ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON
PERFORMING LOAN, BI RATE DAN NILAI TUKAR RUPIAH
(KURS) TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) BANK UMUM
SWASTA NASIONAL
(Studi Empiris Pada 10 Bank Umum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar Di BEI Periode 2006-2012)
Disusun oleh :
FAJAR ARI JUNIARTI
109081000071
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
i
ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, BI RATE DAN NILAI TUKAR RUPIAH (KURS)
TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) BANK UMUM SWASTA NASIONAL
(Studi Empiris Pada 10 Bank Umum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar Di BEI Periode 2006-2012)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Fajar Ari Juniarti NIM : 109081000071
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM Adhitya Ginanjar, SE, M.Si NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19740810 201101 1 001
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa Tanggal 7 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Tiga Belas telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
Nama : Fajar Ari Juniarti NIM : 109081000071 Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Swasta Nasional (Studi Empiris Pada 10 Bank Umum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2012)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 Mei 2013
1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( ___________________ ) NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua
2. Leis Suzanawati, SE, M. Si ( ___________________ ) NIP. 19720809 200501 2 004 Sekretaris
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Hari ini 26 Agustus 2013, telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Fajar Ari Juniarti
2. NIM : 109081000071 3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Swasta Nasional (Studi Empiris Pada 10 Bank Umum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2012).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujiain Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan
LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Agustus 2013
1. Leis Suzanawati, SE., M.Si ( ________________________ )
NIP : 19720809 200501 2004 Ketua
2. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si ( ________________________ ) NIP: 19731221200501 2002 Sekretaris
3. Murdiyah Hayati S. Kom, MM ( ________________________ ) NIP : 19741003 200312 001 Penguji Ahli
4. Dr. Yahya Hamja, MM ( ________________________ ) NIP : 19490602 197803 1 001 Pembimbing I
iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :Nama : Fajar Ari Juniarti
NIM : 109081000071 Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertaggung jawab atas karya ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya,
Tangerang, Juli 2013 Yang menyatakan
Materai Rp.6000,-
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Fajar Ari Juniarti
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 16 Juni 1991 Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jl. Legoso Raya RT.005 RW.08 No.13D Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan 15419
No. Telepon/ HP : (021) 7428668 / 085779631560
Email : fajjararii@yahoo.com
II. PENDIDIKAN FORMAL
1997 – 2003 : SD Negeri Kp.Utan II 2003 – 2006 : SMP Negeri 4 Ciputat 2006 – 2009 : SMA Negeri 2 Ciputat
2009 – Sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
2006 – 2009 : Anggota Rohis SMA Negeri 2 Ciputat 2009 – Sekarang : Anggota Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI), Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
IV PENGALAMAN KERJA
vi Abstract
This study aims to analyze the effect of capital adequacy ratio, non performing loan, the BI rate, and exchange rate as an independent variable on bank profitability be measured by return on assets as the dependent variable.
This study used a sample of 10 BUSN exchange listed on the Stock Exchange at the time of the study was 7 years ie from 2006 to 2012. Sampling method used was purposive sampling method and statistical test used is a panel regression with fixed effect models. Empirical results of this study indicate that there are significant variables simultaneously on capital adequacy ratio, non-performing loans, the BI rate, and the exchange rate on return on assets by probability is 0.000000. The results also show that the partial variable capital adequacy ratio significantly positive with a probability of 0.0268, non-performing loans variable does not affect the probability of 0.9782, BI variable rate significantly negative with a probability of 0.0182, and variable exchange rate significantly negative with probability 0.0041. And the relationship between the independent variable on the dependent variable is equal to 68.7562%, which means that the rest influenced by other variables not included in the model.
vii Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh capital adequacy ratio, non performing loan, BI rate, dan nilai tukar rupiah sebagai variabel bebas terhadap profitabilitas bank yang diukur dengan return on asset sebagai variabel terikatnya.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 10 BUSN devisa yang terdaftar di BEI dengan waktu penelitian adalah 7 tahun yaitu dari tahun 2006 – 2012. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan uji statistik yang digunakan adalah uji regresi panel dengan model
fixed effect. Hasil empiris penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel capital adequacy ratio, non performing loan, BI
rate, dan nilai tukar rupiah terhadap return on asset dengan probabilitas sebesar 0,000000. Hasil penelitian ini juga menunjukan secara parsial bahwa variabel
capital adequacy ratio berpengaruh signifikan positif dengan probabilitas sebesar 0,0268, variabel non performing loan tidak berpengaruh dengan probabilitas sebesar 0,9782, variabel BI rate berpengaruh signifikan negatif dengan probabilitas sebesar 0,0182, dan variabel nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan negatif dengan probabilitas 0,0041. Dan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 68,7562%, yang berarti sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam model.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas karunia, hidayah, rahmat, dan kasih sayang-Nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Seiring berjalannya waktu, syukur alhamdulillah atas kasih sayang yang
Allah SWT berikan penulis dapat menyelesaikan tugas akhir pembuatan skripsi
yang berjudul “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Swasta Nasional (Studi Empiris Pada 10 Bank Umum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar Di BEI Periode 2006-2012)”. Dimana skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi dalam Jurusan Manajemen konsentrasi Perbankan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis penyadari isi dari penelitian skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasn, kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, namun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun skripsi ini dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya pembuatan skripsi ini telah banyak pihak yang membantu dan memberikan dukungan. Tak lupa peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini:
1. Allah SWT atas segala karunia, nikmat, hidayah, rahmat serta kasih
sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
2. Ayah dan ibuku tercinta yang senantiasa memberikan motivasi, arahan
ix
3. Kakaku Mba Dewi dan kakak iparku kak Jack serta adikku Puput dan
keponakanku tersayang Kayyisah yang selalu menemani, menghibur, memotivasi dan memberikan dukungannya kepada penulis.
4. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku pembimbing I yang telah besedia
meluangkan waktu serta sabar dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dalam proses penyususan skripsi ini.
5. Bapak Adhitya Ginanjar, SE, M.Si selaku pembimbing II yang telah
besedia meluangkan waktu serta sabar dalam memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam proses penyususan skripsi ini.
6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
7. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, BA., MA selaku Ketua Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selalu memberikan motivasi dan pengarahan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa yang berhasil.
