ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN TAHUN 2013
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
MINANDA ANNISA
112101039
Cara Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : MINANDA ANNISA NIM : 112101039
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN TAHUN 2013
Tanggal : ... 2014 DOSEN PEMBIMBING
Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, M.B.A NIP:197809302008122001
Tanggal: ... 2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si.
NIP: 19741123 200012 2 001
Tanggal: ... 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ac, Ak, CA. NIP: 19560407 198002 1 001
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang
telah memberikan kita syafaat dan ridha Nya serta kesempatan sehingga penulis
mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai titik akhir dari sebuah proses
pembelajaran di Program Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara yang mudah-mudahan mendapat ridho Allah SWT. Shalawat dan
salam penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
tauladan yang baik bagi seluruh umat manusia.
Tugas Akhir ini berjudul “Analisis Laporan Keuangan Pada Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2013” Penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan namun penulis menyadari bahwa
tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada Ayahanda Semi Suharto.S,Sos dan Ibunda Nana Hendriati, selaku
orang tua yang penulis sayangi. Terima kasih atas kasih sayang, perhatian,
dukungan, dan doa selama ini, serta kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III
Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
4. Dosen dan staff pengajar serta pegawai Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
5. Buat sahabat-sahabat tersayang yang lagi jauh, emma, encin, icak, meme
serta para teman-teman Cangi yang paling tersayang. Terima kasih atas
semangat, doa, dukungan, dan menjadi penyemangat penulis.
6. Buat semua teman-teman seperjuangan di Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara DIII Keuangan angkatan 2011 terutama sahabat-sahabat
dan tim magang nisek, indah, tisa, nisa dan sarah. Terima kasih atas
semangat, kerjasama, doa, dan dukungan selama ini, serta semua pihak
yang mungkin tidak dapat disebutkan namanya.
Akhirnya penulis menyadari semua keberhasilan tidak terlepas dari petunjuk
Allah SWT. Dan penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Medan, Maret 2014
Penulis,
Halaman
KATA PENGANTAR ...
i
DAFTAR ISI ...
iii
DAFTAR TABEL ...
iv
DAFTAR GAMBAR ...
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
A. Sejarah Singkat... 8B. Struktur Organisasi ... 10
C. Uraian Pekerjaan ... 11
D. Kinerja Terkini ... 25
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Kas ... 27B. Pengertian Anggaran ... 33
C. Penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 42
D. Jenis-jenis Penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 49
E. Klasifikasi Laporan Realisasi Anggaran ... 63
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 66B. Saran ... 66
Halaman
Halaman
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan ... 26
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinas Kesehatan adalah suatu instansi pemerintah dalam unsur
pelaksana otonomi daerah dalam bidang kesehatan dan dipimpin langsung
oleh seorang Kepala Dinas dan berkedudukan di bawah naungan Walikota
serta bertanggung jawab langsung pada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Sekretariat atau sekretaris membawahi beberapa kepala Sub bagian yaitu,
Kepala Sub Bagian Perencanaan, Kepala Sub Bagian Umum dan Pelayanan,
Kepala Sub Bagian Keuangan. Tugas pokok Dinas Kesehatan adalah
melaksanakan urusan pemerintah daerah sesuai dengan asas otonomi serta
kewajiban pembantuan dalam bidang kesehatan di lingkup daerah atau
kabupaten. (Peraturan Walikota Medan No.43 Tahun 2010).
Dalam Dinas Kesehatan ini juga diperlukan perencanaan dan perlunya
menganalisis laporan keuangan dengan mengetahui anggaran pemasukan
maupun pengeluaran. Analisis adalah proses perencanaan yang terdiri
beberapa bagian atau komponen yang saling berhubungan atau
berkesinambungan agar mendapatkan pengertian yang berupa sumber
informasi yang tepat serta memiliki pemahaman arti keseluruhan.
(Subramanyam, 2005:52). Sedangkan laporan keuangan adalah beberapa lembar
kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk
memikirkan aset-aset nyata yang mendasari angka-angka tersebut. (Brigham &
Tujuan laporan keuangan menurut (Kasmir, 2008:73), antara lain:
1. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor dan
pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan
keputusan yang rasional atas investasi, kredit, dan keputusan lain yang
sejenis.
2. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan
pengguna potensial lainnya yang membantu menilai jumlah, waktu, dan
ketidakpastian proses penerimaan kas dari dividen atau bunga dan
pendapatan dari penjualan, penebusan, atau jatuh tempo sekuritas, dan
pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada perusahaan. 3. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber
daya tersebut dan perubahannya.
Anggaran pada Dinas Kesehatan ini tidak bisa dilihat dari perhitungan
Laba Rugi karena Dinas Kesehatan merupakan suatu instansi pemerintah yang
laporan keuangannya direalisasikan melalui dana PAD (Pendapatan Asli
Daerah) yang mana PAD adalah dana yang diperoleh dari biaya pengobatan
masyarakat yang tidak memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk), sedangkan
yang termasuk di dalam pengeluaran Dinas Kesehatan adalah Belanja
Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja Modal yang termasuk dalam
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), DAK (Dana Alokasi
Khusus), dan BOK (Biaya Operasional Kesehatan).
Dalam hal rencana penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan
pada Dinas Kesehatan Kota Medan semuanya tertuang dalam sebuah anggaran
Budget) merupakan skedul yang menyajikan perkiraan aliran kas masuk dan kas keluar suatu perusahaan selama periode tertentu pada waktu yang akan
datang. Periode penyusunan anggaran kas ini dapat disusun untuk waktu
tahunan, semester, triwulan, bulanan, bahkan harian. Namun pada umumnya
perusahaan menggunakan anggaran kas bulanan yang disusun untuk jangka
waktu tiga bulan, enam bulan, sampai satu tahun. Anggaran kas untuk jangka
waktu yang lebih panjang digunakan untuk perencanaan yang bersifat umum
dan menyeluruh, sedangkan anggaran kas dalam jangka waktu yang lebih
pendek biasanya untuk pengendalian kas yang lebih riil dan spesifik.
Anggaran kas dapat tersusun secara terencana, transparan, dan akuntabel
karena adanya perencanaan dan pengendalian kas yang optimal.
(Nafarin, 2000:49), berpendapat bahwa dengan adanya perencanaan dan
pengendalian kas, maka penyusunan anggaran kas secara terperinci akan
bermanfaat untuk :
1. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan uang
kas masuk dan uang kas keluar, sehingga saldo kas pada akhir suatu
periode akan sama dengan saldo kas awal ditambah
penerimaan-penerimaan kas pada suatu periode dan dikurangi dengan
pengeluaran-pengeluaran kas pada waktu yang sama.
2. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit maupun surplus. Defisit
terjadi bilamana pemasukan ditambah saldo awal ternyata lebih kecil dari
kebutuhan pengeluaran yang harus dibayar. Sebaliknya surplus akan
terjadi bilamana pemasukan melebihi pengeluaran, sehingga jumlah saldo
3. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek atau jangka
panjang. Dengan terjadinya defisit, kas perusahaan perlu mencari dana
tambahan dari sumber yang paling menguntungkan. Sebaliknya dengan
adanya surplus yang diketahui lama sebelumnya, dapat dipersiapkan
pemilihan alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.
4. Menggunakannya sebagai dasar kebijaksanaan pemberian kredit. Besar
kecilnya kas yang tersedia juga menunjukkan kemampuan perusahaan
membelanjakan modal kerjanya. Kemampuan pembelanjaan modal kerja
ini pada gilirannya juga merupakan dasar bagi perusahaan untuk
menggunakan kebijakan kredit sebagai upaya meningkatkan volume
penjualan.
5. Menggunakannya sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan
suatu jenis biaya yang sudah dianggarkan perlu diatur penggunaannya
lewat mekanisme otorisasi pengeluaran kas. Dengan demikian anggaran
tidak akan terlampaui dan sekaligus disesuaikan dengan keadaan likuiditas
perusahaan.
6. Anggaran kas yang sudah ada juga berfungsi sebagai dasar penilaian
terhadap realisasi pengeluaran kas yang sebenarnya. Dengan demikian,
uraian dalam arus kas masuk maupun kas keluar dapat diketahui yang
Dalam penyusunan anggaran tentunya dapat dilakukan secara optimal,
sehingga Dinas Kesehatan Kota Medan berupaya untuk mengelola anggaran
sesuai dengan program pemerintah. Untuk itu peneliti memberi informasi
tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas pada Dinas Kesehatan Kota
Medan melalui Laporan Realisasi Anggaran.
Laporan Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Kota Medan
31 Desember 2013
Uraian Anggaran Realisasi Lebih / (Kurang)
PENDAPATAN
PENDAPATANASLI DAERAH
Pendapatan Restribusi Daerah
1.327.470.000,00 450.316.025,00 (877.153.975,00)
1.327.470.000,00 450.316.025,00 (877.153.975,00)
1.327.470.000,00 450.316.025,00 (877.153.975,00)
BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
218.393.900.000,00 175.617.224.360,00 (42.776.675.640,00)
212.471.147.600,00 173.997.134.860,00 (38.420.012.740,00)
138.496.090.000,00 123.719.774.439,00 (14.776.315.561,00)
73.921.057.600,00 50.277.360.421,00 (23.634.697.179,00)
BELANJA MODAL
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Bangunandan Gedung
5.976.752.400,00 1.620.089.500,00 (4.356.662.900,00)
5.976.752.400,00
Surplus / (Defisit) (217.066.430.000,00) (175.166.908.335,00) (41.899.521.665,00)
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SILPA)
(217.066.430.000,00) (175.166.908.335,00) (41.899.521.665,00)
Mengingat peran penting penyusunan anggaran dalam perusahaan adalah
suatu keharusan bagi setiap perencanaan dan pengendalian manajemen
perusahaan, maka tanpa memahami konsep dan tanpa menguasai teknik
penyusunan anggaran, manajemen perusahaan akan kehilangan salah satu
elemen penting dalam implementasi fungsi manajemen yang sedang
dilaksanakannya. Dengan latar belakang pemikiran yang sedemikian ditambah
dengan keinginan peneliti untuk mendalami pengetahuan mengenai proses
penyusunan anggaran perusahaan, maka dari itu peneliti memilih judul
mengenai “Analisis Laporan Keuangan Pada Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2013”.
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengelolaan laporan penerimaan dan pengeluaran pada
Dinas Kota Medan?
2. Apakah anggaran arus kas tahun 2013 yang disusun Dinas
Kesehatan Kota Medan sudah sesuai dengan yang direalisasikan?
3. Apa masalah yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan Kota Medan
pada tahun 2013 ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk memahami pengelolaan anggaran penerimaan dan pengeluaran pada
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Penulisan ini bermanfaat sebagai pengembangan kemampuan pola
pikir peneliti dengan cara mengimplentasikan teori-teori selama masa
perkuliahan dengan praktek yang sebenarnya terjadi di lapangan.
2. Bagi Dinas Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan yang optimal untuk tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadibahan perbandingan dan
informasi bagi peneliti-peniliti lainnya.
BAB II
PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
A.Sejarah Singkat Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam
bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Dinas
Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagaian urusan rumah tangga
daerah dalam bidang kesehatan untuk menunjang tercapainya usaha kesejahteraan
masyarakat di bidang Kesehatan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan atau yang biasa disingkat DKK Medan
terletak di Jalan Rotan No. 1 Komplek Petisah Medan. Dinas ini membawahi 39
Puskesmas Induk (13 Puskesmas Rawat Inap dan 26 Puskesmas Rawat Jalan) dan
41 Puskesmas Pembantu (Pustu) yang terletak di 21 Kecamatan se Kota Medan.
Disamping itu DKK Medan mempunyai Unit Pelayanan Teknis (UPT) yaitu
Gudang Farmasi yang terletak di Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan,
Laboraturium Kesehatan Lingkungan yang terletak di Jalan Ibus Raya dan Klinik
Spesialis Bestari yang juga terletak di Jalan Ibus Raya Medan.
Berikut ini akan dijelaskan visi, misi dan fungsi Dinas Kesehatan Kota
Medan :
1. Visi Dinas Kesehatan Kota Medan
Visi Dinas Kesehatan Kota Medan yang merupakan gambaran
organisasi yang ingin diwujudkan di sama depan yaitu : “Kesehatan
Mantap 2010 (Mandiri, Tanggap dan Profesional)”
2. Misi Dinas Kesehatan Kota Medan
a. Mendorong kemandirian masyarakat dalam pembangunan
kesehatan.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau.
c. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat agar hidup produktif
secara optimal.
d. Mendukung pembangunan Kota Medan yang berwawasan
kesehatan.
e. Menggalang potensi dan kepedulian masyarakat dalam
pembangunan kesehatan.
f. Menyediakan sistem informasi kesehatan yang baik.
3. Fungsi Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu :
a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang
kesehatan;
b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan, pemberantasan,
pengawasan penyakit menular dan penelitian kemungkinan
c. Melaksanakan pelayanan umum bidang kesehatan;
d. Melaksanakan pemberian perizinan bidang kesehatan;
e. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang
tugasnya;
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.
B.Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu bagan yang menunjukkan hubungan pada
suatu organisasi atau perusahaan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain
dalam melaksanakan fungsi dan tugas-tugas yang dibebankan terhadap suatu
posisi/jabatan tertentu untuk menjamin kelancaran kerja. Oleh karena itu, struktur
organisasi dilandasi dengan adanya pembagian tugas dari tiap satuan kerja pada
organisasi tersebut. Adapun struktur organisasi terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Bentuk organisasi garis, pada organisasi ini semua kekuasaan berjalan
dari atas ke bawah menurut garis lurus menuju ke bawah, sebaliknya
garis tanggung jawab berjalan dari bawah ke atas.
