PENETAPAN KADAR KLOPIDOGREL DALAM SEDIAAN
TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK
SKRIPSI
OLEH: MIMI WIKE NIM 091501039
PENETAPAN KADAR KLOPIDOGREL DALAM SEDIAAN
TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
OLEH: MIMI WIKE NIM 091501039
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGESAHAN SKRIPSI
PENETAPAN KADAR KLOPIDOGREL DALAM SEDIAAN
TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK
OLEH: MIMI WIKE NIM 091501039
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada Tanggal: 27 Agustus 2013
Pembimbing I, Panitia Penguji,
Drs. Ismail, M.Si., Apt.
NIP 195006141980031001 NIP 195306191983031001
Pembimbing II, Drs. Ismail, M.Si., Apt.
NIP 195006141980031001
Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt. Drs. Syafruddin, M.S., Apt. NIP 195201041980031002 NIP 194811111976031003
Dra. Salbiah, M.Si., Apt. NIP 194810031987012001
Medan, Oktober 2013 Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara Dekan,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang hanya oleh karena berkat dan kasihNya yang berlimpah sehingga penulis dapat menjalani masa perkuliahan dan penelitian hingga akhirnya menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Penetapan Kadar Klopidogrel dalam Sediaan Tablet secara Spektrofotometri Sinar Tampak”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi dari Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada Ayahanda Eddy Ngadiman dan Ibunda Ratnawati Suriawati, serta abang tersayang Hendra Darus dan adik tersayang Delfina yang telah sabar dan setia memberikan dukungan, doa, semangat, dan materil selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Pada kesempatan ini juga penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada teman-teman dari Sains dan Teknologi Farmasi 2009 yang telah banyak memberikan saran, dukungan, dan doa selama penelitian dan penyusunan skripsi ini berlangsung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun pada skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
Medan, 15 Agustus 2013 Penulis,
PENETAPAN KADAR KLOPIDOGREL DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK
ABSTRAK
Klopidogrel merupakan obat antiplatelet oral yang sering digunakan dalam pengobatan arteri koroner, penyakit perifer dan penyakit serebrovaskular. Pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan yang wajib dilaksanakan untuk menjamin kualitas obat, sehingga dapat tercapainya efek terapeutik yang diharapkan. Persyaratan kadar klopidogrel dalam tablet tidak tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi ke IV, tetapi tercantum dalam United States Pharmacopeia. Pada penelitian sebelumnya, telah ditemukan metode alternatif untuk penetapan kadar klopidogrel, yaitu dengan metode spektrofotometri sinar tampak menggunakan tiga pereaksi warna, salah satunya adalah kalium permanganat sebagai oksidator dan pembentuk kompleks yang diukur pada panjang gelombang 410 nm. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kadar klopidogrel dalam sediaan tablet generik dan nama dagang dengan metode spektrofotometri sinar tampak menggunakan pereaksi warna kalium permanganat.
Prinsip dari metode spektrofotometri sinar tampak yang digunakan dalam penetapan kadar klopidogrel adalah pengukuran penurunan intensitas warna kalium permanganat dalam suasana asam dengan adanya klopidogrel. Penurunan intensitas warna kalium permanganat sebanding dengan konsentrasi klopidogrel dan diukur pada panjang gelombang 545 nm.
Dari hasil penelitian diperoleh kadar untuk tablet klopidogrel generik dari Dexa Medica sebesar (98,57 ± 1,40)% dan PT Hexpharm Jaya sebesar (99,13 ± 0,41)%; tablet dengan nama dagang: Vaclo (Dexa Medica) sebesar (101,32 ± 0,78)%, Plavos (Soho) sebesar (101,30 ± 1,14)%, dan Pidovix (Lapi) sebesar (100,04 ± 1,88)%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar klopidogrel dalam sediaan tablet generik dan tablet dengan nama dagang memenuhi syarat yang tertera pada United States Pharmacopeia (USP) edisi ke 32 tahun 2008 yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari yang tertera dalam etiket. Dari hasil uji validasi metode yang dilakukan terhadap tablet klopidogrel generik Dexa Medica diperoleh persen perolehan kembali sebesar 100,29%, dengan RSD sebesar 1,02%. Hal ini berarti metode yang digunakan mempunyai akurasi dan presisi yang baik. Batas deteksi (LOD) yang diperoleh adalah 0,842 µg/ml dan batas kuantitasi (LOQ) yang diperoleh adalah 2,809 µg/ml.
DETERMINATION OF CLOPIDOGREL IN TABLETS USING VISIBLE SPECTROPHOTOMETRY
ABSTRACT
Clopidogrel is oral antiplatelete drugs that usually used to treat coronary-artery disease, peripheral disease, and cerebrovascular disease. Determination of drugs is the criteria that must done to prove the quality of the drugs, so the drugs can fulfill the therapeutic effect. The criteria of clopidogrel content in tablets is not written in Farmakope Indonesia, but it is written in United States Pharmacopeia. In the research before, the alternative method was found to determine the clopidogrel, it is visible spectrophotometry, using three colour reagents, one of them is potassium permanganate and it was determined at 410 nm. The purpose of this research is to determine clopidogrel in generic and branded clopidogrel tablets by visible spectrophotometry using potassium permanganate as the colour reagent.
The principle of visible spectrophotometry method used to determine the clopidogrel was measurement of the decreasing of colour intesity of potassium permanganate by clopidogrel in acidic medium. The decreasing of colour intensity is equivalent to clopidogrel concentration and it was determined at 545 nm.
