• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Paliatif pada Pasien dengan Kondisi Terminal di RSUD Kabupaten Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Paliatif pada Pasien dengan Kondisi Terminal di RSUD Kabupaten Bekasi"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PERAWATAN PALIATIF PADA PASIEN DENGAN

KONDISI TERMINAL dI RSUD KABUPATEN

BEKASI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

ANDRY SEPTIAN SULAEMAN

NIM: 1110104000012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Strata 1 Keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya catumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan asli karya saya sendiri atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2016

(3)

Undergraduate Thesis, June 2016

Andry Septian Sulaiman, NIM: 1110104000012

Overview Knowledge About Nurse Palliative Care in Patients with Terminal Conditions in Bekasi District Hospital

xvii + 60 pages + jjj chart table + 0 + 6 attachments

ABSTRACT

(4)

iii

Skripsi, juni 2016

Andry Septian Sulaeman, NIM : 1110104000012

Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Paliatif pada Pasien dengan Kondisi Terminal di RSUD Kabupaten Bekasi

xvii + 50 halaman + 5 tabel + 3 bagan + 4 lampiran

ABSTRAK

Perawatan paliatif adalah perawatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan kondisi terminal hingga akhir hayatnya dengan cara memaksimalkan kualiatas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif di RSUD Kabupaten Bekasi. Sampel penelitian adalah perawat yang bekerja di ruang, ICU, NICU, dan Haemodalisa dengan total 41 responden didapat dengan teknik nonprobality sampling dengan sampel jenuh (total sampling). Desain yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuisioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif adalah cukup 36 orang (87.8%), baik 3 orang 7.3% dan kurang 2 orang 4.9%. berdasarkan pengertian perawatan paliatif baik 12 orang (29.3%) cukup 17 orang (41.5%) kurang 12 orang (29.3%), prinsip dasar perawatan paliatif baik 11 orang (26.8%) cukup 13 orang (31.7%), kurang 17 orang (41.5%). Tujuan perawatan paliatif baik 11 orang (26.8%), cukup 2 orang (4.9%), kurang 28 orang (68.3%). Ruang lingkup baik 13 orang (31,7%), cukup 13 orang (31.7%), kurang 15 orang (36.6%). Tim dan tempat perawatan paliatif baik 1 orang (2.4%), cukup 34 orang (82.9%), kurang 6 orang (14.6%). Dari hasil penelitian banyak perawat yang berpengetahuan cukup tentang perawatan paliatif, maka dari itu perlu adanya pelatihan yang mendalam tentang perawatan paliatif melalui instansi Rumah Sakit terkait.

(5)
(6)
(7)
(8)

Nama : ANDRY SEPTIAN SULAEMAN

Tempat tanggal lahir: Bekasi, 25 November 1991 Agama : Islam

Status : Belum menikah

Alamat : Kp, Rumbia RT/RW : 01/01, Desa: Karangreja, Kecamatan: Pebayuran Kabupaten: Bekasi, Kode Pos :17710

HP : 085693991230

E-mai : andryseptian66@gmail.com

Fakultas/jurusan : Fakultas Kedoktesan dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. SDN Kertasari 03 pebayuran 1998 – 2004

2. SMP – IT AL-BINAA 2004 – 2007

3. SMAN 1 SUKATANI 2007 – 2010

(9)

iii

هتاكربو ه ةمحرو كي ع اسلا

Puji syukur kehadirat Al-Qowy, Dzat yang selalu memberikan rahmat, hidayah, dan kekuatan kepada penulis, karena hanya dengan izin-Nya penyusunan skripsi yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Perawatan Paliatif pada Perawat

dengan Pasien Kondisi Terminal di RSUD Kabupaten Bekasi” dapat diselesaikan. Sholawat serta salam selau tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini ikhtiar dan doa jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan yang mesti diperbaiki, baik dari segi isi maupun metodologi. Oleh karena itu segala masukan dan saran yang membangun mengenai tulisan ini sangat penulis harapkan.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan, dorongan, dan do’a serta kerjasama. Penulis menyadari tidak

akan mampu untuk membalasnya, hanya doa yang bisa penulis ucapkan untuk membalas jasa-jasa pihak yang membantu dalam melaksanakan penulisan skripsi ini terkhususan kepada:

(10)

iv

3. Ibu Maulina Handayani, S.kp.,MSc selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Ernawati, S.kp. M.Kep. Sp. KMB dan Pak Karyadi M.kep., PhD selaku dosen pembimbing skripsi yang meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan arahan, saran, dan perbaikan serta motivasi kepada penulis selama perkulihan hingga penulisan skripsi ini

5. Seluruh Dosen dan Staf FKIK yang telah memberikan banyak kemudahan dalam proses birokrasi dan penyelesaian skripsi ini

6. Kepada Ayahanda Naman Sulaeman dan Ibunda Sumarni yang saya cintai yang selalu mendukung dan mendoakan serta memberikan suntikan motivasi dalam proses pembuatan skripsi ini, adik-adikku Angga Ramadhan dan Ririn Novita Dewi yang selalu membuat saya tersenyum.

7. Kepada seluruh Keluarga PSIK, Kakak-Kakak, Adik-Adik, khususnya teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan angakatan 2010, Syahir, Ivan, Ilham, Yoga, Koyin yang telah membantu, memotivasi untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini

8. Perawat ruang ICU, NICU, dan Haemodalisa RSUD Kabupaten Bekasi yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu dalam penulisan skripsi ini. 9. Perawat Rs. Annisa Cikarang yang bersedia menerima dan membimbing saya

(11)

iii

Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, namun penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya

هتاكربو ه ةمحرو كي ع اسلاو

Ciputat, Juni 2016

(12)

xii

3. Bagi Perkembangan Institusi Keparawatan...5

(13)

xiii

3. Tujuan Perawatan Paliatif...12

4. Tim dan Tempat Perawatan Paliatif...18

5. Ruang Lingkup Kegiatan Perawatan Paliatif...20

E. Penyakit Terminal...21

F. Peneltian Terkait...21

BAB III KERANGKA KONSEP dan DEFENISI OPERASIONAL...24

A. Kerangka Konsep...24

B. Defenisi Operasional...25

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN...26

A. Desain Penelitian...26

B. Waktu dan Lokasi Penelitian...26

C. Populasi dan Sampel...26

H. Rencana Uji Validitas dan Realibilitas...31

1. Uji Validitas...31

2. Uji Realibilitas...33

I. Pengolahan Data...33

J. Analisa Data...35

BAB V HASIL PENELITIAN...36

A. Profil RSUD Kabupaten Bekasi...36

1. Gambaran Umum RSUD Kabupaten Bekasi...36

2. Visi, Misi, Moto dan Value dan Falsafah RSUD Kabupaten Bekasi...38

B. Karekteristik Responden...39

1. Jenis Kelamin...40

2. Pendidikan Terakhir...40

3. Lama Bekerja...40

C. Gambaran Pengetahuan Perawat tentang Perawatan Paliatif...41

BAB VI PEMBAHASAN...43

(14)

xiv

3. Prinsip Dasar Perawatan Paliatif...47

4. Ruang Lingkup Perawatan Paliatif...47

5. Tim dan Tempat Perawatan Paliatif...48

C. Keterbatasan Penelitian...48

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN...49

A. Kesimpulan...49

B. Saran...50

1. Bagi Institusi Keperawatan...50

2. Bagi Perawat...50

3. Bagi Peneliti Selanjutnya...50

4. Bagi Rumah Sakit...50

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

(15)

Lampiran Surat Keterangan Lampiran Informed Consent Lampiran Kuesioner Penelitian Lampiran Uji Validitas dan Reabilitas

(16)

1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keadaan terminal adalah keadaan dimana suatu penyakit sudah tidak bisa disembuhkan lagi dan akhir dari semuanya atau sudah mendekati kematian. Kematian merupakan bagian alami dari proses kehidupan makhluk hidup (Brunner dan Suddarth, 2002). Pasien dengan kondisi terminal membutuhkan perawatan paliatif dengan pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga (KEMENKES, 2007). Masalah kondisi terminal berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain fisik, psikososial dan spiritual (KEMENKES, 2007)

(17)

Badan internasional yang diterbitkan di Swedia pada tahun 2006 mencatat bahwa kurangnya pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif ini disebabkan kurangnya sumber daya yang mendukung, 47% kematian pasien dengan penyakit terminal meninggal di rumah sakit, 42% di rumah pelayanan paliatif, dan 9% perawatan di rumah (Axelsson, 2011).