2. Bentuk organisasi fungsional, pada organisasi ini kekuasaan tidak
langsung, tiap atasan mempunyai bawahan masing-masing, bawahan di
sini menunggu perintah atasan dan bertanggung jawab pada atasan
tersebut.
3. Bentuk organisasi garis dan staf, pada organisasi ini merupakan
golongan antara garis dan staf, dimana bawahan hanya menerima
perintah dari atasan saja sehingga dengan demikian sangat diperlukan
Secara umum, struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan adalah
organisasi garis, yaitu kekuasaan mengalir dari atas ke bawah. Pada pegawai
bertanggung jawab langsung atas suatu kegiatan/pekerjaan yang telah ditetapkan
dalam bidangnya masing-masing. Berikut ini adalah struktur organisasi Dinas
Kesehatan Kota Medan.
C.Uraian Pekerjaan
Berikut ini adalah uraian pekerjaan (job description) dari setiap unit bagian pada Dinas Kesehatan Kota Medan yang terdiri dari :
1. Dinas
Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah, yang dipimpin
oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai
tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang kesehatan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
2. Sekretaris
Sekretaris berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi
umum, keuangan dan penyusunan program. Sekretaris
menyelenggarakan fungsi :
a) Penyusunan rencana, program dan kegiatan kesekretariatan
b) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas
c) Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,
d) Pelaksanaa monitoring, evaluasi pelaporan kesekretariatan
e) Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi
kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum,
kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan Dinas
f) Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas
g) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Sub Bagian Umum
Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub Bagian Umum mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup
administrasi umum. Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :
a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian
Umum
b) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi
umum
c) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata
naskah dinas, penataan kearsipan, urusan rumahtangga,
hukum, hubungan masyarakat
d) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
e) Pengelolaan administrasi kepegawaian
g) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan tugas
h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
4. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Sekretaris dan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan
administrasi keuangan dan perlengkapan. Sub Bagian Keuangan dan
Perlengkapan menyelenggarakan fungsi :
a) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi
kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan,
pengusulan, dan verifikasi
b) Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan
administrasi keuangan
c) Penyusunan laporan keuangan Dinas
d) Pelaksanaan pengelolaan perlengkapan
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
5. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan Program berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris dan mempunyai tugas pokok melaksanakan
Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi :
a) Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan
rencana dan program Dinas
b) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Dinas
c) Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
6. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
Bidang Bina Pelayanan Kesehatan berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas dan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pelayanan kesehatan
dasar, kesehatan rujukan dan kesehatan khusus. Bidang Bina
Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
a) Penyelenggaraan upaya kesehatan khusus meliputi kesehatan
jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan haji,
kesehatan gigi dan mulut
b) Penyelenggaraan upaya kesehatan perkotaan, kesejahteraan
indera, dan usia lanjut
c) Penyelenggaraan upaya kesehatan pada daerah perbatasan
d) Penyusunan petunjuk teknis lingkup pelayanan kesehatan
dasar, kesehatan rujukan dan kesehatan khusus
e) Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup
f) Pelaksanaan registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana
pelayanan kesehatan
g) Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian lingkup
pelayanan kesehatan
h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
7. Seksi Kesehatan Dasar
Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina
Pelayanan Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas BIdang Pelayanan Kesehatan lingkup kesehatan dasar.
Seksi Kesehatan Dasar menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan bahan pembinaan upaya kesehatan dasar perkotaan
b) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Kesehatan
Dasar
c) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup kesehatan dasar
d) Penyiapan bahan pembinaan kesehatan dasar dan kesehatan
komunitas
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
8. Seksi Kesehatan Rujukan
Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina
Pelayanan Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Bina Pelayanan Kesehatan lingkup kesehatan
a) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup kesehatan rujukan
b) Penyiapan bahan dan data pengelolaan upaya kesehatan
rujukan/spesialistik dan sistem rujukan
c) Penyiapan bahan dan data pengelolaan upaya kesehatan
rujukan perkotaan
d) Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup
kesehatan rujukan sesuai urusan pemerintahan kota
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
9. Seksi Kesehatan Khusus
Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina
Pelayanan Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Bina Pelayanan Kesehatan lingkup kesehatan
khusus. Seksi Kesehatan Khusus menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan upaya kesehatan
khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan
kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan
indera, dan lanjut usia
b) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan upaya kesehatan
pada daerah perbatasan dan kerjasama lintas batas
c) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
10.Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagain tugas Dinas lingkup
pengendalian dan pemberantasan penyakit, wabah, bencana dan
kesehatan lingkungan. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
menyelenggarakan fungsi :
a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang
pengendalian masalah kesehatan
b) Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengendalian dan
pemberantasan penyakit, wabah, bencana, dan kesehatan
lingkungan
c) Pengendalian dan pemberantasan penyakit meliputi surveilans
epidemiologi, pengendalian penyakit menular langsung,
pengendalian penyakit bersumber binatang, pengendalian
penyakit tidak menular, immunisasi, kesehatan mata dan
penyelidikan kejadian luar biasa (KLB)
d) Pengendalian wabah dan bencana meliputi kesiapsiagaan,
mitigasi dan kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan
e) Penyelenggaraan penyehatan lingkungan meliputi penyehatan
air, pengawasan kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan
sanitasi darurat, sanitasi makanan, dan bahan pangan serta
pengamanan limbah
f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
11.Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pengendalian Masalah Kesehatan dan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengendalian Masalah
Kesehatan lingkup pengendalian dan pemberantasan penyakit. Seksi
Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pengendalian
dan Pemberantasan Penyakit
b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengendalian dan
pemberantasan penyakit
c) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan pengendalian
surveilans epidemiologi, pengendalian penyakit tidak menular,
immunisasi, kesehatan mata, dan penyelidikan kejadian luar
biasa (KLB)
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
12.Seksi Wabah dan Bencana
Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pengendalian Masalah Kesehatan dan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengendalian Masalah
Kesehatan lingkup wabah dan bencana. Seksi Wabah dan Bencana
menyelenggarakan fungsi :
a) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengendalian
b) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi wabah dan
bencana
c) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan pengendalian
wabah dan bencana meliputi kesiapsiagaan, mitigasi dan
kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
13.Seksi Kesehatan Lingkungan
Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pengendalian Masalah Kesehatan dan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengendalian Masalah
