• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN SAXOPHONE PADA LEVEL I (PEMULA) DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUSIK FARABI MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN SAXOPHONE PADA LEVEL I (PEMULA) DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUSIK FARABI MEDAN."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN SAXOPHONE PADA LEVEL I (PEMULA)

DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUSIK FARABI MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian Syarat memperoleh gelar Sajana Pendidikan

Oleh:

HENDRA J. NAINGGOLAN

NIM 2123140027

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

HENDRA J. NAINGGOLAN NIM 2123140027. Pembelajaran Saxophone Pada Level I (Pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2017.

Penelitian ini merupakan Pembelajaran Saxophone Pada Level I (Pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran saxophone pada level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan, untuk mengetahui metode pembelajaran saxophone pada level I (pemula) yang digunakan di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan, untuk mengetahui materi pembelajaran saxophone pada level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan, untuk mengetahui kemampuan pembelajaran saxophone pada level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan, untuk mengetahui kendala yang didapatkan dalam pembelajaran saxophone pada level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan.

Penelitian ini berdasarkan landasan teoritis yang menjelaskan teori pembelajaran, teori metode pembelajaran, teori materi pembelajaran, teori kemampuan belajar, teori kendala, dan saxophone.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti kelas saxophone pada level I (pemula). Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode observasi atau pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka.

Setelah keseluruhan data terkumpul, kemudian dianalisis untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian. Proses pembelajaran dilakukan selama 30` menit, waktu yang digunakan untuk menjelaskan teori dan praktek berlangsung bersama-sama. Tahap pelaksanaan pembelajaran saxophone pada level I (pemula), murid yang mengikuti kelas ini berasal dari umur yang berbeda-beda. Pertemuannya pun diatur sedemikan rupa berdasarkan jadwal yang telah disepakati dengan pengajar. Didalam proses pembelajaran saxophone pada level I (pemula) ini materi yang digunakan mengacau pada materi yang telah disusun oleh pengajar saxophone itu sendiri, dengan beberapa metode yaitu metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode imitasi, dan metode CAL. Murid dikatakan mampu jika murid dapat memainkan saxophone dengan benar, bermain saxophone sesuai teknik yang benar, dan menguasai materi pada pembelajaran saxophone pada level I (pemula) dengan benar. Kendala dalam proses pembelajaran terdapat pada guru dan murid.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Univeristas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Pembelajaran Saxophone Pada Level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan.”

Dalam penyelesaikan Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu dengan ketulusan dan

kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd, Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasan dan Seni Universitas Negeri Medan sekaligus Pembimbing Skripsi I.

4. Dra. Pita HD Silitonga, M.Pd, Sekretaris Jurursan Sendratasik, Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

5. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn., M.Sn, Ketua Prodi Pendidikan Musik

sekaligus Pembimbing Skripsi II.

6. Adina Sastra Sembiring, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik sekaligus

Narasumber I.

(8)

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

9. Dino Irawan, Kepala Sekolah di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan.

10. Yusuf, M.Sn, Pengajar Saxophone di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan.

11. Kedua Orangtua tercinta, Ayahanda Andolin Santar Nainggolan dan Ibunda Lasmaria Juliana Rajagukguk yang selalu mendidik, memberikan kasih sayang yang tidak terhingga, mendukng baik secara moril maupun materil,

memberikan motivasi, semangat dan doa yang tulus tiada hentinya demi kesuksesan penulis.

12. Sylvia Ulitha Prisscillia Hutapea, yang tersayang untuk doa yang tulus, dukungan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

13. Rekan-rekan seperjuangan stambuk 2012, teman-teman terbaik penulis Sry,

Edward, Edo, Novita, Ricky dan Ridho untuk motivasi dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

Semoga kebaikan mereka mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa

dan Skripsi ini bermanfaat untuk kedepannya.

