• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produksi Padi Sawah di Kabupaten Deli Serdang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produksi Padi Sawah di Kabupaten Deli Serdang."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH:

DENISA JURINA TANJUNG 100304105

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKSI

PADI SAWAH

(Kasus: Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

OLEH:

DENISA JURINA TANJUNG

100304105 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Dr.Ir.Rahmanta Ginting, M.Si)

NIP. 196309281998031001 NIP.196703031998022001 (Ir.Diana Chalil, M.Si, Ph.D)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

DENISA JURINA TANJUNG (100304105) dengan judul Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produksi Padi Sawah di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini di bimbing oleh Bapak Dr.Ir.Rahmanta Ginting,M.Si

dan Ibu Ir.Diana Chalil,M.Si,Ph.D.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perubahan iklim terhadap produksi padi sawah di daerah penelitian.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi liniear berganda. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel temperatur, curah hujan, kelembaban udara dan penyinaran matahari yang mempengaruhi perubahan iklim secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi sawah di Kabupaten Deli Serdang.

(4)

RIWAYAT HIDUP

DENISA JURINA TANJUNG lahir di Medan pada tanggal 2 Mei 1992 anak dari Bapak Junaidi Tanjung,SE. dan Ibu Sri Wahyuni. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah di tempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1997 masuk Taman Kanak-Kanak Islam An-Nida tamat tahun 1998. 2. Tahun 1998 masuk Sekolah Dasar Swasta ERIA Medan tamat tahun 2004. 3. Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Pertama Swasta Kemala Bayangkari 1

Medan tamat tahun 2007.

4. Tahun 2007 masuk Sekolah Menengah Atas Swasta Kemala Bayangkari 1 Medan tamat tahun 2010.

5. Tahun 2010 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya serta nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produksi Padi Sawah di Kabupaten Deli Serdang. Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.Ir.Rahmanta Ginting,M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir.Diana Chalil,M.Si,Ph.Dsebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehiingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Ibu Dr.Ir.Salmiah,MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

3. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.

4. Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Agribisnis yang telah membantu seluruh proses administrasi. 5. Institusi/Dinas dan responden yang terkait dengan penelitian penulis.

(6)

kepada penulis dan juga kepada nenek Sainem dan adik Irsa Fathiyaa Yusrina Tanjung yang telah memberikan semangat kepada penulis.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Tubies (Febi, Shela dan Wiwiek) yang selalu ada dan siap membantu di waktu dan kondisi apapun. Serta kepada teman-teman angkatan 2010 di Program Studi Agribisnis (Ari, Richard, Lisda, Imelda) dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 IdentifikasiMasalah... 6

1.3 TujuanPenelitian ... 6

1.4 KegunaanPenelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 7

2.2 Landasan Teori ... 10

2.3 Penelitian Terdahulu ... 16

2.4 Kerangka Pemikiran ... 17

2.5 Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LokasidanWaktuPenelitia ... 19

3.2 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 19

3.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 19

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 24

4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis ... 24

4.1.2 Topografi Daerah ... 27

4.2 Keadaan Iklim ... 28

4.2.1 Potensi Daerah ... 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengaruh Perubahan Iklim di Daerah Penelitian ... 30

5.2 Uji Asumsi Klasik ... 34

5.2.1 Uji Normalitas ... 34

5.2.2 Uji Multikolinearitas ... 35

5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 36

5.2.4 Uji Autokorelasi ... 37

5.3 Analisis Data ... 38

5.2.4 Penggunaan Produksi Padi Sawah ... 38

5.2.5 Koefisien Determinasi ... 39

5.2.6 Uji Simultan (uji-F) ... 40

(8)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 44 6.2 Saran ... 44

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

1 Produksi Padi Sawah di Provinsi Sumatera Utara 2008-2012 3

2 Komposisi Zat Makanan Pada Buah Padi 8

3 Kecamatan, Ibukota Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Keluarga di Kabupaten Deli Serdang

27 4 Komoditi, Luas Panaen dan Jumlah Produksi Hasil Pertanian di

Kabupaten Deli Serdang tahun 2012

29 5 Data Produksi Padi, Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan dan

Sinar Matahari tahun 1993-2012

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

1 Anomali Temperatur Permukaan Rata-Rata 5

2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produksi Padi Sawah

18

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran

1 Data Produksi Padi Sawah di Kabupaten Deli Serdang Tahun 1992-2013

1 2 Temperatur Udara Maksimum/Minimum, Rata-Rata dan

Absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

2 3 Rata-Rata Kelembaban Udara, Curah Hujan, Penyinaran

Matahari, Kecepatan Angin dan Penguapan di Kabupaten Deli Serdang, Stasiun Sampali

(12)

ABSTRAK

DENISA JURINA TANJUNG (100304105) dengan judul Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produksi Padi Sawah di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini di bimbing oleh Bapak Dr.Ir.Rahmanta Ginting,M.Si

dan Ibu Ir.Diana Chalil,M.Si,Ph.D.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perubahan iklim terhadap produksi padi sawah di daerah penelitian.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi liniear berganda. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel temperatur, curah hujan, kelembaban udara dan penyinaran matahari yang mempengaruhi perubahan iklim secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi sawah di Kabupaten Deli Serdang.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primer tersebut adalah makanan. Kebutuhan makanan pokok setiap penduduk di seluruh penjuru dunia ini satu sama lain berbeda, tetapi salah satu kebutuhan makanan pokok tersebut adalah beras atau nasi. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumput-rumputan (gramineae).

Indonesia adalah daerah dengan iklim tropis basah dengan mengalami 2 musim diantaranya musim hujan dan musin kemarau dengan keadaan iklim seperti ini Indonesia merupakan wilayah yang sangat cocok ditanami hampir semua komoditi pertanian terutama padi yang menjadikan komoditi padi tersebut sebagai bahan makanan pokok masyarakat Indonesia.

