• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Locus of control (LOC) terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Locus of control (LOC) terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LOCUS OF CONTROL (LOC)

TERHADAPORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

(OCB) PADA KARYAWAN PTPN IV UNIT AJAMU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyratan

Ujian Sarjana Psikologi

Oleh:

KHAIRUNNISWAH

101301084

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa skripsi saya

yang berjudul:

Pengaruh Locus of Control(LOC) terhadap Organizational Citizenship

Behavior (OCB) pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu

adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh

gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip

dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan didalam skripsi ini,

saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 15April 2015

Materai

6.000

KHAIRUNNISWAH

(4)

Pengaruh Locus of Control (LOC) Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu

Khairunniswah dan Emmy Mariatin

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Locus of Control (LOC) dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu. Selain itu penelitian ini juga menjelaskan tentang pentingnya OCB dalam suatu organisasi, karena OCB dapat menjadi tolak ukur kesuksesan perusahaan. Subjek penelitian ini berjumlah 100 orang dan tehnik pengambilan sampel yaitu Incidental Sampling. Data dikumpulkan dengan skalayang disusun berdasarkan aspek Organizational Citizenship Behavior (OCB) yang dikemukan oleh Organ, Podsakoff, dan Mackenzie (2006), dan skala yang disusun berdasarkan aspek Locus of Control (LOC) yang dikemukakan oleh Rotter (1997). Data dianalisis secara statistik menggunakan one sample kolomogorov smirnov dengan hasil signifikansi OCB=0,112 dan LOC=0,075 dan hasil analisis statistik dengan menggunakan regresi linier sederhana menunjukkan bahwaterdapat pengaruh Locus of Control dengan Organizational Citizenship Behavior terhadap Karyawan PTPN IV Unit Ajamu dengan (R= 0,606).

(5)

The impact of Locus of Control (LOC) among Organizational Citizenship Behavior (OCB ) to employee PTPN IV Unit Ajamu

Khairunniswah dan Emmy Mariatin

ABSTRAK

The purpose of this study is to determine the relationship between Locus of Control Internal with Organizational Citizenship Behavior on Karyawan PTPN IV Unit Ajamu. In addition, this study describe the importance of OCB in an organization, because it can be foundation in organization. The respondents were 100 employees and technique sampling was Incidental Sampling. Data was collected using Organizational Citizenship Behavior scale by Organ, Podsakoff, dan Mackenzie (2006) and Locus of Control Internal scale by Rotter (1997). Data were statically analyzed using one sample kolomogorov smirnov with significance OCB=0.112 and LOC=0.075 and the result of statistically analysis using simple regression showed that there was positive influence of locus of control with Organizational Citizenship Behavior among of employee PTPN IV unit Ajamu with (R=0,606).

(6)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Pengaruh Locus of control (LOC) terhadap

Organizational Citizenship Behaviour (OCB) pada Karyawan PTPN IV Unit

Ajamu‖. Shalawat beriring salam juga senantiasa dipanjatkan kepada Nabi

Muhammad S.A.W. sebagai bentuk cinta kepadanya.

Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih yang tidak

terhingga kepada ayahanda peneliti, H. Jamsit Ritonga hingga akhir hayatnya

tetap memberikan perhatian, doa dan semangat; dan ibunda peneliti, Hj Jubaidah

Nasution sungguh besar jasa ibu yang tidak mungkin akan terbalas dengan apapun

yang ada di dunia ini hanya bakti dan doa-doa yang bisa ananda berikan semoga

ibunda diberikan kesehatan ; dan adik peneliti, Rani, Ema, Aulia, Riski dan Riska

yang tiada henti mendo’akan, menasehati, memotivasi serta memberikan

dukungan moral dan materi demi kelancaran perkuliahan peneliti. Juga kepada

keluarga besar ayah dan ibu peneliti. Semoga Allah senantiasa mencurahkan

nikmat-Nya kepada kita semua.

Tidak lupa peneliti juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan

penghargaan yang setulus-tulusnya atas bantuan yang tidak ternilai kepada

(7)

ii 1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sumatera Utara yang selalu memberikan bantuan moril dan membagikan

pengalaman yang berharga selama di perkuliahan.

2. Ibu Emmy Mariatin, M. A., PhD., psikolog, selaku dosen pembimbing skripsi.

Terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada ibu atas semua

bimbingan dan motivasi, keluangan waktu yang ibu berikan semoga ALLAH

SWT membalas jasa jasa ibu.

3. Bapak Ferry Novliadi, M.Si., dan Ibu Siti Zahreni, M.Psi., Psikolog selaku

dosen penguji skripsi yang telah memberikan kritikan yang membangun dan saran

dalam perbaikan akhir skripsi ini.

3. Ibu Lili Garliah M.psi., Psi dan Ibu Dra., Sri Supriyantini, M.psi., Psi selaku

dosen pembimbing.Terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada

ibu atas semua bimbingan dan motivasi semoga ALLAH SWT membalas jasa jasa

ibu.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Psikologi USU yang telah

memberikan peneliti ilmu dan pengalaman yang berharga selama perkuliahan.

5. Pihak PTPN IV Unit Ajamu yang telah mengizinkan dan memudahkan peneliti

mengambil data penelitian dan seluruh karyawan PTPN IV Unit Ajamu yang telah

bersedia membantu peneliti dalam mengisi skala penelitian sehingga penelitian ini

(8)

iii 6. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010, junior dan senior di Fakultas

Psikologi USU khususnya Fatimah Lubis, Ade Yunika, Novira, Nisa, junika, Reza

beo, Reza iin, Onyak, Nenek,Miradan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu

persatu.

7. Kakak- kakak yang mau memberikan arahan khususnya kak Ema, kak Runa

dan Kak Ulfa.

8.Teman-teman seperjuangan dalam menggapai cita cita khususnya Widi, Aisyah,

Leni, Ovi, Ira yang selalu ada saat suka dan duka.

9. Terima kasih kepada pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu

baik yang telah membantu peneliti secara langsung maupun tak langsung.

Semoga Allah S.W.T. selalu memberikan balasan yang berlipat ganda atas

jasa dan budi baik yang telah mereka berikan kepada penulis. Dan penulis juga

menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu

peneliti menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 15 April 2015

Penulis Khairunniswah

(9)

iv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Organizational Citizenship Behavior (OCB) ... 10

2.2.1.Definisi OCB ... 10

2.2.2.Dimensi-dimensi OCB ... 11

2.2.3.Manfaat OCB terhadap Organisasi... ... 13

2.2.4.Faktor-faktor yang Mempengaruhi OCB ... 14

2.2. Locus of control(LOC) ... 16

2.2.1.Definisi LOC ... 16

2.2.2.Aspek-aspek LOC ... 18

2.6.3.Karakterisitik LOC...20

2.3.Dinamika Hubungan LOC dan OCB ... 20

(10)

v

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1. Identifikasi Variabel Penelitian ... 24

