• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Remaja Putri Terhadap Menarche Di SMP Negeri 19 Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perilaku Remaja Putri Terhadap Menarche Di SMP Negeri 19 Medan Tahun 2010"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU REMAJA PUTRI TERHADAP MENARCHE di SMP NEGERI 19 MEDAN TAHUN 2010

EKA MASITA DONGMA TAMPUBOLON 095102065

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Eka Masita Dongma Tampubolon Perilaku Remaja Putri Terhadap Menarche

di SMP Negeri 19 Medan Tahun 2010 ix + 33 hal + 1 skema + 7 lampiran

Abstrak

Menarche merupakan puncak dari serangkaian yang terjadi pada seorang gadis yang sedang

menginjak dewasa. Dengan adanya informasi yang salah mengenai menarche dapat menyebabkan proses menstruasi senantiasa dikaitkan dengan dampak yang bersifat negatif. Penelitian ini bertujuan mengetahui perilaku remaja putri terhadap menarche di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 94 orang dengan metode pengambilan sampel secara acak. Penelitian dilakukan pada tanggal 3 s.d 4 Maret 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi pertanyaan pengetahuan, pernyataan sikap, dan pertanyaan tindakan terhadap menarche. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden mayoritas pada kategori baik yaitu sebanyak 90 orang (95,74%), sikap responden mayoritas pada kategori baik yaitu sebanyak 81 orang (86,17%), dan pada tindakan responden mayoritas pada kategori sedang yaitu sebanyak 53 orang (56,38%). Diharapkan sekolah dan tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi yang dilakukan diseluruh sekolah,sehingga remaja memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi terutama masalah menarche.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Perilaku Remaja Putri Terhadap Menarche di SMP Negeri 19 Medan Tahun 2010”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak memperoleh bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Chairuddin Lubis, DTM, Sp(A)K, selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. dr. Dedi Ardinata,M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Murniati Manik, M.Sc, SpKK. selaku Ketua Pelaksana Program Studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.

4. dr.Fidel Ganis Siregar.Sp.O.G. selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini yang telah banyak memberikan masukan dan nasehat pada penulis semoga Tuhan memberikan balasan yang setimpal untuknya.

5. dr. Juliandi.M.SC. selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Nur Asnah Sitohang, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini

7. Kepala Sekolah dan seluruh staf SMP Negeri 19 Medan.

(4)

9. Kedua orang tua saya (S. Tampubolon dan M. Siahaan, S.Pd), kedua adik saya (Anna Tampubolon, S.Pd dan Binsar Tampubolon), dan Peri Era yang tak henti-hentinya memberikan dukungan moril maupun materil sehingga membuat semangatku terus terpacu.

10. Seluruh teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dengan segala keterbatasan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah nantinya.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis.

Medan, Juni 2010

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... . vii

DAFTAR SKEMA ... . viii

DAFTAR LAMPIRAN ... .. ix

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II Tinjauan Pustaka A. Perilaku ... 5

1. Pengetahuan... ... 5

2. Sikap ... 7

3. Tindakan ... 8

B. Masa Remaja ... 9

1. Pembagian Masa Remaja ... 10

2. Perubahan-Perubahan pada Masa Remaja Perempuan... 11

3. Perubahan Kejiwaan pada Masa Remaja ... 13

C. Menarche ... 14

1. Pengertian Menarche ... 14

(6)

BAB III Kerangka Penelitian

A. Kerangka Konsep ... 17

B. Definisi Operasional... 18

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel ... 19

1. Populasi ... 19

2. Sampel ... 19

C. Tempat Penelitian ... 20

D. Waktu Penelitian ... 20

E. Etika Penelitian ... 20

F. Instrumen Penelitian ... 21

G. Uji Validitas dan Rehabilitas ... 22

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 23

I. Rencana Analisis Data ... 24

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 25

1. Karakteristik Responden ... 25

2. Pengetahuan Responden ... 26

3. Sikap Responden ... 27

4. Tindakan Responden ... 28

B. Pembahasan ... 29

1. Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Menarche ... 29

2. Sikap Remaja Putri Terhadap Menarche ... 30

(7)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel Definisi Operasional... ... 17 Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik usia remaja putri

di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010 ... 25 Tabel 5.2. Distribus pengetahuan responden terhadap menarche berdasarkan

butir kuesioner di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010 ... 26 Tabel 5.3. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan terhadap menarche

di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010 ... 27 Tabel 5.4. Distribusi sikap responden terhadap menarche berdasarkan butir

kuesioner di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010 ... 28 Tabel 5.5. Distribusi responden berdasarkan sikap terhadap menarche

di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010 ... 26 Tabel 5.6. Distribusi tindakan responden terhadap menarche berdasarkan butir

kuesioner di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010... 27 Tabel 5.7. Distribusi responden berdasarkan tindakan terhadap menarche

di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010... 28

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent) 2. Kuesioner Penelitian

