LAMPIRAN Lampiran 1
Medan, 11 Januari 2016 Kuesioner Penelitian
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penelitian saya untuk skripsi yang berjudul ”
Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran kinerja dan Sistem Reward terhadap Kinerja Manajerial dengan Total Quality Manajement
sebagai variabel pemoderasi pada PT. Pegadaian Persero, Kanwil I Medan”, dengan ini saya mengajukan sejumlah kuesioner penelitian.
Saya memohon kesediaan anda untuk meluangkan waktu sejenak mengisi
kuesioner ini. Kesungguhan dalam memberikan jawaban akan sangat bermanfaat
dan membantu keberhasilan penelitian ini. Sesuai dengan kode etik penelitian,
saya menjamin kerahasiaan semua data. Kesediaan Anda mengisi angket ini
adalah bantuan yang tak ternilai bagi saya.
Demikian surat peermohonan saya, atas perhatian dan partisipasi Saudara/i
dalam membantu kelancaran peneliti ini, saya sampaikan terima kasih.
Peneliti
DAFTAR PERTANYAAN Identitas Responden
No/Nama : _______________________________
Jenis Kelamin : Laki -laki / Perempuan
Usia : < 26 Tahun 46 s/d 55 Tahun
26 s/d 35 Tahun > 55 Tahun
36 s/d 45 Tahun
Pendidikan Terakhir : SMU S-2
Diploma S-3
S-1
Masa Kerja : < 1 Tahun
1 s/d 6 Tahun
7 s/d 15 Tahun
> 15 Tahun
( berilah tanda silang (X) pada kotak yang dipilih)
Petunjuk Pengisian
Pada bagian ini anda diminta untuk memberikan penilaian terhadap setiap pernyataan yang ada, dengan cukup memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang anda pilih, dan setiap pertanyaan membutuhkan satu penilaian.
Keterangan :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
Teknologi informasi
Pertanyaan Jawaban
STS TS KS S SS
1 Karyawan hendaknya dapat
menggunakan
fasilitas teknologi informasi dan komunikasi
dengan baik
2 Teknologi informasi sudah digunakan
secara optimal dalam mendukung kinerja karyawan
3 Pihak perusahaan mengembangkan bahan
ajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk memudahkan karyawan
menggunakan perangkat yang ada secara optimal
4 Teknologi informasi belum sepenuhnya
tersedia secara memadai
5 Kurangnya pengawasan terhadap sistem
teknologi informasi telah mengganggu keefektifitasan kerja karyawan
6 Perlu adanya peraturan yang jelas dalam
Sistem Pengukuran Kinerja
Pertanyaan Jawaban
STS TS KS S SS
1 Sistem pengukuran kinerja di perusahaan
dapat meningkatkan kinerja saya.
2 Mekanisme dan sasaran dalam pencapaian
kinerja telah ditetapkan secara jelas oleh pimpinan.
3 Saya merasa kesulitan untuk meraih target
kerja yang diharapkan perusahaan.
4 Proses pengukuran kinerja tidak dilakukan
secara adil atau transparan.
5 Hasil pengukuran kinerja saya, dijadikan
landasan untuk menentukan penghargaan yang akan saya terima.
6 Pengukuran kinerja tidak dilakukan secara
berkala oleh perusahaan.
7 Perusahaan selalu mengevaluasi standar
yang ditetapkan dalam mengukur pengukuran kinerja.
Sistem Reward
Pertanyaan Jawaban
STS TS KS S SS
1 Sistem Reward sangat penting
dilaksanakan dalam perusahaan untuk meningkatkan motivasi kerja
2 Reward yang diberikan dapat menjadi
tambahan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidup
3 Sistem Reward yang telah ditetapkan
perusahaan tidak sesuai dengan bobot pekerjaan yang harus saya capai
4 Reward yang diberikan pimpinan kepada
karyawa dapat meningkatan produktifitas kinerja
5 Reward yang saya terima mencerminkan
kontribusi saya pada perusahaan
6 Reward secara rutin diterapkan oleh
perusahaan
Kinerja Manajerial
Pertanyaan Jawaban
STS TS KS S SS
1 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan perusahaan
2 Hasil kinerja saya sesuai dengan
syarat-syarat kualitas atau standar perusahaan
3 Saya tidak terpacu untuk menambah
pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilan saya dalam bekerja
4 Saya memiliki gagasan-gagasan untuk
menyelesaikan masalah secara langsung dari pimpinan
5 Manajer lain dalam unit kerja yang sama
sulit untuk dapat menjalin kerjasama yang baik dengan saya
6 Berbagai permasalahan yang timbul
membutuhkan penyelesaian langsung dari pimpinan perusahaan
7 Saya mampu menyesuaikan diri dalam
menerapkan teknologi yang berkembang di perusahaan
Total Quality Management
Pertanyaan Jawaban
STS TS KS S SS
1 Tingkat keluhan dari pelanggan terhadap
jasa
pelayanan yang dihasilkan perusahaan semakin meningkat.
2 Sistem perencanaan dan pengendalian
yang
dilakukan perusahaan secara efektif akan meningkatkan kualitas terhadap
pelayanan.
3 Laba yang meningkat merupakan
komitmen
perusahaan dalam jangka panjang seiring dengan peningkatan kualitas.
4 Komunikasi antar manajer berlangsung
dengan baik.
5 Perusahaan aktif dalam melakukan
research and development untuk meningkatkan efisiensi.
6 Perusahaan secara berkelanjutan
memberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
7 Wewenang yang telah diberikan
perusahaan
kepada manager telah dialokasikan sesuai dengan kompetensi manajer.