3.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 24

3.2.1.OCB... 24

3.2.2.LOC ... 25

3.3. Populasi, sampel dan tehnik pengambilan sampel ... 26

3.3.1.Populasi Penelitian ... 26

3.3.2.Sampel Penelitian ... 26

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel... 26

3.4.Metode Pengambilan Data ... 27

3.4.1.Skala OCB ... 28

3.4.2.Skala LOC ... 30

3.5.Uji validitas, uji reliabilitas dan uji beda daya aitem alat ukur ... 32

3.5.1. Uji Validitas Alat Ukur ... 32

3.5.2. Uji Reliabilitas Alat Ukur ... 32

3.5.3. Uji Daya Beda Aitem ... 33

3.6. Hasil uji coba alat ukur ... 34

3.6.1.Skala OCB ... 34

3.6.2.Skala LOC ... 35

3.7. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 35

3.8. Metode Analisa Data ... 37

3.8.1.Uji Normalitas ... 37

(11)

vi

BAB IV ANALISA DAN INTERPRETASI DATA ... 39

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 39

4.1.1.Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ... 39

4.1.2.Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

4.1.3.Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 41

4.2.Uji Asumsi ... 42

4.2.1. Uji Normalitas ... 42

4.2.2. Uji Linieritas ... 43

4.3. Hasil Utama Penelitian ... 43

4.4. Hasil tambahan penelitian ... 45

4.4.1. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik ... 45

4.5. Kategorisasi data ... 45

4.5.1.Kategori OCB ... 46

4.5.2.Kategori LOC ... 47

4.6. Pembahasan...49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1. Kesimpulan ... 51

5.2.Saran ... 51

5.2.1.Saran Metodologis ... 52

5.2.2.Saran Praktis... 52

DAFTAR PUSTAKA

(12)

vii DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skor alternatif jawaban skala ...29

Tabel 2. Blue print skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)...29

Tabel3. Skor alternatif jawaban skala...31

Tabel 4. Blue print Skala Locus of control...31

Tabel 5. Blue Print Skala (OCB) setelah uji coba........34

Tabel 6. Blue Print Skala LOC setelah uji coba...35

Tabel 7.Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ...39

Tabel 8.Gambaran Subjek Penelitian Berdasakan Jenis Kelamin...40

Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Berdasakan Tingkat Pendidikan...41

Tabel 10. HasilUji Normalitas...42

Tabel 11. Hasil Uji Linearitas...43

Tabel 12.Hasil Regresi Linier Sederhana...43

Tabel 13.Deskripsi Data Penelitian OCB dan LOC...45

Tabel 14.Kategorisasi skor OCB...47

(13)

Pengaruh Locus of Control (LOC) Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu

Khairunniswah dan Emmy Mariatin

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Locus of Control (LOC) dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu. Selain itu penelitian ini juga menjelaskan tentang pentingnya OCB dalam suatu organisasi, karena OCB dapat menjadi tolak ukur kesuksesan perusahaan. Subjek penelitian ini berjumlah 100 orang dan tehnik pengambilan sampel yaitu Incidental Sampling. Data dikumpulkan dengan skalayang disusun berdasarkan aspek Organizational Citizenship Behavior (OCB) yang dikemukan oleh Organ, Podsakoff, dan Mackenzie (2006), dan skala yang disusun berdasarkan aspek Locus of Control (LOC) yang dikemukakan oleh Rotter (1997). Data dianalisis secara statistik menggunakan one sample kolomogorov smirnov dengan hasil signifikansi OCB=0,112 dan LOC=0,075 dan hasil analisis statistik dengan menggunakan regresi linier sederhana menunjukkan bahwaterdapat pengaruh Locus of Control dengan Organizational Citizenship Behavior terhadap Karyawan PTPN IV Unit Ajamu dengan (R= 0,606).

(14)

The impact of Locus of Control (LOC) among Organizational Citizenship Behavior (OCB ) to employee PTPN IV Unit Ajamu

Khairunniswah dan Emmy Mariatin

ABSTRAK

The purpose of this study is to determine the relationship between Locus of Control Internal with Organizational Citizenship Behavior on Karyawan PTPN IV Unit Ajamu. In addition, this study describe the importance of OCB in an organization, because it can be foundation in organization. The respondents were 100 employees and technique sampling was Incidental Sampling. Data was collected using Organizational Citizenship Behavior scale by Organ, Podsakoff, dan Mackenzie (2006) and Locus of Control Internal scale by Rotter (1997). Data were statically analyzed using one sample kolomogorov smirnov with significance OCB=0.112 and LOC=0.075 and the result of statistically analysis using simple regression showed that there was positive influence of locus of control with Organizational Citizenship Behavior among of employee PTPN IV unit Ajamu with (R=0,606).

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Di era globalisasi perkembangan perusahaan yang bergerak secara dinamis

membuat para pekerja industri dan organisasi harus bekerja lebih keras.

Perkembangan organisasi atau perusahaan di Indonesia yang secara pesat dapat

dilihat dari segi teknologi yang semakin canggih dan kebutuhan sumber daya

manusia (SDM) semakin bertambah dan meningkatnya permintaan dan kebutuhan

masyarakat akan informasi dan pengetahuan (Sumiyarsih, Mujiasih, Ariati, 2012). Perusahaan harus dapat unggul dalam setiap bidang agar dapat

mengimbangi perkembangan globalisasi. Memang tidak mudah untuk mencapai

keunggulan dalam suatu persaingan yang terjadi di era modern, untuk mencapai

keunggulan tersebut perusahaan harus bisa meningkatkan kinerja individual

karyawannya, pada dasarnya kinerja individual karyawan pada perusahaan akan

mempengaruhi kinerja pada tim atau kelompok kerja dan pada akhirnya

mempengaruhi totalitas kinerja perusahaan (Daft, 2003). Kinerja karyawan yang

ada di dalam suatu perusahaan memang memiliki peranan yang sangat penting

dalam menentukan unggul atau tidaknya suatu perusahaan. Nawawi (2001)

menyatakan bahwa sukses atau tidaknya organisasi sangat bergantung pada

kinerja dan kemampuan karyawan yang ada didalamnya.

Perilaku karyawan yang mau bekerja diluar deskripsi pekerjaan yang

(16)

2

Organizational Citizenship Behavior (selanjutnya disingkat dengan OCB) (Chien, 2004). Van Dyne, Cumming, and McLean- Parks (1995) menyatakan perilaku

extra-role memiliki persamaan dengan OCB, didefinisikan sebagai perilaku yang menguntungkan organisasi sebagai perilaku menolong yang dapat mencapai

efektivitas organisasi dan melampaui harapan dari organisasi. OCB juga

dipengaruhi oleh teori besar dari psikologi sosial yang didalamnya terdapat

perilaku prososial (Organ,1988).

Perusahaan tentu sangat membutuhkan karyawan yang mau bekerja lebih

(extra-role) dari yang diharapkan ataupun dari yang telah diwajibkan perusahaan dalam job description pekerjaan mereka (Bateman & Organ dalam Lovel, 1999) . PTPN IV Unit Ajamu sebagai Perusahaan juga sangat membutuhkan karyawan

yang mampu bekerja diluar job description yang ditujukan kepadanya. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan salah satu staff SDM

Setiap perusahaan pasti membutuhkan karayawan yang rajin, giat kalo kerja gak tunggu ada perintah atasan sama halnya PTPN IV Unit Ajamu ini butuh karyawan yang bekerja diluar porsi yang dikasi ke mereka jadi tanggung jawab karyawan itu bukan cuma tugasnya aja.

(Komunikasi Personal 23, April 2015)

Organisasi atau perusahaan tidak dapat mengkordinir seluruh perilaku

karyawannya dalam suatu organisasi hanya dengan mengandalkan deskripsi kerja

yang secara formal (George,1990). Perusahaan akan mampu mencapai tujuan,

(17)

3 perusahaan(Organ, Podsakoff, & MacKenzie, 2006).Pada penelitian yang

dilakukan dengan studi longitudinal dengan sampel 27 karyawan restauran di AS,

Koys dalam Bolino, Turnley, dan Bloodgood (2002)menemukan bahwa OCB

mempunyai pengaruh signifikan pada efektivitas organisasi.