3. Uji Validitas : Content Validity Index 4. Master Data

(11)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Eka Masita Dongma Tampubolon Perilaku Remaja Putri Terhadap Menarche

di SMP Negeri 19 Medan Tahun 2010 ix + 33 hal + 1 skema + 7 lampiran

Abstrak

Menarche merupakan puncak dari serangkaian yang terjadi pada seorang gadis yang sedang

menginjak dewasa. Dengan adanya informasi yang salah mengenai menarche dapat menyebabkan proses menstruasi senantiasa dikaitkan dengan dampak yang bersifat negatif. Penelitian ini bertujuan mengetahui perilaku remaja putri terhadap menarche di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 94 orang dengan metode pengambilan sampel secara acak. Penelitian dilakukan pada tanggal 3 s.d 4 Maret 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi pertanyaan pengetahuan, pernyataan sikap, dan pertanyaan tindakan terhadap menarche. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden mayoritas pada kategori baik yaitu sebanyak 90 orang (95,74%), sikap responden mayoritas pada kategori baik yaitu sebanyak 81 orang (86,17%), dan pada tindakan responden mayoritas pada kategori sedang yaitu sebanyak 53 orang (56,38%). Diharapkan sekolah dan tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi yang dilakukan diseluruh sekolah,sehingga remaja memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi terutama masalah menarche.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedewasaan wanita ditandai dengan adanya perubahan-perubahan bertahap pada alat kandungan, yang berfungsi sebagai persiapan untuk suatu kehamilan. Peristiwa penting tersebut ditandai dengan datangnya haid pertama (menarche) (Mochtar, 1998,hlm.13).

Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian yang terjadi pada seorang gadis

sedang menginjak dewasa (Jones, 2005). Selain itu, ada juga tanda seks sekunder pada wanita meliputi pertumbuhan rambut pada ketiak, pada daerah kemaluan, pertumbuhan dan perkembangan buah dada, pertumbuhan jaringan lemak pada pinggul wanita (Manuaba 1998).

Dewasa ini telah terjadi peningkatan kesehatan umum pada remaja, terutama peningkatan nutrisi yang berdampak pada usia menarche terjadi lebih awal dan perjalanan pubertas menjadi lebih cepat (Henderson, 2001). Hal ini terbukti yang terjadi di Eropa Barat, usia

menarche telah menurun, yaitu dari umur 17 tahun pada tahun 1840 menjadi sekitar umur 13

tahun pada tahun 1980. Sama seperti yang terjadi di Inggris, rata-rata menarche terjadi pada umur 13 tahun, jika dibandingkan dengan keadaan di abad yang lalu, dimana menarche umumnya terjadi pada umur 15 tahun (Jones, 2005).

(13)

yang sering terjadi dan sangat mencolok pada peristiwa menarche ialah kecemasan atau ketakutan. (Kartono, 2006, hlm.113)

Dalam situasi demikian menarche tersebut dianggap oleh anak sebagai satu proses mengeluarkan sejumlah darah kotor dari tubuhnya, di mana ia harus menyingkir, dan menyendiri. Maka ketika ia telah menjadi dewasa, ia cenderung untuk menghindari setiap kontak dengan orang lain, jika ia sedang mendapat haid. Hal ini dilakukan untuk pembenaran anggapan bahwa dirinya memang sedang bermasalah, sehingga tidak patut berkontak dengan orang lain (Kortono, 2006. hlm.115).

Anak perempuan yang tidak mengenal tubuh mereka dan proses reproduksi, mengira bahwa menstruasi merupakan bukti adanya penyakit atau bahkan hukuman dari suatu tingkah laku yang buruk. Anak perempuan yang tidak diajari untuk menganggap menstruasi sebagai fungsi tubuh normal dapat mengalami rasa malu yang amat besar dan perasaan kotor saat menstruasi pertama mereka. Sampai saat menstruasi akhirnya dikenal sebagai proses yang normal, perasaan kotor dapat tinggal setelah usia dewasa (Yudi, 2008). Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapat informasi yang benar tentang datangnya menstruasi maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainnya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi yang benar maka akan merasakan pengalaman yang negatif (Soetjiningsih, 2004).

Dengan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Perilaku Remaja Putri Terhadap Menarche di SMP Negeri 19 Tahun 2010”.

B. Rumusan Masalah

(14)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku remaja putri terhadap menarche di SMP Negeri 19 Medan Tahun 2010.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 19 Medan Tahun 2010.

b. Untuk mengetahui sikap remaja putri tenatang menarche di SMP Negeri 19 Medan Tahun 2010.

c. Untuk mengetahui tindakan remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 19 Medan Tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Praktek Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi bidan sebagai masukan dalam meningkatkan pengetahuan remaja putri terhadap menarche sehingga nantinya dapat mencapai peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi pada wanita usia subur.

2. Bagi Pendidikan Kebidanan

(15)

3. Bagi Peneliti Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan atau sumber data bagi peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis atau lebih lanjut dengan tema yang sama.

4. Bagi SMP Negeri 19 Medan

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku

Pada dasarnya perilaku manusia mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Berdasarkan hal itu didapat pengertian bahwa perilaku adalah keseluruhan (totalitas) penghayatan dan aktifitas seseorang, yang merupakan hasil bersama antara faktor internal (kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin) dan faktor eksternal (lingkungan: sosial, budaya, ekonomi). Perilaku dibedakan 3 area, ranah, atau domain yaitu : kognitif (cipta), efektif (rasa),

psikomotor (karsa). Berdasarkan pembagian domain, dikembangkanlah 3 tingkatan ranah

perilaku, yaitu: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), tindakan atau praktek (practice) (Notoatmoadjo, 2005).

