• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Piutang Pelanggan Di PLN Persero Ranting Parapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Piutang Pelanggan Di PLN Persero Ranting Parapat"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STRATA I

MEDAN

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

PENGELOLAAN PIUTANG PELANGGAN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DI

PT. PLN PERSERO RANTING PARAPAT

SKRIPSI OLEH:

RAYMON PANUTURI SINAGA 020903027

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang atas berkat dan anugerahNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menempuh Ujian Komprehensif untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini, peneliti banyak mendapat pengalaman yang berguna, suka maupun duka serta kesulitan yang dialami. Peneliti banyak menerima bimbingan, arahan, nasihat, dan juga bantuan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

2. Bapak DR. Marlon Sihombing, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara

3. Bapak Drs. Kariono, MSI Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Bapak/Ibu beserta Staf Pengajar Departemen Ilmu Administrasi Negara

5. Bapak Manajer PT. PLN Persero Ranting Parapat Bpk. Panuturi Pasaribu 6. Seluruh Pegawai PT. PLN Persero Ranting Parapat

(3)

8. Sahabat-sahabatku di Departemen Ilmu Administrasi Negara

Penulis menyadari sepenuhnya, Skripsi ini jauh dari sempurna, untuk segala kekurangan, penulis memohon maaf. Oleh karena itu, penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun karena hal tersebut akan menjadi masukan untuk yang lain nantinya. Terimakasih.

Medan, Agustus 2008 Penulis

(4)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

PENGELOLAAN PIUTANG PELANGGAN

DI

PT. PLN PERSERO RANTING PARAPAT

Nama : Raymon Panuturi Sinaga NIM : 020903027

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Drs. Kariono, MSI

Penelitiaan ini untuk mengetahui bagaimana pengolahan dat menjadi informasi dalam sistem informasi pengelolaan piutang pelanggan. Dalam penelitian ini juga dicoba untuk mengetahui manfaat informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pengelolaan piutang pelanggan dalam mendukung pengambilan keputusan.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan tekhnik wawancara sebagai cara untuk mengumpulkan data. Selanjutnya hasil wawancara itu disajikan dalam bentuk analisa ilmiah.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 5

I.3. Tujuan Penelitian ... 5

I.4. Manfaat penelitian ... 5

I.5. Kerangka Teori ... 6

I.5.1. Implementasi ... 6

I.5.2. Sistem ... 8

I.5.3. Data dan Informasi ... 10

I.5.4. Sistem Informasi ... 17

I.5.5. Pengambilan Keputusan... 25

I.6. Definisi Konsep ... 28

I.7. Definisi Operasional ... 30

I.8. Sistematika Penulisan ... 31

BAB II METODOLOGI PENELITIAN II.1. Metode Penelitian ... 32

II.2. Lokasi Penelitian... 32

(6)

II.4. Teknik Pengumpulan Data ... 33

II.5. Teknik Analisa Data... 33

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 34

III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 34

III.1.2. Visi, Misi dan Motto Perusahaan ... 36

III.1.3. Aktivitas Perusahaan ... 37

III.1.4. Lokasi Penelitian ... 38

III.2. Struktur Organisasi PT. PLN Persero Ranting Parapat ... 38

BAB IV PENYAJIAN DATA IV.1. Proses Pengolahan Data Menjadi Informasi Dalam Sistem Informasi Pengelolaan Piutang Pelanggan... 43

IV.1.1. Input Data ... 49

IV.1.2. Pemrosesan Data ... 50

IV.1.3. Output ... 52

IV.2. Manfaat Informasi yang Dihasilkan Sitem Informasi Pengelolaan Piutang Pelanggan ... 56

BAB V ANALISA DATA V.1. Proses Pengolahan Data Menjadi Informasi Dalam Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Piutang Pelanggan ... 58

(7)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan ... 64

VI.2. Saran ... 65

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pemrosesan Data ...11

Gambar 2 Bagan Sistem informasi ...21

Gambar 3 Model Sistem Informasi ...26

Gambar 4 Bagan Defenisi Operasional ...30

(9)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

PENGELOLAAN PIUTANG PELANGGAN

DI

PT. PLN PERSERO RANTING PARAPAT

Nama : Raymon Panuturi Sinaga NIM : 020903027

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Drs. Kariono, MSI

Penelitiaan ini untuk mengetahui bagaimana pengolahan dat menjadi informasi dalam sistem informasi pengelolaan piutang pelanggan. Dalam penelitian ini juga dicoba untuk mengetahui manfaat informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pengelolaan piutang pelanggan dalam mendukung pengambilan keputusan.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan tekhnik wawancara sebagai cara untuk mengumpulkan data. Selanjutnya hasil wawancara itu disajikan dalam bentuk analisa ilmiah.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan yang mencolok selama beberapa dasawarsa sampai dengan

abad ke-21 ditandai dengan semakin pentingnya informasi dan pengolahan data di

dalam aspek kehidupan manusia. Dengan tersedianya berbagai bentuk media

informasi, kini masyarakat memiliki pilihan yang lebih banyak bagi informasi

yang ingin mereka dapatkan. Kemajuan teknologi informasi seolah-olah membuat

semua orang dapat mengetahui semua yang ingin mereka ketahui dengan segera.

Sementara itu seiring dengan lajunya gerak pembangunan, organisasi-organisasi

publik maupun swasta semakin banyak yang mampu memanfaatkan teknologi

informasi yang baru yang menunjang efektivitas, produktivitas dan efisiensi

mereka.

Bangkitnya perusahaan-perusahaan besar pada akhir abad ke-18

menciptakan kebutuhan sebuah sistem informasi yang lebih besar dan rumit

daripada sistem yang dirancang untuk perusahaan yang agak kecil yang ada

sebelum masa itu. Perkembangan teknologi otomasi adalah penunjang utama

pembuatan keputusan di dalam organisasi-organisasi modern. Dalam hal ini,

aplikasi teknologi komputer benar-benar telah menandai revolusi peradaban yang

memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dapat diselesaikan secara

cepat, akurat, dan efisien.

Tampaknya wujud peradaban yang diuraikan oleh Alvin Toffler

(11)

pernah ada dan sedang dijalani oleh umat manusia terbagi dalam tiga gelombang.

Gelombang pertama terentang dari tahun 8000 Sebelum Masehi sampai sekitar

tahun 1700. Pada tahapan ini kehidupan manusia ditandai oleh perdaban agraris

dan pemanfaatan energi yang terbarukan. Gelombang Kedua berlangsung antara

tahun 1700 hingga tahun 1970-an, dimulai dengan munculnya Revolusi Industri.

Lalu peradaban Gelombang Ketiga yang kini mulai jelas bentuknya adalah

peradaban yang didukung oleh kemajuan teknologi komunikasi dan informasi.

Teori-teori manajemen organisasi secara intensif mulai diperkenalkan di

awal tahun 1980-an. Teori yang paling banyak dipelajari dan diterapkan adalah

teori mengenai manajemen perubahan (Janner, 2006:9). Hampir semua kerangka

teori manajemen perubahan menekankan pentingnya teknologi informasi sebagai

salah satu komponen utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan apabila

ingin memenangkan persaingan bisnis. Kunci keberhasilan perusahaan di era

tahun 1980-an adalah penciptaan dan penguasaan informasi secara tepat dan

akurat. Beberapa ahli manajemen menekankan bahwa perusahaan yang menguasai

informasilah yang memiliki keunggulan kompetitif dalam lingkungan makro.

Pada periode ini, perubahan secara filosofis dari perusahaan tradisional menuju

perusahaan modern terletak pada bagaimana manajemen kunci kinerja

perusahaan.

Dalam teori organisasi modern ketika persaingan bebas telah

menyebabkan customer harus bersikap pandai memilih produk yang beragam di

pasar, proses penciptaan produk atau pelayanan kepada pelanggan merupakan

kunci utama kinerja perusahaan. Keadaan ini sering diasosiasikan dengan istilah

(12)

intinya adalah penilaian kinerja perusahaan berdasarkan kepuasan pelanggannya.

