OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN METODE
F UZZY GOAL PROGRAMMINGTUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri
Oleh
NANDA SARI DEWI NIM : 110403097
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN METODE
F UZZY GOAL PROGRAMMINGTUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri
Oleh
NANDA SARI DEWI NIM : 110403097
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
(Ir. Ukurta Tarigan, MT) (Khalida Syahputri, ST, MT)
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
ABSTRAK
Kegiatan produksi sering mengalami kendala. Beberapa kendala diantaranya ketersediaan jumlah bahan baku, jumlah tenaga kerja, ketepatan waktu penyelesaian, dan kapasitas produksi. Biaya (cost) yang tinggi dan pemenuhan pesanan yang terhambat adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh proses produksi yang tidak terencana. PT. Garuda Mas Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi sandal dengan merk dagang swallow.
Permasalahan yang timbul selama proses produksi adalah telah terjadi overproduction sebesar 30,13%. Pihak manajemen mengizinkan dilakukannya inventory sebagai stok apabila terjadi lonjakan permintaan, tetapi tidak lebih dari 20%. Kondisi yang terjadi dilapangan berdasarkan hasil perhitungan persentase over production telah melebihi ekspektasi. Perencanaan produksi yang digunakan perusahaan saat ini tidak dilakukan secara keilmuan, hal ini menyebabkan terjadi penyimpangan atau ketidaktepatan hasil perencanaan dengan kondisi perusahaan. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, pada penelitian ini akan dilakukan perencanaan produksi untuk menghitung jumlah produksi optimal dengan model matematis fuzzy goal programming. Dalam metode goal programming dikenal istilah variabel deviasional yaitu penyimpangan/deviasi dari pencapaian fungsi kendala yang tidak diharapkan, penyimpangan ini bisa dalam bentuk penyimpangan positif maupun negatif. Tujuan penelitian ini adalah penyusunan sebuah rencana produksi yang optimal dalam menghasilkan produk dengan melihat ketersediaan kapasitas, material, dan sumber daya yang disediakan perusahaan.
Hasil yang diperoleh dari optimasi perencanaan produksi adalah menurunnya persentase penyimpangan produksi dengan penjualan menjadi 13,70%. Optimasi jumlah produk yang dihasilkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan adalah jumlah produksi tertinggi sebesar 90.607 pasang untuk tipe sandal berwarna dan 81.500 pasang untuk tipe sandal hitam-putih. Analisis sensitivitas untuk parameter waktu penyelesaian produk dan permintaan produk sensitif terhadap solusi optimal tetapi tidak sensitif terhadap fungsi tujuanya yaitu titik optimum.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana ini
dengan baik.
Pembuatan laporan tugas sarjana merupakan langkah awal bagi penulis
dalam mengenal dunia kerja serta mengimplementasikan ilmu yang telah
dipelajari selama perkuliahan. Laporan ini ditujukan untuk memenuhi
syarat-syarat dan ketentuan dalam mengikuti kurikulum Departemen Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Lapoan tugas sarjana ini terdiri dari seluruh rangkaian penelitian di PT.
Garuda Mas Perkasa. Laporan ini memaparkan judul penulis yaitu “Optimasi Perencanaan Produksi dengan Metode F uzzy Goal Programming”
Penulis menyadari bahwa Laporan tugas sarjana ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif dari pembaca demi penyempurnaan Laporan tugas
sarjana ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, terima kasih kepada Allah SWT karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini. Banyak
pihak yang telah membantu, memberi dukungan dan doa kepada penulis selama
penyusunan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Kedua orang tua Penulis Samsir dan Hijrah, serta kedua saudara yaitu Fitri
Indra Yani dan Firti Indra Yana yang telah memberikan dukungan baik secara
moril maupun materil dan doanya selama penulis mengerjakan tugas sarjana
dari awal hingga akhir.
2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Dosen Pembimbing I Tugas
Sarjana, dan dosen wali yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing
penulis dalam penyusunan laporan.
4. Ibu Khalida Syahputri, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II Tugas Sarjana
yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam
penyusunan laporan.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng selaku koordinator bidang
rekayasa sistem manufaktur yang meluangkan waktunya dalam membimbing
6. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Koordinator Tugas Sarjana Departemen
Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
7. Bapak Ir. Mangara Tambunan M. M.Sc, selaku Koordinator Tugas Sarjana
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dan
Dosen Penguji I sidang tugas sarjana.
8. Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng selaku Dosen Penguji II sidang tugas
sarjana.
9. Ibu Merry selaku Accounting PT. Garuda Mas Perkasa dan pembimbing
lapangan yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.
10.Seluruh jajaran staff dan karyawan di lingkungan PT. Garuda Mas Perkasa
yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dan memberikan
banyak informasi di lantai produksi.
11.Bang Mijo, Bang Ridho, Bang Nur, Kak Dina, Kak Ani, Kak Rahma, Kak
Mia, selaku staff jurusan yang membantu selama perkuliahan dan dalam
urusan administrasi dan pencarian literatur selama pengerjaan tugas sarjana.
12.Rekan seperjuangan selama penelitian di PT. Garuda Mas Perkasa Randy dan
Kevin Prayoga yang telah membantu dalam seluruh kelancaran penelitian,
pengumpulan data dan penyusunan laporan.
13. Rekan kerja di Laboratorium Pengukuran dan Statistik kakak dan abang
kesayangan Nurliana A. Sitompul, ST, Lisa Maxel, ST, Yuni Astuti, ST, Tri
Utari, ST, Rois Rowa Sujana, ST, Nadhira I.P. Harahap, ST. Teman-teman
Randy, Wahyu Juliansyah M, Ahmad Shalihin, Dian Indah Permata Sari, M.
Yuli, Mike, Freddy, Gretty, Haura, Jean, Ica dan Sri yang membantu
memberikan dukungan psikologis mulai dari proses judul hingga kesimpulan,
saran dan lampiran.
14. Partners in Crime Randy, Ricky, Ratih, Hadrian, Dewi Juliana, dan citekers
15. Cheerleaders ‘kapan wisuda’ yang terus kasi semangat Anggi Purnama Sari,
Aprilencia Tarigan, Raudhatun Wardah Lubis, Sri Ramadhani, Putri Hannika
Sitorus, Try Wahyudi Wibowo, dan Buyung S. Nugroho.
16.GIELAS (Generasi IE dua ribu sebelas) yang secara langsung ataupun tidak
langsung membantu kelancaran mulai dari masa kuliah, praktikum sampai
sekarang.