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmadjo, 2003). Yang pada hakekatnya pengetahuan digunakan untuk mencapai tujuan yaitu mencapai suatu kebenaran (Agustrisno, 2005). Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), maka di dalam diri orang tersebut telah terjadi proses yang berurutan, yaitu :

a. Awarennes (kesadaran), yaitu di mana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu suatu stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) tehadap stimulus atau objek tersebut. Pada proses ini sikap

(17)

c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik atau tidaknya suatu stimulus bagi

dirinya, hal ini menunjukkan sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, yaitu dimana orang mulai mencoba perilaku baru untuk melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption, yaitu dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Ada 6 tingkatan pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif, yaitu: a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada suatu kondisi sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk mejabarkan suatu materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

(18)

f. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan untuk melakukan suatu penilaian terdapat suatu materi atau objek. 2. Sikap (Attitude)

Menurut Bruno (1987) yang dikutip oleh Syah M (2004) sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau cara buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dengan demikian, pada prisipnya sikap itu dapat kita anggap suatu kecenderungan siswa atau seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Dalam hal ini, perwujudan perilaku belajar siswa atau seseorang akan di tandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatau objek, tata nilai, peritiwa dan sebagainya.

Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. Adapun ciri-ciri sikap menurut WHO (World Health Organization) adalah :

a. Sikap akan ikut atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu pada pengalaman orang lain.

b. Sikap akan diikuti atau oleh suatu tidakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pada pengalaman seseorang.

c. Didalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi penggangan setip orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat.

Menurut Notoadmojo (2005), sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu : a. Kepercayaan (keyakinan), ide konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

(19)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentu sikap yang utuh, pengetahuan berpikir, keyakinan dan emosional memegang peranan yang penting. Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:

1). Menerima

Bila orang atau subjek mau memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2). Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap.

3). Menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. 4). Bertanggungjawab

Tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Tindakan (Practice)

Tindakan adalah sikap yang diwujudkan dalam bentuk nyata (konkrit). Praktik ini mempunyai 4 tingkatan, yaitu:

a. Persepsi

Mengenal dan memilih objek sehubungan dengan tindakan yang diambil adalah merupakan praktik tindakan pertama.

b. Respon Terpimpin

(20)

c. Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu merupakan kebiasaan maka ia telah mencapai praktik tingkat tiga.

d. Adaptasi

Merupakan prektek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

B. Masa Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda. Memasuki masa remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan seksual, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan yang terjadi. Kematangan seksual dan perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Datangnya menarche dapat menimbulkan reaksi positif maupun negatif bagi remaja perempuan (Soetjiningsih. 2004, hlm.45).

(21)

1. Pembagian Masa Remaja

Menurut Widyastuti (2009,hlm.11) berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, remaja dibagi menjadi tiga tahap yaitu :

a. Masa remaja awal (10-12 tahun), yaitu: 1) Tampak dan memang merasa lebih dekat

dengan teman sebaya; 2) Tampak dan merasa ingin bebas; 3)Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal. b. Masa remaja tengah (13-15 tahun), yaitu: 1) Tampak dan merasa ingin mencari

identitas diri; 2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis; 3) Timbul perasaan cinta yang mendalam; 4) Kemampuan berpikir abstrak; 5) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.

c. Masa remaja akhir (16-19 tahun), yaitu: 1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri; 2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif; 3) Memiliki citra atau gambaran, keadaan, peranan terhadap dirinya; 4) Dapat mewujudkan perasaan cinta; 5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.

Menurut Sarwono (2003, hlm. 24) ada tiga tahap perkembangan remaja, yaitu: a. Remaja awal

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan. Mereka mengembangkan pikiran- pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa

(22)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhakan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan narcistic, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang punya sifat yang sama dengan dirinya.

c. Remaja akhir

Tahap ini adalah masa konsolidalitas menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu: 1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek; 2) Egonya mencari kesepatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru; 3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi; 4) Egosentris (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain; 4) Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya dan masyarakat.

2. Perubahan – Perubahan Pada Masa Remaja Perempuan

Menurut Widyastuti (2009,hlm.14), pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang cepat disertai banyak perubahan termasuk didalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi atau organ seksual sehingga tercapai kematangan yang ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. Perubahan yang terjadi tersebut ditandai dengan :

a. Tanda – tanda seks primer

Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala yang terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai terjadi menopause.

(23)

b. Tanda-tanda seks sekunder 1) Rambut

Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya pada remaja laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap, dan agak keriting.

2) Pinggul

Pinggul pun menjadi lebih berkembang, membesar dan lebih membulat. Hal ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit.

3) Payudara

Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan puting susu menonjol. Hal ini, terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembangnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.

4) Kulit

Seperti halnya laki-laki, juga menjadi lebih kasar, lebih tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan kulit laki-laki, kulit pada wanita lebih lembut.

5) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.

(24)

Menjelang akhir masa puber, otot, semakin membesar dan kuat. Akibatnya, akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.

7) Suara

Suara berubah semakin merdu, suara serak jarang terjadi pada wanita.

Menurut Sarwono (2003, hlm. 52) perubahan-perubahan fisik pada wanita meliputi: 1) Perubahan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang); 2) Pertumbuhan payudara; 3) Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan; 4) Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya; 5) Bulu kemaluan menjadi keriting; 6) Haid; 7) Tumbuh bulu-bulu ketiak.

