• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Perencanaan Produksi dengan Metode Fuzzy Goal Programming

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Optimasi Perencanaan Produksi dengan Metode Fuzzy Goal Programming"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN METODE

F UZZY GOAL PROGRAMMING

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

NANDA SARI DEWI NIM : 110403097

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN METODE

F UZZY GOAL PROGRAMMING

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

NANDA SARI DEWI NIM : 110403097

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. Ukurta Tarigan, MT) (Khalida Syahputri, ST, MT)

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)

ABSTRAK

Kegiatan produksi sering mengalami kendala. Beberapa kendala diantaranya ketersediaan jumlah bahan baku, jumlah tenaga kerja, ketepatan waktu penyelesaian, dan kapasitas produksi. Biaya (cost) yang tinggi dan pemenuhan pesanan yang terhambat adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh proses produksi yang tidak terencana. PT. Garuda Mas Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi sandal dengan merk dagang swallow.

Permasalahan yang timbul selama proses produksi adalah telah terjadi overproduction sebesar 30,13%. Pihak manajemen mengizinkan dilakukannya inventory sebagai stok apabila terjadi lonjakan permintaan, tetapi tidak lebih dari 20%. Kondisi yang terjadi dilapangan berdasarkan hasil perhitungan persentase over production telah melebihi ekspektasi. Perencanaan produksi yang digunakan perusahaan saat ini tidak dilakukan secara keilmuan, hal ini menyebabkan terjadi penyimpangan atau ketidaktepatan hasil perencanaan dengan kondisi perusahaan. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, pada penelitian ini akan dilakukan perencanaan produksi untuk menghitung jumlah produksi optimal dengan model matematis fuzzy goal programming. Dalam metode goal programming dikenal istilah variabel deviasional yaitu penyimpangan/deviasi dari pencapaian fungsi kendala yang tidak diharapkan, penyimpangan ini bisa dalam bentuk penyimpangan positif maupun negatif. Tujuan penelitian ini adalah penyusunan sebuah rencana produksi yang optimal dalam menghasilkan produk dengan melihat ketersediaan kapasitas, material, dan sumber daya yang disediakan perusahaan.

Hasil yang diperoleh dari optimasi perencanaan produksi adalah menurunnya persentase penyimpangan produksi dengan penjualan menjadi 13,70%. Optimasi jumlah produk yang dihasilkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan adalah jumlah produksi tertinggi sebesar 90.607 pasang untuk tipe sandal berwarna dan 81.500 pasang untuk tipe sandal hitam-putih. Analisis sensitivitas untuk parameter waktu penyelesaian produk dan permintaan produk sensitif terhadap solusi optimal tetapi tidak sensitif terhadap fungsi tujuanya yaitu titik optimum.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana ini

dengan baik.

Pembuatan laporan tugas sarjana merupakan langkah awal bagi penulis

dalam mengenal dunia kerja serta mengimplementasikan ilmu yang telah

dipelajari selama perkuliahan. Laporan ini ditujukan untuk memenuhi

syarat-syarat dan ketentuan dalam mengikuti kurikulum Departemen Teknik Industri,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Lapoan tugas sarjana ini terdiri dari seluruh rangkaian penelitian di PT.

Garuda Mas Perkasa. Laporan ini memaparkan judul penulis yaitu “Optimasi Perencanaan Produksi dengan Metode F uzzy Goal Programming”

Penulis menyadari bahwa Laporan tugas sarjana ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat konstruktif dari pembaca demi penyempurnaan Laporan tugas

sarjana ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, terima kasih kepada Allah SWT karena atas Rahmat dan

Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini. Banyak

pihak yang telah membantu, memberi dukungan dan doa kepada penulis selama

penyusunan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Kedua orang tua Penulis Samsir dan Hijrah, serta kedua saudara yaitu Fitri

Indra Yani dan Firti Indra Yana yang telah memberikan dukungan baik secara

moril maupun materil dan doanya selama penulis mengerjakan tugas sarjana

dari awal hingga akhir.

2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Dosen Pembimbing I Tugas

Sarjana, dan dosen wali yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing

penulis dalam penyusunan laporan.

4. Ibu Khalida Syahputri, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II Tugas Sarjana

yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam

penyusunan laporan.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng selaku koordinator bidang

rekayasa sistem manufaktur yang meluangkan waktunya dalam membimbing

(6)

6. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Koordinator Tugas Sarjana Departemen

Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Ir. Mangara Tambunan M. M.Sc, selaku Koordinator Tugas Sarjana

Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dan

Dosen Penguji I sidang tugas sarjana.

8. Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng selaku Dosen Penguji II sidang tugas

sarjana.

9. Ibu Merry selaku Accounting PT. Garuda Mas Perkasa dan pembimbing

lapangan yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

10.Seluruh jajaran staff dan karyawan di lingkungan PT. Garuda Mas Perkasa

yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dan memberikan

banyak informasi di lantai produksi.

11.Bang Mijo, Bang Ridho, Bang Nur, Kak Dina, Kak Ani, Kak Rahma, Kak

Mia, selaku staff jurusan yang membantu selama perkuliahan dan dalam

urusan administrasi dan pencarian literatur selama pengerjaan tugas sarjana.

12.Rekan seperjuangan selama penelitian di PT. Garuda Mas Perkasa Randy dan

Kevin Prayoga yang telah membantu dalam seluruh kelancaran penelitian,

pengumpulan data dan penyusunan laporan.

13. Rekan kerja di Laboratorium Pengukuran dan Statistik kakak dan abang

kesayangan Nurliana A. Sitompul, ST, Lisa Maxel, ST, Yuni Astuti, ST, Tri

Utari, ST, Rois Rowa Sujana, ST, Nadhira I.P. Harahap, ST. Teman-teman

Randy, Wahyu Juliansyah M, Ahmad Shalihin, Dian Indah Permata Sari, M.

(7)

Yuli, Mike, Freddy, Gretty, Haura, Jean, Ica dan Sri yang membantu

memberikan dukungan psikologis mulai dari proses judul hingga kesimpulan,

saran dan lampiran.

14. Partners in Crime Randy, Ricky, Ratih, Hadrian, Dewi Juliana, dan citekers

15. Cheerleaders ‘kapan wisuda’ yang terus kasi semangat Anggi Purnama Sari,

Aprilencia Tarigan, Raudhatun Wardah Lubis, Sri Ramadhani, Putri Hannika

Sitorus, Try Wahyudi Wibowo, dan Buyung S. Nugroho.

16.GIELAS (Generasi IE dua ribu sebelas) yang secara langsung ataupun tidak

langsung membantu kelancaran mulai dari masa kuliah, praktikum sampai

sekarang.

17.Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xix

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang ... I-1

1.2. Perumusan Masalah ... I-4

1.3. Tujuan Penelitian ... I-5

1.4. Manfaat Penelitian ... I-5

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-6

III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1

(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.4. Daerah Pemasaran ... II-2

2.5. Proses Produksi ... II-3

2.5.1. Bahan yang Digunakan ... II-3

2.5.2. Uraian Proses ... II-6

2.6. Mesin Produksi ... II-12

2.7. Waste Treatment ... II-15

2.8. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-15

2.8.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-16

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Perencanaan dan Pengendalian Produksi ... III-1

3.2. Peramalan ... III-2

3.2.1. Evaluasi Model Peramalan ... III-5

3.3. Goal Programming ... III-7

3.3.1. Terminologi Goal Programming ... III-7

3.3.2. Filosofi yang Mendasari ... III-10

3.3.3. Analisis Hasil dari Goal Programming ... III-11

3.4. Sistem Fuzzy ... III-13

3.4.1. Konsep Fuzzy dan Peluang ... III-14

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... IV-1

4.2. Jenis Penelitian ... IV-1

4.3. Objek Penelitian ... IV-1

4.4. Variabel Penelitian ... IV-2

4.5. Kerangka Konseptual ... IV-2

4.6. Instrumen Penelitian ... IV-3

4.7. Rancangan Penelitian ... IV-4

4.8. Metode Pengumpulan Data ... IV-5

4.9. Metode Pengolahan Data ... IV-5

4.10. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-8

4.11. Kesimpulan dan Saran ... IV-8

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Data Permintaan dari April 2014 – Maret 2015 .... V-1

