• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE SNOWBALL THROWING GUNA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TIK SISWA KELAS VIII SMPN 1 BAWEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE SNOWBALL THROWING GUNA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TIK SISWA KELAS VIII SMPN 1 BAWEN"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI METODE

SNOWBALL THROWING

GUNA

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PADA

MATA PELAJARAN TIK SISWA KELAS VIII

SMPN 1 BAWEN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Oleh

Cindy Fitriani Cahyaningsih NIM.5302411106

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

1. Tidak akan mungkin masalah dapat terselesaikan kecuali mau dan berani

menghadapi untuk menyelesaikannya.

2. Berfikir positif, gunakan kesempatan hari ini, lakukan hari ini!

Persembahan

1. Untuk Dosen pembimbing, Bapak Kartono yang senantiasa

membimbing skripsi saya hingga selesai,

2. Untuk Ayah (Mukhlis) dan Mama (Ita Murdiyaningsih) yang

selalu mengajari, membimbing dan memelukku,

3. Untuk Zulfikar dan Syarifuddin Nur Mukhlisin kedua adikku

yang menjadi penyemangat,

4. Untuk keluarga besar yang senantiasa mendukung

perjuanganku,

5. Untuk Bu Anggit, guruku sejak SMP yang berkenan

direpotkan untuk membimbing,

6. Untuk Nur Utami, Nuryazid, Novita, Tika dan sahabat lain

yang memotivasi dan membantu lancarnya perjuangan.

7. Untuk pejuang S.Pd dari rombel 3 yang telah berjuang

(7)

vi

ABSTRAK

Cindy Fitriani Cahyaningsih. 2015. Implementasi Metode Snowball Throwing

Guna Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas VIII SMPN 1 Bawen. Skripsi, Jurusan Teknik Elektro, Progam Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs.R. Kartono M.Pd.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar dan minat siswa pada matapelajaran TIK khususnya pada teori. Hasil belajar dan minat siswa lebih rendah dibandingkan dengan pelajaran berbasis praktik. Siswapun dirasa kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini terjadi karena dengan menggunakan model pembelajaran konvensional siswa merasa jenuh. Oleh karena itu, digunakanlah metode pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing sehingga suasana belajar mengajar lebih menyenangkan dan diharapkan mampu mencapai tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil dan minat belajar siswa.

Penelitian menggunakan sampel dengan pemilihan secara random dari populasi siswa kelas VIII SMPN 1 Bawen menggunakan penelitian quasi eksperimen dengan rancangan control group pre-test posttest. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu pretest, perlakuan dan posttest. Teknik pengumpulan data adalah dengan test dan angket.

Hasil penelitian model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata – rata kelas dari nilai pretest dan posttest dari masing-masing kelas. Kenaikan nilai pada kelas eksperimen dalam kriteria sedang pada skor 0.51 sedangkan kelas kontrol memiliki skor 0.297 dengan kriteria rendah sesuai dengan uji gain yang telah dilakukan. Kemudian dibuktikan juga pada uji-t pada taraf

kesalahan α = 5% sebesar 4.39 > 2.00, serta adanya peningkatan minat rata-rata kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran tipe snowball throwing sebesar 20%. Sesuai hasil penelitian diatas dapat disimpulkan perlakuan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan menggunakan model konvensional ceramah. Saran yang berkaitan dengan pembahasan, guru selanjutnya dapat menerapkan pembelajaran yang inovatif serta menyenangkan untuk meningkatkan hasil belajar dan minat siswa.

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah

memberikan rahmat serta hidayatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan

SKRIPSI dengan judul Implementasi Metode Snowball Throwing Guna Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas

VIII SMPN 1 Bawen. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan

Komputer. Dalam penyusunan laporan ini praktikan dibantu oleh beberapa pihak

dalam penyusunannya. Oleh karena itu, ucapan terima kasih dan rasa hormat ingin

dihaturkan kepada :

1. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang.

2. Drs.R. Kartono M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, motivasi, dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ch. Anggit Indra Puspita, S.T selaku guru TIK yang membantu lancarnya

penelitian,

4. Drs. Agus Suryanto M.T. dan Ir. Ulfah Mediaty Arief M.T. , Dosen

Penguji yang telah memberikan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Suryono, M.T., Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang.

6. Feddy Setio Pribadi, S.Pd, M.T., Kaprodi Pendidikan Teknik Informatika

dan Komputer.

7. Bapak, ibu dosen, dan staf di Jurusan Teknik Elektro UNNES yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

Semoga hasil penilitian ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dan

perkembangan pendidikan pada umumnya.

Semarang, September 2015

(9)

viii

DAFTAR ISI

Cover ... i

Lembar Persetujuan Pembimbing ... Error! Bookmark not defined. Lembar Pengesahan ... Error! Bookmark not defined. Pernyataan Keaslian ... Error! Bookmark not defined. Motto Dan Persembahan ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi... viii

Daftar Lampiran ... xi

Daftar Tabel ... xiii

Pendahuluan ... 1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ... 5

1.3 BATASAN MASALAH ... 6

1.4 RUMUSAN MASALAH ... 6

1.5 TUJUAN ... 7

1.6 MANFAAT ... 7

1.6.1 Manfaat Teoritis ... 7

1.6.2 Manfaat Praktis ... 7

1.7 PENEGASAN ISTILAH ... 8

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN ... 11

Bab II ... 12

Kajian Pustaka ... 12

2.1 KAJIAN TEORI ... 12

2.1.1 Belajar ... 12

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 14

2.1.3 Minat Belajar ... 14

2.1.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 15

2.1.3.2 Cara Membangkitkan Minat Belajar ... 16

2.1.4 Tinjauan Materi Dokumen Pengolah Angka ... 16

(10)

ix

2.1.6 Cooperative Learning – Snowball Throwing... 18

2.1.6.1 Cooperative Learning ... 18

2.1.6.2 Snowball Throwing ... 20

2.2 PENELITIAN YANG RELEVAN ... 21

2.3 KERANGKA BERPIKIR ... 25

2.4 HIPOTESIS ... 27

Bab III ... 28

Metode Penelitian... 28

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN... 28

3.2 POPULASI DAN SAMPEL ... 28

3.2.1 Populasi ... 28

3.2.2 Sampel ... 28

3.3 DESAIN PENELITIAN ... 29

3.4 PROSEDUR PENELITIAN ... 30

3.4.1 Persiapan Penelitian ... 30

3.4.2 Pelaksanaan Penelitian ... 31

3.4.3 Evaluasi ... 32

3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 32

3.5.1 Metode Dokumentasi ... 32

3.5.2 Metode Tes ... 32

3.5.3 Metode Angket ... 32

3.6 INSTRUMEN PENELITIAN ... 33

3.6.1 Instrumen Tes ... 33

3.6.2.1 Validitas Test ... 33

3.6.2.2 Reliabilitas Test ... 34

3.6.2.3 Tingkat Kesukaran Soal ... 34

3.6.2.4 Daya Beda Soal ... 35

3.7 TEKNIK ANALISIS DATA ... 36

3.7.1 Minat ... 36

3.7.2 HASIL BELAJAR SISWA ... 37

3.7.2.1 Nilai Belajar Siswa ... 37

3.7.2.2 Rata – Rata Kelas ... 38

3.7.3 Analisis Data ... 38

3.7.3.1 Uji Normalitas ... 38

3.7.3.2 Uji Homogenitas ... 39

3.7.4 Menguji Hipotesis ... 39

3.7.5 Uji Gain... 40

(11)

