SKRIPSI
PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN NILAI NASABAH
TERHADAP KEPUASAN NASABAH
(Studi Pada Nasabah Bank BNI Syariah Wilayah Medan)
OLEH
TIARA SEKAR AYU
080503014
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
▸ Baca selengkapnya: kode area bank bni jawa tengah
(2)PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Pengaruh Kualitas Layanan dan
Nilai Nasabah terhadap Kepuasan Nasabah (studi pada Bank BNI Syariah Cabang
Medan) adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas
akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Juli 2012
Yang Membuat Pernyataan,
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN NILAI NASABAH TERHADAP KEPUASAN NASABAH
(studi kasus pada Bank BNI Syariah Cabang Medan)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh bukti atas pengaruh kualitas layanan dan nilai nasabah terhadap kepuasan nasabah. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap bank khususnya bank BNI Syariah agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih berkualitas bagi nasabahnya.
Hipotesis dalam penelitian ini ialah kualitas layanan dan nilai nasabah. Kualitas layanan terdiri dari: keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan bank terhadap kepuasan nasabah bank. Nilai nasabah terdiri dari: keunggulan, rasa ketertarikan, dan penilaian terhadap manfaat keseluruhan dari pihak bank untuk mengetahui pengaruh nilai nasabah terhadap kepuasan nasabah bank.
Objek dari penelitian ini adalah nasabah bank BNI Syariah. Data yang di gunakan adalah data primer, dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner secara langsung dengan metode purposive sampling.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan nasabah di Bank BNI Syariah, nilai nasabah berpengaruh terhadap kepuasan nasabah di Bank BNI Syariah, dan kualitas layanan dan nilai nasabah berpengaruh terhadap kepuasan nasabah di Bank BNI Syariah.
ABSTRACT
THE EFFECT OF CUSTOMER SERVICE’S QUALITY AND CUSTOMER VALUE TO CUSTOMER SATISFACTION
(case study on Bank BNI Syariah Medan)
This study aims to analyze and obtain evidence of the influence of service quality and customer value on customer satisfaction. The results of this study are expected to contribute to the particular bank BNI Syariah bank in order to provide better service and better quality for its customers.
The hypothesis in this study is the quality of customer service and value. Quality of service: reliability, responsiveness, assurance, and empathy to determine the effect of the quality of bank services to the satisfaction of bank customers. Customer value consists of: excellence, a sense of interest, and an assessment of the overall benefit of the bank to determine the effect of customer value to the bank customer satisfaction.
Object of this study is BNI Syariah bank customers. The data used are the primary data, and data collection is done using questionnaires directly to the purposive sampling method.
The results of this study indicate that service quality affects customer satisfaction in Bank BNI Syariah and customer value influence on customer satisfaction in Bank BNI Syariah.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirrabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kesehatan, rahmat serta
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“ PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN NILAI NASABAH TERHADAP
KEPUASAN NASABAH”. Skripsi ini di susun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari dengan adanya bimbingan, arahan, dukungan, dan
bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, MM selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si,Ak selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Drs.
Mutia Ismail, MM, Ak selaku sekretaris Program Studi S1 Akuntansi
4. Ibu Yeti Meliany Lubis,SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing saya,
terima kasih telah memberikan waktu, saran, pemikiran, dan dengan penuh
kesabaran membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak selaku dosen pembaca dan
penilai.
6. Bapak Agus Sugiharto dan Ibu Rohana br.Bangun selaku orang tua saya
yang selalu mendukung, memberikan doa, dan menjadi motivasi bagi saya.
Kakak dan adik-adik saya yang selalu mendukung saya serta teman-teman
stambuk 2008 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.Terima kasih
untuk semuanya.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Semoga Allah SWT
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan
balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini. Amin.
Medan, Juli 2012 Penulis,
Tiara Sekar Ayu
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 9
3.7.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum ... 33
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 33
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 35
4.1.3 Tujuan Perusahaan ... 36
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 36
4.1.5 Gambaraan Umum Perusahaan ... 36
4.2.2.2 Hasil Uji Multikolonieritas ... 48
4.2.2.3 Hasil Uji Heterokedatisitas ... 50
4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 51
4.2.3.1 Pengujian Koefisien Determinan ... 51
4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan / Serentak (Uji-F) ... 54
4.2.3.3 Uji Signifikan Parsial / Individual (Uji Thitung) .. 55
4.3 Pembahasan ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 61
5.3 Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 Indeks Kepuasan Nasabah Bank Syariah ... 6
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 20
Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 22
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Kualitas Layanan ... 38
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Nilai Nasabah ... 39
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Kepuasan Nasabah ... 41
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Layanan ... 43
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Nilai Nasabah ... 43
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Kepuasan Nasabah ... 44
Tabel 4.8 Hasil Uji Kolomogrov-Smirnov ... 48
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonearitas ... 49
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 52
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis ... 53
Tabel 4.12 Hasil Uji Simultan (F) ... 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 16
Gambar 4.1 Grafik PP Plot ... 46
Gambar 4.2 Grafik Histogram ... 46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Permohonan Pengisian Kuesioner ... 66
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 67
Lampiran 3 Tabulasi Hasil Kuesiner ... 69
Lampiran 4 Output Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Variabel ... 78
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN NILAI NASABAH TERHADAP KEPUASAN NASABAH
(studi kasus pada Bank BNI Syariah Cabang Medan)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh bukti atas pengaruh kualitas layanan dan nilai nasabah terhadap kepuasan nasabah. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap bank khususnya bank BNI Syariah agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih berkualitas bagi nasabahnya.
Hipotesis dalam penelitian ini ialah kualitas layanan dan nilai nasabah. Kualitas layanan terdiri dari: keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan bank terhadap kepuasan nasabah bank. Nilai nasabah terdiri dari: keunggulan, rasa ketertarikan, dan penilaian terhadap manfaat keseluruhan dari pihak bank untuk mengetahui pengaruh nilai nasabah terhadap kepuasan nasabah bank.
Objek dari penelitian ini adalah nasabah bank BNI Syariah. Data yang di gunakan adalah data primer, dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner secara langsung dengan metode purposive sampling.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan nasabah di Bank BNI Syariah, nilai nasabah berpengaruh terhadap kepuasan nasabah di Bank BNI Syariah, dan kualitas layanan dan nilai nasabah berpengaruh terhadap kepuasan nasabah di Bank BNI Syariah.
ABSTRACT
THE EFFECT OF CUSTOMER SERVICE’S QUALITY AND CUSTOMER VALUE TO CUSTOMER SATISFACTION
(case study on Bank BNI Syariah Medan)
This study aims to analyze and obtain evidence of the influence of service quality and customer value on customer satisfaction. The results of this study are expected to contribute to the particular bank BNI Syariah bank in order to provide better service and better quality for its customers.
