• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN STRUKTUR NOVEL SEBELAS PATRIOT DAN NILAI KARAKTER SERTA RELEVANSINNYA TERHADAP BAHAN AJAR SASTRA DI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN STRUKTUR NOVEL SEBELAS PATRIOT DAN NILAI KARAKTER SERTA RELEVANSINNYA TERHADAP BAHAN AJAR SASTRA DI SMA."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN STRUK

TUR NOVEL “SEBELAS PATRIOT” DAN

NILAI KARAKTER SERTA RELEVANSINYA TERHADAP

BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Megister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Bahasa & Sastra Indonesia

Oleh

SASTRA PRIADI

NIM 8146191022

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Sastra Priadi. NIM 8146191022. Kajian Struktur Novel Sebelas Patriot dan Nilai Karakter Serta Relevansinnya Terhadap Bahan Ajar Sastra di SMA. Tesis. Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Negeri Medan

Penelitian ini berjudul “Kajian Struktur novel Sebelas Patriot dan Nilai Karakter serta Relevansinya terhadap Bahan Ajar di SMA”. Masalah-masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1) Apakah struktur intrinsik novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata memiliki relevansi terhadap bahan ajar sastra di SMA?; 2) Apakah nilai karakter yang terkandung dalam novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata memiliki relevansinya terhadap bahan ajar sastra di SMA?; 3) Bagaimanakah relevansinya struktur instrinsik novel Sebelas Patriot dan nilai karakter terhadap bahan ajar sastra di SMA?

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis isi (content analysis). Data penelitian ini diperoleh melalui studi dokumentasi atau kajian kepustakaan (library research) dengan mendeskripsikan kajian sastra yang didasarkan pada struktur teks karya sastra, dan nilai karakter tokoh. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata ditetapkan sebagai sumber datanya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata dibangun oleh dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik yang membangun novel Sebelas Patriot adalah tema, alur, latar, penokohan dan perwatakan, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat. Semua unsur tersebut merupakan satu kesatuan utuh. Nilai karakter yang terungkap yaitu nilai religius, jujur, kerja keras, peduli sosial, dan cinta tanah air. Peneliti menemukan bagian novel yang dapat direlevansikan dengan bahan ajar sastra dan merancangnya dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran setelah dilakukan analisis data dari novel yang mengandung nilai karakter yang dapat dihargai dan diinternalisasi siswa, sehingga dapat menumbuhkan jati diri yang utuh dan berintegritas. Dengan demikian novel Sebelas Patriot dapat direlevansikan dengan bahan pembelajaran sastra pada siswa SMA.

(6)

ABSTRACT

Sastra Priadi. Reg. Num. 8146191022. The Study of Novel Structure Sebelas Patriot and the Value Characters and their Relevance to Literature Teaching Materials in Senior High School. Tesis. Postgraduate Program of Language Education and Indonesian Literature. State University of Medan.

The title of this research The Study of Novel Structure Sebelas Patriot and the Value Characters and their Relevance to Literature Teaching Materials in Senior High School” the problems in this research is defined as followed. 1) do the Novel Strukture in Sebelas Patriot by Andrea Hirata have relevance to literature teaching material in Senior High School?; 2) Do the value character that contained in Sebelas Patriot Novel by Andrea Hirata have relevance to literature teaching materials in Senior High School?; 3) How are the relevances of structure novel in Sebelas Patriot and their characters to literature teaching materials in Senior High School?.

This study uses qualitative descriptive by approaching the content analysis. The research data was obtained through a documentation study or library research with describing literature study based on the structure of literary texts, and the value of the character. As for the source of the data in this study is novel Sebelas Patriot by Andrea Hirata set as the data source. The study concluded that the novel Sebelas Patriot by Andrea Hirata made up of two elements, namely the intrinsic element and extrinsic elements. Intrinsic elements that build novel Sebelas Patriot is the theme, plot, setting, characterization, style, point of view, and mandate. All these elements constitute a unified whole. Values characters revealed that religious values, honest, hard work, social care, and love of the homeland. Researchers found the novel to relevanced with literature and teaching materials designed it in the form of lesson plan after analyzing data from a novel that contains the character values that can be appreciated and internalized so that students can foster the dignity and integrity intact. Thus the novel Sebelas Patriot can be relevanced with literature learning materials at Senior High School.

(7)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis ucapkan atas rahmat dan karuniaNya, Tuhan Yang

Maha Kuasa telah memberikan suatu anugerah yang dilimpahkan kepada

hamba-hambaNya, sehingga sampai saat ini penulis masih dapat menjalankan aktivitas

dengan baik.

Pada penelitian ini penulis meneliti Kajian Struktur Novel Sebelas Patriot

dan Nilai Karakter Serta Relevansinya Terhadap Bahan Ajar Sastra Di SMA

sebagai objek kajian penelitian. Dengan meneliti masalah tersebut mungkin

penulis bisa lebih banyak mendapatkan pembelajaran yang sangat bermanfaat,

sehingga penulis mendapat tambahan pengetahuan. Semoga hasil penelitian ini

dapat berguna bagi penulis dan pembaca. Sebagai ulasan dan pengkajian ilmu

pengetahuan yang lebih luas.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang

telah memberikan banyak pengetahuan kepada penulis. Dengan demikian peneliti

lebih terpacu lagi untuk menggali ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis sepantasnya menyampaikan ucapan terima kasih yang

setulus-tulusnya dan rasa hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Sebagai Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. Sebagai Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

3. Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa

(8)

I, dan Sekretaris Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan

Bapak Dr. Abdurahman Adisyahputra, M.Hum. Atas kesempatan yang telah

diberikan kepada penulis untuk mengikuti studi Program Megister (S2) di

Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum. Sebagai pembimbing II, yang telah banyak

meluangkan waktu di sela-sela kesibukan tugas sehari-hari dengan memberikan

pemikiran sangat berguna kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M.Pd., Dr. M. Oky Fardian Gafari, M.Hum., dan

Dr. Syahnan Daulay, M.Pd. Sebagai nara sumber yang telah tulus dan sabar

memberikan mamsukan kepada penulis hingga akhirnya proposal tesis ini

dapat diselesaikan.