x

Bab IV ... 42

Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 42

4.1. HASIL PENELITIAN ... 42

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian ... 42

4.1.2 Analisis Instrumen Penelitian ... 43

4.1.2.1 Analisis Test ... 43

4.1.2.2 Analisis Angket ... 44

4.1.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 44

4.1.4 Analisis Hasil Data Penelitian ... 48

4.1.4.1 Analisis Hasil Belajar ... 48

4.1.4.1.1 Analisis Uji Normalitas Nilai Pretest ... 48

4.1.4.1.2 Analisis Uji Homogenitas Nilai Pretest ... 50

4.1.4.1.3 Analisis Uji Normalitas Nilai Posttest ... 51

4.1.4.1.4 Analis Uji Homogenitas Nilai Posttest ... 53

4.1.4.1.5 Analisis Uji Hipotesis (Uji-T) ... 54

4.1.4.1.6 Analisis Uji Gain ... 55

4.1.4.1.7 Analisis Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol... 57

4.1.4.2 Analisis Minat Siswa ... 58

4.1.4.2.1 Deskripsi Data Minat Siswa ... 58

4.1.4.2.2 Analisis Minat Kelas Eksperimen ... 58

4.1.5 Pembahasan ... 61

Bab V Penutup ... 66

5.1 KESIMPULAN ... 66

5.2 SARAN ... 67

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

lampiran 1Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen (8h) ... 71

Lampiran 2Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol (8g) ... 72

Lampiran 3Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba (8f) ... 73

Lampiran 4Kisi-Kisi Soal Uji Coba Test Hasil Belajar(Pretest) ... 74

Lampiran 5Soal Uji Coba Pretest ... 76

Lampiran 6Kunci Jawaban Soal Uji Coba Pretest ... 80

Lampiran 7Perhitungan Daya Beda Soal Uji Coba Pretest ... 81

Lampiran 8Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Pretest ... 82

Lampiran 9Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba Pretest ... 83

Lampiran 10Perhitungan Validitas Soal Uji Coba Pretest ... 84

Lampiran 11Tabel Analisis Butir Soal Pretest ... 86

Lampiran 13Pretest ... 90

Lampiran 14Kunci Jawaban Soal Pretest ... 93

Lampiran 15Daftar Nilai Pretest ... 94

Lampiran 16Uji Normalitas Data Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 95

Lampiran 17Uji Normalitas Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 96

Lampiran 18Uji Homogenitas Data Pretest ... 97

Lampiran 19Kisi – Kisi Angket Minat Pretest ... 99

Lampiran 20Lembar Angket Minat Siswa(Pre-Test) ... 100

Lampiran 21Rekap Hasil Angket Pretest Kelas Komtrol ... 102

Lampiran 22Rekap Hasil Angket Pretest Kelas Eksperimen ... 103

LAMPIRAN 23Silabus Pembelajaran ... 104

LAMPIRAN 24RPPKELAS KONTROL ... 105

LAMPIRAN 25RPPKELAS EKSPERIMEN ... 110

Lampiran 26 Kisi-Kisi Soal Uji Coba (Posttest) ... 116

LAMPIRAN 27Uji Coba Post-Test ... 118

(13)

xii

Lampiran 29Perhitungan Daya Beda Soal Uji Coba Postest ... 123

Lampiran 30Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Posttest ... 124

Lampiran 31Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba Posttest ... 125

Lampiran 32Perhitungan Validitas Soal Uji Coba Posttest ... 126

Lampiran 33Tabel Analisis Butir Soal Pretest ... 128

Lampiran 34Post-Test ... 132

Lampiran 35Kunci Jawaban Soal Posttest ... 135

Lampiran 36Daftar Nilai Posttest... 136

Lampiran 37Uji Normalitas Data Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 138

Lampiran 38Uji Normalitas Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 139

Lampiran 39Uji Homogenitas Data Posttest ... 140

Lampiran 40Uji-T (Uji Hipotesis) ... 142

Lampiran 41Uji Gain ... 143

Lampiran 42Kisi – Kisi Angket Minat Posttest ... 144

Lampiran 43Lembar Angket Minat Siswa(Posttest)... 145

Lampiran 44Minat Posttest Kelas Kontrol ... 147

Lampiran 45Minat Posttest Kelas Eksperimen ... 148

Lampiran 46Rekap Analisis Kenaikan Minat Kelas Kontrol ... 149

Lampiran 47Rekap Analisis Kenaikan Minat Kelas Kontrol ... 150

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Jenis-Jenis Operator Aritmatika ... 17

Tabel 2. 2 Tabel Operator Perbandingan. ... 17

Tabel 2. 3 Tabel Fungsi Statistik ... 17

Tabel 3. 1 Kategorisasi Minat ... 37

Tabel 3. 2 Kriteria Nilai Uji Gain... 41

Tabel 4. 1 Tabel Uc Pretest Tabel 4. 2 Tabel Uc Posttest ... 44

Tabel 4. 3 Nilai Pretest Kelas Kontrol Dan Eksperimen ... 45

Tabel 4. 4 Tabel Nilai Post-Test Kelas Kontrol Dan Eksperimen ... 46

Tabel 4. 5 Tabel Perbandingan Pretest Dan Posttest ... 47

Tabel 4. 6 Tabel Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ... 48

Tabel 4. 7 Tabel Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ... 49

Tabel 4. 8 Tabel Analisis Uji Homogenitas Pretest... 50

Tabel 4. 9 Tabel Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen... 51

Tabel 4. 10 Tabel Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ... 52

Tabel 4. 11 Analisi Uji Homogenitas Posttest ... 53

Tabel 4. 12 Tabel Uji Hipotesis (Uji-T) Posttest ... 55

Tabel 4. 13 Uji Gain Masing-Masing Siswa ... 56

Tabel 4. 14 Tabel Rekap Kenaikan Minat Kelas Kontrol ... 59

(15)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan adalah dasar bagi berlangsungnya kehidupan di dunia.

Pendidikan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut dituangkan dalam

pembukaan UUD 1945. Suatu negara yang dikatakan maju apabila negara

memiliki kriteria tinggi bagi tingkat pendidikannya. Pendidikan itu sendiri terdiri

dari beberapa jenis yaitu pendidikan formal, nonformal dan informal. Di

Indonesia sendiri pendidikan formal memakai Kurikulum tahun 2013 untuk

beberapa sekolah yang siap dan Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan) untuk sekolah yang belum siap melaksanakannya.

Sesuai dengan prinsip KTSP dimana guru sendirilah yang menentukan

indikator dan materi pokok pelajaran karena sekolah dipandang lebih mampu

untuk menentukan karakteristik dan kondisi sekolahnya masing – masing.

Kurikulum KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) KTSP menekankan

pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.

Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan

membentuk pribadi yang terampil dan mandiri; (2) KTSP berorientasi pada hasil

belajar (learning outcomes) dan keberagaman; (3) Penyampaian dalam

pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi; (4) Sumber

(16)

2

edukatif; (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya

penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

TIK (Teknik Informatika dan Komputer) adalah salah satu mata pelajaran

yang terdapat pada Kurikulum KTSP. Mata pelajaran TIK adalah salah satu

upaya dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dalam bidang IPTEK ( Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi). Dalam pelajaran ini siswa dibekali pengetahuan

untuk mengerti dunia melalui teknologi. TIK terdiri dari 2 cara penilaian yaitu

penilaian praktik dan penilaian teori. Dalam penyampaian dan pencapaian hasil

diharapkan siswa mendapat nilai yang setara baik dalam teori maupun praktik.

Dalam mewujudkannya, suasana kelas harus dibuat semenarik mungkin guna

meningkatkan minat belajar siswa yang berpengaruh pada hasil belajarnya.