Lampiran 2
Hasil jawaban responden
Responden X1 X2 X3 Y Z Total
1 29 29 27 27 30 142
2 26 26 30 29 33 144
3 23 23 24 26 27 123
4 24 23 24 24 20 115
5 23 23 22 23 27 118
6 26 22 24 26 28 126
7 22 27 22 24 24 119
8 25 27 27 28 23 130
9 25 23 26 27 26 127
10 24 24 25 25 27 125
11 26 25 26 24 27 128
12 23 24 24 24 28 123
13 30 28 29 30 28 145
14 22 24 22 25 27 120
15 30 28 29 28 28 143
16 29 28 24 28 27 136
17 29 29 27 29 29 143
18 24 29 29 29 30 141
19 29 29 27 28 28 141
20 28 28 29 27 29 141
21 30 27 28 28 28 141
22 25 28 29 29 27 138
23 29 28 28 25 27 137
24 27 27 28 28 30 140
25 28 28 27 27 30 140
26 23 28 27 27 28 133
27 24 27 24 27 28 130
28 28 28 28 25 27 136
29 24 27 29 29 28 137
30 25 28 24 28 29 134
31 24 23 24 24 20 115
32 26 27 28 26 27 134
33 26 29 27 26 28 136
35 25 28 29 29 27 138
36 29 28 28 26 27 138
Lampiran 3 Data olahan SPSS Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 36 22 30 25.97 2.467
X2 36 22 29 26.58 2.156
X3 36 22 30 26.47 2.311
Y 36 23 30 26.64 1.900
X4 36 20 33 27.36 2.474
Valid N (listwise) 36
Sebelum Transformasi Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 36
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.38046151
Most Extreme Differences Absolute .110
Positive .065
Negative -.110
Test Statistic .110
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 22.135 54.623 .405 .688
XI -.801 3.096 -1.040 -.259 .798 .001 861.977
X2 -.239 1.757 -.271 -.136 .893 .005 212.275
X3 .990 2.033 1.205 .487 .630 .003 326.303
X4 -.340 1.986 -.443 -.171 .865 .003 357.016
XI.X4 .029 .111 1.601 .260 .797 .000 2021.315
X2.X4 .016 .064 .879 .253 .802 .002 643.145
X3.X4 -.024 .072 -1.384 -.339 .737 .001 891.751
a. Dependent Variable: Y
Setelah Transformasi Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 36
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .05242725
Most Extreme Differences Absolute .117
Positive .076
Negative -.117
Test Statistic .117
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Uji Multikolonieritas Hipotesis H4, H5 dan H6
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 2.219 .384 5.782 .000
LNX1 .326 .118 .429 2.766 .009 1.000 1.000
(Constant) 1.518 .427 3.558 .001
LNX1 .130 .127 .171 1.021 .315 .709 1.411
LNX2 .409 .143 .478 2.854 .007 .709 1.411
(Constant) 1.279 .414 3.089 .004
LNX1 .023 .128 .030 .179 .859 .616 1.622
LNX2 .253 .150 .296 1.684 .102 .567 1.763
LNX3 .335 .145 .417 2.313 .027 .539 1.857
(Constant) 1.088 .433 2.514 .017
LNX1 .016 .127 .021 .123 .903 .615 1.625
LNX2 .205 .153 .240 1.346 .188 .537 1.863
LNX3 .298 .146 .371 2.046 .049 .519 1.925
LNX4 .149 .110 .202 1.349 .187 .764 1.309
Model Beta In t Sig.
Partial Correlation
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Minimum Tolerance 1
LNX1.X4 .599 2.433 .021 .390 .346 2.887 .346
LNX2.X4 .526 3.355 .002 .504 .749 1.335 .749
LNX3.X4 .576 3.703 .001 .542 .723 1.383 .723
a. Dependent Variable: LNY
Hipotesis H1, H2 dan H3
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .663a .439 .386 .05642
a. Predictors: (Constant), LNX3, LNX1, LNX2
b. Dependent Variable: LNY
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression .080 3 .027 8.350 .000b
Residual .102 32 .003
Total .182 35
a. Dependent Variable: LNY
b. Predictors: (Constant), LNX3, LNX1, LNX2
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.279 .414 3.089 .004
LNX1 .023 .128 .030 .179 .859
LNX2 .253 .150 .296 1.684 .102
LNX3 .335 .145 .417 2.313 .027
DAFTAR PUSTAKA Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.
Fathansyah, Ir, 2002. “Basis Data”, Informatika, Bandung.
Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis multivariate dengan program spss, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Handoko, T. Hani, 2000. Manajemen Personalia dan Sumberdaya. BPFE, Yogyakarta.
Ibrahim, 2000. Total Quality Management: Panduan Menghadapi Persaingan Global, Edisi Revisi, Djambatan : Jakarta.
Jogiyanto HM. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta.
Laksmana, 2002. Pengaruh Teknologi informasi, Saling Ketergantungan, Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial.
Lubis, Ade Fatma, Arifin Akhmad, Firman Syarif, 2007. Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis, USU Press, Medan.
Mardiyah, 2005. Pengaruh Sistem Kinerja, Sistem Reward dan Profit Center terhadap hubungan TQM, Surabaya.
Mardiyati, 2015. Pengaruh Interaksi Total Quality Manajement dengan Sistem Penghargaan dan Komitmen Orgnisasi terhadap Kinerja Manajerial. Studi Empiris pada SMK Di Kabupaten Karanganyar.
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Meidiyana dkk, 2014. Pengaruh Total Quality Management (TQM) Terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) Sebagai Veriabel Moderating Pada PT. INKA (Persero) MADIUM.
Mulyadi dan Johny, Setyawan, 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Aditya Media, Yogyakarta.
Nurfitriana, dkk., 2005. Teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja, dan sistem penghargaan sebagai pemoderasi hubungan antara total quality management dengan kinerja manajerial. Akuntabilitas, Vol. 5, 2005.
Noviyanti, 2013. Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Total Quality Management Sebagai Variabel Moderating Pada PT. Pelabuhan Indonesia- I Medan.
Priyatno, Duwi, 2009. SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate. Gava Media, Yogyakarta.
Rosa Hertalia. 2009. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial. Skripsi. UNP.
Syaiful Rahman, dkk. 2006. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kejelasan Peran, Pemberdayaan Psikologis, dan Kinerja Manajerial. SNA X. Hal 1-35.
Sim and Killough, 1998. The Performance Effects of Complementarities Between Manufacturing Practice and Manufacturing Practice and Management Accounting Systems. Journal of Management Accounting Research 10:325-346.
Suwastiko, 2011. Pengaruh Total Quality Management (TQM) Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Sebagai Variabel Moderating Pada Rumah Sakit Haji Di Surabaya.
Suyanto, M. 2005. Teknologi Informasi Mengubah Strategi Bersaing. Yogyakarta
Tjiptono, F dan A. Diana.1994. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi Offset.
Yunita, 2011. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Teknologi Informasi terhadap
Kinerja Manajerial, Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di
Bogor.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah jenis data kualitatif.
Data Kualitatif (adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman
atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek
penelitian atau responden). Sedangkan, untuk sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari
kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk memperoleh data diri responden
dan penilaian tentang Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja Dan
Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial dengan Total Quality Management
sebagai variabel pemoderasi.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di PT. Pegadaian Persero, Kanwil I Medan
yang beralamat di Jalan Pegadaian No. 112 Medan -20151, waktu penelitian akan
direncanakan dari bulan Januari sampai Februari 2016.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Erlina (2011 :81) “ Populasi adalah sekelompok entitas yang
lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai
karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat –
syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian”. Populasi dalam
Manajer, Asistan Senior Manajer, Kepala Biro, Manajer, Senior Manajer untuk
seluruh departemen.
Menurut Erlina (2011) “ Sampel adalah bagian populasi yang digunakan
Memperkirakan karakteristik populasi”. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu “teknik
pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria yang digunakan sebagai
pertimbangan tertentu.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan dalam level manajerial
yang meliputi Staf, Asistan Kepala Biro, Asistan Manajer, Asistan Senior
Manajer, Kepala Biro, Manajer, Senior Manajer untuk seluruh departemen.