Kesehatan lingkup kesehatan lingkungan. Seksi Kesehatan
Lingkungan menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan pengendalian
kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air, pengawasan
kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi darurat,
sanitasi makanan dan bahan pangan serta pengamanan limbah
b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengendalian
kesehatan lingkungan
c) Penyiapan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
14.Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan
Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kesehatan lingkup perencanaan dan
pendayagunaan. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan
menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi perencanaan
dan pendayagunaan
b) Penyiapan bahan dan data pemberian rekomendasi tenaga
kesehatan strategis
c) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perencanaan dan
pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan
d) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
15.Seksi Pendidikan dan Pelatihan
Dipimpin oleh Kepala Seksi, berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan lingkup
pendidikan dan pelatihan. Seksi Pendidikan dan Pelatihan
a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pendidikan
dan Pelatihan
b) Penyiapan bahan dan data pelaksanaan registrasi dan akreditasi,
pendidikan, dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan
c) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan kegiatan
d) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
16.Seksi Registrasi dan Akreditasi
Dipimpin oleh Kepala Seksi, berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan lingkup
registrasi dan akreditasi. Seksi Registrasi dan Akreditasi
menyelenggarakan fungsi :
a) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup registrasi dan
akreditasi
b) Penyiapan bahan dan data proses penyelenggaraan registrasi
dan skreditas serta perijinan lingkup tenaga medis, tenaga para
medis, dan tenaga non medis/ tradisional terlatih sesuai urusan
c) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup registrasi dan
akreditas
d) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
17.Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan
Dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas dan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kefarmasian, jaminan,
sarana dan peralatan kesehatan. Bidang Kefarmasian Jaminan dan
Sarana Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
a) Penyelenggaraan kefarmasian
b) Penyelenggaraan jaminan kesehatan
c) Pelayanan sarana dan peralatan kesehatan
d) Pelaksanaan proses pelayanan petijinan dan pelayanan lainnya
lingkup kefarmasian, jaminan, sarana, dan peralatan kesehatan
sesuai urusan pemerintahan kota
e) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup
bidang kefarmasian jaminan dan sarana kesehatan
f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
18.Seksi Kefarmasian
Dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana
Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan lingkup
kefarmasian. Seksei Kefarmasian menyelenggrakan fungsi :
a) Penyediaan dan pengelolaan bufferstock obat, reagensia,
vaksin, ketersediaan obat, dan perbekalan kesehatan rumah
tangga (PKRT)
b) Penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan,
minumam, NAPZA, kosmetika dan alat kesehatan sesuai
urusan pemerintahan kota
c) Pelaksanaan proses rekomendasi ijin Industri Kecil Obat
Tradisional (IKOT), rekomendasi ijin PBF dan PBF cabang
d) Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup
kefarmasian sesuai urusan pemerintah kota
19.Seksi Jaminan Kesehatan
Dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana
Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan lingkup jaminan
kesehatan. Seksi Jaminan Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi jaminan
b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup jaminan kesehatan
c) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan jaminan kesehatan
meliputi kepersertaan, pemeliharaan kesehatan, dan
pembiayaan
20.Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
Dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana
Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan lingkup sarana
dan peralatan kesehatan. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan registrasi,
akreditas, dan peralatan kesehatan
b) Pelaksanaan proses rekomendasi ijin Pedagang Besar Alat
Kesehatan (PBAK)
c) Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup
sarana dan peralatan kesehatan
21.Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)
Pembentukan dan tugas pokok Unit Pelaksanaan Teknis akan
ditentukan dan ditetapkan dengan peraturan Walikota.
22.Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas sesuai dengan
a) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga
fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
b) Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh Tenaga
Fungsional Senior yang ditunjuk.
c) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan
dan beban kerja
d) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
D.Kinerja Terkini
Setiap instansi mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai
dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua. Begitu juga
pada Dinas Kesehatan Kota Medan mempunyai visi menciptakan masyarakat
yang sehat mantap (mandiri, tanggap dan professional). Dinas terus berupaya agar
tujuan yang telah digariskan oleh dinas dapat terwujud. Tidak mudah dalam
mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan
loyalitas dalam bekerja. Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal
diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat.
Jadi kinerja terkini yang yang dijalankan dinas sesuai dengan visinya adalah
melaksanakan pelayanan di bidang kesehatan, dan meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Pelayanan yang diberikan dinas
kepada masyarakat seperti menyelenggarakan program immunisasi, melaksanakan
kegiatan pemberantasan dan pengawasan penyakit menular, melakukan penelitian
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan
BAB III PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kas
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas.
Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun
mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap karena itu kas sangat penting dalam
kelangsungan aktivitas perusahaan, sehingga memerlukan perhatian khusus,
karena pengelolaan kas yang kurang efektif dapat menyebabkan kelebihan dalam
kas. Manajemen harus mendayagunakan kas, khususnya kas atau uang yang
sementara menganggur dan tidak digunakan untuk melaksanakan kegiatan
normalnya, hal ini diperlukan untuk menghindari resiko rugi. Menurut (Harahap,
2010:258) pengertian kas adalah sebagai berikut:
Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta
surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas.
2. Tanggal jatuh temponya sangat dekat.
3. Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga.
Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan harus memiliki anggaran kas untuk
menjaga posisi likuiditas, yang berarti pula makin siap perusahaan dalam
membayar hutang jangka pendek. Namun, ini bukan berarti perusahaan harus
menahan jumlah kas yang berlebihan, karena akan membiarkan sejumlah kas yang
Akibatnya, akan menekan produksi/penjualan dan pencapaian profit.
(Abdullah, 2009:42)
1. Laporan Arus Kas
(Houston, 2001:48) berpendapat bahwa arus kas merupakan laporan yang
menjelaskan dampak aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan perusahaan
terhadap arus kas selama satu periode akuntansi. Informasi tentang arus kas suatu
perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan
arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai
perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas
dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dilaporan keuangan untuk periode penyajian laporan keuangan.
Agar menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai
kas untuk ditanamkan kembali. Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum
pasti dalam bentuk kas. Sehingga dengan demikian perusahaan dapat mempunyai
jumlah kas yang lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang
dilaporkan dalam buku.
Menurut PSAK No.2 (2002:5), Arus kas adalah arus masuk dan arus
keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas
diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus
kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama
Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu :
1) Cash Flow
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow)
terdiri dari:
a. Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.
b. Penagihan piutang dari penjualan kredit.
c. Penjualan aktiva tetap yang ada.
d. Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.
e. Pinjaman/hutang dari pihak lain.
f. Penerimaan sewa dan pendapatan lain.