Menurut KEMENKES (2007) perawatan Rumah Sakit di Indonesia yang memberikan perawatan paliatif masih terbatas, yaitu hanya 5 kota besar, di antaranya Jakarta (RSCM & RS Kanker Dharmais), Yogyakarta (RS Dr. Sardjito), Makasar (RS Wahidin Sudirohusodo), Surabaya (RSUD Dr. Soetomo) dan Denpasar (RS Sanglah). Ditinjau dari besarnya kebutuhan pasien, jumlah dokter yang mampu memberikan pelayanan paliatif juga masih terbatas. Keadaaan sarana pelayanan perawatan paliatif di Indonesia masih belum merata sedangkan pasien memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu, komprehensif dan holistik, maka diperlukan kebijakan perawatan paliatif di Indonesia yang memberikan arah bagi sarana pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan perawatan paliatif.

(18)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar oleh Pradana, 2012 diperoleh data bahwa perawatan paliatif baru mulai diberikan pada pasien dengan kondisi terminal yang akan segera meninggal. Hal ini dikarenakan keterbatasan sumber daya dari tim perawatan paliatif. Sejalan dengan sember daya perawat yang sedikit mengetahui tentang perawatan paliatif menyebabkan perawat sering sekali merasa ketakutan, frustasi, sedih dan kehilangan harapan ketika perawat tidak mampu memberikan perawatan paliatif secara maksimal (David et al, (1996) dalam Ningsih (2011).

B. Rumusan Masalah

Perawatan paliatif di Indonesia sendiri masih kurang terkait dengan tantangan bagaimana tenaga kesehatan memandang persoalan kematian tersebut (Suherman, 2014). Rumah sakit yang menerapkan perawatan paliatif masih sangat terbatas yaitu hanya ada 5 rumah sakit yang ada di Indonesia (KEMENKES, 2007). Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan anak seperti penyakit yang memerlukan perawatan paliatif, disamping kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative, terutama pada pasien dengan keadaan stadium lanjut dimana prioritas pelayanan tidak hanya pada penyembuhan tetapi juga perawatan agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi pasien dan keluarganya (KEMENKES, 2007).

(19)

paliatif pada pasien terminal. Maka berdasarkan pemaparan diatas peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan perawatan paliatif pada perawat dengan pasien kondisi terminal di RSUD Kabupaten Bekasi. Alasan peneliti ingin meneliti di RSUD Kabupaten Bekasi, karena RSUD Kabupaten Bekasi adalah rumah sakit kelas C yang terbesar di wilayahnya dan memiliki ruang perawatan ICU, NICU, Haemodalisa dan belum ada penelitian sebelumnya di ruangan ICU, NICU dan Haemodalisa tentang perawatan paliatif.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran karakteristik perawat (usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan masa kerja) di RSUD Kabupaten Bekasi.

2. Bagaimana gambaran pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada pasien dengan kondisi terminal di RSUD Kabupaten Bekasi

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada pasien dengan kondisi terminal di RSUD Kabupaten Bekasi 2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi gambaran karakteristik perawat (usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan masa kerja) di Kabupaten Bekasi.

2. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada pasien dengan kondisi terminal di Kabupaten Bekasi. 3. Mengidentifikasi pengetahuan perawat tentang perawatan palitif yang

(20)

 Pengertian perawatan paliatif

 Prinsip dasar perawatan paliatif

 Tujuan perawatan paliatif

 Tim dan tempat perawatan paliatif

 Ruang linkup perawatan paliatif

E. Manfaat penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif di Rumah Sakit. 2. Bagi Perawat

Hasil penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang gambaran pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif di Rumah Sakit.

3. Bagi Perkembangan institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan, khususnya asuhan keperawatan dalam biadang perawatan paliatif di Rumah Sakit.

4. Bagi peneliti

(21)

F. Ruang Lingkup Penelitian

(22)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Hal ini terjadi melalui panca indra manusia, yaitu ilmu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003)

Pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif diperoleh dari pengalaman empiris dan dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam menyediakan, mengolah, menyajikan pelayanan perawatan paliatif pada pasien dengan kondisi terminal, oleh karenanya pengetahuan perawat terhadap perawatan paliatif sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya perawatan paliatif (Simanjuntak, 2007). Menurut Notoatmodjo, (2003), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni:

a. Tahu (Know).

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

(23)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application).

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real).

d. Analisis (Analysis).

Adalah kemampuan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya antara satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis).

Sintesis ditujukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dari formulasi-formulasi yang ada

f. Evaluasi (Evaluation).

Evaluasi ini berikatan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.Penilaian-penilaian itu suatu kriteria yang telah ada.

B. Pengetahuan Perawat

(24)

macam cara dan diharapkan dapat direflesikan dengan tepat dalam kenyataan, pengetahuan dalam ilmu keperawatan diperoleh melalui tradisi,

authority (ahli), meminjam (mengambil dari disiplin), trial and error

(percobaan dan kesalahan), pengalaman pribadi, role modeling and

mentorship, intuisi, pemikiran, dan penelitian.

C. Perawat

1. Pengertian

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Perawat (nurse) berasal dari kata nutrix

yang berarti merawat atau memelihara. Menurut kustanto (2003), perawat adalah (seseorang professional) yang mempunyai kemampuan tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan, dari beberapa teori keperawatan yang sudah ada dapat disimpulkan bahwa asuhan keperawatan adalah asuhan yang memenuhi kebutuhan manusia yang utuh dari fisik, biologis, psikososial, sosial dan spiritual yang tergantung dari lingkungan yang ada disekitar pasien yang membuat tingkah laku pasien dapat dilihat dan dinilai perubahannya (Kustanto, 2003). Menurut PPNI (2005) proses keperawatan dibagi menjadi dua aspek diantaranya:

(25)

Pelayanan asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan baik langsung atau tidak langsung diberikan kepada sistem klien di sarana dan tatanan kesehatan lainnya, dengan menggunakan pendekatan ilmiah keperawatan berdasarkan kode etik dan standar praktik keperawatan (PPNI, 2005). Asuhan keperawatan langsung adalah tindakan mandiri perawat, yaitu tindakan yang ditetapkan oleh perawat secara mandiri atas dasar justifikasi ilmiah keperawatan tidak langsung yaitu tindakan kolaborasi yang merupakan tindakan dari hasil konsultasi dengan profesi kesehatan lain dan atau didasarkan pada keputusan pengobatan oleh tim medik.

b. Praktik keperawatan

Perawat dalam melakukan berperan sebagai pelaksana keperawatan, pengelola keperawatan dan atau kesehatan, pendidik dan peneliti. Dalam melaksanakan tugasnya berfungsi secara mandiri dan kerjasama (kolaborasi). Praktik keperawatan diberikan melalaui asuhan keperawatan untuk klien, individu, masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan kompleks. Asuhan keperawatan dapat dilakukan melalui tindakan keperawatan mandiri dan atau kolaborasi dengan tim kesehatan dan atau dengan sektor terkait lain.

(26)

keperawatan, terapi komplementer, penyuluhan kesehatan, nasehat, konseling. Advokasi dan edukasi dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam upaya memandirikan klien serta mengatasi masalah kesehatan sesuai dengan program pemerintah.

