• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SESAAT KELAS PUTRA, KELAS PUTRI, DAN KELAS CAMPURAN MATERI GETARAN DI SMA N 1 KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SESAAT KELAS PUTRA, KELAS PUTRI, DAN KELAS CAMPURAN MATERI GETARAN DI SMA N 1 KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

KELAS PUTRA, KELAS PUTRI, DAN KELAS CAMPURAN

MATERI GETARAN

DI SMA N 1 KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

Taufik Yulianto 4201408091

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 4 April 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si.

(3)

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, Dan

Kelas Campuran Materi Getaran Di SMA N 1 Kradenan Kabupaten

Grobogan

disusun oleh

Taufik Yulianto

4201408091

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Universitas

Negeri Semarang pada hari Kamis tanggal 4 April 2013.

Panitia:

Ketua Sekretaris

Prof.Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si.

NIP. 19631012 198803 1 001 NIP. 196306101989011002

Ketua Penguji

Dra. Siti Khanafiyah, M.Si.

NIP. 19520521 197603 2 001

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/ Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si.

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat

dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Semarang, 24 April 2013

Taufik Yulianto

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

1. Persipakan diri untuk mati.

2. Sabar, Sukur, Iklas.

3. Dalan urip iku ono mestine, podo eling lan waspodo. Dalan urip iku ono

watese.

Karya ini aku persembahkan kepada:

1. Ayahku dan ibuku, bagai langit dan bumi yang memberi

kehidupan.

2. Ketiga adikku (Sigit, Feri, Riski), yang menyiratkan

semangat.

3. Guru sejati.

4. Mas-mas, kakak-kakak, sahabat-sahabat, rekan-rekanita,

teman-teman, dan adik-adik yang mengisi halaman buku

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

nikmat-Nya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan skripsi berjudul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, Dan Kelas Campuran Materi Getaran Di SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan”.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa

saran, bimbingan, petunjuk, dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. Khumaedi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

4. Bambang Subali, M.Pd. sebagai Dosen Wali yang telah membimbing dan

mengarahkan selama studi berlangsung.

5. Drs. Sukiswo Edi Supeni, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi penulis selama penyusunan

(7)

6. Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi penulis selama penyusunan

skripsi.

7. Seluruh Dosen Jurusan Fisika, atas ilmu yang diberikan.

8. Drs. H. Haryono, selaku Kepala SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan

yang telah memberikan ijin penelitian.

9. Dyah Narwati, S.Pd, selaku guru fisika kelas XI SMA N 1 Kradenan

Kabupaten Grobogan yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

10. Irham, Mukmin dan seluruh teman yang telah membantu selama studi,

penelitian, dan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurahan. Untuk itu,

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap

semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan khususnya

pengembangan pendidikan fisika..

Semarang, April 2013

(8)

ABSTRAK

Yulianto, Taufik. 2013. Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran Materi Getaran Di SMA N 1 Kradenan

Kabupaten Grobogan. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si.

Kata kunci: studi perbandingan, hasil belajar fisika, kelas putra, kelas putri, kelas campuran.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya pengaturan kelas termasuk komposisi teman belajar. Hasil observasi menunjukkan bahwa kelas sejenis mempunyai hasil belajar fisika yang lebih baik dari pada kelas campuran. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian-penelitian yang mengambil objek kajian tentang kelas sejenis dan kelas campuran. Perbedaan kemampuan antara siswa putra dan siswa putri mengakibatkan interaksi antar siswa dalam kelas putra, kelas putri, maupun kelas campuran yang berbeda. Dalam pembelajaran fisika, idealnya menggunakan metode praktikum dan diskusi. Hal ini sangat memerlukan interaksi antar siswa. Interaksi ini juga menyebabkan perbedaan hasil belajar ketiga kelas. Rumuasan masalah penelitian ini adalah adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran serta manakah kelas yang lebih baik? Penelitian ini akan menunjukkan perbandingan hasil belajar antara ketiga kelas tersebut.

Jenis penelitian ini merupakan true experimental dengan metode pembelajaran praktikum dan diskusi. Subjek penelitian adalah kelas putra 18 siswa, kelas putri 18 siswa, dan kelas campuran 18 siswa yang dipilih dan dibentuk dari siswa kelas XI IPA SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan. Data diambil dengan menggunakan tes, observasi, dokumentasi, dan angket. Data kognitif dianalisis dengan uji analisis varians, uji t, dan ketuntasan klasikal, sedangkan data psikomotorik dan data afektif dianalisis dengan deskriptif persentase.

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. v

ABSTRAK ……….. vii

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR TABEL ………...……… xii

DAFTAR GAMBAR ……….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 4

1.3 Tujuan Penelitian ………. 5

1.4 Manfaat Penelitian ………... 5

1.5 Penegasan Istilah ………. 6

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ……….. 7

2. LANDASAN TEORI ………. 8

2.1 Hasil Belajar ……… 8

2.1.1 Pengertian Belajar ………. 8

2.1.2 Hasil Belajar ……….. 9

2.1.2.1 Ranah Kognitif ………. 10

2.1.2.2 Ranah Afektif ………. 10

2.1.2.3 Ranah Psikomotorik ………. 11

2.2 Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran ……… 12

2.2.1 Kelompok Sosial ………... 12

2.2.2 Interaksi Sosial ……….. 13

2.2.3 Interaksi Kelas Putra dan Kelas Putri ……… 14

(10)

2.3 Tinjauan Materi ……… 15

2.3.1 Pegas …………..……… 15

2.3.2 Susunan Pegas ……….. 16

2.3.2.1 Susunan Seri ……… 16

2.3.2.2 Susunan Paralel ……… 17

2.3.3 Periode dan Frekuensi Getaran ………. 17

2.3.4 Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase Getaran ………. 20

2.3.5 Energi Getaran Pegas ……… 22

2.4 Kerangka Berfikir ……… 23

3. METODE PENELITIAN ……….. 25

3.1 Populasi dan Sampel ……… 25

3.1.1 Populasi ………. 25

3.1.2 Sampel ……….. 25

3.2 Variabel ……… 26

3.2.1 Variabel Bebas ……….. 26

3.2.2 Variabel Terikat ……… 26

3.3 Desain Penelitian ………. 26

3.4 Pelaksanaan ………. 28

3.5 Instrumen ………. 28

3.5.1 Validitas ……… 28

3.5.2 Reliabilitas ……… 30

3.5.3 Taraf Kesukaran ……… 31

3.5.4 Daya Pembeda Soal ……….. 32

3.6 Metode Pengumpulan Data ………. 34

3.6.1 Metode Tes ……… 34

3.6.2 Metode Observasi ………. 34

3.6.3 Metode Angket ………. 34

3.6.4 Metode Dokumentsai ……… 34

3.7 Metode Analisis Data ……….. 34

3.7.1 Analisis Tahap Awal ………. 34

(11)

