FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
INVESTASI PADA PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Oleh
JOANA L. SARAGIH
067017042/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
INVESTASI PADA PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI
DI BURSA EFEK INDONESIA
T E S I S
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
JOANA L. SARAGIH
067017042/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA Nama Mahasiswa : Joana L. Saragih
Nomor Pokok : 067017042
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Syahyunan, SE, M.Si.)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Prof.Dr. Ade Fatma. Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, M.Sc)
Telah Diuji pada
Tanggal : 07 Agustus 2008
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.
Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si.
2. Drs. Zainul Bahri Torong, Msi, Ak
3. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan manganalisis apakah laba bersih, struktur modal, ROI, total hutang, dan tingkat penjualan baik secara parsial maupun secara simultan mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan investasi dari kelima faktor yang diteliti. Keputusan investasi berkaitan dengan penggunaan sumber dana di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang dikehendaki dengan harapan akan memperoleh keuntungan selama jangka waktu tersebut.
Penelitian ini menggunakan sampel 9 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Sumber data adalah data sekunder yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. Hipotesis diuji dengan menggunakan model regresi linier berganda dan pengolahan data menggunakan program SPSS.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal, ROI dan tingkat penjualan baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap keputusan investasi, dan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan investasi adalah struktur modal.
ABSTRACT
This Research aim to to test and to analyze what is net profit, capital structure, ROI, total liabilities, and sale mount either through parsial and also by simultan influence decision invesment at company of consumer goods which enlist in Indonesia Stock Exchange and to know which is most dominant influence decision of invesment from is fifth of accurate factor. Decision of invesment relate to usage of source of fund in company for the duration of desired on the chance of will get advantage during the duration.
This research use sampel 9 company of consumer goods which enlist in Indonesia Stock Exchange with period 2002 up to year 2006. Source of data is obtained sekunder data from Indonesian Capital Market Directory. Hypothesis tested by using data-processing and multiple linear regresion method use SPSS program. Result of this research indicate that capital structure, and sale mount, ROI either through simultan and also parsial influence decision invesment, and most dominant factor influence decision invesment is capital structure.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tak terhingga penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang
Maha kuasa, Pengasih dan Penyayang karena atas kasih karunia yang telah
dilimpahkanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari
pengorbanan dan bantuan banyak pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis
dengan tulus menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada :
1. Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A (K), selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.
2. Prof. Dr. Ir, Chairun Nisa B, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Studi
Akuntansi sekaligus sebagai dosen pembimbing utama tesis, yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan
membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam
menyelesaikan tesis ini.
4. Drs. Syahyunan, M.Si, selaku dosen pembimbing tesis yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, mengarahkan
serta memberikan saran-saran kepada penulis sehingga tesis ini dapat
5. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah
banyak memberikan saran-saran kepada penulis untuk perbaikan tesis ini.
6. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran-saran kepada penulis untuk perbaikan tesis ini.
7. Dra. Tapi Anda Sari, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran-saran kepada penulis untuk perbaikan tesis ini.
8. Seluruh dosen dan staf administrasi pada Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.
9. Universitas Katolik Santo Thomas selaku sponsor penulis yang telah
memberikan dukungan baik moril maupu materil kepada penulis.
10. Yang tersayang Ayahanda J.A Saragih dan Ibunda R. Purba (+) serta
mertuaku K.Z. Sihombing (+) dan A.A. Sinurat, yang telah memberikan
dukungan dan motivasi kepada penulis.
11. Suamiku tercinta M. Sihombing dan kedua putriku terkasih Tari dan Gita
yang telah memberikan dukungan dengan penuh kasih sayang baik moril
maupun materil kepada penulis.
12. Rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan XI Akuntansi, yang telah
mendukung dan memberikan saran yang membangun kepada penulis.
13. Seluruh keluarga, rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
yang telah membantu dan memberikan saran-saran kepada penulis sehingga
Penulis menyadari bahwa karena keterbatasan penulis, maka tesis ini masih
jauh dari sempurna, sehingga masih diperlukan banyak masukan dan saran guna
perbaikan, dan akhirnya harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Medan, 3 Agustus 2008
RIWAYAT HIDUP
Nama : Joana Lindawati Saragih
Tempat/Tgl. Lahir : Pematang Siantar, 13 Agustus 1972
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Pekerjaan : Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Unika Santo Thomas
Alamat : Jl. Taduan No. 139 Medan 20222
Jenjang Pendidikan
1. SD RK Cinta Rakyat 2 Pematang Siantar lulus tahun 1985
2. SMP RK Bintang Timur Pematang Siantar lulus tahun 1988
3. SMA Negeri 1 Pematang Siantar lulus tahun 1991
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……… i
ABSTRACT ……… ii
KATA PENGANTAR ……… iii
RIWAYAT HIDUP ….……….. vi
DAFTAR ISI…..………. vii
DAFTAR TABEL ……….... ix
DAFTAR GAMBAR………. x
DAFTAR LAMPIRAN ………... xi
BAB I : PENDAHULUAN ………..……….. 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ……… 1
1.2. Rumusan Masalah Penelitian ……….. 5
1.3. Tujuan Penelitian ………. 5
1.4. Manfaat Penelitian ……… 5
1.5. Originalites ……….... 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKADAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ..……… 8
2.1. Tinjauan Teori ………. 8
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ……….……… 22
2.3. Kerangka Konseptual ……… 27
BAB III : METODE PENELITIAN ………....….……….. 29
3.1. Rancangan Penelitian …...………... 29
3.2. Populasi dan Sampel ……….….. 29
3.3. Variabel Penelitian ………..………... 30
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….…....… 34
3.5. Prosedur Pengambilan Data ……….……….. 34
3.6. Model dan Teknik Analisis Data ……… 34
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....………….…. 39
4.1 Hasil Penelitian ……….………. 39
4.2. Pembahasan ……….……….... 45
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ……… 53
5.1. Kesimpulan ………..……….………..… 53
5.2. Keterbatasan……….. 54
5.3. Saran ……… 55
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1. Daftar Peneliti Terdahulu………. 26
3.1. Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ………. 30
3.2. Definisi Operasional Variabel……….. 33
4.1. Statistik Deskriptif……… 39
4.2. Uji Multikolinearitas (5 variabel) ……… 41
4.3. Uji Multikolinearitas (4 variabel) ……… 42
4.4. Uji Multikolinearitas (3 variabel) ……… 43
4.5 Nilai Durbin Watson ……… 45
4.6. Nilai Determinasi Perusahaan Barang Konsumsi ………. 46
4.7. Uji F (analisis varians) ………. 47
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Proses Keputusan Investasi ………. 17
2.2. Bagan Kerangka Berpikir Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Investasi ………. 27
4.1. Uji Normalitas Data Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia tahun 2002
sampai dengan tahun 2006 ……… 40
4.2. Scatterplot Antara Variabel Independen Dependen Keputusan Investasi Dengan Variabel Bebas Struktur
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Data Laba Bersih ……….. 58
2 Data Struktur Modal……… 59
3 Data Total Hutang……….. 60
4 Data ROI………. 61
5 Data Tingkat Penjualan……… 62
6 Data Keputusan Investasi……… .. 63
7 Statistik Deskriptif………. 64
8 Uji Normalitas Data……… 65
9 Uji Multikolinearitas 5 Variabel dan 4 Variabel ……….. 66
10 Uji Multikolinearitas 3 Variabel ……… 67
11 Uji Heterokedastisitas……… 68
12 Uji Autokorelasi………. 69
13 Pengujian Model Regresi Laba Bersih, Struktur Modal, Total Hutang, ROI, dan Tingkat Penjualan terhadap Keputusan Investasi………. 70
14 Pengujian Model Regresi Laba Bersih, Struktur Modal, ROI, dan Tingkat Penjualan terhadap Keputusan Investasi……….. 73
15 Pengujian Model Regresi Struktur Modal, ROI, dan Tingkat Penjualan terhadap Keputusan Investasi…………. 76
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Guncangan krisis ekonomi yang dialami Indonesia dan diikuti krisis politik
menyebabkan perdagangan menjadi tidak kondusif. Merosotnya Bursa Efek
Indonesia dan berlangsungnya likuidasi bank menjadi krisis ekonomi berkepanjangan
telah memperburuk perekonomian negara Republik Indonesia. Hal ini jelas
menimbulkan keadaan yang amat berat bagi perusahaan. Perusahaan yang
mengalami depresiasi rupiah juga mengalami keadaan tingkat bunga yang tinggi.