Dalam pengambilan sampel telah ditentukan kriteria dan jumlah, untuk
jumlah sampelnya sebanyak 36 karyawan, dan untuk kriterianya adalah sebagai
berikut:
1. Telah bekerja dalam level manajerial minimal 1 (satu) tahun di PT.
Pegadaian Persero, Kanwil I Medan
2. Karyawan yang bekerja di Kantor Pusat Medan.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer diperoleh dengan menggunakan metode Survey yaitu melalui kuesioner.
dengan mendatangi satu per satu calon responden, menanyakan apakah calon
Jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner langsung, yaitu daftar
pertanyaan dikirim atau diserahkan langsung kepada orang yang di mintai
pendapat, keyakinan atau diminta menceritakan tentang dirinya sendiri.
3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini melibatkan 5 variabel yang dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Variabel independen dalam penelitian adalah Teknologi Informasi, Sistem
Pengukuran Kinerja, Sistem Reward dan Total Quality Management.
Variabel dependen adalah Kinerja Manajerial
3.5.1. Variabel Independen 1. Teknologi Informasi
Menurut McKeown yang dikutip oleh Suyanto (2005) menyatakan bahwa
teknologi informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang
digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan
informasi dalam segala bentuknya. Teknologi informasi meliputi
Kemudahan akses, Penggunaan Teknologi Informasi yang optimal,
Ketersediaan bahan ajar, Pemerataan ketersediaan, Pengawasan, dan
Peraturan.
2. Sistem Pengukuran Kinerja
Sistem Pengukuran Kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara
operasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Sistem
pengukuran kinerja dapat membantu meningkatkan kinerja, mekanisme
dan sasaran, penilaian kinerja, penilaian yang berbobot, dilakukan secara
adil, pengukuran kinerja, landasan untuk meningkatkan jejnjang karir,
SPK dilakukan Secara berkala dan Evaluasi kelayakan.
3. Sistem Reward
Sistem Reward adalah suatu sistem atau program yang diberikan
management bagi karyawan atau manajer sebagai upaya lebih
meningkatkan kinerjanya. Sistem reward di ukur dengan delapan unsur
yaitu kepuasan dalam menerima reward, perhatian pemimpin dalam
pemberian reward, reward sebagai jaminan hari tua, reward dalam
bentuk jaminan ansuransi jiwa, jaminan fasilitas, motivasi meningkatkan
produktivitas kerja, sesuai dengan bobot kerja, peningkatan kontribusi
kerja dan diberikan secara rutin .
4. Total Quality Management
Total Quality Management adalah pengelolaan suatu sistem organisasi
dengan komitmen penuh terhadap peningkatan yang tiada henti serta
berusaha secara total untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Total Quality
Management dapat diukur dengan fokus pada pelanggan, kualitas
pelayanan terhadap komitmen jangka panjang, peningkatan laba,
komunikasi, penelitian dan pengembangan, peningkatan kualitas
pelayanan, tanggungjawab terhadap wewenang yang diberikan dan
3.5.2. Variabel Dependen 5. Kinerja Manajerial
Penilaian responden mengenai kinerja manajerial merupakan pernyataan
para manajer terkait perwujudan secara nyata dari hasil karya yang dicapai
oleh para manajer perusahaan. Adapun parameter kinerja manajerial
meliputi ketepatan waktu, kualitas, pengetahuan terhadap pekerjaan,
kreatifitas, kerjasama tim , inisiatif manajer dan fleksibilitas.
Tabel 4.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Penelitian
Definisi Operaisonal Skala Pengukuran
Teknologi Informasi Teknologi Informasi merujuk
pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya.
Skala Likert
Sistem Pengukuran Kinerja
Sistem Pengukuran Kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
Skala Likert
Sistem Reward Sistem Reward adalah suatu
sistem atau program yang diberikan management bagi karyawan atau manajer sebagai upaya lebih meningkatkan kinerjanya.
Kinerja Manajerial Kinerja Manajerial
merupakan pernyataan para manajer terkait perwujudan secara nyata dari hasil karya yang dicapai oleh para manajer perusahaan.
Skala Likert
Total Quality Management
Total Quality Management adalah pengelolaan suatu sistem organisasi dengan komitmen penuh terhadap peningkatan yang tiada henti serta berusaha secara total untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Skala Likert
3.6. Metode Analisis Data
3.6.1. Statistik Deskriptif
Menurut Erlina (2011) “Statistik deskriptif merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah
dipahami dan diinterprestasikan”.
3.7. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
3.7.1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2005) , uji validitas digunakan untuk mengukur
sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur untuk kuesioner tersebut .
Menurut Ade Fatma, dkk (2007), uji validitas digunakan untuk
dalam mendefinisikan suatu variabel. untuk menghitung validitas suatu
kuesioner dapat dilihat dari hasil output spss pada table yang berjudul
item-total statistics. Validitas ditentukan dengan mengkorelasikan skor
masing-masing item. Kriteria yang diterapkan untuk mengukur valid
tidaknya suatu data adalah jika r-hitung (koefisien korelasi) lebih besar
dari r-tabel (nilai kritis) maka dapat dikatakan valid. Selain itu jika nilai
sig < 0,05 maka instrument dapat dikatakan valid.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2005 :41), “uji reliabilitas adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk”. Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi
hasil pengukuran variabel-variabel. Suatu kuesioner dikatakan handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke
waktu.
Dalam penelitian ini berarti reliabilitas menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan beberapa
kali. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung cronbach alpha
masing-masing item dengan bantuan SPSS for windows. Suatu instrument
dikatakan reliabel jika mempunyai nilai alpha positif dan lebih besar dari
0,6. Dimana semakin besar nilai alpha, maka alat pengukur yang
3.8. Uji Asumsi klasik
Sebelum melakukan regresi terdapat syarat yang harus dilalui yaitu
melakukan uji asumsi klasik. Model regresi harus bebas dari asumsi klasik yaitu,
uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedasitas dan uji autokorelasi (Ghozali,
2005).
3.8.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel peganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residua
mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik (Ghozali, 2006 : 110). Syarat dalam analisis parametik yaitu data
harus normal (Priyatno, 2009 : 56).
3.8.2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)
(Ghozali, 2006 : 91). Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinieritas yaitu jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih
dari 10 dan nilai tolerance tidsk kurang dari 0,1, maka model dapat
dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF= 1/Tolerance, jika VIF = 0
maka 1/10 = 0.1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance. Jika
nilai koefiseien kolerasi antara masing-masing vaiabel independen kurang
multikolinieritas. Jika lebih dari 0,70 maka diasumsikan terjadi kolerasi
yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi
multikolinieritas.
3.8.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
pengamatan lain jika variance dari residual satu pengamatan
ke-pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heterokedastisitas (Ghozali, 2006 :105). Dasar analisis :
1. Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang
teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, jika
terjadi makan mengindikasikan terdapat heterokedastisitas.
2. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 10 pada sumbu Y maka
mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.
