• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tingkat Penggenangan terhadap Pertumbuhan Semai Bakau (Rhizophora mucronata Lamk.) pada Umur yang Berbeda di Kawasan Ekowisata Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Tingkat Penggenangan terhadap Pertumbuhan Semai Bakau (Rhizophora mucronata Lamk.) pada Umur yang Berbeda di Kawasan Ekowisata Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH TINGKAT PENGGENANGAN TERHADAP

PERTUMBUHAN SEMAI BAKAU (Rhizophora mucronata

Lamk.)

PADA UMUR YANG BERBEDA DI KAWASAN EKOWISATA

MANGROVE ANGKE KAPUK, JAKARTA UTARA

HIRENG AMBARAJI

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

(2)

ii

PENGARUH TINGKAT PENGGENANGAN TERHADAP

PERTUMBUHAN SEMAI BAKAU (Rhizophora mucronata

Lamk.)

PADA UMUR YANG BERBEDA DI KAWASAN EKOWISATA

MANGROVE ANGKE KAPUK, JAKARTA UTARA

HIRENG AMBARAJI

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

(3)

iii

RINGKASAN

Hireng Ambaraji. E34070059. Pengaruh Tingkat Penggenangan terhadap Pertumbuhan Semai Bakau (Rhizophora mucronataLamk.) pada Umur yang Berbeda di Kawasan Ekowisata Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara. Dibawah Bimbingan Nyoto Santoso dan Cecep Kusmana

Komunitas mangrove memiliki toleransi tinggi terhadap pasang surut air laut dengan tipe tumbuhan yang toleran terhadap garam (Tomlinson 1986). Rhizophora mucronata merupakan jenis tanaman mangrove yang memiliki kemampuan tumbuh di daerah pasang surut tinggi daripada Avicennia sp. dan Bruguiera sp. (Kusmana et al.2005). Menurut Triswanto (2000), kedalaman air dan umur tanaman berpengaruh nyata terhadap daya toleransi pertumbuhan R. mucronata. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh penggenangan terhadap respon pertumbuhan dan menentukan tingkat penggenangan optimal yang mendukung pertumbuhan semaiR. mucronata.

Penelitian berlangsung pada bulan Maret-Juni 2011 di Kawasan Ekowisata Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara. Metode yang digunakan berupa Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga replikasi (semai berumur 28 minggu, 12 minggu, dan 8 minggu) dan tiga treatment (tingkat penggenangan sampai batas leher akar, 50% batas batang semai, dan sampai batas tinggi bebas cabang). Data primer berupa respon pertumbuhan tinggi, diameter, jumlah daun, jumlah buku, panjang buku, dan biomassa, sedangkan data sekunder berupa data klimatologi dan kondisi lingkungan mangrove Tol Sedyatmo. Pengolahan data menggunakan analisis statistik SAS 9.1.3 Portable.

Berdasarkan hasil analisis statistik, semaiR. mucronata (bakau) berumur 28 minggu yang tergenang oleh air masin setinggi setengah dari batang semai menunjukkan respon pertumbuhan yang optimum dibandingkan dengan tingkat penggenangan dan umur semai lainnya yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengamatan, semai bakau tersebut menunjukkan pertumbuhan rata-rata sekitar 7,75 mm diameter batang, 454,21 mm tinggi batang, 7 daun, 5,33 mm panjang buku, 8 buku, 6,18 gram biomassa batang, 9,59 gram biomassa daun, dan riap tinggi mingguan berjalan sekitar 13,48 mm/minggu.

(4)

iv

SUMMARY

Hireng Ambaraji. E34070059. Effect of Inundation Degree on the Growth of Rhizophora mucronata Lamk. to Different Seedling Age at the Mangrove Ecotourism Area, Angke Kapuk, North Jakarta. Under Supervision of Nyoto Santoso and Cecep Kusmana

Mangroves have high tolerance to the sea water having high salinity (Tomlinson 1986). Rhizophora mucronata represents the type of mangrove plant that has an ability to grow at a higher tidal area thanAvicenniasp. andBruguiera sp. (Kusmana et al. 2005). According to Triswanto (2000), the depth of inundation and age of seedling significantly affected growth response. Therefore, this research was aimed at identifying the effect of degree of inundation on the growth ofR. mucronata.

Research was conducted on March to June 2011 at the Mangrove Ecotourism area of Angke Kapuk, North Jakarta. The research employed randomized block design with three replicase (blocks of 28 old, 12 week-old and 28 week-week-old seedlings) and three treatments (inundation of up to: 50% of stem length, below canopy and root neck). Primary data consisted of height, diameter, quantity of leaves, quantity of internodes, length of internodes and biomass, while secondary data consisted of climatology data and literature on environmental condition. The data were analized using SAS 9.1.3 Portable.

Duncan test showed that blocks significantly affected the growth of R. mucronataon 0.05 degree of freedom. The optimum growth shown by 28 weeks-old seedlings inundated up to 50% of the stem length. The average growth off those seedlings were 7.75 mm in stem diameter, 454.21 in stem height, 7 leaves, 5.33 mm length of internodes, 6.18 gram in stem biomass, 9.59 gram in leaves biomass, 13.48 mm per weeks in stem height increment, and 0.23 mm per weeks in stem diameter increment.

(5)

v

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat Penggenangan terhadap Pertumbuhan Semai Bakau (Rhizophora mucronata Lamk.) pada Umur yang Berbeda di Kawasan Ekowisata Mangrove Angke

Kapuk, Jakarta Utara” adalah hasil karya sendiri dengan arahan dosen

pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai Karya Ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, November 2011

(6)

vi

Judul Penelitian : Pengaruh Tingkat Penggenangan terhadap Pertumbuhan Semai Bakau (Rhizophora mucronata Lamk.) pada Umur yang Berbeda di Kawasan Ekowisata Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara

Nama : Hireng Ambaraji

NIM : E34070059

Menyetujui:

Pembimbing I,

Ir. Nyoto Santoso, MS NIP. 19620315 198603 1 002

Pembimbing II,

Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS NIP. 19610212 198501 1 001

Mengetahui:

Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor,

Prof.Dr. Ir. Sambas Basuni, MS NIP. 19580915 198403 1 003

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir

berupa skripsi berjudul “Pengaruh Umur dan Tingkat Penggenangan terhadap Pertumbuhan Semai Bakau (Rhizophora mucronata Lamk.) di Kawasan Ekowisata Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara”. Penulisan ini dilatarbelakangi

oleh level pasang surut air laut yang semakin tinggi akibat pemanasan global yang berdampak negatif terhadap kawasan mangrove, terutama pada kegagalan tumbuh anakan mangrove. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai tingkat penggenangan dan kelas umur yang mendukung pertumbuhan mangrove secara optimal.

Karya tulis ini merupakan hasil pemikiran yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya dan dapat dijadikan rujukan atau acuan untuk menentukan tingkat penggenangan dan umur semai yang sesuai dalam mendukung pertumbuhan mangrove yang optimal sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan mangrove di Indonesia. Disamping itu, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan dalam upaya penanaman dan penghijauan mangrove di area yang tergenang dengan respon pertumbuhan yang positif.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih belum sempurna, sehingga saran dan kritik sangat penulis harapkan. Semoga karya tulis ini bermanfaat dan memberikan kontribusi yang nyata dalam pengelolaan mangrove.

Bogor , November 2011

(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Hireng Ambaraji, lahir di Pati, 10 Februari 1989 dari ayah Sang Hadji, SH (Alm) dan ibu Endang Mujiah (Almh), Hj. Indanah (Wali) sebagai putri ke-enam dari enam bersaudara. Pendidikan formal yang ditempuh penulis, yaitu Pendidikan Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Pangkalan (lulus tahun 1995), Sekolah Dasar Negeri 1 Pangkalan (lulus tahun 2001), Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Juwana (lulus tahun 2004), Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tayu (lulus tahun 2007), dan tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Program Studi Sarjana di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif diberbagai organisasi kemahasiswaan, yaitu pengurus dan bendahara II Unit Kegiatan Mahasiswa Merpati Putih (2007-2009), Ketua Divisi Inventarisasi Fauna Goa (KPG ‘Hira’) Himakova (2009-2011), anggota IKMP dan Himakova (2007-2011), dan lain-lain. Prestasi-prestasi yang pernah penulis dapatkan dalam masa studi diantaranya Juara II Lomba Cerpen tingkat Fakultas (2009), lolos seleksi PKM-P yang dibiayai DIKTI (2010), finalist oral presents in International Conference of INAFOR Programe2011 dan beberapa kejuaraan dalam cabang olahraga (team).

Praktek lapang profesi yang telah dilakukan penulis diantaranya Group Projectdi Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar (2008), Studi Konservasi Lingkungan di Taman Nasional (TN) Manupeu Tana Daru NTT (2009) dan TN Sebangau KalTeng (2010), Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan di Gunung Sawal-Pangandaran (2009), Praktek Pengelolaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW)–Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Sukabumi, Bandung (2010), Praktek Kerja Lapang Profesi di TN Bantimurung Bulusaraung SulSel (2011), dan lain-lain. Dalam perolehan gelar Sarjana Kehutanan di IPB, penulis

telah menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Tingkat Penggenangan

terhadap Pertumbuhan Semai Bakau (Rhizophora mucronata Lamk.) pada Umur yang Berbeda di Kawasan Ekowisata Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara”,

(9)

ix

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulisan hasil penelitian (skripsi) ini dapat terselesaikan dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan, dan bimbingan oleh berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS. sebagai dosen pembimbing dan telah memberikan bantuan material berupa dana penelitian,

2. Ir. Nyoto Santoso, MS. sebagai dosen pembimbing dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini,

3. Pengelola Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove tol Sedyatmo atas ijinnya menggunakan fasilitas, properti, dan lokasi penelitian,

4. Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta atas bantuan data sekunder,

5. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Tanjung Priok atas bantuan data sekunder,

6. Program beasiswa PPA tahun 2007-2008, SUPERSEMAR tahun 2008-2009, ASTAGA tahun 2007, KSE tahun 2009-2011, dan beasiswa khusus dari Prof. Dr. Purwiyatno tahun 2007-2009 berupa bantuan material sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di IPB,

7. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Kehutanan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Departemen Silvikultur yang telah membantu dalam proses peminjaman fasilitas laboratorium dan administrasi.