6. Seluruh Dosen Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Negeri Medan yang telah mendedikasikan ilmu serta

wawasan pengetahuan yang penulis dapatkan selama perkuliahan.

7. Para Staf Administrasi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

yang sangat banyak membantu penulis.

8. Kedua orang tua penulis yang sangat mulia, yang sangat bersusah payah

membesarkan, mendidik dan menyekolahkan dengan penuh kasih sayang dan

kesabaran yang tiada hentinya.

9. Istri tercinta Liza Akmalia, S.Pd. Yang senantiasa memberikan semangat,

mengiringi langkah penulis dengan do’a restu, serta cinta kasih yang tiada

batas sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di Universitas Negeri

(9)

10. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan pada Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia yang sama-sama manjalani perkuliahan dan

berbagi suka duka, canda serta pengalaman saat kuliah.

Penulis menyadari tidak akan pernah dapat membalas semua kebaikan

yang telah penulis dapatkan, mudah-mudahan segala bantuan, perhatian dan

dorongan tersebut mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Akhir kata

penulis berharap kiranya proposal ini dapat bermanfaat bagi semua yang

membacanya. Terima Kasih.

Medan, Oktober 2016 Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

2.1.3.2 Pengertian Karakter ... 42

2.1.3.3 Pengertian Nilai Karakter ... 44

(11)

2.1.3.5 Tujuan Nilai Karakter ... 49

2.1.3.6 Sumber Nilai-Nilai Karakter ... 51

2.1.4 Bahan Ajar... 53

2.1.4.1 Pengertian Bahan Ajar ... 53

2.1.4.2 Pengertian Bahan Ajar Sastra... 54

2.1.4.3 Tujuan Bahan Ajar Sastra ... 54

2.1.4.4 Klasifikasi Bahan Ajar Sastra ... 55

2.1.4.3 Fungsi Bahan Ajar Sastra ... 56

2.2 Penelitian Relevan ... 59

2.3 Kerangka Konseptual ... 60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 63

3.2 Teknik Pengumpulan Data... 64

3.3 Instrumen Pengumpulan Data ... 65

3.4 Langkah-Langkah Penelitian ... 68

3.5 Data dan Sumber Data ... 70

4.1.1 Struktur Intrinsik Novel Sebelas Patriot ... 74

4.1.2 Nilai Karakter dalam Novel Sebelas Patriot ... 115

4.3 Pembahasan………... 122

4.3.1 Relevansi Struktur Intrinsik Novel Sebelas Patriot….. 122

4.3.2 Relevansi Nilai Karakter Novel Sebelas Patriot……... 129

(12)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 151

5.2 Implikasi ... 155

5.3 Saran ... 157

DAFTAR PUSTAKA ... 168

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 161

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Pedoman Analisis Struktur Novel Sebelas Patriot……. 65

Tabel 2 Pedoman Analisis Nilai Karakter .……….. 67

Tabel 3 Hasil Kajian Struktur Novel Sebelas Patriot ……..…. 74

Tabel 5 Hasil Kajian Nilai Karakter Novel Sebelas

Patriot………... 122 Tabel 6 Kajian Nilai yang Terkandung Dalam Novel Sebelas

(14)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Sinopsis Novel Sebelas Patriot ………. 161

Lampiran 2 Foto dan Biografi Pengarang …….……… 164

Lampiran 3 Kulit Sampul Novel Sebelas Patriot…..………. 166

Lampiran 4 Hasil Kajian Novel Sebelas Patriot………... 167

Lampiran 5 RPP ……….... 177

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing

memiliki keunikan sendiri-sendiri, demikian pula dibidang sastra, Indonesia

sangat kaya dengan karya sastra yang berbentuk fiksi. Salah satu karya satra fiksi

adalah berbentuk novel. Novel merupakan karya yang kaya akan makna yang

tersirat dan banyak mempunyai kandungan nilai di dalamnya, sehingga novel

banyak digemari oleh masyarakat sebagai bacaan dan kajian untuk menganalisis

sisi kehidupan dunia pengarang.

Novel merupakan bentuk sastra yang sudah lama berkembang di

Indonesia. Perkembangan novel di Indonesia ditandai dengan semakin banyaknya

jenis novel yang ada. Keragaman tersebut terlihat dari munculnya berbagai jenis

novel. Banyak novel yang memaparkan nilai-nilai agama, nilai sosial, nilai moral,

dan nilai pendidikan. Selain itu, keragaman novel tersebut juga disebabkan atau

dipengaruhi oleh adanya kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan yang

dimiliki pengarangnya. Setiap pengarang memiliki karakter. Karakter itulah yang

dapat menentukan warna novel yang ditulisnya. akan tetapi masih banyak juga

siswa masih juga kurang meminati novel.

Novel sering kali mengungkap persoalan atau masalah budaya, masalah

sosial, masalah moral, masalah pendidikan, masalah politik, masalah karakter

(16)

2

pula dikatakan bahwa novel sebagai potret daerah, potret masyarakat, dan

potret problematika kehidupan di dalam masyarakat.

Novel dapat menggambarkan sesuatu yang berharga, bermutu,

menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Seperti contoh novel “Sebelas

Patriot” yang mampu menggambarkan karakter kehidupan masyarakatnya.

Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan

manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dalam berinteraksi dipandu oleh

nilai-nilai dan dibatasi oleh norma-norma dalam kehidupan sosial. Nilai sebagai

sesuatu yang berguna dan baik yang dicita-citakan dan dianggap penting oleh

masyarakat.

Pembangunan karakter dan jati diri bangsa merupakan cita-cita lahur yang

harus diwujudkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang terarah dan

berkelanjutan. Penanaman nilai-nilai karakter, akhlak, moral dan budi pekerti

seperti tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang sistem Pendidikan Nasional harus menjadi pinjakan utama dalam

mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi sistem pendidikan nasional.

Disaat ini banyak sudah terlihat fenomana-fenomena yang menyimpang

dari ajaran moral. Seperti korupsi, penipuan, perkelahian dan bahkan yang lebih

sadisnya lagi melakukan perampokan disertai dengan pembunuhan. Akibatnya,

tatakrama, etika, dan kreativitas anak bangsa menjadi fenomena yang perlu

mendapat perhatian serius dalam menata pendidikan di masa yang akan datang.

(17)

3

menghasilkan peserta didik yang memiliki kepribadian unggul, berakhlak mulia,

dan menjunjung tinggi nilai-nilai keindonesiaan yang menyeluruh.

Nilai-nilai karakter dalam tulisan ini dipahami sebagai usaha sadar untuk

mengintegrasikan dalam mata pelajaran untuk mengembangkan karakter, moral,

etika, atau akhlak peserta didik melalui penerapan aktivitas pembelajaran. Nilai

karakter yang dimaksud seperti religius, jujur, semangat kebangsaan, cinta tanah

air, bersahabat, kerja keras, dan berempati. Nilai-nilai ini jika diintegrasikan ke

dalam pembelajaran, maka sebenarnya itulah yang disebut dengan pendidikan

berkarakter. Artinya, nilai-nilai karakter dan budaya bangsa dikembangkan dan

diintegrasikan pada aktivitas pembelajaran tanpa harus membahas satu demi satu

nilai-nilai yang dimaksud secara terpisah.

Terbatasnya nilai-nilai karakter yang terintegrasi dalam pelaksanaan

pembelajaran dan kegiatan esktrakurikuler paling tidak disebabkan oleh dua faktor

utama. Pertama, ketiadaan mata pelajaran pendidikan karakter secara tersendiri.

Hal ini telah menyebabkan materi (bahan) ajar yang tersedia tidak dapat

seluruhnya dikembangkan dalam mata pelajaran tertentu, sehingga pengetahuan

tentang pendidikan karakter tidak dicerna secara koprehensif oleh peserta didik.

Begitu juga sikap dan perilaku peserta didik belum bisa mencerminkan nilai-nilai

karakter yang diharapkan. Kedua, kesulitan guru dalam memahami strategi

pengembangan bahan ajar yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam

setiap aktivitas pembelajaran. Kesulitan ini berimbas pada pemaksaan untuk

mancantolkan nilai-nilai karakter tertentu pada suatu RPP, padahal tidak ditunjang

(18)

4

karakter tersebut. Peserta didik hanya diceramahi dan dijelaskan tanpa melibatkan

mereka untuk mengalami secara langsung nilai-nilai karakter malalui aktivitas

pembelajaran.

Terkait peran sastra dalam pembelajaran bagi peserta didik, diungkapkan

oleh Teeuw (1995: 10) bahwa sastra sangat berperan dalam pendidikan anak,

yaitu dalam (1) perkembangan bahasa, (2) perkembangan kognitif, (3)

perkembangan kepribadian, dan (4) perkembangan sosial. Dalam perkembangan

bahasa, anak-anak secara langsung maupun tidak langsung setelah membaca atau

menyimak karya sastra, kosakata mereka bertambah. Hal ini dapat meningkatkan

keterampilan berbahasa anak.

Pengalaman-pengalaman yang diperoleh melalui membaca karya sastra

dapatmemotivasi serta menunjang perkembangan kognitif atau penalaran peserta

didik (anak). Dengan begitu kepribadian anak akan jelas pada saat mereka

mencoba mempereoleh kemmampuan untuk mengekspresikan emosi, empatinya

terhadap orang lain, dan menegembangkan perasaannya mengenai harga diri dan

jati dirinya. Dengan demikian anak dapat hidup bermasyarakat dengan baik dan

memiliki budi pekerti yang baik pula.

Sebagian besar orang Indonesia belum sampai pada tahap menjadikan

kegiatan membaca sebagai kebutuhan yang mendasar. Padahal membaca sangat

perlu. Dengan membaca seseorang dapat memperluas wawasan dan

pandangannya, dapat menambah dan membentuk sikap hidup yang baik, sebagai

hiburan serta menambah ilmu pengetahuan, dengan membaca ibarat dapat

(19)

5

fanatisme yang negatif. Dengan demikian kualitas pendidikan di Indonesia masih

menghadapi masalah dan bahkan ada indikasi keburaman.

Keburaman yang dimaksud dapat dilihat dari hasil survei Word

Competitiveness Year Book. Dari 55 negara yang disurvei kualitas pendidikan

Indonesia berada pada urutan ke- 53. Dampak dari kualitas pendidikan yang

rendah ini memengaruhi Human Development Index (HDI), dari 177 negara HDI

Indonesia berada pada urutan ke-107. Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah

ternyata dipengaruhi oleh minat baca siswa yang rendah. Menurut International

Association for Evaluation of Educational Achievement (IAEEA), minat baca

anak-anak Indonesia selevel dengan Selandia Baru dan Afrika Selatan.