Karyawan yang memiliki perilaku OCB disebut juga sebagai ―Good Citizen”atau karyawan yang baik (Elfina, 2004).Perilaku OCB patut mendapatkan perhatian dan penghargaan khusus agar karyawan terus terpacu untuk melakukan

OCB, misalnya dengan mencatat perilaku OCB sebagai bahan pertimbangan

dalam penilaian kinerja karyawan(Davis& Newstrom, 2002). Perilaku OCB yang

terkesan sederhana ini jika dilakukan oleh banyak karyawan secara terus menerus

dalam suatu organisasi akan sangat membantu organisasi meningkatkan

efektivitas organisasi serta melampaui kinerja kompetitor (McFarlin &Sweeney,

2002).

Menurut Organ, dkk (2006) terdapat dimensi-dimensi dalam OCB,yaitu :

altruism (perilaku membantu), courtesy (perilaku memperhatikan dan menghormati orang lain), conscientiousness (perilaku melakukan usaha melebihi harapan perusahaan), sportsmanship (perilaku tidak suka protes, mengeluh dan tidak suka membesarkan masalah), civic virtue (perilaku berpartisipasi aktif dalam perusahaan), cheerleading (rendah hati), peacemaking (perilaku mencari solusi dalam masalah perusahaan). Dalam dimensi tersebut menjelaskan bahwa

karyawan yang memiliki perilaku organisasi yang baik akan memiliki sifat

menolong, tekun dalam melakukan pekerjaan, serta bertanggung jawab atas

(18)

4 Salah satu aspek yang mempengaruhi OCB seorang karyawan, yaitu

aspek kepribadian (George dan Brief, 1992). Kepribadian ini juga ikut mewarnai

individual differences pada setiap manusia yang membuatnya unik atau berbeda dengan orang lain (Furnham, 2002). Kemauan seseorang untuk membantu orang

lain juga dipengaruhi oleh kepribadian dan mood (George dan Brief, 1992). Kepribadian tipe A dan B pertama kali diperkenalkan oleh Friedman dan Ray

Rosenman. Tipe kepribadian A dan B merupakan salah satu sifat kepribadian

yang mempengaruhi OCB (Yuwono, Suhariadi, Fendy, Handoyo, Seger, Fajriathi,

Muhamad, Septarini, 2005).

Selain tipe kepribadian diatas variabel kepribadian lainnya yang

mempengaruhi OCB adalah Locus of control (Blakely, Gerald L; Srivastava, Abhishek; Moorman, Robert H, 2005). Locus of control sebagai atribut kepribadian dimana seorang individu dibedakan berdasarkan derajat keyakinan

dalam mengendalikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka

(Rotter dalam Schultz dan Schultz, 1994).Dalam sebuah penelitian lintas budaya

yang dilakukan terhadap 116 manager China di negara Shanghai dan Tianjin dan

109 manajer di Amerika didapatkan hasil bahwa locus of control yang dimiliki individu sebagai alasan individu tersebut untuk memunculkan perilaku OCB.

(Blakely, Gerald L; Srivastava, Abhishek; Moorman, Robert H, 2005). Spector

(1982) bahkan secara tegas menyatakan bahwa perilaku menolong dalam

organisasi adalah fungsi dari locus of control yang dimiliki karyawan.

(19)

5 kontrol atau pengawasannya dan selalumengambil peran dalam setiap membuat

dan pengambilan keputusan serta memilki tanggungjawab dalam setiap

perilakunya termasuk dalam locus of control internal, Rotter (dalam Phares, 1992) mengemukakan seseorang yang memiliki locus of control eksternal percaya bahwa hasil dan perilaku mereka disebabkan faktor dari luar dirinya. Individu

dengan Locus of control eksternal yang lebih dominan akan memunculkan sikap patuh terhadap keadaan dan lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada

petunjuk orang lain (Serason, 1976 dalam Lina, 1997).

Locus of control merupakan variabel kepribadian yang berhubungan dengan kontrol belajar, terdiri dari (internalisasi) yangmencerminkan seseorang

mempunyai kontrol pribadi untuk mengendalikan kehidupannya dan bukan

daripada kontrol dengan kekuatan luar individu (Eksternalitas),Locus of control internal memiliki pengaruh yang besar dilingkungan kerja yang dihubungkan dengan keyakinan bahwa karyawan memiliki kendali yang dikaitkan dengan

meningkatkan kesejahteraan karyawan lain dengan membantu memecahkan

kesulitan (Spector, 1988; Spector & O'Connell,1994).

Penelitian juga menunjukkan bahwa orang dengan locus of control internal yang tinggi menunjukkan lebih sedikit stres, motivasi kerja tinggi, dan lebih mungkin untuk muncul sebagai pemimpin daripada individu dengan locus of control eksternal( Spector, 1982).Sedangkan locus of control eksternal individu lebih dipengaruhi oleh kontrol dari luar sehingga individu tersebut tidak memiliki

pengaruh yang besar didalam perusahaan yang dikaitkan dengan OCB, Individu

(20)

6 mereka tidak memberi penguatan terhadap mereka, memberi nilai yang rendah

terhadap segala usaha yang dilakukan, dan mereka juga mempunyai sedikit

keyakinan akan kemungkinan bahwa mereka dapat mengontrol hidupnya pada

masa yang akan datang (Rotter dalam Schultz & Schultz, 1994).

Bukti adanya hubungan antaralocus of control dengan kinerja yang baik terhadap efektivitas organisasi telah dilaporkan dalam literatur (Hough, 1992;

O'Brien, 1984; Spector, 1982). Sebagai contoh, Hough (1992) menemukan bahwa

locus of control berhubungan positif dengan kinerja pekerjaan karyawan secara keseluruhan, dan didapatkan hasil bahwa locus of control internallebih baik daripada locus of control eksternal. Studi juga menunjukkan bahwa individu dengan locus of controlinternal merasakan harapan tinggi bahwa usaha yang baik akan mendapatkan kinerja yang baik, dan kinerja yang baik akan menyebabkan

hasil yang dihargai, daripada individu dengan locus of control eksternal (Hattrup et al, 2005).

Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa OCB yang dikemukan

oleh Organ, dkk (2006) yang terdiri dari yaitu, helping behavior, sportmanship,

civic virtue dan Conscientiousness berkaitan dengan locus of control karyawan. Salah satu contoh perilakunya adalah ketika karyawan mau membantu

(21)

7 Sehingga berdasarkan pemikiran tersebut peneliti ingin meneliti tentang

apakah ada pengaruhLocus of Control terhadap OCB pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka

peneliti membuat suatu rumusan masalah yaitu ‖Apakah terdapat pengaruhlocus of control dengan OCB pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhLocus of Control

dengan OCB pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1. MANFAAT TEORITIS

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data-data empiris mengenai

pengaruhlocus of control dengan OCB dalam ilmu Psikologi Industri dan Organisasi. Selain itu juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi

peneliti-peneliti lain yang akan meneliti tentang OCB.

1.4.2. MANFAAT PRAKTIS

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap

perusahaan yang diteliti, dalam hal ini khusunya terhadap PTPN IV Unit Ajamu

untuk mengetahui OCB pada karyawannya. Dari penelitian akan diketahui juga

(22)

8

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Bab I : PENDAHULUAN

Berisikan mengenai latar belakang masalah yang hendak

dibahas, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan mengenai tinjauan kritis yang menjadi acuan dalam

pembahasan permasalahan. Teori-teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Locus of Control, dan OCB. Bab III : METODE PENELITIAN

Berisikan mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu

identifikasi variabel, definisi operasional, subjek penelitian,

instrumen dan alat ukur yang digunakan, metode pengambilan

sampel dan metode analisis data.

