IMPLEMENTASI METODE
SNOWBALL THROWING
GUNA
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PADA
MATA PELAJARAN TIK SISWA KELAS VIII
SMPN 1 BAWEN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Oleh
Cindy Fitriani Cahyaningsih NIM.5302411106
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
1. Tidak akan mungkin masalah dapat terselesaikan kecuali mau dan berani
menghadapi untuk menyelesaikannya.
2. Berfikir positif, gunakan kesempatan hari ini, lakukan hari ini!
Persembahan
1. Untuk Dosen pembimbing, Bapak Kartono yang senantiasa
membimbing skripsi saya hingga selesai,
2. Untuk Ayah (Mukhlis) dan Mama (Ita Murdiyaningsih) yang
selalu mengajari, membimbing dan memelukku,
3. Untuk Zulfikar dan Syarifuddin Nur Mukhlisin kedua adikku
yang menjadi penyemangat,
4. Untuk keluarga besar yang senantiasa mendukung
perjuanganku,
5. Untuk Bu Anggit, guruku sejak SMP yang berkenan
direpotkan untuk membimbing,
6. Untuk Nur Utami, Nuryazid, Novita, Tika dan sahabat lain
yang memotivasi dan membantu lancarnya perjuangan.
7. Untuk pejuang S.Pd dari rombel 3 yang telah berjuang
vi
ABSTRAK
Cindy Fitriani Cahyaningsih. 2015. Implementasi Metode Snowball Throwing
Guna Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas VIII SMPN 1 Bawen. Skripsi, Jurusan Teknik Elektro, Progam Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs.R. Kartono M.Pd.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar dan minat siswa pada matapelajaran TIK khususnya pada teori. Hasil belajar dan minat siswa lebih rendah dibandingkan dengan pelajaran berbasis praktik. Siswapun dirasa kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini terjadi karena dengan menggunakan model pembelajaran konvensional siswa merasa jenuh. Oleh karena itu, digunakanlah metode pembelajaran kooperatif tipe
snowball throwing sehingga suasana belajar mengajar lebih menyenangkan dan diharapkan mampu mencapai tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil dan minat belajar siswa.
Penelitian menggunakan sampel dengan pemilihan secara random dari populasi siswa kelas VIII SMPN 1 Bawen menggunakan penelitian quasi eksperimen dengan rancangan control group pre-test posttest. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu pretest, perlakuan dan posttest. Teknik pengumpulan data adalah dengan test dan angket.
Hasil penelitian model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata – rata kelas dari nilai pretest dan posttest dari masing-masing kelas. Kenaikan nilai pada kelas eksperimen dalam kriteria sedang pada skor 0.51 sedangkan kelas kontrol memiliki skor 0.297 dengan kriteria rendah sesuai dengan uji gain yang telah dilakukan. Kemudian dibuktikan juga pada uji-t pada taraf
kesalahan α = 5% sebesar 4.39 > 2.00, serta adanya peningkatan minat rata-rata kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran tipe snowball throwing sebesar 20%. Sesuai hasil penelitian diatas dapat disimpulkan perlakuan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan menggunakan model konvensional ceramah. Saran yang berkaitan dengan pembahasan, guru selanjutnya dapat menerapkan pembelajaran yang inovatif serta menyenangkan untuk meningkatkan hasil belajar dan minat siswa.
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur peneliti panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan
SKRIPSI dengan judul Implementasi Metode Snowball Throwing Guna Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas
VIII SMPN 1 Bawen. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer. Dalam penyusunan laporan ini praktikan dibantu oleh beberapa pihak
dalam penyusunannya. Oleh karena itu, ucapan terima kasih dan rasa hormat ingin
dihaturkan kepada :
1. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
2. Drs.R. Kartono M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ch. Anggit Indra Puspita, S.T selaku guru TIK yang membantu lancarnya
penelitian,
4. Drs. Agus Suryanto M.T. dan Ir. Ulfah Mediaty Arief M.T. , Dosen
Penguji yang telah memberikan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. Suryono, M.T., Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang.
6. Feddy Setio Pribadi, S.Pd, M.T., Kaprodi Pendidikan Teknik Informatika
dan Komputer.
7. Bapak, ibu dosen, dan staf di Jurusan Teknik Elektro UNNES yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
Semoga hasil penilitian ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dan
perkembangan pendidikan pada umumnya.
Semarang, September 2015
viii
DAFTAR ISI
Cover ... i
Lembar Persetujuan Pembimbing ... Error! Bookmark not defined. Lembar Pengesahan ... Error! Bookmark not defined. Pernyataan Keaslian ... Error! Bookmark not defined. Motto Dan Persembahan ... v
Abstrak ... vi
Kata Pengantar ... vii
Daftar Isi... viii
Daftar Lampiran ... xi
Daftar Tabel ... xiii
Pendahuluan ... 1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ... 1
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ... 5
1.3 BATASAN MASALAH ... 6
1.4 RUMUSAN MASALAH ... 6
1.5 TUJUAN ... 7
1.6 MANFAAT ... 7
1.6.1 Manfaat Teoritis ... 7
1.6.2 Manfaat Praktis ... 7
1.7 PENEGASAN ISTILAH ... 8
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN ... 11
Bab II ... 12
Kajian Pustaka ... 12
2.1 KAJIAN TEORI ... 12
2.1.1 Belajar ... 12
2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 14
2.1.3 Minat Belajar ... 14
2.1.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 15
2.1.3.2 Cara Membangkitkan Minat Belajar ... 16
2.1.4 Tinjauan Materi Dokumen Pengolah Angka ... 16
ix
2.1.6 Cooperative Learning – Snowball Throwing... 18
2.1.6.1 Cooperative Learning ... 18
2.1.6.2 Snowball Throwing ... 20
2.2 PENELITIAN YANG RELEVAN ... 21
2.3 KERANGKA BERPIKIR ... 25
2.4 HIPOTESIS ... 27
Bab III ... 28
Metode Penelitian... 28
3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN... 28
3.2 POPULASI DAN SAMPEL ... 28
3.2.1 Populasi ... 28
3.2.2 Sampel ... 28
3.3 DESAIN PENELITIAN ... 29
3.4 PROSEDUR PENELITIAN ... 30
3.4.1 Persiapan Penelitian ... 30
3.4.2 Pelaksanaan Penelitian ... 31
3.4.3 Evaluasi ... 32
3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 32
3.5.1 Metode Dokumentasi ... 32
3.5.2 Metode Tes ... 32
3.5.3 Metode Angket ... 32
3.6 INSTRUMEN PENELITIAN ... 33
3.6.1 Instrumen Tes ... 33
3.6.2.1 Validitas Test ... 33
3.6.2.2 Reliabilitas Test ... 34
3.6.2.3 Tingkat Kesukaran Soal ... 34
3.6.2.4 Daya Beda Soal ... 35
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA ... 36
3.7.1 Minat ... 36
3.7.2 HASIL BELAJAR SISWA ... 37
3.7.2.1 Nilai Belajar Siswa ... 37
3.7.2.2 Rata – Rata Kelas ... 38
3.7.3 Analisis Data ... 38
3.7.3.1 Uji Normalitas ... 38
3.7.3.2 Uji Homogenitas ... 39
3.7.4 Menguji Hipotesis ... 39