Dari hasil observasi awal yang telah dilakukan di SMPN 1 Bawen pada

tanggal 11 Februari 2015 didapat bahwa kurang antusias dalam mengikuti

pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan angket observasi awal (terlampir) bahwa

siswa masih sibuk dengan aktivitas sebelumnya dan tidak menyiapkan media

pembelajaran yang mendukung pembelajaran seperti buku pelajaran dan LKS

TIK. Saat pelajaran telah dimulai, siswa di kelas tidak terlibat di dalam proses

pembelajaran dan siswa masih sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Bahkan dalam

proses pembelajarannya siswa tidak aktif dalam menanggapi setiap pertanyaan

yang diberikan oleh guru bahkan siswa cenderung pasif. Siswa mau menanggapi

pertanyaan guru dengan cara ditunjuk, siswa lain yang ada di dalam kelas tetap

tidak respon dengan adanya siswa yang ditunjuk untuk maju ke depan kelas. Hal

(17)

siswa satu kelas apabila siswa yang maju ke depan kelas tidak mampu

mengerjakan soal yang diberikan, siswa lain di dalam kelas ikut andil dalam

menanggapi soal tersebut.

Menyikapi permasalahan tersebut maka seorang guru harus mampu membuat

suasana pembelajaran lebih menarik untuk meningkatkan minat siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar serta dapat mengikutsertakan semua siswa

dalam kelas agar suasana lebih menarik dan tidak membosankan.

Dari beberapa metode kooperatif yang ada metode Snowball Throwing

adalah merupakan metode dengan cara bermain namun tetap menekankan pada

pemahaman materi belajar siswa. Snowball Throwing adalah salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang menyenangkan. Model pembelajaran ini adalah

dengan membagi siswa di dalam kelas menjadi beberapa kelompok dan menuntut

siswa untuk aktif dalam proses pembelajarannya. Suprijono berpendapat (2011:

8), Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana murid

dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing

kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu

masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas

pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain yang masing-masing murid

menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Sedangkan menurut Kisworo

(2012) model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu metode

pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua

kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing murid

(18)

4

ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang

diperoleh.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arum Yuniati, Snowball

Throwing dapat meningkatkan hasil belajar dengan peningkatan hasil belajar

sebesar 13,9 % sebanyak 36 siswa (100%) dengan rata- rata kelas 83,9. Menurut

hasil penelitian Aris Susanti(2012) menyebutkan bahwa dalam penggunaan

model Snowball Throwing dapat meningkat aktivitas dan hasil belajar siswa

selama mengikuti pembelajran secara signifikan. Penelitian serupa juga dilakukan

oleh Ida Purwati, Sri Astutik, Nuriman,hasil penelitiannya menyebutkan bahwa

terjadi peningkatan hasil belajar. Hal ini menunjukkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing disertai diskusi dapat

merangsang siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga

pembelajaran tidak berjalan pada satu arah saja, melainkan terjadi interaksi

dua arah dari guru ke siswa serta dari siswa ke siswa.

Berdasarkan beberapa penelitian menggunakan metode Snowball Throwing

yang telah dilakukan, diketahui hasilnya dapat membuat kemampuan siswa lebih

baik dan dapat menjadikan pembelajaran lebih efektif. Oleh sebab itu, penggunaan

metode Snowball Throwing dianggap tepat untuk meningkatkan pembelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Metode Snowball Throwing adalah sebuah metode pembelajaran dengan

teknik diskusi guru dan siswa dimana siswa harus siap dalam menjawab

(19)

gulungan kertas. Dengan demikian seluruh siswa dapat berpartisipasi dalam

proses belajar mengajar yang berlangsung. Siswa dituntut untuk mampu membuat

dan memberikan pertanyaan, hal ini mampu meningkatkan minat belajar dan

kreativitas siswa yang mendukung pendalaman materi dari siswa.

Dari latar belakang seperti yang disebutkan di atas maka penulis mengambil

judul : “Implementasi Metode Snowball Throwing Guna Meningkatkan Minat dan

Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas VIII SMPN 1 Bawen”

1.2IDENTIFIKASI MASALAH

Dari paparan latar belakang diatas dan observasi kegiatan pemebelajaran di

kelas maka didapat beberapa masaah yang menyebabkan proses belajar mengajar

dirasa belum maksimal adalah :

1. Proses belajar mengajar masih dirasa konvensional, tenaga pengajar

belum memiliki inovasi – inovasi dalam proses belajar mengajar di

dalam kelas.

2. Perhatian sebagian besar siswa terhadap materi yang disampaikan

sehingga materi pembelajaran kurang dapat diterima oleh siswa

3. Pembelajaran masih berpusat pada penjelasan guru.

4. Hasil belajar siswa kurang karena materi yang kurang dipahami oleh

siswa

5. Minat belajar siswa rendah terbukti dengan kurangnya perhatian dan

(20)

6

1.3BATASAN MASALAH

Menghindari terlalu luasnya masalah yang akan dibahas dan keterbatasan

waktu peneliti serta keterbatasan kemampuan dari peneliti sendiri, maka masalah

yang dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

model pembelajaran tipe Snowball Throwing

2. Peningkatan dari hasil belajar menggunakan model pembelajaran tipe

Snowball Throwing

3. Peningkatan dari minat belajar menggunakan model pembelajaran

tipe Snowball Throwing

4. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Bawen Tahun

Pelajaran 2014/2015.

5. Materi yang diajarkan ms.exel dengan pokok bahasan rumus dan

fungsi

1.4RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model Snowball Throwing dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas 8 SMPN 1 Bawen dibandingkan dengan

penggunaan model konevensional (ceramah)?

2. Bagaimana penerapan model Snowball Throwing dapat meningkatkan

(21)

1.5TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model Snowball

Throwing

2.

Meningkatkan minat belajar siswa dengan menerapkan model Snowball

Throwing

1.6MANFAAT

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun

praktis. Adapun menfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

1. Memperluas wawasan mengenai pembelajaran TIK di sekolah.

2. Sebagai acuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

3. Sebagai acuan model pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan

menggunakan model Snowball Throwing.

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan minat siswa dan kemampuan menanggapi

permasalahan dalam belajar serta meningkatkan kerja sama, pola pikir

dan keaktifan di dalam kelas saat proses belajar mengajar belajar

berlangsung sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pandangan bagi guru k

(22)

8

belajar siswa. Selain itu, diharapkan penelitian ini mampu untuk

meningkatkan kemampuan pengajar dalam mempersiapkan,

melaksanakan dan evaluasi kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitan ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam penelitian

selanjutnya yang masih dalam satu jenis penelitian.

1.7PENEGASAN ISTILAH

Menjaga agar tidak terjadi kesalahan penafsiran ataupun menimbulkan

beberapa penafsiran dalam mengartikan judul, maka perlu diberikan penegasan

istilah sebagai berikut:

1. Implementasi

Implementasi atau sering disebut dengan pelaksanaan,

penerapan. Implementasi adalah melakukan atau melaksanakan sesuatu

untuk mempraktikkan suatu anggapan, teori, metode dan yang

bersangkutanguna membuktikan kebenarannya dalam mencapai sebuah

tujuan.

2. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan untuk

pembelajaran dengan menerapkan langkah - langkah yang dirasa atau

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara efektif dan

(23)

3. Model Pembelajaran Snowball Throwing

Model pembelajaran Snowball Throwing adalah model

pembelajaran yang didesain menjadi pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan. Siswa diharapkan mampu untuk ikut aktif dalam model

pembelajaran ini. Dalam pelaksanaannya Snowball Throwing guru

membaginya menjadi beberapa kelompok, kemudian guru memanggil

setiap ketua kelompok untuk maju ke depan. Siswa yang dipanggil guru

untuk maju ke depan adalah siswa yang diberikan materi oleh guru dan

bertanggung jawab untuk mengajarkan kembali kepada teman dalam

kelompoknya. Setelah itu permainan dalam pembelajaran dimulai

dengan setiap siswa melempar soal sesuai dengan materi yang dia

dapat, siswa yang mendapat lemparan gulungan soal adalah siswa yang

wajib menjawab. Dengan model ini siwa dituntut untuk memahami

materi, dengan begitu siswa akan mampu mencapai hasil belajar yang

baik.