Medan, April 2017 Penulis,

(9)

iv

B.Identifikasi Masalah ... 4

C.Pembatasan Masalah ... 5

D.Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A.Landasan Teoritis ... 10

1. Teori Pembelajaran ... 11

2. Teori Metode Pembelajaran ... 14

3. Teori Materi Pembelajaran ... 16

4. Teori Kemampuan Belajar ... 17

5. Teori Kendala ... 18

6. Saxophone ... 19

a. Sejarah Saxophone ... 19

b. Bagian-bagian Saxophone ... 20

c. Jenis-jenis Saxophone ... 21

d. Teknik Permainan Saxophone... 22

(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian ... 28

B.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

C.Populasi Dan Sampel ... 30

1. Populasi ... 30

2. Sampel ... 30

D.Teknik Pengumpulan Data ... 32

1. Wawancara ... 32

2. Observasi ... 33

3. dokumentasi ... 34

4. Studi Pustaka ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Keberadaan Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan ... 39

B.Pembelajaran saxophone yang Digunakan di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan ... 42

1. Pemanasan (warming up) ... 43

a. Longtone (nada panjang) ... 44

b. Fingering (penjarian) ... 45

2. Etude dan Scale ... 47

3. Latihan Lagu ... 47

C. Metode Pembelajaran Saxophone pada level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan ... 48

1. Metode Ceramah ... 49

2. Metode Demonstrasi ... 50

3. Metode Imitasi ... 51

4. Metode Diskusi ... 51

5. Metode Belajar dengan Bantuan Komputer (CAL, Computer Assisted Learning) ... 51

(11)

vi

Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan ... 54

1. Pemanasan (warming up) ... 54

a. Longtone (nada panjang) ... 54

b. Fingering (penjarian) ... 55

2. Etude dan Scale ... 56

3. Latihan Lagu ... 58

E. Hasil Pembelajaran Saxophone Pada Level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan ... 60

F. Kendala yang Didapatkan Dalam Pembelajaran Saxophone Pada level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 64

B.Saran ... 66

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagian-bagian saxophone ... 21

Gambar 2.2. Jenis-jenis saxophone ... 22

Gambar 2.3. Kerangka konseptual ... 27

Gambar 4.1. LPM Farabi Medan ... 42

Gambar 4.2. Longtone 4 ketuk ... 44

Gambar 4.3. Longtone 2 ketuk ... 45

Gambar 4.4. Longtone 1 ketuk ... 45

Gambar 4.5. Longtone ½ ketuk ... 45

Gambar 4.6. Longtone ¼ ketuk ... 45

Gambar 4.7. Posisi jari-jari pada katup nada ... 46

Gambar 4.8. Posisi jari-jari tangan kiri pada saxophone ... 46

Gambar 4.9. Posisi jari-jari tangan kanan pada saxophone ... 47

Gambar 4.10. Pembelajaran saxophone pada level I (pemula) ... 50

Gambar 4.11. Longtone 4 ketuk ... 54

Gambar 4.12. Longtone 2 ketuk ... 54

Gambar 4.13. Longtone 1 ketuk ... 54

Gambar 4.14. Longtone ½ ketuk ... 55

Gambar 4.15. Longtone ¼ ketuk ... 55

Gambar 4.16. Fingering training ... 55

Gambar 4.17. Fingering training ... 55

Gambar 4.18. Fingering training ... 55

Gambar 4.19. Partitur etude ... 56

Gambar 4.20. Partitur etude ... 56

Gambar 4.21. C major scale ... 57

Gambar 4.22. G major scale ... 57

Gambar 4.23. D major scale ... 57

Gambar 4.24. A major scale ... 57

(13)

viii

Gambar 4.26. Partitur lagu ... 58

Gambar 4.27. Partitur lagu ... 59

Gambar 4.28. Partitur lagu ... 59

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Daftar nama murid dan judul lagu ... 48 Tabel 4.2. Proses dan metode pembelajaran saxophone