Dan yang sangat jelas dalam format kompetisi yang baru ini adalah bahwa

peranan komputer dan teknologi informasi yang digabungkan dengan komponen

lain seperti proses, prosedur, struktur organisasi, SDM, budaya perusahaan,

manajemen, dan komponen terkait lainnya, dalam membentuk sistem informasi

yang baik, merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan secara strategis.

Dalam perkembangan bisnis saat ini, teknologi informasi memegang

peranan yang sangat penting untuk membantu perusahaan untuk mencapai tujuan

bisnisnya. Alasan dasar penggunaan teknologi informasi dalam dunia bisnis

adalah untuk mendukung operasi bisnis, mendukung pengambilan keputusan oleh

manajemen dan meningkatkan keunggulan kompetitif.

Setiap organisasi merupakan keseluruhan yang terdiri dari berbagai bagian

yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Agar semua

aktivitasnya dapat berjalan dengan lancar dan tujuan yang telah ditetapkan dapat

tercapai dengan mudah dan efisien maka suatu organisasi harus mampu

menyediakan informasi yang lengkap, benar dan aktual, supaya para pengambil

keputusan dapat membuat keputusan yang terbaik bagi pemecahan

masalah-masalah dalam organisasi.

Untuk itu diperlukan suatu sistem yang dapat diandalkan dalam mengolah

data menjadi informasi yang bermanfaat bagi pimpinan tugas-tugas organisasi dan

pembuatan keputusan yang strategis. Dalam hubungannya dengan informasi,

dewasa ini telah dikembangakan suatu jaringan informasi untuk kepentingan

(13)

Tujuan utama sistem informasi adalah untuk memebantu proses

manajemen pada suatu organisasi. Manajemen dalam hal ini meliputi seluruh

hirarki kepengurusan dalam organisasi, mulai dari manajemen hirarki puncak

yang bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan totalitas sampai pada

manajemen tingkat pertama yang hanya bertanggung jawab atas operasi

sehari-hari dari unti-unit tertentu saja.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pentingnya sistem informasi

terletak pada penyediaan informasi yang serba cepat, akurat, lengkap, dan akurat

untuk keperluan manajemen organisasi. Terutama pada organisasi publik atau

pemerintah yang bersifat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Apabila

informasi yang diterima oleh manajer terlambat, kurang relevan dengan persoalan

yang akan dipecahkan dan kurang lengkap, maka setiap keputusan yang diambil

akan mengecewakan bahkan merugikan bagi organisasi, masyarakat bahkan

bangsa dan negara.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai implementasi sistem informasi pengelolaan piutang

pelanggan (SIP3) dalam pengambilan keputusan di perusahaan. Peneliti ingin

meneliti hal tersebut dengan mengambil tempat penelitian di PT. PLN Persero

Ranting Parapat.

Hal inilah yang membuat penulis membuat penelitian yang berjudul

(14)

I.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah sangat penting agar diketahui arah jalan suatu

penelitian. Hal ini senada dengan pendapat yang mengatakan “agar peneltian

dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka penulis merumuskan masalahnya

sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi, dan dengan apa”

(Arikunto, 1992:17)

Berdasarkan penjelasan diatas maka di dalam melakukan penelitian ini

penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimana proses

pengolahan data menjadi informasi dalam implementasi sistem informasi

pengelolaan piutang pelanggan dalam pengambilan keputusan di PT. PLN Persero

Ranting Parapat?

I.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui proses pengolahan data menjadi informasi sistem

informasi pengelolaan piutang pelanggan (SIP3).

b. Untuk mengetahui manfaat informasi yang dihasilkan oleh SIP3,

khususnya dalam mendukung pengambilan keputusan.

I.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

a. Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di

Indonesia pada umumnya dan Universitas Sumatera Utara pada khususnya

(15)

b. Sebagai referensi bagi kalangan akademisi baik di lingkungan Civitas

Akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara secara khusus maupun Universitas Sumatera Utara secara umum.

c. Memberikan suatu sumbangan pemikiran bagi perusahaan khususnya

tempat penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja

perusahaan.

I.5. Kerangka Teori

Untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman berfikir yaitu

kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut seorang peneliti

perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk

menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih

Selanjutnya teori adalah merupakan serangkaian asumsi, konsep, dan konstruksi,

definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis

dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Singarimbun, 1989:37).

Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teorinya adalah :

I.5.1. Implementasi

Dalam perumusan suatu kebijakan apakah menyangkut program maupun

kegiatan-kegiatan selalu diiringi dengan suatu tindakan pelaksanaan atau

implementasi. Karena betapapun baiknya suatu kebijakan tanpa implementasi

maka tidak akan banyak berarti. Dalam kaitan ini seperti dikemukakan oleh

Wahab (1990: 51), menyatakan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang

(16)

Kebijaksanaan hanya sekedar impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi

dalam arsip kalau tidak mampu diimplementasikan.

Van Master dan Van Hom merumuskan proses implementasi atau

pelaksanaan sebagai berikut : “Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu

atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah/ swasta yang diarahkan

pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan

kebijaksanaan. Sedangkan dalam Ceema dan Rondinelli implementasi adalah

sebagai berikut: “Dalam pengertian luas, implementasi maksudnya adalah

pelaksanaan dan melakukan suatu program kebijaksanaan dan dijelaskan bahwa

satu proses interaksi diantara merancang dan menentukan seseorang yang

diinginkan. Sedangkan Jones menyatakan bahwa proses kebijakan publik meliputi

persepsi/definisi, agregasi, organisasi, respresentasi, penyusunan agenda,

formulasi, legitimasi, penganggaran, pelaksanaan/implementasi, evaluasi dan

penyesuaian/terminasi. Penekanan aktivitas birokrasi pemerintahan pada proses

tersebut lebih pada tahapan implementasi, dengan menginterpretasikan

kebijaksanaan menjadi program, proyek, dan aktivitas (Sumaryadi, 2005:15).

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, implementasi sama dengan

pelaksanaan. Sedangkan menurut kamus webster, “to implement” (implementasi)

berarti “to provide the means for carrying out” (menyediakan sarana untuk

melaksanakan sesuatu).

Dari definisi-definisi di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk melaksanakan suatu

(17)

I.5.2. Sistem

Menurut Lucas dalam Kumorotomo (1998:8), secara sederhana suatu

sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan dari unsur, komponen, atau

variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu

sama lain dan terpadu. Sementara itu, menurut James O’brien (2006:9) sistem

adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk

mencapai tujuan bersama dengan menerima input (masukan) serta menghasilkan

output (keluaran) dalam proses tranformasi yang teratur.

Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukan

(input), pengolahan (processing), dan keluaran (output). Disamping itu suatu

sistem senantiasa tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Maka umpan balik

(feedback) dapat berasal dari output tetapi dapat juga berasal dari lingkungan

sistem yang dimaksud. Organisasi yang dipandang sebagai suatu sistem yang

tentunya akan memiliki semua unsur-unsur itu.

Berikut ini definisi tentang sistem menurut beberapa ahli (Moekijat

2005:3):

1. Gordon B. Davis dalam bukunya, Management Information Systems:

Conceptual Foundation, Structure, and Development, menyatakan sebagai

berikut :

“System can be abstract or physical. An abstract system is an orderly arrangement of interpendent ideas or construct. For example, a system of theology is an orderly arrangement of ideas about God, man, etc. A physical system is a set of elements which operate together to accomplish an objective.

(18)

bersifat fisis adalah serangkaian unsur yang bekerja sama untuk mencapai tujuan)”.

2. Norman L. Enger dalam bukunya, Management Standards for Developing

Information Systems, menulis bahwa :

“A system consists of related activities that meet company objectives such as inventory control of production schedulling.

(suatu sistem terdiri atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengendalian inventaris atau penjadwalan produksi)”.

