• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II STRUKTUR ORGANISASI & MANAGEMEN BAPPEDA 2.1 LATAR BELAKANG BAPPEDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II STRUKTUR ORGANISASI & MANAGEMEN BAPPEDA 2.1 LATAR BELAKANG BAPPEDA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI & MANAGEMEN BAPPEDA

2.1 LATAR BELAKANG BAPPEDA

Pelayanan oleh suatu unit organisasi atau lembaga pemerintah untuk memenuhi dan memberikan kepuasan kepada masyarakat, sesuai bahkan melebihi standar layanan public umumnya dikenal sebagai Pelayanan Prima (Service Excellence). Sebagai penerima mandat dari masyarakat. Pemerintah melalui perangkat – perangkat lembaga yang ada dituntut dan selayaknya memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, yang mampu memenuhi tututan kebutuhan masyarakat dengan menerapkan prinsip – prinsip kepemerintahan yang baik (Good Governance) melalui kaedah – kaedah transparansi, partisipasi dan akuntabilitas..

Untuk dapat mencapai pelayanan prima, peningkatan kinerja suatu lembaga atau organisasi harus direncanakan dan diselenggarakan dengan sebaik – baiknya sehingga dapat memenuhi sendi – sendi tata laksana pelayanan umum seperti kesederhanaan, kejelasan, dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efisien, ekonomis, keadilan dan ketepatan waktu.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Riau sebagai salah satu perangkat daerah atau lembaga dalam struktur organisasi atau tata kerja Pemerintah Provinsi Riau, berkewajiban untuk mewujudkan pelayanan prima sejalan dengan kedudukan, tugas pokok dan funginya (TUPOKSI) baik kepada masyarakat umum dan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Provinsi Riau secara khususnya.

Sejarah Bappeda Provinsi Riau

(2)

1. Keputusan Presiden RI Nomor 15 Tahun1974 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

2. Keputusan Mentri Dalam Negeri Nomor 142 Tahun 1974 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

3. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor Kpts.94/VII/75 tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I Riau, Tanggal 23 Juli 1975, ditanda tangani oleh Gubernur Riau Arifin Ahmad. Ketua Bappeda Tingkat I Riau pertama kali dijabat oleh Bapak Drs. Rivaie Rachman dengan jumlah personil 25 orang yang terdiri daru unsur Setwilda Tingkat I, Perguruan Tinggi dan Dinas Instansi.

4. Pengangkatan pegawai Bappeda sebanyak 14 orang pada tahun 1976

5. Kantor Bappeda menumpang di Gedung kantor BUCD (Badan Urusan Cees daerah) Jalan Cut Nyak Dien pada tanggal 15 Juli 1976

6. Kepres No.27 tahun 1980 tentang Pembentukan Bappeda dan Mencabut Kepres No.15 tahun 1974

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.183 tahun 1980 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Bappeda Tingkat I dan II

8. Peraturan Daerah No.3 tahun 1983 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Bappeda Tingkat I Riau

9. Surat Keputusan Gubernur Riau Tanggal 29 Mei 1985 tentang Personil Bappeda dari Unsur Perguruan Tinggi dan Pemda

(3)

11. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 21 tahun 2001 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

2.1.1 Visi Bappeda Provinsi Riau

Visi sebagai gambaran tentang keadaan yang ingin diwujudkan pada masa yang akan datang sekaligus adalah merupakan cita-cita dan keinginan bersama yang antisipatif, inovatif dan kreatif agar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mampu melaksanakan tugas, fungsi dan peranannya dalam mendukung pelaksanaan visi, misi dan program – program pembangunan pemerintah Provinsi Riau.

Untuk itu, seluruh jajaran dan unit kerja organisasi BAPPEDA Provinsi Riau perlu memiliki komitmen terhadap visi lembaga agar BAPPEDA Provinsi Riau dalam menjalankan TUPOKSI serta menghadapi perubahan lingkungan internal maupun eksternal daerah, memiliki pandangan dan wawasan yang luas terhadap perkembangan permasalahan pembangunan secara lokal, regional maupun global.

Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Riau disusun dengan memperhatikan Visi Kepala Daerah, yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD ) Provinsi Riau Tahun 2009 – 2013 yaitu “Terwujudnya Pembangunan Ekonomi yang mapan dan Pengembangan Budaya Melayu secara Proporsional melalui Kesiapan Infrastruktur dan Peningkatan Pembangunan Pendidikan dalam Masyarakat yang Agamis”.

VISI BAPPEDA PROVINSI RIAU

(4)

Adapun penjelasan makna dari pernyataan Visi tersebut, adalah :

PERENCANAAN PEMBANGUNAN, adalah suatu proses dan upaya untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia guna peningkatan kesejahteraan masayarakat daerah.

BERKUALITAS dan BERKELANJUTAN, bermakna bahwa perencanaan pembangunan dilakukan sebaik mungkin dengan arah yang jelas, memenuhi kebutuhan, sesuai harapan yang diinginkan dimasa datang, dapat di implementasikan dengan baik serta tidak dalam konteks perencanaan yang berfikir sektoral maupun berfikir jangka pendek semata,

BAPPEDA, adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Riau.