From this research, it was obtained the content of generic clopidogrel tablets from Dexa Medica was (98.57 ± 1.40)%, and from PT Hexpharm Jaya was (99.13 ± 0.41)%; the branded clopidogrel tablets: Vaclo (Dexa Medica) was (101.32 ± 0.78)%, Plavos (Soho) was (101.30 ± 1.14)%, and Pidovix (Lapi) was (100.04 ± 1.88)%. This shows that the value of clopidogrel in generic and branded tablets fulfill the criteria that is written in United States Pharmacopeia (USP) 32nd Edition year 2008, which is not less than 90.0% and not more than 110.0% from the labeled amount. Form the result of method validation test was done to generic clopidogrel tablets from Dexa Medica, it was obtained the % recovery was 100.29% with RSD was 1.02%. It means that this method has the good accuracy and precision. Limit of detection (LOD) was 0.842 µg/ml and limit of quantitation was 2.809 µg/ml.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Hipotesis ... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 3
1.5 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Klopidogrel ... 5
2.1.1 Uraian Bahan ... 5
2.1.2 Indikasi ... 5
2.1.3 Farmakokinetik ... 6
2.1.4 Efek Samping ... 7
2.2 Kalium Permanganat ... 7
2.3 Reaksi Klopidogrel dengan Kalium Permanganat ... 8
2.3.1 Reaksi Klopidogrel dengan Kalium Permanganat dalam Suasana Asam ... 8
2.3.2 Reaksi Klopidogrel dengan Kalium Permanganat dalam Suasana Basa ... 9
2.4 Spektrofotometri Ultraviolet-Visibel ... 9
2.4.1 Aspek Kualitatif dan Kuantitatif Spektrofotometri UV-Visibel ... 11
2.4.1.1 Aspek Kualitatif ... 11
2.4.1.2 Aspek Kuantitatif ... 11
2.4.2 Instrumen Spektrofotometer ... 12
2.5. Validasi Metode Analisis ... 13
2.5.1 Kecermatan (accuracy) ... 14
2.5.2 Keseksamaan (precision) ... 15
2.5.3 Spesifitas ... 15
2.5.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ... 15
2.5.5 Linieritas dan Rentang ... 15
2.5.6 Kekuatan (robustness) ... 16
BAB III METODE PENELITIAN ... 17
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 17
3.2 Alat dan Bahan ... 17
3.2.1 Alat-Alat ... 17
3.4 Pembuatan Pereaksi ... 18
3.5 Prosedur Penelitian ... 18
3.5.1 Pembuatan Pembuatan Larutan Induk Baku Klopido-grel Bisulfat ... 18
3.5.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ... 19
3.5.3 Penentuan Operating Time ... 19
3.5.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi ... 19
3.5.5 Penentuan Kadar Klopidogrel dalam Sediaan Tablet .... 19
3.5.6 Uji Validasi dengan Parameter Akurasi, Presisi, Batas Deteksi, dan Batas Kuantitasi ... 20
3.5.6.1 Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali (% recovery) ... 20
3.5.6.2 Uji Presisi ... 20
3.5.6.3 Penentuan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) ... 21
3.5.7 Analisis Data Secara Statistik ... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23
4.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ... 23
4.2 Penentuan Operating Time ... 25
4.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi ... 25
4.4 Penentuan Kadar Klopidogrel dalam Sediaan Tablet ... 27
4.5 Uji Validasi Metode ... 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 29
5.1 Kesimpulan ... 29
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Data Absorbansi dari Kurva Serapan Maksimum ... 24 Tabel 2. Data Kurva Kalibrasi Kalium Permanganat dengan
Penambahan Klopidogrel Bisulfat... 26
Tabel 3. Kadar Rata-Rata Klopidogrel dalam Sediaan Tablet ... 27 Tabel 4. Data Hasil Uji Validasi Metode dengan Parameter Akurasi,
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Metabolisme dari Klopidogrel ... 6
Gambar 2. Diagram skematik Spektrofotometer UV-Visibel ... 13
Gambar 3. Kurva Serapan Kalium Permanganat dengan Penambahan Klopidogrel Bisulfat BPFI konsentrasi 20 µg/ml... 24
Gambar 4. Kurva Kalibrasi Kalium Permanganat dengan Penambahan Klopidogrel Bisulfat ... 25
Gambar 5. Tablet Klopidogrel Generik ... 52
Gambar 6. Tablet Klopidogrel Merek Dagang ... 52
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Data Pengukuran Operating Time Kalium Permanganat
dengan Penambahan Klopidogrel Bisulfat... 32
Lampiran 2. Perhitungan Persamaan Regresi Kalium Permanganat dengan Penambahan Klopidogrel Bisulfat... 33
Lampiran 3. Contoh Perhitungan Penimbangan Sampel ... 34 Lampiran 4. Perhitungan Statistik kadar Klopidogrel Bisulfat dalam
Tablet Klopidogrel Generik Dexa Medica ... 35
Lampiran 5. Perhitungan Statistik kadar Klopidogrel Bisulfat dalam
Tablet Klopidogrel Generik PT Hexpharm Jaya ... 36
Lampiran 6. Perhitungan Statistik kadar Klopidogrel Bisulfat dalam
Tablet Vaclo (Dexa Medica) ... 38 Lampiran 7. Perhitungan Statistik kadar Klopidogrel Bisulfat dalam
Tablet Plavos (Soho) ... 40
Lampiran 8. Perhitungan Statistik kadar Klopidogrel Bisulfat dalam
Tablet Pidovix (Lapi) ... 42
Lampiran 9. Data Kadar Klopidogrel dalam Sediaan Tablet ... 43 Lampiran 10. Perhitungan Persentase (%) Perolehan Kembali ... 44 Lampiran 11. Data Hasil Uji Validasi Metode dengan Parameter
Akurasi, Presisi, Batas Deteksi (LOD), dan Batas Kuantitasi (LOQ) pada Tablet Klopidogrel Generik (PT
Dexa Medica)... 46
Lampiran 12. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi
(LOQ) ... 47
Lampiran 13. Nilai Distribusi t ... 48 Lampiran 14. Surat Sertifikasi Bahan Baku POM ... 49 Lampiran 15. Surat Sertifikasi Bahan Baku Pabrik Klopidogrel
PENETAPAN KADAR KLOPIDOGREL DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK
ABSTRAK
Klopidogrel merupakan obat antiplatelet oral yang sering digunakan dalam pengobatan arteri koroner, penyakit perifer dan penyakit serebrovaskular. Pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan yang wajib dilaksanakan untuk menjamin kualitas obat, sehingga dapat tercapainya efek terapeutik yang diharapkan. Persyaratan kadar klopidogrel dalam tablet tidak tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi ke IV, tetapi tercantum dalam United States Pharmacopeia. Pada penelitian sebelumnya, telah ditemukan metode alternatif untuk penetapan kadar klopidogrel, yaitu dengan metode spektrofotometri sinar tampak menggunakan tiga pereaksi warna, salah satunya adalah kalium permanganat sebagai oksidator dan pembentuk kompleks yang diukur pada panjang gelombang 410 nm. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kadar klopidogrel dalam sediaan tablet generik dan nama dagang dengan metode spektrofotometri sinar tampak menggunakan pereaksi warna kalium permanganat.
Prinsip dari metode spektrofotometri sinar tampak yang digunakan dalam penetapan kadar klopidogrel adalah pengukuran penurunan intensitas warna kalium permanganat dalam suasana asam dengan adanya klopidogrel. Penurunan intensitas warna kalium permanganat sebanding dengan konsentrasi klopidogrel dan diukur pada panjang gelombang 545 nm.
Dari hasil penelitian diperoleh kadar untuk tablet klopidogrel generik dari Dexa Medica sebesar (98,57 ± 1,40)% dan PT Hexpharm Jaya sebesar (99,13 ± 0,41)%; tablet dengan nama dagang: Vaclo (Dexa Medica) sebesar (101,32 ± 0,78)%, Plavos (Soho) sebesar (101,30 ± 1,14)%, dan Pidovix (Lapi) sebesar (100,04 ± 1,88)%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar klopidogrel dalam sediaan tablet generik dan tablet dengan nama dagang memenuhi syarat yang tertera pada United States Pharmacopeia (USP) edisi ke 32 tahun 2008 yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari yang tertera dalam etiket. Dari hasil uji validasi metode yang dilakukan terhadap tablet klopidogrel generik Dexa Medica diperoleh persen perolehan kembali sebesar 100,29%, dengan RSD sebesar 1,02%. Hal ini berarti metode yang digunakan mempunyai akurasi dan presisi yang baik. Batas deteksi (LOD) yang diperoleh adalah 0,842 µg/ml dan batas kuantitasi (LOQ) yang diperoleh adalah 2,809 µg/ml.