BaBab IV : ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis hasil penelitian

secara keseluruhan dari penelitian ini yang dilakukan dengan

menggunakan analisa statistik dengan bantuan program SPSS

(23)

9 hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan tentang kesimpulan mengenai

pengaruh locus of controlterhadap OCB pada karyawan PTPN IV Unit Ajamu. Kesimpulan dibuat berdasarkan analisa dan

interpretasi data serta dilengkapi dengan saran- saran bagi

pengembang dan bagi peneliti lain berdasarkan hasil penelitian

(24)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR(OCB)

2.1.1 Definisi OCB

OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan

perilaku karyawan. OCB didefinisikan sebagai perilaku yang menguntungkan

organisasi atau berniat menguntungkan organisasi yang langsung dan mengarah

pada peran pengaharapan. Organ (1988) mendefinisikan OCB sebagai perilaku

individu yang bersifat bebas (discretionary), tanpa mendapat penghargaan dari sistem imbalan formal, dan yang secara totalitas dapat mendorong keefektifan

fungsi-fungsi organisasi.

OCB merupakan perilaku yang berkaitan dengan kontribusi di luar peran

formal yang ditampilkan oleh seorang karyawan dan tidak mengharapkan imbalan

atau hadiah formal dengan tujuan untuk mencapai tujuan dan efektivitas

organisasi (Organ, dkk 2006). Misalnya menolong teman kerja untuk mengurangi beban kerja mereka, melakukan tugas yang tidak diminta tanpa mengharapkan

imbalan, membantu problem solving dan decision making pada rekan kerja maupun di perusahaan.

OCB dapat mempengaruhi performansi organisasi. Perilaku yang baik

(25)

11 bersama. Karyawan yang saling membantu tidak harus bertanya kepada atasannya

untuk meminta bantuan, membiarkan para atasan bebas dari tugas-tugas yang

lebih penting (Podsakoff, dkk dalam Jen Hung Huang, 2004). Organ (1988) juga

mendefinisikan OCB sebagai perilaku dan sikap yang menguntungkan organisasi

yang tidak bisa ditumbuhkan hanya dengan berdasarkan kewajiban peran formal

yang ada dalam job description maupun dengan bentuk kontrak atau rekompensasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa OCB adalah perilaku kontribusi di luar

peran formal yang dilakukan secara sukarela yang tidak mengharapkan imbalan

dan dapat memberikan keuntungan untuk organisasi. Seperti yang dikatakan

Organ (1988) bahwa perilaku ini bersifat bebas dan sukarela, karena perilaku ini

diluar dari deskripsi formal pekerjaan.

2.1.2 Dimensi-dimensi OCB

Menurut Organ (1988); Podsakoff, Mackenzie, Moorman and Fetter

(1990) bahwa terdapat beberapa dimensi dalam OCB,yaitu : a. Altruism

adalah perilaku bebas karyawan untuk membantu ataupun menolong rekan

kerjanya yang mengalami kesulitan dalam situasi yang sedang dihadapi

tanpa memikirkan keuntungan pribadi.

b. Courtesy

perilaku bebas pada karyawan untuk membantu rekan kerja dalam

pemecahan masalah dan menghindari masalah agar tidak sampai terjadi.

(26)

12 baik dengan rekan kerja agar terhindar dari masalah interpersonal, atau

membuat langkah-langkah untuk meredakan atau mengurangi suatu

masalah.

c. Conscientiousness

Perilaku yang menunjukkan sebuah usaha agar melebihi harapan dari

organisasi. Perilaku sukarela atau yang bukan merupakan kewajiban dari

seorang karyawan.

d. Sportsmanship

Keinginan karyawan untuk bertoleransi dan menekankan pada aspek-aspek

perilaku positif terhadap keadaan yang kurang ideal dalam organisasi

tanpa menyampaikan keberatan, seperti tidak suka protes, tidak suka

mengeluh walaupun berada dalam situasi yang kurang nyaman, dan

tidak membesar-besarkan masalah yang kecil.

e. Civic Virtue

Bagian dari perilaku karyawan yang mengindikasikanpartisipasinya untuk

aktif dalam memikirkan kehidupan organisasi atau perilaku yang

menunjukkan tanggung jawab pada kehidupan organisasi untuk

meningkatkan kualitas pekerjaaan yang ditekuni. Kemudian Organ

menambahkan dua variasi OCB yaitu:

f. Cheerleading

Karyawan terlibat atau mengikuti perayaan prestasi dari rekan kerjanya

(27)

13 kontribusi positif, yang pada gilirannya akan membuat kontribusi tersebut

lebih mungkin terjadi di masa depan.

g. Peacemaking

Karyawan menyadari adanya masalah atau konflik yang akan

memunculkan perselisihan antara dua atau lebih partisipan. Seorang

peacemaker akan masuk kedalam permasalahan, memberikan kesempatan pada orang yang sedang memiliki masalah untuk berpikir jernih, dan

membantu mencari solusi dari permasalahan

2.1.3 Manfaat OCB terhadap Organisasi

Melalui sejumlah riset, OCB diyakini dan terbukti dapat memberikan

manfaat yang besar terhadap organisasi, diantaranya adalah berikut ini, yaitu

(Organ ,dkk, 2006) :

a. OCB dapat meningkatkan produktivitas rekan kerja

b. OCB juga mampu meningkatkan produktivitas manajer

c. OCB dapat menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan

organisasi secara keseluruhan

d. OCB menjadi sarana yang efektif untuk mengkordinasi kegiatan tim

kerja secara efektif

e. OCB meningkatkan kemampuan organisasi untuk merekrut dan

mempertahankan karyawan dengan kualitas performa yang baik

f. OCB dapat mempertahankan stabilitas kinerja organisasi

g. OCB membantu kemampuan organisasi untuk bertahan dan beradaptasi

(28)

14 2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi OCB

Faktor faktoryang mempengaruhi OCB seperti yang dikemukakan oleh

Podsakoff, dkk (dalam Sinuraya, 2011) mengidentifikasikan 4 elemen yang

memiliki hubungan dengan OCB, yaitu :

a. Karakteristik individual karyawan/ anggota organisasi

Konovsky & Organ (1996) mengatakan bahwa faktor bawaan dan

karakteristik psikologis individu seperti kepribadian, kebutuhan

psikologis, dan sikap merupakan prediktor OCB. Diketahui bahwa

karyawan yang sabar, optimis, ekstrovert, empatik, dan berorientasi tim

lebih cenderung berorientasi menunjukkan perilaku OCB.

b. Karakteristik tugas / pekerjaan

Studi - studi yang berfokus pada karakteristik tugas/ pekerjaan

membedakan berdasarkan lima area, yaitu : (1) Task Feedback (2)

TaskRutinization (3) Intinsically Satisfying Task (4) Task Interdependence

dan (5) Employee Involvement (Podaskoff, Mackenzie & Boomer, dalam Butron). Hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa employee involvement

memperlihatkan signifikasni dengan OCB, dimana ketika karyawan

mendapatkan tugas yang menarik yang mampu membuat karyawan

terserap dalam pekerjaannya, maka karyawan akan cenderung untuk

melakukan tugas ekstra. Sedangkan task rutinization menjadi satusatunya variabel yang memiliki hubungan negatif dengan OCB. Kemudian

(29)

15 dengan OCB, melainkan melalui variabel lain seperti perasaan tanggung

jawab terhadap rekan kerja dan suatu pekerjaan.

c. Karakteristik kepemimpinan

Secara keseluruhan, perilaku kepemimpinan memiliki hubungan yang

signifikan dengan OCB (Podsakoff, dkk dalam Burton, 2003).

Transformational Leadership, Leadership dan Substitute for Leadership

memiliki hubungan dengan OCB. Namun, ”super” leadership tidak

memiliki hubungan dalam menampilkan OCB dalam organisasi (Burton,

2003). Oleh karena itu daapat disimpulakn bahwa karyawan akan bersedia

melakukan pekerjaan / tugas tambahan jika mereka bekerja pada manajer/

atasan yang inspirsional dan suportif.

d. Karakteristik organisasi

Penelitian sebelumnya bahwa organizational formalization, organization flexibility, dan advisory/ staff suppor tidak menunjukkan signifikansi yang konsisten terhadap OCB. Disisi lain percieved organizational support (POS) menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap OCB. Penghubung yang kuat tersebut ada pada dimensi altruisme yang

dikemukakan oleh Setton, Bennett, dan Liden sebagai OCB I , dimana ‖I‖

menunjukkan interaksi dengan individu bukan dengan organisasi.