4. Peningkatan

Peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti susunan yang

berlapis-lapis. Peningkatan adalah sebuah proses atau cara bisa berupa

(24)

10

5. Minat

Minat adalah suatu keinginan atau dorongan dari dalam diri

sendiri untuk melakukan sesuatu. Dalam proses pembelajaran, minat

berarti keinginan atau kemauan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

6. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa selama terjadinya

proses belajar mengajar. Hasil belajar di sekolah dituliskan dalam

bentuk angka - angka atau skor. Hasil belajar didapat setelah diberikan

tes pada setiap akhir pembelajaran. Hasil belajar yang berbentuk angka

atau skor disebut dengan nilai. Nilai yang diperoleh siswa menjadi

acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi

pelajaran.

Jadi yang dimaksud dengan “Implementasi Metode Pembelajaran

Kooperatif Tipe Snowball Throwing Guna Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar

Pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas VIII Smpn 1 Bawen” adalah melakukan

atau menerapkan langkah - langkah pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Snowball Throwing sebagai upaya untuk meningkatkan minat siswa

dalam mengikuti proses belajar sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa

(25)

1.8SISTEMATIKA PENULISAN

Secara garis besar, sistematika skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir skripsi.

Bagian awal skripsi ini terdiri dari halaman judul, pernyataan keaslian

karya tulis, pengesahan, persembahan, motto, prakata, abstrak, daftar isi, daftar

tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Bagian Isi dari 5 bab yaitu Bab 1 yang disebut pendahuluan, bab 2 kajian

pustaka, bab 3 metode penelitian, bab 4 hasil dan pembahasan dan bab 5 penutup.

Bab 1 Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian. Bab 2 tinjauan

pustaka berisi tentang kajian – kajian teoritis perihal bahan atau materi penelitian,

penelitian yang relevan , kerangka berpikir dan hipotesis. Bab 3 metode penelitian

berisi tentang setting penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data,

populasi dan sampel, teknik analisis data dan kriteria keberhasilan tindakan. Bab 4

hasil dan pembahasan berisi tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan.

Bab 5 penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.

Bagian akhir skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran – lampiran,

(26)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1KAJIAN TEORI

2.1.1 Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku sikap,

dan mengokohkan kepribadian. Menurut pandangan Skinner belajar

adalah suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya menjadi

lebih baik. Sebaliknya, bila ia tak belajar maka responsnya menurun.

Gagne berpendapat apabila belajar adalah kegiatan yang kompleks.

Hasil belaja berupa kapabilitas dimana setelah belajar orang memiliki

ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Setiap ahli memiliki

aksentuasi tentang hal apa yang perlu dilakukan agar benar-benar

belajar. Dalam buku Suyono dan Hariyanto (2012:126) menyatakan

bahwa Cronchbach (1954:49-50) yang tertulis dalam Sukmadinata

(2004:157) ada tujuh unsur dalam proses belajar yaitu :

1. Tujuan.

Belajar akan dimulai jika ada tujuan yang ingin dicapai.

2. Kesiapan.

Diperlukan kesiapan fisik dan psikis untuk mampu

(27)

3. Situasi.

Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi seperti tempat,

lingkungan, alat dan bahan belajar, guru dan lain-lain.

4. Interpretasi.

Melihat hubungan belajar dan kemungkinan pencapaian hasil

belajar.

5. Respon.

Tindakan yang diambil setelah melakukan interprestasi.

Respon dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis.

6. Konsekuensi.

Hasil sebagai konsekuensi dari respon yang diambil.

7. Reaksi terhadap kegagalan.

Kegagalan menurinkan semangat, motivasi dan memperkecil

usaha belajar. Namun bisa juga membangkitkan semangat

belajar siswa.

Suyono dan Hariyanto (2012:128) menuliskan bahwa dalam buku

Sukmadinata (2004:165-166) dalam belajar juga ada prinsip – prinsip

yang mendukung belajar untuk siswa tersebut antara lain :

1. Belajar merupakan bagian dari perkembangan.

2. Belajar berlangsung seumur hidup.

3. Keberhasilan belajar dipengaruhi berbagai factor.

4. Belajar mencakup semua aspek kehidupan.

(28)

14

6. Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru

7. Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang

tinggi.

8. Perbuatan belajar bervariasi.

9. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan.

10. Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan

bimbingan dari orang lain.

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran menurut Trianto (2011:5) yang dikutip dari Joyce,

(1992 : 4) adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran termasuk di

dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Salah

satu asumsi yang mendasari pengembangan koooperatif adalah bahwa

sinergi yang muncul melalui kerja sama akan meningkatkan motivasi

yang jauh lebih besar daripada melalui lingkungan kompetitif individual

(Miftahul Huda 2014:111). Jadi model pembelajaran kooperatif adalah

pola yang digunakan dalam kelas untuk memunculkan pembelajaran

melalui kerja sama yang akan meningkatkan motivasi belajar siswa.

2.1.3 Minat Belajar

Muchlisin Riadi menuliskan pada Kajianpustaka.com bahwa Sukardi

(29)

yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan,

prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan, lain yang biasa

mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Menurut Belly

(2006:4) yang dikutip Muchlisin Riadi, minat adalah keinginan yang

didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan

membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang

diinginkannya. Selanjutnya menurut Bob dan Anik Anwar (1983:210)

yang ditulis oleh Muchlisin Riadi, mengemukakan bahwa minat adalah

keadaan emosi yang ditujukan kepada sesuatu. Dari kedua pendapat di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat ialah

suatu kondisi kejiwaan seseorang untuk dapat menerima atau melakukan

sesuatu objek atau kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

2.1.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar

Minat belajar seseorang tidaklah selalu stabil, melainkan selalu berubah.

Olehnya itu perlu diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu pilihan

yang telah ditentukan melalui faktor-faktor yang mempengaruhi minat

itu.

1. Faktor internal adalah sama yang ada pada diri seseorang baik

jasmani maupun rohani, fisik maupun psikhis.

2. Faktor eksternal adalah semua faktor yang ada diluar individu:

(30)

16

2.1.3.2

Cara membangkitkan minat belajar

Muchlisin Riadi mengutip Campbell (dalam Sofyan,2004:9)

berpendapat: Bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk membina minat

anak agar menjadi lebih produktif dan efektif antara lain sebagai berikut:

1. Memperkaya ide atau gagasan.

2. Memberikan hadiah yang merangsang.

3. Berkenalan dengan orang-orang yang kreatif.

4. Petualangan dalam arti berpetualangan ke alam sekeliling

secara sehat.

5. Mengembangkan fantasi.

6. Melatih sikap positif.

Penelitian ini hanya menggunakan 3 cara membangkitkan

minat siswa yaitu dengan memperkaya idea tau gagasan siswa,

memberikan hadiah yang merangsang dan melatih sikap positif pada

siswa.

2.1.4 Tinjauan Materi Dokumen Pengolah Angka

Saat ini perangkat pengolah angka yang terkenal atau yang sering

digunakan adalah Microsoft exel . aplikasi ini sering digunakan untuk

(31)

perhitungan rumus dan statistika lainnya. Dalam pengolahan angka

didalamnya digunakanlah :

Rumus dan fungsi

Ada beberapa macam jenis yang dipakai dalam penggunaan rumus dan fungsi di

perangkat pengolah angka yaitu :

Tabel 2. 1 Jenis-Jenis Operator Aritmatika

Sistem Operator

Operasi

+ Penjumlahan

- Pengurangan

: Pembagian

* Perkalian

% Persentase

^ Eksponensial

[image:31.595.189.436.301.669.2]

& Penggabungan

Tabel 2. 2 Tabel Operator Perbandingan.

