KAJIAN STRUK
TUR NOVEL “SEBELAS PATRIOT” DAN
NILAI KARAKTER SERTA RELEVANSINYA TERHADAP
BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Megister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Bahasa & Sastra Indonesia
Oleh
SASTRA PRIADI
NIM 8146191022
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ABSTRAK
Sastra Priadi. NIM 8146191022. Kajian Struktur Novel Sebelas Patriot dan Nilai Karakter Serta Relevansinnya Terhadap Bahan Ajar Sastra di SMA. Tesis. Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Negeri Medan
Penelitian ini berjudul “Kajian Struktur novel Sebelas Patriot dan Nilai Karakter serta Relevansinya terhadap Bahan Ajar di SMA”. Masalah-masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1) Apakah struktur intrinsik novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata memiliki relevansi terhadap bahan ajar sastra di SMA?; 2) Apakah nilai karakter yang terkandung dalam novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata memiliki relevansinya terhadap bahan ajar sastra di SMA?; 3) Bagaimanakah relevansinya struktur instrinsik novel Sebelas Patriot dan nilai karakter terhadap bahan ajar sastra di SMA?
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis isi (content analysis). Data penelitian ini diperoleh melalui studi dokumentasi atau kajian kepustakaan (library research) dengan mendeskripsikan kajian sastra yang didasarkan pada struktur teks karya sastra, dan nilai karakter tokoh. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata ditetapkan sebagai sumber datanya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata dibangun oleh dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik yang membangun novel Sebelas Patriot adalah tema, alur, latar, penokohan dan perwatakan, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat. Semua unsur tersebut merupakan satu kesatuan utuh. Nilai karakter yang terungkap yaitu nilai religius, jujur, kerja keras, peduli sosial, dan cinta tanah air. Peneliti menemukan bagian novel yang dapat direlevansikan dengan bahan ajar sastra dan merancangnya dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran setelah dilakukan analisis data dari novel yang mengandung nilai karakter yang dapat dihargai dan diinternalisasi siswa, sehingga dapat menumbuhkan jati diri yang utuh dan berintegritas. Dengan demikian novel Sebelas Patriot dapat direlevansikan dengan bahan pembelajaran sastra pada siswa SMA.
ABSTRACT
Sastra Priadi. Reg. Num. 8146191022. The Study of Novel Structure Sebelas Patriot and the Value Characters and their Relevance to Literature Teaching Materials in Senior High School. Tesis. Postgraduate Program of Language Education and Indonesian Literature. State University of Medan.
The title of this research The Study of Novel Structure Sebelas Patriot and the Value Characters and their Relevance to Literature Teaching Materials in Senior High School” the problems in this research is defined as followed. 1) do the Novel Strukture in Sebelas Patriot by Andrea Hirata have relevance to literature teaching material in Senior High School?; 2) Do the value character that contained in Sebelas Patriot Novel by Andrea Hirata have relevance to literature teaching materials in Senior High School?; 3) How are the relevances of structure novel in Sebelas Patriot and their characters to literature teaching materials in Senior High School?.
This study uses qualitative descriptive by approaching the content analysis. The research data was obtained through a documentation study or library research with describing literature study based on the structure of literary texts, and the value of the character. As for the source of the data in this study is novel Sebelas Patriot by Andrea Hirata set as the data source. The study concluded that the novel Sebelas Patriot by Andrea Hirata made up of two elements, namely the intrinsic element and extrinsic elements. Intrinsic elements that build novel Sebelas Patriot is the theme, plot, setting, characterization, style, point of view, and mandate. All these elements constitute a unified whole. Values characters revealed that religious values, honest, hard work, social care, and love of the homeland. Researchers found the novel to relevanced with literature and teaching materials designed it in the form of lesson plan after analyzing data from a novel that contains the character values that can be appreciated and internalized so that students can foster the dignity and integrity intact. Thus the novel Sebelas Patriot can be relevanced with literature learning materials at Senior High School.
KATA PENGANTAR
Rasa syukur penulis ucapkan atas rahmat dan karuniaNya, Tuhan Yang
Maha Kuasa telah memberikan suatu anugerah yang dilimpahkan kepada
hamba-hambaNya, sehingga sampai saat ini penulis masih dapat menjalankan aktivitas
dengan baik.
Pada penelitian ini penulis meneliti Kajian Struktur Novel Sebelas Patriot
dan Nilai Karakter Serta Relevansinya Terhadap Bahan Ajar Sastra Di SMA
sebagai objek kajian penelitian. Dengan meneliti masalah tersebut mungkin
penulis bisa lebih banyak mendapatkan pembelajaran yang sangat bermanfaat,
sehingga penulis mendapat tambahan pengetahuan. Semoga hasil penelitian ini
dapat berguna bagi penulis dan pembaca. Sebagai ulasan dan pengkajian ilmu
pengetahuan yang lebih luas.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang
telah memberikan banyak pengetahuan kepada penulis. Dengan demikian peneliti
lebih terpacu lagi untuk menggali ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis sepantasnya menyampaikan ucapan terima kasih yang
setulus-tulusnya dan rasa hormat kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Sebagai Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. Sebagai Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
I, dan Sekretaris Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan
Bapak Dr. Abdurahman Adisyahputra, M.Hum. Atas kesempatan yang telah
diberikan kepada penulis untuk mengikuti studi Program Megister (S2) di
Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum. Sebagai pembimbing II, yang telah banyak
meluangkan waktu di sela-sela kesibukan tugas sehari-hari dengan memberikan
pemikiran sangat berguna kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
5. Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M.Pd., Dr. M. Oky Fardian Gafari, M.Hum., dan
Dr. Syahnan Daulay, M.Pd. Sebagai nara sumber yang telah tulus dan sabar
memberikan mamsukan kepada penulis hingga akhirnya proposal tesis ini
dapat diselesaikan.