PROFESIONAL, adalah Pekerjaan yang benar-benar dilakukan sesuai dengan keterampilannya, yaitu keterampilan di bidang perencanaan yang koordinatif, proaktif, dinamis, partisipatif dan efektif.

KREATIF, bisa dimaknai secara harfiah, dimana aparatur Bappeda diharapkan memiliki kreatifitas yang tinggi, dan merupakan singkatan dari;

- Koordinatif, dalam arti mengutamakan koordinasi yang tinggi dalam proses perencanaan pembangunan;

- Responsif, bermakna bahwa Bappeda cepat tanggap terhadap perubahan dan dinamika pembangunan, guna menjadi dasar perencanaan di masa datang;

- Expert, memiliki aparatur yang mempunyai keahlian, khususnya di bidang perencanaan pembangunan, serta bidang terkait lainnya;

(5)

- Transparan, proses dan produk perencanaan bersifat terbuka, sehingga seluruh stakeholder dapat mengetahui dan memahami setiap argumentasi dan dasar pengambilan kebijakan dan arah pembangunan;

- Informatif, dapat dijadikan sebagai sumber informasi perencanaan pembangunan daerah;

- Futuristik, memiliki pemikiran maju dan jangka panjang, sehingga dapat mengantisipasi berbagai kebutuhan pembangunan dan pengembangannya di masa akan datang.

2.1.2 Misi Bappeda Provinsi Riau

Pernyataan misi mengandung secara eksplisit terhadap apa yang harus dicapai oleh Bappeda, dan kebijakan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam upaya pencapaian tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh Bappeda Provinsi Riau untuk pencapaian Visi dimaksud.

Sejalan dengan pemikiran tersebut, maka dirumuskan misimisi BAPPEDA Provinsi Riau 2009 -2013, yaitu :

1. Memantapkan pelaksanaan mekanisme perencanaan pembangunan daerah;

2. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinergi penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, tatalaksana kerja, dan kemampuan teknis sumber daya aparatur perencanaan;

4. Menyediakan data dan informasi perencanaan pembangunan yang berkualitas, dan berkesinambungan;

5. Meningkatkan pelaksanaan evaluasi, pelaporan, penelitian serta kerjasama pembangunan.

(6)

Misi Kesatu :

Memantapkan pelaksanaan mekanisme perencanaan yang aplikatif, partisipatif, efektif dan dinamis serta mengikuti perkembangan nasional, dengan mengacu pada prosedur dan mekanisme perencanaan yang berlaku.

Misi Kedua :

Meningkatkan koordinasi, integrasi, yang bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) dalam penyusunan perencanaan Pembangunan Daerah

Misi Ketiga :

Penguatan kapasitas kelembagaan, tatalaksana kerja, sumberdaya manusia, serta dukungan fasilitas yang memadai untuk mewujudkan proses perencanaan pembangunan yang berkualitas dan akuntabel.

Misi Keempat :

Mewujudkan perencanaan pembangunan berdasarkan data dan informasi yang berkualitas, lengkap, akurat, relevan, mutakhir dan berkesinambungan

Misi Kelima :

Meningkatkan pelaksanaan evaluasi, pelaporan dan penelitian serta kerjasama pembangunan antar daerah, regional, nasional dan multi nasional untuk kepentingan perencanaan pembangunan daerah;

(7)

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Riau, kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur penunjang tugas tertentu Pemerintah Provinsi Riau, dipimpin oleh seorang Kepala badan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

2.2.2 Tugas Pokok

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menurut Peraturan Gubernur Riau nomor 13 tahun 2009 tentang Uraian Tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Riau mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang perencanaan pembangunan daerah dapat ditugaskan untuk melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang dilimpahkan oleh Pemerintah kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah dalam rangka dekonsentrasi, yang mencakup;

a. Merumuskan kebijaksanaan Pemerintah Daerah di bidang perencanaan daerah dan penataan ruang daerah.

b. Mengkoordinasikan, memadukan, menyelaraskan, menyerasikan, mengkoreksi dan justifikasi usulan rencana pembangunan dan rencana proyek yang diusulkan oleh lembaga Pemerintah Daerah maupun lembaga Pemerintah sebelum ditetapkan menjadi rencana program proyek.

c. Menyusun rencana kerja dan program pembangunan di lingkungan Bappeda.

d. Menyusun rencana umum tata ruang daerah dan melakukan pengawasan, pemantauan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan di lapangan.

e. Melaksanakan rencana kerja dan program pembangunan yang menyangkut bidang tugasnya sesuai dengn mekanisme yang ditetapkan,

(8)

g. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan.

h. Membuat pelaporan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

i. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan lingkup tugas.

j. Memberikan pelayanan umum dan pelayanan teknis dibidang perencanaan pembangunan dan penataan ruang daerah sesuai dengan sifat dan keperluannya.

k. Melaksanakan pelatihan di bidang perencanaan pembangunan dan tata ruang.

l. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan Gubernur Riau.

