• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

RIZKI AYUMI RITONGA 080522066

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN S1 AKUNTANSI EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul: “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Likuiditas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai

tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang laintelah mendapat izin, dan/atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan

ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan kecurangan dan plagiat dalam skripsi

ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 23 Juli 2012

(3)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah ukuran perusahaan, modal kerja, dan arus kas , baik parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadaplikuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling dan diperoleh sampel sebanyak 30 perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2008 sampai dengan 2010. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs variabel bebas adalah Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik, lalu kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16 for windo ws.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Tetapi secara parsial, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

(4)

ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

The purpose of this research is to examine the significant impact of firm size, capital work, and cash flow toward liquidity in companies that listed on Indonesia Stocks Exchange.

Sampling method that used is cluster random sampling and the result are 30 firms as sample. This research is done for 2008-2010 period. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website independent variable are Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. Software SPSS versi 16 for windows is used to test in this research.

The result of this research shows that Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow, has a significant influence simultaneously toward liquidity. But partially, Total Asset, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow are not influence toward liquidity.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala berkat

dan rahmatNya yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi

ini. Skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas

pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa

do’a, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut

membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya ingin

mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, Msi, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs Rustam, Msi, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada saya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Ayah saya, H. Labuhan Ritonga, dan ibu saya, Syahniar, yang senantiasa

melimpahkan kasih sayang, didikan, perhatian, dukungan moral maupun

(6)

Saya menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu

saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, 25 Juni 2012

Penulis,

Rizki Ayumi Ritonga

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

(8)

IV.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas... 40

IV.2.2.4 Uji Autokorelasi... 42

IV.2.3 Analisis Regresi... 42

IV.2.3.1 Persamaan Regresi... 43

IV.2.3.2 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Adjusted Determinasi... 44

IV.2.3.3 Pengujian Hipotesis... 46

IV.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan... 51

V.2 Saran... 52

V.3 Keterbatasan Penelitian... 54

DAFTAR PUSTAKA... 55

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 17

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Di-trimming... 38

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas... 39

Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi... 42

Tabel 4.4 Analisis Hasil Regresi Coefficients Correlation untuk L = f (total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas operasi setelah LN………... 43

Tabel 4.5 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi setelah LN... 45

Tabel 4.6 Hasil Uji F... 46

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 20

Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot (sebelum data di-trimming)... 34

Gambar 4.2 Histogram (sebelum data di-trimming)... 35

Gambar 4.3 Histogram (setelah data di-trimming)... 36

Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot (setelah data di-trimming)... 37

Gambar 4.5 Scatterplot (sebelum transformasi logaritma natural)... 40

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Daftar Pemilihan Perusahaan Go Public untuk Sampel…… 57 Lampiran ii Data Total Aktiva Perusahaan Sampel Tahun 2008-2010... 59 Lampiran iii Data Perputaran Modal Kerja Perusahaan Sampel Tahun

2008-2010... 60 Lampiran iv Data Arus Kas Operasi Perusahaan Sampel

Tahun 2008-2010... 61 Lampiran v Data Likuiditas Perusahaan Sampel Tahun 2008-2010... 62 Lampiran vi Descriptive Statistic... 63 Lampiran vii Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Setelah Logaritma

Natural... 64 Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Setelah Trimming... 65 Histogram Sebelum dan Setelah Trimming... 66 Hasil Uji Multikoliniearitas Sebelum dan Setelah

Logaritma Natural... 69 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum dan Setelah

Logaritma Natural... 71 Lampiran viii Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien

(12)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah ukuran perusahaan, modal kerja, dan arus kas , baik parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadaplikuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling dan diperoleh sampel sebanyak 30 perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2008 sampai dengan 2010. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs variabel bebas adalah Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik, lalu kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16 for windo ws.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Tetapi secara parsial, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

(13)

ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

The purpose of this research is to examine the significant impact of firm size, capital work, and cash flow toward liquidity in companies that listed on Indonesia Stocks Exchange.

Sampling method that used is cluster random sampling and the result are 30 firms as sample. This research is done for 2008-2010 period. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website independent variable are Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. Software SPSS versi 16 for windows is used to test in this research.

The result of this research shows that Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow, has a significant influence simultaneously toward liquidity. But partially, Total Asset, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow are not influence toward liquidity.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat

ketat. Menghadapi kondisi yang demikian, maka setiap perusahaan dituntut untuk

mampu mengelola perusahaan agar tetap dalam kondisi kuat dari sisi keuangan.

Menurut Munawir (1997: 71) suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi

keuangan yang kuat apabila mampu:

1. memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya; yaitu pada waktu ditagih (kewajiban keuangan terhadap pihak ekstern);

2. memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal (kewajiban keuangan terhadap pihak intern);

3. membayar bunga dan dividen yang dibutuhkan; 4. memelihara tingkat kredit yang menguntungkan.

Dalam mengelola keuangan, unsur yang perlu diperhatikan adalah

seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang akan

digunakan untuk operasi dan mengembangkan usahanya. Perusahaan dapat

memperoleh dari internal perusahaan (modal sendiri) atau dari eksternal

perusahaan (kredit) untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut.

Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak

yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Kurangnya likuiditas menghalangi perusahaan untuk memperoleh

(15)

parah mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

lancar. Masalah ini dapat mengarah pada penjualan investasi dan aktiva dengan

terpaksa, dan dalam bentuk yang paling parah, mengarah pada kebangkrutan.

Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama utang

jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh berbagai faktor.

Pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama

sekali. Atau kedua, bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun saat

jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup) secara tunai sehingga

harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti

menagih piutang, menjual surat-surat berharga, menjual persediaan atau aktiva

lainnya.

Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek (Wild, 2005:184). Dalam

pengertian yang lebih sering digunakan, likuiditas diartikan sebagai kemampuan

suatu perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka

pendek atau yang harus segera dibayar (Munawir, 2002:93). Ukuran likuiditas

perusahaan yang hingga saat ini masih sering digunakan adalah current ratio dan

quick ratio. Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar (current asset) dengan utang lancar (current liabilities), sedangkan quick ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar

(Brigham and Daves, 2004: 231). Aktiva lancar tersebut umumnya berupa kas,

surat berharga, piutang dagang, dan persediaan. Sedangkan utang lancar pada

(16)

ditangguhkan, dan biaya-biaya yang ditangguhkan (Brigham and Daves, 2004:

231).

Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam suatu

perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur, perusahaan

yang memiliki likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang baik; karena

dana jangka pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva

lancar yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi

manajemen, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi menunjukkan

kinerja manajemen yang kurang baik, karena likuiditas yang tinggi menunjukkan

adanya saldo kas yang menganggur, persediaan yang relatif berlebihan, atau

karena kebijakan kredit perusahaan yang tidak baik sehingga mengakibatkan

tingginya piutang usaha.

Kurangnya likuiditas bagi pemegang saham perusahaan sering kali diawali

dengan keuntungan yang rendah dan berkurangnya kesempatan. Hal ini dapat

mengakibatkan hilangnya pengendalian pemilik atau kerugian investasi modal.

Kurangnya likuiditas bagi kreditor perusahaan dapat menyebabkan penundaan

pembayaran bunga dan pokok pinjaman atau bahkan tidak dapat ditagih sama

sekali. Pelanggan dan pemasok produk dan jasa perusahaan juga merasakan

masalah likuiditas jangka pendek. Implikasinya antara lain mencakup

ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kontrak serta merusak hubungan

dengan pelanggan dan pemasok penting.

(17)

faktor tersebut antara lain: faktor yang berhubungan dengan biaya yang harus

dikeluarkan perusahaan jika menggunakan dana dari luar (cost of external financing), ketidakpastian arus kas yang diterima perusahaan (cash flow uncertainty), kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan baik saat ini maupun di waktu yang akan datang (current and future investment opportunities), kebutuhan kas untuk transaksi (transaction demand for liquidity) (Kim et al., 1998: 348) dalam penelitian Aldiyanti (2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Aldiyanti (2006) meneliti ukuran

perusahaan, kesempatan bertumbuh (growth opportunities), return spread, dan rasio utang berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan. Penelitian yang dilakukan

oleh Kim (1998) dalam penelitian Aldiyanti (2006) menunjukkan faktor-faktor

:market to book value, spread antara suku bunga investasi dengan suku bunga bank sentral, rata-rata siklus kas, rasio utang, arus kas, dan kemungkinan

perusahaan mengalami kesulitan keuangan berpengaruh signifikan terhadap

likuiditas perusahaan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis berpendapat bahwa

terdapat banyak faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan khususnya pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan alasan

tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul :

”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas pada Perusahaan yang

(18)

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010?

2. apakah modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010?

3. apakah arus kas berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010?

4. apakah ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas secara bersama-sama

berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2008-2010?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut:

1. untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap likuiditas

pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010,

2. untuk mengetahui apakah modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010,

3. untuk mengetahui apakah arus kas berpengaruh terhadap likuiditas pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010,

(19)

bersama-sama berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010.

I.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak

sebagai berikut:

1. bagi penulis, sebagai bahan masukan apabila ditanya pendapatnya mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi likkuiditas pada perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010,

2. bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan

penelitian selanjutnya yang sejenis,

3. bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dalam menentukan faktor-faktor

yang mempengaruhi likuiditas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk membuat

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Teoritis II.1.1 Likuiditas

Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses atau

kegagalan perusahaan. Penyediaan kebutuhan uang tunai dan sumber-sumber

untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah

perusahaan itu menanggung risiko. Menurut Wild (2005: 185) likuiditas

merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas atau kemampuan

untuk memperoleh kas. Jangka pendek secara konvensional dianggap periode

hingga satu tahun meskipun jangka waktu ini dikaitkan dengan siklus operasi

normal suatu perusahaan (periode waktu yang mencakup siklus

pembelian-produksi-penjualan-penagihan).

Menurut Munawir (2002:31), “likuiditas adalah menunjukkan

kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang

harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangan pada saat ditagih”. Secara umum pengertian likuiditas (liquidity) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka

pendeknya.

Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sedemikian

(21)

segera dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah ilikuid.

Kim et al.,(1998: 349) dalam penelitian Aldiyanti (2006) mengelompokkan faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi likuiditas

perusahaan. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan sebagai berikut:

a. cost of external financing

Faktor cost of external financing ini berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan jika perusahaan menggunakan pendanaan dari luar

perusahaan. Kim et al. (1998: 349) menggunakan proxy ukuran perusahaan

(firm size) dan kesempatan bertumbuh (growth opportunities) untuk mengukur faktor cost of external financing tersebut.