6. Seluruh Dosen Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Negeri Medan yang telah mendedikasikan ilmu serta
wawasan pengetahuan yang penulis dapatkan selama perkuliahan.
7. Para Staf Administrasi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
yang sangat banyak membantu penulis.
8. Kedua orang tua penulis yang sangat mulia, yang sangat bersusah payah
membesarkan, mendidik dan menyekolahkan dengan penuh kasih sayang dan
kesabaran yang tiada hentinya.
9. Istri tercinta Liza Akmalia, S.Pd. Yang senantiasa memberikan semangat,
mengiringi langkah penulis dengan do’a restu, serta cinta kasih yang tiada
batas sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di Universitas Negeri
10. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan pada Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia yang sama-sama manjalani perkuliahan dan
berbagi suka duka, canda serta pengalaman saat kuliah.
Penulis menyadari tidak akan pernah dapat membalas semua kebaikan
yang telah penulis dapatkan, mudah-mudahan segala bantuan, perhatian dan
dorongan tersebut mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Akhir kata
penulis berharap kiranya proposal ini dapat bermanfaat bagi semua yang
membacanya. Terima Kasih.
Medan, Oktober 2016 Penulis,
DAFTAR ISI
2.1.3.2 Pengertian Karakter ... 42
2.1.3.3 Pengertian Nilai Karakter ... 44
2.1.3.5 Tujuan Nilai Karakter ... 49
2.1.3.6 Sumber Nilai-Nilai Karakter ... 51
2.1.4 Bahan Ajar... 53
2.1.4.1 Pengertian Bahan Ajar ... 53
2.1.4.2 Pengertian Bahan Ajar Sastra... 54
2.1.4.3 Tujuan Bahan Ajar Sastra ... 54
2.1.4.4 Klasifikasi Bahan Ajar Sastra ... 55
2.1.4.3 Fungsi Bahan Ajar Sastra ... 56
2.2 Penelitian Relevan ... 59
2.3 Kerangka Konseptual ... 60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 63
3.2 Teknik Pengumpulan Data... 64
3.3 Instrumen Pengumpulan Data ... 65
3.4 Langkah-Langkah Penelitian ... 68
3.5 Data dan Sumber Data ... 70
4.1.1 Struktur Intrinsik Novel Sebelas Patriot ... 74
4.1.2 Nilai Karakter dalam Novel Sebelas Patriot ... 115
4.3 Pembahasan………... 122
4.3.1 Relevansi Struktur Intrinsik Novel Sebelas Patriot….. 122
4.3.2 Relevansi Nilai Karakter Novel Sebelas Patriot……... 129
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 151
5.2 Implikasi ... 155
5.3 Saran ... 157
DAFTAR PUSTAKA ... 168
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 161
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pedoman Analisis Struktur Novel Sebelas Patriot……. 65
Tabel 2 Pedoman Analisis Nilai Karakter .……….. 67
Tabel 3 Hasil Kajian Struktur Novel Sebelas Patriot ……..…. 74
Tabel 5 Hasil Kajian Nilai Karakter Novel Sebelas
Patriot………... 122 Tabel 6 Kajian Nilai yang Terkandung Dalam Novel Sebelas
i
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Sinopsis Novel Sebelas Patriot ………. 161
Lampiran 2 Foto dan Biografi Pengarang …….……… 164
Lampiran 3 Kulit Sampul Novel Sebelas Patriot…..………. 166
Lampiran 4 Hasil Kajian Novel Sebelas Patriot………... 167
Lampiran 5 RPP ……….... 177
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing
memiliki keunikan sendiri-sendiri, demikian pula dibidang sastra, Indonesia
sangat kaya dengan karya sastra yang berbentuk fiksi. Salah satu karya satra fiksi
adalah berbentuk novel. Novel merupakan karya yang kaya akan makna yang
tersirat dan banyak mempunyai kandungan nilai di dalamnya, sehingga novel
banyak digemari oleh masyarakat sebagai bacaan dan kajian untuk menganalisis
sisi kehidupan dunia pengarang.
Novel merupakan bentuk sastra yang sudah lama berkembang di
Indonesia. Perkembangan novel di Indonesia ditandai dengan semakin banyaknya
jenis novel yang ada. Keragaman tersebut terlihat dari munculnya berbagai jenis
novel. Banyak novel yang memaparkan nilai-nilai agama, nilai sosial, nilai moral,
dan nilai pendidikan. Selain itu, keragaman novel tersebut juga disebabkan atau
dipengaruhi oleh adanya kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan yang
dimiliki pengarangnya. Setiap pengarang memiliki karakter. Karakter itulah yang
dapat menentukan warna novel yang ditulisnya. akan tetapi masih banyak juga
siswa masih juga kurang meminati novel.
Novel sering kali mengungkap persoalan atau masalah budaya, masalah
sosial, masalah moral, masalah pendidikan, masalah politik, masalah karakter
2
pula dikatakan bahwa novel sebagai potret daerah, potret masyarakat, dan
potret problematika kehidupan di dalam masyarakat.