8. Keluarga di Klaten dan Pati yang telah memberidukungan moral spiritual,

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Permasalahan... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Hipotesis... 2

1.5 Manfaat ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA... 3

2.1 Hutan Mangrove ... 3

2.1.1 Pengertian ... 3

2.2.2 Fungsi dan manfaat mangrove ... 3

2.2 Bakau (R. mucronataLamk.) ... 4

2.2.1 TaksonomiR. mucronata... 4

2.2.2 Nama daerahR. mucronata... 4

2.2.3 Karakteristik morfologi dan fisiologiR.mucronata... 5

2.2.4 InteraksiR.mucronatadengan lingkungan... 6

2.3 Biomassa ... 10

2.4 Riap ... 10

III. METODE PENELITIAN... 11

3.1 Waktu dan Tempat... 11

3.2 Alat dan Bahan ... 11

3.3 Rancangan Percobaan ... 12

3.4 Tahapan Pelaksanaan ... 13

3.4.1 Persiapan sandaran dan peletakan semai... 13

3.4.2 Penanaman... 14

3.4.3 Pengukuran pertumbuhan ... 14

3.4.4 Pengukuran biomassa... 16

3.5 Analisis Data ... 17

3.5.1 Respon pertumbuhanR.mucronata... 17

3.5.2 Penentuan biomassa... 19

3.6 Sintesis Data ... 20

IV. KONDISI UMUM DAN LOKASI PENELITIAN... 21

4.1 Sejarah Kawasan... 21

(11)

xi

4.3 Flora dan Fauna ... 21

4.4 Pemanfaatan Kawasan ... 22

4.5 Peluang dan Kendala... 22

V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 23

5.1 Hasil ... 23

5.1.1 Kinerja pertumbuhan semaiR. mucronata... 23

5.1.2 Kinerja riap pertumbuhan semaiR. muconata... 40

5.1 Pembahasan ... 51

5.2.1 Kinerja pertumbuhan semaiR. mucronata... 51

5.2.2 Kinerja riap semaiR. mucronata... 55

5.2.3 Keragaman respon dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan semaiR. mucronata... 57

5.2.4 Kondisi semaiR. mucronata... 62

VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 65

6.1 Kesimpulan ... 65

6.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA... 66

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Penyebaran mangrove berdasarkan tingkat penggenangan ... 6

2. Interaksi faktor lingkungan terhadap penyebaran mangrove secara alami... 7

3. Skema peletakan data penelitian ... 13

4. Struktur tabel sidik ragam Anova model RAK ... 18

5. Hasil uji Anova dan t pada pertumbuhan diameter batang ... 23

6. Uji lanjut Duncan pengaruh perlakuan dan blok penggenangan terhadap pertumbuhan diameter batang semaiR. mucronata... 24

7. Pengaruh model terhadap keragaman respon tinggi batang semai R. mucronata... 25

8. Hasil uji Anova dan t pada pertumbuhan tinggi batang ... 26

9. Uji lanjut Duncan terhadap pertumbuhan tinggi batang... 26

10. Pengaruh model terhadap keragaman respon tinggi semaiR.mucronata... 27

11. Hasil uji Anova dan t pada pertumbuhan jumlah daun... 29

12. Uji lanjut Duncan terhadap pertumbuhan jumlah daun ... 29

13. Pengaruh model terhadap keragaman respon jumlah daun... 30

14. Hasil uji Anova dan terhadap pertumbuhan panjang buku ... 32

15. Uji lanjut Duncan terhadap pertumbuhan panjang buku ... 32

16. Pengaruh model terhadap keragaman respon panjang buku... 33

17. Hasil uji Anova dan t pada pertumbuhan jumlah buku ... 35

18. Uji lanjut Duncan terhadap pertumbuhan jumlah huku semaiR.mucronata. 35 19. Pengaruh model terhadap keragaman respon jumlah buku ... 36

20. Hasil uji Anova pada pertumbuhan biomassa... 38

21. Hasil uji t terhadap model pertumbuhan biomassa ... 38

22. Uji lanjut Duncan terhadap biomassa ... 39

23. Pengaruh model terhadap keragaman respon biomassa ... 40

24. Uji Anova dan uji t pada riap mingguan berjalan (CWI) diameter ... 40

25. Uji lanjut Duncan terhadap riap CWI diameter ... 40

26. Pengaruh model terhadap keragaman riap CWI diameter ... 41

27. Hasil uji Anova dan t pada riap rata-rata mingguan (MWI) diameter... 43

(13)

xiii

29. Uji Anova dan t pada riap mingguan berjalan tinggi ... 44

30. Uji lanjut Duncan terhadap riap mingguan berjalan tinggi... 45

31. Pengaruh model terhadap keragaman riap CWI tinggi ... 45

32. Uji Anova dan t pada riap rata-rata mingguan tinggi ... 47

33. Uji lanjut Duncan terhadap riap rata-rata mingguan tinggi ... 47

34. Uji Anova dan t pada riap rata-rata mingguan biomassa akar ... 48

35. Uji Anova dan t pada riap rata-rata mingguan biomassa daun ... 49

36. Uji Anova dan t pada riap rata-rata mingguan biomassa batang... 49

37. Uji lanjut Duncan terhadap riap biomassa akar, batang, dan daun ... 49

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Denah lokasi penelitian... 11

2. Desain perlakuan penggenangan terhadap semai pada setiap blok ... 12

3. Ilustrasi semai R. mucronata yang diletakkan di sandaran (a) dan peletakan semaiR. mucronatadi lapangan (b) ... 14

4. Batas pengukuran tinggi dan diameterR.mucronata... 15

5. Pengaruh interaksi perlakuan pada blok penggenangan ke 1 (a), 2 (b), dan 3 (c) terhadap pertambahan diameter semaiR. mucronata... 25

6. Pengaruh interaksi model penggenangan terhadap pertumbuhan tinggi semaiR. mucronatapada blok 1 (a), 2 (b), dan 3 (c). ... 28

7. Pengaruh interaksi model penggenangan air terhadap pertumbuhan jumlah daun semaiR. mucronatapada blok 1 (a), 2 (b), dan 3 (c) ... 31

8. Pengaruh interaksi perlakuan dan blok penggenangan air terhadap pertambahan panjang buku pada blok 1 (a), 2 (b), dan 3 (c) ... 34

9. Pengaruh interaksi perlakuan dan blok penggenangan air terhadap pertambahan jumlah buku pada blok 1 (a), 2 (b) dan 3 (c)... 37

10. Pengaruh model terhadap respon biomassa semaiR. mucronata... 39

11. Pertambahan riap mingguan berjalan semai R. mucronata pada blok 1 (a), 2 (b), dan 3 (c)... 42

12. Diagram riap rata-rata mingguan diameter semaiR. mucronata... 44

13. Pengaruh model terhadap riap mingguan berjalan respon tinggi semaiR. mucronata... 46

14. Pengaruh penggenangan dan blok terhadap riap rata-rata mingguan tinggi semaiR. mucronata... 48

15. Riap biomassa akar, batang, dan daun semaiR. mucronata... 50

16. Pertumbuhan daun baru mulai dari kuncup (a), pembentukan daun dan buku baru (b), dan bekas sarung kuncup mongering (c)... 51

17. Persen pengaruh tingkat penggenangan pada umur berbeda terhadap pertumbuhan semaiR. mucronata... 53

18. Persen keragaman pengaruh tingkat penggenangan pada umur berbeda terhadap pertumbuhan semaiR. mucronata... 57

19. Grafik kecepatan angin pada bulan Maret-Juni 2011 ... 51

20. Curah hujan bulan Maret-Juni 2011 ...60

21. Suhu bulan Maret-Juni 2011 ... 61

(15)

xv

23. Tekanan udara pada bulan Maret-Juni 2011 ... 62 24. Kondisi daun mongering (a), daun sehat (b), dan daun terdapat

bercak-bercak coklat terserang hama (c)... 63 25. Hama dan penyakit yang menyerang daun semai R. mucronata meliputi

telur hitam di bagian bawah daun (a), telur hitam menyebar di bagian permukaan daun (b), telur putih bersarang di bagian bawah daun (c), ulat (Pila ampulaceae) (d), pucuk daun mengerut bekas sarang ulat (e), dan laba-laba (f) ... 63 26. Keong (Telescopium telescopium) yang menyebabkan pembusukan pada

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Rata-rata diameter (mm) semaiR. mucronatapada eksperimen 30

Maret-23 Juni 2011 (masa setelah aplikasi - akhir penelitian)... 70

2. Rata-rata tinggi (mm/minggu) semai R. mucronata pada eksperimen 30 Maret-23 Juni 2011 (masa setelah aplikasi - akhir penelitian) ... 70

3. Jumlah buku (buku) semai R. mucronata pada eksperimen 30 Maret-23 Juni 2011 (masa setelah aplikasi - akhir penelitian)... 70