Sistem Operator

Operasi

= Sama dengan

> Lebih besar dari

< Lebih kecil dari

> = Lebih besar sama

dengan

Sistem Operator

Operasi

< = Lebih kecil sama

dengan

< > Tidak sama dengan

Tabel 2. 3 Tabel Fungsi Statistik Yang Sering Digunakan Dalam Mengolah Data.

Fungsi Kegunaan

SUM Menjumlahkan Data

(32)

18

MAX Mencari nilai tertinggi MIN Mencari nilai terendah

COUNT Mencari jumlah data berformat angka yang terdapat dalam suatu range tertentu

COUNTIF Mencari jumlah data berformat angka yang terdapat dalam suatu range dengan kriteria tertentu

LARGE Mencari uruta nilai terbesar SMALL Mencari urutan nilai terkecil

Fungsi Logika IF

Penulisan dalam logika if adalah :

2.1.5 Hasil Belajar

Hasil adalah pendapatan, perolehan, buah kerja. Hasil merupakan sesuatu

yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha. Dimyati dan Mudjiono

(1994:200) menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar menengarai tujuan

utamanya atalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai

oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran dimana tingkat

keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf

atau kata atau simbol.

2.1.6 Cooperative Learning – Snowball Throwing

2.1.6.1Cooperative learning

Cooperative learning sering juga disebut dengan metode

pembelajaran gotong royong. Model pembelajaran ini berbeda dari

(33)

Johnson yang dikutip Ameliasari (2013:14) ada lima unsur penting

dalam cooperative learning yaitu :

1. Saling ketergantungaan positif (positive interdependence)

Membagi tugas sedemikian mungkin, agar tujuan

kelompok tercapai secara efektif. Semua anggota kelompok

harus bisa aktif menjalin hubungan kerjasama yang

harmonis.

2. Tanggung jawab perseorangan (individual

accountability)

Setiap siswa harus bertanggung jawab melakukan yang

terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah

persiapan guru dalam menyusun RPP

3. Tatap muka (face to face interaction)

Tatap muka atau diskusi kelompok kegiatan interaksi ini

akan membentuk sinergi antarpembelajar yang akan

menguntungkan semua anggota.

4. Komunikasi antar kelompok (social skills)

Keberhasilan bergantung pada anggota yang saling

mendengarkan dan kemampuan mereka untuk

(34)

20

5. Evaluasi proses kelompok (group processing)

Mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama

agar selanjutnya bisa bekerja sama lebih efektif.

2.1.6.2 Snowball Throwing

Menurut Saminanto (2010:37) “Metode Pembelajaran Snowball

Throwing disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola

salju”. Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap

menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat

dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya

dalam satu kelompok. Dalam model pembelajaran ini bermanfaat

untuk meningkatkan hasil belajar siswa karena lebih komunikatif,

sistem belajar dua arah yaitu guru dan siswa sama-sama aktif terlibat

didalamnya dan juga pembelajaran ini lebih menyenangkan

ketimbang model pembelajaran konvensional dimana model ini lebih

melatih kesiapan siswa, saling memberikan pengetahuan antar siswa.

Langkah-langkah model pembelajaran Snowball Throwing menurut

Agus Suprijono ( 2012:128) :

1. Guru menyampaikan materi yang akan di sampaikan.

2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil

masing-masing ketua kelompok untuk memberikan

(35)

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya,

kemudian memberikan penjelasan materi dari guru kepada

anggota kelompoknya.

4. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja, untuk

menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut

materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar

dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.

6. Setelah siswa dapat satu bola diberikan kepada kesempatan

kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis

dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian

7. Evaluasi

8. Pemberian reward kepada kelompok yang mendapat nilai

tertinggi.

2.2 PENELITIAN YANG RELEVAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arum Yuniati, pada jurnalnya

yang berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL

THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP

(K3LH) DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA” hasil penelitiannya

menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan

(36)

22

peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran K3LH, terbukti

pada siklus II rata- rata nilai hasil pengamatan aktivitas belajar meningkat

sebesar 30% menjadi 97% dari siklus I yang perolehan rata- rata nilai hasil

pengamatan aktivitas belajar masih di bawah indikator keberhasilan yaitu

75%. Peningkatan hasil belajar K3LH siswa berdasarkan ranah kognitif,

terbukti siswa yang tuntas pada pra siklus hanya sebanyak 22 siswa

(61,1%) dengan rata- rata kelas 68,6. Setelah dikenai tindakan telah

memenuhi standar pencapaian Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM). Pada

siklus I, siswa tuntas meningkat sebanyak 31 siswa (86,1%) dengan

rata- rata kelas 75,8. Untuk memantapkan hasil tersebut, maka

dilaksanakan siklus II. Ketuntasan pada siklus II ini meningkat dari siklus I

sebesar 13,9 % sebanyak 36 siswa (100%) dengan rata- rata kelas 83,9.

Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ida Purwati,

Sri Astutik, Nuriman, pada jurnalnya yang berjudul “Penerapan Model Tipe

Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP” hasil penelitiannya menyebutkan bahwa Berdasarkan perhitungan

(W) prosentase aktivitas mengamati demonstrasi pada RPP I sebesar

76,66% dan RPP II sebesar 78,33%. Mengamati demonstrasi adalah

siswa menyimak dan memperhatikan demonstrasi yang dijelaskan oleh

guru. Prosentase aktivitas menjawab pertanyaan pada RPP I sebesar 85%

dan pada RPP II sebesar 90%. Pada aktivitas menjawab pertanyaan ini siswa

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya. Prosentase aktivitas

(37)

95%. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing disertai diskusi dapat merangsang siswa untuk aktif

terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak

berjalan pada satu arah saja, melainkan terjadi interaksi dua arah dari

guru ke siswa serta dari siswa ke siswa. Prosentase aktivitas

menyampaikan hasil diskusi kelompok pada RPP I sebesar 100% dan

RPP II 100%. Dalam aktivitas ini siswa menyampaikan hasil diskusinya

dengan benar serta merasa percaya diri setelah mengamati demonstrasi dan

melakukan diskusi. Prosentase aktivitas dalam diskusi kelas pada RPP I

sebesar 96,66% dan RPP II sebesar 98,33%. Hal ini menunjukkan model

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing disertai diskusi baik

digunakan untuk meningkatkan keterbukaan siswa dalam mengeluarkan

pendapat untuk membuat pertanyaan dari permasalahan yang diberikan

guru. Siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri

dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat

menumbuhkan sikap percaya diri. Sehingga dalam model pembelajaran

kooperatif tipe Snowball Throwing disertai diskusi guru bukan sebagai

sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

Hasil analisis rata-rata aktivitas siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing disertai diskusi secara

klasikal sebesar 91,16%. Kriteria aktivitas belajar termasuk dalam

kategori sangat aktif. Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe snowball

(38)

24

dan kreatif mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapkan pada

siswa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aris Susanti, pada skripsinya

yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA MAPEL PAI

MATERI POKOK PUASA WAJIB DAN PUASA SUNAH SEMESTER

GANJIL KELAS VIII SMPN 23 MIJEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/2012” hasil penelitiannya menyebutkan bahwa dalam penggunaan

model Snowball Throwing adalah aktivitas dan hasil belajar siswa kelas

VII-C SMPN 23 Semarang dalam mapel PAI materi pokok puasa wajib dan

puasa sunah dapat meningkat , hal ini dapat ditandai aktivitas dan hasil

belajar siswa selama mengikuti pembelajran pada siklus I mengalami

peningkatan. Pada pada prasiklus rata-rata nilai kelas 6,9 meningkat

menjadi 7,56 pada siklus I, dan siklus II mencapai 8,82. Ketuntasan

belajar klasikal prasiklus 43%, pada siklus I meningkat menjadi 97,14%,

siklus II ketuntasan belajar klasikal meningkat 100%. Aktivitas belajar

antar siswa siklus I mencapai 57,6%, dan pada siklus II meningkat

menjadi 82,16%. Aktivitas belajar siswa dengan guru pada siklus I

mencapai 70% dan pada siklus II meningkat menjadi 84,17%.