Barclay dan Smith (1996, dalam Kim et al., 1998) mengemukakan argumen bahwa, cost of external financing yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan besar relatif lebih rendah dibanding perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan kecil,

hal ini disebabkan perusahaan besar lebih mampu mencapai economic of scale

terutama jika dikaitkan dengan biaya tetap pada saat melakukan emisi saham.

Berdasarkan literatur tentang asymmetric information, pada perusahaan-perusahaan yang menghadapi kondisi asymmetric information yang rumit antara insider dan outsider investors, maka perusahaan tersebut cenderung

menghadapi cost of external financing yang besar. (Myers dan Majluf 1984, dalam Kim et al., 1998: 347), pada perusahaan-perusahaan yang nilainya sebagian besar ditentukan oleh growth opportunities akan menghadapi

(22)

b. cash flow uncertainty

Cash flow uncertainty atau ketidapastian arus kas dapat menentukan keputusan manajer dalam menentukan tingkat likuditas perusahaan.

Perusahaan-perusahaan dengan tingkat ketidakpastian arus kas yang tinggi

akan cenderung melakukan investasi dalam aktiva likuid dengan jumlah yang

besar.

c. current and future investment opportunities

Current and Future Investment Opportunities adalah kesempatan investasi yang dihadapi perusahaan, baik saat ini maupun saat mendatang.

Current and future investment opportunities ini dapat mempengaruhi manajemen dalam memutuskan kebijakan likuiditasnya. Berkaitan dengan

current and future investment opportunities ini manajemen akan mempertimbangkan, apakah lebih baik melakukan investasi dalam bentuk

aktiva tetap atau melakukan investasi dalam aktiva likuid.

d. transactions demand for liquidity

Transactions Demand for Liquidity ini berkaitan dengan dana atau kas yang diperlukan perusahaan untuk tujuan transaksi. Faktor transactions demand for liquidity ini juga merupakan faktor yang dipertimbangkan manajemen dalam menentukan likuiditas perusahaan.

Pengukuran likuiditas dilakukan dengan membandingkan harta lancar

dengan utang lancar. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dapat

(23)

1). besarnya investasi pada harga tetap dibandingkan dengan seluruh dana

jangka panjang

Pemakaian dana untuk pembelian harta tetap adalah salah satu sebab

utama dari keadaan tidak likuid. Jikalau makin banyak dana perusahaan

yang dipergunakan untuk harta tetap, maka sisanya untuk membiayai

kebutuhan jangka pendek tinggal sedikit. Oleh sebab itu, rasio likuiditas

menurun. Kemerosotan tersebut hanya dapat dicegah dengan menambah

dana jangka panjang untuk menutup kebutuhan harta tetap yang

meningkat.

2). volume kegiatan perusahaan

Peningkatan volume kegiatan perusahaan akan menambah kebutuhan dana

untuk membiayai harta lancar. Sebagian dari kebutuhan tersebut dipenuhi

dengan meningkatkan utang-utang. Tetapi jika hal-hal lain tetap, investasi

jangka panjang untuk membiayai kebutuhan modal kerja sangat

diperlukan agar rasio dapat dipertahankan.

3). pengendalian harta lancar

Apabila pengendalian kurang baik terhadap besarnya investasi dalam

persediaan dan piutang menyebabkan adanya investasi yang melebihi

daripada yang seharusnya, maka sekali lagi rasio akan turun dengan tajam,

kecuali apabila disediakan lebih banyak dana jangka panjang.

Kesimpulannya ialah bahwa perbaikan dalam pengendalian investasi

(24)

Memperbaiki posisi likuiditas hanya dapat dilaksanakan dengan: a. menambah lebih banyak dana jangka panjang, baik dari pemegang

saham ataupundengan pinjaman,

b. mengembalikan posisi investasi dengan menjual beberapa harta tetap,

c. mengatur harta lancar secara efisien.

Menurut Riyanto (2001:28), apabila kita mengukur tingkat likuiditas

dengan menggunakan current ratio sebagai alat ukurnya, maka tingkat likuiditas suatu perusahaan dapat ditingkatkan dengan jalan sebagai berikut:

a. dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva

lancar,

b. dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi utang

lancar,

c. dengan mengurangi jumlah utang lancar bersama-sama dengan

mengurangi aktiva lancar. Hal ini dapat berlaku jika current ratio itu lebih dari satu.

II.1.2 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan secara langsung akan mencerminkan tinggi

rendahnya aktivitas operasi maupun investasi perusahaan. Pada umumnya

semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula kegiatan operasi dan

investasi yang dilakukan perusahaan tersebut. Kegiatan operasi dan investasi yang

(25)

perusahaan, sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan antara ukuran

perusahaan dengan tingkat likuiditas.

II.1.3 Modal Kerja

Menurut Wild (2005, 186), “modal kerja adalah selisih aktiva lancar

setelah dikurang kewajiban lancar”. Menurut Brigham (2001: 30), modal kerja

adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek yaitu kas, sekuritas yang

mudah dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha. Modal kerja selalu diperlukan

untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari dan untuk menjaga kontinuitas

perusahaan selama masih beroperasi.

Menurut Riyanto (1995:51) modal kerja dapat dibagi menurut konsep

sebagai berikut :

a. konsep kuantitatif

Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital),

b. konsep kualitatif

Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Defenisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari utang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di mana mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja neto (net working capital),

c. konsep fungsional

(26)

menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.

Modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan. Adanya modal

kerja yang cukup memungkinkan suatu perusahaan dalam melaksanakan

aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin akan timbul.

Adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak

produktif dan hal ini memberikan kerugian karena dana yang tersedia tidak

dipergunakan secara efektif dalam kegiatan perusahaan. Sebaliknya, kekurangan

modal kerja merupakan sebab utama kegagalan perusahaan dalam menjalankan

aktivitasnya.

Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan perusahaan

berbeda-beda, salah satunya tergantung pada jenis perusahaan dan besar kecilnya

perusahaan itu sendiri. Kebijakan perusahaan dalam mengelola jumlah modal

kerja secara tepat akan menghasilkan keuntungan yang benar-benar diharapkan

oleh perusahaan sedangkan akibat pengelolaan modal yang kurang tepat akan

mengakibatkan kerugian. Kegiatan penyediaan modal tersebut bersifat dinamis

sehingga harus disesuaikan dengan perkembangan perusahaan. Besarnya modal

kerja merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan untuk

menyelesaikan masalah likuiditas perusahaan.

Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun

penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan

aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal

(27)

Menurut Munawir (2002:125) penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang

mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut:

a. pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi

pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan, supplies

kantor dan pembayaran biaya-biaya lainnya,

b. kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan

surat berharga atau efek, maupun kerugian yang insidentil lainnya,

c. adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan

tertentu dalam jangka panjang,

d. adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau

aktiva tidak lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar

atau timbulnya utang lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja,

e. pembayaran utang-utang jangka panjang yang meliputi utang hipotik, utang

obligasi maupun bentuk utang jangka panjang lainnya,

f. pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk

kepentingan pribadi (prive) atau adanya pengambilan bagian keuntungan oleh pemilik dalam perusahaan perseorangan dan persekutuan atau adanya

pembayaran dividen dalam perseroan terbatas.

Disamping penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan berkurangnya

modal kerja tersebut, Munawir (2002:129) mengemukakan bahwa adapula

pemakaian aktiva lancar yang tidak merubah jumlahnya baik jumlah modal

(28)

penggunaan modal kerja/aktiva lancar yang hanya menyebabkan berubahnya

bentuk aktiva lancar (modal kerja tidak berkurang), misalnya:

a.pembelian efek (marketable securities) secara tunai

b.pembelian barang dagangan atau bahan-bahan lainnya secara tunai

c.perubahan suatu bentuk piutang ke bentuk piutang yang lain,

misalnya dari piutang dagang (account receivable) menjadi piutang wesel (notes receivable)

Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam suatu

perusahaan. Selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode

perputaran modal kerja (working capital turnover period) dimulai saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana

kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat

perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya. Berapa lama periode

perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran

dari masing-masing komponen modal kerja tersebut.

Perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja

dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh

perusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja

yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin

disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang

(29)

II.1.4 Arus Kas

Kas merupakan aktiva yang paling likuid serta menawarkan likuiditas dan fleksibilitas bagi perusahaan. Kas merupakan awal sekaligus akhir siklus operasi

perusahaan. Aktivitas operasi perusahaan melibatkan konversi kas menjadi

berbagai aktiva (seperti persediaan) yang digunakan untuk menghasilkan piutang

dari penjualan kredit. Siklus operasi menjadi lengkap saat kas kembali ke

perusahaan melalui proses penagihan, yang memungkinkan dimulainya siklus

operasi baru.

Sesungguhnya kas merupakan ukuran akhir profitabilitas. Kas lah yang

digunakan untuk membayar utang, mengganti peralatan, memperluas fasilitas, dan

membayar dividen. Dengan demikian, analisis arus kas masuk dan arus kas keluar

perusahaan dapat membantu menilai salah satunya likuiditas.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai

laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk

menggunakan arus tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para

pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.

Menurut Harahap (2008: 257), kegunaan laporan arus kas untuk

mengetahui:

a. kemampuan suatu perusahaan meng”generate” kas, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu;

(30)

c. informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return

dan sumber kekayaan perusahaan;

d. kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang;

e. alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas;

f. pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pembayaran kas

berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan yang

merupakan aktivitas utama dalam bisnis perusahaan. Arus kas dari operasi sering

dikaitkan dengan laba bersih untuk menilai kualitasnya. Arus kas dari operasi

menjadi penguji yang efektif atas laba bersih, namun bukan pengganti laba bersih.

Arus kas dari operasi meliputi elemen pendanaan serta bermanfaat untuk evaluasi

dan proyeksi likuiditas jangka pendek maupun solvabilitas jangka panjang.

II.2 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi likuiditas dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian terdahulu

Nama Variabel yang digunakan Hasil Penelitan Aldiyanti Listi

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, return spread

berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan, sedangkan debt ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Farhan Fanny

(31)

Kim et al. (1998)

variabilitas arus free cash flow, return

menunjukkan bahwa rasio market to book value berpengaruh positif dan signifikan sedangkan return spread, siklus kas, debt ratio, arus kas, kemungkinan kebangkrutan berpengaruh negative dan signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Aldiyanti (2006) tersebut bertujuan untuk

mengetahui faktor-faktor penentu likuiditas. Faktor-faktor yang digunakan

sebagai prediktor likuiditas perusahaan adalah ukuran perusahaan, kesempatan

bertumbuh, return spread, dan debt ratio. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Jakarta. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa: (1) ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

likuiditas perusahaan, (2) kesempatan bertumbuh berpengaruh signifikan dan

positif terhadap likuiditas, (3) return spread berpengaruh signifikan dan positif terhadap likuiditas perusahaan, (4) debt ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Penelitian yang dilakukan oleh Kim et al. (1998) tersebut bertujuan untuk mengetahui secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhi atau menentukan

likuiditas perusahaan. Faktor-faktor yang diduga menentukan likuiditas adalah:

(1) ukuran perusahaan, (2) kesempatan bertumbuh (growth opportunities), (3)

(32)

perkiraan kondisi ekonomi masa mendatang, (7) siklus kas, (8) variabilitas siklus

kas, (9) debt ratio, (10) arus kas, (11) prediktor kebangkrutan. Penelitian

dilakukan terhadap 915 perusahaan manufaktur di AS dengan periode pengamatan

tahun 1975-1994. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear

berganda. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kim et al. (1998) ini

menunjukkan: (1) rasio market to book value berpengaruh positif dan signifikan,

(2) Return spread berpengaruh negatif dan signifikan, (3) Siklus kas berpengaruh

negatif dan signifikan, (4) Debt ratio berpengaruh negatif dan signifikan, (5) arus

kas berpengaruh negatif dan signifikan, (6) kemungkinan kebangkrutan

berpengaruh negatif dan signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Farhan (2005) dilakukan pada perusahaan

telekomunikasi yang telah go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk periode tahun 2002 sampai dengan 2004. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan

dengan menguraikan terlebih dahulu kondisi objek penelitian atau perusahaan

yang diteliti berdasarkan fakta dan data yang ada untuk menguji hipotesis.

Berdasarkan data yang ada, dilakukan penghitungan perputaran modal kerja,

tingkat likuiditas dengan menggunakan rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas.

Hasil penelitian Farhan ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang

(33)

II.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1I.3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan

diatas, pengaruh modal kerja, usuran perusahaan, arus kas terhadap likuiditas

dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut :

H1

H2 H4

H3

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Ukuran perusahaan secara langsung akan mencerminkan tinggi rendahnya

aktivitas operasi maupun investasi perusahaan. Pada umumnya semakin besar

ukuran perusahaan maka semakin besar pula kegiatan operasi dan investasi yang

dilakukan perusahaan tersebut. Kegiatan operasi dan investasi yang dilakukan

tersebut secara langsung akan mempengaruhi kondisi likuiditas perusahaan,

sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan

tingkat likuiditas. Penelitian yang telah dilakukan oleh Kim et al (1998) dalam

penelitian Aldiyanti (2006) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

signifikan terhadap likuiditas perusahaan.

L Ukuran Perusahaan (X1)

Modal Kerja (X2)

(34)

Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari perusahaan,

dimana dana yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan kembali dalam

jangka waktu yang relatif pendek melalui hasil aktivitas perusahaan tersebut, yang

akan dipergunakan untuk operasi selanjutnya. Modal kerja yang cukup akan

memungkinkan suatu perusahaan untuk beroperasi seekonomis mungkin, akan

tetapi modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak

produktif dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, dan sebaliknya

adanya ketidakcukupan modal kerja merupakan indikator utama kegagalan suatu

perusahaan.

Ukuran arus kas mengakui arus kas masuk saat kas diterima walaupun

belum dihasilkan, dan mengakui arus keluar saat kas dibayarkan walaupun beban

belum terjadi. Laporan arus kas melaporkan ukuran arus kas untuk tiga aktivitas

utama dalam bisnis: operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas operasi, atau arus

kas dari operasi, merupakan padanan dasar kas untuk laba bersih akrual. Informasi

arus kas membantu menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya, membayar dividen, meningkatkan kapasitas, dan mendapatkan

pendanaan. Informasi arus kas juga membantu menilai kualitas laba dan

ketergantungan laba pada estimasi dan rentang arus kas dimasa depan. Arus kas

dari operasi menjadi penguji yang efektif atas laba bersih, namun bukan pengganti

laba bersih. Arus kas dari operasi meliputi elemen pendanaan serta bermanfaat

untuk evaluasi dan proyeksi likuiditas jangka pendek maupun solvabilitas jangka

(35)

dalam penelitian Aldiyanti (2006) menunjukkan bahwa arus kas berpengaruh

positif dan signifikan terhadap likuiditas perusahaan.

II.3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap likuiditas pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010

H2 : terdapat pengaruh modal kerja terhadap likuiditas pada perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010

H3 : terdapat pengaruh arus kas terhadap likuiditas pada perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010

H4 : terdapat pengaruh, ukuran perusahaaan, modal kerja, arus kas secara

simultan terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono (2007:30)

desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab

akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel

dependen (variabel yang dipengaruhi). Penelitian ini menguji pengaruh ukuran

perusahaan, modal kerja, dan arus kasterhadap likuiditas.

III.2 Teknik Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono ( 2005: 72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing di

Bursa Efek Indonesia (yang sebelumnya telah berubah nama dari Bursa Efek

Jakarta menjadi Bursa Efek Indonesia sejak 31 Desember 2008), kecuali bank dan

asuransi. Berdasarkan data yang diperoleh melalui situs BEI di

jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 adalah 244 perusahaan.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode cluster random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan memilih secara random kelompok dari populasi (Umar, 2008:89). Kemudian dari kelompok yang terpilih

(37)

ketepatan yang tinggi jika variasi dalam kelompok lebih besar dibanding variasi

antarkelompok.