4. Pertambahan panjang buku (mm/minggu) semai R. mucronata pada eksperimen 30 Maret-23 Juni 2011 (masa setelah aplikasi - akhir penelitian)... 71

5. Jumlah daun (helai) semai R. mucronata pada eksperimen 30 Maret-23 Juni 2011 (masa setelah aplikasi - akhir penelitian)... 72

6. BiomassaR. mucronata... 72

7. Riap CWI diameter (mm/minggu)R. mucronata... 73

8. Riap MWI diameter (mm/minggu)R. mucronata... 73

9. Riap CWI tinggi (mm/minggu)R. mucronata... 73

10. Riap MWI tinggi (mm/minggu)R. mucronata... 73

11. Riap biomassa ... 74

(17)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, dan muara sungai) yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut dengan komunitas tumbuhan yang toleran terhadap garam (Kusmanaet al.2003). Pola pasang surut memberi pengaruh terhadap distribusi jenis mangrove, jenis satwa, struktur tegakan, dan komponen ekosistem di setiap zonasi yang ditemukan pada ekosistem mangrove. Faktor pembatas yang mempengaruhi distribusi mangrove adalah perubahan salinitas air, pertukaran massa air tawar dan air asin, pasang surut air laut, dan kondisi tanah. Lama periode pasang surut air laut akan mempengaruhi distribusi jenis, struktur vegetatif, dan fungsi ekosistem mangrove. Menurut Watson (1926) dalam Triswanto (2000), komposisi jenis dan distribusi mangrove di area yang terendam berbeda menurut lama periode pasang surut dan frekuensi penggenangan air pasang.

Perbedaan lama penggenangan dan tingkat kedalaman air merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove. Pertumbuhan tersebut meliputi pertumbuhan tinggi, diameter, perpanjangan akar, daun, dan lain-lain. Misalnya pertumbuhan pada sistem perakaran, akar penahan Rhizophora spp. di areal mangrove dengan kondisi genangan yang tinggi akan menunjukkan posisi akar yang berada jauh di bawah permukaan tanah, sebaliknya apabila genangan semakin dangkal maka posisi akar akan berada dekat dengan permukaan tanah (Triswanto 2000). Hal ini menunjukkan bahwa Rhizophora spp. memiliki kemampuan tumbuh optimal pada kondisi genangan yang tinggi.

(18)

2

jumlah cabang per pohon, dan akar nafas. Perbedaan pola pertumbuhan bakau akibat penggenangan air akan mempengaruhi kadar biomassa.

Tingkat respon tanaman dalam pertumbuhan tanaman merupakan representasi pengaruh kolektif dari kondisi lingkungan. Kemampuan tumbuh R. mucronata secara signifikan dipengaruhi oleh perbedaan umur dan kondisi lingkungan seperti variasi kedalaman penggenangan (Verheyden et al. 2004). Oleh karena itu, melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui tinggi daya toleransi pertumbuhanR. mucronataterhadap tingkat penggenangan air.

1.2 Perumusan Permasalahan

Perumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penggenangan terhadap pertumbuhan dan riap semaiR. mucronata?.

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi pengaruh penggenangan terhadap pertumbuhan dan riapR. mucronata.

2. Menentukan tingkat penggenangan yang sesuai untuk mendukung pertumbuhanR. mucronatayang optimal.

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pertumbuhan R. mucronata dipengaruhi oleh tingkat kedalaman penggenangan air dan umur semai pada awal penanaman.

2. Penggenangan air setinggi batas akar pada kelas umur 28 minggu akan memberi pengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan bakau.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi mengenai pengaruh kedalaman air dan kelas umur semai terhadap pertumbuhanR. mucronata.

(19)

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan Mangrove 2.1.1 Pengertian

Kusmana (2005) menyatakan bahwa hutan mangrove didefinisikan sebagai suatu tingkat hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindung laguna dan muara sungai) dan komunitas tumbuhnya bertoleransi terhadap garam. Menurut Irwan (2007), hutan mangrove merupakan ekosistem yang khas dengan sebaran vegetasi yang seragam, tajuk rata, tidal mempunyai lapisan tajuk dengan bentukan yang khas, selalu hijau, dan mampu tumbuh di lingkungan yang ekstrem (air asin, berlumpur, dan selalu tergenang). Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloed bossehan,dan hutan payau.

2.1.2 Fungsi dan manfaat mangrove

Fungsi mangrove dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu fungsi fisik, fungsi biologis (ekologis), dan fungsi ekonomis (Kusmana 2005). Fungsi fisik dari mangrove, yaitu dapat menjaga garis pantai dan tebing sungai dari erosi/abrasi agar tetap stabil, mempercepat perluasan lahan, mengendalikan intrusi air laut, melindungi daerah di belakang mangrove dari hempasan gelombang dan angin kencang. Fungsi biologis/ekologis mangrove, yaitu tempat mencari makan, memijah, berkembang biak berbagai jenis biota laut, tempat bersarang berbagai jenis satwa liar terutama burung dan sumber plasma nutfah. Fungsi ekonomis mangrove, yaitu memproduksi berbagai jenis hasil hutan (kayu) maupun hasil hutan bukan kayu dan sebagai lahan untuk kegiatan produksi pakan lainnya.

(20)

4

tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional adalah kulit batang dan daunR. mucronata yang diyakini dapat mengatasi penyakit astrigen, anti muntah, antidiare, hoemostatic, dan antiseptik (Kusmana 2005). Menurut Rohini et al. (2010), kandungan polysaccharide dalam kulit R. mucronatadapat menjadi obat anti HIV.

2.2 Bakau (R. mucronataLamk.) 2.2.1 TaksonomiR. mucronata

Taksonomi bakau (R. mucronataLamk.) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil) Sub kelas : Rosidae

Ordo : Mytales

Famili : Rhizophooraceae Genus : Rhizophora

Spesies :R. mucronataLamk. (Tomlinson 1986). 2.2.2 Nama daerahR. mucronata

Nama daerah R. mucronata Lamk. adalah bakau, bakau gundul, bakau genjah, bakau bandul, bakau hitam, tancang lanang, tokke-tokke, bakao, bakau laki, blukap, tongke besar, lului, bakau-bakau, wako, bako, dan bangko (Baehaqie dan Indrawan 1993). R. mucronata merupakan jenis pohon dari anggota Genus Rhizophora famili Rhizophoraceae. Berdasarkan kunci genus yang didasarkan pada ciri vegetatifnya, selain genus Rhizophora, terdapat genus Bruguira, Ceriops, dan Kandelia (Tomlinson 1986).

(21)

5

berwarna abu-abu terang, retak-retak membentuk persegi empat dengan tepi terangkat, bersisik, dan mengelupas.

Jenis ini mempunyai daun tunggal dengan susunan opposite. Bentuk daun elliptical membesar sampai oblong dengan ukuran panjang 16-22 cm, lebar 8-11 cm, dan panjang 3-4,5 cm. Septa ujung daun acute dan pangkal daun cunute. Ujung daun memilikimucro(jarum). Permukaan atas daun bewarna hijau, sedang permukaan bawah hijau kekuningan dan berbintik-bintik hitam.

Bunga tersusun menggarpu dengan 2-3 bunga.Calyxbewarna krem sampai kuning dan petal bewarna krem sampai putih (Kusmana et al. 2003). Buah bewarna coklat dengan ukuran panjang 3-5 cm dan lebar kurang lebih 2 cm. Hipokotil bewarna hijau dengan lentisel jelas, banyak, dan menyebar. Panjang hipokotil ± 60 cm dan diameter ± 2 cm (Kusmanaet al.2003).

2.2.3 Karakteristik morfologi dan fisiologiR. mucronata

Mangrove adalah istilah umum bagi komunitas tumbuhan yang tumbuh pada zona peralihan yang dipengaruhi air laut pada daerah pesisir atau mulut sungai di kawasan tropis dan sub tropis. Komunitas tumbuhan mangrove tahan terhadap kondisi lingkungan yang asin (salt-resistant) sehingga memiliki karakter yang unik (Ewuisie 1980). Para ahli ekologi mengklasifikan tumbuhan yang mampu tumbuh dalam kondisi kadar garam yang tinggi ini sebagai halofit (Kusmana et al. 2003) dari jenis yang sudah dikenal sebanyak 90 jenis utama, yaitu srict, sub, dan minor mangrove (Tomlinson 1986). Tomlinson (1986) mengelompokkan jenis mangrove ke dalam tiga kelompok, yaitu komponen mayor, komponen minor, dan mangrove associates. Berdasarkan laju pertumbuhannya, mangrove dikelompokkan ke dalam jenis mangrove cepat tumbuh dan lambat tumbuh (Karsten 1983 dalam Chapman 1976). R. mucronata merupakan salah satu jenis yang termasuk ke dalam kelompok strict mangrove (Kato 1976), mangrove major(Tomlinson 1986) termasuk jenis lambat tumbuh, jenis ini banyak tumbuh di daerah pesisir.

(22)

6

merupakan adaptasi morfologi dalam kondisi anaerobik tanah mangrove. Akar muda mengandung klorofil sehingga mampu melakukan proses fotosintesis.

Secara fisiologis pada beberapa jenis mangrove memiliki sistem yang cocok untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan tingkat salinitas tinggi, yaitu berupa organ khusus untuk proses skresi (kelenjar garam). Bakau (R. mucronata) dapat mengendalikan keseimbangan kandungan garam dengan cara menggugurkan daun tua yang berisi akumulasi garam.