2) Cash Out Flow
Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri
dari :
a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik
lain-lain.
b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
c. Pembelian aktiva tetap.
d. Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
2. Klasifikasi Arus Kas
Dalam PSAK No.2 Ikatan Akuntan Indonesia (2007), laporan arus kas
mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas menurut 3 jenis aktivitas,
yaitu :
1) Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi adalah seluruh
transaksi penerimaan kas yang berkaitan dengan pendapatan penjualan dan kas
keluar yang berkaitan dengan biaya operasi termasuk pembayaran kepada
pemasok barang atau jasa, pembayaran upah, bunga, dan pajak. Oleh karena itu,
arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi adalah :
a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
b. Penerimaan kas dari penagihan piutang dagang dan piutang lainnya
c. Penerimaan kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi
usaha dan perdagangan
d. Penerimaan kas dari royalti,komisi, dan pendapatan lain.
Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas operasi adalah :
a. Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa
b. Bunga yang dibayar atas utang perusahaan
c. Pembayaran pajak penghasilan
2) Aktivitas Investasi
Yang termasuk dalam arus kas investasi adalah menerima dan menagih
pinjaman, hutang, surat-surat berharga atau modal, aktiva tetap dan aktiva
produktif lainnya yang digunakan dalam proses produksi.
Arus kas masuk yang berasal dari aktivitas investasi adalah :
a. Penjualan aktiva tetap
b. Penjualan surat berharga yang berupa investasi
c. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk harga jika
merupakan kegiatan investasi)
d. Penjualan aktiva lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi
(tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan operasional)
Arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :
a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tak terwujud dan aktiva jangka
panjang lainnya
b. Investasi jangka panjang
c. Pemberian pinjaman pada orang lain
d. Transaksi yan berkaitan dengan aktiva lain-lain juga dapat disamakan
dengan aktiva tetap
3) Aktivitas Pendanaan
Yang termasuk pendanaan adalah kegiatan mendapatkan sumber dana dari
pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut,
meminjam dan membayar hutang kembali atau melakukan pinjaman jangka
panjang untuk membayar hutang tertentu.
a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya
b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi, hutang hipotik dan hutang
jangka lainnya.
Arus kas keluar yang berasal dari aktiva pendanaan adalah :
a. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham perusahaan
b. Pelunasan peminjaman
c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan
(Finance Lease).
Salah satu persoalan yang sering dihadapi dalam menyusun anggaran kas
menurut (Rudianto, 2009:165) adalah membuat taksiran arus keluar masuknya
kas, khususnya yang berkaitan dengan penerimaan kas yang berasal dari
pembayaran piutang pelanggan dan aliran kas keluar yang berkaitan dengan
pembayaran hutang usaha. Sering kali penjualan produk perusahaan tidak terjadi
secara tunai, tetapi secara kredit dan kas masuk dari pembayaran piutang
pelanggan tidak selalu dapat terjadi di dalam satu kali transaksi, tetapi dalam
beberapa kali transaksi pembayaran, sehingga perusahaan perlu membuat taksiran
aliran kas masuk dari penerimaan piutang pelanngan ini.
Demikian pula dengan kas keluar taksiran keluar untuk membayar utang
usaha. Manajemen kas yang efisien mensyaratkan tersedianya kas yang terus
bekerja dalam siklus operasi atau sebagai suatu investasi jangka pendek atau
tergantung kepada kemampuan manajemen didalam menilai kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan kas serta memenuhi kebutuhan operasi kas.
B. Pengertian Anggaran Kas
Dalam buku Penganggaran Perusahaan, (Dharmanegara, 2010:9),
mengatakan bahwa anggaran kas difokuskan pada posisi kas organisasi. Karena
anggaran operasi dan komponen anggaran menggunakan akuntansi akrual,
anggaran tidak menyediakan informasi arus kas. Seperti laporan arus kas yang
menuang kembali ikhtisar laba rugi untuk difokuskan pada kas, anggaran kas
dituang kembali terhadap anggaran operasi untuk difokuskan ke dalam arus kas
actual dan keluar dari bisnis. Dengan demikian, anggaran kas memberitahukan
manajer apakah bisnis diproyeksikan untuk menghasilkan kelebihan kas, yang
harus diinvestasikan atau untuk mengalami kejatuhan singkat kas yang meliputi
beberapa cara.
Anggaran kas (cash budget) memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas harian atau mingguan untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup
kas untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. Anggaran kas memperlihatkan
tingkat dana yang masuk ke dalam dan keluar dari perusahaan. Jika anggaran kas
memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak kas dari yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya, perusahaan bisa
membuat rencana untuk menginvestasikan kelebihan tersebut dalam rangka
Dari penjelasan tersebut, maka pengertian anggaran kas, menurut beberapa
ahli ekonomi, adalah sebagai berikut :
1. Menurut (Nafarin, 2004:122), Anggaran Kas (Cash Budget) adalah merupakan skedul yang menyajikan perkiraan aliran kas masuk dan kas
keluar suatu perusahaan selama periode tertentu pada waktu yang akan
datang. Periode penyusunan anggaran kas ini dapat disusun untuk waktu
tahunan, semester, triwulan, bulanan, bahkan harian. Namun pada umumnya
perusahaan menggunakan anggaran kas bulanan yang disusun untuk jangka
waktu tiga bulan, enam bulan, sampai satu tahun. Anggaran kas untuk
jangka waktu yang lebih panjang digunakan untuk perencanaan yang
bersifat umum dan menyeluruh, sedangkan anggaran kas dalam jangka
waktu yang lebih pendek biasanya untuk pengendalian kas yang lebih riil
dan spesifik.
2. Menurut (Munandar, 2001:311), Anggaran Kas adalah anggaran yang
merencanakan lebih terperinci tentang jumlah kas beserta
perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik
perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa
pengeluaran kas. Anggaran kas secara langsung berhubungan dengan
rencana lainnya, seperti anggaran penjualan, anggaran piutang, anggaran
biaya-biaya, dan anggaran pengeluaran modal. Namun anggaran-anggaran
tersebut tidak secara otomatis langsung berpengaruh terhadap anggaran kas,
karena anggaran kas ini menekankan arus kas masuk dan keluar pada saat
3. Menurut (Rudianto, 2009:160), Anggaran Kas adalah prediksi aliran keluar
masuknya uang yang direncanakan perusahaan di dalam suatu periode
tertentu, beserta penjelasan tentang sumber-sumber penerimaan dan
pengeluaran kas tersebut.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fokus anggaran
kas meliputi dua bagian, yaitu penerimaan kas yang direncanakan dan
pengeluaran kas yang direncanakan. Menurut (Welsch, 2000:20), merencanakan
aliran uang kas masuk dan kas keluar akan memberikan saldo posisi awal dan
saldo akhir kas yang direncanakan untuk suatu jangka waktu tertentu.
Perencanaan aliran uang kas masuk dan kas keluar akan menunjukkan :
1. Kebutuhan untuk membiayai kekurangan kas masuk dan kas keluar yang
mungkin terjadi, atau,
2. Kebutuhan terhadap perencanaan investasi atas kelebihan uang pada
penggunaan yang mendatangkan keuntungan.