8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selama ini
memberikan arahan dan ilmunya kepada penulis.
9. Buat sahabatku Rischa Maulida S. Terimakasih atas doa, semangat dan
bantuannya selama ini. Penulis tidak bisa membalasnya semoga Allah selalu memberikan yang terbaik dan semoga persahabatan kita abadi, Aamiin.
10. Ucapan terima kasih kepada sahabat-sahabatku, Meri Wulandari , Eka
Septya N, Fany Agustine, Fitri Indriana yang telah membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku di manajemen Rizki Ramadhan, A. Reza Maulana,
Novi Dehasni, Yudhnina, Rio (KM), Singgih, Bela, Astri, Egi, Asri,
Sucayono, terima kasih atas doa, motivasi, dan candanya selama ini. 12. Sahabat-sahabatku Ega, Najah, Noflim, Ninu, Tika, Ike, Mentari,
x
13. Dan teman-teman Manajemen B dan Manajemen Perbankan yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu, makasih atas kebersamaannya selama ini
14. Keluarga besar Alm.Durrahman terimakasih atas motivasi dan doanya
penulis ucapakan. Kate siape anak betawi ga bisa jadi sarjane, nih satu lagi cucumu yang insya Allah jadi sarjane, hehe
15. Teman-teman manajemen B 2009 dan Manajemen Perbankan yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas
kebersamaannya selama ini.
16. Seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terutama mahasiswa Jurusan Manajemen Angkatan 2009
Atas jasa-jasa mereka semua, penulis tidak bisa memberi apa-apa kecuali Jazakumullah Khoiron Kasiron, semoga Allah membalas kebaikan mereka semua dengan sebaik-baiknya.
Ciputat, Juni 2013 Penulis
xi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
ABSTRACT ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13
1. Tujuan Penelitian ... 13
2. Manfaat Penelitian ... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15
A. Pengertian Bank ... 15
B. Jenis-Jenis Bank ... 16
C. Kinerja Perbankan ... 21
D. Profitabilitas ... 25
1. Pengertian Profitabilitas ... 25
2. Rasio-Rasio Profitabilitas ... 26
E. Return On Asset ... 28
F. Capital Adequacy Ratio ... 29
G. Non Performing Loan... 30
xii
I. Nilai Tukar Rupiah (Kurs) ... 34
1. Pengertian Kurs atau Nilai Tukar ... 34
2. Macam-Macam Kurs ... 36
J. Hubungan Antara Variabel Independen dan Dependen ... 37
K. Penelitian Sebelumnya ... 40
L. Kerangka Pemikiran ... 43
M. Hipotesis Penelitian ... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 48
B. Metode Penentuan Sampel ... 48
1. Populasi ... 48
2. Sampel ... 49
C. Metode Pengumpulan Data ... 50
1. Riset Kepustakaan ... 50
2. Sumber Internet ... 51
D. Metode Analisis Data ... 51
1. Analisis Data Panel ... 51
2. Tahap Analisis Data ... 55
3. Uji Dasar Asumsi Klasik ... 58
4. Koefisien Determinasi ... 62
5. Uji Simultan ... 63
6. Uji Parsial ... 65
E. Operasional Variabel Penelitian ... 67
1. Variabel Independen ... 67
2. Variabel Dependen ... 70
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 72
A. Gambar Umum Objek Penelitian ... 72
1. Sejarah Pasar Modal di Indonesia ... 72
2. Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian ... 74
B. Pengujian dan Pembahasan ... 81
xiii
2. Deskriptif Variabel ... 82
C. Analisis dan Pembahasan ... 93
1. Uji Pemilihan Regresi Panel ... 93
2. Uji Asumsi Klasik ... 97
3. Adjusted R Square ... 102
4. Uji Simultan ... 103
5. Uji Parsial ... 105
6. Analisis Regresi Panel... 109
BAB V KESIMPULAN ... 115
A. Kesimpulan... 115
B. Saran ... 116
DAFTAR PUSTAKA ... 118
xiv
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 40
3.1 Daftar Sampel Penelitian ... 50
4.1 Sejarah Pasar Modal di Indonesia ... 73
4.2 Daftar Sampel Penelitian ... 82
4.3 Data Deskriptif Return On Asset ... 83
4.4 Data Deskriptif Capital Adequacy Ratio... 86
4.5 Data Deskriptif Non Performing Loan ... 88
4.6 Data Deskriptif BI Rate ... 91
4.7 Data Deskriptif Kurs ... 92
4.8 Uji Signifikansi Common Effect ... 94
4.9 Uji Signifikansi Fixed Effect ... 95
4.10 Uji Multikolinieritas ... 99
4.11 Uji Heteroskedastisitas ... 100
4.12 Uji Autokorelasi ... 101
4.13 Uji Parsial ... 106
xv
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
1.1 Grafik Komposisi Aset Bank Tahun 2012 ... 4
1.2 Grafik Perkembangan Return On Asset ... 6
1.3 Grafik Perkembangan Capital Adequacy Ratio ... 7
1.4 Grafik Perkembangan Non Performing Loan ... 8
1.5 Grafik Perkembangan Tingkat Suku Bunga (BI Rate) ... 9
1.6 Grafik Perkembangan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) ... 9
2.1 Gambar Kerangka Pemikiran ... 45
4.1 Grafik Return On Asset ... 84
4.2 Grafik Capital Adequacy Ratio ... 86
4.3 Grafik Non Performing Loan ... 89
4.4 Grafik BI Rate ... 91
4.5 Grafik Kurs... 92
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
1.1 Hasil Regresi Common Effect ... 122
1.2 Hasil Regresi Fixed Effect ... 123
1.3 Hasil Regresi Random Effect ... 124
1.4 Uji Normalitas ... 125
1.5 Uji Multikolinieritas ... 126
1.6 Uji Heteroskedastisitas ... 127
1.7 Uji Autokorelasi ... 128
1.8 Data Penelitian ... 129
1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Era globalisasi merupakan harapan dan tantangan, selain membuka
peluang bisnis yang kian mengglobal tetapi pelaku bisnis juga dihidupkan
dengan permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis seperti krisis
keuangan. Krisis keuangan selalu didahului oleh fluktuasi dan
ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan depresiasi mata uang
domestik secara signifikan, menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi
serta ketidakstabilan makro ekonomi (Winarti Setyorini: 2012:179).