2.2.4 InteraksiR. mucronatadengan lingkungan

Saenger dan Hutching (1987) menyatakan bahwa faktor-faktor fisik kimia lingkungan merupakan penentu utama terhadap pertumbuhan dan perkembangan mangrove. Struktur, fungsi, komposisi, distribusi spesies, dan pola pertumbuhan mangrove sangat tergantung pada faktor-faktor lingkungan (Kusmana 2005). Keterkaitan antara faktor lingkungan dengan penyebaran beberapa jenis mangrove yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1 Penyebaran mangrove berdasarkan tingkat penggenangan.

No Tipe pasang Watson (1928) Kelas penggenangan, Watson (1928) Kelas penggenangan (salinitas dan frekuensi pasang), De Haan (1931)

Frekuensi penggenangan, Chapman (1944) Jenis mangrove dominan

1 All high tides

0-8 kaki dari garis pantai atau 56-62 kali/bulan

A. Payau sampai asin, salinitas 10-30 ppt, selalu tergenang A1. 1-2 kali/hari,

minimal 20 hari/bulan

530-700 + kali Avicenniaspp.

Sonneratia

spp.

2 Medium high tides

8-11 kaki dari garis pantai atau 45-59 kali/bulan A2. 10-19 hari/bulan 400-530 kali/hari Rhizophora spp. Bruguieraspp. 3 Normal high tides

11-13 kaki dari garis pantai atau 20-45 kali/bulan

A3. 9 hari/bulan - Xylocarpus spp.

Heritieraspp. 4 Spring

tides only

13-15 kaki dari garis pantai atau 2-20 kali/bulan A4. Beberapa hari/bulan 150-250 kali/tahun Lumnitzera spp.Bruguiera spp. Scyphyphora spp. 5 Strom

high tides only

15 kaki dari garis pantai atau 2 kali/bulan (abnormal/ equinoctial tides)

B. Air tawar sampai payau

(23)

7

Tabel 2 Interaksi faktor lingkungan terhadap penyebaran mangrove secara alami.

Zonasi Pola pasang Frekuensi penggenangan (hari/bulan) Salinitas Tipe tanah Jenis-jenis mangrove Pinggir pantai

Harian 20 + 10–30 Koral, berpasir, lempung berpasir

Avicenia marina, Sonneratia caseolaris, R. stylosa, R.apiculata

Tengah Harian 10–19 10–30 Berdebu sampai liat berdebu

A.alba, A. officinalis, R.mucronata,Aegiceras corniculatum, A. floridum, Bruguiera gymnorrhiza, B. sexangula, Ceriops tagal, C. decandra, Excoecaria agallocha, Lumnitzera racernosa, Xylocarpus granatum

Pedalaman Tergenang hanya saat pasang purnama

4–9 0–10 Berdebu, liat berdebu sampai liat

A.alba, B. sexangula, C. tagal, E. agallocha, Heritiera littoralis, Scyphiphora hydrophylaceae, X. granatum, X. mekongensis, Nypa fruticans Pinggir sungai (Reveriae) Jarang tergenang: air tawar-payau

2 0–10 Berpasir sampai liat berdebu

Muara sungai:

A.marina, A. officinalis, Aegiceras corniculatum, A. floridum, Carnptosternon philipinensis, R. apiculata, R. mucronata,R. stylosa, Hulu sungai:

A.alba, A. officinalis, Aegiceras corniculatum, A. floridum, B. cylindrical, B. gymnorrhiza, B.

parviflora, Camtostemon philippinensis, E. agallocha, Heritiera littoralis, Nypa fruticans, R. mucronata,R.

apiculata, X. granatum, X. mekongensis

Sumber: Kusmana (2005)

(24)

8

2.2.4.1 Topografi pantai

Topografi pantai merupakan faktor penting yang mempengaruhi karakteristik struktur mangrove, khususnya komposisi dan distribusi R. mucronata, serta luas hutan mangrove. Semakin datar pantai dan semakin besar pasang surut air laut maka semakin lebar hutan mangrove yang akan tumbuh (Kusmana 2005).

2.2.4.2 Salinitas

Salinitas air dan salinitas tanah rembesan merupakan faktor penting dalam pertumbuhan, daya tahan dan zonasi spesies mangrove. Menurut Kusmana (2005), tumbuhan mangrove tumbuh subur di daerah estuaria dengan salinitas 10-30 ppt, sedangkan kadar salinitas jenis tegakanRhizophoraspp. berkisar antara 32-36 ppt (Tomlinson 1986), pada saat keadaan air laut tidak pasang surut. Kadar salinitas Rhizophora spp. tersebut menunjukkan bahwa Rhizophora spp. dapat tumbuh di daerah dengan salinitas tinggi (>30 ppt). Menurut Kusmana (2005) melalui perhitungan Anova, salinitas terbesar yang dapat mempengaruhi distribusi mangrove adalah kondisi salinitas dibawah 0,5 ppt (p<0,0005) dan untuk mengatasi perubahan salinitas, jenis R. mucronata secara selektif mampu menghindari penyerapan garam dari media tumbuhnya, sementara beberapa jenis yang lainnya hanya mampu mengeluarkan garam dari kelenjar khusus pada daunnya (Anwar dan Gunawan 2007).

2.2.4.3 Tanah

(25)

9

kawasan mengrove biasanya adalah fraksi lempung berdebu. Akibat rapatnya bentuk perakaran yang ada, fraksi lempung berpasir hanya terdapat di bagian depan ke arah pantai. Nilai pH tanah di kawasan mangrove berbeda-beda. Tergantung pada tingkat kerapatan vegetasi yang tumbuh di kawasan tersebut. Jika kerapatan tanah rendah, tanah akan mempunyai nilai pH yang tinggi. Nilai pH tidak banyak berbeda, antara 4,6-6, di bawah tegakanRhizophoraspp. (Arief 2003).

2.2.4.4 Iklim

Iklim merupakan bagian dari lingkungan mangrove yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan mangrove. Adapun jenis iklim tersebut adalah sebagai berikut:

a. Cahaya

Cahaya adalah salah satu faktor terpenting dalam proses fotosintesis untuk mendukung performance pertumbuhan jenis tumbuhan hijau seperti R. mucronata. Cahaya mempengaruhi respirasi, transpirasi, fisiologi, dan struktur fisik tumbuhan. Intensitas cahaya di dalam kualitas dan lama penyinaran merupakan salah satu faktor yang penting untuk tumbuhan di ekosistem mangrove yang membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi (MacNae 1968).

b. Curah hujan

Menurut Aksornkoae (1993) dalam Rismunandar (2000), jumlah dan lama pada distribusi curah hujan merupakan faktor yang mengatur perkembangan dan penyebaran tumbuhan. Curah hujan sangat mempengaruhi faktor lingkungan yang lain, misalnya suhu udara dan air, kadar garam air tanah yang ada pada gilirannya dapat mempengaruhi kelangsungan hidup spesies-spesies di mangrove. Tumbuhan mangrove tumbuh dengan baik pada daerah curah hujan dengan kisaran 1500-3000 mm/tahun, tetapi tumbuhan mangrove juga dapat ditemukan dengan curah hujan 4000 mm/tahun berkisar antara 8-10 bulan dalam satu tahun.

c. Suhu

(26)

10

2.3 Biomassa

Pendugaan biomassa R. mucronata bagian di atas maupun di bawah tanah berperan penting untuk mengetahui aspek fungsional hutan seperti produktiitas primer, siklus nutrient, dan aliran energi serta dapat membandingkan diantara ekosistem seperti evaluasi produktiitas (Morikawa 2002). Cintron et al. (1978) menyatakan bahwa biomassa di atas tanah adalah jumlah bahan organik per unit area pada waktu tertentu, yang berhubungan dengan fungsi sistem produktiitas, umur tegakan, alokasi bahan organik, dan strategi pemindahan. Menurut Robertet al. (1993) dalam Bulan (2010), biomassa tanaman adalah berat bahan tanaman hidup yang terdiri bagian atas dan bawah area permukaan tanah pada waktu tertentu. Biomassa semai R. mucronata dapat diduga oleh peubah-peubah bebas seperti diameter yang berhubungan dengan biomassa total pohon. Chapman (1976) membagi dua kelompok metode pendugaan biomassa di atas tanah, yaitu: 1. Metode pemanenan individu pohon yang mempunyai luas bidang dasar

rata-rata.

2. Metode pendugaan tidak langsung yang terdiri dari metode alometik dan metodecrop meter.

2.4 Riap

(27)

11

III.

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan selama tiga bulan mulai bulan Maret sampai Juni 2011. Lokasi penelitian, yaitu di Kawasan Ekowisata Mangrove (Mangrove Education Center)Jalur hijau Tol Sedyatmo KM 22 sampai 23, Angke Kapuk, Jakarta Utara (Gambar 1).