1) Ciri-ciri Anggaran Kas
(Rusdianto, 2006:36), berpendapat tidak setiap rencana kerja organisasi
dapat disebut sebagai anggaran, karena anggaran memiliki beberapa ciri khusus
yang memebedakan dengan sekedar rencana, yaitu :
1. Dinyatakan dalam satuan moneter. Penulisan dalam satuan moneter
tersebut dapat juga didukung oleh satuan kwantitatif lain, misalnya unit.
Penyusunan rencana kerja dalam satuan moneter tersebut, bertujuan untuk
mempermudah membaca dan usaha untuk mengerti rencana tersebut.
Rencana kerja yang diwujudkan di dalam suatu cerita panjang akan
sebaiknya anggaran disusun dalam bentuk kwantitatif moneter yang
ringkas.
2. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun. Bukan berarti anggaran
tidak dapat disusun untuk kurun waktu lebih pendek, tiga bulanan
misalnya atau untuk kurun waktu lebih panjang, seperti lima tahunan.
Batasan waktu di dalam penyusunan anggaran akan berfungsi untuk
memberikan batasan rencana kerja tersebut.
3. Mengandung komitmen manajemen. Anggaran harus disertai dengan
upaya pihak manajemen dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai
apa yang telah ditetapkan. Tanpa upaya serius dari pihak manajemen untuk
mencapainya maka penyusunan anggaran tidak akan banyak manfaatnya
bagi perusahaan. Karena itu, di dalam menyusun anggaran perusahaan
harus mempertimbangkan dengan teliti sumber daya yang dimiliki
perusahaan untuk menjamin bahwa anggaran yang disusun adalah realistis.
4. Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana
anggaran. Anggaran tidak dapat disusun sendiri-sendiri oleh setiap bagian
organisasi tanpa persetujuan dari atasan pihak penyusun.
5. Setelah disetujui anggaran hanya diubah jika ada keadaan khusus. Jadi,
tidak setiap saat dan dalam segala keadaan anggaran boleh diubah oleh
manajemen. Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal
organisasi memaksa untuk mengubah anggaran tersebut. Perubahan
asumsi internal dan eksternal memaksa untuk mengubah anggaran karena
jika dipertahankan malah membuat anggaran tidak relevan lagi dengan
6. Jika terjadi penyimpangan didalam pelaksanaannya, harus dianalisis sebab
terjadinya penyimpangan tersebut. Karena, tanpa ada analisis yang lebih
mendalam tentang penyimpangan tersebut maka potensi untuk terulang
lagi di masa mendatang menjadi besar. Tujuan analisis penyimpangan
tersebut adalah untuk mencari penyebab penyimpangan, supaya tidak
terulang lagi di masa mendatang dan agar penyususnan anggaran
dikemudian hari menjadi lebih relevan dengan situasi yang ada.
Didalam menyiapkan anggaran kas diperlukan tiga informasi, yaitu saldo
awal, besarnya saldo kas yang diharapkan akan diterima, serta besarnya
pembayaran yang diharapkan. Adapun untuk menyiapkan anggaran kas secara
terperinci dijelaskan oleh (Supriyono, 2002:62),antara lain sebagai berikut :
a. Saldo Awal Kas
Segala jenis kas harus diperhitungkan apabila jumlahnya material (besar).
Angka-angka yang tidak material harus diabaikan. Bagi perusahaan kecil, nilai
yang tidak material mungkin besarnya Rp.10.000,- yang sering terdapat didalam
register kas. Bagi perusahan-perusahaan besar yang urusan sehari-harinya
mungkin puluhan juta, maka nilai Rp.10.000.000,- dapat dianggap tidak material.
Pada dasarnya penentuan material tidaknya suatu nilai bergantung pada skala
pengeluarannya.
b. Penerimaan yang Diharapkan
Penerimaan perusahaan yang utama adalah dari penjualan, baik penjualan
tunai maupun penjualan kredit. Penjualan kredit menimbulkan pembayaran oleh
modal kerja. Selain itu, ada pula penerimaan-penerimaan dari aktiva jangka
panjang yang dijual ataupun dari penambahan modal, akan tetapi sifatnya tidak
rutin.
c. Pembayaran yang Diharapkan
Pembayaran untuk jangka pendek biasanya didominasi oleh dua pos, yaitu
pembayaran untuk bahan baku dan perlengkapan (supplies) serta pembayaran untuk gaji dan upah. Meskipun masing-masing perusahaan berbeda-beda. Kedua
jenis pembayaran ini biasanya mencapai 70% - 80% dari anggaran biaya. Untuk
alasan inilah maka kedua pos ini harus diperhatikan dengan seksama pada saat
menyiapkan anggaran.
Biaya-biaya lainnya juga perlu diperhatikan meskipun masih memungkinkan
untuk ditaksir secara global. Akan tetapi, bisa jadi biaya-biaya ini menimbulkan
keterkejutan, misalnya pada waktu pembayaran asuransi jatuh tempo, pembayaran
pajak, dan lain-lain. Selain itu, biaya-biaya dapat ditimbulkan dalam jangka
panjang, misalnya pembayaran dividen, bunga pinjaman, pembelian aktiva tetap,
ataupun pembayaran hutang jangka panjang. Pembayaran ini juga sifatnya tidak
rutin.
d. Kebutuhan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Baik dalam hal penerimaan maupun pembayaran, dalam mengestimasi
biasanya seseorang cenderung lebih memfokuskan pada kebutuhan sekarang, atau
kebutuhan akan modal kerja. Alasannya sudah jelas, yaitu bersifat rutin atau
harian untuk kegiatan operasional perusahaan. Kebutuhan jangka panjang timbul
Beberapa kebutuhan ini dapat diprediksikan sebelumnya, seperti untuk
membayar hutang jangka panjang, sedangkan lainnya mungkin tergantung pada
tersedianya kas, seperti investasi dalam aktiva tetap. Meskipun bukan merupakan
keharusan, sebaiknya perlu ada keluwesan (fleksibilitas) dalam perencanaan kas
jangka panjang. Apabila perencanaan kas jangka panjang dilakukan dengan tidak
benar, maka jumlah investasi yang besar ini memberikan kontribusi yang
menonjol didalam krisis kas.
e. Saldo Akhir Kas
Dari ketiga informasi disebutkan sebelumnya, yaitu saldo awal kas, besarnya
kas yang diharapkan akan diterima dan dibayar, anggaran kas menunjukkan
selisihnya saldo akhir, karena angka ini hanya merupakan anggaran atau ramalan.
Berdasarkan beberapa asumsi, maka saldo kas ini dapat ditaksir apakah sudah
cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Apabila sudah mencukupi maka
kita dapat mulai memperhitungkan apakah saldo tersebut terlalu tinggi atau tidak.
