PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA
MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN DI SD NEGERI 050715 TANJUNG BERINGIN T.A 2015/2016
Oleh :
Thohap Gayatri Puspa Kirana NIM.409311056
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Thohap Gayatri Puspa Kirana lahir di Medan, pada tanggal 3 Maret 1992. Ayah
bernama Kristian Sianturi dan Ibu bernama Irsyam Risdawati, dan merupakan
anak sulung dari 3 orang bersaudara. Pada tahun 1997 penulis masuk SD Swasta
Pembangunan Didikan Islam, Jl. Letjen Djamin Ginting 271 dan lulus pada tahun
2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 7 Medan dan
lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMA
Swasta Panca Karya Stabat - Kab. Langkat dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun
2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan melalui jalur
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V
PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN DI SD NEGERI 050715 TANJUNG BERINGIN
T.A 2015/2016
Thohap Gayatri Puspa Kirana (NIM. 409311056)
ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal pada materi Operasi Hitung Pecahan dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin yang berjumlah 40 siswa. Objek Penelitian adalah meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Make-A Match pada materi operasi hitung pecahan di SD Negeri 050715 Tanjung Beringin T.A 2015/2016. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dan wawancara. Prosedur dari penelitian ini terdiri atas 2 siklus, yakni pada siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan.
Tes yang diberikan berbentuk uraian . Pemberian tes diberikan sebanyak 3 (tiga) kali, yaitu tes awal (sebelum tindakan), tes hasil belajar I yang dilakukan pada akhir siklus I dan tes hasil belajar II yang dilakukan pada akhir siklus II. Sebelum tes diberikan terlebih dahulu peneliti memvalidkan berdasarkan pendapat para ahli sebagai validator. Dari hasil tes kemampuan awal siswa kelas V belum dapat dikatakan tuntas karena persentase ketuntasan klasikalnya belum mencapai 85%. Hal ini dilihat dari 40 siswa hanya 13 orang (33%) yang tuntas sedangkan 27 siswa lainnya belum tuntas dengan nilai ( kkm ≥ 75) rata-rata kelas pada tes awal adalah 52,2.
Setelah tindakan siklus I dengan menggunakan model Make A Match, terdapat 29 dari 40 siswa mencapai ketuntasan belajar sedangkan 11 siswa lainnya belum tuntas dengan rata-rata kelas 74,63 dan persentase ketuntasan klasikal 72,5%. Selanjutnya, setelah tindakan siklus II dengan menggunakan metode yang sama yaitu Make A Match, terdapat 35 dari 40 siswa mencapai ketuntasan belajar sedangkan 5 siswa lainnya belum tuntas dengan rata-rata kelas 83,4 dan persentase ketuntasan klasikal 87,5%. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar klasikal.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan ridha-Nya,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas V pada Materi Operasi Hitung Pecahan di SD Negeri 050715
Tanjung Beringin T.A 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan di jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Dr. H. Banjarnahor, M.Pd dan
Dr. Asrin Lubis, M.Pd yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai
dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis,
M.Pd selaku Pembimbing Akademik dan juga selaku Dekan FMIPA UNIMED,
Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku ketua Jurusan Matematika, dan seluruh Bapak,
Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang
sudah membantu penulis.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Aniyar, S.Pd selaku
Kepala Sekolah SD Negeri 050715 Tanjung Beringin, Ibu Dwi Hartati, S.Pd
selaku Guru dan Wali Kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin, guru dan staf
pegawai SD Negeri 050715 Tanjung Beringin yang namanya tidak
memungkinkan penulis menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan
bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.
Tidak lupa juga penulis menyampaikan terima kasih kepada yang
teristimewa Ayahanda Kristian Sianturi dan Ibunda Irsyam Risdawati, juga
v
keluarga yang telah banyak memberi kasih sayang, dukungan, nasehat, dan doa
sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik.
Terima kasih juga buat teman-teman seperjuangan di Kelas Ekstensi A
2009 : Uni, Yera, Pane, Dian, Indra, Ricky, Khairi, dan juga Sofia Loris br.
Saragih, S.Pd terima kasih atas bantuan, doa, dan dukungannya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2016.