The hypothesis in this study is the quality of customer service and value. Quality of service: reliability, responsiveness, assurance, and empathy to determine the effect of the quality of bank services to the satisfaction of bank customers. Customer value consists of: excellence, a sense of interest, and an assessment of the overall benefit of the bank to determine the effect of customer value to the bank customer satisfaction.
Object of this study is BNI Syariah bank customers. The data used are the primary data, and data collection is done using questionnaires directly to the purposive sampling method.
The results of this study indicate that service quality affects customer satisfaction in Bank BNI Syariah and customer value influence on customer satisfaction in Bank BNI Syariah.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Permohonan Pengisian Kuesioner ... 66
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 67
Lampiran 3 Tabulasi Hasil Kuesiner ... 69
Lampiran 4 Output Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Variabel ... 78
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia telah melumpuhkan
sebagian besar dunia usaha. Salah satu yang menerima dampak berat menghadapi
kondisi saat ini yaitu sektor perbankan. Dengan kondisi tersebut, maka perbankan
dituntut untuk semakin mengoptimalkan pelayanan kepada nasabah agar kepuasan
nasabah tetap terjaga. Bisnis perbankan merupakan bisnis jasa yang berdasar pada
asas kepercayaan sehingga masalah kualitas pelayanan dan nilai nasabah menjadi
faktor yang sangat menentukan keberhasilan bisnis ini.
Kepuasan pelanggan sangat diperhatikan oleh perusahaan karena akan
berdampak pada kinerja penjualan. Kotler (2001:188) menyatakan bahwa,
pelanggan yang merasa puas akan membeli ulang, dan mereka akan memberitahu
orang mengenai pengalaman baik tentang produk itu. Kepuasan pelanggan
berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti terciptanya loyalitas pelanggan,
meningkatnya reputasi perusahaan, berkurangnya elastisitas harga, berkurangnya
biaya transaksi masa depan dan meningkatnya efisiensi dan produktivitas
karyawan, (Tjiptono, 2004:34).
Kualitas pelayanan akan dihasilkan oleh operasi yang dilakukan oleh
perusahaan, dan keberhasilan proses operasi perusahaan ini ditentukan oleh
banyak faktor, antara lain faktor karyawan, sistem, teknologi, dan keterlibatan
nasabah. Bisnis bank selalu berada dalam lingkungan industri yang kompetitif. Di
zaman yang semakin modern ini, bank-bank telah yang telah memiliki nama besar
menciptakan pandangan dan berusaha merengkuh nasabah semaksimal mungkin.
Banyak bank yang berlomba-lomba untuk memberikan premium service untuk
menarik dan memperhatikan nasabahnya serta berusaha untuk lebih unggul dari
bank-bank lainnya. Untuk dapat memenangkan persaingan penghimpunan dana
masyarakat, pihak bank harus mampu membaca dan memahami kebutuhan dan
keinginan nasabah.
Bank menghadapi tantangan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang
semakin modern dan kemajuan teknologi telah membawa dampak pada perubahan
perilaku nasabah terhadap dunia perbankan nasional, terutama pada value (nilai)
yang diinginkan nasabah bank. Keinginan nasabah ini akan memaksa bank untuk
dapat memberikan nilai kepustakaan terhadap nasabahnya. Salah satu cara utama
mendifferensiasikan pada sebuah perusahaan jasa adalah memberikan jasa
berkualitas lebih tinggi dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi
atau melebihi harapan kualitas jasa pelanggan sasaran, (Kotler, 1997:563).
Pengukuran kualitas layanan oleh Senoaji (2008:22) pada riset eksplanatorinya,
menjelaskan layanan dan faktor-faktor yang menentukannya. Dalam penelitian
tersebut didefinisikan bahwa kualitas layanan sebagai derajat ketidakcocokan
antara harapan normatif pelanggan pada jasa dan persepsi pelanggan pada kinerja
layanan yang diterima. Dalam menggunakan suatu produk atau jasa, konsumen
akan membandingkan antara biaya atau usaha yang dikeluarkan dengan manfaat
atau keuntungan yang telah diperoleh konsumen dengan tercipta nilai pelanggan.
Senoaji (2008:28), nilai untuk pelanggan atau Value for the customer (VC)
yang diterima oleh konsumen dan juga apa yang dapat diberikan oleh konsumen.
Sedangkan Rangkuti (2002:41) berpendapat, “walaupun suatu jasa berkualitas
serta memuaskan pelanggan, namun belum tentu jasa tersebut bernilai bagi
pelanggan”. Semakin bernilai suatu produk, semakin bertambah kebutuhan
pelanggan yang dapat dipenuhi oleh produk tersebut.
Perbankan syariah telah hadir di Indonesia sejak tahun 1992 dengan
berdirinya Bank Muamalat Indonesia hingga sampai saat ini telah berkembang
dengan cukup baik. Dengan potensi populasi umat Islam yang besar, karakteristik
konsumen yang religius, dan juga fatwa haram bunga bank dari MUI (Majelis
Ulama Indonesia) tahun 2003. Dan diberlakukannya Undang-Undang No. 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, maka pengembangan perbankan syariah
telah memiliki landasan hukum yang memadai.
Namun dari semua potensi yang ada, kondisi perbankan syariah saat ini
dibandingkan dengan perbankan nasional di Indonesia masih terlalu kecil. Data
yang dihimpun Bank Indonesia (2009) menunjukkan penurunan laju pertumbuhan
pembiayaan perbankan syariah pada tahun 2009 relatif signifikan yaitu sebesar
14% dari tumbuh 36,7% tahun lalu menjadi 22,8%. Sementara itu penurunan laju
pertumbuhan asset sebesar 2,2% dari 35,6% menjadi 33,4% tahun ini. Yang
menarik adalah meningkatnya pertumbuhan DPK dari 35,5% tahun 2008 menjadi
37,7%. Menurut Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia, Riawan Amin
mengatakan, “pangsa pasar bank syariah (mei 2010) hanya 2,46 persen”. Sulit
bisa mencapai tiga persen, meski sebenarnya tidak layak bagi Indonesia yang
Seperti yang diberitakan Republika bahwa penelitian yang dilakukan oleh
Pusat Pengembangan Manajemen (PPM) menelaah perilaku konsumen bank
syariah dan konvensional diidentifikasikan ada dua faktor yang sangat
mempengaruhi migrasi nasabah, yaitu kualitas layanan dan return (infoanda.com).
Berdasarkan penelitian tersebut terlihat bahwa masih terdapat ketidakpuasan
dirasakan nasabah sehingga tidak ada loyalitas yang mengakibatkan terjadinya
migrasi ke bank lain.