Berdasarkan beberapa penelitian menggunakan metode Snowball

Throwing yang telah dilakukan, diketahui hasilnya dapat membuat

kemampuan siswa lebih baik dan dapat menjadikan pembelajaran lebih

(39)

tepat untuk meningkatkan pembelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK).

2.3 KERANGKA BERPIKIR

Dalam pembelajaran TIK selama ini masih menggunakan model

pembelajaran konvensional dimana siswa hanya memperhatikan penjelasan

guru, bahkan hanya sedikit kesempatan siswa untuk ikut andil dalam

pembelajaran yang aktif. Dengan demikian minat siswa dirasa kurang dalam

mengikuti pembelajaran dengan model tersebut. Hal tersebut lah yang

mempengaruhi hasil belajar siswa yang tidak seimbang antara nilai praktik

TIK dan nilai teorinya. Menurut siswa pembelajaran teori yang

konvensional sangat membosankan jika dibandingkan dengan pembelajaran

praktik dimana siswa bisa mengexplore sendiri kemampuannya.

Dengan adanya berbagai masalah tersebut diatas penggunaan model

pembelajaran Snowball Throwing dirasa cocok untuk membantu

mengurangi permasalahan tersebut. Dalam model pembelajaran Snowball

Throwing siswa diajak meningkatkan minat belajar dengan sistem

pembelajaran yang menyenangkan. Model belajar yang digunakan adalah

model belajar kelompok namun tetap membebankan tanggung jawab

individu kepada setiap anggotanya. Sehingga pemahaman materi bisa

(40)

26

Skema kerangka berpikir

Pembelajaran TIK

Pembelajaran Snowball Throwing diharapkan dapat meningkatkan hasil dan minat belajar siswa dibandingkan dengan mennggunakan model konvensional

Pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Uji pengetahuan dan minat siswa

Uji hasil belar siswa

Pembelajaran dengan model konvensional

Pretest Uji pengetahuan dan minat siswa

Posttest pengetahuan dan minat siswa

(41)

2.4 HIPOTESIS

Hipotesis atau anggapan dasar dalam KBBI disebutkan bahwa hipotesis

adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat

meskipun kebenarnnya harus tetap dibuktikan. Sedangkan Sugiyono

(2009:64) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban

yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan

fakta yang empiris. Fakta-fakta yang empiris didapatkan melalui

pengumpulan data.

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir diatas maska

hipotesis yang dapat dirumuskan penulis adalah :

1. Hasil belajar kelas yang menerapkan cooperative learning

dapat meningkat

2. Minat siswa dapat meningkat dengan menerapkan

(42)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Bawen, yang berlokasi di Jalan

Soekarno Hatta 54 Bawen tahun ajaran 2014/2015.

3.2 POPULASI DAN SAMPEL

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013:173).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN

1 Bawen tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 9 kelas dengan

jumlah 306 siswa , yang mempunyai latar belakang yang sama yaitu

dengan menggunakan pembelajaran model ceramah.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 20013:174). Dalam penelitian ini dipakai cara

menentukan sampel dengan metode random. Hal ini dilakukan

karena siswa kelas VIII memiliki latar belakang yang sama dengan

materi pembelajaran yang sama, tidak adanya kelas unggulan dan

(43)

dirasa cocok. Dari hasil random didapatkan kelas 8F sebagai kelas

uji coba, 8G sebagai kelas control dan kelas 8H sebagai kelas

eksperimen

3.2.3Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titk perhatian

suatu penelitian (Arikunto, 2013:161). Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas atau independent variable atau variable

penyebab adalah variabel tunggal (Arikunto, 2013:162).

Variabel bebas penelitian ini adalah pembelajaran

menggunakan metode Snowball Throwing.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat atau dependent variable atau variabel akibat

adalah variabel yang bergantung pada variabel yang lain. Dalam

penelitian ini variabel terikatnya adalah minat dan hasil belajar

siswa

3.3 DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen jenis Quasi eksperimen

dengan rancangan control group pre-test post-test. Desain ini dilihat dari

perbedaan pencapaian dari kelas eksperimen(O2 -O1) dan kelas control (O4

(44)

30

E : Kelompok eksperimen

K : Kelompok kontrol

O1 &O3 : Nilai pre-test

O2 &O4 : Nilai post-test

Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 4 kali yaitu sebelum

eksperimen, 2 kali eksperimen, dan sesudah eksperimen. Observasi yang

dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test, dan observasi sesudah

eksperimen (O2) disebut post-test. Perbedaan antara keduanya yakni (O2

-O1) dan (O4 - O3) diasumsikan merupakan efek dari treatment atau

eksperimen.

3.4 PROSEDUR PENELITIAN

3.4.1 PERSIAPAN PENELITIAN

Langkah-langkah dalam persiapan penelitian ini adalah :

1. Mengumpulkan data awal dan menganalisiss data dengan uji

homogenitas.

2. Menentukan populasi dan sampel penelitian.

3. Menyusun instrumen penelitian dan melakukan validasi instrumen

dengan dosen pembimbing.

E

O

1

X

O

2
(45)

4. Menyusun kisi-kisi tes uji coba yang akan diujicobakan pada kelas uji

coba.

5. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi soal yang telah

dibuat.

6. Melakukan uji coba soal pada kelas yang telah ditentukan sebagai

kelas uji coba.

3.4.2 PELAKSANAAN PENELITIAN

Dalam pelaksanaan penelitian, tahapan yang dilakukan yaitu :

a. Mencari tahu minat siswa dengan metode angket.

b. Melakukan pre test pada seluruh siswa untuk mengetahui tingkat

penguasaan konsep siswa.

c. Kelas eksperimen dilakukan cara mengelompokkan siswa pada kelas

eksperimen untuk dijadikan kelompok belajar yang masing-masing

terdiri dari 4 siswa. Pengelompokkan yang dilakukan pada penelitian

model belajar SnowballThrowing ini tidak hanya mengacu pada jenis

kelamin, kepandaian, ras, agama ataupun umur namun secara acak.

Sedangkan di kelas kontrol dilakukan pembelajaran dengan cara

konvensional.

d. Penelitian ini akan dilakukan dua kali sehingga dapat mengetahui

(46)

32

e. Melakukan post test pada seluruh siswa kelas eksperimen sehingga

dapat diketahui bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa

setelah diberi perlakuan.

f. Mencari tahu perkembangan minat siswa dengan metode angket.

3.4.3 EVALUASI

Pada tahap ini, data-data yang telah didapatkan pada pelaksanaan

penelitian akan dianalisis sehingga dapat diketahui peningkatan minat

dan hasil belajar siswa. Data yang telah dianalisis itu dapat digunakan

sebagai acuan untuk menjawab hipotesis yang telah ditentukan.

3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan yang peneliti lakukan adalah dengan metode :

3.5.1 Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mendapatkan daftar nama siswa dan nilai

ulangan harian siswa.

3.5.2 Metode Tes

Metode ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh hasil belajar

siswa setelah menggunakan metode SnowballThrowing

3.5.3 Metode Angket

Metode ini digunakan untuk mengetahui minat siswa terhadap

(47)

3.6 INSTRUMEN PENELITIAN

3.6.1 Instrumen Tes

Merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur keberhasilan belajar siswa. Dalam pembuatan soal test maka

perlu dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda

soalnya.

3.6.2.1Validitas test

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan suatu

instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila sesuai dengan

kriteria yang diinginkan dan dapat menggunakan data dari variable

yang diteliti secara tepat.

