut :

• karbohidrat : 25 %

• Protein : 10 %

• Lemak : 1,3 %

Murtidjo (2001) menyatakan sebagai sumber energi yang rendah serat kasarnya,

sumber Xantophyll, dan asam lemak yang baik, jagung kuning tidak diragukan lagi.

Asam linoleat jagung kuning sebesar 1,6%, tertinggi diantara kelompok biji-bijian.

Jenis pellet yang digunakan merupakan pellet tenggelam dengan ukuran 3

mm dengan nilai nutrisi yang terdapat didalamnya adalah sebagai berikut:

• Karbohidrat : 28 %

• Protein : 28 %

(27)

Kandungan pellet tersebut sudah terdapat didalam kemasan, protein, lemak,

karbohidrat merupakan unsure terpenting dalam membuat ransum pakan agar

sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Jagung banyak mengandung karotin pro vitamin A. Di pasaran jagung yang

digunakan untuk campuran formulasi pakan ialah jagung giling halus, baik dari

jenis jagung putih, jagung kuning, maupun jagung agak merah.Penggunaan jagung

giling diperbolehkan hanya dengan jumlah 10 - 30%. Penggunaan jagung yang

terlalu banyak dalam komposisi pakan tidak baik karena menyebabkan kandungan

protein pakan rendah, sebaliknya kandungan protein akan menjadi tinggi, Jagung

hampir sama dengan tepung terigu yaitu sebagai sumber karbohidrat yang mudah

dicerna karena tidak mengandung sumber serat kasar selain itu jagung dapat

digunakan sebagai perekat untuk menjaga stabilitas kandungan air dalam pakan.

Beberapa bahan yang dapat dijadikan sebagai perekat pakan ikan adalah tepung

terigu, sagu, jagung, agar-agar, gelatin, dan tepung kanji (Mudjiman, 2008).

Davids (1991) menyatakan untuk mendapat karotenoid biasa didapat dari

ekstraksi beberapa bahan, seperti jagung.Warna dari karatenoida banyak menarik

perhatian dari berbagai disiplin ilmu karena bermacam-macam fungsi dan sifat

yang penting, warnaya berkisar dari kuning pucat sampai orange yang terkait

(28)

antara karbohidrat dan protein dikenal sebagai “protein sparing effect” dari

karbohidrat (NRC, 1983 diacu Aryansyah 2007).

Pertumbuhan ikan bergantung kepada beberapa faktor yaitu jenis ikan, sifat

genetis, dan kemampuan memanfaatkan makanan, ketahanan terhadap penyakit

serta didukung oleh faktor lingkungan seperti kualitas air, pakan dan ruang gerak

atau padat penebaran (Hepher dan Pruginin, 2000).

Pakan harus mengandung seluruh nutrien yang diperlukan ikan seperti

protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup dan

seimbang dimana terdapat dalam pakan jagung. Kadar protein harus imbangan atau

rasio protein terhadap energi pakan merupakan hal yang sangat penting dalam

proses penyusunan pakan bagi ikan. Lovell (1989) mengemukakan bahwa sebelum

terjadi pertumbuhan, kebutuhan energi untuk maintenance harus terpenuhi terlebih

dahulu, kemudian kelebihan energi dalam pakan akan digunakan untuk

pertumbuhan. Protein merupakan molekul kompleks yang terdiri dari asam amino

esensial dan asam amino non esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk

pertumbuhan.

Dalam kasus ikan mas yang diberi pakan dengan kandungankarbohidrat

3%-4% dan protein 28%-63%,kecernaan karbohidrat dan protein pada ikan mas adalah

87%-91% dan 88%-89%. Kecernaan protein pakan pada ikan mas adalah konstan

dan tidak dipengaruhi oleh kadar karbohidrat dalam pakan (Shimeno, 1974;

Shimeno.dkk.., 1977). Hasil ini didukung oleh hasil percobaan Ogeno & Chen

(1973) bahwa ikan mas dapat mencerna dan mengabsorbsi nutrient secara efektif

(29)

Menurut Pandian (1999) kebutuhan protein dan pertumbuhan ikan memiliki

hubungan yang linear. Dengan demikian, kadar protein dan rasio protein terhadap

energi pakan harus sesuai dengan kebutuhan ikan agar pakan buatan dapat efisien

dan memberikan pertumbuhan yang optimal. Selain itu, bahan-bahan sumber

protein relatif mahal, sehingga perlu dilakukan usaha untuk menurunkan kadar

protein dalam pakan dan meningkatkan rasio energi terhadap protein dengan

menambah bahan-bahan lain yang mengandung lemak atau karbohidrat sebagai

sumber energi lain (protein sparing effect) dalam pakan seperti jagung . Bila biaya

produksi pakan dapat ditekan, maka usaha budidaya ikan mas dapat lebih

menguntungkan.

Sumber energi yang berasal dari lemak dan karbohidrat pada pakan dapat

digunakan sebagai protein sparing effect dalam pembentukan jaringan. Selain itu,

nilai retensi protein pakan juga ditentukan oleh sumber protein yang digunakan

dalam pakan yang sangat erat kaitannya dengan kualitas protein yang ditentukan

oleh komposisi asam amino dan kebutuhan ikan akan asam amino tersebut

(Webster dan Lim, 2002).

Pakan yang diberikan kepada ikan mas digunakan untuk kelangsungan

hidupnya, sedangkan kelebihannya digunakan untuk pertumbuhan. Pakan yang

(30)

Pemberian pakan jagung dapatmenyebabkan pertumbuhan pada ikan

dikarenakan jagung mengandungcukup gizi, serat kasar (Suprapto,2001) dan zat-zat

lainnya yang membantu dalam pertumbuhan sedangkan jagung ragi dalam proses

peragiannyamenyebabkan peningkatan protein karena terjadi sintesis protein dari

non nitrogen(NPN) oleh sel yang berkembang. Pemberian pakan jagung ini sangat

bergunauntuk komposisi makanan ikan karena kandungan proteinnya lebih mudah

dicerna(Murtidjo 2001).