Keterangan: : Lokasi penelitian

Gambar 1 Denah lokasi penelitian. 3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah camera digital, buku catatan lapang, meteran panjang, mistar, spidol permanen, tali rafia, jangka sorong, alat tulis, meteran jahit, gunting, pisau, timbangan digital, dan oven.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah media lumpur, polibag, semai bakau (R. mucronata Lamk.), bambu, dan plastik. Mengingat bahwa

(28)
(29)

13

Tabel 3 Skema peletakan data penelitian

Kelas umur semai /blok (bulan)

Perlakuan penggenangan

a t b

7 bulan (blok 1) 1a1 1a2 1a3 1a4 1a5 1a6 1a7 1t1 1t2 1t3 1t4 1t5 1t6 1t7 1b1 1b2 1b3 1b4 1b5 1b6 1b7 3 bulan (blok 2) 2a1

2a2 2a3 2a4 2a5 2a6 2a7 2t1 2t2 2t3 2t4 2t5 2t6 2t7 2b1 2b2 2b3 2b4 2b5 2b6 2b7 2 bulan (blok 3) 3a1

3a2 3a3 3a4 3a5 3a6 3a7 3t1 3t2 3t3 3t4 3t5 3t6 3t7 3b1 3b2 3b3 3b4 3b5 3b6 3b7

Keterangan: a = penggenangan sampai batas leher akar semai t = penggenangan sampai batas 50% tinggi batang semai b = penggenangan sampai batas bawah tajuk bebas cabang 3.4 Tahapan Pelaksanaan

3.4.1 Persiapan sandaran dan peletakan semai

Kegiatan prapenanaman setelah pemilihan jenis semai adalah persiapan sandaran semaiR. mucronata. Persiapan tersebut meliputi:

a. Pengukuran kedalaman air di lokasi peletakan sandaran dengan mengatur tingkat kedalaman penggenangan.

b. Pengukuran perencanaan panjang dan lebar maksimal sandaran yang mampu menampung kapasitas 63 semai (7 semai x 3 perlakuan x 3 blok).

(30)
(31)
(32)

16

g. Biomassa

Biomassa dihitung di akhir penelitian pada pengamatan ke 12 dengan mengambil 3 sampel dari setiap perlakuan untuk dihitung biomasaanya. h. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan data sekunder yang diperoleh melalui penelusuran data di BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Stasiun Maritim Tanjung Priok, Jakarta Utara. Data BMKG yang diambil, meliputi curah hujan, suhu, dan kelembaban. Pengambilan data ini dikhususkan untuk wilayah Jakarta Utara Kawasan Ekowisata Mangrove Jl. Tol Sedyatmo. Selain itu, data ini dapat diperoleh melalui penelusuran dokumen di Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta.

3.4.4 Pengukuran biomassa

Pengukuran biomassa tanaman dilaksanakan pada minggu ke-12. Pengukuran biomassa semaiR. mucronatadilakukan dengan mengambil beberapa sampel uji. Pemilihan sampel semai dilakukan secara acak terpilih (purposive random) yang dianggap mewakili kondisi ekosistem. Jenis sampel yang dipilih, yaitu sampel yang memiliki diameter tertinggi, diameter rata-rata, dan diameter terendah untuk setiap perlakuan penggenangan. Jadi, total pengambilan sampel sebanyak 3 semai dari 7 semaiR. mucronatadi setiap penggenangan untuk 3 blok pengamatan adalah 27 anakan.

(33)

17

3.5 Analisis Data

3.5.1 Respon pertumbuhanR. mucronata

Model rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (randomize block design) lengkap. Model Rancangan Acak Kelompok (RAK) digunakan dengan pertimbangan keheterogenan unit percobaan yang berasal dari satu sumber keragaman, yaitu percobaan yang melibatkan umur semai sebagai blok keragaman dengan perbedaan tinggi penggenangan sebagai ulangan percobaan. Respon yang diukur adalah tinggi, diameter, jumlah daun, jumlah cabang, jumlah buku, dan biomassa. Respon pertumbuhan dihitung untuk mengukur rata-rata dan riap pertumbuhan mangrove, yaitu sebagai berikut:

a. Rata-rata ukuran respon pertumbuhanR. mucronata

̅= ∑ ... (1)

Keterangan:

̅= rata-rata ukuran respon pertumbuhan (diameter (mm)/tinggi (mm)/jumlah

buku (buku)/jumlah daun (helai)/panjang buku (mm)/biomassa (gram)) semaiR. mucronata,

∑ = jumlah rata-rata respon pertumbuhan (diameter (mm)/tinggi (mm)/jumlah buku (buku)/jumlah daun (helai)/panjang buku (mm)/biomassa (gram)) semai individu ke-i pada respon pertumbuhan (khusus untuk panjang buku/biomassa ke-j),

n= jumlah individu semai.

b. Riap respon pertumbuhanR. mucronata

1. Riap mingguan berjalan (current weekly increament, CWI)

Δ x= ... (2)

Keterangan:

Δ x = riap diameter (mm/minggu); tinggi (mm/minggu),

xn-1=ukuran diameter (mm); tinggi (mm) sebelum minggu ke n,

xn = ukuran diameter (mm); tinggi (mm) pada minggu ke n,

(34)

18

2. Riap rata-rata mingguan (mean weekly increament,MWI)

Δ x = ... (3)

Keterangan :

Δ x = Riap diameter (mm/minggu); tinggi (mm/minggu); biomassa (gram/minggu),

xn = ukuran diameter (mm); tinggi (mm) pada minggu ke n,

= umur semai (minggu ke-n). c. Kondisi semai

Kondisi semai secara keseluruhan akan dikemukakan secara deskriptif baik kondisi akar, percabangan, daun, dan pengaruh gangguan luar terhadap pertumbuhan semai. Pengaruh luar ini dapat berupa iklim dan hama. Uraian secara deskriptif didukung oleh studi literatur dan data sekunder.

[image:34.612.133.508.417.490.2]

Prosedur penggunaan model RAK dimulai dengan menguraikan keragaman jenis ulangan (tingkat penggenangan) dalam waktu. Pengamatan dilakukan sebanyak 12 kali (dari total 12 minggu), maka model Anova sebagai sumber-sumber keragaman dalam tabel sidik Ragam (Tabel 4).

Tabel 4 Struktur tabel sidik ragam Anova model RAK lengkap

Sumber keragaman (SK)

Derajat bebas (Db)

Jumlah kuadrat (JK)

Kuadrat tengah (KT)

F-hitung F-tabel

Perlakuan (P) t-1 JKP KTP KTP/KTG Taraf nyata 0,05 dan 0,01 Blok (B) r-1 JKB KTB KTB/KTG

Galat (G) (t-1)(r-1) JKG KTG Total (T) tr-1 JKT

Keterangan : t : treatment tingkat penggenangan sebayak 3 ulangan r : blok sebanyak 3 blok berdasarkan kelas umur

Sumber: (Matjik dan Sumertajaya 2006)

Berdasarkan perlakuan yang ditentukan untuk mengukur tingkat pertumbuhan sesuai respon yang diamati, maka ANOVA model RAK sesuai rancangan lingkungan yang telah ditentukan dapat dituliskan sebagai berikut: Yij= μ + τi+ βj+ εij... (4)

Keterangan: Yij : Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

µ : Rataan umum

τi : Pengaruh perlakuan ke-i

βj : pengaruh kelompok ke-j

εij : pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

i : 1,2,3

(35)

19

Beberapa hipotesis yang di uji dari RAK lengkap yaitu pengaruh perlakuan (tingkat penggenangan air) dan pengelompokan (blok) pada pertumbuhan R. mucronataadalah:

a. Pengaruh perlakuan terhadap respon pertumbuhanR. mucronata

H0 : τi =... = τi = 0 (perlakuan tidak berpengaruh terhadap respon yang

diamati)... (5)

H1: paling sedikit ada satu i dimana τi≠ 0... (6)

b. Pengaruh pengelompokan terhadap respon pertumbuhanR. mucronata

H0 : βj = ... = βj = 0 (Kelompok tidak berpengaruh terhadap respon yang

diamati)... (7)

H1:βj≠ 0 paling sedikit ada satu j dimanaβj≠ 0... (8)

Pengujian dilakukan pada α=0,05 dan α=0,01. Apabila Fhitung>Ftabel maka akan

dilakukan uji lanjut dengan Uji Duncan (duncan’s multiple range test/DMRT) atau uji wilayah bergandan Duncan.

Wilayah nyata terpendek dalam DMRT dari berbagai nilai tengah dapat ditentukan dengan rumus:

= , , ̅... (9)

= , , ... (10) Kriteria pengujian DMRT:

Jika│µi- µj│ >Rptolak H0(berbeda nyata

Rpterima H0(tidak berbeda nyata)

3.5.2 Penentuan biomassa

Penentuan kadar biomassa dihitung melalui tiga tahap, yaitu penimbangan prapengeringan untuk mengetahui berat basah, pengeringan dalam oven dengan suhu 103±2ºC selama 24 jam, dan penimbangan pasca pengeringan untuk mengetahui berat kering setiap bagian semai R. mucronata. Penentuan kadar biomassa dapat dihitung melalui pengukuran persen kadar air dan berat kering tanur:

a. Persen kadar air

(36)

20

% KA = x 100%... (11)

Keterangan:% KA = persen kadar air

BBc = Berat basah contoh (gram) BKTc = Berat kering tanur contoh (gram) b. Berat Kering Tanur (BKT)

Berat kering masing-masing sampel uji dihitung dengan menggunakan rumus (Heygreen dan Bowyer 1989):

BKT = % ... (12)

Keterangan: BKT = berat kering tanur (gram) BB = berat basah (gram) % KA = persen kadar air 3.6 Sintesis Data

(37)

21

IV.

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Kawasan

Menurut Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 220/Kpts-I/2000 tentang penunjukan kawasan hutan dan perairan, luas Mangrove Tol Sedyatmo mencapai 95,5 ha dari 108.475,45 ha luas total kawasan hutan dan perairan di DKI Jakarta. Kawasan ini termasuk dalam wilayah Kelurahan Pluit, Kecamatan Panjaringan, Kota Madya Jakarta Utara (Dinas Kelautan dan Pertanian 2010).