Selain karakteristik individual yang disebutkan diatas, locus of control

salah satunya merupakan karaterisitik kepribadian yang memunculkan OCB.

(30)

16 untuk memunculkan perilaku OCB. (Blakely, Gerald L; Srivastava, Abhishek;

Moorman, Robert H, 2005).

2.2. LOCUS OF CONTROL

2.2.1. Definisi Locus Of Control

Locus of control merupakan suatu keyakinan mengenai sumber kontrol dari penguat (reinforcement). variabel kepribadian Locus of control, yang disebut sebagai locus of control internal, meyakini bahwa reinforcement yang mereka terima adalah sebuah fungsi perilaku dan atributnya sendiri. Orang-orang yang

memiliki locus of control eksternal, berpikir bahwa reinforcement di kontrol oleh orang lain, takdir atau keberuntungan (Rotter dalam Schultz & Schultz, 1994).

Internal locus of control indicates a belief that reinforcement is brought about byour own behavior. External locus of control indicates a belief that reinforcement isunder the control of other people, fate or luck. (Rotter dalam Schultz & Schultz, 1994)

Stone dan Jackson dalam Howard, 1996, juga menjelaskan bahwa individu

yang berorientasi pada locus of control internal berkeyakinan bahwa mereka mempunyai kontrol lebih dalam mengendalikan kejadian ataupun peristiwa yang

dialaminya dan menganggap bahwa perubahan yang terjadi adalah karena

tindakan atau usahanya sendiri. Individu dengan locus of control internal juga dilaporkan lebih sedikit mengalami kecemasan, memiliki self-esteem yang tinggi, lebih bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukannya, dan mempunyai

(31)

17 individu yang mengembangkan orientasi internal meyakini bahwa keterampilan,

kerja keras, tinjauan terhadap masa depan, dan perilaku yang bertanggung jawab

akan memberikan hasil yang positif (Rotter, dalam Baron & Byrne, 1992).

Individu dengan locus of control internal percaya bahwa hasil yang mereka peroleh bergantung pada usaha dan karakteristik manusia (Phares, 1992).

Locus of control eksternal merupakan keyakinan bahwa penguat berada di bawah kontrol dari orang lain, takdir atau keberuntungan (Rotter dalam Schultz &

Schultz, 1994). Individu dengan locus of control eksternal berkeyakinan bahwa perilaku dan kemampuan mereka tidak memberi penguatan terhadap mereka,

memberi nilai yang rendah terhadap segala usaha yang dilakukan, dan mereka

juga mempunyai sedikit keyakinan akan kemungkinan bahwa mereka dapat

mengontrol hidupnya pada masa yang akan datang (Rotter dalam Schultz &

Schultz, 1994). Individu yang mengembangkan orientasi eksternal juga meyakini

bahwa suatu kejadian ditentukan oleh kesempatan, tindakan orang lain dan

faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol (Rotter dalam Baron & Byrne, 1992).

(32)

18 2.2.2. Aspek-Aspek Locus of Control

Rotter (dalam Phares, 1992) menyatakan ada 2 aspek dalam locus of control, yaitu aspek internal dan aspek eksternal:

1. Aspek Internal

Seseorang yang memiliki aspek internal percaya bahwa hasil dan

perilaku mereka disebabkan faktor dari dalam dirinya. Seseorang mampu

mengtrol peristiwa dalam hidupnya. Faktor dalam aspek internal adalah

kemampuan, minat dan usaha.

a. Kemampuan

Individu yang memiliki internal locus of control percaya pada kemampuan yang mereka. Kesuksesan dan kegagalan sangat dipengaruhi

oleh kemampuan mereka.

b. Minat

Individu yang memiliki internal locus of control memiliki minat yang lebih besar terhadap kontrol perilaku, peristiwa dan tindakan mereka.

c. Usaha

Individu yang memiliki internal locus of control bersikap pantang menyerah dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengontrol

perilaku mereka.

2. Aspek Eksternal

(33)

19 dan pengaruh dari luar dirinya. Faktor dalam aspek eksternal adalah nasib,

keberuntungan, sosial ekonomi, dan pengaruh orang lain.

a. Nasib

Individu yang memiliki external locus of control percaya akan firasat baik, buruk. Mereka menganggap kesuksesan dan kegagalan yang

mereka peroleh sudah di takdirkan dan mereka tidak dapat merubah

kembali peristiwa yang telah terjadi.

b. Keberuntungan

Individu yang memiliki external locus of control menganggap setiap orang memiliki keberuntungan dan mereka sangat mempercayai adanya

keberuntungan.

c. Sosial Ekonomi

Individu yang memiliki external locus of control bersifat materialistik dan menilai orang lain berdasarkan tingkat kesejahteraan.

d. Pengaruh Orang Lain

Individu yang memiliki external locus of control sangat mengharapkan bantuan orang lain dan menganggap bahwa orang yang memiliki

kekuasaan lebih yang lebih tinggi dari mereka, mempengaruhi

perilakunya.

Berdasarkan aspek-aspek locus of control dapat disimpulkan bahwa ada 2 aspek locus of control yaitu aspek internal (faktor faktor pembentuknya yaitu minat, usaha dan kemampuan) dan aspek eksternal (faktor faktor pembentuknya

(34)

20 2.2.3 Karakteristik Locus of Control

Petri, 1980 (dalam Lina, 1997) menyatakan mengenai karakteristik pada

individu yang berlocus of control eksternal.

Karakteristik individu yang memiliki locus of control eksternal yaitu : a. Memiliki sikap patuh

b. Lebih conform terhadap otoritas atau pengaruh-pengaruh yang ada c. Lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain

Karakteristik individu yang memiliki locus of control internal yaitu : a. Lebih mandiri, lebih ulet, mempunyai daya tahan yang kuat lebih tahan

dalam menghadapi pengaruh sosial

b. Lebih mampu menunda pemuasan, tidak mudah terpengaruh, dan

lebih mampu menghadapi kegagalan

c. Lebih aktif dan ulet dalam mencari dan menggunakan informasi yang

relevan untuk menguasai keadaan

2.3 Dinamika Hubungan Locus of Control dan Organizational Citizenship

Behavior (OCB)

OCB merupakan perilaku yang berkaitan dengan kontribusi di luar peran

formal yang ditampilkan oleh seorang karyawan dan tidak mengharapkan imbalan

atau hadiah formal dengan tujuan untuk mencapai tujuan dan efektivitas

organisasi (Organ et al., 2006). Para pakar organisasi menyatakan pentingnya

OCB bagi keberhasilan sebuah organisasi, karena pada dasarnya organisasi tidak

(35)

21 mengandalkan deskripsi kerja yang dinyatakan secara formal saja (George,1990).

Menurut Organ et al, (2006) bahwa OCByang terdiri dari dimensi,yaitu : altruism

(perilaku membantu), courtesy (perilaku menghormati orang lain), conscientiousness (perilaku melakukan usaha melebihi harapan perusahaan), sportsmanship (perilaku tidak suka protes dan mengeluh), civic virtue (perilaku berpartisipasi aktif dalam perusahaan), cheerleading (rendah hati),

peacemaking (perilaku mencari solusi dalam masalah perusahaan).