3. Perubahan Kejiwaan pada Masa Remaja

Perubahan kejiwaan pada masa remaja menurut Widyastuti ( 2009, hlm.16) yakni : a. Perubahan emosi yaitu berupa: 1) Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan biasanya sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering terjadi pada remaja puteri lebih-lebih sebelum masa menstruasi; 2) Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan luar yang mempengaruhinya; 3) Adanya kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang bepergian dengan temannya daripada tinggal di rumah.

b. Perkembangan intelegensia yang menyebabkan remaja : 1) Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberi kritik; 2) Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sering muncul perilaku ingin mencoba-coba.

Menurut Kurt Lewin (Sarwono, 2009, hlm. 44) tingkah laku-tingkah laku yang selalu ada pada remaja, yaitu:

a. Pemalu dan perasa, tetapi sekaligus juga cepat marah dan agresif.

b. Remaja merasa pertentangan antarasikap, nilai, ideologi dan gaya hidup yang

(25)

c. Konflik sikap, nilai dan ideologi tersebut di atas muncul dalam bentuk ketegangan emosi yang meningkat.

d. Sering muncul tingkah laku memberotak dikalangan remaja.

e. Bentuk-bentuk khusus dari tingkah laku remaja ditentukan oleh sifat dan

kekuatan dorongan-dorongan dari remaja tersebut. C. Menarche

1. Pengertian Menarche

Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja ialah datangnya haid yang pertama kali yang pertama ini datang dinamakan menarche. Menarche sebenarnya hanyalah puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang gadis yang sedang menginjak dewasa (Sigar, 2005, hlm.263).

Sebagai puncak kedewasaan, wanita mulai mengalami perdarahan rahim pertama yang disebut menarche (menstruasi) (Manuaba, 1999, hlm. 52). Pada wanita, menarche menandai trasisi ke masa dewasa, menarhe merupakan tanda bahwa remaja puteri kini telah menjadi seorang wanita dan dapat mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai seorang wanita dewasa (Llewellyn, 2002, hlm, 36).

2. Siklus Haid (Menstruasi)

(26)

berlangsung sampai hari keempat belas. Endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Pada masa ini terjadi penebalan endometrium 8-10 kali lipat dan berakhir pada saat ovulasi; c) Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode haid berikutnya. Pada akhri fase sekresi endometrium matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus, kaya dengan darah dan sekresi kelenjar yang kaya dengan glikogen dan lemak dan merupakan tempat yang sesuai untuk melindungi dan merupakan tempat yang sesuai untuk melindungi dan memberi nutrisi ovum yang dibuahi. Pada masa ini korpus rubrum pada ovarium menjadi korpus luteum yang menghasilkan hormon progesteron; d) Fase iskemi: implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7-10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi maka korpus luteum mengecil dan menyusut dan menyebabkan kadar estrogen dan progesteron menurun dengan cepat dan menimbulkan efek pada arteri yang berlekuk-lekuk di endometrium. Terjadi silatasi dan hiperemia diikuti spasme dan iskemia kemudian terjadi nekrosis. Lapisan fungsional yang nekrotik tersebut terlepas dari lapisan basal dan perdarahan haid terjadi lagi, menandai hari pertama siklus haid berikutnya.

(27)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul “ Perilaku Remaja Putri Terhadap Menarche di SMP Negeri 19 Medan “ dapat dilihat dari skema dibawah ini :

Skema 1. Skema kerangka konsep - Pengetahuan

- Sikap - Tindakan

(28)

B. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan Segala sesuatu yang

diketahui siswi-siswi

SMP Negeri 19 Medan

tentang haid pertama

(menarche)

Kuesioner Angket • Baik, apabila

jawaban benar >75%

dari total nilai (8-10) • Sedang, apabila

jawaban benar

40-75% dari total nilai

(4-7)

• Kurang, apabila jawaban benar

<40% dari total nilai

(0-3)

Ordinal

2 Sikap Tanggapan atau reaksi

siswi SMP Negeri 19

Medan terhadap haid

pertama (menarche)

Kuesioner Angket • Baik, apabila

jawaban benar >75%

<40% dari total nilai

(0-15)

Ordinal

3 Tindakan Tindakan praktik atau

perbuatan nyata terhadap

haid pertama (menarche)

Kuesioner Angket • Baik, apabila

jawaban benar >75%

dari total nilai (8-10) • Sedang, apabila

jawaban benar

40-75% dari total nilai

(4-7)

• Kurang, apabila jawaban benar

<40% dari total nilai

(0-3)

(29)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional (penelitian yang dilakukan hanya sekali waktu saja) yang bertujuan untuk mengetahui perilaku remaja putri terhadap menarche di SMP Negeri 19 Medan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi remaja putri di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010 sebanyak 102 orang, dengan rincian yakni kelas VII sebanyak 30 orang, kelas VIII sebanyak 37 orang dan kelas IX sebanyak 35 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi, dengan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah pengambilan secara acak. Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus :

( )

2

1 N d

N n

+ =

n : jumlah sampel N : jumlah populasi

(30)

Jadi jumlah sampel yang dapat diperoleh dari populasi berdasarkan acuan di atas adalah 94 orang.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 19 Medan yang berada di Kecamatan Medan Petisah, dengan pertimbangan :

1. Mudah untuk mendapatkan data

2. Belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya di SMP Negeri 19 Medan.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2010

E. Etika Penelitian

(31)