Kawasan Mangrove Tol Sedyatmo mulai dijadikan sebagai lokasi pembibitan api-api, bakau, tancang, dan Sonneratia pada tahun 1997 hingga mencapai tinggi 4-15 m, tetapi pada tahun 2002 tanaman sebagian besar mati (Dinas Kelautan dan Pertanian 2010). Tahun 2005 mulai dilaksanakan sistem penanaman mangrove dengan sistem guludan hingga sekarang (Antara 2010) dengan presentase tumbuh <50% tanpa penyulaman. Adapun batasan kawasan ekwisata Mangrove Tol Sedyatmo, yaitu:

Sebelah Selatan : Jalan Tol Soekarno Hatta Sebelah Utara : Perumahan

Sebelah Barat : Pantai Indah Kapuk

Sebelah Timur : Perumahan Pantai Indah Kapuk 4.2 Kondisi Tanah

Ekosistem mangrove Tol Sedyatmo didominasi oleh substrat tanah yang berlumpur lunak dan keras (Dinas Kelautan dan Pertanian 2010). Tingkat kematangan tanah berlumpur (n=3) dan keras/matang (n=0,7) dipengaruhi oleh proses fisika dan kimiawi tanah yang selalu terendam oleh air.

4.3 Flora dan Fauna

(38)

22

burung air, reptil, mamalia, ikan dan serangga. Jenis burung berupa burung pecuk padi (Phalacrocorax niger), pecuk ular (asia Anhinga melanogaster), cangak laut (Ardea sumatrana), bambangan merah (Ixobrychus cinnamomeus), raja udang meninting (Alcedo meninting), raja udang biru (Alcedo coerulescens), kuntul kecil (Agretta garzetta), ibis rook (Plegadis falcinellus), dan dara laut kumis (Chilidinoas hybridus). Jenis reptil berupa kadal, biawak, ular, tokek, cecak, katak, dan kura-kura. Jenis ikan berupa ikan nila, bandeng, mujair, sepat, gabus, bulan-bulan, dan belanak (Dinas Kelautan dan Pertanian 2010).

4.4 Pemanfaatan Kawasan

Larangan dari pemerintah daerah DKI Jakarta untuk melakukan penebangan atau pengambilan ranting atau bagian tanaman lainnya di sepanjang kawasan hutan Tol Sedyatmo telah mengurangi kegiatan pemanfaatan tanaman mangrove secara langsung oleh masyarakat. Pemanfaatan secara langsung berupa pengambilan kayu sebagai kayu bakar. Kawasan mangrove Tol Sedyatmo sebagai kawasan ekowisata diperuntukkan untuk kegiatan penunjang ekowisata, tempat rekreasi, praweding, penelitian, dan kegiatan penghijauan/penanaman.

4.5 Peluang dan Kendala

(39)

23

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Kinerja pertumbuhan semaiR. mucronata 5.1.1.1 Diameter

Pertambahan diameter semai R. mucronatamerupakan salah satu indikator pertumbuhan yang digunakan untuk mengukur pengaruh penggenangan. Hasil analisis sidik ragam (analisis of variace/Anova) menunjukkan bahwa tingkat penggenangan dan umur semai R. mucronta berpengaruh sangat nyata pada taraf 0,01 (Pr<α(0,01)) sehingga H0 ditolak. Hal ini diperkuat dengan hasil uji t yang menunjukkan bahwa perlakuan penggenangan tidak berpengaruh nyata pada taraf 0,01 sehingga tolak H0, sedangkan blok berpengaruh nyata terhadap respon pertambahan diameter sehingga terima H0 (Tabel 5).

Tabel 5 Hasil uji Anova dan t pada pertumbuhan diameter batang

Uji Anova

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F value Pr > F Model 4 39,86 9,96 20,23** <,0001

Galat 58 28,57 0,49

Total 62 68,43

Uji t

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah t value Pr > t Perlakuan 2 0,82 0,41 0,84tn 0,44 Blok 2 39,04 19,52 39,62** <,0001

(40)

24

Tabel 6 Uji lanjut Duncan pengaruh perlakuan dan blok penggenangan terhadap pertumbuhan diameter batang semaiR. mucronata

Perlakuan Rataan (mm)

t 7,16aa*

b 7,02aa*

a 6,88aa*

Blok Rataan (mm)

1 7,75aa*

2 7,39a

3 5,93b

Keterangan : * = angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 0,05

Nilai r>1 (0,5825) mempengaruhi bentuk kurva regresi yang menunjukkan hubungan linier (Gambar 5). Berdasarkan persamaan matematis, blok 1 memiliki deretan koefisien tertinggi, sedangkan tingkat penggenangan sampai batas 50% batang semai terendam (t) memiliki nilai peubah x terbesar. Oleh karena itu, persamaan matematis yang sesuai adalah y=0,28x+6,51 dengan keragaman respon sebesar 9,8% (Tabel 7).

Tabel 7 Pengaruh model terhadap keragaman respon diameter batang semai R. mucronata

Blok Perlakuan penggenangan Persamaan matematis R2 R2 1 a y=0,19x+6,70 0,97 0,58*

t y= 0,28x+6,51 0,98 b y=0,17x+6,17 0,96 2 a y=0,23x+5,61 0,99 t y=0,27x+5,76 0,98 b y=0,39x+5,45 0,99 3 a y=0,25x+4,26 0,98 t y=0,23x+4,56 0,98 b y=0,30x+4,29 0,99

(41)

0 2 4 6 8 10 12

0 2 4 6 8 10 12

Di

am

e

te

r

(m

m

)

waktu pengukuran (minggu)

Blok 1

1a 1t 1b

0 2 4 6 8 10 12

0 2 4 6 8 10 12

Di

am

e

te

r

(m

m

)

Waktu pengukuran (minggu)

Blok 2

2a 2t 2b

0 2 4 6 8 10

0 2 4 6 8 10 12

Di

am

e

te

r

(m

m

)

Waktu pengukuran (minggu)

Blok 3

(42)

26

5.1.1.2 Tinggi batang

[image:42.612.131.508.218.321.2]

Analisis sidik ragam pertambahan tinggi semai R. mucronata terhadap model (perlakuan dan blok penggenangan) memiliki pengaruh nyata pada taraf Anova 0,01. Berdasarkan hasil uji t, perlakuan tingkat penggenangan tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi, sedangkan blok umur semai memiliki pengaruh yang sangat nyata (Tabel 8).

Tabel 8 Hasil uji Anova dan t pada pertumbuhan tinggi semaiR. mucronata

Uji Anova

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F value Pr > F Model 4 1310750,68 327687,67 364,12** <,0001 Galat 58 52196,86 899,95

Total 62 1362947,54 Uji t

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah t value Pr > t Perlakuan 2 2569,09 1284,54 1,43tn 0,25 Blok 2 1308181,59 654090,79 726,81** <,0001

Keterangan:tn= tidak berpengaruh nyata pada taraf 0,05; ** =berpengaruh sangat nyata pada taraf 0,01

Uji lajut Duncan diperoleh perlakuan tingkat penggenangan tidak berpengaruh terhadap respon pertumbuhan tinggi, sedangkan blok umur semai memberi pengaruh yang nyata terhadap pertambahan tinggi semai R. mucronata. Tingkat penggenangan 50% batang semai terendam (t) memiliki nilai rataan terbesar (262,51 mm). Blok 1 (kelas umur 28 minggu) memiliki nilai rataan tertinggi 45,42 mm (Tabel 9).

Tabel 9 Uji lanjut Duncan terhadap pertumbuhan tinggi batang semai R. mucronata

Perlakuan Rataan (mm)

t 262,51aa*

a 255,64aa*

b 246,90aa*

Blok Rataan (mm)

1 454,21a

2 192,68b

3 118,16c

Keterangan : * = angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 0,05

(43)

27

y=2,47x+454,20 dengan pengaruh keragaman model mencapai 99% (Tabel 10). Hal ini dikarenakan blok 1 memiliki deretan nilai konstanta terbesar dan tingkat penggenangan sampai batas 50% batang semai terendam (t) memiliki nilai konstanta terbesar dengan selisih 44 mm dari penggenangan b (sampai batas tajuk bebas cabang terendam) dan 14,90 mm dari penggenangan a (sampai leher akar terendam), sehingga selisih peubah x yang terlalu kecil dapat diabalikan.

Tabel 10 Pengaruh model terhadap keragaman respon tinggi semaiR. mucronata

Blok 1 Perlakuan penggenangan Persamaan matematis R2 R2 1 a y=3,45x+439,30 0,78 0,96*

t y=2,47x+454,20 0,99 b y=3,89x+410,20 0,74 2 a y=4,69x+169,20 0,87 t y=4,17x+171,60 0,92 b y=6,94x+142,30 0,91 3 a y=6,21x+72,30 0,98 t y=5,97x+85,96 0,91 b y=8,58x+71,61 0,99

(44)

400 420 440 460 480 500

0 2 4 6 8 10 12

T

in

g

g

i

(m

m

)

Waktu pengukuran (minggu)

Blok 1

a t b

0 50 100 150 200 250

0 2 4 6 8 10 12

T

in

g

g

i

(m

m

)

Waktu pengukuran (minggu)

Blok 2

a t b

0 50 100 150 200

0 2 4 6 8 10 12

T

in

g

g

i

(m

m

)

Waktu pengukuran (minggu)

Blok 3

(45)

29

5.1.1.3 Jumlah daun

[image:45.612.129.508.216.315.2]

Hasil uji Anova diperoleh model berpengaruh sangat nyata terhadap respon pertumbuhan jumlah daun semai R. mucronatapada taraf 0,01% sehingga tolak H0 (Tabel 11). Hasil uji t menunjukkan bahwa baik perlakuan maupun blok penggenangan memberi pengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun sehingga tolak H0.