Di dalam dimensi tersebut, dapat disimpulkan bahwasanya orang yang

melakukan OCB akan berkerja secara suka rela, sangat bertanggung jawab, dan

giat dalam setiap aktifitas pekerjaan. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh

Staub, kemudian oleh Wilson dan Petruska (dalam dayaksini, & Hudaniah 2009),

menunjukkan bahwa individu yang memiliki tingkat kecenderungan yang tinggi

untuk melakukan tindakan menolong memiliki karakteristik kepribadian yakni

memiliki self esteem yang tinggi, rendahnya kebutuhan akan persetujuan orang lain, memiliki tanggung jawab yang tinggi, dan locus of control internal.

Individu yang memiliki locus of control internal yang tinggi memiliki ciri ciri lebih bertanggung jawab, berpartisipasi dan berkontribusi, rajin, ulet ,

mandiri, memiliki kepercayaan yang tinggi akan kemampuan dirinya (Phares,

1976 dalam Lina, 1997). Penelitian yang dilakukan oleh Midlarsky dan Midlarsky

(1973) juga menujukkan bahwa locus of control internal sebagai fasilitator individu untuk memunculkan perilaku menolong. Pada intinya, penelitian ini

menemukan bahwa subjek berorientasi internal lebih mungkin untuk membantu

(36)

22 memiliki locus of control intenal biasanya akan mengambil tanggung jawab pribadi dan berani dalam mengambil tindakan dibandingkan dengan individu

dengan kecenderungan locus of control eksternal.

Locus of control eksternal merupakan keyakinan bahwa penguat berada di bawah kontrol dari orang lain, takdir atau keberuntungan (Rotter dalam Schultz

& Schultz, 1994). Karyawan yang lebih dominan pada Locus of control eksternal

cenderung tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya dan lebih mengandalkan

nasib baik untuk merubah keadaannya. Individu dengan locus of control eksternal

tidak memiliki kendali terhadap dirinya sendiri sehingga individu dengan locus of control eksternal sering dipengaruhi oleh kontrol dari luar seperti nasib, keberuntungan, ekonomi dan lingkungan dan lebih mudah dipengaruhi dan

tergantung pada petunjuk orang lain (Serason, 1976 dalam Lina, 1997 Sementara

individu yang memiliki locus of control eksternal tidak menunjukkan perilaku OCB salah satunya pada dimensi Conscientiousness dimana pada dimensi ini karyawanharus mampu menunjukkan usaha yang melebihi harapan dari

organisasiOrgan (1988); Podsakoff, Mackenzie, Moorman and Fetter (1990).

Sedangkan individu dengan locus of control eksternal memiliki motivasi kerja yang rendah sehingga akan menunjukkan performa kerja yang kurang baik

(37)

23 2.4 HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

(38)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kuantitatif yang bersifat korelasional.Tujuan metode penelitian korelasional

adalah untuk mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan

dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien

korelasi (Suryabrata, 2003). Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui pengaruh

Locus of controlterhadap OCB pada karyawan PTPN IV Unit Ajamu. 3.1 IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Adapun variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel tergantung (dependent variabel) :Organizational Citizenship Behavior (OCB)

2. Variabel bebas (independent variabel) : Locus of control

3.2 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Definisi operasional variabel – variabel dalam penelitian ini adalah :

3.2.1 Organizational Citizenship Behavior (OCB)

OCB adalah perilaku menolong individu di dalam perusahaan yang bersifat sukarela atau bukan merupakan tindakan yang terpaksa terhadap berbagai

hal yang mengedepankan kepentingan perusahaan, dimana segala sesuatu yang

dikerjakan oleh individu tersebut tidak berdasarkan perintah dari siapapun, tidak

(39)

25 kaitannya secara langsung dengan sistem pemberian reward yang formal dalam

bentuk insentif maupun hadiah.

OCB akan diungkap melalui skala OCB yang disusun berdasarkan

dimensi-dimensi OCB oleh Organ; Podsakoff; Mackenzie (2006) yaitu helping behavior, conscientiousness, sportsmanship, dan civic virtue. Semakin tinggi skor skala OCB, maka semakin tinggi tingkat OCB yang dimiliki seorang individu.

Sebaliknya, semakin rendah skor skala OCB, maka semakin rendah tingkat OCB

individu.

3.2.2 Locus of Control

Locus of control adalah keyakinan yang dimiliki individu bahwa ia memiliki pengaruh atau tidak terhadap kejadian, tindakan dan situasi yang

dialaminya. Dalam hal ini dikaitkan dengan kontrol yang berasal dari individu itu

sendiri dan kontrol yang berasal dari luar diri individu itu sendiri.

Locus of control dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan aspekLocus of controlyang dikemukakan oleh Rotter (dalam pharez, 1992) yang terdiri atas dua aspek yaitu

Locus of control internal dan locus of control eksternal.

Semakin tinggi skor skala Locus of control, maka semakin internalkontrol terhadap diri sendiri yang dimiliki seorang individu. Sebaliknya, semakin rendah

(40)

26 3.3 POPULASI, SAMPEL DAN TEHNIK PENGAMBILAN SAMPEL

3.3.1 Populasi Penelitian

Menurut Azwar (2010), populasi merupakan kelompok subjek yang akan

dikenai penelitian. Populasi dalam penelitian meliputi kelompok subjek yang

harus memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang sama sehingga dapat dibedakan

dengan kelompok subjek yang lain. Adapun populasidalam penelitian ini adalah

600 orang staff PTPN IV Unit Ajamu.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebahagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang

jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai sifat yang sama

(Hadi, 2000). Adapun sampel pada penelitian ini adalah 100 karyawan PTPN IV

Unit Ajamu. Adapun karakteristik sampel dari penelitian ini, yaitu :

a. Status sebagai pegawai tetap PTPN IV Unit Ajamu

b. Lokasi penempatan kerja di Kantor PTPN IV Unit Ajamu

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Azwar (2010), populasi merupakan kelompok subjek yang akan

dikenai penelitian. Populasi dalam penelitian meliputi kelompok subjek yang

harus memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang sama sehingga dapat dibedakan

dengan kelompok subjek yang lain

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Metode

(41)

27 siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

data.

3.4.METODE PENGAMBILAN DATA

Metode pengambilan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data (Arikunto, 2002). Metode pengambilan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode skala. Skala merupakan mekanisme

pengumpulan data melalui tulisan-tulisan tentang pertanyaan atau pernyataan

untuk mengukur variabel tertentu.

Bentuk skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yang

bersifat langsung yaitu pernyataan-pernyataan tertulis yang diajukan dan dapat

dijawab langsung oleh subjek penelitian yang dimintai pendapat. Bentuk

pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan yang jawaban atau isinya telah

dibatasi atau ditentukan, sehingga subjek tidak dapat memberikan respon

seluas-luasnya. Ini disebut dengan skala tertutup (Suryabrata, 1993).

Menurut Azwar (1999) karakteristik dari skala psikologi yaitu stimulus

berupa pernyataan ataupun pertanyaan yang dapat mengungkapkan indikator

perilaku responden, indikator perilaku diungkapkan melalui aitem-aitem, respon

jawaban subjek dapat diterima selama diberikan secara jujur dan

sungguh-sungguh. Hadi (2000) mengungkapkan skala psikologis dapat mengungkapkan

(42)

28 biasanya tidak disadari responden yang bersangkutan, responden tidak menyadari

arah jawaban ataupun kesimpulan yang diungkapkan pernyataan atau pertanyaan.