F. Instrumen Penelitian

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa lembar kuesioner yang diberikan kepada responden. Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti didukung oleh bimbingan dan arahan yang diberikan oleh dosen pembimbing. Instrument penelitian ini terdiri dari tiga bagian yakni :

a. Kuesioner untuk mengukur pengetahuan

Kuesioner ini terdiri dari 10 item pernyataan yang pemberian skornya menggunakan skala Gutmann yang menyediakan dua alternatif jawaban yaitu : a) bentuk pernyataan positif jawabannya “Benar” skornya 1 dan jawaban “Salah” skornya 0, b) bentuk pernyataan negatif jawaban “Benar” skornya 0 dan jawaban “ Salah “ skornya 1.

b. Kuesioner untuk mengukur sikap

Kuesioner ini terdiri dari 10 item pernyataan yang pemberian skornya menggunakan skala Likhert yang menggunakan empat kategori untuk setiap pertanyaan yakni a) bila bentuk pernyataan positif, alternatif jawaban : sangat setuju (SS) skornya 4, setuju (S) skornya 3, tidak setuju (TS) skornya 2 dan sangat tidak setuju (STS) skornya 1, b) bila bentuk pernyataan negatif, alternatif jawaban : sangat setuju (SS) skornya 1, setuju (S) skornya 2, tidak setuju (TS) skornya 3 dan sangat tidak setuju (STS) skornya 4.

c. Kuesioner untuk mengukur tindakan

(32)

G. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan pada tanggal 16 Desember 2009 di mana yang menjadi sampel untuk uji coba adalah siswi-siswi yang bersekolah di SMP Eka Prasetya berjumlah 15 orang.

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur kesahihan instrumen penelitian di mana berarti instrumen penelitian dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu butir instrumen penelitian dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud, jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau atau sama dengan 0,60. Uji validitas instrumen ini diujikan pada 15 orang sampel yang merupakan bagian dari populasi penelitian yang memiliki ciri khas yang sama dengan sampel penelitian. Instrumen penelitian yang diujikan terdiri dari tiga bagian kuesioner yakni pengetahuan, sikap, dan tindakan yang masing – masing terdiri dari 15 item kuesioner. Dari hasil uji coba validitas yang dilakukan, diperoleh rincian sebagai berikut, yakni : kuesioner yang digunakan mengukur “Pengetahuan, Sikap, Tindakan” diperoleh masing – masing 12 item valid dan 3 item tidak valid. Jadi peneliti mengambil 10 buah item dari 12 item valid pada masing – masing kuesioner dan menggunakan 10 buah item tersebut untuk menjaring data pada penelitian selanjutnya.

2. Uji Reliabilitas

(33)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner-kuesioner yang diberikan kepada responden. Prosedur pengumpulan data dilakukan sebagai berikut, setelah mendapat izin dari pihak sekolah untuk melakukan penelitian, peneliti dibantu guru bimbingan konseling dan guru biologi melaksanakan pengumpulan siswi-siswi yang menjadi sampel penelitian di satu kelas. Selanjutnya, peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden dengan menandatangani informed concent. Setelah itu peneliti langsung membagikan lembar kuesioner dan diisi selama 15 menit. Setelah waktu berakhir, peneliti memeriksa kelengkapan data. Selanjutnya, data yang telah terkumpul dianalisis.

I. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan, diolah dengan cara manual dengan langkah – langkah seperti berikut:

a. Editing

Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang telah terkumpul apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data akan diperbaiki dengan memeriksanya dan dilakukan pendataan ulang terhadap responden.

b. Coding

Data yang telah terkumpul diberi kode dalam bentuk angka dan huruf (kode), untuk mempermudah memasukan data ke dalam bentuk tabel.

c. Tabulating

(34)
(35)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

SMP Negeri 19 Medan adalah sekolah negeri yang terletak tidak jauh dari pusat kota, tepatnya terletak di Jl. Agenda No. 34 Medan. Sekolah ini memiliki lebih dari 200 orang siswa, diantaranya remaja putri yang sudah mengalami menarche.

1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 19 Medan dengan jumlah responden yang memenuhi syarat sebanyak 94 orang dari 102 orang populasi. Karakteristik yang diamati pada responden meliputi : usia, pengetahuan, sikap, dan tindakan.

Tabel 5.1

Distribusi responden berdasarkan karakteristik usia siswi di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010

Usia (Tahun) Jumlah

N (Orang) Frekuensi (%)

Dari tabel 5.1 tersebut sampel yang digunakan sebanyak 94 orang. Yang berusia 12 tahun sebanyak 30 orang, 13 tahun sebanyak 37 orang, 14 tahun sebanyak 21 orang dan 15 tahun sebanyak 6 orang.

2. Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Menarche

(36)

Tabel 5.2

Distribusi pengetahuan responden terhadap menarche berdasarkan butir item kuesioner “Pengetahuan” di

SMP Negeri 19 Medan tahun 2010

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban Benar Salah

F % F %

1 Menarche (haid pertama kali) merupakan perbedaan yang

mendasar antara pria dan wanita. 86 91.5 8 8.5 2

Haid/menstruasi yang datang pertama kali pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa di sebut menarche

92

97.9 2

2.1 3 Usia remaja putri pada waktu mengalami menstruasi pertama

kali berbeda-beda. 89 94.7 5 5.3

4 Pendarahan teratur yang dialami oleh wanita pada setiap

bulan disebut haid. 94 100.0 0 0.0

5 Haid adalah suatu penyakit 90 95.7 4 4.3

6

Haid merupakan awal perubahan yang terjadi pada remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwa ia sudah mampu hamil

84 89.4 10 10.6

7

Siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang berikutnya, yakni berkisar 28 – 30 hari.