Penulis,
Thohap Gayatri Puspa Kirana
vi
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 9
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 10
2.1.4. Model Pembelajaran Make-A Match 14
2.1.5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Make-A Match 18
2.1.6.Pecahan 18
2.2. Kerangka Konseptual 26
vii
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian 28
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 28
3.2.1. Subjek Penelitian 28
3.2.2. Objek Penelitian 28
3.3. Jenis dan Rancangan Penelitian 28
3.4. Prosedur Penelitian 28
3.5. Teknik Pengumpulan Data 34
3.5.1. Tes Hasil Belajar 34
3.5.2. Observasi 34
3.5.3. Wawancara 34
3.6. Teknik Analisis Data 35
3.6.1. Reduksi Data 35
3.6.2. Memaparkan Data 35
3.6.3. Kesimpulan 37
3.7. Indikator Keberhasilan 37
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 38
4.1.1. Siklus I 38
4.1.1.1. Permasalahan I 38
4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I 39
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 40
4.1.1.4. Observasi dan Wawancara I 43
4.1.1.6. Refleksi I 48
4.1.2. Siklus II 49
4.1.2.1. Permasalahan II 49
4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II 50
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 51
4.1.2.4. Observasi dan Wawancara II 54
4.1.2.5. Analisis Data II 55
viii
4.1.3. Pembahasan Hasil Penelitian 59
4.2. Temuan Penelitian 63
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 64
5.2. Saran 66
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.2. Skema Kerangka Konseptual 27
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Make A Match 16
Table 4.1 Hasil Tes Hasil Belajar I 45
Table 4.2 Hasil Tes Hasil Belajar II 55
Table 4.3 Peningkatan Rata-rata Skor THB I dan THB II 62
xi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Peningkatan Rata-rata Skor THB I dan THB II 62
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Rencana Program Pembelajaran 69
Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa I dan II (Siklus I) 100
Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa I dan II (Siklus II) 104
Lampiran 4 : Alternatif Jawaban LKS I dan II (Siklus I) 108
Lampiran 5 : Alternatif Jawaban LKS I dan II (Siklus II) 110
Lampiran 6 : Kisi-Kisi Tes Awal 112
Lampiran 7 : Tes Awal 113
Lampiran 8 : Kunci Jawaban Tes Awal 114
Lampiran 9 : Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa 115
Lampiran 10 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I dan II 117
Lampiran 11 : Tes Hasil Belajar I dan II 118
Lampiran 12 : Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar I dan II 122
Lampiran 13 : Hasil Tes Hasil Belajar I dan II 125
Lampiran 14 : Pedoman Penskoran THB 129
Lampiran 15 : Lembar Validasi Tes Awal, THB I, dan THB II 130
Lampiran 16 : Lembar Observasi Kegiatan Guru 133
Lampiran 17 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa 135
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan
dan perubahan itu disebabkan karna adanya dukungan dari lingkungan yang
positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan itu terjadi
secara menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Oleh karena itu
dalam mengembangkan diri siswa dalam menghadapi setiap perubahan yang
terjadi diperlukan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Hal tersebut dapat
diperoleh siswa dengan mempelajari ilmu pengetahuan umum, salah satunya
adalah pelajaran matematika. Menurut Paling (dalam Abdurrahman, 2009:252) : “Ide manusia tentang matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah, kurang, kali dan bagi; tetapi ada pula yang melibatkan topic-topik seperti aljabar, geometri dan trigonometri. Banyak pula yang beranggapan bahwa matematika mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan
berpikir logis”.
Dalam pembelajaran matematika banyak guru yang mengeluhkan
rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan konsep matematika. Rendahnya
mutu pembelajaran dapat di artikan kurang efektifnya proses pembelajaran.
Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru, maupun sarana dan prasarana yang
kurang memadai akan menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Saat
sekarang ini sistem pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Jadi pendidikan tidak hanya di tekankan pada aspek kognitif saja tetapi juga
afektif dan psikomotorik.
Hal serupa juga ditekankan Herman Hudojo (1988:3) yang
mengungkapkan :
“Matematika adalah bidang ilmu yang melatih penalaran supaya berfikir logis dan sistematik dalam menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Mempelajari matematika memerlukan cara tersendiri karena juga bersifat khas yaitu abstrak, konsisten, hirarki, dan berfikir deduktif.”
