• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Strenhts Weakness Opportunities Threats (SWOT) Sebagai Dasar Penentuan Strategi Bersaing (Studipada Rumah Ubi Dinarmas Jl.Karya Wisata No.93 A Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Strenhts Weakness Opportunities Threats (SWOT) Sebagai Dasar Penentuan Strategi Bersaing (Studipada Rumah Ubi Dinarmas Jl.Karya Wisata No.93 A Medan)"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI STRENGHTS WEAKNESS OPPORTUNITIES

THREATS (SWOT)

SEBAGAI DASAR PENENTUAN STRATEGI BERSAING

(Studipada Rumah Ubi Dinarmas Jl. Karya Wisata No. 93A Medan)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

DisusunOleh:

SITI SORAYA NASUTION 090907045

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:

Nama : Siti Soraya Nasution

Nim : 090907045

Program : IlmuAdministrasiN iaga/Bisnis

Judul : Strategi Strenhts Weakness Opportunities Threats (SWOT) Sebagai Dasar Penentuan Strategi Bersaing

(Studipada Rumah Ubi Dinarmas Jl.Karya Wisata No.93 A

Medan)

Medan, 2013

Pembimbing Ketua Program Studi

Ikhsan Effendi, SE, M.Si Prof. Dr.MarlonSihombing,M.A NIP: 19691026200501001 NIP: 195908161986111001

Dekan

FakultasIlmuSosialdanIlmuPolitik

Prof.Dr.Badaruddin,M.Si NIP:196805251992031002

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan didepan panitia penguji

Skripsi Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

Nama : Siti Soraya Nasution

Nim : 090907045

Program : IlmuAdministrasiN iaga/Bisnis

Judul : Strategi Strenhts Weakness Opportunities Threats (SWOT) Sebagai Dasar Penentuan Strategi Bersaing

(Studipada Rumah Ubi Dinarmas Jl.Karya Wisata No.93 A

Medan)

Yang dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal :

Pukul :

Tempat :

TIM PENGUJI

Ketua Penguji : ( )

Penguji I : ( )

(4)

ABSTRAK

STRATEGI STRENGHTS WEAKNESS OPPORTUNITIES THREATS (SWOT) SEBAGAI DASAR PENENTUAN STRATEGI BERSAING

(Studipada Rumah Ubi Dinarmas Jl.Karya Wisata NO.93 A Medan)

Memiliki suatu strategi di dalam menjalankan suatu bisnis adalah cara yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis. Persaingan yang ketat dengan bisnis lain, menjadi ancaman suatu binsis untuk mencapai tujuannya. Jika suatu bisnis tidak memiliki strategi yang tepat, maka bisnis tersebut tidak akan bisa mencapai tujuannya dan bersaing dengan bisnis yang lain. Produk yang di tawarkan, harga produk, kegaiatan promosi dan pemilihan lokasi, menjadi hal-hal yang harus dipertimbangkan untuk menjalankan suatu bisnis. Jika suatu bisnis tidak mampu menciptakan strategi bersaing, maka bisnis tersebut secara perlahan akan di tingggalkan oleh konsumen.

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif. Informan dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu informan kunci yaitu pemilik dan pegawai Rumah Ubi Dinarmas, informan tambahan yaitu pelanggan Rumah Ubi Dinarmas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu pertama teknik pengumpulan data primer yaitu dengan melakukan wawancara pada Rumah Ubi Dinarmas, sedangkan yang kedua adalah teknik pengumpulan data sekunder yaitu dengan pengumpulan kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif, peneliti juga menggunakan matriks SWOT untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dilapangan menunjukkan bahwa Rumah Ubi Dinarmas sudah memiliki strategi untuk bersaing dengan bisnis yang sudah ada, ataupun bisnis baru yang bermunculan. Strategi yang digunakan adalah Rumah Ubi Dinarnmas menawarkan pdoruk yang belum ada pada bisnis lainnya. Jenis produk tersebut adalah ubi roti siap goreng dan ice cream ubi jalar. Keunikan produk tersebut membuat perbedaan antara Rumah Ubi Dinarmas dan bisnis lain, sehingga hal itu digunakan sebagai strategi untuk bersaing. Rumah Ubi Dinarmas juga terus melakukan kegiatan promosi sebagai strategi lain, di dalam memperkenalkan produknya ke masyarakat. Rumah Ubi Dinarmas telah melakukan banyak cara di dalam kegiatan promosinya, seperti promosi melalui media cetak dan media elektronik. Analisis menggunakan Matriks TOWS menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh Rumah Ubi Dinarmas sudah baik untuk menghadapi para pesaing dan memposisikan bisnisnya sebagai oleh-oleh Khas Medan.

Kata Kunci: Marketing Mix, Strategi Bersaing

ABSTRAK

(5)

STRATEGY TRENGHTS WEAKNESS OPPORTUNITIES THREATS (SWOT) AS THE BASIS FOR DETERMENING THE COMPETITIVE STRATEGY

(Studi at Rumah Ubi Dinarmas Jl.Karya Wisata NO.93 A Medan) collection techniques with the collection of literature and documentation. Data analysis techniques used in this study researchers were qualitative data analysis techniques, the researchers also used the SWOT matrix to formulate the company’s strategic factors.

Base on research conducted in the field shows that the Rumah Ubi Dinarmas already have a strategy to compete with existing businesses, new or emerging businesses. The strategy used is Rumah Ubi Dinarmas offer product that does not exist in any other business. The product type is prepared fried potato breat and sweet potato ice cream. The uniqueness of these products makes the difference between position the business as souvenirs Typical Medan.

Key Word : Marketing Mix, Competitive Strategy

(6)

Bismillahirrahmanirrahim

AssalamualaikumWr. Wb

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

sebaik mungkin. Shalawat beriring salam tak lupa saya persembahkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta para keluarga yang senantiasa menjadi tauladan bagi

umat islam. Semoga kita selalu mendapatkan syafa’atnya di hari akhir kelak.

Adapun skripsi ini berjudul “Strategi Strenghts Weakness Opportunities Threats (SWOT) Sebagai Dasar Penentuan Strategi Bersaing pada Rumah Ubi

Dinarmas Jl.Karya Wisata No.93 A Medan”. Penulisan skripsi ini bertujuan

untuk mengetahui dan memperoleh pemahaman tentang strategi Strenghts

Weakness Opportunities Threats (SWOT) sebagai dasar penentuan strategi

bersaing pada Rumah Ubi Dinarmas. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan

program Strata 1 (S-1) di Departemen Administrasi Bisnis/ Niaga Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya. Saya ucapkan

banyak terima kasih atas doa, harapan, cinta, sayang, pengertian, baik moril ataupun

materi yang telah diberikan kepada saya. Kasih sayang,cinta dan pengorbanan Ayah

dan Ibu yang selama ini udah diberikan enggak akan pernah tergantikan dan

selamanya. Nasihat Ayah dan Ibu serta motivasi yang selalu diberikan membuat

saya selalu semangat untuk mengerjakan skripsi ini.

Selama proses penyusunan skripsi saya banyak dibantu oleh beberapa

pihak. Selain itu, saya juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua

(7)

pihak yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan saya dalam

menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/ Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak M. Arifin Nasution, S. Sos, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/ Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

4. Bapak Ikhsan Effendi, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan saya sehingga

saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak /Ibu Staf Pengajar di Fisip USU yang telah berjasa dalam memberikan ilmu, nasehat serta arahan kepada saya selama saya menimba

Ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/ Niaga Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik.

6. Staf pegawai Administrasi yang ada di Departemen Ilmu Administarasi

Bisnis/ Niaga yang telah banyak membantu segala urusan administrasi sejak

awal saya memulai studi hingga saa tini.