Dalam hal yang demikian, maka surplus tersebut harus direncanakan untuk
digunakan pada tempat-tempat yang menguntungkan. Sebaliknya, apabila saldo
tersebut terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan, maka harus diambil tindakan
guna menjamin bahwa akan tersedia dana pada saat diperlukan.
Saldo akhir sebenarnya juga merupakan titik awal untuk anggaran kas
periode berikutnya. Apa yang tersisa pada akhir periode merupakan saldo awal
untuk periode berikutnya, dan seterusnya. Saldo akhir juga digunakan untuk
tindakan manajerial dalam menangani kemungkinan posisi yang paling
sebelum peristiwa yang sebenarnya terjadi, untuk merencanakan sesuatu yang
lebih baik sebelum terjadinya suatu hal yang mungkin terlambat untuk diperbaiki.
2) Langkah-langkah Penyusunan Anggaran Kas
Penyusunan anggaran kas akan memberikan gambaran tentang
sumber-sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, saat terjadinya kelebihan atau
kekurangan kas, dan saat pembayaran-pembayaran pinjaman dan atau bunga
pinjamannya. Untuk penyusunan anggaran kas menurut (Martono dan Harjito,
2002:123),dilakukan melalui beberapa tahap, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Menyusun rencana penerimaan dan pengeluaran dari operasi perusahaan
(transaksi operasi). Rencana penerimaan dapat berasal dari penjualan
tunai, penerimaan piutang jika penjualan dilakukan dengan kredit,
pendapatan bunga dan pendapatan lain-lain. Sedangkan rencana
pengeluaran meliputi pembelian tunai, pembayaran hutang, pembayaran
gaji, dan pembayaran lainnya. Dengan rencana penerimaan dan
pengeluaran ini, dapat diketahui pula adanya defisit atau surplus yang
terjadi di perusahaan.
2. Menyusun rencana transaksi finansial, yaitu transaksi yang berhubungan
dengan rencana kebutuhan dana yang diperoleh dari pinjaman untuk
menutupi defisit yang terjadi serta rencana pembayaran-pembayaran
pinjaman tersebut beserta bunganya.
3. Menyusun anggaran kas finansial, yaitu meliputi transaksi operasi dan
transaksi finansial. Disini terlihat anggaran kas secara keseluruhan dari
Ada dua pendekatan yang diperlukan dalam menyusun anggaran kas menurut
pendapat (Adisaputro, 2002:98), antara lain :
a. Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional
pengendalian kas sehari-hari, jangka waktunya disesuaikan tidak lebih dari
satu tahun. Anggaran kas seperti ini terutama berfungsi sebagai alat
pemberian otorisasi kas keluar secara terus menerus disesuaikan dengan
arus kas masuk dan situasi keuangan perusahaan.
b. Anggaran kas jangka panjang meliputi waktu 5 – 10 tahun. Kegunaannya
yang terutama adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan
menambah dana dari sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan
saldo kas pada akhir setiap tahun anggaran.
Sektor penerimaan kas pada umumnya berasal dari :
a. Penjualan tunai.
b. Penagihan piutang.
c. Pendapatan lain-lain, seperti bunga.
d. Menjual aktiva tetap yang tidak terpakai lagi.
e. Penambahan modal sendiri oleh perusahaan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas yang dikemukakan
oleh (Munandar, 2001:312),antara lain :
1. Anggaran penjualan, khususnya rencana tentang jenis dan jumlah barang
yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
Semakin besar jumlah penjualan, maka akan cenderung semakin besar
pula transaksi penjualan secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan
akan cenderung semakin kecil pula transaksi penjualan secara tunai yang
akan dilakukan, sehingga akan memperkecil penerimaan kas.
2. Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memaksa
perusahaan untuk lebih banyak melakukan transaksi-transaksi penjualan
secara kredit, sehingga memperkecil transaksi penjualan secara tunai.
Akibatnya akan memperkecil pula penerimaan kas. Sebaliknya persaingan
yang lebih lunak akan memungkinkan perusahaan memperkecil
transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperbesar transaksi-transaksi
penjualan secara tunai. Akibatnya akan memperbesar penerimaan kas.
sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo kas pada akhir
setiap tahun anggaran.
C. Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Dinas Kesehatan Kota Medan Untuk dapat menentukan berapa jumlah kas yang dibutuhkan selaras dengan
tujuan penggunaannya, maka perlu dibuat suatu perusahaan yang dituangkan
dalam bentuk anggaran kas. Tujuan utama dari perencanaan kas tersebut adalah
untuk mengetahui kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasi
perusahaan. (Nordiawan dan Rahmawati, 2010:43)
Perencanaan anggaran kas mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
yang diharapkan pada suatu waktu tertentu. Anggaran kas pada umumnya
dimaksudkan untuk mengetahui posisi kas sebagai hasil rencana operasional
perusahaan, yaitu kemungkinan adanya surplus atau defisit kas yang timbul dari
rencana operasional perusahaan, besarnya dana dan waktu yang dibutuhkan untuk
1) Penerimaan Kas
Adapun prosedur akuntansi penerimaan kas pada Dinas Kesehatan Kota
Medan yang dilaksanakan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)
meliputi serangkaian proses pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas dalam
mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara
manual atau menggunakan aplikasi terkomputerisasi.
Adapun prosedur yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan terbagi
menjadi 2 yaitu:
a. Langsung
Program kerja yang dilakukan tidak melibatkan orang ketiga ataupun pejabat
lainnya. Adapun langkah-langkah tersebut secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Usulan program kerja oleh tiap seksi-seksi yang ada di Dinas
Kesehatan Kota Medan
2. Para seksi-seksi bidang tersebut melaporkan ke bagian kepala
bidang tersebut
3. Kepala Bidang kemudian mengajukan laporan tersebut ke Sekretaris
Dinas Kesehatan Kota Medan yang kemudian dikerjakan oleh Sub
Bagian Penyusunan Program
4. Seksi Penyusunan Program membuat Rencana Kegiatan Anggaran
(RKA) dan diajukan ke Pemerintah Kota Medan untuk di evaluasi
5. Setelah dievaluasi, akan diajukan ke DPRD kota Medan untuk
6. Setelah disahkan kembali lagi kepada Pemerintah Kota Medan dan
diserahkan kepada pihak Dinas Kesehatan
7. Dinas Kesehatan Kota Medan segera menyusun Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA)
b. Tidak Langsung
Program kerja dilaksanakan oleh pihak ketiga atau tender. Dengan
perlelangan program kerja ini dinas kesehatan akan mengikat kontrak bisnis
dengan perusahaaan lelang tersebut untuk melakukan kerja sama. Adapun
tahapan-tahapan yang dilakukan adalah :
1. Penerimaan uang / barang
2. Melampirkan dokumen bukti penerimaan uang
3. Memverifikasikan dokumen pendukung penerimaan uang
4. Membuat bukti penerimaan kas / bank dan mencetaknya
5. Memaraf / meminta tanda tangan pengesahan setuju penerimaan di
bukti penerimaan kas / bank
6. Meminta pengesahan pejabat / pihak lelang yang berhak menyetujui
penerimaan yang di bukti penerimaan kas / bank
7. Mencatat pada buku daftar kasir atau buku harian bank
8. Menyerahkan bukti penerimaan dan pendukungnya ke fungsi
Pendapat (Mahmudi, 2010:56), laporan yang dihasilkan dari prosedur
penerimaan kas pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah, terdiri atas :
a) Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang menyajikan informasi
realisasi, pendapatan, dan pembiayaan pemerintah daerah dalam suatu
periode tertentu.