Besarnya sampel ditentukan berdasarkan rumus Slovin (1960) dalam

Umar (2008:78) seperti berikut:

n = N

1 + N e2 = 30 perusahaan

dimana:

n = ukuran sampel yang dibutuhkan

N = ukuran populasi (244 perusahaan)

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (5%)

III.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

yaitu data yang berbentuk angka. Data ini merupakan data sekunder yaitu data

yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Pada

penelitian ini data sekunder didapat dari dalam bentuk dokumentasi yaitu data

yang diterbitkan oleh pihak-pihak berkompeten melalui data laporan keuangan

yang rutin diterbitkan setiap tahunnya dalam bentuk cetakan maupun download

(38)

seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008, 2009, dan

2010.

III.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data eksternal. Pola penelitian ini dilakukan

dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka yaitu melalui

jurnal akuntansi dan buku buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Tahap kedua, pengumpulan data sekunder diperoleh melalui media internet

dengan mendownload situs

laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian

III.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Defenisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang

diperlukan peneliti untuk mengukur. Sedangkan pengukuran penelitian dapat

diartikan sebagai alat untuk menilai variabel dalam penelitian. Dilihat dari sudut

pandang hubungannya variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007:3).

Dalam penelitian ini variabel independen terdiri dari :

(39)

Ukuran Perusahaan = Total Aktiva Perusahaan

Alasan digunakannya total aktiva perusahaan adalah karena total aktiva

merupakan proxy dari ukuran perusahaan

b. Modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan.

Modal kerja dalam penelitian ini dihitung dengan rumus perputaran modal

kerja sebagai berikut:

Perputaran Modal Kerja =

ModalKerja Penjualan

x 100%

Alasan digunakannya perputaran modal kerja adalah karena perputaran

modal kerja menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh

untuk tiap rupiah modal kerja.

c. Arus kas dalam penelitian ini adalah merupakan arus kas dari operasi yaitu

merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Arus kas dari

operasi sering dikaitkan dengan laba bersih untuk menilai kualitasnya,

sehingga formula yang digunakan untuk menghitung arus kas operasi

adalah sebagai berikut:

Arus kas operasi = Arus kas masuk dan Arus kas keluar bersih yang

berasal dari aktivitas operasi terkait

Alasan digunakannya arus kas operasi adalah karena arus kas dari operasi

meliputi elemen pendanaan yang bermanfaat untuk evaluasi dan proyeksi

likuiditas jangka pendek.

2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

(40)

digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas. Dalam penelitian ini rasio

yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah rasio

lancar yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan kewajiban

lancar. Rasio tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut :

Current ratio =

Alasan digunakannya current ratio adalah karena current ratio lebih berguna untuk membandingkan likuiditas berbagai perusahaan dalam industri yang

sama.

III.6 Metode dan Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dilakukan dengan analisis

statistik dan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows .Dalam penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah

model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.

III.6.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum menganalisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik

yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji

autokorelasi.

a. Uji Normalitas

(41)

atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

pendekatan kolmogrov smirnov, dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residua l berdistribusi normal.

Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina

(2007:106), yaitu:

1) lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural, kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas,

2) lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

3) lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005:91) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variable independen.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai

tolerance dan VIF dengan ketentuan bila VIF > 10 terjadi masalah

multikolinearitas yang serius.

Menurut Ghozali (2005: 95) cara mengobati multikolinearitas, yaitu :

1) menggabungkan data crossection dan time series (pooling data),

2) keluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelas tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi,

3) transformasi variabel, dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan

first difference atau delta.

c. Heterokedastisitas

(42)

terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lainnya. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka terjadi homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

Menurut Ghozali (2005: 109) cara memperbaiki model jika terdapat

heterokedastisitas dapat dilakukan dengan cara :

1) melakukan transformasi dalam bentuk regresi dengan membagi model regresi dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam model tersebut.

2) melakuka n transformasi logaritma.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Erlina (2007 : 109 ) ”Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya”.

Jika terjadi korelasi, maka dinamakan masalah autokorelasi. Masalah autokorelasi

umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Pendeteksian terhadap penyimpangan asumsi klasik autokorelasi dapat dilihat pada nilai Durbin Watson

(DW test). Ketentuan yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah

autokorelasi menurut Santoso adalah sebagai berikut:

1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,

3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

(43)

untuk menaksir variabel dependen agar taksiran menjadi lebih akurat. Data

dianalisis dengan model regresi berganda sebagai berikut

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana :

Y = likuiditas

a = konstanta

b1, b2, b3, b4 = parameter koefisien regresi

X1 = ukuran perusahaan

X2 = modal kerja

X3 = arus kas

e = penganggu

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan F-test dan t-test a. Uji signifikan simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menguji hubungan linier dari seluruh variabel

bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Pengujian ini

dilakukan untuk mengetahui apakah model ini dapat dipakai untuk mengestimasi

variabel terikat. Bentuk pengujian :

H0 : b1=b2=b3= 0, artinya variabel ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas yang

terdapat pada model ini dapat dipakai untuk mengestimasi variabel likuiditas.

H1 : b1 ≠b2 ≠b3≠0, artinya variabel ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas

yang terdapat pada model ini tidak dapat dipakai untuk mengestimasi variabel

likuiditas. Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada

(44)

Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah:

H0 diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel

H0 ditolak (terima H1) bila Fhitung > Ftabel b. Uji signifikan parsial (t-test)

Uji t-test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk menentukan nilai t-tabel, tingkat

signifikan yang digunakan sebesar 5%. Bentuk pengujian :

H0 : b1=b2=b3= 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas terhadap likuiditas.

