KELAS PUTRA, KELAS PUTRI, DAN KELAS CAMPURAN
MATERI GETARAN
DI SMA N 1 KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Taufik Yulianto 4201408091
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 4 April 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si.
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, Dan
Kelas Campuran Materi Getaran Di SMA N 1 Kradenan Kabupaten
Grobogan
disusun oleh
Taufik Yulianto
4201408091
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Universitas
Negeri Semarang pada hari Kamis tanggal 4 April 2013.
Panitia:
Ketua Sekretaris
Prof.Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si.
NIP. 19631012 198803 1 001 NIP. 196306101989011002
Ketua Penguji
Dra. Siti Khanafiyah, M.Si.
NIP. 19520521 197603 2 001
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/ Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si.
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat
dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Semarang, 24 April 2013
Taufik Yulianto
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. Persipakan diri untuk mati.
2. Sabar, Sukur, Iklas.
3. Dalan urip iku ono mestine, podo eling lan waspodo. Dalan urip iku ono
watese.
Karya ini aku persembahkan kepada:
1. Ayahku dan ibuku, bagai langit dan bumi yang memberi
kehidupan.
2. Ketiga adikku (Sigit, Feri, Riski), yang menyiratkan
semangat.
3. Guru sejati.
4. Mas-mas, kakak-kakak, sahabat-sahabat, rekan-rekanita,
teman-teman, dan adik-adik yang mengisi halaman buku
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
nikmat-Nya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi berjudul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, Dan Kelas Campuran Materi Getaran Di SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan”.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa
saran, bimbingan, petunjuk, dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
3. Dr. Khumaedi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
4. Bambang Subali, M.Pd. sebagai Dosen Wali yang telah membimbing dan
mengarahkan selama studi berlangsung.
5. Drs. Sukiswo Edi Supeni, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi penulis selama penyusunan
6. Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi penulis selama penyusunan
skripsi.
7. Seluruh Dosen Jurusan Fisika, atas ilmu yang diberikan.
8. Drs. H. Haryono, selaku Kepala SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan
yang telah memberikan ijin penelitian.
9. Dyah Narwati, S.Pd, selaku guru fisika kelas XI SMA N 1 Kradenan
Kabupaten Grobogan yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
10. Irham, Mukmin dan seluruh teman yang telah membantu selama studi,
penelitian, dan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurahan. Untuk itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap
semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan khususnya
pengembangan pendidikan fisika..
Semarang, April 2013
ABSTRAK
Yulianto, Taufik. 2013. Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran Materi Getaran Di SMA N 1 Kradenan
Kabupaten Grobogan. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si.
Kata kunci: studi perbandingan, hasil belajar fisika, kelas putra, kelas putri, kelas campuran.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya pengaturan kelas termasuk komposisi teman belajar. Hasil observasi menunjukkan bahwa kelas sejenis mempunyai hasil belajar fisika yang lebih baik dari pada kelas campuran. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian-penelitian yang mengambil objek kajian tentang kelas sejenis dan kelas campuran. Perbedaan kemampuan antara siswa putra dan siswa putri mengakibatkan interaksi antar siswa dalam kelas putra, kelas putri, maupun kelas campuran yang berbeda. Dalam pembelajaran fisika, idealnya menggunakan metode praktikum dan diskusi. Hal ini sangat memerlukan interaksi antar siswa. Interaksi ini juga menyebabkan perbedaan hasil belajar ketiga kelas. Rumuasan masalah penelitian ini adalah adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran serta manakah kelas yang lebih baik? Penelitian ini akan menunjukkan perbandingan hasil belajar antara ketiga kelas tersebut.
Jenis penelitian ini merupakan true experimental dengan metode pembelajaran praktikum dan diskusi. Subjek penelitian adalah kelas putra 18 siswa, kelas putri 18 siswa, dan kelas campuran 18 siswa yang dipilih dan dibentuk dari siswa kelas XI IPA SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan. Data diambil dengan menggunakan tes, observasi, dokumentasi, dan angket. Data kognitif dianalisis dengan uji analisis varians, uji t, dan ketuntasan klasikal, sedangkan data psikomotorik dan data afektif dianalisis dengan deskriptif persentase.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………. v
ABSTRAK ……….. vii
DAFTAR ISI ………... viii
DAFTAR TABEL ………...……… xii
DAFTAR GAMBAR ……….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………... xiv
BAB 1. PENDAHULUAN ……….. 1
1.1 Latar Belakang ………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……… 4
1.3 Tujuan Penelitian ………. 5
1.4 Manfaat Penelitian ………... 5
1.5 Penegasan Istilah ………. 6
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ……….. 7
2. LANDASAN TEORI ………. 8
2.1 Hasil Belajar ……… 8
2.1.1 Pengertian Belajar ………. 8
2.1.2 Hasil Belajar ……….. 9
2.1.2.1 Ranah Kognitif ………. 10
2.1.2.2 Ranah Afektif ………. 10
2.1.2.3 Ranah Psikomotorik ………. 11
2.2 Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran ……… 12