17.Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xix
I PENDAHULUAN ... I-1
1.1. Latar Belakang ... I-1
1.2. Perumusan Masalah ... I-4
1.3. Tujuan Penelitian ... I-5
1.4. Manfaat Penelitian ... I-5
1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-6
III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1
2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.4. Daerah Pemasaran ... II-2
2.5. Proses Produksi ... II-3
2.5.1. Bahan yang Digunakan ... II-3
2.5.2. Uraian Proses ... II-6
2.6. Mesin Produksi ... II-12
2.7. Waste Treatment ... II-15
2.8. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-15
2.8.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-16
III LANDASAN TEORI ... III-1
3.1. Perencanaan dan Pengendalian Produksi ... III-1
3.2. Peramalan ... III-2
3.2.1. Evaluasi Model Peramalan ... III-5
3.3. Goal Programming ... III-7
3.3.1. Terminologi Goal Programming ... III-7
3.3.2. Filosofi yang Mendasari ... III-10
3.3.3. Analisis Hasil dari Goal Programming ... III-11
3.4. Sistem Fuzzy ... III-13
3.4.1. Konsep Fuzzy dan Peluang ... III-14
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... IV-1
4.2. Jenis Penelitian ... IV-1
4.3. Objek Penelitian ... IV-1
4.4. Variabel Penelitian ... IV-2
4.5. Kerangka Konseptual ... IV-2
4.6. Instrumen Penelitian ... IV-3
4.7. Rancangan Penelitian ... IV-4
4.8. Metode Pengumpulan Data ... IV-5
4.9. Metode Pengolahan Data ... IV-5
4.10. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-8
4.11. Kesimpulan dan Saran ... IV-8
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Data Permintaan dari April 2014 – Maret 2015 .... V-1
5.1.2. Data Ketersediaan Jam kerja dari April 2014 –
Maret 2015 ... V-2
5.1.3. Waktu Siklus Pengerjaan Produk ... V-4
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.1.5. Harga Pokok Produksi dan Penjualan Produk
Sandal ... V-9
5.2. Pengolahan Data ... V-10
5.2.1. Peramalan Permintaan untuk Periode April 2015
– Maret 2016 ... V-10
5.2.1.1. Peramalan Permintaan Sandal Berwarna
Periode April 2015 – Maret 2016 ... V-10
5.2.1.2. Peramalan Permintaan Sandal
Hitam-putih Periode April 2015 – Maret 2016 .. V-23
5.2.2. Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Waktu
Siklus ... V-39
5.2.3. Penentuan Rating Factor dan Allowance ... V-43
5.2.4. Formulasi Fungsi Model Goal Programming ... V-53
5.2.4.1. Variabel Keputusan ... V-53
5.2.4.2. Fungsi Kendala ... V-54
5.2.4.3. Fungsi Sasaran... V-57
5.2.4.4. Formulasi Fungsi Pencapaian ... V-61
5.2.4.5. Penyelesaian Fungsi Pencapaian dengan
Software LINDO 6.1. ... V-67
5.2.5. Formulasi Fungsi Model Fuzzy Goal
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.5.1. Nilai Toleransi Fungsi Tujuan... V-70
5.2.5.2. Nilai Toleransi Batasan ... V-71
5.2.5.3. Formulasi Fungsi Pencapaian Fuzzy
Goal Programming ... V-75
VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1
6.1. Analisis Volume Produksi ... VI-1
6.2. Analisis Penggunaan Bahan Baku... VI-2
6.3. Analisis Pencapaian Keuntungan ... VI-5
6.4. Analisis Penggunaan Jam Kerja ... VI-6
6.5. Analisis Sensitivitas ... VI-7
6.5.1. Analisis Sensitivitas Parameter Waktu
Penyelesaian Produk ... VI-8
6.5.2. Analisis Sensitivitas Parameter Permintaan
Produk ... VI-9
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan ... VII-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1.1. Data Produksi dan Penjualan ... I-2
3.1. Tiga Tipe Prinsip Fungsi Tujuan ... III-8
5.1. Permintaan Sandal dari April 2014 – Maret 2015 . V-1
5.2. Ketersediaan Jam Kerja untuk Maing-masing
Stasiun Kerja April 2014 ... V-2
5.3. Ketersediaan Jam Kerja untuk April 2014 – Maret
2015 ... V-3
5.4. Waktu Siklus Proses Pembuatan Sandal
Berwarna ... V-7
5.5. Data Bahan Baku ... V-9
5.6. Biaya Produksi Sandal ... V-9
5.7. Keuntungan Penjualan Sandal ... V-10
5.8. Data Historis Sandal Berwarna... V-11
5.9. Parameter Peramalan A Metode Konstan ... V-12
5.10. Parameter Peramalan A Metode Linier ... V-13
5.11. Parameter peramalan A Metode Eksponensial ... V-14
5.12. Parameter Peramalan A Metode Kuadratis ... V-15
5.13. Parameter peramalan A Metode Siklis ... V-17
5.14. Parameter peramalan A Metode Dekomposisi ... V-18
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.16. Rekapitulasi Perhitungan MAPE untuk Semua
Metode ... V-20
5.17. Perhitungan Verifikasi Peramalan Sandal
Berwarna ... V-21
5.18. Data Historis Sandal Hitam-putih... V-23
5.19. Parameter Peramalan B Metode Konstan ... V-25
5.20. Parameter Peramalan B Metode Linier ... V-25
5.21. Parameter peramalan B Metode Eksponensial ... V-26
5.22. Parameter Peramalan B Metode Kuadratis ... V-28
5.23. Parameter Peramalan B Metode Siklis ... V-29
5.24. Parameter peramalan B Metode Dekomposisi ... V-31
5.25. Rekapitulasi Nilai Peramalan Sandal Hitam-putih V-32
5.26. Rekapitulasi Perhitungan MAPE untuk Semua
Metode ... V-33
5.27. Perhitungan Verifikasi Peramalan Sandal
Hitam-putih ... V-34
5.28. Hasil Permintaan Sandal untuk Periode April
2015 – Maret 2016 ... V-36
5.29. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Waktu Siklus
Pembuatan Sandal ... V-41
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.31. Waktu Siklus Pembuatan Sandal ... V-43
5.32. Rating Factor untuk Setiap Stasiun Kerja ... V-44
5.33. Waktu Normal Pembuatan Sandal ... V-46
5.34. Allowance untuk Setiap Stasiun Kerja ... V-47
5.35. Waktu Baku Proses Pembuatan Sandal ... V-51
5.36. Perhitungan Waktu Penyelesaian Produk ... V-52
5.37. Kapasitas Mesin ... V-53
5.38. Formulasi Fungsi Pencapaian Mei 2015 – Maret
2016 ... V-62
5.39. Rekapitulasi Hasil Perencanaan Produksi pada
Proses Pembuatan Sandal Berwarna dan
Hitam-putih ... V-70
5.40. Batasan Jam Kerja ... V-71
5.41. Batasan Bahan Baku ... V-73
5.42. Formulasi Fuzzy Mei 2015 – Maret 2016 ... V-77
5.43. Rekapitulasi Hasil Perencanaan Produksi dengan
Metode Fuzzy Goal Programming ... V-83
6.1. Selisih Hasil Peramalan dengan Hasil Optimasi
Perencanaan Produksi ... VI-1
6.2. Rekapitulasi Penggunaan Bahan Baku ... VI-3
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Sandal Swallow ... II-2
2.2. Crumb Rubber Tipe SIR ... II-4
2.3. EVA ... II-5
2.4. Kalsium Karbonat ... II-5
2.5. Belerang ... II-6
2.6. Proses Pembuatan Sheet ... II-7
2.7. Proses Pembuatan Sponge ... II-8
2.8. Proses Perendaman Sponge dalam Bak Pendingin II-8
2.9. Proses Pemotongan Sandal ... II-9
2.10. Proses Pemisahan Sandal dengan Scrap ... II-9
2.11. Proses Penggerindaan ... II-10
2.12. Proses Pengeboran ... II-10
2.13. Proses Pembuatan Tali Sandal ... II-11
2.14. Proses Perakitan Tapak Sandal dengan Tali ... II-11
2.15. Proses Pengemasan Sandal (Packing) ... II-12
2.16. Struktur Organisasi PT. Garuda Mas Perkasa ... II-16
3.1. Proses Peramalan ... III-4
4.1. Kerangka Konseptual ... IV-3
4.2. Rancangan Penelitian ... IV-4
4.3. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-8
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
5.2. Grafik Uji Hipotesis Sandal Berwarna dengan
Distribusi F ... V-21
5.3. Batas Kelas Perhitungan Peramalan Permintaan
Sandal Berwarna ... V-22
5.4. Scatter Diagram Permintaan Sandal Hitam-putih . V-24
5.5. Grafik Uji Hipotesis Sandal Hitam-putih dengan
Distribusi F ... V-34
5.6. Batas Kelas Perhitungan Peramalan Permintaan
Sandal Hitam-putih ... V-35
5.7. Grafik Hasil Peramalan Sandal Tipe A ... V-37
5.8. Grafik Hasil Peramalan Sandal Tipe B... V-37
5.9. Grafik Perbandingan Data Historis dengan Hasil
Peramalan ... V-38
5.10. Uji Keseragaman Data Stasiun Pencacahan
Crumb rubber ... V-40
5.11. Tampilan Input Fungsi Pencapaian ... V-68
5.12. Tampilan Solve ... V-68
5.13. Tampilan Hasil Perhitungan dengan LINDO 6.1.
Software ... V-69
6.1. Analisis Sensitivitas Alternatif 1 ... VI-8
ABSTRAK
Kegiatan produksi sering mengalami kendala. Beberapa kendala diantaranya ketersediaan jumlah bahan baku, jumlah tenaga kerja, ketepatan waktu penyelesaian, dan kapasitas produksi. Biaya (cost) yang tinggi dan pemenuhan pesanan yang terhambat adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh proses produksi yang tidak terencana. PT. Garuda Mas Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi sandal dengan merk dagang swallow.
