HALAMANPENGESAHAN
JUDUL TESIS
NAMA
NIM
: PELAKSANAAN PIDANA MATI DALAM
TINDAK PIDANA NARKOTIKA (STUDI KASUS
AYODHYAPRASADCHAUBEY)
: ROBIN ABDI KETAREN
: 027005039
PROGRAM STUDI
:
ILMU HUKUM/ HUKUM PIDANA
Menyetujui :
Komisi Pembimbing
Prof. Chainur Arrasjid, SH
Anggota
Prof. Dr. A1vi Syahrin, SH, MS
Anggota
Prof. Dr.
lsmar Nasution, S.H.,M.H.
NIP. 131 570455
'"
\,':: ,<,
;
G
|
B
_
|
IO
ャ
セ
'
"
r/,:J':,:,'
\.pro1.I1r,!t(Sumono, M.S.
NIP. 130535819
Ketua Program Studi Ilmu Hukum
Tangga1 Lu1us
: 7 Maret 2005
PELAKSANAAN .PIDANA MATI
DALAM TINDAK PIDANA NARKOTIKA
(STUDY KASUS AYODHYA PRASAD CHAUBEY)
INTISARI
Narkotika
merupakan
salah
saru
bahaya yang
paling besar yang
mengancam generasi muda, bukan hanya di Indonesia bahkan diseluruh dunia.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sinretis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Adapun jenis narkotika terdiri
dari
opiad, cocain dan cannabis. Maka sanksi terberat bagi tindak pidana narkotika
adalah pidana mati. Pidana mati diatur dalam Pasal 10 KUH Pidana dan narkotika
diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun
1997. Sedangkan tatacara
pelaksanaan pidana mati di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor
2fPnps/1964-38. Kasus narkotika yang terpidana mati adalah kasus Ayodhya
Prasad Chaubey (India), bersama terpidana Saelow Prasert (Thailand) dan
terpidana Namsong (Thailand) tanggal 21 Februari 1994 ditangkap di Bandara
Polonia Medan dengan membawa narkotika jenis heroin seberat 12,19 kg.
Ayodhya Prasad Chaubey telah dieksekusi tanggal 5 Agustus 2004. Banyak Pro
dan
Kontra
terhadap pelaksanaan
pidana mati
tersebut.
Sebagian orang
berpendapat bahwa pidana mati memberikan efek jera dan efek pencegahan
sedangkan sebagian
orang
berpendapat bahwa pidana mati bertentangan dengan
moral dan etika karena setiap orang berhak untuk hidup.
Adapun permasalahan dalam penulisan tesis ini ada 3 (tiga) yaitu
Bagaimana pelaksanaan pidana mati dalam tindak pidana narkotika dalam perkara
Ayodhya Prasad Chaubey, Faktor-faktor apasajakah yang menjadi hambatan bagi
pihak kejaksaan dalam pelaksanaan pidana mati dalam perkara Ayodhya Prasad
Chaubey dan Bagaimana tanggapan masyarakat dan para ahli terhadap pidana
mati atas perkara Ayodhya Prasad Chaubey. Penelitian yang dipakai dalam tesis
ini
adalah yuridis normatif dan yuridis sosiologis, Melalni penelitian ini
diharapkan akan dapat diperoleh gambaran masalah hukum dan fakta serta gejala
lain yang berkaitan dengan pidana mati dalam tindak pidana narkotika,
Pelaksanaan pidana mati sangatlah rahasia untuk itu perlu adanya
koordinasi antara pihak kejaksaan dengan instansi terkait pada saat eksekusi.
Kata kunci
: Pelaksanaan
Pidana mati
Tindak pidana
Narkotika
ESTABLISHING OF DEATH PUNISH
IN NARCOTICS CRIME
(CASE
AYODHYA PRASAD CHAUBEy)
ABSTRACT
Narcotic is one of the great dangerous that influenced the young
generation, it is not only in Indonesia but also this world. Narcotic is a drug
sharped from plants syntetic and semi syntetic that may be effected the damage
and decrease or the dependence. Many kinds of narcotics such as opiate, cocaine
and cannabis. So the heaviest punishment for narcotics case is death punish. Death
punish regulated in Article 10 of KUHP and Narcotics also regulated in UU No.
22 of 1997. While the establishing stage of death punish in Indonesia regulated in
UU No.