7. Terima kasih kepada kedua orang tua saya Abdul Hamid Nasution dan

Rachlina Lubis beserta kedua abang saya Ahmad Zuchdi Dayan Nasution,

SE, Ahmad Huda Daya Nasution,SH yang telah banyak berkorban dan

memberi semangat kepada penulis baik moril maupun materil selama

(8)

8. Untuk teman-teman AB stambuk 2009, bareng terus selama 4 tahun ngebuat

masa-masa kuliah jadi indah dan manis. Buat Fira, Rizka, Tami, Dindiya,

Kikid, Haqi, Tika, Ocik, Begok, Yuda, Cyndi, There, Shella makasih buat

dukungan, kebahagian, tawa, dan kenangan selama perkuliahan. Sayang

semuanya…

9. Buat sahabat-sahabat kesayangan Astri, Putri, Sandra, Shera, Dewi, Tita,

Ira, makasih nyunyuku sayang selalu menghibur dan memberi motivasi buat

selalu semangat ngerjain skripsinya.☺

10.Untuk Siwon Oppa, chongmal gomawoyo…. makasih udah jadi motivasi yang luar biasa. Super Junior yang selalu jadi motivasi setiap ingat harus

kembali ke rutinitas awal, jadi semamgat ngerjain skripsinya.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

(9)

DAFTAR ISI... iv

2.3.4. Permasalahan – Permasalahan Dalam Strategi Bersaing ... 13

(10)

Threats) ... 40

4.3.3. Analisis SWOT (Strenghts Weakness Opportunities Threats) ... 88

4.3.4. Strategi Bersaing ... 99

4.3.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 100

BAB V PENUTUP

(11)

5.1. Kesimpulan ... 102

5.2. Saran ... 103

(12)

1. Tabel 2.3.3. Strategi Bersaing Generik dari Porter ...13

2. Tabel 2.3.4. Kombinasi Strategi Bersaing Generik dari Porter...41

3. Tabel 3.8. Matriks SWOT (TOWS) ...50

4. Tabel 4.1.1. Jenis-Jenis Porduk dan Harga di Rumah Ubi Dinarmas ...52

5. Tabel 4.2.1. Indentitas Informan Penelitian ...58

6. Tabel 4.3.3. Matriks SWOT (TOWS) ...95

DAFTAR GAMBAR

(13)

1. Gambar 2.4. Lima Kekuatan yang Menentukan Daya Tarik

Struktural Segmen ...27

2. Gambar 4.1.1. Logo Rumah Ubi Dinarmas ...52

3. Gambar 4.1.3. Struktur Organisasi Rumah Ubi Dinarmas...56

(14)

1. Lampiran Syarat Pengajuan Judul Skripsi

2. Lampiran Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi

3. Lampiran Tugas Dosen Pembimbing

4. Lampiran Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal

5. Lampiran Berita Acara Seminar Proposal

6. Lampiran Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

7. Lampiran Kartu Seminar Proposal

8. Lampiran Surat Izin Penelitian

9. Lampiran Daftar Pertanyaan Wawancara

10.Lampiran Hasil Foto Wawancara

11.Hasil Wawancara Asli

(15)

ABSTRAK

STRATEGI STRENGHTS WEAKNESS OPPORTUNITIES THREATS (SWOT) SEBAGAI DASAR PENENTUAN STRATEGI BERSAING

(Studipada Rumah Ubi Dinarmas Jl.Karya Wisata NO.93 A Medan)

Memiliki suatu strategi di dalam menjalankan suatu bisnis adalah cara yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis. Persaingan yang ketat dengan bisnis lain, menjadi ancaman suatu binsis untuk mencapai tujuannya. Jika suatu bisnis tidak memiliki strategi yang tepat, maka bisnis tersebut tidak akan bisa mencapai tujuannya dan bersaing dengan bisnis yang lain. Produk yang di tawarkan, harga produk, kegaiatan promosi dan pemilihan lokasi, menjadi hal-hal yang harus dipertimbangkan untuk menjalankan suatu bisnis. Jika suatu bisnis tidak mampu menciptakan strategi bersaing, maka bisnis tersebut secara perlahan akan di tingggalkan oleh konsumen.

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif. Informan dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu informan kunci yaitu pemilik dan pegawai Rumah Ubi Dinarmas, informan tambahan yaitu pelanggan Rumah Ubi Dinarmas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu pertama teknik pengumpulan data primer yaitu dengan melakukan wawancara pada Rumah Ubi Dinarmas, sedangkan yang kedua adalah teknik pengumpulan data sekunder yaitu dengan pengumpulan kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif, peneliti juga menggunakan matriks SWOT untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dilapangan menunjukkan bahwa Rumah Ubi Dinarmas sudah memiliki strategi untuk bersaing dengan bisnis yang sudah ada, ataupun bisnis baru yang bermunculan. Strategi yang digunakan adalah Rumah Ubi Dinarnmas menawarkan pdoruk yang belum ada pada bisnis lainnya. Jenis produk tersebut adalah ubi roti siap goreng dan ice cream ubi jalar. Keunikan produk tersebut membuat perbedaan antara Rumah Ubi Dinarmas dan bisnis lain, sehingga hal itu digunakan sebagai strategi untuk bersaing. Rumah Ubi Dinarmas juga terus melakukan kegiatan promosi sebagai strategi lain, di dalam memperkenalkan produknya ke masyarakat. Rumah Ubi Dinarmas telah melakukan banyak cara di dalam kegiatan promosinya, seperti promosi melalui media cetak dan media elektronik. Analisis menggunakan Matriks TOWS menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh Rumah Ubi Dinarmas sudah baik untuk menghadapi para pesaing dan memposisikan bisnisnya sebagai oleh-oleh Khas Medan.

Kata Kunci: Marketing Mix, Strategi Bersaing

(16)

STRATEGY TRENGHTS WEAKNESS OPPORTUNITIES THREATS (SWOT) AS THE BASIS FOR DETERMENING THE COMPETITIVE STRATEGY

(Studi at Rumah Ubi Dinarmas Jl.Karya Wisata NO.93 A Medan) collection techniques with the collection of literature and documentation. Data analysis techniques used in this study researchers were qualitative data analysis techniques, the researchers also used the SWOT matrix to formulate the company’s strategic factors.

Base on research conducted in the field shows that the Rumah Ubi Dinarmas already have a strategy to compete with existing businesses, new or emerging businesses. The strategy used is Rumah Ubi Dinarmas offer product that does not exist in any other business. The product type is prepared fried potato breat and sweet potato ice cream. The uniqueness of these products makes the difference between position the business as souvenirs Typical Medan.

Key Word : Marketing Mix, Competitive Strategy

KATA PENGANTAR

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin meningkat dengan ketat, barang

dan jasa yang ada di pasaran bisa memiliki keseragaman antara produk yang satu

dengan produk yang lain. Hal ini dapat terjadi karena suatu produk yang sukses di

pasar akan segera diikuti oleh para pesaing dengan menghasilkan produk yang

sejenis dengan produk yang sukses tersebut, maka suatu usaha bisnis perlu

membuat suatu strategi bersaing di dalam usaha bisnis tersebut, agar perusahaan

dapat terus bersaing dengan perusahaan lainnya.

Banyaknya keseragaman terhadap produk-produk yang terdapat di pasar,

membuat para konsumen dihadapkan pada banyaknya pilihan terhadap produk

yang diinginkan. Informasi yang konsumen dapatkan tentang penjelasan produk di

dalam suatu kemasan tidak begitu membantu konsumen dalam menentukan

keputusan didalam pembelian produk.

Keseragaman produk di pasaran membuat konsumen cenderung lebih

memilih produk yang lainnya. Produk yang memiliki perbedaan akan lebih menarik

perhatian konsumen untuk mengambil keputusan pembelian produk di bandingkan

dengan produk yang banyak beredar dipasaran untuk fungsi yang sama. Perbedaan

produk yang berhasil dicapai oleh suatu perusahaan harus disertai dengan kualitas

produk yang baik, karena produk yang berbeda dipasaran apabila tidak diikuti

(18)

Keunikan dan perbedaan produk yang ditawarkan, dapat menarik perhatian

konsumen terhadap produk tersebut. Rasa ingin tahu akan timbul, dan konsumen

akan mencari informasi tentang produk tersebut dan akhirnya memutuskan untuk

membeli atau tidak produk tersebut. Hal ini membuat banyak usaha bisnis berusaha

untuk membuat suatu jenis produk yang unik dan berbeda dengan produk yang lain

untuk menarik perhatian konsumen, dan menciptaka n peluang yang baru.

Rumah Ubi Dinarmas adalah salah satu jenis usaha bisnis yang berbeda dan

memiliki keunikan tersendiri. Rumah Ubi Dinarmas bergerak di bidang kuliner,

yaitu oleh-oleh Khas Medan.Rumah Ubi Dinarmas berlokasi di Jl. Karya Wisata

NO. 93 A Medan, Sumatera Utara. Rumah Ubi Dinarmas memproduksi makanan

olahan berbahan dasar Ubi dan Singkong. Produk yang di hasilkan dari Rumah Ubi

Dinarmas adalah Ubi Roti Siap Goreng, Bika Ubi, Kroket Ubi, dan Ice Cream Ubi.