b) Neraca laporan yang menyajikan informasi tentang posisi keuangan
pemerintah daerah yaitu aset, utang, dan ekuitas dana pada suatu tanggal
tertentu.
c) Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus kas masuk
selama satu periode, serta posisi kas pada tanggal pelaporan.
Menurut (Hall, 2001:57), dokumen-dokumen yang digunakan pada prosedur
penerimaan kas yang dilaksanakan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
meliputi :
1. Surat ketetapan pajak Daerah yang merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pejabat Keuangan Daerah untuk menetapkan pajak daerah atau wajib
pajak.
2. Surat ketetapan Retribusi (SKR) merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah untuk menetapkan retribusi atas
Wajib Retribusi.
3. Surat Tanda Setoran (STS) merupakan dokumen yang diselenggarakan
Bendahara Penerimaan atau Pejabat Penatausahaan pada Satuan Kerja
4. Bukti Transfer merupakan dokumen atau bukti transfer penerimaan
daerah.
5. Nota Kredit Bank merupakan dokumen atas bukti dari bank yang
menunjukkan adanya transfer uang masuk ke rekening kas umum daerah.
6. Buku Jurnal Penerimaan Kas merupakan catatan yang diselenggarakan
oleh fungsi akuntansi untuk mencatat atau menggolongkan semua
transaksi atas kejadian yang berhubungan dengan penerimaan kas.
7. Buku Besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat peringkasan semua transaksi atau kejadian selain
kas dari Jurnal Penerimaan Kas kedalam Buku Besar untuk setiap rekening
aset, kewajiban, ekuitas dana, belanja, pendapatan atau pembiayaan.
8. Buku Besar Pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat transaksi-transaksi dan kejadian yang
berisi rincian item buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.
2) Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah meliputi serangkaian
proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan, penggolongan,
peringkasan, transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan
pengeluaran kas pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD).
Dinas Kesehatan Kota Medan memberikan dokumen Laporan Pengeluaran
setiap periodenya. Pencatatan Laporan Pengeluaran yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kota Medan meliputi laporan pengeluaran per bulan, per tigabulan, per
Dokumen-dokumen yang telah dikerjakan oleh Dinas kesehatan Kota Medan
akan dievaluasi oleh Walikota Medan untuk dilihat bagaimana anggaran yang
telah dialokasikan saat ini. Dalam hal ini Walikota berperan langsung kepada
Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mengevaluasi keadaan manajemen kas.
Sebelumnya segala manajemen kas dalam Dinas Kesehatan Kota Medan
dilakukan oleh Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah dan kemudian
ditanggungjawabi langsung oleh Satuan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Dokumen-dokumen yang digunakan pada prosedur akuntansi pengeluaran
kas pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang dikemukakan oleh
(Hall, 2007:15), terdiri atas :
1. Surat Penyediaan Dana (SPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah sebagai media atau surat yang
menunjukkan tersediannya dana untuk diserap.
2. Surat Perintah Membayar (SPM) merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pengguna Anggaran untuk mengajukan surat perintah pencairan dana yang
akan diterbitkan oleh bendahara umum daerah.
3. Kuitansi pembayaran dan bukti penerimaan lainnya merupakan dokumen
sebagai tanda bukti pembayaran.
4. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang
diterbitkan oleh bendahara umum daerah untuk mencairkan uang dari bank
yang telah ditunjuk.
5. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran
6. Nota Debet Bank merupakan dokumen atau bukti dari bank yang
menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah.
7. Buku Jurnal Pengeluaran Kas merupakan catatan yang diselenggarakan
oleh fungsi akuntansi untuk mencatat atau menggolongkan semua
transaksi atas kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas.
8. Buku Besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat peringkasan semua transaksi atau kejadian selain
kas dari jurnal pengeluaran kas kedalam Buku Besar untuk setiap rekening
aset, kewajiban, ekuitas, dana, belanja, pendapatan atau pembiayaan.
9. Buku Besar Pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat transaksi-transaksi dan kejadian yang
berisi rincian item buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.
Laporan yang dihasilkan dari prosedur pengeluaran kas pada Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah, terdiri atas :
a. Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang menyajikan informasi
realisasi, belanja, dan pembiayaan pemerintah daerah dalam suatu periode
tertentu.
b. Neraca Laporan yang menyajikan informasi tentang posisi keuangan
pemerintah daerah yaitu aset, utang, dan ekuitas dana pada suatu tanggal
tertentu.
c. Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus kas selama
D.
Jenis-jenis Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Dinas
Kesehatan Kota Medan
1) Jenis-jenis Penerimaan Kas
Penerimaan-penerimaan kas diperoleh dari pendapatan nasional yang
dikelompokkan atas :
A. Pendapatan asli daerah
Pendapatan asli daerah dibagi menurut jenis :
a. Pajak daerah
b. Retribusi daerah
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
d. Lain-lain pendapatan asli daerah
B. Dana perimbangan
C. Pendapatan lain-lain yang sah
Dana yang disediakan untuk menanggarkan penerimaan daerah yang tidak
termasuk dalam jenis pajak daerah, Retribusi daerah, dan hasil pengelola
kekayaan daerah yang dipisahkan.
Penerimaan kas yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja,
dan pembiayaan pemerintah daerah yaitu :
a. Potongan Taspen
b. Potongan Askes
c. Potongan PPh
2) Jenis-jenis Pengeluaran Kas Pengeluaran-pengeluaran kas digunakan untuk :
a. Belanja pegawai
b. Belanja barang
c. Belanja modal
d. Belanja bunga
e. Belanja subsidi
f. Belanja hibah
g. Belanja bantuan sosial
h. Belanja bagi hasil
i. Belanja bantuan keuangan
j. Belanja tidak terduga
Pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, dan
pembiayaan pemerintah daerah meliputi :
a. Penyetoran Taspen
b. Penyetoran Askes
c. Penyetoran PPh
d. Penyetoran PPN
e. Pengembalian uang titipan muka
f. Pengembalian uang jaminan
g. Pengeluaran lain yang sejenisnya