1. Burch dan Strater dalam buku mereka yang berjudul Information Systems :

Theory and Practice, mendefinisikan sistem sebagai berikut :

“A system can be defined as any integrated assemblage of components or sub-systems designed to achieve an objective.

(suatu sistem dapat dirumuskan sebagai setiap kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan, yang dirancang untuk mencapai tujuan)”.

2. Menurut The Liang Gie dalam bukunya, Pokok - Pokok PPBS dan MIS, sistem

itu diartikan sebagai suatu kebulatan dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang

saling berhubungan menurut suatu pengaturan yang tertib guna mencapai

maksud tertentu.

Teori sistem melahirkan konsep-konsep futuristik, antara lain yang

terkenal adalah konsep sibernatika (cybernetics). Konsep atau bidang kajian

ilmiah ini terutama berkaitan engan upaya-upaya untu menerapkan usaha-usaha

otomasi tugas-tugas yang dilakukan oleh manusia. Konsep lain yang terkandung

dalam defenisi sistem adalah konsep sinergi. Konsep ini mengandaikan bahwa, di

dalam suatu sistem, output dari organisasi diharapkan lebih besar daripada output

individual atau output masing-masin bagian atau output masing-masing bagian.

(19)

bersama-sama akan mengahasilkan efek total yang lebih besar daripada jumlah bagian

secara individu dan terpisah (murdi et al dalam kumorotomo, 1996:9). Karena

itulah sistem organisasi mengutamakan pekerjaan-pekerjaan di dalam tim. Selain

itu cara pandang sistem mengisyaratkan suatu pelaksanaan pekerja secara

integratif baik menyangkut manusia, perkakas, metode maupun sumber daya yang

dimanfaatkan.

Dari uarian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah bagian-bagian

yang saling berinteraksi, saling mempengaruhi dan bekerja sama secara harmonis

dan teraur untuk mencapai tujuan tertentu.

I.5.3. Data dan Informasi

Kebanyakan orang mengartikan data dan informasi dengan pengertian

yang sama. Namun bagi kajian ilmiah atau bagi kaum professional, dua pengertian

ini mengandung perbedaan dasar. Data merujuk kepada fakta-fakta baik berupa

angka-angka, teks, dokumen, gambar, bangan, dan semacamnya. Apabila ia telah

disaring dan diolah melalui suatu sistem pengolahan sehingga memiliki arti dan

nilai bagi seseorang, maka data tersebut berubah menjadi informasi. Dengan

demikian yang dipakai orang di dalam membuat keputusan adalah informasi,

bukan data. Menurut The Liang Gie dalam Sutabri (2005:17) data adalah hal

peristiwa, atau kenyataan lain apapun yang mengandung sesuatu pengetahuan

untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan, atau

penetapan keputusan.

Dari definisi dan uraian data tersebut dapat disimpulkan bahwa data adalah

data mentah yang di proses untuk menyajikan informasi. Untuk lebih jelasnya

(20)

.

Gambar 1: Pemrosesan Data Sumber : Sutabri.

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa data yang telah diproses

akan menghasilkan informasi. Informasi inilah nantinya yang dapat digunakan

sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dalam menunjang kelancaran

kegiatan organisasi.

Menurut Burch dan Strater dalam Moekijat (2005:22) dalam mengolah

data ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu :

1. Capturing

Yaitu pencatatan data dari suatu peristiwa atau kejadian dalam suatu

bentuk

2. Pemeriksaan (Verifying)

Yaitu pengecekan atau pengesajan data untuk menjamin agar data tersebut

untuk menjamin dat tersebut dapat diperoleh dan dicatat secara cermat.

3. Penggolongan (Classyfying)

Yaitu menempatkan unsur-unsur data dalam kategori-kategori khusus yang

memebrikan arti bagi si pemakai.

4. Penyusunan atau Penyortiran (arranging, sorting)

Penyimpanan Data

Pengolahan Data

(21)

Yaitu menempatkan unsur-unsur data dalam suatu rangkaian khusus atau

rangkaian yang telah ditentukan sebelumnya.

5. Peringkasan (summarizing)

Yaitu menggabungkan atau mengumpulkan unsur-unsur data dalam satu

dari dua cara.

6. Penghitungan (calculating)

Yaitu memerlukan penanganan data secara ilmu hitung atau logika

7. Peyimpanan (storing)

Yaitu menempatkan data ke dalam suatu media penyimpanan seperti

kertas, mikrofilm, dan sebagainya, dimana data dapat dipelihara untuk

pemasukan kembali dan pengambilan kembali apabila diperlukan,

8. Pengambilan Kembali (retrieving)

Yaitu pencarian sampai ketemu dan mendapatkan tambahan bagi

unsur-unsur data khusu dari media dimana unsur-unsur-unsur-unsur data tersebut disimpan.

9. Reproduksi (reproducing)

Yaitu memperbanyak data dari suatu media ke media yang lain atau dalam

kedudukan yang lain dalam media yang sama.

10.Penyebaran Pengkomunikasian (disseminating-communicating)

Yaitu memindahkan data dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Lebih lanjut Burch dan Strater dalam Moekijat (2005:24), mengatakan

dalam mengolah data ada beberapa metode yang dilakukan, yaitu :

1. Manual

Dalam metode manual operasi data dilakukan dengan tangan dan

(22)

2. Electromechanical

Yaitu gabungan dari orang dan mesin. Misalnya seorang pegawai yang

bekerja menggunakan mesin catat kolom (posting machine).

3. Punched Card Equipment

Yaitu penggunaan semua alat yang dipergunakan dalam apa yang

kadang-kadang disebut sebagai sustu sistem warkat unit (unit record system).

4. Electronic Computer

Yaitu suatu susunan dari alat-alat masukan, suatu unit pengolah pusat

(central processor unit), dan alat-alat keluaran.

Sedangkan menurut Sutabri (2005:21) Pengolahan data adalah suatu

proses menerima data sebagai masukan (input), memroses (processing)

menggunakan program tertentu, dan mengeluarkan hasil proses data tersebut

dalam bentuk informasi (output). Dengan demikian, pemrosesan data terdiri dari 3

(tiga) langkah dasar, yaitu input, prosessing, dan output. Tiga langkah ini biasanya

disebut siklus pengolahan data. Adapun metode dalam pegolahan data adalah

sebagai berikut, yaitu :

1. Metode Batch Processing

Metode ini merupakan metode pengolahan data yang banyak digunakan

dan umumnya pada beberapa tahun yang lalu. Sekarangpun metode ini masih

banyak digunakan.”BATCH” berarti pengolahan terhadap data yang dikumpulkan

lebih dulu selama beberapa periode. Pengolahan data yang mengunakan kartu

plong (punch card) merupakan contoh metode ini. Data dikumpulkan dalam

bentuk kartu plong. Setiap periode tertentu, kumpulan data ini bersama-sama

(23)

yang menggunakan kartu plong. Kebanyakan menggunakan CRT (cathode ray

tube) terminal. Batch processing method juga masih banyak digunakan pada CRT

terminal karena sifat pengolaha data ini adalah mengumpulkan data selama

periode tertentu (harian, mingguan, bulanan). Metode ini disebut juga pengolaha

periodik. Periode waktu antara satu pengolahan dengan pengolahn berikutnya

pada. Batch processing disebut siklus pengolahan. Lamanya periode siklus

pengolahan tergantung pada bebera faktor, yaitu volume transaksi, jumlah batch

yang inginkan, dan kapasitas pengolahan yang tersedia.

2. Metode Online Processing

Metode ini disebut juga transaction processing. Metode pengolahan ini

mempunya karakteristk tertentu, yaitu transaksi yang terjadi secara segera dan

langsung digunakan untuk memutakhirkan file induk. Online processing dapat

terdiri dari program pemrosesan saja, sedangkan pada batch processing dapat

terdiri dari beberapa processing run.