Lembaga-lembaga keuangan khususnya pebankan telah lama
mewarnai kegiatan perekonomian negara. Keberadaan perantara keuangan
(financial intermediatery institution) yaitu perbankan sangat penting
dalam suatu perekonomian modern. Sebagai lembaga intermediasi
perbankan harus memiliki kinerja yang baik, karena dengan kinerja yang
baik bank akan dapat lebih mudah mendapatkan kepercayaan dari para
nasabah (agent of trust). Perbankan sebagai badan usaha yang bergerak
dibidang keuangan atau finansial sangat membutuhkan kepercayaan dari
para nasabah tersebut guna memperdukung dan memperlancar kegiatan
yang dilakukannnya. Lancarnya kegiatan yang dilakukan oleh bank akan
sangat mendukung dalam mencapai kesejahteraan para stockholder dan
2 Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut bank untuk
meningkatkan kinerjanya agar dapat menarik investor. Investor sebelum
menginvestasikan dananya memerlukan informasi mengenai kinerja
perusahaan. Penggunaan laporan keuangan bank membutuhkan informasi
yang dapat dipahami, relevan, dan dapat dibandingkan dalam
mengevaluasi posisi keuangan dan kinerja bank serta berguna dalam
pengambilan keputusan.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun
1997 mengakibatkan seluruh potensi-potensi ekonomi mengalami
kemandegan dan diambang kebangkrutan. Krisis moneter mengakibatkan
banyak bank yang mengalami kredit macet. Hal tersebut sangat
mempengaruhi iklim investasi pasar modal dibidang perbankan baik
secara langsung ataupun tidak langsung. Salah satu penyebab krisis
moneter di Indonesia secara umum dapat dikatakan merupakan imbas dari
lemahnya kualitas sistem perbankan.
Liberalisasi sektor perbankan sejak tahun 1998 lebih banyak
berimplikasi pada peningkatan kuantitas daripada kualitas lembaga
perbankan, sehingga efisiensi dan stabilitas perbankan masih jauh dari
yang diharapkan. Penyebab tejadinya krisis di Indonesia bukan karena
lemahnya fundamental ekonomi, tetapi karena merosotnya nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika. Utang luar negeri swasta jangka pendek
sejak 1990-an telah terakumulasi sangat besar dimana sebagian besar tidak
3 Disaat perekonomian Indonesia sedang dalam masa perbaikan,
gejolak besar dalam perekonomian dunia dalam lima tahun belakangan ini
adalah terjadinya krisis ekonomi global yang diawali pada 15 September
2008 yang menjadi catatan kelam sejarah perekonomian Amerika Serikat,
kebangkrutan Leman Brothers yang merupakan salah satu perusahaan
investasi atau bank keuangan senior dan terbesar ke-4 di Amerika serikat
menjadi awal dari krisis keuangan di negara dengan sistem kapitalis tanpa
batas tersebut. Hanya beberapa saat setelah informasi runtuhnya pusat
keuangan dunia di Amerika, transaksi bursa saham diberbagai belahan
dunia seperti Hongkong, China, Australia, Singapura, Korea Selatan, dan
negara lainnya mengalami penurunan drastis, bahkan Bursa Saham
Indonesia (BEI) harus di-suspend selama beberapa hari, peristiwa ini
menandai fase awal dirasakannya dampak krisis ekonomi global yang
pada mulanya terjadinya di Amerika dirasakan oleh negara Indonesia
(www.kompas.co.id/read/xml/2008/10/02).
Akan tetapi, pada tahun 2011 kinerja perbankan menunjukan
perkembangan yang positif. Kondisi keuangan global yang belum
membaik seiring krisis utang di Eropa dan melemahnya perekonomia AS
tampaknya tidak memberikan dampak yang signifikan bagi pebankan
Indonesia. Sejalan dengan itu, DPK perbankan tumbuh cukup tinggi dan
sebagian besar digunakan untuk membiayai petumbuhan kredit. Ekspansi
kredit tetap dilakukan dengan memperhatikan koridor prudential yang
4 rendah. Selain itu, kondisi permodalan bank juga tetap tejaga karena
didukung oleh profitabilitas yang tinggi (Laporan Pangawasan Perbankan,
2011:4).
Seiring dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia
sebesar 6,5% pada tahun 2011, perbankan Indonesia juga terus
memperkuat posisinya sebagai salah satu elemen penting sistem keuangan
Indonesia dengan melakukan ekspansi usaha melalui pembukaan kantor
diberbagai pelosok Indonesia. Jika dilihat dari komposisi aset perbankan
nasional, total aset terbesar masih dikuasai oleh kelompok BUSN Devisa,
disusul oleh kelompok Bank Persero dengan pangsa pasarnya mencapai
36,37% dari total aset perbankan. Secara umum seluruh kelompok bank
mengalami kenaikan total aset dari tahun 2009 sampai dengan akhir tahun
[image:21.595.180.504.473.689.2]2011.
Grafik 1.1
Komposisi Aset Berdasarkan Kelompok Bank Tahun 2012
Sumber: Laporan Pengawasan Perbankan (data diolah) 37,50%
38,44% 2,15%
8,17%
5,36% 8,37% Bank Persero
BUSN Devisa
BUSN Non Devisa
BPD
Bank Campuran
5 Selama tahun 2012, perbankan Indonesia cukup mampu
mempertahankan kinerja positif meski mengahadapi tantangan yang tidak
mudah, di tengah tingginya volatilitas perekonomian global, perbankan
berhasil memperkuat perannya dalam sistem keuangan Indonesia. Dilihat
dari sisi komposisi aset perbankan nasional, total aset terbesar masih
dikuasai oleh kelompok BUSN Devisa sebesar 38, 44%, disusul oleh bank
persero yang mampu menguasai pangsanya mencapai 37, 5% dari total
aset perbankan dan bank-bank lainnya seperti Bank Asing dan BPD
(grafik 1.1). secara umum, seluruh kelompok bank mengalami kenaikan
total aset dari tahun 2010 sampai dengan akhir tahun 2012 (Laporan
Pengawasan Perbankan 2012:9).
Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah
satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan
keuangan bank yang bersangkutan. Menurut Slamet Riyadi (2006:169)
tingkat kesehatan bank merupakan penilaian atas suatu kondisi laporan
keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank
Indonesia. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu
menginterprestasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat
memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan
perusahaan dimasa mendatang.
Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk
mengukur kinerja suatu bank. Return on Asset adalah rasio profitabilitas
6 aset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang
dilakukan oleh bank yang bersangkutan (Riyadi, 2006: 156)
Grafik 1.2
Perkembangan Return On Asset (Dalam Presentase)
Sumber: Data diolah
Return On Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh profit (keuntungan) dalam kegiatan operasi perusahaan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Dari grafik 1.2 diketahui
bahwa return on asset BUSN Devisa cenderung meningkat. Pada tahun
2006 return on asset sebesar 2,35% kemudian mengalami kenaikan di
tahun 2007 sebesar 2,44% dan pada tahun 2008 return on asset mengalami
penurunan sebesar 1,25% lalu mengalami kenaikan lagi sampai dengan
tahun 2010 sebesar 2,58% di tahun 2011 dan 2012 masing-masing return
on asset sebesar 2,46% dan 2,64%.
Berdasarkan aspek penilaian kinerja suatu bank dapat dilihat dari
rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) atau yang
dikenal Capital Adequacy Ratio. CAR digunakan untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang 0,00
0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
ROA
7 mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan.
Besarnya suatu modal suatu bank, akan mempengaruhi tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank.
Grafik 1.3
Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Dalam Persentase)
Sumber: Data diolah
Dari grafik 1.3 dapat dilihat bahwa rasio kecukupan modal BUSN
Devisa cukup baik, dimana CAR masih di atas 8% sebagai mana yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pada tahun 2006 capital adequacy ratio
sebesar 19,84% yang kemudian mengalami penurunan sampai dengan
2008 sebesar 14,82% lalu di tahun 2009 CAR mengalami peningkatan
sebesar 16,61% dan kemudian terjadi penurunan kembali sampai tahun
2011 sebesar 14,37% dan CAR ditahun 2012 sebesar 15,33%.
Non Performing Loan (NPL) atau yang sering disebut dengan
kredit bemasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami
kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan dan atau karena
faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur (Winarti Setyorini: 0,00
5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
CAR
8 2012:181). Berikut ini disajikan dalam bentuk grafik perkembangan NPL
BUSN Devisa periode 2006-2012.
Grafik 1.4
Perkembangan Non Performing Loan (NPL) (Dalam Presentase)
Sumber: Data diolah
Pada grafik 1.4 dapat dilihat bahwa rata-rata NPL tahun 2006
relatif sangat tinggi yaitu mencapai 3,69%. Akan tetapi dari tahun ke tahun
non performing loan mengalami penurunan seperti di tahun 2007 sebesar
2,61% kemdian 2010 sebesar 2,35% dan di tahun 2011 sebesar 1,97%.
Menurut Kartika Wahyu (2006:54) NPL merupakan rasio yang
menunjukan tingkat kredit yang merupakan salah satu bentuk dari
loanable funds yang mengalami permasalahan dalam suatu bank, sehingga
apabila rasio NPL mengalami peningkatan dari waktu ke waktu akan
mendatangkan masalah serius terhadap kinerja bank.
Fungsi intermediasi perbankan juga dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi makro diantaranya, tingkat bunga, inflasi, dan fluktuasi nilai
tukar. BI Rate juga merupakan salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi profitabilitas suatu bank. 0,00
1,00 2,00 3,00 4,00
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
NPL
9 Grafik 1.5
Perkembangan Tingkat Suku Bunga (BI Rate) (Dalam Presentase)
Garfik 1.5 menggambarkan bahwa BI rate cenderung mengalami
penurunan. Pada tahun 2006 BI rate sebesar 9,75% yang kemudian
mengalami penurunan ditahun 2007 sebesar 8,00% dan ditahun 2008 BI
rate meningkat sebesar 9,25% ditahun 2009 sampai dengan 2012 BI rate
mengalami penurunan sampai dengan 5,75%.
[image:26.595.185.509.110.304.2]Faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi profitabilitas adalah nilai tukar rupiah (kurs):
Grafik 1.6 Perkembangan Kurs
Sumber: Data diolah 0,00
2,00 4,00 6,00 8,00 10,00
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
BI rate
BI rate
Rp0 Rp5 Rp10 Rp15
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
KURS
10 Pada grafik 1.6 dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 kurs sebesar
Rp 9.166,- dan pada tahun 2007 kurs mengalami penurunan sebesar Rp
9.136,- pada tahun 2008 kurs sebesar Rp 9.680,- Memasuki tahun 2009
kurs mengalami peningkatan sebesar Rp 10.398,- kurs kembali mengalami
penurunan sebesar Rp 9.085,- ditahun 2010. dan ditahun 2011 dan 2012
masing-masing kurs sebesar Rp 8.780,- dan Rp 9.380,-
Beberapa penelitian tentang profitabilitas suatu bank yang
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal juga pernah dilakukan. Hal
ini memberikan indikasi bahwa fungsi intermediasi perbankan tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor internal bank tetapi juga faktor eksternal seperti
perubahan kondisi makro ekonomi yang terjadi di Indonesia.
Terdapat penelitian yang berkaitan dengan pengukuran kinerja
perbankan dengan menggunakan rasio keuangan untuk menilai
profitabilitas. Xuezhi Qin dan Dickson Pastory (2012) tentang
“Commercial Banks Profitability Position: The Case of Tanzania”,
temuannya menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
terhadap profitabilitas diantara bank-bank komersial, dalam konteks model
regresi panel telah mencatat bahwa likuiditas dan kualitas aktiva memiliki
dapak positif terhadap profitabilitas dengan pengecualian tingkat kredit
bermasalah yang memiliki pengaruh negatif pada profitabilitas, juga
kecukupan modal (CAR) telah menunjukan dampak negatif terhadap
11 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kartika Wahyu
Sukarno dan Muhamad Syaichu (2006) tentang “Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia” dari hasil
penelitian menunjukan bahwa CAR, LDR, BOPO berpengaruh terhadap
profitabilitas (ROA) sedangkan NPL dan DER tidak berpengaruh terhadap
ROA.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Bilal, dkk
(2013) tentang “Influnce of Bank Specific and Macroeconomic Factors on
Probability of Commercial Banks: A Case Study of Pakistan” hasil
penelitian menunjukan bahwa Bank Size, NIM, dan GDP berpengaruh
terhadap ROA sedangkan CAR, NPL, dan Inflasi tidak memiliki pengaruh
terhadap profitabilitas (ROA).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Febrina Dwijayanthy
dan Prima Naomi (2009) tentang “Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan
Nilai Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007”
hasil penelitian menunjukan bahwa Inflasi dan Nilai tukar mata uang
berpengaruh terhadap profitabilitas sedangkan BI Rate tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas bank.