Sebagai usaha milik sendiri, Rumah Ubi Dinarmas sangat memperhatikan kualitas

produk yang dihasilkan yaitu dengan menggunakan ubi roti organik sebagai bahan

baku sehingga rasa dari ubi tersebut lebih lembut.

Lokasi Rumah Ubi Dinarmas terletak di Jl. Karya Wisata No. 93A Medan,

Sumatera Utara. Lokasi yang kurang strategis karena tidak terletak di pusat kota,

membuat Rumah Ubi Dinarmas kurang banyak diketahui masyarakat kota Medan.

Hal ini membuat Rumah Ubi Dinarmas harus melakukan usaha keras untuk

memposisikan diri sebagai oleh – oleh khas Medan dengan berbagai strategi. Usaha

yang dilakukan Rumah Ubi Dinarmas adalah dengan fokus melakukan kegiatan

promosi sperti,mengikuti bazar, dan juga membuat jejaring sosial seperti twitter,

facebook dan tumblr.

(19)

Saat ini usaha toko kue di Kota Medan mengalami pertumbuhan yang tinggi.

Hal ini ditandai dengan banyak berdirinya toko kue di Kota Medan, baik toko kue

oleh-oleh, cafe, dan juga toko yang hanya menjual kue dan roti. Dengan kondisi

seperti ini menciptakan tingkat persaingan yang tinggi pada setiap usaha bisnis,

yang menyebabkan setiap usaha bisnis berusaha untuk menonjolkan produknya

agar di pilih oleh konsumen.

Rumah Ubi Dinarmas sebagai toko kue oleh-oleh Khas Medan yang baru

berdiri, harus memiliki strategi yang baik, agar mampu bersaing dengan

usaha-usaha bisnis yang sejenis ataupun yang berbeda. Tingkat persaingan yang harus

diwaspadai oleh Rumah Ubi Dinarmas adalah toko kue Bika Ambon Zulaikha yang

sudah sangat terkenal, dengan produk-produk andalan yang ditawarkan

memposisikan Bika Ambon Zulaikha sebagai oleh-oleh Khas Medan, dengan

banyaknya pelanggan tetap. Produk unggulan dari toko kue Bika Ambon Zulaikha

adalah Bika Ambon, dan hal ini sama dengan toko Rumah Ubi Dinarmas yang

produk unggulannya adalah Bika Ubi. Dengan kondisi yang seperti ini Rumah Ubi

Dinarmas perlu menentukan strategi bersaing apa yang akan digunakan agar

produknya menjadi pilihan konsumen ketika ingin membeli kue yang berbahan

dasar ubi ataupun oleh-oleh Khas Medan.

Di dalam menetapkan strategi bersaing yang akan dijalankan, Rumah Ubi

Dinarmas harus melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai kedudukan atau

posisi usaha bisnis di pasar. Oleh karena itu, penentuan strategi bersaing harus di

dasarkan atas analisis lingkungan dan internal usaha bisnis, serta analisis

(20)

sering disebut dengan analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities,

Threaths).

Analisis SWOT (Strenghst, Weakness Opportunities, Threats) biasa

digunakan untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan dilingkungan bisnis

maupun pada lingkungan internal perusahaan. Analisis SWOT merupakan cara

untuk mengamati lingkungan pemasaran eksternal dan internal. Manajer tingkat

atas menggunakan SWOT untuk mendorong refleksi diri dan diskusi kelompok

tentang bagaimana mengembangkan perusahaan dan posisinya untuk mencapai

sukses ( Kuncoro, 2006:51).

Di samping itu strategi usaha bisnis yang telah di tetapkan dan dijalankan,

harus di nilai kembali, apakah masih sesuai dengan keadaan atau kondisi pasar saat

ini. Hal ini disebabkan oleh kondisi pasar yang terus berubah sehingga

menimbulkan tingkat persaingan sangat tinggi, pemilik Rumah Ubi Dinarmas harus

dengan teliti melihat banyaknya peluang yang dapat dimanfaatkan.

Melihat fenomena yang telah dipaparkan diatas, penulis tertarik melakukan

penelitian dengan mengangkat judul penelitian “Strategi Strenghts Weakness Opportunites Threaths (SWOT) Sebagai Dasar Penentuan Strategi Bersaing

Pada Rumah Ubi Dinarmas Jl. Karya Wisata No. 93 A Medan, Sumatera Utara“.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi Strenghts Weakness

Opportunites Threaths (SWOT) Sebagai Dasar Penentuan Strategi Bersaing Pada “ Rumah Ubi Dinarmas Jl. Karya Wisata No. 93 A Medan, Sumatera Utara?”

(21)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh

pemahaman tentang strategi Strenghs Weakness Opportunites Threaths (SWOT)

sebagai dasar penentuan strategi bersaing pada Rumah Ubi Dinarmas Jl. Karya

Wisata No. 93 A Medan, Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan di dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi usaha bisnis Rumah Ubi Dinarmas Medan diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman tentang strategi Strenghts

Weakness Opportunities Threaths (SWOT) sebagai dasar penentuan

strategi bersaing pada Rumah Ubi Dinarmas di Medan dan dapat dijadikan

bahan masukan dalam penentuan strategi bersaing.

2. Bagi penelitian lain sebagai acuan dan perbandingan dalam penelitian

(22)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Strategi

Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen

puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar (David, 2010:19).

Selain itu, strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan,

biasanya untuk lima tahun kedepan, dan karenanya berorientasi ke masa yang akan

datang. Strategi mempunyai konsekuensi multifungsional atau multivisional serta

perlu mempertimbangkan, baik faktor eksternal maupun internal yang dihadapi

perusahaan.

Menurut Andrews dalam (Alma, 2007:201) menyatakan bahwa strategi

perusahaan adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menetukan dan

mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan

utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis

yang akan dikejar oleh perusahaan.

2.2 Variabel Strategi

Ada empat variabel utama yang dapat dikontrol oleh pengusaha di dalam

kegiatan strateginya yaitu segmentasi pasar, bauran pemasaran,biaya pemasaran,

dan waktu (Alma, 2007:203-204).

Segmentasi pasar adalah kegiatan pengusaha di dalam menetapkan strategi

arah sasaran dari pemasarannya. Apakah sasaran pemasarannya ditujukan ke

seluruh lapisan masyarakat konsumen, atau hanya menetapkan segmen pasar

tertentu saja.

(23)

Kedua jenis strategi ini mempunyai kebaikan dan kelemahan. Pengusaha

yang mengarahkan strategi ingin mengusai seluruh segmen pasar, jika berhasil

tentu akan memperoleh keuntungan besar, karena omzet penjualan banyak. Namun

sekarang ini para produsen sudah mulai memilih segmen tertentu yang sifatnya

lebih khusus.

Bauran pemasaran adalah suatu istilah yang menggambarkan seluruh unsur

pemasaran dan faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai tujuan-tujuan

badan usaha misalnya laba, return of investment, peningkatan omzet penjualan,

menguasai pasar dan sebagainya. Untuk merencanakannya dibutuhkan suatu

kegiatan mengkombinasikan atau mencampur semua faktor pemasaran yang

bersangkutan, dalam kegiatan usaha perusahaan. Kombinasi tersebut tidak bersifat

konstan untuk jangka waktu panjang melainkan berubah-ubah sesuai dengan

perubahan yang terjadi di pasar atau faktor-faktor ekstern (teknologi, sosial,

ekonomi, dan politik ).

Biaya pemasaran adalah strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan

marketing yang sangat mempengaruhi keberhasilan pemasaran. Pada umumnya

apabila dana bertambah untuk kegiatan marketing maka jumlah penjualan

meningkat. Namun tidak selalu demikian, bahwa peningkatan dana kegiatan

marketing, tidak otomatis akan meningkatkan jumlah penjualan. Jika demikian

halnya, maka seluruh produsen akan sukses, semua barang akan laku, hanya dengan

strategi menambah anggaran belanja marketing.

Berapa besarnya jumlah anggran belanja marketing ini, sangat tergantung

pada barang yang dipasarkan, dan sesuai pula dengan pengalaman pengusaha.