Penelitian ini menggunakan penskalaan model skala likert. Pada model penskalaan ini terdapat dua jenis pernyataan, yaitu favorable dan unfavorable. Pernyataan favorable merupakan pernyataan positif yang mendukung objek sikap yang diungkap, sedangkan pernyataan unfavorable merupakan pernyataan negatif yang tidak mendukung objek sikap yang hendak diungkap (Azwar,

2000). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua skala psikologi, yaitu

skala Locus of control dan skala OCB. 3.4.1 Skala OCB

Metode skala yang digunakan adalah metode likert (Azwar, 2010). Setiap aitem meliputi lima pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral

(N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Nilai skala setiap

pernyataan diperoleh dari jawaban subjek yang menyatakan mendukung

(43)

29 Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban Skala

Favorable Unfavorable

Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor

Sangat setuju 5 Sangat setuju 1

Setuju 4 Setuju 2

Netral 3 Netral 3

Tidak setuju 2 Tidak setuju 4

Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 5

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala organizational citizenship behavior yang dibuat berdasarkan konsep Organ, et al, (2006) yaitu

(44)

30

Sportsmanship

3, 6, 10 12,22 5

20 %

Civic virtue

11, 13, 15, 16 18, 24, 26 7

30 %

Total 26

100

%

3.4.2. Skala Locus of control

Locus of control dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan dimensi Locus of control yang dikemukakan oleh Rotter (dalam pharez, 1992) yang terdiri atas dua aspek yaitu

Locus of control internal dan locus of control eksternal.

Skala Locus of control internal ini menggunakan lima pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat

Tidak Setuju (STS). Nilai skala setiap pernyataan diperoleh dari jawaban subjek

(45)

31 Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban Skala

Favorable Unfavorable

Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor

Sangat setuju 5 Sangat setuju 1

Setuju 4 Setuju 2

Netral 3 Netral 3

Tidak setuju 2 Tidak setuju 4

Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 5

Tabel 4. Blue Print Skala Locus of Control

Variabel Aspek Aitem Jumlah %

Favorable Unfavorable Locus of

control

Internal 1,2,3,6,8,9,10,11,12, 13,18,

20

0 12 50%

Eksternal 0 4,5,7,14,15,16,17,19 ,21,

22,23,24

12 50%

Total 24 100

(46)

32 3.5.UJI VALIDITAS, UJI RELIABILITAS DAN UJI BEDA DAYA AITEM

ALAT UKUR

Menurut Azwar (2000) tujuan dilakukan uji coba alat ukur adalah untuk

melihat seberapa jauh alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak

diukur dan seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan pengukuran.

3.5.1 Uji Validitas Alat Ukur

Validitas alat ukur bertujuan untuk mengetahui sejauh mana skala yang

digunakan mampu menghasilkan data yang akurat sesuai tujuan ukurnya (Hadi,

2000). Sedangkan (Azwar 2000) mendefinisikan uji validitas alat ukur sebagai

sejauh mana tes itu mengukur apa yang dimaksudnya untuk diukur, artinya

mengukur derajat fungsi suatu tes atau derajat kecermatan suatu tes. Validitas

yang digunakan adalah content validity dan construct validity. Content validity

merupakan validitas yang menggunakan langkah telaah dan revisi aitem

pertanyaan berdasarkan dari pendapat professional (menggunakan professional judgement). Construct validity merupakan validitas yang menggunakan dasar pikiran penerapan teori (Suryabrata, 2011). Analisa construct validitymenggunakan analisis faktor.

3.5.2Uji Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas mengacu kepada kekonsistenan alat ukur yang

menunjukkan suatu pengukuran dapat memberi hasil yang relatif sama bila

diukur kembali pada subjek yang sama. Namun pada hal ini, reliabel berarti

(47)

33 secara keseluruhan (Azwar, 2011). Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan

pendekatan konsistensi internal dimana prosedurnya hanya memerlukan satu kali

pengenaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek.

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

konsistensi internal (Cronbach’s alpha coeffecient), yaitu suatu bentuk tes yang

hanya memerlukan satu kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu

sebagai subjek dengan tujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar

bagian dalam skala.

3.5.3Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem digunakan untuk melihat sejauh mana aitem mampu

membedakan antara individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki

atribut yang hendak diukur (Azwar, 2004). Pengujian daya beda aitem ini

dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap

aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri.

Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien

korelasi antara distribusi skor pada setiap aitemdengan suatu kriteria yang relevan,

yaitu skor total tes itu sendiri dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment, yang di analisis dengan bantuan komputerisasi SPSS 17.0 for windows dan Microsoft Office Excel 2007. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitemtotal yang dikenal dengan indeks daya beda

(48)

34

3.6 HASIL UJI COBA ALAT UKUR

3.6.1. Skala OCB

Dari hasil uji coba skala OCBmenunjukkan bahwa dari 26 aitem terdapat 23 aitem dengan daya beda yang tinggi dan 3 aitem yang gugur

dengan daya beda lebih kecil dari 0,30 (Azwar, 2010) yaitu aitem 9, 14,

dan 23.

Pada skala komitmen organisasi ini menunjukkan hasil reliabilitas dengan

menggunakan Alpha Cronbach, maka diperoleh hasil rxx= 0,859 yang berarti tingkat reliabilitasnya baik.

Distribusi skala komitmen organisasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.Blue Print Skala OCB Setelah Uji Coba

No Dimensi Favourable Unfovourable Total

1. Helping Behavior 5 3 8

2. Counsioustness 5 1 6

3. Sportmanship 3 2 5

4. Civic Virtue 3 4 7

(49)

35 3.6.2. Skala Locus of Control

Dari hasil uji coba skala Locus of Control menunjukkan bahwa dari 24 aitem terdapat 18 aitem dengan daya beda yang tinggi dan 6 aitem yang

gugur dengan daya beda lebih kecil dari 0,30 (Azwar, 2010) yaitu aitem

8,9,11,19,20, dan 21.

Pada skala Locus of Control ini menunjukkan hasil reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach, maka diperoleh hasil rxx= 0,860 yang berarti tingkat reliabilitasnya baik.

Distribusi skala komitmen organisasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6.Blue Print Skala Locus of Control setelah uji coba

No Aspek Favourable Unfovourable Total

1. Internal 12 0 12

2. Eksternal 0 12 12

Jumlah Total Item 12 12 24

3.7.PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

Adapun persiapan yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut :

1. Pembuatan alat ukur

Pada tahap ini, peneliti membuat alat ukur berupa skala persepsi dukungan

organisasi dan skala kesejahteraan psikologis berdasarkan teori. Peneliti

(50)

36 skalaOCB. Skala dibuat dalam bentuk booklet ukuran kertas A4. Setiap pernyataan memiliki 5 alternatif jawaban.

2. Permohonan izin

Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti mengurus surat

permohonan izin mengambil data ke Fakultas Psikologi USU. Selanjutnya,

surat tersebut akan diberikan kepada Humas PTPN IV Unit Ajamu untuk

melakukan pengambilan data kepada karyawan PTPN IV Unit Ajamu. Uji

coba alat ukur dilakukan untuk melihat validitas dan reliabilitas skala

locus of control dan OCB 3. Uji coba alat ukur

Untuk dapat terpenuhi validitas dan reliabilitas yang memadai, peneliti

melakukan uji coba alat ukur. Uji coba alat ukur tersebut dikenakan

kepada 100 karyawan dengan menggunakan data try out terpakai. Try out

terpakai merupakan hasil penelitian yang digunakan sebagai try out

langsung digunakan sebagai penelitian dengan membuang aitem yang

tidak memenuhi kriteria (Hadi, 2000).

4. Revisi alat ukur

Setelah melakukan uji coba validitas dan reliabilitas skala Locus of control

dan skala OCB, peneliti akan menemukan aitem-aitem yang valid dan

reliabel. Selanjutnya, aitem-aitem tersebut akan digunakan sebagai skala

(51)

37 3.8. METODE ANALISA DATA

Dalam penelitian ini analisis regresi linier sederhana digunakan untuk

mengidentifikasikan hubungan dari masing-masing faktor yaitu Locus of control dan OCB pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu.