3.9. Model Pengujian Hipotesis 1, 2 dan 3
3.9.1. Model Regresi Linear Berganda
Model Regresi Linear Berganda (Multiple Regression
Analysis) bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel
terhadap variabel lain. Regresi linear berganda melibatkan lebih
dari satu variabel bebas (Independen). Dengan menggunakan dua
regresi diharapkan mampu menerangkan lebih baik karakteristik
dari variabel tak bebas (dependen) dan nilai koefisien determinasi
diharapkan semakin besar dan nilai standar error semakin kecil
sehingga persamaan regresi yang dihasilkan lebih baik. Model
regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika model
tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari
asumsi-asumsi klasik statistik, baik multikolinieritas, autokolerasi
dan heteroskedastisitas.
Maka, untuk pengujian hipotesis pertama, kedua dan ketiga
akan dipergunakan analisis regresi berganda, tujuannya adalah
untuk melihat pengaruh antara variabel independen dengan
variabel dependen, dengan rumusan sebagai berikut :
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + e keterangan :
Y = Kinerja Manajerial
a = Konstanta
X1 = Teknologi Informasi
X2 = Sistem Pengukuran Kinerja
X3 = Sistem Reward
b1 = Koefisien regresi Teknologi Informasi
b2 = Koefisien regresi Sistem Pengukuran Kinerja
e = eror
3.9.1.1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji Signifikan Parsial (Uji-t) digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen,apakah pengaruhmya signifikan atau tidak. Hipotesis nol
(Ho) yang hendak diuji adalah apakah parameter (bi) sama dengan
nol, atau Ho : bi = 0, artinya apakah suatu variabel independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hipotesis altenatif (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan
nol, atau Ha : bi ≠ 0, artinya variabel tersebut merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan
keputusan yaitu :
1. Jika nilai signifikan > a (0.05), Ho diterima
2. Jika nilai signifikan < a (0.05), Ho ditolak
3.9.1.2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji Signifikan Simultan (Uji-F) pada dasarnya
menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama
-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis nol (Ho)
yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model
sama dengan nol, atau : Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0,
penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatif (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan
nol, atau Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0, artinya semua
variabel independen secara simultan merupakan penjelasan yang
signifikan terhadap variabel dependen.
1. Jika nilai signifikan > a (0.05), Ho diterima
2. Jika nilai signifikan < a (0.05), Ho ditolak
3.9.1.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen
menjelaskan variabel dependen. Koefisien daterminasi terletak
pada tabel summaryb dan tertulis R Square yang disesuaikan atau
tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah
variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R
Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square
berkisar antara 0 sampai 1.
3.10. Model Pengujian Hipotesis 4, 5 dan 6 3.10.1.Uji interaksi
Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression
dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua
atau lebih variabel independen) (Ghozali, 2006: 164).
Variabel pemoderasi adalah variabel yang dapat memperkut atau
memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dan variabel
dependen, dan mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan
antar variabel independen dengan dependen kemungkian positif atau
negative tergantung pada variabel pemoderasi.
Pengujian hipotesis yang keempat, kelima dan keenam yaitu,
variabel independen, variabel dependen dan variabel pemoderasi, dengan
metode Uji Interaksi, adapun rumus persamaan regresinya yaitu:
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3+ b4.X4+ b5X1.X4+ b6X2.X4+ b7X3.X4+ e
keterangan :
Y = Kinerja Manajerial
a = Konstanta
X1 = Teknologi Informasi
X2 = Sistem Pengukuran Kinerja
X3 = Sistem Reward
X4 = Total Quality Management
b1 = Koefisien regresi Teknologi Informasi
b2 = Koefisien regresi Sistem Pengukuran Kinerja
b4 = Koefisien regresi interaksi Teknologi Informasi Total Quality
Management
b5 = Koefisien regresi interaksi sistem pengukuran kinerja Total
Quality Management
b6 = Koefisien regresi interaksi Sistem Reward Total Quality
Management
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan merupakan salah satu Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa yaitu lembaga yang
memberikan pinjaman uang dengan sistem gadai dengan cara memberi jaminan
barang-barang atas dasar hukum gadai. Kantor Wilayah 1 Medan ini berada di Jl.
Pegadaian No. 112, Medan.
Pada tahun 1746, perusahaan ini merupakan perusahaan yang didirikan
oleh Belanda bernama Bank van Leening. Kemudian Pemerintah Inggris
mengambil alih dan membubarkan Bank van Leening kepada masyarakat diberi
keleluasaan mendirikan usaha Pegadaian. Sampai akhirnya pada tahun 1901,
Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan agar pegadaian itu sendiri
ditangani oleh pemerintah, yang menjadikan tanggal 1 April sebagai hari
peringatan ulang tahun Pegadaian. Kemudian tahun 1905, Pegadaian resmi
berubah menjadi lembaga resmi “Jawatan”. Lalu mengalami perubahan bentuk
badan hukum beberapa kali dari “Jawatan” ke “PN” pada tahun 1961, “PN”
ke“Perjan” pada tahun 1969, “Perjan” ke “Perum” pada tahun 1990, sampai pada
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Statistik Deskriptif
Menurut Erlina (2011) “Statistik deskriptif merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah
dipahami dan diinterprestasikan”.
Dalam penelitian ini statistik deskriptif digunakan untuk melihat
nilai mean,maximum,minimum dan standart deviasi dari variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu, Kinerja manejerial (Y) sebagai
variabel dependen, Teknologi Informasi (X1), Sistem Pengukuran Kinerja
(X2), Sistem Reward (X3) sebagai variabel independen, dan Total Quality
[image:33.595.145.513.464.605.2]Mngement (X4) sebagai variabel pemoderasi.
Tabel 4.1 Statistik Descriptive
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 36 22 30 25.97 2.467
X2 36 22 29 26.58 2.156
X3 36 22 30 26.47 2.311
Y 36 23 30 26.64 1.900
X4 36 20 33 27.36 2.474
Valid N (listwise) 36
Sumber : Data Olahan SPSS
Berikut ini adalah penjelasan dari tabel 4.1 yang telah diolah.
1. Variabel Teknologi Informasi mempunyai nilai skor minimum sebesar
22 dan nilai skor maksimum sebesar 30. Adapun nilai rata-ratanya
2. Variabel Sistem Pengukuran Kinerja mempunyai nilai skor minimum
sebesar 22 dan nilai skor maksimum sebesar 29. Adapun nilai
rata-ratanya sebesar 26.58 dan standar deviasi (Sebaran data) sebesar 2.156.
3. Variabel Sistem Reward mempunyai nilai skor minimum sebesar 22
dan nilai skor maksimum sebesar 30. Adapun nilai rata-ratanya sebesar
26.47 dan standar deviasi (Sebaran data) sebesar 2.311.
4. Variabel Total Quality Mngement mempunyai nilai skor minimum
sebesar 20 dan nilai skor maksimum sebesar 33. Adapun nilai
rata-ratanya sebesar 27.36 dan standar deviasi (Sebaran data) sebesar 2.474.