Pada umumnya nasabah memiliki persepsi yang negatif mengenai fasilitas
bank syariah dibandingkan bank konvensional (Afiff, 2005:52). Menurut Sasono
(2006:305-320) bahwa tingkat kepuasan terhadap pelayanan yang ditawarkan
bank Islam yang tertinggi adalah nama dan citra bank, diikuti kemampuan untuk
membuat pelanggan percaya, jaringan luas dari fasilitas yang ditawarkan. Persepsi
negatif dari nasabah mengenai layanan bank syariah menunjukan adanya
ketidakpuasan yang dirasakan para nasabah.
Yang membedakan antara bank syariah dengan bank konvensional adalah
atribut-atribut khusus yang melekat pada bank syariah, seperti tidak ada unsur
riba, sistem bagi hasil, tidak ada unsur judi, untuk investasi yang halal, dan
melakukan aktivitas sesuai syariah. Atribut-atribut produk Islam ini yang menjadi
alasan utama para nasabah memilih menggunakan bank syariah dan menjadi
indikator penilaian bagi nasabah. Maka kepuasan akan dirasakan oleh nasabah
bila nilai syariah yang ada pada atribut produk bank syariah semakin tinggi.
Salah satu bank syariah yang ikut berkontribusi bagi perkembangan
baru saja melakukan pemisahan (spin off) dengan induknya bank BNI.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.12/41/KEP.GBI/2010
tanggal 21 Mei 2010, maka telah diperoleh izin usaha Bank Umum Syariah (BUS)
PT Bank BNI Syariah atau BNI Syariah dari status sebelumnya yaitu Unit Usaha
Syariah (UUS). Dengan dilakukannya spin off, maka BNI Syariah akan lebih
fokus dalam mengelola bisnis, independen, fleksibel serta responsif dalam
memenuhi kebutuhan nasabah sehingga Bank BNI Syariah dapat menjadi bank
syariah pilihan atau bank of choice (bni.co.id).
Tabel 1
Peringkat Bank 2010 2009 2008 2007 2006
3. Mandiri Syariah
Sumber: Infobank, Januari 2010
Berdasarkan indeks kepuasan nasabah bank syariah yang dirilis oleh infobank
per Januari 2010, secara konsisten BNI Syariah berada pada papan atas bank
syariah yang memberikan kepuasan nasabah sejak tahun 2006. Pada tahun 2007
dan 2009 berada pada peringkat pertama sebagai bank yang memberikan
kepuasan terbaik bagi nasabahnya. Namun, pada tahun 2010 posisinya berada
pada peringkat kedua turun peringkat daripada tahun 2009. Dengan demikian
telah terjadi penurunan kepuasan yang dirasakan oleh nasabah BNI Syariah. Hal
tersebut perlu menjadi perhatian bagi BNI Syariah dengan meningkatkan kualitas
produk Islam yang merupakan salah satu alasan utama nasabah dalam memilih
bank syariah sehingga kepuasan nasabah akan kembali meningkat.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Kualitas Layanan dan Nilai Nasabah terhadap Kepuasan
Nasabah Bank Syariah Cabang Medan (studi Kasus pada Bank BNI
Syariah)”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
nasabah Bank BNI Syariah Cabang Medan?
2. Apakah nilai nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
nasabah Bank BNI Syariah Cabang Medan?
3. Apakah kualitas layanan dan nilai nasabah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nasabah Bank BNI Syariah Cabang Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka secara
umum tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan nasabah
2. Untuk menganalisis pengaruh nilai nasabah terhadap kepuasan nasabah Bank
BNI Syariah.
3. Untuk menganalisis pengaruh kualitas layanan dan nilai nasabah terhadap
kepuasan nasabah Bank BNI Syariah.
1.4Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat:
1. Bagi penulis, penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman
penulis tentang pengaruh kualitas layanan, nilai nasabah terhadap kepuasan
nasabah Bank Syariah.
2. Bagi Bank Syariah Cabang Medan, penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi praktisi perbankan dalam hal kualitas layanan dan nilai nasabah.
3. Dapat menjadi referensi bagi pembaca dan dapat memberikan informasi bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kepuasan Pelanggan
Bagi bisnis, kepuasan pelanggan dipandang sebagai salah satu dimensi
kinerja pasar. Penigkatan kepuasan pelanggan berpotensi mengarah pada
pertumbuhan penjualan jangka panjang dan jangka pendek, serta pangsa pasar
sebagai hasil pembelian ulang. Sementara itu ketidakpuasan pelanggan
memunculkan sejumlah resiko, seperti boikot atau protes dari lembaga
konsumen, intervensi pemerintah, reaksi pesaing, dan maraknya produk
subsititusi baru ke pasar, (Tjiptono, 2008:284). Berikut ini akan dijelaskan
beberapa hal yang menyangkut kepuasan pelanggan.
Menurut Supranto (2001:239) istilah kepuasan pelanggan merupakan label
yang digunakan oleh pelanggan untuk meringkas suatu himpunan aksi atau
tindakan yang terlihat, terkait dengan produk atau jasa. Contohnya bila seorang
pelanggan tersenyum saat melihat produk atau jasa yang sedang dipromosikan
maka seseorang itu telah merasakan kepuasan pada produk atau jasa yang dilihat.
Kotler (2001:188) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah
tingkatan dimana anggapan kinerja (perceived performance) produk akan
sesuai dengan harapan seorang pelanggan. Bila kinerja produk jauh lebih
rendah dibandingkan harapan pelanggan, pembelinya tidak puas. Sebaliknya
bila kinerja sesuai dengan harapan atau melebihi harapan, pembelinya merasa
puas atau merasa amat gembira. Tjiptono (2004:34) mengemukakan bahwa
melekat pada pemerolehan produk dan/atau pengalaman konsumsi. Kotler
(2000:429) menyatakan ada empat metode yang banyak digunakan dalam
pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu:
a. Sistem keluhan dan saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan wajib memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk
menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan mereka.
b. Ghost Shopping
Salah satu metode untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan
pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shopping
untuk berperan sebagai pelanggan potensial jasa perusahaan dan pesaing.
Mereka diminta melaporkan berbagai temuan penting berdasarkan
pengalamannya mengenai kekuatan dan kelemahan jasa perusahaan
dibandingkan para pesaing.
c. Lost costumer analysis
Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau yang telah beralih pemasok agar dapat memahami mengapa
hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/
penyempurnaan selanjutnya.
d. Survei kepuasan pelanggan
Umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan pelanggan
menggungakan metode survei, baik via pos, telepon, e-mail, maupun
Menurut Tjiptono (2003:160), meskipun belum ada konsensus
mengenai cara mengukur kepuasan pelanggan, sejumlah studi menjelaskan
bahwa ada tiga aspek penting yang perlu ditelaah dalam kerangka pengukuran
kepuasan pelanggan, yaitu:
a. Kepuasan general atau keseluruhan (overall satisfaction)
b. Konfirmasi harapan (confirmation of expectations), yakni tingkat
kesesuaian antara kinerja dengan ekspektasi
c. Perbandingan dengan situasi ideal (comparison to ideal), yaitu kinerja
produk dibandingkan dengan produk ideal menurut persepsi konsumen
2.1.2 Kualitas Layanan
Parasuraman et al (1998:46-61) dalam Mujiharjo (2006:38),
menyatakan bahwa kualitas pelayanan adalah merupakan fungsi harapan
pelanggan pada pra pembelian, pada proses penyediaan kualitas yang
diterima dan pada kualitas output yang diterima.