Permasalahan yang timbul selama proses produksi adalah telah terjadi overproduction sebesar 30,13%. Pihak manajemen mengizinkan dilakukannya inventory sebagai stok apabila terjadi lonjakan permintaan, tetapi tidak lebih dari 20%. Kondisi yang terjadi dilapangan berdasarkan hasil perhitungan persentase over production telah melebihi ekspektasi. Perencanaan produksi yang digunakan perusahaan saat ini tidak dilakukan secara keilmuan, hal ini menyebabkan terjadi penyimpangan atau ketidaktepatan hasil perencanaan dengan kondisi perusahaan. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, pada penelitian ini akan dilakukan perencanaan produksi untuk menghitung jumlah produksi optimal dengan model matematis fuzzy goal programming. Dalam metode goal programming dikenal istilah variabel deviasional yaitu penyimpangan/deviasi dari pencapaian fungsi kendala yang tidak diharapkan, penyimpangan ini bisa dalam bentuk penyimpangan positif maupun negatif. Tujuan penelitian ini adalah penyusunan sebuah rencana produksi yang optimal dalam menghasilkan produk dengan melihat ketersediaan kapasitas, material, dan sumber daya yang disediakan perusahaan.
Hasil yang diperoleh dari optimasi perencanaan produksi adalah menurunnya persentase penyimpangan produksi dengan penjualan menjadi 13,70%. Optimasi jumlah produk yang dihasilkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan adalah jumlah produksi tertinggi sebesar 90.607 pasang untuk tipe sandal berwarna dan 81.500 pasang untuk tipe sandal hitam-putih. Analisis sensitivitas untuk parameter waktu penyelesaian produk dan permintaan produk sensitif terhadap solusi optimal tetapi tidak sensitif terhadap fungsi tujuanya yaitu titik optimum.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dunia perindustrian terus berkembang. Banyak perusahaan harus
menghadapi tantangan berupa kompetisi yang ketat di dalam industri.
Perkembangan ini berbanding lurus dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal ini menjadikan tuntutan wajib untuk industri-industri manufaktur
khususnya di Indonesia melakukan perbaikan secara berkelanjutan dan
mengoptimalkan setiap proses produksi. Perbaikan secara berkelanjutan ini harus
dilakukan dalam keseluruhan aspek dimulai dari penggunaan bahan baku hingga
produk jadi.
Kegiatan produksi sering mengalami kendala. Beberapa kendala
diantaranya ketersediaan jumlah bahan baku, jumlah tenaga kerja, ketepatan
waktu penyelesaian, dan kapasitas produksi. Biaya (cost) yang tinggi dan
pemenuhan pesanan yang terhambat adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh
proses produksi yang tidak terencana. Perencanaan produksi (Rosnani, 2007)
salah satunya bertujuan sebagai langkah awal untuk menentukan aktivitas
produksi yaitu sebagai referensi perencanaan lebih rinci.
PT. Garuda Mas Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam
produksi sandal dengan merk dagang swallow. Bahan baku dalam pembuatan
pewarna karet. Data jumlah produksi dan permintaan produk sandal berwarna (A)
dan sandal hitam-putih (B) ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Data Produksi dan Penjualan
Periode Produksi Permintaan Selisih
A B A B A B Total 733.000 1.231.100 507.120 865.200 225.880 365.900
1.964.100 1.372.320 591.780 Sumber: PT. Garuda Mas Perkasa
Berdasarkan data jumlah produksi dan jumlah permintaan yang ditunjukkan pada
Tabel 1.1 diatas, dapat dihitung besarnya persentase inventory adalah
� � = �
� × %
� � = . .. × % = , %
Permasalahan yang timbul selama proses produksi adalah telah terjadi inventory
yang sangat besar hal ini mengarah kepada over production yang mencapai hingga
stok apabila terjadi lonjakan permintaan, tetapi tidak lebih dari 20%. Kondisi yang
terjadi dilapangan bahwa inventory terlalu besar melebihi ekspektasi yang
diizinkan sehingga menimbulkan over production.
Perencanaan produksi yang digunakan perusahaan saat ini tidak dilakukan
secara keilmuan, hal ini menyebabkan terjadi penyimpangan atau ketidaktepatan
hasil perencanaan dengan kondisi perusahaan. Besarnya jumlah tenaga kerja tetap
yang menjadi sumber daya perusahaan yaitu ±300 orang dan kapasitas mesin yang
mampu memproduksi hingga 273.539 pasang sandal per bulan mengakibatkan
produk yang dihasilkan juga sangat tinggi seperti yang ditunjukkan pada data
historis. Dampak buruk yang dapat ditimbulkan dari perencanaan produksi yang
tidak tepat adalah ongkos simpan, penggunaan lahan yang luas untuk gudang,
modal yang tertanam digudang yang berakibat pada siklus finansial yang
melambat, dan nilai dari keusangan produk karena disimpan untuk waktu tertentu.
Perencanaan produksi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan
pihak perusahaan untuk mengetahui jumlah produksi optimal yang harus
dihasilkan perusahaan setiap periodenya dengan mempertimbangkan estimasi
permintaan, selain dari pada itu perencanaan produksi dapat memaksimalkan
penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam proses
produksi. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, pada penelitian ini
akan dilakukan perencanaan produksi untuk menghitung jumlah produksi optimal
dengan model matematis fuzzy goal programming. Metode Goal Programming
(Dylan, 2010) ini digunakan untuk melakukan maksimisasi atau minimisasi
dalam metode goal programming juga dikenal istilah variabel deviasional yaitu
penyimpangan/deviasi dari pencapaian fungsi kendala yang tidak diharapkan,
penyimpangan ini bisa dalam bentuk penyimpangan positif maupun negatif.
Contoh variabel deviasional yang tidak diharapkan adalah jumlah tenaga kerja
yang seharusnya berjumlah sesuai dengan tenaga kerja tetap. Terdapat deviasi
positif dengan diterapkannya sistem kontrak. Metode fuzzy goal programming
digunakan karena dalam perencanaan produksi terdapat beberapa fungsi tujuan
yang ingin dicapai memiliki informasi yang masih samar tanpa ada nilai pasti.
Metode ini memperbolehkan adanya toleransi maksimum dan minimum suatu
besaran fungsi tujuan sesuai dengan kondisi yang diterapkan perusahaan.
Penelitian yang pernah dilakukan adalah perencanaan produksi secara
agregat dalam proses produksi ubin (Mansoureh, 2014). Perencanaan dilakukan
untuk 1 tahun mendatang. Terdapat 3 fungsi tujuan yang dapat menentukan
tingkat produksi yang optimal. Ketiga fungsi tujuan tersebut adalah meminimisasi
biaya, maksimisasi kapasitas produksi dan memenuhi permintaan pasar. Hasil
yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan sebagai input untuk hirarki
perencanaan lain seperti penjadwalan kerja, MPS, dan MRP.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dapat dirumuskan
masalah yang dihadapi adalah jumlah produksi berlebih (over production) yang
disebabkan karena ketidakmampuan perusahaan dalam menentukan jumlah
dilakukan penyusunan perencanaan produksi optimum dengan pendekatan model
matematis fuzzygoal programming, sehingga diperoleh jumlah produksi optimum
sesuai dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah penyusunan sebuah rencana
produksi yang optimal dalam menghasilkan produk dengan melihat ketersediaan
kapasitas, material, dan sumber daya yang disediakan perusahaan.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Mengestimasi trend permintaan produksi
2. Mengetahui waktu aktual yang dibutuhkan dalam penyelesaian produk
3. Merancang kebutuhan kapasitas dan sumber daya lain seperti bahan baku dan
tenaga kerja
4. Optimasi jumlah produk yang dihasilkan dan sumber daya secara terintegrasi.
5. Peningkatan pencapaian permintaan dan over production
6. Analisis ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, dan kapasitas produksi
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi perusahaan
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu rujukan dalam
2. Manfaat bagi masyarakat
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah wawasan
mengenai penyelesaian permasahalan real dalam konteks ilmiah dan dapat
dijadikan bahan pendukung untuk penelitian selanjutnya.