3.7.5 Uji Gain... 40
x
Bab IV ... 42
Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 42
4.1. HASIL PENELITIAN ... 42
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian ... 42
4.1.2 Analisis Instrumen Penelitian ... 43
4.1.2.1 Analisis Test ... 43
4.1.2.2 Analisis Angket ... 44
4.1.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 44
4.1.4 Analisis Hasil Data Penelitian ... 48
4.1.4.1 Analisis Hasil Belajar ... 48
4.1.4.1.1 Analisis Uji Normalitas Nilai Pretest ... 48
4.1.4.1.2 Analisis Uji Homogenitas Nilai Pretest ... 50
4.1.4.1.3 Analisis Uji Normalitas Nilai Posttest ... 51
4.1.4.1.4 Analis Uji Homogenitas Nilai Posttest ... 53
4.1.4.1.5 Analisis Uji Hipotesis (Uji-T) ... 54
4.1.4.1.6 Analisis Uji Gain ... 55
4.1.4.1.7 Analisis Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol... 57
4.1.4.2 Analisis Minat Siswa ... 58
4.1.4.2.1 Deskripsi Data Minat Siswa ... 58
4.1.4.2.2 Analisis Minat Kelas Eksperimen ... 58
4.1.5 Pembahasan ... 61
Bab V Penutup ... 66
5.1 KESIMPULAN ... 66
5.2 SARAN ... 67
xi
DAFTAR LAMPIRAN
lampiran 1Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen (8h) ... 71
Lampiran 2Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol (8g) ... 72
Lampiran 3Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba (8f) ... 73
Lampiran 4Kisi-Kisi Soal Uji Coba Test Hasil Belajar(Pretest) ... 74
Lampiran 5Soal Uji Coba Pretest ... 76
Lampiran 6Kunci Jawaban Soal Uji Coba Pretest ... 80
Lampiran 7Perhitungan Daya Beda Soal Uji Coba Pretest ... 81
Lampiran 8Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Pretest ... 82
Lampiran 9Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba Pretest ... 83
Lampiran 10Perhitungan Validitas Soal Uji Coba Pretest ... 84
Lampiran 11Tabel Analisis Butir Soal Pretest ... 86
Lampiran 13Pretest ... 90
Lampiran 14Kunci Jawaban Soal Pretest ... 93
Lampiran 15Daftar Nilai Pretest ... 94
Lampiran 16Uji Normalitas Data Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 95
Lampiran 17Uji Normalitas Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 96
Lampiran 18Uji Homogenitas Data Pretest ... 97
Lampiran 19Kisi – Kisi Angket Minat Pretest ... 99
Lampiran 20Lembar Angket Minat Siswa(Pre-Test) ... 100
Lampiran 21Rekap Hasil Angket Pretest Kelas Komtrol ... 102
Lampiran 22Rekap Hasil Angket Pretest Kelas Eksperimen ... 103
LAMPIRAN 23Silabus Pembelajaran ... 104
LAMPIRAN 24RPPKELAS KONTROL ... 105
LAMPIRAN 25RPPKELAS EKSPERIMEN ... 110
Lampiran 26 Kisi-Kisi Soal Uji Coba (Posttest) ... 116
LAMPIRAN 27Uji Coba Post-Test ... 118
xii
Lampiran 29Perhitungan Daya Beda Soal Uji Coba Postest ... 123
Lampiran 30Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Posttest ... 124
Lampiran 31Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba Posttest ... 125
Lampiran 32Perhitungan Validitas Soal Uji Coba Posttest ... 126
Lampiran 33Tabel Analisis Butir Soal Pretest ... 128
Lampiran 34Post-Test ... 132
Lampiran 35Kunci Jawaban Soal Posttest ... 135
Lampiran 36Daftar Nilai Posttest... 136
Lampiran 37Uji Normalitas Data Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 138
Lampiran 38Uji Normalitas Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 139
Lampiran 39Uji Homogenitas Data Posttest ... 140
Lampiran 40Uji-T (Uji Hipotesis) ... 142
Lampiran 41Uji Gain ... 143
Lampiran 42Kisi – Kisi Angket Minat Posttest ... 144
Lampiran 43Lembar Angket Minat Siswa(Posttest)... 145
Lampiran 44Minat Posttest Kelas Kontrol ... 147
Lampiran 45Minat Posttest Kelas Eksperimen ... 148
Lampiran 46Rekap Analisis Kenaikan Minat Kelas Kontrol ... 149
Lampiran 47Rekap Analisis Kenaikan Minat Kelas Kontrol ... 150
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Jenis-Jenis Operator Aritmatika ... 17
Tabel 2. 2 Tabel Operator Perbandingan. ... 17
Tabel 2. 3 Tabel Fungsi Statistik ... 17
Tabel 3. 1 Kategorisasi Minat ... 37
Tabel 3. 2 Kriteria Nilai Uji Gain... 41
Tabel 4. 1 Tabel Uc Pretest Tabel 4. 2 Tabel Uc Posttest ... 44
Tabel 4. 3 Nilai Pretest Kelas Kontrol Dan Eksperimen ... 45
Tabel 4. 4 Tabel Nilai Post-Test Kelas Kontrol Dan Eksperimen ... 46
Tabel 4. 5 Tabel Perbandingan Pretest Dan Posttest ... 47
Tabel 4. 6 Tabel Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ... 48
Tabel 4. 7 Tabel Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ... 49
Tabel 4. 8 Tabel Analisis Uji Homogenitas Pretest... 50
Tabel 4. 9 Tabel Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen... 51
Tabel 4. 10 Tabel Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ... 52
Tabel 4. 11 Analisi Uji Homogenitas Posttest ... 53
Tabel 4. 12 Tabel Uji Hipotesis (Uji-T) Posttest ... 55
Tabel 4. 13 Uji Gain Masing-Masing Siswa ... 56
Tabel 4. 14 Tabel Rekap Kenaikan Minat Kelas Kontrol ... 59
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah dasar bagi berlangsungnya kehidupan di dunia.
Pendidikan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut dituangkan dalam
pembukaan UUD 1945. Suatu negara yang dikatakan maju apabila negara
memiliki kriteria tinggi bagi tingkat pendidikannya. Pendidikan itu sendiri terdiri
dari beberapa jenis yaitu pendidikan formal, nonformal dan informal. Di
Indonesia sendiri pendidikan formal memakai Kurikulum tahun 2013 untuk
beberapa sekolah yang siap dan Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) untuk sekolah yang belum siap melaksanakannya.
Sesuai dengan prinsip KTSP dimana guru sendirilah yang menentukan
indikator dan materi pokok pelajaran karena sekolah dipandang lebih mampu
untuk menentukan karakteristik dan kondisi sekolahnya masing – masing.
Kurikulum KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) KTSP menekankan
pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan
membentuk pribadi yang terampil dan mandiri; (2) KTSP berorientasi pada hasil
belajar (learning outcomes) dan keberagaman; (3) Penyampaian dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi; (4) Sumber
2
edukatif; (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
TIK (Teknik Informatika dan Komputer) adalah salah satu mata pelajaran
yang terdapat pada Kurikulum KTSP. Mata pelajaran TIK adalah salah satu
upaya dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dalam bidang IPTEK ( Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi). Dalam pelajaran ini siswa dibekali pengetahuan
untuk mengerti dunia melalui teknologi. TIK terdiri dari 2 cara penilaian yaitu
penilaian praktik dan penilaian teori. Dalam penyampaian dan pencapaian hasil
diharapkan siswa mendapat nilai yang setara baik dalam teori maupun praktik.
Dalam mewujudkannya, suasana kelas harus dibuat semenarik mungkin guna
meningkatkan minat belajar siswa yang berpengaruh pada hasil belajarnya.