Terdapat perbedaan dan persamaan dari penelitian ini dengan
penelitian terdahulu, yaitu pada variabel penelitian, metodologi penelitian,
periode penelitian dan perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
12 sementara variabel bebas yang digunakan adalah capital adequacy ratio,
non performing loan, BI Rate, dan nilai tukar rupiah (kurs).
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan model regresi
data panel (pool) yakni data yang merupakan gabungan antara data runtun
waktu (time series) dengan data seksi silang (cross section). Oleh
karenanya, data panel memiliki gabungan karakteristik keduanya yaitu
data yang terdiri atas beberapa objek dan meliputi beberapa waktu
(Winarno, 2011:91).
Adapun sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel dari
Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di BEI. Pemilihan
sampel ini didasarkan pada pemikiran bahwa saat ini perkembangan aset
Bank Umum Swasta Nasional Devisa dalam keadaan baik dan mengalami
pertumbuhan dari tahun ke tahun, tercatat bahwa pada tahun 2012 aset
terbesar masih diduduki oleh BUSN Devisa sebesar 38, 44% dari total aset
perbankan nasional dan dari aset tersebutlah tercermin profitabilitas suatu
bank.
Berdasarkan fenomena yang terjadi dan penelitian terdahulu yang
telah dijelaskan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
13 B. Rumusan Masalah Penelitian
Dari uraian latar belakang diatas, maka didapat perumusan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan,
BI Rate, dan Kurs terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum
Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI?
2. Seberapa besar pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing
Loan, BI Rate, dan Kurs terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah pemelitian, maka diperoleh tujuan
penelitian sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh Capital Adequacy
Ratio, Non Performing Loan, BI Rate, dan Kurs terhadap
profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa
yang Terdaftar di BEI secara simultan dan parsial.
b. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Capital Adequacy
Ratio, Non Performing Loan, BI Rate, dan Kurs terhadap
profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa
14 2. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
ganda, yakni manfaat bagi akademisi maupun praktisi.
1. Dari segi teoritis pada perspektif akademis, penelitian ini akan
bermanfaat untuk:
a. Bagi peneliti untuk mendapatkan pengembangan dan melatih
diri dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa
perkuliahan.
b. Bagi civitas akademika untuk memberikan sumbangan
pikiran sebagai bahan perbandingan kepada semua pihak
yang melakukan penelitian lebih lanjut.
c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan bahan perbandingan dalam mengkaji dan
menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
profitabilitas (return on asset).
2. Dari segi perspektif praktisi, penelitian ini akan bermanfaat
untuk:
a. Bagi pihak perbankan, diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi manajemen
perbankan sebagai acuan dalam menjalankan fungsinya
sebagai lembaga intermediasi.
b. Bagi masyarakat untuk memberikan informasi tambahan
15 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank
Menurut UU Nomor.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana
telah diubah dengan UU Nomor. 10 Tahun 1998, pengertian bank adalah
sebagai berikut (Dahlan Siamat, 2005:275).
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”.
Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI
Nomor 792 Tahun 1990. Pengertian bank menurut PSAK Nomor 31
dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007): “Bank adalah suatu lembaga
yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary)
antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan
pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga
yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”.
Menurut Kasmir (2003:12) bank merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan, artinya masalah perbankan selalu
berkaitan masalah bidang keuangan, jadi dapat disimpulkan bahwa
16 a. Menghimpun dana
b. Menyalurkan dana
c. Memberikan jasa bank lainnya.
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat di simpulkan
bahwa bank adalah lembaga intermediary yang kegiatan utamanya
menghimpun dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran. Dengan kata lain bank adalah
suatu lembaga yang usaha pokoknya memberikan kredit serta jasa-jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
B. Jenis-Jenis Bank
Menurut Kasmir (2008:34) jenis perbankan dewasa ini jika ditinjau
dari beberapa segi antara lain:
a. Dilihat dari segi fungsinya
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan No.7 Tahun 1992 dan
ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI No. 10 tahun
1998, maka jenis perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari:
1) Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti
dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula
17 Indonesia dan bahkan ke luar negeri (cabang). Bank Umum sering
disebut bank komersial (Commercial bank).
2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya jasa-jasa
perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum.
b. Dilihat dari segi kepemilikannya
Maksudnya adalah siapa-siapa saja yang memiliki bank tersebut.
Kepemilikan ini dapat dilihat dari akta pendirian dan penguasaan
saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis-jenisnya:
1) Bank Milik Pemerintah
Bank Milik Pemerintah merupakan bank yang akta
pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh
pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini
dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik pemerintah
Indonesia antara lain Bank Negara Indonesia (BNI) 46, Bank
Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank
18 2) Bank Milik Swasta Nasional
Bank Milik Swasta Nasional merupakan bank yang seluruh
atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Hal
ini dapat diketahui dari akta pendiriannya didirikan oleh swasta
sepenuhnya, begitu pula dengan pembagian keuntungan untuk
swasta pula. Contohnya yaitu Bank Central Asia, Bank Danamon
Indonesia, Bank Internasional Indonesia (BII), Bank Bumiputera,
dll.
3) Bank Milik Koperasi
Bank Milik Koperasi merupakan bank yang kepemilikan
saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum
koperasi. Contohnya yaitu Bank Umum Koperasi Indonesia
(Bukopin).
4) Bank Milik Asing
Bank Milik Asing merupakan bank yang kepemilikan
sahamnya 100% dimiliki oleh pihak asing (luar negeri) di
Indonesia. Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada
di luar negeri, baik swasta asing atau pemerintah asing.