3. Manfaat bagi peneliti
Hasil dari penelititan ini sebagai persyaratan dalam menyelesaikan studi S-1
dan memberikan pengalaman dalam pemecahan masalah secara terintegrasi di
lantai produksi.
1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan-batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data produksi dan penjualan yang digunakan adalah pada periode april
2014-maret 2015.
2. Jenis sandal yang diamati adalah sandal Berwarna (A) dan sandal Hitam-Putih
(B).
Asumsi yang digunakan pada penelitian ini yaitu:
1. Tidak terjadi perubahan kebijakan dari perusahaan selama penelitian
dilakukan.
2. Harga bahan baku dan harga penjualan tidak berubah selama penelitian.
3. Setiap mesin yang digunakan selama proses produksi dalam kondisi yang baik
dan tidak ada gangguan.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Garuda Mas Perkasa (GMP) adalah perusahaan yang bergerak dalam
industri pembuatan sandal karet yang dikenal dengan merk dagang Swallow,
terletak di Jalan Kolonel Yos Sudarso KM 6,5 Medan. PT. Garuda Mas Perkasa
berdiri pada tahun 1984, awalnya perusahaan merupakan badan usaha yang
berbentuk UD dan memproduksi sepatu karet, hingga sekarang telah memiliki
badan usaha dalam bentuk PT (Perseroan Terbatas) dan memproduksi lebih
banyak variasi sandal.
PT. Garuda Mas Perkasa (GMP) mengolah bahan setengah jadi yaitu
Crumb Rubber menjadi produk jadi berupa sandal, Crumb Rubber diperoleh dari
supplier tetap yaitu PTPN IV dan Bakrie. Hasil produksi sendiri dipasarkan untuk
daerah Medan, Semarang, Surabaya, dan Jakarta.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Garuda Mas Perkasa memproduksi sandal yang terdiri dari
bermacam-macam warna dan ukuran yaitu untuk ukuran 8, 8½, 9, 9½, 10, dan
10½. Pada proses produksi PT. Garuda Mas Perkasa terbagi menjadi dua bagian
yaitu proses produksi tali sandal dan tapak sandal. Gambar 2.1. merupakan salah
Gambar 2.1. Sandal Swallow
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Garuda Mas Perkasa berada di Jalan Kolonel Yos Sudarso KM 6,5
Kelurahan Pulo Brayan Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
2.4. Daerah Pemasaran
Proses pemasaran produk pada PT. Garuda Mas Perkasa dilakukan
dengan menggunakan sistem distributor. Untuk wilayah pemasaran Sumatera
Bagian Utara berpusat di Medan dan untuk wilayah Jawa berpusat di Surabaya.
Distributor akan memasarkan produk sandal ke berbagai daerah di Indonesia.
Beberapa distributor untuk wilayah pemasaran Jawa dan Bali yaitu:
1. Jakarta
Alamat distributor daerah Jakarta terletak di Jl. Kamal Raya No. 1 Tegal Alur,
2. Semarang
Alamat distributor daerah Semarang terletak di Jl. Sultan Abdul Rachman
Saleh No. 37.
3. Surabaya
Alamat distributor daerah Surabaya terletak di Pergudangan Kalianak Permai,
Jl. Kalianak No. 75 Blok A/15.
2.5. Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu cara dan metode untuk menciptakan atau
memberikan nilai tambah terhadap suatu barang atau jasa dengan mengggunakan
sumber daya yang tersedia misalnya tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan baku,
dan lain-lain.
2.5.1. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan untuk proses produksi sandal berupa bahan
utama, bahan penolong dan bahan tambahan. Bahan-bahan tersebut secara rinci
dijelaskan sebagai berikut:
1. Bahan Utama
Bahan utama merupakan bahan yang terlibat secara langsung dalam proses
produksi dan mengalami perubahan sifat ataupun bentuk. Bahan baku yang
digunakan pada PT Garuda Mas Perkasa adalah Crumb Rubber SIR 10 dapat
Gambar 2.2. Crumb Rubber Tipe SIR
2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan untuk membantu proses
produksi dan merupakan bahan yang bersifat esensial dalam membantu
meningkatkan kualitas produk dan merupakan bagian dari produk akhir.
Bahan tambahan yang digunakan pada produk sandal ini adalah: tali pengikat
agar sepasang sandal tidak terpisah satu dengan yang lain dan plastik
pembungkus sandal.
3. Bahan Penolong
Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk membantu
memperlancar proses produksi dan tidak terlihat pada produk akhir. Bahan
penolong yang digunakan untuk proses pembuatan produk ini adalah air.
a. EVA (Ethylene Vinyl Acetate) adalah merupakan bibit plastik yang
terbentuk butiran-butiran kecil berwarna putih yang diimpor dari Taiwan.
Gambar 2.3. EVA
b. Kalsium karbonat (CaCO3) adalah bahan kimia yang berbentuk seperti
kapur berfungsi sebagai senyawa penambah kekuatan tarik dan
kelenturan sandal.
Gambar 2.4. Kalsium Karbonat
c. Belerang berfungsi untuk menguatkan campuran dari semua bahan.
Belerang yang digunakan untuk memproduksi sandal swallow
Gambar 2.5. Belerang
d. Pewarna khusus adalah cairan untuk mewarnai spon-spon sesuai dengan
kebutuhan.
Adapun yang menjadi bahan penolong pada produksi tali sandal yaitu:
bahan pelumas.
2.5.2. Uraian Proses
Proses pembuatan sandal melalui beberapa stasiun kerja yang disusun
secara berurutan sesuai dengan proses pembuatan produk. Proses produksi
diuraikan sebagai berikut:
1. Proses pencacahan crumb rubber
Proses pencacahan dilakukan terhadap bahan baku yaitu crumb rubber SIR
10 menjadi cacahan kecil seperti berbentuk butiran tepung karet.
2. Proses pencampuran bahan
Proses pencampuran hasil cacahan karet dengan bahan baku lain yaitu eva
dan kalsium karbonat dan pada tahap ini dilakukan pewarnaan, dilakukan
3. Proses pembuatan sheet
Proses ini disebut juga proses rolling, dimana adonan karet digiling dengan
mesin two roll rubber mixing mill. Terdapat 3 rolling kecil dan 1 rolling besar
pada mesin ini untuk dapat menghasilkan sheet dengan spesifikasi yang
diharapkan.
Gambar 2.6. Proses Pembuatan Sheet
4. Proses pembuatan sponge
Proses pembuatan sheet tapak dilakukan dengan menggabungkan 3 lembar
sheet, penggabungan disesuaikan dengan warna yang dikehendaki, untuk
sandal dengan 2 warna dapat dilakukan dengan menggabungkan 1 sheet
berwarna putih dan 2 sheet berwarna hitam, lalu sheets ini dipress dengan
menggunakan mesin press dengan suhu ±93°C. Selain dilakukan
penggabungan, pada mesin ini juga terjadi proses penggelembungan,
Gambar 2.7. Proses Pembuatan Sponge
5. Proses pendinginan
Sponge yang dihasilkan dari mesin press memiliki suhu tinggi, hal ini
mengharuskan proses pendinginan terlebih dahulu sebelum dilanjutkan ke
tahap berikutnya, proses pendinginan dengan menggunakan bak pendingin,
sponge direndam hingga bersuhu netral.
Gambar 2.8. Proses Perendaman Sponge dalam Bak Pendingin
6. Proses pencetakan/pemotongan
Proses pemotongan dilakukan dari sponge yang telah didinginkan menjadi
dan 10½. Proses pemotongan dilakukan dengan menggunakan mesin
pemotong atau dikenal dengan mesin pon menghasilkan tapak sandal.