Hal ini terlihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS)

pada tahun 2006, Salah satu faktor yang memengaruhi rendahnya minat baca ini

adalah terbatasnya jumlah perpustakaan sekolah. Dari 200 ribu sekolah dasar di

Indonesia hanya 20 ribu yang memiliki perpustakaan standar, sebanyak 70 ribu

SLTP hanya 36 persen yang memenuhi standar, untuk SMU, hanya 54 persen

yang memiliki perpustakaan standar. Dapat disimpulkan bahwa perpustakaan

sekolah selama ini belum dijadikan sebagai salah satu hal yang penting dalam

meningkatkan mutu pendidikan.

Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia salah satunya dipengaruhi

oleh minimnya fasilitas pendukung, seperti jumlah perpustakaan yang tidak sesuai

dengan rasio jumlah penduduk. Sementara kehadiran televisi dan audiovisual

lainnya begitu cepat dan inovatif, sehingga keadaan ini semakin meminggirkan

(20)

6

dalam masyarakat Indonesia sedang terjadi lompatan budaya dari praliterer ke

masa pascaliterer tanpa melalui literer, artinya melompat menjadi masyarakat

yang senang menonton televisi tanpa melalui budaya gemar membaca, lompatan

ini di kalangan anak didik Indonesia.

Oleh karena itu, fungsi perpustakaan perlu dioptimalkan sehingga minat

baca dapat ditumbuh kembangkan. Koleksi buku tidak hanya menyangkut

buku-buku teks semata, melainkan juga harus diisi dengan koleksi buku-buku-buku-buku lain yang

dapat membangkitkan minat baca siswa, seperti karangan sastra baik itu puisi,

cerpen ataupun novel. Sehingga pendidik dapat mengajak siswa mengenalkan

sebuah buku atau bacaan kepada siswa sehingga siswa lebih temotivasi untuk

menumbuhkembangkan minat bacanya, dan menjadi siswa yang berkarakter

mandiri dan berprestasi. Dengan adanya perpustakaan yang memenuhi standar

pendidik akan terbantu dalam mengajarkan materi pelajarannya, karena siswa

dapat diperkenalkan langsung dengan buku-buku yang tersedia diperpustakaan.

Dan guru tidak hanya sekedar mengajarkan teori-teori saja kepada siswa, akan

tetapi siswa dapat bekerja keras dan bersemangat untuk menempuh kegiatan

pembelajaran.

Pembangunan karakter bangsa memang bukanlah tanggung jawab

persekolahan saja tetapi juga masyarakat dan keluarga. Salah satunya adalah

nilai-nilai karakter dalam Novel “Sebelas Patriot.” Nilai-nilai karakter yang ada pada

Novel “Sebelas Patriot” ini dapat dijadikan pegangan hidup pada masa sekarang

ini melalui pemaknaan nilai-nilai dan dapat digunakan sebagai sumber untuk

(21)

7

Seiring perkembangan zaman, eksistensi budaya dan nilai-nilai karakter

yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sampai saat ini belum optimal dalam upaya

membangun karakter warga negara, bahkan setiap saat kita saksikan berbagai

macam tindakan masyarakat yang berakibat pada kehancuran suatu bangsa yakni

menurunnya perilaku sopan santun, menurunnya perilaku kejujuran, menurunnya

rasa kebersamaan, dan menurunnya rasa gotong royong diantara anggota

masyarakat.

Fenomena di atas adalah hal yang sudah biasa dikalangan masyarakat kita.

Kekerasan yang ditunjukan bukan saja kekerasan di kalangan remaja namun

terjadi pula di kalangan anak-anak didik, yakni mereka-mereka yang duduk di

bangku SMP dan SMA bahkan Perguruan Tinggi. Dan peristiwa ini seakan

menjadi sasaran empuk media untuk memberitakan dan menayangkan perilaku

yang memalukan tersebut. Kemudian ketidak jujuran yang mewabah republik ini

merupakan hal yang sudah biasa.

Nilai karakter dalam sebuah novel menarik untuk dikaji dalam penelitian

sastra. Nilai karakter tersebut merupakan amanat pengarang kepada pembaca.

Nilai karakter yang ada di dalam novel, ada yang memiliki hubungan dengan nilai

pendidikan yang disampaikan pengarang sebelumnya. Oleh karena itu, hubungan

nilai karakter dalam karya sastra merupakan bagian dari fenomena yang menarik

untuk dikaji dalam penelitian sastra. Jadi, hal ini menunjukkan bahwa pengarang

dalam menciptakan karyanya mempertimbangkan nilai karakter karya

(22)

8

Berdasarkan hasil penelitian baik melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi bahwa hasil pembelajaran nilai-nilai karakter sebagai penguat

karakter bangsa melalui pendidikan informal sudah dapat terealisasi karena hasil

yang didapat sama seperti apa yang menjadi tujuan pembelajarannya dan karakter

manusia ternyata juga dapat berubah karena pengaruh dari mendengarkan cerita

fiksi. Sejalan dengan itu, bahwa hasil pembelajaran yang baik adalah ketika apa

yang menjadi tujuan pembelajaran tercapai. Tujuan pembelajaran kajian struktur

novel “sebelas Patriot” yang menyangkut nilai-nilai, 1) Ketuhanan; 2)

Kemanusiaan; dan 3) Kebangsaan.”

Hasil dari pembelajaran mengenai nilai-nilai karakter dalam novel sebelas

patriot, penelitian ini tidak hanya ditujukan pada kemampuan kognitif tetapi lebih

pada afektif dan psikomotornya. Kognitifnya mereka tahu nilai yang terkandung

dalam novel sebelas patriot tersebut dan dapat mengkaji struktur yang terdapat

dalam novel. Dalam Afektifnya mereka mampu membedakan dan memilih mana

yang baik dan yang tidak baik. Terakhir dalam psikomotornya mereka mampu

berbuat dan melakukan kebaikan contohnya melakukan salat lima waktu.