5.1.2. Data Ketersediaan Jam kerja dari April 2014 –

Maret 2015 ... V-2

5.1.3. Waktu Siklus Pengerjaan Produk ... V-4

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.1.5. Harga Pokok Produksi dan Penjualan Produk

Sandal ... V-9

5.2. Pengolahan Data ... V-10

5.2.1. Peramalan Permintaan untuk Periode April 2015

– Maret 2016 ... V-10

5.2.1.1. Peramalan Permintaan Sandal Berwarna

Periode April 2015 – Maret 2016 ... V-10

5.2.1.2. Peramalan Permintaan Sandal

Hitam-putih Periode April 2015 – Maret 2016 .. V-23

5.2.2. Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Waktu

Siklus ... V-39

5.2.3. Penentuan Rating Factor dan Allowance ... V-43

5.2.4. Formulasi Fungsi Model Goal Programming ... V-53

5.2.4.1. Variabel Keputusan ... V-53

5.2.4.2. Fungsi Kendala ... V-54

5.2.4.3. Fungsi Sasaran... V-57

5.2.4.4. Formulasi Fungsi Pencapaian ... V-61

5.2.4.5. Penyelesaian Fungsi Pencapaian dengan

Software LINDO 6.1. ... V-67

5.2.5. Formulasi Fungsi Model Fuzzy Goal

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.5.1. Nilai Toleransi Fungsi Tujuan... V-70

5.2.5.2. Nilai Toleransi Batasan ... V-71

5.2.5.3. Formulasi Fungsi Pencapaian Fuzzy

Goal Programming ... V-75

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisis Volume Produksi ... VI-1

6.2. Analisis Penggunaan Bahan Baku... VI-2

6.3. Analisis Pencapaian Keuntungan ... VI-5

6.4. Analisis Penggunaan Jam Kerja ... VI-6

6.5. Analisis Sensitivitas ... VI-7

6.5.1. Analisis Sensitivitas Parameter Waktu

Penyelesaian Produk ... VI-8

6.5.2. Analisis Sensitivitas Parameter Permintaan

Produk ... VI-9

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Data Produksi dan Penjualan ... I-2

3.1. Tiga Tipe Prinsip Fungsi Tujuan ... III-8

5.1. Permintaan Sandal dari April 2014 – Maret 2015 . V-1

5.2. Ketersediaan Jam Kerja untuk Maing-masing

Stasiun Kerja April 2014 ... V-2

5.3. Ketersediaan Jam Kerja untuk April 2014 – Maret

2015 ... V-3

5.4. Waktu Siklus Proses Pembuatan Sandal

Berwarna ... V-7

5.5. Data Bahan Baku ... V-9

5.6. Biaya Produksi Sandal ... V-9

5.7. Keuntungan Penjualan Sandal ... V-10

5.8. Data Historis Sandal Berwarna... V-11

5.9. Parameter Peramalan A Metode Konstan ... V-12

5.10. Parameter Peramalan A Metode Linier ... V-13

5.11. Parameter peramalan A Metode Eksponensial ... V-14

5.12. Parameter Peramalan A Metode Kuadratis ... V-15

5.13. Parameter peramalan A Metode Siklis ... V-17

5.14. Parameter peramalan A Metode Dekomposisi ... V-18

(15)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.16. Rekapitulasi Perhitungan MAPE untuk Semua

Metode ... V-20

5.17. Perhitungan Verifikasi Peramalan Sandal

Berwarna ... V-21

5.18. Data Historis Sandal Hitam-putih... V-23

5.19. Parameter Peramalan B Metode Konstan ... V-25

5.20. Parameter Peramalan B Metode Linier ... V-25

5.21. Parameter peramalan B Metode Eksponensial ... V-26

5.22. Parameter Peramalan B Metode Kuadratis ... V-28

5.23. Parameter Peramalan B Metode Siklis ... V-29

5.24. Parameter peramalan B Metode Dekomposisi ... V-31

5.25. Rekapitulasi Nilai Peramalan Sandal Hitam-putih V-32

5.26. Rekapitulasi Perhitungan MAPE untuk Semua

Metode ... V-33

5.27. Perhitungan Verifikasi Peramalan Sandal

Hitam-putih ... V-34

5.28. Hasil Permintaan Sandal untuk Periode April

2015 – Maret 2016 ... V-36

5.29. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Waktu Siklus

Pembuatan Sandal ... V-41

(16)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.31. Waktu Siklus Pembuatan Sandal ... V-43

5.32. Rating Factor untuk Setiap Stasiun Kerja ... V-44

5.33. Waktu Normal Pembuatan Sandal ... V-46

5.34. Allowance untuk Setiap Stasiun Kerja ... V-47

5.35. Waktu Baku Proses Pembuatan Sandal ... V-51

5.36. Perhitungan Waktu Penyelesaian Produk ... V-52

5.37. Kapasitas Mesin ... V-53

5.38. Formulasi Fungsi Pencapaian Mei 2015 – Maret

2016 ... V-62

5.39. Rekapitulasi Hasil Perencanaan Produksi pada

Proses Pembuatan Sandal Berwarna dan

Hitam-putih ... V-70

5.40. Batasan Jam Kerja ... V-71

5.41. Batasan Bahan Baku ... V-73

5.42. Formulasi Fuzzy Mei 2015 – Maret 2016 ... V-77

5.43. Rekapitulasi Hasil Perencanaan Produksi dengan

Metode Fuzzy Goal Programming ... V-83

6.1. Selisih Hasil Peramalan dengan Hasil Optimasi

Perencanaan Produksi ... VI-1

6.2. Rekapitulasi Penggunaan Bahan Baku ... VI-3

(17)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

(18)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Sandal Swallow ... II-2

2.2. Crumb Rubber Tipe SIR ... II-4

2.3. EVA ... II-5

2.4. Kalsium Karbonat ... II-5

2.5. Belerang ... II-6

2.6. Proses Pembuatan Sheet ... II-7

2.7. Proses Pembuatan Sponge ... II-8

2.8. Proses Perendaman Sponge dalam Bak Pendingin II-8

2.9. Proses Pemotongan Sandal ... II-9

2.10. Proses Pemisahan Sandal dengan Scrap ... II-9

2.11. Proses Penggerindaan ... II-10

2.12. Proses Pengeboran ... II-10

2.13. Proses Pembuatan Tali Sandal ... II-11

2.14. Proses Perakitan Tapak Sandal dengan Tali ... II-11

2.15. Proses Pengemasan Sandal (Packing) ... II-12

2.16. Struktur Organisasi PT. Garuda Mas Perkasa ... II-16

3.1. Proses Peramalan ... III-4

4.1. Kerangka Konseptual ... IV-3

4.2. Rancangan Penelitian ... IV-4

4.3. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-8

(19)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.2. Grafik Uji Hipotesis Sandal Berwarna dengan

Distribusi F ... V-21

5.3. Batas Kelas Perhitungan Peramalan Permintaan

Sandal Berwarna ... V-22

5.4. Scatter Diagram Permintaan Sandal Hitam-putih . V-24

5.5. Grafik Uji Hipotesis Sandal Hitam-putih dengan

Distribusi F ... V-34

5.6. Batas Kelas Perhitungan Peramalan Permintaan

Sandal Hitam-putih ... V-35

5.7. Grafik Hasil Peramalan Sandal Tipe A ... V-37

5.8. Grafik Hasil Peramalan Sandal Tipe B... V-37

5.9. Grafik Perbandingan Data Historis dengan Hasil

Peramalan ... V-38

5.10. Uji Keseragaman Data Stasiun Pencacahan

Crumb rubber ... V-40

5.11. Tampilan Input Fungsi Pencapaian ... V-68

5.12. Tampilan Solve ... V-68

5.13. Tampilan Hasil Perhitungan dengan LINDO 6.1.

Software ... V-69

6.1. Analisis Sensitivitas Alternatif 1 ... VI-8

(20)

ABSTRAK

Kegiatan produksi sering mengalami kendala. Beberapa kendala diantaranya ketersediaan jumlah bahan baku, jumlah tenaga kerja, ketepatan waktu penyelesaian, dan kapasitas produksi. Biaya (cost) yang tinggi dan pemenuhan pesanan yang terhambat adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh proses produksi yang tidak terencana. PT. Garuda Mas Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi sandal dengan merk dagang swallow.