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia tidak akan lepas dari seni. Seni melekat pada setiap diri manusia, tetapi seni tidak akan keluar begitu saja dari diri manusia jika tidak digali potensi seninya tersebut. Sudah menjadi kenyataan yang tidak

dibantah bahwa kemajuan suatu bangsa akan ditandai dengan peningkatan kebutuhan diberbagai bidang kehidupan, mulai dari kebutuhan jasmani dan

rohani, bioogis maupun psikologis. Salah satu kebutuhan yang tidak dapat dihindari setiap manusia adalah kebutuhan akan kepuasan batin atau jiwa, yakni sesuatu yang berhubungan dengan nilai keindahan (seni). Sejarah

mencatat bahwa hal yang menyangkut tentang seni adalah masalah klasik, dimana setiap manusia tidak akan dapat menghindarkan diri dari pengaruh seni

disetiap aspek kehidupannya.

Musik merupakan salah satu bagian dari seni. Musik adalah suatu susunan tinggi rendah nada-nada yang berjalan dalam waktu. Hal ini dilihat dari suatu

notasi musik yang menggambarkan besarnya waktu dalam arah horizontal, dan tinggi rendah nada-nada dalam arah vertikal. Musik dalam

pengelompokannnya dibagi dua bagian, yaitu musik vokal dan instrumental. Musik vokal yaitu musik yang dihasilkan dari suara manusia, sedangkan musik

(16)

2

suatu komposisi musik tanpa syair dalam bentuk apapun, semua musik dihasilkan melalui instrumen musik.

Salah satu instrumen yang digunakan dalam mengekspresikan musik adalah saxophone. Saxophone merupakan instrumen musik jenis aerophone,

yaitu instrumen yang memiliki sumber bunyi berdasarkan udara yang bergetar. Instrumen ini tergolong dalam instrumen tiup kayu, walaupun bahan dasar instrumen tersebut terbuat dari logam.

Dimasa sekarang ini minat masyarakat terhadap alat musik saxophone semakin meningkat, ini terbukti dengan menjamurnya sekolah-sekolah musik

yang membuka kelas saxophone di Medan baik secara formal antara lain SMKN 11 Medan, SMKS Charles Wesley Medan, Universitas Negeri Medan,

Universitas HKBP Nommensen maupun non-formal antara lain kursus musik Medan musik, Era Musika (Yamaha Music School), Purwacaraka Musik Studio, Lembaga Pendidikan Musik Farabi, dan masih banyak lagi.

Lembaga Pendidikan Musik Farabi merupakan salah satu sekolah musik yang cukup banyak diminati oleh masyarakat. Waktu berjalan 13 tahun

Farabi pimpinan Dwiki Dharmawan terus menelorkan dan membina talenta-talenta muda Indonesia menjadi musisi professional yang juga berhasil menginjakkan kakinya di dunia industri musik tanah air disisi lain tak lelah

terus belajar dan belajar lagi. Dengan motto Farabi ‘Karena Bakat Saja Tidak Cukup’ Sekarang Lembaga Pendidikan Musik Farabi sendiri akhirnya

(17)

3

Hang Lekir, Bogor, kelapa Gading, Cempaka Mas, Cibubur, Denpasar, Depok, dan juga Medan.

Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan sendiri merupakan salah satu sekolah musik yang menawarkan kelas saxophone. Pada pembelajaran

saxophone kurikulum yang diberlakukan di Lembaga Pendidikan Musik Farabi ini melibatkan mata pelajaran yang bersifat teori dan praktik secara individual. Didalam kelas saxophone tersebut terdapat 3 level kelas yaitu level I (pemula),

level II (menengah), dan level III (kelas atas/profesional). Dari ketiga level tersebut, level I adalah level yang sulit untuk dipelajari dengan benar, karena

pada level I metode pembelajaran yang diberikan meliputi teknik dasar permainan saxophone yaitu teknik memegang saxophone, teknik pernapasan

saxophone yang baik, posisi bermain saxophone, teknik embouchure (formasi antara rahang, otot-otot sekitar mulut, rahang, gigi, dan bibir), dan teknik tounge (menyentuh ujung lidah dengan ujung reed). Seperti yang telah

dipaparkan pada teknik-teknik permainan saxophone teknik pernafasan, teknik fingering, dan kualitas suara, ketiga teknik ini adalah pembelajaran utama yang

terdapat pada level I yang harus dimiliki oleh murid dalam memainkan saxophone. Di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan mengharuskan murid untuk bisa menguasai pembelajaran pada level I ini, jika tidak bisa menguasai

pembelajaran ini dengan baik, maka murid tidak dapat naik tingkat ke level selanjutnya yaitu level II dan level III.

