• Tidak ada hasil yang ditemukan

Planetarium Medan (Arsitektur Metafora)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Planetarium Medan (Arsitektur Metafora)"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

PLANETARIUM MEDAN

( ARSITEKTUR METAFORA )

LAPORAN PERANCANGAN

TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

AGUS DIANA SARI

060406018

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A

(2)

PLANETARIUM MEDAN

( ARSITEKTUR METAFORA )

Oleh :

AGUS DIANA SARI

06 0406 018

Medan, Desember 2010

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 19630716 199802 1001 Imam Faisal Pane, ST, MT

NIP : 19740810 200212 1002

R. Lisa Suryani, ST, MT

(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : AGUS DIANA SARI

NIM : 06 0406 018

Judul Proyek Tugas Akhir : Planetarium Medan Tema : Arsitektur Metafora Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing I

Paraf Pembimbing II

Koordinator TGA-490 1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa Sidang

4. Perbaikan Dengan Sidang

5. Tidak Lulus

Medan, Desember 2010

A B+ B C+ C D E

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

NIP. 19630716 199802 1 001

Koordinator TGA-490,

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan penulis kekuatan

Rahmat dan HidayahNya, sehingga dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Arsitektur, Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara.

Proses panjang dan penuh suka duka ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa,

semangat, dan perhatian tiada henti dari Orang tua saya yang tercinta Ayah Amran

Siagian dan Ibunda Armawati dan Seluruh keluarga besar yang selalu ada dengan doa dan dukungannya.

Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan

rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing

tugas akhir Bapak Imam Faisal Pane, ST. MT dan kepada Ibu Lisa Suryani, ST, MT

sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya membimbing, brain storming ,

motivasi , pengarahan dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:

1. Bapak Ir. Dwi Lindarto H, MT., Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dwi Lindarto, selaku koordinator Tugas Akhir , Departemen

Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Nelson, M.Siahaan, Dipl.TP, M.Arch, Bapak Dwi Lindarto H,

MT., dan Ibu Amy Marisa, ST. Msc sebagai Dosen Penguji, untuk semua

saran dan kritik yang berguna, serta bimbingan yang sangat berarti sejak

awal sampai akhir.

4. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

5. Adik – adik saya tersayang, Anggraini Maya Sari dan Agung Rahmanda

Putra yang memberikan motivasi, serta bibi saya, Armayani yang selalu

memberi perhatian di saat saya menjalani proses tugas akhir ini.

6. Semua teman - teman stambuk 2006, Departemen Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara, terutama kepada Elsha Putri Sandani,

Nurkumala Sari, Sri Meliani, Dini Maharani, Misria Siregar, dan Zhilli

(5)

7. Dan seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis untuk

menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir ini.

Kiranya Allah SWT memberikan dan melimpahkan kasih dan anugerah-Nya bagi

mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.

Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai

banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi

penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan

manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen

Arsitektur USU.

Medan, Desember 2010

Hormat Saya

AGUS DIANA SARI

NIM 060406018

(6)

DAFTAR ISI

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SPH2A) ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Maksud dan Tujuan ...5

1.3 Permasalahan ...5

1.3.1 Perumusan Masalah ...5

1.3.2. Identifikasi Masalah ...6

1.4 Manfaat Perancangan ...7

1.5 Metode Pendekatan ...7

1.6 Lingkup Kajian ...7

1.7 Batasan ...8

1.8 Asumsi-Asumsi ...8

1.9 Kerangka Berpikir ...9

1.10 Sistematika Penulisan Laporan ... 10

BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul ... 11

2.1.1 Pengertian Judul ... 11

2.2 Lokasi ... 12

2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi ... 12

2.2.2 Penilaian Alternatif Lokasi ... 26

2.3 Tinjauan Fungsi ... 32

2.3.1 Tinjauan Terhadap Astronomi... 32

2.3.2 Tinjauan Terhadap Planetarium ... 35

(7)

2.4.1 Deskripsi Pelaku ... 40

2.4.2 Pelaku Kegiatan ... 41

2.4.3. Kegiatan yang Dilakukan ... 42

2.4.4 Kebutuhan Ruang ... 43

2.4.5 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang ... 49

2.5 Studi Banding Proyek Sejenis ... 52

BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema ... 76

3.2 Interpretasi Tema ... 77

3.3 Latar Belakang pemilihan Tema ... 82

3.4 Keterkaitan Tema Dengan Judul ... 83

3.5 Studi Banding Tema ... 84

BAB IV ANALISA SITE 4.1 Analisa Lokasi... 90

4.1.1 Lokasi ... 90

4.1.2 Potensi Wilayah Kecamatan Medan Kots ... 92

4.1.3 Kondisi Sekitar Site ... 93

4.2 Analisa Tata Guna Lahan ... 99

4.2.1 Peruntukan lahan ... 99

4.2.2 Fasilitas Rekreasi/ Wisata di Sekitar Site ... 100

4.2.3 Fasilitas Pendukung Lainnya di Sekitar Site ... 102

4.2.4 Bulk (Ketebalan Bangunan) ... 103

4.3 Potongan Kawasan... 104

4.4 Skyline ... 105

4.5 Analisa Tapak ... 106

4.5.1 Pencapaian Menuju Site ... 108

4.5.2 Sirkulasi ... 109

4.5.3 Vegetasi ... 112

4.5.4 Analisa View ... 113

4.5.5 Analisa Matahari ... 116

4.5.6 Analisa Kebisingan ... 118

(8)

4.5.8 Intensitas Bangunan ... 120

4.6 Analisa Bangunan ... 120

4.6.1 Analisa Pengguna ... 120

4.6.2 Analisa Kegiatan ... 123

4.6.3 Penzoningan ... 123

4.6.4 Analisa Jumlah Pengunjung ... 126

4.6.5 Program Ruang ... 129

4.7 Analisa Fungsional ... 134

4.7.1 Penataan Pameran Peraga ... 134

4.7.2 Analisa Ruang Gerak ... 135

4.7.3 Analisa Ruang Alat Gerak ... 135

4.7.4 Analisa Bentukan Massa ... 136

4.7.5 Analisa Struktur ... 136

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak ... 138

5.1.1 Konsep Sirkulasi Ruang Luar ... 138

5.1.2 Konsep Penzoningan Ruang Luar ... 140

5.2 Konsep Ruang Dalam ... 142

5.3 Konsep bentukan Massa ... 146

BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan ... 153

6.2 Ground Plan ... 154

6.3 Denah Lantai 2 ... 155

6.4 Denah Lantai 3 ... 156

6.5 Denah Lantai 4 ... 157

6.6 Denah Basemen ... 158

6.7 Tampak ... 159

6.8 Potongan ... 160

6.9 Rencana Pondasi ... 161

6.10 Rencana Pembalokan Lantai 1 ... 162

6.11 Rencana Pembalokan Lantai 2 ... 163

(9)

6.13 Rencana atap ... 165

6.14 Rencana Mekanikal Elektrikal ... 166

6.15 Maket Bangunan ... 167

6.16 Interior Ruang Dalam ... 168

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Batas-batas alternatif lokasi 1 ... 18

Gambar 2.2 Fasilitas di sekitar alternatif lokasi 1 ... 19

Gambar 2.3 Batas-batas site alternatif lokasi 2 ... 21

Gambar 2.4 Fasilitas di sekitar alternatif lokasi 2 ... 22

Gambar 2.5 Batas-batas site alternatif lokasi 3 ... 24

Gambar 2.6 Fasilitas di sekitar site alternatif lokasi 3 ... 25

Gambar 2.7 Proyektor pada planetarium ... 36

Gambar 2.8 Sistem operasi pada planetarium ... 40

Gambar 2.9 Wall of Space... 43

Gambar 2.10 Star Theatre ... 43

Gambar 2.11 Astronomy Club ... 44

Gambar 2.12 Ruang baca ineraktif ... 44

Gambar 2.13 Ruang observasi ... 44

Gambar 2.14 Gallery and Space Shop ... 45

Gambar 2.15 Theatre 3D ... 45

Gambar 2.16 Eksterior 3D Eugenodes Foundation/ Planetarium ... 52

Gambar 2.17 Denah lantai dasar ... 53

Gambar 2.18 Lobi ... 53

Gambar 2.19 Teater bintang (Planetarium) ... 53

Gambar 2.20 Denah lantai pertama ... 53

Gambar 2.21 Denah lantai kedua ... 54

Gambar 2.22 Main Amphiteathre ... 55

Gambar 2.23 Ruang kelas ... 55

Gambar 2.24 Ruang seminar 1 ... 55

Gambar 2.25 Ruang seminar 2 ... 56

Gambar 2.26 Lobi lantai 1 dan 2 ... 56

Gambar 2.27 Peta lokasi Planetarium Jakarta ... 56

Gambar 2.28 Eksterior Planetarium Jakarta ... 57

Gambar 2.29 Fasilitas sekitar planetarium ... 58

Gambar 2.30 Suasana ruang pertunjukkan Citraganda... 59

(11)

Gambar 2.32 Proyektor Universarium Model VIII buatan Carl Zeiss ... 60

Gambar 2.33 Fasilitas ruang pameran ... 60

Gambar 2.34 Fasilitas perpustakaan ... 61

Gambar 2.35 Menara salah satu teropong bintang ... 62

Gambar 2.36 Teleskop refraktor dan reflektor yang ada di Planetarium Jakarta... 62

