KONSTRUKSI PEMBERITAAN PENGHENTIAN KASUSHUKUM
SOEHARTOAnalisis Framing Teks Berita pada Harian Kompas dan
Media IndonesiaPeriode 11 Mei – 14 Mei 2006
Oleh: Eka Dania Sulistyowati ( 02220050 )
COMMUNICATION SCIENCE Dibuat: 20070821 , dengan 3 file(s).
Keywords: ABSTRAK
Eka Dania Sulistyowati, 02220050
KONSTRUKSI PEMBERITAAN PENGHENTIAN KASUS HUKUM SOEHARTO
Analisis Framing Teks Berita pada Harian Kompas dan Media Indonesia Periode 11 Mei – 14 Mei 2006.
Pembimbing: Jamroji, S.sos dan Drs. Abdullah Masmuh, M.Si (xv + 121 + 13 tabel + 3 gambar + 12 lampiran)
Bibliografi; 22 buku, 6 artikel
Kata Kunci: Konstruksi, penghentian kasus hukum, analisis framing
Pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jalan panjang penyelesaian kasus hukum Soeharto kembali diperkarakan. Pada tanggal 10 Mei 2006, pemerintah menyatakan untuk menghentikan kasus hukum Soeharto, dengan alasan kondisi kesehatan Soeharto yang tidak layak disidangkan. Sementara itu pihak Kejaksaan telah menerbitkan SKPP, isinya tentu saja ingin memberikan penjelasan bahwa penuntutan terhadap Soeharto telah ditutup. Peristiwa mengenai Soeharto tersebut menjadi berita yang bernilai tinggi bagi beberapa media termasuk Kompas dan Media Indonesia. Media bukanlah sekedar alat untuk menyalurkan pesan saja, didalamnya ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Konstruksi realitas tentang penghentian kasus hukum Soeharto yang dilakukan oleh Kompas dan Media Indonesia diduga berbeda, untuk itulah penelitian ini perlu dilakukan untuk melihat bagaimana Kompas dan Media Indonesia melakukan pengkonstruksian
pemberitaan penghentian kasus hukum Soeharto pada periode 11 Mei sampai 14 Mei 2006. Selain mengetahui konstruksinya, penelitian ini juga ingin mengetahui perbandingan konstruksi berita antara kedua surat kabar tersebut.
Dalam mengkonstruksi realitas sosial, media selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga cara pemberitaan setiap media selalu berbedabeda.Ada tiga pendekatan yang dapat menjelaskan ketika media memberitakan suatu peristiwa dengan orientasi tertentu, pendekatan tersebut adalah: pendekatan ekonomi politik, pendekatan organisasi dan pendekatan kulturalis.
Pendekatan ini akan dihubungkan dengan hasil analisis, sehingga penelitian ini dapat mengetahui pendekatan apa yang digunakan kedua surat kabar tersebut dalam mengkonstruksi pemberitaan penghentian kasus hukum Soeharto.
Penelitian ini menggunakan metode analisis framing. Pada dasarnya analisis ini ingin membedah caracara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta yang dimunculkan. Model framing yang digunakan adalah model Robert N. Entman. Pemilihan model analisis tersebut didasarkan
empat struktur besar untuk menandai suatu framing dari berita yaitu define problem, diagnose causes, make moral judgement, dan treatment recommendation.
Hasil penelitian terhadap konstruksi pemberitaan penghentian kasus hukum Soeharto pada harian Kompas dan Media Indonesia sebagai berikut: Kompas mengidentifikasikan peristiwa tersebut sebagai aspek hukum dan demokrasi. Sedangkan dalam mendefinisikan apa dan siapa yang menjadi penyebab permasalahan, Kompas memberitakan karena kondisi kesehatan Soeharto dan menuduh pemerintah dan penegak hukum sebagai penyebab permasalahan sehingga melahirkan kompleksitas masalah moral dan demokrasi.
Disisi lain, penghentian tersebut dinilai untuk menghormati jasajasa Soeharto. Kompas rekomendasikan agar permasalahan tersebut tetap diproses secara hukum dan berharap adanya terobosan hukum agar penyelesaian kasus Soeharto lebih elegan.
Bagi Media Indonesia peristiwa tersebut diidentifikasikan sebagai masalah hukum, moralitas dan politik. Mengenai apa dan siapa penyebab permasalahan, Media Indonesia mewacanakan karena kondisi kesehatan Soeharto yang semakin memburuk dan menuduh presiden sebagi penyebab permasalahan, karena dinilai telah menundanunda permasalahan. Media Indonesia menilai bahwa tindakan penghentian kasus hukum tersebut merupakan cermin sikap dan perlakuan bangsa kita terhadap para mantan presiden kita. Media Indonesia merekomendasikan agar kasus Soeharto segera diputuskan.