(18)

4

tertarik mengambil judul penelitian: “Pembelajaran Saxophone pada level 1

(pemula) di Lembaga Pendidikan Musik di Farabi Medan.” Penelitian ini

diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi metedologi pembelajaran alat musik saxophone, dan seni pada umumnya.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berhasil dari uraian

latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan lingkup permasalahan yang lebih luas. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar

penelitian yang dilakukan menjadi terarah, serta cakupan masalah yang diketahui tidak terlalu luas. Dari uraian tersebut sesuai dengan pendapat

Sugiyono (2013:32) yang menyatakan bahwa, “Setiap penelitian yang akan dilakukan harus berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering menjadi hal yang peling sulit dalam proses

penelitian.”

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas maka permasalahan

yang timbul dan dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pembelajaran saxophone pada level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan?

2. Bagaimana metode pembelajaran saxophone pasa level I (pemula) yang digunakan di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan?

(19)

5

4. Bagaimana kemampuan pembelajaran saxophone pada level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan?

5. Bagaimana sarana dan prasarana dalam pembelajaran saxophone level I di Lembaga Pendidikan Musik di Farabi Medan?

6. Bagaimana proses pembelajaran saxophone pada level I di Lembaga Pendidikan Musik di Farabi Medan?

7. Kendala apa saja yang didapatkan dalam pembelajaran saxophone pada

level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan?

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah berkaitan dengan pemilihan masalah dari berbagai

masalah yang diidentifikasi. Dengan demikian masalah akan dibatasi menjadi lebih khusus, lebih sederhana, dan gejalanya akan lebih mudah kita amati karena dengan pembatasan masalah maka seorang peneliti menjadi lebih fokus

dan terarah sehingga tahu kemana akan melangkah selanjutnya dan apa

tindakan selanjutnya. Sugiyono (2009:207) mengatakan bahwa, “Pembatasan

dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan kepada tingkat kepentingan,

urgensi, serta faktor keterbatasan tenaga, dana, dan waktu.”

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti

membatasi masalah penelitian. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

(20)

6

2. Bagaimana metode pembelajaran saxophone pada level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan?

3. Bagaimana materi pembelajaran saxophone pada level I di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan?

4. Bagaimana kemampuan pembelajaran saxophone pada level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan?

5. Apa saja kendala yang didapatkan dalam pembelajaran saxophone pada

level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan?

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian

yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menentukan jawaban pertanyaan. Maka perlu dirumuskan dengan baik, sehingga mendukung untuk menemukan jawaban pada pertanyaan. Sugiyono

(2009:209) menyatkan bahwa, “Rumusan masalah adalah pertanyaan

penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan

jawabannya melalui pengumpulan data.”

Berdasarkan pendapat Sugiyono dan uraian pada latar belakang, identifikasi serta pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam

(21)

7

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan tentunya harus memiliki tujuan yang

hendak dicapai. Tanpa adanya satu tujuan yang jelas maka kegiatan tersebut menjadi tidak akan dapat terarah karena tidak tahu apa yang ingin dicapai dari

kegiatan yang dilakukan tersebut. Berhasil tidaknya suatu kegiatan peneliti yang dilaksanakan terlihat pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Maka tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah:

1. Mengetahui pembelajaran saxophone pada level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan.

2. Mengetahui metode pembelajaran saxophone pada level I (pemula) yang digunakan di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan.

