SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
RIZKI AYUMI RITONGA 080522066
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN S1 AKUNTANSI EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul: “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Likuiditas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai
tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang laintelah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan
ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan kecurangan dan plagiat dalam skripsi
ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 23 Juli 2012
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah ukuran perusahaan, modal kerja, dan arus kas , baik parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadaplikuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling dan diperoleh sampel sebanyak 30 perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2008 sampai dengan 2010. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs variabel bebas adalah Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik, lalu kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16 for windo ws.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Tetapi secara parsial, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.
ABSTRACT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
The purpose of this research is to examine the significant impact of firm size, capital work, and cash flow toward liquidity in companies that listed on Indonesia Stocks Exchange.
Sampling method that used is cluster random sampling and the result are 30 firms as sample. This research is done for 2008-2010 period. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website independent variable are Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. Software SPSS versi 16 for windows is used to test in this research.
The result of this research shows that Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow, has a significant influence simultaneously toward liquidity. But partially, Total Asset, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow are not influence toward liquidity.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala berkat
dan rahmatNya yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini. Skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas
pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa
do’a, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut
membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, Msi, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs Rustam, Msi, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ayah saya, H. Labuhan Ritonga, dan ibu saya, Syahniar, yang senantiasa
melimpahkan kasih sayang, didikan, perhatian, dukungan moral maupun
Saya menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, 25 Juni 2012
Penulis,
Rizki Ayumi Ritonga
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
ABSTRAK... ii
ABSTRACT... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
IV.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas... 40
IV.2.2.4 Uji Autokorelasi... 42
IV.2.3 Analisis Regresi... 42
IV.2.3.1 Persamaan Regresi... 43
IV.2.3.2 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Adjusted Determinasi... 44
IV.2.3.3 Pengujian Hipotesis... 46
IV.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan... 51
V.2 Saran... 52
V.3 Keterbatasan Penelitian... 54
DAFTAR PUSTAKA... 55
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 17
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Di-trimming... 38
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas... 39
Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi... 42
Tabel 4.4 Analisis Hasil Regresi Coefficients Correlation untuk L = f (total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas operasi setelah LN………... 43
Tabel 4.5 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi setelah LN... 45
Tabel 4.6 Hasil Uji F... 46
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 20
Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot (sebelum data di-trimming)... 34
Gambar 4.2 Histogram (sebelum data di-trimming)... 35
Gambar 4.3 Histogram (setelah data di-trimming)... 36
Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot (setelah data di-trimming)... 37
Gambar 4.5 Scatterplot (sebelum transformasi logaritma natural)... 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran i Daftar Pemilihan Perusahaan Go Public untuk Sampel…… 57 Lampiran ii Data Total Aktiva Perusahaan Sampel Tahun 2008-2010... 59 Lampiran iii Data Perputaran Modal Kerja Perusahaan Sampel Tahun
2008-2010... 60 Lampiran iv Data Arus Kas Operasi Perusahaan Sampel
Tahun 2008-2010... 61 Lampiran v Data Likuiditas Perusahaan Sampel Tahun 2008-2010... 62 Lampiran vi Descriptive Statistic... 63 Lampiran vii Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Setelah Logaritma
Natural... 64 Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Setelah Trimming... 65 Histogram Sebelum dan Setelah Trimming... 66 Hasil Uji Multikoliniearitas Sebelum dan Setelah
Logaritma Natural... 69 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum dan Setelah
Logaritma Natural... 71 Lampiran viii Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah ukuran perusahaan, modal kerja, dan arus kas , baik parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadaplikuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling dan diperoleh sampel sebanyak 30 perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2008 sampai dengan 2010. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs variabel bebas adalah Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik, lalu kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16 for windo ws.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Tetapi secara parsial, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.
ABSTRACT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
The purpose of this research is to examine the significant impact of firm size, capital work, and cash flow toward liquidity in companies that listed on Indonesia Stocks Exchange.
Sampling method that used is cluster random sampling and the result are 30 firms as sample. This research is done for 2008-2010 period. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website independent variable are Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. Software SPSS versi 16 for windows is used to test in this research.
The result of this research shows that Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow, has a significant influence simultaneously toward liquidity. But partially, Total Asset, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow are not influence toward liquidity.
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat
ketat. Menghadapi kondisi yang demikian, maka setiap perusahaan dituntut untuk
mampu mengelola perusahaan agar tetap dalam kondisi kuat dari sisi keuangan.
Menurut Munawir (1997: 71) suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi
keuangan yang kuat apabila mampu:
1. memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya; yaitu pada waktu ditagih (kewajiban keuangan terhadap pihak ekstern);
2. memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal (kewajiban keuangan terhadap pihak intern);
3. membayar bunga dan dividen yang dibutuhkan; 4. memelihara tingkat kredit yang menguntungkan.
Dalam mengelola keuangan, unsur yang perlu diperhatikan adalah
seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang akan
digunakan untuk operasi dan mengembangkan usahanya. Perusahaan dapat
memperoleh dari internal perusahaan (modal sendiri) atau dari eksternal
perusahaan (kredit) untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut.
Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak
yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Kurangnya likuiditas menghalangi perusahaan untuk memperoleh
parah mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
lancar. Masalah ini dapat mengarah pada penjualan investasi dan aktiva dengan
terpaksa, dan dalam bentuk yang paling parah, mengarah pada kebangkrutan.
Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama utang
jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh berbagai faktor.
Pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama
sekali. Atau kedua, bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun saat
jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup) secara tunai sehingga
harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti
menagih piutang, menjual surat-surat berharga, menjual persediaan atau aktiva
lainnya.
Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek (Wild, 2005:184). Dalam
pengertian yang lebih sering digunakan, likuiditas diartikan sebagai kemampuan
suatu perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka
pendek atau yang harus segera dibayar (Munawir, 2002:93). Ukuran likuiditas
perusahaan yang hingga saat ini masih sering digunakan adalah current ratio dan
quick ratio. Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar (current asset) dengan utang lancar (current liabilities), sedangkan quick ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar
(Brigham and Daves, 2004: 231). Aktiva lancar tersebut umumnya berupa kas,
surat berharga, piutang dagang, dan persediaan. Sedangkan utang lancar pada
ditangguhkan, dan biaya-biaya yang ditangguhkan (Brigham and Daves, 2004:
231).
Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam suatu
perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur, perusahaan
yang memiliki likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang baik; karena
dana jangka pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva
lancar yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi
manajemen, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi menunjukkan
kinerja manajemen yang kurang baik, karena likuiditas yang tinggi menunjukkan
adanya saldo kas yang menganggur, persediaan yang relatif berlebihan, atau
karena kebijakan kredit perusahaan yang tidak baik sehingga mengakibatkan
tingginya piutang usaha.
Kurangnya likuiditas bagi pemegang saham perusahaan sering kali diawali
dengan keuntungan yang rendah dan berkurangnya kesempatan. Hal ini dapat
mengakibatkan hilangnya pengendalian pemilik atau kerugian investasi modal.
Kurangnya likuiditas bagi kreditor perusahaan dapat menyebabkan penundaan
pembayaran bunga dan pokok pinjaman atau bahkan tidak dapat ditagih sama
sekali. Pelanggan dan pemasok produk dan jasa perusahaan juga merasakan
masalah likuiditas jangka pendek. Implikasinya antara lain mencakup
ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kontrak serta merusak hubungan
dengan pelanggan dan pemasok penting.
faktor tersebut antara lain: faktor yang berhubungan dengan biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan jika menggunakan dana dari luar (cost of external financing), ketidakpastian arus kas yang diterima perusahaan (cash flow uncertainty), kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan baik saat ini maupun di waktu yang akan datang (current and future investment opportunities), kebutuhan kas untuk transaksi (transaction demand for liquidity) (Kim et al., 1998: 348) dalam penelitian Aldiyanti (2006).
Penelitian yang dilakukan oleh Aldiyanti (2006) meneliti ukuran
perusahaan, kesempatan bertumbuh (growth opportunities), return spread, dan rasio utang berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan. Penelitian yang dilakukan
oleh Kim (1998) dalam penelitian Aldiyanti (2006) menunjukkan faktor-faktor
:market to book value, spread antara suku bunga investasi dengan suku bunga bank sentral, rata-rata siklus kas, rasio utang, arus kas, dan kemungkinan
perusahaan mengalami kesulitan keuangan berpengaruh signifikan terhadap
likuiditas perusahaan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis berpendapat bahwa
terdapat banyak faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan khususnya pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan alasan
tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul :
”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas pada Perusahaan yang
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010?
2. apakah modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010?
3. apakah arus kas berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010?
4. apakah ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas secara bersama-sama
berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2010?
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut:
1. untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap likuiditas
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010,
2. untuk mengetahui apakah modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010,
3. untuk mengetahui apakah arus kas berpengaruh terhadap likuiditas pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010,
bersama-sama berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010.
I.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak
sebagai berikut:
1. bagi penulis, sebagai bahan masukan apabila ditanya pendapatnya mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi likkuiditas pada perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010,
2. bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan
penelitian selanjutnya yang sejenis,
3. bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dalam menentukan faktor-faktor
yang mempengaruhi likuiditas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk membuat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tinjauan Teoritis II.1.1 Likuiditas
Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses atau
kegagalan perusahaan. Penyediaan kebutuhan uang tunai dan sumber-sumber
untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah
perusahaan itu menanggung risiko. Menurut Wild (2005: 185) likuiditas
merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas atau kemampuan
untuk memperoleh kas. Jangka pendek secara konvensional dianggap periode
hingga satu tahun meskipun jangka waktu ini dikaitkan dengan siklus operasi
normal suatu perusahaan (periode waktu yang mencakup siklus
pembelian-produksi-penjualan-penagihan).
Menurut Munawir (2002:31), “likuiditas adalah menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang
harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih”. Secara umum pengertian likuiditas (liquidity) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.
Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sedemikian
segera dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah ilikuid.
Kim et al.,(1998: 349) dalam penelitian Aldiyanti (2006) mengelompokkan faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi likuiditas
perusahaan. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan sebagai berikut:
a. cost of external financing
Faktor cost of external financing ini berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan jika perusahaan menggunakan pendanaan dari luar
perusahaan. Kim et al. (1998: 349) menggunakan proxy ukuran perusahaan
(firm size) dan kesempatan bertumbuh (growth opportunities) untuk mengukur faktor cost of external financing tersebut.