Kualitas Air diperairan

Oksigen adalah hal yang sangat penting dalam budidaya ikan karena dapat

mempengaruhi nafsu makan sehingga mempunyai keefisienan dalam pemberian

pakan kisaran batas minimal konsenterasi oksigen untuk kehiduopan ikan yaitu 4

ppm, yang dimana apabila dibawah 4 ppm ikan masih mampu bertahan hidup akan

tetapi nafsu makan ikan sangat rendah sehingga pertumbuhan ikan akan terlambat,

kadar oksigen didalam peraian yang sangat bagus bagi ikan adalah 5 ppm di mana

dengan kadar tersebut ikan memiliki nafsu makan yang tinggi sehingga

pertumbuhan ikan akan sangat cepat dan ikan tidak akan mengalami sters

(Hickling, 1971).

Kenaikan suhu mempengaruhi kelarutan oksigen. Menurut penelitian

Harminani dalam Jamilah (2006) kenaikan suhu dalam keadaan normal adalah

27°C sampai 28°C menjadi suhu 36°C sampai 38°C. selama 24 jam yang dapat

menyebabkan pergerakan ikan menjadi sangat lambat dan kurang memberikan

respon terhadap stimulant dan penurunan kadar oksigen terlarut, bertambahnya

(31)

meningkatkan selera makan ikan yaitu berkisar antara 25°C yang dimana pada suhu

tersebut ikan memiliki nafsu makan yang tinggi.

Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu indikator kualitas lingkungan

air. Air yang mendekati basah dapat lebih cepat mendorong proses pembongkaran

bahan organik menjadi mineral seperti ammonia, nitrat, phosfat. Garam mineral

tersebut akan diserap oleh tumbuh-tumbuhan didalam air, yang akan menjadi

makan alami bagi ikan. Pada umumnya perairan yang basah lebih produktif dari

(32)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2014 didesa Tanjung Mulia

kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tong air, pH, thermometer,

satu set metode winkler, tanggok, tempat pakan ikan, jaring pemisah, timbangan,

penggaris, meteran ukur. Sedangkan bahan yang digunakan adalah ikan mas, pakan

pellet pabrikan dan pakan tambahan berupa jagung, dan pengolaan hasil data

selama penelitian menggunakan program SPSS.

Perlakuan dengan Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya ikan mas antara lain benih ikan

mas ukuran 4-5 inci dengan berat 28-30 g dimana ikan tersebut sudah dapat

memakan pellet ikan. Sedangkan alat yamg digunakan adalah kolam ikan, jaring,

tempat pakan, pipa paralon, tong air, tanggok, penelitian ini dilakukan selama 3

bulan untuk mendapatkan data yang diinginkan dan dalam waktu 3 bulan tersebut

ikan sudah dapat dipanen.

Pengamatan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan pada saat pengamatan antara lain pakan buatan

berupa pellet yang terdapat di pasar dan pakan tambahan berupa jagung yang

diberikan kepada ikan mas. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah tanggok,

tong air, timbangan, thermometer, penggaris, meteran, kertas millimeter, kamera

(33)

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Kolam Penelitian Ikan Mas

Tempat untuk penelitian ikan mas menggunakan kolam dengan ukuran total

luas kolam 4,2 x 15 meter yang akan dibagi menjadi Sembilan dengan ukuran

masing-masing sekat 1,4 x 5 meter dimana pada pembagian tersebut akan dibuat

sekat-sekat dengan menggunakan jaring yang akan diletakan dikolam dan

ditancapkan bambu sebagai tiang untuk jaring tersebut, sebelum digunakan kolam

tersebut dikeringkan terlebih dahulu selama seminggu setelah itu diberi kapur agar

pH tanah dikolam tersebut kembali netral dan membersihkan kolam tersebut dari

hama seperti ular, ikan gabus dengan cara membersihkan pada waktu kolam

tersebut kering. Pada saluran masuknya air dan keluarnya air dipasang peyaring

yang berguna untuk menghalangi masuknya hama kedalam kolam tersebut. Setelah

dipasang penyaring pada input dan output, air telah terisi didalam kolam sesuai

yang kita inginkan maka kolam tersebut telah siap ditebar bibit ikan mas foto dan

bentuk kolam dapat dilihat pada Lampiran 2.

Penyediaan Pakan dan Benih Ikan Mas

Pakan pellet yang digunakan merupakan pakan yang biasa digunakan oleh

(34)

Benih ikan mas yang digunakan berasal dari pembudidaya lokal yang dapat

dibeli langsung dimana benih tersebut telah dikarantina terlebih dahulu sebelum

dimasukkan kedalam kolam , benih yang digunakan berukuran 4-5 inci dimana

benih ikan mas yang di ambil harus sehat dan memiliki warna yang cerah serta

bergerak aktif, memiliki berat 28-30 g, sudah dapat memakan pellet. Padat tebar

benih ikan mas pada setiap skat yang berukuran 1,4 x 5 meter dengan volume air

setinggi 1meter, maka padat penebaran ikan mas adalah 7 ekor/m3, jadi padat tebar

untuk satu skat sekitar 50 ekor.