(24)

dibandingkan dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti beras, ikan,

daging, dsb. Barang-barang lux membutuhkan banyak biaya marketing, yang

diperlukan untuk biaya promosi, berupa iklan di surat kabar, radio, spanduk,

tempelan-tempelan, hadiah, dsb. Juga biaya untuk personal selling, untuk melayani

para konsumen yang besarnya dapat mencapai 50%-60% dari harga jual.

Waktu, di sini para pengusaha harus menjaga waktu, kapan ia harus mulai

melancarkan pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko atau restoran

harus dibuka. Dengan menjaga ketepatan waktu ini, maka perusahaan akan

mendapat keuntungan berlipat ganda, di samping keuntungan berupa materi, juga

keuntungan berupa pengalaman, dan cepat dikenal konsumen.

2.3. Strategi Bersaing

2.3.1. Definisi dan Tujuan Strategi Bersaing

Strategi bersaing adalah kombinasi antara akhir (tujuan) yang

diperjuangkan oleh perusahaan dengan alat (kebijakan) di mana perusahaan

berusaha sampai ke sana (Porter, 2007:xvi). Pada dasarnya mengembangkan

strategi bersaing adalah mengembangkan formula umum mengenai bagaimana

bisnis yang akan bersaing, apa seharusnya yang menjadi tujuannya, dan kebijakan

apa yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Strategi bersaing

meliputi penentuan posisi (positioning) suatu usaha untuk memaksimalkan nilai

kemampuan yang membedakannya dari pesaing. Karenanya aspek yang sangat

penting dalam perumusan strategi adalah analisis pesaing yang cerdik.

Strategi bisnis ini berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan

jasa perusahaan dalam industri atau segmen pasar tertentu yang dilayani

(25)

perusahaan. Apabila strategi perusahaan mengatasi masalah bisnis dan industri apa

yang harus dilayani perusahaan, strategi bisnis mengatasi masalah bagaimana

perusahaan dari unit-unitnya dapat bersaing dalam bisnis dan industri. Sebagai

tambahan, strategi bisnis menimbulkan pertanyaan seperti, haruskah kita bersaing

berdasar biaya rendah, atau melakukan diferensiasi berdasar hal selain biaya, misal

kualitas atau layanan ?, dan haruskah kita bersaing secara Iangsung dengan pesaing

utama kita untuk pangsa pasar yang terbesar tetapi paling diminati banyak pesaing,

atau berfokus pada ceruk pasar yang kurang diminati tetapi tetap menguntungkan.

Pertanyaan-pertanyaan ini berlaku untuk sebuah perusahaan yang

menjalankan usaha tunggal dalam satu industri dan , apabila perusahan tersebut

multibisnis, maka berlaku untuk unit-unit bisnisnya (Hunger dan Wheelen,

2003:245).

Tujuan strategi bersaing untuk suatu unit usaha (business unit) dalam sebuah

industri adalah menemukan posisi dalam industri tersebut di mana perusahaan dapat

melindungi diri sendiri dengan sebaik-baiknya terhadap tekanan (gaya) persaingan

atau dapat memepengaruhi tekanan tersebut secara positif (Porter, 2007:4).

Pengetahuan tentang sumber-sumber yang mendasari tekanan persaingan

ini memperlihatkan kekuatan dan kelemahan perusahaan yang penting dan

menghidupkan posisinya dalam industri, menegaskan bidang-bidang di mana

perubahan strategis dapat menghasilkan manfaat terbesar, serta menyoroti

bidang-bidang di mana kecendrungan industri menjanjikan adanya peluang atau ancaman

yang terbesar.

(26)

Strategi perusahaan untuk bersaing dalam suatu industri dapat berbeda-beda

dalam berbagai macam cara. Tetapi dimensi-dimensi strategis di bawah ini

umumnya meliputi perbedaan-perbedaan yang mungkin ada di antara pilihan

strategis suatu perusahaan dalam suatu industri tertentu, yaitu spesialisasi,

indentifikasi merek, dorong versus tarik, seleksi bauran, mutu produk, kepeloporan

teknologis, integrasi vertikal, posisi biaya, pelayanan, kebijaksanaan harga,

daya-kekuatan (leverage), hubungannya dengan perusahaan induk, dan hubungan dengan

pemerintah sendiri dan asing.

Spesialisasi adalah derajat pemfokusan upaya dalam bentuk keluasan lini

produknya, segmen pelanggan sasaran dan pasar geografis yang dilayani.

Indentifikasi merek adalah tingkat indentifikasi merek dan bukan persaingan yang

di dasarkan terutama pada harga atau variabel lain. Indentifikasi merek dapat

dicapai melalui periklanan, tenaga penjualan, atau bermacam alat lainnya. Dorong

versus tarik adalah tingkat upaya dalam mengembangkan indentifikasi merek

secara langsung dengan konsumen terakhir versus dukungan saluran distribusi

dalam menjual produknya. Seleksi saluran adalah pemilihan saluran distribusi yang

terdiri dari saluran milik perusahaan hingga penyalur khusus sampai penyalur

segala jenis. Mutu produk adalah tingkat mutu produknya, dalam hubungannya

dengan bahan baku, spesifikasi, ketaatan atas toleransi, bentuk dan sebagainya.

Kepeloporan teknologis adalah derajat pengupayaan untuk mencapai kepeloporan

teknologis versus mengikuti atau meniru.

Penting diperhatikan bahwa suatu perusahaan mungkin dapat menjadi

pelopor teknologis walaupun dengan sengaja tidak memproduksi dengan mutu

tertinggi di pasar, mutu dan kepeloporan teknologis tidak perlu berjalan bersama.

(27)

Integrasi vertikal adalah peningkatan nilai tambah sebagaimana tercermin dalam

integrasi maju dan balik yang diterapkan, termasuk apakah perusahaan mempunyai

distribusi yang aktif, di luar atau yang dimiliiki pengecer, jaringan pelayanan

langsung dan sebagainya. Posisi biaya adalah tingkat pengupayaan untuk

memperoleh posisi biaya rendah dalam pabrik dan distribusi melalui investasi

dalam fasilitas dan peralatan yang memperkecil biaya. Pelayanan adalah derajat

pemberian pelayanan sampingan dengan lini produknya, seperti bantuan teknik,

jaringan pelayanan langsung, kredit dan seterusnya. Aspek strategis ini dapat

dipandang sebagai bagian dari integrasi vertikal, tetapi untuk maksud analisa perlu

dipisahkan. Kebijaksanaan harga adalah posisi harga relatifnya dalam pasar. Posisi

harga biasanya dikaitkan dengan variabel lainnya seperti posisi biaya dan mutu

produk, sedangkan harga adalah variabel strategis yang menonjol sehingga harus

dibahas secara tersendiri. Daya keuatan (leverage) adalah jumlah kekuatan finansial

dan daya operasi yang dimiliki. Hubungannya dengan perusahaan induk adalah

persyaratan mengenai perilaku unit yang didasarkan pada hubungan antara unit dan

perusahaan induk. Perusahaan mungkin merupakan sebuah unit dari usaha yang

sangat beragam, satu dari mata rantai usaha yang vertikal, bagian dari perusahaan

asing, dan sebagainya. Sifat hubungannya dengan perusahaan induk akan

mempengaruhi tujuan dengan mana perusahaan dikelola, tersedianya sumber daya

yang diperlukan, dan mungkin yang menentukan beberapa operasi dan fungsi guna

berpatungan dengan unit lain (yang mengakibatkan adanya implikasi biaya).

Hubungan dengan pemerintah sendiri dan asing adalah dalam lingkungan industri

internasional, hubungan yang telah dikembangkan oleh perusahaan atau yang

(28)

ditempat operasinya. Pemerintah sendiri dapat menyediakan sumber-daya atau

bantuan lainnya kepada perusahaan, atau sebaliknya dapat mengatur perusahaan

atau dengan cara lain mempengaruhi tujuannya. Pemerintah asing sering

memainkan peranan yang serupa (Porter, 2007:113-114).

2.3.3. Strategi-Strategi Bersaing Generik

Menurut Michael Porter dalam (Kotler dan Keller, 2009:56) mengajukan

tiga strategi generik yang memberikan titik awal yang baik untuk berpikir secara

strategis, yaitu kepemimpinan biaya secara keseluruhan, diferensiasi, dan fokus.