2
Hal ini membuat peserta didik beranggapan bahwa matematika merupakan
materi ajar yang sulit. Dan pada akhirnya banyak peserta didik yang kurang
berminat terhadap matematika. Sementara itu siswa dalam satu kelas memiliki
beragam karakteristik, seperti kemampuan kognitif, kondisi ekonomi, da minat
terhadap matematika. Dalam mengajar matematika guru dituntut memahami
karakter setiap siswa sehingga saat mengajar matematika karakteristik dapat
dengan mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan.
Ada beberapa alasan tentang perlunya belajar dan menguasai matematika
menurut Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa: “Lima alasan perlunya belajar matematika, karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.
Menurut Piaget, siswa sekolah dasar masih berada pada masa operasional
konkret, yaitu dalam mempelajari materi yang bersifat abstrak harus diawali
dengan materi yang konkret. Sedangkan yang terjadi dilapangan bahwa
banyaknya guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional
tanpa memikirkan solusi atau keberhasilan peserta didiknya. Jika hal seperti itu
terus dibiarkan tentunya mutu pendidikan akan selalu rendah, dan hal seperti ini
pula akan membawakan dampak yang negative bagi generasi bangsa kita.
Agar supaya setiap warga negara siap sejak dini guru harus bekerja keras
untuk memajukan para peserta didiknya terkhusus bagi guru SD. Dimana anak SD
merupakan anak tahap awal memasuki dunia pendidikan formal, dan tepat sekali
apabila semuanya harus dipersiapkan dengan baik pula oleh guru. Agar setelah
mereka memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi mereka dapat betul-betul
siap untuk menjadi lebih baik lagi dan itulah harapan kita bersama.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar pada siswa baik yang
berasal dari dalam diri siswa maupun yang dari luar. Seperti yang di ungkapkan
Hudojo (1988:6) bahwa: “Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
3
Sedangkan berdasarkan hasil observasi di kelas V SD Negeri 050715
Tanjung Pura pada mata pelajaran matematika tentang materi pokok operasi
hitung pecahan mendapatkan beberapa kejanggalan dalam pelaksanaan kegiatan
mengajar guru diantaranya yaitu model mengajar yang digunakan guru masih
bersifat konvensional atau guru hanya banyak memberikan ceramah saja tanpa
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, siswa menjadi pasif.
Hal ini juga dipaparkan Nur (dalam Shadiq 2009 : 9) yang menyatakan bahwa: “ Pembelajaran matematika di Indonesia pada umumnya masih berada pada pembelajaran matematika konvensional yang banyak ditandai oleh „strukturalistik’ dan ‘mekanistik’. Di samping itu, kurikulumnya terlalu sarat dan kelasnya didominasi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered).”
Pada kesempatan observasi, peneliti mewawancarai seorang guru
matematika yang merangkap sebagai wali kelas V SD Negeri 050715 yang
menyatakan:
“ rendahnya nilai KKM siswa pada pelajaran matematika dikarenakan masih minimnya siswa mengingat perkalian diluar kepala, dan juga kurang mengertinya siswa dalam pembagian bilangan.ini juga yang menjadikan siswa malas mengikuti pelajaran matematika dan menganggap pelajaran tersebut sulit.”
Kurangnya cara pendekatan guru dalam memotivasi dan mengajak siswa
untuk turut andil dalam kegiatan belajar,mengakibatnya pembelajaran menjadi
membosankan dan mengakibatkan banyaknya nilai siswa di kelas V SD Negeri
050715 tidak mencapai nilai KKM yang telah ditentukan , yaitu hampir 60%
siswa yang nilainya di bawah KKM (kriteria ketuntasan minimal). Sedangkan
yang mencapai KKM hanya 40 % dari jumlah keseluruhan 40 siswa. Banyak cara
yang dilakukan oleh guru untuk melaksanakan KBM (kegiatan belajar mengajar)
agar konsep dan materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima dengan baik
oleh para peserta didik dan mencapai hasil maksimal sesuai KKM yang telah
ditentukan.