5. Variabel Kinerja manejerial mempunyai nilai skor minimum sebesar
23 dan nilai skor maksimum sebesar 30. Adapun nilai rata-ratanya
sebesar 26.64 dan standar deviasi (Sebaran data) sebesar 1.900.
4.2.2. Uji Validitas Data
4.2.2.1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2005) , uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner
tersebut. Pada penelitian kali ini untuk mengukur validitas
digunakan uji korelasi bivariate antara masing-masing skor
indikator dengan total skor konstruk. Dari hasil perhitungan SPSS
Tabel 4.2 Uji Validitas
Variabel R hitung R tabel Keterangan
Teknologi Informasi (X1) .746 0.339 Valid
Sistem Pengukuran Kinerja (X2) .811 0.339 Valid
Sistem Reward (X3) .832 0.339 Valid
Total Quality Mngement (X4) .776 0.339 Valid
Kinerja manejerial (Y) .705 0.339 Valid
Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa
masing-masing indikator yang digunakan baik dalam variabel independen,
dependen maupun variabel moderating (Teknologi Informasi,
Sistem Pengukuran kinerja dan Sistem Reward, Kinerja Manajerial
dan Total Quality Mngement). Mempunyai nilai signifikan r-
hitung lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti indikator-indikator yang
digunakan dalam variabel penelitian ini layak atau valid digunakan
sebagai pengumpul data.
4.2.2.2. Uji Reliabilitas
Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana
suatu hasil pengukuran relatif konsisten. Suatu pernyataan yang
baik adalah pernyataan yang jelas mudah dipahami dan memiliki
interpretasi yang sama meskipun disampaikan kepada responden
yang berbeda dan waktu yang berlainan. Hasil pengujian realibiltas
Tabel 4.3 Hasil Uji Realibilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.827 5
Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti yang
terangkum dalam Tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa nilai
koefisien Cronbach Alpha pada variabel nilainya lebih besar dari
0,6 maka dapat disimpulkan semua butir pertanyaan dalam variabel
penelitian ini adalah reliabel. Menurut kriteria Numally (Ghozali,
2005) hal tersebut dapat dikatakan Reliabel. Sehingga butir-butir
pertanyaan dalam variabel penelitian dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya.
4.2.3. Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1. Uji Normalitas sebelum Transformasi
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih
dahulu dilakukan pengujian normalitas data untuk menguji apakah
data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Analisis
normalitas menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov dengan
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 36
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.38046151
Most Extreme Differences Absolute .110
Positive .065
Negative -.110
Test Statistic .110
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan dari analisis statistik Kolmogorov- Smirnov, pada
tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai memiliki p-value > 0,05
yaitu signifikansi pada angka 0,200 yang mempunyai arti bahwa
data variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah
terdistribusi normal.
4.2.3.2. Uji Multikolinieritas Sebelum Transformasi
Hasil olahan spss untuk uji multikolinieritas dapat di lihat
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinieritas Sebelum Transformasi
Model Tolerance VIF Intreprestasi hasil
Teknologi Informasi .001 861.977 Tidk Terjadi
multikolinearitas
Sistem Pengukuran
Kinerja .005 212.275
Terjadi
multikolinearitas
Sisten Reward .003 326.303 Terjadi
multikolinearitas
Kinerja .003 357.016 Terjadi
multikolinearitas
X1.X4 .000 2021.315 Terjadi
multikolinearitas
X2.X4 .002 643.145 Terjadi
multikolinearitas
X3.X4 .001 891.751 Terjadi
multikolinearitas Sumber : Data Olahan SPSS
Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai
Collinearity statistic dan nilai koefisien korelasi di antara variabel
bebas. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinieritas
terjadi apabila nilai tolerance < 0,10 dan Variance Inflation Factor
(VIF) > 10. Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan semua variabel
4.2.3.3. Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi
Gambar 4.1.
Scatterplot Heteroskedastisitas
Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar lalu
menyempit) pada grafik Scatterplot antara prediksi nilai variabel
terikat. Berdasarkan Gambar 4.1, terlihat bahwa titik-titik
menyebar lebih meluas dan secara acak baik di atas maupun di
bawah garis 0 pada sumbu Y dan Titik-titik data tidak mengumpul
hanya di atas atau di bawah saja sehingga dapat disimpulkan tidak
4.2.3.4. Uji Normalitas Setelah Transformasi
Setelah dilakukan transformasi maka data dalam penelitian ini
telah terdistribusi normal. Maka, dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai
[image:40.595.197.468.277.447.2]berikut.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 36
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .05242725
Most Extreme Differences Absolute .117
Positive .076
Negative -.117
Test Statistic .117
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance. Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan dari analisis statistik Kolmogorov- Smirnov, pada tabel
4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai memiliki p-value > 0,05 yaitu
signifikansi pada angka 0,200 yang mempunyai arti bahwa data variabel
Gambar 4.2.
Uji Normalitas Histogram
Hasil perhitungan SPSS untuk uji normalitas data menggunakan
Histogram Display Normal Curve pada gambar 4.2 variabel Pendapatan
Kinerja Manjerial Regresi Residual menunjukkan bahwa bentuk histogram
mengikuti bentuk distribusi normal.
Gambar 4.3
[image:41.595.222.408.497.692.2]Pada gambar 4.3 P-P Plot terlihat bahwa nilai plot P-P terletak di
sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal dan
penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, yang
menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal.
Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa
semua Variabel dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.
4.2.3.5. Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi
Setelah dilakukan transformasi, diperoleh nilai korelasi yang lebih
besar dari 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini tidak
saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel
independen. Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance < 0,10 dan
VIF > 10. Hasil pengujian terlihat pada Tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi
Model Tolerance VIF Intreprestasi hasil
Teknologi Informasi .615 1.625 Tidk Terjadi
multikolinearitas
Sistem Pengukuran Kinerja .537 1.863 Tidk Terjadi
multikolinearitas
Sisten Reward .519 1.925 Tidak terjadi
multikolinearitas
Kinerja .764 1.309 Tidak terjadi
multikolinearitas
X1.X4 .346 2.887 Tidk Terjadi
multikolinearitas
X2.X4 .749 1.335 Tidk Terjadi
multikolinearitas
X3.X4 .723 1.383 Tidk Terjadi
[image:42.595.134.507.486.736.2]Berdasarkan Hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.7,
menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance kurang dari
0,10. Demikian juga hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF)
tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dari model regresi yang digunakan
tidak terjadi multikolinieritas.
4.2.3.6. Uji Heteroskedasitas Setelah Transformasi
Setelah dilakukan transformasi, berdasarkan Gambar 4.6, terlihat
bahwa titik-titik menyebar lebih meluas dan secara acak baik di atas
maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan Titik-titik data tidak
mengumpul hanya di atas atau di bawah saja sehingga dapat disimpulkan
tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Gambar 4.4
[image:43.595.193.437.462.646.2]4.2.4. Model Pengujian Hipotesis 1, 2 dan 3
4.2.4.1. Model Regresi Linier Berganda
Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui
koefisien setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya
pengaruh setiap variabel independen secara simultan dan parsial.
Persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Y = 1.279 + 0,023X1 + 0,253X2 + 0,335X3 + e Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Konstanta (a) = 1.279, menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai
variabel independen sama dengan nol, maka variabel Tingkat
Pemahaman Akuntansi (Y) sama dengan 1.279.
2. Koefisien X1 (b1) = 0,023, menunjukkan bahwa Teknologi informasi
(X1) berpengaruh Positif terhadap Kinerja Manajerial (Y). Artinya jika
variabel Teknologi informasi ditingkatkan maka akan meningkatkan
Kinerja Manajerial (Y) sebesar 0,023.
3. Koefisien X2 (b2) = 0,253, menunjukkan bahwa Sistem Pengukuran
Kinerja (X2) berpengaruh Positif terhadap Kinerja Manajerial (Y).
Artinya jika variabel Sistem Pengukuran Kinerja ditingkatkan maka
akan meningkatkan Kinerja Manajerial (Y) sebesar 0,253.
4. Koefisien X3 (b3) = 0,335, menunjukkan bahwa Sistem Reward (X3)
variabel Sistem Reward ditingkatkan maka akan meningkatkan Tingkat
Kinerja Manajerial (Y) sebesar 0,335.
[image:45.595.140.516.274.411.2]4.2.4.2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Tabel 4.8
Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.279 .414 3.089 .004
LNX1 .023 .128 .030 .179 .859
LNX2 .253 .150 .296 1.684 .102
LNX3 .335 .145 .417 2.313 .027
a. Dependent Variable: LNY Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.8 dengan uji parsial (Uji-t) menunjukkan
bahwa LnX1 yang merupakan Teknologi informasi berpengaruh Positif
terhadap Kinerja Manajerial, dengan nilai a sebesar 0,023, dan tingkat
signifikan sebesar 0,859 (< 0,05). LnX2 yang merupakan Sistem
Pengukuran Kinerja berpengaruh secara Positif terhadap Kinerja
Manjerial, dengan nilai a sebesar 0,253, dan tingkat signifikan sebesar
0,102 (< 0,05). LnX3 yang merupakan Sistem Reward berpengaruh secara
Positif terhadap Kinerja Manjerial, dengan nilai a sebesar 0,335, dan
tingkat signifikan sebesar 0,027 (< 0,05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hanya Sistem Reward yang secara parsial berpengaruh
Pengukuran Kinerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kinerja
Manjerial.
[image:46.595.157.514.212.351.2]4.2.4.3. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) Tabel 4.9
Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression .080 3 .027 8.350 .000b
Residual .102 32 .003
Total .182 35
a. Dependent Variable: LNY
b. Predictors: (Constant), LNX3, LNX1, LNX2 Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.8 dengan uji simultan (Uji-F) menunjukkan
bahwa nilai F-hitung sebesar 8.350 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 (<
0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Teknologi informasi,
Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward secara simultan
bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Manjerial.
4.2.4.4. Uji Koefesien Determinasi (R2) Tabel 4.10
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .663a .439 .386 .05642
a. Predictors: (Constant), LNX3, LNX1, LNX2
[image:46.595.163.499.615.687.2]Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai adjusted
R-Square sebesar 0,386. Nilai tersebut memiliki arti bahwa seluruh
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini (Sistem
Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward) mampu
menjelaskan pengaruh terhadap variabel dependen (Kinerja Manjerial)
sebesar 38,6% sedangkan sisanya sebesar 61,4% (100% - 38,6%)
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model.
4.2.5. Model Pengujian Hipotesis 4, 5 dan 6
4.2.5.1. Uji Interaksi
Pengujian interaksi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
pemoderasi dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel
independen terhadap variabel dependen, dan mempunyai pengaruh
terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel independen dengan
dependen kemungkian positif atau negative tergantung pada variabel
pemoderasi. Ketentuan yang di gunakan yaitu:
1. Jika variabel pemoderasi nilai koefisien positif maka dapat
disimpulkan bahwa variabel pemoderasi mampu memperkuat
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Jika variabel pemoderasi mempunyai nilai koefisien negatif
maka dapat disimpulkan bahwa variabel pemoderasi tidak
mampu memperkuat pengaruh variabel independen terhadap
Persamaan regresi berganda yang digunakan pada hipotesis
keempat, kelima dan keenam adalah sebagai berikut:
Y = 1.088 + 0,016X1 + 0,205X2 + 0,298X3+ 0,149X4 + 0,599X1.X4 + 0,526X2.X4 + 0,576X3.X4+ e
Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Konstanta (a) = 1.088, menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai
variabel independen sama dengan nol, maka variabel Tingkat
Pemahaman Akuntansi (Y) sama dengan 1.088.
2. Koefisien X1 (b1) = 0,016, menunjukkan bahwa Sistem Informasi
(X1) berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial (Y). Artinya jika
variabel Sistem Informasi ditingkatkan maka akan meningkatkan
Kinerja Manjerial (Y) sebesar 0,016.
3. Koefisien X2 (b2) = 0,205, menunjukkan bahwa Sistem Pengukuran
Kinerja (X2) berpengaruh Positif terhadap Kinerja Manjeri (Y).
Artinya jika variabel Sistem Pengukuran Kinerja ditingkatkan maka
akan meningkatkan Kinerja Manjerial (Y) sebesar 0,205.
4. Koefisien X3 (b3) = 0,298, menunjukkan bahwa Sistem Reward (Z)
berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial (Y). Artinya jika
variabel Sistem Reward ditingkatkan maka akan meningkatkan
Kinerja Manjerial (Y) sebesar 0,283.
5. Koefisien X4 (b4) = 0,149, menunjukkan bahwa Total Quality
(Y). Artinya jika variabel Total Quality Management ditingkatkan
maka akan meningkatkan Kinerja Manjerial (Y) sebesar 0,149.
6. Koefisien X1.X4 (b5) = 0,599, menunjukkan bahwa interaksi X1.X4
berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial (Y). Artinya jika
variabel interaksi X1.X4 ditingkatkan maka akan meningkatkan
Kinerja Manjerial (Y) sebesar 0,599.
7. Koefisien X2.X4 (b6) = 0,526, menunjukkan bahwa interaksi X2.X4
berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial (Y). Artinya jika
variabel interaksi X2.X4 ditingkatkan maka akan meningkatkan
Kinerja Manjerial (Y) sebesar 0,526.
8. Koefisien X3.X4 (b7) = 0,567, menunjukkan bahwa interaksi X3.X4
berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial (Y). Artinya jika
variabel interaksi X3.X4 ditingkatkan maka akan meningkatkan
[image:49.595.167.512.548.703.2]Kinerja Manjerial (Y) sebesar 0,567.