Novel dapat menggambarkan sesuatu yang berharga, bermutu,
menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Seperti contoh novel “Sebelas
Patriot” yang mampu menggambarkan karakter kehidupan masyarakatnya.
Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dalam berinteraksi dipandu oleh
nilai-nilai dan dibatasi oleh norma-norma dalam kehidupan sosial. Nilai sebagai
sesuatu yang berguna dan baik yang dicita-citakan dan dianggap penting oleh
masyarakat.
Pembangunan karakter dan jati diri bangsa merupakan cita-cita lahur yang
harus diwujudkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang terarah dan
berkelanjutan. Penanaman nilai-nilai karakter, akhlak, moral dan budi pekerti
seperti tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional harus menjadi pinjakan utama dalam
mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi sistem pendidikan nasional.
Disaat ini banyak sudah terlihat fenomana-fenomena yang menyimpang
dari ajaran moral. Seperti korupsi, penipuan, perkelahian dan bahkan yang lebih
sadisnya lagi melakukan perampokan disertai dengan pembunuhan. Akibatnya,
tatakrama, etika, dan kreativitas anak bangsa menjadi fenomena yang perlu
mendapat perhatian serius dalam menata pendidikan di masa yang akan datang.
3
menghasilkan peserta didik yang memiliki kepribadian unggul, berakhlak mulia,
dan menjunjung tinggi nilai-nilai keindonesiaan yang menyeluruh.
Nilai-nilai karakter dalam tulisan ini dipahami sebagai usaha sadar untuk
mengintegrasikan dalam mata pelajaran untuk mengembangkan karakter, moral,
etika, atau akhlak peserta didik melalui penerapan aktivitas pembelajaran. Nilai
karakter yang dimaksud seperti religius, jujur, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, bersahabat, kerja keras, dan berempati. Nilai-nilai ini jika diintegrasikan ke
dalam pembelajaran, maka sebenarnya itulah yang disebut dengan pendidikan
berkarakter. Artinya, nilai-nilai karakter dan budaya bangsa dikembangkan dan
diintegrasikan pada aktivitas pembelajaran tanpa harus membahas satu demi satu
nilai-nilai yang dimaksud secara terpisah.
Terbatasnya nilai-nilai karakter yang terintegrasi dalam pelaksanaan
pembelajaran dan kegiatan esktrakurikuler paling tidak disebabkan oleh dua faktor
utama. Pertama, ketiadaan mata pelajaran pendidikan karakter secara tersendiri.
Hal ini telah menyebabkan materi (bahan) ajar yang tersedia tidak dapat
seluruhnya dikembangkan dalam mata pelajaran tertentu, sehingga pengetahuan
tentang pendidikan karakter tidak dicerna secara koprehensif oleh peserta didik.
Begitu juga sikap dan perilaku peserta didik belum bisa mencerminkan nilai-nilai
karakter yang diharapkan. Kedua, kesulitan guru dalam memahami strategi
pengembangan bahan ajar yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam
setiap aktivitas pembelajaran. Kesulitan ini berimbas pada pemaksaan untuk
mancantolkan nilai-nilai karakter tertentu pada suatu RPP, padahal tidak ditunjang
4
karakter tersebut. Peserta didik hanya diceramahi dan dijelaskan tanpa melibatkan
mereka untuk mengalami secara langsung nilai-nilai karakter malalui aktivitas
pembelajaran.
Terkait peran sastra dalam pembelajaran bagi peserta didik, diungkapkan
oleh Teeuw (1995: 10) bahwa sastra sangat berperan dalam pendidikan anak,
yaitu dalam (1) perkembangan bahasa, (2) perkembangan kognitif, (3)
perkembangan kepribadian, dan (4) perkembangan sosial. Dalam perkembangan
bahasa, anak-anak secara langsung maupun tidak langsung setelah membaca atau
menyimak karya sastra, kosakata mereka bertambah. Hal ini dapat meningkatkan
keterampilan berbahasa anak.
Pengalaman-pengalaman yang diperoleh melalui membaca karya sastra
dapatmemotivasi serta menunjang perkembangan kognitif atau penalaran peserta
didik (anak). Dengan begitu kepribadian anak akan jelas pada saat mereka
mencoba mempereoleh kemmampuan untuk mengekspresikan emosi, empatinya
terhadap orang lain, dan menegembangkan perasaannya mengenai harga diri dan
jati dirinya. Dengan demikian anak dapat hidup bermasyarakat dengan baik dan
memiliki budi pekerti yang baik pula.
Sebagian besar orang Indonesia belum sampai pada tahap menjadikan
kegiatan membaca sebagai kebutuhan yang mendasar. Padahal membaca sangat
perlu. Dengan membaca seseorang dapat memperluas wawasan dan
pandangannya, dapat menambah dan membentuk sikap hidup yang baik, sebagai
hiburan serta menambah ilmu pengetahuan, dengan membaca ibarat dapat
5
fanatisme yang negatif. Dengan demikian kualitas pendidikan di Indonesia masih
menghadapi masalah dan bahkan ada indikasi keburaman.
Keburaman yang dimaksud dapat dilihat dari hasil survei Word
Competitiveness Year Book. Dari 55 negara yang disurvei kualitas pendidikan
Indonesia berada pada urutan ke- 53. Dampak dari kualitas pendidikan yang
rendah ini memengaruhi Human Development Index (HDI), dari 177 negara HDI
Indonesia berada pada urutan ke-107. Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah
ternyata dipengaruhi oleh minat baca siswa yang rendah. Menurut International
Association for Evaluation of Educational Achievement (IAEEA), minat baca
anak-anak Indonesia selevel dengan Selandia Baru dan Afrika Selatan.