Tjiptono (2004:34) membagi kualitas jasa dalam lima dimensi utama, yaitu:
a. Reliabilitas (reliability)
Kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera,
akurat, dan memuaskan.
b. Daya tanggap (responsivness)
Keinginan para staff untuk membantu para pelanggan dan memberikan
c. Jaminan (assurance)
Mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staff; bebas dari bahaya, risiko, atau
keragu-raguan.
d. Empati (emphaty)
Meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik,
perhatian pribadi, dan pemahaman atas kebutuhan individual para
pelanggan.
e. Bukti fisik (tangibles)
Meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
Bila performa dari suatu layanan melebihi dari apa yang diharapkan
dapat menimbulkan rasa senang (pleasure), dan bila kekurangan maka
dapat menimbulkan rasa tidak senang (displeasure). Diskonfirmasi
dapat di definisikan juga sebagai berikut: 1) diskonfirmasi menjadi
negatif bila performa yang diterima lebih buruk dari harapan; dan 2)
diskonfirmasi menjadi positif apabila performa yang diterima lebih baik
dari harapan.
Kualitas jasa dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang dirasakan
(perceived service) dan jasa yang diharapkan (expected service). Bila jasa
yang dirasakan lebih kecil daripada yang diharapkan, para pelanggan menjadi
tidak tertarik pada penyedia jasa yang bersangkutan. Sedangkan bila yang
terjadi adalah sebaliknya (perceived > expected), ada kemungkinan para
Dalam konteks jasa, kepuasan pelanggan sering dihubungkan dengan
faktor kualitas layanan dan fitur layanan seperti kemudahan (convenience),
daya saing (competitiveness) dan lokasi yang disediakan penyedia jasa.
Kepuasan pelanggan sering tergantung pada kualitas produk atau jasa layanan
yang ditawarkan, (Sasono, 2006:305-320).
2.1.3 Nilai Pelanggan
Nilai bagi pelanggan (customer value) merupakan perbedaan antara
nilai yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu
produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut, (Kotler, 2001:188).
Sebagaimana disampaikan Rangkuti (2006:26) bahwa, yang dibutuhkan oleh
pelanggan adalah pelayanan serta manfaat dari produk tersebut. Selain uang,
pelanggan mengeluarkan waktu dan tenaga guna mendapatkan suatu produk.
Kriteria nilai bagi pelanggan (customer value) dapat digambarkan sebagai
berikut:
Nilai bagi pelanggan = kualitas
biaya × layanan
waktu
Menurut Sweeney dan Soutar (2001:203-220), dimensi nilai terdiri atas
empat aspek utama sebagai berikut:
a. Emotional value
Utilitas yang berasal dari perasaan atau afektif/emosi positif yang
b. Social value
Utilitas yang didapatkan dari kemampuan produk untuk meningkatkan
konsep diri-sosial konsumen
c. Quality/performance value
Utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap kualitas dan kinerja yang
diharapkam atas produk
d. Price/value for money
Utilitas yang didapatkan dari produk karena reduksi biaya jangka pendek
dan biaya jangka panjang.
Senoaji (2008:28) menyarankan kepuasan adalah persepsi pelanggan
dari value yang diterima dalam suatu transaksi atau hubungan. (Tjiptono,
2004:34) menyatakan konsep kepuasan pelanggan, kualitas jasa/layanan, dan
nilai pelanggan (costumer value) berkaitan erat. Meskipun para manajer
sering kali memperlakukan ketiga konsep ini sebagai hal yang sama, berbagai
riset terakhir menunjukan bahwa ketiganya berkaitan erat namun berbeda.
Woodruff (1997:139-153) menjelaskan konsep nilai nasabah
mengindikasikan suatu hubungan yang kuat terhadap kepuasan konsumen
atau nasabah.
2.2 Penelitian Terdahulu
1. Penelitian tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Nilai terhadap
Kepuasan Nasabah pada Taplus BNI cabang Undip Semarang pada tahun
variabel kualitas layanan dan nilai masing-masing berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Berdasarkan penelitian tersebut
diambil sebagai rujukan untuk penelitian bahwa kualitas layanan dan nilai
mempengaruhi kepuasan nasabah.
2. Penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Kepuasan
Pelanggan dan Pengaruhnya terhadap Loyalitas Pelanggan Bank Syariah
di Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta oleh Eko Sasono pada tahun 2006
dengan variabel penelitian meliputi kualitas layanan, fitur layanan, dan
penanganan keluhan. Hasil penelitian menunjukan variabel kualitas
layanan, fitur layanan, dan penanganan keluhan masing-masing
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Dan
kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
pelanggan. Dari penelitian tersebut dapat menjadi bahan masukan bagi
penelitian ini bahwa kualitas layanan mempengaruhi kepuasan pelanggan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Tax, Brown & Chandrashekaran (1998)
dengan judul Customer Evaluations of Service Complaint Experiences:
Implications for Relationship Marketing. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa kepercayaan dan nilai pelanggan terhadap perusahaan
yang tinggi akan meningkatkan kepuasan pelanggan.
2.3 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan menggunakan
nasabah Bank Syariah dan variabel bebas yang mempengaruhinya adalah kualitas
layanan dan nilai nasabah.
Kerangka Konseptual
Gambar 2.1
Model penelitian yang disajikan di atas menjelaskan bahwa variabel kualitas
layanan (X1), nilai nasabah (X2) saling berhubungan terhadap variabel kepuasan
nasabah (Y).
Kepuasan nasabah merupakan tingkat keadaan perasaan seseorang yang
merupakan hasil perbandingan antara penilaian kinerja/hasil akhir produk dalam
hubungannya dengan harapan nasabah (Kotler, 1996:383). Variabel ini diukur
melalui tiga dimensi yaitu, kepuasan keseluruhan, kepuasan produk yang
dihasilkan, dan perbandingan antara harapan dan kenyataan.
Kualitas layanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan nasabah,
Lovelock (1988:217). Variabel kualitas layanan merupakan faktor yang
mempengaruhi kepuasan nasabah, variabel ini diukur melalui lima dimensi Kualitas Layanan
(X1)
Nilai Nasabah
(X2)
Kepuasan Nasabah
SERVQUAL yang dikembangkan oleh Parasuraman dkk (1988:35-48) yaitu:
tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Kualitas layanan
saling terkait dengan nilai nasabah karena dengan tingginya kualitas layanan maka
nilai nasabah juga akan besar terhadap produk dan transaksi yang nasabah
lakukan di bank.