DETERMINATION OF CLOPIDOGREL IN TABLETS USING VISIBLE SPECTROPHOTOMETRY
ABSTRACT
Clopidogrel is oral antiplatelete drugs that usually used to treat coronary-artery disease, peripheral disease, and cerebrovascular disease. Determination of drugs is the criteria that must done to prove the quality of the drugs, so the drugs can fulfill the therapeutic effect. The criteria of clopidogrel content in tablets is not written in Farmakope Indonesia, but it is written in United States Pharmacopeia. In the research before, the alternative method was found to determine the clopidogrel, it is visible spectrophotometry, using three colour reagents, one of them is potassium permanganate and it was determined at 410 nm. The purpose of this research is to determine clopidogrel in generic and branded clopidogrel tablets by visible spectrophotometry using potassium permanganate as the colour reagent.
The principle of visible spectrophotometry method used to determine the clopidogrel was measurement of the decreasing of colour intesity of potassium permanganate by clopidogrel in acidic medium. The decreasing of colour intensity is equivalent to clopidogrel concentration and it was determined at 545 nm.
From this research, it was obtained the content of generic clopidogrel tablets from Dexa Medica was (98.57 ± 1.40)%, and from PT Hexpharm Jaya was (99.13 ± 0.41)%; the branded clopidogrel tablets: Vaclo (Dexa Medica) was (101.32 ± 0.78)%, Plavos (Soho) was (101.30 ± 1.14)%, and Pidovix (Lapi) was (100.04 ± 1.88)%. This shows that the value of clopidogrel in generic and branded tablets fulfill the criteria that is written in United States Pharmacopeia (USP) 32nd Edition year 2008, which is not less than 90.0% and not more than 110.0% from the labeled amount. Form the result of method validation test was done to generic clopidogrel tablets from Dexa Medica, it was obtained the % recovery was 100.29% with RSD was 1.02%. It means that this method has the good accuracy and precision. Limit of detection (LOD) was 0.842 µg/ml and limit of quantitation was 2.809 µg/ml.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Klopidogrel merupakan obat antiplatelet oral yang sering digunakan dalam pengobatan arteri koroner, penyakit perifer dan penyakit serebrovaskular. Obat golongan ini secara struktural merupakan obat yang secara selektif menghambat agregasi platelet yang diinduksi oleh ADP (Weitz, 2008).
Pada pembuatan obat, pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas obat. Sediaan obat yang berkualitas baik akan mendukung tercapainya efek terapeutik yang diharapkan. Salah satu persyaratan mutu adalah kadar yang dikandung harus memenuhi persyaratan kadar yang tercantum dalam literatur yang berlaku seperti Farmakope Indonesia.
Monografi klopidogrel baik dalam bentuk bahan baku maupun dalam sediaan tablet tidak tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995. Dalam United States Pharmacopeia (USP) edisi ke-32 tahun 2008, penetapan kadar klopidogrel dalam sediaan tablet dapat dilakukan dengan metode High Perfomance Liquid Chromatography. Menurut Moffat, et al. (2011), identifikasi klopidogrel dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri ultraviolet dengan pelarut HCl 0,1 N dan diukur pada panjang gelombang 270, 278, dan 308 nm.
Fe (III) - Fenantrolin sebagai oksidator dan mengoksidasi klopidogrel (λ = 515 nm), dan kalium permanganat sebagai oksidator dan pembentuk kompleks (λ = 410 nm) (Anupama, et al., 2011).
Kalium permanganat merupakan suatu oksidator kuat, dan ditinjau dari strukturnya, klopidogrel memiliki sifat sebagai reduktor. Klopidogrel dapat mereduksi kalium permangat dalam suasana asam menghasilkan Mn2+ yang tidak berwarna (Kumar, et al., 2012) dan menyebabkan penurunan intensitas warna dari kalium permanganat. Penurunan intensitas warna dari kalium permanganat sebanding dengan konsentrasi klopidogrel sehingga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
Metode spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk analisis kuantitatif. Keuntungan dari metode ini adalah pemakaian yang cukup luas, sensitifitas yang tinggi, selektifitas yang tinggi, biaya yang relatif murah, serta mudah digunakan (Skoog, et al., 2004).
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah klopidogrel dalam sediaan tablet dapat ditentukan kadarnya dengan
metode spektrofotometri sinar tampak dengan pereaksi kalium permanganat dalam suasana asam dan memberikan uji validasi metode yang memenuhi syarat?
2. Apakah kadar klopidogrel dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan seperti yang tertera pada USP 32 tahun 2008?
1.3 Hipotesis
1. Klopidogrel dalam sediaan tablet dapat ditentukan kadarnya dengan metode
spektrofotometri sinar tampak dengan pereaksi kalium permanganat dalam suasana asam dan memberikan uji validasi metode yang memenuhi syarat. 2. Kadar klopidogrel dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran memenuhi
persyaratan yang tertera pada USP 32 tahun 2008.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kadar klopidogrel dalam sediaan tablet dapat ditentukan dengan
metode spektrofotometri sinar tampak dengan pereaksi kalium permanganat dalam suasana asam dan memberikan uji validasi metode yang memenuhi syarat.
1.5 Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klopidogrel 2.1.1 Uraian Bahan
Menurut Moffat, et al. (2011), uraian bahan dari klopidogrel adalah: Struktur Kimia:
O OCH3
Cl N
S
Rumus Molekul : C16H16ClNO2S
Nama IUPAC : Metil (2S)-2-(2-klorofenil)-2-(6,7-dihidro-4H-tieno [3,2-c] piridin-5-il)asetat
Berat Molekul : 321,8 Titik Lebur : 184o
Pemerian : Serbuk putih atau hampir putih
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air pada pH netral; mudah larut dalam air pada pH 1, dan dalam metanol; sedikit larut dalam metilen klorida; praktis tidak larut dalam etil eter
2.1.2 Indikasi
Klopidogrel merupakan obat antiplatelet golongan tienopiridin yang
tiklopidin dan bekerja dengan cara menghambat agregasi platelet yang dimediasi
oleh adenosin difosfat. Klopidogrel diberikan sebagai alternatif pengganti aspirin
pada pasien dengan arterosklerosis yang memiliki resiko kelainan tromboembolik
seperti infark miokardial, penyakit arteri perifer, dan stroke. Klopidogrel juga
digunakan bersamaan dengan aspirin pada sindrom koroner akut, termasuk infark
miokardial akut dan angina yang tidak stabil (Sweetman, 2009).
2.1.3 Farmakokinetik
Klopidogrel secara cepat diabsorbsi setelah diberikan secara oral, namun
hanya diabsorbsi paling sedikit 50%. Klopidogrel merupakan prodrug dan secara
ekstensif dimetabolisme di hati oleh sitokrom P450 isoenzim CYP3A4,
membentuk derivat asam karboksilat yang tidak aktif, dan derivat tiol yang aktif.
Senyawa tiol diperoleh dari hasil oksidasi dari klopidogrel menghasilkan senyawa
2-okso-klopidogrel dan dilanjutkan dengan proses hidrolisis. Senyawa tiol akan
berikatan secara irreversibel dengan P2Y12 dengan cara membentuk jembatan
disulfida dengan sistein pada P2Y12. Klopidogrel dan derivat asam karboksilat
sangat kuat berikatan dengan protein. Klopidogrel dan metabolitnya diekskresi
melalui urin dan feses, sekitar 50% didapat di urin, dan 46% didapat dari feses
(Sweetman, 2009; Lu dan Lemke, 2008).