2.2.3. Fungsi

Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah sebagai berikut;

1. Membantu Kepala Daerah dalam merumuskan kebijakan pembangunan; 2. Pengambilan Keputusan;

3. Perencanaan pembangunan dan statistik; 4. Pengorganisasian;

5. Pelayanan umum dan teknis perencanaan pembangunan dan statistik serta tata ruang; 6. Pengendalian, pengarahan, pembinaan dan bimbingan di bidang perencanaan

pembangunan, statistik dan tata ruang; 7. Pengawasan, pemantauan dan evaluasi; 8. Pelaksanaan rencana kerja;

9. Pembiayaan;

10. Penelitian, pengkajian dan survey menyangkut kebijakan perencanaan pembangunan; 11. Pelaporan dan evaluasi sesuai dengan tupoksi.

2.2.4 Struktur Organisasi

(9)

kelompok Tenaga Ahli / Jabatan Fungsional. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi Bappeda dapat dilihat pada Gambar.

Adapun susunan organisasi Bappeda, terdiri dari :

a. Kepala Badan

b. Sekretariat, terdiri dari

1. Sub Bagian Bina Program

2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

3. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

c. Bidang Sosial Budaya, terdiri dari

1. Sub Bidang Sumberdaya Manusia (SDM)

2. Sub Bidang Agama, Sosial, Kebudayaan, Seni dan Pariwisata

d. Bidang Ekonomi dan Sumberdaya Alam terdiri dari:

1. Sub Bidang Ekonomi

2. Sub Bidang Sumberdaya Alam

e. Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Hidup

1. Sub Bidang Fisik dan Prasarana Wilayah

2. Sub Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang

f. Bidang Penelitian dan Kerjasama Pembangunan, terdiri dari:

1. Sub Bidang Penelitian Pembangunan

(10)

g. Bidang Sumberdaya Aparatur terdiri dari

1. Sub Bidang Sarana dan Prasarana Aparatur

2. Sub Bidang Pengkajian Aparatur.

h. Bidang Statistik, Pelaporan dan Evaluasi, terdiri dari:

1. Sub Bidang Statistik

(11)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Bappeda Provinsi Riau

(12)

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi sehingga rumusannya menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa 5 ( lima ) tahun mendatang.

Adapun rumusan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pelaksanaan mekanisme penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

2. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah yang terintegrasi dan sinergis;

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan kualitas pelayanan aparatur perencana;

4. Meningkatkan akurasi data dan informasi perencanaan pembangunan daerah Meningkatkan pengelolaan, ketersediaan dan kualitas data dan informasi pembangunan yang berkualitas;

5. Meningkatkan kualitas bahan masukan penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

6. Meningkatkan manfaat dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan;

7. Meningkatkan manfaat hasil penelitian dan kerjasama pembangunan;

8. Meningkatkan kerjasama antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah

2.4 SASARAN BAPPEDA PROVINSI RIAU

Sasaran merupakan gambaran hasil yang ingin dicapai secara nyata dalam jangka waktu 5 tahun. Adapun sasaran sebagai berikut :

(13)

2. Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang sinkron, serasi dan sinergi;

3. Meningkatnya dukungan sarana dan prasarana, tatalaksana kerja, mampuan teknis dan standar pelayanan aparatur perencana;

4. Adanya sumberdaya manusia yang profesional dalam mengelola dan menganalisis data; 5. Tersedianya sarana dan prasarana serta data dan informasi perencanaan;

6. Tersedianya data/informasi hasil monitoring dan evaluasi;

7. Meningkatnya hasil koordinasi pembangunan antar daerah dan antar negara;

8. Meningkatnya hasil koordinasi perencanaan bidang penelitian dan kerjasama pembangunan;

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini diduga karena tanpa pemberian Trichoderma sp tidak mampu 20 g / kg dregs sehingga sehingga unsur hara kurang tersedia bagi bibit kelapa sawit, dan bibit tumbuh rentan

Setelah bekerja sama dengan baik selama hampir 5 tahun, kami gembira melihat adanya sejumlah program yang dinilai baik dan diminati oleh para pemangku

Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita- cita tentang keadaan di masa depan yang diinginkan untuk.. terwujud tentang keadaan di masa depan

Peneliti tertarik untuk meneliti tentang permintaan masyarakat terhadap pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) di Kabupaten Madiun dikarenakan banyak

Pada perusahaan Indonesia power motivasi memang sangat penting untuk meningkatkan kinerja karyawan dan bentuk dari motivasi yang diberikan ada 2 yaitu intrinsic

Dalam studi manajemen, kehadiran konflik pendidikan tidak bisa terlepas dari permasalahan keseharian yang dirasakan oleh pengelola lembaga pendidikan. Konflik tersebut

Bagi ajaran Islam ibadah- ibadah yang dilakukan terutama ibadah khusus sebenamya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia kerana impak atau kesan ibadah itu sangat besar

Alat yang dirancang dalam penelitian merupakan suatu susunan rangkaian yang berfungsi sebagai pengkondisi sinyal keluaran dari detektor Geiger Muller, yang terdiri dari rangkaian