Variabel nilai pelanggan dibentuk oleh tiga indikator yaitu penilaian terhadap
keunggulan, rasa ketertarikan keseluruhan terhadap pihak bank dan penilaian
terhadap manfaat keseluruhan dari pihak bank.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan dugaan awal/kesimpulan sementara
hubungan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen
sebelum dilakukan penelitian dan harus dibuktikan melalui penelitian. Dimana
dugaan tersebut diperkuat melalui teori/jurnal yang mendasari dan hasil dari
penelitian terdahulu. Dari kerangka pemikiran teoritis diatas, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
H1: Kualitas Layanan berpengaruh positif terhadap Kepuasan Nasabah Bank
BNI Syariah.
H2: Nilai Nasabah berpengaruh positif terhadap Kepuasan Nasabah Bank
BNI Syariah.
H3: Kualitas Layanan dan Nilai Nasabah berpengaruh positif terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini sebagian besar menggunakan data primer yang diperoleh di
lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan
(kuesioner) yang di ajukan.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berisi dua bagian yaitu pada
bagian awal tentang profil umum responden dan bagian kedua pernyataan yang
diajukan kepada responden. Pernyataan kuesioner berhubungan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah dalam meningkatkan loyalitas
nasabah.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuisioner kepada nasabah Bank
BNI Syariah Cabang Medan yang berada di jalan Jl. Kapten Maulana Lubis No.
12. Kuisioner diberikan secara langsung.
Tabel 3.1
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu
variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau
membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut, Sugiyono (2004:47).
1. Kepuasan Pelanggan (Y)
Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi terhadap surprise yang inherent
pada pemerolehan produk dan/atau pengalaman konsumsi, Tjiptono
a. Kepuasan secara keseluruhan yang dirasakan nasabah
b. Konfirmasi harapan yakni tingkat kesesuaian antara kinerja dengan
ekspektasi
c. Perbandingan dengan situasi ideal yaitu kinerja produk dibandingkan
dengan produk ideal menurut persepsi konsumen
2. Kualitas Layanan (X1)
Kualitas pelayanan adalah merupakan fungsi harapan pelanggan pada pra
pembelian, pada proses penyediaan kualitas yang diterima dan pada
kualitas output yang diterima, Mujiharjo (2006:32). Dalam studi ini
digunakan lima dimensi kualitas layanan.
Indikator yang diukur adalah:
a. Kehandalan dalam melayani nasabah
b. Kecepatan dan ketanggapan menangani kebutuhan nasabah
c. Kepercayaan dan rasa aman yang dirasakan nasabah
d. Kepedulian kepada nasabah
e. Fasilitas layanan
3. Nilai Pelanggan (X2)
Nilai bagi pelanggan (customer value) merupakan perbedaan antara nilai
yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu
produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut, (Kotler, 2001:188).
Indikator yang digunakan dalam suatu penelitian menurut (Sweeney,
a. Emotional value
Nasabah merasa senang menggunakan produk BNI Syariah
b. Social value
Nasabah merasa bangga menggunakan produk BNI Syariah
c. Quality/performance value
Fitur produk yang menarik dan inovatif dari BNI Syariah
d. Price/value for money
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Nama 4. sistem disiplin 5. sistem disiplin
Likert
Nilai
Pelanggan
�2 Perbedaan antara
nilai yang
2. hadiah yang diberikan 3. kepuasan citra Bank
Likert
Kepuasan
Pelanggan
Y Evaluasi terhadap
surprise yang
1. pelayanan pegawai 2. keterampilan pegawai 3. fasilitas bangunan 4. teknologi di dalam
bangunan
5. sikap senyum yang diberikan
Likert
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal
atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian
(Ferdinand, 2006:393-401), populasi dalam penelitian ini adalah para nasabah
BNI Syariah Cabang Medan.
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi.
Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah non probability sampling,
elemen populasi dipilih atas dasar availabilitasnya (misalnya karena mereka
memang dengan sukarela mau menjadi responden) atau karena pertimbangan
pribadi peneliti bahwa mereka dapat mewakili populasi. Penelitian ini
menggunakan jenis purposive sampling, karena memahami bahwa informasi yang
dibutuhkan dapat diperoleh dari satu kelompok sasaran tertentu yang mampu
memberikan informasi karena mereka memang memiliki informasi seperti itu dan
memenuhi kriteria yang ditentukan, (Ferdinand, 2006:393-401). Pemilihan
metode ini karena diambil menurut pertimbangan kriteria sampel yaitu sampel
mengetahui informasi tentang bank syariah dan menjadi nasabah dari PT. BNI
Syariah Persero, Tbk Cabang Medan. Karena populasi tidak diketahui, maka
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus, Widiyanto
(2008:126):
n = �
2
4(���)2
n = 1,962
4(0.1)2
n = 97 Dimana:
Z = tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel sebesar 95% ~
1,96
moe = margin of error, atau kesalahan maksimal yang bisa ditoleransi. Biasanya
sebesar 10%.
Jadi dari hasil perhitungan di atas jumpah sampel yang dapat digunakan
dalam penelitian berjumlah 97, namun untuk mempermudah pengolahan data
maka penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 orang nasabah Bank BNI
Syariah Cabang Medan.
3.5Jenis Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
menurut (Supranto, 1997:239) yang merupakan data yang dikumpulkan dan
diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya.
Data primer dari penelitian ini berasal dari kuesioner yang diisi oleh responden
(nasabah PT. BNI Syariah Persero, Tbk Cabang Medan), meliputi identitas dan
tanggapan responden.
3.6Metode Pengambilan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuesioner. (Maryati, 2001:65) menyatakan tujuan dari pembuatan kuesioner
adalah untuk memperoleh informasi yang relevan, tingkat keandalan (reliability)
dan keabsahan (validity) setinggi mungkin. Dengan melakukan penyebaran
Menurut Sugiyono (2004:47), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel.
Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala untuk
mewakili pendapat dari responden. Nilai untuk skala tersebut adalah:
a. Sangat tidak setuju diwakili oleh angka 1
b. Tidak setuju diwakili oleh angka 2
c. Netral (ragu-ragu) diwakili oleh angka 3
d. Setuju diwakili oleh angka 4
e. Sangat setuju diwakili oleh angka 5
3.7Metode Analisis Data
3.7.1 Analisis Kuantitatif
3.7.1.1 Uji Validitas
Valid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa
yang hendak diukur. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur
tujuannya dengan nyata dan benar. Penelitian ini menggunakan alat
kuisioner, uji validitas dilakukan untuk menguji data yang didapat
setelah penelitian merupakan data yang valid ataupun tidak dengan
menggunakan alat ukur kuesioner. Menurut Situmorang (2010:46) nilai
korelasi tiap faktor melebihi 0,361. Pengujian validitas ini dilakukan
(SPSS). Pengujian validitas pada taraf signifikan yang digunakan adalah (α) = 5% yaitu apabila r-hitung lebih dari r-tabel maka variabel tersebut
valid, sebaliknya apabila r-hitung kurang dari r-tabel maka variabel
tersebut tidak valid.