Dari hasil observasi awal yang telah dilakukan di SMPN 1 Bawen pada
tanggal 11 Februari 2015 didapat bahwa kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan angket observasi awal (terlampir) bahwa
siswa masih sibuk dengan aktivitas sebelumnya dan tidak menyiapkan media
pembelajaran yang mendukung pembelajaran seperti buku pelajaran dan LKS
TIK. Saat pelajaran telah dimulai, siswa di kelas tidak terlibat di dalam proses
pembelajaran dan siswa masih sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Bahkan dalam
proses pembelajarannya siswa tidak aktif dalam menanggapi setiap pertanyaan
yang diberikan oleh guru bahkan siswa cenderung pasif. Siswa mau menanggapi
pertanyaan guru dengan cara ditunjuk, siswa lain yang ada di dalam kelas tetap
tidak respon dengan adanya siswa yang ditunjuk untuk maju ke depan kelas. Hal
siswa satu kelas apabila siswa yang maju ke depan kelas tidak mampu
mengerjakan soal yang diberikan, siswa lain di dalam kelas ikut andil dalam
menanggapi soal tersebut.
Menyikapi permasalahan tersebut maka seorang guru harus mampu membuat
suasana pembelajaran lebih menarik untuk meningkatkan minat siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar serta dapat mengikutsertakan semua siswa
dalam kelas agar suasana lebih menarik dan tidak membosankan.
Dari beberapa metode kooperatif yang ada metode Snowball Throwing
adalah merupakan metode dengan cara bermain namun tetap menekankan pada
pemahaman materi belajar siswa. Snowball Throwing adalah salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang menyenangkan. Model pembelajaran ini adalah
dengan membagi siswa di dalam kelas menjadi beberapa kelompok dan menuntut
siswa untuk aktif dalam proses pembelajarannya. Suprijono berpendapat (2011:
8), Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana murid
dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing
kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu
masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas
pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain yang masing-masing murid
menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Sedangkan menurut Kisworo
(2012) model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu metode
pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua
kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing murid
4
ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang
diperoleh.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arum Yuniati, Snowball
Throwing dapat meningkatkan hasil belajar dengan peningkatan hasil belajar
sebesar 13,9 % sebanyak 36 siswa (100%) dengan rata- rata kelas 83,9. Menurut
hasil penelitian Aris Susanti(2012) menyebutkan bahwa dalam penggunaan
model Snowball Throwing dapat meningkat aktivitas dan hasil belajar siswa
selama mengikuti pembelajran secara signifikan. Penelitian serupa juga dilakukan
oleh Ida Purwati, Sri Astutik, Nuriman,hasil penelitiannya menyebutkan bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar. Hal ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing disertai diskusi dapat
merangsang siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga
pembelajaran tidak berjalan pada satu arah saja, melainkan terjadi interaksi
dua arah dari guru ke siswa serta dari siswa ke siswa.
Berdasarkan beberapa penelitian menggunakan metode Snowball Throwing
yang telah dilakukan, diketahui hasilnya dapat membuat kemampuan siswa lebih
baik dan dapat menjadikan pembelajaran lebih efektif. Oleh sebab itu, penggunaan
metode Snowball Throwing dianggap tepat untuk meningkatkan pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Metode Snowball Throwing adalah sebuah metode pembelajaran dengan
teknik diskusi guru dan siswa dimana siswa harus siap dalam menjawab
gulungan kertas. Dengan demikian seluruh siswa dapat berpartisipasi dalam
proses belajar mengajar yang berlangsung. Siswa dituntut untuk mampu membuat
dan memberikan pertanyaan, hal ini mampu meningkatkan minat belajar dan
kreativitas siswa yang mendukung pendalaman materi dari siswa.
Dari latar belakang seperti yang disebutkan di atas maka penulis mengambil
judul : “Implementasi Metode Snowball Throwing Guna Meningkatkan Minat dan
Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas VIII SMPN 1 Bawen”
1.2IDENTIFIKASI MASALAH
Dari paparan latar belakang diatas dan observasi kegiatan pemebelajaran di
kelas maka didapat beberapa masaah yang menyebabkan proses belajar mengajar
dirasa belum maksimal adalah :
1. Proses belajar mengajar masih dirasa konvensional, tenaga pengajar
belum memiliki inovasi – inovasi dalam proses belajar mengajar di
dalam kelas.
2. Perhatian sebagian besar siswa terhadap materi yang disampaikan
sehingga materi pembelajaran kurang dapat diterima oleh siswa
3. Pembelajaran masih berpusat pada penjelasan guru.
4. Hasil belajar siswa kurang karena materi yang kurang dipahami oleh
siswa
5. Minat belajar siswa rendah terbukti dengan kurangnya perhatian dan
6
1.3BATASAN MASALAH
Menghindari terlalu luasnya masalah yang akan dibahas dan keterbatasan
waktu peneliti serta keterbatasan kemampuan dari peneliti sendiri, maka masalah
yang dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran tipe Snowball Throwing
2. Peningkatan dari hasil belajar menggunakan model pembelajaran tipe
Snowball Throwing
3. Peningkatan dari minat belajar menggunakan model pembelajaran
tipe Snowball Throwing
4. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Bawen Tahun
Pelajaran 2014/2015.
5. Materi yang diajarkan ms.exel dengan pokok bahasan rumus dan
fungsi
1.4RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan model Snowball Throwing dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas 8 SMPN 1 Bawen dibandingkan dengan
penggunaan model konevensional (ceramah)?
2. Bagaimana penerapan model Snowball Throwing dapat meningkatkan
1.5TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model Snowball
Throwing
2.
Meningkatkan minat belajar siswa dengan menerapkan model SnowballThrowing
1.6MANFAAT
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun
praktis. Adapun menfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.6.1 Manfaat Teoritis
1. Memperluas wawasan mengenai pembelajaran TIK di sekolah.
2. Sebagai acuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
3. Sebagai acuan model pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan
menggunakan model Snowball Throwing.
1.6.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan minat siswa dan kemampuan menanggapi
permasalahan dalam belajar serta meningkatkan kerja sama, pola pikir
dan keaktifan di dalam kelas saat proses belajar mengajar belajar
berlangsung sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pandangan bagi guru k
8
belajar siswa. Selain itu, diharapkan penelitian ini mampu untuk
meningkatkan kemampuan pengajar dalam mempersiapkan,
melaksanakan dan evaluasi kegiatan belajar mengajar.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitan ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam penelitian
selanjutnya yang masih dalam satu jenis penelitian.
1.7PENEGASAN ISTILAH
Menjaga agar tidak terjadi kesalahan penafsiran ataupun menimbulkan
beberapa penafsiran dalam mengartikan judul, maka perlu diberikan penegasan
istilah sebagai berikut:
1. Implementasi
Implementasi atau sering disebut dengan pelaksanaan,
penerapan. Implementasi adalah melakukan atau melaksanakan sesuatu
untuk mempraktikkan suatu anggapan, teori, metode dan yang
bersangkutanguna membuktikan kebenarannya dalam mencapai sebuah
tujuan.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan untuk
pembelajaran dengan menerapkan langkah - langkah yang dirasa atau
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara efektif dan
3. Model Pembelajaran Snowball Throwing
Model pembelajaran Snowball Throwing adalah model
pembelajaran yang didesain menjadi pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan. Siswa diharapkan mampu untuk ikut aktif dalam model
pembelajaran ini. Dalam pelaksanaannya Snowball Throwing guru
membaginya menjadi beberapa kelompok, kemudian guru memanggil
setiap ketua kelompok untuk maju ke depan. Siswa yang dipanggil guru
untuk maju ke depan adalah siswa yang diberikan materi oleh guru dan
bertanggung jawab untuk mengajarkan kembali kepada teman dalam
kelompoknya. Setelah itu permainan dalam pembelajaran dimulai
dengan setiap siswa melempar soal sesuai dengan materi yang dia
dapat, siswa yang mendapat lemparan gulungan soal adalah siswa yang
wajib menjawab. Dengan model ini siwa dituntut untuk memahami
materi, dengan begitu siswa akan mampu mencapai hasil belajar yang
baik.