Permasalahan yang timbul selama proses produksi adalah telah terjadi overproduction sebesar 30,13%. Pihak manajemen mengizinkan dilakukannya inventory sebagai stok apabila terjadi lonjakan permintaan, tetapi tidak lebih dari 20%. Kondisi yang terjadi dilapangan berdasarkan hasil perhitungan persentase over production telah melebihi ekspektasi. Perencanaan produksi yang digunakan perusahaan saat ini tidak dilakukan secara keilmuan, hal ini menyebabkan terjadi penyimpangan atau ketidaktepatan hasil perencanaan dengan kondisi perusahaan. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, pada penelitian ini akan dilakukan perencanaan produksi untuk menghitung jumlah produksi optimal dengan model matematis fuzzy goal programming. Dalam metode goal programming dikenal istilah variabel deviasional yaitu penyimpangan/deviasi dari pencapaian fungsi kendala yang tidak diharapkan, penyimpangan ini bisa dalam bentuk penyimpangan positif maupun negatif. Tujuan penelitian ini adalah penyusunan sebuah rencana produksi yang optimal dalam menghasilkan produk dengan melihat ketersediaan kapasitas, material, dan sumber daya yang disediakan perusahaan.

Hasil yang diperoleh dari optimasi perencanaan produksi adalah menurunnya persentase penyimpangan produksi dengan penjualan menjadi 13,70%. Optimasi jumlah produk yang dihasilkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan adalah jumlah produksi tertinggi sebesar 90.607 pasang untuk tipe sandal berwarna dan 81.500 pasang untuk tipe sandal hitam-putih. Analisis sensitivitas untuk parameter waktu penyelesaian produk dan permintaan produk sensitif terhadap solusi optimal tetapi tidak sensitif terhadap fungsi tujuanya yaitu titik optimum.

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia perindustrian terus berkembang. Banyak perusahaan harus

menghadapi tantangan berupa kompetisi yang ketat di dalam industri.

Perkembangan ini berbanding lurus dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Hal ini menjadikan tuntutan wajib untuk industri-industri manufaktur

khususnya di Indonesia melakukan perbaikan secara berkelanjutan dan

mengoptimalkan setiap proses produksi. Perbaikan secara berkelanjutan ini harus

dilakukan dalam keseluruhan aspek dimulai dari penggunaan bahan baku hingga

produk jadi.

Kegiatan produksi sering mengalami kendala. Beberapa kendala

diantaranya ketersediaan jumlah bahan baku, jumlah tenaga kerja, ketepatan

waktu penyelesaian, dan kapasitas produksi. Biaya (cost) yang tinggi dan

pemenuhan pesanan yang terhambat adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh

proses produksi yang tidak terencana. Perencanaan produksi (Rosnani, 2007)

salah satunya bertujuan sebagai langkah awal untuk menentukan aktivitas

produksi yaitu sebagai referensi perencanaan lebih rinci.

PT. Garuda Mas Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam

produksi sandal dengan merk dagang swallow. Bahan baku dalam pembuatan

(22)

pewarna karet. Data jumlah produksi dan permintaan produk sandal berwarna (A)

dan sandal hitam-putih (B) ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Data Produksi dan Penjualan

Periode Produksi Permintaan Selisih

A B A B A B Total 733.000 1.231.100 507.120 865.200 225.880 365.900

1.964.100 1.372.320 591.780 Sumber: PT. Garuda Mas Perkasa

Berdasarkan data jumlah produksi dan jumlah permintaan yang ditunjukkan pada

Tabel 1.1 diatas, dapat dihitung besarnya persentase inventory adalah

� � = �

� × %

� � = . .. × % = , %

Permasalahan yang timbul selama proses produksi adalah telah terjadi inventory

yang sangat besar hal ini mengarah kepada over production yang mencapai hingga

(23)

stok apabila terjadi lonjakan permintaan, tetapi tidak lebih dari 20%. Kondisi yang

terjadi dilapangan bahwa inventory terlalu besar melebihi ekspektasi yang

diizinkan sehingga menimbulkan over production.

Perencanaan produksi yang digunakan perusahaan saat ini tidak dilakukan

secara keilmuan, hal ini menyebabkan terjadi penyimpangan atau ketidaktepatan

hasil perencanaan dengan kondisi perusahaan. Besarnya jumlah tenaga kerja tetap

yang menjadi sumber daya perusahaan yaitu ±300 orang dan kapasitas mesin yang

mampu memproduksi hingga 273.539 pasang sandal per bulan mengakibatkan

produk yang dihasilkan juga sangat tinggi seperti yang ditunjukkan pada data

historis. Dampak buruk yang dapat ditimbulkan dari perencanaan produksi yang

tidak tepat adalah ongkos simpan, penggunaan lahan yang luas untuk gudang,

modal yang tertanam digudang yang berakibat pada siklus finansial yang

melambat, dan nilai dari keusangan produk karena disimpan untuk waktu tertentu.

Perencanaan produksi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan

pihak perusahaan untuk mengetahui jumlah produksi optimal yang harus

dihasilkan perusahaan setiap periodenya dengan mempertimbangkan estimasi

permintaan, selain dari pada itu perencanaan produksi dapat memaksimalkan

penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam proses

produksi. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, pada penelitian ini

akan dilakukan perencanaan produksi untuk menghitung jumlah produksi optimal

dengan model matematis fuzzy goal programming. Metode Goal Programming

(Dylan, 2010) ini digunakan untuk melakukan maksimisasi atau minimisasi

(24)

dalam metode goal programming juga dikenal istilah variabel deviasional yaitu

penyimpangan/deviasi dari pencapaian fungsi kendala yang tidak diharapkan,

penyimpangan ini bisa dalam bentuk penyimpangan positif maupun negatif.

Contoh variabel deviasional yang tidak diharapkan adalah jumlah tenaga kerja

yang seharusnya berjumlah sesuai dengan tenaga kerja tetap. Terdapat deviasi

positif dengan diterapkannya sistem kontrak. Metode fuzzy goal programming

digunakan karena dalam perencanaan produksi terdapat beberapa fungsi tujuan

yang ingin dicapai memiliki informasi yang masih samar tanpa ada nilai pasti.

Metode ini memperbolehkan adanya toleransi maksimum dan minimum suatu

besaran fungsi tujuan sesuai dengan kondisi yang diterapkan perusahaan.

Penelitian yang pernah dilakukan adalah perencanaan produksi secara

agregat dalam proses produksi ubin (Mansoureh, 2014). Perencanaan dilakukan

untuk 1 tahun mendatang. Terdapat 3 fungsi tujuan yang dapat menentukan

tingkat produksi yang optimal. Ketiga fungsi tujuan tersebut adalah meminimisasi

biaya, maksimisasi kapasitas produksi dan memenuhi permintaan pasar. Hasil

yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan sebagai input untuk hirarki

perencanaan lain seperti penjadwalan kerja, MPS, dan MRP.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dapat dirumuskan

masalah yang dihadapi adalah jumlah produksi berlebih (over production) yang

disebabkan karena ketidakmampuan perusahaan dalam menentukan jumlah

(25)

dilakukan penyusunan perencanaan produksi optimum dengan pendekatan model

matematis fuzzygoal programming, sehingga diperoleh jumlah produksi optimum

sesuai dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah penyusunan sebuah rencana

produksi yang optimal dalam menghasilkan produk dengan melihat ketersediaan

kapasitas, material, dan sumber daya yang disediakan perusahaan.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengestimasi trend permintaan produksi

2. Mengetahui waktu aktual yang dibutuhkan dalam penyelesaian produk

3. Merancang kebutuhan kapasitas dan sumber daya lain seperti bahan baku dan

tenaga kerja

4. Optimasi jumlah produk yang dihasilkan dan sumber daya secara terintegrasi.

5. Peningkatan pencapaian permintaan dan over production

6. Analisis ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, dan kapasitas produksi

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi perusahaan

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu rujukan dalam

(26)

2. Manfaat bagi masyarakat

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah wawasan

mengenai penyelesaian permasahalan real dalam konteks ilmiah dan dapat

dijadikan bahan pendukung untuk penelitian selanjutnya.

3. Manfaat bagi peneliti

Hasil dari penelititan ini sebagai persyaratan dalam menyelesaikan studi S-1

dan memberikan pengalaman dalam pemecahan masalah secara terintegrasi di

lantai produksi.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data produksi dan penjualan yang digunakan adalah pada periode april

2014-maret 2015.