Kepemimpinan biaya secara keseluruhan adalah perusahaan yang mengejar

strategi ini, bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan distribusi terendah

sehingga mereka dapat menetapkan harga yang lebih murah dibandingkan pesaing

mereka dan memenangkan pangsa pasar yang besar. Mereka tidak terlalu

memerlukan keahlian dalam pemasaran. Kelemahan strategi ini adalah bahwa

perusahaan lain biasanya akan bersaing dengan biaya yang tetap rendah dan hal ini

merugikan perusahaan yang menggantungkan semua masa depannya pada biaya.

Diferensiasi adalah bisnis yang berkonsentrasi pada kinerja unggul yang

dicapai dengan cara unik dalam wilayah manfaat pelanggan penting yang dihargai

oleh sebagian besar pasar. Jadi, perusahaan yang mencari kepemimpinan kualitas,

misalnya, harus membuat produk dengan komponen terbaik, menempatkan

produknya dengan tepat, memeriksa produknya dengan seksama, dan

mengkomunikasikan kualitas produknya dengan efektif.

(29)

Fokus adalah bisnis yang berfokus pada satu atau lebih segmen pasar yang

lebih sempit. Perusahaan mengetahui segmen ini dengan akrab dan mengejar

kepemimpinan biaya maupun diferensiasi di dalam segmen sasaran.

Gambar 2.3.3. Strategi Bersaing Generik dari Porter Keunggulan Kompetitif

Sumber : Hunger dan Wheelen (2003) 2.3.4. Permasalahan-Permasalahan dalam Strategi Bersaing

Porter (berpendapat) bahwa untuk berhasil, perusahaan atau unit bisnis

harus rnelakukan satu dari strategi bersaing generik. Kalau tidak, ia akan terjepit di

tengah-tengah pasar yang kompetitif dengan tidak rnemiliki keunggulan kompetitif

apapun, dan ditakdirkan untuk berada di bawah kinerja rata-rata.

Gambar 2.3.4. Kombinasi Strategi Bersaing Generik dari Porter Posisi Diferensiasi

Rendah Tinggi

R

en

d

ah Biaya Murni Biaya dan Diferensiasi

(30)

Sumber : Hunger dan Wheelen (2003)

Meskipun Porter setuju bahwa perusahaan atau unit bisnis dapat mencapai

biaya rendah dan diferensiasi secara simultan, ia berpendapat bahwa keadaan itu

bersifat sementara. ”Mencapai kepemimpinan biaya dan diferensiasi seringkali

tidak konsisten, karena diferensiasi biasanya memakan biaya. Pada akhirnya,

pesaing memiliki strategi generik dan mulai menjalankannya dengan baik,

menunjukkan trade-off antara biaya dari diferensiasi.” Walaupun demikian, Porter

mengakui bahwa ada berbagai jenis strategi bersaing yang potensial

menguntungkan dan banyak variasi yang mungkin dilakukan. Pada umumnya,

hanya satu perusahaan yang dapat mengejar strategi kepemimpinan biaya pasar

massal dengan sukses (karena hal itu sangat tergantung pada pemerolehan pangsa

pasar yang dominan). Namun demikian, perusahaan lain dapat mengambil berbagai

strategi fokus dan diferensiasi yang hampir tidak terbatas jumlahnya (tergantung

pada rentang keistimewaan yang mungkin yang sangat diperlukan dari jumlah

ceruk pasar yang dapat ditemukan).

Meskipun strategi bersaing generik Porter berlaku di sembarang industri,

dalam beberapa kasus strategi-strategi tertentu cenderung lebih berhasil daripada

yang lain. Dalarn industri terfragmentasi, misalnya, di mana banyak perusahaan

lokal berskala kecil dan menengah bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar

keseluruhan yang relatif kecil, strategi fokus lebih memungkinkan untuk

(31)

mendominasi. Industri terfragmen seringkali untuk usaha-usaha yang menawarkan

produk-produk dari tahap awal daur hidupnya. Apabila ekonomis dicapai melalui

ukuran, maka tidak ada perusahaan besar yang akan muncul dan penghalang masuk

pun rendah, yang mengijinkan para pendatang baru untuk masuk. Namun demikian,

apabila sebuah perusahaan mampu mengatasi keterbatasan-keterbatasan industri

terfragmen, perusahaan tersebut dapat memetik manfaat dari strategi

kepemimpinan biaya atau diferensiasi.

Ketika industri mulai beranjak dewasa, masalah fragmentasi teratasi dan

industri tersebut cenderung menjadi industri terkonsolidasi, yang didominasi oleh

sekumpulan kecil perusahaan besar. Meskipun banyak industri mulai terfragmen,

pertempuran untuk mendapatkan pangsa pasar dan percobaan kreatif untuk

mengatasi batasan-batasan pasar lokal dan ceruk pasar seringkali berakibat pada

sedikitnya perusahaan yang mendapatkan pangsa-pangsa yang lebih besar. Ketika

dibangun standar produk untuk keistimewaan dan kualitas minimal, persaingan

bergeser kepada biaya dan layanan dengan tekanan yang lebih besar. Pertumbuhan

lambat, ditambah dengan kapasitas yang berlebihan dan pembeli yang pintar,

membuat perusahaan mempunyai kemampuan lebih untuk mencapai

kepemimpinan biaya atau diferensiasi. Penelitian dan pengembangan berubah dari

peningkatan produk ke peningkatan proses. Kualitas produk keseluruhan

meningkat dan biaya menurun secara signifikan. Pada jenis industri ini,

kepemimpinan biaya dan diferensiasi cenderung dikombinasi dengan berbagai

tingkat. Perusahaan tidak lagi dapat memperoleh pangsa pasar tinggi hanya dengan

menetapkan harga murah. Kondisi tersebut berlaku untuk perusahaan yang

(32)

pelanggan sehingga dibenarkan untuk menetapkan harga tinggi, atau harga harus

turun (dengan menurunkan biaya) agar dapat bersaing secara efektif dengan

produk-produk berharga murah. Konsolidasi itu terjadi di seluruh dunia pada

industri- industri otomotif, penerbangan, dan peralatan rumah tangga.

Ketika perusahaan mulai melakukan konsolidasi, kelompok-kelompok

strategis tersendiri muncul sebagai pesaing-pesaing. Perusahaan menggabungkan

berbagai keistimewaan produk dalam cara-cara yang inovatif untuk mendapatkan

keunggulan kompetitif. Para pendatang baru dalam industri tidak mengancam

seperti bahaya sebuah perusahaan atau unit bisnis yang bergerak dari satu kelompok

strategi kepada kelompok yang lain (seperti yang dilakukan Jepang ketika

berpindah dari mobil-mobil handal berharga ringan ke mobil-mobil mahal

berkinerja pada akhir tahun 1980-an). Perusahaan-perusahaan mencoba

mengurangi tingkat persaingan kompetitif melalui penggunaan sinyal pasar. Sinyal

pasar adalah segala tindakan yang diambil oleh perusahaan atau unit bisnis yang

menyediakan indikasi langsung maupun tidak langsung tentang niat, motif, sasaran,

atau situasi internalnya. Sinyal-sinyal itu menjadi penting dalam industri yang

terkonsolidasi yang telah membentuk beberapa “aturan main” dan yang di

dalamnya terdapat persaingan mematikan, serta hukum antitrust memberikan

sangsi terhadap komunikasi langsung di antara para pesaing (Hunger dan Wheelen,

2003:252-256).

2.3.5. Risiko-Risiko dari Strategi Generik

Pada dasarnya, risiko dalam menerapkan strategi generik ada dua yaitu

gagal untuk menerapkan atau mempertahankan strategi, dan nilai keunggulan

strategi yang diberikan oleh suatu strategi berkurang dengan evolusi industri.

(33)

Risiko-risiko dari strategi generik yaitu kepemimpinan biaya secara keseluruhan,

diferensiasi, dan fokus (Porter, 2007:40-42).

Kepemimpinan biaya secara keseluruhan adalah kepemimpinan biaya

mendesakkan beban yang berat pada perusahaan untuk mempertahankan posisinya,

yang berarti penanaman kembali modal untuk peralatan yang modern, pembuangan

tak kenal kasihan, kekayaan yang telah usang, penghindaran terlalu banyaknya lini

produk dan kewaspadaan akan penyempurnaan teknologi.