4. Peningkatan
Peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti susunan yang
berlapis-lapis. Peningkatan adalah sebuah proses atau cara bisa berupa
10
5. Minat
Minat adalah suatu keinginan atau dorongan dari dalam diri
sendiri untuk melakukan sesuatu. Dalam proses pembelajaran, minat
berarti keinginan atau kemauan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
6. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa selama terjadinya
proses belajar mengajar. Hasil belajar di sekolah dituliskan dalam
bentuk angka - angka atau skor. Hasil belajar didapat setelah diberikan
tes pada setiap akhir pembelajaran. Hasil belajar yang berbentuk angka
atau skor disebut dengan nilai. Nilai yang diperoleh siswa menjadi
acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi
pelajaran.
Jadi yang dimaksud dengan “Implementasi Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe Snowball Throwing Guna Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar
Pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas VIII Smpn 1 Bawen” adalah melakukan
atau menerapkan langkah - langkah pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Snowball Throwing sebagai upaya untuk meningkatkan minat siswa
dalam mengikuti proses belajar sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa
1.8SISTEMATIKA PENULISAN
Secara garis besar, sistematika skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir skripsi.
Bagian awal skripsi ini terdiri dari halaman judul, pernyataan keaslian
karya tulis, pengesahan, persembahan, motto, prakata, abstrak, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bagian Isi dari 5 bab yaitu Bab 1 yang disebut pendahuluan, bab 2 kajian
pustaka, bab 3 metode penelitian, bab 4 hasil dan pembahasan dan bab 5 penutup.
Bab 1 Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian. Bab 2 tinjauan
pustaka berisi tentang kajian – kajian teoritis perihal bahan atau materi penelitian,
penelitian yang relevan , kerangka berpikir dan hipotesis. Bab 3 metode penelitian
berisi tentang setting penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data,
populasi dan sampel, teknik analisis data dan kriteria keberhasilan tindakan. Bab 4
hasil dan pembahasan berisi tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan.
Bab 5 penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.
Bagian akhir skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran – lampiran,
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1KAJIAN TEORI
2.1.1 Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku sikap,
dan mengokohkan kepribadian. Menurut pandangan Skinner belajar
adalah suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya menjadi
lebih baik. Sebaliknya, bila ia tak belajar maka responsnya menurun.
Gagne berpendapat apabila belajar adalah kegiatan yang kompleks.
Hasil belaja berupa kapabilitas dimana setelah belajar orang memiliki
ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Setiap ahli memiliki
aksentuasi tentang hal apa yang perlu dilakukan agar benar-benar
belajar. Dalam buku Suyono dan Hariyanto (2012:126) menyatakan
bahwa Cronchbach (1954:49-50) yang tertulis dalam Sukmadinata
(2004:157) ada tujuh unsur dalam proses belajar yaitu :
1. Tujuan.
Belajar akan dimulai jika ada tujuan yang ingin dicapai.
2. Kesiapan.
Diperlukan kesiapan fisik dan psikis untuk mampu
3. Situasi.
Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi seperti tempat,
lingkungan, alat dan bahan belajar, guru dan lain-lain.
4. Interpretasi.
Melihat hubungan belajar dan kemungkinan pencapaian hasil
belajar.
5. Respon.
Tindakan yang diambil setelah melakukan interprestasi.
Respon dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis.
6. Konsekuensi.
Hasil sebagai konsekuensi dari respon yang diambil.
7. Reaksi terhadap kegagalan.
Kegagalan menurinkan semangat, motivasi dan memperkecil
usaha belajar. Namun bisa juga membangkitkan semangat
belajar siswa.
Suyono dan Hariyanto (2012:128) menuliskan bahwa dalam buku
Sukmadinata (2004:165-166) dalam belajar juga ada prinsip – prinsip
yang mendukung belajar untuk siswa tersebut antara lain :
1. Belajar merupakan bagian dari perkembangan.
2. Belajar berlangsung seumur hidup.
3. Keberhasilan belajar dipengaruhi berbagai factor.
4. Belajar mencakup semua aspek kehidupan.
14
6. Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru
7. Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang
tinggi.
8. Perbuatan belajar bervariasi.
9. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan.
10. Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan
bimbingan dari orang lain.
2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran menurut Trianto (2011:5) yang dikutip dari Joyce,
(1992 : 4) adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Salah
satu asumsi yang mendasari pengembangan koooperatif adalah bahwa
sinergi yang muncul melalui kerja sama akan meningkatkan motivasi
yang jauh lebih besar daripada melalui lingkungan kompetitif individual
(Miftahul Huda 2014:111). Jadi model pembelajaran kooperatif adalah
pola yang digunakan dalam kelas untuk memunculkan pembelajaran
melalui kerja sama yang akan meningkatkan motivasi belajar siswa.
2.1.3 Minat Belajar
Muchlisin Riadi menuliskan pada Kajianpustaka.com bahwa Sukardi
yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan,
prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan, lain yang biasa
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Menurut Belly
(2006:4) yang dikutip Muchlisin Riadi, minat adalah keinginan yang
didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan
membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang
diinginkannya. Selanjutnya menurut Bob dan Anik Anwar (1983:210)
yang ditulis oleh Muchlisin Riadi, mengemukakan bahwa minat adalah
keadaan emosi yang ditujukan kepada sesuatu. Dari kedua pendapat di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat ialah
suatu kondisi kejiwaan seseorang untuk dapat menerima atau melakukan
sesuatu objek atau kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
2.1.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Minat belajar seseorang tidaklah selalu stabil, melainkan selalu berubah.
Olehnya itu perlu diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu pilihan
yang telah ditentukan melalui faktor-faktor yang mempengaruhi minat
itu.
1. Faktor internal adalah sama yang ada pada diri seseorang baik
jasmani maupun rohani, fisik maupun psikhis.
2. Faktor eksternal adalah semua faktor yang ada diluar individu:
16
2.1.3.2
Cara membangkitkan minat belajar
Muchlisin Riadi mengutip Campbell (dalam Sofyan,2004:9)
berpendapat: Bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk membina minat
anak agar menjadi lebih produktif dan efektif antara lain sebagai berikut:
1. Memperkaya ide atau gagasan.
2. Memberikan hadiah yang merangsang.
3. Berkenalan dengan orang-orang yang kreatif.
4. Petualangan dalam arti berpetualangan ke alam sekeliling
secara sehat.
5. Mengembangkan fantasi.
6. Melatih sikap positif.
Penelitian ini hanya menggunakan 3 cara membangkitkan
minat siswa yaitu dengan memperkaya idea tau gagasan siswa,
memberikan hadiah yang merangsang dan melatih sikap positif pada
siswa.