Perlakuan Pemberian Pakan

Dalam penelitian ini yang menjadi pakan benih ikan mas dalam kolam adalah

pellet ikan jenis Comffed yang merupak jenis pellet tenggelam, dan pakan

tambahan berupa jagung, di mana kolam tersebut akan dibagi menjadi sembilan

bagian pada bagian yang diberi label P3J1, P3J2, P3J3 , Pemberian pakan dilakukan

pada pukul 09.00 WIB, pukul 13.00 WIB, dan pukul 17.00 WIB sedangkan

pemberian pellet pada masing-masing perlakuan sebanyak 3% dimana jumlah

dalam satu hari pemberian pakan dengan jagung yang telah direndam didalam tong

selama 3 hari 3 malam dengan kapasitas tong sebanyak 20 kg.

Jagung yang telah direndam selama 3 hari 3 malam tersebut akan diberikan

sebagai pakan tambahan sesuai dengan berat ikan yang akan terus bertambah dan

sesuai dengan kebutuhan.

Sampling

Pengambilan sampel ikan mas dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan,

berat, ukuran panjang serta melakukan perbandingan antara ikan yang tidak diberi

(35)

14 hari sekaliikan yang akan diambil dan diukur ukurannya dengan kertas

millimeter, penggaris dan meteran ukur. Sedangkan dalam pengukuran berat akan

di gunakan timbangan.

Rancangan percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan

Acak Kelompok (RAK) dapat dilihat pada Lampiran 1, dengan tiga pengelompokan

dimana lokasi dan keadaan kolam dapat dilihat pada Lampiran 2, pada setiap kolam

akan diberi label P3J1, P3J2, P3J3 sebagai perlakuan dimana dijelaskan sebagai

berikut:

1.P3J1 : Berisi 150 ekor ikan dengan berat pada ikan

mas rata-rata 28-30g dan dibagi menjadi tiga dengan

masing-masing skat berjumlah 50 ekor, dengan pemberian

pakan pellet sebanyak 3% dan jagung di berikan sebanyak 1%.

2.P3J2 : Berisi 150 ekor ikan dengan berat pada ikan

mas rata-rata 28-30g dan dibagi menjadi tiga dengan

masing-masing 50 ekor, dengan pemberian pakan pellet

sebanyak 3% dan jagung di berikan sebanyak 2%.

3.P3J3 : Berisi 150 ekor ikan dengan berat pada ikan

(36)

Tabel 1. Komposisi formulasi pemberian pakan pada penelitian

Keterangan : jumlah yang diberikan akan bertambah sesuai dengan berat pada setiap perlakuan dan ulangan.

Tabel 2. Hasil analisis komposisi pada pakan formulasi

Pakan yang

Cara menentukan kandungan nilai protein, lemak dan karbohidrat dalam pakan dapat dilihat pada Lampiran 3

Rancangan ini digunakan karena dalam kondisi dilapangan umumnya

sangat sulit untuk mendapatkan kondisi yang homogen, lokal kontrol merupakan

pengelompokan secara lengkap pada kelompok, block, atau skat-skat.

Pada masing-masing perlakuan akan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan

dan penetuan kelompok untuk setiap perlakuan dilakukan secara acak. Pemberian

pakan diberikan berdasarkan 5% dari berat ikan dikolam, parameter utama meliputi

laju pertumbuhan pada ikan mas (Cyprinus carpio). Sedangkan parameter

penunjang meliputi beberapa parameter kualitas air seperti suhu, pH, dan oksigen

terlarut, pemberian pakan terhadap ikan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 . perlakuan yang diberikan didalam kolam.

P3J1 P3J2 P3J3

P3J3 P3J1 P3J2

(37)

Analisi Data

Data percobaan dianalisi dengan menggunakan SPSS dan hasil data

percobaan ditabulasikan dengan ANOVA dan data tersebut akan dijelaskan secara

deskriptif seperti berat badan ikan, pertumbuhan ikan, panjang total ikan, setengah

panjang, dan lebar ikan tersebut.

Parameter Pengamatan

Laju pertumbuhan spesifik (Specific Growth Rate) (Steffens (1989)

Untuk menentukan laju pertumbuhan spesifik dengan menggunakan rumus:

SGR

=

���� −���0

�1−�0 x100%

Keterangan :

SGR = Laju pertumbuhan berat spesifik (% perhari)

Wt = Bobot biomassa pada akhir penelitian (g)

Wo = Bobot biomassa pada awal penelitian (g)

t1 = Waktu akhir penelitian (hari)

(38)

Berat badan ikan setiap hari

Berat badan ikan setiap hari akan dihitung dengan menggunakan rumus:

DWG = �2(�)−�1

�2−�1

Keterangan:

DWG = Daily weight gain (Berat ikan setiap hari) (g)

W2 = Berat ikan pada akhir peneitian (g)

W1 = Berat ikan pada awal penelitian (g)

T2 = Waktu akhir pemeliharaan (hari)

T1 = Waktu awal penelitian (hari)

Rasio konversi pakan

berdasarkan pendapat Kordi (2000) sebagaiberikut :

FCR = ��

��

Keterangan :

FCR = Rasio konversi pakan

FK = Jumlah pakan yang dikonsumsi (g)

Wt = Berat akhir penelitian (g)

Kualitas Air

Pengamatan parameter kualitas air dilakukan pada pagi hari sebelum

pemberian pakan, dikecualikan pada oksigen terlarut yang diambil setiap 10 hari

(39)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari penelitian yang dilakukan selama tiga bulan di Desa Tanjung

Mulia Kecamatan Tanjung Morawa didapat data berupa laju pertumbuhan spesifik,

berat pada ikan setiap hari dan laju konfensi pakan.

Hasil pengamatan yang dilakukan selama tiga bulan menunjukkan

pemberian pakan jagung berpengaruh terhadap pertumbuhan panjang dan

penambahan berat pada ikan mas, data rata-rata pertumbuhan dapat dilihat pada

Lampiran 4.

Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) Ikan Mas

Pemeliharaan ikan mas selama 12 minggu atau 3 bulan dan dilakukan

pengukuran sebanyak 6 kali yang dulakukan setiap 2 minggu sekali atau 14 hari

sekali diperoleh data laju pertumbuhan spesifik yaitu Pellet 3 Jagung 1, Pellet 3

Jagung 2, Pellet 3 Jagung 3 yang dapat dilihat pada Gambar 3.

(40)

Berdasarkan analisis statistik menggunakan Anova menunjukkan adanya

pengaruh dari pemberian jagung terhadap laju pertumbuhan spesifik ikan mas

(p<0.005) pada Lampiran 5.

Hasil uji lanjut untuk mengetahui tingkat perbedaan antar perlakuan

disajikan Lampiran 5, dimana angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada

kolom yang sama tidak berbeda nyata.

Pertumbuhan Harian (DWG)

Pemeliharaan ikan mas selama 12 minggu diperoleh data pertumbuhan

harian dengan perlakuan Pellet 3 Jagung 1, Pellet 3 Jagung 2, Pellet 3 Jagung 3

dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. laju Pertumbuhan Harian

Berdasarkan analisis statistik menggunakan Anova menunjukkan adanya

pengaruh dari pemberian jagung terhadap laju pertumbuhan harian ikan mas

(p<0.01) yang dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hasil uji lanjutan untuk mengetahui tingkat perbedaan antar perlakuan

disajikan dalam Lampiran 6, dimana angka yang diikuti dengan huruf yang sama

pada kolom yang sama tidak berbeda nyata.

(41)

Rasio Konversi Pakan

Rasio Konversi Pakan ikan mas selama 12 minggu penelitian diperoleh hasil

yang tertera pada Gambar 5.

Gambar 5. Rasio Konversi Pakan Ikan Mas

Kualitas Air

Hasil pengamatan kualitas air ikan Mas selama penelitian diperoleh kisaran

suhu antara 25 – 300C, nilai pH antara 7 – 8, serta nilai DO yaitu antara 5 – 7.5

mg/l. dan foto – foto selama kegiatan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 7.

(42)

PEMBAHASAN

Pertumbuhan Ikan Mas

Pakan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pertumbuhan ikan

mas, semangkin tinggi dan bagus kandungan nutrisi pada pakan ikan maka akan

meningkatkan pertumnuhan ikan tersebut. Menurut Kordi (2006) salah satu yang

mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah kandungan nutrisi yang di kandung dalam

pakan ikan yang diberikan. Kandungan nutrisi pada pakan akan mempengaruhi

pertumbuhan ikan, pakan diberikan untuk mengetahui pengaruh nutrisi yang

terdapat didalam pakan yang diberiakan dengan mengamati pertumbuhan ikan

selama beberapa waktu.

Perlakuan dalam pemberian pakan selama penelitian yang berlangsung 12

minggu atau 3 bulan berdasarkan biomasa ikan tersebut dan pemberian pellet yang

dikombinasikan dengan jagung sebagai pakan tambahan sebanyak 3% pellet dan

1% jagung pada perlakuan P3J1, 3% pellet dan 2% jagung pada perlakuan P2, dan

3% pellet dan 3% jagung pada perlakuan P3J3. Kordi (2006) menyatakan dalam

praktiknya, pakan alami atau pakan buatan diberikan pada ikan dengan dosis 3-8%

dari bobot ikan perhari. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari yaitu pagi,

siang, sore. Tetapi dalam terapan budidaya banyak pula disarankan untuk

memberikan pakan kapan saja selagi ikan mau makan. Dengan demikian pakan

yang diberikan lebih dari 3-5%. Hal ini dapat dilakukan dengan sarat pakan

dimakan secara optimal oleh ikan.

Pertambahan berat ikan mas selama 12 minggu penelitian yang berat awal

ikan antara 28-30 gram sampai akhir penelitian berkisar antara 63-186 gram data

(43)

adalah 63 gram pada perlakuan P3J1 ulangan 2 sedangkan pertumbuhan maksimum

186 gram pada perlakuan P3J3 ulangan 3. Permberian jagung sebagai pakan

tambahan berpengaruh dalam pertambahan bobot ikan yang dimana didalam jagung

memiliki kandungan karbonhidrat dan protein yang sangat dibutuhkan dalam

pertumbuhan ikan terutama dalam menambah bobot ikan mas. Pemberian jagung

serta kandungan nutrisi menurut Murtidjo (2001) kadar protein yang terdapat dalam

jagung sebesar 8.9% - 10%, dalam kandungan jagung dan hal yang sangat

dibutuhkan dalam pertambahan bobot ikan mas adalah kadar karbonhidrat dalam

jagung sekitar 25 % . Sehingga ini yang membuat pertumbuhan pada perlakuan P3

memiliki pertumbuhan yang besar dibandingkan dengan perlakuan yang lain

dimana dalam pellet juga memiliki nilai protein yang memadai dan juga komposisi

jagung.

Laju pertumbuhan Spesifik (SGR) pada Grafik menunjukkan tingkat

pertumbuhan dimana pada perlakuan P3J1 dapat dilihat pada minggu ke 2, 4, 6, 8,

10, 12 mengalami pertumbuhan yang sangat lama dan cenderung tidak berkembang

secara maksimal dan dapat terus bertumbuh serta faktor kondisi lingkungan pada

saat penelitian yang tidak mendukung sehingga pertumbuhan sangat lama.