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah khususnya pada materi

pembelajaran kesusastraan, guru tidak langsung melibatkan hasil karya sastra

kepada siswa. Guru hanya sekedar memberi tahu atau hanya menceritakan karya

sastra, itupun hanya sebagian saja, guru tidak secara langsung menunjukkan karya

sastranya. Misalnya mengkaji stuktur novel, maka guru harus menunjukkan

sebuah novel kepada siswa supaya lebih dekat dengan dunia membaca dan

(23)

9

Hal inilah peneliti sangat tertarik untuk meneliti kajian struktur novel yang

akan dikembangkan sebagai bahan pembelajaran siswa di SMA. Karena peneliti

melihat siswa-siswa di SMA masih kurang memahami kajian struktur novel,

disebabkan guru hanya mengenalkan teorinya saja kepada siswa tidak

mengaitkannya kepada sebuah novel. Jika guru mengenalkan novelnya kepada

siswa untuk mengkaji struktur novelnya tentu siswa lebih didekatkan dengan

kegiatan membaca dan mengenal karya sastra atau bisa menampilkan cerita

novelnya dalam sebuah video, sehingga siswa lebih bersemangat mengikuti

kegiatan belajar di sekolah.

Beberapa penelitian, ditemukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia telah

menyimpang jauh dari misi sebenarnya. Guru lebih banyak berbicara tentang

bahasa (talk about the language) dari pada melatih menggunakan bahasa (using

language). Guru bahasa Indonesia lebih banyak berkutat dengan pengajaran tata

bahasa, dibandingkan mengajarkan kemampuan berbahasa nyata. selanjutnya,

perlu diingat bahwa pengajaran bahasa Indonesia diarahkan sebagai sarana

pengembangan berbahasa yang menjadikan siswa mandiri sepanjang hayat,

kreatif, dan mampu memecahkan masalah dengan cara menggunakan kemampuan

berbahasa Indonesia.

Kemudian, materi keterampilan berbahasa dan pengalaman bersastra

masih berorientasi pada pengetahuan bahasa, bukan pada proses pembelajaran.

Pembelajaran bahasa Indonesia masih sering diberikan secara teoritis yang

(24)

10

kesastraan lebih banyak diceramahkan guru di depan kelas. Hal itu disebabkan

oleh model evaluasi yang juga bersifat teoritis.

Berkaitan dengan hal ini, maka penulis mengambil sebuah novel dari

karangan Andrea Hirata yang dapat dijadikan sebagai relevansi untuk bahan ajar

sastra pada siswa SMA, dengan tidak terlepas dari nilai karakter yang terdapat

dalam novel tersebut, kemudian relevansinya sebagai bahan ajar sastra. Oleh

karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Struktur Novel

dan Nilai Karakter Serta Relevansinya Terhadap Bahan Ajar Sastra. Untuk

mencapai tujuan tersebut peneliti tetap melihat pada kurikulum dan kondisi siswa

dalam memahami novel, dengan tidak terlepas dari struktur intrinsik. Dalam hal

ini peneliti mencoba melihat nilai karakter yang terdapat dalam novel tersebut,

dengan harapan dapat memberikan bekal dan motivasi bagi siswa dalam

mengapresiasi Novel.

1.2 Fokus Penelitian

Adapun masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah pada

struktur intrinsik novel analisis terhadap;

1. Tema, alur, latar, penokohan, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat,

yang terdapat di dalam novel Sebelas Patriot. Kemudian masing-masing

unsur tersebut dicari analisis kajian strukturnya, dan

2. Menentukan nilai-nilai karakter yang terkandung dalam novel tersebut.

3. Menentukan kerelevansian struktur dan nilai karakter terhadap bahan ajar

(25)

11

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan menjadi bahan kajian dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut;

1. Apakah struktur intrinsik novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata

memiliki relevansi terhadap bahan ajar sastra di SMA?

2. Apakah nilai karakter yang terkandung dalam novel Sebelas Patriot karya

Andrea Hirata memiliki relevansinya terhadap bahan ajar sastra di SMA?

3. Bagaimanakah relevansinya struktur instrinsik novel Sebelas Patriot dan

nilai karakter terhadap bahan ajar sastra di SMA?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan ilustrasi di atas, secara operasional penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui struktur intrinsik yang terdapat dalam novel Sebelas

Patriot karya Andrea Hirata.

2. Untuk mengetahui nilai karakter yang terkandung dalam novel Sebelas

Patriot karya Andrea Hirata.

3. Untuk mengetahui relevansi novel sebelas patriot dan nilai karakter

terhadap bahan ajar sastra di SMA.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis

(26)

12

1. Sebagai masukan untuk menambah wawasan dalam pembelajaran sastra

khususnya dalam kajian struktur dan nilai karakter yang terdapat dalam

novel.

2. Memberikan wawasan tentang nilai karakter kepada siswa dalam

pembelajaran sastra khususnya dalam kajian struktur dan nilai karakter

yang terdapat dalam novel.

3. Sebagai masukan pemikiran dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan

dalam pembelajaran sastra dan pentingnya penanaman nilai karakter pada

siswa.

Di samping manfaat teoritis, terdapat pula manfaat secara praktis. Adapun

manfaat praktisnya adalah sebagai berikut;

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar

pembelajaran apresiasi sastra khususnya dalam kajian struktur dan

nilai-nilai karakter yang terdapat dalam novel.