3.7.1.2 Uji Reliabilitas
Sebuah scale atau instrumen pengukur data dan data yang
dihasilkan disebut reliabel atau terpercaya apabila instrumen itu secara
konsisten memunculkan hasil yang sama setiap kali dilakukan
pengukuran, (Ferdinand, 2006:12). Uji reliabilitas adalah tingkat
kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala/kejadian.
Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat
pengukur tersebut.
Uji reliabilitas pada penelitian ini dengan menggunakan uji
statisitik Cronbach Alpha (α) dengan menggunakan alat bantú program
komputer SPSS for Windows. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60,
(Ghozali, 2006:45).
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu
diagonal dari grafik distribusi normal. Pengujian normalitas dalam
penelitian ini digunakan dua cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi secara normal atau tidak, yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada penelitian ini digunakan
kedua cara tersebut.
1. Analisis grafik
Analisis grafik dapat dilakukan dengan dua alat, yaitu grafik
histogram dan grafik P-P plot. Pada grafik histogram, data yang
mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data
yang membentuk lonceng. Pada grafik P-P plot, sebuah data
dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak
menyebar ke kiri atau ke kanan melainkan menyebar disekitar garis
diagonal.
2. Uji Statistik
Uji normalitas dengan grafik bisa menyesatkan apabila tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik
bisa sebaliknya. Oleh karena itu dianjurkan disamping uji grafik
dilengkapi dengan uji statistik. Salah satu uji statistik untuk
menguji normalitas adalah uji statistik non-parametrik
3.7.2.2 Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel (independent variable).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas
yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas
adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF (Variance
Inflation Factor) > 10, (Ghozali, 2006:45).
3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan
ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X
adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah
di-studentized, (Ghozali, 2006:46). Sedangkan dasar pengambilan
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk
pola tertentu teratur (bergelombang, melebur kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3.7.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda untuk
memecahkan permasalahan penelitian. Analisis regresi berganda
digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen (kualitas
layanan, nilai nasabah, atribut produk Islam) terhadap variabel
dependen (kepuasan pelanggan).
Persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Y = b1X1 + b2 X2 Keterangan :
Y = Kepuasan nasabah
a = Konstanta
X1 = Variabel kualitas layanan
b1 = Koefisien regresi antara kualitas layanan dengan kepuasan
nasabah.
b2 = Koefisien regresi antara nilai nasabah kepuasan nasabah.
Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengujian Koefisien Determinan (R²)
Koefisien determinan menunujukkan besarnya kemampuan
variabel bebas yaitu kualitas layanan (X1) dan nilai nasabah (X2)
dalam menjelaskan variabel terikat yaitu kepuasan nasabah (Y).
Mempunyai nilai antara 0-1 dimana nilai yang mendekati 1 berarti
semakin tinggi kemampuan variabel terikat dalam menjelaskan
variabel bebasnya. Jika determinan (R²) semakin besar (mendekati
satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu
kualitas layanan (X1) dan nilai layanan (X2) terhadap variabel
terikat yaitu kepuasan nasabah (Y) adalah kuat. Sebaliknya, jika
determinan (R²) semakin kecil (mendekati nol), maka dapat
dikatakan bahwa variabel bebas yaitu kualitas layanan (X1) dan
nilai nasabah (X2) terhadap variabel terikat yaitu kepuasan nasabah
(Y) adalah lemah. Hal ini berarti model yang digunakan lemah
untuk menerangkan variabel bebas yaitu kualitas layanan (X1) dan
nilai nasabah (X2) terhadap variabel terikat yaitu kepuasan nasabah
(Y).
Uji F yaitu untuk menunujukkan semua variabel bebas yang
dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama atau serentak variabel bebas yaitu kualitas layanan (X1) dan
nilai nasabah (X2) terhadap variabel terikat yaitu kepuasan nasabah
(Y).
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel bebas yaitu kualitas layanan (X1) dan
nilai nasabah (X2) terhadap variabel terikat yaitu kepuasan nasabah
(Y).
Ha : b1≠ b2≠ b3≠ b4≠ 0
Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas yaitu kualitas layanan (X1) dan nilai
nasabah (X2) terhadap variabel terikat yaitu kepuasan nasabah (Y).
Kriteria Pegambilan Keputusan yaitu:
H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel pada α = 5%
Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel pada α = 5%
3. Uji Signifikan Parsial / Uji Individual (Uji thitung)
Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada
pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu
kualitas layanan (X1) dan nilai nasabah (X2) terhadap variabel
terikat yaitu kepuasan nasabah (Y), bentuk pengujiannya adalah:
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas yaitu kualitas layanan (X1) dan nilai
nasabah (X2) terhadap variabel terikat yaitu kepuasan nasabah (Y).
Ha : bi≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel bebas yaitu kualitas layanan (X1) dan nilai nasabah
(X2) terhadap variabel terikat yaitu kepuasan nasabah (Y).
Kriteria Pengambilan Keputusan yaitu:
H0 diterima, apabila thitung < ttabel pada α = 5%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT. BNI Syariah Persero, Tbk Cabang Medan merupakan salah satu
usaha BNI untuk melayani para nasabah yang menghendaki sistem perbankan
berdasarkan prinsip syariah dalam aktifitasnya dan hal ini dilakukan rangka
mewujudkan Bank BNI sebagai Universal Banking yang merupakan unit
tersendiri di BNI dan secara struktural tidak terpisahkan dengan unit-unit lain di
BNI yang khususnya bergerak di perbankan syariah. Namun demikian dalam
aktifitas operasional dan pembukuannya sama sekali tidak terpisah dari aktifitas
umum maupun pengelolaan fasilitas layanan yang ada pada PT. BNI Persero,
Tbk.
Adapun dasar-dasar pemikiran berdirinya Bank BNI Syariah, Tbk. Cabang
Medan bedasarkan ketentuan dan aturan yang berkaitan dengan perbankan
syariah adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang no.10 tahun 1998
2. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/23/Kep/Dir tanggal 12
mei 1999 tentang Bank Umum berdasarkan prinsip syariah, perubahan
kegiatan usaha, dan pembukuan kantor cabang syariah.
3. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/23/Kep/Dir tanggal 12
4. Peraturan Bank Indonesia No. 2/7/PBI/2000 tanggal 27 Februari 2000
tentang Giro Wajib Mini mum dalam rupiah dan valuta asing bagi bank
umum yang telah melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
5. Peraturan Bank Indonesia No. 2/14/PBI/2000 tanggal 9 juni 2000 tentang
perubahan atas peraturan Bank Indonesia No. 1/3/PBI/1999 tentang
penyelenggaraan kliring lokal dan penyelesaian akhir transaksi
pembayaran antar bank atas kliring lokal.