Perlakuan P3J2 mengalami pertumbuhan yang meningkat terlihat pada

(44)

Perlakuan P3J3 mengalami pertumbuhan yang sangat meningkat itu terlihat

pada grafik minggu ke 2 dan 4 yang meningkat tajam pada minggu ke 6,

mengalami penurunan yang tidak jauh pada minggu ke 8 dan pada minggu ke 10

dan 12 mengalami pertumbuhan yang tetap dan tidak berpengaruh yang disebabkan

ukuran dan berat pada ikan mas dengan perlakuan P3J3 mengalami pertumbuhan

yang merata sehingga daya saing dalam pakan diperaiaran merata. Terlepas dari itu

semua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan selain pemberian pakan, padat

tebar, kualitas benih ikan, kualitas dan kondisi lingkungan budidaya juga

memperngaruhi pertumbuhan ikan tersebut, hal ini sesuai dengan pendapat

Rochdianto (2005) menyatakan faktor yang penting untuk meningkatkan laju

pertumbuhan ikan diantaranya adalah padat penebaran ikan, ukuran serta kualitas

benih ikan, system budidaya, faktor lingkungan disekitar lokasi budidaya, kualitas

air dalam proses budidaya, dan kualitas pakan yang diberikan yang dimana akan

mempengaruhi pertumbuhan ikan begitu pula sebaliknya.

Hasil uji lanjutan pada laju pertumbuhan spesifik menunjukkan

pertumbuhan dari minggu ke 2, 4, 6, 8, 10, 12 pada perlakuan P3J1, P3J2, P3J3

adanya pengaruh pakan yang signifikan dan tidak berbeda nyata terhadap bobot hal

ini disebabkan pada massa penelitian memiliki faktor lingkungan yang

mempengaruhi nafsu makan ikan terhadap pakan yang diberikan terlihat pada

minggu ke 2 dimana perlakuan P3J1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P3J3

dan terlihat berbeda nyata dengan perlakuan P3J2, pada minggu ke 4 ketiga

perlakuan sangat berbeda nyata, pada minggu ke 6 dan 8 perlakuan antara P3J2 dan

P3J3 tidak berbeda nyata namun pada perlakuan P3J1 berbeda nyata, minggu ke 10

(45)

nyata. output SPSS laju pertumbuhan spesfik ikan mas selama 12 minggu penelitian

dapat dilihat pada lampiran.

Pertambahan bobot harian (DWG) menunjukkan pengaruh pemberian

jagung terlihat pada perlakuan P3J3 yang dimana dapat terihat pada grafik

pertumbuhan yang semangkin meningkat pada minggu ke 2 sampai minggu ke 12

dimana pertumbuhan yang terjadi sangat merata sehingga daya saing terhadap pola

makan merata dan pengaruh kondisi lingkungan disektar lokasi penelitian yang

terkadang berubah – ubah, pada perlakuan P3J2 kondisi yang sama juga

ditunjukkan dengan petumbuhan yang merata yang juga terlihat pada grafik yang

terus meningkat walaupun tidak seperti perlakuan P3J2, pada perlakuan P3J1

pertumbuhan ikan sangat lamban walaupun terjadi peningkatan tetapi tidak

menunjukan seperti pada perlakuan P3J3 dan P3J2.

Pertumbuhan dan pertambahan bobot ikan harian selain pemberian pakan

juga kondisi lingkungan selama penelitian, hal itu sangat terlihat pada perlakuan

P3J2 dan P3J3 yang dimana ikan telah mengalami pertumbuhan yang meningkat

sehingga tahan terhadap kondisi lingkungan yang berubah – ubah namun pada

perlakuan P3J1 ikan belum mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang

berubah – ubah hanya sebagian saja yang dapat beradaptasi sehingga pertumbuhan

(46)

kelarutannya, kecernaanya, warna, bau, dan nutrisi yang dikandung. Pemilihan

pakan yang baik dapat dilihat berdasarkan indikator nilai gizi yang dikandungnya

kecernaannya (digestibility), dan daya serap (biovaibility).

Energi pertumbuhan juga berperan dalam proses pertumbuhan ikan mas

dimana dalam pakan juga terdapat, dalam jagung memilki energi groos

(pertumbuhan) yang lumayan besar sekitar 3918 Kkal yang apa bila diberiakan

sebanyak 75% sebagai pakan itu yang membuat pertumbuhan ikan mas pada

perlakuan P3J2 dan P3J3 mengalami pertumbuhan yang cepat karna selain dari

jagung sendiri didalam pakan pellet juga sudah terdapat jagung itu sendiri.

Murtindjo (2001) menyatakan jagung memiliki energi gross yang besar dan

memliki serat kering yang hampir sama dengan karbonhidrat yaitu sekitar 75 – 90%

dengan energi gross 3918 – 4019 Kkal serta sebagai sumber energi yang baik dan

itdak diragukan lagi jagung kuning memiliki energi pertumbuhan yang tertinggi

diantara kelompok biji – bijian.

Uji lanjutan pada pertambahan bobot harian (DWG) menunjukkan adanya

pengaruh pemberian pakan jagung terhadap pertumbuhan ikan mas yang signifikan

dan berbeda nyata hal ini disebabkan karana pada masa penelitian pemberian pakan

pada penelitian langsung diberikan pakan jagung dengan jumlah 1%, 2%, 3% dari

berat total keseluruhan ikan mas didalam kolam penelitian dengan pemberian pellet

sebanyak 3% pada masing – masing perlakuan. Pada minggu ke 2 menunjukkan

perlakuan P3J2 dan P3J3 tidak berbeda nyata tapi pada perlakuan P3J1 sangat

berbeda nyata, pada minggu ke 4, 6, 8, dan 10 perlakuan pemberian sangat berbeda

nyata pada proses pertumbuhan ikan mas selama penelitian yang berlangsung 12

(47)

Terdapat faktor internal dan eksternal yang mendukung pertumbuhan dan

kelangsungan hidup ikan mas. Faktor internal merupakan faktor – faktor yang

berhubungan dengan ikan itu sendiri sepeti umur, dan sifat genetik ikan yang

meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan daya serap

terhadap pakan tersebut, ketahanan terhadap penyakit dan parasit. Faktor eksternal

merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan, meliputi

sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersedian makanan dari segi kualitas

dan kuantitas, serta perubahan kondisi dilingkungan dimana penelitian ini

dilakukan di kolam terbuka dengan sumber air langsung dari aliran sungai.