3.7.1.2 Uji Homogenitas ……….. 35

3.7.2 Analisis Tahap Akhir ……… 36

3.7.2.1 Analisis Tes Hasil Belajar ……….. 36

3.7.2.2 Analisis Lembar Observasi ……….. 36

3.7.2.3 Uji Normalitas ………... 37

3.7.2.4 Uji Homogenitas ………. 37

3.7.2.5 Uji Analisis Varians ………...………. 38

3.7.2.6 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ………. 39

3.7.2.7 Ketuntasan Belajar Secara Klasikal ……… 39

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 40

4.1 Hasil Penelitian ………... 40

4.1.1 Hasil Analisis Tahap Awal ……… 40

4.1.1.1 Uji Homogenitas Populasi ……….. 40

4.1.1.2 Uji Normalitas Sampel ………... 41

4.1.1.3 Uji Analisis Varians Sampel ………... 41

4.1.2 Hasil Analisis Tahap Akhir ………... 41

4.1.2.1 Hasil Analisis Data Kognitif ……… 42

4.1.2.1.1Uji Normalitas Tes ……… 42

4.1.2.1.2Uji Homogenitas Tes ……… 42

4.1.2.1.3Uji Analisis Varians Tes ………... 43

4.1.2.1.4Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Tes ………… 43

4.1.2.1.5Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes ………. 44

4.1.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik ………. 44

4.1.2.2.1Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putra ………... 44

4.1.2.2.2Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putri ……….… 45

4.1.2.2.3Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Campuran ……….... 47

4.1.2.2.4Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik … 48

(12)

4.1.2.3.1Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas

Putra ………..… 49

4.1.2.3.2Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Putri ………...…… 50

4.1.2.3.3Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Campuran ………...…… 51

4.1.2.3.4Perbandingan Hasil Belajar Afektif ………. 53

4.1.2.4 Hasil Belajar Secara Umum ………... 54

4.2 Pembahasan ……….. 54

4.2.1 Pembahasan Hasil Belajar Psikomotorik ……….. 55

4.2.2 Pembahasan Hasil Belajar Afektif ……… 57

4.2.3 Pembahasan Hasil Belajar Kognitif ……….. 59

5. PENUTUP ……….. 62

5.1 Simpulan ……….. 62

5.2 Saran ………. 62

DAFTAR PUSTAKA ……….. 63

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Belajar Fisika MA Salafiyah Kajen dan MA Silahul Ulum ……. 2

3.1 Jumlah Populasi Penelitian ……… 25

3.2 Desain penelitian ………... 26

3.3 Validitas Soal ………. 30

3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ... 31

3.5 Indeks Kesukaran Soal ………... 32

3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal ... 33

3.7 Daya Pembeda Soal ………...…. 33

3.8 Butir-Butir Soal Yang Memenuhi Syarat ……… 33

3.9 Ringkasan Analisis Varians ………. 38

4.1 Data Populasi ………..….... 40

4.2 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Populasi ……… 40

4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Sampel ………. 41

4.4 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Sampel ……… 41

4.5 Hasil Belajar Konitif (Tes) ……….. 42

4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Tes ………... 42

4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Tes ………... 42

4.8 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Tes ……….…….... 43

4.9 Hasil Perhitungan Uji t Data Tes ……….. 43

4.10 Hasil Perhitungan Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes ………... 44

4.11 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra …………...…….. 44

4.12 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri ………... 45

4.13 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Campuran …………... 47

4.14 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik ……….. 48

4.15 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putra ………... 49

4.16 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putri ……….... 50

(14)

4.18 Perbandingan Hasil Belajar Afektif ………... 53

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Sistem Pegas……….……….. 15 2.2 Pegas-Pegas Disusun Seri……….…….. 16 2.3 Pegas-Pegas Disusun Paralel……….……. 16 2.4 Proyeksi Titik A pada Sumbu y dan Grafik Sinusoidal Getaran ….….. 17 2.5 Proyeksi Titik A pada Sumbu y dan Grafik Cosinusoidal Getaran …... 18 3.1 Skema Alur Penelitian ……… 27 4.1 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik Antara Kelas Putra,

Kelas Putri, dan Kelas Campuran ……….………. 55 4.2 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Afektif Antara Kelas Putra,

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ... 67

2. RPP ... 69

3. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ... 78

4. Soal Uji Coba ... 79

5. Daftar Nama Siswa Uji Coba Soal ... 88

6. Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Reliabilitas Soal Uji Coba ... 89

7. Kisi-Kisi Soal Penelitian ... 93

8. Soal Penelitian ... 94

9. Pedoman Observasi Penilaian Hasil Belajar Afektif ... 100

10. Lembar Observasi Penilaian Hasil Belajar Afektif ... 101

11. Pedoman Observasi Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik ... 102

12. Lembar Observasi Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik ... 103

13. Lembar Kerja Siswa ... 104

14. Lembar Diskusi Siswa ... 112

15. Lembar Angket Siswa ... 116

16. Daftar Nilai Hasil UTS Kelas XI IPA ... 118

17. Uji Homogenitas Populasi ... 119

18. Daftar Nilai Hasil UTS Kelas Sampel ... 120

19. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Putra ... 121

20. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Putri ... 122

21. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Campuran ... 123

22. Uji Analisis Varian Data Sampel ... 124

23. Daftar Nama Siswa Kelas Putra ... 126

24. Daftar Nama Siswa Kelas Putri ... 127

25. Daftar Nama Siswa Kelas Campuran ... 128

(16)

27. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Putra ... 130

28. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Putri ... 131

29. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Campuran ... 132

30. Uji Homogenitas Data Nilai Tes ... 133

31. Uji Analisis Varian Data Nilai Tes ... 134

32. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putra Dan Kelas Putri ... 136

33. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putra Dan Kelas Campuran ... 137

34. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putri Dan Kelas Campuran ... 138

35. Perhitungan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal Tes ... 139

36. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra .... 141

37. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri ... 142

38. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Campuran ... 143

39. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putra ... 144

40. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putri ... 145

41. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Campuran ... 146

42. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil Belajar Psikomotorik dan Afektif ... 147

43. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ……….. 148

44. Surat Ijin Penelitian ………... 149

45. Surat Keterangan Penelitian ……….. 150

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya untuk menyalurkan pengetahuan, wawasan,

dan keterampilan tertentu pada seseorang agar dapat mengembangkan dirinya

untuk bertahan menghadapi perubahan. Menurut Undang-Undang Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional

adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Keberhasilan tujuan pendidikan yang direncanakan tersebut

dapat diukur dengan berbagai indikator, salah satu indikator tersebut adalah hasil

belajar siswa.

Baik atau tidaknya hasil belajar siswa tergantung dari faktor-faktor yang

mempengaruhinya, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor

yang berasal dari dalam diri siswa, yaitu keadaan/kondisi jasmani dan rohani

siswa, meliputi aspek fisiologis (kondisi tubuh dan panca indra) dan aspek

psikologis (intelegensi, sikap, bakat, cara belajar, minat, dan motivasi). Faktor

eksternal yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa, terdiri atas faktor lingkungan

sosial (guru, teman, masyarakat, dan keluarga) dan faktor lingkungan non sosial

(18)

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada dua sekolah berlatar belakang

sama diperoleh data hasil belajar fisika seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1

Hasil Belajar Fisika MA Salafiyah Kajen dan MA Silahul Ulum Tahun 2012

Sekolah MA Salafiyah Kajen MA Silahul Ulum Jenis kelamin Laiki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Jumlah siswa 28 35 17 21

Nilai rata-rata siswa

79 80 69 74

Nilai rata-rata keseluruhan

80 70

Pada MA Salafiyah Kajen diberlakukan kebijakan pemisahan kelas antara

siswa putra dengan siswa putri. Kebijakan tersebut berkaitan dengan sejarah

berdirinya MA Salafiyah Kajen yang berada dibawah wewenang yayasan

Salafiyah Kajen. Yayasan ini mulanya merupakan pondok pesantren yang

memberlakukan pemisahan santri putra dan santri putri saat pengajian

berlangsung. Sedangakan pada MA Silahul Ulum siswa putra dan siswa putri

dijadikan satu kelas. Awal terbentuknya MA Silahul Ulum tidak terlepas dari MI

dan MTs Silahul Ulum yang telah ada sebelumnya dan merupakan wadah lanjutan

bagi lulusan MI dan MTs tersebut. Dari tabel terlihat bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.