Informasi adalah data yang telah diklasifikasi atau diolah atau

diinterpretasi untuk digunakan dalam pengambilan keputusan (Tata Subrana,

2005:12). Sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi informasi atau

tepatnya mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi

penerimanya. Nilai informasi berhubungan dengan keputusan. Bila tidak ada

keputusan, maka informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan dapat berkisar

dari keputusan berulang sederhana sampai keputusan strategis jangka panjang.

Nilai informasi dilukiskan paling berarti dalam konteks sebuah keputusan.

Pengertian informasi menurut Gordon B. Davis adalah, “information is

(24)

of real or perceived value in current or prospective decisions.” (informasi adalah

data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi sipenerima dan

mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam

keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan-keputusan-keputusan yang akan datang). Penulis

lain, Burch dan Strater, menyatakan :”information is the aggregation or

processing of data to provide knowledge or intelligence” (informasi adalah

pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau

pengertian). George R. Terry menyatakan bahwa “information is meaningful data

that conveys usable knowledge” (informasi adalah data yang penting dan

memberikan pengetahuan yang berguna) (Moekijat, 2005:9).

Kendatipun informasi dapat diperoleh secara mudah, namun sesungguhnya

masih banyak manajer yang kekurangan informasi kalau yang dimaksud adalah

informasi yang berkualitas baik. Informasi yang memiliki kualitas tinggi akan

menentukan sekali efektivitas keputusan-keputusan manajer. Burch & Grudnitski

dalam Kumorotomo (1998:11) menyebutkan adanya tiga pilar utama yang

menentukan kualitas informasi, yaitu:akurasi, kecepatan waktu, dan relevansi.

Syarat- syarat tentang informasi yang baik yang lebih lengkap diuraikan pula oleh

Parker dalam Kumorotomo (1999:11). Berikut ini adalah syarat-syarat yang

dimaksud:

1. Ketersediaan (availability);

Sudah barang tentu atau syarat yang mendasar bagi suatu informasi adalah

tersedianya informasi itu sendiri.. informasi harus dapat diperoleh

(accessible) bagi orang yang hendak memanfaatkannya.

(25)

Informasi harus mudah dipahmi oleh pembuat keputusan, baik itu

menyangkut pekerjaan rutin maupun keputusan-keputusan yang bersifat

strategis. Informasi yang rumit dan berbelit-belit hanya akan membuat

kurang efektifnya keputusan manajemen.

3. Relevan;

Dalam konteks organisasi, informasi yanhg diperlukan adalah yang

benar-benar relevan dengan permasalahan, misi dan tujuan organisasi.

4. Bermanfaat;

Sebagai konsekuensi dari syarat relevansi, informasi juga harus

bermanfaat bagi organisasi. Karena itu informasi juga harus dapat tersaji

kedalam bentuk-bentuk yang memungkinkan pemanfaatan oleh organisasi

yang bersangkutan.

5. Tepat waktu;

Informasi harus tersedia tepat pada waktunya. Syarat ini terutama sangat

penting pada suatu organisasi yang membutuhkan informasi ketika

manajer hendak membuat keputusan-keputusan yang krusial.

6. Keandalan (reliability);

Informasi harus diperoleh dari sumber-sumber yang dapat di andalkan

kebenarannya. Pengolah data atau pemberi informasi harus menjamin

tingkat kepercayaan yang tinggi atas informasi yang disajikan.

7. Akurat;

Syarat ini mengharuskan bahwa informasi bersih dari kesalahan dan

kekeliruan. Ini juga berarti bahwa informasi harus jelas dan secara akurat

(26)

8. Konsisten;

Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi didalam penyajiannya

karena konsistensi merupakan syarat penting bagi dasar pengambilan

keputusan.

I.5.4. Sistem Informasi

Melaksanakan sebuah sistem informasi bukan sekedar

mengotomatisasikan prosedur lama, tetapi menata dan memperbaharui bahkan

menciptakan aliran data yang baru yang lebih efisien, menetapkan prosedur

pengolahan data yang baru secara tepat, sistematis dan sederhana, menentukan

model penyajian yang informatif dan standart, serta distribusi yang efektif.

Sistem informasi dapat didefenisikan sebagai kumpulan elemen yang

saling berhubungan satu sama lain yang memebentuk suatu kesatuan untuk

mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusiakan

informasi. Dengan kata lain, sistem informasi merupakan kesatuan elemen-elemen

yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk menciptakan dan

membentuk aliran informasi yang akan mendukung pembuatan keputusan dan

melakukan kontrol terhadap jalannya perusahaan. Sutedjo (2002:11).

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam sebuah organisasi yang

memepertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi

operasi organisasi yang bersifat manajerial gengan kegiatan strategi dari suatu

organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan

laporan-laporan yang diperlukan. Sutabri (2005:42)

Menurut O’brien (2006:5), sistem informasi dapat merupakan kombinasi

(27)

jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan

menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Orang bergantung pada sistem

informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan

berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi

(software), saluran komunikasi (jaringan), dan data yang disimpan (sumber daya

data) sejak permulaan peradaban.

Ada tiga alasan mendasar untuk semua aplikasi bisnis dalam teknologi

informasi. Ketiga alasan tersebut dapat ditemukan dalam tiga peran penting yang

dapat dilakukan sistem informasi untuk sebuah perusahaan, yaitu :

1. Mendukung proses dan operasi perusahaan.

2. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajemen.

3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.

O’brien (2006:15) mengemukakan ada berbagai jenis sistem informasi,

yaitu :

1. Sistem pendukung operasi

Sistem ini menghasilkan berbagai produk informasi yang paling dapat

dipergunakan oleh para manajer. Peran dari sistem pendukung operasi ini

adalah untuk secara efisien memproses transasksi perusahaan,

mengendalikan proses industrial, mendukung komunikasi dan kerja sama

perusahaan, serta memperbaharui database perusahaan.

Sistem ini terdiri atas 3 jenis, yaitu :

a. Sistem pemrosesan transaksi. Sistem ini yang mencatat dan

memproses data yang dihasilkan dalam transaksi perusahaan.

(28)

pemrosesan batch, yaitu data transaksi dikumpulkan selama satu

periode waktu dan diproses secara periodik. Kedua, real-time

(online), yaitu data diproses segera setelah suatu transaksi terjadi.

b. Sistem pengendalian proses. Sistem ini mengawasi dan

mengendalikan proses fisik.

c. Sistem kerjasama perusahaan, yaitu untuk meningkatkan

komunikasi dan produktivitas tim serta kelompok kerja, dan

meliputi aplikasi yang kadang kala disebut sebagai sistem

otomatisasi kantor.

2. Sistem pendukung manajemen

Sistem ini berfokus kepada penyediaan informasi dan dukungan untuk

pengambilan keputusan. Ada tiga jenis utama sistem pendukung

manajemen, yaitu :

a. Sistem informasi manajeman, yaitu memberikan informasi dalam

bentuk laporan yang telah ditentukan sebelumnya untuk

pengambilan keputusan.

b. Sistem pendukung keputusan, yaitu memberikan dukungan

interaktif khusus untuk proses pengambilan keputusan para

manajer dan praktisi bisnis.

c. Sistem informasi eksekutif, yaitu memberi informasi penting dari

sistem informasi manajemen, sistem pendukung keputusan , dan

sumber lainnya yang dibentuk seseuai dengan kebutuhan informasi

(29)

Gambar : 2 Bagan Sistem Informasi

Sumber : O’Brien

Dari gambar di atas dapat kita lihat klasifikasi konseptual sistem

informasi. Sistem informasi dikategorikan dalam cara ini untuk menekankan

peran-peran utama yang dimainkan oleh setiap sistem dalam operasi manajemen

suatu bisinis atau perusahaan.

Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen-komponen.

Komponen-komponen-komponen inilah yang pada akhirnya akan menciptkan suatu informasi

yang bermanfaat bagi internal maupun eksternal organisasi.

Komponen-komponen itu terdiri dari :

1. Sumber daya manusia

Yaitu sumber daya yang akan mengoperasikan semua sistem informasi.