Barclay dan Smith (1996, dalam Kim et al., 1998) mengemukakan argumen bahwa, cost of external financing yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan besar relatif lebih rendah dibanding perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan kecil,
hal ini disebabkan perusahaan besar lebih mampu mencapai economic of scale
terutama jika dikaitkan dengan biaya tetap pada saat melakukan emisi saham.
Berdasarkan literatur tentang asymmetric information, pada perusahaan-perusahaan yang menghadapi kondisi asymmetric information yang rumit antara insider dan outsider investors, maka perusahaan tersebut cenderung
menghadapi cost of external financing yang besar. (Myers dan Majluf 1984, dalam Kim et al., 1998: 347), pada perusahaan-perusahaan yang nilainya sebagian besar ditentukan oleh growth opportunities akan menghadapi
b. cash flow uncertainty
Cash flow uncertainty atau ketidapastian arus kas dapat menentukan keputusan manajer dalam menentukan tingkat likuditas perusahaan.
Perusahaan-perusahaan dengan tingkat ketidakpastian arus kas yang tinggi
akan cenderung melakukan investasi dalam aktiva likuid dengan jumlah yang
besar.
c. current and future investment opportunities
Current and Future Investment Opportunities adalah kesempatan investasi yang dihadapi perusahaan, baik saat ini maupun saat mendatang.
Current and future investment opportunities ini dapat mempengaruhi manajemen dalam memutuskan kebijakan likuiditasnya. Berkaitan dengan
current and future investment opportunities ini manajemen akan mempertimbangkan, apakah lebih baik melakukan investasi dalam bentuk
aktiva tetap atau melakukan investasi dalam aktiva likuid.
d. transactions demand for liquidity
Transactions Demand for Liquidity ini berkaitan dengan dana atau kas yang diperlukan perusahaan untuk tujuan transaksi. Faktor transactions demand for liquidity ini juga merupakan faktor yang dipertimbangkan manajemen dalam menentukan likuiditas perusahaan.
Pengukuran likuiditas dilakukan dengan membandingkan harta lancar
dengan utang lancar. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dapat
1). besarnya investasi pada harga tetap dibandingkan dengan seluruh dana
jangka panjang
Pemakaian dana untuk pembelian harta tetap adalah salah satu sebab
utama dari keadaan tidak likuid. Jikalau makin banyak dana perusahaan
yang dipergunakan untuk harta tetap, maka sisanya untuk membiayai
kebutuhan jangka pendek tinggal sedikit. Oleh sebab itu, rasio likuiditas
menurun. Kemerosotan tersebut hanya dapat dicegah dengan menambah
dana jangka panjang untuk menutup kebutuhan harta tetap yang
meningkat.
2). volume kegiatan perusahaan
Peningkatan volume kegiatan perusahaan akan menambah kebutuhan dana
untuk membiayai harta lancar. Sebagian dari kebutuhan tersebut dipenuhi
dengan meningkatkan utang-utang. Tetapi jika hal-hal lain tetap, investasi
jangka panjang untuk membiayai kebutuhan modal kerja sangat
diperlukan agar rasio dapat dipertahankan.
3). pengendalian harta lancar
Apabila pengendalian kurang baik terhadap besarnya investasi dalam
persediaan dan piutang menyebabkan adanya investasi yang melebihi
daripada yang seharusnya, maka sekali lagi rasio akan turun dengan tajam,
kecuali apabila disediakan lebih banyak dana jangka panjang.
Kesimpulannya ialah bahwa perbaikan dalam pengendalian investasi
Memperbaiki posisi likuiditas hanya dapat dilaksanakan dengan: a. menambah lebih banyak dana jangka panjang, baik dari pemegang
saham ataupundengan pinjaman,
b. mengembalikan posisi investasi dengan menjual beberapa harta tetap,
c. mengatur harta lancar secara efisien.
Menurut Riyanto (2001:28), apabila kita mengukur tingkat likuiditas
dengan menggunakan current ratio sebagai alat ukurnya, maka tingkat likuiditas suatu perusahaan dapat ditingkatkan dengan jalan sebagai berikut:
a. dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva
lancar,
b. dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi utang
lancar,
c. dengan mengurangi jumlah utang lancar bersama-sama dengan
mengurangi aktiva lancar. Hal ini dapat berlaku jika current ratio itu lebih dari satu.
II.1.2 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan secara langsung akan mencerminkan tinggi
rendahnya aktivitas operasi maupun investasi perusahaan. Pada umumnya
semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula kegiatan operasi dan
investasi yang dilakukan perusahaan tersebut. Kegiatan operasi dan investasi yang
perusahaan, sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan antara ukuran
perusahaan dengan tingkat likuiditas.
II.1.3 Modal Kerja
Menurut Wild (2005, 186), “modal kerja adalah selisih aktiva lancar
setelah dikurang kewajiban lancar”. Menurut Brigham (2001: 30), modal kerja
adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek yaitu kas, sekuritas yang
mudah dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha. Modal kerja selalu diperlukan
untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari dan untuk menjaga kontinuitas
perusahaan selama masih beroperasi.