Gambar 2.37 Kegiatan peneropongan bintang ... 62

Gambar 2.38 Tampak depan Abrams Planetarium ... 63

Gambar 2.39 Entrance & Aula ekhibisi Abrams Planetarium ... 64

Gambar 2.40 Gallery Blacklight Abrams Planetarium ... 64

Gambar 2.41 Teater bintang (Sky Tehatre) Abrams Planetarium ... 65

Gambar 2.42 Proyektor digistar Abrams Planetarium ... 65

Gambar 2.43 Hayden Planetarium ... 66

Gambar 2.44 Teater Bintang hayden Planetarium ... 66

Gambar 2.45 Big Bang Hayden Planetarium ... 67

Gambar 2.46 Adler Planetarium ... 68

Gambar 2.47 Denah Adler Planetarium... 69

Gambar 2.48 Sundial Adler Planetarium ... 70

Gambar 2.49 Gallery Art Wood Sphere ... 70

Gambar 2.50 Gallery Pesawat luar angkasa Adler Planetarium ... 71

Gambar 2.51 Milky Wway Adler ... 71

Gambar 2.52 Pritzker Cosmilogy Gallery Adler Planetarium ... 71

Gambar 2.53 Sky Theatre dan proyektornya... 72

Gambar 2.54 Star Rider Theatre Adler ... 72

Gambar 2.55 Kafe Galileo ... 73

Gambar 3.1 Kawasan Museum of Fruit ... 85

Gambar 3.2 Site Plan Museum of Fruit ... 85

Gambar 3.3 Sifat-sifat buah dan bibit ditampilkan pada Museum of Fruit ... 86

Gambar 3.4 Bentuk bibit yang disebar pada penataan massa bangunan ... 86

Gambar 3.5 denah-denah Museum of Fruit ... 87

Gambar 3.6 Bangunan Sidney Opera Sydney ... 87

Gambar 3.7 Denah Sydney Opera Sydney ... 88

Gambar 3.8 Detail atap Sydney Opera ... 89

(12)

Gambar 4.1 Key Plan lokasi site ... 90

Gambar 4.2 Peta Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan ... 91

Gambar 4.3 Kondisi sekitar site ... 93

Gambar 4.4 Sungai Deli ... 94

Gambar 4.5 Perdagangan jasa ... 94

Gambar 4.6 Gedung TVRI ... 94

Gambar 4.7 Hotel JW Marriot... 94

Gambar 4.8 Rumah makan/ restoran ... 95

Gambar 4.9 Deli Plaza ... 95

Gambar 4.10 Perkantoran dan Bank ... 95

Gambar 4.11 Plaza telkom ... 95

Gambar 4.12 Capital Building ... 95

Gambar 4.13 Site Plan Grand Deli City ... 96

Gambar 4.14 Peta tata guna lahan lokasi site ... 99

Gambar 4.15 Fasilitas rekreasi/ wisata di sekitar site ... 100

Gambar 4.16 Fasilitas pendukung lainnya di sekitar site ... 102

Gambar 4.17 Ketebalan Bangunan ... 103

Gambar 4.18 Potongan site... 104

Gambar 4.19 Skyline ... 105

Gambar 4.20 Batas-batas site ... 107

Gambar 4.21 Pencapaian menuju site ... 108

Gambar 4.22 Sirkulasi kendaraan di sekitar site ... 109

Gambar 4.23 Sirkulasi pejalan kaki ... 110

Gambar 4.24 Analisa vegetasi site ... 112

Gambar 4.25 View Keluar site ... 113

Gambar 4.26 View ke dalam site ... 114

Gambar 4.27 Analisa matahari terhadap fasilitas utama ... 116

Gambar 4.28 Analisa matahari terhadap fasilitas pendukung ... 117

Gambar 4.29 Analisa kebisingan ... 118

Gambar 4.30 Prasarana di sekitar site ... 119

Gambar 4.31 Pola peletakan pameran ... 134

Gambar 5.1 Sirkulasi ruang luar Ground Plan ... 138

Gambar 5.2 Sirkulasi ruang luar Lantai 2... 139

(13)

Gambar 5.4 Konsep penghubung antar bangunan ... 141

Gambar 5.5 Konsep area drop off ... 141

Gambar 5.6 Konsep penzoningan secara vertikal ... 142

Gambar 5.7 Konsep penzoningan lantai 1 ... 142

Gambar 5.8 Konsep penzoningan lantai 2 ... 143

Gambar 5.9 Konsep penzoningan lantai 3 ... 144

Gambar 5.10 onsep penzoningan lantai 4 ... 145

Gambar 5.11 Konsep penzoningan basement ... 146

Gambar 5.12 Eelmen arch/ lengkung pada fasad bangunan ... 147

Gambar 5.13 Elemen garis pada fasad bangunan ... 147

Gambar 5.14 Kosep kubah planetarium ... 148

Gambar 5.15 Konsep bentukan bangunan secara keseluruhan/ dominan ... 149

Gambar 5.16 Penerapan konsep pada bangunan ... 149

Gambar 5.17 Konsep atap teater IMAX ... 150

Gambar 6.1 Site Plan ... 153

Gambar 6.2 Ground Plan ... 154

Gambar 6.3 Denah lantai 2 ... 155

Gambar 6.4 Denah lantai 3 ... 156

Gambar 6.5 Denah lantai 4 ... 157

Gambar 6.6 Denah Basement ... 158

Gambar 6.7 Tampak... 159

Gambar 6.8 Potongan ... 160

Gambar 6.9 Rencana pondasi ... 161

Gambar 6.10 Pembalokan lantai 1 ... 162

Gambar 6.11 Pembalokan lantai 2 ... 163

Gambar 6.12 Pembalokan lantai 3 dan 4 ... 164

Gambar 6.13 Rencana atap ... 165

Gambar 6.14 Rencana Mekanikal Elektrikal ... 166

Gambar 6.15 Maket bangunan ... 167

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Prestasi dalam olimpiade astronomi...2

Tabel 1.2 Klub-klub astronomi di Indonesia ...3

Tabel 2.1 RUTRK Medan ... 12

Tabel 2.2 Kriteria Umum... 14

Tabel 2.3 Karakter Bangunan rekreasi ... 16

Tabel 2.4 Penilaian Lokasi ... 26

Tabel 2.5 Program kebutuhan ruang ... 46

Tabel 2.6 Hubungan usia dan ruang gerak anak ... 50

Tabel 2.7 Standar kapasitas pusat IPTEK ... 52

Tabel 2.8 Fasilitas di sekitar lokasi Planetarium Jakarta ... 58

Tabel 2.9 Resume dari studi banding proyek sejenis ... 73

Tabel 4.1 Pelayanan umum ... 92

Tabel 4.2 Pendidikan ... 92

Tabel 4.3 Perdagangan ... 92

Tabel 4.4 Fasilitas di rekreasi/wisata di sekitar site ... 101

Tabel 4.5 Fasilitas ruang ... 124

Tabel 4.6 Jumlah rata-rata pengunjung museum di kota Medan ... 126

Tabel 4.7 Data pengunjung Museum di Medan ... 126

Tabel 4.8 Jumlah pengunjung Museum berdasarkan golongan umum ... 127

Tabel 4.9 Pertumbuhan Jumlah siswa dan guru Sekolah Dasar di kota Medan ... 127

Tabel 4.10 Pertumbuhan jumlah siswa dan guru SLTP, SMA, SMK, di kota Medan ... 127

Tabel 4.11 Pertumbuhan jumlah pengunjung berdasarkan usia... 128

Tabel 4.12 Program kebutuhan ruang kegiatan penerimaan ... 129

Tabel 4.13 Program kebutuhan ruang kegiatan utama ... 129

Tabel 4.14 Program kebutuhan ruang kegiatan pengelolaan ... 131

Tabel 4.15 Program kebutuhan ruang kegiatan servis ... 132

Tabel 4.16 Program kebutuhan ruang kegiatan penunjang ... 133

Tabel 4.17 Hubungan usia dan gerak anak ... 135

Tabel 4.18 Analisa bentukkan massa ... 136

(15)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Kerangka berpikir ...9

Diagram 2.1 Cabang ilmu astronomi ... 32

Diagram 2.2 Kegiatan ruang ... 42

Diagram 2.3 Cabang ilmu astronomi ...9

Diagram 4.1 Aktifitas pengelola ... 123

Diagram 4.2 Aktifitas pengunjung ... 123

(16)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sudah beribu-ribu tahun manusia tinggal dan hidup di bumi dengan selalu dinaungi

langit. Di langit yang cerah kita dapat melihat benda-benda langit berupa planet,

matahari, bulan, bintang, meteor, dan pada waktu-waktu tertentu meteor. Kemunculan

benda-benda langit dan berbagai fenomena alam lainnya yang berulang secara teratur,

menyebabkan kita dapat mengenal dimensi waktu. Selanjutnya dimensi waktu ini

menjadi penting sekali dalam pengamatan fenomena alam secara umum.

Astronomi sebagai bagian dari sains merupakan ilmu yang paling awal dalam

peradaban manusia, yang sudah dikenal sekitar 3000 tahun sebelum jaman Babilonia

kuno. Pada masa itu sudah tertarik untuk mengetahui gejala-gejala alam dengan

mengamati perubahan yang terjadi di langit yang kemudian banyak melahirkan

mitos-mitos dan muncul ilmu astrology, yang ,mempelajari tentang pergerakan benda-benda

langit seperti matahari, bulan, plane-planet dan bintang-bintang, yang dipercaya

mempunyai dampak atau pengaruh terhadap kehidupan seseorang. Orang-orang

Romawi mempunyai andil yang sangat besar dalam perkembangan ilmu astronomi

maupun astrologi.