Sumber daya manusia ini meliputi dua hal, yaitu :

a. Pemakai akhir (end user). Pemakai akhir adalah orang orang yang

(30)

b. Pakar Sistem Informasi ( SI ). Pakar sistem informasi adalah

orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem

informasi. Mereka adalah meliputi analis sistem, pembuat

software, operator sistem, dan personel tingkat manajerial, teknis

dan staf SI lainnya. Singkatnya, analis sistem mendesai sistem

sistem informasi berdasarkan kebutuhan sistem informasi dari

pemakai akahir, pembuat software membuat perangkat komputer

berdasarkan pada spesifikasi analis sistem, dan operator membantu

mengawasi serta mengoperasikan sistem komputer dan jaringn

besar.

2. Sumber Daya Hardware (perangkat lunak).

Yaitu meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam

pemrosesan informasi. Secara khusus, sumber daya ini tidak hanya

meliputi mesin, seperti komputer dan perlengkapan lainnya, tetapi juga

data, yaitu objek berwujud tempat data dicatat, lembaran-lembaran kertas

hingga disk magnetis atau optikal.

3. Sumber daya software (perangkat lunak).

Yaitu meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi. Konsep

umum software ini meliputi tidak hanya rangkaian operasi yang disebut

program, dengan hardware komputer pengendalian dan langsung, tetapi

juga rangkaian perintah pemrosesan informasi yang disebut prosedur yang

dibutuhkan orang-orang. Berikut ini contoh-contoh sumber daya software :

a. Software Sistem, seperti program sistem operasi, yang

(31)

b. Software aplikasi, yang memprogram pemrosesan langsung bagi

penggunaan tertentu komputer oleh pemakai akhir.

c. Prosedur, yang mengoperasikan perintah bagi orang-orang yang

akan menggunakn sistem informasi.

4. Sumber daya data.

Yaitu sumber daya yang akan diproses menjadi informasi. Data dapat

berupa banyak bentuk, termasuk data alfanumerik tradisional, yang terdiri

dari angka dan huruf serta karakter lainnya yang menjelaskan transaksi

bisinis dan kegiatan serta entitas lainnya.

5. Sumber daya jaringan

Yaitu sumber daya yang akan menjadi media komunikasi dalam

organisasi. Konsep sumber daya jaringan menekankan bahwa teknologi

komunikasi dan jaringan adalah komponen sumber daya dasar dari semua

sistem informasi. Sumber daya jaringan meliputi :

a. Media Komunikasi. Contohnya, meliput i kabel twisted-pair, kabel

tembaga, dan kabel optikal fiber; serta gelombang mikro, selular,

dan satelit yang nirkabel.

b. Dukungan jaringan. Kategori ini menekankan bahwa banyak

hardware, software, dan teknologi data dibutuhkan untuk

mendukung operasi dan penggunaan jaringan komunikasi.

Contohnya meliputi pemroses komunikasi seperti modem dan

prosesor antar jaringan, serta software pengendali, sperti software

(32)

Sumber daya-sumber daya yang telah dijelaskan adalah merupakan

komponen dasar sistem informasi. Komponen-komponen itu akan bekerja sama

dalam melakukan aktivitas untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi

pihak-pihak yang akan memanfaatkan informasi tersebut. Adapun aktivitas sistem

informasi menurut O’Brien (2006:39) adalah sebagai berikut :

1. Input SumberDaya Data

Data mengenai transaksi bisnis dan kegiatan lainnya harus ditangkap dan

disiapkan untuk pemrosesan melalui aktivitas input. Input biasanya

berbentuk aktivitas entri data seperti pencatatan dan pengeditan. Para

pemakai akhir biasanya memasukkan data secara langsung ke dalam

sistem komputer, atau mencatat data mengenai transaksi dari berbagai

media jenis fisik seperti formulir kertas.

2. Pemrosesan Data Menjadi Informasi

Data biasanya tergantung pada pada aktivitas pemrosesan, seperti

penghitungan, perbandingan, pemilahan, pengklasifikasian, dan

pegikhtisaran. Aktivitas-aktivitas ini mengatur, menganalisis, dan

memanipulasi data, hingga mengubahnya ke dalam informasi bagi para

pemakai akhir. Kualitas data apapun yang disimpan dalam sistem

informasi juga harus dipelihara melalui proses terus menrus dari aktivitas

perbaikan dan pembaruan.

3. Output Produk Informasi

Informasi dalam berbagai bentuk dikirim ke pemakai akhir dan disediakan

untuk mereka melalui aktivitas output. Tujuan dari sistem informasi adalah

(33)

Kita secara rutin menggunakan informasi yang disediakan oleh

produk-produk ini ketika kita bekerja dalam organisasi.

4. Penyimpanan Sumber Daya Data

Penyimpanan adalah komponen sistem dasar sistem informasi.

Penyimpanan adalah aktivitas sistem informasi tempat data dan informasi

disimpan secara teratur untuk digunakan kemudian.

5. Pengendalian Kinerja Sistem

Aktivitas sistem informasi yang penting adalah pengendalian. Kinerja

sistem. Sistem informasi harus menghasilkan umpan balik mengenai

aktivitas input, pemrosesan, output dan penyimpanan.

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat gambar berikut ini :

Gambar 3 : Model Sistem Informasi

(34)

Gambar 3 mengilustrasikan model sistem informasi yang menunjukkan

kerangka konsep dasar ubtuk berbagai komponen dan aktivitas sistem informasi.

Sistem informasi bergantung pada sumber daya manusia (pemakai akhir dan pakar

sistem informasi), software (program dan prosedur), data (dasar data dan

pengetahuan), hardware (media komunikasi dan dukungan jaringan) untuk

melakukan input, pemrosesan, output, penyimpanan, dan aktivitas pengendalian

yang mengubah sumber daya data menjadi informasi.

I.5.5. Pengambilan Keputusan

Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem

sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang tepatyang akan dapat

memperbaiki hasil sistem keseluruhan dalam batas-batas tertentu. Dengan

demikian, pengambilan keputusan merupakan suatu proses memilih dari beberapa

alternatif yang dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif. Altternatif yang baik untuk

memecahkan suatu masalah atau menyelesaikan suatu pertentangan.

a. Unsur-unsur Pengambilan Keputusan

Alasan seorang manajer harus mengambil suatu keputusan adalah ia

menghadapi suatu masalah atau suatu situasi pertentantangan. Tindakan

pengambilan keputusan mengakibatkan suatu penyelesaian masalah atau

pertentangan. Proses yang teratur untuk mengambil keputusan mengandung empat

unsur.

1. Model

Model menunjukkan suatu gambaran masalah secara kuantitatif dan

kualitatif

(35)

Kriteria yang dirumuskan menunjukkan tujuan dari masalah keputusan

(misalnya untuk mencapai jasa langganan yang maksimum). Apabila ada

beberapa kriteria yang berentangan (misalnya menambah jasa langganan

dan mengurangi persediaan), pengambilan keputusan harus mengadakan

kompromi.

3. Pembatas

Ada faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemecahan masalah

keputusan. Kurangnya dana menjadi suatu contoh pembahasan.

4. Optimalisasi

Apabila masalah keputusan telah diuraikan dengan sejelas-jelasnya

(model), manajer menentukan apa yang diperlukan (kriteria) dan apa yang

diperbolehkan (pembatas). Pada titik ini pengambilan keputusan siap untuk

memilih penyelesaian yang terbaik atau yang optimum.

b. Tingkat-tingkat Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dapat terjadi mulai dari jenis keputusan sepintas

lalu yang sangat rutin (keputussan terprogramkan). Untuk menggolongkannya,

kita membagi pengambilan keputusan itu kedalam tiga tingkat :

1. pengambilan keputusan tingkat strategis

Keputusan strategis ditandai oleh banyak ketidak pastian dan

berorientasikan masa depan. Keputusan ini menentukan rencana

jangka panjang yang memenuhi seluruh organisasi. Tujuan organisasi

ditentukan dan beberapa strategi di buat yang dapat mengandung

misalnya perluasan pabrik, penentuan susunan produksi,

(36)

organisasi. Oleh karena itu, strategi ini bergabung dengan perencanaan

jangka panjang dan meliputi penentuan tujuan, penentuan

kebijaksanaan, dan pencapaian keberhasilan organisasi secara

keseluruhan.