Perbedaan hasil belajar tersebut diperkuat dengan adanya hasil dari

penelitian-penelitian yang mengambil objek kajian tentang kelas sejenis dan kelas

campuran. Penelitian Rennie dan Parker (1997) yang secara umum

menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi belajar matematika pada kelas

(19)

Chang, dan Liu (2011) yang bertema sama mendapati hal yang sama yaitu

terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.

Penelitian oleh Harianto (2005) menyebutkan adanya perbedaan prestasi belajar

biologi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.

Sadker (1994) menyebutkan bahwa ada hubungan antara hasil belajar

dengan jenis kelamin. Penelitian lain oleh sekolah di Inggris didapatkan bahwa

siswa putri yang belajar disekolah putri lebih cerdas dibandingkan dengan siswa

disekolah campuran. Didapati pula dari 71.286 siswa yang mengikuti program

sekolah menengah disekolah khusus putri antara tahun 2005 sampai tahun 2007

diperoleh hasil yang lebih baik. Sementara itu lebih dari 647.942 siswa putri yang

mengikuti ujian disekolah campuran diperoleh 20% tidak sesuai harapan.

Hasil tersebut berkaitan dengan perkembangan otak laki-laki dan

perempuan pada usia 12-16 tahun yang berbeda, karena selama puber

perkembangan otak perempuan lebih cepat dua tahun daripada laki-laki. Ini

menjelaskan mengapa siswa putra lebih sulit belajar bahasa, tetapi lebih cepat

menyerap pelajaran matematika daripada siswa putri. Hasil tersebut diperkuat

oleh pendapat Gurian dan Henley (dalam Carol 2006) yang menyatakan:

“Anak perempuan adalah pendengar yang lebih baik daripada anak laki-laki, mendengar lebih banyak dari apa yang dikatakan, dan lebih reseptif terhadap kebanyakan rincian dalam pelajaran atau percakapan. Anak laki-laki cenderung mendengar lebih sedikit dan lebih sering meminta bukti jelas untuk mendukung guru atau orang lain. Anak perempuan lebih mampu berfikir secara abstrak dan intruksional”.

Perbedaan kemampuan ini juga mempengaruhi cara berinteraksi antar teman

belajar dalam kelas. Pembagian kelas berdasarkan jenis kelamin sebagai teman

(20)

Siswa dalam kelas putra sering bercanda dengan tujuan membuat diri mereka

sebagai orang yang hebat dan cenderung berbicara terbuka pada teman belajarnya.

Jadi interaksi antar anggota kelas putra juga lebih terbuka. Kelas putri memiliki

interaksi yang baik dikarenakan kemampuan mereka dalam berkomunikasi

terutama dengan sesamanya. Cara berkomunikasi inilah yang menjadikan suasana

keakraban dalam kelas. Sedangkan siswa kelas campuran memiliki kecanggungan

dalam berinteraksi karena kehadiran lawan jenis, kecanggungan ini karena

timbulnya rasa malu dan adanya norma tertentu. Di Indonesia sendiri, perbedaan

posisi antara laki-laki dan perempuan sangat besar dan masih dipandang sebagai

penghambat terhadap proses belajar disekolah yang berlatar belakang agama,

terutama agama Islam. Dan tidak menutup kemungkinan hal yang sama juga

terjadi di sekolah umum. Sedangkan pembelajaran fisika merupakan kegiatan

yang idealnya banyak melakukan praktek, sehingga interaksi antar siswa akan

sering terjadi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengadakan penelitian

yang berjudul : Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran Pada Materi Getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan.

1.2

Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang diteliti adalah:

1) Adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri,

dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten

(21)

2) Manakah hasil belajar siswa yang lebih baik antara kelas putra, kelas putri,

dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten

Grobogan?

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1) Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra,

kelas putri, dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan

Kabupaten Grobogan.

2) Mengetahui hasil belajar siswa yang lebih baik antara kelas putra, kelas

putri, dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten

Grobogan.

1.4

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Bagi sekolah, sebagai informasi dalam menyusun kelas dan menempatkan

siswa.

2) Bagi peneliti, digunakan untuk menambah pengetahuan dalam membekali

diri sebagai calon guru fisika yang memperoleh pengalaman penelitian

secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal sebagai guru dalam

(22)

1.5

Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah, antara lain:

1) Studi Perbandingan

Studi perbandingan merupakan penelitian yang berusaha untuk

membandingkan dua hal atau lebih. Perbandingan ini ditunjukkan dengan

adanya perbedaan hasil belajar antar kelas, serta urutan hasil belajar kelas

dari yang tertinggi hingga terendah. Perbedaan hasil belajar kognitif,

psikomotorik, dan afektif dianalisis melalui analisis varians dan uji t dengan

taraf kepercayaan 90%.

2) Hasil Belajar Fisika Sesaat

Hasil belajar fisika sesaat adalah hasil yang telah dicapai seseorang

setelah mengalami proses belajar fisika yang dilakukan dalam waktu singkat

dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi, hasil belajar meliputi tiga

aspek yaitu: kognitif, psikomotorik, dan afektif.

3) Kelas Putra

Kelas putra adalah kelas yang terdri dari siswa berjenis kelamin putra

saja.

4) Kelas Putri

Kelas putri adalah kelas yang terdri dari siswa berjenis kelamin putri

saja.

5) Kelas Campuran

Kelas campuran adalah kelas yang terdiri dari siswa putra dan siswa

(23)

1.6

Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika dalam skripsi ini disusun dengan tujuan agar pokok-pokok

masalah dibahas secara urut dan terarah. Sistematika terdiri dari tiga bagian yaitu

bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

(1) Bagian awal skripsi berisi judul, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan,

persembahan, motto, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,

dan daftar lampiran.

(2) Bagian isi skripsi dibagi atas lima bab.

Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan

sistematika penulisan skripsi.

Bab II Landasan teori yang berisi kajian hasil belajar, kajian kelas

putra, kelas putri, dan kelas campuran, dan kajian pegas dan

getaran serta berisi kerangka berfikir penelitian.

Bab III Metode penelitian berisi tentang desain penelitian, subjek

penelitian, lokasi penelitian, variabel dan indikator,

pengambilan data penelitian, dan analisis data.

Bab IV Hasil dan pembahasan berisi tentang perbandingan hasil belajar

kognitif, psikomotorik, afektif antara kelas putra, kelas putri,

dan kelas campuran. Adapun dalam pembahasan menerangkan

pengaruh-pengaruh yang menyebabkan terjadinya hasil tersebut.

Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran bagi penelitian selanjutnya.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Hasil Belajar

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar memiliki pengertian yang berbeda-beda. Gagasan UNESCO yang

dilaporkan oleh Delors (1997) tentang empat pilar pendidikan, yakni: learning to

know (belajar mengetahui), learning to do (belajar berbuat), learning to be

(belajar menjadi), dan learning to live together (belajar hidup bersama)

merupakan salah satunya.

Beberapa pengertian belajar menurut para ahli. Mudzakir (1997:34)

mengartikan belajar sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan

mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah

laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Winkel

(1997:193) berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai

suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan

nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Sedangkan

menurut Wahyuningsih (2004) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

(25)

membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi

dengan lingkungannya.

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan,

dan ilmu pengetahuan yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan.

2.1.2 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian

tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri

dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil akhir pengambilan

keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar

mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa

bertambah dari hasil sebelumnya (Djamarah, 2000: 25).

Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid

dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Sukmadinata (2007: 102) mengatakan hasil belajar merupakan realisasi

atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang. Sedangkan hasil belajar menurut Arikunto (2008:63) sebagai hasil

yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih

(26)

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan

kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari

Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,yaitu:

2.1.2.1Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan,

dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup enam aspek meliputi

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, penilaian.

Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2)

pilihan ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5)

jawaban atau isian singkat, (6) menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans.

2.1.2.2Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah

afektif dalam penelitian ini yaitu berupa keterampilan sosial (social skill). Secara

teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu:

a) laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket

anonim,

b) pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar

pengamatan.

Penilaian dilakukan melalui cara pengamatan, aspek penilaiannya meliputi

(27)

(a) Tanggung jawab diartikan sebagai sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia

lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan

budaya), negara dan Tuhan YME. Tanggung jawab berkaitan tentang

kehadiran, penggunaan alat, dan pengerjaan tugas.

(b) Kerjasama merupakan perilaku yang dilakukan oleh beberapa orang untuk

mencapai tujuan bersama. Kerjasama bisa dalam bentuk keikutsertaan,

dukungan, maupun keaktifan dalam kegiatan.

(c) Kreatifitas merupakan berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau

logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang

telah dimiliki.

2.1.2.3Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berkenaan dengan kemampuan fisik seperti

keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.

Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik meliputi persepsi, kesiapan,

gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, kreativitas.

Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur

melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama

proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran,

yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur

pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran

(28)

Metode pengukuran ranah psikomotorik dalam penelitian ini adalah

observasi berbantuan lembar observasi dengan aspek penilaian yaitu

berkomunikasi dengan teman, menggunakan alat praktikum, dan ketepatan waktu

selama praktikum.

(a) Berkomunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,

gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Komponen komunikasi minimal

terdiri dari pengirim informasi, penerima, dan informasi yang disampaikan.

Suatu komunikasi dikatakan berhasil apabila penerima dapat mengerti

informasi yang disampaikan dengan jelas.

(b) Menggunakan alat meliputi persiapan alat dan bahan, pelaksanaan mencari

nilai besaran sesuai prosedure, dan merapikan alat.

(c) Ketepatan waktu disini adalah waktu pelaksanaan praktikum tidak melewati

batas waktu yang telah ditentukan.

2.2

Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran

2.2.1 Kelompok Sosial

Kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup

bersama, karena adanya hubungan diantara mereka. Dalam kelompok sosial

dikenal adanya InGroup dan OutGroup. InGroup adalah kelompok sosial dimana

individu mengidentifikasikan dirinya. OutGroup adalah kelompok sosial yang

oleh individu diartikan sebagai lawan dari InGroupnya, misal seorang siswa putra

akan menganggap kelompok putra sebagai InGroupnya dan menganggap

(29)

2.2.2 Interaksi Sosial

Soerjono (2006:62) menyatakan bahwa “Interaksi sosial merupakan

hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara

kelompok maupun antara individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan

oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan

antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang

menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan

struktur sosial”.

“Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling

mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004). Terdapat tiga

macam interaksi sosial, yaitu interaksi antara individu dan individu, interaksi

antara individu dan kelompok, dan interaksi sosial antara kelompok dan

kelompok.

Interaksi sosial dapat terjadi dalam dua bentuk umum, yaitu yang bersifat

asosiatif dan yang bersifat disosiatif. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni

yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti

kerja sama dan asimilasi. Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang

perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Asimilasi diartikan

sebagai proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar

belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka

waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan

(30)

Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada

bentuk-bentuk pertentangan, seperti persaingan, kontravensi, dan konflik.

Persaingan merupakan suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau

kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara

kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.

Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan

konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara

tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan

atau kelompok atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap

tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi

konflik. Sedangkan yang dimaksud konflik adalah proses sosial antar perorangan

atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan

kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya jurang

pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.

Interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat, yaitu kontak

sosial dan komunikasi.

2.2.3 Interaksi Kelas Putra dan Kelas Putri

Menurut teori sosiologi, suatu kelompok terbentuk karena adanya faktor

yang dimiliki bersama. Semakin banyak persamaan maka hubungan diantara

anggotanya bertambah erat. Kelas putra dan kelas putri adalah kelas yang terdiri

dari siswa berjenis kelamin sama. Berarti semakin banyak pula persamaan yang

(31)

Interaksi sosial yang mungkin muncul dalam kelas putra dan kelas putri

adalah interaksi yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada

bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan). Namun perbedaan kemampuan antara

siswa putra dan siswa putri berakibat pada beda pula hasil belajar yang diperoleh

keduanya.

2.2.4 Interaksi Kelas Campuran

Masyarakat umum mengangap siswa putri sebagai individu yang lemah,

penyabar, dan lebih banyak menggunakan perasaan. Sedangkan siswa putra

dianggap sebagai individu yang tegas, keras, dan berani. Pandangan tersebut

menimbulkan interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yang dapat mengarah

kepada bentuk-bentuk pertentangan atau konflik.

2.3

Tinjauan

Materi

2.3.1 Pegas

Pegas merupakan benda yang bersifat elastis, artinya pegas dapat kembali

ke bentuk semula selama mendapat sejumlah gaya yang masih berada dalam batas

elastisitasnya. Namun jika gayanya melebihi batas elastisitasnya, maka sifat

[image:31.595.107.514.253.535.2]

keelastisitasan dari pegas bisa hilang atau bahkan patah atau putus.

Gambar 2.1.a merupakan pegas tanpa beban.

Gambar 2.1.b menunjukkan bahwa pada

keadaan setimbang, pegas tidak mengerjakan

gaya pada benda. Apabila benda disimpangkan

(32)

Gambar 2.1.c, pegas akan mengerjakan gaya sebesar atau dapat dituliskan:

= gaya, dengan satuan N.

= konstanta pegas, dengan satuan N/m.

= pertambahan panjang, dengan satuan m.

Tanda (-) negatif menunjukkan bahwa arah gaya pegas berlawanan dengan

arah simpangannya.

2.3.2 Susunan Pegas

Secara sederhana dua pegas dapat disusun menjadi sistem pegas disusun

seri dan sistem pegas disusun paralel.

[image:32.595.108.516.230.738.2]

2.3.2.1 Susunan Seri

Gambar 2.2 menunjukkan dua pegas yang disusun seri.