(14)

Sebagaimana kita ketahui bahwa kebutuhan pangan mayarakat Indonesia terus meningkat. Kebutuhan akan pangan yang semakin meningkat setiap tahun tersebut menuntut peningkatan produksi terhadap pangan itu sendiri, di upayakan agar peningkatan tersebut dapat memenuhi konsumsi yang sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan tingkat kesejahteraannya.

Keadaan pangan di suatu negara dapat menjadi tidak stabil apabila antara kebutuhan dan penyediaan tidak seimbang. Hal ini akan mendorong para petani untuk lebih giat mengerjakan sawahnya agar ditanami padi.

Padi sawah merupakan jenis padi yang sangat bergantung pada keadaan alam dan merupakan padi yang ditanam pada daerah persawahan. Padi jenis ini banyak kita jumpai pada daerah sub-tropis. Untuk itu ketersediaan air sebagai salah satu wadah yang penting merupakan faktor yang penentu dalam usahatani ini. Banyak sedikitnya jumlah air tersebut dipengaruhi oleh iklim ditempat.

Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab di dalamnya terkandung bahan-bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi.

(15)

Tabel 1. Produksi Padi Sawah di Provinsi Sumatera Utara tahun 2008-2012

18 Serdang Bedagai 348806 356564 377307 340016 373761 19 Batu Bara 150571 175852 166397 166374 176642

Sumber: BPS Sumatera Utara 2014.

(16)

teori, apabila iklim disuatu daerah bagus untuk padi sawah maka produksi padi sawah tersebut akan tinggi.

Iklim yang tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu temperatur, kelembaban, curah hujan dan cahaya matahari. Tinggi rendahnya faktor-faktor tersebut menyebabkan anomali iklim dapat terjadi walaupun hanya salah satu faktor yang berubah.

Pada dasarnya pengetahuan mengenai iklim sangat penting, hal ini didasarkan bahwa iklim sangat menentukan tinggi rendahnya produksi pada sektor pertanian. Seperti yang diketahui komoditi pertanian sangat bergantung pada keadaan alam, sedangkan keadaan alam di pengaruhi oleh faktor cuaca atau iklim di suatu daerah.

Dampak anomali iklim yang di dominasi oleh kekeringan dan kebanjiran terhadap ketahanan pangan terkait dengan dampaknya terhadap produksi dan distribusi pangan, kemampuan dan akses masyarakat terhadap pangan dan kerusakan sumber daya alam di sentra produksi pangan. Hal ini terjadi melalui pengaruhnya terhadap pola dan waktu tanam. Pada buku Instruksi Gubernur Sumut 2012 dikatakan sektor pertanian kerugian mencapai 797 miliar rupiah (sekitar 90 juta US$) dan di sektor perhubungan mencapai 91,4 miliar rupiah (10 juta US$)..

(17)

Kecendrungan peningkatan dalam skala waktu panjang mengindentifikasikan bahwa telah terjadi pemanasan global. Pemanasan global adalah indikasi suhu muka bumi secara global terhadap normal/rata-rata catatan pada kurun waktu standart (ukuran Badan Meteorologi Dunia minimal 30 tahun). Suhu permukaan bumi telah meningkat sekitar 0,74oC ± 0,18oC selama seratus tahun terakhir yaitu antara 1850-2000 seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1: Anomali Temperatur Permukaan Rata-Rata

(Sudrajat, 2012).

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya

(18)

pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada harus dipertimbangkan dimasa yang akan datang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan berikut:

Bagaimana pengaruh dari perubahan iklim terhadap produksi padi sawah di daerah penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh dari perubahan iklim terhadap produksi padi sawah di daerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi petani padi sawah tentang perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap produksi padi sawah.

2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN

KERANGKA PEMIKIRAN

Divisio : Spermatphyta Sub-Divisio : Angiospermae Class : Monocotyledoneae Ordo : Gramineae

Family : Gramineae Sub-Family : Orysidae Genus : Oryza

Spesies : Oryza Sativa L.

Menurut Collin Park Papanek, nilaigizi yang diperlukanolehsetiap orang dewasaadalah 1821 kalori.Apabilakebutuhantersebutdisetarakandenganberas, makasetiapharidiperlukanberassebanyak 0,88 kg.

(20)

Tabel2 :KomposisiZatMakananPadaBuahPadi

Kandungan

PecahKulit Digiling

Platt Kikkdan William

Rosedale Platt Kikdan William

Tanaman padi merupakan tanaman yang tumbuh baik di daerah tropis maupun sub tropis. Untuk padi sawah, ketersediaan air yang mampu menggernangi lahan sawah harus memiliki kemampuan menahan air yang tinggi, seperti tanah lempung, untuk memenuhi kebutuhan air tersebut diperlukan sumber mata air yang besar kemudian di tampung dalam bentuk waduk (danau). Dari waduk inilah sewakti-waktu air dapat dialirkan selama periode pertumbuhan padi sawah (Suparyono dan Setyono 1997).

Tanaman padi dapat hidup dengan baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain, padi dapat hidup baik di daerah yang beriklim panas yang lembab. Pengertian iklim ini menyangkut temperatur, kelembaban, curah hujan dan penyinaran matahari.

1. Temperatur/suhu

Suhu mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan tanaman. Suhu yang panas merupakan temperatur yang sesuai bagi tanaman padi, misalnya daerah tropika yang dilalui garis khatulistiwa seperti di negara kita ini.

(21)

pengaruh suhu tidak terasa, sebab suhu di Indonesia hampir konstan setiap tahunnya.