2. Hasil penelitian ini sebagai masukan pemikiran dalam upaya

meningkatkan kualitas hasil pembelajaran apresiasi sastra khususnya

dalam kajian struktur dan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam novel.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi para

pendidik supaya lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan bahan ajar

khususnya pembelajaran sastra di SMA yang berhubungan dengan kajian

(27)

151 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa novel

Sebelas Patriot merupakan novel yang berlatar belakang kecintaan terhadap tanah

air, dengan struktur, nilai karakter serta relevansinya terhadap bahan pembelajaran

yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

5.1.1 Struktur Novel Sebelas Patriot

Struktur novel Sebelas Patriot, meliputi:

a. Tema, yaitu kehidupan keluarga Ayah dan anak yang sama-sama mencintai

tanah air dengan persoalan-persoalan keluarga yang begitu kompleks.

b. Alur, berdasarkan urutan waktu, novel ini beralur campuran, sedangkan

berdasarkan kepadatan cerita, novel ini beralur longgar.

c. Penokohan dan perwatakan, digambarkan melalui tiga dimensi, yaitu

fisiologis, psikologis, dan sosiologis.

1) Ikal, berdasarkan peranan dan fungsinya dalam cerita merupakan tokoh

sentral, sedangkan berdasarkan cara menampilkan tokoh dalam cerita

merupakan tokoh bulat.

2) Ayah, berdasarkan peranan dan fungsinya dalam cerita merupakan tokoh

sentral, sedangkan berdasarkan cara menampilkan tokoh dalam cerita

(28)

152

3) Pelatih Toharun, berdasarkan peranan dan fungsinya dalam cerita

merupakan tokoh pembantu, sedangkan berdasarkan cara menampilkan

tokoh dalam cerita merupakan tokoh pipih atau datar.

4) Adriana, berdasarkan peranan dan fungsinya dalam cerita merupakan

tokoh pembantu, sedangkan berdasarkan cara menampilkan tokoh cerita

merupakan tokoh datar.

d. Latar, meliputi latar tempat, waktu, dan sosial.

1) Latar tempat, meliputi: Belitong, Palembang, dan Spanyol.

2) Latar waktu, yaitu masa penjajahan Belanda, dan sesudah kemerdekaan.

hanya saja dalam novel ini latar waktu tidak diungkap secara intens

karena fokus dalam novel ini adalah masalah keluarga yang saling

mencintai tanah air.

3) Latar sosial, yaitu kehidupan di lingkungan keluarga Ikal, terutama

mengenai masa lalu Ayahnya dan cita-cita Ikal menjadi seorang

patriotisme.

e. Sudut pandang pengarang, pengarang menggunakan sudut pandang orang

pertama (first person narrator).

f. Gaya bahasa, bahasa yang digunakan oleh pengarang mudah dimengerti serta

ada pula memakai ungkapan ataupun kiasan-kiasan.

g. Amanat, yaitu kita harus setia akan tanah air, semangat cinta tanah air bukan

hanya kita harus ikut berjuang melawan penjajah, akan tetapi, mencintai dan

(29)

153

mencintai tanah air adalah menanamkan jiwa patriotisme di dalam jiwa, yaitu

dengan melebur diri tanpa harus kehilangan identitas kebudayaan kita.

Struktur novel Sebelas Patriot memiliki kerelevanan terhadap bahan ajar

sastra di SMA, dalam pembelajaran sastra terdapat materi yang berkaitan dengan

struktur novel baik tema, latar, alur, tokoh, dll. Sehingga peneliti menyimpulkan

ada kerelevanan struktur novel dengan bahan ajar sastra di SMA.

5.1.2 Nilai Karakter dalam Novel Sebelas Patriot

Nilai karakter dalam novel Sebelas Patriot disampaikan melalui sikap atau

tindakan para tokohnya. Nilai karakter dalam sikap atau tindakan, yaitu nilai-nilai

yang diperoleh dan dapat dicontoh dari sikap atau tindakan para tokoh dalam

cerita. Selain itu, nilai karakter disampaikan melalui ungkapan atau pepatah dari

para tokohnya yang mengandung ajaran moral yang tinggi. Orang melayu

sangatlah kaya dengan ungkapan-ungkapan yang mengandung nasihat yang

bijaksana. Melalui ungkapan-ungkapan tersebut mereka berusaha menanamkan

sikap dan moral yang baik, budi pekerti, sopan santun, dan tata krama kepada

keturunannya, sanak saudaranya, dan kepada orang lain. Secara implisit, nilai

karakter yang terkandung dalam novel Sebelas Patriot. sebagai berikut.

a. Anak harus dilatih untuk mampu mencari pemecahan masalah yang sedang

dihadapi. Dalam novel ini, Ikal dilatih oleh pak Toharun dalam memecahkan

masalah supaya bisa menjadi seorang yang mampu berjiwa besar dan

mengharumkan nama bangsa.

b. Menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam pemilihan pemain Timnas,

(30)

154

c. Kesuksesan itu tidak hanya ditandai dengan gelar juara yang diraih, fisik,

tetapi lebih ditandai oleh sikap atau tindakan dan cara berperilaku untuk

kepentingan masyarakat, seperti tercermin dalam diri Ikal dan Adriana.

d. Untuk mencapai keberhasilan dalam hidup, kita harus rela berkorban atau

mau bekerja keras.

e. Meskipun dari keluarga yang sukses, kalau tidak bekerja keras, belum tentu

berhasil atau sukses.

5.1.3 Relevansi Struktur Novel Sebelas Patriot dan Nilai Karakter terhadap

Bahan Ajar Sastra di SMA

Relevansi antara novel Sebelas Patriot dan nilai karakter terhadap

pembelajaran sastra di SMA adalah hubungan yang sangat sinkron, meskipun

tidak secara keseluruhan. Novel Sebelas Patriot hendak mengajak masyarakat

Indonesia selalu mencitai tanah airnya, tanah tumpah darahnya tentang makna

adanya kesejajaran pembentukan nilai karakter manusia dengan sikap yang

ditonjolkan dalam kehidupan sehari-hari dengan bimbingan serta arahan

pendidiknya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

Relevansi bahan pembelajaran apresiasi sastra khususnya novel, maka

sebuah novel dari karangan Andera Hirata yang dianalisis dapat dipertimbangkan

untuk dijadikan pedoman bagi guru untuk mengajarkan apresiasi sastra pada

pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai

berbagai standar kompetensi pembelajaran, maka harus dilaksanakan

langkah-langkah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar novel seperti (1) Mempelajari

(31)

155

Memberikan pengantar pengajaran, (4) Menyajikan bahan pengajaran, (5)

Mendiskusikan novel yang telah dibacakan, (6) Memperdalam pengalaman.