2.1.4 Tinjauan Materi Dokumen Pengolah Angka
Saat ini perangkat pengolah angka yang terkenal atau yang sering
digunakan adalah Microsoft exel . aplikasi ini sering digunakan untuk
perhitungan rumus dan statistika lainnya. Dalam pengolahan angka
didalamnya digunakanlah :
Rumus dan fungsi
Ada beberapa macam jenis yang dipakai dalam penggunaan rumus dan fungsi di
perangkat pengolah angka yaitu :
Tabel 2. 1 Jenis-Jenis Operator Aritmatika
Sistem Operator
Operasi
+ Penjumlahan
- Pengurangan
: Pembagian
* Perkalian
% Persentase
^ Eksponensial
[image:31.595.189.436.301.669.2]& Penggabungan
Tabel 2. 2 Tabel Operator Perbandingan.
Sistem Operator
Operasi
= Sama dengan
> Lebih besar dari
< Lebih kecil dari
> = Lebih besar sama
dengan
Sistem Operator
Operasi
< = Lebih kecil sama
dengan
< > Tidak sama dengan
Tabel 2. 3 Tabel Fungsi Statistik Yang Sering Digunakan Dalam Mengolah Data.
Fungsi Kegunaan
SUM Menjumlahkan Data
18
MAX Mencari nilai tertinggi MIN Mencari nilai terendah
COUNT Mencari jumlah data berformat angka yang terdapat dalam suatu range tertentu
COUNTIF Mencari jumlah data berformat angka yang terdapat dalam suatu range dengan kriteria tertentu
LARGE Mencari uruta nilai terbesar SMALL Mencari urutan nilai terkecil
Fungsi Logika IF
Penulisan dalam logika if adalah :
2.1.5 Hasil Belajar
Hasil adalah pendapatan, perolehan, buah kerja. Hasil merupakan sesuatu
yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha. Dimyati dan Mudjiono
(1994:200) menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar menengarai tujuan
utamanya atalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai
oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran dimana tingkat
keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf
atau kata atau simbol.
2.1.6 Cooperative Learning – Snowball Throwing
2.1.6.1Cooperative learning
Cooperative learning sering juga disebut dengan metode
pembelajaran gotong royong. Model pembelajaran ini berbeda dari
Johnson yang dikutip Ameliasari (2013:14) ada lima unsur penting
dalam cooperative learning yaitu :
1. Saling ketergantungaan positif (positive interdependence)
Membagi tugas sedemikian mungkin, agar tujuan
kelompok tercapai secara efektif. Semua anggota kelompok
harus bisa aktif menjalin hubungan kerjasama yang
harmonis.
2. Tanggung jawab perseorangan (individual
accountability)
Setiap siswa harus bertanggung jawab melakukan yang
terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah
persiapan guru dalam menyusun RPP
3. Tatap muka (face to face interaction)
Tatap muka atau diskusi kelompok kegiatan interaksi ini
akan membentuk sinergi antarpembelajar yang akan
menguntungkan semua anggota.
4. Komunikasi antar kelompok (social skills)
Keberhasilan bergantung pada anggota yang saling
mendengarkan dan kemampuan mereka untuk
20
5. Evaluasi proses kelompok (group processing)
Mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama
agar selanjutnya bisa bekerja sama lebih efektif.
2.1.6.2 Snowball Throwing
Menurut Saminanto (2010:37) “Metode Pembelajaran Snowball
Throwing disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola
salju”. Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap
menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat
dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya
dalam satu kelompok. Dalam model pembelajaran ini bermanfaat
untuk meningkatkan hasil belajar siswa karena lebih komunikatif,
sistem belajar dua arah yaitu guru dan siswa sama-sama aktif terlibat
didalamnya dan juga pembelajaran ini lebih menyenangkan
ketimbang model pembelajaran konvensional dimana model ini lebih
melatih kesiapan siswa, saling memberikan pengetahuan antar siswa.
Langkah-langkah model pembelajaran Snowball Throwing menurut
Agus Suprijono ( 2012:128) :
1. Guru menyampaikan materi yang akan di sampaikan.
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil
masing-masing ketua kelompok untuk memberikan
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya,
kemudian memberikan penjelasan materi dari guru kepada
anggota kelompoknya.
4. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut
materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar
dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.
6. Setelah siswa dapat satu bola diberikan kepada kesempatan
kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis
dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7. Evaluasi
8. Pemberian reward kepada kelompok yang mendapat nilai
tertinggi.
2.2 PENELITIAN YANG RELEVAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arum Yuniati, pada jurnalnya
yang berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL
THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP
(K3LH) DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA” hasil penelitiannya
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan
22
peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran K3LH, terbukti
pada siklus II rata- rata nilai hasil pengamatan aktivitas belajar meningkat
sebesar 30% menjadi 97% dari siklus I yang perolehan rata- rata nilai hasil
pengamatan aktivitas belajar masih di bawah indikator keberhasilan yaitu
75%. Peningkatan hasil belajar K3LH siswa berdasarkan ranah kognitif,
terbukti siswa yang tuntas pada pra siklus hanya sebanyak 22 siswa
(61,1%) dengan rata- rata kelas 68,6. Setelah dikenai tindakan telah
memenuhi standar pencapaian Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM). Pada
siklus I, siswa tuntas meningkat sebanyak 31 siswa (86,1%) dengan
rata- rata kelas 75,8. Untuk memantapkan hasil tersebut, maka
dilaksanakan siklus II. Ketuntasan pada siklus II ini meningkat dari siklus I
sebesar 13,9 % sebanyak 36 siswa (100%) dengan rata- rata kelas 83,9.
Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ida Purwati,
Sri Astutik, Nuriman, pada jurnalnya yang berjudul “Penerapan Model Tipe
Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP” hasil penelitiannya menyebutkan bahwa Berdasarkan perhitungan
(W) prosentase aktivitas mengamati demonstrasi pada RPP I sebesar
76,66% dan RPP II sebesar 78,33%. Mengamati demonstrasi adalah
siswa menyimak dan memperhatikan demonstrasi yang dijelaskan oleh
guru. Prosentase aktivitas menjawab pertanyaan pada RPP I sebesar 85%
dan pada RPP II sebesar 90%. Pada aktivitas menjawab pertanyaan ini siswa
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya. Prosentase aktivitas
95%. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
snowball throwing disertai diskusi dapat merangsang siswa untuk aktif
terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak
berjalan pada satu arah saja, melainkan terjadi interaksi dua arah dari
guru ke siswa serta dari siswa ke siswa. Prosentase aktivitas
menyampaikan hasil diskusi kelompok pada RPP I sebesar 100% dan
RPP II 100%. Dalam aktivitas ini siswa menyampaikan hasil diskusinya
dengan benar serta merasa percaya diri setelah mengamati demonstrasi dan
melakukan diskusi. Prosentase aktivitas dalam diskusi kelas pada RPP I
sebesar 96,66% dan RPP II sebesar 98,33%. Hal ini menunjukkan model
pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing disertai diskusi baik
digunakan untuk meningkatkan keterbukaan siswa dalam mengeluarkan
pendapat untuk membuat pertanyaan dari permasalahan yang diberikan
guru. Siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri
dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri. Sehingga dalam model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing disertai diskusi guru bukan sebagai
sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Hasil analisis rata-rata aktivitas siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing disertai diskusi secara
klasikal sebesar 91,16%. Kriteria aktivitas belajar termasuk dalam
kategori sangat aktif. Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe snowball
24
dan kreatif mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapkan pada
siswa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aris Susanti, pada skripsinya
yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA MAPEL PAI
MATERI POKOK PUASA WAJIB DAN PUASA SUNAH SEMESTER
GANJIL KELAS VIII SMPN 23 MIJEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/2012” hasil penelitiannya menyebutkan bahwa dalam penggunaan
model Snowball Throwing adalah aktivitas dan hasil belajar siswa kelas
VII-C SMPN 23 Semarang dalam mapel PAI materi pokok puasa wajib dan
puasa sunah dapat meningkat , hal ini dapat ditandai aktivitas dan hasil
belajar siswa selama mengikuti pembelajran pada siklus I mengalami
peningkatan. Pada pada prasiklus rata-rata nilai kelas 6,9 meningkat
menjadi 7,56 pada siklus I, dan siklus II mencapai 8,82. Ketuntasan
belajar klasikal prasiklus 43%, pada siklus I meningkat menjadi 97,14%,
siklus II ketuntasan belajar klasikal meningkat 100%. Aktivitas belajar
antar siswa siklus I mencapai 57,6%, dan pada siklus II meningkat
menjadi 82,16%. Aktivitas belajar siswa dengan guru pada siklus I
mencapai 70% dan pada siklus II meningkat menjadi 84,17%.