2. Kelembaban Udara

Merupakan kandungan uap air yang ada dalam udara. Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan perkembangan tumbuhan budidaya. Dengan mengetahui kelembaban udara yang ada di lingkungan tanam, maka akan diketahui jenis tanaman yang sesuai sehingga produksi yang dihasilkan semakin maksimal. Kelembaban udara dinyatakan dalam satuan % dimana

3. Curah hujan

Curah hujan dinyatakan dalam satuan mm/tahun. Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik, rata-rata 200 mm/bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan yang dikehendaki pertahun sekitar 1500-2000mm. Curah hujan yang baik akan membawa dampak positif dalam pengairan, sehingga genangan air yang diperlukan tanaman padi di sawah dapat tercukupi. 4. Sinar matahari

Tanaman padi memerlukan sinar matahari. Hal ini sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi yang hanya dapat hidup di daerah yang berhawa panas. Di samping itu, sinar matahari diperlukan untuk berlangsungnya proses fotosintesis, terutama pada saat tanaman berbunga sampai proses pemasakan buah. Proses pembungaan dan kemasakan buah berkaitan erat dengan intensitas penyinaran dan keadaan awan. Sinar matahari yang baik terhadap tanaman padi antara 14-16 jam/hari sekitar 62% dari total 24 jam.

(22)

Iklim

Cuaca (weather) adalah nilai total keadaan sesaat dari peubah fisik atmosfer di suatu tempat. Nilai tersebut di peroleh dari hasil pengukuran sesaat atas peubah-peubah atmosfer yang dikenal sebagai unsur-unsur cuaca. Unsur –unsur cuaca tersebut adalah suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, kecepatan dan arah angin, penutupan awan dan intensitas radiasi. Udara yang menyelimuti permukaan bumi disebut atmosfer.

Iklim (climate) adalah sintesis atau bentukan dari unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam jangka panjang yang terjadi pada suatu daerah yang luas. Batasan secara klasik menyatakan bahwa iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu periode yang cukup lama dan daerah yang luas. Sintesis tersebut meliputi nilai rata-rata, ekstrim (maksimum dan minimum), frekuensi terjadinya nilai tertentu dari unsur cuaca ataupun frekuensi dari tipe iklim. (Sabarudin, 2012)

Teori iklim merupakan teori yang melandaskan perubahan-perubahan iklim yang berfluktuasi dari cuaca yang terjadi. Pada dasarnya perubahan iklim dapat terjadi karena alam dan karena campur tangan manusia dan dapat berlangsung dalam skala luas dan skala kecil. Berbagai teori tentang perubahan iklim, sebagai berikut:

• Perubahan iklim alami

(23)

dapat mengarah ke skala yang besar). Berbagai teori tentang terjadinya perubahan iklim alami adalah teori continental drift, teori letusan gunung api, teori astronomi, teori perubahan matahari dan teori karbondioksida.

• Perubahan iklim karena manusia

Kegiatan manusia dapat menyebabkan perubahan iklim meskipun dalam skala kecil dengan secara langsung memasukkan energi kedalam udara maupun dengan cara yang menyebabkan terjadinya perubahan permukaan bumi dan perubahan komposisi atau kualitas udara.

Lebih lanjut dan juga penting untuk dipahami adalah sifat unsur cuaca dan iklim sendiri yang dapat mempercepat atau memperlambat berlangsungnya perubahan tersebut. Misalkan hujan yang membantu membersihkan udara; lapisan udara yang stabil atau lapisan inversi suhu yang mempercepat tingkat pengotoran udara karena asap dan debu tidak mudah keluar apabila masuk ke dalam lapisan ini. Demikian pula unsur-unsur yang lain seperti angin, kelembaban mempunyai peran sendiri dan mempunyai sifat masing-masing. (Soerjani, 2008)

(24)

Pandangan bahwa unsur cuaca dan iklim sebagai faktor keselamatan dan faktor penunjang telah dikenal sejak lama. Manusia sudah sejak lama mengenal dan memperhitungkan cuaca dalam kegiatannya, misalnya dalam membuat bangunan, memulai bercocok tanam, memilih jenis tanaman yang sesuai dan lain sebagainya. Pandangan ini terus berkembang dan semakin intensif digunakan di berbagai bidang kegiatan. (Soerjani, 2008)

Dampak anomali iklim di dominasi oleh kekeringan dan kebanjiran terhadap ketahanan pangan terkait dengan dampaknya terhadap produksi dan distribusi pangan, kemampuan dan akses masyarakat terhadap pangan dan kerusakan sumber daya alam di sentra produksi pangan. Hal ini terjadi melalui pengaruhnya terhadap pola dan waktu tanam. Walaupun sector pertanian juga menyumbang emisi, pertanian adalah sekto yang menderita dan terancam akibat perubahan iklim, terutama tanaman padi. System produksi padi sangat rentan (vulnerable) dan akan mengalami dampak paling serius akibat perubahan iklim. Perubahan iklim menyebabkan penurunan produktivitas dan produksi padi akibat peningkatan suhu udara, banjir, kekeringan, intensitas serangan hama dan penyakit, serta penurunan kualitas gabah dan/atau rendemen beras.

Teori Produksi

(25)

suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah apabila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula.

Fungsi produksi adalah hubungan antara factor-faktor produksi yang disebut input dengan hasil produksi yang disebut output. (Sudarsono 1994)

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai dampak perubahan iklim terhadap produksi padi yang menjadi rujukan adalah penelitian yang di lakukan oleh Irawan dengan judul Adaptasi Perubahan Iklim untuk Mempertahankan Produksi Beras di Pulau Jawa. Dengan hasil analisis bahwa kontribusi pasokan pangan akan berkurang dan tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi penduduknya dikarenakan dampak perubahan iklim baik dalam bentuk peningkatan suhu udara, iklim ekstrim, tinggi muka air laut dan perubahan pola hujan serta penurunan curah hujan yang dapat menurunkan areal lahan sawah dan produktivitasnya.