3. Mengetahui materi pembelajaran saxophone pada level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan.

4. Mengetahui kemampuan pembelajaran saxophone pada level I (pemula)

di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan.

5. Mengetahui kendala yang didapatkan dalam pembelajaran saxophone pada

(22)

8

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah kegunaan dari hasil penelitian yang dilakukan

dan juga merupakan sumber informasi dalam mengembangkan penelitian selanjutnya. Menurut pendapat Sugiyono (2013:397) yang mengatakan bahwa,

“Untuk penelitian kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teoritis, yaitu

untuk pengembangan ilmu, namun juga tidak menolak menfaat praktisnya

untuk memecahkan masalah.” Dari pendapat tersebut, maka manfaat

penelitian yang diharapkan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bahan informasi kepada masyarakat atau lembaga yang memerlukan

informasi tentang pembelajaran saxophone pada level I di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan;

2. Bagi tenaga pengajar dapat menambah wawasan pengetahuan dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan profesionalisme, terutama dalam pembelajaran saxophone di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan;

3. Bagi murid Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan penelitian ini akan membantu mereka memahami bagaiman cara mengekspresikan karya seni

musik dengan benar khususnya pembelajaran saxophone;

4. Menambah wawasan peneliti dalam menuangkan gagasan maupun ide kedalam suatu karya tulis;

5. Sebagai bahan acuan, referensi atau perbandingan bagi peneliti berikutnya yang berniat melakukan penelitian;

(23)

9

7. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan Seni Musik di Universitas Negeri Medan;

8. Sebagai bahan masukan bagi peneliti yang bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama atau berhubungan dengan

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melihat hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan ini dipimpin oleh Bapak

Dino Irawan selaku kepala sekolah. Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan memiliki beberapa program pembelajaran, yaitu: Biola, Bass Elektrik, Control Bass, Cello, Drums, Drum Kid, Gitar Klasik,

Gitar Elektrik, Piano Klasik, Piano Kontemporer, Vocal Kid, Vokal Dewasa, dan Saxophone.

2. Proses pembelajaran saxophone pada level I di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu

pemanasan (warming up), Latihan Etude dan Scale, dan latihan memainkan lagu.

3. Secara umum metode pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran saxophone pada level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan adalah sebagai berikut:

a. Metode ceramah, metode ini digunakan pengajar pada saat menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan saxophone, misalnya menjelaskan tentang bagian-bagian saxophone,

(25)

65

b. Metode demonstrasi, metode ini digunakan pengajar pada saat mempraktikkan teknik-teknik permainan saxophone yang akan

diajarkan kepada murid, misalnya pengajar mendemonstrasikan teknik longtone, fingering, etude dan scale yang ada pada

pembelajaran saxophone pada level I (pemula), untuk kemudian didengarkan dan dilihat oleh murid.

c. Metode imitasi, metode ini disebut juga metode tiruan. Metode

imitasi ini digunakan pada saat pengajar memainkan bagian lagu tertentu yang ada pada partitur dan murid menirukan permainan

pengajar tersebut. Jadi metode imitasi ini hampir sama dengan metode demonstrasi, bedanya pada metode demonstrasi murid

hanya mendengar dan melihat sedangkan pada metode imitasi murid harus menirukan apa yang diajarkan oleh pengajar.

d. Metode diskusi, metode ini digunakan pengajar sebagai cara

komunikasi antar murid dan pengajar agar dapat bertukar pikiran dalam proses pembelajaran berlangsung.

e. Metode belajar dengan bantuan computer (CAL, Computer Assisted Learning), dalam pembelajaran saxophone metode ini berguna sebagai media untuk membantu murid dalam berlatih

memainkan lagu dengan menggunakan media backing track. 4. Materi pembelajaran saxophone pada level I terdiri dari pemanasan

(26)

66

5. Kemampuan yang dicapai murid dari proses pembelajaran saxophone pada level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan

berbeda-beda, ada yang mampu dan ada yang kurang mampu.

6. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran saxophone pada

level I (pemula) di Lembaga Pendidikan Farabi Medan itu berasal dari guru dan murid itu sendiri.

B. SARAN

Melihat berbagai materi penelitian yang disusun secara seksama maka penulis memberikan saran-saran yang membangun terhadap

Pembelajaran Saxophone Pada Level I di Lembaga Pendidikan Musik Farabi Medan:

1. Pengajar saxophone harus lebih inovatif lagi dalam memberikan bahan materi kepada murid melalui metode-metode pengajaran yang baru agar murid lebih semangat dan giat dalam berlatih pembelajaran

saxophone pada level I (pemula).

2. Diharapkan jadwal ujian murid khususnya dikelas saxophone untuk

naik level lebih teratur.

3. Adanya ruangan khusus kelas saxophone yang baik dan nyaman, agar

(27)

67 Together Again Oleh Dave Koz. FBS: Unimed.

Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Http://id.scribd.com/doc/315794315/bab-2-skripsi-Natan (diakses pada tanggal 15 November 2016)

Http://www.landasanteori.com/2015/11/pengertian-hambatan-dan-faktor.html?m=1 (diakses pada tanggal 16 November 2016)

Martinis, Yamin. 2013. Strategi dan Metode Dalam Model Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group

Moleong, J. Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sagala, S. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung.: CV.Alfabeta.

Sianturi, Nixon Alfredy. 2012. Teknik Permainan Saxophone Dalam Musik Tradisional Batak Toba Di Wisma Bethesda Medan. FBS: Unimed.

Sihombing, Boy Hadi. 2010. Teknik Permainan Saxophone Pada Lagu Hey Jude Karya Wrren Hill. FBS: Universitass HKBP Nomensen.

Sinaga, Doli. Skripsi. 2013. Pembelajaran Saxophone Alto Pada Lagu Nothing Gonna Change My Love Mahasiswa Prodi Seni Musik Universitas Negeri Medan. FBS: Unimed.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Robbin SP, dan Judge. 2007. Perilaku organisasi. Jakarta: Salemba.

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wikipedia, Indonesia. 2011. Gambar-gambar saxophone. http//id.wikipedia. org/wiki/musik. Copyright@2011, www.google.com

Yoyok. 2008. Teknik Bermain Saxophone. Jakarta: Grafindo.

Gambar

Gambar 4.26. Partitur lagu ..........................................................................
Tabel 4.1. Daftar nama murid dan judul lagu .............................................
Gambar-gambar org/wiki/musik. Copyright@2011, www.google.com

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa tiga nilai organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajemen dan kinerja perawat (p <0,05).Kinerja karyawan yang

Melaksanakan Monitoring Pendaftaran terhadap calon penyedia melalui website LPSE Polda Sumsel dengan alamat Website http//www.Lpse.Polda Sumsel.go.id tidak ada

Sehubungan dengan pelelangan yang dilakukan oleh Pokja II Pengadaan Barang/Jasa Tahun Anggaran 2016 pada Kantor Layangan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin untuk kegiatan :..

“Program BPJS, subsidi standar dan sasaran yaitu untuk membantu masyarakat yang di kategorikan penghasilan rendah (miskin) dengan program PPJS,subsidi kami dari pihak

Donggala khususnya di Kecamatan Banawa khususnya sektor UMKM menyerap cukup banyak sumber daya yang apabila dieksploitasi secara proporsional akan dapat memberikan

Sehubungan dengan kegiatan Prakualifikasi e-Lelang Terbatas Pengadaan Jasa Pemborongan Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Gerbang To, Di Simpang Susun Penjaringan Pada Jalan

Dalam pemilihan kantor akuntan public, perusahaan (klien) akan mempertimbangkan reputasi kantor akuntan publik, kualitas personel yang ditugaskan, macam jasa yang

Rapat Anggota merupakan perwujudan kehendak para Anggota untuk membicarakan segala sesuatu yang menyangkut kehidupan dan pelaksanaan kegiatan Koperasi, serta memiliki segala