Hal ini terlihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS)
pada tahun 2006, Salah satu faktor yang memengaruhi rendahnya minat baca ini
adalah terbatasnya jumlah perpustakaan sekolah. Dari 200 ribu sekolah dasar di
Indonesia hanya 20 ribu yang memiliki perpustakaan standar, sebanyak 70 ribu
SLTP hanya 36 persen yang memenuhi standar, untuk SMU, hanya 54 persen
yang memiliki perpustakaan standar. Dapat disimpulkan bahwa perpustakaan
sekolah selama ini belum dijadikan sebagai salah satu hal yang penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia salah satunya dipengaruhi
oleh minimnya fasilitas pendukung, seperti jumlah perpustakaan yang tidak sesuai
dengan rasio jumlah penduduk. Sementara kehadiran televisi dan audiovisual
lainnya begitu cepat dan inovatif, sehingga keadaan ini semakin meminggirkan
6
dalam masyarakat Indonesia sedang terjadi lompatan budaya dari praliterer ke
masa pascaliterer tanpa melalui literer, artinya melompat menjadi masyarakat
yang senang menonton televisi tanpa melalui budaya gemar membaca, lompatan
ini di kalangan anak didik Indonesia.
Oleh karena itu, fungsi perpustakaan perlu dioptimalkan sehingga minat
baca dapat ditumbuh kembangkan. Koleksi buku tidak hanya menyangkut
buku-buku teks semata, melainkan juga harus diisi dengan koleksi buku-buku-buku-buku lain yang
dapat membangkitkan minat baca siswa, seperti karangan sastra baik itu puisi,
cerpen ataupun novel. Sehingga pendidik dapat mengajak siswa mengenalkan
sebuah buku atau bacaan kepada siswa sehingga siswa lebih temotivasi untuk
menumbuhkembangkan minat bacanya, dan menjadi siswa yang berkarakter
mandiri dan berprestasi. Dengan adanya perpustakaan yang memenuhi standar
pendidik akan terbantu dalam mengajarkan materi pelajarannya, karena siswa
dapat diperkenalkan langsung dengan buku-buku yang tersedia diperpustakaan.
Dan guru tidak hanya sekedar mengajarkan teori-teori saja kepada siswa, akan
tetapi siswa dapat bekerja keras dan bersemangat untuk menempuh kegiatan
pembelajaran.
Pembangunan karakter bangsa memang bukanlah tanggung jawab
persekolahan saja tetapi juga masyarakat dan keluarga. Salah satunya adalah
nilai-nilai karakter dalam Novel “Sebelas Patriot.” Nilai-nilai karakter yang ada pada
Novel “Sebelas Patriot” ini dapat dijadikan pegangan hidup pada masa sekarang
ini melalui pemaknaan nilai-nilai dan dapat digunakan sebagai sumber untuk
7
Seiring perkembangan zaman, eksistensi budaya dan nilai-nilai karakter
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sampai saat ini belum optimal dalam upaya
membangun karakter warga negara, bahkan setiap saat kita saksikan berbagai
macam tindakan masyarakat yang berakibat pada kehancuran suatu bangsa yakni
menurunnya perilaku sopan santun, menurunnya perilaku kejujuran, menurunnya
rasa kebersamaan, dan menurunnya rasa gotong royong diantara anggota
masyarakat.
Fenomena di atas adalah hal yang sudah biasa dikalangan masyarakat kita.
Kekerasan yang ditunjukan bukan saja kekerasan di kalangan remaja namun
terjadi pula di kalangan anak-anak didik, yakni mereka-mereka yang duduk di
bangku SMP dan SMA bahkan Perguruan Tinggi. Dan peristiwa ini seakan
menjadi sasaran empuk media untuk memberitakan dan menayangkan perilaku
yang memalukan tersebut. Kemudian ketidak jujuran yang mewabah republik ini
merupakan hal yang sudah biasa.
Nilai karakter dalam sebuah novel menarik untuk dikaji dalam penelitian
sastra. Nilai karakter tersebut merupakan amanat pengarang kepada pembaca.
Nilai karakter yang ada di dalam novel, ada yang memiliki hubungan dengan nilai
pendidikan yang disampaikan pengarang sebelumnya. Oleh karena itu, hubungan
nilai karakter dalam karya sastra merupakan bagian dari fenomena yang menarik
untuk dikaji dalam penelitian sastra. Jadi, hal ini menunjukkan bahwa pengarang
dalam menciptakan karyanya mempertimbangkan nilai karakter karya
8
Berdasarkan hasil penelitian baik melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi bahwa hasil pembelajaran nilai-nilai karakter sebagai penguat
karakter bangsa melalui pendidikan informal sudah dapat terealisasi karena hasil
yang didapat sama seperti apa yang menjadi tujuan pembelajarannya dan karakter
manusia ternyata juga dapat berubah karena pengaruh dari mendengarkan cerita
fiksi. Sejalan dengan itu, bahwa hasil pembelajaran yang baik adalah ketika apa
yang menjadi tujuan pembelajaran tercapai. Tujuan pembelajaran kajian struktur
novel “sebelas Patriot” yang menyangkut nilai-nilai, 1) Ketuhanan; 2)
Kemanusiaan; dan 3) Kebangsaan.”