Penelitian lain yang dijadikan rujukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Miqdad Anwarie dengan judul Pengaruh Anomali Curah Hujan Terhadap Produksi Padi di Kabupaten Jember. Dengan hasil analisis bahwa fenomena perubahan iklim berkaitan terhadap pergeseran musim hujan dan musim kemarau sehingga berkaitan besar terhadap tingginya nilai produksi padi.

(26)

Penelitian selanjutnya adalah Dampak Sosial Ekonomi Perubahan Iklim oleh Ati Harmoni (2005). Dengan hasil analisis menyimpulkan bahwa perubahan iklim mempunyai implikasi terhadap aktivitas ekonomi suatu daerah, suatu wilayah bahkan mungkin untuk seluruh dunia. Selain dampak yang secara langsung berpengaruh terhadap berbagai aktivitas manusia, biaya sosial dan ekonomi juga harus dikeluarkan untuk memperlambat pemanasan global juga sangat tinggi.

Eko Setiawan (2009) dalam analisisnya yang berjudul Kajian Hubungan Unsur Iklim Terhadap Produktivitas Cabe Jamu menyatakan bahwa unsur cuaca dapat dipergunakan untuk menduga produktivitas tanaman. Unsur cuaca yang penting dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah curah hujan, temperatur, angin, sinar matahari, kelembaban dan evaprotranspirasi.

2.4 Kerangka Pemikiran

(27)

Gambar 2 : Kerangka Pemikiran Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produksi Padi Sawah

Keterangan :

: Adanya Hubungan Langsung

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah maka hipotesis yang didapat adalah :

Perubahan iklim yang terjadi berpengaruh terhadap produksi usahatani padi sawah petani.

PETANI PADI SAWAH

USAHATANI PADI SAWAH

IKLIM

(Curah Hujan, Temperatur, Kelembaban)

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Deli Serdang. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive sampling (sengaja), dengan alasan daerah tersebut merupakan salah satu lokasi dengan produksi padi sawah terbesar di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014.

3.2Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari data kuantitatif. Data sekunder bersumber dari studi pustaka dan informasi dari beberapa instansi terkait dan referensi-referensi lainnya berupa makalah, hasil penelitian terdahulu, jurnal dan internet. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu di lakukan uji Asumsi Klasik..

3.2.1. Analisis Liniear Berganda

Analisi regresi liniear berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel. Jadi regresi liniear berganda akan dilakukan apabila jumlah variabel independennya minimal dua.

(29)

Y = a0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e/µ Dimana :

Y = Produksi Padi Sawah (Rp/Kg/Ha) a = Koefisien Tetap

X1 = Temperatur (̊C)

X2 = Kelembaban Udara (%) X3 = Curah Hujan (mm) X4 = Penyinaran Matahari

b1,b2,b3 = Koefisien Regresi Untuk Masing – Masing Variabel e/µ = Kesalahan Pengganggu

Hipotesis yang digunakan:

H0:Temperatur, kelembaban udara, curah hujan dan penyinaran matahari tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produksi padi sawah.

H1:Temperatur, kelembaban udara, curah hujan dan penyinaran matahari berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produksi padi sawah.

Berdasarkan salah satu asumsi yang digunakan bahwa dalam persamaan regresi adalah tidak ada kesalahan dalam spesifikasi model, dengan kata lain model telah terspesifikasi dengan benar. Maka perlu disebutkan beberapa kriteria untuk menilai kebaikan dan kesesuaian suatu model regresi. Kriteria tersebut adalah R2,

F-test dan t-test (Subanti, 2014).

1. Koefisien Determinasi (R2)

(30)

Dengan demikian semakin mampu variabek independen menerangkan fluktuasi yang terjadi pada variabel dependen, maka akan semakin besar pula nilai R2 dari model sehingga semakin baik atau sesuai pula model regresi tersebut. Sebaliknya jika R2 relatif kecil, model yang dibentuk dikategorikan kurang baik atau kurang sesuai.

Tidak ada acuan terkait berapa nilai R2 yang dikategorikan cukup baik atau sesuai. Karena nilai R2 itu sendiri sangata dipengaruhi oleh banyaknya variabel bebas yang diikutsertakan dalam model serta banyaknya observasi.

2. Uji F (F-Test)

Uji F menguji signifikansi pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat sekaligus tanpa memperhatikan tingkat pengaruh dari setiap variabel sehingga jika uji F memberikan hasil yang sangat signifikan meskipun terdapat satu atau dua variabel yang berpengaruh nyata terhadap variabel dependen maka perlu diperlukan pengujian signifikansi masing-masing koefisien regresi sehingga dapat ditentukan secara lebih spesifik variabel bebas mana saja yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Jika sig < 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak Jika sig > 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima

3. Uji Individu (t-test)

(31)

variabel terikat tidak signifikan. Sebaiknya, variabel tersebut tidak perlu dimasukkan ke dalam model.

Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima

Jika sig > 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak (Subanti,2014).

3.2.2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian Asumsi Klasik merupakan pengujian asumsi-asumsi statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Ketika asumsi tidak terpenuhi, biasanya dilakukan berbagai solusi agar asumsi dapat terpenuhi atau beralih ke metode yang lebih advance agar asumsinya dapat terselesaikan. Pengujian asumsi klasik harus dilakukan untuk menguji asumsi-asumsi yang ada dalam permodelan regresi linear berganda. Pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Asumsi Normalitas adalah asumsi residual yang berdistribusi normal, asumsi ini harus terpenuhi untuk untuk model regresi yang baik. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode formal seperti: Uji Kolmogorov-Smirnov, Uji Anderson-Darling, Uji

Shapiro-Wilk dan Uji Jarque-Bera yang mana semua pengujian ini memiliki hipotesis interprestasi, yaitu:

H0 : Residual berdistribusi Normal

(32)

Asumsi Normalitas terpenuhi ketika pengujian Normalitas menghasilkan P-value (Sign.) lebih besar dari α denagn nilai α ditentukan sebesar 1%, 5% atau 10%

(Statistical Data Analyst).