Dengan demikian, sesungguhnya perusahaan-perusahaan memang mengalami fase
yang amat sulit di dalam perkembangannya, sehingga setiap upaya ekspansi maupun
investasi memerlukan pemikiran yang sungguh-sungguh, terutama
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia termasuk perusahaan-perusahaan barang
konsumsi karena kebangkrutan sebuah perusahaan publik akan sangat merugikan
reputasi bursa efek.
Menghadapi kondisi demikian maka setiap perusahaan harus mampu untuk
membaca dan melihat situasi yang terjadi, sehingga dapat melakukan fungsi-fungsi
manajemen. Keberhasilan ataupun kegagalan usaha hampir sebagian besar sangat
ditentukan oleh kualitas keputusan bidang keuangan.
Keputusan-keputusan penting bidang keuangan menyangkut 3 (tiga) hal yaitu
(investment decision), dan keputusan menyangkut pendistribusian keuntungan
dalam bentuk deviden (dividend policy) kepada para pemegang saham Wahyuningsih
(2001:247). Ide dasarnya adalah bagaimana mendapatkan modal dan kemudian
menginvestasikannya pada produk atau jasa untuk mendapatkan hasil (return).
Modigliani dan Miller (1958, 1963) menyatakan bahwa dalam pasar
persaingan sempurna keputusan investasi yang optimal tidak dipengaruhi oleh
bagaimana investasi tersebut dibelanjai. Selanjutnya Modigliani dan Miller (1961)
menyatakan bahwa keputusan investasi tidak dipengaruhi oleh keputusan deviden.
Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan
sejumlah uang atau untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Sumber-sumber dana
yang dapat digunakan untuk melakukan investasi berasal dari asset-asset yang
dimiliki, pinjaman dari pihak lain ataupun dari tabungan. Menurut Tandelilin
(2001:5) ada beberapa alasan seseorang melakukan investasi, yaitu :
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak dimasa yang akan datang
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya
dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat
pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi
Dengan melakukan investai dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain,
seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak
c. Dorongan untuk menghemat pajak
Bebarapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong
tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada
masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
Keputusan investasi meliputi investasi dalam persediaan, investasi dalam
piutang, investasi dalam kas, investasi dalam aktiva tetap, investasi saham biasa,
saham preferen dan obligasi. Investasi dalam aktiva lancar (surat berharga) dengan
harapan perusahaan memperoleh kembali dana yang telah diinvestasikan. Investasi
dalam aktiva tetap merupakan investasi pada aktiva riil, seperti pembelian bangunan,
tanah, mesin untuk berproduksi.
Investasi aktiva tetap adalah yang ukuran jangka waktunya lebih dari satu
periode (satu tahun), dengan demikian harapan keuntungan (expected return) di masa
yang akan datang pun lebih dari satu periode dan biasanya tidak mudah untuk
diperjual belikan. Perbedaan kedua investasi tersebut terletak dalam jangka waktu dan
cara pengembalian dana yang diinvestasikan.
Dalam menentukan investasi, investor juga harus mengetahui informasi
tentang perusahaan sehingga dapat dinilai potensi keuntungan dan kerugian yang
mungkin diperoleh. Informasi yang diperlukan ini dapat diperoleh melalui pencatatan
data-data perusahaan di pasar modal. Hal ini termaktub dalam lampiran keputusan
Ketua Bapepam Nomor : Kep-08/PM/1996 yang berbunyi setiap perusahaan
go-public yang terdaftar di pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan
pertumbuhan perusahaan merupakan harapan utama baik bagi pihak internal maupun
pihak eksternal (investor). Perusahaan yang pertumbuhan dan perkembangannya baik
akan memberikan pengembalian hasil (return) yang besar.
Penurunan pendapatan bagi perusahaan-perusahaan mengharuskan perusahaan
tersebut untuk lebih selektif dalam melakukan investasi, baik investasi dalam
persediaan, investasi dalam piutang, investasi dalam kas, investasi dalam aktiva tetap,
investasi dalam saham biasa, saham preferen dan obligasi. Perusahaan harus dapat
menterjemahkan tujuan strategis ke dalam tujuan jangka pendek, harus mampu
mengambil keputusan investasi secara efektif dan efisien Efektif dalam keputusan
investasi akan tercermin dalam pencapaian tingkat keuntungan yang optimal dan
efisien dalam pembiayaan investasi akan tercermin dalam perolehan dana dengan
biaya minimum Sartono dalam Samosir (2004:4)
Hasibuan (2005) melakukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan makanan dan minuman.
Penelitian ini mengambil sampel perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian meliputi tahun 2002 dan tahun 2003.
Variabel–variabel yang digunakan adalah total aktiva, laba bersih, struktur modal,
utang bank, return on investment, dan tingkat penjualan.
Dalam penelitian ini akan dilihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
keputusan investasi, apabila faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi
perusahaan barang konsumsi telah diketahui maka dapat membantu perusahaan
Keputusan investasi yang dilakukan dengan baik akan mendatangkan return
yang baik pula bagi perusahaan, maka investasi yang dilakukan merupakan
kemampuan perusahaan untuk berkembang dan mempertahankan hidup di masa yang
akan datang, dengan demikian perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan investasi perusahaan barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang di rumuskan masalah dalam penelitian
ini adalah : Apakah laba bersih, struktur modal, total hutang, ROI, dan tingkat
penjualan baik secara parsial maupun secara simultan mempengaruhi keputusan
investasi pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
1.3. Tujuan Penelitian
a. Untuk menguji dan manganalisis apakah laba bersih, struktur modal, ROI, total
hutang, dan tingkat penjualan baik secara parsial maupun secara simultan
mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan
1.4. Manfaat Penelitian
a. Bagi emiten
Sebagai bahan pertimbangan membuat kebijakan keputusan investasi
b. Bagi Investor
Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi, khususnya
investor yang melakukan investasi pada perusahaan barang konsumsi di Bursa
Efek Indonesia.
c. Bagi peneliti
Sebagai menambah wawasan dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan investasi perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai menambah pengetahuan dan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya
yang ingin menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi.