Tabel 4.11
Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Moderating
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
(Constant) 1.088 .433 2.514 .017
LNX1 .016 .127 .021 .123 .903
LNX2 .205 .153 .240 1.346 .188
LNX3 .298 .146 .371 2.046 .049
LNX4 .149 .110 .202 1.349 .187
Excluded Variablesa
Model Beta In T Sig.
Partial
Correlation
Collinearity Statistics
Minimum Tolerance 1
LNX1.X4 .599 2.433 .021 .390 .346
LNX2.X4 .526 3.355 .002 .504 .749
LNX3.X4 .576 3.703 .001 .542 .723
a. Dependent Variable: LNY Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan hasil yang di tunjukkan pada tabel 4.11 dapat
dilihat koefisien interaksi Sistem Informasi dan Total Quality
Management (X1.X4) bertanda positif yaitu sebesar 0,599. artinya
dengan masuknya Total Quality Management sebagai variabel
moderating, dapat memperkuat pengaruh Sistem Informasi terhadap
Kinerja Manjerial.
Berdasarkan hasil yang di tunjukkan pada tabel 4.11 dapat
dilihat koefisien interaksi Sistem Pengukuran Kinerja dan Total
Quality Management (X2.X4) bertanda positif yaitu sebesar 0,526.
artinya dengan masuknya Total Quality Management sebagai variabel
moderating, dapat memperkuat pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja
terhadap Kinerja Manjerial.
Berdasarkan hasil yang di tunjukkan pada tabel 4.11 dapat
dilihat koefisien interaksi Sistem Reward dan Total Quality
Management (X3.X4) bertanda positif yaitu sebesar 0,576. artinya
dengan masuknya Total Quality Management sebagai variabel
moderating, dapat memperkuat pengaruh Sistem Reward terhadap
4.3. Pembahasan
Hasil penelitian pada pengujian hipotesis pertama dan kedua
menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh secara positif dan
tidak signifikan terhadap Kinerja Manajerial yakni Teknologi Infomasi dan Sistem
Pengukuran Kinerja, dengan masing-masing berpengaruh secara positif sebesar
0,023, dan 0,253 dengan tingkat signifikan sebesar 0,859 dan 0,102 (Sig. ≤ 0,05)
dan hipotesis kempat menunjukkan bahwa semua variabel independen
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial yakni
Sistem Reward berpengaruh secara positif sebesar 0,335 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,027 (Sig. ≤ 0,05). Dan Sistem Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja
dan Sistem Reward secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja
Manjerial, yaitu berpengaruh positif sebesar 8.350 dan tingkat signifikan sebesar
0,000 (Sig. ≤ 0,05). Penelitian ini sejalan tidak dengan penelitian yang dilakukan
Noviyanti (2013) yang menyatakan bahwa Teknologi Infomasi, Sistem
Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward secara parsial dan simultan berpengaruh
terhadap Kinerja Manajerial.
Hasil penelitian pada pengujian hipotesis kempat, kelima dan keenam
menunjukkan bahwa Total Quality Manajemen sebagai variabel pemoderasi dapat
memperkuat pengaruh Teknologi Infomasi terhadap Kinerja Manajerial, Sistem
Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial dan Sistem Reward terhadap
Kinerja Manajerial. Dapat dilihat dari hasil penelitian pengaruh interaksi pada
Manajement memiliki nilai koefisien bertanda positif yaitu sebesar 0,599. Dan
hasil penelitian pengaruh interaksi pada hipotesis kelima yaitu interaksi antara
Sistem Pengukuran Kinerja dan Total Quality Manajement memiliki nilai
koefisien bertanda positif yaitu sebesar 0,526. Dan hasil penelitian hubungan
interaksi pada hipotesis keenam yaitu interaksi antara Sistem Reward dan Total
Quality Manajement memiliki nilai koefisien bertanda positif yaitu sebesar 0,576.
Maka dapat disimpulkan bahwa Total Quality Management mampu memperkuat
pengaruh Teknologi Infomasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian pada Bab IV maka dapat ditarik
kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah dan model yang ditentukan dalam
Hipotesis Penelitian yakni sebagai berikut:
1. Secara parsial hanya Sistem Reward yang berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Manajerial, sedangkan Teknologi informasi
dan Sistem Pengukuran Kinerja secara parsial tidak berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap Kinerja Manajerial pada PT Pegadaian Kawil
I Medan.
2. Sistem Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward secara
simultan bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Manjerial pada PT
Pegadaian Kawil I Medan.
3. Total Quality Management mampu memperkuat pengaruh Teknologi
Infomasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward terhadap Kinerja
Manjerial pada PT Pegadaian Kawil I Medan.
5.3. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka saran penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Peneliti mendatang juga diharapkan dapat menggunakan sampel yang
2. Disarankan untuk menambah variabel lain selain variabel bebas lain yang
relevan dengan topik penelitian, selain variabel yang diteliti yang
memungkinkan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
3. Agar hasil penelitian berikutnya lebih baik, hendaknya peneliti berikutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Bab ini akan menguraikan pengertian Teknologi Informasi, Seistem
pengukuran Kinerja, Sistem Reward, Total Quality Manajement, dan Sistem
Kinerja. Menjabarkan teori yang melandasi penelitian ini dan beberapa penelitian
terdahulu yang telah diperluas dengan referensi atau keterangan tambahan yang
dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian.
2.1.1. Teknologi Informasi
Teknologi informasi terdiri dari dua kata teknologi dan informasi. Kata
Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses
yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya, dan kata Informasi adalah
hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian/penataan dari sekelompok
data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya. Untuk
lebih jelasnya berikut ini penulis kemukakan beberapa defenisi mengenai
teknologi informasi. Menurut McKeown yang dikutip oleh Suyanto (2005)
menyatakan bahwa teknologi informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi
yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan
informasi dalam segala bentuknya.
Teknologi informasi berbasis komputer merupakan salah satu teknologi
informasi yang banyak berpengaruh terhadap sistem informasi organisasi karena
akurat, seperti dinyatakan oleh Hansen dan Mowen, 1997 (Yunita, 2011) dengan
penggunaan komputer sejumlah informasi yang berguna dapat dikumpulkan dan
dilaporkan kepada manajer dengan segera. Dan apa yang terjadi di berbagai
bagian tertentu dapat diketahui, ini memungkinkan manajemen dapat mengambil
keputusan secara lebih cepat. Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa teknologi informasi adalah suatu perpaduan antara teknologi komputer,
teknologi jaringan dan peralatan telekomunikasi lainnya dapat menyajikan
informasi yang di butukkan lebih cepat dan lebih akurat.