H1 : b1 ≠b2 ≠b3≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas terhadap variabel likuiditas.

Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada tingkat

signifikan (

α

) = 5%.

Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah :

H0 diterima jika : ttabel ≤thitung ≤ttabel

H1 diterima jika : thitung > ttabel

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.

Pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda dilakukan dengan

menggunakan software SPSS versi 16.0 for Windows. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan

menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.

Berdasarkan metode pemilihan sampel yang digunakan, didapat 30 perusahaan

yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode

2008-2010.

IV.2 Analisis Hasil Penelitian

IV.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder

yang diperoleh dari

tahun 2008 sampai tahun 2010 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel

(46)

variabel bebas (independent variable) dan likuiditas sebagai variabel terikat (dependent variable).

IV.2.2 Uji Asumsi Klasik

Ada beberapa syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi agar model

persamaan regresi berganda dapat digunakan dalam menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi likuiditas, antara lain uji normalitas, uji multikolinieritas, uji

heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

IV.2.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pengujian normalitas data dalam

penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik one-sample kolmogrov smirnov, tingkat signifikan 5% dengan membuat hipotesis:

H0 : data residual berdistribusi normal

H1 : data residua l tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan

(47)

Hasil Uji Normalitas Sebelum Data di Trimming Grafik Normal P-Plot (sebelum data di-trimming)

Gambar 4.1

Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal

plot, kelihatan titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta mendekati garis

diagonal sehingga disimpulkan bahwa data dalam model regresi terlihat

terdistribusi secara normal. Dari hasil uji normalitas dengan grafik histogram, dan

(48)

Histogram (sebelum data di-trimming) Gambar 4.2

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang

mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa

distribusi data tidak normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data

tidak mengikuti garis diagonal yaitu menceng ke kiri (positive skewness). Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2007:

106), yaitu :

1) Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya.

(49)

3) Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Untuk mengubah nilai residual agar terdistribusi normal, penulis

melakukan trimming data. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S):

1) Analisis Grafik

Uji normalitas yang digunakan dalam analisis grafik ini adalah dengan

melihat grafik histogram dan normal probability plot sebagai berikut

Uji Normalitas Setelah Data Di-trimming

Histogram Dependent Variable (Likuiditas)

Gambar 4.3

(50)

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan pola

distribusi yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Hal ini berarti data

residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan

dengan analisis statistik selain dengan analisis grafik histogram melalui grafik

normal p-p plot regression standardized residual seperti yang disajikan pada Gambar 4.4

Gambar 4.4

Grafik Normal P-Plot (setelah data di-trimming)

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa titik-titik pada scatter plot mengikut i data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual

(51)

statistik. Analisis statistik memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan

dengan analisis grafik.

2) Analisis Statistik

Uji normalitas yang digunakan dalam analisis statistik ini adalah uji

statistik non-parametrik One-Sample Kolmogrov Smirnov. Tabel 4.1 ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Uji Normalitas Setelah Data Di-trimming

Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed)

Unstandardized Residual bernilai 0, 118 yang lebih besar dibandingkan dengan taraf nyata (

α

) yaitu 0,05. Hal ini berarti model regresi variabel dependen dan

independen mempunyai distribusi normal.

IV.2.2.2 Uji Multikolineritas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi data ada tidaknya gejala multikolinieritas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 377

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .63875859

Most Extreme Differences Absolute .061

Positive .061

Negative -.034

Kolmogorov-Smirnov Z 1.190

Asymp. Sig. (2-tailed) .118

(52)

adalah dengan melihat besaran korelasi antar variable independen dan besarnya

tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu : Tolerance> 0,10 dan

Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:

Tabel 4.2

a. Dependent Variable: Likuiditas

Coefficient Correlationsa

Model

Arus Kas Operasi

Perputaran

Modal Kerja Total aktiva

1 Correlations Arus Kas Operasi 1.000 -.007 -.829

Perputaran Modal Kerja -.007 1.000 .016

Total aktiva -.829 .016 1.000

Covariances Arus Kas Operasi 5.074E-28 -3.212E-21 -1.059E-28

Perputaran Modal Kerja -3.212E-21 4.750E-10 1.926E-21

Total aktiva -1.059E-28 1.926E-21 3.217E-29 a.Dependent Variable: Likuiditas

(53)

tinggi yaitu sebesar -0,829 atau sekitar 82,9%. Namun hal ini tidak menunjukkan

gejala korelasi yang tinggi (umumnya di atas 0,95), maka hal ini merupakan

indikasi tidak adanya multikoliniearitas. Hasil Perhitungan nilai tolerance

menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,313; 1; dan 0,313 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel. Hasil

perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen

memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 3,192; 1; dan 3,192. Berdasarkan tabel di

atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel

independen pada model ini.

IV.2.2.3 Uji Heterokedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas

adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan

menggunakan program SPSS.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah

terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati

penyebaran titik-titik pada gambar.

(54)

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur ( bergelombang, melebar kemudian menyempit ), maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedatisitas.

Tindakan perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

salah satu dari beberapa cara yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, yaitu

dengan menggunakan transformasi seluruh variabel penelitian ke dalam fungsi

logaritma natural (LN). Sehingga data total aktiva, perputaran modal kerja dan

arus kas operasi menjadi LN total aktiva (LNX1), LN perputaran modal kerja

(LNX2) dan LN arus kas operasi (LNX3). Kemudian data diuji ulang berdasarkan

asumsi normalitas.