1.5. Originalites
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian Hasibuan,
perbedaannya dengan penelitian Hasibuan pada periode yang diteliti, perusahaan
yang menjadi sampel dan variabel yang diteliti. Periode yang diteliti dalam penelitian
Hasibuan hanya pada tahun 2002 dan 2003, dalam penelitian ini periode penelitian
sampel pada penelitian Hasibuan adalah perusahaan makanan dan minuman
sedangkan perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah perusahaan
barang konsumsi. Variabel yang di teliti dalam penelitian ini adalah laba bersih,
struktur modal, total hutang, return on investment (ROI) dan tingkat penjualan.
Penelitian ini tidak menjadikan hutang bank sebagai salah satu variabel yang diteliti
melainkan menggantinya menjadi total hutang karena hutang bank merupakan hutang
lancar, sedangkan dalam melakukan investasi diperlukan jangka waktu lebih dari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Teori
2.1.1. Pengertian Investasi
Investasi sangat penting artinya baik di negara yang sedang membangun
maupun di negara yang sudah maju, karena investasi sebagai alat untuk
memperbanyak keluaran barang dan jasa di masa yang akan datang dan pada saat
yang sama akan memperluas kesempatan kerja.
Suatu perusahaan harus membuat suatu keputusan yang baik sebelum
melakukan investasi. Keputusan itu antara lain memutuskan untuk membeli mesin
baru yang menghemat tenaga kerja atau tetap melaksanakan operasi yang ada secara
manual, memutuskan untuk mengganti mesin-mesin yang ada dengan mesin yang
baru yang lebih efisien, memutuskan untuk memasuki suatu pasar dengan
mengembangkan produk-produk yang baru, atau membeli perusahaan yang telah
menguasai pasar tersebut, atau membeli sebagian perusahaan lain melalui pasar
modal. Untuk itu perusahaan harus menanamkan modal dan mengolahnya sehingga
dapat menghasilkan laba.
Menurut Haming dan Basalamah (2003:3) investasi merupakan pengeluaran
pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil (tanah, rumah, mobil dan sebagainya)
atau aktiva keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar
berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk
mengadakan barang modal pada saat sekarang, dengan barang modal itu akan
dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang dan investasi jangka panjang
adalah komitmen untuk mengeluarkan dana sejumlah tertentu pada saat sekarang
untuk memungkinkan perusahaan menerima manfaat di waktu yang akan datang.
Menurut Downes dan Goodman dalam Hasibuan (2005:10) investasi adalah
investasi keuangan dimana seorang investor menanamkan uangnya kedalam bentuk
usaha dalam waktu tertentu dari setiap orang yang ingin memperoleh laba dari
keberhasilan pekerjaannya. Menurut Tandelilin (2001:3) investasi adalah komitmen
atas sejumlah dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.
Dalam investasi penerapan konsep nilai waktu uang sangat diperlukan.
Investor lebih menyukai investasi yang akan memberikan laba lebih awal
dibandingkan dengan investasi yang laba diperoleh kemudian, misalnya bila kita
menerima uang sejumlah lima juta rupiah pada masa sekarang lebih berharga bila
dibandingkan dengan lima juta kita terima pada dua tahun yang akan datang. Tujuan
investasi yang dilakukan adalah untuk menghasilkan sejumlah keuntungan dimana
jika investasinya dalam bentuk saham maka keuntungan yang diterima dalam bentuk
capital gain atau deviden dan jika investasinya dalam bentuk obligasi maka
2.1.2. Penggolongan Investasi
Menurut Horngren, dkk (1998:813) penggolongan investasi terdiri dari :
1. Investasi Jangka pendek (Temporary Investment)
Investasi jangka pendek sifatnya likuid yaitu dapat dengan mudah dicairkan
menjadi bentuk kas. Penanaman investasi jangka pendek adalah dalam bentuk
surat-surat berharga yang dimiliki investor dalam jangka waktu yang relatif pendek.
2. Investasi Jangka Panjang (Long Term Investment)
Investasi jangka panjang sifatnya non likuid yaitu tidak dapat dengan mudah
dicairkan menjadi bentuk kas. Penanaman investasi jangka panjang adalah dalam
bentuk saham, obligasi, tanah dan bentuk lain yang dimiliki investor dalam jangka
waktu lebih dari satu tahun dan direncanakan dimiliki bertahun-tahun.
Menurut Kieso dan Weygant (1995:261) investasi jangka panjang terdiri dari :
a. Investasi dalam sekuritas seperti obligasi, saham biasa, atau wesel jangka
panjang.
b. Investasi dalam harta tetap berwujud yang saat ini digunakan dalam operasi,
seperti tanah yang ditahan untuk spekulasi.
c. Investasi yang disisihkan untuk dana khusus seperti dana pelunasan, dana pensiun
atau dana perluasan pabrik, dan nilai penyerahan kas dari asuransi jiwa.
2. 1. 3. Jenis Investasi
Menurut Mulyadi (1997:284) jenis-jenis investasi terdiri dari 4 (empat) yaitu :
a. Investasi yang tidak menghasilkan laba
Investasi jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena
syarat-syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaan untuk
melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi. Misalnya karena air
limbah yang telah digunakan dalam proses produksi jika dialirkan keluar pabrik akan
mengakibatkan timbulnya pencemaran lingkungan, maka pemerintah mewajibkan
perusahaan untuk memasang instalasi pembersih air limbah, sebelum air tersebut
dibuang ke luar pabrik. Karena sifatnya merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan maka jenis ini tidak memerlukan pertimbangan ekonomis sebagai
kriteria untuk mengukur perlu tidaknya pengeluaran tersebut.
b. Investasi yang tidak dapat diukur labanya
Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, namun laba yang diharapkan
diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulit untuk dihitung secara teliti.
Sebagai contoh adalah pengeluaran biaya promosi untuk produk jangka panjang,
biaya penelitian dan pengembangan. Biasanya yang dipakai sebagai pedoman dalam
mempertimbangkan jenis investasi ini adalah persentase tertentu dari hasil penjualan
(untuk biaya promosi produk), persentase tertentu dari laba bersih perusahaan (untuk
biaya penelitian dan pengembangan).
c. Investasi dalam penggantian mesin dan peralatan
Investasi meliputi penggantian mesin dan peralatan yang ada. Dalam pemakaian
menjadi lebih besar dibandingkan biaya operasi jika mesin dan peralatan tersebut
diganti dengan yang baru atau produktifitasnya tidak mampu memenuhi kebutuhan.
d. Investasi dalam perluasan usaha
Investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi
atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Untuk memutuskan jenis investasi
ini, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah aktiva yang diperlukan untuk
perluasan usaha diperkirakan akan menghasilkan laba yang jumlahnya memadai.