� ∑ ∑ ∑

√ � ∑ ∑ � ∑ ∑

(Arikunto 2012:87)

Keterangan :

= Koefesien korelasi product moment

= Jumlah subyek

= Skor tiap butir soal yang diraih siswa

= Skor total yang diraih tiap siswa

∑x= Jumlah skor per butir soal dari seluruh siswa

∑y = Jumlah skor total siswa seluruhnya

(48)

34

3.6.2.2Reliabilitas test

Untuk menemukan reliabialitas tes maka digunakan rumus:

� ∑ �

(Arikunto 2012:115)

Keterangan:

= reliabilitas tes secara keseluruhan

P = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1-p

= Jumlah hasil perkalian dari p dan q

= banyaknya item

S = Standar deviasi dari tes

Jika hitung > r table maka soal tersebut reliabel.

3.6.2.3Tingkat Kesukaran soal

Tingkat kesukaran ini untuk menyatakan seberapa mudah atau

sulitkah sebuah soal test. Butir soal yang dianggap baik adalah butir

soal dengan indeks kesukaran sedang. Untuk menentukan indeks

kesukaran maka digunakan rumus :

(Arikunto,S 2012:223)

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal benar

(49)

Klasifikasi kesukaran yang digunakan adalah :

a. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar b. Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang c. Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah

3.6.2.4Daya Beda Soal

Daya beda soal menyatakan seberapa besar butir soal dapat

membedakan antara siswa kelompok tinggi (skor tinggi) dengan siswa

kelompok rendah (skor rendah). Butir soal yang baik adalah butir soal

yang mampu membedakan kelompok tersebut. Untuk menentukan

daya beda soal maka digunakan rumus :

�� �

(Arikunto,S 2012:228)

Keterangan:

J = Jumlah Peserta Tes

= Banyaknya peserta kelompok atas

= Banyakanya peserta kelompok bawah

= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kriteria yang digunakan adalah :

(50)

36

3.7 TEKNIK ANALISIS DATA

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif.

Analisis kuantitatif artinya seluruh data yang terkumpul diolah secara

statistic untuk menggambarkan situasi hasil penelitian. Analisis ini

dilakukan untuk mengolah hasil observasi aktivitas siswa, lembar tes dan

lembar kuisoner atau angket.

3.7.1 Minat

Data hasil angket dilihat dari minat awal dan akhir dari siklus penelitian

dengan cara :

1. Sistem penskoran yang digunakan adalah skala likert, untuk

pernyataan positif (favorable) sangat setuju (SS) diberi skor 4,

setuju(S) skor 3, tidak setuju (TS) skor 2 dan sangat tidak setuju (STS)

di beri skor (1), sebaliknya jika pernyataan negative (unfavorable)

sangat setuju (SS) memiliki skor 1 dan sangat tidak setuju (STS)

memiliki skor 4.

2. Merekapitulasi skor hasil pengisian angket awal dan akhir dari siklus

penelitian kemudian memasukkannya dalam kategori minat siswa,

untuk mengetahui tingkat kriteria, selanjutnya skor yang diperoleh

dalam% dikonsultasikan dalam tabel kriteria. Kriteria terdiri dari

“Tidak berminat’, “kurang berminat”, “berminat”, “sangat berminat”.

(51)

presentase tertinggi, sedangkan nilai minimum berasal dari angka

presentase terendah. , sedangkan panjang interval dicari dengan cara :

a. Menentukan range data terbessar-data terkecil (100-25=75)

b. Menentukan interval penilaian dengan 4 pilihan yaitu sangat

berminat, berminat, kurang berminat dan tidak berminat

c. Menentukan lebar interval dengan cara membagi range dengan

[image:51.595.174.467.337.483.2]

interval penilaian yaitu 75/4=18,75

Tabel 3. 1 Kategorisasi Minat

No Skor Siswa Kategori Minat

1 25% < skor ≤ 43,75% Tidak Berminat

2 43,75% < skor ≤ 62,5% Kurang Berminat

3 62,5% < skor ≤ 81,25% Berminat

4 81,25% < skor ≤ 100% Sangat Berminat

3.7.2 HasilBelajarSiswa

3.7.2.1Nilaibelajarsiswa

Nilai belajar individu siswa dapat diketahui menggunakan rumus :

(52)

38

3.7.2.2Rataratakelas

Menentukan nilai rata – rata kelas dari hasil ujian maka digunakan rumus :

̅ ∑

(Arikunto,S 2012:122)

Keterangan:

̅ = nilai rata-rata

∑ = jumlah nilai seluruh siswa

� = banyaknya siswa yang mengikuti tes

3.7.3 Analisis Data

Sebelum analisis data dimulai, peneliti perlu memperhatikan data

yang akan diolah. Sehubungan dengan hal tersebut ada persyaratan yang

harus dipenuhi sebelum teknik analisis statistik digunakan. Untuk

memeriksa keabsahan sampel maka perlu dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut:

3.7.3.1Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak. Hipotesis yang akan diuji yaitu:

H0 : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

Rumus yang digunakan adalah Chi Kuadrat. Menghitung frekuensi

(53)

( Sugiyono 2010 : 241)

Data dianggap berdistribusi normal jika memenuhi syarat yaitu jika x2hitung

≤ x2

tabel maka data berdistribusi normal

3.7.3.2Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi yang ada

bersifat homogen. Uji homogenitas dilakukan untuk memastikan bahwa data

yang ada berangkat dari kondisi awal yang sama. Rumus yang digunakan

adalah:

Ho :

Ha :

Bila harga F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel, maka Ho diterima

dan Ha ditolak. Ho diterima berarti varians homogen.

3.7.4 Menguji Hipotesis

Dikarenakan data merupakan data dengan yang mempunyai sampel n1 = n2 dan

varians yang homogeny maka menggunakan rumus :

(54)

40

Keterangan X = rata-rata

n = banyaknya subjek s = standar deviasi

Setelah mendapatkan nilai t-hitung maka langkah selanjutnya adalah

menguji hipotesis dengan membandingkan t-hitung dan t-tabel. Uji

hipotesis yang berlaku adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai t-hitung > t-tabel, maka Ha diterima sedangkan H0

ditolak.

2. Jika nilai t-hitung < t-tabel, maka Ha ditolak sedangkan H0

diterima.

Untuk membandingkan t-hitung dan t-tabel maka terlebih dahulu

menetapkan derajat keabsahan dengan menggunakan rumus: df/db = (n-1).

Setelah menentukan db, maka akan diperoleh nilai t-tabel pada taraf

signifikansi 5%.

3.7.5 Uji Gain

Uji Gain digunakan untuk mengetahui peningkatan rata-rata kemandirian belajar

siswa baik kelas eksperimen maupun kelas control

Rumus

(55)
[image:55.595.169.451.151.265.2]

Kriteria Nilai

Tabel 3. 2 Kriteria Nilai Uji Gain

Terjadi penurunan

Tidak terjadi peningkatan rendah

Sedang Tinggi

3.8 KRITERIA KEBERHASILAN TINDAKAN

Dalam penelitian eksperimen ini dikatakan berhasil apabila adanya kenaikan

secara signifikan untuk minat siswa dalam mengikuti mata pelajaran TIK setelah

menggunakan Snowball Throwing dan juga adanya kenaikan hasil belajar siswa

setelah menggunakan Snowball Throwing dibandingkan dengan penggunaan

(56)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian dan pengumpulan data yang telah dilakukan

di SMP N 1 Bawen pada mata pelajaran TIK di kelas VIII semester 2 tahun

ajaran 2014/2015 diperoleh hasil sebagai berikut:

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan ini merupakan penelitian quasi

eksperimen dengan rancangan control group pre-test post-test dengan

menggunakan 2 kelas yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Pemilihan kelas menggunakan teknik random yang

menghasilkan kelas VIII H menjadi kelas eksperimen dan kelas VIII G

menjadi kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan tiga tahap dalam

pelaksanaannya, yaitu analisis kemampuan awal dengan memberikan

pre-test, perlakuan terhadap kelas, dan post-test untuk kedua sampel.