Gambar 2.9. Proses Pemotongan Sandal
7. Proses pemisahan
Proses ini dilakukan untuk memisahkan hasil cetakan mesin pemotong/ pon
dengan scrap sponge.
8. Proses penggerindaan
Proses penggerindaan bertujuan untuk menghaluskan sisi sandal yang tidak
rapi saat pemotongan dengan mesin pon.
Gambar 2.11. Proses Penggerindaan
9. Proses pelubangan
Pelubangan untuk tali sandal dilakukan dengan mesin bor, tapak sandal
dilubangi sebayak 3 buah.
10. Proses pembuatan tali sandal
Pembuatan tali sandal dilakukan dengan bahan baku sheet yang sama seperti
dalam pembuatan tapak, sheet dicetak dengan every rubber cutting machine,
untuk sekali pencetakan dihasilkan 16 tali yaitu 8 pasang sandal, kemudian
hasil cetakan digunting dan dirapikan hingga menghasilkan satu unit tali.
Gambar 2.13. Proses Pembuatan Tali Sandal
11. Proses perakitan
Perakitan dilakukan antara tapak sandal yang telah dilubangi dengan tali.
12. Pengemasan (packing)
Setelah berbentuk sandal utuh, sepasang sandal tersebut dimasukkan kedalam
plastik kemasan dan diikat dengan tali.
Gambar 2.15. Proses Pengemasan Sandal (Packing)
13. Packaging
Kemasan sepasang sandal kemudian di masukkan kedalam plastik yang berisi
6 pasang sandal (setengah lusin) dengan variasi seluruh ukuran yaitu 8, 8 ½,
9, 9½, 10, dan 10½. Kemasan tersebut kemudian dimasukkan kedalam goni
yang didalamnya terdapat 20 lusin sandal.
2.6. Mesin Produksi
Jenis mesin produksi yang digunakan oleh PT Garuda Mas Perkasa dalam
memproduksi sandal adalah sebagai berikut:
1. Mesin Pencacah
Berfungsi mencacah karet SIR menjadi butiran tepung karet.
2. Dispersion mixer
Berfungsi sebagai mesin pembuat adonan karet
Jumlah : 8 unit
Tipe : KD300-600
Daya : 600 HP inverter
spesifikasi : Front feed Dry-type mechanical
3. Two roll rubber mixing mill
Berfungsi membuat sheet dengan proses penggilingan secara berulang.
Jumlah : 8 unit
Merk : DXS
Size roll : 560 x 510 x 1530 mm
Speed of front roll : 27,7 m/min
Friction ratio of roll : 1:1,2
Daya motor : 95 KW
4. Mesin Press
Berfungsi untuk membuat sponge dari lembaran sheet
Jumlah : 10 unit
Kapasitas : 7 sheet
Dimensi Sheet : 1,2 x 1,5 m
Tipe : Build-up
5. Mesin pencetak/ pon
Berfungsi sebagai mesin pemotong dari lembaran sponge menjadi bentuk
Jumlah : 7 mesin
Kapasitas : 18 pcs atau 9 pasang
Dimensi sheet : 1,2 x 1,5 m
6. Gerinda
Berfungsi sebagai penghalus sisi yang tidak rapi hasil pemotongan dengan
mesin pencetak/ pon.
Jumlah : 12 unit
Tipe : Build-up
7. Bor
Berfungsi sebagai alat untuk melubangi tapak sandal untuk dirakit dengan tali
sandal.
Jumlah : 20 unit
Tipe : Build-up
8. Every rubber cutting machine
Berfungsi sebagai mesin pencetak tali sandal.
Jumlah : 6 unit
Buatan : Taiwan
Merk : E-Chen Oil Pressure Machinery Co., Ltd.
Tipe : EOB
2.7. Waste Treatment
PT. Garuda Mas Perkasa tidak menghasilkan limbah dalam proses
produksinya, karena dalam proses produksi, karet ataupun sponge hasil kegagalan
produksi masih dapat dicacah dan kembali digunakan sebagai bahan baku. Air
dalam proses pendinginan sponge juga tidak berbahaya bagi lingkungan karna
hanya berfungsi sebagai pendingin tanpa terkena atau terpengaruh oleh zat kimia.
2.8. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas serta
tanggung jawab kepada individu maupun bagian tertentu dari organisasi.Struktur
organisasi ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan
memperlancar jalannya roda perusahaan.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, PT. Garuda Mas Perkasa
menggunakan organisasi lini fungsional. Pada hubungan garis tugas, wewenang
dan tanggung jawab berjalan secara vertikal menurut garis lurus mulai dari
pimpinan puncak sampai pada satuan-satuan yang berada di bawahnya dalam
bidang pekerjaan tertentu, sedangkan hubungan fungsional terjadi pada
bagian-bagian yang setara. Struktur organisasi PT. Garuda Mas Perkasa dapat dilihat pada
Direktur
Gambar 2.16. Struktur Organisasi PT. Garuda Mas Perkasa
2.8.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Dalam struktur organisasi, setiap bagian mempunyai tugas sendiri-sendiri
dan setiap tugas merupakan tanggung jawab yang harus dikerjakan. Pembagian
tugas dan tanggung jawab dalam suatu organisasi dimaksudkan agar tercipta
suasana kerja yang produktif dan dapat terpelihara dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi secara keseluruhan.
Pembagian-pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian
adalah sebagai berikut:
1. Direktur Utama
Tugas :
a. Mengelola perusahaan secara keseluruhan.
b. Mengkoordinir serta mengontrol keahlian teknis, usulan proyek,
Wewenang :
a. Surat-surat ekstern dan intern.
b. Pesanan-pesanan pembelian dan pekerjaan.
c. Faktur-faktur penjualan.
d. Ekspor dan impor.
e. Penerimaan dan pengeluaran keuangan.
2. Manajer pemasaran
Tugas :
a. Menjalin relasi dan kerja sama yang baik dengan konsumen / pelanggan.
b.Melakukan analisa penerapan prosedur yang berlaku di Bagian Marketing
sebagai bahan evaluasi atas prosedur yang sudah ada.
c. Melakukan analisa laporan kondisi dan situasi pasar beserta analisa
pesaing.
d.Menetapkan kalkulasi harga jual produksi sebagai patokan harga yang
ditawarkan ke pasar / pelanggan.
e. Menyusun Prosedur dan Instruksi Kerja untuk Bagian Marketing sehingga
membantu kelancaran proses kerja di bagiannya.
f. Melakukan koordinasi dengan Bagian PPIC dan Produksi sehubungan
dengan perencanaan, proses dan hasil produksi.
g. Mendorong peningkatan mutu dan produktifitas di lingkungan pabriknya.
i. Memberikan penjelasan kepada para bawahannya mengenai penyusunan
pelaporan tugas masing-masing untuk memenuhi kebutuhan pelapran
manajemen perusahaan.
j. Mengawasi jalannya kegiatan produksi secara keseluruhan sehingga sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
k. Membina dan menjaga disiplin kerja para bawahannya, secara berkala
melakukan penilaian atas prestasi kerja mereka.
l. Memeriksa laporan-laporan yang diterima dari para bawahannya sebelum
meneruskannya kepada fungsi-fungsi yang terkait.