2. 1. 4. Pengertian Keputusan Investasi
Keputusan investasi yang dibuat oleh manajemen adalah suatu tindakan
manajemen untuk menentukan penggunaan sumber dana di dalam perusahaan untuk
jangka waktu yang dikehendaki dengan harapan akan memperoleh keuntungan
selama jangka waktu tersebut Samosir (2004:16).
Menurut Helfert (1997:7) keputusan investasi merupakan kekuatan penggerak
utama dari setiap sistem usaha. Ini mendukung strategi persaingan yang
dikembangkan manajemen berdasarkan perencanaan untuk menjalankan dana yang
ada atau yang baru diperoleh terhadap tiga bidang utama yaitu :
a. Modal kerja (saldo kas, piutang yang jatuh tempo dari pelanggan dan persediaan
dikurangi kredit dagang dari pemasok dan kewajiban lancar normal lainnya).
b. Bangunan, mesin, dan peralatan, perabotan kantor, dan sebagainya.
c. Program pembelanjaan utama (penelitian dan pengembangan, pengembangan
Investasi selalu berhadapan dengan resiko ketidakpastian karena pengeluaran
dilakukan pada saat sekarang tetapi manfaatnya akan diterima dalam waktu yang
akan datang. Masa yang akan datang berhadapan dengan berbagai perubahan seperti
perubahan nilai tukar rupiah, tingkat inflasi, tingkat bunga, kondisi politik, ekonomi,
sosial dan keamanan. Semakin besar ketidaktahuan akan laju perubahan mengenai
faktor itu dimasa yang akan datang akan menyebabkan semakin besarnya resiko yang
dihadapi. Oleh karena itu, investasi memerlukan studi kelayakan sebelum
dilaksanakan. Kegunaan studi kelayakan investasi menurut Haming dan Basalamah
(2003:12) terdiri dari :
a. Kegunaan primer, yaitu
1. Memandu pemilik dana (calon investor) untuk mengoptimalkan penggunaan
dana yang dimilikinya.
2. Memperkecil resiko kegagalan investasi dan pada saat yang sama memperbesar
peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan.
3. Alternatif investasi teridentifikasi secara objektif dan teruji secara kuantitatif
sehingga manajer puncak mudah mengambil keputusan investasi yang objektif.
4. Aspek yang terkait terungkap secara keseluruhan dan lengkap sehingga
penerimaan dan atau penolakan terhadap alternatif investasi didasarkan atas
pertimbangan terhadap semua aspek proyek dan bukan hanya aspek financial.
b. Kegunaan sekunder, yaitu :
1. Dana investor tersalur ke proyek yang paling menguntungkan sehingga turut
2. Investasi berlangsung pada sektor yang keluarannya sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Di satu sisi keluaran investasi memiliki pasar yang efektif dan pada
saat yang sama masyarakat menerima barang-barang kebutuhan yang
diperlukan dari dunia usaha.
3. Dana akan tersalur ke sektor yang hemat devisa karena proyek memakai bahan
baku yang disediakan di dalam negeri dan pada saat yang sama untuk proyek
yang beorientasi ekspor akan mendorong peningkatan devisa. Hal ini dapat
terwujud karena kreditur (lembaga perbankan) akan turut menilai kelayakan
proyek sekaligus mengemukakan berbagai syarat yang harus dipenuhi oleh
investor.
Studi kelayakan investasi harus dilakukan untuk semua aspek yang terkait
sehingga keputusan investasi yang dibuat didukung oleh kelayakan dari semua aspek
yang terkait.
2.1.5. Kriteria Keputusan Investasi
Kriteria keputusan investasi menurut Hasibuan (2005:12) ada dua yaitu :
1. Keputusan penyaringan (screening decision)
Yaitu keputusan yang berdasarkan pada ukuran atau standar tertentu. Misalnya
perusahaan akan melakukan investasi bila menghasilkan ROI sebesar 20 % per
tahun, berarti bila ada usulan investasi yang ditaksir akan menghasilkan ROI
2. Keputusan preferensi
Yaitu suatu keputusan investasi yang didasarkan kepada beberapa alternatif
tindakan yang saling bersaing. Misalkan suatu perusahaan akan melakukan
investasi dengan membeli mesin baru, maka perusahaan mempunyai alternatif
untuk membeli mesin jenis A, B, C, jika mesin A mempunyai ROI 15%, mesin B
mempunyai ROI 20% dan mesin C mempunyai ROI 22 %. Berdasarkan
keputusan preferensi maka mesin yang akan dibeli adalah mesin C.
2.1.6. Proses Keputusan Investasi
Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang
berkesinambungan. Menurut Tandelilin (2001:8) proses keputusan investasi terdiri
dari lima tahap keputusan yang berjalan terus menerus sampai tercapai keputusan
investasi yang terbaik. Tahapan-tahapannya adalah :
a. Penentuan tujuan investasi
Yaitu menentukan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi
masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung investor yang membuat
keputusan.
b. Penentuan kebijakan investasi
Tahap ini dimulai dari penentuan keputusan alokasi asset. Keputusan ini
menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai klas-klas asset
yang tersedia (saham, obligasi, real estate). Investor juga harus memperhatikan
dana yang dimiliki dan porsi pendistribusian dana tersebut serta beban pajak yang
harus ditanggung.
c. Pemilihan strategi portofolio
Strategi portofolio yang dipilih harus sesuai dengan dua tahap sebelumnya.
Strategi portofolio ada dua yaitu strategi portofolio aktif meliputi kegiatan
penggunaan informasi yang tersedia dan teknik peramalan secara aktif untuk
mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. dan strategi portofolio pasif
meliputi aktivitas pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.
Asumsi strategi pasif adalah bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap
pasar dan direfleksikan pada harga saham.
d. Pemilihan asset
Adalah pemilihan asset yang memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang
ingin dimasukkan dalam portofolio yang efisien yaitu portofolio yang
menawarkan return yang tertinggi dengan tingkat resiko tertentu atau sebaliknya
menawarkan return tertentu dengan tingkat resiko terendah.
e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi. Setelah tahap ini
dilewati dan ternyata hasilnya kurang baik maka proses keputusan investasi harus
dimulai lagi dari tahap pertama.
Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan kelima tahap-tahap proses
1. Penentuan tujuan investasi
2. Penentuan kebijakan investasi
3. Pemilihan strategi portofolio
4. Pemilihan asset
5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Sumber : Tandelilin (2001)
Gambar 2.1. Proses Keputusan Investasi
2.1.7. Penilaian Investasi
Menurut Mulyadi (1997:292) metode penilaian investasi terdiri dari :
1. Pay-back
Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu
investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi,
dansetiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu
yang diinginkan oleh manajemen, jumlah kas masuk bersih rata-rata pertahun
yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.
2. Average return on investment
Metode ini sering disebut accounting method karena dalam perhitungannya
digunakan angka laba akuntansi. Dalam metode ini investasi yang diterima adalah
investasi yang memberikan tingkat pengembalian paling besar.