Padat penebaran ikan juga sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan

ikan dimana dalam proses padat penebaran ikan harus sesuai dengan kondisi dan

volume air didalam kolam agar ruang ringkup ikan tidak terlalu sempit atau

terbatasi, dalam penelitian ini padat penebaran yang dilakukan sesuai dengan rumus

yang berlaku dimana telah dijelaskan dalam metode berapa m3 ikan yang dapat

masuk ke dalam sekat yang berukuran 1.4 x 5 meter dengan volume air setinggi

satu meter dan ikan yang dapat masuk adalah 7 ekor/m3.

Dalam suatu usaha budidaya ikan, untuk mendapatkan hasil yang maksimal

terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana caranya agar

(48)

Pada penelitian ini perlakuan P3J1, P3J2, P3J3 pada ikan mas yaitu 1%, 2%,

3% dan pemberian pakan pellet pada setiap perlakuan adalah 3% dan itu total dari

keseluruhan bobot ikan setiap perlakuan. Pemberian pakan diberikan 3 kali sehari

yaitu pagi pada pukul 09.00 WIB, siang hari 13.00 WIB dan sore hari pada pukul

17.00 WIB. Berdasarkan gambar terlihat bahwa perlakuan P3J3 memberikan nilai

konversi terhadap pakan yang paling rendah yaitu 1.85 , diikuti berturut – turut

P3J2 dengan nilai 1.9 dan paling tinggi pada perlakuan P3J1 yaitu 2.66.

Pakan perlakuan P3J3 memiliki nilai konversi pakan terbaik diikuti dengan

perlakuan P3J2. Sedangkan pada perlakuan P3J1 nilai konversi tertinggi.

Semangkin rendah nilai konversi pakan dalam suatu usaha kegiatan budidaya maka

semakin efisiensi pakan yang digunakan. Nilai rasio konversi pakan di pengaruhi

oleh protein pakan, energi pertumbuhan dalam pakan, dan jumlah pakan yang

diberikan, dengan semakin sedikit pakan yang diberikan pemberian pakan semakin

efisien. Semakin kecil nilai konversi pakan menunjukkan pemanfaatan pakan

semakin efisien pada kegiatan budidaya ikan.

Nilai Gross energy (GE) dan Digestible energy (DE) pada ikan mas nilai DE sebagai ikan herbivora sebanyak 15% sehingga pemberian P3J1 dimana

menghasilkan nilai GE sebesar 3015 kkal/kg dan DE 2562.8 kkal/kg, P3J2

menghasilkan GE sebesar 3299 kkal/kg dan DE 2804.2 kkal/kg, P3J3 menghasilkan

nilai GE 3591 kkal/kg dan DE 3052.4 kkal/kg.

Buwono (2000) menyatakan dalam menyusun ransum pakan harus

menentukan nilai GE terlebih dahulu dan kemudian nilai DE yang dimana

kandungan nilai protein, lemak, dan karbonhidrat harus di jumlahkan. Nilai DE

(49)

dengan 1000 bila disusun dalam 1kg. Penentuan nilai GE dan DE pada penelitian

digunakan untuk mengetahui seberapa banyak pakan yang dibutuhkan dalam

meningkatkan pertumbuhan ikan.

Kualitas Air

Berdasarkan analisi parameter kualitas air yang diukur menunjukkan bahwa

ikan mas berada pada lingkungan yang layak untuk tumbuh dan berkembang dan

mampu menghadapi perubahan lingkungan serta suhu di perairan yang berkisar

antar 25 – 30oC, sedangkan pH pada air 7 – 8, dan oksigen terlarut 5 – 7,5 mg/l.

Kordi (2011) menyatakan bahwa ikan mas dapat tumbuh optimal dengan

kandungan oksigen terlarut 4 – 7 mg/l, suhu 27 – 30oC dan pH 7 – 8.

Djatmika (1986) menyatakan air sebagai media hidup ikan harus memiliki

sifat yang cocok bagi kehidupan ikan, karena kualitas air dapat memberikan

pengaruh terhadap pertumbuhan mahluk – mahluk hidup di air. Dari pernyataan

diatas juga menunjukkan perkembangan ikan dalam massa penelitian yang

dilakukan selama 12 minggu dan pemberian pakan.

Dalam kondisi kualitas air diperairan juga mempengaruhi nafsu makan ikan

dan nutrisi yang diserap dalam prosep pertumbuhan seihinga kondisi lingkungan di

(50)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Dari hasil penelitian dapat di simpulakan bahwa pemberian jagung sebagai pakan

tambahan dapat digunakan sebagai pakan tambahan yang bagus bagi ikan mas

karena terbukti menambah bobot berat ikan mas selama penelitian.

2. Berdasarkan hasil penelitian dari pertumbuhna ikan mas selama 12 minggu

penelitian hasil tertinggi diperoleh dari perlakuan pemberian jagung sebanyak

3%

dengan berat rata – rata adalah 120.51 gram, laju pertumbuhan spesifik (SGR)

rata – rata sebesra 2.227%, pertumbuhan harian (DWG) rata – rata sebesar 3,789

gram. Hasil terendah diperoleh dengan pemberian jagung sebanyak 1% terhadap

berat rata – rata sebesar 49,47 gram, laju pertumbuhan spesifik rata – rata

sebesar

1.177 %, laju pertumbuhan harian sebesar 1.159 gram.