Contohnya yaitu ABN-AMRO Bank, American Express Bank,
Bank Of America, dll.
5) Bank Milik Campuran
Bank Milik Campuran merupakan bank yang sahamnya
19 Contoh bank campuran yaitu Inter Pacific Bank, Mitsubishi
Buana Bank, Sanwa Indonesia Bank, dll.
c. Dilihat dari Segi Status
Artinya jenis ini dilihat dari segi kemampuannya melayani
masyarakat, terutama bank umum. Pembagian jenis ini disebut juga
pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut.
Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank
dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal
maupun kuliatas pelayanannya. Untuk memperoleh status tertentu
diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria pula. Contoh banknya
yaitu:
1) Bank Devisa
Bank Devisa yaitu bank yang dapat melaksanakan transaksi
ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing
secara keseluruhan. Contoh transaksi luar negeri adalah transfer
luar negeri, dll.
2) Bank Non Devisa
Bank Non Devisa yaitu bank yang belum mempunyai izin
untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak
dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi
20 d. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga
Dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
1) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat)
Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia saat ini adalah
bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Dalam mencari
keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank
yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode,
yaitu: menetapkan bunga sebagai harga untuk produk simpanan
seperti giro, tabungan ataupun deposito serta untuk jasa-jasa bank
lainnya pihak perbankan konvensional (Barat) menggunakan atau
menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase
tertentu yang dikenal dengan istilah fee based.
2) Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam)
Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk
menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan
lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi
bank berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut:
a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musyarakah)
c) Prinsip jual-beli barang dengan memperoleh keuntungan
21 d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa
pilihan (ijarah)
e) Dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain. (ijarah wa iqtina).
C. Kinerja Perbankan
Kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Sehingga dapat
diketahui mengenai baik buruknya keadaaan suatu perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.
Pengukuran-pengukuran yang digunakan untuk menilai kinerja tergantung pada
bagaimana unit organisasi akan dinilai dan bagaimana sasaran akan
dicapai. Sasaran yang ditetapkan pada tahap perumusan strategi dalam
sebuah proses manajemen startegi (dengan memperhatikan profitabilitas,
pangsa pasar, dan pengurangan biaya, dan berbagai ukuran lainnya) harus
betul-betul digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan selama masa
implementasi starategi (Hunger & Wheelen, 2003).
Penilaian kinerja suatu bank tertentu dapat dilakukan dengan
melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Menurut peraturan BI
No.6/10/PBI/2004 dikatakan bahwa penilaian kinerja keuangan terdiri
atas:
1. Aspek Permodalan (Capital)
Kecukupan modal yang menunjukan kemampuan bank dalam
22 manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi,
dan mengontrol risiko yang timbul dan dapat berpengaruh terhadap
besarnya modal bank. Perhitungan pada aspek ini didasarkan atas
prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus
disediakan jumlah modal sebesar presentase tertentu (risk margin)
terhadap jumlah penanaman modalnya.
Perbankan wajib memenuhi kewajiban penyertaan modal
minimum, atau disebut dengan istilah CAR (Capital Adequacy
Ratio), yang dihitung dari presentase tertentu terhadap aktiva
tertimbang menurut risiko (ATMR) sebagaimana diatur dalam Surat
Keputusan Direksi BI No.26/20/KEP/DIR tentang kewajiban
penyedian modal minimum (CAR). Penilaian tersebut berdasarkan
CAR yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan rasio
tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut
Risiko (ATMR) dan sesuai dengan ketentuan pemerintah, CAR
minimum harus 8%.
2. Aspek Kualitas Aset (Assets)
Adalah menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank.
Penilaian aset harus sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia dengan membandingkan antara aktiva produktif
yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio
23 diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah
dilaporkan secara berkala kepada bank indonesia.
Rasio yang digunakan mewakili aspek kualitas asset adalah
Non Performing Loan (NPL). NPL dijadikan variabel independen
yang mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat
risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA). Rasio
NPL digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam megelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.
Besaran NPL yang baik adalah < 5%.
3. Aspek manajemen (Management)
Menunjukan kemampuan manajemen bank untuk
menidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko yang
timbul melalui kebijakan dan strategi bisnis untuk mencapai target.
Keberhasilan dari manajemen bank didasarkan pada penilaian dari
beberapa komponen yaitu manajemen umum, manajemen
rentabilitas, dan manajemen kualitas.
4. Aspek Likuiditas
Salah satu penilaian likuiditas bank adalah dengan
menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR). Menurut Surat Edaran
BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, LDR dapat diukur
dari perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan
terhadap dana pihak ketiga. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan
24 dikatakan bahwa bank dikatakan sehat jika memiliki LDR sebesar
85%-110%.
5. Aspek Rentabilitas/Profitabilitas (Earning)
Merupakan kemampuan bank dalam meningkatkan labanya,
dalam setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha
dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Bank
yang sehat yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat.
Penilaian juga dilakukan dengan:
a) Rasio laba terhadap total aset (ROA)
Dalam penelitian kali ini ROA digunakan sebagai variabel
dependen. Alasan dipilihnya Return On Asset (ROA) sebagai
proksi profitabilitas, karena ROA digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA
merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total aset.
Semakin besar ROA menunjukan kinerja perusahaan semakin
baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar.
Berdasarkan alasan tersebut ROA dijadikan indikator
dari kinerja profitabilitas bank dalam penelitian ini. Menurut
25 D. Profitabilitas
1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Laba
yang diraih dari kegiatan yang dilakukan merupakan cerminan apakah
usaha yang dijalankan sudah efisien atau belum.
Mandala Manurung (2004:209) mendefinisikan profitabilitas
adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu. Menurut Dendawijaya (2001:119) rasio
profitabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur
tingkat efisiensi usaha yang dicapai oleh suatu perusahaan yang
bersangkutan.
Menurut Kasmir (2007:279), rentabilitas rasio disebut
profitabilitas usaha, dimana rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan. Sedangkan menurut Rodoni dan Ali (2010:28)
profitability ratio yaitu mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas bank adalah kemampuan bank dalam menghasilkan laba
26 2. Rasio-Rasio Profitabilitas/Rentabilitas
Lukman Dendawijaya (2003:119) analisis rasio rentabilitas bank
adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha
dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain
itu, rasio-rasio dlam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur
tingkat kesehatan bank.