Hasil dari pembelajaran mengenai nilai-nilai karakter dalam novel sebelas
patriot, penelitian ini tidak hanya ditujukan pada kemampuan kognitif tetapi lebih
pada afektif dan psikomotornya. Kognitifnya mereka tahu nilai yang terkandung
dalam novel sebelas patriot tersebut dan dapat mengkaji struktur yang terdapat
dalam novel. Dalam Afektifnya mereka mampu membedakan dan memilih mana
yang baik dan yang tidak baik. Terakhir dalam psikomotornya mereka mampu
berbuat dan melakukan kebaikan contohnya melakukan salat lima waktu.
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah khususnya pada materi
pembelajaran kesusastraan, guru tidak langsung melibatkan hasil karya sastra
kepada siswa. Guru hanya sekedar memberi tahu atau hanya menceritakan karya
sastra, itupun hanya sebagian saja, guru tidak secara langsung menunjukkan karya
sastranya. Misalnya mengkaji stuktur novel, maka guru harus menunjukkan
sebuah novel kepada siswa supaya lebih dekat dengan dunia membaca dan
9
Hal inilah peneliti sangat tertarik untuk meneliti kajian struktur novel yang
akan dikembangkan sebagai bahan pembelajaran siswa di SMA. Karena peneliti
melihat siswa-siswa di SMA masih kurang memahami kajian struktur novel,
disebabkan guru hanya mengenalkan teorinya saja kepada siswa tidak
mengaitkannya kepada sebuah novel. Jika guru mengenalkan novelnya kepada
siswa untuk mengkaji struktur novelnya tentu siswa lebih didekatkan dengan
kegiatan membaca dan mengenal karya sastra atau bisa menampilkan cerita
novelnya dalam sebuah video, sehingga siswa lebih bersemangat mengikuti
kegiatan belajar di sekolah.
Beberapa penelitian, ditemukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia telah
menyimpang jauh dari misi sebenarnya. Guru lebih banyak berbicara tentang
bahasa (talk about the language) dari pada melatih menggunakan bahasa (using
language). Guru bahasa Indonesia lebih banyak berkutat dengan pengajaran tata
bahasa, dibandingkan mengajarkan kemampuan berbahasa nyata. selanjutnya,
perlu diingat bahwa pengajaran bahasa Indonesia diarahkan sebagai sarana
pengembangan berbahasa yang menjadikan siswa mandiri sepanjang hayat,
kreatif, dan mampu memecahkan masalah dengan cara menggunakan kemampuan
berbahasa Indonesia.
Kemudian, materi keterampilan berbahasa dan pengalaman bersastra
masih berorientasi pada pengetahuan bahasa, bukan pada proses pembelajaran.
Pembelajaran bahasa Indonesia masih sering diberikan secara teoritis yang
10
kesastraan lebih banyak diceramahkan guru di depan kelas. Hal itu disebabkan
oleh model evaluasi yang juga bersifat teoritis.
Berkaitan dengan hal ini, maka penulis mengambil sebuah novel dari
karangan Andrea Hirata yang dapat dijadikan sebagai relevansi untuk bahan ajar
sastra pada siswa SMA, dengan tidak terlepas dari nilai karakter yang terdapat
dalam novel tersebut, kemudian relevansinya sebagai bahan ajar sastra. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Struktur Novel
dan Nilai Karakter Serta Relevansinya Terhadap Bahan Ajar Sastra. Untuk
mencapai tujuan tersebut peneliti tetap melihat pada kurikulum dan kondisi siswa
dalam memahami novel, dengan tidak terlepas dari struktur intrinsik. Dalam hal
ini peneliti mencoba melihat nilai karakter yang terdapat dalam novel tersebut,
dengan harapan dapat memberikan bekal dan motivasi bagi siswa dalam
mengapresiasi Novel.
1.2 Fokus Penelitian
Adapun masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah pada
struktur intrinsik novel analisis terhadap;
1. Tema, alur, latar, penokohan, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat,
yang terdapat di dalam novel Sebelas Patriot. Kemudian masing-masing
unsur tersebut dicari analisis kajian strukturnya, dan
2. Menentukan nilai-nilai karakter yang terkandung dalam novel tersebut.
3. Menentukan kerelevansian struktur dan nilai karakter terhadap bahan ajar
11
1.3 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan menjadi bahan kajian dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut;
1. Apakah struktur intrinsik novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata
memiliki relevansi terhadap bahan ajar sastra di SMA?
2. Apakah nilai karakter yang terkandung dalam novel Sebelas Patriot karya
Andrea Hirata memiliki relevansinya terhadap bahan ajar sastra di SMA?
3. Bagaimanakah relevansinya struktur instrinsik novel Sebelas Patriot dan
nilai karakter terhadap bahan ajar sastra di SMA?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan ilustrasi di atas, secara operasional penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui struktur intrinsik yang terdapat dalam novel Sebelas
Patriot karya Andrea Hirata.
2. Untuk mengetahui nilai karakter yang terkandung dalam novel Sebelas
Patriot karya Andrea Hirata.
3. Untuk mengetahui relevansi novel sebelas patriot dan nilai karakter
terhadap bahan ajar sastra di SMA.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis
12
1. Sebagai masukan untuk menambah wawasan dalam pembelajaran sastra
khususnya dalam kajian struktur dan nilai karakter yang terdapat dalam
novel.
2. Memberikan wawasan tentang nilai karakter kepada siswa dalam
pembelajaran sastra khususnya dalam kajian struktur dan nilai karakter
yang terdapat dalam novel.