D. Perawatan Paliatif

1. Pengertian

Pengertian dan arti kata Ungkapan “palliative” berasal dari bahasa latin yaitu “pallium” yang artinya adalah menutupi atau menyembunyikan.

Perawatan Paliatif ditujukan untuk menutupi atau menyembunyikan keluhan pasien dan memberikan kenyamanan ketika tujuan penatalaksanaan tidak mungkin disembuhkan (Muckaden 2011).

Perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan orang lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosis ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/berduka (Nendra et al., 2011), serta bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapai masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa (Kemenkes RI, 2007).

2. Prinsip Dasar Perawatan Paliatif

(27)

Commitee on Bioethic and Committee on Hospital Care (2000) dalam Ningsih (2011):

a. Menghormati serta menghargai pasien dan keluarganya

b. Kesempatan atau hak mendapatkan kepuasan dan perawatan paliatif yang pantas

c. Mendukung pemberi perawatan (caregiver)

d. Pengembangan profesi dan dukungan sosial untuk perawatan paliatif (Ningsih, 2011).

3. Tujuan

Tujuan akhir dari perawatan paliatif adalah mencegah dan mengurangi penderitaan serta memberikan bantuan untuk memperoleh kualitas kehidupan terbaik bagi pasien dan keluarga mereka tanpa memperhatikan stadium penyakit atau kebutuhan terapi lainnya, dengan demikian perawatan paliatif dapat diberikan secara bersamaan dengan perawatan yang memperpanjang/ mempertahankan kehidupan atau sebagai fokus keperawatan (Campbell, 2009).

Penilaian klinis pada pasien yang berbaring, terfokus untuk menentukan kebutuhan baik fisik, sosial, ataupun spiritual dan merencanakan kebutuhan klien dengan keluarga untuk mengatasi masalah yang teridentifikasi. Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, yang secara rinci tujuan utamanya adalah (Nendra et al., 2011):

(28)

b. Mendukung peningkatan akses ke perawatan paliatif dalam perawatan, dukungan, dan layanan pengobatan yang ada.

c. Menganjurkan untuk perawatan paliatif yang berkelanjutan dan holistik.

d. Meningkatkan akses terhadap obat-obatan dan komoditas penting dalam pearawatan paliatif.

e. Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan paliatif

Sedangkan menurrut Hudson & Bruce Aspek (2003) spiritual merupakan tujuan dari pelayanan perawatan paliatif yang bertujuan untuk membuat seseorang menjadi lebih tenang, berfikir positif senantiasa mengkreasikan hidup sejahtera. Beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan dramatis dalam agama dan keyakinan spiritual sebagai sumber kekuatan dan dukungan dalam penyakit fisik yang serius professional kesehatan memberikan perawatan medis dalam memenuhi kebutuhan spiritual dan keagamaan (Woodruff, 2004). Menurut Hudson dan Bruce (2003) spiritual dijadikan sebuah komponen penting dalam melaksanakan perawatan paliatif.

Spiritual menjadi hal yang paling penting bagi sebagian orang bahkan lebih dari interaksi sosial. Pada bagian ini perawat dan ahli spiritual yang mempunyai minat dalam keperawatan, dua profesi yang berbeda yang saling berkolaborasi sehingga menghasilkan sifat perawatan yang berfokus pada akhir kehidupan seseorang (Hudson dan Bruce, 2003).

(29)

(Hudson dan Bruce, 2003), menurut potter & perry (2005) banyak orang yang mengalami pertumbuhan spiritual ketika memasuki hubungan yang langgeng, penerimaan tentang diri yang didasarkan hubungan yang langgeng dengan yang maha agung. Penyakit dan kehilangan dapat mengancam dan menentang proses perkembangan spiritual.

Suatu pengkajian spiritual dimaksudkan untuk menilai apa yang menjadi kebutuhan pasien, dan kesadaran terhadap spiritual sering meningkat pada saat pasien belajar mengenai penyakit terminal. Salah satu alat untuk mengkaji spiritual memakai singkatan FICA (Faith (keyakinan) Important (makna atau pengaruh) Community (komunikasi) Address (aplikasi)) (Puchalski, 1999 dalam Campbell, 2009). Selain spiritual ada juga aspek hubungan dengan lingkungan yang ada di sekitar mencakup: a. Hubungan dengan pasien dan perawat

Saat ini di Rumah Sakit, pasien sering menemui kesulitan untuk memiliki perawat primer karena jadwal yang berubah-ubah. Pasien dengan penyakit terminal menghargai hubungan dengan klinisi, namun berbeda dengan beberapa perawat yang justru menghindari pasien dengan penyakit terminal karena takut untuk mengatakan atau melakukan hal yang salah (Campbell, 2009).

b. Hubungan social

(30)

meminta atau memberi maaf, atau memulihkan hubungan (Campbell,2009).

c. Peran keluarga

Ketika pasien sudah mendekati kematian, satu atau lebih anggota keluarga dapat berada di sisi pasien terus menerus, hal ini kadang-kadang disebut dengan “berjaga-jaga dengan kematian.”(Campbell, 2009).

Selain hal tersebut, aspek komunikasi menjadi hal yang penting dalam menghadapi pasien terminal (Hudson dan Bruce, 2003).Kemahiran berkomunikasi dalam perawatan paliatif sangat penting, yaitu bagaimana cara menyampaikan berita buruk (breaking bad news) mengenai vonis

mendekatnya kematian bagi penderita dan berikutnya kepada keluarga yang hampir pasti dalam keadaan emosional menjadi sangat penting. Kemahiran berkomunikasi tidak hanya antar anggota tim saja tetapi juga non medis misalnya ulama ataupun notaris dalam menuliskan surat wasiat (Mahajudin, 2008).

Komponen berkomunikasi dengan pasien paliatif ada lima konteks diantaranya, pengaturan ruang, bahasa tubuh, kontak mata, sentuhan, memulai pembicaraan (Emanuel dan Librach, 2007). Komunikasi dibagi menjadi dua bagian komunikasi verbal dan non verbal (Lestari, 2010). a. Komunikasi verbal

Hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi verbal (Leddy, 1998 dalam Lestari, 2010)

(31)

Seberapa akurat komunikasi tersebut dapat mengirimkan symbol dari komunikasi.

2) Masalah semantic

Seberapa tepat symbol dalam mengirimkan pesan yang dimaksud 3) Masalah pengaruh

Seberapa efektif arti yang diterima mempengaruhi tingkah laku

Menurut Ellis dan Nowlis, 1994 dalam Lestari, 2010 hal yang diperhatikan dalam komunikasi verbal :

1)Penggunaan bahasa: kejelasan, keringkasan, dan sederhana 2)Kecepatan

3)Voice tone: menunjukan gaya dari ekspresi yang digunakan dalam

bicara dan dapat merubah arti dari kata. b. Komunikasi non verbal

Komunikasi non verbal merupakan komunikasi yang tidak melibatkan bicara dan tulisan. Sebesar 90% dari arti komunikasi non verbal ( Hunsaker, 1995 dalam lestari, 2010). Adapun tujuan dari komunikasi non verbal (Stuart and Sundeen, 1995 dalam Lestari, 2010) adalah :

1) Mengekspresiakan emosi.

2) Mengekspresikan tingkah laku interpersonal.

3) Membangun, mengembangkan dan memelihara interaksi sosial. 4) Menunjukan diri terlibat dalam ritual.

(32)

Komunikasi non verbal terdiri dari: kinesics, paralanguage, proxemics, sentuhan, cultural artifact, gaya berjalan, penampilan fisik umum.

1) Kinesics

Ekspresi muka, gesture (gerak, isyarat, sikap), gerakan tubuh dan posture, gerak mata atau kontak mata.