2. Uji Heteroskedastisitas

Adanya penyimpangan nilai absolut model yang tidak sama untuk setiap nilai variabel bebas sepanjang periode observasi. Dengan kata lain, model yang diperoleh memiliki varian yang tidak homogen atau sering pula disebut dengan

hetroscedastic. Sekalipun persoalan heteroskedastisitas umumnya terjadi pada data cross-section, namun dalam data time series pun persoalan tersebut bisa terjadi(Subanti,2014).

Cara-cara mengidentifikasi adanya kasus Heterokedastisitas:

1. melakukan pemeriksaan dengan metode grafik, seperti:

• pemeriksaan output scatter plot dari variabel respon (Y) pada sumbu-Y dengan masing-masing prediktornya (X) pada sumbu-X.

• pemeriksaan output scatter plot dari variabel residual (e) pada sumbu-Y dengan varabel prediksi respon (Y-hat) pada usmbu-X.

• pemeriksaan output scatter plot dari variabel residual (e) pada sumbu-Y dengan masing-masing variabel prediktornya (X) pada sumbu-X.

(33)

3. Uji Multikolinieritas

Multikolonieritas dapat didefinisikan sebagai adanya hubungan atau kolerasi yang ukup kuat antara sesama variabel bebas yang disertakan dalam model. Adapun devinisi lain adalah kolerasi liniear yang “perfect” atau eksak diantara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model. Sebab munculnya multikoliniearitas bukan muncul tanpa sebab diantaranya yaitu cara pengambilan data, ukuran sampel terlalu kecil, acuan yang digunakan kepada model, populasi yang disampel, spesifikasi model tidak tepat, dan ketidakseimbangan variabel yang terdapat dalam model dengan jumlah sampel(Subanti,2014).

4. Uji Autokorelasi

Diartikan sebagai adanya residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lain. Autokorelasi merupakan persoalan yang umum ditemukan dalam data time series tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pula pada data cross section.

Berikut pengidentifikasian adanya kasus autokorelasi :

1. Pengujian Durbin-Watson yang menguji adanya autokorelasi pada lag-1. Pada Tabel Durbin-Watson diperoleh output tabel, yaitu nilai Durbin-Watson batas bawah (dL) dan batas atas (dU). Kriteria pemeriksaan asumsi Autokorelasi residual menggunakan nilai Durbin-Watson (d), yaitu:

• Jika d < 2 dan d <dL, maka residual bersifat Autokorelasi positif • Jika d < 2 dan d >dU, maka residual tidak bersifat Autokorelasi

(34)

• Jika d > 2 dan 4 – d <dL, maka residual bersifat Autokorelasi negatif. • Jika d > 2 dan 4 - d > dU, maka residual tidak bersifat Autokorelasi

• Jika d > 2 dan dL ≤ 4 – d ≤dU, maka hasil pengujian tidak dapat disimpulkan.

(35)

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Letak Dan Keadaan Geografis

Kabupaten Deli Serdang secara geografis, terletak diantara 2°57’ - 3°16’ Lintang Utara dan antara 98°33’ - 99°27’ Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72 Km2 Dari luas Propinsi Sumatera Utara, dengan batas sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Sumatera. • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo.

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat Daerah ini secara geografis terletak pada wilayah pengembangan Pantai Timur Sumatera Utara serta memiliki topografi, kountur dan iklim yang bervariasi. Kawasan hulu yang kounturnya mulai bergelombang sampai terjal, berhawa tropis pegunungan, kawasan dataran rendah yang landai sementara kawasan pantai berhawa tropis pegunungan.

(36)

Gambar 3:Peta Wilayah Kabupaten Deli Serdang

(37)

Dengan pemekaran Kabupaten Deli Serdang menjadi dua wilayah, secara administratif Pemerintah Kabupaten Deli Serdang kini terbagi atas 22 Kecamatan yang didalamnya terdapat 14 Kelurahan dan 389 Desa.

Kabupaten Deli Serdang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka,sebagai salah satu daerah lintas pelayaran paling sibuk didunia. Kabupaten ini mengelilingi 2 ( dua ) kota Utama di Sumatera Utara.

Dengan posisi strategis, sumber daya alam dan tenaga kerja yang dimiliki oleh Kabupaten Deli Serdang akan menjadi potensi yang dapat dikembangkan menjadi keunggulan yang kompetitif dalam menghadapi persaingan dalam menarik investor untuk mengembangkan usahanya di daerah ini dan sasaran lainnya dalam memasarkan produk/jasa yang dihasilkan.

(38)

4.1.2 Topografi Daerah

Wilayah Kabupaten Deli Serdang terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi pegunungan dengan luas ± 2.497.72 Ha terdiri dari 22 kecamatan, 380 desa dan 14 kelurahan

Daratan pantai terdiri dari 4 kecamatan ( Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan,dan Pantai Labu ). Jumlah Desa sebanyak 64 Desa/Kelurahan

Tabel 3:Kecamatan, Ibukota Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Deli Serdang

No Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas Wilayah Km2

4 Kutalimbaru Kutalimbaru 174,92 14 Desa

5 Pancur Batu Pancur Batu 122,53 25 Desa

15 Hamparan Perak Hamparan Perak 230,15 20 Desa

16 Labuhan Deli Helvetia 127,23 5 Desa

Jumlah 2.479,72 389 Desa/14 Kel

(39)

4.2 Keadaan Iklim

Sesuai dengan perbedaan geografis, topografis dan ketinggian dari permukaan laut maka iklim daerah ini juga bervariasi yaitu iklim sub tropis dan iklim peralihan antara sub tropis dan tropis.