Wewenang :
a. Berwenang dalam mengarahkan fungsi-fungsi dibawah pengawasannya
agar pelaksanaan tugas mereka berjalan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
b. Berwenang memberikan usulan strategi pemasaran kepada Marketing
Manager.
c. Berwenang untuk mengembangkan pola kerja di Bagian Marketing dengan
memperhatikan sumber daya yang ada.
d. Berwenang melakukan langkah-langkah tindak lanjut dan penyelesaian
terhadap keluhan dari pelanggan.
e. Berwenang mengajukan pendapat kepada Marketing Manager untuk
menerima atau menolak permintaan order dari pelanggan.
f. Berwenang untuk melakukan penghapusan Surat Jalan apabila terjadi
3. Administrasi Penjualan
Tugas :
a. Melaksanakan kegiatan administrasi umum perusahaan.
b. Mengatur peningkatan penjualan.
c. Menyusun target pasar dalam dan luar kota.
d. Melakukan pencatatan pesanan produk
e. Melakukan survey pasar mengenai pengembangan produk
Wewenang :
Mengembangkan dan melakukan perbaikan produk
4. Bagian pendistribusian
Tugas :
a. Membuat laporan tentang pembelian dan pemakaian bahan di workshop.
b. Melakukan pengiriman barang
c. Mengatur jadwal pengiriman
d. Bertanggung jawab terhadap barang keluar
Wewenang :
Memberikan izin terhadap seluruh barang yang keluar
5. Manajer Pabrik
Tugas:
a. Mengontrol jalannya produksi.
b. Melakukan analisa terhadap kinerja mesin
c. Mengontrol kinerja karyawan
e. Mengontrol kualitas produk dan memastikan produk yang baik yang
sampai ke pengerjaan akhir.
f. Membuat laporan kegiatan produksi.
Wewenang :
a. Berwenang menegur kinerja karyawan yang tidak sesuai dengan prosedur
b. Berwenang menghentikan proses produksi jika terjadi kerusakan
c. Berwenang membuat pengajuan maintenance mesin
6. Kabag Gudang
Tugas :
a. Melakukan penerimaan barang dan meneliti apakah barang yang sesuai
dengan faktur pembelian dan surat pesanan
b. Mengecek kesesuaian antara surat pesanan (SP) pembelian dengan
fakturnya
c. Membuat bukti barang masuk
d. Membuat laporan bulanan stock barang
e. Menyiapkan barang sesuai dengan surat pesanan dari relasi untuk dikirim
f. Mengkoordinir bagian stock keeper dan helper
g. Bertanggung jawab kepada kepala produksi terhadap persediaan produk
di gudang.
Wewenang:
a. Berwewenang membuat permohonan pemesanan bahan baku
b. Berwenang mengeluarkan atau tidak mengeluarkan bahan baku dari
7. Mandor
Tugas :
a. Bertugas mengawasi semua kegiatan yang berlangsung di pabrik baik
kegiatan produksi.
b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui
kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan
Wewenang:
untuk mengkoordinir dan mengarahkan setiap bagian bawahannya serta
menentukan pembagian tugas bagi setiap bawahannya.
8. Kepala bengkel
Tugas :
Menangani masalah yang terjadi pada mesin atau alat yang digunakan untuk
menghasilkan produk,dan mengawasi para bawahannya.
Wewenang :
Memberikan persetujuan atas surat-surat sehubungan dengan penanganan
mesin.
9. Manajer keuangan dan administrasi
Tugas:
a. Mengatur seluruh kelancaran bagian ketenagakerjaan dan sumber daya
manusia di panrik
b. Menganalisis kebutuhan tenaga kerja.
Wewenang:
Berwewenang melakukan kontrak atau pemutusan hubungan kerja
10.Personalia
Tugas :
Membuat catatan administrasi yang berkaitan dengan pegawai perusahaan.
Wewenang:
Memberikan perizinan ketidak hadiran karyawan.
11.Keamanan
Tugas :
Melaksanakan pengamanan perusahaan baik dari dalam ataupun luar
lingkungan perusahaan.
Wewenang :
Mengambil tindakan untuk keselamatan lingkungan perusahaan.
12.Kasir
Tugas :
a. Memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen yang diberikan staf
Operasional yang berkaitan dengan semua transaksi penjualan
perusahaan, kemudian mendokumentasikan dokumen-dokumen tersebut
untuk diolah lebih lanjut menjadi Invoice, dan sebagai dokumen
penjualan perusahaan.
b. Melakukan penagihan dan membuat laporan terhadap piutang perusahaan
yang telah jatuh tempo, kemudian memberikan laporan kepada
c. Melakukan pembayaran dan membuat laporan terhadap utang perusahaan
yang telah jatuh tempo, kemudian memberikan laporan kepada
ManajerKeuangan.
d. Memeriksa segala dokumen-dokumen transaksi yang terjadi pada
operasional yang diberikan oleh Manajer Operasional, seperti pembelian
dan biaya maintenance pada kendaraan serta aset perusahaan.
Wewenang:
Berwenang mengeluarkan dana untuk transaksi pembayaran.
13.Kabag pembelian
Tugas :
a. Bertanggung jawab terhadap pembelian bahan baku untuk produksi.
b. Membuat jadwal perencanaan dari kegiatan di bagian produksi
berdasarkan permintaan dari bagian pemasaran dan berdasarkan kapasitas
mesin
c. Memonitoring realisasi jadwal pembelian dan penerimaan bahn baku yang
sudah ditentukan
d. Mengecek stok dari bahan baku dan kemasan.
Wewenang :
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Perencanaan produksi (Lynwood, 1974) adalah kegiatan dari usaha
membangun tujuan produksi untuk beberapa tahun mendatang yang disebut
sebagai planning horizon. Tujuan dari perencanaan produksi adalah untuk
membuat rencana optimal menggunakan sumberdaya untuk menyatakan
kebutuhan produksi atau untuk memanfaatkan peluang penjualan. Sebagai input
perencanaan produksi akan menggunakan beberapa informasi seperti tingkat
persediaan, backlog, peramalan permintaan dimasa mendatang, work in process,
kapasitas masing-masing stasiun produksi, ketersediaan material, standar
produksi, harga penjualan, dan kebijakan manajemen. Informasi ini akan
dikumpulkan dan dianlisis secara periodik untuk mengembangkan rencana
produksi. Output dari perencanaan produksi ini dapat membentuk atau
menentukan beberapa hal berikut ini:
1. Jumlah masing-masing produk yang akan diproduksi
2. Jumlah produk tertentu untuk diproduksi oleh masing-masing proses
alternatif
3. Jumlah masing-masing produk yang akan dihasilkan dari suatu proses (seperti
pekerja, lintasan, mesin dan lain-lain)
4. Target tingkat persediaan produk
6. Lembur, shift tambahan, kapasitas yang tidak digunakan dan lain-lain
7. Jumlah material dan produk setengah jadi yang akan dipindahkan antara
tahap yang satu ke tahap lainnya
8. Rencana subkontrak
9. Pembelian kebutuhan material.
Keputusan dibuat pada perencanaan produksi mempengaruhi biaya dan
penerimaan yaitu seperti biaya produksi, biaya perubahan tingkat produksi, biaya
perubahan kapasitas, biaya persediaan, customer service dan kerugian akibat
kekurangan, biaya pembelian.
Kegagalan memenuhi kepuasan pelanggan tepat waktu merupakan
kerugian intangible (tidak terlihat dalam bentuk fisik), seperti ketidakmampuan
salesman dalam membuat janji pengiriman. Terdapat dua kemungkinan dari
perencanaan produksi dan kontrol yang menghasilkan kerugian seperti itu, yaitu
yang pertama adalah kegagalan untuk mengkoordinasi produksi dengan
permintaan, dimana akan terjadi kekurangan produk dan keterlambatan
pengiriman, yang kedua adalah waktu idle yang berlebihan yang akan
menurunkan produk yang dihasilkan dibandingkan dengan tingkat produksi yang
berlangsung.
3.2. Peramalan
Peramalan (Douglas, 2008) adalah sebuah prediksi dari beberapa kejadian
masa depan. Peramalan adalah bagian penting dalam berbagai bidang seperti
obat-obatan, ilmu sosial, politik, dan finansial. Permasalahan peramalan sering
diklasifikasikan pada peramalan jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang. Peramalan jangka pendek digunakan untuk memprediksi kejadian hanya
untuk periode waktu yang sedikit (hari, minggu, bulan) di masa mendatang.
Peramalan jangka menengah berlanjut dari satu hingga dua tahun mendatang, dan
peramalan jangka panjang dapat digunakan untuk lebih banyak tahun lagi.
peramalan jangka pendek dan jangka menengah dibutuhkan untuk aktivitas ddari
manajemen operasi untuk anggaran dan pemilihan research and development
produk baru. Peramalan jangka panjang digunakan untuk perencanaan stategis.