Seperti kebudayaan-kebudayaan lain di dunia, masyarakat asli Indonesia juga sejak

lama menaruh perhatian pada langit. Keterbatasan pengetahuan membuat kebanyakan

pengematan dilakukan untuk keperluan astrologi. Pada tingkatan praktis, pengamatan

langit digunakan dalam pertanian dan pelayaran. Dalam masyarakat Jawa misalnya

dikenal pranatamangsa, yaitu peramalan musim berdasarkan gejala-gejala alam, dan

umumnya berhubungan dengan tata letak bintang di langit.

Astronomi tidak melulu tentang mengamati fenomena angkasa. Astronomi adalah

sains dunia yang bersangkutan dengan bermacam badan angkasa dan struktur dunia

skala luas umum. Agar astronomi di Indonesia tetap berkembang nantinya, asronomi

harus tetap berpusat pada perubahan dinamis dan siap sedia terhadap semua tantangan.

(Wiramihardja, Suhardja D, 2010)

Bidang ini berkembang ke arah sain yang mengajarkan tentang pergerakan

lokasi,dan alam fisik dari seluruh badan angkasa. Astronomi khusus berdasarkan pada

metode parakteknya, karena lebih tentang sains dari pada melakukan percobaan di

(17)

Kemegahan wajah astronomi dengan pertanyaan mendasari tentang alam dan asal

usul akrab dalam kehidupan modern kita, misalnya eksistensi matahari, bintang

terdekat ke bumi kita, yang menjadi tempat bergantung manusia.

Dalam aktivitasnya, astronomi juga menyumbangkan pengembangan ilham dari

bidang lain, tidak hanya fisika, kimia, dan metematika, tapi juga geologi, biologi, dan

disiplin ilmu lainnnya. Astronomi memberikan feedback pada sains-sains itu dengan

penemuan, konsep dan tantangan baru. Dalam teknologi, misalnya, penemuan radio

rendah suara, detector, dan teknik prosesing gambar merupakan fakta-fakta kontribusi

astronomi bagi disiplin ilmu lain.

Astronomi di Indonesia juga dihargai akan reputasinya yang baik di antara

komunitas internasional.

Indonesia pernah mendapatkan kepercayaan mengadakan “The 9th Asian Pasific

Regional Meeting of the IAU” pada tahun 2005 di Bali. Eveneven lain seperti “The

International Olympiad on Astronomy and Astrophysics” yang juga diadakan di

Bandung tahun 2008..

Astronomi cukup diminati di Indonesia, terbukti dari beberapa kali Indonesia

meraih medali di ajang bertajuk International Astronomy Olympiad (IAO), yang

merupakan prestasi Indonesia sejak mengikuti olimpiade astronomi tahun 2003. Ajang

ini diikuti oleh siswa dari tingkat SD, SMP dan SMA.

Tabel 1.1 Prestasi Indonesia dalam olimpiade astronomi

Sumber: Hasil data olah primer Keterangan

IAO : International Astronomy Olympiad

IOAA : International Olympiad on Astronomy and Astrophysics

Event Negara Tahun Emas Perak Perunggu

IAO VIII Sweden 2003 0 2 1

IAO IX Ukraine 2004 1 1 4

IAO X China 2005 0 2 2

IAO XI India 2006 0 3 2

IAO XII Ukraine 2007 1 0 3

IOAA Thailand 2007 1 2 1

IAO XIII Italy 2008 0 2 1

IOAA II Indonesia 2008 4 4 1

(18)

Selain itu di Indonesia juga banyak klub-klub astronomi yang mengindikasikan

besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap ilmu astronomi. Klub-klub tersebut

antara lain:

Tabel 1.2 Klub-klub astronomi di Indonesia

Nama Klub Alamat

Astronomy Gd. PBNU, Lt. 4 Jl. Kramat Raya No. 164

Jakarta

Astronomy clubs perum. Munggur 2 no.2B- Sidoarum

Yogyakarta

Indo Sky Gazer Jakarta

Irian Astronomy Club Iiriansyahputra

Langit Selatan Setia Budi, bandung

Raveea AC Bogor

SCASTRON (Seventeen Club of

Amateur Astronomy)

Jl.Sunu No.11 Makassar

CASA | Club Astronomi Santri

Assalaam

Surakarta, Jawa tengah

Surabaya Astronomi Club Surabaya

Klub Astronomi Polaris Jakarta

Sumber: Hasil olah data primer

Pembangunan Indonesia dimasa mendatang tergantung kepada kemampuan

manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya secara

harmonis dengan lingkungan dan dapat dinikmati oleh manusia lain. Hal ini hanya

akan dapat terjadi apabila dilakukan peningkatan sumber daya manusia. Medan sebagai

salah satu kota terbesar di Indonesia sudah layak memiliki suatu fasilitas ilmu

pengetahuan dan tekhnologi yang diperuntukan bagi masyarakat Medan pada

(19)

dengan ilmu astronomi. Suatu fasiliatas dimana diperkenalkan kepada masyarakat

secara mudah dan menarik melalui berbagai kegiatan peragaan interaktif yang

memberikan informasi mengenai ilmu astronomi dan antariksa.

Hal ini sesuai dengan Visi Pemerintahan kota Medan, yaitu : “ Mewujudkan

Kota Medan sebagainkota metropolitan bercirikan masyarakat madani yang menguasai

IPTEK dan bermuatan IMTAQ serta berwawasan lingkungan”. Sebagai kota

Metropolitan, masa depan yang ingin diwujudkan adalah kota Medan dengan fisiknya

yang modern, didukung oleh Infrastruktur ekonomi dan social yang lengakap dan

handal, dengan masyarakat yang menguasai iptek, imtaq, dan diwarnai oleh adanya

mobilitas orang, produksi, dan perdagangan yang tinggi, sekaligus merupakan pusat

kegiatan pemerintahan, kegiatan ekonomi regional maupun internasional.

Agar perkembangan ilmu tekhnologi antariksa dan astronomi dapat terus

ditumbuh kembangkan hingga kegenerasi berikutnya, maka perlu adanya

pemasyarakatan pengetahuan antariksa dikalangan pelajar dan mahasiswa khususnya

masyarakat luas pada umumnya.pada saat ini yang terjadi adalah pelajar kurang

mendalami dan mencintai ilmu pengetahuan sehingga menyebabkan terjadinya

kejenuhan terhadap ilmu. Dalam rangka membangkitkan motivasi serta merangsang

pelajar dan masyarakat untuk menyadari bahwa ilmu pengetahuan adalah hal yang

menarik untuk dipelajari, oleh karena itu diperlukan beberapa usaha untuk

memudahkan pengertian tentang gambaran, fenomena dan peranan yang dilandasi

prinsip-prinsip visual psikologis, eksploratif dan atraktif, khususnya dibidang ilmu

astronomi.

Selain itu saat ini Indonesia hanya memilki 3 planetarium yaitu Planetarium

Jakarta, Planetarium Angkatan Laut Surabaya, dan Planetarium Jagad Raya

Tenggarong di Kalimantan Timur yang membuat tidak semua orang bisa

mengunjunginya. Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia sudah seyogyanya

memilki sebuah planetarium sebagai salah satu sarana pendidikan dan penelitian

dibidang ilmu astronomi.

Planetarium juga sebagai sarana untuk memperkenalkan bidang pendidikan ini

kepada masyarakat awam, menumbuh kembangkan minat serta ilmu pengetahuan

dan tekhnologi antariksa kepada para pelajar dan mahasiswa dan juga untuk

memajukan penelitian dan pengembangan ilmu astronomi di Indonesia pada umumnya

sebagai manifestasi partisipasi Indonesia dalam mensosialisasikan program PBB

(20)

menjadi salah satu alternative tempat rekreasi warga Medan yang kenyataannya

memiliki kekurangan tempat rekreasi untuk pelajar, keluarga dan masyarakat umum.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari perancangan Planetariun ini adalah:

1. Menciptakan suatu wadah ilmu pengetahuan dan tekhnologi dibidang astronomi

agar pelajar pada khususnya dan masyarakat pada umumnya memiliki ketertarikan

dan pengembangan minat dibidang ini.

2. Menyebarkan informasi yang menyangkut astronomi dan ilmu pengetahuan serta

teknologi antariksa agar masyarakat Medan menjadi masyarakat yang menguasai

IPTEK, khususnya dibidang astronomi.

3. Memperkenalkan dan menumbuhkembangkan minat pelajar pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya dalam bidang ilmu astronomi.

4. Merencanakan Medan sebagai salah satu kota metropolitan yang didukung sarana

dan prasarana yang lengkap dibidang pendidikan (ilmu astronomi) dengan

didirikannya planetarium di Medan.

5. Menyediakan tempat rekreasi yang bersifat edutainment, yaitu edukatif (mendidik)

dan entertainment (hiburan) di Medan.

1.3 Permasalahan 1.3.1. Perumusan Masalah

1. Bagaimana merancang bangunan yang sesuai dengan pembangunan kawasan dan

dapat menambah potensi kawasan serta wilayah kota.

2. Bagaiman merancang suatu sarana rekreasi yang nyaman dan cocok untuk segala

usia dan tingkatan ekonomi.

3. Bagaimana menerapkan tema perancangan kedalam fisik bangunan agar

perencanaan pembangunan proyek ini tepat sasaran.

4. Bagaimana membangun citra suatu fasilitas yang baru pertama kali ada dikota

Medan untuk memenuhi maksud dan tujuan dari perencanaannya (melalui

bentukan-bentukan massa bangunan).