Tabel 11 Hasil uji Anova dan t pada pertumbuhan jumlah daun

Uji Anova

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Value Pr > F Model 4 70,92 17,73 12,75** <,0001

Galat 57 79,29 1,39 Total 61 150,21

Uji t

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah t value Pr > t Perlakuan 2 22,71 11,36 8,16** 0,0008

Blok 2 47,24 23,62 16,98** <,0001

Keterangan : **=berpengaruh nyata pada taraf 0,01

Uji lanjut Duncan diperoleh pengaruh perlakuan penggenangan sampai batas leher akar terendam (a) berpengaruh nyata dengan rataan jumlah daun sebanyak 7 helai. Blok 1 dan 2 yang memiliki rataan 7 helai daun lebih banyak daripada blok 3 yang memiliki pengaruh nyata dengan rataan 5 helai daun selama 12 minggu masa aplikasi (Tabel 12).

Tabel 12 Uji lanjut Duncan terhadap pertumbuhan jumlah daun

Perlakuan Rataan (helai daun)

a 7a

t 6bb

b 6b

Blok Rataan (helai daun)

1 7aa

2 7a

3 5b

Keterangan : * = angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada Uji Duncan taraf 0,05

(46)

30

13). Hal ini dikarenakan blok 1 umur semai 28 minggu memiliki deretan konstanta tertinggi sebesar 7,77-9,70 helai daun dan tingkat penggenangan 50% batang semai terendam (t) memiliki nilai keragaman terbesar 91,1%.

Tabel 13 Pengaruh model terhadap keragaman respon jumlah daun

Blok Perlakuan penggenangan Persamaan matematis R2 R2 1 a y=0,06x2-0,68x+9,70 0,75 0,47*

t y=0,06x2-0,84x+8,44 0,91 b y=0,04x2-0,70x+7,77 0,91 2 a y=0,05x2-0,32x+6,14 0,89 t y=0,02x2-0,06x+5,92 0,86 b y=0,03x2-0,19x+5,72 0,69 3 a y=0,03x2+0,12x+2,88 0,85 t y=0,33x+2,44 0,93 b y=-0,03x2+0,64x+2,35 0,87

Keterangan = * : beda nyata pada taraf 0.05; y: jumlah daun; x:nilai peubah y

(47)

0 2 4 6 8 10 12

0 2 4 6 8 10 12

Ju m la h d au n ( h el ai )

Waktu pengukuran (minggu)

Blok 1

1a 1t 1b

0 2 4 6 8 10 12

0 2 4 6 8 10 12

Ju m la h d au n ( h el ai )

Waktu pengukuran (minggu)

Blok 2

2a 2t 2b

0 2 4 6 8 10 12

0 2 4 6 8 10 12

Ju m la h d au n ( h el ai )

Waktu pengukuran (minggu)

Blok 3

(48)

32

5.1.1.4 Panjang buku/internoda

Pengamatan pertumbuhan panjang buku dilakukan dengan menggunakan dua sampel semaiR. murconatadi masing-masing tingkat penggenangan sehingga total ada 18 sampel semai. Berdasarkan hasil Uji Anova yang didukung oleh hasil uji t menunjukkan bahwa model tidak berpengaruh nyata terhadap respon pertumbuhan panjang buku semaiR. mucronata(Tabel 14).

Tabel 14 Hasil uji Anova dan t pada pertumbuhan panjang buku

Uji Anova

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F value Pr > F Model 4 31,81 7,95 1,01tn 0,41

Galat 98 773,65 7,89 Total 102 805,46

Uji t

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah t value Pr > t Blok 2 23,24 11,62 1,47tn 0,23 Perlakuan 2 7,16 3,58 0,45tn 0,64

Keterangan : tn= tidak berpengaruh nyata pada taraf 0.05

Uji lanjut Duncan diperoleh model RAK tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang buku. Rataan panjang buku terbesar ditemukan pada perlakuan penggenangan 50% batang semai terendam (5,31 mm) blok 1 umur semai 28 minggu (5,33 mm) Tabel 15. Hal ini terjadi karena analisis perhitungan waktu pertumbuhan pada R. mucronata yang singkat dan dalam jangka waktu yang pendek mengakibatkan pertumbuhan panjang buku tidak terlihat secara jelas dan menurut Kusmana (2005), Rhizophora sp. merupakan jenis tumbuhan mangrove yang lambat tumbuh.

Tabel 15 Uji lanjut Duncan terhadap pertumbuhan panjang buku

Perlakuan Rataan(mm)

t 5,31aa*

a 4,78aa*

b 4,62aa*

Blok Rataan (mm)

1 5,33aa*

2 4,62aa*

3 4,14aa*

Keterangan : * = angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 0,05

(49)

33

nilai keragaman tertinggi 11,18 mm dari penggenangan sampai batas leher akar (a) dan 2,45 dari penggenangan sampai batas tajuk bebas cabang terendam (b). Tabel 16 Pengaruh model terhadap keragaman respon panjang buku

Blok Perlakuan penggenangan Persamaan matematis R2 R2 1 a y=42,89e0,017x 0,54 0,04tn

t y=54,07e0,006x 0,98 b y=51,62e0,006x 0,96 2 a y=30,79e0,028x 0,91 t y=38,78e0,024x 0,94 b y=29,32e0,037x 0,94 3 a y=21,37e0,051x 0,97 t y=29,33e0,052x 0,92 b y=22.48e0.063x 0.94

Keterangan:tn= tidak berbeda nyata pada taraf 0.05; y= panjang buku; x= nilai peubah panjang buku

(50)

0 10 20 30 40 50 60 70

0 2 4 6 8 10 12

P an ja n g b u k u ( m m )

Waktu pengukuran (minggu)

Blok 1

a t b

0 10 20 30 40 50 60

0 2 4 6 8 10 12

P an ja n g b u k u ( m m )

Waktu pengukuran (minggu)

Blok 2

a t b

0 10 20 30 40 50 60

0 2 4 6 8 10 12

P an ja n g b u k u ( m m )

Waktu pengukuran (minggu)

Blok 3

(51)

35

5.1.1.4 Jumlah buku

Hasil uji Anova diperoleh model berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan jumlah buku semai R. mucronata sebesar α>Pr>F=0,0001<0,01. Hasil uji t diperoleh tingkat penggenangan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun, sedangkan blok penggenangaan memberi pengaruh sangat nyata pada uji t taraf 0,01 (Tabel 17).

Tabel 17 Hasil uji Anova dan t pada pertumbuhan jumlah buku

Uji Anova

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F value Pr > F Model 4 341,25 85,32 409,42** <,0001

Galat 56 11,67 0,21 Total 60 352,92

Uji t

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah t value Pr > t Perlakuan 2 0,12 0,06 0,28tn 0,76

Blok 2 341,02 170,51 818,30** <,0001

Keterangan :tn: tidak berbeda nyata pada taraf 0,05; **=berpengaruh nyata pada taraf 0,01 Uji lanjut Duncan diperoleh perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun, sedangkan antara blok 1, 2, dan 3 menunjukkan pengaruh nyata pada taraf DMRT 0,05. Nilai rataan tertinggi ditunjukkan oleh tingkat penggenangan sampai batas 50% batang semai terendam (4,65 mm) dan blok 1 kelas umur 28 minggu (7,90 mm), Hasil Uji lanjut Duncan dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Uji lanjut Duncan terhadap pertumbuhan jumlah buku semai R. mucronata

Perlakuan penggenangan Rataan (mm)

a 4,65aa*

t 4,57aa*

b 4,50aa*

Blok Rataan (mm)

1 7,95a

2 3,15b

3 2,71c

Keterangan : * = angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 0,05

(52)

36

koefisien tertinggi dan selisih yang kecil antara 0,11-0,29 mm sehingga tidak berpengaruh terhadap nilai y dan nilai peubah x yang besar akan mempengaruhi jumlah buku.

Tabel 19 Pengaruh model terhadap keragaman respon jumlah buku

Blok 1 Perlakuan penggenangan Persamaan matematis R2 R2 1 a y=0,09x+7,44 0,69 0,97*

t y=0,13x+7,15 0,95 b y=0,12x+7,26 0,93 2 a y=0,14x+2,63 0,75 t y=0,12x+2,70 0,79 b y=0,12x+2,708 0,82 3 a y=0,15x+1,61 0,82 t y=0,17x+1,43 0,93 b y=0,18x+1,39 0,89

(53)

4 5 6 7 8 9 10

0 2 4 6 8 10 12

Ju m la h b u k u ( b u k u )

waktu pengukuran (minggu)

Blok 1

1a 1t 1b

0 1 2 3 4 5 6

0 2 4 6 8 10 12

ju m la h b u k u ( b u k u )

Waktu pengukuran (minggu)

Blok 2

a t b

0 1 2 3 4 5

0 2 4 6 8 10 12

Ju m la h b u k u ( b u k u )

Waktu pengukuran (minggu)

Blok 3

(54)

38

5.1.1.5 Biomassa

[image:54.612.138.508.266.411.2]

Data pengukuran biomassa semaiR. mucronatadikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu biomassa akar, batang, dan daun. Total sampel biomassa yang di teliti sebanyak 27 sampel. Berdasarkan Uji Anova, biomassa akar berpengaruh nyata pada taraf Anova 0,05, sedangkan biomassa batang dan daun berpengaruh sangat nyata pada taraf Anova 0,01 (Tabel 20). Uji t diperoleh tingkat perlakuan penggenangan tidak mempengaruhi ketiga sampel biomassa yang diukur karena Pr>t>α (0,05) sehingga terima H0, sedangkan blok berpengaruh sangat nyata terhadap ketiga biomassa dengan nilai Pr>t<α (0,01) (Tabel 21).