Dari hasil penelitian tersebut ditemukan satu pemikiran bahwa konstruksi realitas penghentian kasus hukum Soeharto pada harian Kompas dan Media Indonesia memiliki kesamaan peristiwa mengenai apa yang menjadi penyebab permasalahan. Sedangkan perbedaannya dapat dilihat bagaimana kedua media ini mengidentifikasikan permasalahan hingga pencarian terhadap siapa yang menjadi penyebab serta dampak yang muncul sekaligus penawaran jalan keluar atas permasalahan tersebut. Adanya pemilihan pengkonstruksian itu tentu dipengaruhi oleh ideologi media yang bersangkutan. Ideologi yang dipakai Kompas dalam mengkonstruksikan pemberitaan tersebut adalah ideologi profesionalisme. Disini ideologi Kompas selalu berdasarkan pada visi dan strategi mereka dalam mengkonstruksikan peristiwa tersebut. Sehingga pengkonstruksian tersebut murni dilihat sebagai nilai berita tanpa ada pandangan lain yang mempengaruhi. Maka cara pemberitaan Kompas tersebut lebih condong pada pendekatan organisasi. Sedangkan Media Indonesia lebih condong pada pendekatan ekonomi politik, karena dalam pembentukan berita tersebut telah dipengaruhi oleh ideologi pemilik media. Adanya hubungan bisnis di masa lalu antara Surya Paloh dengan keluarga Soeharto, maka ikut membatasi atas fakta yang muncul. Sehingga pemberitaan mengenai Soeharto ini benarbenar telah dikontrol dan diarahkan sesuai dengan kepentingan pemilik modal saat itu.
ABSTRAK
didalamnya ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Konstruksi realitas tentang penghentian kasus hukum Soeharto yang dilakukan oleh Kompas dan Media Indonesia diduga berbeda, untuk itulah penelitian ini perlu dilakukan untuk melihat bagaimana Kompas dan Media Indonesia melakukan pengkonstruksian
pemberitaan penghentian kasus hukum Soeharto pada periode 11 Mei sampai 14 Mei 2006. Selain mengetahui konstruksinya, penelitian ini juga ingin mengetahui perbandingan konstruksi berita antara kedua surat kabar tersebut.
Dalam mengkonstruksi realitas sosial, media selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga cara pemberitaan setiap media selalu berbedabeda.Ada tiga pendekatan yang dapat menjelaskan ketika media memberitakan suatu peristiwa dengan orientasi tertentu, pendekatan tersebut adalah: pendekatan ekonomi politik, pendekatan organisasi dan pendekatan kulturalis.
Pendekatan ini akan dihubungkan dengan hasil analisis, sehingga penelitian ini dapat mengetahui pendekatan apa yang digunakan kedua surat kabar tersebut dalam mengkonstruksi pemberitaan penghentian kasus hukum Soeharto.
Penelitian ini menggunakan metode analisis framing. Pada dasarnya analisis ini ingin membedah caracara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta yang dimunculkan. Model framing yang digunakan adalah model Robert N. Entman. Pemilihan model analisis tersebut didasarkan
pertimbangan bahwa metode yang dibangun oleh Entman lebih menekankan kerangka berpikir, perspektif dan cara pandang media terhadap peristiwa yang diwacanakan. Secara ringkas ada empat struktur besar untuk menandai suatu framing dari berita yaitu define problem, diagnose causes, make moral judgement, dan treatment recommendation.
Hasil penelitian terhadap konstruksi pemberitaan penghentian kasus hukum Soeharto pada harian Kompas dan Media Indonesia sebagai berikut: Kompas mengidentifikasikan peristiwa tersebut sebagai aspek hukum dan demokrasi. Sedangkan dalam mendefinisikan apa dan siapa yang menjadi penyebab permasalahan, Kompas memberitakan karena kondisi kesehatan Soeharto dan menuduh pemerintah dan penegak hukum sebagai penyebab permasalahan sehingga melahirkan kompleksitas masalah moral dan demokrasi.
Disisi lain, penghentian tersebut dinilai untuk menghormati jasajasa Soeharto. Kompas rekomendasikan agar permasalahan tersebut tetap diproses secara hukum dan berharap adanya terobosan hukum agar penyelesaian kasus Soeharto lebih elegan.
Bagi Media Indonesia peristiwa tersebut diidentifikasikan sebagai masalah hukum, moralitas dan politik. Mengenai apa dan siapa penyebab permasalahan, Media Indonesia mewacanakan karena kondisi kesehatan Soeharto yang semakin memburuk dan menuduh presiden sebagi penyebab permasalahan, karena dinilai telah menundanunda permasalahan. Media Indonesia menilai bahwa tindakan penghentian kasus hukum tersebut merupakan cermin sikap dan perlakuan bangsa kita terhadap para mantan presiden kita. Media Indonesia merekomendasikan agar kasus Soeharto segera diputuskan.