Sebelum memulai tahapan tersebut, dilakukan ujicoba instrumen

penelitian pada kelas VIII F, instrumen tersebut berupa soal tes objektif

(57)

4.1.2 Analisis Instrumen Penelitian

4.1.2.1Analisis Test

Analisis instrumen disini adalah menganalisis instrumen test,

instrumen tes yang terdiri dari instrumen pretest dan posttest

diujicobakan ke kelas VIII F yang merupakan kelas uji coba. Soal

pretest maupun posttest masing-masing memiliki jumlah 30 soal yang

diujikan di waktu berbeda sesuai dengan tahapan penelitian. Setelah

diujikan masing-masing soal di analisis bagaimana validitasnya

menggunakan rumus yang tertera pada bab 3, dari soal pretest yang

berjumkan 30 soal di dapatkan 20 soal valid dan 10 soal tidak valid,

begitupun juga pada soal posttest yang berjumkan 30 soal di dapatkan 20

soal valid dan 10 soal tidak valid. Reliabilitas soal test pun diuji setelah

dilakukan pengujian validitas soal, reliabilitas seharusnya diperoleh rhitung

> rtabel. Soal di kelas uji coba yang memiliki jumlah siswa sebanyak 32

siswa didapatkan rtabel sebesar 0.349 maka ditemukan hasil untuk hasil

pretest uji coba di dapat rhitung > rtabel (0.776 > 0.349) dan pada saat

posttest didapatkan hasil rhitung > rtabel (0.715 > 0.349). Sesuai tabel rhitung

> rtabel, maka dapat disimpulkan kedua instrumen tersebut reliabel.

(58)

44

Tabel 4. 1 Tabel UC Pretest Tabel 4. 2 Tabel UC Posttest

4.1.2.2AnalisisAngket

Angket digunakan untuk mencari data peningkatan minat di kelas

eksperimen maupun kontrol, validitas angket menggunakan uji pakar

kepada dosen pembimbing.

4.1.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian

Tahapan penelitian dilakukan setelah instrumen berhasil di analisis,

tahapan dimulai dengan pretest, perlakuan dan posttest. Dengan

No rxy rtabel Validitas Keterangan

UC1. 0.531 0.349 Valid Dipakai

UC2. 0.502 0.349 Valid Dipakai

UC3. 0.574 0.349 Valid Dipakai

UC4. 0.477 0.349 Valid Dipakai

UC5. 0.351 0.349 Valid Dipakai

UC6. 0.142 0.349 TdkValid Tdk Dipakai

UC7. 0.471 0.349 Valid Dipakai

UC8. 0.335 0.349 TdkValid Tdk Dipakai

UC9. 0.427 0.349 Valid Dipakai

UC10. 0.363 0.349 Valid Dipakai

UC11. 0.357 0.349 Valid Dipakai

UC12. 0.423 0.349 Valid Dipakai

UC13. 0.381 0.349 Valid Dipakai

UC14. 0.356 0.349 Valid Dipakai

UC15. 0.095 0.349 TdkValid Tdk Dipakai

UC16. 0.355 0.349 Valid Dipakai

UC17. 0.341 0.349 TdkValid Tdk Dipakai

UC18. 0.533 0.349 Valid Dipakai

UC19. -0.011 0.349 TdkValid Tdk Dipakai

UC20. 0.458 0.349 Valid Dipakai

UC21. 0.458 0.349 Valid Dipakai

UC22. 0.209 0.349 TdkValid Tdk Dipakai

UC23. 0.458 0.349 Valid Dipakai

UC24. 0.324 0.349 TdkValid Tdk Dipakai

UC25. 0.397 0.349 Valid Dipakai

UC26. 0.279 0.349 TdkValid Tdk Dipakai UC27. 0.324 0.349 TdkValid Tdk Dipakai

UC28. 0.545 0.349 Valid Dipakai

UC29. -0.007 0.349 TdkValid Tdk Dipakai

UC30. 0.447 0.349 Valid Dipakai

No Rxy rtabel Validitas Keterangan

UC1. 0.491 0.349 Valid Dipakai

UC2. 0.467 0.349 Valid Dipakai

UC3. 0.234 0.349 TdkValid TdkDipakai

UC4. 0.436 0.349 Valid Dipakai

UC5. 0.358 0.349 Valid Dipakai

UC6. 0.384 0.349 Valid Dipakai

UC7. 0.142 0.349 TdkValid TdkDipakai

UC8. 0.500 0.349 Valid Dipakai

UC9. 0.416 0.349 Valid Dipakai

UC10. 0.375 0.349 Valid Dipakai

UC11. 0.574 0.349 Valid Dipakai

UC12. 0.251 0.349 TdkValid TdkDipakai

UC13. 0.420 0.349 Valid Dipakai

UC14. 0.172 0.349 TdkValid TdkDipakai

UC15. 0.424 0.349 Valid Dipakai

UC16. 0.365 0.349 Valid Dipakai

UC17. 0.186 0.349 TdkValid TdkDipakai

UC18. 0.502 0.349 Valid Dipakai

UC19. 0.367 0.349 Valid Dipakai

UC20. 0.037 0.349 TdkValid TdkDipakai

UC21. 0.440 0.349 Valid Dipakai

UC22. 0.535 0.349 Valid Dipakai

UC23. -0.123 0.349 TdkValid TdkDipakai

UC24. 0.400 0.349 Valid Dipakai

UC25. 0.033 0.349 TdkValid TdkDipakai

UC26. 0.450 0.349 Valid Dipakai

UC27. 0.367 0.349 Valid Dipakai

UC28. -0.276 0.349 TdkValid TdkDipakai

UC29. 0.500 0.349 Valid Dipakai

[image:58.595.110.569.140.531.2]
(59)

demikian maka yang dilakukan pertama adalah pretest berikut adalah

daftar nilai pretest untuk kedua kelas penelitian yaitu kelas kontrol dan

[image:59.595.203.422.224.751.2]

kelas eksperimen :

Tabel 4. 3 Nilai Pretest kelas kontrol dan eksperimen

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Kode

Siswa Nilai

Kode

Siswa Nilai

Gambar

Tabel 2. 2 Tabel Operator Perbandingan.
Tabel 3. 1 Kategorisasi Minat
Tabel 3. 2 Kriteria Nilai Uji Gain
Tabel 4. 2 Tabel UC Posttest
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian (Lampiran 6) yang dilakukan oleh Widigdo &amp; Pariwono (2000) menunjukan bahwa nilai logam berat Cu yang diperoleh jauh lebih tinggi dibanding dengan

Potensi Jerami Padi untuk Perbaikan Sifat Fisik Tanah pada Lahan Sawah Terdegradasi, Lombok Barat.. Balai

Jika komputer ini tidak dikonfigurasikan dengan drive 3,5 inci, Anda dapat memasang pembaca kartu media, drive disket atau hard drive pada ruang drive1. Ruang drive 3,5 inci terletak

Perairan pantai Tanjung Buton memiliki konsentrasi logam berat Pb yang lebih kecil dari stasiun lainnya, kecuali Bungus Padang, sedangkan konsentrasi logam Cu pada sedimen

[r]

This prevalence is derived using as denominator the sum of children aged above the upper limit of the earliest milestone &#34; Sits without support &#34; (9.4 months)and younger

Beberapa ciri cyberculture yang berkembang di Indonesia dapat diketahui sebagai berikut : komunikasi global berkembang sangat cepat, meretas batasan jarak dan waktu, dapat dilihat

Hasil reaksi yang diperoleh menunjukkan bahwa hidrorengkah CNSL dengan katalis NiO/ZY menghasilkan produk cair sebanyak 80,03% dengan selektivitas bensin, diesel dan minyak