Azwar (2010) menyatakan bahwa pengolahan data penelitian yang

telah diperoleh, dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data

sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dan dapat di interpretasikan. Penelitian

ini dilakukan untuk melihat hubungan Locus of control dengan OCB pada karyawanPTPN IV Unit Ajamu, maka analisa data yang digunakanadalah regresi

linier sederhanayaitu untuk melihat koefisien korelasi antara kedua variabel.

Metode analisa data pada penelitian ini menggunakan bantuan program

SPSS 19.00 for windows.Sebelum data-data yang terkumpul dianalisa, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi:

3.8.1.Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian bahwa sampel yang dihadapi adalah

berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan

dengan menggunakan uji one sample kolmogorov-smirnov.

3.8.2.Uji linearitas

Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui apakah data distribusi

penelitian yaitu variabel bebas (Locus of control) dan variabel tergantung (OCB) memiliki hubungan linier. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan teknik

(52)

38 BAB IV

ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Bab ini akan memberikan gambaran umum tentang subjek penelitian dan

hasil penelitian yang berkaitan dengan analisa terhadap data penelitian yang

diperoleh. Analisa data pada bab ini berkaitan dengan masalah yang akan dijawab

maupun variabel yang akan diteliti oleh peneliti, serta berkaitan dengan analisa

tambahan.

4.1. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

Subjek peneilitian dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Dari

kelompok subjek penelitian ini diperoleh gambaran mengenai ciri ciri demografi

subjek penelitian berdasarkan usia dan jenis kelamin.

4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia, penyebaran penelitian dapat digambarkan seperti pada

tabel berikut ini.

Tabel 7.Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

USIA JUMLAH

N PERSENTASE

20-30 Tahun 5 Orang 5%

31-40 Tahun 21 Orang 21%

(53)

39

51 Tahun Keatas 12 Orang 12%

Total 100 Orang 100%

Dari tabel 4.1 dapat diketahui mayoritas subjek penelitian adalah sampel

yang berusia 41 sampai 50 tahun sebanyak 62 orang, sampel berusia 31-40 tahun

sebanyak 21 orang, 51 tahun keatas sebayak 12 orang dan kemudian sampel

berusia 20-30 tahun sebanyak 5 orang. Pada usia 20-30an (early adulthood) tahun individu mulai mengeksplor perkembangan karir dan mengadopsi gaya hidup

yang dihubungkan dengan pekerjaan, pada usia 40-50 (middle adulthood) individu mulai melakukan evaluasi, assessment dan refleksi terhadap pekerjaan mereka ditandai dengan motivasi yang tinggi, mandiri, tidak ingin melakukan pekerjaan

yang sama terhadap pekerjaannya dan di usia 50 tahun keatas (late adulthood) waktu bekerja sudah tidak penuh (Santrock, 2009).

4.1.2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, penyebaran subjek penelitian dapat digambarkan

seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 8.Gambaran Subjek Penelitian Berdasakan Jenis Kelamin

JENIS KELAMIN JUMLAH

N PERSENTASE

Laki-Laki 75 Orang 75%

(54)

40 Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian adalah

pria. Subjek pria berjumlah 75 orang (75%) sedangkan subjek wanita berjumlah

25 orang (25%).

4.1.3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 9.Gambaran Subjek Penelitian Berdasakan Tingkat Pendidikan

No TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (N) PERSENTASE

(%)

1 Pasca Sarjana (S2) 3 orang 3%

2 Sarjana (S1) 30 orang 30%

3 D III 7 orang 7%

4 SMA 60 orang 60%

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa mayoritas pendidikan subjek

penelitian adalah SMA berjumlah 60 orang (60%), Sarjana (S1) berjumlah 30

orang, D III berjumlah 7 orang (7%), dan Pasca Sarjana (S2) berjumlah 3 orang

(55)

41 4.2. UJI ASUMSI

Sebelum data data yang terkumpul dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji

asumsi yang meliputi:

4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data penelitian

berdistribusi secara normal dalam kurva sebaran normalitas. Hasil uji normalitas

menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 10.Hasil Uji Normalitas Menggunakan One Sample Kolmogorov

Smirnov

VARIABEL OCB LOC

Kolmogorov smirnov Z 1200 1280

Asymptotic Significance (2 tailed) .112 .075

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel OCB dan memiliki

signifikansi sebesar=0.112 dan varibel LOC memiliki signifikansi sebesar =

0.075. Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa data yang terdistribusi secara

(56)

42 4.2.2. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai

hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Dalam penelitian ini uji

linearitas akan melihat apakah dua variabel penelitian ini yaitu Locus of Control dan OCBmemiliki korelasi untuk memenuhi garis linear. Hasil uji linearitas sebagai berikut:

Tabel 11. Hasil Uji Linearitas

No VARIABEL LINEARITY F KESIMPULAN

1. OCB * LOC 0.000 63.971 Hubungan

Linier

Berdasarkan tabel, dapat diperoleh linearitas 0,000 untuk variabel Locus of Control dan OCB. Hal ini dapat menunjukkan bahwa nilai linearity dibawah 0,05 sehingga telah memenuhi asumsi linearitas.

4.3. HASIL UTAMA PENELITIAN

Analisis pengaruh dalam penelitian ini menggunakan regresi. Regresi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana.

Tabel 12. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

(57)

43

Berdasarkan tabel nilai model Summary disimpulkan hasil bahwa:

Nilai koefisien korelasi kekuatan hubungan antara variabel OCB dengan

LOC adalah sebesar 0,606. Nilai ini merepresentasikan bahwa ada pengaruh

antara Locus of Control dengan OCB terhadap karyawan PTPN IV Unit Ajamu. Nilai Radalah 606 yang berarti Locus of Control memiliki pengaruh terhadap

OCBsebesar 606,0%.

Nilai koefisien determinasi atau nilai Rsquare digunakan untuk melihat

seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen.

Besarnya nilai koefisien determinasi antara variabel OCB terhadap variabel LOC

adalah sebesar 0,367 atau 36,7%.

Dengan melihat F hitung sebesar 56,789 nilai sig (probabilitas)= 0,000

(p฀ 0,05), maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak ada pengaruh antara

LOC dengan OCB ditolak dan (H1) diterima, artinya ada pengaruh positif dan

Gambar

Tabel 2. Blue PrintSkala OCB
Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban Skala
Tabel 5.Blue Print Skala OCB Setelah Uji Coba
Tabel 6.Blue Print Skala Locus of Control setelah uji coba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara Internal Locus Of Control dengan Stres Kerja pada Karyawan PT Nusantara Surya Sakti Demak benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang

Provinsi Bali menunjukkan bahwa, semakin tinggi locus of control internal, maka.. akan memengaruhi kinerja auditor yang semakin tinggi dalam menyelesaikan.

Pengujian hipotesis dari hasil penelitian menunjukkan bahwa internal locus of control berpengaruh positif terhadap perilaku keselamatan, yang berarti semakin tinggi

matematika siswa yang memiliki locus of control internal lebih baik daripada siswa yang memiliki locus of control eksternal pada pendekatan pembelajaran

Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara internal locus of control dengan stres kerja perawat rumah sakit Karyadi Semarang.. Subjek

Untuk auditor yang memiliki external locus of control yang lebih tinggi dibandingkan internal locus of control, hendaknya mendapat perhatian lebih dan bimbingan atau

Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara internal locus of control dengan stres kerja perawat rumah sakit Karyadi Semarang.. Subjek

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “Pengaruh Locus Of Control Internal dan Self Efficacy Terhadap Stres Kerja Karyawan (Studi Kasus di BMT Agawe