2. Jenis sandal yang diamati adalah sandal Berwarna (A) dan sandal Hitam-Putih

(B).

Asumsi yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Tidak terjadi perubahan kebijakan dari perusahaan selama penelitian

dilakukan.

2. Harga bahan baku dan harga penjualan tidak berubah selama penelitian.

3. Setiap mesin yang digunakan selama proses produksi dalam kondisi yang baik

dan tidak ada gangguan.

(27)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Garuda Mas Perkasa (GMP) adalah perusahaan yang bergerak dalam

industri pembuatan sandal karet yang dikenal dengan merk dagang Swallow,

terletak di Jalan Kolonel Yos Sudarso KM 6,5 Medan. PT. Garuda Mas Perkasa

berdiri pada tahun 1984, awalnya perusahaan merupakan badan usaha yang

berbentuk UD dan memproduksi sepatu karet, hingga sekarang telah memiliki

badan usaha dalam bentuk PT (Perseroan Terbatas) dan memproduksi lebih

banyak variasi sandal.

PT. Garuda Mas Perkasa (GMP) mengolah bahan setengah jadi yaitu

Crumb Rubber menjadi produk jadi berupa sandal, Crumb Rubber diperoleh dari

supplier tetap yaitu PTPN IV dan Bakrie. Hasil produksi sendiri dipasarkan untuk

daerah Medan, Semarang, Surabaya, dan Jakarta.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Garuda Mas Perkasa memproduksi sandal yang terdiri dari

bermacam-macam warna dan ukuran yaitu untuk ukuran 8, 8½, 9, 9½, 10, dan

10½. Pada proses produksi PT. Garuda Mas Perkasa terbagi menjadi dua bagian

yaitu proses produksi tali sandal dan tapak sandal. Gambar 2.1. merupakan salah

(28)

Gambar 2.1. Sandal Swallow

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Garuda Mas Perkasa berada di Jalan Kolonel Yos Sudarso KM 6,5

Kelurahan Pulo Brayan Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.

2.4. Daerah Pemasaran

Proses pemasaran produk pada PT. Garuda Mas Perkasa dilakukan

dengan menggunakan sistem distributor. Untuk wilayah pemasaran Sumatera

Bagian Utara berpusat di Medan dan untuk wilayah Jawa berpusat di Surabaya.

Distributor akan memasarkan produk sandal ke berbagai daerah di Indonesia.

Beberapa distributor untuk wilayah pemasaran Jawa dan Bali yaitu:

1. Jakarta

Alamat distributor daerah Jakarta terletak di Jl. Kamal Raya No. 1 Tegal Alur,

(29)

2. Semarang

Alamat distributor daerah Semarang terletak di Jl. Sultan Abdul Rachman

Saleh No. 37.

3. Surabaya

Alamat distributor daerah Surabaya terletak di Pergudangan Kalianak Permai,

Jl. Kalianak No. 75 Blok A/15.

2.5. Proses Produksi

Proses produksi merupakan suatu cara dan metode untuk menciptakan atau

memberikan nilai tambah terhadap suatu barang atau jasa dengan mengggunakan

sumber daya yang tersedia misalnya tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan baku,

dan lain-lain.

2.5.1. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan untuk proses produksi sandal berupa bahan

utama, bahan penolong dan bahan tambahan. Bahan-bahan tersebut secara rinci

dijelaskan sebagai berikut:

1. Bahan Utama

Bahan utama merupakan bahan yang terlibat secara langsung dalam proses

produksi dan mengalami perubahan sifat ataupun bentuk. Bahan baku yang

digunakan pada PT Garuda Mas Perkasa adalah Crumb Rubber SIR 10 dapat

(30)

Gambar 2.2. Crumb Rubber Tipe SIR

2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan untuk membantu proses

produksi dan merupakan bahan yang bersifat esensial dalam membantu

meningkatkan kualitas produk dan merupakan bagian dari produk akhir.

Bahan tambahan yang digunakan pada produk sandal ini adalah: tali pengikat

agar sepasang sandal tidak terpisah satu dengan yang lain dan plastik

pembungkus sandal.

3. Bahan Penolong

Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk membantu

memperlancar proses produksi dan tidak terlihat pada produk akhir. Bahan

penolong yang digunakan untuk proses pembuatan produk ini adalah air.

a. EVA (Ethylene Vinyl Acetate) adalah merupakan bibit plastik yang

terbentuk butiran-butiran kecil berwarna putih yang diimpor dari Taiwan.

(31)

Gambar 2.3. EVA

b. Kalsium karbonat (CaCO3) adalah bahan kimia yang berbentuk seperti

kapur berfungsi sebagai senyawa penambah kekuatan tarik dan

kelenturan sandal.

Gambar 2.4. Kalsium Karbonat

c. Belerang berfungsi untuk menguatkan campuran dari semua bahan.

Belerang yang digunakan untuk memproduksi sandal swallow

(32)

Gambar 2.5. Belerang

d. Pewarna khusus adalah cairan untuk mewarnai spon-spon sesuai dengan

kebutuhan.

Adapun yang menjadi bahan penolong pada produksi tali sandal yaitu:

bahan pelumas.

2.5.2. Uraian Proses

Proses pembuatan sandal melalui beberapa stasiun kerja yang disusun

secara berurutan sesuai dengan proses pembuatan produk. Proses produksi

diuraikan sebagai berikut:

1. Proses pencacahan crumb rubber

Proses pencacahan dilakukan terhadap bahan baku yaitu crumb rubber SIR

10 menjadi cacahan kecil seperti berbentuk butiran tepung karet.

2. Proses pencampuran bahan

Proses pencampuran hasil cacahan karet dengan bahan baku lain yaitu eva

dan kalsium karbonat dan pada tahap ini dilakukan pewarnaan, dilakukan

(33)

3. Proses pembuatan sheet

Proses ini disebut juga proses rolling, dimana adonan karet digiling dengan

mesin two roll rubber mixing mill. Terdapat 3 rolling kecil dan 1 rolling besar

pada mesin ini untuk dapat menghasilkan sheet dengan spesifikasi yang

diharapkan.

Gambar 2.6. Proses Pembuatan Sheet

4. Proses pembuatan sponge

Proses pembuatan sheet tapak dilakukan dengan menggabungkan 3 lembar

sheet, penggabungan disesuaikan dengan warna yang dikehendaki, untuk

sandal dengan 2 warna dapat dilakukan dengan menggabungkan 1 sheet

berwarna putih dan 2 sheet berwarna hitam, lalu sheets ini dipress dengan

menggunakan mesin press dengan suhu ±93°C. Selain dilakukan

penggabungan, pada mesin ini juga terjadi proses penggelembungan,

(34)

Gambar 2.7. Proses Pembuatan Sponge

5. Proses pendinginan

Sponge yang dihasilkan dari mesin press memiliki suhu tinggi, hal ini

mengharuskan proses pendinginan terlebih dahulu sebelum dilanjutkan ke

tahap berikutnya, proses pendinginan dengan menggunakan bak pendingin,

sponge direndam hingga bersuhu netral.

Gambar 2.8. Proses Perendaman Sponge dalam Bak Pendingin

6. Proses pencetakan/pemotongan

Proses pemotongan dilakukan dari sponge yang telah didinginkan menjadi

(35)

dan 10½. Proses pemotongan dilakukan dengan menggunakan mesin

pemotong atau dikenal dengan mesin pon menghasilkan tapak sandal.

Gambar 2.9. Proses Pemotongan Sandal

7. Proses pemisahan

Proses ini dilakukan untuk memisahkan hasil cetakan mesin pemotong/ pon

dengan scrap sponge.

(36)

8. Proses penggerindaan

Proses penggerindaan bertujuan untuk menghaluskan sisi sandal yang tidak

rapi saat pemotongan dengan mesin pon.

Gambar 2.11. Proses Penggerindaan

9. Proses pelubangan

Pelubangan untuk tali sandal dilakukan dengan mesin bor, tapak sandal

dilubangi sebayak 3 buah.

(37)

10. Proses pembuatan tali sandal

Pembuatan tali sandal dilakukan dengan bahan baku sheet yang sama seperti

dalam pembuatan tapak, sheet dicetak dengan every rubber cutting machine,

untuk sekali pencetakan dihasilkan 16 tali yaitu 8 pasang sandal, kemudian

hasil cetakan digunting dan dirapikan hingga menghasilkan satu unit tali.