Menurut Riyanto (1995:51) modal kerja dapat dibagi menurut konsep
sebagai berikut :
a. konsep kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital),
b. konsep kualitatif
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Defenisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari utang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di mana mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja neto (net working capital),
c. konsep fungsional
menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.
Modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan. Adanya modal
kerja yang cukup memungkinkan suatu perusahaan dalam melaksanakan
aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin akan timbul.
Adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak
produktif dan hal ini memberikan kerugian karena dana yang tersedia tidak
dipergunakan secara efektif dalam kegiatan perusahaan. Sebaliknya, kekurangan
modal kerja merupakan sebab utama kegagalan perusahaan dalam menjalankan
aktivitasnya.
Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan perusahaan
berbeda-beda, salah satunya tergantung pada jenis perusahaan dan besar kecilnya
perusahaan itu sendiri. Kebijakan perusahaan dalam mengelola jumlah modal
kerja secara tepat akan menghasilkan keuntungan yang benar-benar diharapkan
oleh perusahaan sedangkan akibat pengelolaan modal yang kurang tepat akan
mengakibatkan kerugian. Kegiatan penyediaan modal tersebut bersifat dinamis
sehingga harus disesuaikan dengan perkembangan perusahaan. Besarnya modal
kerja merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan untuk
menyelesaikan masalah likuiditas perusahaan.
Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun
penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan
aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal
Menurut Munawir (2002:125) penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang
mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut:
a. pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi
pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan, supplies
kantor dan pembayaran biaya-biaya lainnya,
b. kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan
surat berharga atau efek, maupun kerugian yang insidentil lainnya,
c. adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan
tertentu dalam jangka panjang,
d. adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau
aktiva tidak lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar
atau timbulnya utang lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja,
e. pembayaran utang-utang jangka panjang yang meliputi utang hipotik, utang
obligasi maupun bentuk utang jangka panjang lainnya,
f. pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk
kepentingan pribadi (prive) atau adanya pengambilan bagian keuntungan oleh pemilik dalam perusahaan perseorangan dan persekutuan atau adanya
pembayaran dividen dalam perseroan terbatas.
Disamping penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan berkurangnya
modal kerja tersebut, Munawir (2002:129) mengemukakan bahwa adapula
pemakaian aktiva lancar yang tidak merubah jumlahnya baik jumlah modal
penggunaan modal kerja/aktiva lancar yang hanya menyebabkan berubahnya
bentuk aktiva lancar (modal kerja tidak berkurang), misalnya:
a.pembelian efek (marketable securities) secara tunai
b.pembelian barang dagangan atau bahan-bahan lainnya secara tunai
c.perubahan suatu bentuk piutang ke bentuk piutang yang lain,
misalnya dari piutang dagang (account receivable) menjadi piutang wesel (notes receivable)
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam suatu
perusahaan. Selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode
perputaran modal kerja (working capital turnover period) dimulai saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana
kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat
perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya. Berapa lama periode
perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran
dari masing-masing komponen modal kerja tersebut.
Perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja
dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh
perusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja
yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin
disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang
II.1.4 Arus Kas
Kas merupakan aktiva yang paling likuid serta menawarkan likuiditas dan fleksibilitas bagi perusahaan. Kas merupakan awal sekaligus akhir siklus operasi
perusahaan. Aktivitas operasi perusahaan melibatkan konversi kas menjadi
berbagai aktiva (seperti persediaan) yang digunakan untuk menghasilkan piutang
dari penjualan kredit. Siklus operasi menjadi lengkap saat kas kembali ke
perusahaan melalui proses penagihan, yang memungkinkan dimulainya siklus
operasi baru.
Sesungguhnya kas merupakan ukuran akhir profitabilitas. Kas lah yang
digunakan untuk membayar utang, mengganti peralatan, memperluas fasilitas, dan
membayar dividen. Dengan demikian, analisis arus kas masuk dan arus kas keluar
perusahaan dapat membantu menilai salah satunya likuiditas.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para
pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.
Menurut Harahap (2008: 257), kegunaan laporan arus kas untuk
mengetahui:
a. kemampuan suatu perusahaan meng”generate” kas, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu;
c. informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return
dan sumber kekayaan perusahaan;
d. kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang;
e. alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas;
f. pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pembayaran kas
berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan yang
merupakan aktivitas utama dalam bisnis perusahaan. Arus kas dari operasi sering
dikaitkan dengan laba bersih untuk menilai kualitasnya. Arus kas dari operasi
menjadi penguji yang efektif atas laba bersih, namun bukan pengganti laba bersih.
Arus kas dari operasi meliputi elemen pendanaan serta bermanfaat untuk evaluasi
dan proyeksi likuiditas jangka pendek maupun solvabilitas jangka panjang.
II.2 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi likuiditas dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Hasil Penelitian terdahulu
Nama Variabel yang digunakan Hasil Penelitan Aldiyanti Listi
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, return spread
berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan, sedangkan debt ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.