Pertambahan panjang pegas tersusun seri (∆xseri)

adalah jumlah pertambahan panjang pada

masing-masing pegas (∆x1 dan ∆x2), sehingga konstanta

penggantinya adalah:

(33)

2.3.2.2 Susunan Paralel

Pada susunan pegas paralel seperti Gambar 2.3

terlihat adanya dua pegas sejajar yang

ujung-ujungnya dihubungkan kemudian diberi beban, maka

pertambahan panjangnya sama dengan pertambahan

panjang masing masing pegas (∆xparalel = ∆x1 = ∆x2),

dan gaya pada sistem adalah:

Dengan memperhatikan aturan di atas, maka dapat ditentukan besar

konstanta dari pegas yang disusun seri, paralel, atau kombinasi.

2.3.3 Periode dan Frekuensi Getaran

Dengan menggabungkan persamaan (2.1) dan hukum kedua Newton

didapatkan persamaan:

[image:33.595.113.513.224.592.2]
(34)

a = percepatan benda, dengan satuan m/s2.

m = massa benda, dengan satuan kg.

Getaran pegas dapat digambarkan sebagai proyeksi sebuah titik yang

bergerak melingkar beraturan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Simpangan/proyeksi titik yang bergerak sepanjang jari-jari A pada

Gambar 2.4 dapat dituliskan dalam persamaan 2.5.

y = simpangan, dengan satuan m.

A = amplitudo getaran, dengan satuan m.

ω = kecepatan sudut, dengan satuan rad/s.

t = waktu getaran, dengan satuan s.

y y

A

x t

[image:34.595.116.516.254.733.2]

0 T/4 T/2 3T/4 T

Gambar 2.4 Proyeksi titik A pada sumbu y dan grafik sinusoidal getaran ωt

(35)

Simpangan/proyeksi titik yang bergerak sepanjang jari-jari A pada

Gambar 2.5 dapat dituliskan dalam persamaan 2.6.

Turunan pertama dari y = A sin (ωt) terhadap waktu memberikan kecepatan v.

Dengan menurunkan kembali kecepatan terhadap waktu diperoleh percepatan

benda.

Dari persamaan (2.4) dan persamaan diatas diperoleh:

y y

A

x t

[image:35.595.112.513.294.628.2]

0 T/4 T/2 3T/4 T 5T/4

(36)

Jadi diperoleh periode dan frekuensi pegas yang melakukan getaran

harmonik sederhana sebagai berikut.

T = periode, dengan satuan s.

f = frekuensi, dengan satuan Hz.

2.3.4 Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase Getaran

Jika pada posisi awal, titik yang melakukan getaran harmonik sederhana

pada sudut awal δ, maka simpangan persamaan (2.5) dapat dinyatakan menjadi:

(37)

keterangan :

ϕ = fase getaran , tidak bersatuan.

Jadi fase getaran dirumuskan :

Dengan demikian, jika suatu titik telah bergetar dari t1 ke t2 di mana t2 > t1

maka beda fase yang dialami titik yang bergetar tersebut adalah:

Δϕ = beda fase

Dua kedudukan suatu titik dapat dikatakan sefase atau berlawan fase jika

beda fase yang dimilikinya adalah :

Sefase

Berlawanan fase

dengan n = bilangan cacah = 0,1,2,3, . . .

Selain fase dan beda fase dikenal juga sudut fase dengan persamaan:

(38)

Sudut fase getaran harmonik sederhana dititik keseimbangan θ = 0o

sehingga y = 0, v = vmax , a = 0 sedangkan sudut fase dititik simpangan terbesar θ

= 90o sehingga y = ymax = A, v = 0, a = amax.

2.3.5 Energi Getaran Pegas

Energi potensial sebuah pegas dengan konstanta pegas k yang teregang

sejauh y dari kesetimbangannya diberikan oleh persamaan:

Energi kinetik sebuah benda bermassa m yang bergerak dengan kelajuan v

adalah:

Energi total/energi mekanik adalah jumlah energi potensial dan energi kinetik.

(39)

Ep = energi potensial, dengan satuan Nm atau J.

Ek = energi kinetik, dengan satuan Nm atau J.

Em = energi mekanik, dengan satuan Nm atau J.

2.4

Kerangka Berfikir

Siswa putri sebagian besar lebih mudah belajar bahasa dibandingkan siswa

putra, sehingga siswa putri memiliki kemampuan lebih baik dalam berkomunikasi

dengan sesamanya. Selain itu, siswa putri mampu menjadi pendengar yang baik.

Namun dibandingkan siswa putri, siswa putra memiliki kelebihan dalam belajar

matematika dan lebih meminta pembuktian dalam sebuah kasus.

Menurut teori sosiologi, suatu kelompok terbentuk karena adanya faktor

yang dimiliki bersama. Semakin banyak persamaan maka hubungan diantara

anggotanya bertambah erat. Salah satu persamaan yang sering menjadi latar

belakang adalah persamaan jenis kelamin.

Kelas yang dihuni oleh siswa putra atau siswa putri saja kemungkinan

besar antar anggota kelas akan terjalin hubungan timbal balik yang lebih positif

dibandingkan kelas campuran. Hal tersebut diperkuat dengan adanya pandangan

masyarakat yang menganggap siswa putri sebagai individu yang lemah, penyabar,

dan lebih banyak menggunakan perasaan. Sedangkan siswa putra dianggap

sebagai individu yang tegas, keras, dan berani. Akibatnya apabila siswa putra dan

(40)

pertentangan diantara kedua jenis kelamin. Pembentukan kelas merupakan

strategi agar tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran fisika bertujuan merangsang proses belajar pada diri siswa

untuk mengungkap fenomena alam yang dikemas dalam konsep-konsep fisika.

Konsep-konsep tersebut merupakan pesan yang harus dikomunikasikan melalui

pembelajaran dengan pendekatan dan metode yang sesuai. Beberapa metode yang

digunakan dalam pembelajaran fisika adalah praktikum dan diskusi. Metode

praktikum dan diskusi memaksa siswa untuk saling berinteraksi. Apabila kedua

metode tersebut dihadirkan dalam kelas campuran yang telah mengalami

pertentangan, maka akan terjadi interaksi yang kurang positif. Berbeda dengan

kelas campuran, kelas putra atau kelas putri akan lebih besar kemungkinan

terjalin kerjasama yang menguntungkan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah interaksi antar

anggota kelas. Interaksi dalam kelas putra dan kelas putri lebih baik daripada

interaksi dalam kelas campuran, sehingga hasil belajar kelas putra dan kelas putri

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Populasi dan Sampel

3.1.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester 1 SMA

N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah

[image:41.595.111.509.227.584.2]

enam kelas. Jumlah populasi dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah siswa

1 XI IPA 1 29

2 XI IPA 2 40

3 XI IPA 3 40

4 XI IPA 4 40

5 XI IPA 5 42

6 XI IPA 6 41

Jumlah 231

3.1.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik

random sampling. Sampel diambil 9 anak secara acak dari setiap kelas yang

terdiri dari 5 siswa putra dan 4 siswa putri atau 4 siswa putra dan 5 siswa putri,

sehingga dari enam kelas diperoleh 54 siswa yang dibagi menjadi tiga kelas yaitu

18 siswa putra sebagai kelas putra, 18 siswa putri sebagai kelas putri, dan 18

(42)

3.2

Variabel

3.2.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelas, meliputi kelas

putra, kelas putri, dan kelas campuran.