3. Sebagai masukan pemikiran dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan
dalam pembelajaran sastra dan pentingnya penanaman nilai karakter pada
siswa.
Di samping manfaat teoritis, terdapat pula manfaat secara praktis. Adapun
manfaat praktisnya adalah sebagai berikut;
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar
pembelajaran apresiasi sastra khususnya dalam kajian struktur dan
nilai-nilai karakter yang terdapat dalam novel.
2. Hasil penelitian ini sebagai masukan pemikiran dalam upaya
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran apresiasi sastra khususnya
dalam kajian struktur dan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam novel.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi para
pendidik supaya lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan bahan ajar
khususnya pembelajaran sastra di SMA yang berhubungan dengan kajian
151 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis data pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa novel
Sebelas Patriot merupakan novel yang berlatar belakang kecintaan terhadap tanah
air, dengan struktur, nilai karakter serta relevansinya terhadap bahan pembelajaran
yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.
5.1.1 Struktur Novel Sebelas Patriot
Struktur novel Sebelas Patriot, meliputi:
a. Tema, yaitu kehidupan keluarga Ayah dan anak yang sama-sama mencintai
tanah air dengan persoalan-persoalan keluarga yang begitu kompleks.
b. Alur, berdasarkan urutan waktu, novel ini beralur campuran, sedangkan
berdasarkan kepadatan cerita, novel ini beralur longgar.
c. Penokohan dan perwatakan, digambarkan melalui tiga dimensi, yaitu
fisiologis, psikologis, dan sosiologis.
1) Ikal, berdasarkan peranan dan fungsinya dalam cerita merupakan tokoh
sentral, sedangkan berdasarkan cara menampilkan tokoh dalam cerita
merupakan tokoh bulat.
2) Ayah, berdasarkan peranan dan fungsinya dalam cerita merupakan tokoh
sentral, sedangkan berdasarkan cara menampilkan tokoh dalam cerita
152
3) Pelatih Toharun, berdasarkan peranan dan fungsinya dalam cerita
merupakan tokoh pembantu, sedangkan berdasarkan cara menampilkan
tokoh dalam cerita merupakan tokoh pipih atau datar.
4) Adriana, berdasarkan peranan dan fungsinya dalam cerita merupakan
tokoh pembantu, sedangkan berdasarkan cara menampilkan tokoh cerita
merupakan tokoh datar.
d. Latar, meliputi latar tempat, waktu, dan sosial.
1) Latar tempat, meliputi: Belitong, Palembang, dan Spanyol.
2) Latar waktu, yaitu masa penjajahan Belanda, dan sesudah kemerdekaan.
hanya saja dalam novel ini latar waktu tidak diungkap secara intens
karena fokus dalam novel ini adalah masalah keluarga yang saling
mencintai tanah air.
3) Latar sosial, yaitu kehidupan di lingkungan keluarga Ikal, terutama
mengenai masa lalu Ayahnya dan cita-cita Ikal menjadi seorang
patriotisme.
e. Sudut pandang pengarang, pengarang menggunakan sudut pandang orang
pertama (first person narrator).
f. Gaya bahasa, bahasa yang digunakan oleh pengarang mudah dimengerti serta
ada pula memakai ungkapan ataupun kiasan-kiasan.
g. Amanat, yaitu kita harus setia akan tanah air, semangat cinta tanah air bukan
hanya kita harus ikut berjuang melawan penjajah, akan tetapi, mencintai dan
153
mencintai tanah air adalah menanamkan jiwa patriotisme di dalam jiwa, yaitu
dengan melebur diri tanpa harus kehilangan identitas kebudayaan kita.
Struktur novel Sebelas Patriot memiliki kerelevanan terhadap bahan ajar
sastra di SMA, dalam pembelajaran sastra terdapat materi yang berkaitan dengan
struktur novel baik tema, latar, alur, tokoh, dll. Sehingga peneliti menyimpulkan
ada kerelevanan struktur novel dengan bahan ajar sastra di SMA.
5.1.2 Nilai Karakter dalam Novel Sebelas Patriot
Nilai karakter dalam novel Sebelas Patriot disampaikan melalui sikap atau
tindakan para tokohnya. Nilai karakter dalam sikap atau tindakan, yaitu nilai-nilai
yang diperoleh dan dapat dicontoh dari sikap atau tindakan para tokoh dalam
cerita. Selain itu, nilai karakter disampaikan melalui ungkapan atau pepatah dari
para tokohnya yang mengandung ajaran moral yang tinggi. Orang melayu
sangatlah kaya dengan ungkapan-ungkapan yang mengandung nasihat yang
bijaksana. Melalui ungkapan-ungkapan tersebut mereka berusaha menanamkan
sikap dan moral yang baik, budi pekerti, sopan santun, dan tata krama kepada
keturunannya, sanak saudaranya, dan kepada orang lain. Secara implisit, nilai
karakter yang terkandung dalam novel Sebelas Patriot. sebagai berikut.
a. Anak harus dilatih untuk mampu mencari pemecahan masalah yang sedang
dihadapi. Dalam novel ini, Ikal dilatih oleh pak Toharun dalam memecahkan
masalah supaya bisa menjadi seorang yang mampu berjiwa besar dan
mengharumkan nama bangsa.
b. Menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam pemilihan pemain Timnas,
154
c. Kesuksesan itu tidak hanya ditandai dengan gelar juara yang diraih, fisik,
tetapi lebih ditandai oleh sikap atau tindakan dan cara berperilaku untuk
kepentingan masyarakat, seperti tercermin dalam diri Ikal dan Adriana.
d. Untuk mencapai keberhasilan dalam hidup, kita harus rela berkorban atau
mau bekerja keras.
e. Meskipun dari keluarga yang sukses, kalau tidak bekerja keras, belum tentu
berhasil atau sukses.