Farhan Fanny
Kim et al. (1998)
variabilitas arus free cash flow, return
menunjukkan bahwa rasio market to book value berpengaruh positif dan signifikan sedangkan return spread, siklus kas, debt ratio, arus kas, kemungkinan kebangkrutan berpengaruh negative dan signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Aldiyanti (2006) tersebut bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor penentu likuiditas. Faktor-faktor yang digunakan
sebagai prediktor likuiditas perusahaan adalah ukuran perusahaan, kesempatan
bertumbuh, return spread, dan debt ratio. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Jakarta. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: (1) ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
likuiditas perusahaan, (2) kesempatan bertumbuh berpengaruh signifikan dan
positif terhadap likuiditas, (3) return spread berpengaruh signifikan dan positif terhadap likuiditas perusahaan, (4) debt ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.
Penelitian yang dilakukan oleh Kim et al. (1998) tersebut bertujuan untuk mengetahui secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhi atau menentukan
likuiditas perusahaan. Faktor-faktor yang diduga menentukan likuiditas adalah:
(1) ukuran perusahaan, (2) kesempatan bertumbuh (growth opportunities), (3)
perkiraan kondisi ekonomi masa mendatang, (7) siklus kas, (8) variabilitas siklus
kas, (9) debt ratio, (10) arus kas, (11) prediktor kebangkrutan. Penelitian
dilakukan terhadap 915 perusahaan manufaktur di AS dengan periode pengamatan
tahun 1975-1994. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear
berganda. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kim et al. (1998) ini
menunjukkan: (1) rasio market to book value berpengaruh positif dan signifikan,
(2) Return spread berpengaruh negatif dan signifikan, (3) Siklus kas berpengaruh
negatif dan signifikan, (4) Debt ratio berpengaruh negatif dan signifikan, (5) arus
kas berpengaruh negatif dan signifikan, (6) kemungkinan kebangkrutan
berpengaruh negatif dan signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Farhan (2005) dilakukan pada perusahaan
telekomunikasi yang telah go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk periode tahun 2002 sampai dengan 2004. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan menguraikan terlebih dahulu kondisi objek penelitian atau perusahaan
yang diteliti berdasarkan fakta dan data yang ada untuk menguji hipotesis.
Berdasarkan data yang ada, dilakukan penghitungan perputaran modal kerja,
tingkat likuiditas dengan menggunakan rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas.
Hasil penelitian Farhan ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
II.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1I.3.1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan
diatas, pengaruh modal kerja, usuran perusahaan, arus kas terhadap likuiditas
dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut :
H1
H2 H4
H3
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Ukuran perusahaan secara langsung akan mencerminkan tinggi rendahnya
aktivitas operasi maupun investasi perusahaan. Pada umumnya semakin besar
ukuran perusahaan maka semakin besar pula kegiatan operasi dan investasi yang
dilakukan perusahaan tersebut. Kegiatan operasi dan investasi yang dilakukan
tersebut secara langsung akan mempengaruhi kondisi likuiditas perusahaan,
sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan
tingkat likuiditas. Penelitian yang telah dilakukan oleh Kim et al (1998) dalam
penelitian Aldiyanti (2006) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap likuiditas perusahaan.
L Ukuran Perusahaan (X1)
Modal Kerja (X2)
Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari perusahaan,
dimana dana yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan kembali dalam
jangka waktu yang relatif pendek melalui hasil aktivitas perusahaan tersebut, yang
akan dipergunakan untuk operasi selanjutnya. Modal kerja yang cukup akan
memungkinkan suatu perusahaan untuk beroperasi seekonomis mungkin, akan
tetapi modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak
produktif dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, dan sebaliknya
adanya ketidakcukupan modal kerja merupakan indikator utama kegagalan suatu
perusahaan.
Ukuran arus kas mengakui arus kas masuk saat kas diterima walaupun
belum dihasilkan, dan mengakui arus keluar saat kas dibayarkan walaupun beban
belum terjadi. Laporan arus kas melaporkan ukuran arus kas untuk tiga aktivitas
utama dalam bisnis: operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas operasi, atau arus
kas dari operasi, merupakan padanan dasar kas untuk laba bersih akrual. Informasi
arus kas membantu menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya, membayar dividen, meningkatkan kapasitas, dan mendapatkan
pendanaan. Informasi arus kas juga membantu menilai kualitas laba dan
ketergantungan laba pada estimasi dan rentang arus kas dimasa depan. Arus kas
dari operasi menjadi penguji yang efektif atas laba bersih, namun bukan pengganti
laba bersih. Arus kas dari operasi meliputi elemen pendanaan serta bermanfaat
untuk evaluasi dan proyeksi likuiditas jangka pendek maupun solvabilitas jangka
dalam penelitian Aldiyanti (2006) menunjukkan bahwa arus kas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap likuiditas perusahaan.
II.3.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap likuiditas pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010
H2 : terdapat pengaruh modal kerja terhadap likuiditas pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010
H3 : terdapat pengaruh arus kas terhadap likuiditas pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010
H4 : terdapat pengaruh, ukuran perusahaaan, modal kerja, arus kas secara
simultan terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono (2007:30)
desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab
akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel
dependen (variabel yang dipengaruhi). Penelitian ini menguji pengaruh ukuran
perusahaan, modal kerja, dan arus kasterhadap likuiditas.