2. pengambilan keputusan tingkat taktis

Pengambilan keputusan tingkat taktis berhubungan dengan kegiatan

jangka pendek dan penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan.

Jenis pengambilan keputusan di hubungkan dengan bidang-bid ang

seperti perumusan anggaran, analisis aliran dana, penentuan tata ruang

pabrik, masalah kepegawaian, perbaikan produk serta penelitian dan

pengembangan.

Sementara pengembalian keputusan strategis sebagian besar

mengandung kegiatan perencanaan, pengambilan keputusan taktis

memerlukan gabungan dari kegiatan perencanaan dan kegiatan

perngawasan yang hampir sama. Jenis pengambilan keputusan ini

mempunyai sedikit, apa bila ada, kemungkinan untuk mengambil

keputusan terprogramkan. Untuk sebagian besar aturan-aturan

keputusan dalam pengambilam keputusan taktis tidak tersusun dan

tidak dapat di pertanggung jawabkan terhadap kebiasaan sehari-hari

dan peraturan yang mengatur sendiri.

3. pengambilan keputusan tingkat teknis

Pada tingkat pengambilan keputusan ini standar-standar di tentukan

dan hasil keputusan sifatnya menentukan. Pengambilan keputusan

(37)

dapat di laksanakan dengan cara yang efektif dan efesien. Pengambilan

keputusan ini merupakan diberikannya perintah-perintah khusus yang

khusus yang mengawasi operasi-operasi khusus. Fungsi manajemen

utama yang termasuk kedalam golongan pengambilan keputusan ini

adalah fungsi pengawasan dengan perencanaan yang di laksanakan

agak terbatas. Contoh jenis pengambilan keputusan ini adalah

penerimaan atau penolakan kredit, pengendalian proses, penentuan

waktu, penerimaan, pengiriman, pengawasan investasi dan penempatan

karyawan.

I.6. Definisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok individu yang

menjadi pusat perhatian ilmu sosial ( Singarimbun, 1995 : 33 ). Definisi konsep

dimaksudkan untuk menghindari interpretasi ganda dari variabel yang diteliti.

1. Implementasi adalah perbuatan atau tindakan yang sesuai dengan

peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan.

2. Sistem Informasi adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola

organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan

tugas-tugas organisasi.

3. Data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses pengambilan

keputusan, biasanya dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera

(38)

4. Informasi adalah data yang telah diambil kembali, diolah dan digunakan

untuk memberi dukungan keterangan bagi pengambilan kesimpulan,

argumentasi, atau sebagai dasar untuk peramalan atau pengambilan

keputusan.

5. Pemrosessan data adalah proses merubah data menjadi informasi melalui

suatu metode tertentu ynag mencakup kegiatan penyimpanan data dan

penanganan data.

6. Penyimpanan data adalah menyimpan data dalam bentuk laporan-laporan

kertas micro film dan lain-lainnya yang dapat disimpan dan dilihat

(39)

Input

Proses

Output

I.7. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan operasionalisasi dari definisi konsep.

Dalam definisi operasionalisasi ini disajikan parameter indikator dari variabel

yang diteliti dengan tujuan untuk memudahkan membaca fenomena-fenomena

yang diteliti.

Definisi operasional implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Piutang

Pelanggan adalah :

Berupa data-data yang didapatkan dari

bagian-bagian organisasi sebagai informasi yang

dibutuhkan internal organisasi.

Proses merupakan pengolahan data/input yang telah

berada di dalam organisasi, yang didalamnya terdiri

dari manajemen pelaksana dan kontrol terhadap

semua kegiatan yang dilaksanakan.

Hasil akhir yang dicapai dengan adanya

pelaksanaan dan pengolahan informasi yaitu

informasi yang berguna bagi internal organisasi.

(40)

I.8. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka

teori, definisi konsep, definisi operasional, dan

sistematika penulisan.

BAB II : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi

penelitian, populasi dan sample, teknik

pengumpulan data dan teknik analisa data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memberikan gambaran umum mengenai

daerah penelitian yang meliputi keadaan geografis,

kependudukan, sosial ekonomi, dan pemerintahan.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini membahas tentang hasil data-data yang

diperoleh di lapangan.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini merupakan tempat uaraian data yang

diperoleh saat penelitian dan memberikan

pembahasan dan interpretasinya atas permasalahan

yang diajukan.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil

penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang

dianggap penting dan perlu sebagai rekomendasi

(41)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

II.1. Metode Penelitian

Metode peneltian yang digunakan untuk menjawab pelaksanaan penelitian

ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Moeloeng (2004: 6) menyatakan

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang hal-hal yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik

(utuh) dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

konteks khusus yang alamiah. Dengan demikian dapat ditegaskan kembali bahwa

penelitian ini juga ditempuh berdasarkan tujuan untuk memahami bagaimana

implementasi sistem informasi manajemen dalam pelaksanaan tugas pegawai.

II.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. PLN Persero Ranting Parapat.

II.3. Populasi dan Sampel

Adapun yang menjadi populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini

adalah beberapa orang dari pegawai PT. PLN Persero Ranting Parapat, yang

dijadikan oleh peneliti sebagai key informan, dan dianggap peneliti dapat

mewakili dalam mendapatkan informasi dalam penelitian ini, yaitu :

1. Manajer Ranting

2. Supervisor

a. Supervisor Pelayanan Pelanggan

b. Supervisor Administrasi Keuangan

c. Supervisor Catat Meter

3. Operator Sistem Informasi Pengelolaan Piutang

(42)

II.4. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data primer :

a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak yang yang berhubungan

dengan penelitian. Penelitian ini melakukan wawancara langsung

dengan Pegawai PT. PLN Persero Ranting Parapat

2. Teknik pengumpulan data sekunder :

a. Penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan

informasi melalui literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti

buku-buku, artikel dan makalah yang memiliki relevansi dengan

masalah yang diteliti.

b. Studi dokumentasi yaitu dengan cara memperoleh data melalui

pengkajian dan penelaahan terhadap catatan penulis maupun

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.

II.5. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah analisa data deskriptif

kualitatif, Yaitu menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh di

lapangan dari para responden. Pada tahap berikutnya, data yang diperoleh

dianalisis secara cermat guna mendapatkan kesimpulan yang penulis harapkan

dapat dijadikan kontribusi penelitian ini bagi implementasi sistem informasi

(43)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1. Gambaran Umum Perusahaan III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

1. Sebelum Kemerdekaan Sampai Dengan Tahun 1965

Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia ( Jakarta sekarang ), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di tanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jl. Listrik No. 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM / OGEM perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM) Brastagi dan Tarutung (1929), Tanjung Balai (1931) milik Gemeente – Kotapraja, Labuhan Bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Masa penjajahan Jepang , Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerja dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.

(44)

dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat(2) UUD 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara ( Sumatera Timur dan Tapanuli ) yang mula – mula dikepalai R.Sukarno ( merangkap kepala di Aceh ), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Eksploitasi. Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9 /PRT/64 dan Peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi. Sumatera Utara tetap menjai Eksploitasi I.

2. Dari Eksploitasi I Menjadi Wilayah II

(45)

dirubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.

3. Dari Perum Menjadi Persero

Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23 / 1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini. Dimana pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center. Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggung jawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.

III.1.2. Visi, Misi dan Motto Perusahaan

Adapun yang menjadi visi PT. PLN Persero Adalah :

(46)

Sedangkan yang menjadi visi perusahaan adalah :

a. menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi kepada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi

d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan Dan yang menjadi motto perusahaan adalah :

“Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik” III.1.3. Aktivitas Perusahaan

Sebelum membicarakan aktivitas atau kegiatan perusahaan, terlebih dahulu haruslah diketahui maksud dan tujuan PT. PLN Persero, yaitu :

a. Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

b. Mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai dengan tujuan untuk :

1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta peningkatan kegiatan ekonomi.