2.1.4 Efek Samping
Efek samping yang paling umum adalah masalah gastrointestinal. Efek
samping yang lebih serius adalah neutropenia, trombositopenia (Weitz, 2008).
2.1.5 Dosis
Klopidogrel diberikan secara oral dalam bentuk garam, namun dosisnya
dihitung dari basenya ; 97,86 mg klopidogrel bisulfat ekivalen dengan 75 mg base
(Sweetman, 2009).
2.2 Kalium Permanganat
Kalium permanganat, senyawa anorganik dengan rumus kimia KMnO4, merupakan suatu oksidator kuat dengan bilangan oksidasi dari mangan sebesar +7. Kalium permanganat jika dilarutkan dalam air memberikan larutan berwarna merah muda atau warna ungu.
Oksidasi dari senyawa organik dengan adanya kalium permanganat sebagai oksidator kuat bergantung pada pH. Dalam suasana asam kuat, kalium permanganat menghasilkan Mn2+ yang tidak berwarna. Dalam suasana netral atau sedikit basa menghasilkan mangan dioksida (MnO2), dengan bilangan oksidasi dari Mn adalah +4. Dalam suasana basa kuat menghasilkan ion manganat yang berwarna hijau (MnO42-) dengan bilangan oksidasi dari Mn adalah +6. Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
Dalam suasana asam: MnO4- + H+ + 5e Mn2+ + H2O
Dalam suasana sedikit basa: MnO4- + 2H2O + 3e MnO2 + OH
2.3 Reaksi Klopidogrel dengan Kalium Permanganat
2.3.1 Reaksi Klopidogrel dengan Kalium Permanganat dalam Suasana Asam
Menurut Ismail (2012), reaksi klopidogrel dengan kalium permanganat
dalam suasana asam adalah:
2.3.2 Reaksi Klopidogrel dengan Kalium Permanganat dalam Suasana Basa
Menurut Ismail (2012), reaksi klopidogrel dengan kalium permanganat
dalam suasana basa adalah:
C
2.4 Spektrofotometri Ultraviolet-Visibel
kuantitatif. Spektrofotometer ultraviolet-visibel biasanya digunakan pada molekul dan ion organik atau kompleks di dalam larutan. Sinar ultraviolet berada pada panjang gelombang 200-400 nm, sedangkan sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-800 nm (Dachriyanus, 2004; Satiadarma, dkk, 2004).
Menurut Gandjar dan Rohman (2007), ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam analisis dengan metode spektrofotometri UV-Visibel terutama
untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan
spektrofotometri visibel karena senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu
menjadi senyawa yang berwarna. Berikut adalah tahapan yang harus diperhatikan:
a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Visibel
Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang akan dianalisis tidak menyerap
pada daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi
senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu.
b. Waktu operasional (operating time)
Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan
warna. Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil.
Operating time ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu
pengukuran dengan absorbansi larutan.
c. Pemilihan panjang gelombang
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah
panjang gelombang yang memiliki absorbansi maksimal. Untuk memilih
panjang gelombang maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan
d. Pembuatan kurva baku
Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai
konsentrasi, lalu diukur dan dibuat kurva yang memberikan hubungan
antara absorbansi (y) dan konsentrasi (x). Bila hukum Lambert-Beer
terpenuhi, maka kurva baku akan berupa garis lurus.
e. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan
Absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2
sampai 0,8 atau 15-70% jika dibaca sebagai transmitan. Anjuran ini
berdasarkan anggapan bahwa kesalahan fotometrik adalah 0,005 atau 0,5%.
2.4.1 Aspek Kualitatif dan Kuantitatif Spektrofotometri UV-Visibel
2.4.1.1 Aspek Kualitatif
Data spektra UV-Visibel secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk
identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi, jika digabung dengan
cara lain seperti spektroskopi inframerah, resonansi magnet inti, dan spektroskopi
massa, maka dapat digunakan untuk maksud identifikasi/ analisis kualitatif
senyawa tersebut (Gandjar dan Rohman, 2007).
2.4.1.2 Aspek Kuantitatif
Fungsi utama dari spektrofotometri UV-Visibel adalah dalam hal analisis
kuantitatif. Apabila dalam radiasi spektrofotometer terdapat senyawa yang
mengabsorpsi radiasi, akan terjadi pengurangan kekuatan radiasi yang mencapai
detektor. Absorbansi yang merupakan parameter kekuatan energi radiasi khas
yang diabsorpsi oleh molekul, nilainya sebanding dengan banyaknya molekul
yang mengabsorpsi radiasi dan merupakan dasar analisis kuantitatif (Satiadarma,
2.4.2 Instrumen Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitans
atau absorbansi dari suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum ultraviolet
dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem dengan kemampuan menghasilkan sinar
monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm (Day dan
Underwood, 1986; Gandjar dan Rohman, 2007).
Unsur-unsur penting dari spektrofotometer terdiri dari:
1. Sumber cahaya
Lampu deutrium digunakan sebagai sumber cahaya yang memberikan radiasi
pada daerah ultraviolet, dan lampu halogen kuarsa atau lampu tungsten
digunakan sebagai sumber cahaya pada daerah sinar tampak (Gandjar dan
Rohman, 2007).
2. Monokromator
Monokromator digunakan untuk memisahkan panjang gelombang tertentu
dari spektrum yang diemisikan oleh sumber cahaya yang selanjutnya akan
dipilih oleh celah (slit). Monokromator berotasi sedemikian rupa sehingga
panjang gelombang pada rentang tertentu akan diteruskan menuju sampel
(Day dan Underwood, 1986; Gandjar dan Rohman, 2007).
3. Kuvet (sel)
Kuvet merupakan wadah untuk meletakkan sampel yang akan diuji. Kuvet
harus dapat meneruskan energi radiasi pada spektrum yang diinginkan. Kuvet
tidak dapat meneruskan radiasi pada panjang gelombang ultraviolet. Pada
umumnya kuvet yang digunakan adalah kuvet yang terbuat dari leburan silika
atau kuarsa dengan tebal kuvet sebesar 10 mm (Moffat, et al., 2011).
4. Detektor
Detektor berperan untuk memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai
panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi signal elektrik
yang akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk angka digital (Day
dan Underwood, 1986).
Diagram sederhana dari spektrofotometer UV-Visibel dapat dilihat pada
Gambar 2:
Gambar 2. Diagram skematik Spektrofotometer UV-Visibel (Watson, 1999).
2.5 Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004).
untuk mengatasi masalah analisis. Oleh karena itu, suatu metode harus divalidasi ketika:
− Metode baru dikembangkan untuk mengatasi masalah analisis tertentu
− Metode yang sudah baku direvisi untuk menyesuaikan perkembangan atau
karena munculnya suatu masalah yang mengarahkan bahwa metode baku tersebut harus direvisi
− Penjaminan mutu yang mengindikasikan bahwa metode baku telah berubah
seiring dengan berjalannya waktu
− Metode baku digunakan di laboratorium yang berbeda, dikerjakan oleh analis
yang berbeda, atau dikerjakan dengan alat yang berbeda
− Untuk mendemonstrasikan kesetaraan antar 2 metode seperti antara metode
baru dan metode baku.