III.2 Teknik Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono ( 2005: 72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing di
Bursa Efek Indonesia (yang sebelumnya telah berubah nama dari Bursa Efek
Jakarta menjadi Bursa Efek Indonesia sejak 31 Desember 2008), kecuali bank dan
asuransi. Berdasarkan data yang diperoleh melalui situs BEI di
jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 adalah 244 perusahaan.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode cluster random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan memilih secara random kelompok dari populasi (Umar, 2008:89). Kemudian dari kelompok yang terpilih
ketepatan yang tinggi jika variasi dalam kelompok lebih besar dibanding variasi
antarkelompok.
Besarnya sampel ditentukan berdasarkan rumus Slovin (1960) dalam
Umar (2008:78) seperti berikut:
n = N
1 + N e2 = 30 perusahaan
dimana:
n = ukuran sampel yang dibutuhkan
N = ukuran populasi (244 perusahaan)
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (5%)
III.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
yaitu data yang berbentuk angka. Data ini merupakan data sekunder yaitu data
yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Pada
penelitian ini data sekunder didapat dari dalam bentuk dokumentasi yaitu data
yang diterbitkan oleh pihak-pihak berkompeten melalui data laporan keuangan
yang rutin diterbitkan setiap tahunnya dalam bentuk cetakan maupun download
seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008, 2009, dan
2010.
III.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data eksternal. Pola penelitian ini dilakukan
dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka yaitu melalui
jurnal akuntansi dan buku buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Tahap kedua, pengumpulan data sekunder diperoleh melalui media internet
dengan mendownload situs
laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian
III.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Defenisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang
diperlukan peneliti untuk mengukur. Sedangkan pengukuran penelitian dapat
diartikan sebagai alat untuk menilai variabel dalam penelitian. Dilihat dari sudut
pandang hubungannya variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007:3).
Dalam penelitian ini variabel independen terdiri dari :
Ukuran Perusahaan = Total Aktiva Perusahaan
Alasan digunakannya total aktiva perusahaan adalah karena total aktiva
merupakan proxy dari ukuran perusahaan
b. Modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan.
Modal kerja dalam penelitian ini dihitung dengan rumus perputaran modal
kerja sebagai berikut:
Perputaran Modal Kerja =
ModalKerja Penjualan
x 100%
Alasan digunakannya perputaran modal kerja adalah karena perputaran
modal kerja menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh
untuk tiap rupiah modal kerja.
c. Arus kas dalam penelitian ini adalah merupakan arus kas dari operasi yaitu
merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Arus kas dari
operasi sering dikaitkan dengan laba bersih untuk menilai kualitasnya,
sehingga formula yang digunakan untuk menghitung arus kas operasi
adalah sebagai berikut:
Arus kas operasi = Arus kas masuk dan Arus kas keluar bersih yang
berasal dari aktivitas operasi terkait
Alasan digunakannya arus kas operasi adalah karena arus kas dari operasi
meliputi elemen pendanaan yang bermanfaat untuk evaluasi dan proyeksi
likuiditas jangka pendek.
2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas. Dalam penelitian ini rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah rasio
lancar yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan kewajiban
lancar. Rasio tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut :
Current ratio =
Alasan digunakannya current ratio adalah karena current ratio lebih berguna untuk membandingkan likuiditas berbagai perusahaan dalam industri yang
sama.
III.6 Metode dan Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dilakukan dengan analisis
statistik dan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows .Dalam penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah
model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.
III.6.1 Uji Asumsi Klasik
Sebelum menganalisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik
yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji
autokorelasi.
a. Uji Normalitas
atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kolmogrov smirnov, dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residua l berdistribusi normal.
Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina
(2007:106), yaitu:
1) lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural, kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas,
2) lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
3) lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2005:91) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variable independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai
tolerance dan VIF dengan ketentuan bila VIF > 10 terjadi masalah
multikolinearitas yang serius.
Menurut Ghozali (2005: 95) cara mengobati multikolinearitas, yaitu :
1) menggabungkan data crossection dan time series (pooling data),
2) keluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelas tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi,
3) transformasi variabel, dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan
first difference atau delta.
c. Heterokedastisitas
terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka terjadi homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Menurut Ghozali (2005: 109) cara memperbaiki model jika terdapat
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan cara :
1) melakukan transformasi dalam bentuk regresi dengan membagi model regresi dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam model tersebut.
2) melakuka n transformasi logaritma.
d. Uji Autokorelasi
Menurut Erlina (2007 : 109 ) ”Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya”.
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan masalah autokorelasi. Masalah autokorelasi
umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Pendeteksian terhadap penyimpangan asumsi klasik autokorelasi dapat dilihat pada nilai Durbin Watson
(DW test). Ketentuan yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah
autokorelasi menurut Santoso adalah sebagai berikut:
1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,
3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
untuk menaksir variabel dependen agar taksiran menjadi lebih akurat. Data
dianalisis dengan model regresi berganda sebagai berikut
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y = likuiditas
a = konstanta
b1, b2, b3, b4 = parameter koefisien regresi
X1 = ukuran perusahaan
X2 = modal kerja
X3 = arus kas
e = penganggu
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan F-test dan t-test a. Uji signifikan simultan (F-test)
Uji F digunakan untuk menguji hubungan linier dari seluruh variabel
bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah model ini dapat dipakai untuk mengestimasi
variabel terikat. Bentuk pengujian :
H0 : b1=b2=b3= 0, artinya variabel ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas yang
terdapat pada model ini dapat dipakai untuk mengestimasi variabel likuiditas.