Menyikapi permasalahan-permasalahan dalam proses pembelajaran dan
hasil belajar di kelas agar lebih baik maka digunakan model Make-A Match sesuai
4
huda, 2011:135) yaitu model Make-A Match merupakan model pembelajaran
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM), serta pembelajaran
kooperatif (Cooperatif Learning) yang mengutamakan kerja sama dan kecepatan
di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun tujuan utama peneliti dalam menerapkan metode yang menarik ini
ialah dengan cara menggunakan metode pembelajaran kooperatif agar peserta
didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara
mengemukakan gagasan dengan menyampaikan pendapat mereka secara
berkelompok. Seperti yang di ungkapkan Stahl (dalam Isjoni, 2009:110) “The cooperative behaviors and attitudes that contributed to the success and or failure
of these groups”. Dalam kelompok ini mereka bekerja tidak hanya sebagai kumpulan individual tetapi merupakan suatu tim kerja yang tangguh. Seorang
anggota bergantung kepada anggota kelompok lainnya.
Berdasarkan uraian di atas tentang permasalahan dalam pembelajaran
matematika, maka penulis dapat membuat judul “Penerapan Model
Pembelajaran Make-A Match untuk Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Materi Operasi Hitung Pecahan di SD 050715 Tanjung Beringin T.A 4015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang
terjadi.
2. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep
yang diajarkan.
3. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan
masalah yang diberikan.
4. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri.
5. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh
5
6. Siswa jarang menemukan jawaban dengan cara yang mudah atas
permasalahan atau konsep yang dipelajari.
7. Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa ternyata dengan
pendekatan pembelajaran seperti itu juga tanpak pada hasil belajar siswa
yang belum maksimal.
8. Hal ini tampak pada pencapaian nilai akhir siswa. Rendahnya pencapaian
nilai akhir siswa ini, menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan
selama ini belum efektif.
9. Nilai akhir dari evaluasi belajar belum mencakup penampilan dan
partisipasi siswa dalam pembelajaran.
1.3 Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya maka
diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian
ini adalah penerapan model pembelajaran make a match untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V pada materi operasi hitung pecahan di SD 050715 Tanjung
Beringin T.A 2015/2016.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ada, maka peneliti
merumuskan masalah dalam pelitian ini adalah :
1. Bagaimana strategi penerapan Model Pembelajaran Make a match untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung
Beringin pada materi operasi hitung pecahan?
2. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung
Beringin ketika diterapkan Model Pembelajaran Make a match pada materi
operasi hitung pecahan?
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 050715
Tanjung Beringin pada materi operasi hitung pecahan setelah diterapkan
Model Pembelajaran Make a match?
6
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Strategi penerapan Model Pembelajaran Make a match untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung
Beringin pada materi operasi hitung pecahan.
2. Deskripsi aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung
Beringin ketika diterapkan Model Pembelajaran Make a match pada materi
operasi hitung pecahan.
3. Meningkatannya hasil belajar siswa setelah diterapkan Model
Pembelajaran Make a match pada materi operasi hitung pecahan di kelas V
SD Negeri 050715 Tanjung Beringin.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai setelah melakukan penelitian ini
adalah:
1. Manfaat Teoritis, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
dengan penggunaan model Make a match.
2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
a) Bagi siswa: untuk meningkatkan hasil belajar pada materi
mengubah pecahan biasa ke desimal dan sebaliknya dalam
menyelesaikan soal-soal matematika dengan baik.
b) Bagi guru : hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman
langsung pada guru-guru untuk dapat mengembangkan
pembelajaran dengan metode yang lebih inovatif dan lebih
berorientasi pada proses sehingga kualitas pembelajarannya dapat
meningkat.
c) Bagi sekolah: hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam
upaya pengadaan inovasi pembelajaran bagi guru-guru lain dan
juga memotivasi mereka untuk selalu melakukan inovasi untuk
7
d) Bagi peneliti: dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat
memperoleh wawasan, pengalaman mengenai penggunaan metode
pembelajaran yang inovatif, dan sebagai acuan atau bahan masukan
sebagai calon guru yang kelak akan mengajarkan bidang studi
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada bab IV maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi penerapan Model Pembelajaran Make a match untuk meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin pada materi
operasi hitung pecahan adalah :
a. Menyampaikan tujuan dan menyajikan materi yang akan di pelajari
kepada siswa menggunakan alat peraga.