Adapun karakteristik dalam validasi menurut United States Pharmacopeia (USP) (2007), yaitu kecermatan (accuracy), keseksamaan (precision), spesifitas, batas deteksi, batas kuantitasi, linieritas, rentang, dan kekuatan (robustness). 2.5.1 Kecermatan (accuracy)
2.5.2 Keseksamaan (precision)
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen (USP, 2007).
2.5.3 Spesifitas
Spesifisitas suatu metode adalah kemampuan untuk mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel. Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derajat penyimpangan (degree of bias) metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan (Harmita, 2004).
2.5.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantitasi. Batas kuantitasi adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi eksperimental yang digunakan (USP, 2007).
2.5.5 Linieritas dan Rentang
dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat diterima (USP, 2007).
2.5.6 Kekuatan (robustness)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dari bulan Maret 2013 - Juni 2013.
3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat-Alat
Alat-alat yang digunakan adalah alat gelas, spektrofotometer UV-Visible (UV-1800, Shimadzu UV Spectrophotometer), dan neraca analitik (Boeco Germany).
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah kalium permanganat (E.Merck), asam klorida (HCl) 37% (E.Merck), akuades, klopidogrel bisulfat baku BPFI, tablet klopidogrel generik: Dexa Medica dan PT Hexpharm Jaya, dan tablet klopidogrel dengan nama dagang Vaclo® (Dexa Medica), Plavos® (Soho), dan Pidovix® (Lapi).
3.3 Pengambilan Sampel
Menurut Torbeck (2009), proses pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus:
n= √N+ 1 Keterangan: n = jumlah sampel yang diteliti
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan antara satu tempat dengan tempat yang lain karena sampel dianggap homogen.
3.4 Pembuatan Pereaksi
3.4.1 Pembuatan Larutan HCl 0,1 N
Diambil 8,5 ml asam klorida (HCl) 37% dan dipindahkan pelan-pelan ke dalam beaker glass yang berisi 500 ml akuades. Kemudian diaduk dengan batang pengaduk agar cairan bercampur dengan sempurna dan dicukupkan larutan dengan akuades sampai 1 liter (Ditjen POM, 1979).
3.4.2 Pembuatan Larutan KMnO4 0,05%
Ditimbang secara seksama 50 mg KMnO4 dan dilarutkan dalam 100 ml akuades (Anupama, et al., 2011).
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Klopidogrel Bisulfat
Ditimbang secara seksama 50 mg klopidogrel bisulfat BPFI, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dan dicukupkan volumenya dengan HCl 0,1 N hingga garis tanda. Diperoleh konsentrasi klopidogrel bisulfat pada Larutan Induk Baku (LIB) I adalah 1000 μg/ml.
3.5.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Dipipet 5 ml LIB II, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, lalu ditambahkan 2,5 ml larutan KMnO4 0,05% dan didiamkan selama 20 menit. Kemudian dicukupkan dengan HCl 0,1 N (konsentrasi 20 μg/ml) dan diukur serapan pada panjang gelombang 400-800 nm.
3.5.3 Penentuan Operating Time
Dipipet 5 ml LIB II, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, lalu ditambahkan 2,5 ml larutan KMnO4 0,05% dan didiamkan selama 20 menit. Kemudian dicukupkan dengan HCl 0,1 N (konsentrasi 20 μg/ml) dan diukur serapan pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh mulai menit ke 2 hingga menit ke 60 dengan interval 1 menit.
3.5.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi
Dipipet LIB II masing-masing 1,25 ; 2,5 ; 3,75 ; 5 ; 6,25 ; 7,5 ; 8,75 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, lalu ditambahkan 2,5 ml larutan KMnO4 0,05% dan didiamkan selama 20 menit. Kemudian dicukupkan dengan HCl 0,1 N (konsentrasi 5 ; 10 ; 15 ; 20 ; 25 ; 30 ; 35 μg/ml) dan diukur serapan pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh dan pada operating time yang telah ditentukan.
3.5.5 Penentuan Kadar Klopidogrel dalam Sediaan Tablet
25 ml dan dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda (konsentrasi 100
μg/ml). Kemudian diambil 5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan
ditambahkan 2,5 ml larutan KMnO4 0,05% dan didiamkan selama 20 menit. Kemudian dicukupkan dengan HCl 0,1 N hingga garis tanda (20 μg/ml) dan diukur serapan pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh dan pada operating time yang telah ditentukan.
3.5.6 Uji Validasi dengan Parameter Akurasi, Presisi, Batas Deteksi, dan Batas Kuantitasi
3.5.6.1Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali (% Recovery)
Uji akurasi dilakukan dengan penambahan baku (Standard Addition Method) yaitu dengan membuat 3 konsentrasi analit sampel dengan rentang spesifik 80, 100, dan 120%, masing-masing dilakukan sebanyak tiga kali replikasi. Setiap rentang spesifik mengandung 70% analit sampel dan 30% baku pembanding, kemudian dianalisa dengan perlakuan yang sama seperti penetapan kadar sampel.
Menurut Harmita (2004), persen perolehan kembali (% recovery) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
% recovery = A - B
C ×100% Keterangan :
A = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku B = konsentrasi sampel sebelum penambahan baku
C = konsentrasi baku yang ditambahkan
3.5.6.2Uji Presisi
RSD = SD
X� × 100% Keterangan :
RSD = Relative Standard Deviasi SD = Standard Deviasi
�� = kadar rata-rata klopidogrel dalam sampel
3.5.6.3Penentuan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)
Menurut Harmita (2004), untuk menentukan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) dapat digunakan rumus:
Sy/x =�(Y - Yi)
Sy/x = Simpangan Baku Residual LOD = Batas Deteksi
LOQ = Batas Kuantitasi
3.5.7 Analisis Data Secara Statistik
Kadar klopidogrel yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing larutan sampel dianalisis secara statistik. Menurut Gandjar dan Rohman (2007), standar deviasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
SD=�∑(Xi -X�) n - 1
Keterangan : Xi = Kadar sampel
Untuk mengetahui apakah data diterima atau ditolak digunakan rumus:
thitung= Xi -X� SD ⁄√n
Dasar penolakan data jika thitung ≥ ttabel dan bila thitung negatif, data ditolak jika thitung ≤ - ttabel
Untuk menentukan kadar klopidogrel di dalam sampel dengan taraf kepercayaan 99%, α = 0,01, dk = n-1, dapat digunakan rumus:
µ = X� ± t�1-1 2⁄ α� ; dk × SD / √n
Keterangan :
μ = Interval Kepercayaan
X� = Kadar Rata-Rata dalam Sampel t = Harga t tabel sesuai dengan dk = n-1 SD = Standar Deviasi
dk = Derajat Kebebasan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometri sinar tampak, menggunakan kalium permanganat sebagai pereaksi warna dan aquadest sebagai pelarut (Anupama, et al., 2011). Namun dalam penelitian ini, pelarut yang digunakan adalah HCl 0,1 N. Hal ini disebabkan karena dari hasil orientasi menggunakan aquadest sebagai pelarut memberikan larutan yang keruh.