H1 : b1 ≠b2 ≠b3≠0, artinya variabel ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas
yang terdapat pada model ini tidak dapat dipakai untuk mengestimasi variabel
likuiditas. Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada
Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah:
H0 diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel
H0 ditolak (terima H1) bila Fhitung > Ftabel b. Uji signifikan parsial (t-test)
Uji t-test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk menentukan nilai t-tabel, tingkat
signifikan yang digunakan sebesar 5%. Bentuk pengujian :
H0 : b1=b2=b3= 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas terhadap likuiditas.
H1 : b1 ≠b2 ≠b3≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas terhadap variabel likuiditas.
Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada tingkat
signifikan (
α
) = 5%.Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah :
H0 diterima jika : ttabel ≤thitung ≤ttabel
H1 diterima jika : thitung > ttabel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.
Pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda dilakukan dengan
menggunakan software SPSS versi 16.0 for Windows. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan
menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Berdasarkan metode pemilihan sampel yang digunakan, didapat 30 perusahaan
yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode
2008-2010.
IV.2 Analisis Hasil Penelitian
IV.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang diperoleh dari
tahun 2008 sampai tahun 2010 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel
variabel bebas (independent variable) dan likuiditas sebagai variabel terikat (dependent variable).
IV.2.2 Uji Asumsi Klasik
Ada beberapa syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi agar model
persamaan regresi berganda dapat digunakan dalam menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi likuiditas, antara lain uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
IV.2.2.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah
data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pengujian normalitas data dalam
penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik one-sample kolmogrov smirnov, tingkat signifikan 5% dengan membuat hipotesis:
H0 : data residual berdistribusi normal
H1 : data residua l tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan
Hasil Uji Normalitas Sebelum Data di Trimming Grafik Normal P-Plot (sebelum data di-trimming)
Gambar 4.1
Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal
plot, kelihatan titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta mendekati garis
diagonal sehingga disimpulkan bahwa data dalam model regresi terlihat
terdistribusi secara normal. Dari hasil uji normalitas dengan grafik histogram, dan
Histogram (sebelum data di-trimming) Gambar 4.2
Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa
distribusi data tidak normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data
tidak mengikuti garis diagonal yaitu menceng ke kiri (positive skewness). Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2007:
106), yaitu :
1) Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya.
3) Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.
Untuk mengubah nilai residual agar terdistribusi normal, penulis
melakukan trimming data. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S):
1) Analisis Grafik
Uji normalitas yang digunakan dalam analisis grafik ini adalah dengan
melihat grafik histogram dan normal probability plot sebagai berikut
Uji Normalitas Setelah Data Di-trimming
Histogram Dependent Variable (Likuiditas)
Gambar 4.3
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan pola
distribusi yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Hal ini berarti data
residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan
dengan analisis statistik selain dengan analisis grafik histogram melalui grafik
normal p-p plot regression standardized residual seperti yang disajikan pada Gambar 4.4
Gambar 4.4
Grafik Normal P-Plot (setelah data di-trimming)
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa titik-titik pada scatter plot mengikut i data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual
statistik. Analisis statistik memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan
dengan analisis grafik.
2) Analisis Statistik
Uji normalitas yang digunakan dalam analisis statistik ini adalah uji
statistik non-parametrik One-Sample Kolmogrov Smirnov. Tabel 4.1 ditampilkan sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Uji Normalitas Setelah Data Di-trimming
Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed)
Unstandardized Residual bernilai 0, 118 yang lebih besar dibandingkan dengan taraf nyata (
α
) yaitu 0,05. Hal ini berarti model regresi variabel dependen danindependen mempunyai distribusi normal.
IV.2.2.2 Uji Multikolineritas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi data ada tidaknya gejala multikolinieritas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 377
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .63875859
Most Extreme Differences Absolute .061
Positive .061
Negative -.034
Kolmogorov-Smirnov Z 1.190
Asymp. Sig. (2-tailed) .118
adalah dengan melihat besaran korelasi antar variable independen dan besarnya
tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu : Tolerance> 0,10 dan
Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:
Tabel 4.2
a. Dependent Variable: Likuiditas
Coefficient Correlationsa
Model
Arus Kas Operasi
Perputaran
Modal Kerja Total aktiva
1 Correlations Arus Kas Operasi 1.000 -.007 -.829
Perputaran Modal Kerja -.007 1.000 .016
Total aktiva -.829 .016 1.000
Covariances Arus Kas Operasi 5.074E-28 -3.212E-21 -1.059E-28
Perputaran Modal Kerja -3.212E-21 4.750E-10 1.926E-21
Total aktiva -1.059E-28 1.926E-21 3.217E-29 a.Dependent Variable: Likuiditas
tinggi yaitu sebesar -0,829 atau sekitar 82,9%. Namun hal ini tidak menunjukkan
gejala korelasi yang tinggi (umumnya di atas 0,95), maka hal ini merupakan
indikasi tidak adanya multikoliniearitas. Hasil Perhitungan nilai tolerance
menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,313; 1; dan 0,313 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel. Hasil
perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen
memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 3,192; 1; dan 3,192. Berdasarkan tabel di
atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel
independen pada model ini.