Permalan jangka pendek dan jangka menengah adalah tipikal yang didasarkan
pada pengidentifikasian, permodelan dan diluar model yang ditemukan pada data
historis.
Peramalan yang paling sering digunakan adalah time series data. Time
series berdaasarkan pada orientasi waktu atau urutan kronologi dari observasi
pada variabel. Tingkat variabel dikumpulkan sesuai dengan periode waktu sebagai
tipikal time series dan aplikasi peramalan. Banyak palikasi bisnis untuk peramalan
dengan memanfaatkan data harian, mingguna, bulanan, kuarter, atau annual data.
Teknik peramlan kuantitatif untuk digunakan pada data historis dan model
peramalan. Model menunjukkan pola data dan menunjukkan hubungan statistik
antara sebelum dan nilai variabel yang sedang berlaku, kemudian model
digunakan untuk mengetahui pola data dimasa mendatang. Terdapat tiga jenis
peramalan kuantitatif yang paling sering digunakan yaitu model regresi, model
hubungan antara variabel yang berhubungan, terkadang model regresi disebut
dengan juga dengan model kausal, karena variabel yang digunakan telah
diasumsikan dapat menunjukkan nilai dari data yang diamati. Smoothing models
biasanya menggunakan fungsi sederhana dari observasi sebelumnya untuk
memberikan perkiraan dari variabel. Metode ini mungkin memiliki basis
perhitungan statistik, tetapi sering digunakan dengan heuristik karena mudah
digunakan dan hasil yang lebih memuaskan. Model time series menggunakan
karakteristik statistik dari data historis untuk menentukan model dan
mengestimasi parameter yang tidak diketahui dari model yang biasanya.
Proses dari time series (Douglas, 2008) adalah untuk menghubungkan
kegiatan transformasi satu atau lebih input menjadi satu atau lebih output. Urutan
proses peramalan ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Pendefenisian Sumber: Douglas C. Montgomery, dkk, 2008
1. Pendefenisian masalah meliputi pengembangan pemahaman bagaimana
peramalan akan digunakan agar sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pengumpulan data terdiri dari data historis yang relevan dari variabel yang
akan diramalkan, termasuk informasi pada variabel prediksi yang potensial.
Pada fase ini juga berguna untuk memulai perencanaan bagaimana
pengumpulan data dan permasalahan dimasa mendatang yang akan ditangani
3. Analisis data adalah bagian yang penting untuk pemilihan model peramalan
yang digunakan. Plot time series dari data seharusnya dibangun dan
divisualisasikan untuk pengenalan pola seperti trend dan musiman atau
komponen yang berhubungan. Informasi ini akan menunjukkan tipe metode
peamalan kuantitatif dan model yang akan dikembangkan.
4. Pemilihan model terdiri dari pemilihan satu atau lebih model peramalan dan
menyesuaikan dengan model data.
5. Validasi model terdiri dari evaluasi dari model peramalan untuk
mendefenisikan bagaimana kemungkinan kinerja pada aplikasi yang
dimaksudkan.
6. Penyebaran model peramalan meliputi pemilihan model dan hasil peramalan
yang digunakan, hal ini penting untuk memastikan pemahaman pengguna
bagaimana untuk menggunakan model dan mengembangkan peramalan dari
model menjadi penerapan yang terus dilakukan.
7. Pemeriksaan kinerja model peramalan adalah kegiatan berkelanjutan setelah
model dikembangkan untuk memastikan model masih memiliki kinerja yang
memuaskan. Peta kontrol dari error hasil peramalan adalah alat sederhana
tetapi efektif untuk secara rutin mengontrol kinerja dari model peramalan.
3.2.1. Evaluasi Model Peramalan
Mempertimbangkan bagaimana untuk mengevaluasi kinerja dari teknik
peramalan (Douglas, 2008) untuk sebuah waktu tertentu, penting untuk secara
melihat akurasi peramalan, salah satu metodenya adalah average error atau mean
error
= ∑
Mean absolute deviation (mean absolute error)
= ∑| |
Mean squared error
� = ∑[ ]
Defenisi relative forecast error adalah
= � �
Metode ini sering disebut percent forecast error. Mean percent error dirumuskan
sebagai berikut
� = ∑
Dan mean absolute percent error adalah
� = ∑| |
Mengetahui bahwa nilai relatif atau MAPE adalah 3% dapat menjadi sangat
3.3. Goal Programming
3.3.1. Terminologi Goal Programming
Formulasi goal programming (Dylan, 2010) pertama kali dikenalkan oleh
Charnes (1955) dalam bidang Excecutif compensation. Defenisi dasar dan konsep
dari bidang multicriteria decision making dan mathematical programming adalah
untuk goalprogramming, sehingga goal programming dapat didefenisikan dalam
banyak bidang, yaitu
1. Sebagai decision makers, pembuat keputusan yang dimaksud adalah
perorangan, organisasi, atau pemegang saham yang memiliki masalah dalam
mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki.
2. Sebagai decision variable, yaitu faktor-faktor yang ingin dikontrol. Decision
variable menjelaskan masalah dan formulasi keputusan yang akan dibuat.
Tujuan dari goal programming adalah dapat menunjukkan seluruh kombinasi
yang mungkin digunakan sebagai variabel yang dapat menerjemahkan titik
tujuan pencapaian dengan batasan-batasan yang dimiliki.
3. Criterion yaitu pengukuran yang digunakan sebagai solusi terbaik, ada
banyak kriteria dalam berbagai bidang pencapaian yang dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan, tetapi hanya ada beberapa yang paling
diutamakan berkenaan dengan tujuan yang ingin dicapai, beberapa level
kriteria seperti:
a. Cost
b. Profit
d. Jarak
e. Kinerja sistem
f. Strategi perusahaan
g. Tujuan khusus perorangan (pemegang saham)
h. Berbasiskan keamanan (safety)
Objective yaitu kriteria dengan informasi tambahan yang memiliki tujuan
tertentu seperti maksimisasi atau minimisasi yang mana dipilih berdasarkan skala
kepentingan, seperti meminimisasi biaya atau maksimisasi kinerja sistem,
sedangkan permasalahan dengan tujuan untuk maksimisasi dan minimisasi disebut
sebagai multi-objective optimization problem.
Goal mengacu pada kriteria dan level yang ditargetkan yang ingin dicapai.
Terdapat tiga tipe prinsip dari fungsi tujuan yang ditunjukkan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Tiga Tipe Prinsip Fungsi Tujuan
Tipe Goal Keterangan Contoh
1 Pencapaian level target
adalah titik batas atas (at most the target level)
Cost tidak boleh lebih dari anggaran $1 M
2 Mencapai setidaknya level
yang telah ditargetkan (at
Variabel deviasi mengukur perbedaan antara level target pada sebuah
kriteria dan nilai yang akan dicapai yang dianggap sebagai solusi. Kalau nilai
yang dicapai diatas level target maka perbedaan nilai yang diberikan disebut
variabel deviasi positif. Kalau nilai yang dicapai dibawah level target maka
disebut variabel deviasi negatif.
Makna dari goal programming adalah minimisasi variabel deviasi yang
tidak diinginkan, untuk goal tipe 1 yaitu less is better atau nilai yang lebih rendah
adalah lebih baik maka variabel deviasi positif dianggap sebagai variabel deviasi
yang tidak diharapkan, untuk goal tipe 2 more is better atau nilai yang melebihi
target lebih baik, maka variabel deviasi negatif dianggap sebagai variabel deviasi
yang tidak diharapkan, sedangkan untuk goal tipe 3 kedua variabel deviasi positif
dan negatif dianggap sebagai variabel deviasi yang tidak diharapkan.
Konstrain adalah fungsi kendala yang menunjukkan pembatasan dalam
variabel keputusan yang harus dipenuhi agar solusi dapat diterapkan dalam paktik.
Konstrain berbeda dengan konsep dari goal, yang apabila tidak tercapai secara
tidak langsung membuat solusi tidak dapat diterapkan. Konstrain secara normal
adalah sebuah fungsi persamaan atau pertidaksamaan.