Beberapa di antara risiko ini adalah, perubahan teknologi yang

menghilangkan arti investasi atau pengalaman masa lalu, penarikan pengalaman

biaya rendah oleh pendatang baru atau pengikut dalam industri, melaui penjiplakan

atau melalui kemampuan mereka untuk melakukan investasi dalam fasilitas yang

modern, ketidakmampuan untuk menyadari perlunya perubahan produk atau

pemasaran karena perhatian dicurahkan kepada biaya, inflasi dalam biaya yang

mempersempit kemampuan perusahaan untuk mempertahankan perbedaan harga

guna mengimbangi citra merek atau pendekatan diferensiasi lain dari pesaing.

Diferensiasi juga melibatkan sederetan risiko yaitu, perbedaan biaya antara

pesaing biaya rendah dengan perusahaan terdeferensiasi menjadi terlalu besar

akibat diferensiasi untuk mempertahankan loyalitas merek. Akibatnya, pembeli

mengorbankan beberapa karakteristik, pelayanan atau citra yang dimiliki

perusahaan terdiferensiasi demi penghematan biaya yang lebih besar, kebutuhan

pembeli akan faktor-faktor diferensiasi hilang. Ini dapat terjadi bila pembeli

menjadi makin canggih, imitasi memperkecil kesan adanya diferensiasi, suatu

(34)

mencapai diferensiasi, namun diferensiasi ini biasanya hanya akan bertahan sampai

tingkat perbedaan harga tertentu. Dengan demikian, jika suatu perusahaan yang

terdiferensiasi tertinggal terlalu jauh dalam biaya akibat perubahan teknologi atau

sekedar karena kurangnya perhatian kepada biaya, perusahaan biaya rendah

mungkin dapat mengambil alih kekuasaan.

Fokus pun melibatkan sederetan risiko yaitu, perbedaan biaya antara

pesaing berdaerah luas (broad-range competitors) dengan perusahaan yang

berfokus melebar sehingga menghilangkan keunggulan biaya dengan melayani

target yang sempit atau menghilangkan diferensiasi yang dicapai oleh fokus,

perbedaan dalam hal produk atau jasa yang diinginkan antara target strategi dengan

pasar secara keseluruhan menyempit, pesaing menemukan sub pasar dalam target

strategi dan menyisihkan perusahaan yang menerapkan strategi fokus.

2.3.6. Taktik Bersaing

Taktik adalah sebuah rencana operasional khusus yang menjelaskan

bagaimana, kapan, dari di mana sebuah strategi diimplementasi. Dibanding strategi,

taktik bersifat lebih sempit lingkupnya dan lebih pendek jangka waktunya. Taktik,

oleh karena itu, dipandang sebagai hubungan antara perumusan dan implementasi

strategi. Beberapa taktik yang tersedia untuk melaksanakan strategi bersaing adalah

taktik yang berkaitan dengan waktu (kapan) dan lokasi pasar (di mana). Taktik

waktu yaitu perusahaan pertama yang membuat dan menjual sebuah produk atau

jasa baru disebut penggerak pertama. Karena perusahaan tersebut adalah

pemrakarsa, maka ia memiliki beberapa keunggulan di pasar. Menurut Porter,

“Keunggulan penggerak pertama adalah pada peran waktu dalam peningkatan

posisi perusahaan sebagai ganti dari sumber keunggulan biaya atau diferensiasi

(35)

yang dapat dipertahankan. Dalam istilah umum, penggerak pertama mendapatkan

peluang untuk menentukan aturan-aturan bersaing di dalam berbagai bidang.”

Penelitian menunjukkan bahwa penggerak pertama tidak hanya cenderung

mendapatkan pangsa pasar yang tinggi daripada pendatang lain, tetapi juga

cenderung menikmati keunggulan laba jangka panjang daripada pesaingnya. Hasil

yang tinggi ini umumnya dibutuhkan untuk rnengganti prakarsanya yang menanam

investasi besar dalam merancang produk dan mengembangkan pasar. Beberapa

keunggulan menjadi penggerak pertama adalah perusahaan mampu membangun

reputasi sebagai pemimpin dalam industri, menurunkan kurva pengalaman untuk

mengambil posisi pemimpin biaya, dan memperoleh laba tinggi sementara dari para

pembeli, yang menilai tinggi produk dan jasanya.

Taktik lokasi pasar, yaitu perusahaan atau unit bisnis dapat

mengimplementasi strategi bersaing baik secara ofensif atau defensif. Taktik

ofensif biasanya mengambil tempat jauh dari posisi perusahaan saat ini di pasar,

sedangkan taktik defensif biasanya mengambil tempat di dalam posisi pasar

perusahaan saat ini. Taktik menyerang, metode-metode berikut adalah beberapa

yang digunakan untuk menyerang posisi pesaing. Frontal Assault adalah

perusahaan yang menyerang berhadapan langsung dengan pesaingnya,

menyamakan diri dengan pesaing di dalam sembarang kategori dari harga sampai

promosi sampai saluran distribusi. Agar berhasil, penyerang tidak saja harus

memiliki sumber daya superior, tetapi juga harus bersedia bertahan. Taktik ini

umumnya sangat mahal untuk dilaksanakan dan berfungsi untuk ‘membangunkan

raksasa tidur’ (seperti yang dilakukan MCI dari Sprint terhadap AT&T), menekan

(36)

berhadapan dengan posisi pesaing, perusahaan dapat menyerang bagian dari pasar

yang merupakan kelemahan pesaing. Agar berhasil, perusahaan penyerang harus

sabar dan bersedia berekspansi dengan hati-hati keluar dari ceruk pasar yang tidak

terjaga atau menghadapi serangan dari pesaing yang sudah kuat. Encirclement

terjadi ketika perusahaan penyerang mengitari posisi pesaing dari segi pasar atau

produk, atau bahkan keduanya. Si pengitar ini memiliki variasi produk yang lebih

banyak (lini produk lengkap yang terentang dari harga paling murah sampai

termahal) dari dan atau melayani pasar yang lebih banyak (mendomiasi tiap pasar

sekunder). Agar berhasil, si pengitar harus memiliki beragam kemampuan dari

sumber daya yang diperlukan untuk menyerang segmen pasar yang banyak.

Bypass Attack yaitu daripada menyerang secara langsung, perusahaan dapat

memilih untuk mengubah aturan main. Taktik ini mencoba menghentikan pasar dari

perusahaan yang bertahan. Bentuk paling umum dari taktik ini adalah

pengembangan versi terbaru dari sebuah produk yang akan memuaskan kebutuhan

konsumen yang saat ini belum terlayani oleh pesaing apapun. Guerilla Warfare

yaitu daripada penyerang secara ekstensif dan memeras surnber daya perusahaan

dapat memilih untuk melakukan ‘hit and run’. Guerilla Warfare melibatkan

serangan-serangan kecil dan terputus-putus kepada segmen pasar pesaing yang

berbeda. Dengan menggunakan promosi khusus atau iklan tertentu, perusahaan

mencoba membuat serangkaian pemerolehan pangsa pasar kecil. Dengan demikian,

perusahaan pendatang baru atau per-usahaan kecil dapat mendapatkan hasil tanpa

harus mengancam perusahaan besar. Agar berhasil, perusahaan yang menggunakan

taktik ini harus cukup bersabar untuk menerima perolehan yang kecil dan

menghindari tekanan yang dilakukan pesaing sehingga pesaing merasa harus

(37)

memberikan respon balasan. Taktik Defensif, menurut Porter, taktik defensif

ditujukan untuk menurunkan probabilitas penyerangan, mengubah penyerangan ke

jalan yang lebih tidak mengancam, atau mengurangi intensitas serangan. Daripada

meningkatkan keunggulan kompetitif taktik ini membuat keunggulan kompetitif

perusahaan menjadi lebih dapat dipertahankan, yang menyebabkan penantang

menyimpulkan bahwa serangan bukan sesuatu yang menarik. Taktik itu secara

sengaja mengurangi profitabilitas jangka pendek untuk memantapkan profitabilitas

jangka panjang. Memperbesar hambatan struktural, menurut Porter adalah beberapa

dari tindakan paling penting yang dapat diambil untuk menutup jalan logika

penantang adalah: (1) menawarkan lini produk yang lengkap di setiap segmen pasar

yang menguntungkan, untuk menutup tiap pintu masuk, (2) menutup akses saluran

dengan melakukan perjanjian dengan para distributor, (3) menaikkan biaya beralih

(switching cost) konsumen dengan menawarkan pelatihan murah bagi para

pengguna, (4) menaikkan biaya mendapatkan pengguna coba-coba dengan menjaga

harga tetap rendah pada item-item yang paling mungkin dibeli oleh pengguna baru,

(5) menaikkan skala ekonomis untuk mengurangi biaya unit, (6) menutup teknologi

alternatif melalui hak paten atau lisensi, (7) membatasi akses dari luar kepada

fasilitas dar personalia perusahaan, (8) mengikat pemasok dengan mendapatkan

kontrak eksklusif atau pembelian lokasi-lokasi kunci, (9) menghindari pemasok

yang juga melayani pesaing, dan (10) mendorong pemerintah untuk meninggikan

penghalang seperti standar-standar keamanan dan polusi atau kebijakan

perdagangan yang menguntungkan perusahaan.