3. Present value
Metode ini telah memperhitungkan nilai waktu uang sehingga menurut metode
ini investasi akan diterima apabila jumlah nilai tunai aliran kas masuk bersih dari
investasi melebihi nilai tunai investasi mula-mula tanpa mempertimbangkan lagi
berapa jumlah kelebihan nilai tunai aliran kas masuk bersih tersebut diatas
investasi mula-mula.
4. Discounted cash flows
Metode ini sama dengan metode present value karena sama-sama
memperhitugkan nilai waktu uang dimasa yang akan datang, perbedaannya bahwa
pada metode present value, tarif kembalian sudah ditentukan tetapi dalam metode
discounted cash flows justru mencari pada tarif kembalian berapa aliran kas
masuk bersih harus dinilai tunaikan agar investasi yang ditanamkan dapat
tertutupi.
2. 1. 8. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi
1. Laba Bersih
Menurut Niswonger, dkk (2000:27) laba bersih adalah kelebihan pendapatan
atas beban yang dikeluarkan dalam proses menghasilkan pendapatan. Laba bersih
Pembagian laba bersih menurut Niswonger, dkk (2000:571) dapat dibedakan :
a. Pembagian laba bersih atas dasar jasa yang disumbangkan
Hal ini dilakukan untuk dapat melihat adanya perbedaan kemampuan dan jumlah
kerja yang disumbangkan ke perusahaan yaitu dengan cara mengalokasikan
sebagian dari laba bersih kepada para sekutu sebagai tunjangan gaji.
b. Pembagian laba bersih atas dasar jasa yang disumbangkan dan besarnya investasi.
Hal ini dilakukan dengan cara memperhitungkan gaji berdasarkan jasa yang
disumbangkan dan juga memperhitungkan bunga atas modal yang ditanam.
c. Pembagian laba bersih (laba bersih lebih besar dari tunjangan)
Yaitu laba bersih selalu diatas jumlah tunjangan gaji dan bunga. Laba bersih yang
diperoleh perusahaan sebahagian dapat dibagikan kepada para pemegang saham
dan sebahagian lagi ditahan perusahaan.
2. Struktur Modal
Menurut Subramanyam, dkk (2005:211) struktur modal adalah pendanaan
ekuitas dan hutang suatu perusahaan. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan dananya mengutamakan sumber dari dalam perusahaan maka akan
mengurangi ketergantungan pada pihak luar.
Jika kebutuhan dananya sudah semakin meningkat dan dana dari dalam
perusahaan sudah digunakan semuanya maka tidak ada pilihan selain menggunakan
dana yang berasal dari pihak luar baik dari hutang maupun dari saham biasa. Hutang
a. Hutang jangka panjang
Pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan karena
kebutuhan modal untuk itu meliputi jumlah yang besar. Hutang jangka panjang
meliputi obligasi dan hipotek. Obligasi menurut Brigham dan Houston (2001: 296)
adalah kontrak jangka panjang dimana peminjam setuju untuk melakukan
pembayaran bunga dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu. Hutang hipotek
menurut Riyanto (1995:239) adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin
dengan aktiva bergerak dan dalam peristiwa likuidasi maka aktiva–aktiva dibayar
terlebih dahulu kepada pemilik hutang hipotek.
b. Hutang jangka pendek
Menurut Subramanyam, dkk (2005:18) hutang jangka pendek adalah hutang
yang akan dilunasi dalam periode waktu yang relatif pendek, biasanya satu tahun.
Disamping hutang, perusahaan juga mempunyai dana yang diperoleh dari
modal sendiri. Menurut Riyanto (1995:297) modal sendiri adalah modal yang berasal
dari pemilik yang tertanam di dalam perusahaan untuk jangka waktu tak tertentu.
Modal sendiri dari sumber intern adalah dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan
oleh perusahaan, sedangkan modal sendiri dari ekstern adalah modal yang berasal
dari pemilik perusahaan. Modal sendiri meliputi modal saham (baik saham biasa,
3. Total Hutang
Perusahaan kecil maupun besar pada umumnya mempunyai hutang. Hutang
adalah kewajiban yang harus dibayar. Menurut Jusup (2001:229) hutang adalah
kewajiban perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu y lalu dan harus dibayar
dengan kas, barang atau jasa pada waktu yang akan datang. Hutang dikelompokkan
menjadi hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek (hutang lancar). Hutang
lancar adalah hutang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun,
contohnya hutang yang timbul dari pembelian kredit, kewajiban membayar upah atau
gaji karyawan. Hutang jangka panjang adalah hutang yang diharapkan akan dibayar
dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Contoh kewajiban pensiun,
4. Profitabilitas
Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba disebut juga dengan
profitabilitas perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2006:43) bahwa
perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian atas investasi yang tinggi,
menggunakan hutang lebih kecil. Selanjutnya Brigham dan Houston (2006:107)
menyatakan profitabilitas perusahaan merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan
yang dilakukan perusahaan. Menurut Sutojo dalam Hasibuan (2005:15) rasio
keuangan utama yang dipergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan adalah :
1. Margin laba kotor (gross profit margin)
2. Laba atas penjualan ( profit on sale )
4. Laba atas modal sendiri ( return on equity )
5. Laba per saham ( earning per share )
5. Tingkat Penjualan
Brigham dan Houston (2001:39) mengatakan perusahaan yang penjualannya
relatif stabil dapat memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap
yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
Tingkat penjualan dari perusahaan secara nyata akan mempengaruhi seluruh
perencanaan dan perkembangan perusahaan, perusahaan yang memiliki tingkat
penjualan yang lebih baik akan memberikan perkembangan perusahaan yang baik,
dan perusahaan yang tingkat penjualannya buruk akan berakibat langsung dengan
keberadaan perusahaan tersebut.
2. 2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian empiris tentang keputusan investasi adalah sebagai berikut :
a. Hasibuan ( 2005 ), meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi
pada perusahaan makanan dan minuman yang terdiri dari 14 perusahaan makanan dan
7 perusahaan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini dilakukan
dengan mengambil data selama tahun 2002 dan tahun 2003. Faktor-faktor yang
menjadi variabel penelitian dalam penelitian ini adalah total asset, return on
investment, hutang bank, struktur modal, tingkat penjualan. Sonya melakukan
menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial variabel total aktiva, laba bersih,
struktur modal, hutang bank, return on investment, tingkat penjualan berpengaruh
terhadap keputusan investasi.
b. Wahyuningsih (2001), meneliti analisis hubungan interdependensi antara
keputusan investasi, hutang dan dividen perusahaan-perusahaan go-public di Bursa
Efek Jakarta. Penelitian ini meneliti variabel keputusan investasi, hutang, dividen,
ROI, pertumbuhan, suku bunga. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
metode seemingly unrelated regression (SUR), untuk mengestimasi sistem persamaan
dan data yang digunakan merupakan gabungan data cross sectional dan times series.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara keputusan investasi dan
keputusan dividen adalah negatif dan dua arah, keputusan investasi dan keputusan
hutang adalah positif dan dua arah, keputusan dividen dan keputusan hutang tidak ada
hubungan signifikan, tidak ada hubungan signifikan antara keputusan investasi dan
profitabilitas, hubungan antara keputusan investasi dan likuiditas adalah negatif dan
signifikan, tidak ada hubungan signifikan antara dividend dan profitabilitas, tidak ada
hubungan signifikan antara keputusan dividend dan pertumbuhan, hubungan antara
keputusan hutang dan profitabilitas adalah negatif dan signifikan, dan hubungan
antara keputusan hutang dan suku bunga adalah negatif dan signifikan.