Teknologi Informasi sangat berperan penting dalam sebuah perusahaan,
salah satunya untuk meningkatkan kualitas informasi dan juga dapat mengelolah
data dengan cepat dan akurat. Selain itu teknologi informasi berperan penting bagi
perusahaan dalam penghematan waktu dan biaya agar lebih efektivitas dan
efesiensi pada perusahaan. Peran teknologi informasi dapat dilihat dengan
menggunakan kategori yang dikutip oleh Mulyadi (2001) ada 5 peranan mendasar
teknologi informasi di suatu perusahaan, yaitu:
1. Fungsi Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih
ramping telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi.
2. Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan
teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait.
3. Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi informasi ke
4. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.
5. Fungsi Interorganisational merupakan sebuah peranan yang cukup
unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau partnerships berbasis teknologi informasi.
2.1.2. Sistem Pengukuran Kinerja
Menurut Fathansyah (2002), pengertian sistem adalah sebagai berikut:
“Sistem adalah suatu himpunan suatu “benda” nyata atau abstrak (a set of thing)
yang terdiri dari bagian–bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan,
berhubungan, berketergantungan, saling mendukung, yang secara keseluruhan
bersatu dalam satu kesatuan (unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien
dan efektif”, sedangkan Jogianto (2005) mengemukakan bahwa sistem adalah
kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Sistem ini menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,
seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.
Menurut Kim dan Larry, 1998 (Syaiful, 2007) sistem pengukuran kinerja
adalah frekuensi pengukuran kinerja pada manajer dalam unit organisasi yang
dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasional perusahaan. Sedangkan
menurut Handoko (2000) Sistem Pengukuran Kinerja merupakan proses dimana
organisasi–organisasi menilai kinerja karyawan untuk memperbaiki pengambilan
Sistem pengukuran kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara
periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan
operasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan (Narsa dan
Yuniawati, 2003). Dari defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem
pengukuran kinerja merupakan perbaikan secara terus menerus dalam
melaksanakan kegiatan oprasional perusahaan berdasarkan standar yang telah
ditetapkan untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Horggren dan Foster, 1991 (Narsa dan Yuniawati, 2003) berpendapat,
sistem pengukuran kinerja memiliki peran lain selain berperan dalam
pengendalian dan memberikan umpan balik pada proses perencanaan dan
pengambilan keputusan, yaitu:
1. Memberikan kemudahan para manajer mengawasi jalannya
bisnis mereka dan mengetahui aspek-aspek bisnis yang mungkin membutuhkan bantuan.
2. Sistem pengukuran kinerja adalah suatu alat komunikasi.
3. Sistem pengukuran kinerja sebagai dasar sistem penghargaan
perusahaan.
Jadi peranan sistem pengukuran kinerja selain dalam pengendalian,
perencanaan dan pengambilan keputusan juga memberikan kemudahan manajer
untuk mengawasi bisnisnya, sebagai suatu alat komunikasi dan sebagai sistem
penghargaan perusahaan.
Adapun tujuan pengukuran kinerja organisasi dan manfaat penilaian
kinerja organisasi menurut Mulyadi dan Setyawan (2001), adalah sebagai berikut:
Tujuan Pengukuran kinerja
a. Memotivasi personil yang lalai mencapai sasaran organisasi dan
agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi.
b. Untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk
merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta reward.
Manfaat Penilaian kinerja
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian personil secara optimal.
b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan reward
personil, seperti promosi, transfer dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personil
dan untuk menydiakan kriteria seleksi dan evaluasi.
2.1.3. Sistem Reward
Penghargaan merupakan segala bentuk pengembalian yang diterima
karyawan maupun manajer karena jasa yang telah disumbangkan kepada
perusahaan. Penghargaan ini bisa berupa financial maupun nonfinancial.
Pemberian reward dapat memotivasi karyawan dan manajer untuk meningkatkan
kinerjanya. Para manajer dan karyawan akan lebih terpacu dalam bekerja sehingga
kinerjanya meningkat dan pada akhirnya dapat memberikan berbagai keuntungan
bagi perusahaan.
Sistem Reward adalah pemberian kompensasi kepada para manajer yang
terdiri atas pembayaran tetap saja dan pembayaran tetap ditambah variabel yang
jumlahnya ditentukan berdasarkan kinerja manajer (performance contingent
reward), Kurnianingsih, 2000 (Mardiyati, 2015).
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001) Reward menghasilkan dua
a. Memberikan Informasi Reward dapat menarik perhatian personil dan member informasi atau menginggatkan mereka tentang pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan hal yang lain.
b. Memberikan motivasi Reward akan meningkatkan motivasi personil
terhadap ukuran kinerja, Sehingga membantu personil dalam memutuskan bagaimana mereka mengalokasikan waktu dan usaha mereka.
Berdasarkan pengelompokkannya ,menurut Mulyadi dan Setyawan (2001)
reward dapat digolongkan kedalam dua kelompok yaitu :
a. Reward Intrinsik
Adalah reward yang berupa rasa puas diri yang diperoreh seseorang yang
telah berhasil menyelesaikan pekerjaannnya dengan baik dan telah mencapain sasaran tertentu. Untuk meningkatkan reward intrinsik manajemen dapat menggunakan berbagai teknik seperti penambahan tanggung jawab, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan usaha lain yang meningkatkan harga diri seseorang yang mendorong orang untuk menjadi baik.
b. Reward Ekstrinsik
Merupakan kompensasi yang diberikan kepada personil, terdiri dari :
1) Kompensasi langsung adalah pembayaran langsung berupa gaji
atau upah pokok, honorarium lembur dan hari libur, pembagian laba, pembagian saham dan berbagai bonus lain yang didasarkan atas kinerja personil.
2) Kompensasi tidak langsung adalah semua pembayaran untuk
kesejahteraan personil seperti asuransi kecelakaan, asuransi hari tua, honorarium liburan, tunjangan masa sakit.
3) Kompensasi non moneter. Berupa sesuatu yang secara ekstra
diberikan secara ekstra oleh perusahaan kepada personilnya.
Distribusi reward ekstrinsik baik yang langsung, tidak langsung
maupun non moneter memerlukan data hasil penilaian kinerja personil agar reward tersebut adil oleh personil yang menerima pengahargaan.
2.1.4. Total Quality Manajement
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang
berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen
secara sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan
pelanggan dan berakhir pada pelanggan pula. TQM merupakan suatu
pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan
daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungannya (Tjiptono dan Diana 1994).
Total Quality Management merupakan suatu konsep yang berupaya
melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan
perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Seperti yang
dikutip oleh Husein, 2004 (Noviyanti, 2013) ada 4 prinsip utama dalam TQM
yaitu sebagai berikut:
a. Kepuasan pelanggan
Total Quality Management merupakan konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi- spesifikasi tertentu, tetapi ditentukan oleh pelanggan.
b. Respek terhadap setiap orang
Karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai, maka dari itu setiap orang dalam suatu organisasi diperlakukan dengan baik dan diberikan kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi langsung dalam tim pengambilan keputusan.
c. Manajemen berdasar fakta
Maksudnya bahwa setiap keputusan didasarkan pada data bukan sekedar perasaan (feeling).
d. Perbaikan berk