75

79.8 19

9.6 8 Siklus haid pada setiap wanita bervariasi karena kadar

hormon setiap tubuh wanita berbeda-beda. 86 91.5 8 8.5 9 Lamanya haid pada wanita normal adalah 3 – 7 hari. 93 98.9 1 1.1 10 Karena stress dan kelelahan, haid pada seorang wanita

menjadii tidak teratur. 76 80.9 18 19.1

(37)

Tabel 5.3

Distribusi kategori pengetahuan remaja puteri terhadap menarche

berdasarkan total skor kuesioner ” Pengetahuan” di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010

Variabel Frekuensi Presentase (%)

Kurang 0 0

Sedang 4 4,26

Baik 90 95,74

Dari tabel 5.3 di atas, dapat kita lihat deskripsi data yang diperoleh dari kuesioner pengetahuan yakni 90 orang (95,74%) remaja puteri memiliki pengetahuan yang baik tentang menarche , empat orang (4,26 %) memiliki pengetahuan yang sedang tentang menarche dan tidak ada yang remaja puteri yang memiliki pengetahuan yang kurang terhadap menarche.

3. Sikap Responden Terhadap Menarche

Sikap merupakan kemampuan menetapkan nilai sesuatu hal baik positif maupun negatif. Seseorang dapat memiliki sikap dalam kategori tertentu dikarenakan pengetahuan yang dimilikinya.

Tabel 5.4

Distribusi sikap responden terhadap menarche berdasarkan butir item kuesioner “Sikap” di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010

No Pernyataan

1 Saya akan merasa senang saat mendapatkan

menstruasi pertama kali. 81 86.2 13 13.8

2 Saat mendapatkan menstruasi pertama kali, saya

merasa menjadi gadis yang dewasa. 86 91.5 8 8.5 3 Saya harus berhati-hati dalam pergaulan karena

saya sudah mampu hamil. 91 96.8 3 3.2

(38)

5 Saya akan mengganti pembalut 2-3 kali sehari. 93 98.9 1 1.1 6

Saya tidak akan menghindar dari berbagai kegiatan saat haid selama perdarahan haid tidak terlalu banyak/mengganggu.

81 86.2 13 13.8

7 Bila ada teman yang mengalami haid tidak akan

saya jauhi karena haid bukanlah suatu penyakit. 93 98.9 1 1.1 8 Saat stress, kelelehan fisik dan pikiran siklus haid

saya menjadi tidak teratur. 85 90.4 9 9.6

9 Saya akan mengganti pembalut setelah mandi. 90 95.7 4 4.3 10 Saya akan memeriksakan diri ke dokter bila sampai

umur 16 tahun belum juga mendapatkan haid. 88 93.6 6 6.4

Dari tabel 5.4 tersebut, dapat di lihat deskripsi data yang diperoleh dari kuesioner sikap yakni pernyataan yang paling banyak masuk kategori sangat setuju atau setuju dijawab oleh responden adalah pernyataan no.7 berjumlah 93 orang atau sama dengan 98.9 %. Sedangkan responden yang memberikan sedikit jawaban sangat setuju atau setuju terdapat pada soal no. 1dan 6 berjumlah sama 81 orang atau sama dengan 86,2 %. Kemudian, responden yang memberikan jawaban paling banyak sangat tidak setuju atau tidak setuju terdapat pada soal no. 1 dan 6 berjumlah 13 orang atau sama dengan 13,8 %.

Tabel 5.5

Distribusi kategori sikap remaja puteri terhadap menarche berdasarkan total skor kuesioner “Sikap” di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010

Variabel Frekuensi Presentase (%)

Kurang 0 0

Sedang 13 13,83

Baik 81 86,17

(39)

4. Tindakan Responden Terhadap Menarche

Tindakan merupakan presentase nyata dari pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Presentase tindakan ini juga dipengaruhi oleh keadaan emosi yang dimiliki seseorang dan interaksinya dengan lingkungan sekitar.

Tabel 5.6

Distribusi tindakan remaja puteri terhadap menarche berdasarkan butir item kuesioner “Tindakan” di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010

No Pernyataan

Pilihan Jawaban Benar Salah

F % F %

1 Apakah anda mengganti pembalut selama haid secara teratur

2-3 kali sehari? 91 96.8 3 3.2

2 Apakah kebersihan alat kelamin yang tidak dijaga dapat

membuat kuman mudah masuk melalui kemaluan? 91 96.8 3 3.2 3 Apakah anda senang dengan perubahan bentuk tubuh anda

setelah haid pertama datang? 75 79.8 19 20.2

4 Apakah anda merasa cemas saat haid pertama (menarche)

anda datang? 39 41.5 55 58.5

5 Apakah anda memberitahukan kepada orang tua bahwa anda

sudah haid? 90 95.7 4 4.3

6 Apakah anda memakan obat/jamu saat haid? 70 74.5 24 25.5 7 Apakah anda pernah menghadiri penyuluhan yang membahas

tentang haid? 22 23.4 72 76.6

8 Apakah anda menjaga perilaku terhadap lawan jenis saat haid? 89 94.7 5 5.3 9 Apakah anda akan berkonsutasi ke dokter apabila anda

terlambat haid? 59 62.8 35 37.2

10 Apakah anda malu terhadap lawan jenis ketika anda haid? 84 89.4 10 10.6

(40)

Tabel 5.7

Distribusi kategori tindakan remaja puteri berdasarkan total skor kuesioner “Tindakan” di SMP Negeri 19 Medan tahun 2010

Variabel Frekuensi Presentase (%)

Kurang 1 1,06

Sedang 53 56,38

Baik 40 42,55

Dari tabel 5.7 di atas, dapat kita lihat deskripsi data yang diperoleh dari kuesioner tindakan yakni 53 orang (56,38%) remaja puteri memiliki tindakan yang sedang saat menarche , 40 orang (42,55 %) memiliki sikap yang baik tentang menarche dan remaja puteri yang memiliki tindakan yang kurang saat menarche adalah sebanyak satu orang (1,06 %).