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas adalah

hasil belajar siswa, meliputi hasil belajar kognitif, hasil belajar psikomotorik, dan

hasil belajar afektif.

3.3

Desain Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilaksanakan berupa True Experimental,

merupakan jenis penelitian dengan menggunakan kelompok pembanding. Desain

[image:42.595.112.513.316.591.2]

penelitian yang digunakan adalah random terhadap subjek.

Tabel 3.2 Desain penelitian.

Sampel Perlakuan Post-test

Kelas Putra (X1) Eksperimen dan Diskusi T2

Kelas Putri (X2) Eksperimen dan Diskusi T2

(43)

Penelitian ini memiliki alur yang bertujuan mempermudah pelaksanaan

[image:43.595.111.512.171.633.2]

penelitian. Alur penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Skema alur penelitian

Ada perbedaan bidang kemampuan siswa putra dan siswa putri 

Ada perbedaan pola interaksi antara kelas sejenis dengan kelas campuran 

Kelas Putra  Kelas Putri  Kelas Campuran 

Eksperimen  

dan Diskusi 

Eksperimen   dan Diskusi 

Eksperimen  

dan Diskusi 

Tes  Tes  Tes 

Hasil (kognitif,  psikomotorik, dan 

afektif) 

Hasil (kognitif,  psikomotorik, dan afektif)

Hasil (kognitif,  psikomotorik, dan 

afektif) 

Analisis dan Pembahasan 

(44)

3.4

Pelaksanaan

Penelitian ini berlangsung di area SMA N 1 Kradenan Kabupaten

Grobogan semester gasal tahun ajaran 2012/2013.

3.5

Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

untuk memperoleh data yang diharapkan agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga

lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160). Dalam penelitian ini instrumen yang

dibuat adalah: a) Silabus, b) Rencana pelaksanaan pembelajaran, c) Soal tes, d)

Lembar kerja siswa, e) Lembar diskusi siswa, f) Lembar observasi, dan g) Lembar

angket.

Khusus untuk instrumen soal tes diujicobakan dan dipilih soal yang

memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen yang baik. Instrumen ini berupa 34

soal tes objektif yang diujicobakan kepada siswa kelas XII IPA 6 SMA Negeri 1

Kradenan Kabupaten Grobogan yang berjumlah 32 siswa. Hasil uji coba tersebut

kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, dan

tingkat kesukaran.

3.5.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

(45)

validitas butir soal maka dapat menggunakan rumus korelasi point biseral.

Keterangan:

pbis

r = Koefisien korelasi point biserial

p

M = Rerata skor siswa yang menjawab benar

t

M

= Rerata skor siswa total

p = Proporsi skor siswa yang menjawab benar

q = Proporsi skor siswa yang menjawab salah (1-p)

t

S = Standar deviasi total

Harga

pbis

r yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel product moment.

Soal dikatakan valid jika harga rpbis > rtabel dengan taraf signifikan 5%.

Berdasarkan uji coba diperoleh hasil perhitungan validitas butir soal

nomor 1 dengan rhitung = 0,251 dan rtabel = 0,349. Karena rhitung < rtabel maka butir

soal nomor 1 tidak valid. Dengan melihat perhitungan validitas keseluruhan

[image:45.595.114.505.222.594.2]

terdapat 23 butir soal valid dan 11 butir soal tidak valid yang dapat dilihat pada

(46)
[image:46.595.113.505.283.586.2]

Tabel 3.3 Validitas Soal

Kriteria Nomor soal

Valid 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 13, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 30, 32, 33, dan 34.

Tidak valid 1, 4, 7, 11, 12, 14, 17, 19, 25, 26, dan 31. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

3.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen itu cukup baik. (Arikunto, 2006:178). Rumus yang digunakan untuk

mencari reliabilitas instrument penelitian adalah rumus K-R. 21.

Keterangan :

r11 = Reliabilitas soal

M = Rata-rata skor awal

K = Jumlah butir soal

Vt = Variasi skor total = kuadrat simpangan baku skor total

Jika r11> rtabel maka instrument yang diuji bersifat reliable.

Hasil perhitungan reliabilitas instrument diperoleh r11 = 0,732 dengan rtabel

= 0,349. Karena r11> rtabel maka instrumen reliabel. Perhitungan selengkapnya

(47)

3.5.3 Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan indikator mudah

sukarnya soal bagi siswa. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan

tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan indeks

kesukaran.

Keterangan :

IK = Indeks kesukaran

JBA = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas

JBB = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah

JSA = banyak siswa pada kelompok atas

JSB = banyak siswa pada kelompok bawah

[image:47.595.114.482.241.647.2]

Pada Tabel 3.4 disajikan kriteria tingkat kesukaran soal.

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Interval IK Kriteria

IK = 0,00 Terlalu sukar 0,01 < IK ≤ 0,30 Sukar 0,31 < IK ≤ 0,70 Sedang 0,71 < IK < 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu mudah (Arikunto, 2006: 210)

Butir soal nomor 1 dikatakan mudah karena berdasarkan hasil perhitungan

IK = 0,97. Diperoleh 1 butir soal terlalu sukar, 6 butir soal sukar, 22 butir soal

(48)

Tabel 3.5 Indeks Kesukaran Soal

Kriteria Nomor soal

Terlalu sukar 29

Sukar 4, 10, 13, 24, 28, dan 31

Sedang 3, 5, 7, 9, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 30, 32, 33, dan 34.

Mudah 1, 2, 6, 8, dan 12. Terlalu mudah -

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

3.5.4 Daya Pembeda Soal

Daya beda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(berkemampuan rendah). Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar

oleh siswa-siswa yang pandai saja. Makin tinggi daya beda soal maka makin baik

pula kualitas soal tersebut. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

Keterangan :

BA = Banyaknya peserta kelas atas yang menjawab soal benar

BB = Banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab soal benar

JA = Banyaknya peserta kelas atas (kelompok upper)

JB = Banyaknya peserta kelas bawah (kelompok lower)

PA = Proporsi peserta kelas atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelas bawah yang menjawab benar

Klasifikasi item instrumen berdasarkan daya bedanya disajikan pada Tabel

(49)

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pemeda Soal

Inteval Kriteria

DP≤0,00 0,00<DP≤0,20 0,20<DP≤0,40 0,40<DP≤0,70 0,70<DP≤1,00

sangat jelek jelek cukup baik

sangat baik (Arikunto, 2006: 218)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh DP = 0,06 artinya butir soal

nomor 1 mempunyai daya beda cukup. Terdapat 8 soal yang memiliki daya beda

baik, 16 soal berdaya beda cukup, dan 10 soal berdaya beda jelek.

Tabel 3.7 Daya Pembeda Soal

Kriteria Nomor soal

Sangat jelek -

Jelek 1, 4, 7, 12, 14, 17, 19, 25, 29, dan 31

Cukup 2, 5, 6, 9, 10, 11, 13,18, 20, 21, 26, 27, 28, 30, 33, dan 34. Baik 3, 8, 15, 16, 22, 23, 24, dan 32.

Sangat baik -

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

Berdasarkan hasil analisis uji coba (validitas, reliabilitas, daya beda, dan

indeks kesukaran) diperoleh 22 butir soal dari 34 butir soal uji coba yang

memenuhi syarat sebagai instrumen penelitian. Butir-butir soal yang memenuhi

syarat kemudian dipilih kembali menjadi 20 butir soal dan diubah nomor itemnya.