5.2 Implikasi

Novel Sebelas Patriot memiliki implikasi dalam dunia pendidikan. Novel

ini dapat memberikan gambaran kepada kita tentang kehidupan yang

sesungguhnya, yang sarat dengan ajaran-ajaran moral yang mendidik. Selain itu,

banyak teladan yang dapat diambil dari kisah novel ini, terutama mengenai

nilai-nilai karakter yang terkandung di dalamnya. Novel Sebelas Patriot perlu untuk

diajarkan di sekolah, paling tidak di SMP dan SMA. Hal ini disebabkan novel ini

dapat menjadi sarana untuk mendidik. Selain sebagai bahan bacaan yang

menghibur, novel ini juga memberikan banyak manfaat. Melalui bacaan seperti ini

siswa diharapkan dapat memetik pelajaran dan mengambil hikmah dari

peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam novel untuk pedoman dalam menjalani kehidupan

mereka sehari-hari di lingkungan masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat pengarang menceritakan

secara intens kehidupan zaman dahulu dan sekarang, persoalan-persoalan yang

melingkupi semua manusia, dan penyelesaian masalah-masalah tersebut.

Persoalan yang diangkat oleh masing-masing pengarang dalam novelnya ini

memberikan gambaran kepada kita betapa tidak mudah melawan arus perubahan

zaman dan betapa berat perjuangan untuk meraih harkat dan martabat yang lebih

tinggi. Namun demikian, dengan kegigihan tokoh-tokoh utamanya, mereka dapat

mencapai tujuan atau cita-cita yang diinginkan walaupun tidak sepenuhnya seperti

(32)

156

Berdasarkan persoalan-persoalan yang dimunculkan dalam novel tersebut,

dapat diambil beberapa hikmah dan teladan. Misalnya, tokoh Ikal, semangatnya

dalam memperjuangkan nasibnya ketika mau membelikan kaus pemain kesukaan

Ayahnya sangat patut diteladani. Dengan semangatnya itu, ia berhasil mengatasi

masalah dan membanggakan Ayahnya. Ikal, sosok Anak yang mengabdi pada

orang tua. Ia memiliki jiwa patriotisme sejati. Begitu pula tokoh Ayah,

semangatnya yang berkobar untuk mengangkat derajat Bangsa dari penjajahan

Belanda, yaitu dari keluarga yang sederhana sebagai pekerja Tambang, dapat

dicontoh. Semangat itu ditularkan kepada anaknya agar mereka menyadari

perjuangannya untuk menyebarkan semangat kemajuan itu banyak kendala yang

dihadapi. Agar mereka pun ikut mewarnai bangsa yang sejahtera dengan semangat

pengabdian yang tulus tanpa pamrih.

Selain dua tokoh tadi, yang tidak kalah menarik adalah tokoh Adriana.

Adriana, yang merupakan orang Eropa dari hubungan manusia tentu berbeda

karakter akan tetapi sikap yang ditunjukkannya dapat menjadi orang yang toleran,

santun, berbudi luhur, bersahaja, dan penuh pengabdian yang patut dicontoh. Ikal

yang dipandang hampir berhasil memenuhi cita-citanya, yaitu membentuk

menjadi pemain Sepak bola yang hebat. Ia pun berjiwa sejati seperti ayahnya.

Dengan membaca novel ini, siswa diharapkan dapat meneladani tokoh-tokoh

tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Selain contoh

tokoh-tokoh yang dapat diteladani.

Novel ini banyak menampilkan nilai-nilai karakter yang sangat bermanfaat

(33)

157

para tokohnya dan melalui ungkapan atau bahasa para tokohnya yang

mengandung ajaran moral yang tinggi. Apabila hal tersebut dilaksanakan dalam

kehidupan, tentulah siswa akan menjadi anak yang santun, tahu tata krama, tahu

membalas budi, mempunyai tengang rasa terhadap orang lain, dan lain-lain seperti

yang termuat pada hasil penelitian. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat

memilih dan memilah, mana yang baik, mana yang buruk, mana yang patut ditiru,

mana yang tidak patut ditiru, mana yang harus diambil, dan mana yang harus

dibuang? Apabila hal tersebut dapat dilaksanakan oleh siswa, sastra sesuatu yang

bersifat dulce et utile, indah dan bermanfaat memang benar.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, penulis memberikan saran

sebagai berikut;

1. Kepada para siswa yang membaca dan pembaca novel Sebelas Patrioti yang

lain, hendaknya dapat mengambil nilai-nilai positif dan dapat menghindari

nilai-nilai negatif baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam cerita.

Melalui pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai karakter yang

terkandung dalam novel, ajaran tentang kebaikan tersebut dapat diambil

sebagai contoh dan sebagai cermin bagi kehidupan kita.

2. Kepada anak muda, karakter tokoh Ikal hendaknya dijadikan bahan

perenungan dalam menjalani kehidupan. Tokoh tersebut memiliki karakter

yang baik. Ikal contoh figur seorang anak yang hebat, pandai menentukan

cita-citanya, setia, terpelajar, berjiwa pratiotisme. Ayah yang berhasil

(34)

158

berpikir maju, bersemangat, pantang menyerah, sangat memperhatikan nasib

rakyat. Oleh karena itu, kedua tokoh ini patut ditiru oleh kaum laki-laki.