Berdasarkan beberapa penelitian menggunakan metode Snowball
Throwing yang telah dilakukan, diketahui hasilnya dapat membuat
kemampuan siswa lebih baik dan dapat menjadikan pembelajaran lebih
tepat untuk meningkatkan pembelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK).
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Dalam pembelajaran TIK selama ini masih menggunakan model
pembelajaran konvensional dimana siswa hanya memperhatikan penjelasan
guru, bahkan hanya sedikit kesempatan siswa untuk ikut andil dalam
pembelajaran yang aktif. Dengan demikian minat siswa dirasa kurang dalam
mengikuti pembelajaran dengan model tersebut. Hal tersebut lah yang
mempengaruhi hasil belajar siswa yang tidak seimbang antara nilai praktik
TIK dan nilai teorinya. Menurut siswa pembelajaran teori yang
konvensional sangat membosankan jika dibandingkan dengan pembelajaran
praktik dimana siswa bisa mengexplore sendiri kemampuannya.
Dengan adanya berbagai masalah tersebut diatas penggunaan model
pembelajaran Snowball Throwing dirasa cocok untuk membantu
mengurangi permasalahan tersebut. Dalam model pembelajaran Snowball
Throwing siswa diajak meningkatkan minat belajar dengan sistem
pembelajaran yang menyenangkan. Model belajar yang digunakan adalah
model belajar kelompok namun tetap membebankan tanggung jawab
individu kepada setiap anggotanya. Sehingga pemahaman materi bisa
26
Skema kerangka berpikir
Pembelajaran TIK
Pembelajaran Snowball Throwing diharapkan dapat meningkatkan hasil dan minat belajar siswa dibandingkan dengan mennggunakan model konvensional
Pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pretest Uji pengetahuan dan minat siswa
Uji hasil belar siswa
Pembelajaran dengan model konvensional
Pretest Uji pengetahuan dan minat siswa
Posttest pengetahuan dan minat siswa
2.4 HIPOTESIS
Hipotesis atau anggapan dasar dalam KBBI disebutkan bahwa hipotesis
adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat
meskipun kebenarnnya harus tetap dibuktikan. Sedangkan Sugiyono
(2009:64) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan
fakta yang empiris. Fakta-fakta yang empiris didapatkan melalui
pengumpulan data.
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir diatas maska
hipotesis yang dapat dirumuskan penulis adalah :
1. Hasil belajar kelas yang menerapkan cooperative learning
dapat meningkat
2. Minat siswa dapat meningkat dengan menerapkan
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Bawen, yang berlokasi di Jalan
Soekarno Hatta 54 Bawen tahun ajaran 2014/2015.
3.2 POPULASI DAN SAMPEL
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013:173).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN
1 Bawen tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 9 kelas dengan
jumlah 306 siswa , yang mempunyai latar belakang yang sama yaitu
dengan menggunakan pembelajaran model ceramah.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 20013:174). Dalam penelitian ini dipakai cara
menentukan sampel dengan metode random. Hal ini dilakukan
karena siswa kelas VIII memiliki latar belakang yang sama dengan
materi pembelajaran yang sama, tidak adanya kelas unggulan dan
dirasa cocok. Dari hasil random didapatkan kelas 8F sebagai kelas
uji coba, 8G sebagai kelas control dan kelas 8H sebagai kelas
eksperimen
3.2.3Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titk perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 2013:161). Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat
1. Variabel bebas (X)
Variabel bebas atau independent variable atau variable
penyebab adalah variabel tunggal (Arikunto, 2013:162).
Variabel bebas penelitian ini adalah pembelajaran
menggunakan metode Snowball Throwing.
2. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat atau dependent variable atau variabel akibat
adalah variabel yang bergantung pada variabel yang lain. Dalam
penelitian ini variabel terikatnya adalah minat dan hasil belajar
siswa
3.3 DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen jenis Quasi eksperimen
dengan rancangan control group pre-test post-test. Desain ini dilihat dari
perbedaan pencapaian dari kelas eksperimen(O2 -O1) dan kelas control (O4
30
E : Kelompok eksperimen
K : Kelompok kontrol
O1 &O3 : Nilai pre-test
O2 &O4 : Nilai post-test
Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 4 kali yaitu sebelum
eksperimen, 2 kali eksperimen, dan sesudah eksperimen. Observasi yang
dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test, dan observasi sesudah
eksperimen (O2) disebut post-test. Perbedaan antara keduanya yakni (O2
-O1) dan (O4 - O3) diasumsikan merupakan efek dari treatment atau
eksperimen.
3.4 PROSEDUR PENELITIAN
3.4.1 PERSIAPAN PENELITIAN
Langkah-langkah dalam persiapan penelitian ini adalah :
1. Mengumpulkan data awal dan menganalisiss data dengan uji
homogenitas.
2. Menentukan populasi dan sampel penelitian.
3. Menyusun instrumen penelitian dan melakukan validasi instrumen
dengan dosen pembimbing.
E
O
1X
O
24. Menyusun kisi-kisi tes uji coba yang akan diujicobakan pada kelas uji
coba.
5. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi soal yang telah
dibuat.
6. Melakukan uji coba soal pada kelas yang telah ditentukan sebagai
kelas uji coba.
3.4.2 PELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam pelaksanaan penelitian, tahapan yang dilakukan yaitu :
a. Mencari tahu minat siswa dengan metode angket.
b. Melakukan pre test pada seluruh siswa untuk mengetahui tingkat
penguasaan konsep siswa.
c. Kelas eksperimen dilakukan cara mengelompokkan siswa pada kelas
eksperimen untuk dijadikan kelompok belajar yang masing-masing
terdiri dari 4 siswa. Pengelompokkan yang dilakukan pada penelitian
model belajar SnowballThrowing ini tidak hanya mengacu pada jenis
kelamin, kepandaian, ras, agama ataupun umur namun secara acak.
Sedangkan di kelas kontrol dilakukan pembelajaran dengan cara
konvensional.
d. Penelitian ini akan dilakukan dua kali sehingga dapat mengetahui
32
e. Melakukan post test pada seluruh siswa kelas eksperimen sehingga
dapat diketahui bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa
setelah diberi perlakuan.
f. Mencari tahu perkembangan minat siswa dengan metode angket.