b. Menjelaskan kepada siswa bagaiman cara membentuk
kelompok-kelompok yang akan dibagi selama pembelajaran berlangsung agar
sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan.
c. Membimbing siswa menemukan dalam menemukan pasangan kartu saat
mereka mengerjakan LKS yang di berikan guru.
d. Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau
meminta siswa menjelaskan hasil kerja kelompoknya.
e. Mencari cara menghargai hasil belajar siswa baik secara individu
maupun kelompok serta memotivasi siswa yang belum meningkat hasil
belajarnya.
2. Aktivitas belajar mengajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran
Make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri
050715 Tanjung Beringin pada materi operasi hitung pecahan adalah :
a. Siswa menjadi lebih memperhatikan pada saat gru menjelaskan materi,
tidak ada lagi siswa yang berbicara di barisan belakang dan siswa lebih
fokus dalam pembelajaran.
b. Keaktifan siswa dalam menanyakan kesulitan yang dihadapi saat
menyelesaikan soal berubah kea rah yang lebih baik. Banyak siswa
yang berani untuk bertanya kepada guru maupun teman
sekelompoknya.
65
c. Keaktifan siswa dalam menyelesaikan LKS mengalami perubahan yang
sangat baik. Banyak siswa yang berani untuk berdiskusi dengan teman
sekelompoknya saat memecahkan jawaban soal.
d. Siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran, dikarenakan guru
memberikan penghargaan berupa point/skor untuk menghargai upaya
atau hasil kerja siswa.
e. Siswa menjadi lebih siap pada saat mempersentasikan jawaban
kelompoknya, terutama saat menggunakan alat peraga. Dan banyak
siswa dari kelompok lain yang menanggapi dengan baik hasil persentasi
sesama siswa.
3. Penerapan modelpembelajaran Make a match dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin pada materi
operasi hitung pecahan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes belajar yang
diberikan pada siklus I dan siklus II. Padaa siklus I persentase ketuntasan
klasikal hanya mencapai 72,5% atau 29 siswa yang mencapai ketuntasan,
sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan klasikal meningkat menjadi
87,5% atau 35 siswa. Dari hasil persentase tersebut, peningkatan hasil
belajar siswa dari siklus I ke siklus II naik sebesar 15%. Siswa yang tidak
mencapai ketuntasan klasikal sekitar 5 siswa atau nilainya dibawah 75.
1.2 Saran
1. Bagi guru khususnya guru matematika sebaiknya menggunakan model
pembelajaran Make A Maatch untuk memberikan variasi berbeda dalam
pembelajaran matematika dan juga sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi siswa diharapkan untuk lebih aktif selama proses pembelajaran dan
lebih berani mengungkapkan pendapatnya.
3. Bagi sekolah diharapkan dapat menyediakan media alat peraga untuk
66
4. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian tindakan agar hasilnya lebih
baik, sebaiknya melakukan penelitian secara tuntas dan memberikan lebih
banyak waktu.
5. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian diharapkan untuk
memberikan modifikasi yang lebih pada model pembelajaran Make a match,
67
DAFTAR PUSTAKA
Abudurrahman, M., (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.
Arikunto, S, (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S., dan Suhardjono. Supardi, (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Dimyati dan Mudjiono., (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2007). Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Pendidikan. Medan: FMIPA Unimed.
Hamalik, Oemar., (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Huda, Miftahul., (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hudojo, H., (1988). Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, P2LPTK, Jakarta.
Isjoni., (2009). Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Istarani, (2002). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PT. Media Persada
Muslich, Maansur, (2012). Melaksanakan PTK Itu Muda, Jakarta: Bumi Aksara
Rusman, (2011). Model-model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Shadiq, Fajar (2009). Strategi Pembelajaran Matematika. Departemen Pendidikan Nasional PPPPTK Matematika, Yogyakarta.
Slameto, (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Soejono, (1988), I Pembelajaran Matematika. Jakarta: Depdikbud.
68
Sudjana, N., (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, N., (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Reamaja Rosdakarya.