Gambar 2.13. Proses Pembuatan Tali Sandal

11. Proses perakitan

Perakitan dilakukan antara tapak sandal yang telah dilubangi dengan tali.

(38)

12. Pengemasan (packing)

Setelah berbentuk sandal utuh, sepasang sandal tersebut dimasukkan kedalam

plastik kemasan dan diikat dengan tali.

Gambar 2.15. Proses Pengemasan Sandal (Packing)

13. Packaging

Kemasan sepasang sandal kemudian di masukkan kedalam plastik yang berisi

6 pasang sandal (setengah lusin) dengan variasi seluruh ukuran yaitu 8, 8 ½,

9, 9½, 10, dan 10½. Kemasan tersebut kemudian dimasukkan kedalam goni

yang didalamnya terdapat 20 lusin sandal.

2.6. Mesin Produksi

Jenis mesin produksi yang digunakan oleh PT Garuda Mas Perkasa dalam

memproduksi sandal adalah sebagai berikut:

1. Mesin Pencacah

Berfungsi mencacah karet SIR menjadi butiran tepung karet.

(39)

2. Dispersion mixer

Berfungsi sebagai mesin pembuat adonan karet

Jumlah : 8 unit

Tipe : KD300-600

Daya : 600 HP inverter

spesifikasi : Front feed Dry-type mechanical

3. Two roll rubber mixing mill

Berfungsi membuat sheet dengan proses penggilingan secara berulang.

Jumlah : 8 unit

Merk : DXS

Size roll : 560 x 510 x 1530 mm

Speed of front roll : 27,7 m/min

Friction ratio of roll : 1:1,2

Daya motor : 95 KW

4. Mesin Press

Berfungsi untuk membuat sponge dari lembaran sheet

Jumlah : 10 unit

Kapasitas : 7 sheet

Dimensi Sheet : 1,2 x 1,5 m

Tipe : Build-up

5. Mesin pencetak/ pon

Berfungsi sebagai mesin pemotong dari lembaran sponge menjadi bentuk

(40)

Jumlah : 7 mesin

Kapasitas : 18 pcs atau 9 pasang

Dimensi sheet : 1,2 x 1,5 m

6. Gerinda

Berfungsi sebagai penghalus sisi yang tidak rapi hasil pemotongan dengan

mesin pencetak/ pon.

Jumlah : 12 unit

Tipe : Build-up

7. Bor

Berfungsi sebagai alat untuk melubangi tapak sandal untuk dirakit dengan tali

sandal.

Jumlah : 20 unit

Tipe : Build-up

8. Every rubber cutting machine

Berfungsi sebagai mesin pencetak tali sandal.

Jumlah : 6 unit

Buatan : Taiwan

Merk : E-Chen Oil Pressure Machinery Co., Ltd.

Tipe : EOB

(41)

2.7. Waste Treatment

PT. Garuda Mas Perkasa tidak menghasilkan limbah dalam proses

produksinya, karena dalam proses produksi, karet ataupun sponge hasil kegagalan

produksi masih dapat dicacah dan kembali digunakan sebagai bahan baku. Air

dalam proses pendinginan sponge juga tidak berbahaya bagi lingkungan karna

hanya berfungsi sebagai pendingin tanpa terkena atau terpengaruh oleh zat kimia.

2.8. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas serta

tanggung jawab kepada individu maupun bagian tertentu dari organisasi.Struktur

organisasi ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan

memperlancar jalannya roda perusahaan.

Dalam melaksanakan pekerjaannya, PT. Garuda Mas Perkasa

menggunakan organisasi lini fungsional. Pada hubungan garis tugas, wewenang

dan tanggung jawab berjalan secara vertikal menurut garis lurus mulai dari

pimpinan puncak sampai pada satuan-satuan yang berada di bawahnya dalam

bidang pekerjaan tertentu, sedangkan hubungan fungsional terjadi pada

bagian-bagian yang setara. Struktur organisasi PT. Garuda Mas Perkasa dapat dilihat pada

(42)

Direktur

Gambar 2.16. Struktur Organisasi PT. Garuda Mas Perkasa

2.8.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam struktur organisasi, setiap bagian mempunyai tugas sendiri-sendiri

dan setiap tugas merupakan tanggung jawab yang harus dikerjakan. Pembagian

tugas dan tanggung jawab dalam suatu organisasi dimaksudkan agar tercipta

suasana kerja yang produktif dan dapat terpelihara dalam rangka pencapaian

tujuan organisasi secara keseluruhan.

Pembagian-pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian

adalah sebagai berikut:

1. Direktur Utama

Tugas :

a. Mengelola perusahaan secara keseluruhan.

b. Mengkoordinir serta mengontrol keahlian teknis, usulan proyek,

(43)

Wewenang :

a. Surat-surat ekstern dan intern.

b. Pesanan-pesanan pembelian dan pekerjaan.

c. Faktur-faktur penjualan.

d. Ekspor dan impor.

e. Penerimaan dan pengeluaran keuangan.

2. Manajer pemasaran

Tugas :

a. Menjalin relasi dan kerja sama yang baik dengan konsumen / pelanggan.

b.Melakukan analisa penerapan prosedur yang berlaku di Bagian Marketing

sebagai bahan evaluasi atas prosedur yang sudah ada.

c. Melakukan analisa laporan kondisi dan situasi pasar beserta analisa

pesaing.

d.Menetapkan kalkulasi harga jual produksi sebagai patokan harga yang

ditawarkan ke pasar / pelanggan.

e. Menyusun Prosedur dan Instruksi Kerja untuk Bagian Marketing sehingga

membantu kelancaran proses kerja di bagiannya.

f. Melakukan koordinasi dengan Bagian PPIC dan Produksi sehubungan

dengan perencanaan, proses dan hasil produksi.

g. Mendorong peningkatan mutu dan produktifitas di lingkungan pabriknya.

(44)

i. Memberikan penjelasan kepada para bawahannya mengenai penyusunan

pelaporan tugas masing-masing untuk memenuhi kebutuhan pelapran

manajemen perusahaan.

j. Mengawasi jalannya kegiatan produksi secara keseluruhan sehingga sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan

k. Membina dan menjaga disiplin kerja para bawahannya, secara berkala

melakukan penilaian atas prestasi kerja mereka.

l. Memeriksa laporan-laporan yang diterima dari para bawahannya sebelum

meneruskannya kepada fungsi-fungsi yang terkait.

Wewenang :

a. Berwenang dalam mengarahkan fungsi-fungsi dibawah pengawasannya

agar pelaksanaan tugas mereka berjalan sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan.

b. Berwenang memberikan usulan strategi pemasaran kepada Marketing

Manager.

c. Berwenang untuk mengembangkan pola kerja di Bagian Marketing dengan

memperhatikan sumber daya yang ada.

d. Berwenang melakukan langkah-langkah tindak lanjut dan penyelesaian

terhadap keluhan dari pelanggan.

e. Berwenang mengajukan pendapat kepada Marketing Manager untuk

menerima atau menolak permintaan order dari pelanggan.

f. Berwenang untuk melakukan penghapusan Surat Jalan apabila terjadi

(45)

3. Administrasi Penjualan

Tugas :

a. Melaksanakan kegiatan administrasi umum perusahaan.

b. Mengatur peningkatan penjualan.

c. Menyusun target pasar dalam dan luar kota.

d. Melakukan pencatatan pesanan produk

e. Melakukan survey pasar mengenai pengembangan produk

Wewenang :

Mengembangkan dan melakukan perbaikan produk

4. Bagian pendistribusian

Tugas :

a. Membuat laporan tentang pembelian dan pemakaian bahan di workshop.

b. Melakukan pengiriman barang

c. Mengatur jadwal pengiriman

d. Bertanggung jawab terhadap barang keluar

Wewenang :

Memberikan izin terhadap seluruh barang yang keluar

5. Manajer Pabrik

Tugas:

a. Mengontrol jalannya produksi.

b. Melakukan analisa terhadap kinerja mesin

c. Mengontrol kinerja karyawan

(46)

e. Mengontrol kualitas produk dan memastikan produk yang baik yang

sampai ke pengerjaan akhir.

f. Membuat laporan kegiatan produksi.