3.4.3 EVALUASI
Pada tahap ini, data-data yang telah didapatkan pada pelaksanaan
penelitian akan dianalisis sehingga dapat diketahui peningkatan minat
dan hasil belajar siswa. Data yang telah dianalisis itu dapat digunakan
sebagai acuan untuk menjawab hipotesis yang telah ditentukan.
3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan yang peneliti lakukan adalah dengan metode :
3.5.1 Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendapatkan daftar nama siswa dan nilai
ulangan harian siswa.
3.5.2 Metode Tes
Metode ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh hasil belajar
siswa setelah menggunakan metode SnowballThrowing
3.5.3 Metode Angket
Metode ini digunakan untuk mengetahui minat siswa terhadap
3.6 INSTRUMEN PENELITIAN
3.6.1 Instrumen Tes
Merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur keberhasilan belajar siswa. Dalam pembuatan soal test maka
perlu dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda
soalnya.
3.6.2.1Validitas test
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan suatu
instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila sesuai dengan
kriteria yang diinginkan dan dapat menggunakan data dari variable
yang diteliti secara tepat.
� ∑ ∑ ∑
√ � ∑ ∑ � ∑ ∑
(Arikunto 2012:87)
Keterangan :
= Koefesien korelasi product moment
� = Jumlah subyek
= Skor tiap butir soal yang diraih siswa
= Skor total yang diraih tiap siswa
∑x= Jumlah skor per butir soal dari seluruh siswa
∑y = Jumlah skor total siswa seluruhnya
34
3.6.2.2Reliabilitas test
Untuk menemukan reliabialitas tes maka digunakan rumus:
� ∑ � �
(Arikunto 2012:115)
Keterangan:
= reliabilitas tes secara keseluruhan
P = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1-p
∑ = Jumlah hasil perkalian dari p dan q
= banyaknya item
S = Standar deviasi dari tes
Jika hitung > r table maka soal tersebut reliabel.
3.6.2.3Tingkat Kesukaran soal
Tingkat kesukaran ini untuk menyatakan seberapa mudah atau
sulitkah sebuah soal test. Butir soal yang dianggap baik adalah butir
soal dengan indeks kesukaran sedang. Untuk menentukan indeks
kesukaran maka digunakan rumus :
� ��
(Arikunto,S 2012:223)
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal benar
Klasifikasi kesukaran yang digunakan adalah :
a. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar b. Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang c. Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
3.6.2.4Daya Beda Soal
Daya beda soal menyatakan seberapa besar butir soal dapat
membedakan antara siswa kelompok tinggi (skor tinggi) dengan siswa
kelompok rendah (skor rendah). Butir soal yang baik adalah butir soal
yang mampu membedakan kelompok tersebut. Untuk menentukan
daya beda soal maka digunakan rumus :
�� � �
(Arikunto,S 2012:228)
Keterangan:
J = Jumlah Peserta Tes
= Banyaknya peserta kelompok atas
= Banyakanya peserta kelompok bawah
� = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
� = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria yang digunakan adalah :
36
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif.
Analisis kuantitatif artinya seluruh data yang terkumpul diolah secara
statistic untuk menggambarkan situasi hasil penelitian. Analisis ini
dilakukan untuk mengolah hasil observasi aktivitas siswa, lembar tes dan
lembar kuisoner atau angket.
3.7.1 Minat
Data hasil angket dilihat dari minat awal dan akhir dari siklus penelitian
dengan cara :
1. Sistem penskoran yang digunakan adalah skala likert, untuk
pernyataan positif (favorable) sangat setuju (SS) diberi skor 4,
setuju(S) skor 3, tidak setuju (TS) skor 2 dan sangat tidak setuju (STS)
di beri skor (1), sebaliknya jika pernyataan negative (unfavorable)
sangat setuju (SS) memiliki skor 1 dan sangat tidak setuju (STS)
memiliki skor 4.
2. Merekapitulasi skor hasil pengisian angket awal dan akhir dari siklus
penelitian kemudian memasukkannya dalam kategori minat siswa,
untuk mengetahui tingkat kriteria, selanjutnya skor yang diperoleh
dalam% dikonsultasikan dalam tabel kriteria. Kriteria terdiri dari
“Tidak berminat’, “kurang berminat”, “berminat”, “sangat berminat”.
presentase tertinggi, sedangkan nilai minimum berasal dari angka
presentase terendah. , sedangkan panjang interval dicari dengan cara :
a. Menentukan range data terbessar-data terkecil (100-25=75)
b. Menentukan interval penilaian dengan 4 pilihan yaitu sangat
berminat, berminat, kurang berminat dan tidak berminat
c. Menentukan lebar interval dengan cara membagi range dengan
[image:51.595.174.467.337.483.2]interval penilaian yaitu 75/4=18,75
Tabel 3. 1 Kategorisasi Minat
No Skor Siswa Kategori Minat
1 25% < skor ≤ 43,75% Tidak Berminat
2 43,75% < skor ≤ 62,5% Kurang Berminat
3 62,5% < skor ≤ 81,25% Berminat
4 81,25% < skor ≤ 100% Sangat Berminat
3.7.2 HasilBelajarSiswa
3.7.2.1Nilaibelajarsiswa
Nilai belajar individu siswa dapat diketahui menggunakan rumus :
� � �
38
3.7.2.2Rata–ratakelas
Menentukan nilai rata – rata kelas dari hasil ujian maka digunakan rumus :
̅ ∑ �
(Arikunto,S 2012:122)
Keterangan:
̅ = nilai rata-rata
∑ = jumlah nilai seluruh siswa
� = banyaknya siswa yang mengikuti tes
3.7.3 Analisis Data
Sebelum analisis data dimulai, peneliti perlu memperhatikan data
yang akan diolah. Sehubungan dengan hal tersebut ada persyaratan yang
harus dipenuhi sebelum teknik analisis statistik digunakan. Untuk
memeriksa keabsahan sampel maka perlu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut:
3.7.3.1Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Hipotesis yang akan diuji yaitu:
H0 : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Rumus yang digunakan adalah Chi Kuadrat. Menghitung frekuensi
∑
( Sugiyono 2010 : 241)
Data dianggap berdistribusi normal jika memenuhi syarat yaitu jika x2hitung
≤ x2
tabel maka data berdistribusi normal
3.7.3.2Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi yang ada
bersifat homogen. Uji homogenitas dilakukan untuk memastikan bahwa data
yang ada berangkat dari kondisi awal yang sama. Rumus yang digunakan
adalah:
Ho :
Ha :
Bila harga F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel, maka Ho diterima
dan Ha ditolak. Ho diterima berarti varians homogen.
3.7.4 Menguji Hipotesis
Dikarenakan data merupakan data dengan yang mempunyai sampel n1 = n2 dan
varians yang homogeny maka menggunakan rumus :
√
40
Keterangan X = rata-rata
n = banyaknya subjek s = standar deviasi
Setelah mendapatkan nilai t-hitung maka langkah selanjutnya adalah
menguji hipotesis dengan membandingkan t-hitung dan t-tabel. Uji
hipotesis yang berlaku adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai t-hitung > t-tabel, maka Ha diterima sedangkan H0
ditolak.
2. Jika nilai t-hitung < t-tabel, maka Ha ditolak sedangkan H0
diterima.
Untuk membandingkan t-hitung dan t-tabel maka terlebih dahulu
menetapkan derajat keabsahan dengan menggunakan rumus: df/db = (n-1).
Setelah menentukan db, maka akan diperoleh nilai t-tabel pada taraf
signifikansi 5%.