c. Mougoue dan Mukherjee (1994), meneliti tentang interdependensi antara
data 100 perusahaan manufaktur di Amerika. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji kausalitas dengan VAR technique atau vector autoregressive
modeling technique. Analisis ini merupakan uji yang dilakukan dengan tiga variabel
dan dilakukan berdasarkan gabungan antara uji kausalitas ganger causality dengan
final prediction error. Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan kausalitas antara
perubahan deviden dan perubahan investasi adalah dua arah, negatif dan signifikan
dan hubungan kausalitas antara perubahan hutang dan perubahan investasi adalah dua
arah, positif dan signifikan lalu hubungan kausalitas antara perubahan deviden dan
perubahan hutang adalah dua arah dan positif.
d. Jensen, dkk (1992), meneliti hubungan antara kebijakan deviden, hutang dan
insider ownership dengan pendekatan simultan. Penelitian ini mengambil data 565
perusahaan untuk tahun 1982 dan 632 perusahaan untuk tahun 1987. Analisis ini
menggunakan cara cross–sectional yang menunjukkan terdapat hubungan negatif
antara hutang dengan deviden, artinya perusahaan yang membayar deviden tinggi
kurang tertarik pada pendanaan hutang (debt financing), tetapi lebih tertarik pada
pendanaan saham (equity financing). Ini sesuai dengan pendapat bahwa suatu
perusahaan yang memiliki beban keuangan tetap (fixed financing cost) yang tinggi
diharapkan tidak membayar deviden yang tinggi pula. Variabel insider ownership
berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan hutang dan
deviden, artinya bahwa insider ownership tidak mempengaruhi keputusan hutang
e. McCabe (1979), meneliti tentang kebijakan deviden dalam hubungannya dengan
keputusan-keputusan investasi serta pembelanjaan. Penelitian ini mengambil data
112 perusahaan dengan periode penelitian dari tahun 1966 sampai dengan tahun
1973. Analisis dalam penelitian ini adalah analisis OLS (ordinary least square).
Dengan OLS diperoleh kesimpulan bahwa pengaruh investasi terhadap dividen
adalah negative dan secara umum tidak signifikan. Dalam penelitian ini dikatakan
bahwa hubungan kebijakan deviden dengan keputusan investasi serta pembelanjaan
tergantung dari satu dengan yang lainnya sehingga lebih baik jika diteliti dalam
konteks simultan. Dari hasil analisis diperoleh bahwa variabel current new debt
mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap deviden, sedangkan variabel
lagged new debt mempunyai hubungan negatif dan secara umum tidak signifikan,
variabel laba dan penyusutan juga mempunyai hubungan positif terhadap dividen dan
mempunyai tingkat signifikan yang tinggi, variabel profit rate mempunyai hubungan
yang negatif dan signifikan dalam beberapa tahun penelitian, variabel listing hampir
selalu positif dan signifikan yang mengindikasikan bahwa perusahaan yang listing di
NYSE cenderung membayarkan dividen lebih tinggi daripada perusahaan yang listed
di AMEX. Variabel BETA mempunyai hubungan negatif dan tidak pernah signifikan.
Secara keseluruhan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keputusan
deviden dibuat secara sistematik dengan mempertimbangkan kebutuhan dana (untuk
Tabel 1. Daftar Peneliti Terdahulu
Peneliti Judul Penelitian Variabel Yang
Digunakan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang diteliti secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap keputusan investasi.
Wahyuningsih (2001) Analisis hubungan interdependensi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara keputusan investasi dan keputusan dividen adalah negatif dan dua arah, keputusan investasi dan keputusan hutang adalah positif dan dua arah, keputusan dividen dan keputusan hutang tidak ada hubungan signifikan, tidak ada hubungan signifikan antara keputusan investasi dan profitabilitas, hubungan antara keputusan investasi dan likuiditas adalah negative dan signifikan, tidak ada hubungan signifikan antara dividend an profitabilitas, tidak ada hubungan signifikan antara keputusan dividend an pertumbuhan, hubungan antara keputusan hutang dan profitabilitas adalah negatif dan signifikan, dan hubungan antara keput
Mougoue dan
Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan kausalitas antara perubahan deviden dan perubahan investasi adalah dua arah, negatif dan signifikan dan hubungan kausalitas antara perubahan hutang dan perubahan investasi adalah dua arah, positip dan signifikan lalu hubungan kausalitas antara perubahan deviden dan perubahan hutang
Jensen, dkk (1992) Hubungan antara kebijakan deviden,
Dari hasil analisis analisis terdapat hubungan negatif antara hutang dengan deviden yang artinya bahwa perusahaan yang membayar deviden tinggi kurang tertarik pada pendanaan dengan hutang (debt financing), tetapi lebih tertarik pada pendanaan saham (equity financing) .
McCabe (1979) Kebijakan deviden dalam hubungannya
2.3. Kerangka Konseptual
Hubungan antar variabel dalam penelitian ini merupakan hubungan antara
variabel independen yaitu laba bersih, struktur modal, hutang bank, ROI, tingkat
penjualan dengan variabel dependen yaitu keputusan investasi dapat digambarkan
sebagai berikut :
Laba Bersih (X1)
Tingkat Penjualan (X5) ROI (X4)
Total Hutang (X3) K e p u t u s a n
I n v e s t a s i (Y) Struktur Modal (X2)
Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi
Keputusan manajemen keuangan yang paling penting diantara keputusan
jangka panjang adalah keputusan investasi karena mengandung resiko dan
membutuhkan modal besar, maka harus diperhatikan agar tidak mengganggu
likuiditas dan menjadi kendala dalam kegiatan perusahaan. Dalam melakukan
investasi, perusahaan memperoleh dana baik dari dalam perusahaan maupun dari luar
perusahaan.
Laba bersih merupakan laba yang diperoleh dari kelebihan pendapatan atas
beban yang dikeluarkan dalam proses menghasilkan pendapatan. Dalam hal ini laba
dapat mengetahui apakah memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan
investasi.
Struktur modal merupakan penggunaan modal sendiri dan hutang pada suatu
perusahaan. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya
mengutamakan sumber dari dalam perusahaan maka akan mengurangi
ketergantungan pada pihak luar. Struktur modal suatu perusahaan baik akan
meningkatkan investasi perusahaan itu.
Total hutang terdiri dari hutang jangka panjang maupun hutang jangka
pendek suatu perusahaan. Penggunaan hutang sangat tergantung pada tingkat resiko.
Jika tingkat resikonya besar maka akan mempengaruhi pembentukan hutang baru.
Semakin besar hutang maka akan menyebabkan penurunan keputusan investasi.