5. Bagaimana penerapan metoda struktur dan konstruksi yang efektif untuk

(21)

1.3.2. Identifikasi Masalah

 Aspek Manusia

Kurangnya minat dan kesadaran masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan

dan teknologi, khususnya dibidang astronomi.

Masih sedikitnya minat pelajar dan masyarakat kota Medan untuk mempelajari

bidang ilmu astronomi meskipun terlihat sangat antusias bila menyaksikan

fenomena luar angkasan yang sedang berlangsung.

Metoda pembelajaran yang kurang efektif yang masih diterapkan

disekolah-sekolah dikota Medan sehingga menimbulkan ketertarikan terhadap ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Kurangnya sarana rekreasi untuk pelajar dan masyarakat, terutama yang

bersifat edutainment.

 Aspek Perkotaan dan Lingkungan Tapak

Belum adanya fasilitas serupa di kota Medan khususnya dan di Sumatera Utara

pada umumnya.

Pemilihan lokasi yang tepat sesuai dengan karakter bangunan agar bangunan

dapat beroperasi secara optimal.

Pencapaian kelokasi kasus proyek harus mudah khususnya untuk kalangan

pelajar dan mahasiswa.

Tersedianya sarana transportasi umum untuk mencapai lokasi proyek.

 Aspek Bangunan

Pengolahan massa bangunan yang dapat mencerminkan fungsi dan ‘isi’

bangunan.

Penerapan tema simbolik kedalam fisik bangunan secara keseluruhan.

Penggabungan fungsi edukatif dan entertainment dalam satu sarana.

Pengolahan ruang dalam dan ruang luar yang terintegrasi dan memiliki alur

yang jelas.

Penggunaan metoda struktur dan konstruksi yang tepat sesuai dengan efektifitas

(22)

1.4 Manfaat Perancangan

Seperti yang sudah dibahas pada latar belakang masalah yang ada, keberadaan

planetarium yang menawarkan fasilitas yang nyaman dan lengkap berhubungan dengan

ilmu astronomi, dimana fasilitas yang di tawarkan merupakan kenyamanan, informasi

tentang benda-benda langit, simulasi bintang, interior dan exterior yang indah dan enak di

lihat, kepuasan jasmani sehingga dapat memberikan kepuasan bagi para penggemar ilmu

astronomi yang sukamelihat susunan simulais bintang di teater bintang dari pada hanya

menonton dirumah melalui VCD / DVD serta dapat memancing penggemar ilmu

astronomi yang menyukai atau yang puas hanya mencari dari internet dirumah untuk

menikmati fasilitas dan kelebihan yang disajikan oleh planetarium ini yang tidak

didapatkan mereka di rumah maupun ditempat lain. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah

suasana, kenyamanan, dan pelayanannya.

1.5 Metode pendekatan

Pendekatan – pendekatan yang dilakukan dalam proses pengembangan konsep dan

perancangan antara lain :

 Studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang digunakan

untuk mendapatkan informasi dan bahan literature yang sesuai dengan materi

laporan untuk memperkuat fakata secara ilmiah.

 Studi banding proyek dan tema sejenis yang mendukung proses perencanaan dan

perancangan yang diperoleh dari buku, majalah, internet, ataupun survey lapangan

untkuk mendapatkan fasilitas dan gubahan masa yang sebagai referensi.

 Studi Pustaka, yaitu dengan melakukan studi perpustakaan untuk mendapatkan data sebagai landasan teori dengan membaca literature, buku, tabloid, internet, dan

media lain yang berhubungan dengan perancangan interior Planetarium.

 Penerapan langgam Arsitektur Metafora sebagai tema dan dasar konsep

perancangan pada kasus proyek yaitu “Palnetarium Medan “.

 Planetarium sebagai sarana untuk menumbuhkembangkan minat masyarakat kota

Medan akan astronomi sekaligus sebagai tempat rekreasi ilmiah.

1.6 Lingkup Kajian

Lingkup kajian yang dilakukan dalam perencanaan kasus proyek “Planetarium

(23)

1. Pemahaman terhadap kasus proyek yaitu Planetarium melalui studi literature,

mencakup pemahaman terhadap kebutuhan dan kelayakan akan lokasi, pola

aktifitas yang terjadi didalamnya dan kebutuhan akan ruang-ruang dan

bentukannya.

2. Pemahaman terhadap tema yaitu Arsitektur Metafora dan penerapannya kedalam

perancangan Planetarium.

3. Pengertian ilmu astronomi dan hal-hal yang dipelajari didalam bidang ilmu

tersebut, yang merupakan bahan penelitian, pengembangan dan pameran dalam

fungsi kasus proyek.

1.7 Batasan

Ditekankan pada segi arsitektural dalam hal pengolahan benuk, ruang, system

struktur dan utilitas (terutama pencahayaan dan pengahwaan) yang merupakan esensi dari

arsitektur guna menggali eksistensi dari wujud, isi dan aplikasi yang terkandung dalam

filosofi ilmu astronomi dan diselaraskan dengan lingkungan urban.

1.8 Asumsi-Asumsi

Dengan pertimbangan bahwa kasus proyek bersifat fiktif, maka dibutuhkan asumsi –

asumsi sebagai dasar penerapan dan perancangan proyek, di antaranya.

 Kepemilikana bangunan diasumsikan sebagai milik swasta dengan penekanan

sebagai fungsi bangunan wisata.

 Kondisi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan layak untuk didirikan

bangunan dengan peruntukan lahan sesuai dengan RUTRK kota Medan.

(24)

1.9 Kerangka Berpikir

Diagram 1.1 Kerangka berpikir Judul : Planetarium Medan Tema : Arsitektur Metafora

Identifikasi Masalah (Perumusan masalah)

Maksud dan Tujuan Latar Belakang Studi Lapangan Pengumpulan Data Studi Pustaka Wawancara Peraturan Kriteria Perancangan Standarisasi Masalah Analisa Prospek Potensi Konsep Perancangan

Pendekatan Desain Pendekatan Desain

Pra-rancangan

Desain Akhir

Alternatif

(25)

1.10 Sistematika Penulisan Laporan

Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai

berikut :

Bab I Pendahuluan :

Berisi kajian tentang latar belakang perencanaan pembangunan bangunan

astronomi dan planetarium, maksud dan tujuan, masalah perancangan, manfaat

perancangan, lingkup dan batasan dan metode pendekatan.

Bab II Deskripsi Proyek :

Berisi tentang pembahasan mengenai terminology judul, pemilihan lokasi,

deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi

dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

Bab III Elaborasi Tema :

Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interprestasi tema, keterkaitan

tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.

Bab VI Analisa Perancangan :

Menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional,

analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan.

Bab V Konsep Perancangan :

Menjelaskan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan

sebagai alternatif pemecahan masalah.

Lampiran :

Merupakan hasil keluaran berupa Gambar hasil Perancangan Arsitektur dan

Dokumentasi dan Maket.

Daftar Pustaka :

Berisi daftar pustaka yang dugunakan sebagai literature selama proses perencanaan

(26)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1. Terminologi Judul 2.1.1 Pengertian Judul

Judul dari proyek perancangan ini adalah Planetarium Medan Berikut ini adalah

penjelasan judul kasus proyek ini: • Pengertian Planetarium:

Planetarium adalah gedun

susuna1

Planetarium is a room with a projection device which accurately

portrays the stars and planets at any time in the past, present or future from any point on the Earth or the near region of space atau planetarium adalah sebuah ruang dengan sebuah alat proyeksi yang

secara akurat menggambarkan bintang-bintang dan planet-planet di

setiap waktu baik masa lalu, masa sekarang maupun masa yang akan

datang dari bagian bumi atau angkasa manapun.2

A planetarium is a room with a dome-shaped ceiling and at the centre of

the room is a star projector. This star projector projects points of light onto the domed ceiling to represent the night sky and can be used to

show the position of constellations, stars and planets atau Planetarium adalah ruangan dengan langit-langit berbentuk kubah dan di tengah

kubah terdapat proyektor bintang. Proyektor ini memproyeksikan titik

sinar ke langit-langit kubah untuk merepresentasikan langit malam dan

dapat digunakan untuk menunjukkan posisi konstelasi, bintang dan

planet.3

Planetarium is specially designed, domed-shaped building, equipped

with an optical-mechanical device to simulate a display of heavens for educational purposes atau planetarium merupakan tempat yang dirancang khusus, berkubah dan dilengkapi dengan peralatan

optikal-1

http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Planetarium

2

(McGraw-Hill Encyclopedia of Science and Technology, New York, 1971)

3

(27)

mekanik untuk memperagakan suatu pertunjukkan tentang luar angkasa

untuk tujuan pendidikan. 4

− Planetarium adalah bangunan yang dilengkapi dengan alat-alat untuk

memperagakan posisi dan gerak benda langit. Letak dan gerak berbagai

benda langit seperti bintang, planet, bulan dan matahari diproyeksikan

ke atap berbentuk kubah oleh suatu proyektor khusus. Penonton yang

duduk di bawahnya merasa seolah-olah berada di tempat terbuka dan

melihat langit malam yang bertaburan bintang. Pertunjukkan di suatu

planetarium disertai ceramah astronomi disertai peragaannya.5

• Pengertian Medan:

Medan adalah suatu kota yang merupakan ibukota dari Sumatera Utara dan merupakan

kota terbesar ke tiga di Indonesia.6

Jadi, Planetarium Medan adalah gedung yang mempertunjukan susunan benda-benda

langit yang dilengkapi dengan alat-alat untuk memperagakan posisi dan gerak benda langit

sebagai sarana yang bersifat rekreasi dan pendidikan yang berlokasi di kota Medan.