3.7.5 Uji Gain
Uji Gain digunakan untuk mengetahui peningkatan rata-rata kemandirian belajar
siswa baik kelas eksperimen maupun kelas control
Rumus
Kriteria Nilai
Tabel 3. 2 Kriteria Nilai Uji Gain
Terjadi penurunan
Tidak terjadi peningkatan rendah
Sedang Tinggi
3.8 KRITERIA KEBERHASILAN TINDAKAN
Dalam penelitian eksperimen ini dikatakan berhasil apabila adanya kenaikan
secara signifikan untuk minat siswa dalam mengikuti mata pelajaran TIK setelah
menggunakan Snowball Throwing dan juga adanya kenaikan hasil belajar siswa
setelah menggunakan Snowball Throwing dibandingkan dengan penggunaan
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian dan pengumpulan data yang telah dilakukan
di SMP N 1 Bawen pada mata pelajaran TIK di kelas VIII semester 2 tahun
ajaran 2014/2015 diperoleh hasil sebagai berikut:
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan ini merupakan penelitian quasi
eksperimen dengan rancangan control group pre-test post-test dengan
menggunakan 2 kelas yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Pemilihan kelas menggunakan teknik random yang
menghasilkan kelas VIII H menjadi kelas eksperimen dan kelas VIII G
menjadi kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan tiga tahap dalam
pelaksanaannya, yaitu analisis kemampuan awal dengan memberikan
pre-test, perlakuan terhadap kelas, dan post-test untuk kedua sampel.
Sebelum memulai tahapan tersebut, dilakukan ujicoba instrumen
penelitian pada kelas VIII F, instrumen tersebut berupa soal tes objektif
4.1.2 Analisis Instrumen Penelitian
4.1.2.1Analisis Test
Analisis instrumen disini adalah menganalisis instrumen test,
instrumen tes yang terdiri dari instrumen pretest dan posttest
diujicobakan ke kelas VIII F yang merupakan kelas uji coba. Soal
pretest maupun posttest masing-masing memiliki jumlah 30 soal yang
diujikan di waktu berbeda sesuai dengan tahapan penelitian. Setelah
diujikan masing-masing soal di analisis bagaimana validitasnya
menggunakan rumus yang tertera pada bab 3, dari soal pretest yang
berjumkan 30 soal di dapatkan 20 soal valid dan 10 soal tidak valid,
begitupun juga pada soal posttest yang berjumkan 30 soal di dapatkan 20
soal valid dan 10 soal tidak valid. Reliabilitas soal test pun diuji setelah
dilakukan pengujian validitas soal, reliabilitas seharusnya diperoleh rhitung
> rtabel. Soal di kelas uji coba yang memiliki jumlah siswa sebanyak 32
siswa didapatkan rtabel sebesar 0.349 maka ditemukan hasil untuk hasil
pretest uji coba di dapat rhitung > rtabel (0.776 > 0.349) dan pada saat
posttest didapatkan hasil rhitung > rtabel (0.715 > 0.349). Sesuai tabel rhitung
> rtabel, maka dapat disimpulkan kedua instrumen tersebut reliabel.
44
Tabel 4. 1 Tabel UC Pretest Tabel 4. 2 Tabel UC Posttest
4.1.2.2AnalisisAngket
Angket digunakan untuk mencari data peningkatan minat di kelas
eksperimen maupun kontrol, validitas angket menggunakan uji pakar
kepada dosen pembimbing.
4.1.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Tahapan penelitian dilakukan setelah instrumen berhasil di analisis,
tahapan dimulai dengan pretest, perlakuan dan posttest. Dengan
No rxy rtabel Validitas Keterangan
UC1. 0.531 0.349 Valid Dipakai
UC2. 0.502 0.349 Valid Dipakai
UC3. 0.574 0.349 Valid Dipakai
UC4. 0.477 0.349 Valid Dipakai
UC5. 0.351 0.349 Valid Dipakai
UC6. 0.142 0.349 TdkValid Tdk Dipakai
UC7. 0.471 0.349 Valid Dipakai
UC8. 0.335 0.349 TdkValid Tdk Dipakai
UC9. 0.427 0.349 Valid Dipakai
UC10. 0.363 0.349 Valid Dipakai
UC11. 0.357 0.349 Valid Dipakai
UC12. 0.423 0.349 Valid Dipakai
UC13. 0.381 0.349 Valid Dipakai
UC14. 0.356 0.349 Valid Dipakai
UC15. 0.095 0.349 TdkValid Tdk Dipakai
UC16. 0.355 0.349 Valid Dipakai
UC17. 0.341 0.349 TdkValid Tdk Dipakai
UC18. 0.533 0.349 Valid Dipakai
UC19. -0.011 0.349 TdkValid Tdk Dipakai
UC20. 0.458 0.349 Valid Dipakai
UC21. 0.458 0.349 Valid Dipakai
UC22. 0.209 0.349 TdkValid Tdk Dipakai
UC23. 0.458 0.349 Valid Dipakai
UC24. 0.324 0.349 TdkValid Tdk Dipakai
UC25. 0.397 0.349 Valid Dipakai
UC26. 0.279 0.349 TdkValid Tdk Dipakai UC27. 0.324 0.349 TdkValid Tdk Dipakai
UC28. 0.545 0.349 Valid Dipakai
UC29. -0.007 0.349 TdkValid Tdk Dipakai
UC30. 0.447 0.349 Valid Dipakai
No Rxy rtabel Validitas Keterangan
UC1. 0.491 0.349 Valid Dipakai
UC2. 0.467 0.349 Valid Dipakai
UC3. 0.234 0.349 TdkValid TdkDipakai
UC4. 0.436 0.349 Valid Dipakai
UC5. 0.358 0.349 Valid Dipakai
UC6. 0.384 0.349 Valid Dipakai
UC7. 0.142 0.349 TdkValid TdkDipakai
UC8. 0.500 0.349 Valid Dipakai
UC9. 0.416 0.349 Valid Dipakai
UC10. 0.375 0.349 Valid Dipakai
UC11. 0.574 0.349 Valid Dipakai
UC12. 0.251 0.349 TdkValid TdkDipakai
UC13. 0.420 0.349 Valid Dipakai
UC14. 0.172 0.349 TdkValid TdkDipakai
UC15. 0.424 0.349 Valid Dipakai
UC16. 0.365 0.349 Valid Dipakai
UC17. 0.186 0.349 TdkValid TdkDipakai
UC18. 0.502 0.349 Valid Dipakai
UC19. 0.367 0.349 Valid Dipakai
UC20. 0.037 0.349 TdkValid TdkDipakai
UC21. 0.440 0.349 Valid Dipakai
UC22. 0.535 0.349 Valid Dipakai
UC23. -0.123 0.349 TdkValid TdkDipakai
UC24. 0.400 0.349 Valid Dipakai
UC25. 0.033 0.349 TdkValid TdkDipakai
UC26. 0.450 0.349 Valid Dipakai
UC27. 0.367 0.349 Valid Dipakai
UC28. -0.276 0.349 TdkValid TdkDipakai
UC29. 0.500 0.349 Valid Dipakai
[image:58.595.110.569.140.531.2]demikian maka yang dilakukan pertama adalah pretest berikut adalah
daftar nilai pretest untuk kedua kelas penelitian yaitu kelas kontrol dan
[image:59.595.203.422.224.751.2]kelas eksperimen :
Tabel 4. 3 Nilai Pretest kelas kontrol dan eksperimen
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Kode
Siswa Nilai
Kode
Siswa Nilai