Analisis rentabilitas/profitabilitas suatu bank dapat diukur denga
rasio-rasio sebagai berikut:
1) Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat
keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan
pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Laba Bersih
NPM = x 100%
Pendapatan Operasional
2) Rasio Biaya (Beban) Operasional
Rasio Biaya Operasional adalah perbandingan antara biaya
operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Biaya (Beban) Operasional
BOPO = x 100%
27 3) Return On Equity (ROE)
ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan
modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Laba Bersih
ROE = x 100%
Modal Sendiri
Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank
(baik pemegang saham sendiri maupun pemegang saham baru)
serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank
yang bersangkutan (jika bank tersebut telah go public).
Dengan demikian rasio ROE ini merupakan indikator yang
amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk
mengukur kemampuan kemampuan bank dalam memperoleh laba
bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan
dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang
bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut kana menyebabkan
kenaikan harga saham bank.
4) Return On Asset (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik
28 Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Laba Bersih
ROA = x 100% Total Aktiva
Perlu diketahui, bahwa dalam mementukan tingkat kesehatan
suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian
besarnya return on asset (ROA) dan tidak memasukan unsur return
on quaity (ROE). Hal ini dikarenakan Bank Indonesia, sebagai
pembina dan pengawas perbankan, lebih mengutamakan nilai
profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya
sebagai besar berasal dari dana simpanan masyarakat.
E. Return On Asset (ROA)
Dalam menjalankan suatu usaha atau setiap kegiatan tertentu
harapan yang pertama kali diinginkan adalah memperoleh keuntungan
atau profitabilitas. Yang dimaksud dengan profitabilitas (profitability)
atau rentabilitas adalah kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba
(O.P. Simorangkir, 2004:152).
Menurut Dendawijaya (2003:120) ROA digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
(laba) secara keseluruhan.
Sedangkan menurut Dahlan Siamat (2005:290) ROA memberikan
informasi seberapa efisien suatu bank dalam melakukan kegiatan
usahanya, karena rasio ini mengindikasikan seberapa besar keuntungan
29 memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena
menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pendapatan.
Dalam bukunya, Frederic Mishkin (2007:232) menyatakan bahwa,
because owners of a bank must know whether their bank is being
managed well, they need good measures of bank profitability. A basic
measure of bank profitability is return on asset (ROA).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar
return on asset suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan
yang diperoleh oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut.
Profitabilitas yang diproksikan oleh return on asset (ROA) dengan
rumus sebagai berikut:
Laba Sebelum Pajak
ROA = x 100%
Total Aset
F. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Menurut Lukman Dendawijaya (2003:122) CAR adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung
resiko ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh
dana dari sumber-sumber di luar bank. Dengan kata lain, capital
adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan
modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung
30 Capital Adequacy Ratio yaitu rasio kewajiban pemenuhan modal
minimum yang harus dimiliki oleh bank. Untuk saat ini minimal CAR
sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR), atau
ditambah dengan Risiko Pasar dan Risko Operasional, ini tergantung
pada kondisi bank yang bersangkutan. CAR yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia ini, mengacu pada ketentuan/ standar internasional yang
dikeluarkan oleh Banking for International Settlement (Selamet Riyadi,
2006:161).
Dahlan Siamat (2005:295) kewajiban penyedian modal minimun
bagi semua bank berdasarkan Paket Kebijakan Perbankan 2005 adalah
sebesar 8% dari ATMR.
Secara matematis CAR dapat dirumuskan sebagai berikut
(Dendawijaya, 2003:123).
Modal Bank
CAR = x 100%
ATMR
G. Non Performing Loan (NPL)
Menurut Dahlan Siamat (2005:35) NPL dapat diartikan sebagai
pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat faktor kesengajaan
dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan debitur.
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa NPL mencerminkan
risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula resiko kredit yang
31 diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%
(Selamet Riyadi, 2006:161).
Menurut Dahlan Siamat (2005:361) persyaratan yang ketat dalam
kebijakan kredit akan mengurangi kemungkinan terjadinya kredit
bermasalah, namun tidak akan menghilangkan timbulnya
masalah-masalah seperti terjadinya default risk atau penunggakan pembayaran.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal
14 Desember 2001 besarnya NPL dihitung sebagai berikut:
Kredit Bermasalah
NPL = x 100%
Kredit Yang Disalurkan
H. BI Rate
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap
atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik (www.bi.go.id).
BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap
Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi
moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas
(liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran
operasional kebijakan moneter (www.bi.go.id).
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada
perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB
32 perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga
kredit perbankan (www.bi.go.id).
Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain lain dalam
perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikan BI Rate
apabial inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah
ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila
inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah
ditetapkan (www.bi.go.id).
Menurut Darmawi (2006:181) tingkat bunga merupakan harga
yang harus dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi
pinjaman untuk jangka waktu yang disepakati. Dengan kata lain, tingkat
bunga dalam hal ini merupakan harga dari kredit. Namun harga itu tidak
sama dengan harga barang di pasar komoditi karena tingkat bunga
sesungguhnya merupakan suatu angka perbandingan, yaitu jumlah biaya
pinjaman dibagi jumlah uang yang sesungguhnya dipinjam, biasanya
dinyatakan dalam presentase pertahun.
Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang digunakan
sebagai ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus dibayar
oleh pihak peminjam dana. Sedangkan tingkat bunag riil menunjukan
persentasi dari nilai riil modal ditambah bunganya dalam setahun,
dinyatakan sebagai presentasi dari nilai riil modal sebelum dibungakan
33 Sedangkan Sjahrial (2006:7) menyatakan bahwa tingkat bunga
adalah kompensasi yang dibayarkan oleh peminjam kepada yang
memberikan pijaman. Dari sudut peminjam merupakan biaya dari dana
yang mereka pinjam.