Dengan tujuan mengembangkan bidang pendidikan, khususnya dalam ilmu astronomi dan

antariksa khususnya di kota Medan yang merupakan kota terbesar ke-3 di Indonesia yang

juga sebagai sarana rekareasi/hiburan, dan ilmu pengetahuan tentang astronomi.

2.2. Lokasi

2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Tabel 2.1 RUTRK Medan

WPP Cakupan Kecamatan Pusat

Pengembangan

Sasaran Peruntukan

A 1.Kecamatan Medan Belawan

2.Kecamatan Medan Marelan

3.Kecamatan Medan Labuhan

Belawan Pelabuhan, industri,

permukiman, rekreasi, maritim,

usaha kegiatan pembangunan

jalan baru, jaringan air minum,

4

(The New Oxford Illustrated Dictionary, England, 1976) 5

(Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta, 1990)

6

(28)

septic tank, pendidikan

B 1.Kecamatan Medan Deli Tanjung Mulia Kawasan perkantoran,

perdagangan, rekreasi indoor,

permukiman, pembangunan

jalan baru, jaringan air minum,

pembuangan sampah dan sarana

pendidikan.

C 1.Kecamatan Medan Timur

2.Kecamatan Medan Perjuangan

3.Kecamatan Medan Tembung

4.Kecamatan Medan Area

5.Kecamatan Medan Denai

6.Kecamatan Medan Amplas

Aksara Permukiman, perdagangan,

rekreasi, pembangunan saluran

air minum, septic tank, sarana

pendidikan, dan kesehatan.

D 1.Kecamatan Medan Johor

2.Kecamatan Medan Baru

3.Kecamatan Medan Kota

4.Kecamatan Medan Maimoon

5.Kecamatan Medan Polonia

Inti kota Kawasan perdagangan,

perkantoran, rekreasi indoor,

permukiman dengan program

kegiatan pembangunan

perumahan permanent,

penanganan sampah dan sarana

pendidikan.

E 1.Kecamatan Medan Barat

2.Kecamatan Medan Helvetia

3.Kecamatan Medan Petisah

4.Kecamatan Medan Sunggal

5.Kecamatan Medan Selayang

6.Kecamatan Medan Tuntungan

Sei Sikambing Kawasan permukiman,

perdagangan, rekreasi, program

kegiatan sambungan air minum,

septic tank, jalan baru, rumah

permanent, sarana pendidikan

dan kesehatan.

(29)

Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK diatas, maka WPP yang

tepat untuk membangun Medan Photography Center adalah pada WPP C , D dan E, yaitu

untuk peruntukan wilayah, rekreasi dan pendidikan.

Ada beberapa kriteria umum yang digunakan dalam menentukan alternatif dan

lokasi site yang dipilih, yaitu :

Tabel. 2.2. Kriteria Umum

No. Kriteria Lokasi

1. Lokasi • Berada dikawasan strategis yang merupakan

daerah yang dekat dengan tempat rekreasi

mengingat bangunan yang dirancang memiliki

fungsi rekreasi yang berskala kota sehingga

mendukung fungsi bangunan untuk rekreasi dan

pendidikan.

• Ramai pengunjung dari berbagai daerah

2. Wilayah Pengembangan Berada di WPP yang sesuai dan merupakan termasuk

dalam wilayah pengembangan kota Medan.

3. Aksesibilitas • Mudah dicapai dari manapun dan berada di

pinggiran kota Medan untuk mengurangi

kepadatan lalu lintas mengingat bangunan yang

dirancang adalah tempat rekreasi untuk

menghibur pengunjung.

• Tidak di kawasan macet, karena dapat semakin

menambah kekacauan pada lalu lintas.

• Transportasi menuju dan keluar site mudah

didapat

4. Pencapaian atau aksesibilitas • Mudah diakses dari tempat-tempat penting diluar

site ( bahkan akan lebih baik dapat dicapai

dengan berjalan kaki ), seperti hotel, terminal,

bandara, pelabuhan, sekolah, stasiun KA, bank,

(30)

bangunan memiliki skala pelayanan nasional

sehingga harus diupayakan berada di jalur

transportasi utama.

• Tidak di kawasan macet, karena dapat semakin

menambah kekacauan pada lalu lintas.

• Transportasi menuju dan keluar site mudah

didapat.

5. Area pelayanan • Gedung ini didirikan untuk mengakomodasi

rekreasi seperti pameran alat peraga dan

pertunjukkan mengenai tata surya dan benda

langit lainnya yang bisa menjadi hiburan yang

bersifat edutainment.

• Fasilitas penunjang lainnya merupakan

fungsi-fungsi yang dapat saling mendukung dengan

bangunan yang direncanakan seperti fungsi

komersial, klub hobi dan studio foto bintang.

6. Utilitas kota / lingkungan Dekat dengan jaringan utilitas yang memadai sebagai

pendukung dalam lokasi site ( listrik, air, telefon,

drainase, dll )

8. Orientasi Orientasi bangunan sebaiknya dapat mengurangi

cahaya yang masuk kedalam bangunan

9. View Adanya view yang bagus baik dari dalam site maupun

dari luar site.

10. Ukuran lahan Harus mencukupi untuk program fungsional dan

fasilits-fasilitas yang direncanakan. ( > 1 Ha )

11. Kontur tapak / topografi Sebaiknya relatif datar untuk memudahkan

perencanaan bangunan.

(31)

Sedangkan berdasarkan Tipologi Bangunan Rekreasi Aktif Komersil di Jakarta

menurut Linda Y, bahwa karakter Bangunan Rekreasi adalah :

Tabel 2.3. Karakter Bangunan Rekreasi

KRITERIA BAGIAN UTAMA KETERANGAN

1. Pengolahan

Tapak

A. Pemilihan Tema Umumnya dengan pemanfaatan potensi

tapak dan di sesuaikan pada

perkembangan wadah rekreasi tiap kurun

waktu.

B. Pola Sirkulasi Menuntut DINAMIS dengan

mengkombinasikan pola-pola yang ada

dan menuntut adanya suatu aliran,

sehingga memberikan pengarahan yang

jelas bagi pengunjung.

2. Pengolahan

Bangunan

A. Pemilihan Tema Wadah rekreasi menjadi wadah imajinasi

bentuk arsitektur yang sesuai dengan

kondisi lingkungan sekitar tapak

B. Pengolahan Ruang Menciptakan ruang-ruang intim, santai

dan sesuai dengan sifat rekreasi.

C. Kegiatan Penerapan pada pengolahan ruang yang

sesuai hirarkinya (utama, pendukung)

D. Bentuk Ruang DINAMIS, pengunjung merasa nyaman

dan informasi, yang menghilangkan rasa

tegang dan formil dalam kegiatan rutin.

E. Penyediaan Fasilitas

dan Kegiatan

Selalu mengalami pembaharuan dengan

memperhatikan keunikan dan imajinasi

yang berkaitan dengan tema wadah

rekreasinya.

3. Penggunaan

Teknologi

a. Peralatan

b. Bahan Bangunan

c. Struktur dan

Konstruksi

(32)

Agar mencapai target yang diharapkan, acuan yang dipakai untuk menentukan

lokasi site adalah WPP yang terdapat RUTRK pemerintah kota Medan. Di bawah ini

adalah table Wilayah Pengembangan Pembangunan beserta peruntukan lahannya.

Berdasarkan kriteria dari RUTRK kota Medan di atas, maka didapat 3 alternatif

lokasi sebagai site perencanaan Planetarium ini, di antaranya:

• Lokasi 1: Jl. Sisingamaraja 12 Km 11, Kecamatan Medan Amplas

• Lokasi 2: Jl. H. Adam Malik, Kecamatan Medan Barat

• Lokasi 3: Jl. Guru Patimpus, Kec. Medan Kota

Lokasi 1

 Kasus Proyek : Planetarium Medan

 Status Proyek : Fiktif

 Pemilik Proyek : Pihak Swasta

 Lokasi Tapak : Jln. Sisingamaraja 12 Km 11, Kec. Medan Amplas

 Batas-batas site

o Batas Utara : Jl. Sisingamaraja 12, lahan kosong

o Batas Timur : lahan kosong

o Batas Selatan : lahan kosong dan permukiman penduduk

o Batas Barat : Permukiman penduduk dan pertokoan

 Luas Lahan : + 1.7 Ha

 Kontur : relatif datar

 KDB : 60 %

 KLB : 3 lantai

 GSB

oJln. Sisinga maraja : 12 meter GSB: 1/2(n)+1=1/2 (12)+1

=7 meter

 Bangunan Eksisting : lahan kosong

 Potensi Lahan :

o Terletak hanya 11 km dari pusat kota medan

o Berada dekat dengan taman rekreasi dan wáter park Mora Indah o Transportasi lancar dan baik

(33)

o Memiliki jalur utilitas yang baik

o Berada di jalur lintas kendaraan yang akan ke luar Medan sehingga target pengunjung tidak hanya berasal dari Medan api juga daerah luar Medan

o Dekat dengan sekolah SD, SMP dan SMA

Kondisi lingkungan

Lokasi tapak terpilih berada di Jalan Sisingamaraja 12, kecamatan Medan

Amplas, Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Dengan spesifikasi lahan yaitu ± 2 Ha Kontur

lahan relatif datar. Di sekitar site masih terdapat banyak lahan kosong dan terdapat taman

rekreasi dan Water Park Mora indah.