2) Paralanguage

Kualitas suara : irama, volume, kejernihan

Vocal tanpa suara: suara tanpa adanya struktur linguistic, misalnya

sedu sedan, tertawa, mendengkur, mengerang, merintih, hembusan nafas, nafas panjang

3) Proxemics

a) Jarak intim (sampai dengan 18 inchi)

b) Jarak personal (18 inchi – 4 kaki) untuk seseorang yang dikenal

c) Jarak social (4 kaki – 12 kaki) untuk interaksi mengenai suatu urusan tetapi bukan orang khusus/tertentu.

d) Jarak publik (lebih dari 12 kaki) untuk pembicaraan formal. c. Sentuhan

(33)

d. Cultural artifact

Hal-hal yang ada dalam interaksi seseorang dengan orang lain yang mungkin bertindak sebagai rangsang non verbal misalnya: baju, kosmetik, parfum/bau badan, perhiasan, kacamata dan lain-lain.

e. Gaya berjalan

Beberapa gaya berjalan menunjukan pesan tertentu, antara lain cara berjalan yang bersemangat dan gembira akan menunjukan seseorang tersebut dalam keadaan sehat.

f. Penampilan fisik umum

Kulit kering, berkerut akan mengkomunikasikan pada kita bahwa orang tersebut sedang mengalami kekurangan cairan/dehidrasi, pola nafas cepat menunjukan seseorang sedang merasa cemas.

4. Tim dan Tempat Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif pendekatannya melibatkan berbagai disiplin yang meliputi pekerja sosial, ahli agama, perawat, dokter (dokter ahli atau dokter umum) dalam merawat pasien dengan kondisi terminal dengan membantu keluarga yang berfokus pada perawatan yang komplek meliputi masalah fisik, emosional, sosial dan spiritual (Hockenberry &Wilson, 2005).Seluruh anggota tim perawatan paliatif harus memenuhi kriteria dan kesadaran akan tugas dan tanggungjawabnya (Craig, 2007)

(34)

pasien dan tempat perawatannya. Anggota tim perawatan paliatif dapat memberikan kontribusi sesuai dengan keahliannya (Djauzi .,et all, 2003).

Menurut Muckaden (2011) dalam perawatan paliatif harus dimulai saat didiagnosa dan diberikan selama mengalami sakit dan dukungan untuk berduka. Pasien bisa memilih dimana dia akan di rawat diantaranya adalah:

a. Rumah sakit

Tim perawatan paliatif merupakan kolaborasi antara interdisiplin (antar keilmuan) dan biasanya mencakup seseorang dokter dan atau perawat senior bersama dengan satu atau lebih pekerja sosial dan pendeta (pemuka agama). Sebagai tambahan, tim tersebut dibantu teman sejawat dari gizi dan rehabilitasi, seperti fisioterapis atau petugas terapi okupasi dan terapis pernapasan. Konsultasi awal biasanya dilakukan oleh seseorang dokter atau perawat yang berhubungan dengan kebutuhan pasien dan keluarganya serta membuat rekomendasi ke dokter utama si pasien. Terkadang, konsultan perawatan paliatif dilibatkan untuk membantu komunikasi antara keluarga dalam mencapai tujuan pengobatan.

b. Hospice

Hospice merupakan tempat dimana pasien dengan penyakit stadiun

(35)

pelayanan untuk mengendalikan gejala-gejala yang ada, dengan keadaan seperti di rumah pasien sendiri (Kemenkes RI, 2007).

Perawatan hospice bagi pasien yang sakit atau dalam keadaan terminal memiliki filosofi yang sama dengan perawatan paliatif bagaimanapun “semua perawatan hospiceadalah perawatan paliatif

namun tidak semua perawatan paliatif merupakan perawatan

hospice”(Morris et al., 2006 dalam Campbell, 2009). Perawatan

paliatif sebaiknya ditawarkan kepada pasien yang membutuhkan beberapa pelayanan, tetapi perawatan hospice diatur dan seseorang pasien harus memiliki setidaknya memiliki harapan hidup paling sedikit setidaknya enam bulan untuk mendapatkan perawatan

hospice.

c. Rumah

Pada perawatan di rumah, maka peran keluarga lebih menonjol karena sebagian perawatan dilakukan oleh keluarga, dan kelurga atau orang tua sebagai care giverdiberikan latihan pendidikan keperawatan dasar.Perawatan di rumah hanya mungkin dilakukan bila pasien tidak memerlukan alat khusus atau keterampilan perawatan yang mungkin dilakukan oleh keluarga (Muckaden, 2011).

5. Lingkup Kegiatan Perawatan Paliatif

(36)

persiapan dan selama masa dukacita. Perawatan paliatif dilakukan mellaui rawat inap, rawat jalan, dan kunjungan/rawat rumah (Kemenkes RI, 2007).

E. Penyakit terminal

Penyakit terminal umumnya menyebabkan ketakutan terhadap nyeri fisik, ketidaktahuan, kematian, dan ancaman terhadap integritas (Turner et al.

1995 dalam Potter and Perry, 2005). Pasien mungkin mempunyai ketidakpastian tentang makna kematian dan dengan demikian meraka menjadi sangat rentan terhadap distress spiritual. Penyakit terminal merupakan penyakit progresif yaitu penyakit yang menuju kearah kematian. Contohnya seperti penyakit jantung, dan kanker atau penyakit terminal ini dapat dikatakan harapan untuk hidup tipis, tidak ada lagi obat-obatan, tim medis sudah menyerah dan angkat tangan dan seperti yang di katakana penyakit ini mengarah kematian (White, 2002).

F. Penelitian Terkait

1. Penelitian yang dilkukan oleh Razban et al. pada tahun 2013 yang dilakukan di bagian tenggara kota Iran yang berjudul “Sikap Perawat

Terhadap Perawatan Paliatif di Bagian Tenggara Kota Iran” melalui

(37)

kerja enam tahun, 13%diantaranya memiliki pengalaman merawat pasien dengan kondisi terminal.

2. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh ningning sri ningsih pada tahun 2011 dengan judul “Pengalaman Perawat dalam Memberikan Perawatan

Paliatif Pada Anak dengan Kanker di Wilayah Jakarta” dengan

(38)

G. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Modifikasi Kerangka Teori Simanjuntak, 2007; Razben et.al, 2013; Ningning Sri Ningsih, 2011; Turner et al. 1995 dalam Potter and Perry, 2005;

Kemenkes RI, 2007; Morris et al., 2006 dalam Campbell, 2009 Asuhan Perawatan

Paliatif Perawat

Kondisi Terminal Pasien

Pengetahuan Perawat tentang Perawatan Paliatif 1. Pengertian perawatan paliatif

2. Prinsip dasar perawatan 3. Tim dan tempat perawatan

paliatif

(39)

24

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, perawat mempunyai peran penting dalam melakukan asuhan keperawatan, khusunya asuhan keperawatan paliatif pada pasien dengan kondisi terminal. Pengetahuan perawat tentang perawatan menjadi hal yang penting untuk melakukan asuhan keperawatan khususnya pada pasien dengan kondisi terminal, perawat harus memiliki pengetauhan yang luas bukan hanya sekedar pengetahuan kebutuhan dasar fisik saja, tapi lebih menekankan kepada pengetahuan bagaimana menghadapi pasien dengan kondisi terminal. Di bawah ini dijelaskan bagaimana kerangka pikir yang akan peneliti lakukan di daerah Kabupaten BEKASI:

Variabel Independen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pengetahuan Perawat tentang Perawatan Paliatif, meliputi:

1. Pengertian perawatan paliatif

2. Prinsip dasar perawatan paliatif

3. Tim dan tempat perawatan paliatif 4. Ruang lingkup

(40)

B. DefinisiOperasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional No. Variabel Definisi

(41)
(42)

26

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Sebuah penelitian mengandung metode yang harus dinilai sebagai syarat dalam penelitian. Oleh karena itu, dalam BAB ini akan diuraikan beberapa cara pelaksanaan penelitian dengan menyajikan metode-metode yang akan digunakan serta teknik analisis untuk menjawab rumusan masalah penelitian.

A. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan studi

cross sectional. Penelitian cross sectional adalah rancangan penelitian dengan

melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara faktor risiko/paparan dengan penyakit (Hidayat, 2008).

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kabupaten Bekasi pada bulan Februari - Maret 2016. Alasan peneliti memlilih RSUD Kabupaten bekasi adalah, RSUD kabupaten bekasi adalah rumah sakit kelas C yang terbesar di daerah Kabupaten bekasi dan belum pernah ada penelitan yang meneliti tentang pengatahuan perawat tentang perawatan paliatif.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(43)

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2008). Jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah 41 orang perawat yang bekerja di ruangan ICU, NICU, dan Haemodalisa di RSUD Kabupaten.

2. Sampel

Menurut Hidayat (2008) sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk diketahui karakteristiknya. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh/total sampling. Sampel jenuh dalam penelitian adalah tekhnik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel (Riduan, 2007). Dalam pengambilan sempel ada 41 total sampel yang diantaranya 20 orang diruang NICU, 15 orang ICU, dan 6 orang di Haemodalisa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik cross sectional, dengan cara memberikan kuesioner pada responden. Sampel dalam penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut

Adapun kriteria inklusi-ekslusi pada penelitian ini adalah: a. Perawat yang bekerja diruang ICU, NICU, dan Haemodialisa b. Bersedia menjadi responden untuk penelitian.

c. Perawat yang sedang tidak bekerja, libur/cuti

D. Teknik Pengambilan Sampel

(44)

E. Etika Penelitian

Peneliti harus memperhatikan dan melindungi partisipan dari kekhawatiran yang berakibat buruk bagi dirinya. Penelitian ini menggunakan beberapa prinsip etik yang diterapkan dalam penelitian yaitu prinsip beneficence,

prinsip menghargai martabat manusia, dan prinsip keadilan (Pollit, Beck & Hungler, 2001; Streubert & Carpenter, 2003).

Dalam memenuhi Prinsip beneficence peneliti harus memastikan bahwa penelitian bebas dari bahaya serta menjamin bahwa manfaat penelitian lebih besar dari resiko yang ditimbulkan.Prinsip menghargai dipenuhi dengan memberikan hak untuk menentukan pilihan (self determination) dan hak untuk mendapatkan penjelasan secara lengkap (full disclosure).

Peneliti memenuhi hak partisipan dalam menentukan pilihan melalui penjelasan bahwa partisipasi bersifat sukarela dan tidak ada paksaan. Peneliti juga menjelaskan bahwa tidak berkeberatan jika partisipan mengundurkan diri dan tidak akan dikenakan sangsi apapun.Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan, manfaat dan proses penelitian, serta hak-hak selama mengikuti penelitian sehingga partisipan bisa menentukan keikut sertaannya secara sukarela.

Prinsip selanjutnya adalah keadilan yaitu dengan menggunakan

confidentiality dan anonymity. Prinsip confidentiality dimana mewajibkan

(45)

partisipan dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Peneliti menjelaskan jaminan kerahasiaan tersebut kepada partisipan dan menyakinkan bahwa hasil akan didokumentasikan sendiri oleh peneliti. Kerahasiaan identitas dijamin dengan tidak akan mencantumkan nama maupun inisial partisipan dalam kuesioner, tetapi dengan mencantumkan kode P (partisipan) untuk setiap partisipan.

Dalam memenuhi semua hak tersebut peneliti menerapkan pendekatan

consensual making atau disebut dengan informed consent adalah memudahkan

partisipan dalam memutuskan kesediannya mengikuti proses penelitian meliputi tujuan, manfaat, prosedur penelitian, keterlibatan dan hak partisipan. Partisipan diminta menandatangani lembar informed consent jika bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini (Budiarti, 2010).

F. Prosedur Pengumpulan Data

1. Tahap persiapan

Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti terlebih dahulu survei terletak dimana RSUD Kota Bekasi tersebut dan mengetahui jumlah perawat serta pengurusan izin penelitian di RSUD Kota Bekasi.

2. Tahap pelaksanaan

(46)

dalam keadaan yang sehat atau tidak. Kemudian peneliti mempersiapkan kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini. Setelah itu, peneliti mulai menyebarkan kuesioner kepada perawat yang telah memenuhi kriteria inklusi dan mempersilahkan untuk diisi selama 15 menit. Jangka waktu pengumpulan data adalah 1 minggu. Setelah data terkumpul, peneliti akan segera melakukan pengolahan dan analisis data.

G. Instrument Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran. Ada juga yang menyatakan bahwa instrument penelitian merupakan pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden (Gulo, 2005 dalam Widyoko, 2012). Kuisioner dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu kuisioner tentang data demografi terdiri dari, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan masa kerja dan kuisioner tentang pengetahuan perawatan paliatif.

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan kuesioner dalam bentuk daftar cek. Kuesioner pada penelitian ini terdiri atas 2 bagian, yaitu kuesioner tentang data demografi (nama/inisial, jenis kelamin,pendidikan terakhir, dan masa kerja), dan kuesioner tentang pengetahuan perawat mengenai perawatan paliatif pada pasien dengan kondisi terminal.

(47)

item pertanyaan negatif (unfavorable). Kuesioner ini menggunakan skala

Guttman, dengan penentuan skor jawaban benar (1) dan jawaban salah (0) untuk

pertanyaan positif, serta jawaban benar (0) dan jawaban salah (1) untuk pertanyaan negatif.

Tabel 4.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Aspek Pengetahuan Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Pengertian perawatan

Tujuan perawatan paliatif 17,23 16,18,19 Tim dan tempat perawatan

H. RencanaUji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrument tersebut mampu mengukur hal-hal yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu (Setiadi, 2007). Uji validitas dilakukan dengan melakukan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item pertanyaan dengan skors total kuesioner tersebut. Apabila semua pertanyaan tersebut mempunyai korelasi yang bermakna

(construct validity), berarti semua item pertanyaan yang ada dapat mengukur

(48)

r = N (Σ XY) – (Σ X) (Σ Y) { (N Σ X²) – (Σ X²) (ΣY² − (Σ Y)²}

Keterangan:

r = koefisien korelasi N = jumlah responden

X = skor tiap item pertanyaan Y = skor total r2

Pada penelitian ini uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 6-10 februari 2016. Uji coba instrument ini dilakukan di Rs. Annisa cikarang yaitu di ruang ICU berjumlah 20 responden dengan nilai r 0.423. Lokasi tersebut beda dengan lokasi penelitan dengan sebenarnya. Pada saat hasil uji valid pertama kali hampir semua item >0.423. item pertanyaan yang tidak valid dilakukan perubahan redaksi setelah konsultasi dengan dosen pembimbing.

(49)

Dari 24 pertanyaan yang tidak valid adalah pertanyaan nomor 2 dan nomor 22 karena nilai r tabel < 0,276. Pertanyaan yang tidak valid akan dihapus dan menggunakan 22 pertanyaan.

2. Uji Reliabilitas

Pengukuran reliabilitas pada penelitian ini menggunakan bantuan software computer dengan menggunakan rumus kr20 dengan bantuan software komputer yaitu microsoft excel. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,6 (Shiregar, 2011). Hasil uji realibilitas pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif didapatkan nilai alpha sebesar 0,708 sehingga dapat dikatakan reliabel. Pengujian ini diuji cobakan dengan 50 orang lalu diukur dengan cara komputerisasi

I. Pengolahan Data

Adapun 6 tahap dari pengolahan data, diantaranya:

1. Editing

Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai dilakukan dengan melihat beberapa hal sebagai berikut:

a. Kelengkapan jawaban

Kelengkapan jawaban diperiksa dengan melihat apakah tiap pertanyaan sudah ada jawabannya atau belum.

b. Keterbacaan tulisan

(50)

c. Relevansi jawaban

Apabila terdapat jawaban yang kurang atau tidak relevan, maka editor harus menolaknya.

2. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam kategori. Klasifikasi ini biasanya dilakukan dengan cara memberi tanda/kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban. Tanda/kode yang diberikan dapat disesuaikan dengan pengertian yang lebih menguntungkan peneliti.

3. Sorting

Sorting adalah mensortir dengan memilih atau mengelompokkan data menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data).

4. Entry Data

Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudian dimasukkan dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data. Memasukkan data tersebut boleh dengan cara manual maupun melalui pengolahan computer.

5. Cleaning

Cleaning adalah kegiatan pembersihan data dengan cara melihat apakah data sudah benar atau belum.

6. Mengeluarkan Informasi

(51)

J. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data dikumpulkan dan diolah. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis Univariat

(52)

36

A. Profil RSUD Kabupaten Bekasi

1. Gambaran Umum RSUD Kabupaten Bekasi

RSUD Kabupaten bekasi adalah milik pemerintah kabupaten bekasi yang berdiri sejak tahun 2008 yang berlokasi di daerah kabupaten bekasi yang tepatnya berada di jl. Teuku Umar Cibitung- Kabupaten Bekasi. RSU Kabupaten Bekasi merupakan RS type C dengan kapasitas tempat tidur 164 bed, dengan jumlah perawat 200 orang. Pelayanan yang ditawarkan di RSUD Kabupaten bekasi adalah:

a. Pelayanan medik umum 1) Pelayanan medik dasar 2) Pelayanan medik gigi mulut

3) Pelayanan kesehatan ibu anak/ keluarga berencana b. Pelayanan gawat darurat 24 jam dalam 7 hari

c. Pelayanan medik spesialis dasar 1) Pelayanan penyakit dalam 2) Kesehatan anak

3) Bedah (bedah umum, bedah anak, bedah syaraf, bedah urologi, bedah plastik, bedah orthopedi)

(53)

d. Pelayanan spesialis penunjang medik 1) Radiologi

2) Patologi klinik

3) Pelayanan anestesiologi e. Pelayanan medik spesialis lain

1) Mata

2) Telingan hidung dan tenggorokan 3) Syaraf

4) Jantung dan pembuluh darah 5) Kulit dan kelamin

6) Paru 7) Psikiatri 8) Gizi 9) Anesthesi

f. Pelayanan medik spesilalis gigi mulut 1) Bedah mulut

2) Periodenti

g. Pelayanan medik subspesialis 1) Bedah anak

h. Pelayanan keperawatan dan kebidanan 1) Asuhan keperawatan

2) Asuhan kebidanan i. Pelayanan penunjang klinik

(54)

2) Pelayanan darah 3) Haemodialisa 4) Gizi

5) Farmasi

6) Radiologi, ct scan 7) Srelilisasi instrument 8) Rekam medik

j. Pelayanan penunjang non klinik 1) Laundry

2) Dapur

3) Tekhnik dan pemeliharaan fasilitas 4) Penolahan limbah

5) Gudang 6) Ambulance 7) Komunikasi 8) Kamar jenazah 9) Pemadam kebakaran 10)Pengolahan gas medis 11)Penampungan air bersih

2. Visi, Misi, Motto, Value dan Falsafah

a. Visi RSUD Kabupaten Bekasi

(55)

b. Misi RSUD Kabupaten Bekasi

1. Mengembangkan pembangunan gedung rumah sakit sesuai master plan secara bertahap, melengkapi peralatan medis dan non medis serta pengembangan fasilitas-fasilitas umum di rumah sakit agar mampu memberikan rasa aman dan nyaman, serta menyenagkan bagi para pelanggan

2. Meningkatkan kempetensi sumber daya manusia pada semua lini pelayanan di rumah sakit dalam rangka pencapaian standar minimal, memberikan pelayanan kesehatan perorangan dengan handal, santun dan menigkatkan daya saing minimal di wilayah purwabeka

3. Mengembangkan pelayanan unggulan yang mampu menjawab tantangan dan peluang industrialisai di Kabupaten Bekasi.

c. Motto

Ramah dalam pelayanan profesional dalam tindakan

d. Value

1. Dalam memberikan pelayanan prinsip saling percaya antar karyawan harus ditegakkan.

2. Mewujudkan organisasi yang solid komunikasi yang baik harus diutamakan.

e. Falsafah

Profesioanilsme, keramahan, integritas tinggi, mutu layanan dan akuntabilitas merupakan inti terwujudnya pelayanan prima.

B. Karakteristik Responden

(56)

1. Jenis Kelamin

Pengelompokan responden berdasarkan kategori jenis kelamin digambarkan pada tabel 5.1 berikut:

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin para perawat di RSUD Kabupaten Bekasi 2016

Tabel 5.1 menunjukan hasil bahwa sebagian besar responden adalah perempuan yaitu 23 orang (56,1 %), sedangkan responden hanya laki-laki 18 orang (43,9%)

2. Pendidikan Terakhir

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir perawat yang bekerja di RSUD Kabupaten Bekasi 2016

( n=41) banyak 29 orang (70.7%) dari pada Strata 1 12 orang (29.3%)

3. Masa Kerja

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi berdasarkan masa kerja perawat yang bekerja di RSUD Kabupaten Bekasi 2016

Tabel 5.3 menunjukan bahwa frekuensi lama bekerja perawat 6-10 tahun 21 orang (51.2%) lebih banyak dari pada 0-5 tahun 16 orang (39.0%), dan frekuensi yang bekerja 11-15 tahun lebih sedikit 4 orang (9.8%) dari pada yang 0-5 tahun dan 6-10 tahun.

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif dengan kondisi terminal

( n=41)

Pengetahuan Perawat Frekuensi Persentase

Baik 3 7.3 %

(57)

Kurang 2 3.9%

Total 41 100%

Tabel 5.4 menunjukan bahwa frekuensi pengetahuan perawat secara umum cukup lebih banyak 36 orang (87.8%) dari pada baik 3 orang (7.3%), dan kurang 2 orang (3.9%).

C. Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Paliatif.

Tabel 5.5

Frekuensi pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada pasien dengan kondisi terminal.

Pengetahuan perawat Pasien dengan kondisi terminal N=41

Prinsip dasar perawatan paliatif

Baik 11

Cukup 13

Kurang 17

Tujuan perawatan paliatif Baik 11

Cukup 2

Kurang 28

Ruang lingkup perawatan paliatif

(58)

43

Pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada perawat, karakteristik perawat, pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada pasien dengan kondisi terminal yang bekerja di RSUD Kab Bekasi. Pada akhir pembahasan peneliti juga menyertakan keterbatasan pada penelitian ini.

A. Gambaran Karakteristik Perawat di RSUD Kab. Bekasi

a. Jenis kelamin

Green (1980, dalam Notoadmodjo 2007) menyatakan bahwa jenis kelamin adalah faktof predisposing factor terjadinya perubahan perilaku seseorang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan jenis kelamin mungkin bisa mempengaruhi seseorang dalam melakukan pekerjaan sehingga perlu diukur.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu 23 orang (56,1%) dan responden laki-laki 18 orang (43,9%).

(59)

Seorang perawat dikatakan profesional ketika dirinya mampu mangasuh, merawat, dan melindungi pasien secara komprehensif, melakukan aktifitas keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan, serta memberikan pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan (Kusnanto, 2004). Hal itu berlaku baik untuk perawat laki-laki dan perempuan.

b. Pendidikan terakhir

Hasil dari penelitian yang dilakukan menggambarkan bahwa lebih banyak lulusan perawat D3 sebanyak 29 orang (70,7%) dan perawat lulusan S1 sebanyak 12 orang (29,3%). Tidak ada penelitian yang meneliti perbedaan tingkat pendidikan dalam melakukan asuhan keperawatan paliatif hanya saja, perawat yang melakukan asuhan keperawatan paliatif haruslah perawat dengan min pendidikan D3 (diploma 3) dan telah mendapatkan pelatihan tentang perawatan palitif (DEPKES RI, 2006).

c. Lama Bekerja

(60)

dilakukan oleh Vohra (2005) perawat yang melakukan perawatan paliatif adalah perawat yang mahir dibidangnya.

B. Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Paliatif

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar perawat berpengetahuan cukup dari total responden 41 orang, 36 responden berpengetahuan cukup, 3 orang berpengetahuan baik dan 2 orang berpengetahuan kurang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh ningning (2011), bahwa perlu adanya pendidikan formal tentang perawatan paliatif, dan asuhan keperawatan tidak hanya semata-mata untuk penyembuhan saja.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif akan diuraikan menjadi beberapa bagian diantaranya: 1. Tujuan perawatan paliatif.

(61)

mamiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu, komprehensif, dan holistik.

2. Pengertian pengetahuan perawatan paliatif

Hasil penelitian menunjukan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang perawatan paliatif sebanyak 12 orang atau 29.3% dan masih banyak ditemukan responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 17 orang 49.5%. Innocent (2011) menyatakan bahwa sehubungan dengan pemberian perawatan pasien, pengetahuan perawat dapat memberikan kekuatan yang lebih besar untuk mengambil tindakan dan kurangnya pengetahuan perawat menyebabkan perawat tidak bisa memberikan perawatan yang aman atau efektif.

Adanya variasi tingkat pengetahuan disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan dan sosial budaya (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan perawat dipengaruhi oleh latar belakang perawat (Zhi, 2009).

(62)

perawatan paliatif efektif untuk meningkatkan pengetahuan perawat mengenai hospis dan perawatan paliatif.

3. Prinsip dasar perawatan paliatif

Hasil penelitian dari 41 responden 11 orang (26.8%) baik, 13 orang (31.7%) cukup sedangkan 17 orang (41.5%) kurang. Hal ini sejalan dengan penelitian Ningsih (2011) kurangnya pengetahuan perawat tentang prinsip perawatan paliatif, bahwa perlu adanya pendidikan formal tentang perawatan paliatif dan asuhan keperawatan tidak hanya semata-mata untuk penyembuhan saja, tapi lebih mengarah pada kehidupan yang lebih berarti sebelum akhirnya kematian tiba, hal ini juga didukung oleh peraturan DEPKES RI (2006) yang menyatakan bahwa perawat yang melakukan perawatan paliatif haruslah perawat yang mendapatkan pelatihan terlebih dahulu dan min pendidikan adalah D3 keperawatan. 4. Ruang lingkup perawatan paliatif

(63)

5. Tim dan tempat perawatan paliatif

Dari hasil penelitian didapatkan 34 orang (82.9%) berpengetahuan cukup tentang tim dan tempat perawatan paliatif, kemudian kurang 6 orang (14,6%) dan baik 1 orang (2.4%). Hal ini sejalan dengan kurangnya pengetahuan perawat tentang tim dan tempat perawatan paliatif karena tidak adanya sarana yang disediakan oleh pihak rumah sakit terkait tentang pelatihan asuhan keperawatan paliatif menurut Kim (2011) pelatihan keperawatan palitif juga diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan tempat dan ruang lingkup asuhan keperawatan paliatif.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti masih menemukan keterbatasan peneliti, diantaranya yaitu:

1. Para perawat yang bekerja di ruang ICU, NICU, HAEMODALISA

Banyak yang tidak sempat untuk mengisi kuesioner, sehingga penliti menunggu waktu luang agar perawat bersedia mengisi kuesioner.

2. Instrument dibuat sendiri, karena peneliti tidak menemukan instrument baku untuk pengetahuan perawatan paliatif.

(64)

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian peneliti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil dari keseluruhan temuan dan pengujian hasil penelitian sebagai berikut:

1. Dari hasil keseluruhan menunjukan bahwa perawat berjenis kelamin perempuan lebih banyak 23 orang (56.1%) dari pada laki – laki 18 orang (43.9%), dan pendidikan terakhir lebih banyak perawat lulusan D3 29 orang (70.7%), daripada S1 12 orang (29.3%), kemudan lebih banyak perawat yang bekerja 6 – 10 tahun 21 orang (51.2%), kemudian 0 – 5 tahun 16 orang (39.0%), dan 11 – 15 tahun 4 orang (9.8%).

2. Dari hasil keseluruhan pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif didapatkan hasil perawat yang berpengetahuan dalam kategori baik (7.3%), kemudian dalam kategori cukup (87.8%) dan kategori kurang (4.9%). Dari segi jenis kelamin perempuan lebih banyak (56.1%) dari pada laki-laki (43.9%). Kemudian dari pendidikan lebih banyak perawat yang lulusan D3 (70.7%) sedangkan lulusan S1 (29.3%), dan lama bekerja lebih banyak perawat yang bekerja dikisaran 6-10 tahun (51.2%), kemudian 0-5 tahun (39.0%), dan 11-15 tahun (9,8%).

(65)

Berdasarkan distribusi frekuensi tentang tujuan perawatan paliatif kurang sebanyak 28 orang (68.3%)

Berdasarkan distribusi frekuensi tentang ruang lingkup perawatan paliatif kurang sebanyak 15 orang (36.6%)

Berdasarkan distribusi frekunsi tentang tim dan tempat perawatan paliatif cukup sebanyak 34 orang (82.9%)

B. Saran

1. Bagi institusi keperawatan, penelitian ini dapat menjadi referensi dalam bidang keperawatan. Khususnya dalam bidan perawatan paliatif

2. Bagi perawat, hasil dari penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai tolak ukur didalam bidang ilmu keperawatan khusunya perawatan paliatif

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut dan mendalam tentang pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif

b. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menghubungkan variabel yang berbeda dengan desain dan metodologi yang lebih baik lagi.

(66)

Medika

Andriaansen. (2005). Effects of a postqualification course in palliative care. The Netherland: Departement of Nursing, University of Professional education.

Axelsson, Bertil, Staffan Lundstrom Et, all.(2011) Developing a national quality

register in end-of-life care: The Swedish experience, vol 26 (4), p 313-321

Aranda, S. & Graves, D.S. (2005). When child cannot be cured : reflections of health professionals. European journal of cancer, 14,p132-140.

Artanti hendriyana. Perawatan paliatif dan kualitas hidup bangsa 2014 (di akses tgl 15 april 2014 pukul 16.00 wib http://www.unpad.ac.id/2014/03/perawatan-paliatif-dan-kualitas-hidup-bangsa/)

Burns, N., and Grove, S. (2005). the practice of Nursing Research Conduct, Critique,

and utilization. (5 th edition). St. Louis : Elsevier Saunders.

Budiarti, Astrida.Tesis, Study Fenomenologi: Pengalaman Seksualitas Perempuan

selama masa Kehamilan di Surabaya. 2010

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta PT Rajagrafindo Persada.2008

Brunner & Suddarth. (2005). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Brazil, K., & Vohra, J.U. (2005). Identifying educational needs in end-of-life care for staff and families of residents in care facilities. International Journal of

Palliative Nursing, 11(9), 475-480

(67)

Nursing. August. Volume 13 Number 4

Craig, F. Et all. (2007). IMPaCCT: Standart for Paediatric Palliative Care in Europe. Journal of palliative care, vol 14(2), p109-114.

Dahlan, M. Sopiyudin. (2011). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta : Salemba

Depkes RI (2006). Panduan Asuhan Keperawatan Paliatif di Rumah. Depkes RI tahun 2006.

Djauzi, S., Nuhoni, S.A,. Toha, M.A., & Yunihastuti,. (2003). Perawatan paliatif dan

bebas nyeri pada kanker. YPI. Press, Jakarta.

Emanuel. L. Linda & S. Lawrence Librach.(2007). Palliative care: core skill and

clinical competencies. Philadelphia: Sabre Foundation

Fischberg, D., J. Morris, C. Avellant.2006. “Palliative care” dalam Panke, J.T., P,

Coyne, editor-editorlain. Conversation in palliative care. Edisi ke-2.