4.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Gambar 3. Kurva Serapan Kalium Permanganat dengan Penambahan Klopidogrel Bisulfat BPFI konsentrasi 20 µg/ml
Tabel 1. Data Absorbansi dari Kurva Serapan Maksimum No. Panjang Gelombang Absorbansi
1 545,00 0,426
2 525,00 0,426
4.2 Penentuan Operating Time
Untuk menentukan operating time kalium permanganat dengan adanya penambahan klopidogrel bisulfat, digunakan larutan standar klopidogrel bisulfat 20 µg/ml dan diukur absorbansi dari kalium permanganat pada panjang gelombang 545 nm dari menit ke-2 hingga menit ke-60. Data dapat dilihat pada Lampiran 1.
Dari data waktu kerja, tidak diperoleh data yang mempunyai kesamaan 3 angka desimal. Sehingga dalam hal ini yang diambil sebagai waktu kerja adalah data yang mempunyai kesamaan angka 2 angka desimal. Dari data yang diperoleh, waktu pengukuran yang stabil dimulai dari menit ke-8 hingga menit ke-11.
4.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi
Penentuan linieritas kurva kalibrasi kalium permanganat dalam pelarut HCl 0,1 N dengan penambahan klopidogrel bisulfat pada konsentrasi 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35 µg/ml dan diukur pada panjang gelombang maksimum 545 nm dengan menggunakan pereaksi warna KMnO4 0,05% sebagai blanko dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 4. Perhitungan dapat dilihat dalam Lampiran 2.
Tabel 2. Data Kurva Kalibrasi Kalium Permanganat dengan Penambahan Klopidogrel Bisulfat
Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi klopidogrel (X), semakin kecil absorbansi yang dihasilkan (Y), sehingga menghasilkan kurva kalibrasi dengan slope negatif. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan intensitas warna dengan penambahan klopidogrel. Klopidogrel bersifat sebagai reduktor, sehingga klopidogrel dapat mereduksi kalium permanganat yang bersifat oksidator kuat, menyebabkan penurunan intensitas warna dari kalium permanganat. Semakin tinggi konsentrasi klopidogrel yang diberikan, semakin besar jumlah kalium permanganat yang tereduksi, sehingga intensitas warna dari kalium permanganat semakin menurun.
Pembuatan kurva kalium permanganat dilakukan pada 7 konsentrasi berbeda yang menghasilkan absorbansi pada rentang 0,2-0,6. Kemudian dilakukan plot terhadap konsentrasi dan absorbansi tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan yang linier antara konsentrasi dan penurunan serapan dengan koefisien korelasi (r) = -0,9998 dan persamaan regresi Y = -0,01353X + 0,7454. Tanda negatif dari koefisien korelasi (r) menunjukkan bahwa dengan adanya peningkatan konsentrasi dari klopidogrel bisulfat (X), maka absorbansi kalium
permanganat (Y) menurun. Kriteria penerimaan untuk korelasi adalah r ≥ 0,995 (Moffat, et al., 2011).
4.4 Penentuan Kadar Klopidogrel dalam Sediaan Tablet
Tablet klopidogrel merupakan tablet salut selaput, sehingga sebelum dilakukan penentuan kadar klopidogrel dalam tablet, tablet terlebih dahulu dipisahkan dari salut selaput yang melapisinya. Hasil penentuan kadar klopidogrel dalam sediaan tablet dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kadar Rata-Rata Klopidogrel dalam Sediaan Tablet
No Nama Sediaan 1 Clopidogrel Generik Dexa Medica 98,57 98,57 ± 1,40 2 Clopidogrel Generik PT Hexpharm Jaya 99,26 99,13 ± 0,41
3 Vaclo® 101,51 101,32 ± 0,78
4 Plavos® 100,95 101,30 ± 1,14
5 Pidovix® 100,04 100,04 ± 1,88
Dari Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa klopidogrel dalam sediaan tablet generik dan nama dagang yang diperiksa memenuhi persyaratan yang tertera dalam United States Pharmacopeia edisi ke-32 tahun 2008 yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
4.5 Uji Validasi Metode
perolehan kembali dilakukan dengan membuat konsentrasi analit dengan rentang spesifik 80%, 100%, dan 120% masing-masing dengan 3 replikasi dan setiap rentang spesifik mengandung 70% analit dan 30% baku pembanding. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Data Hasil Uji Validasi Metode dengan Parameter Akurasi, Presisi, Batas Deteksi (LOD), dan Batas Kuantitasi (LOQ) pada Tablet Klopidogrel Generik (PT Dexa Medica)
Berdasarkan Tabel 4 diatas, persen perolehan kembali (% recovery) rata-rata sebesar 100,29%. Persen perolehan ini dapat diterima karena memenuhi syarat akurasi dimana rentang persen perolehan kembali adalah 98-102% (Harmita, 2004). Sedangkan dari hasil uji presisi dengan parameter relatif standar deviasi (RSD) adalah 1,02%. Nilai RSD yang diizinkan adalah ≤ 2% (Harmita, 2004). Maka dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan mempunyai akurasi dan presisi yang baik. Batas deteksi (LOD) yang diperoleh dari penelitian ini adalah 0,842 µg/ml dan batas kuantitasi (LOQ) adalah 2,809 µg/ml.
No Konsentrasi (%) Persen Perolehan (%)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Metode spektrofotometri sinar tampak dengan pereaksi kalium permanganat
dalam suasana asam dapat diterapkan untuk menentukan kadar klopidogrel dalam sediaan tablet, dan memenuhi syarat validasi.
2. Semua tablet yang diperiksa memenuhi persyaratan sesuai yang tertera pada United States Pharmacopeia (USP) edisi ke 32 tahun 2008.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2013). Potassium Permanganate.
http://en.wikipedia.org/wiki/Potassium_permanganate. Diakses pada tanggal 27 Juli 2013.
Anupama, B., Jagathi, V., Aparna, A., Madhubabu, M., Lakshmi, V., dan Annapurna. (2011). Assay of Clopidogrel by Visible Spectrophotometry. International Journal of Pharma and Bio Science. 2(2): 105-108.
Dachriyanus. (2004). Analisa Struktur Senyawa Organik secara Spektroskopi. Padang: Andalas University Press. Halaman 1.
Day, R.A., dan Underwood, A.L. (1986). Quantitative Analysis. Edisi ke-5. New Jersey: Prentice-Hall. Halaman 433, 434.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 744.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A. (2007). Kimia Analisis Farmasi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Halaman 23-25, 240, 252-253, 464, 470.
Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian. 1(3): 117-131.
Ismail. (2012). Pedoman Kuliah (Handout) Agonis dan Antagonis. Medan: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Jeffry, G.H., Bassett, J., Mendham, J., dan Denney, R.C. (1989). Vogel’s Textbook of Quantitative Analysis. Edisi ke-5. London: Longman Scientific & Technical. Halaman 368-369.