Saran

Disarankan untuk penelitian ini selanjutnya menggunakan semua komponen

dalam pengukurannya bukan hanya bobot tetapi juga dimasukkan tingkat kecerahan

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Y. 2002. Mencemerlangkan Warna Koi. Agromedia. Jakarta.

Buwono, D. I. 2000 Kebutuhan Asam Amino Esensial Dalam Ransum Ikan. Kanisius. Yogyakarta.

Cahyono, 2000.Budidaya Ikan Air Tawar.Kanisius. Jakarta.

Davis, D. A. and D. M. Gatlin, III. 1991. Dietary mineral requirements of fish and shrimp. In.: Proceeding of the aquaculture feed processing and nutrition workshop. Sept. 19-25, 1991. ASA. Singapore. P. 44-46.

Effendie, M. I. 1997. Metoda perancangan percobaan. CV Armico. Bandung. 472 hal.

Effendie, M. I. 2002.Petumbuhan dan dimensi sel pada ikan.PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Eriyusni. 1999. Effect Of Diet On Growth Performance And CarcassComposition In

Different Strains Of Tilapia. Institute Of Biological Sciences University Of Malaya Kulala Lumpur. Malaysia

Hepher, B. dan Yoel Pruginin. 1981. Commercial Fish Farming. O. W., New York. 261 pp.

Hickling, C. F. 1971. Fish Culture.Faber and Faber. London. 317p.

Hutabarat, J. 1999. Manajemen pakan ikan. IPTEKDA- KALTIM. Fakultas perikanan dan ilmu kelautan, universitas Diponegoro. Semarang.

Imam, S. 2012. Pengaruh penambahan tepung rebon pada pakan buatan terhadap nilai

(52)

Prosiding Seminar Nasional Pembenihan Ikan dan Udang.Balitbangtan dan Universitas Padjadjaran.Bandung, hal.248-266.

Kordi, G, H. 2000. Pengaruh protein terhadap pertumbuhan ikan.Rineka Cipta dan Bina Adiaksara. Jakarta.

Latscha, T. 1990. Carotenoids: Their Nature and Significance in Animal Feeds. Hoffman-La Roche. Switzerland.

Lesmana, D. S dan S.Sugito. 1997. Astaxanthin sebagai suplemen pakan untuk peningkatan warna ikan hias. Warta penelitian perikanan Indonesia 3 (1): hlm

6-8.

Lovell, T. 1989. Nutrition and feeding of fish.AVI Book. Van Nostrrand Reinhold, New York. 5 (4). 28.

Mudjiman, A. 2008. Makanan Ikan. Cetakan XVIII. Penerbit penebar Swadaya. Jakarta.

Murtidjo, Agus B. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan.Kanisius.Yogyakarta.

Ogeno,C. and M. Chen. 1973. Protein nutrition in fish -III, apparent and true digestibility of dietary protein incarp. Buff. Japan Soc. Sci. Fish. 39(6): 944- 951.

Rochdianto, 2005.Budidaya Ikan di Jaring Terapung. Penebar Swadaya. Jakarta

Satyani, D. dan Sugito, S. 1997. Astaxanthin sebagai sumber pakan untuk peningkatan warna ikan hias.Warta PenelitianPerikanan Indonesia 3(1): 6-8.

Shemino,S. 1974. Studies on carbohydrate metabolismin fishes.Rep. Fish. Lab.,Kochi Univ. 2: 1-107.

Shemino, S., H. Hosokawa, and M. Takeda. 1977. Comparative studies on carbohydrate metabolism of yellowtail and carp. Buff.Jap. Soc. Sci. Fish. 43(2): 213-217.

Soeseno, S. 2000. Pemeliharaan Ikan di Kolam Pekarangan.Kanisius.Yogyakarta.

Suprapto. 2001. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Jakarta: Argo Media Pustaka.

Tappin, A.R. 2010. Rainbow fishes : their care and the keeping in captivity.

(53)
(54)

Lampiran 1. Bagan Percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK)

Ulangan 1

Ulangan 2

Ulangan 3

Keterangan :

Penentuan kelompok dan lokasi dilakukan secara acak dan terdapat 3 ulangan

dengan 3 perlakuan dengan symbol P3( Pellet 3%) dengan J1, J2, J3(Jagung 1%, 2%, 3%)

Ulangan 1 dengan P3J1, P3J2, P3J3 Ulangan 2 dengan P3J3, P3J1, P3J2 Ulangan 3 dengan P3J2, P3J3, P3J1

P3J1 P3J2 P3J3

P3J3 P3J1 P3J2

(55)

Lampiran 2. Lokasi dan keadaan kolam yang akan digunakan selama penelitian

(56)

Lampiran 3. Cara menentukan kandungan nilai protein, lemak dan karbohidrat dalam pakan

Cara Menentukan Kandungan Nilai Protein dalam pakan

�����������������

100 ������ℎ������������������

Cara Menentukan Kandungan Nilai Lemak dalam Pakan

���������������

100 ������ℎ������������������

Cara Menentukan Kandungan Nilai Karbohidrat dalam Pakan

����������ℎ����������

(57)

Lampiran 4. Data Pertumbuhan rata-rata Ikan Mas Selama Penelitian

Data pengukuran panjang rata-rata Ikan Mas (cm) Perlakuan Minggu

Data pengukuran berat rata-rata Ikan Mas (gram)

(58)