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Menarche

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmadjo, 2003). Yang pada hakekatnya pengetahuan digunakan untuk mencapai tujuan yaitu mencapai suatu kebenaran (Agustrisno, 2005). Penginderaan dalam hal ini adalah penglihatan, pendengaran, penciuman dan rasa yang membentuk pengetahuan seseorang. Penginderaan yang paling banyak berperan membentuk pengetahuan dalam diri seseorang adalah penglihatan dan pendengaran. Selain itu, pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat terjadi karena pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.

(41)

(95,74%) remaja puteri memiliki pengetahuan yang baik tentang menarche , empat orang (4,26 %) memiliki pengetahuan yang sedang tentang menarche dan tidak ada yang remaja puteri yang memiliki pengetahuan yang kurang terhadap menarche.

Menurut peneliti, tingkat pengetahuan yang dominan ada pada kategori baik dan sedang dapat terjadi karena dipengaruhi oleh faktor tempat tinggal yakni lingkungan perkotaan di mana tingkat intensitas penyuluhan atau penjelasan mengenai menarche yang dilakukan oleh pihak sekolah maupun orang tua lebih tinggi dari orang – orang yang tinggal di pedesaan. Pernyataan peneliti ini di dukung oleh penelitian sebelumnya oleh Novita Sari Haloho di SMP Negeri 10 Medan, yang mana hasil penelitian beliau menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja puteri di perkotaan mayoritas tinggi. Salah satu faktor yang dapat menjadi penyebab tingginya pengetahuan remaja –puteri mengenai menarche adalah penyuluhan atau penjelasan yang dilakukan oleh pihak sekolah dan orang tua pada masa sebelum menarche maupun saat menarche terjadi.

2. Sikap Remaja Putri Terhadap Menarche

Menurut Bruno (1987) yang dikutip oleh Syah M (2004) sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau cara buruk terhadap orang atau barang tertentu. Berekasi dalam hal ini merupakan sikap hati dan masih bersifat abstrak. Sikap seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilikinya.

Dari penelitian yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 19 Medan terhadap siswi–siswi yang ada di sekolah tersebut, peneliti mendapatkan data yang diperoleh dari kuesioner sikap yakni 81 orang (86,17%) remaja puteri memiliki sikap yang baik saat menarche , 13 orang (13,83 %) memiliki sikap yang sedang tentang menarche dan tidak ada yang remaja puteri yang memiliki pengetahuan yang kurang terhadap menarche.

(42)

3. Tindakan Remaja Putri Terhadap Menarche

Tindakan merupakan perbuatan konkrit (nyata) yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap yang dimiliki seseorang serta faktor lain yang juga mempengaruhi adalah emosi karena pengaruh lingkungan sekitar.

Dari hasil penelitian, Dari tabel 5.7 di atas, dapat kita lihat deskripsi data yang diperoleh dari kuesioner sikap yakni 53 orang (56,38%) remaja puteri memiliki tindakan yang sedang saat menarche , 40 orang (42,55 %) memiliki sikap yang baik tentang menarche dan remaja puteri yang memiliki tindakan yang kurang saat menarche adalah sebanyak satu orang (1,06 %).

(43)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengetahuan remaja putri di SMP Negeri 19 Medan tentang menarche mayoritas ada pada kategori baik yaitu sebanyak 90 orang (95,74 %) dan minoritas ada pada kategori sedang sebesar empat orang (4,26 %).

2. Sikap remaja putri di SMP Negeri 19 Medan saat menarche mayoritas ada pada

kategori baik yaitu sebanyak 81 orang (86,17 %) dan minoritas ada pada kategori sedang sebesar 13 orang (13,83 %).

3. Tindakan remaja putri di SMP Negeri 19 Medan \saat menarche mayoritas ada pada kategori sedang yaitu sebanyak 53 oang (56,38%), kemudian pada kategori baik sebanyak 40 orang (42,55 %) dan minoritas ada pada kategori kurang yaitu sebanyak satu orang (1,04 %).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyusun beberapa saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja tentang menarche yang akan berimplikasi pada pola perilaku remaja putri terhadap menarche. Saran yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut :

1. Untuk Tenaga Kesehatan

(44)

2. Untuk SMP Negeri 19 Medan

Pihak sekolah diharapkan dapat membuat program penyuluhan mengenai menarche dan bekerja sama dengan pihak tenaga kesehatan.

3. Untuk Peneliti lainnya

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto.(2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: EGC

Henderson. (2001). Buku Ajar Konsep kebidanan. Jakarta: EGC Kartono. (2006). Psikologi Wanita. Bandung: Mandar Maju Llewellyn. (2005). Setiap Wanita. Jakarta: Delapratasa

Manuaba. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC

... (1998). Memahami Kesehatan Reprodusi Wanit. Jakarta: EGC.