2IPnps/1964-38.
Narcotics case of death punish was Ayodhya Prasad
Chaubey (Indian) and Saelow Prasert (Thailand) and Namsong Sirilak (Thailand)
in February 21 1994 caught in Polonia Airport Medan with brought the kinds of
narcotics such as heroin approximately 12,19 kg. Ayodhya Prasad Chaubey
ececuted in August 5, 2004. And this case effected the pro and contra for the
death punishment Some people said that death punish caused the fright while the
other said that death punish was centralized to moral and ethnic because every
body have a right for life.
The problems in this theses includes of 3 (three) kinds are How the
establishing of death punish in narcotics crime of Ayodhya Prasad Chaubey
occurred, What factors was being the inheritances of court in establishing of death
punish in Ayodhya Prasad Chaubey case and how the respond of people and
scientifics toward the death punish of Ayodhya Prasad Chaubey. This research in
this theses was descriptive analyses and approaches method
in
this research in
normative juridical and social juridical. Through by this research suggeste to get
the problem performance of law and fact as the other signs that related to death
punish in narcotics crime.
Establishing of death punish is very secret, so it required the coordination
between court and related side in execution establisment.
Keywords
: Establishment
Death Punish
Crime
Narcotics
1l
KATAPENGANTAR
Terlebih dahulu penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa, karena atas perkenan-Nya dan segala Iimpahan berkat serta karunia-Nya
sehingga penulis dapat rnenyelesaikan tesis ini.
Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Magister
Humaniora (MHum) pada Program Studi llmu Hukum, Konsentrasi Hukum Pidana,
Program Pascasarjana (S2) Universitas Sumatera Utara Medan.
Adapun judul tesis ini adalah :
"Pelaksanaan Pidana Mati Da/am Tindak
Pidana Narkotika (Studi Kasus Ayodhya Prasad Chaubey}",
Oi dalam penyelesaian tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan baik
berupa
pengajaran,
bimbingan
dan
arahan
dari
berbagai
pihak.
Untuk
itu
perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyelesaian studi, yakni kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sumono, MS., selaku Oirektur Program Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara, atas kesempatan menjadi
rnahasiswa Program Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH., selaku Ketua Program Studi I1mu
Hukum Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dorongan
dan masukan bagi pcnulis unluk menye/esaikan studio
3. Bapak Prof. Muhammad Daud, SH., selaku Ketua Komisi Pembimbing, Bapak Prof.
Chainur Arrasjid, SH., dan Bapak Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS., selaku Anggota
Komisi Pembimbing, yang telah memberikan perhatian penuh, mer.Jorong dan
membekali penulis dengan ilmu pengetahuan yang berrnanfaat bagi penulis dalam
menyelesaikan studio
iii
4. Bapak-Bapak dan lbu-ibu dosen Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
yang membekali
ilmu
yang sangat bermanfaat
bagi penulis.
5. Jaksa Agung Republik Indonesia Cq. Jaksa Agung Muda Pembinaan Kejaksaan
Agung Republik Indonesia, atas kepercayaan yang diberikan untuk mengikuti
pendidikan Program Pascasarjana
di
Universitas Sumatera Utara Medan.
6. Bapak Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara dan Bapak Kepala Kejaksaan
Negeri Medan yang
memberikan
waktu luang kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan
Program Pascasarjana di Universitas Sumatera Utara Medan.
7. Istri
tercinta Abrina Rosmeri Pinem dan
anak-anak tersayang
Shalsali Amelia
Ketaren dan Vinka Angel Ketaren yang senantiasa senantiasa memberikan semangat
dan dukungan moril serta doa untuk keberhasilan studi, serta orang tua penulis NG.
Ketaren dan N.R.
Ginting,
mertua penulis R. Pinem dan T.U. Ginting serta seluruh
keluarga yang senantiasa mendukung dan selalu berdoa untuk keberhasilan studi.
8. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan
bantuan dan dorongan kepada
penulis
dalam
penyelesaian
studi.
Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasajuga kita serahkan, semoga bantuan,
bimbingan dart arahan yang diberikan menjadi amal ibadah dan akan mendapat imbalan
yang layak
darjNya. scmoga
tesis ini bermanfaat bagi kita
sernua.
Mcdan,
Maret 2005
Penulis
ROBIN ABDI
イセ e t a r eeiv