Gambar 4.6

Dari gambar 4.6 scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar

(55)

tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak

dipakai untuk memprediksi variabel dependen (likuiditas) berdasarkan masukan

variabel independen, total aktiva, perputaran modal kerja dan arus kas operasi.

IV.2.2.4 Uji Autokorelasi

Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3

a. Predictors: (Constant), LN_X3, LN_X2, LN_X1

b. Dependent Variable: LN_Y

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa nilai dw sebesar 2,077. Angka

ini terletak diantara -2 sampai +2, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif pada model regresi

penelitian ini.

IV.2.3 Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi

yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best

Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi.

Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil

(56)

IV.2.3.1 Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear dilakukan

beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen melalui pengaruh total aktiva (X1), perputaran modal kerja

(X2), arus kas operasi (X3) terhadap likuiditas (Y). Hasil regresi dilihat pada tabel

4.6 berikut:

a. Dependent Variable: LN_Y

Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:

LNY = 0,893 - 0,005 LNX1 - 0,171 LNX2 + 0,002 LNX3 + e

Dimana:

LNY = Logaritma Natural Likuiditas

LNX1 = Logaritma Natural Total Aktiva

LNX2 = Logaritma Natural Perputaran Modal Kerja

(57)

1. Konstanta sebesar 0,893 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap

konstan, maka LN Likuiditas sebesar 0,893.

2. LN Total Aktiva memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,005,

artinya apabila terjadi perubahan variabel LN Total Aktiva sebesar 1% akan

menurunkan LN Likuiditas sebesar 0,005 atau 0,5 % (interprestasi elastisitas

karena model logaritma).

3. LN Perputaran Modal Kerja memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar

0,171, artinya apabila terjadi perubahan variabel LN Perputaran Modal Kerja

sebesar 1% akan menurunkan LN Likuiditas sebesar 0,171 atau 17,1 %.

4. LN Arus Kas Operasi memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,002,

artinya apabila terjadi perubahan variabel LN Arus Kas Operasi sebesar 1%

akan menaikkan LN Likuiditas sebesar 0,002 atau 0,2%.

IV.2.3.2 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Adjusted Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau

hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.

Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk

(58)

variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.

Tabel 4.5

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Adjusted Determinasi

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), LN_X3, LN_X2, LN_X1

b. Dependent Variable: LN_Y

Pada model summary di atas, angka R sebesar 0,612 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara LN Likuiditas (LNY) dengan LN Total Aktiva

(LNX1), LN Perputaran Modal Kerja (LNX2) dan LN Arus Kas Operasi (LNX3),

erat karena > 0,5 (50%). Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,375.

Angka ini mengindikasikan bahwa 37,5% variasi atau perubahan dalam LN

Likuiditas tidak dapat dijelaskan oleh variasi variabel LN total aktiva, LN

perputaran modal kerja dan LN arus kas operasi. Sedangkan sisanya dijelaskan

(59)

IV.2.3.3 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi

berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan

menggunakan uji F (F test) dan uji t (t test).

1).Uji signifikan simultan (F-test)

Untuk melihat pengaruh total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas

operasi terhadap likuiditas secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F

test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 16.0 for

Windows, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6 Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.772 3 1.924 37.569 .000a

Residual 9.627 188 .051

Total 15.399 191

a. Predictors: (Constant), LN_X3, LN_X2, LN_X1

b. Dependent Variable: LN_Y

Berdasarkan hasil uji F (F test) diperoleh F hitung adalah 37,569 dengan tingkat signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari 0.05, sedangkan F tabel sebesar

2,652646 dengan tingkat signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa total aktiva, perputaran modal kerja dan arus kas operasi

berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap likuiditas karena F hitung >

(60)

2).Uji signifikan parsial (t test)

Uji t-test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi

16.0 for Windows diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7

a. Dependent Variable: LN_Y

Dari tabel 4.7 di atas, dapat diambil suatu kesimpulan, yaitu :

(1) besarnya thitung untuk variabel Total Aktiva (LNX1) sebesar -0,302 dengan

nilai signifikan 0.763. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan

thitung adalah -0,302, sedangkan ttabel adalah 1,972663, sehingga ttabel > thitung

( 1,972663>-0,302), maka dapat disimpulkan total aktiva secara parsial

tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Signifikansi penelitian >0,05

(0,763>0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya total aktiva tidak

berpengaruh signifikan terhadap likuiditas,

Gambar

Tabel 2.1 Hasil Penelitian terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Grafik Normal P-Plot (sebelum data di-Hasil Uji Normalitas Sebelum Data di Trimming trimming)
Gambar 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Farhan (2005) bahwa perputaran modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Permalasahan dalam penelitian ini adalah apakah leverage, likuiditas, dan perputaran persediaan berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur

Perputaran piutang dan Arus kas operasi terhadap Likuiditas (Current Ratio) bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan pada perusahaan makanan dan minuman

Secara simultan, likuiditas dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah laba akuntansi, laba tunai, dan likuiditas berpengaruh baik secara parsial dan simultan terhadap dividen

1 Debora Variabel Secara parsial likuiditas berpengaruh (2014) Independen: terhadap profitabilitas, sedangkan Liquidity, working perputaran modal kerja

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh arus kas operasi, perputaran piutang, pengumpulan piutang dan perputaran persediaan perusahaan secara parsial maupun simultan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah: Untuk menguji pengaruh struktur modal, likuiditas, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara simultan dan parsial