(47)

d. Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang menunjang penyediaan tenaga listrik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Untuk mewujudkan maksud dan tujuan tersebut, PT. PLN Persero mengadakan usaha antara lain :

a. Dengan mengindahkan prinsip-prinsip ekonomi dan jaminan terhadap keselamatan dan kekayaan Negara, PT. PLN Persero menyelenggarakan penyediaan tenaga listrik, yang meliputi tenaga pembangkitan, transmisi, dan distribusi sampai dengan titik pemakain (pelanggan atau masyarakat). b. Melakaukan perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan listrik

untuk penyelenggaraan usaha tersebut.

c. Melakukan pekerjaan usaha penunjang penyediaan tenaga listrik.

Akhirnya dapat kita ketahui bahwa tujuan hadirnya PT. PLN Persero Ranting Parapat adalah sebagai wahana teknologi dan pemerataan pembangunan di segala bidang di Indonesia umumnya dan Kota Parapat pada khususnya, mempunyai manfaat dan hakekat yang besar bagi kehidupan masyarakat dalam menunjang perekonomian bangsa ini.

III.1.4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian (PT. PLN Persero Ranting Parapat) berada di pinggiran kota Parapat, yaitu berada di Jalan Bangun Dolok No. 1 Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.

III.2. Struktur Organisasi PT. PLN Persero Ranting Parapat

(48)

Gambar 5 : Struktur Organisasi PT. PLN Persero Ranting Parapat Sumber : Penelitian 2008

Adapun pembagian tugas dan fungsi masing-masing elemen organisasi di atas adalah sebagai berikut :

1. Manajer Ranting

Manajer Ranting bertugas mengawasi tugas-tugas dari seksi-seksi yang ada dan mengambil keputusan yang terkait dengan manajemen dan pelaksanaan fungsi organisasi.

2. Seksi Pelayanan Pelanggan

Tugas pokok seksi pelayanan pelanggan adalah : Melayani masyarakat sehubungan dengan listrik

Sedangkan yang menjadi fungsi seksi pelayanan pelanggan adalah :

1. Memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan penyambungan tenaga listrik kepada calon pelanggan dan masyarakat lainnya.

(49)

balik nama pelanggan, dan perubahan lainnya serta pengaduan yang berhubungan dengan penyambungan tenaga listrik.

3. Mencatat, membuat, dan mempersiapkan berkas setipa permintaan calon pelanggan dan masyarakat lainnya secara tertib dan teratur pada formulir yang disediakan.

4. Meneruskan berkas setiap permintaan calon pelanggan dan masyarakat lainnya kepada fungsi yang terkait.

5. Memeberikan pelayanan pelanggan pembayaran Biaya Penyambungan (BP), Uang Jaminan Pelanggan (UJL), Tagihan Susulan, Biaya Penyambungan Sementara. Baiaya Perubahan dan Biaya lain ditetapkan Sesuai dengan peraturan yang berlaku.

6. Menyiapkan dan membuat kuitansi penerimaan pembayaran BP, UJL, Tagihan yang ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

7. Menyiapkan perintah kerja pemasangan, perbaikan, perubahan, pembongkaran Sambungan Tenaga Listrik (SL) dan berita acara pelaksanaanya.

8. Mengirim perintah kerja pemasangan, perbaikan, perubahan, pembongkaran Sambungan Tenaga Listrik (SL) dan berita acara pelaksanaanya kepada fungsi yang terkait.

9. Memantau dan meyelesaikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada butir 1 sampai dengan butir 7 di atas.

10.Memelihara Data Induk Langganan (DIL)

11.Melakukan koordinasi dengan fungsi yang terkait.

(50)

3. Seksi Operasi Distribusi

Tugas Pokok seksi operasi distribusi adalah :

Melaksanakan tugas pengoperasian pendistribusian tenaga listrik dan penertiban listrik pada pelanggan.

Sedangkan yang menjadi fungsi operasi distribusi adalah :

1. Pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan gardu setrta jaringan distribusi tenaga listrik.

2. Pelaksanaan kegiatan pengaturan operasional system pendistribusian tenaga listrik.

3. pelaksanaan pelayanan/penanggulangan gangguan jaringan tegangan rendah, gangguan pendistribusian, alat pembatas dan pengukur (APP), rangkaian jaringan kepada pelanggan.

4. Pelaksanaan penyusunan sasaran operasi APP pelanggan. 5. Pelaksanaan kegiatan pemeriksaaan APP pelanggan.

6. Pelaksanaan pembuatan berita acara pemeriksaan dan penyimpanan dokumen serta bukti penyalahgunaan jaringan tenaga listrik pada pelanggan.

4. Seksi Administrasi Keuangan

(51)

5. Seksi Catat Meter

Tugas Pokok Sesksi Pelayanaan Pelanggan adalah :

Melakukan pemeliharaan Rute Baca Meter (RBM) dan pembacaan kWh meter pelanggan

Sedangkan yang menjadi fungsi seksi catat meter adalah : 1. Pelaksanaan pencatatan kWh-meter pelanggan

(52)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

IV.1. Proses Pengolahan Data Menjadi Informasi Dalam Sistem Informasi Pengelolaan Piutang Pelanggan

Membahas masalah sistem informasi tidak terlepas dari dua hal yang mendasar,

yaitu data dan informasi. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis diketahui

bahwa bagi PT. PLN Persero Ranting Parapat, data adalah sebagai bahan dasar untuk

mengetahui jumlah tagihan rekening listrik dari para pelanggan. Sedangkan informasi

sedangkan informasi adalah sebagai bahan dasar untuk melakukan pengawasan dan

pengambilan keputusan. Artinya kualitas informasi yang yang diperoleh berpengaruh

terhadap proses pengawasan dan pengambilan keputusan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti adapun yang menjadi alasan

implementasi sistem informsasi pengelolaan piutang pelanggan adalah untuk menunjang

proses bisnis PT. PLN Persero Ranting Parapat, yaitu fungsi tata usaha langganan IV

hingga fungsi tata usaha langganan VI. Adapun fungsi tata usaha langganan yang

terdapat pada PT. PLN Persero Ranting Parapat adalah :

1. Fungsi Pelayanan Pelanggan / FPL (FI)

Fungsi dapat dikatakan sebagai gerbang pertama bagi para pelanggan, calon

pelanggan atau masyarakat yang memerlukan informasi dan layanan yang

berhubungan dengan penyambungan baru, perubahan daya, penyambungan

sementara, perubahan nama, perubahan tarif, pindah tempat pembayaran

(53)

Fungsi ini ibarat sungai adalah merupakan upstream atau hulu. Apabila segala

proses dilakukan di hulu dengan baik, maka baiklah semua proses sampai hilir.

Fungsi ini menghasilkan sumber pendapatan PT. PLN Persero Ranting Parapat

dan menyiapkan data untuk memebentuk data base pelanggan dan data yang

mengolah data dari calon pelanggan menjadi pelanggan.

2. Fungsi Pembacaan Meter / FPM(FII)

Pendapapatan terbesar yang diperoleh perusahaan adalah dari penjualan tenaga

listrik, yang dibayar oleh pelanggan setiap bulan memlalui rekening listrik

pemakaian rekening listrik setiap bulan dicatat oleh fungsi ini dengan baik, benar,

tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Hasil pencatatan stand meter dan pemakaian KWh dikirim ke fungsi pembuatan

rekening. Fungsi ini seperti halnya FPL mengadakan kontak langsung dengan

pelanggan pada saat pencatatan stand meter setiap bulan.

Fungsi ini mempunyai peran sangat penting karena:

a. Yang memproses tenaga listrik menjadi pendapatan/piutang listrik.

b. Berkaitan dengan unsur pelayanan.