5.1.3 Relevansi Struktur Novel Sebelas Patriot dan Nilai Karakter terhadap
Bahan Ajar Sastra di SMA
Relevansi antara novel Sebelas Patriot dan nilai karakter terhadap
pembelajaran sastra di SMA adalah hubungan yang sangat sinkron, meskipun
tidak secara keseluruhan. Novel Sebelas Patriot hendak mengajak masyarakat
Indonesia selalu mencitai tanah airnya, tanah tumpah darahnya tentang makna
adanya kesejajaran pembentukan nilai karakter manusia dengan sikap yang
ditonjolkan dalam kehidupan sehari-hari dengan bimbingan serta arahan
pendidiknya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Relevansi bahan pembelajaran apresiasi sastra khususnya novel, maka
sebuah novel dari karangan Andera Hirata yang dianalisis dapat dipertimbangkan
untuk dijadikan pedoman bagi guru untuk mengajarkan apresiasi sastra pada
pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai
berbagai standar kompetensi pembelajaran, maka harus dilaksanakan
langkah-langkah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar novel seperti (1) Mempelajari
155
Memberikan pengantar pengajaran, (4) Menyajikan bahan pengajaran, (5)
Mendiskusikan novel yang telah dibacakan, (6) Memperdalam pengalaman.
5.2 Implikasi
Novel Sebelas Patriot memiliki implikasi dalam dunia pendidikan. Novel
ini dapat memberikan gambaran kepada kita tentang kehidupan yang
sesungguhnya, yang sarat dengan ajaran-ajaran moral yang mendidik. Selain itu,
banyak teladan yang dapat diambil dari kisah novel ini, terutama mengenai
nilai-nilai karakter yang terkandung di dalamnya. Novel Sebelas Patriot perlu untuk
diajarkan di sekolah, paling tidak di SMP dan SMA. Hal ini disebabkan novel ini
dapat menjadi sarana untuk mendidik. Selain sebagai bahan bacaan yang
menghibur, novel ini juga memberikan banyak manfaat. Melalui bacaan seperti ini
siswa diharapkan dapat memetik pelajaran dan mengambil hikmah dari
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam novel untuk pedoman dalam menjalani kehidupan
mereka sehari-hari di lingkungan masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat pengarang menceritakan
secara intens kehidupan zaman dahulu dan sekarang, persoalan-persoalan yang
melingkupi semua manusia, dan penyelesaian masalah-masalah tersebut.
Persoalan yang diangkat oleh masing-masing pengarang dalam novelnya ini
memberikan gambaran kepada kita betapa tidak mudah melawan arus perubahan
zaman dan betapa berat perjuangan untuk meraih harkat dan martabat yang lebih
tinggi. Namun demikian, dengan kegigihan tokoh-tokoh utamanya, mereka dapat
mencapai tujuan atau cita-cita yang diinginkan walaupun tidak sepenuhnya seperti
156
Berdasarkan persoalan-persoalan yang dimunculkan dalam novel tersebut,
dapat diambil beberapa hikmah dan teladan. Misalnya, tokoh Ikal, semangatnya
dalam memperjuangkan nasibnya ketika mau membelikan kaus pemain kesukaan
Ayahnya sangat patut diteladani. Dengan semangatnya itu, ia berhasil mengatasi
masalah dan membanggakan Ayahnya. Ikal, sosok Anak yang mengabdi pada
orang tua. Ia memiliki jiwa patriotisme sejati. Begitu pula tokoh Ayah,
semangatnya yang berkobar untuk mengangkat derajat Bangsa dari penjajahan
Belanda, yaitu dari keluarga yang sederhana sebagai pekerja Tambang, dapat
dicontoh. Semangat itu ditularkan kepada anaknya agar mereka menyadari
perjuangannya untuk menyebarkan semangat kemajuan itu banyak kendala yang
dihadapi. Agar mereka pun ikut mewarnai bangsa yang sejahtera dengan semangat
pengabdian yang tulus tanpa pamrih.
Selain dua tokoh tadi, yang tidak kalah menarik adalah tokoh Adriana.
Adriana, yang merupakan orang Eropa dari hubungan manusia tentu berbeda
karakter akan tetapi sikap yang ditunjukkannya dapat menjadi orang yang toleran,
santun, berbudi luhur, bersahaja, dan penuh pengabdian yang patut dicontoh. Ikal
yang dipandang hampir berhasil memenuhi cita-citanya, yaitu membentuk
menjadi pemain Sepak bola yang hebat. Ia pun berjiwa sejati seperti ayahnya.
Dengan membaca novel ini, siswa diharapkan dapat meneladani tokoh-tokoh
tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Selain contoh
tokoh-tokoh yang dapat diteladani.
Novel ini banyak menampilkan nilai-nilai karakter yang sangat bermanfaat
157
para tokohnya dan melalui ungkapan atau bahasa para tokohnya yang
mengandung ajaran moral yang tinggi. Apabila hal tersebut dilaksanakan dalam
kehidupan, tentulah siswa akan menjadi anak yang santun, tahu tata krama, tahu
membalas budi, mempunyai tengang rasa terhadap orang lain, dan lain-lain seperti
yang termuat pada hasil penelitian. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat
memilih dan memilah, mana yang baik, mana yang buruk, mana yang patut ditiru,
mana yang tidak patut ditiru, mana yang harus diambil, dan mana yang harus
dibuang? Apabila hal tersebut dapat dilaksanakan oleh siswa, sastra sesuatu yang
bersifat dulce et utile, indah dan bermanfaat memang benar.