Tabel 3.8 Butir-Butir Soal Yang Memenuhi Syarat

Soal Nomor item Soal

Uji Coba 2 3 5 6 8 9 10 13 15 16 18 Penelitian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(50)

3.6

Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Metode Tes

Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis yang diberikan pada akhir

pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa.

3.6.2 Metode Observasi

Observasi dilakukan untuk mengambil data nilai psikomotorik dan nilai

afektif.

3.6.3 Metode Angket

Angket digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah

afektif.

3.6.4 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

dokumen dan data–data yang mendukung penelitian yang berupa daftar nama

siswa, daftar nilai, foto selama penelitian berlangsung.

3.7

Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Tahap Awal

Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaan populasi,

menentukan sampel dan mengetahui keadaan awal sampel. Analisis yang

(51)

3.7.1.1Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data sampel

berdistribusi normal atau tidak. Apabila berdistribusi normal maka memenuhi

syarat dijadikan sampel penelitian. Untuk melakukan uji normalitas menggunakan

Chi-Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:

χ2

= chi kuadrat

= frekuensi yang diobservasi

= frekuensi yang diharapkan

Jika χ2hitung ≤χ2tabel, maka data terdistribusi normal (Sugiyono, 2007: 172).

3.7.1.2Uji Homogenitas

Pada awal penelitian, peneliti harus mengetahui populasi yang akan diteliti

memiliki varians yang sama atau tidak. Apabila populasi memiliki varians yang

sama (homogen) maka teknik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan teknik

random sampling. Uji homogenitas dilakukan menggunakan varians terbesar

(52)

Jika Fhitung ≤ Ftabel maka data bersifat homogen, jika Fhitung ≥ Ftabel maka

data tidak homogen (Sugiyono, 2007: 199).

3.7.2 Analisis Tahap Akhir

Pada tahap ini selanjutnya membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan.

3.7.2.1Analisis Tes Hasil Belajar

Data dari hasil tes kognitif berupa tes dihitung menggunakan rumus:

Ketuntasan dapat dilihat dari nilai siswa sekurang-kurangnya 76% dari

nilai total.

3.7.2.2Analisis Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk menilai aspek psikomotorik dan aspek

afektif siswa. Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan

menggunakan rumus:

Hasil tersebut kemudian ditafsirkan dengan rentang kualitatif, yaitu:

85% - 100% = sangat baik

(53)

55% - 64% = cukup baik

0% - 54% = kurang baik (Aqib, 2011: 161)

3.7.2.3Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data hasil penelitian

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk menentukan

teknik statistik yang digunakan. Apabila data berdistribusi normal maka statistik

yang digunakan adalah statistik parametrik, dan data tidak berdistribusi normal

digunakan statistik nonparametrik. Untuk melakukan uji normalitas menggunakan

Chi-Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:

χ2

= chi kuadrat

= frekuensi yang diobservasi

= frekuensi yang diharapkan

Jika χ2hitung ≤χ2tabel, maka data terdistribusi normal (Sugiyono, 2007: 172).

3.7.2.4Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan menggunakan varians terbesar dibandingkan

(54)

Jika Fhitung ≤ Ftabel maka data bersifat homogen, jika Fhitung ≥ Ftabel maka

data tidak homogen (Sugiyono, 2007: 199).

3.7.2.5Uji Analisis Varians

Uji analisis varians digunakan untuk menguji kesamaan varians yang lebih

dari dua nilai. Dengan menggunakan uji ini dapat diketahui perbedaan hasil

[image:54.595.111.507.306.603.2]

belajar tiga kelompok data sekaligus. Uji analisis varians dapat dirumuskan:

Tabel 3.9 Ringkasan Analisis Varians

Sumber JK db MK F

Kelompok (k) ∑X2k/nk - ( XT)2/N k-1 JKk : dbk MKk :Mkd

Dalam (d) JKT - JKk N-k JKd : dbd

Total (T) ∑X2T - ( XT)2/N N-1

Keterangan:

X2 = Jumlah nilai kuadrat

X = Jumlah nilai

N = Jumlah subjek penelitian

JK = Jumlah kuadrat

Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima. Dimana H0 = tidak ada perbedaan hasil

(55)

3.7.2.6Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji t digunakan untuk menguji perbedaan rerata dari dua nilai. Dari hasil

uji t akan diketahui kelas yang memiliki hasil belajar yang lebih baik. Uji t

tersebut dapat dirumuskan:

Jika thitng≤ ttabel maka hipotesis nihil H0 diterima. Dimana H0 = tidak ada

perbedaan hasil belajar antara kedua kelas yang dibandingkan, dan H1 = ada

perbedaan hasil belajar antara kedua kelas yang dibandingkan.

3.7.2.7Ketuntasan Belajar Secara Klasikal

Keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah

siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal

Keterangan:

n = jumlah seluruh siswa.

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk hasil analisis tahap awal dan hasil

analisis tahap akhir.

4.1.1 Hasil Analisis Tahap Awal

Data yang digunakan adalah nilai ujian tengah semester gasal dari populasi

[image:56.595.111.511.265.572.2]

kelas XI IPA yang berjumlah 6 kelas. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data Populasi

No Kelas n Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata

1 XI IPA 1 29 45,00 90,00 69,05

2 XI IPA 2 40 40,00 92,50 70,13

3 XI IPA 3 40 42,50 100,00 82,50

4 XI IPA 4 40 40,00 100,00 82,19

5 XI IPA 5 42 65,00 100,00 87,56

6 XI IPA 6 41 30,00 97,50 74,70

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16.

4.1.1.1Uji Homogenitas Populasi

Hasil perhitungan uji homogenitas data populasi disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Populasi

Kelas n χ2hitung χ2tabel Kriteria

XI IPA 1 29

1,68 1,69 Homogen

XI IPA 2 40

XI IPA 3 40

XI IPA 4 40

XI IPA 5 42

XI IPA 6 41

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17.

(57)

Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data populasi diperoleh χ2hitung <

χ2

tabel maka dapat disimpulkan bahwa populasi bersifat homogen sehingga teknik pengambilan sampel dapat dilakukan.

4.1.1.2Uji Normalitas Sampel

[image:57.595.111.514.277.573.2]

Hasil perhitungan uji normalitas data populasi disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Sampel

Kelas χ2hitung χ2tabel Kriteria

Putra 6,89 11,1 Normal

Putri 6,95 11,1 Normal

Campuran 8,34 11,1 Normal Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19-21.

Berdasarkan perhitungan uji normalitas data populasi pada ketiga kelas

diperoleh χ2hitung < χ2tabel maka dapat disimpulkan ketiga kelas berdistribusi normal.

4.1.1.3Uji Analisis Varians Sampel

Hasil perhitungan uji analisis varians data sampel disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Sampel

Sumber JK db MK Fhitung Ftabel Kriteria

Kelompok (k) 44,44 2 22,22 0,0002

3,15

Varians tidak berbeda

Dalam (d) 6397023,26 51 125431,83

Total (T) 6307067,71 54

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22.

Berdasarkan perhitungan uji analisis varians data sampel diperoleh Fhitung <

Ftabel berarti sampel memiliki varians yang tidak berbeda.