3. Kepada peneliti lain yang meneliti novel ini, hendaknya dapat mengambil

cakupan permasalahan yang lebih luas lagi, agar kajian penelitian dapat lebih

mendalam dan berarti, khususnya dalam dunia pendidikan.

4. Kepada guru Bahasa Indonesia, novel Sebelas Patriot merupakan novel yang

baik untuk dijadikan bahan pengajaran Bahasa Indonesia karena kedua novel

(35)

159

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi dan Salimi. 2008. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Ambarita, Biner. 2013. Menajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Aminuddin, 2002. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Azis, Abdul. 2009. Kajian Struktur, Nilai Moral, Citraan, dan Semiotik Cerita Pendek Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan Republika dalam Kaitannya sebagai Materi Ajar dan Hasil Pembelajaran Sastra di SMA.Tesis. Bandung: UPI.

Dharyono, A.P. 2012. Perangkat Pembelajaran. Malang: Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra, Epistemologi, Model, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: CAPS

Faddlillah dan Lilif. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Hirata, Andrea. 2013. Sebelas Patriot. Yogyakarta: Bentang Pustaka

Imron, Ali. 2009. Stilistika: Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Surakarta: Cakra Books Solo

Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Kuswantoro, Agung. 2015. Pendidikan Karakter Melalui Public Speaking. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kosasih. E. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: YRAMA WIDYA

(36)

160

. 2013. Character Matters. Jakarta: Bumi Aksara.

Mihardja, Ratih. 2012: Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Laskar Aksara,

Mulyati. 2013. “Kajian Struktural (Segi Objektif) Novel Robohnya Surau Kami Karya A.A. Navis”. Artikel

Muyana, Rohmat. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta

Muzakir, Kohar. 2014. Struktur Dan Nilai Karakter Dalam Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak Sebagai Bahan Pembelajaran Apresiasi Puisi Di Smp. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: UPI

Moleong, Lexy J. 2000 . Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Nugraha, Fajar. 2014. Kajian nilai pendidikan dalam novelisasi Film sang pencerah serta pemanfaatannya sebagai pemodelan teks pada pembelajaran bahasa indonesia berdasarkan kurikulum 2013. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: UPI.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurjannah, Nanik. 2014. Kajian Nilai-nilai Sosiologis Novel 5 Menara Karya A. Fuadi dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: UPI

Pradotokusumo, Partini Sardjono 2005, Pengkajian Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenamedia Group

Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sanjaya, Wina. 2014. Penelitian Pendidikan, Jenis, Metode dan Prosedur. Kencana Prenamedia Group

Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda

(37)

161

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukandar, Ricky. 2014. Kajian sosiologi dan nilai karakter dalam novel mengenai korupsi serta pemanfaatannya sebagai bahan ajar di SMA. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: UPI.

Sumardjo, Jakob. 2002. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia

Supwakhyan, Yayan. 2012. Kajian Struktur dan Nilai-nilai Karakter dalam Cerita Rakyat di Daerah Sumedang sebagai Bahan Ajar Apresiasi Sastra.Tesis. Bandung: UPI

Susilawati, Suryanti, Dhanu Koesbyanto. 2010. Urgensi Pendidikan Moral Suatu

Upaya Membangun Komitmen Diri. Yogyakarta: Surya Perkasa.

Suyadi. 2013. Strategi Pemebelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suyitno. 2014, Kajian Novel dalam Spektroskop Feminisme dan Nilai Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sembiring, Masta Marselina. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Cerita Pendek Bermuatan Kearifan Lokal Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tanah Pinem. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Unimed.

Semi, Atar. 2008. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa

Teeuw, A. 2003. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya

Waluyo, Herman. J. 2002. Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: Univesitas Sebelas Maret.

Wilyati, Liza Septa. 2014. Kajian Struktur dan Nilai Budaya Dalam Legenda Orang Kayo Hitam di Jambi dan Pemanfaatannya Sebagai Alternatif Bahan Ajar Kajian Prosa Fiksi di FKIP Universitas Jambi. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: UPI

Yaumi, M. 2014. Pendidikan Karakter; Landasan Pilar dan Implementasi. Jakarta: Kencana.

Gambar

Tabel  1 Pedoman Analisis Struktur Novel Sebelas Patriot…….

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan uji kulit tuberkulin ialah dapat digunakan sebagai alat bantu diagnosis tuberkulosis yang mudah dan murah serta sebagai alat epidemiologis tuberkulosis.

4.3 Studi Aliran Daya pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terinterkoneksi dengan Distributed Generation ...52. 4.4 Rangkuman Hasil

Saccharomyces cereviceae terlebih dahulu dalam pembuatan bioetanol dari fermentasi glukosa hasil hidrolisis tepung biji nangka. 2) Bagaimana pengaruh konsentrasi ragi dan

- Form AK 18 -FC KHS -FC KTM 3 Mahasiswa melengkapi lampiran form AK 18 5 menit - Form AK 18 -FC KHS -FC KTM -persetujuan Ortu 4 Mahasiswa meminta persetujuan Kajur/ Kaprodi 5

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP PEMANFAATAN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM..

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa secara umum hipotesis yang dilakukan peneliti diterima dan menunjukkan terdapat hubungan

Subjek pertama adalah remaja wanita berusia 20 tahun, tinggal di komplek perumahan Ciputat, dengan frekuensi clubbing tiga kali dalam satu minggu. Subjek kedua adalah remaja

Sanggahan disampaikan kepada Pokja-2 Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Aplikasi SPSE pada Website LPSE Kabupaten Jombang. 269.659.000,00