3. Fungsi Pembuatan Rekening / FPR (FIII)

Fungsi ini tidak secara langsung berhubungan dengan pelanggan. Kegiatan

utamanya adalah membuat rekening listrik bulanan seluruh pelanggan sesuai

dengan jadwal yang telah ditetapkan. Sumberdata untuk pembuatan rekening

diterima dari fungsi pencatatan meteran.

Fungsi ini dalam melaksanakan kegiatan berorientasi pada fungsi pembukuan

(54)

a. Mencetak rekening listrik per kogol, per payment point dan menurut nomor

kontrol atau nomor kontrak.

b. Mencetak daftar rekening per kogol, per payment point dan menurut kontrol

atau nomor kontrak.

c. Mencetak rekapitulasi per kogol, per payment point dan perjenis tarif. Fungsi

ini seperti halnya FPL dan FPM sangat berperan menentukan sumber

pendapatan PLN.

4. Fungsi Pembukuan Pelanggan / FBL (FIV)

Fungsi ini dalam kegiatannya tidak secara langsung dengan pelanggan, lebih

berperan sebagai internal audit. Melakukan pengurusan, pengawasan dan

pencatatan transaksi hutang-piutang antara pelanggan dan PLN.

Rekening listrik yang diterima dari fungsi pembuatan rekening di atur fungsi ini

sebagai berikut:

a. Rekening listrik kogol umum, kogol non ABRI, kogol PEMBA, kogol

BUMN/BUMD dikirim kefungsi penagihan.

b. Rekening kogol ABRI dikirim ke fungsi pengawasan kredit kecuali yang

berlaku di PT PLN (persero) ditribusi Jawa dan Tangerang penagihan

dilakukan oleh kantor distribusi.

5. Fungsi Penagihan / FPH(FV)

Fungsi ini dalam kegiatannya secara langsung berhubungan dengan pelanggan

yang membayar rekening bulan berjalan dan rekening tunggakan. Jadi tugas

utamanya melayani pelanggan yang akan membayar rekening listrik untuk kogol

(55)

ini juga melakukakan penagihan listrik kogol ABRI dengan system legalisasi,

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Untuk memberikan pelayanan yang baik harus diperhatikan :

a. Fasilitas harus memadai, sarana tempat pembayaran harus aman dan

pelayanan harus cepat.

b. Jadwal pembayaran antara tanggal 1 sampai dengan tanggal 20 setiap bulan.

c. Fungsi ini yang bertanggung jawab atas prestasi penagihan rekening listrik

setiap bulan harus dilaporkan dalam iktisar mutasi rekening listrik, iktisar

laporan rekening yang ada di tempat pembayaran dan iktisar penyelesaian

pembayaran rekening listrik dengan bank/ koperasi..

6. Fungsi Pengawasan Kredit / FPK(FVI)

Fungsi ini sama halnya dengan fungsi penagihan dalam kegiatannya secara

langsung berhubungan dengan pelanggan, khususnya melakukan sanksi

pemutusan sementara, penyambungsn kembali dan penyambungan rampung. Dan

juga melaksanakan penyelesaian dan pengawasan dan penghapusan piutang

ragu-ragu.

Fungsi ini berperan dalam hal menarik piutang yang tertunggak dan dalam hal

menurunkan ratio piutang listrik dengan melakukan berbagai upaya, agar piutang

pelanggan yang tertunggak di lunasi pelanggan.

Sebelum kita melihat aktivitas sistem informasi pengelolaan piutang pelanggan,

mulai dari proses input, pemrosesan data sampai kepada proses output, terlebih dahulu

kita melihat sumber daya yang mendukung proses tersebut. Sumber daya yang dimaksud

(56)

sumber daya hardware, sumber daya software, dan sumber daya jaringan. Berdasarkan

wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti, adapun sumber daya yang dimaksud di

atas yang terdapat di PT. PLN Persero Ranting Parapat adalah sebagai berikut :

1. Sumber Daya Hardware

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis sumber daya hardware yang

digunakan di PT. PLN Persero Ranting Parapat terdiri dari :

a. Komputer

Komputer yang digunakan di PT. PLN Persero Ranting Parapat dalam

mendukung aktivitas sistem informasi pengelolaan piutang pelanggan

adalah sebanyak 10 unit.

b. Printer

Printer yang digunakan di PT. PLN Persero ranting Parapat dalam

mendukung aktivitas sistem informasi pengelolaan piutang pelanggan

adalah sebanyak 5 unit.

c. Removable disk

Removable disk yang digunakan di PT. PLN Persero Ranting Parapat

Dalam mendukung sistem informasi pengelolaan piutang pelanggan

adalah sebanyak 2 unit. Removable disk tersebut terdiri dari 1 unit

harddisk eksternal dengan kapasitas 20Gb, dan 1 unit iomega dengan

kapasitas 4,3Gb.

2. Sumber Daya Software

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di PT. PLN Persero Ranting Parapat,

(57)

a. Sistem Operasi

Sistem operasi yang digunakan dalam mendukung aktivitas sistem

informasi manajemen pengelolaan piutang pelanggan di PT. PLN Persero

Parapat adalah sistem operasi Micrsoft Windows XP dan sistem operasi

Microsoft Windows 2000 Server.

b. Pengolah dokumen

Adapun pengolah dokumen yang digunakan dalam mendukung aktivitas

sistem informasi pengelolaan piutang pelanggan adalah Microsoft Office.

c. Sistem Aplikasi

Adapun sistem aplikasi yang digunakan dalam mendukung aktivitas

sistem informasi pengelolaan piuatng pelanggan adalah Oracle sebagai

database dan Visual Basic sebagai Programing Tools.

3. Sumber Daya Jaringan

Adapun konfigurasi jaringan yang digunakan dalam mendukung proses

pengolahan data menjadi informasi dalam sistem informasi pengelolaan piutang

pelanggan adalah dengan menggunakan jaringan Local Area Network (LAN)

dengan konfigurasi client-server., yaitu dalam melakukan aktivitasnya seemua

komputer terhubung ke satu komputer server.

Dalam mengolah data menjadi informasi yang baik, sistem informasi pengelolaan

piutang pelanggan akan melakukan aktivitas mulai dari proses input, pemrosesan data,

sampai kepada output. Berikut ini penulis akan menyajikan hasil wawancara yang

dilakukan oleh penulis dengan para key informan untuk mengetahui proses pengolahan

Gambar

Gambar 1:  Pemrosesan Data
Gambar : 2 Bagan Sistem Informasi
Gambar 3 : Model Sistem Informasi
Gambar 5 : Struktur Organisasi PT. PLN Persero Ranting Parapat Sumber : Penelitian 2008
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menggunakan model konseling client centered untuk menangani siswa yang sering menyontek agar siswa dapat memecahkan masalahnya,

Pengguna Narkoba Menggunakan Metode Learning Vector Quantization (LVQ) ” dapat diketahui bahwa parameter seperti learning rate , pengali learning rate , jumlah data

diolah menjadi manisan basah dikarenakan merupakan jenis buah yang keras. Hasil samping dari proses pembuatan manisan buah ini ialah sirup dari

Jika ditambahi sedikit basa kuat OH-, ion OH- dari basa kuat bereaksi dengan H+ pada H2PO4-, sehingga reaksi kesetimbangan lariutan terganggu dan kesetimbangan reaksi akan bergeser

Berikut ini akan dikemukakan 18 nilai karakter versi kemendiknas sebagaimana tertuang dalam buku pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang disusun

Kartono mendefinisikan kecemasan sebagai semacam kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas atau kabur. Dapat berupa perasaan

Penulisan skripsi yang berjudul “Fungsi Media Massa Dalam Pembentukan Opini Masyarakat” ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Tujuan : Mengetahui berbagai informasi yang terdapat pada peta geologi, peta topografi, dan peta satuan lahan Kabupaten Bogor dengan skala tertentu.. 1.1.7 Pengenalan Peta Tanah,