6. Peraturan Bank Indonesia No. 2/9/PBI/2000 tanggal 23 juni 2000 tentang
pasar uang antara Bank berdasarkan prinsip syariah.
7. Peraturan Bank Indonesia No. 2/9/PBI/2000 tanggal 23 juni 2000 tentang
sertifikat Wadiah Bank Indonesia.
8. Buku petunjuk pendirian Bank Syariah.
PT. BNI Syariah Persero, Tbk didirikan pada tanggal 29 April 2000 di
Jakarta dan sampai saat ini BNI Cabang Syariah telah membuka 14 cabang di
Indonesia yaitu:
1. Yogyakarta 8. Jakarta Timur
2. Pekalongan 9. Jakarta Selatan
3. Bandung 10. Medan
4. Padang 11. Makasar
5. Semarang 12. Palembang
6. Banjarmasin 13. Privat Jakarta
PT. BNI Syariah Persero, Tbk Cabang Medan merupakan cabang yang ke
11 yang didirikan pada tanggal 15 Agustus 2002. PT. BNI Syariah Persero, Tbk
Cabang Medan awalnya beralamat di Jalan Gatot Subroto No 199-201 lalu di
pindahkan ke Jalan Kapten Maulana No. 12 Medan 2012 dan sampai saat ini
telah beroperasi selama kurang kebih 6 tahun.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. BNI Syariah Persero, Tbk Cabang Medan adalah “ menjadi
Bank Syariah yang menguntungkan bagi Bank Negara Indonesia dan terpercaya
bagi umat muslim dengan bersungguh-sungguh menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam yang mengacu kepada Al-Quran
dan Hadist.”
Misi PT. BNI Syariah Persero, Tbk Cabang Medan adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan operasional perbankan berdasarkan prinsip syariah
Islam.
2. Memberikan mutu pelayanan yang unggul kepada nasabah dengan
sistem front end dan otomatis on line.
3. Meningkatkan kualitas bisnis disegmen pasar usaha ritel.
4. Memberikan kontribusi laba yang nyata terhadap laba pasa PT. BNI
Syaariah Persero, Tbk secara keseluruhan.
5. Untuk menampung keinginan masyarakat yang ingin menggunakan
4.1.3 Tujuan Perusahaan
Tujuan pendirian Bank BNI Syariah Cabang Medan adalah untuk
memenuhi keinginan masyarakat yang ingin menggunakan Bank Syariah serta
untuk mempercepat pengembangan kegiatan usahan syariah dalam
memanfaatkan jaringan Bank BNI konvensional.
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam struktur organisasi Bank BNI Syariah dibentuk oleh Dewan
Pengawasan Syariah yang bertugas untuk mengawasi dan menjamin
operasional bisnis bank BNI Syariah sesuai dengan prinsip-prinsip sistem
ekonomi islam.
Sedangkan Divisi Utama Syariah (USY) bukan merupakan anak
perusahaan yang terpisah dari bank BNI Syariah namun berada setingkat
dibawah direktur ritel, dengan struktur organisasi yang terdiri dari satu
kepala perbankan syariah yang membawahi :
1. Pengelola pengunjung bisnis
2. Pengelola Treasury serta investment
3. Pengelola serta pengembangan bisnis
4.1.5 Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini adalah nasabah Bank BNI Syariah
Cabang Medan yang terdiri dari para laki-laki dan perempuan muda sampai
Berdasarkan hasil kuesioner nasabah Bank BNI Syariah Cabang
Medan yang menjadi responden mempunyai rentang usia 22-55 tahun.
Untuk pekerjaan yang paling dominan adalah pegawai swasta.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu
kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas
diberikan kepada 100 orang diluar responden.
4.2.1.1 Hasil Uji Validitas
Sebuah instrument dikatakan valid jika mampu mengukur apa
yang ingin diukur serta mampu mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Pengujian validitas dilakukan dengan
menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS)
dengan nilai korelasi tiap faktor melebihi 0,361. Adapun hasil
pengolahan data tersebut dapat dibaca pada tabel dibawah ini :
D
K
Ketentuan untuk pengambilan keputusan dengan kriteria berikut ini:
a. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid
b. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid
c. Korelasi tiap faktor positif
d. Nilai korelasi tiap faktor melebihi 0,361.
Pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat seluruh butir pertanyaan
mempunyai nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r
tabel yaitu 0,361, sehingga semua butir pertanyaan tersebut dikatakan
valid, dan selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
Interpretasi Item-Total Statistic, yaitu:
1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika
variabel (butir) tersebut dihapus. Misalnya jika pertanyaan
(butir) item 1 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 16.3000,
jika pertanyaan (butir) item 2 dihapus maka rata-rata variabel
bernilai 16.3900, dan seterusnya.
2. Scale Variance if item deleted menerangkan besarnya variance
total jika variabel (butir) tersebut dihapuskan. Misalnya variabel
(butir) item 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar
4.418, sedangkan jika variabel (butir) item 2 dihapus adalah
sebesar 4.038, dan seterusnya.
3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor
item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk
menguji validitas instrument. Nilai pada kolom Corrected
Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan
dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada
setiap butir pertanyaan. Jumlah kasus adalah 100 nilai tabel r
adalah 0,361.
2. Uji Validitas Variabel Nilai Nasabah (X2)
Tabel 4.3
Ketentuan untuk pengambilan keputusan dengan kriteria berikut
ini:
b. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid
c. Korelasi tiap faktor positif
d. Nilai korelasi tiap faktor melebihi 0,361.
Pada tabel 4.3 diatas dapat dilihat seluruh butir pertanyaan
mempunyai nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r
tabel yaitu 0,361, sehingga semua butir pertanyaan tersebut dikatakan
valid, dan selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
Interpretasi Item-Total Statistic, yaitu:
1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika
variabel (butir) tersebut dihapus. Misalnya jika pertanyaan
(butir) item 1 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 7.7300,
jika pertanyaan (butir) item 2 dihapus maka rata-rata variabel
bernilai 7.9500, dan seterusnya.
2. Scale Variance if item deleted menerangkan besarnya variance
total jika variabel (butir) tersebut dihapuskan. Misalnya variabel
(butir) item 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar
1,553, sedangkan jika variabel (butir) item 2 dihapus adalah
sebesar 1.341, dan seterusnya.
3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor
item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk
menguji validitas instrument. Nilai pada kolom Corrected
Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan
setiap butir pertanyaan. Jumlah kasus adalah 100 nilai tabel r
adalah 0,361.
3. Uji Validitas Variabel Kepuasan Nasabah (Y)
Tabel 4.4
Ketentuan untuk pengambilan keputusan dengan kriteria berikut
ini:
a. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid
b. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid
c. Korelasi tiap faktor positif
d. Nilai korelasi tiap faktor melebihi 0,361.