ROI merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
melalui investasi. Semakin tinggi ROI suatu perusahaan maka akan meningkatkan
keputusan investasi suatu perusahaan.
Tingkat penjualan merupakan jumlah penjualan suatu perusahaan selama satu
periode. Semakin tinggi tingkat penjualan maka semakin meningkat pula keputusan
investasi suatu perusahaan.
2.4. Hipotesis Penelitian
Laba bersih, struktur modal, total hutang, ROI, dan tingkat penjualan baik
secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap keputusan investasi
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 . Rancangan Penelitian
Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal komparatif.
Penelitian kausal komparatif adalah tipe penelitian dengan karakteristik masalah
berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih Indriantoro dan Supomo
(1999:27)
3.2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian selama tahun 2002
sampai dengan tahun 2006 dengan populasi 39 perusahaan.
b. Sampel
Pemilihan sampel penelitian berdasarkan metode purposive sampling yaitu
pemilihan sampel sesuai tujuan penelitian atau pertimbangan tertentu. Pertimbangan
atau kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan harus terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memberikan laporan
keuangan berturut-turut dan lengkap di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2002, 2003, 2004, 2005, dan 2006.
3. Perusahaan harus menghasilkan laba selama tahun 2002, 2003, 2004, 2005,
dan 2006.
Setelah dilakukan pemeriksaan data berdasarkan kriteria yang dibuat maka
dari 39 perusahaan terdapat beberapa perusahaan yang dalam periode 2002, 2003,
2004, 2005, dan 2006 pernah tidak memberikan laporan keuangannya di Bursa Efek
Indonesia dan beberapa perusahaan lagi ada yang rugi dalam tahun 2002, 2003, 2004,
2005, 2006 sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 9 perusahaan :
Tabel 3.1. Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian
NO NAMA EMITEN KODE
EMITEN
TANGGAL LISTING
1 PT. Davomas Abadi Tbk DAVO 22 Desember 1994
2 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 21 Desember 2000
3 PT. Fast Food Indonesia Tbk FAST 11 Mei 1993
4 PT. Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 14 Februari 2000
5 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 15 Juni 1992
6 PT. Darya-Varia Laboratories Tbk DVLA 11 November 1994
7 PT. Merck Tbk MERK 22 Desember 2000
8 PT. Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 17 Juni 1994
9 PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR 2 Januari 1998
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Klasifikasi Variabel
Penelitian ini melibatkan 5 variabel independen (X) yaitu laba bersih (X1),
struktur modal (X2), total hutang (X3), ROI (X4), dan tingkat penjualan (X5) dan satu
3.3.2. Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel dari penelitian ini adalah :
a. Keputusan Investasi ( Y )
Merupakan selisih total aktiva tahun berjalan dengan total aktiva tahun
sebelumnya yang kemudian dibagi dengan total aktiva tahun sebelumnya. Keputusan
investasi dapat dihitung dengan :
TA t - TA t-1 Keputusan investasi =
TA t-1
Keterangan :
TA t : total aktiva tahun berjalan TA t-1 : total aktiva tahun lalu
b. Laba Bersih ( X1 )
Yaitu laba yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi pajak. Laba bersih
dalam penelitian ini dapat dihitung dengan rumus :
Laba bersih = laba perusahaan setelah dikurangi pajak
c. Struktur Modal (X2)
Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan membandingkan antara
total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total modal sendiri. Total hutang
terdiri dari hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek dan modal sendiri terdiri
dari modal saham dan laba ditahan. Menurut Helfert (1997:97) struktur modal dapat
Total hutang Rasio hutang terhadap modal sendiri =
Total modal sendiri
d. Total Hutang (X3)
Total hutang adalah total hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek
yang dimiliki perusahaan. Total hutang dapat diukur dengan rumus :
Total hutang = Total hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek perusahaan
Jusup (2001:229).
e. Return On Investment (X4)
Yaitu pengembalian yang diperoleh perusahaan dari investasi. ROI
merupakan salah satu cara untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Dalam
penelitian ini profitabilitas diukur dengan ROI Wild, dkk (2005:647).
Laba bersih setelah pajak
ROI = X 100 % Total investasi
f. Tingkat Penjualan (X5)
Merupakan jumlah penjualan perusahaan dalam satu periode.. Tingkat
penjualan dihitung dengan rumus : Tingkat penjualan = jumlah penjualan perusahaan
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory.
Waktu penelitian dilakukan dari bulan Maret 2008 sampai dengan bulan Juli 2008.
3. 5. Prosedur Pengambilan Data
Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.
Data-data itu diperoleh dari laporan tahunan perusahaan barang konsumsi yang
dimuat dalam Indonesian Capital Market Directory sejak tahun 2001, 2002, 2003,
2004, 2005, dan 2006.
3.6. Model dan Teknik Analisis Data
3.6.1. Perumusan Model
Dalam menganalisis data digunakan model regresi linier. Analisis data
penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
investasi pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan maka persamaan regresi linier berganda
tersebut dapat dituliskan dalam bentuk :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Dimana :
Y = Keputusan investasi
b0 = Konstanta
b1, ….., b5, = Koefisien variabel independen
X1 = Laba bersih
X3 = Total hutang
X4 = ROI
X5 = Tingkat penjualan
3.6.2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum model regresi linier dilakukan untuk menguji hipotesis maka terlebih
dahulu model itu akan diuji apakah model itu memenuhi asumsi klasik atau tidak. Hal
ini sesuai dengan pendapat Ghozali (2001:91) yaitu ada beberapa asumsi dasar yang
harus dipenuhi dalam regresi linier berganda yang dikenal dengan uji asumsi klasik.
Pengujian ini bertujuan untuk memastikan asumsi dasar dalam analisis regresi. Uji
asumsi klasik ini terdiri dari :
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah model antara regresi
variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak..
Untuk dapat dianalisis, maka data nya harus berdistribusi normal atau mendekati
normal. Menurut Ghozali (2001:110) Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal.
jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
2. Uji Multikolinearitas
Merupakan adanya korelasi antara satu variabel bebas dengan variabel bebas
kesalahan standar penaksir semakin besar dan probabilitas untuk menerima hipotesis
yang salah semakin besar sehingga diperoleh kesimpulan yang salah.
Menurut Ghozali (2001:91) Pengujian terhadap adanya multikolinearitas
dilakukan dengan menggunakan metode Variance Inflation Factor (VIF) . Adapun
kriteria yang digunakan dalam pengujian metode ini adalah jika nilai tolerance <
0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas yang tinggi
antara regresor (variabel bebas) dengan regresor lainnya.
3. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan pengujian heteroskedasisitas adalah untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual suatu pengamatan dengan
pengamatan yang lain. Apabila kita ingin model yang baik maka sebaiknya dalam
pengujian data tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melakukan pengujian ini
digunakan grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED Ghozali (2001:105). Jika
titik-titik pada grafik membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit) maka ini menunjukkan adanya heteroskedastisitas tetapi
apabila tidak ada pola yang jelas dan titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka
nol pada sumbu Y maka ini menunjukkan bahwa heteroskedastisitas tidak terjadi.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota dalam data runtun waktu
salah satu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak korelasi adalah
dengan memakai uji statistic Durbin Watson (DW)) test. Jika nilai Durbin Watson
terletak pada :
d < dl = Ada korelasi positif
d > 4 – dl = Ada korelasi negatif
du < d < 4 – du = Tidak ada autokorelasi baik negatif maupun positif
dl ≤ d ≤ du = Tidak dapat ditarik kesimpulan
3.6.3. Pengujian Hipoteis
Pengaruh variabel independen dengan variabel dependen diuji dengan tingkat
kepercayaan (convident interval) 95 % atau significant level ( ) 5 %. Untuk
mempercepat proses analisis dilakukan dengan bantuan program SPSS.
Analisis regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini karena
variabel terikat yang ingin dijelaskan bergantung pada lebih dari satu variabel bebas.
Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan dengan uji F dan pengujian hipotesis
secara parsial dilakukan dengan uji t.
a. Pengaruh simultan variabel independen terhadap variabel dependen
H1: b1≠ b2≠ b3≠ b4≠ b5≠ 0
Hal ini berarti laba bersih, struktur modal, total hutang, ROI, tingkat penjualan
secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap keputusan investasi.
Jika F hitung > F tabel atau ( ) < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak
b. Pengaruh parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
H1: bi≠ 0
Hal ini berarti laba bersih, struktur modal, total hutang, ROI, tingkat penjualan
secara parsial mempunyai pengaruh terhadap keputusan investasi.
Jika t hitung > t tabel atau ( ) < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 . Rancangan Penelitian
Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal komparatif.
Penelitian kausal komparatif adalah tipe penelitian dengan karakteristik masalah
berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih Indriantoro dan Supomo
(1999:27)
3.2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian selama tahun 2002
sampai dengan tahun 2006 dengan populasi 39 perusahaan.
b. Sampel
Pemilihan sampel penelitian berdasarkan metode purposive sampling yaitu
pemilihan sampel sesuai tujuan penelitian atau pertimbangan tertentu. Pertimbangan
atau kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
4. Perusahaan harus terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memberikan laporan
keuangan berturut-turut dan lengkap di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2002, 2003, 2004, 2005, dan 2006.
6. Perusahaan harus menghasilkan laba selama tahun 2002, 2003, 2004, 2005,
dan 2006.
Setelah dilakukan pemeriksaan data berdasarkan kriteria yang dibuat maka
dari 39 perusahaan terdapat beberapa perusahaan yang dalam periode 2002, 2003,
2004, 2005, dan 2006 pernah tidak memberikan laporan keuangannya di Bursa Efek
Indonesia dan beberapa perusahaan lagi ada yang rugi dalam tahun 2002, 2003, 2004,
2005, 2006 sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 9 perusahaan :
Tabel 3.1. Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian
NO NAMA EMITEN KODE
EMITEN
TANGGAL LISTING
1 PT. Davomas Abadi Tbk DAVO 22 Desember 1994
2 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 21 Desember 2000
3 PT. Fast Food Indonesia Tbk FAST 11 Mei 1993
4 PT. Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 14 Februari 2000
5 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 15 Juni 1992
6 PT. Darya-Varia Laboratories Tbk DVLA 11 November 1994
7 PT. Merck Tbk MERK 22 Desember 2000
8 PT. Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 17 Juni 1994
9 PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR 2 Januari 1998
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Klasifikasi Variabel
Penelitian ini melibatkan 5 variabel independen (X) yaitu laba bersih (X1),
struktur modal (X2), total hutang (X3), ROI (X4), dan tingkat penjualan (X5) dan satu
3.3.2. Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel dari penelitian ini adalah :
a. Keputusan Investasi ( Y )
Merupakan selisih total aktiva tahun berjalan dengan total aktiva tahun
sebelumnya yang kemudian dibagi dengan total aktiva tahun sebelumnya. Keputusan
investasi dapat dihitung dengan :
TA t - TA t-1 Keputusan investasi =
TA t-1
Keterangan :
TA t : total aktiva tahun berjalan TA t-1 : total aktiva tahun lalu
b. Laba Bersih ( X1 )
Yaitu laba yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi pajak. Laba bersih
dalam penelitian ini dapat dihitung dengan rumus :
Laba bersih = laba perusahaan setelah dikurangi pajak
c. Struktur Modal (X2)
Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan membandingkan antara
total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total modal sendiri. Total hutang
terdiri dari hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek dan modal sendiri terdiri
dari modal saham dan laba ditahan. Menurut Helfert (1997:97) struktur modal dapat
Total hutang Rasio hutang terhadap modal sendiri =
Total modal sendiri
e. Total Hutang (X3)
Total hutang adalah total hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek
yang dimiliki perusahaan. Total hutang dapat diukur dengan rumus :
Total hutang = Total hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek perusahaan
Jusup (2001:229).
f. Return On Investment (X4)
Yaitu pengembalian yang diperoleh perusahaan dari investasi. ROI
merupakan salah satu cara untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Dalam
penelitian ini profitabilitas diukur dengan ROI Wild, dkk (2005:647).
Laba bersih setelah pajak
ROI = X 100 % Total investasi
f. Tingkat Penjualan (X5)
Merupakan jumlah penjualan perusahaan dalam satu periode.. Tingkat
penjualan dihitung dengan rumus : Tingkat penjualan = jumlah penjualan perusahaan
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory.
Waktu penelitian dilakukan dari bulan Maret 2008 sampai dengan bulan Juli 2008.
3. 5. Prosedur Pengambilan Data
Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.
Data-data itu diperoleh dari laporan tahunan perusahaan barang konsumsi yang
dimuat dalam Indonesian Capital Market Directory sejak tahun 2001, 2002, 2003,
2004, 2005, dan 2006.
3.7. Model dan Teknik Analisis Data
3.6.1. Perumusan Model
Dalam menganalisis data digunakan model regresi linier. Analisis data
penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
investasi pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan maka persamaan regresi linier berganda
tersebut dapat dituliskan dalam bentuk :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Dimana :
Y = Keputusan investasi
b0 = Konstanta
b1, ….., b5, = Koefisien variabel independen
X1 = Laba bersih
X3 = Total hutang
X4 = ROI
X5 = Tingkat penjualan
3.6.2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum model regresi linier dilakukan untuk menguji hipotesis maka terlebih
dahulu model itu akan diuji apakah model itu memenuhi asumsi klasik atau tidak. Hal
ini sesuai dengan pendapat Ghozali (2001:91) yaitu ada beberapa asumsi dasar yang
harus dipenuhi dalam regresi linier berganda yang dikenal dengan uji asumsi klasik.
Pengujian ini bertujuan untuk memastikan asumsi dasar dalam analisis regresi. Uji
asumsi klasik ini terdiri dari :
5. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah model antara regresi
variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak..
Untuk dapat dianalisis, maka data nya harus berdistribusi normal atau mendekati
normal. Menurut Ghozali (2001:110) Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal.
jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
6. Uji Multikolinearitas
Merupakan adanya korelasi antara satu variabel bebas dengan variabel bebas