Meningkatkan pembalasan yang diperkirakan, taktik ini adalah tindakan

(38)

Menurunkan dorongan-dorongan untuk menyerang, yaitu jenis ketiga dari taktik

defensif adalah mengurangi harapan penantang akan laba masa depan dalam

industri. Perusahaan dapat juga menggunakan media untuk memberitahu

masyarakat tentang masalah-masalah yang dihadapi industri, yang akan

dipertimbangkan penantang dalam perencanaan strategisnya (Hunger dan Wheelen,

2003:256-260).

2.3.7. Komponen-Komponen Analisis Pesaing

Meramalkan pesaing potensial bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi

mereka seringkali dapat datang dari kelompok berikut yaitu,

perusahaan-perusahaan yang tidak berada dalam industri tetapi dapat secara mudah mengatasi

hambatan masuk, perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sinergi yang nyata

dengan memasuki industri, perusahaan-perusahaan yang sedang bersaing dalam

industri berarti merupakan perluasan yang nyata dari strategi perusahaan,

pelanggan atau pemasok yang mungkin melakukan integrasi balik atau integrasi

maju (Porter, 2007:45).

2.3.8. Penentu Struktural Intensitas Persaingan

Persaingan dalam suatu industri terus-menerus menekan tingkat hasil

pengembalian modal yang ditanamkan (rate of return on invested capital ) menuju

tingkat hasil pengembalian dasar yang bersaing, atau tingkat pengembalian yang

akan dinikmati oleh industri yang dalam istilah ekonomi dinamakan industri

“persaingan sempurna“. Terdapat lima kekuatan persaingan yaitu, masuknya

pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli,

(39)

kekuatan tawar-menawar pemasok (suppliers), persaingan di antara para pesaing

yang ada (Porter, 2007:5).

Hal ini mencerminkan kenyataan bahwa persaingan dalam suatu industri

tidak hanya terbatas pada para pemain yang ada. Pelanggan, pemasok, produk

pengganti, serta pendatang baru potensial semuanya merupakan “pesaing“ bagi

perusahaan-perusahaan dalam industri dan dapat lebih atau kurang menonjol

tergantung pada situasi tertentu.

Kelima kekuatan persaingan di atas secara bersama-sama menentukan

intensitas persaingan dan kemampuan laba dalam industri, dan kekuatan atau

kekuatan-kekuatan yang paling besar akan menentukan serta menjadi sangat

penting dari sudut pandang perumusan strategi.

2.3.9. Analisis Struktural dan Strategi Bersaing

Strategi bersaing yang efektif meliputi tindakan-tindakan ofensif ataupun

defensif guna menciptakan posisi yang aman (defendable position) terhadap kelima

kekuatan persaingan. Secara luas, ini mencakup sejumlah pendekatan yang

mungkin yaitu, menempatkan perusahaan dalam posisi sedemikian hingga

kemampuannya memberikan pertahanan yang terbaik untuk menghadapi rangkaian

kekuatan persaingan yang ada, mempengaruhi keseimbangan kekuatan melalui

gerakan strategis, dan karenanya memperbaiki posisi relatif perusahaan, atau

mengantisipasi pergeseran pada faktor-faktor yang menjadi penyebab kekuatan

persaingan dan menanggapinya, sehingga karenanya memanfaatkan perubahan

dengan memilih strategi yang cocok dengan keseimbangan persaingan yang baru

(40)

2.4. Five Forces Model Porter

Analisis ini ditemukan oleh Michael E.Porter. Five Forces Model Porter

adalah strategi bisnis yang digunakan untuk melakukan analisis dari sebuah struktur

industri. Analisis tersebut dibuat berdasarkan 5 kekuatan kompetitif yaitu yang

pertama masuknya kompetitor, adalah bagaimana cara yang mudah atau sulit untuk

kompetitor baru untuk mulai bersaing industri yang sudah ada. Kedua adalah

ancaman produk atau jasa pengganti, adalah cara mudah masuknya produk atau jasa

yang dapat menjadi alternatif dari produk atau jasa yang sudah ada, khususnya yang

dibuat dengan biaya yang lebih murah.

Daya tawar dari pembeli adalah bagaimana kuatnya posisi pembeli. Pembeli

mempunyai kekuatan untuk menentukan kemana dia akan melakukan transaksi.

Daya tawar dari supplier adalah bagaimana kuatnya posisi penjual. Apakah ada

banyak supplier atau hanya beberapa supplier saja, bisa jadi mereka memonopoli

supply barang. Dan yang terakhir adalah persaingan di antara pemain yang sudah

ada, adalah bagaimana kuatnya persaingan diantara pemain yang sudah ada

.Apakah ada pemain yang sangat dominan atau semuanya sama.

Ancaman yang terkandung dalam kekuatan ini adalah yang pertama,

ancaman rivalitas segmen yang intens ada, yaitu sebuah segmen dianggap tidak

menarik jika sudah berisi banyak pesaing yang kuat atau agresif. Segmen dianggap

lebih tidak menarik jika segmen itu stabil atau menurun, jika kapasitas pabrik harus

ditambah dalam skala yang besar, jika biaya tetap atau penghalang untuk keluar

tinggi, atau jika harus menanggung resiko yang besar untuk tetap berada dalam

segmen tersebut. Kondisi ini akan menimbulkan perang harga, perang iklan, dan

peluncuran produk baru yang cukup sering akan membuat segmen menjadi segmen

(41)

yang mahal untuk bersaing. Pasar telepon seluler merupakan pasar dengan

persaingan ketat akibat rivalitas segmen.

Ancaman pendatang baru, yaitu segmen paling menarik adalah segmen

yang memiliki penghalang untuk masuk yang tinggi dan penghalang untuk keluar

yang rendah. Hanya sedikit perusahaan baru yang dapat memasuki industri ini, dan

perusahaan yang kinerjanya buruk dapat keluar dengan mudah. Ketika penghalang

untuk masuk dan untuk keluar sama-sama tinggi, potensi laba tinggi, tetapi

perusahaan menghadapi resiko lebih besar karena perusahaan yang bekinerja buruk

tetap tinggal dan bertarung di dalamnya. Ketika penghalang untuk masuk dan untuk

keluar sama-sama rendah, perusahaan mudah masuk dan keluar dari industri, dan

tingkat pengembalian stabil dan rendah. Kasus paling buruk adalah ketika

penghalang untuk masuk rendah dan penghalang untuk keluar tinggi.

Ancaman produk pengganti, yaitu sebuah segmen tidak menarik apabila ada

pengganti aktual batasan pada harga dan laba. Jika kemajuan teknologi atau

persaingan meningkat dalam industri produk pengganti, harga dan laba akan turun.

Ancaman daya tawar pembeli yang semakin besar, yaitu sebuah segmen tidak

menarik jika pembeli memiliki daya tawar yang kuat atau semakin besar.

Kemunculan raksasa eceran seperti Wal-Mart membuat beberapa analisis

menyimpulkan bahwa profitabilitas potensial perusahaan barang kemasan akan

terbatas. Daya tawar pembeli tumbuh ketika mereka menjadi lebih teroganisasi atau

terkosentrasi, ketika produk memiliki bagian yang signifikan dari biaya pembeli,

ketika pembeli sensitif terhadap harga karena laba yang rendah, atau ketika mereka

dapat berintegrasi untuk naik kelas. Untuk melindungi diri mereka sendiri, penjual

(42)

bernegosiasi atau beralih pemasok. Pertahanan yang lebih baik adalah dengan

memberikan penawaran unggul yang tidak dapat ditolak pembeli yang kuat.