Ketinggian 0 – 500 meter dari permukaan laut, Kabupaten Deli Serdang beriklim peralihan antara sub tropis dan tropis, sedangkan ketinggian lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut beriklim sub tropis.

Curah hujan rata-rata pertahun 1.936,3 mm, pada umumnya curah hujan terbanyak pada bulan September, Oktober, Nopember dan Desember. Angin yang bertiup melalui daerah ini juga berbeda yakni angin laut dan angin pegunungan dengan kecepatan 0,68 meter/detik, sedangkan temperatur rata-rata 26,7° dan kelembaban 84 %.

4.2.1 Potensi Daerah

Kabupaten Deli Serdang mempunyai 2 (dua) musim yaitu, musim hujan dan musim panas (kering).

Sumber Daya Alam

(40)

dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian.

Potensi Pertanian

Sektor pertanian yang meliputi sub sektor pertanian tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan dan kehewanan, perikanan dan kelautan serta kehutanan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perkonomian daerah Kabupaten Deli Serdang.

Tabel 4 :Komoditi, Luas Panen Dan Jumlah Produksi Hasil Pertanian Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

No Komoditi Luas Panen

Potensi Tanaman Pangan dan Holtikultura

(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Perubahan Iklim di Daerah Penelitian

Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten dengan pengahasilan padi khususnya padi sawah terbesar kedua di Sumatera Utara setelah Kabupaten Simalungun. Kabupaten Deli Serdang sendiri memiliki zona musim yang cukup stabil, tetapi lamban laun terjadi perubahan dari variabel yang dapat merubah iklim ke arah yang ekstrim dan memiliki dampak yang nyata terhadap sekitarnya. Kabupaten Deli Serdang memiliki potensi yang besar pada bidang pertanian, sedangkan pertanian tersebut adalah hal yang sangat rentan terhadap cuaca.

(42)

Tabel 5 ; Data Produksi Padi, Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan dan Sinar Matahari Tahun 1993-2012

Sumber: BPS dan BMKG Sumatera Utara 2014

Variabel-variabel dalam iklim diantaranya adalah temperatur, kelembaban, curah hujan dan sinar matahari dimana variabel independent tersebut berpengaruh terhadap produksi padi sawah itu sendiri.

(43)

5.2. Analisis Data

5.2.1. Penggunaan Produksi Padi Sawah

Dari hasil penggunaan EVIEWS yang di dapat, maka dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4: Output Regresi Linear Berganda

Persamaan ekonometrika yang didapat untuk masalah ini adalah:

Y= - 4279802 - 68342,19 X1 + 54755,46 X2+ 176,86 X3+ 40268,01 X4+ e/µ Y = Produksi padi sawah

(44)

5.2.2. Uji Signifikansi Individu (Uji-t)

Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel-variabel bebas berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.

1. Pengaruh temperatur (X1) terhadap produksi padi sawah (Y)

Pada variabel X1 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel (Y) hal ini ditandai bahwa t-stat untuk koefisien regresi variabel bebas lebih kecil dibandingkan t-tabel pada level α 5% dan degree of freedom sebesar 20. Untuk variabel X1 dengan t-stat sebesar -1,4013 < t-tabel (0,05;20) = 1,725 dan nilai probabilitas 0,1791 > 0,05 dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak artinya variabel tempratur (X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikansi terhadap produksi padi sawah (Y). Temperatur (suhu) merupakan panas dari suatu benda yang diukur dengan termometer dalam satuan 0C. Ketika variabel temperatur (X1) mengalami kenaikan 10C maka produksi padi sawah (Y) mengalami penurunan sebesar 68342,19 ton selama 22 tahun artinya setiap tahun dengan rata-rata dua kali penanaman dalam satu tahun produksi padi di daerah Deli Serdang mampu menurunkan produksi padi sawah sebesar 1553,23 ton dalam setiap produksinya.. Sehingga dapat dikatakan kenaikan nilai pada variabel X1 bersifat negatif terhadap variabel terikat (Y).

2. Pengaruh kelembaban (X2) terhadap produksi padi sawah (Y)

(45)

t-stat sebesar 3,45 > t-tabel (0,05;20) = 1,725 dan nilai probabilitas 0,0030 < 0,05 dapat disimpulkan H1 diterima dan H0 ditolak artinya variabel kelembaban (X2) secara parsial berpengaruh signifikansi terhadap produksi padi sawah (Y). Satuan % dalam kelembaban merupakan kandungan uap air yang terkandung dalam udara. Ketika variabel kelembaban (X2) mengalami kenaikan 1% maka produksi padi sawah (Y) mengalami kenaikan sebesar 54755,46 ton selama 22 tahun artinya setiap tahun dengan rata-rata dua kali penanaman per satu tahun produksi padi di daerah Deli Serdang mampu menaikan produksi padi sawah sebesar 1244,43 ton dalam setiap produksinya. Sehingga dapat dikatakan kenaikan nilai pada variabel X2bersifat positif terhadap variabel terikat (Y).

3. Pengaruh curah hujan (X3) terhadap produksi padi sawah (Y)

(46)

4. Pengaruh sinar matahari (X4) terhadap produksi padi sawah (Y)

Pada variabel X4 berpengaruh signifikan terhadap variabel (Y) hal ini ditandai bahwa stat untuk koefisien regresi variabel bebas lebih besar dibandingkan t-tabel pada level α 5% dan degree of freedom sebesar 20. Untuk variabel X4

dengan t-stat sebesar 3,380 > t-tabel (0,05;20) = 1,725 dan nilai probabiltas 0,0036 < 0,05 dapat disimpulkan H1 diterima dan H0 ditolak artinya variabel sinar matahari (X4) secara parsial berpengaruh signifikansi terhadap produksi padi sawah (Y).Ketika variabel sinar matahari (X4) mengalami kenaikan satu 1% maka produksi padi sawah (Y) mengalami kenaikan sebesar 40268,01selama 22 tahun artinya setiap tahunnya produksi padi di daerah Deli Serdang mampu menaikkan produksi padi sawah sebesar 915,18 ton dalam setiap produksinya. Sehingga dapat dikatakan kenaikan nilai pada variabel X4bersifat positif terhadap variabel terikat (Y).