IV.2.2.3 Uji Heterokedastisitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas
adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan
menggunakan program SPSS.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah
terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati
penyebaran titik-titik pada gambar.
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur ( bergelombang, melebar kemudian menyempit ), maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedatisitas.
Tindakan perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
salah satu dari beberapa cara yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, yaitu
dengan menggunakan transformasi seluruh variabel penelitian ke dalam fungsi
logaritma natural (LN). Sehingga data total aktiva, perputaran modal kerja dan
arus kas operasi menjadi LN total aktiva (LNX1), LN perputaran modal kerja
(LNX2) dan LN arus kas operasi (LNX3). Kemudian data diuji ulang berdasarkan
asumsi normalitas.
Gambar 4.6
Dari gambar 4.6 scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi variabel dependen (likuiditas) berdasarkan masukan
variabel independen, total aktiva, perputaran modal kerja dan arus kas operasi.
IV.2.2.4 Uji Autokorelasi
Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3
a. Predictors: (Constant), LN_X3, LN_X2, LN_X1
b. Dependent Variable: LN_Y
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa nilai dw sebesar 2,077. Angka
ini terletak diantara -2 sampai +2, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif pada model regresi
penelitian ini.
IV.2.3 Analisis Regresi
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi
yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best
Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi.
Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil
IV.2.3.1 Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear dilakukan
beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen melalui pengaruh total aktiva (X1), perputaran modal kerja
(X2), arus kas operasi (X3) terhadap likuiditas (Y). Hasil regresi dilihat pada tabel
4.6 berikut:
a. Dependent Variable: LN_Y
Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:
LNY = 0,893 - 0,005 LNX1 - 0,171 LNX2 + 0,002 LNX3 + e
Dimana:
LNY = Logaritma Natural Likuiditas
LNX1 = Logaritma Natural Total Aktiva
LNX2 = Logaritma Natural Perputaran Modal Kerja
1. Konstanta sebesar 0,893 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap
konstan, maka LN Likuiditas sebesar 0,893.
2. LN Total Aktiva memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,005,
artinya apabila terjadi perubahan variabel LN Total Aktiva sebesar 1% akan
menurunkan LN Likuiditas sebesar 0,005 atau 0,5 % (interprestasi elastisitas
karena model logaritma).
3. LN Perputaran Modal Kerja memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar
0,171, artinya apabila terjadi perubahan variabel LN Perputaran Modal Kerja
sebesar 1% akan menurunkan LN Likuiditas sebesar 0,171 atau 17,1 %.
4. LN Arus Kas Operasi memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,002,
artinya apabila terjadi perubahan variabel LN Arus Kas Operasi sebesar 1%
akan menaikkan LN Likuiditas sebesar 0,002 atau 0,2%.
IV.2.3.2 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Adjusted Determinasi
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau
hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati
Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk
variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Tabel 4.5
Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Adjusted Determinasi
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), LN_X3, LN_X2, LN_X1
b. Dependent Variable: LN_Y
Pada model summary di atas, angka R sebesar 0,612 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara LN Likuiditas (LNY) dengan LN Total Aktiva
(LNX1), LN Perputaran Modal Kerja (LNX2) dan LN Arus Kas Operasi (LNX3),
erat karena > 0,5 (50%). Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,375.
Angka ini mengindikasikan bahwa 37,5% variasi atau perubahan dalam LN
Likuiditas tidak dapat dijelaskan oleh variasi variabel LN total aktiva, LN
perputaran modal kerja dan LN arus kas operasi. Sedangkan sisanya dijelaskan
IV.2.3.3 Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi
berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan
menggunakan uji F (F test) dan uji t (t test).
1).Uji signifikan simultan (F-test)
Untuk melihat pengaruh total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas
operasi terhadap likuiditas secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F
test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 16.0 for
Windows, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.772 3 1.924 37.569 .000a
Residual 9.627 188 .051
Total 15.399 191
a. Predictors: (Constant), LN_X3, LN_X2, LN_X1
b. Dependent Variable: LN_Y
Berdasarkan hasil uji F (F test) diperoleh F hitung adalah 37,569 dengan tingkat signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari 0.05, sedangkan F tabel sebesar
2,652646 dengan tingkat signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa total aktiva, perputaran modal kerja dan arus kas operasi
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap likuiditas karena F hitung >
2).Uji signifikan parsial (t test)
Uji t-test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi
16.0 for Windows diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.7
a. Dependent Variable: LN_Y
Dari tabel 4.7 di atas, dapat diambil suatu kesimpulan, yaitu :
(1) besarnya thitung untuk variabel Total Aktiva (LNX1) sebesar -0,302 dengan
nilai signifikan 0.763. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan
thitung adalah -0,302, sedangkan ttabel adalah 1,972663, sehingga ttabel > thitung
( 1,972663>-0,302), maka dapat disimpulkan total aktiva secara parsial
tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Signifikansi penelitian >0,05
(0,763>0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya total aktiva tidak
berpengaruh signifikan terhadap likuiditas,