Wewenang :

a. Berwenang menegur kinerja karyawan yang tidak sesuai dengan prosedur

b. Berwenang menghentikan proses produksi jika terjadi kerusakan

c. Berwenang membuat pengajuan maintenance mesin

6. Kabag Gudang

Tugas :

a. Melakukan penerimaan barang dan meneliti apakah barang yang sesuai

dengan faktur pembelian dan surat pesanan

b. Mengecek kesesuaian antara surat pesanan (SP) pembelian dengan

fakturnya

c. Membuat bukti barang masuk

d. Membuat laporan bulanan stock barang

e. Menyiapkan barang sesuai dengan surat pesanan dari relasi untuk dikirim

f. Mengkoordinir bagian stock keeper dan helper

g. Bertanggung jawab kepada kepala produksi terhadap persediaan produk

di gudang.

Wewenang:

a. Berwewenang membuat permohonan pemesanan bahan baku

b. Berwenang mengeluarkan atau tidak mengeluarkan bahan baku dari

(47)

7. Mandor

Tugas :

a. Bertugas mengawasi semua kegiatan yang berlangsung di pabrik baik

kegiatan produksi.

b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui

kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan

Wewenang:

untuk mengkoordinir dan mengarahkan setiap bagian bawahannya serta

menentukan pembagian tugas bagi setiap bawahannya.

8. Kepala bengkel

Tugas :

Menangani masalah yang terjadi pada mesin atau alat yang digunakan untuk

menghasilkan produk,dan mengawasi para bawahannya.

Wewenang :

Memberikan persetujuan atas surat-surat sehubungan dengan penanganan

mesin.

9. Manajer keuangan dan administrasi

Tugas:

a. Mengatur seluruh kelancaran bagian ketenagakerjaan dan sumber daya

manusia di panrik

b. Menganalisis kebutuhan tenaga kerja.

(48)

Wewenang:

Berwewenang melakukan kontrak atau pemutusan hubungan kerja

10.Personalia

Tugas :

Membuat catatan administrasi yang berkaitan dengan pegawai perusahaan.

Wewenang:

Memberikan perizinan ketidak hadiran karyawan.

11.Keamanan

Tugas :

Melaksanakan pengamanan perusahaan baik dari dalam ataupun luar

lingkungan perusahaan.

Wewenang :

Mengambil tindakan untuk keselamatan lingkungan perusahaan.

12.Kasir

Tugas :

a. Memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen yang diberikan staf

Operasional yang berkaitan dengan semua transaksi penjualan

perusahaan, kemudian mendokumentasikan dokumen-dokumen tersebut

untuk diolah lebih lanjut menjadi Invoice, dan sebagai dokumen

penjualan perusahaan.

b. Melakukan penagihan dan membuat laporan terhadap piutang perusahaan

yang telah jatuh tempo, kemudian memberikan laporan kepada

(49)

c. Melakukan pembayaran dan membuat laporan terhadap utang perusahaan

yang telah jatuh tempo, kemudian memberikan laporan kepada

ManajerKeuangan.

d. Memeriksa segala dokumen-dokumen transaksi yang terjadi pada

operasional yang diberikan oleh Manajer Operasional, seperti pembelian

dan biaya maintenance pada kendaraan serta aset perusahaan.

Wewenang:

Berwenang mengeluarkan dana untuk transaksi pembayaran.

13.Kabag pembelian

Tugas :

a. Bertanggung jawab terhadap pembelian bahan baku untuk produksi.

b. Membuat jadwal perencanaan dari kegiatan di bagian produksi

berdasarkan permintaan dari bagian pemasaran dan berdasarkan kapasitas

mesin

c. Memonitoring realisasi jadwal pembelian dan penerimaan bahn baku yang

sudah ditentukan

d. Mengecek stok dari bahan baku dan kemasan.

Wewenang :

(50)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Perencanaan produksi (Lynwood, 1974) adalah kegiatan dari usaha

membangun tujuan produksi untuk beberapa tahun mendatang yang disebut

sebagai planning horizon. Tujuan dari perencanaan produksi adalah untuk

membuat rencana optimal menggunakan sumberdaya untuk menyatakan

kebutuhan produksi atau untuk memanfaatkan peluang penjualan. Sebagai input

perencanaan produksi akan menggunakan beberapa informasi seperti tingkat

persediaan, backlog, peramalan permintaan dimasa mendatang, work in process,

kapasitas masing-masing stasiun produksi, ketersediaan material, standar

produksi, harga penjualan, dan kebijakan manajemen. Informasi ini akan

dikumpulkan dan dianlisis secara periodik untuk mengembangkan rencana

produksi. Output dari perencanaan produksi ini dapat membentuk atau

menentukan beberapa hal berikut ini:

1. Jumlah masing-masing produk yang akan diproduksi

2. Jumlah produk tertentu untuk diproduksi oleh masing-masing proses

alternatif

3. Jumlah masing-masing produk yang akan dihasilkan dari suatu proses (seperti

pekerja, lintasan, mesin dan lain-lain)

4. Target tingkat persediaan produk

(51)

6. Lembur, shift tambahan, kapasitas yang tidak digunakan dan lain-lain

7. Jumlah material dan produk setengah jadi yang akan dipindahkan antara

tahap yang satu ke tahap lainnya

8. Rencana subkontrak

9. Pembelian kebutuhan material.

Keputusan dibuat pada perencanaan produksi mempengaruhi biaya dan

penerimaan yaitu seperti biaya produksi, biaya perubahan tingkat produksi, biaya

perubahan kapasitas, biaya persediaan, customer service dan kerugian akibat

kekurangan, biaya pembelian.

Kegagalan memenuhi kepuasan pelanggan tepat waktu merupakan

kerugian intangible (tidak terlihat dalam bentuk fisik), seperti ketidakmampuan

salesman dalam membuat janji pengiriman. Terdapat dua kemungkinan dari

perencanaan produksi dan kontrol yang menghasilkan kerugian seperti itu, yaitu

yang pertama adalah kegagalan untuk mengkoordinasi produksi dengan

permintaan, dimana akan terjadi kekurangan produk dan keterlambatan

pengiriman, yang kedua adalah waktu idle yang berlebihan yang akan

menurunkan produk yang dihasilkan dibandingkan dengan tingkat produksi yang

berlangsung.

3.2. Peramalan

Peramalan (Douglas, 2008) adalah sebuah prediksi dari beberapa kejadian

masa depan. Peramalan adalah bagian penting dalam berbagai bidang seperti

(52)

obat-obatan, ilmu sosial, politik, dan finansial. Permasalahan peramalan sering

diklasifikasikan pada peramalan jangka pendek, jangka menengah dan jangka

panjang. Peramalan jangka pendek digunakan untuk memprediksi kejadian hanya

untuk periode waktu yang sedikit (hari, minggu, bulan) di masa mendatang.

Peramalan jangka menengah berlanjut dari satu hingga dua tahun mendatang, dan

peramalan jangka panjang dapat digunakan untuk lebih banyak tahun lagi.

peramalan jangka pendek dan jangka menengah dibutuhkan untuk aktivitas ddari

manajemen operasi untuk anggaran dan pemilihan research and development

produk baru. Peramalan jangka panjang digunakan untuk perencanaan stategis.

Permalan jangka pendek dan jangka menengah adalah tipikal yang didasarkan

pada pengidentifikasian, permodelan dan diluar model yang ditemukan pada data

historis.

Peramalan yang paling sering digunakan adalah time series data. Time

series berdaasarkan pada orientasi waktu atau urutan kronologi dari observasi

pada variabel. Tingkat variabel dikumpulkan sesuai dengan periode waktu sebagai

tipikal time series dan aplikasi peramalan. Banyak palikasi bisnis untuk peramalan

dengan memanfaatkan data harian, mingguna, bulanan, kuarter, atau annual data.