\

Permukiman penduduk

Lahan kosong dan permukiman penduduk

Lahan kosong Lahan kosong Jl. Sisingamaraja 12 Taman rekreasi Mora Indah

(34)

Lokasi site ini terletak pada RUTRK Kec. Medan Amplas yang menjadi

lokasi proyek terletak di pusat kota yang termasuk dalam WPP C (WPP6) yang diarahkan

pada pengembangan kawasan permukiman, perdagangan, rekreasi, pembangunan saluran

air minum, septic tank, sarana pendidikan, dan kesehatan.

Fasilitas di sekitar site:

[image:34.595.76.559.199.777.2]

SITE

Gambar.2.2 Fasilitas di sekitar alternatif lokasi 1 Indomaret

Taman rekreasi Mora Indah

Pertokoan Riviera

Perumahan Taman Riviera Hotel

Medan Metro

Bank dan ATM Mandiri

(35)

Lokasi 2

 Kasus Proyek : Planetarium Medan

 Status Proyek : Fiktif

 Pemilik Proyek : Pihak Swasta

 Lokasi Tapak : Jln. H. Adam Malik, Kecamatan Medan Barat

 Batas-batas site

o Batas Utara : Jl. H. Adam Malik, Gedung LP3I

o Batas Timur : Bngunan Dunlop dan SD

o Batas Selatan : STIE Eka Prasetya, dan permukiman penduduk

o Batas Barat : Jl. H Adam Malik dan showroom Mazda

 Luas Lahan : + 1,6 Ha

 Kontur : Datar

 KDB : 60 %

 KLB : 3-4 lantai

 GSB

oJln. Ngumban Surbakti : 24 meter

GSB: 1/2(n)+1=1/2 (24)+1

=13 meter

 Bangunan Eksisting : lahan kosong dan beberapa rumah penduduk

 Potensi Lahan :

o Berada pada kawasan komersial dan pendidikan

o Transportasi lancar dan baik

o Luas site mendukung +

o Memiliki jalur utilitas yang baik 2 Ha

o Bangunan disekitarnya dapat mendukung fungsi pendidikan pada kasus

proyek (dekat dengan beberapa kampus dan sekolah dan TK)

o Pada malam hari, kawasan ini tidak begitu terang karena tidak terlalu

banyak pemakaian lampu hias pada jalan.

o Berada di tusuk sate persimpangan jalan yang bisa memudahkan sirkulasi

(36)

Batas-batas Site:

Lokasi site ini terletak pada RUTRK Kec. Medan Barat yang menjadi lokasi

proyek terletak di pusat kota yang termasuk dalam WPP E (WPP5) yang diarahkan pada

pengembangan kawasan permukiman, perdagangan, rekreasi, program kegiatan

sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanent, sarana pendidikan dan

kesehatan.

Gedung LP3I

Jl. Adam Malik

STIE Eka Prasetya Jl. H. Adam Malik

Show room Mazda Ruko

[image:36.595.83.525.179.550.2]

Bangunan Dunlop Hyundai Showroom

(37)

UMSU

RS Putri Hijau

Bundaran Glugur Gedung Graha Niaga

STIE Eka Prasetya Showroom mobil Mazda

[image:37.595.90.529.243.649.2]

SITE

(38)

Lokasi 3

 Kasus Proyek : Planetarium Medan

 Status Proyek : Fiktif

 Pemilik Proyek : Pihak Swasta

 Lokasi Tapak : Jln. Guru Patimpus, Kecamatan Medan Kota

 Batas-batas site:

− Batas Utara : Jl. Guru Patimpus, Gedung TVRI

− Batas Barat : Sungai Deli

− Batas Timur : Existing Deli Plaza − Batas Selatan : Capital Building

 Luas Lahan : + 1,8 Ha

 Kontur : Datar

 KDB : 60 %

 GSB

oJln. Brigdjen Katamso : 16 meter GSB: 1/2(n)+1=1/2 (16)+1

= 9 meter

 Batas-batas site

 Bangunan Eksisting : ruma-rumah makan dan lahan kosong

 Potensi Lahan :

o Transportasi lancar dan baik

o Luas site mendukung +

o Dekat dengan Lapangan Merdeka

1,8 Ha

o Dekat dengan Istana dengan Hotel JW. Marriot

o Dekat dengan Stasiun KA

o Terletak dekat dengan Aston City Hall

(39)

Lokasi site ini terletak pada RUTRK Kec. Medan Kota yang menjadi lokasi proyek

terletak di pusat kota yang termasuk dalam WPP D yang diarahkan pada

pengembangan kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman,

dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah

dan sarana pendidikan

[image:39.595.96.522.76.367.2]

Fasilitas pendukung di sekitar Jl. Brgdjen katamso:

Gambar. 2.5 Batas-batas site alternatif lokasi 3 Ruko-ruko

Sungai Deli

Deli Plaza

(40)

Kampus Nomensen Deli Plaza

Gedung Balai Kota JW Marriot

Merdeka Walk

Uniland Plaza Aston City Hall

[image:40.595.127.539.88.596.2]

Stasiun Kereta Api

(41)

2.2.2 Penilaian Alternatif Lokasi a) Penilaian lokasi

Tabel 2.4 Penilaian Lokasi

Kriteria Standard Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Ket. Skor

Bentuk Site dan letak posisi site • Memanjang terhadap jalan primer, ini memudah-kan pengolahan sirkulasi di dalam site, selain itu juga untuk memaksimal kan view terhadap fasade bangunan • Bentuk persegi panjang dan memanjang terhadapa jalan primer • Tidak berada di perismpanga n jalan

• Bentuk site hampir persegi dengan adanya coakan dan sisi yang meleng- kung • Berada dipersimpa ngan jalan primer

yaitu Jl. H.

Adam

Malik dan

jalan Amir

Hamzah

• Bentuk Site pesegi dengan sisi terpanjang memanjang ke jalan primer • Berada dekat persimpang an jalan

3 = memenuhi 2

Standar

2 = memenuhi 1

Standar/ salah satu

standar kurang

nilainya

1 = tidak

memenuhi

standar

(42)

Kesesuai-an Tata Guna Lahan • Kawasan Pendidikan • Kawasan Perdagangan Berada pada

WPP C yang

merupakan kawasan rekreasi, pendidikan dan perdagangan Berada pada

WPP E yang

merupakan kawasan pendidikan dan perdagangan Berada pada

WPP D yang

merupakan kawasan rekreasi, pendidikan dan perdagangan

3 = memenuhi 2

Standar

2 = memenuhi 1

standar

1= tidak

memenuhi standar

3 2 3

Target Pasar • Pelajar, Mahasiswa • Pengunjung Tempat-tempat wisata

• Siswa SD

• Siswa SLTP

• Siswa SMU/

SMK • Pengunjung Tempat rekreasi dan Water Park Mora Indah •Mahasiswa STIE Eka Prasetya •Mahasiswa UMSU •Siswa SMU/SMK •Siswa SLTP •Siswa SD

•Siswa TK

Palm Kids

•Siswa SLTP

•Siswa SD

•Siswa SMU/

SMK •Masiswa Nomensen •Pengunjung Deli Plaza •Pengunjung Merdeka Walk •Pengunjung JW. Marriot •Pengunjung aston City Hall

3 = memenuhi 8

Standar

2 = memenuhi 6

Standar

1 = memenuhi 4

standar

(43)

Kondisi Eksisting Site • Lahan Kosong • Permukiman Penduduk • Lahan kosong dan permukiman penduduk Berupa Lahan Kosong Berupa lahan kosong dan perumahan penduduk Lahan Kosong dan merupakan pengembang an kawasan Deli Plaza

3 = Lahan Kosong

2 = Lahan kosong

dan permukiman

penduduk

1 = Permukiman

penduduk

3 2 3

Sarana Rekreasi

• Dekat dengan tempat rekreasi • Taman Rekreasi dan Water Park Mora Indah

•Tida ada tempat

rekreasi di

sekitar site

•Merdeka

Walk •Deli Plaza

•Kesawan

Square

3 = Terdapat lebih

dari satu tempat

rekreasi

2 = Terdapat satu

Tempat rekreasi

1 = Tidak ada

tempat rekreasi

2 1 3

Pengena-lan Entrance

• Berada di persimpa-ngan jalan • Berada dekat dengan bangunan-bangunan yang sudah dikenal baik oleh

• Berada di Jl. Sisingamara

ja 12, Km

12 sebagai jalan primer • Berada dekat dengan Taman rekreasi Morawa

•Berada di persimpang an Jl. Adam Malik dan Jl. Amir Hamzah •Berada di

dekat

bundaran

Glugur

•Berada di Jl. Guru

Patimpus •Di kawasan

Deli Plaza •Dekat dengan Hotel JW Marriot •Dekat dengan

3 = memenuhi 4

Standar

2 = memenuhi 2

standar

1= tidak

(44)

Masyarakat

Medan.