Ancaman daya tawar pemasok yang semakin besar, yaitu sebuah segmen menjadi

tidak menarik jika pemasok perusahaan mampu meningkatkan harga atau

mengurangi jumlah barang yang dipasok. Perusahaan minyak seperti ExxonMobil,

Shell, BP, dan ChevronTexaco menderita akibat jumlah cadangan minyak yang

terbatas dan tindakan kartel pemasok minyak seperti OPEC. Pemasok cenderung

kuat ketika mereka terkonsentrasi atau terorganisasi, ketika hanya ada sedikit

pengganti, ketika produk yang dipasok merupakan masukan penting, ketika biaya

peralihan pemasok tinggi, dan ketika pemasok dapat berintegrasi untuk turun kelas.

Pertahanan terbaik adalah dengan membangun hubungan yang sama-sama

menguntungkan dengan pemasok atau menggunakan berbagai sumber pasokan

(Kotler dan Keller, 2009:320-321).

Gambar 2.3.2 Lima Kekuatan yang Menentukan Daya Tarik Struktural

(43)

Sumber : Kotler dan Keller (2009)

Five Forces Model Porter merupakan salah satu yang paling sering

digunakan dalam strategi bisnis. Model ini telah banyak digunakan dalam berbagai

macam kesempatan. Model Porter ini sangat kuat baik dari dalam maupun luar

industri. Manfaat Five Foreces Model, yaitu model ini merupakan alat yang kuat

untuk analisis kompetitif di tingkat industri dan memberikan input yang berguna

untuk melakukan analisis SWOT.

2.5. Pemasaran Campuran (Marketing Mix) 2.5.1. Pengertian Marketing Mix

Marketing Mix” adalah suatu istilah yang menggambarkan seluruh unsur

pemasaran dari faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai tujuan-tujuan

badan usaha misalnya mencapai laba, return of investment, peningkatan omzet

penjualan, menguasai pasar dan sebagainya. Untuk merencanakannya dibutuhkan

suatu kegiatan mengkombinasikan atau mencampur semua faktor pemasaran yang

bersangkutan, dalam kegiatan usaha perusahaan. Kombinasi tersebut tidak bersifat

konstan, untuk jangka waktu panjang melainkan berubah-rubah sesuai dengan

perubahan yang terjadi di pasar atau faktor-faktor ekstern (teknologi, sosial,

ekonomi, dan politik).

Dasar dari marketing mix dapat dibagi menjadi empat macam sub kombinasi

(44)

penjualan, kombinasi komponen distribusi, kombinasi komponen promosi (Alma,

2007:163).

2.5.2. Unsur 4P

Unsur yang dikombinasikan dalam marketing mix, lebih terkenal dengan

sebutan 4P yaitu Product, Price, Place (distribution) dan Promotion. Jadi untuk

keberhasilan pemasaran suatu barang, harus ada keterpaduan unsur-unsur itu,

misalnya barang X produknya bermutu baik, harga bersaing, reklame gencar, dari

distribusi lancar, jelas pemasaran barang X tersebut akan sukses. Yang penting di

sini pengusaha harus mencari kombinasi mana yang terbaik dari 4P tersebut.

Kombinasi komponen produk, yaitu jenis sub kombinasi komponen yang pertama

ini dapat dipecahkan lagi menjadi empat macam komponen pokok. Komponen

pertama dan yang utama adalah jumlah macam barang yang akan ditawarkan bagi

perusahaan yang menawarkan jasa, adalah segala macam jasa yang akan

ditawarkan. Komponen kedua adalah segala pelayanan khusus (teknis,

pemeliharaan dan pelayanan setelah transaksi penjualan) yang ditawarkan

perusahaan guna mendukung penjualan barang (after sales services). Komponen

berikutnya adalah cap beserta reputasinya (untuk barang-barang konsumsi),

kualitas, ketangguhan serta faktor umum penggunaan (terutama untuk

barang-barang industri dan peralatan). Walaupun faktor kualitas dan keawetan penting pula

peranannya untuk barang-barang konsumsi, namun keduanya biasanya

dipertimbangkan sebagai bagian penting dari cap dagang dan reputasi barang, jadi

tidak diperlakukan sebagai faktor tersendiri. Komponen terakhir adalah yang

bersangkutan dengan tampang barang dan pembungkusnya. Secara singkat dapat

diutarakan bahwa kombinasi komponen produk untuk barang-barang konsumsi

(45)

akan terdiri dari barang itu sendiri, potongannya, model, warna cap dagang,

pembungkus dan labelnya, kualitas, tampang serta keawetan. Adapun untuk

barang-barang industri kombinasi komponen tersebut terdiri dari model atau

variasinya, tampang, keawetan, spesifikasi teknis dan ketangguhannya. Walaupun

dalam komponen dimuka tidak disebutkan faktor pembungkusan, namun banyak

perusahaan modern memasukkan unsur pembungkus, sebagai pelindung barang

selama dalam pengangkutan sebagai bagian penting dari kombinasi komponen

produk dengan perkataan lain, keselamatan barang tersebut sampai ke tangan

pemesan, merupakan bagian penting dari kombinasi produk padabarang-barang

industri.

Di dalam mengambil keputusaan atas komponen produk mana akan

dipergunakan, hal-hal yang berikut merupakan bahan pertimbangan bagi para

pengusaha. Pertama, bahwa kekuatan bersaing dari tiap macam (seri) barang akan

tergantung dari nilai seri barang itu sendiri, serta modifikasi jenis barang yang

terkandung dalam setiap seri, sesuai dengan perkembangan kebutuhan konsumen.

Dari segi pertimbangan ini, maka setiap produsen barang berseri haruslah tetap

mengikuti perkembangan pasaran barang tersebut. Jenis barang yang telah

ketinggalan jaman harus segera dikeluarkan dari seri, sedang jenis barang baru atau

penambahan jenis harus segera diproduksi. Kedua, pelayanan yang disediakan

perusahaan dalam rangka mendukung penjualan barang, hendaklah selalu

disesuaikan dengan perkembangan jumlah macam barang yang diproduksi,

teknologi dan kebutuhan konsumen. Ketiga, oleh karena teknologi sedang

(46)

umur, penggunaan, bentuk barang dan sebagainya, setiap waktu membutuhkan

peninjauan kembali.

Kombinasi komponen penjualan, yaitu termasuk dalam kombinasi

komponen penjualan adalah kegiatan kontak langsung dengan konsumen (melalui

salesmen), penetapan tingkat harga yang ditawarkan, maupun penetapan syarat

penjualan kredit yang ditawarkan kepada para pembeli. Penjualan hak dagang

kepada pedagang untuk daerah penjualan tertentu, sebagai pengganti cara distribusi

langsung, merupakan cara baru yang paling pesat perkembangannya di negara maju

pada akhir abad ini, produsen menjual barangnya kepada pemegang hak dagang.

Pemegang hak dagang tersebut, kemudian memiliki kebebasan dan monopoli penuh

untuk memasarkan barang tersebut didaerah penjualan yang ditentukan dengan

harga yang mereka tetapkan, sampai ke tangan pemakai. Mereka tidak terlibat

dalam distribusi barang, penetapan harga jual eceran, besar potongan, maupun

syarat penjualan. Harga jual yang ditetapkan kepada pemegang hak dagang,

biasanya adalah sebesar harga pokok barang, ditambah dengan marge laba untuk

produsen.

Kombinasi komponen distribusi, yaitu banyak pengusaha menganggap

distribusi hasil produksi sebagai kegiatan yang akan berjalan dengan sendirinya.

Mereka melupakan bahwa dengan distribusi hasil produksi yang efisien, operasi

pemasaran akan lebih berhasil. Seringkali terjadi dalam perencanaan keseluruhan

dan pembiayaan operasi pemasaran, biaya distribusi diabaikan saja. Didalam

perhitungan biaya operasional, tidak jarang biaya distribusi ditempatkan paling

akhir, besarnya ditetapkan secara sembarangan yaitu sebesar sekian persen dari

harga pokok pabrik. Komponen kombinasi distribusi, terdiri dari persediaan dan

Gambar

Gambar 2.3.4. Kombinasi Strategi Bersaing Generik dari Porter
Gambar 2.3.2 Lima Kekuatan yang Menentukan Daya Tarik Struktural
Tabel 3.8 Matriks SWOT
Gambar 4.1.1. Logo Rumah Ubi Dinarmas
+3

Referensi

Dokumen terkait