Kumar, J.V.S., Prasanthi, S., Guravaiah, M., dan Sekaran, C.B. (2012). Application of Potassium Permanganate to the Spectrophotometric Determination of Oseltamivir Phosphate in Bulk and Capsules. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research. 5(2): 19.
Lu, M.C., dan Lemke, T.L. (2008). Antithrombotic, Thrombolytics, Coagulants, and Plasma Extenders dalam buku Foye’s Principle of Medicinal Chemistry. Edisi ke-6. Editor: Lemke, T.L., William, D.A., Roche, V.F., dan Zito, S.W. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. Halaman 838-839.
Satiadarma, K., Mulia, H.M., Tjahjono, D.H., dan Kartasasmita, R.E. (2004). Azas Pengembangan Prosedur Analisis. Edisi Pertama. Surabaya: Airlangga University Press. Halaman 48, 49, 87, 90.
Skoog, D.A., West, D.M., Holler, F.J., dan Crouch, S.R. (2004). Fundamentals of Analytical Chemistry. Edisi ke-9. USA: Brooks/ Cole. Halaman 727.
Sweetman, S.C. (2009). Martindale The Complete Drug Reference. Edisi ke-36. London: Pharmaceutical Press. Halaman 1250-1251.
Torbeck, L.D. (2009). Statistical Solutions: Square Root of (N) + 1 Sampling Plan. Pharmaceutical Technology. 33(10):128.
USP. (2007). United States Pharmacopeia 30 - National Formulary 25. Electronic Version.
USP. (2008). The United States Pharmacopeia Convention. Edisi ke-32. United States Pharmacopeia. Halaman 144-145.
Watson, D.G. (1999). Pharmaceutical Analysis A Textbook for Pharmacy Student and Pharmaceutical Chemists. Sydney: Harcourt Publisher Limited. Halaman 80.
Lampiran 1. Data Pengukuran Operating Time Kalium Permanganat dengan Penambahan Klopidogrel Bisulfat
Waktu (menit) Absorbansi
Lampiran 2. Perhitungan Persamaan Regresi Kalium Permanganat dengan Penambahan Klopidogrel Bisulfat
No Konsentrasi (X)
Persamaan Kurva Kalibrasi : y = -0,01353x + 0,7454
r = ΣXY-(ΣX)(ΣY)/ n
��ΣX2- (ΣX)2/ n��ΣY2- (ΣY)2/ n�
r = 57-(140)(4,069)/ 8
��3500- (140)2/ 8��2,261917- (4,069)2/ 8�
Lampiran 3. Contoh Perhitungan Penimbangan Sampel Berat 20 tablet = 4,6650 gram
Tiap tablet salut selaput mengandung klopidogrel bisulfat setara dengan 75 mg klopidogrel base
Mr Klopidogrel Bisulfat = 419,9 Mr Klopidogrel = 321,8
Kandungan Klopidogrel Bisulfat dalam tablet = 419,9
321,8 × 75 = 97,86 mg
Dibuat larutan uji dengan konsentrasi 20 µg/ml
Ditimbang serbuk setara dengan 50 mg klopidogrel bisulfat, maka berat sampel yang ditimbang adalah
Berat penimbangan sampel= 50 mg
20 ×97,86 mg × 4665,0 mg = 119,1 mg
Sampel yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, lalu dilarutkan dengan pelarut HCl 0,1 N dan dicukupkan sampai garis tanda dengan HCl 0,1N
Kadar Larutan Uji = 50 mg 50 ml =
50.000 µg
50 ml = 1000 µg/ml
Kemudian dipipet 2,5 ml larutan uji, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml dan dicukupkan sampai garis tanda dengan HCl 0,1N
Kadar Larutan Uji = 2,5 ml × 1000 µg
25 ml =100 µg/ml
Kemudian dipipet 5,0 ml larutan uji, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml dan ditambahkan 2,5 ml KMnO4 0,05%, lalu didiamkan selama 20 menit dan dicukupkan dengan HCl 0,1N hingga batas tanda.
Kadar Larutan Uji = 5 ml × 100 µg
Lampiran 4. Perhitungan Statistik kadar Klopidogrel Bisulfat dalam Tablet Klopidogrel Generik Dexa Medica
No Kadar (X) (%) X-X� (X-X�)2 distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321
Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel Jadi kadar sebenarnya terletak diantara :
µ = X� ± t�1-1 2⁄ α� ; dk × SD / √n
Lampiran 5. Perhitungan Statistik kadar Klopidogrel Bisulfat dalam Tablet Klopidogrel Generik PT Hexpharm Jaya
No Kadar (X) (%) X-X� (X-X�)2
1 99,93 0,67 0,4489
2 99,31 0,05 0,0025
3 99,23 -0,03 0,0009
4 99,26 0,00 0,000
5 98,86 -0,40 0,16
6 98,97 -0,29 0,0841
X� = 99,26 Ʃ = 0,6964
SD = �∑(X-X�)
2
n-1 = � 0,6964
5 = 0,3732
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01 ; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321
Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel
t = X-X� SD⁄√n
t hitung 1 : 0,67 / 0,1524 = 4,3963 (data ditolak) t hitung 2 : 0,05 / 0,1524 = 0,3281
t hitung 3 : -0,03 / 0,1524 = 0,1969 t hitung 4 : 0 / 0,1524 = 0,0000 t hitung 5 : -0,4 / 0,1524 = -2,6247 t hitung 6 : -0,29 / 0,1524 = -1,9029
No Kadar (X) (%) X-X� (X-X�)2
1 99,31 0,18 0,0324
2 99,23 0,1 0,01
3 99,26 0,13 0,0169
4 98,86 -0,27 0,0729
5 98,97 -0,16 0,0256
X� = 99,13 Ʃ = 0,1578
SD = �∑(X-X�)
2
n-1 = � 0,1578
4 = 0,1986
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01 ; n = 5, dk = 4, dari daftar tabel distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,6040
Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel
t = X-X� SD⁄√n
t hitung 1 : 0,18 / 0,0888 = 2,0270 t hitung 2 : 0,1 / 0,0888 = 1,1261 t hitung 3 : 0,13 / 0,0888 = 1,4640 t hitung 4 : -0,27 / 0,0888 = -3,0405
t hitung 5 : -0,16 / 0,0888 = -1,0818 (semua data diterima) Jadi kadar sebenarnya terletak diantara :
µ = X� ± t�1-1 2⁄ α� ; dk × SD / √n
Lampiran 6. Perhitungan Statistik kadar Klopidogrel Bisulfat dalam Tablet Vaclo (Dexa Medica)
No Kadar (X) (%) X-X� (X-X�)2
1 101,18 -0,33 0,1089
2 101,11 -0,4 0,16
3 101,95 0,44 0,1936
4 101,38 -0,13 0,0169
5 100,99 -0,52 0,2704
6 102,47 0,96 0,9216
X� = 101,51 Ʃ = 1,6714
SD = �∑(X-X�)
2
n-1 = � 1,6714
5 = 0,5782
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01 ; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321
Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel
t = X-X� SD⁄√n
t hitung 1 : -0,33 / 0,2360 = -1,3983 t hitung 2 : -0,4 / 0,2360 = -1,6949 t hitung 3 : 0,44 / 0,2360 = 1,8644 t hitung 4 : -0,13 / 0,2360 = -0,5508 t hitung 5 : -0,52 / 0,2360 = -2,2034
t hitung 6 : 0,96 / 0,2360 = 4,0678 (data ditolak)
No Kadar (X) (%) X-X� (X-X�)2
1 101,18 -0,14 0,0196
2 101,11 -0,21 0,0441
3 101,95 0,63 0,3969
4 101,38 0,06 0,0036
5 100,99 -0,33 0,1089
X� = 101,32 Ʃ = 0,5731
SD = �∑(X-X�)
2
n-1 = � 0,5731
4 = 0,3785
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01 ; n = 5, dk = 4, dari daftar tabel distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,6040
Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel
t = X-X� SD⁄√n
t hitung 1 : -0,14 / 0,1693 = -0,8269 t hitung 2 : -0,21 / 0,1693 = -1,2404 t hitung 3 : 0,63 / 0,1693 = 3,7212 t hitung 4 : 0,06 / 0,1693 = 0,3544
t hitung 5 : -0,33 / 0,1693 = -1,9492 (semua data diterima) Jadi kadar sebenarnya terletak diantara :
µ = X� ± t�1-1 2⁄ α� ; dk × SD / √n
Lampiran 7. Perhitungan Statistik kadar Klopidogrel Bisulfat dalam Tablet Plavos (Soho)
No Kadar (X) (%) X-X� (X-X�)2
1 101,36 0,41 0,1681
2 101,78 0,83 0,6889
3 101,31 0,36 0,1296
4 99,18 -1,77 3,1329
5 100,38 -0,57 0,3249
6 101,68 0,73 0,5329
X� = 100,95 Ʃ = 4,9773
SD = �∑(X-X�)
2
n-1 = � 4,9773
5 = 0,9977
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01 ; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321
Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel
t = X-X� SD⁄√n
t hitung 1 : 0,41 / 0,4073 = 1,0066 t hitung 2 : 0,83 / 0,4073 = 2,0378 t hitung 3 : 0,36 / 0,4073 = 0,8839
t hitung 4 : -1,77 / 0,4073 = -4,3457 (data ditolak) t hitung 5 : -0,57 / 0,4073 = -1,3995
t hitung 6 : 0,73 / 0,4073 = 1,7923
No Kadar (X) (%) X-X� (X-X�)2
1 101,36 0,06 0,0036
2 101,78 0,48 0,2304
3 101,31 0,01 0,0001
4 100,38 -0,92 0,8464
5 101,68 0,38 0,1444
X� = 101,30 Ʃ = 1,2249
SD = �∑(X-X�)
2
n-1 = � 1,2249
4 = 0,5534
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01 ; n = 5, dk = 4, dari daftar tabel distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,6040
Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel
t = X-X� SD⁄√n
t hitung 1 : 0,06 / 0,2259 = 0,2656 t hitung 2 : 0,48 / 0,2259 = 2,1248 t hitung 3 : 0,01 / 0,2259 = 0,0443 t hitung 4 : -0,92 / 0,2259 = -4,0726
t hitung 5 : 0,38 / 0,2259 = 1,6822 (semua data diterima) Jadi kadar sebenarnya terletak diantara :
µ = X� ± t�1-1 2⁄ α� ; dk × SD / √n
Lampiran 8. Perhitungan Statistik kadar Klopidogrel Bisulfat dalam Tablet distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321
Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel Jadi kadar sebenarnya terletak diantara :
µ = X� ± t�1-1 2⁄ α� ; dk × SD / √n
Lampiran 9. Data Kadar Klopidogrel dalam Sediaan Tablet
(mg) Absorbansi
Kons.
Kadar Rata-Rata (%) Standard Deviasi
Kadar Rata-Rata (%) Standard Deviasi Kadar Sebenarnya (%)
99,26
Kadar Rata-Rata (%) Standard Deviasi Kadar Sebenarnya (%)
101,51
Kadar Rata-Rata (%) Standard Deviasi Kadar Sebenarnya (%)
100,95
Kadar Rata-Rata (%) Standard Deviasi Kadar Sebenarnya (%)
Lampiran 10. Perhitungan Persentase (%) Perolehan Kembali Berat 20 tablet = 4665,0 mg
Berat 1 tablet = 233,25 mg Kandungan Zat Berkhasiat = 97,86 mg Perolehan 80% Serbuk yang ditimbang setara dengan 28 mg
= 28mg Serbuk yang ditimbang setara dengan 35 mg
= 35mg
20 × 97,86mg × 4665,0 mg = 83,4 mg Baku 30%
= 30
Perolehan 120%
= 120
100 × 50 mg = 60 mg Analit 70%
= 70
100 × 60 mg = 42 mg Serbuk yang ditimbang setara dengan 42 mg
= 42mg
20 × 97,86mg × 4665,0 mg = 100,1 mg Baku 30%
= 30
Lampiran 11. Data Hasil Uji Validasi Metode dengan Parameter Akurasi, Presisi, Batas Deteksi (LOD), dan Batas Kuantitasi (LOQ) pada Tablet Klopidogrel Generik (PT Dexa Medica)
No Konsentrasi (%)
Absorbansi Konsentrasi
Analit yang Relatif Standar Deviasi Batas Deteksi (LOD) Batas Kuantitasi (LOQ)
Lampiran 12. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Persamaan Regresi : y = -0,01353x + 0,7454
Lampiran 16. Tablet Klopidogrel yang Digunakan
Gambar 5. Tablet Klopidogrel Generik
Lampiran 17. Data Spesifikasi Sampel 1. Tablet Clopidogrel
Komposisi : Tiap kaplet salut selaput mengandung clopidogrel bisulfat 97,9 mg setara dengan clopidogrel basa 75 mg
No. Batch : 429011
Produsen : PT Hexpharm Jaya No. Pendaftaran : GKL 1008516509A1 Tanggal Kadaluarsa : September 2014 2. Tablet Clopidogrel
Komposisi : Tiap tablet salut selaput mengandung klopidogrel bisulfat setara dengan klopidogrel basa 75 mg
No. Batch : 4307152
Produsen : PT Dexa Medica No. Pendaftaran : GKL 0905044017A1 Tanggal Kadaluarsa : Juli 14
3. Pidovix®
Komposisi : Tiap tablet salut selaput mengandung 98 mg clopidogrel bisulfate (setara dengan 75 mg clopidogrel basa)
No. Batch : P8022
Produsen : PT Lapi Laboratories No. Pendaftaran : DKL 0913315117A1 Tanggal Kadaluarsa : Juni 15
4. Plavos®
Komposisi : Tiap tablet salut selaput mengandung clopidogrel bisulfate yang setara dengan clopidogrel 75 mg No. Batch : 12L0280
Produsen : PT Soho Industri Farmasi No. Pendaftaran : DKL 1024227717A1 Tanggal Kadaluarsa : Desember 14
5. Vaclo®
Komposisi : Tiap tablet salut selaput mengandung clopidogrel bisulfate setara dengan clopidogrel 75 mg
No. Batch : 4310240
Lampiran 18. Alat Spektrofotometer UV-Visibel