Menurut Sadono Sukirno (2002:389) di dalam teori, analisis
mengenai penentuan tingkat bunga selalu mengganggap bahwa dalam
perekonomian hanya terdapat satu tingkat bunga. Namun, dalam
kenyataan keadaannya sangat berbeda. Tingkat bunga pinjaman
pemerintah berbeda dengan tingkat bunga yang dibayarkan kepada
konsumen. Dan bank mengenakan tingkat bunga yang berbeda-beda
kepada para nasabahnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain:
a. Pebedaan resiko
b. Jangka waktu pinjaman
c. Biaya administrasi pinjaman
Menurut Herman Darmawi (2006:188) tingkat suku bunga
merupakan salah satu indikator moneter yang mempunyai dampak dalam
berbagai kegiatan perekonomian sebagai berikut:
a. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan
investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat
34 b. Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan
keputusan pemiliki modal apakah ia akan berinvestasi pada real
assets ataukah pada financial assets.
c. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha pihak
bank dan lembaga keuangan lainnya.
d. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang beredar.
I. Nilai Tukar Rupiah (Kurs)
1. Penegertian Kurs atau Nilai Tukar
Exchange Rates (nilai tukar uang) atau yang lebih populer dikenal
denga sebutan kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari
mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik
(domestic currency) atau resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik
dalam mata uang asing (Adiwarman Karim, 2008:157). Nilai tukar uang
merepresentasikan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang ke mata
uang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain
transaksi perdagangan internasional, turisme, investasi internasional,
ataupun aliran uang jangka pendek antarnegara, yang melewati
batas-batas geografis ataupun batas-batas-batas-batas hukum.
Kurs merupakan salah satu hal terpenting dalam perekonomian
terbuka, karena memiliki pengaruh yang besar bagi neraca transaksi
berjalan maupun variabel-variabel makroekonomi lainnya. Kurs
35 lainnya, juga merupakan harga dari suatu aktiva atau harga aset (asset
price) (Krugman, 2005: 40).
Sadono sukirno (2004:197), menjelaskan bahwa kurs valuta asing
dapat didefinisikan sebagai nilai seunit valuta (mata uang) asing apabila
ditukarkan dengan mata uang dalam negeri.
Dalam ilmu ekonomi nilai tukar mata uang suatu negara dapat
dibedakan menjadi dua yaitu nilai tukar riil dan nilai tukar nominal
(Mankiw, 2006:242). Nilai tukar nominal adalah nilai tukar yang
digunakan seseorang saat menukar mata uang suatu negara dengan mata
uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai dari suatu mata
uang rupiah yang ditukerkan ke dalam mata uang negara lain. Contohnya
nilai tukar rupiah terhadap dolaar AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen,
nilai tukar rupih terhadap Euro dan lain-lain. Sedangkan nilai tukar riil
ialah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa
suatu negara dengan barang dan jasa negara lain, nilai tukar riil
menyatakan tingkat dimana pelaku ekonomi dapat memperdagangkan
barang-barang dari suatau negara dengan barang-barang negara lain.
Nilai tukar mata uang erat kaitannya dengan konsep konvertibilitas
(convertible currency). Mata uang konvertibel (convertible currency)
adalah mata uang yang bisa digunakan secara bebas dalam berbagai
transaksi internasional oleh penduduk dan negara dimana pun (Krugman,
2005:292) konsep ini menekankan pada pentingnya penggunaan mata
36 lain. Tidak adanya konvertibel mata uang akan sangat menyulitkan bagi
transaksi dan perdagangan internasonal.
2. Macam-Macam Kurs
Para ekonom membedakan kurs menjadi dua, yaitu (Mankiw,
2006:128):
a) Kurs nominal (nominal exchange rate)
Adalah harag relatif dari mata uang dua negara simbolnya e.
Sebagai contoh, jika kurs antara dolar AS dan yen Jepang adalah
120 per dolar, maka kita bisa menukar 1 dolar untuk 120 yen di
pasar uang.
b) Kurs riil (real exchange rate)
Adalah harga relatif dari barang-barang di antara dua
negara. Kurs riil menyatakan tingkat dimana kita bisa
memperdagangkan barang-barang yang dari suatu negara untuk
barang-barang dari negara lain.
Nilai tukar atau disebut juga valuta asing dalam berbagai
transaksi atau jual beli valuta asing, ada empat jenis yakni:
a. Selling rate (kurs jual), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu
bank untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu.
b. Middle Rate (kurs tengah), yaitu kurs tengah antara kurs jual dan
kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang
37 c. Buying Rate (kurs beli), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu
bank untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.
d. Flate Rate (kurs flat), yaitu kurs yang berlaku dalam transaksi
jual beli bank notes dan traveller chaque, demana sudah
diperhitungkan promosi dan biaya-biaya lainnya.
J. Hubungan Antara Variabel Independen dan Dependen a) Pengaruh Capital Adequacy Ratio Terhadap Return On Asset
Capital Adequacy Ratio juga bisa disebut dengan rasio
kecukupan modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan
untuk menutupi resiko kerugian yang timbul dari penanaman
aktiva-aktiva yang mengandung resiko serta membiayai seluruh benda tetap
dan inventaris bank. Seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan
untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR.
Semakin besar Capital Adequacy Ratio maka keuntungan bank juga
semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil resiko suatu bank
maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank (Kuncoro dan
Suhardjono, 2002).
Dendawijaya (2003:34), semakin tinggi capital adequacy ratio
(sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%) berarti bahwa
bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan keadaan yang
menguntungkan tersebut dapat memberikan konstribusi yang cukup
38 b) Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Return On Asset
Non Performing Loan yang tinggi akan memperbesar biaya,
sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini
maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan
jumlah kredit bermasalah semakin besar. Oleh karena itu bank harus
menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga
berpengaruh terhadap penurunan laba (return on asset) yang diperoleh
bank (Kasmir, 2000:270).
c) Pengaruh BI Rate Terhadap Return On Asset
Naiknya tingkat inflasi akan mengakibatkan suku bunga naik,
sehingga masyarakat enggan meminjam dana pada bank. Selain itu
sektor riil juga enggan untuk menambah modal guna membiayai
produksinya, maka kedua hal tersebut akan berdampak pada
penurunan profitabilitas bank (Febrina, 2009:95).
d) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Return On Asset.
Perbankan sebagai lembaga keuangan yang memfasilitasi
perdagangan internasional, tidak dapat menghindari diri dari pengaruh