Indah Merdeka

Walk

2 2 3

Fasilitas Pendu-kung Sekitar site •Sekolah •Kampus •Kawasan Komersial •Objek Wisata

• SD • SMU/SMK • SLTP • Sekolah Yayasan Antonius

•STIE Eka

Prasetya

•UMSU

•SMU/SMK

•SLTP •SD

•Deli Plaza

•Merdeka

Walk

•Hotel JW

Marriot •Aston City

Hall

•Stasiun KA

•Ampus Nomensen •Gedung Balai Kota •Hotel Dharma Deli

3 = memenuhi 8

Standar

2 = memenuhi 5

Standar

1 = memenuhi 4

standar

1 2 3

Aksesibili-tas Mudah Dijangkau Oleh : • Kendaraan Pribadi • Kendaraan Umum • Pejalan Kaki

• Bisa Dilalui oleh kendaraan pribadi • Banyak dilalui oleh Kendaraan Umum • Tersedia pedestrian bagi pejalan kaki •Bisa Dilalui oleh kendaraan pribadi •Banyak dilalui oleh Kendaraan Umum •Tersedia pedestrian bagi pejalan

•Bisa Dilalui oleh kendaraan pribadi •Banyak dilalui oleh Kendaraan Umum •Tersedia pedestrian bagi pejalan kaki

3 = memenuhi 3

Standar

2 = memenuhi 2

Standar

1 = memenuhi 1

(45)

kaki

3 3 3

Kondisi Sirkulasi

• Lebar Jalan Primer

diatas 10 M • Lebar Jalan

Sekunder

diatas 6 M

• Lebar

Pedestrian 1,

5 M

• Jalan Primer merupakan

jalur

sirkulasi

kendaraan

dua arah

• Lebar jalan Primer

adalah 12 m • Lebar Pedestrian 1,5 M • Jalur sirkulasi kendaraan dua arah

•Lebar jalan Primer 1

adalah 24

M

•Lebar Jalan Primer 2 adalah 24 •Lebar Pedestrian 1,5 M •Jalur sirkulasi kendaraan dua arah

•Lebar Jalan Primer 1 16

M

•Lebar Jalan Primer 2 16

M •Lebar Pedestrian 1,5 M •Jalur sirkulasi kendaraan dua arah

3 = memenuhi 4

Standar

2 = Memenuhi 3

Standar

1 = memenuhi 2

standar

2 3 3

Utilitas • Pasokan Listrik Baik • Air Bersih • Jaringan Telekomuni kasi yang Baik • Tersedia fasilitas listrik yang baik

• Fasilitas air bersih • Jaringan Telekomuni kasi yang lengkap •Tersedia fasilitas listrik yang baik

•Fasilitas air bersih •Jaringan Telekomun ikasi yang lengkap •Tersedia fasilitas listrik yang baik

•Fasilitas air bersih •Jaringan

Telekomuni

kasi yang

lengkap

3 = memenuhi 3

Standar

2 = memenuhi 2

Standar

1 = memenuhi 1

standar

(46)

Total 22 23 30

Berdasarkan penilaian secara umum untuk lokasi site di atas, yang memiliki nilai

26 paling banyak yaitu lokasi 3 yaitu di Jl. Guru Patimpus, Kec. Medan Kota.

b) Penempatan Lokasi

Berdasarkan penilaian secara umum untuk lokasi site di atas, yang memiliki nilai

30 paling banyak yaitu lokasi 3 yaitu Jl. Guru Patimpus.

Keunggulan site :

Posisi site pada saat ini tidak jauh dari pusat kota. Berdasarkan RUTRK Medan,

peruntukanl lahan untuk kecamatan Medan Kota adalah, kawasan perdagangan,

perkantoran, rekreasi indoor, permukiman dengan program kegiatan pembangunan

perumahan permanent, penanganan sampah dan sarana pendidikan.Untuk transportasi

dari dan ke site bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.

Deskripsi kondisi eksisting lokasi sebagai tapak rancangan

 Kasus Proyek : Planetarium medan

 Status Proyek : Fiktif

 Pemilik Proyek : Pihak Swasta

 Lokasi Tapak : Jln. Guru Patimpus, Kecamatan Medan Kota

 Batas-batas site:

− Batas Utara : Jl. Guru Patimpus, Gedung TVRI

− Batas Barat : Sungai Deli

− Batas Timur : Existing Deli Plaza − Batas Selatan : Capital Building

 Luas Lahan : + 1,8 Ha

 Kontur : Datar

 KDB : 60 %

 GSB

oJln. Brigdjen Katamso : 216 meter GSB: 1/2(n)+1=1/2 (26)+1

=9 meter

(47)

2.3. Tinjauan Fungsi

2.3.1 Tinjauan Terhadap Astronomi

Astronomi, yang secara etimologi berarti “ilmu bintang” (dari Yunani: άστρο, + νόμος), adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di

luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi

benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan

mereka.

a) Cabang-cabang astronomi

Astronomy dipisahkan ke dalam cabang. Perbedaan pertama di antara ‘teoretis dan

observational’ astronomi. Pengamat menggunakan berbagai jenis alat untuk mendapatkan

data tentang gejala, data yang kemudian dipergunakan oleh teoretikus untuk ‘membuat’

teori dan model, menerangkan pengamatan dan memperkirakan yang baru.

Bidang yang dipelajari juga dikategorikan menjadi dua cara yang berbeda: dengan

‘subyek’, biasanya menurut daerah angkasa (misalnya Astronomi Galaksi) atau ‘masalah’

(seperti pembentukan bintang atau kosmologi); atau dari cara yang dipergunakan untuk

mendapatkan informasi (pada hakekatnya, daerah di mana spektrum elektromagnetik

dipakai). Pembagian pertama bisa diterapkan kepada baik pengamat maupun teoretikus,

tetapi pembagian kedua ini hanya berlaku bagi pengamat (dengan tak sempurna), selama

teoretikus mencoba menggunakan informasi yang ada, di semua panjang gelombang, dan

pengamat sering mengamati di lebih dari satu daerah spektrum.

Pembagian Astronomi Berdasarkan Subyek atau Masalah:

Keterangan:

• Kosmologi: penelitian alam semesta sebagai seluruh dan evolusinya. Astronomi Evolusi Bintang Fisika Bintang Ilmu Planet Pembentukan Galaksi dan Evolusi Astronomi Eksragalaksi Fisika Galaksi Kosmologi Pembentukkan Bintang

(48)

• Fisika galaksi: penelitian struktur dan bagian galaksi kita dan galaksi lain.

• Astronomi ekstragalaksi: penelitian benda (sebagian besar galaksi) di luar galaksi kita.

• Pembentukan galaksi dan evolusi: penelitian pembentukan galaksi, dan evolusi

mereka.

• Ilmu planet: penelitian planet dan tata surya. • Fisika bintang: penelitian struktur bintang.

• Evolusi bintang: penelitian evolusi bintang dari pembentukan mereka sampai akhir mereka sebagai bintang sisa.

• Pembentukan bintang: penelitian kondisi dan proses yang menyebabkan

pembentukan bintang di dalam awan gas, dan proses pembentukan itu sendiri.

Disiplin lain yang mungkin dipertimbangkan sebagian astronomi:

• Arkheoastronomi

• Astrobiologi

• Astrokimia

Dalam astronomi, informasi sebagian besar didapat dari deteksi dan analisis radiasi

elektromagnetik, foton, tetapi informasi juga dibawa oleh sinar kosmik, neutrino, dan,

dalam waktu dekat, gelombang gravitasional (lihat LIGO dan LISA). Pembagian

astronomi secara tradisional dibuat berdasarkan rentang daerah spektrum elektromagnetik

yang diamati:

1. Astronomi optikal menunjuk kepada teknik yang dipakai untuk mengetahui dan

menganalisa cahaya pada daerah sekitar panjang gelombang yang bisa dideteksi

oleh mata (sekitar 400 – 800 nm). Alat yang paling biasa dipakai adalah teleskop,

dengan CCD dan spektrograf.

2. Astronomi inframerah mengenai deteksi radiasi infra merah (panjang

gelombangnya lebih panjang daripada cahaya merah). Alat yang digunakan hampir

sama dengan astronomi optik dilengkapi peralatan untuk mendeteksi foton infra

merah. Teleskop Ruang Angkasa digunakan untuk mengatasi gangguan

pengamatan yang berasal dari atmosfer. Astronomi radio memakai alat yang

betul-betul berbeda untuk mendeteksi radiasi dengan panjang gelombang mm sampai cm.

Penerimanya mirip dengan yang dipakai dalam pengiriman siaran radio (yang

(49)

b) Sejarah Astronomi

Pada bagian awal sejarahnya, astronomi memerlukan hanya pengamatan dan ramalan

gerakan benda di langit yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Rigveda menunjuk

kepada ke-27 rasi bintang yang dihubungkan dengan gerakan matahari dan juga ke-12

Zodiak pembagian langit. Yunani kuno membuatkan sumbangan penting sampai

astronomi, di antara mereka definisi dari sistem magnitudo . Alkitab berisi sejumlah

pernyataan atas posisi tanah di alam semesta dan sifat bintang dan planet, kebanyakan di

antaranya puitis daripada harfiah; melihat Kosmologi Biblikal. Pada tahun 500 M,

Aryabhata memberikan sistem matematis yang mengambil tanah untuk berputar atas

porosnya dan mempertimbangkan gerakan planet dengan rasa hormat ke matahari.

Penelitian astronomi hampir berhenti selama abad pertengahan, kecuali penelitian

astronom Arab. Pada akhir abad ke-9 astronom Muslim al-Farghani (Abu’l-Abbas Ahmad

ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani) menulis secara ekstensif tentang gerakan benda

langit. Karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin di abad 12. Pada akhir abad

ke-10, observatorium yang sangat besar dibangun di dekat Teheran, Iran, oleh astronom

al-Khujandi yang mengamati rentetan transit garis bujur Matahari, yang membolehkannya

untuk menghitung sudut miring dari gerhana. Di Parsi, Umar Khayyām (Ghiyath al-Din

Abu’l-Fath Umar ibn Ibrahim al-Nisaburi al-Khayyami) menyusun banyak tabel

astronomis dan melakukan reformasi kalender yang lebih tepat daripada Kalender Julian

dan mirip dengan Kalender Gregorian. Selama Renaisans Copernicus mengusulkan model

heliosentris dari Tata Surya. Kerjanya dipertahankan, dikembangkan, dan diperbaiki oleh

Galileo Galilei dan Johannes Kepler. Kepler adalah yang pertama untuk memikirkan

sistem yang menggambarkan dengan benar detail gerakan planet dengan Matahari di pusat.