5.3 Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, penulis memberikan saran
sebagai berikut;
1. Kepada para siswa yang membaca dan pembaca novel Sebelas Patrioti yang
lain, hendaknya dapat mengambil nilai-nilai positif dan dapat menghindari
nilai-nilai negatif baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam cerita.
Melalui pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai karakter yang
terkandung dalam novel, ajaran tentang kebaikan tersebut dapat diambil
sebagai contoh dan sebagai cermin bagi kehidupan kita.
2. Kepada anak muda, karakter tokoh Ikal hendaknya dijadikan bahan
perenungan dalam menjalani kehidupan. Tokoh tersebut memiliki karakter
yang baik. Ikal contoh figur seorang anak yang hebat, pandai menentukan
cita-citanya, setia, terpelajar, berjiwa pratiotisme. Ayah yang berhasil
158
berpikir maju, bersemangat, pantang menyerah, sangat memperhatikan nasib
rakyat. Oleh karena itu, kedua tokoh ini patut ditiru oleh kaum laki-laki.
3. Kepada peneliti lain yang meneliti novel ini, hendaknya dapat mengambil
cakupan permasalahan yang lebih luas lagi, agar kajian penelitian dapat lebih
mendalam dan berarti, khususnya dalam dunia pendidikan.
4. Kepada guru Bahasa Indonesia, novel Sebelas Patriot merupakan novel yang
baik untuk dijadikan bahan pengajaran Bahasa Indonesia karena kedua novel
159
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi dan Salimi. 2008. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Ambarita, Biner. 2013. Menajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Aminuddin, 2002. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Azis, Abdul. 2009. Kajian Struktur, Nilai Moral, Citraan, dan Semiotik Cerita Pendek Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan Republika dalam Kaitannya sebagai Materi Ajar dan Hasil Pembelajaran Sastra di SMA.Tesis. Bandung: UPI.
Dharyono, A.P. 2012. Perangkat Pembelajaran. Malang: Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra, Epistemologi, Model, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: CAPS
Faddlillah dan Lilif. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Hirata, Andrea. 2013. Sebelas Patriot. Yogyakarta: Bentang Pustaka
Imron, Ali. 2009. Stilistika: Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Surakarta: Cakra Books Solo
Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Kuswantoro, Agung. 2015. Pendidikan Karakter Melalui Public Speaking. Yogyakarta: Graha Ilmu
Kosasih. E. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: YRAMA WIDYA
160
. 2013. Character Matters. Jakarta: Bumi Aksara.
Mihardja, Ratih. 2012: Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Laskar Aksara,
Mulyati. 2013. “Kajian Struktural (Segi Objektif) Novel Robohnya Surau Kami Karya A.A. Navis”. Artikel
Muyana, Rohmat. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta
Muzakir, Kohar. 2014. Struktur Dan Nilai Karakter Dalam Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak Sebagai Bahan Pembelajaran Apresiasi Puisi Di Smp. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: UPI
Moleong, Lexy J. 2000 . Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Nugraha, Fajar. 2014. Kajian nilai pendidikan dalam novelisasi Film sang pencerah serta pemanfaatannya sebagai pemodelan teks pada pembelajaran bahasa indonesia berdasarkan kurikulum 2013. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: UPI.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nurjannah, Nanik. 2014. Kajian Nilai-nilai Sosiologis Novel 5 Menara Karya A. Fuadi dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: UPI
Pradotokusumo, Partini Sardjono 2005, Pengkajian Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenamedia Group
Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sanjaya, Wina. 2014. Penelitian Pendidikan, Jenis, Metode dan Prosedur. Kencana Prenamedia Group
Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda
161
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukandar, Ricky. 2014. Kajian sosiologi dan nilai karakter dalam novel mengenai korupsi serta pemanfaatannya sebagai bahan ajar di SMA. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: UPI.
Sumardjo, Jakob. 2002. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia
Supwakhyan, Yayan. 2012. Kajian Struktur dan Nilai-nilai Karakter dalam Cerita Rakyat di Daerah Sumedang sebagai Bahan Ajar Apresiasi Sastra.Tesis. Bandung: UPI
Susilawati, Suryanti, Dhanu Koesbyanto. 2010. Urgensi Pendidikan Moral Suatu
Upaya Membangun Komitmen Diri. Yogyakarta: Surya Perkasa.
Suyadi. 2013. Strategi Pemebelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suyitno. 2014, Kajian Novel dalam Spektroskop Feminisme dan Nilai Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sembiring, Masta Marselina. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Cerita Pendek Bermuatan Kearifan Lokal Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tanah Pinem. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Unimed.
Semi, Atar. 2008. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa
Teeuw, A. 2003. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya
Waluyo, Herman. J. 2002. Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: Univesitas Sebelas Maret.
Wilyati, Liza Septa. 2014. Kajian Struktur dan Nilai Budaya Dalam Legenda Orang Kayo Hitam di Jambi dan Pemanfaatannya Sebagai Alternatif Bahan Ajar Kajian Prosa Fiksi di FKIP Universitas Jambi. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: UPI
Yaumi, M. 2014. Pendidikan Karakter; Landasan Pilar dan Implementasi. Jakarta: Kencana.