Tanda pembatas adalah sebuah tanda atau simbol yang membatasi
keputusan tunggal atau variabel deviasi untuk menunjukkan range nilai. Tanda
pembatas yang paling umum adalah untuk menunjukkan variabel non-negative
dan berlangsung terus-menerus (kontinu).
Daerah feasible adalah daerah solusi yang menunjukkan seluruh fungsi
solusi yang berada didalam daerah feasible dapat digunakan atau
diimplementasikan dalam praktik.
3.3.2. Filosofi yang Mendasari
Goal programming dapat dimanfaatkan secara penuh, penting untuk
memahami pilosofi dan konsep ekonomi yang mendukung fungsi matematis, hal
ini akan memastikan jenis goal programming yang dipilih adalah metode yang
tepat dan parameter yang digunakan telah sesuai.
1. Kepuasan, goal programming adalah salah satu teknik yang menggunakan
kepuasan sebagai basis utama. Kepuasan menjelaskan sebuah perilaku
yangmana akan dicapai oleh pembuat keputusan sebagai defenisikan tujuan
(goal), apabila tujuan (goal) tercapai maka akibat dari keputusan yang telah
diambil menunjukkan kepuasan.
2. Mengoptimalkan, optimal dalam konteks pengambilan kepututsan
menunjukkan cara untuk menemukan keputusan yang memberikan nilai
terbaik dari beberapa himpunan nilai yang mungkin dipilih sebagai
kepututsan. Ada tiga situasi yang perlu dicatat yang merupakan bagian
penting dalam pilosofi optimal yaitu
a. Apabila target dari goal disusun sangat optimistik seperti pada nilai ideal
yang ditetapkan dan tujuan (goal) maka pilosofi yang utama berubah dari
b. Apabila yang ingin dicapai adalah pengoptimalan pareto dan pemulihan
maka pilosofi yang dipilih adalah kombinasi antara kepuasan dengan
pengoptimalan secara bersamaan.
c. Apabila tujuan (goal) memiliki 2 sisi (misalnya situasi nilai optimal
antara more is better atau less is better) maka kepuasan dan
pengoptimalan dianggap sebagai nilai yang sama untuk pencapaian
tujuan (goal).
3. Keseimbangan, dalam banyak permasalahan goal programming tidak cukup
hanya melihat pada rata-rata pencapaian level dari goal tanpa melihat pada
keseimbangan antara pencapaian tujuan.
3.3.3. Analisis Hasil dari Goal Programming
Terdapat beberapa kunci mengukur output goal programming (Dylan,
2010) yaitu:
1. Nilai dari variabel keputusan, keputusan yang diambil tidak secara langsung
memberikan informasi mengenai pencapaian tujuan (goal) tetapi secara
mendasar membantu untuk menunjukkan bayangan (visualisasi) dari solusi,
menunjukkan potensi kesulitan pencapaian, dan memastikan bahwa solusi
tersebut dapat diimplementasikan dalam praktik.
2. Level pencapaian dari tujuan (goal), sebuah kunci penyusunan informasi
adalah seberapa dekat nilai yang dicapai dibandingkan dengan nilai yang
memenuhi. Informasi ini dapat ditunjukkan langsung atau sebagai nilai dari
variabel deviasi.
3. Keseimbangan relatif antar tujuan (goal), seperti yang dilihat pada nilai pasti
dari goal, keseimbangan pencapaian tujuan antara tujuan yang satu dengan
yang lain dapat ditinjau kembali berdasarkan tingkat kepentingan yang
diharapkan.
4. Nilai dari fungsi pencapaian, dapat memberikan informasi mengenai total
level dari deviasi tujuan apabila masing-masing tujuan memiliki prioritas
yang berbeda.
5. Status dari konstrain atau kendala, solusi akan menunjukkan level slack atau
surplus dalam beberapa fungsi pertidaksamaan kendala dan mengindikasikan
kendala mana yang merupakan bagian terpenting, yaitu dimana tidak ada
slack ataupun surplus karena sumber daya seluruhnya telah digunakan.
6. Teknik memodelkan informasi, informasi akan membantu memodelkan error
dari goal programming.
Ide dasar goal programming (Frederick, 1980) adalah untuk menetapkan
tujuan numerik yang spesifik untuk masing-masing tujuan, merumuskan fungsi
tujuan untuk setiap tujuan, dan kemudian mencari solusi yang meminimalkan
(bobot) jumlah penyimpangan fungsi-fungsi objektif dari tujuan masing-masing.
Untuk menjelaskan fungsi matematis, x1, x2,...,xn menunjukkan variabel
keputusan dan K adalah dianggap sebagai angka dari tujuan, untuk masing-masing
tujuan k (k=1, 2,..., K). Cjk koefisien dari xj (j= 1, 2, ..., n) dan gk adalah goal dari
∑ =
Minimisasi jumlah deviasi dari goal
= ∑ | ∑
|
� = ∑
|� | = � �
Sehingga model goal programming menjadi
Minimize = ∑ � �
Subject to
∑ � � =
�
�
3.4. Sistem F uzzy
Logika bernilai ganda Boolean (Marimin, dkk, 2013) hanya ada dua nilai
yaitu ada dan tidak ada yang disimbolkan dengan 1 dan 0. Pada kenyataannya
banyak masalah yang tidak dapat dipastikan dalam kedua kondisi ini, tetapi hanya
dapat dipetakan dalam logika bahasa (linguistic logic) yang memberikan
istilah linguistik bukan dengan angka atau bilangan seperti istilah sedikit, cukup,
sangat, besar dan lain sebagainya.
3.4.1. Konsep F uzzy dan Peluang
Konsep Fuzzy dan peluang memiliki kesamaan, tetapi merupakan dua hal
yang berbeda (Marimin, dkk, 2013). Kesamaan antar keduanya adalah bahwa
keduanya menunjukkan derajat kepastian dan ketidak pastian atas suatu kejadian.
Hanya saja derajat kepastian dalam konsep statistika hanya berlaku disaat suatu
kejadian belum terjadi, apabila telah terjadi maka hasil keluaran telah dapat
diketahui contohnya pada peluang pelemparan koin. Sebaliknya pada logika fuzzy
keanggotaan gugus akan tetap berlaku walaupun kejadiannya sudah terjadi,
derajat kecenderungan diuji apakah hasil kejadian mendekati derajat tersebut.
Selain dari pada itu, peluang dapat dikatakan sebagai dua kejadian yang saling
bebas sementara fuzzy tidak.
3.5. F uzzyGoal Programming
Fuzzy Goal programming (Dylan, 2010) menggunakan teori himpunan
fuzzy untuk menangani tingkat dari ketidaktepatan dalam model goal
programming. Ketidaktepatan ini biasanya berkaitan dengan nilai target tujuan
(bq) tetapi juga bisa berhubungan dengan aspek-aspek lain dari program tujuan
seperti struktur prioritas. Ada beberapa pembagian fungsi Fuzzy adalah sebagai
berikut:
[ ] =
2. Sisi kiri (tidak mengharapkan deviasi negatif)
[ ] =
{
3. Triangular (kedua deviasi tidak diharapkan)
[ ] =
4. Trapezoidal (kedua deviasi tidak diharapkan dengan interval dari pemenuhan
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Garuda Mas Perkasa yang berlokasi di
Jalan Kolonel Yos Sudarso KM 6,5 Medan. Penelitian dilakukan selama ± 5
bulan.
4.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang tergolong pada
penelitian kasus (Case Study) (Sukaria, 2013) yaitu suatu jenis penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual, dan akurat mengenai
sifat suatu objek atau populasi untuk keperluan pengambilan keputusan. Penelitian
ini mempelajari secara intensif latar belakang permasalahan guna memberikan
gambaran secara mendetail mengenai suatu kasus dengan melakukan pengkajian
pada variabel-variabelnya.
4.3. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah produk sandal yang terdiri dari dua jenis
yaitu sandal swallow hitam-putih dan sandal swallow berwarna pada PT. Garuda