4.1.2 Hasil Analisis Tahap Akhir

Data yang dianalisis adalah data hasil belajar kognitif (tes), data hasil belajar

(58)

4.1.2.1Hasil Analisis Data Kognitif

Data yang dianalisis sebagai hasil belajar kognitif adalah data nilai tes.

[image:58.595.113.505.226.589.2]

Gambaran hasil belajar kognitif disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Belajar Kognitif (Tes)

Kelas Putra Putri Campuran

Nilai rata-rata 58,89 61,94 57,22

Simpangan baku 13,90 12,26 15,57

Nilai tertinggi 85 85 90

Nilai terendah 40 40 25

Rentang 45 45 65 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26.

4.1.2.1.1 Uji Normalitas Tes

Hasil perhitungan uji normalitas data tes disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Tes

Kelas χ2hitung χ2tabel Kriteria

Putra 5,69 9,49 Normal

Putri 7,59 9,49 Normal

Campuran 1,25 12,59 Normal

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27-29.

Berdasarkan perhitungan uji normalitas data tes pada ketiga kelas diperoleh

χ2

hitung < χ2tabel maka dapat disimpulkan ketiga kelas berdistribusi normal. 4.1.2.1.2 Uji Homogenitas Tes

Hasil perhitungan uji homogenitas data tes disajikan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Tes

Kelas N χ2hitung χ2tabel Kriteria

Putra 18

1,61 3,07 Homogen

Putri 18 Campuran 18

(59)

Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data tes diperoleh χ2hitung < χ2tabel

maka dapat disimpulkan ketiga kelas bersifat homogen.

4.1.2.1.3 Uji Analisis Varians Tes

[image:59.595.110.510.249.576.2]

Hasil perhitungan uji analisis varians tes disajikan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Tes

Sumber JK db MK Fhitung Ftabel Kriteria

Kelompok (k) 206,48 2 103,24 0,002

3,15

Varians tidak berbeda

Dalam (d) 3237295,83 51 63476,39

Total (T) 3237502,31 53

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.

Berdasarkan perhitungan uji analisis varians data tes diperoleh Fhitung < Ftabel,

maka ketiga kelas memiliki varians yang tidak berbeda dan dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar kognitif kelas putra, kelas putri dan kelas campuran sama.

4.1.2.1.4 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Tes

Hasil perhitungan uji t data tes disajikan padaTabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji t Data Tes

Sumber Putra dan putri Putra dan campuran Putri dan campuran

thitung 0,698 0,339 1,011

ttabel 2,042 2,042 2,042

Kriteria Tidak berbeda Tidak berbeda Tidak berbeda

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32-34.

Berdasarkan perhitungan uji t data tes putra dan tes putri diperoleh thitung <

ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tes yang signifikan

antara kelas putra dan kelas putri. Hal yang sama juga terjadi antara kelas putra dan

(60)

4.1.2.1.5 Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes

Hasil perhitungan uji ketuntasan belajar klasikal disajikan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes

Kelas Putra Putri Campuran

(%)hitung 11,1 % 11,1 % 16,7 %

(%) table 85 % 85 % 85 %

Kriteria Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 35.

Hasil perhitungan tersebut mengacu pada ketuntasan belajar individu yang

mencapai KKM (kriteria ketuntasa minimal) sekolah yaitu sebesar 76.

4.1.2.2Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik

4.1.2.2.1 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putra

Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar

[image:60.595.107.517.303.576.2]

psikomotorik kelas putra yang disajikan pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra

Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah

skor

Rata -rata

(%) Kategori 1 2 3

Komunikasi 3 8 7 40 2,22 74,07 B

Menggunakan alat 0 5 13 49 2,72 90,74 A

Ketepatan waktu 5 5 8 39 2,17 72,22 B

Rata-rata skor 2,37 79,01 B

1) Pada aspek penilaian komunikasi, siswa mendapat skor 40 dengan rata-rata 2,22.

Hal ini ditunjukkan adanya 7 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa sering

berkomunikasi dengan teman dan memahami pesan yang dikomunikasikan.

(61)

dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan. Dan ada 3 siswa

yang mendapat skor 1 karena siswa jarang berkomunikasi dengan teman.

2) Pada aspek penilaian penggunaan alat, siswa mendapat skor 49 dengan rata-rata

2,72. Hal ini ditunjukkan adanya 13 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa

menggunakan alat sesuai prosedur dan selalu merapikan alat setelah digunakan.

Terdapat 5 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menggunakan alat sesuai

prosedur tetapi jarang merapikan alat setelah digunakan.

3) Pada aspek penilaian ketepatan waktu, siswa mendapat skor 39 dengan rata-rata

2,17. Hal ini ditunjukkan adanya 8 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa

menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya sesuai perintah/prosedur. Terdapat 5

siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menyelesaikan tugas tepat waktu dan

isinya tidak sesuai perintah/prosedur. Dan ada 5 siswa yang mendapat skor 1

karena siswa menyelesaikan tugas tidak tepat waktu dan isinya tidak sesuai

perintah/prosedur.

4.1.2.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putri

Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar

psikomotorik kelas putri yang disajikan pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri

Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah

skor

Rata -rata

(%) Kategori 1 2 3

Komunikasi 3 7 8 41 2,28 75,93 B

Menggunakan alat 6 9 3 33 1,83 61,11 C

Ketepatan waktu 8 8 2 30 1,67 55,56 C

(62)

1) Pada aspek penilaian komunikasi, siswa mendapat skor 41 dengan rata-rata 2,28.

Hal ini ditunjukkan adanya 8 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa sering

berkomunikasi dengan teman dan memahami pesan yang dikomunikasikan.

Terdapat 7 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa sering berkomunikasi

dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan. Dan ada 3 siswa

yang mendapat skor 1 karena siswa jarang berkomunikasi dengan tema

Gambar

Gambar 2.1.a merupakan pegas tanpa beban.
Gambar 2.2 menunjukkan dua pegas yang disusun seri.
Gambar 2.3  Pegas‐
Gambar 2.4 Proyeksi titik A pada sumbu y dan grafik sinusoidal getaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris apakah giro wadiah, deposito mudharabah dan tabungan mudharabah yang merupakan dana pihak ketiga pada

tercapai. Dalam kerangka manajemen pendidikan, budaya sekolah yang baik dapat. membantu kepala sekolah untuk meningkatkan efektivitas dari

Metode penelitian yuridis normatif merupakan prosedur ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya dengan cara melakukan

Website E-Commerce Toko Laptop dibuat dengan tujuan sebagai alat promosi untuk dapat menarik calon konsumen.. Website e-commerce ini dibuat dengan menggunakan

Sasaran dari kegiatan ini adalah siswa-siswi pelajar kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar, yang menurut data terbaru nasing-masing sekolah Tahun Ajaran 2014/2015 tidak ada satupun siswa

Dengan pendekatan balanced scorecard manajemen dapat melakukan suatu simulasi dari keempat perspektif (pelanggan dapat melihat bahwa kinerja PT.X yang lebih baik)

Model kompetensi ini nantinya dapat digunakan sebagai acuan manajemen sumber daya manusia pada Kepala Unit Departemen Sales dalam proses seleksi, pelatihan

Berangkat dari permasalahan di atas, penulis merumuskan masalah dalam penulisan tesis ini; (1) Bagaimana cara mendesain bahan ajar dengan pengembangan