Tabel 20 Hasil uji Anova pada pertumbuhan biomassa

Sumber keragaman Derajad bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Value Pr > F Biomassa akar

Model 4 2159,62 539,90 6,24** 0,0016 Galat 22 1903,92 86,54

Total 26 4063,54 Biomassa batang

Model 4 132,35 33,09 25,35** <,0001 Galat 22 28,71 1,305

Total 26 161,06 Biomassa daun

Model 4 265,28 66,32 20,35** <,0001 Galat 22 71,70 3,26

Total 26 336,98

Keterangan : **=berpengaruh sangat nyata pada taraf 0,01

Tabel 21 Hasil uji t terhadap model pertumbuhan biomassa

Sumber keragaman Derajad bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah t value Pr > t Biomassa akar

Perlakuan 2 134,78 67,39 0,78tn 0,47 Blok 2 2024,84 1012,42 11,70** 0,0003 Biomassa batang

Perlakuan 2 0,54 0,27 0,21tn 0,81 Blok 2 131,81 65,90 50,50** <,0001 Biomassa daun

Perlakuan 2 18,04 9,02 2,77tn* 0,08 Blok 2 247,24 123,62 37,93** <,0001

(55)

Tabel 22 Uji lanjut Duncan Model Biomassa ak Perlakuan a 25,32 t 23,91 b 20,03 Blok 1 19,03 2 35,1 3 15,12

[image:55.612.122.511.421.607.2]

Keterangan : *= angka yang diik Duncan taraf 0,05 Analisis kurva pertum bahwa biomassa pada mas nyata. Biomassa akar memi memiliki rataan terendah terhadap biomassa akar ada terendam (t) sebesar 25,20 terhadap biomassa batang ad sebesar 5,50-7,60 gram. Mo daun adalah blok 2 penggen gram (Lampiran 6).

Gambar 10 Pengaruh mo Keragaman yang ditu uji korelasi regresi. Hasil u tertinggi ditunjukkan oleh b ditunjukkan oleh biomassa a

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Aka B io m ass a (g ra m )

an terhadap biomassa

Mean and Duncan Grouping

akar (gram) Biomassa batang (gram) Biomassa daun (g

32aa* 3,33aa* 6,52a 91aa* 3,27aa* 5,04ab 03aa* 3,01aa* 4,61b

,03b 6,18a 9,59a

,12a 2,54b 4,00b

,12b 0,89c 2,56b

iikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pa ,05

mbuhan biomassa akar, batang, dan daun menunju asing-masing blok bervariasi dengan pengaruh miliki nilai rataan tertinggi, sedangkan biomassa b h (Gambar 10). Model yang berpengaruh signi dalah blok 2 penggenangan sampai 50% batas b ,20-53,15 gram. Model yang berpengaruh signi adalah blok 1 penggenangan sampai batas leher ak Model yang berpengaruh signifikan terhadap biom

enangan sampai betas leher akar (a) sebesar 9,55-1

model terhadap respon biomassa semaiR. mucrona itunjukkan oleh kurva pertumbuhan ditentukan de uji korelasi menunjukkan keanekaragaman model biomassa batang 82,17%, sedangkan pengaruh ter a akar 53,15% (Tabel 23).

kar Batang Daun

39

(gram)

pada uji

(56)
[image:56.612.138.497.91.140.2]

40

Tabel 23 Pengaruh model terhadap keragaman respon biomassa

Biomassa Persen R2 R2 Nilai keragaman MSE Rataan Akar 53,15% 0,53 40,29 9,30 23,09 Batang 82,18% 0,82 35,68 1,14 3,20

Daun 78,72% 0,79 33,50 1,80 5,39

5.1.2 Kinerja riap pertumbuhan semaiR. mucronata 5.1.2.1 Diameter

5.1.2.1.1 Riap mingguan berjalan (Current Weekly Increament/CWI)

Riap diameter merupakan salah satu parameter pertumbuhan semai R. mucronata yang diukur secara berkala dalam satuan minggu. Hasil uji Anova pada perhitungan riap mingguan diameter semaiR. mucronatamenunjukkan nilai Pr>F=<0,0001=<α(0,01), artinya tolak H0. Hasil uji t menunjukkan bahwa blok umur semai berpengaruh sangat nyata terhadap riap mingguan diameter, sedangkan tingkat penggenangan tidak memiliki pengaruh nyata terhadap respon riap mingguan berjalan tinggi (Tabel 24).

Tabel 24 Uji Anova dan uji t pada riap mingguan berjalan (CWI) diameter

Uji Anova

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F value Pr > F Model 4 0,55 0,14 163,20** <,0001

Galat 58 0,05 0,001 Total 62 0,59

Uji t

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah t value Pr > t Perlakuan 2 0,002 0,001 1,34tn 0,27 Blok 2 0,55 0,27 325,05** <,0001

Keterangan :tn= tidak berpengaruh nyata pada taraf 0,05; **= berpengaruh sangat nyata pada taraf 0,01

Hasil uji Duncan diperoleh pengaruh perlakuan penggenangan terhadap CWI diameter tidak berpengaruh nyata pada taraf DMRT 0,05 dengan rataan riap pertumbuhan 0,35-0,36 mm. Blok penggenangan memiliki pengaruh nyata pada taraf DMRT 0,05 dengan rataan riap pada blok 3 sebesar 0,43 mm (Tabel 25). Tabel 25 Uji lanjut Duncan terhadap riap CWI diameter

Perlakuan Rataan (mm/minggu)

b 0,36aa*

t 0,36 aa*

a 0,35aa*

Blok Rataan (mm/minggu)

3 0,43 a

2 0,42b

1 0,23c

(57)

41

[image:57.612.139.501.196.307.2]

Nilai keragaman (r) 0,92<1 mempengaruhi bentuk kurva yang berhubungan secara linier (Gambar 11). Persamaan matematis yang sesuai adalah persamaan blok 3 umur semai 28 minggu yang memiliki deretan koefisien tertinggi dan tingkat penggenangan sampai 50% batang semai terendam (t) yang memiliki nilai keragaman tertinggi 0,98%, yaitu y=-0,02x+0,66 (Tabel 26).

Tabel 26 Pengaruh model terhadap keragaman riap CWI diameter

Blok Perlakuan Persamaan Matematis R2 R2 1 a y=-0,001x+0,27 0,47 0,92*

t y=0,001x+0,53 0,53 b y=-0,001x+0,26 0,63 2 a y=-0,009x+0,56 0,98 t y=-0,008x+0,56 0,95 b y=-0,002x+0,48 0,53 3 a y=-0,01x+0,61 0,92 t y=-0,02x+0,66 0,98 b y=-0,01x+0,61 0,82

(58)

0.15 0.17 0.19 0.21 0.23 0.25 0.27

28 30 32 34 36 38 40

R ia p M W I Di am e te r (m m /m in g g u )

Umur semai (minggu)

Blok 1

1a 1t 1b

0.3 0.32 0.34 0.36 0.38 0.4 0.42 0.44 0.46 0.48

12 14 16 18 20 22 24

R ia p M W I Di am e te r (m m /m in g g u )

Umur semai (minggu)

Blok 2

2a 2t 2b

0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6

8 10 12 14 16 18 20

R ia p M W I Di am e te r (m m /m in g g u )

Umur semai (minggu)

Blok 3

(59)

43

4.1.2.1.2 Riap rata-rata mingguan (Mean Weekly Increament/MWI)

Perhitungan riap mingguan berjalan (mean weekly increament, MWI) dihitung seminggu sekali. Hasil uji Anova diperoleh pengaruh yang nyata terhadap riap rata-rata mingguan karena Pr>F>α (0,05). Hasil uji t diperoleh respon pengaruh tingkat penggenangan yang tidak nyata dan respon pengaruh blok penggenangan yang nyata pada taraf 0,05 sehingga tolak H0 (Tabel 27). Tabel 27 Hasil uji Anova dan t pada riap rata-rata mingguan (MWI) diameter

Uji Anova

Sumber keragaman Derajad be

Gambar

Tabel 4 Struktur tabel sidik ragam Anova model RAK lengkap
Tabel 8 Hasil uji Anova dan t pada pertumbuhan tinggi semai R. mucronata
Tabel 11 Hasil uji Anova dan t pada pertumbuhan jumlah daun
Tabel 20 Hasil uji Anova pada pertumbuhan biomassa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara untuk membungkus hadiah yang telah disiapkan tentu saja, membuat sendiri GiftBox dengan ukuran yang diinginkan, dan tentu saja yang dengan bungkus yang bisa

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikan atau peningkatan kinerja keuangan perusahaan atau sebagai referensi

memperoleh laba yang besar.65 Dari hambatan-hambatan yang dialami oleh pihak koperasi dan pihak debitur serta upaya-upayanya dalam proses penyelesaian masalah wanprestasi atas

KLBS-1 dilengkapi dengan cruise control, yang memungkinkan kendaraan dapat berjalan dengan kecepatan konstan serta dapat mengatur jarak dengan kendaraan yang

Dari uji coba e-Repoting Dinas Perikanan dan Kelautan Modul Perikanan Budidaya yang diterapkan pada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan berhasil memberikan

Analisis daya terima produk biskuit yang diperkaya tepung daun kelor pada penelitian ini dilakukan dengan cara 3 metode uji organoleptik yaitu metode uji tingkat

Berdasarkan hasil analisis dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar Matematika siswa yang diajarkan

Studi aliran beban adalah penentuan atau perhitungan tegangan, arus, daya aktif, faktor daya dan daya reaktif yang terdapat pada berbagai titik dalam suatu