Lampiran 5. Analisis laju pertumbuhan Spesifik (SGR) Ikan Mas Dengan SPSS

Hasil Pengolaan Data

Data

Data Masuk Data Keluar Total

N Persen N Persen N Persen

Std. Deviasi 1.00306 0.91195 1.26950 1.31577 1.19139

2.00

Rata-rata 2.2265 3.3306 4.9782 4.9701 3.9347

N 150 150 148 148 148

Std. Deviasi 0.96844 1.83193 1.42361 1.30275 0.72795

3.00

Rata-rata 1.9100 5.5415 5.3653 4.7779 4.8845

N 150 150 148 148 148

Std. Deviasi 1.33856 1.91106 1.31752 1.00115 0.55426

Total

Rata-rata 1.9459 3.5650 4.1495 3.6214 4.6690

N 449 448 444 444 444

(59)

Lampiran 5. Lanjutan

ANOVA pakan terhadap laju pertumbuhan Spesifik (SGR) ikan mas pada 2,4,6,8,10 dan 12 minggu pemeliharaan.

Perlakuan Df Sig of F Sig of F Sig of F Sig of F Sig of F

Pakan 2 8.418** 203.110** 228.916** 411.966** 60.321**

Pakan x ikan 447

Total 449

**sangat signifikan (p<0.01)

Rata-rata dan standart deviasi pakan terhadap laju pertumbuhan Spesifik (SGR) ikan mas pada 2,4,6,8,10,dan 12 minggu pemeliharaan.

Pakan MINGGU KE

4 6 8 10 12

P3J1 1.69±1.00a 1.79±0.91a 2.10±1.26a 1.11±1.31a 5.18±1.91a

P3J2 2.22±0.96b 3.33±1.83b 4.97±1.42b 4.97±1.30b 3.93±0.72b

P3J3 1.91±1.33a 5.54±1.91c 5.36±1.31c 5.36±1.31b 4.88±0.55c

(60)

Lampiran 6. Analisis laju pertumbuhan Harian (DWG) Ikan Mas Dengan SPSS

Hasil Pengolaan Data

Data

Data Masuk Data Keluar Total N Persen N Persen N Persen

Perlakuan DWGberat1 DWGberat2 DWGberat3 DWGberat4 DWGberat5

1.00

Rata-rata 0.5666 0.6781 0.9178 0.5456 3.0886

N 149 148 148 148 148

Std. Deviasi 0.33036 .034225 0.55543 0.64712 0.64659

2.00

Rata-rata 0.8159 1.5095 2.9168 4.1243 4.4570

N 150 150 148 148 148

Std. Deviasi 0.37725 0.87688 0.75938 0.99313 0.69142

3.00

Rata-rata 0.7321 2.7493 3.8503 4.8628 7.0227

N 150 150 148 148 148

Std. Deviasi 0.52403 0.99791 0.87529 0.86882 0.87737

Total

Rata-rata .7051 1.6500 2.5616 3.1776 4.8561

N 449 448 444 444 444

(61)

Lampiran 6. Lanjutan

Anova pakan terhadap pertumbuhan Harian(DWG) ikan Mas pada 2,4,6,8,10 dan 12 minggu pemeliharaan

Perlakuan Df Sig of F Sig of F Sig of F Sig of F Sig of F

Pakan 2 8.443** 201.369*** 262.096** 472.633** 84.083**

Pakan x ikan 446

Total 448

**sangat signifikan (p<0.01)

Rata-rata dan Standar Deviasi pada pakan terhadap pertumbuhan Harian (DWG) ikan Mas pada 2,4,6,8,10 dan 12 minggu penelitian.

Pakan MINGGU KE

4 6 8 10 12

P3J1 0.56±0.33a 0.67±0.34a 0.91±0.55a 0.54±0.64a 3.08±0.64a

P3J2 0.81±0.37b 1.50±0.87b 2.91±0.75b 4.12±0.99b 4.45±0.69b

P3J3 0.73±0.52b 2,74±0.99c 3.85±0.87c 4.86±0.86c 7.02±0.87c

(62)

Lampiran 7. Foto Kegiatan Selama Penelitian

Benih Ikan Mas Aklimatisasi Ikan Uji

Kolam Penelitian Papan Nama Perlakuan

(63)

Lampiran 7. Lanjutan

Pengukuran Panjang ikan Penimbangan berat ikan

Gambar

Gambar 1. Kerangka pemikiran
Tabel 1. Komposisi formulasi pemberian pakan pada penelitian
Gambar 3.  laju pertumbuhan spesifik Ikan Mas

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi

an tinggi untuk lebih memperhatikan literasi keu- angan mahasiswa terkait dengan personal finance, dengan begitu secara tidak langsung perguruan tinggi juga turut

Dari hasil uji t parsial menunjukkan thitung sebesar 3.974 dengan tingkat signifikan 0,045a sedangkan nilai positif pada thitung sebesar 3.974 dan tingkat signifikansi

resiko suplementasi yang rendah dari phospor tersedia atau dapat dicerna dapat diturunkan dengan pengelompokan pelepasan P oleh phytase menjadi dua atau tiga tahap dan

Data pri- mer meliputi karateristik sosial ekonomi kelu- arga (tingkat pendidikan orangtua, pendapatan keluarga dan pengetahuan gizi ibu), karakteris- tik anak, status gizi

Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya, orang yang sabar akan mampu menerima segala macam cobaan dan musibah. Berbagai musibah dan malapetaka yang melanda Indonesia telah

Berdasarkan Tabel 7, pembelajar- an dengan model discovery learning mendapat respon positif yang me- miliki kategori “tinggi” dari peserta didik dalam

Maka sudah saatnya kita mengembangkan kurikulum sejarah yang memperhatikan kondisi-kondisi mutakhir negeri ini, baik dari segi sosio kultural, kebijakan