Tetapi, Kepler tidak mengerti sebab di belakang hukum yang ia tulis. Hal itu kemudian

diwariskan kepada Isaac Newton yang akhirnya dengan penemuan dinamika langit dan

hukum gravitasinya dapat menerangkan gerakan planet.

Bintang adalah benda yang sangat jauh. Dengan munculnya spektroskop terbukti

bahwa mereka mirip matahari kita sendiri, tetapi dengan berbagai temperatur, massa dan

ukuran. Keberadaan galaksi kita, Bima Sakti, dan beberapa kelompok bintang terpisah

hanya terbukti pada abad ke-20, serta keberadaan galaksi “eksternal”, dan segera

sesudahnya, perluasan Jagad Raya dilihat di resesi kebanyakan galaksi dari kita.

Kosmologi membuat kemajuan sangat besar selama abad ke-20, dengan model

(50)

seperti radiasi kosmik gelombang mikro latar belakang, Hukum Hubble dan Elemen

Kosmologikal. Untuk sejarah astronomi yang lebih terperinci, lihat sejarah astronomi.

2.3.2 Tinjauan Terhadap Planetarium

Planetarium adalah gedun

dan benda-benda langit. Atap gedung biasanya berbent

planetarium, penonton bisa belajar mengenai pergerakan benda-benda langit di malam hari

dari berbagai tempat di bumi dan sejara

Jika ditinjau dari fungsi pelayanannya, planetarium dapat di bedakan menjadi :

1. Planetarium Khusus

Planetarium khusus adalah planetarium yang hanya digunakan untuk tujuan edukasi

maupun penelitian semata. Seperti minsalnya pada sekolah-sekolah umum, universitas

maupun pada sekolah latihan militer (angkatan udara dan angkatan laut).

Contoh :

• Observatorium Bosscha di Lembang (Jawa Barat) yang dikelola oleh Jurusan

Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi

Bandung

• Observatorium Matahari Watukosek (Watukosek Solar Observatory/WKSO) di

Gempol, Pasuruan (Jawa Timur) yang khususnya memusatkan penelitiannya pada

matahari.

2. Planetarium Umum

Planetarium umum adalah merupakan planetarium yang terbuka bagi masyarakat

umum, tujuannya mendidik dan menghibur baik secara informatif maupun secara

ekspresif. Biasanya pertunjukan dan program acaranya lebih menarik serta fasilitas

penunjangnya lebih lengkap. Planetarium tipe ini dapat dibedakan lagi menjadi :

• Planetarium formal, yaitu planetarium yang memiliki pengelolaan tersendiri

walaupun bergabung dengan fasilitas lain tapi hubungannya saling menunjang.

• Planetarium pelengkap, merupakan bagian dari science centre atau museum yang

berfungsi untuk menggairahkan pengunjung.

Contoh :

− Planetarium Jakarta

(51)

− Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kalimantan Timur

Di dalam ruang pertunjukan terdapat sumber gambar berupa

yang umumnya diletakkan di tengah ruangan. Proyektor dapat memperagakan pergerakan

benda-benda langit sesuai dengan waktu dan lokasi.

Proyektor planetarium memiliki desain dasar dengan 3 komponen utama yaitu :

1. Sistem proyeksi planet

Planet-planet diproyeksikan melalui sistem tersendiri yaitu analog mekanikal. Analog

mekanikal berupa model miniatur dari karakteristik orbit planet-planet (satu analog untuk

setiap proyektor planet), bumi, matahari, dan posisi planet secara mekanis ditampilkan.

Operator dapat memilih baik dari sudut pandang bumi maupun sudut pandang matahari

untuk tampilan gerakan planet-planet.

2. Lampu bintang

Memproyeksikan kebrilianan dari bintang-bintang angkasa. Lampu bintang merupakan

sebuah alat yang menghasilkan titik-titik intensitas sumber cahaya yang kecil. Cahaya ini

di fokuskan melalui ribuan lensa individual dan lubang-lubang kecil yang di proyeksikan

ke kubah.

3. Penggunaan komputer

Komputer digunakan untuk menyambungkan tiga jenis gerakan sumbu yang

memungkinkan operator untuk memutar bola langit pada titik manapun yang

memungkinkan observasi langit dari planet manapun dalam tatasurya atau dari titik

manapun di antariksa. Sistem ini mendemonstrasikan sudut pandang normal bumi kelangit

melalui konsep Kopernikus atau Galelio dan mengatur keseluruhan gerakan untuk di

analisa pengamat.

Pertunjukan berlangsung denga

(52)

Layar berbentuk setengah bola, dan biasanya disusun dari panel

pertunjukan bisa berbeda-beda bergantung kepada judul pertunjukan dan jadwal.

Ketiga jenis gerakan sumbu yang dapat diakomodasi oleh planetarium adalah :

1. Sumbu pertama

Berupa sumbu vertical yang merespon gerakan rotasi bumi terhadap sumbunya.

Proyektor merotasikan sumbu ini untuk menggambarkan terbit dan tenggelamnya matahari

, bulan dan bintang dilihat dari bumi.

2. Sumbu kedua

Berupa sumbu pada sudut 23,5° terhadap sumbu pertama yang menggambarkan sumbu

ekliptik yang merupakan perpanjangan dari orbit bumi. Proyektor menggambarkan

matahari, bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus yang dirotasikan pada

sumbu kedua untuk mengetahui pergerakan tahunannya dari bumi.

3. Sumbu ketiga

Berupa sumbu horizontal yang merupakan perpanjangan dari sumbu pertama. Rotasi

seputar sumbu ini dapat menggambarkan langit malam sebagaimana yang terlihat para

pengamat pada ketinggian berapapun di bagian utara atau selatan bumi.

Program planetarium telah digalakan sejak penemuannya pada tahun 1930. Hasil

dari program ini dapat bervariasi mulai dari astronomi dasar sampai kepada sistem ekologi.

Karena jagad raya merupakan ‘payung’ yang melingkupi seluruh alam, ilmu perbintangan

dapat menjadi awal diskusi bagi ilmu biologi, geologi, kimia, fisika, matematika, sejarah,

seni dan keadaan lingkungan secara keseluruhan. Dalam rangka menciptakan efek-efek

tambahan, perlu ditempatkan ratusan proyektor di sekitar kubah, di tengah-tengah ruangan

dan di tempat-tempat proyeksi khusus.

Jenis-jenis proyektor yang digunakan pada planetarium :

- ZKP-2, The Spacemaster dan GP-85 untuk kubah berdiameter 6-10 m, 10-17,5 m

dan 18-23 m.

- The Mark IV projectors untuk kubah berdiameter 18-25 m.

- M 1015 untuk kubah 10-15 m.

- M 1518 untuk kubah 15-18 m.

(53)

Hal-hal yang dapat dipelajari :

1. Planetarium memiliki alat-alat untuk menunjang fungsinya dalam menggambarkan

tata surya dan antariksa. Alat-alat ini perlu diketahui jenis-jenisnya dan cara

kerjanya secara umum agar tahu lebih jelas kebutuhan ruang dalam desain

planetarium.

2. Planetarium memiliki observatorium dalam hubungannya dengan fungsinya

sebagai sarana penelitian dan pengembangan ilmu astronomi di Indonesia. Fungsi

ini juga harus diketahui secara gamblang dan dapat mendukung proses desain

secara keseluruhan.

1. Sejarah Planetarium

Planetarium mulanya ada

Gambar

Gambar.2.2 Fasilitas di sekitar alternatif lokasi 1
Gambar.2.3 Batas batas site alternatif lokasi 2
Gambar.2.4 Fasilitas di sekitar alternatif lokasi 2
Gambar. 2.5  Batas-batas site alternatif lokasi 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Site merupakan kawasan yang sudah dikenal masyarakat luas, karena merupakan satu- satunya kawasan wisata pantai yang berada di Kota Banda Aceh sendiri. • Posisi site berada

Berdasarkan dari pengertian diatas maka Pengembangan Perpustakaan Daerah Kota Medan adalah : melakukan penambahan dengan tujuan mengembangkan bangunan Perpustakaan

o Studi banding proyek sejenis : melakukan survey yang berhubungan dengan proyek sejenis khusunya di kota Medan, sehingga dapat melihat. potensi pasar yang

Boyolali belum ada pusat pertunjukan yang memiliki gedung pertunjukan untuk seni musik, drama, opera, tari, dengan kualitas akustik yang baik, dan gedung yang memenuhi

Dengan mempertimbangkan bahwa kasus proyek bersifat fiktif, maka dibutuhkan asumsi-asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan proyek, pertama, kepemilikan bangunan

Serdang Kec. Percut Sei Tuan). KONDISI DI SEKITAR LOKASI. Dari table 2.1 telah di tetapkan lokasi proyek drag race circuit terletak di Jln. Williem Iskandar/ Jln. Deli Serdang

Mengingat Medan Prada House ini adalah bangunan modern yang sederhana, maka penempatannya sangat cocok dengan arsitektur kota di sekitar site karena dapat mengharmonisasikan

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) bagi para pelajar dan masyarakat umum kota Medan. Sebagai tempat