... (2001). Ilmu Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidkan

Bidan. Jakarta. EGC

Mochtar. (1998). Sinopsis Obsetetri. Jakarta: Erlangga

Notoatmojo. (2007). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: PTRireka Cipta

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Pendidikan Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salenba Medika

Pinem. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta. EGC

Sastroasmoro. (2008). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto Sarwono. (2003). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Gravido Persada

Santrock. (2003). Adolescence. Jakarta: Erlangga

Sigar. (2005). Buku Pintar Perempuan. Jakarta: Delapratasa

Soetjianingsih. (2007). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto

(46)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Usia sekarang : Usia ketika Menarche :

Kelas :

Bersedia memberikan informasi pribadi saya melalui angket yang saya terima dengan sebenar-benarnya.

Medan, 2010

Yang membuat pernyataan

(47)

1. ANGKET PENGETAHUAN

Berilah tanda silang (X) pada kolom [B] apabila pernyataan di bawah ini anda anggap benar dan pada kolom [S] apabila pernyataan di bawah ini anda anggap salah.

PETUNJUK PENGISIAN

No Pernyataan Jawaban

B S

1 Menarche (haid pertama kali) merupakan perbedaan yang mendasar antara pria dan wanita.

2 Haid/menstruasi yang datang pertama kali pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa disebut menarche

3 Usia remaja putri pada waktu mengalami menstruasi pertama kali berbeda-beda.

4 Pendarahan teratur yang dialami oleh wanita pada setiap bulan disebut haid.

5 Haid adalah suatu penyakit

6 Haid merupakan awal perubahan yang terjadi pada remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwa ia sudah mampu hamil

7 Siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang berikutnya, yakni berkisar 28 – 30 hari.

8 Siklus haid pada setiap wanita bervariasi karena kadar hormon setiap tubuh wanita berbeda-beda.

9 Lamanya haid pada wanita normal adalah 3 – 7 hari.

(48)

2. ANGKET SIKAP

Petunjuk Pengisian :

Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan memberikan tanda-tanda silang (X) pada jawaban yang telah disediakan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat tidak setuju

No Pertanyaan Jawaban

SS S TS STS 1 Saya akan merasa senang saat mendapatkan

menstruasi pertama kali.

2 Saat mendapatkan menstruasi pertama kali, saya merasa menjadi gadis yang dewasa. 3 Saya harus berhati-hati dalam pergaulan

karena saya sudah mampu hamil.

4 Saat haid saya harus menggunakan pembalut.

5 Saya akan mengganti pembalut 2-3 kali sehari.

6 Saya tidak akan menghindar dari berbagai kegiatan saat haid selama perdarahan haid tidak terlalu banyak/mengganggu.

7 Bila ada teman yang mengalami haid tidak akan saya jauhi karena haid bukanlah suatu penyakit.

8 Saat stress, kelelehan fisik dan pikiran siklus haid saya menjadi tidak teratur.

9 Saya akan mengganti pembalut setelah mandi.

(49)

3. ANGKET TINDAKAN Petunjuk pengisian :

Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang telah disediakan :

Y : Ya

T : Tidak

No Pernyataan Y T

1 Apakah anda mengganti pembalut selama haid secara teratur 2-3 kali sehari?

2 Apakah kebersihan alat kelamin yang tidak dijaga dapat membuat kuman mudah masuk melalui kemaluan?

3 Apakah anda senang dengan perubahan bentuk tubuh anda setelah haid pertama datang?

4 Apakah anda merasa cemas saat haid pertama (menarche) anda datang? 5 Apakah anda memberitahukan kepada orang tua bahwa anda sudah haid? 6 Apakah anda memakan obat/jamu saat haid?

7 Apakah anda pernah menghadiri penyuluhan yang membahas tentang haid?

8 Apakah anda menjaga perilaku terhadap lawan jenis saat haid?

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik usia siswi di SMP Negeri 19
Tabel 5.2 Distribusi pengetahuan responden terhadap menarche
Tabel 5.4 Distribusi sikap responden terhadap menarche berdasarkan butir item kuesioner
Tabel 5.5  Distribusi kategori sikap remaja puteri terhadap menarche
+2

Referensi

Dokumen terkait

Indeed disturbed erythrocyte membrane protein methyl esterification, a trans -methylation reaction, was associ- ated with increased intra-cellular AdoHcy levels and a decreased AdoMet

Soekarno Hatta KM.9, Tondo, Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah Lokasi :.. Gedung Media Center

MoU selaku gentlemen agreement maksudnya tidak sama dengan perjanjian biasa walaupun dibuat secara notarial, serta hanya sebatas pengikatan moral biasa, dalam arti

[r]

Jika mereka melakukan kerja sama dengan lembaga lain termasuk pemerintah, ataupun menambah modal dari sumber di luar anggota, mereka akan melakukannya sesuai dengan pengelolaan

Jl. Kartini, Tegal Mojayan, Klaten Tengah, Klaten CV. Jeblogan Desa Karanglo

70 Tahun 2012 untuk Paket Pekerjaan Pelaksana Renovasi Rumah Dinas Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Sampang sebagai berikut :. Paket Pekerjaan : Pelaksana Renovasi

Penelitian ini berjudul “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Fertilitas di Desa Yosowilangun Lor Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang” mempunyai tujuan untuk mengetahui