Teknik peramlan kuantitatif untuk digunakan pada data historis dan model

peramalan. Model menunjukkan pola data dan menunjukkan hubungan statistik

antara sebelum dan nilai variabel yang sedang berlaku, kemudian model

digunakan untuk mengetahui pola data dimasa mendatang. Terdapat tiga jenis

peramalan kuantitatif yang paling sering digunakan yaitu model regresi, model

(53)

hubungan antara variabel yang berhubungan, terkadang model regresi disebut

dengan juga dengan model kausal, karena variabel yang digunakan telah

diasumsikan dapat menunjukkan nilai dari data yang diamati. Smoothing models

biasanya menggunakan fungsi sederhana dari observasi sebelumnya untuk

memberikan perkiraan dari variabel. Metode ini mungkin memiliki basis

perhitungan statistik, tetapi sering digunakan dengan heuristik karena mudah

digunakan dan hasil yang lebih memuaskan. Model time series menggunakan

karakteristik statistik dari data historis untuk menentukan model dan

mengestimasi parameter yang tidak diketahui dari model yang biasanya.

Proses dari time series (Douglas, 2008) adalah untuk menghubungkan

kegiatan transformasi satu atau lebih input menjadi satu atau lebih output. Urutan

proses peramalan ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Pendefenisian Sumber: Douglas C. Montgomery, dkk, 2008

1. Pendefenisian masalah meliputi pengembangan pemahaman bagaimana

peramalan akan digunakan agar sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pengumpulan data terdiri dari data historis yang relevan dari variabel yang

akan diramalkan, termasuk informasi pada variabel prediksi yang potensial.

Pada fase ini juga berguna untuk memulai perencanaan bagaimana

pengumpulan data dan permasalahan dimasa mendatang yang akan ditangani

(54)

3. Analisis data adalah bagian yang penting untuk pemilihan model peramalan

yang digunakan. Plot time series dari data seharusnya dibangun dan

divisualisasikan untuk pengenalan pola seperti trend dan musiman atau

komponen yang berhubungan. Informasi ini akan menunjukkan tipe metode

peamalan kuantitatif dan model yang akan dikembangkan.

4. Pemilihan model terdiri dari pemilihan satu atau lebih model peramalan dan

menyesuaikan dengan model data.

5. Validasi model terdiri dari evaluasi dari model peramalan untuk

mendefenisikan bagaimana kemungkinan kinerja pada aplikasi yang

dimaksudkan.

6. Penyebaran model peramalan meliputi pemilihan model dan hasil peramalan

yang digunakan, hal ini penting untuk memastikan pemahaman pengguna

bagaimana untuk menggunakan model dan mengembangkan peramalan dari

model menjadi penerapan yang terus dilakukan.

7. Pemeriksaan kinerja model peramalan adalah kegiatan berkelanjutan setelah

model dikembangkan untuk memastikan model masih memiliki kinerja yang

memuaskan. Peta kontrol dari error hasil peramalan adalah alat sederhana

tetapi efektif untuk secara rutin mengontrol kinerja dari model peramalan.

3.2.1. Evaluasi Model Peramalan

Mempertimbangkan bagaimana untuk mengevaluasi kinerja dari teknik

peramalan (Douglas, 2008) untuk sebuah waktu tertentu, penting untuk secara

(55)

melihat akurasi peramalan, salah satu metodenya adalah average error atau mean

error

= ∑

Mean absolute deviation (mean absolute error)

= ∑| |

Mean squared error

� = ∑[ ]

Defenisi relative forecast error adalah

= �

Metode ini sering disebut percent forecast error. Mean percent error dirumuskan

sebagai berikut

� = ∑

Dan mean absolute percent error adalah

� = ∑| |

Mengetahui bahwa nilai relatif atau MAPE adalah 3% dapat menjadi sangat

(56)

3.3. Goal Programming

3.3.1. Terminologi Goal Programming

Formulasi goal programming (Dylan, 2010) pertama kali dikenalkan oleh

Charnes (1955) dalam bidang Excecutif compensation. Defenisi dasar dan konsep

dari bidang multicriteria decision making dan mathematical programming adalah

untuk goalprogramming, sehingga goal programming dapat didefenisikan dalam

banyak bidang, yaitu

1. Sebagai decision makers, pembuat keputusan yang dimaksud adalah

perorangan, organisasi, atau pemegang saham yang memiliki masalah dalam

mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki.

2. Sebagai decision variable, yaitu faktor-faktor yang ingin dikontrol. Decision

variable menjelaskan masalah dan formulasi keputusan yang akan dibuat.

Tujuan dari goal programming adalah dapat menunjukkan seluruh kombinasi

yang mungkin digunakan sebagai variabel yang dapat menerjemahkan titik

tujuan pencapaian dengan batasan-batasan yang dimiliki.

3. Criterion yaitu pengukuran yang digunakan sebagai solusi terbaik, ada

banyak kriteria dalam berbagai bidang pencapaian yang dapat digunakan

dalam pengambilan keputusan, tetapi hanya ada beberapa yang paling

diutamakan berkenaan dengan tujuan yang ingin dicapai, beberapa level

kriteria seperti:

a. Cost

b. Profit

(57)

d. Jarak

e. Kinerja sistem

f. Strategi perusahaan

g. Tujuan khusus perorangan (pemegang saham)

h. Berbasiskan keamanan (safety)

Objective yaitu kriteria dengan informasi tambahan yang memiliki tujuan

tertentu seperti maksimisasi atau minimisasi yang mana dipilih berdasarkan skala

kepentingan, seperti meminimisasi biaya atau maksimisasi kinerja sistem,

sedangkan permasalahan dengan tujuan untuk maksimisasi dan minimisasi disebut

sebagai multi-objective optimization problem.

Goal mengacu pada kriteria dan level yang ditargetkan yang ingin dicapai.

Terdapat tiga tipe prinsip dari fungsi tujuan yang ditunjukkan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tiga Tipe Prinsip Fungsi Tujuan

Tipe Goal Keterangan Contoh

1 Pencapaian level target

adalah titik batas atas (at most the target level)

Cost tidak boleh lebih dari anggaran $1 M

2 Mencapai setidaknya level

yang telah ditargetkan (at

(58)

Variabel deviasi mengukur perbedaan antara level target pada sebuah

kriteria dan nilai yang akan dicapai yang dianggap sebagai solusi. Kalau nilai

yang dicapai diatas level target maka perbedaan nilai yang diberikan disebut

variabel deviasi positif. Kalau nilai yang dicapai dibawah level target maka

disebut variabel deviasi negatif.

Makna dari goal programming adalah minimisasi variabel deviasi yang

tidak diinginkan, untuk goal tipe 1 yaitu less is better atau nilai yang lebih rendah

adalah lebih baik maka variabel deviasi positif dianggap sebagai variabel deviasi

yang tidak diharapkan, untuk goal tipe 2 more is better atau nilai yang melebihi

target lebih baik, maka variabel deviasi negatif dianggap sebagai variabel deviasi

yang tidak diharapkan, sedangkan untuk goal tipe 3 kedua variabel deviasi positif

dan negatif dianggap sebagai variabel deviasi yang tidak diharapkan.

Konstrain adalah fungsi kendala yang menunjukkan pembatasan dalam

variabel keputusan yang harus dipenuhi agar solusi dapat diterapkan dalam paktik.

Konstrain berbeda dengan konsep dari goal, yang apabila tidak tercapai secara

tidak langsung membuat solusi tidak dapat diterapkan. Konstrain secara normal

adalah sebuah fungsi persamaan atau pertidaksamaan.

Tanda pembatas adalah sebuah tanda atau simbol yang membatasi

keputusan tunggal atau variabel deviasi untuk menunjukkan range nilai. Tanda

pembatas yang paling umum adalah untuk menunjukkan variabel non-negative

dan berlangsung terus-menerus (kontinu).

Daerah feasible adalah daerah solusi yang menunjukkan seluruh fungsi

(59)

solusi yang berada didalam daerah feasible dapat digunakan atau

diimplementasikan dalam praktik.

3.3.2. Filosofi yang Mendasari

Goal programming dapat dimanfaatkan secara penuh, penting untuk

memahami pilosofi dan konsep ekonomi yang mendukung fungsi matematis, hal

ini akan memastikan jenis goal programming yang dipilih adalah metode yang

tepat dan parameter yang digunakan telah sesuai.

1. Kepuasan, goal programming adalah salah satu teknik yang menggunakan

kepuasan sebagai basis utama. Kepuasan menjelaskan sebuah perilaku

yangmana akan dicapai oleh pembuat keputusan sebagai defenisikan tujuan

(goal), apabila tujuan (goal) tercapai maka akibat dari keputusan yang telah

diambil menunjukkan kepuasan.