5.2.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

(47)

5.2.4. Koefisien Determinasi(R2)

Pengujian koefisien determinasi (R2)digunakan untuk mengukur proporsi atau presentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Semakin besar (mendekati satu) maka, dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya. Berikut hasil perhitungan R2yang diperoleh: R2 yang diperoleh dari hasil yang di dapat adalah sebesar 0,632. Analisis ini menunjukkan bahwa variasi dari produksi padi sawah (Y) mampu dijelaskan secara serentak oleh variabel-variabel bebas seperti temperatur (X1), kelembaban (X2), curah hujan (X3) dan penyinaran matahari (X4) secara bersama-sama mampu mempengaruhi variabel terikat (produksi padi) sebesar 63,2% sedangkan sisanya sebesar 36,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam model.

5.3. Uji Asumsi Klasik

secara teoritis telah diungkapkan bahwa salah satu metode pendugaan parameter dalam model regresi linear adalah ordinary least square (OLS). Metode OLS digunakan berlandaskan pada sejumlah asumsi tertentu. Pada prinsipnya model regresi linear yang dibangun sebaiknya tidak boleh menyimpang dari asumsi

BLUE (Best, Linear, Unbiased dan Estimator) (Rahmanta,2009).

5.3.1. Uji Autokorelasi

(48)

observasi ke observasi lain. Masalah ini sering ditemukan apabila kita menggunakan data time series/runtut waktu (Rahmanta,2009).

Gambar 5: Output Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi adanya Autokorelasi dengan membandingkan nilai X2 hitung dengan X2 tabel, yaitu:

a. Jika nilai X2 hitung > X2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa model bebas dari masalah serial korelasi ditolak.

(49)

Hasil analisis yang diperoleh dapat dilihat pada nilai Obs*R squared (X2 hitung) sebesar 5,726 dan X2 tabel yang desesuaikan jumlah lag= 2 dan α = 5% adalah

sebesar 5,99. Karena 5,726 < 5,99 maka dapat disimpulkan model diatas bebas dari masalah Autokorelasi.

5.3.2. Uji Normalitas

Gambar 6: Output Uji Normalitas

Untuk mendeteksi apakah residualnya berdistribusi normal atau tidak dengan membandingkan nilai Jarque-Bera (JB) dengan X2tabel, yaitu:

a. Jika nilai JB > X2tabel, maka residualnya berdistribusi tidak normal.

b. Jika nilai JB < X2tabel, maka residualnya berdistribusi normal (Rahmanta,2009).

Dari hasil analisis diperoleh, nilai JB sebesar 0,706 dan X2 tabel yang desesuaikan jumlah lag= 2 dan α = 5% adalah sebesar 5,99. Karena 0,706 < 5,99 maka dapat

(50)

5.3.3. Uji Heterokedastisitas

Gambar 7: Output Uji Heterokedastisitas

Apabila nilai X2hitung (nilai Obs*R squared) > nilai X2tabel, dengan derajat kepercayaan α = 5%, maka dapat disimpulkan model diatas tidak lolos uji

Heterokedastisitas (Rahmanta,2009).

(51)

Karena nilai X2hitung = 1,507 < nilai X2tabel maka dapat disimpulkan model diatas lolos uji heterokedastisitas.

5.3.4. Uji Multikolinearitas

Dalam melakukan pengujian Multikolinearitas pada program EVIEWS dilakukan pendekatan korelasi parsial dengan tahapan

Y= a0 + a1X1 + a2X2 + a3X3 + a4X4 ………(1)

Estimasi regresi untuk X1= b0 + b1X2 + b2X3 + b3X4………..(2)

X2= b0 + b1X1 + b2X3 + b3X4 ……….(3)

X3= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X4………..(4)

X4= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 ……….(5) (Rahmanta,2009)

Hasil estimasi regresi untuk persamaan X1 (Temperatur)

(52)

Hasil estimasi regresi untuk persamaan X2 (Kelembaban)

Gambar 9: Output Uji Multikolinearitas Persamaan 2

Hasil estimasi regresi untuk persamaan X3 (Curah Hujan)

(53)

Hasil estimasi regresi untuk persamaan X4 (Sinar Matahari)

Gambar 11: Output Uji Multikolinearitas Persamaan 4

Untuk persamaan (1) nilai R2 adalah sebesar 0,632 selanjutnya disebut R21 Untuk persamaan (2) nilai R2 adalah sebesar 0,088 selanjutnya disebut R211 Untuk persamaan (3) nilai R2 adalah sebesar 0,044 selanjutnya disebut R212 Untuk persamaan (4) nilai R2 adalah sebesar 0,234 selanjutnya disebut R213 Untuk persamaan (5) nilai R2 adalah sebesar 0,257 selanjutnya disebut R214 Ketentuan :

Bila nilai R21> R211, R212,R213,R214 maka model tidak ditemukan adanya multikolinearitas.

Bila nilai R21< R211, R212,R213,R214 maka model ditemukan adanya multikolinearitas (Rahmanta,2009).

(54)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Produksi padi sawah di Kabupaten Deli Serdang sebagian besar dipengaruhi oleh Iklim di tempat. Iklim diantaranya dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban, curah hujan dan penyinaran matahari.

2. Temperatur (X1) merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap produksi padi sawah (Y).

3. Temperatur dan curah hujan memiliki pengaruh yang negatif, sedangkan kelambaban dan sinar matahari memiliki pengaruh yang positif terhadap produksi padi sawah di Kabupaten Deli Serdang.