Pada tabel 4.4 diatas dapat dilihat seluruh butir pertanyaan
mempunyai nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r
tabel yaitu 0,361, sehingga semua butir pertanyaan tersebut dikatakan
valid, dan selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika
variabel (butir) tersebut dihapus. Misalnya jika pertanyaan
(butir) item 1 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 16.3000,
jika pertanyaan (butir) item 2 dihapus maka rata-rata variabel
bernilai 16.3900, dan seterusnya.
2. Scale Variance if item deleted menerangkan besarnya variance
total jika variabel (butir) tersebut dihapuskan. Misalnya variabel
(butir) item 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar
4.414, sedangkan jika variabel (butir) item 2 dihapus adalah
sebesar 4.038, dan seterusnya.
3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor
item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk
menguji validitas instrument. Nilai pada kolom Corrected
Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan
dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada
setiap butir pertanyaan. Jumlah kasus adalah 100 nilai tabel r
adalah 0,361.
4.2.1.2. Hasil Uji Reliabilitas
Uji Reliabititas dilakukan terhadap pertanyaan yang dinyatakan
valid. Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau
konsistensi. Pengujian realibilitas dilakukan dengan menggunakan
penelitian ini uji reliabilitas dilakukan terhadap 100 responden. Hasil
pengolahan dari uji realibilitas dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:
1. Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Layanan (X1)
Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.800 5
Ketentuan untuk pengambilan keputusan:
a. Kuesioner tersebut reliabel, apabila hasil koefisien Cronbach
Alpha lebih besar dari taraf signifikansi 60% atau 0,6
(Ghozali, 2005: 41-42)
b. Kuesioner tersebut tidak reliable, apabila hasil koefisien
Cronbach Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 60% atau
0,6 (Ghozali, 2005: 41-42).
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 60%
atau 0.80>0,60, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel.
2. Uji Reliabilitas Variabel Nilai Nasabah (X2)
Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
Ketentuan untuk pengambilan keputusan:
c. Kuesioner tersebut reliabel, apabila hasil koefisien Cronbach
Alpha lebih besar dari taraf signifikansi 60% atau 0,6
(Ghozali, 2005: 41-42)
d. Kuesioner tersebut tidak reliable, apabila hasil koefisien
Cronbach Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 60% atau
0,6 (Ghozali, 2005: 41-42).
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 60%
atau 0.71>0,60, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel.
3. Uji Reabilitas Variabel Kepuasan Nasabah (Y)
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.802 5
Ketentuan untuk pengambilan keputusan:
e. Kuesioner tersebut reliabel, apabila hasil koefisien Cronbach
Alpha lebih besar dari taraf signifikansi 60% atau 0,6
(Ghozali, 2005: 41-42)
f. Kuesioner tersebut tidak reliable, apabila hasil koefisien
Cronbach Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 60% atau
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 60%
atau 0.80,2>0,60, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel.
4.2.2. Hasil Uji Asumsi Klasik
4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi secara normal atau tidak, yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik. Pada penelitian ini digunakan kedua cara
tersebut.
3. Analisis grafik
Analisis grafik dapat dilakukan dengan dua alat, yaitu
grafik histogram dan grafik P-P plot. Pada grafik histogram, data
yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi
data yang membentuk lonceng. Pada grafik P-P plot, sebuah data
dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak
menyebar ke kiri atau ke kanan melainkan menyebar disekitar garis
diagonal. Pada penelitian ini distribusi data pada grafik histogram
(gambar 4.1) berbentuk lonceng dan pada grafik P-P plot (gambar
4.2), titik-titiknya tidak menyebar ke salah satu sisi, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pola distribusi datanya adalah normal. Berikut
Gambar 4.1
Dari hasil output SPSS diatas maka dapat kita lihat bahwa
semua titik mengikuti garis diagonal tidak ada yang jauh dari garis
diagonal (tidak ada pengecilan data) sehingga data ini dapat di
simpulkan berdistribusi normal.
Dari gambar kurva diatas maka terlihat kurva diagonal tidak
terjadi kemencengan baik kekiri maupun kekanan sehingga data ini
berdistribusi normal.
4. Uji Statistik
Uji normalitas dengan grafik bisa menyesatkan apabila
tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara
statistik bisa sebaliknya. Oleh karena itu dianjurkan disamping uji
grafik dilengkapi dengan uji statistik. Salah satu uji statistik untuk
menguji normalitas adalah uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji ini dilakukan dengan membuat
hipotesis :
Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima, artinya data residual
J
i
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima, artinya data residual
berdistribusi normal.
Kriteria uji normalitas untuk uji kolmogorov smirnov yaitu nilai
signifikansi >0,05. Maka dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar
0.836 > 0.05 maka jelas data ini berdistribusi normal.
4.2.2.2 Hasil Uji Multikolonieritas
Multikolonieritas adalah situasi adanya korelasi antara
variabel-variabel independen antara yang satu dengan lainnya.
Dalam hal ini, kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak
orthogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat orthogonal
adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantaranya
Tabel 4.8
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.03054891
Most Extreme Differences
Absolute .062
Positive .062
Negative -.044
Kolmogorov-Smirnov Z .620
Asymp. Sig. (2-tailed) .836
sama dengan nol. Hasil uji gejala multikolonieritas disajikan pada
tabel 4.9.
Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama
dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor) > 10.
Hasil output SPSS:
I
Interpretasi hasil output SPSS diatas:
1. variabel kualitas layanan memiliki nilai tolerance value sebesar
0.884>0.1 dan nilai VIF sebesar 1.131<10. Hal ini berarti tidak
terjadi multikolinearitas.
2. variabel nilai nasabah memiliki nilai tolerance value sebesar
0.884<0.1 dan nilai VIF sebesar 1.131<10. Hal ini berarti tidak
terjadi multikolinearitas.
4.2.2.3 Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda maka disebut heterokedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak
terjadi heterokedastisitas.
Pada gambar 4.3 dari grafik scatterplot yang disajikan,
terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu
pola tertentu baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y.
Dengan demikian model regresi tidak menunjukkan adanya gejala
heteroskedastisitas. Hal ini berarti model regresi layak digunakan
Gambar 4.3
Dasar pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas adalah :
c. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola
tertentu teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
d. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Maka gambar dari hasil output SPSS diatas titik-titik
menyebar tidak membentuk pola tertentu dan titik-titik menyebar
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka pada data ini tidak terjadi
heterokedasitas sehingga model regresi ini baik dan layak untuk
meramalkan variabel independent.
4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
4.2.3.1 Pengujian Koefisien Determinan (R²)
Koefisien determinan menunujukkan besarnya kemampuan
variabel bebas yaitu kualitas layanan (X1) dan nilai nasabah (X2)