Pittsburgh, PA: Hospice and palliative Nurses Association; 1-8

Hockenberry, J.M & Wilson, D (2009). Wong: Essensials of Pediatric nursing. 8 ed. Mosby Elsivier.

Hudson Rosalie. Bruce Rumbold.(2003). Palliative Care Nursing: a Guide to

Practice. Ausmed Publication: Melbourne.

Innocent, K (2011). Knowledge, a Power Source for Nurses.

http://www.nursingcenter.com/Knowledge-A-Power-Source-for-Nurses.aspx. Diakses 10 juni 2016

Muckaden, M. et al (2011). Pediatric Palliative care: theory to practice. Indian

(68)

cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitan Keperawatan.

Jakarta: Info Medika

Potter & Perry. (2005). Fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC

KEPMENKES (2007) Kebijakan Perawatan Paliatif. Kepmenkes RI No 812 tahun 2007.

Kusnanto.(2003). Pengantar Profesi Keperawatan Profesional. Penerbit buku kedokteran: EGC

Mahajudin. Setiawati.(2008). Peran psikogeriatri dan perawatan paliatif dalam upaya meningkatkan kesehatan para lanjut usia. Anima, Indonesian psychological

journal vol 23(3), 287-296.

Moleong, Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT Remaja Rosdakarya offset: Bandung

Nendra., et al.(2011). Buku penanganan paliatif care HIV-AIDS. Jakarta: Lembaga kesehatan nahdatul ulama.

Ningsih, Ningning Sri. (2011) Pengalaman Perawat dalam Memberikan Perawatan

Paliatif pada Anak dengan Kanker di Wilayah Jakarta. Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia

(69)

http.www.inna-ppni.or.id

Paice, J.A., Ferrel, B.R., Coyle, N., Coyne, P & Callaway, M. (2007). Global effort to improve palliative care : the international end of life nursing education concorsium training programe. Journal Compilation, vol 61, p173-180.

Polit, D.F. & Hungler, B.P.(2004). Nursing research : principles and methods.

Philadelphia : Lippincot

Razban. Farideh. Sedigheh Iranmanesh & Hosein Rafiei.(2013).Nurses attitudes toward palliative care in south-east Iran.vol 19 (8)

Speziale, H.J.S & Carpenter. D.R(2003). Qualitative research in nursing advancing

the humanisticimperative. Philadelphia : Lippincot.

Simanjuntak, Elvi.(2007). Gambaran pengetahuan ibu tentang pola pemberian asi.

Universitas sumatra utara.

Sugiono.(2010). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta

Lestari, Sri Puji. (2010). Komunikasi Terapeutik. Komisi Keperawatan

White,PG,2002 , Word Hospice Palliative Care The Loss of Child Day, Pediatric

Heart Network, www.hospiceinternational.com, diambil pada tanggal 25

Mei 2014

Woodruff Asperula Melbourne 4th edn 2004. Standards for Providing Quality

Palliative Care for all Australians. Palliative Care Australia.Palliative

Medicine

Zhi, H.L (2009). Nurses’ Knowledge, Attitudes and Behavior intentions In The Care of Terminal Stage Cancer Patients With Dyspnea. Departement of Nursing,

(70)

Nama : Andry Septian Sulaeman

Status : Mahasiswa Program Strata 1 (S1) Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

NIM : 1110104000012

Bermaksud mengadakan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Perawat tentang Perawatan Paliatif pada Pasien dengan Kondisi Terminal” dengan pendekatan kuantitatif. Bersama ini saya menjelaskan penelitian yang akan saya lakukan:

1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada pasien dengan kondisi terminal. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif di Rumah Sakit

2. Penelitian ini tidak akan mempengaruhi atau merugikan pada pekerjaan dan karir bapak/ibu/saudara, karena tidak ada perlakuan terhadap partisipan dan hanya memberikan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan, sehingga responden hanya mencentrang (√) jawaban yang dipilih.

3. Partisipasi bapak/ibu/saudara bersifat sukarela tanpa paksaan dan apabila menolak menjadi responden tidak ada sanksi apapun.

4. Responden diberikan waktu 10 menit untuk melakukan pengisian kuesioner.

5. Responden diharapkan mengisi semua pertanyaan yang terdapat pada kuesioner tersebut.

6. Apabila selama pengisian kuesioner, terdapat hal-hal yang tidak dipahami, responden dipersilahkan bertanya kepada peneliti atau fasilitator.

Cikarang, .../...2016

Peneliti

(71)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :... Alamat :...

Setelah membaca dan mendengarkan penjelasan dari penelitian ini dan setelah mendapatkan jawaban dari pertanyaan saya terait peneitian ini, maka saya memahami tujuan penelitian ini yang nantinya akan bermanfaat bagi perawat dalam memberikan perawatan paliatif pada pasien. Saya memahami bahwa penelitian ini menjungjung tinggi hak-hak saya sebagai responden.

Saya sangat memahami bahwa keikutsertaan saya menjadi responden pada penelitian ini sangat besar manfaatnya. Dengan menandatangani surat persetujuan ini berarti saya telah menyatakan bersedia untuk menjadi responden tanpa paksaan dan bersifat sukarela,

Bekasi,.../... 2016 Responden

(72)

GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PERAWATAN PALIATIF PADA PASIEN DENGAN KONDISI TERMINAL

A. DATA DEMOGRAFI

Petunjuk: Isilah kuesioner di bawah ini:

Nama (inisial) :... Jenis Kelamin :... Pendidikan Terakhir :... Lama bekerja :...

B. KUESIONER PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PERAWATAN

PALIATIF PADA PASIEN DENGAN KONDISI TERMINAL

Pilihlah jawaban berikut ini dengan tanda centrang (√)!

NO PERNYATAAN benar salah

1 Perawatan paliatif merupakan perawatan yang tidak ditujukan untuk menutupi keluhan

pasien dan memberikan kenyamanan.

2 Prinsip dasar perawatan paliatif ialah menghormati pasien bukan keluarganya.

3 Prinsip perawatan paliatif adalah tidak selalu memberikan perawatan secara holistik pada

pasien dengan kondisi mengancam jiwa.

4 Tim pemberian perawatan paliatif hanya meliputi dokter dan perawat

5 Tim perawatan paliatif melibatkan berbagai disiplin ilmu diluar tenaga kesehatan

6 Seluruh anggota tim perawatan paliatif tidak harus sesuai kriteria akan tugas dan tanggung

Jawabnya

7 Pemberian perawatan paliatif dimulai saat terdiagnosa hingga ke fase kematian

8 Pemberian perawatan paliatif dimulai setelah pasien dirawat selama 1 tahun.

9 Pemberian perawatan paliatif dilakukan di rumah sakit.

10 Pemberian perawatan paliatif dapat dilakukan di luar rumah sakit.

Gambar

Gambar 2.1 Modifikasi Kerangka Teori Simanjuntak, 2007; Razben et.al, 2013;
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 4.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah variabel bebas dan variabel terikat yaitu pengetahuan perawat tentang keperawatan paliatif dan sikap terhadap

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang memiliki tanggung jawab utama dalam pelayanan keperawatan serta pelaksanaan asuhan keperawatan yang holistik dan komprehensif dituntut

Sikap Caring Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien diruangan Intesive Care Unit (ICU). Stikes Kusuma

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriana Wulandari (2010) yang melakukan hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang perawatan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan terhadap 62 responden menunjukkan bahwa pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif berada dalam kategori baik yaitu sebanyak

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan untuk turut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang

Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan perawat terhadap Kinerja pelaksanaan Asuhan Keperawatan di RSUD Kabupaten Bekasi Tahun 2015, dimana dari hasil

Adapun data yang didapat dari hasil kuesioner tentang pengetahuan perawatan kacamata adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Perawatan Kacamata Di