4. Model tidak mengalami penyimpangan.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan adalah:

6.2.1 Kepada Pemerintah

Diharapkan kepada pemerintah agar lebih menyoroti dan menaggulangi perubahan iklim yang semakin lama semakin tidak stabil sehingga keberlangsungan sektor pangan di Indonesia dapat terus ditingkatkan, serta mengarahkan petani agar mampu menangani perubahan serta dampak dari iklim tersebut.

6.2.2 Kepada Petani

(55)

6.2.3 Kepada Peneliti Selanjutnya

(56)

DAFTAR PUSTAKA

AAK.1990.Budidaya Tanaman Padi.Kanisius:Yogyakarta.

Anwarie,Miqdad.2012.Pengaruh Anomali Curah Hujan Terhadap Produksi Padi

di Kabupaten Jember.Departemen Geografi FMIPA Universitas

Indonesia:Jakarta.

Balda,Afrizal.2012.Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Produksi Padi.Jawa Tengah.

Harmoni,Ati.2005.Dampak Sosial Ekonomi Perubahan Iklim.Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma:Jakarta.

Instruksi Gubernur Sumatera Utara.2012.Adaptasi Iklim Ekstrim Sebagai Upaya Pengamanan Produksi Beras di Sumatera Utara 2012-2020.Medan.

Irawan.Adaptasi Perubahan Iklim Untuk Mempertahankan Produksi Beras di Pulau Jawa.Balai Penelitian Tanah:Bogor.

Nirdayana,Khori DKK.2011.Dampak Perubahan Iklim Terhadap Produksi dan

Pendapatan Usahatani Mangga.Sosial Ekonomi Fakultas

PertanianUniversitas Brawijaya:Malang.

Sabaruddin,Laode.2012.Agroklimatologi.Alfabeta:Bandung.

Setyono,Agus dan Suparyono.1997.Mengatasi Permasalahan Budidaya Padi.Penebar Swadaya:Jakarta.

Subanti,Sri DKK.2013.EKONOMETRI.Graha Ilmu:Yogyakarta.

Webster,CC and Wilson,P.N.1996.Agriculture in The Tropics.Longmans:London. www.deliserdangkab.go.id

Setiawan,Eko.2009.Kajian Hubungan Unsur Iklim Terhadap Produktivitas Cabe

Jamu di Kabupaten Sumenep.Fakultas Pertanian Universitas

(57)
(58)

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 2012

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 2011 Bulan/month

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

07.00 13.00 18.00 Rata-rata/

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

(59)

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 2010

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 2009 Bulan/month

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

07.00 13.00 18.00 Rata-rata/

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

(60)

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 2008

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 2007 Bulan/month

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

07.00 13.00 18.00 Rata-rata/

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

(61)

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun SampalTahun : 2006

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali. Tahun : 2005 Bulan/month

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

07.00 13.00 18.00 Rata-rata/

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

(62)

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun SampaliTahun : 2004

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali. Tahun : 2003

Bulan/month

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

07.00 13.00 18.00 Rata-rata/

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

(63)

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 2002

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 2001 Bulan/month

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

7:00 13:00 18:00 Rata-rata/

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

(64)

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 2000

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 1999

Bulan/month Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

7:00 13:00 18:00 Rata-rata/

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

(65)

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 1998

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 1997 Bulan/month

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

7:00 13:00 18:00 Rata-rata/

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

(66)

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 1996

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 1995 Bulan/month

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

7:00 13:00 18:00 Rata-rata/

7:00 13:00 18:00 Rata-rata/ Averange

(67)

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 1994

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 1993 Bulan/month

Diamati pada jam

7:00 13:00 18:00 Rata-rata/ Averange

(1) (2) (3) (4) (5)

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

(68)

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut

di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali tahun 2013

Temperatur udara maksimum/minimum, rata-rata dan absolut di Kabupaten Deli Serdang (oC) Stasiun Sampali

Tahun : 1992 Bulan/month

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

07.00 13.00 18.00 Rata-rata/

Diamati pada jam Maksimum/max Minimum/min

(69)

Lampiran 3

Data Produksi Padi Sawah (ton/tahun) di Kabupaten Deli

Serdang Tahun 1992-2013

Gambar

Tabel Judul
Gambar Judul
Tabel 1. Produksi Padi Sawah di Provinsi Sumatera Utara tahun 2008-2012 (ton/tahun).
Gambar 1: Anomali Temperatur Permukaan Rata-Rata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Temperatur Udara, Kelembaban Udara, Kecepatan Angin) dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Kecamatan Medan Barat Tahun 2010-2012..

Sebaran data dari atribut temperatur udara, curah hujan, penyinaran matahari, tekanan udara, kelembaban dan kecepatan angin yang sudah dilakukan tahap Moving Average

Predictors: (Constant), penyinaran matahari bukan pesisir, kelembaban udara bukan pesisir. Dependent Variable: Kejadian TB paru

Tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor iklim suhu, curah hujan, hari hujan, lama penyinaran matahari, kelembaban dan kecepatan angin dengan angka insiden DBD di

Iklim (suhu udara, curah hujan, kelembaban udara dan kecepatan angin) dan kejadian penyakit memiliki hubungan yang sangat erat, terutama terjadinya berbagai penyakit

Dari hasil estimasi pada tabel 3 terlihat bahwa variabel curah hujan merupakan variabel iklim yang berpengaruh signiikan secara parsial untuk keempat model dalam

Sebaran data dari atribut temperatur udara, curah hujan, penyinaran matahari, tekanan udara, kelembaban dan kecepatan angin yang sudah dilakukan tahap Moving Average secara

Indikator dampak perubahan iklim antara lain peningkatan curah hujan, suhu, kelembapan, intensitas cahaya matahari, angin. Perubahan iklim mempengaruhi sektor