2. Mengoptimalkan, optimal dalam konteks pengambilan kepututsan

menunjukkan cara untuk menemukan keputusan yang memberikan nilai

terbaik dari beberapa himpunan nilai yang mungkin dipilih sebagai

kepututsan. Ada tiga situasi yang perlu dicatat yang merupakan bagian

penting dalam pilosofi optimal yaitu

a. Apabila target dari goal disusun sangat optimistik seperti pada nilai ideal

yang ditetapkan dan tujuan (goal) maka pilosofi yang utama berubah dari

(60)

b. Apabila yang ingin dicapai adalah pengoptimalan pareto dan pemulihan

maka pilosofi yang dipilih adalah kombinasi antara kepuasan dengan

pengoptimalan secara bersamaan.

c. Apabila tujuan (goal) memiliki 2 sisi (misalnya situasi nilai optimal

antara more is better atau less is better) maka kepuasan dan

pengoptimalan dianggap sebagai nilai yang sama untuk pencapaian

tujuan (goal).

3. Keseimbangan, dalam banyak permasalahan goal programming tidak cukup

hanya melihat pada rata-rata pencapaian level dari goal tanpa melihat pada

keseimbangan antara pencapaian tujuan.

3.3.3. Analisis Hasil dari Goal Programming

Terdapat beberapa kunci mengukur output goal programming (Dylan,

2010) yaitu:

1. Nilai dari variabel keputusan, keputusan yang diambil tidak secara langsung

memberikan informasi mengenai pencapaian tujuan (goal) tetapi secara

mendasar membantu untuk menunjukkan bayangan (visualisasi) dari solusi,

menunjukkan potensi kesulitan pencapaian, dan memastikan bahwa solusi

tersebut dapat diimplementasikan dalam praktik.

2. Level pencapaian dari tujuan (goal), sebuah kunci penyusunan informasi

adalah seberapa dekat nilai yang dicapai dibandingkan dengan nilai yang

(61)

memenuhi. Informasi ini dapat ditunjukkan langsung atau sebagai nilai dari

variabel deviasi.

3. Keseimbangan relatif antar tujuan (goal), seperti yang dilihat pada nilai pasti

dari goal, keseimbangan pencapaian tujuan antara tujuan yang satu dengan

yang lain dapat ditinjau kembali berdasarkan tingkat kepentingan yang

diharapkan.

4. Nilai dari fungsi pencapaian, dapat memberikan informasi mengenai total

level dari deviasi tujuan apabila masing-masing tujuan memiliki prioritas

yang berbeda.

5. Status dari konstrain atau kendala, solusi akan menunjukkan level slack atau

surplus dalam beberapa fungsi pertidaksamaan kendala dan mengindikasikan

kendala mana yang merupakan bagian terpenting, yaitu dimana tidak ada

slack ataupun surplus karena sumber daya seluruhnya telah digunakan.

6. Teknik memodelkan informasi, informasi akan membantu memodelkan error

dari goal programming.

Ide dasar goal programming (Frederick, 1980) adalah untuk menetapkan

tujuan numerik yang spesifik untuk masing-masing tujuan, merumuskan fungsi

tujuan untuk setiap tujuan, dan kemudian mencari solusi yang meminimalkan

(bobot) jumlah penyimpangan fungsi-fungsi objektif dari tujuan masing-masing.

Untuk menjelaskan fungsi matematis, x1, x2,...,xn menunjukkan variabel

keputusan dan K adalah dianggap sebagai angka dari tujuan, untuk masing-masing

tujuan k (k=1, 2,..., K). Cjk koefisien dari xj (j= 1, 2, ..., n) dan gk adalah goal dari

(62)

∑ =

Minimisasi jumlah deviasi dari goal

= ∑ | ∑

|

� = ∑

|� | = � �

Sehingga model goal programming menjadi

Minimize = ∑ � �

Subject to

∑ � � =

3.4. Sistem F uzzy

Logika bernilai ganda Boolean (Marimin, dkk, 2013) hanya ada dua nilai

yaitu ada dan tidak ada yang disimbolkan dengan 1 dan 0. Pada kenyataannya

banyak masalah yang tidak dapat dipastikan dalam kedua kondisi ini, tetapi hanya

dapat dipetakan dalam logika bahasa (linguistic logic) yang memberikan

(63)

istilah linguistik bukan dengan angka atau bilangan seperti istilah sedikit, cukup,

sangat, besar dan lain sebagainya.

3.4.1. Konsep F uzzy dan Peluang

Konsep Fuzzy dan peluang memiliki kesamaan, tetapi merupakan dua hal

yang berbeda (Marimin, dkk, 2013). Kesamaan antar keduanya adalah bahwa

keduanya menunjukkan derajat kepastian dan ketidak pastian atas suatu kejadian.

Hanya saja derajat kepastian dalam konsep statistika hanya berlaku disaat suatu

kejadian belum terjadi, apabila telah terjadi maka hasil keluaran telah dapat

diketahui contohnya pada peluang pelemparan koin. Sebaliknya pada logika fuzzy

keanggotaan gugus akan tetap berlaku walaupun kejadiannya sudah terjadi,

derajat kecenderungan diuji apakah hasil kejadian mendekati derajat tersebut.

Selain dari pada itu, peluang dapat dikatakan sebagai dua kejadian yang saling

bebas sementara fuzzy tidak.

3.5. F uzzyGoal Programming

Fuzzy Goal programming (Dylan, 2010) menggunakan teori himpunan

fuzzy untuk menangani tingkat dari ketidaktepatan dalam model goal

programming. Ketidaktepatan ini biasanya berkaitan dengan nilai target tujuan

(bq) tetapi juga bisa berhubungan dengan aspek-aspek lain dari program tujuan

seperti struktur prioritas. Ada beberapa pembagian fungsi Fuzzy adalah sebagai

berikut:

(64)

[ ] =

2. Sisi kiri (tidak mengharapkan deviasi negatif)

[ ] =

{

3. Triangular (kedua deviasi tidak diharapkan)

[ ] =

4. Trapezoidal (kedua deviasi tidak diharapkan dengan interval dari pemenuhan

(65)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Garuda Mas Perkasa yang berlokasi di

Jalan Kolonel Yos Sudarso KM 6,5 Medan. Penelitian dilakukan selama ± 5

bulan.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang tergolong pada

penelitian kasus (Case Study) (Sukaria, 2013) yaitu suatu jenis penelitian yang

bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual, dan akurat mengenai

sifat suatu objek atau populasi untuk keperluan pengambilan keputusan. Penelitian

ini mempelajari secara intensif latar belakang permasalahan guna memberikan

gambaran secara mendetail mengenai suatu kasus dengan melakukan pengkajian

pada variabel-variabelnya.

4.3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah produk sandal yang terdiri dari dua jenis

yaitu sandal swallow hitam-putih dan sandal swallow berwarna pada PT. Garuda

Gambar

Gambar 2.2. Crumb Rubber Tipe SIR
Gambar 2.3. EVA
Gambar 2.5. Belerang
Gambar 2.6. Proses Pembuatan Sheet
+7

Referensi

Dokumen terkait

Batasan-batasan yang digunakan dalam memformulasikan fungsi tujuan perencanaan produksi yang optimal adalah data penjualan pada periode tertentu, biaya produksi,

Rumusan masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah kesamaran nilai pencapaian dari serangkaian goal yang ada seperti batasan jumlah item yang diproduksi, jumlah persediaan

Batasan-batasan yang digunakan dalam memformulasikan fungsi tujuan perencanaan produksi yang optimal adalah data penjualan pada periode tertentu, biaya produksi, pemakaian

Proposing an Aggregate Production Planning Model by Goal Programming Approach, a

Berdasarkan hasil optimasi yang dilakukan dengan bantuan software LINDO dapat disimpulkan bahwa pada jumlah produksi tiap jenis suwar-suwir telah optimal, biaya produksi

Metode Goal Programming dapat menentukan jumlah produksi yang optimal karena metode Goal Programming potensial untuk menyelesaikan aspek- aspek yang bertentangan

368.641.000,00, sedangkan keuntungan perusahaan jika membuat produk sesuai dengan solusi optimal dari model goal programming, maka keuntungan yang diperoleh perusahaan adalah

Sedangkan p ada penelitian ini akan dibahas bagaimana menentukan model optimasi perencanaan produksi dan penyele- saiannya sehingga diperoleh hasil optimal, dalam hal