2.2.1 Kelompok Sosial ………... 12
2.2.2 Interaksi Sosial ……….. 13
2.2.3 Interaksi Kelas Putra dan Kelas Putri ……… 14
2.3 Tinjauan Materi ……… 15
2.3.1 Pegas …………..……… 15
2.3.2 Susunan Pegas ……….. 16
2.3.2.1 Susunan Seri ……… 16
2.3.2.2 Susunan Paralel ……… 17
2.3.3 Periode dan Frekuensi Getaran ………. 17
2.3.4 Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase Getaran ………. 20
2.3.5 Energi Getaran Pegas ……… 22
2.4 Kerangka Berfikir ……… 23
3. METODE PENELITIAN ……….. 25
3.1 Populasi dan Sampel ……… 25
3.1.1 Populasi ………. 25
3.1.2 Sampel ……….. 25
3.2 Variabel ……… 26
3.2.1 Variabel Bebas ……….. 26
3.2.2 Variabel Terikat ……… 26
3.3 Desain Penelitian ………. 26
3.4 Pelaksanaan ………. 28
3.5 Instrumen ………. 28
3.5.1 Validitas ……… 28
3.5.2 Reliabilitas ……… 30
3.5.3 Taraf Kesukaran ……… 31
3.5.4 Daya Pembeda Soal ……….. 32
3.6 Metode Pengumpulan Data ………. 34
3.6.1 Metode Tes ……… 34
3.6.2 Metode Observasi ………. 34
3.6.3 Metode Angket ………. 34
3.6.4 Metode Dokumentsai ……… 34
3.7 Metode Analisis Data ……….. 34
3.7.1 Analisis Tahap Awal ………. 34
3.7.1.2 Uji Homogenitas ……….. 35
3.7.2 Analisis Tahap Akhir ……… 36
3.7.2.1 Analisis Tes Hasil Belajar ……….. 36
3.7.2.2 Analisis Lembar Observasi ……….. 36
3.7.2.3 Uji Normalitas ………... 37
3.7.2.4 Uji Homogenitas ………. 37
3.7.2.5 Uji Analisis Varians ………...………. 38
3.7.2.6 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ………. 39
3.7.2.7 Ketuntasan Belajar Secara Klasikal ……… 39
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 40
4.1 Hasil Penelitian ………... 40
4.1.1 Hasil Analisis Tahap Awal ……… 40
4.1.1.1 Uji Homogenitas Populasi ……….. 40
4.1.1.2 Uji Normalitas Sampel ………... 41
4.1.1.3 Uji Analisis Varians Sampel ………... 41
4.1.2 Hasil Analisis Tahap Akhir ………... 41
4.1.2.1 Hasil Analisis Data Kognitif ……… 42
4.1.2.1.1Uji Normalitas Tes ……… 42
4.1.2.1.2Uji Homogenitas Tes ……… 42
4.1.2.1.3Uji Analisis Varians Tes ………... 43
4.1.2.1.4Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Tes ………… 43
4.1.2.1.5Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes ………. 44
4.1.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik ………. 44
4.1.2.2.1Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putra ………... 44
4.1.2.2.2Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putri ……….… 45
4.1.2.2.3Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Campuran ……….... 47
4.1.2.2.4Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik … 48
4.1.2.3.1Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas
Putra ………..… 49
4.1.2.3.2Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Putri ………...…… 50
4.1.2.3.3Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Campuran ………...…… 51
4.1.2.3.4Perbandingan Hasil Belajar Afektif ………. 53
4.1.2.4 Hasil Belajar Secara Umum ………... 54
4.2 Pembahasan ……….. 54
4.2.1 Pembahasan Hasil Belajar Psikomotorik ……….. 55
4.2.2 Pembahasan Hasil Belajar Afektif ……… 57
4.2.3 Pembahasan Hasil Belajar Kognitif ……….. 59
5. PENUTUP ……….. 62
5.1 Simpulan ……….. 62
5.2 Saran ………. 62
DAFTAR PUSTAKA ……….. 63
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Hasil Belajar Fisika MA Salafiyah Kajen dan MA Silahul Ulum ……. 2
3.1 Jumlah Populasi Penelitian ……… 25
3.2 Desain penelitian ………... 26
3.3 Validitas Soal ………. 30
3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ... 31
3.5 Indeks Kesukaran Soal ………... 32
3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal ... 33
3.7 Daya Pembeda Soal ………...…. 33
3.8 Butir-Butir Soal Yang Memenuhi Syarat ……… 33
3.9 Ringkasan Analisis Varians ………. 38
4.1 Data Populasi ………..….... 40
4.2 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Populasi ……… 40
4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Sampel ………. 41
4.4 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Sampel ……… 41
4.5 Hasil Belajar Konitif (Tes) ……….. 42
4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Tes ………... 42
4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Tes ………... 42
4.8 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Tes ……….…….... 43
4.9 Hasil Perhitungan Uji t Data Tes ……….. 43
4.10 Hasil Perhitungan Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes ………... 44
4.11 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra …………...…….. 44
4.12 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri ………... 45
4.13 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Campuran …………... 47
4.14 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik ……….. 48
4.15 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putra ………... 49
4.16 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putri ……….... 50
4.18 Perbandingan Hasil Belajar Afektif ………... 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Sistem Pegas……….……….. 15 2.2 Pegas-Pegas Disusun Seri……….…….. 16 2.3 Pegas-Pegas Disusun Paralel……….……. 16 2.4 Proyeksi Titik A pada Sumbu y dan Grafik Sinusoidal Getaran ….….. 17 2.5 Proyeksi Titik A pada Sumbu y dan Grafik Cosinusoidal Getaran …... 18 3.1 Skema Alur Penelitian ……… 27 4.1 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik Antara Kelas Putra,
Kelas Putri, dan Kelas Campuran ……….………. 55 4.2 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Afektif Antara Kelas Putra,
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ... 67
2. RPP ... 69
3. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ... 78
4. Soal Uji Coba ... 79
5. Daftar Nama Siswa Uji Coba Soal ... 88
6. Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Reliabilitas Soal Uji Coba ... 89
7. Kisi-Kisi Soal Penelitian ... 93
8. Soal Penelitian ... 94
9. Pedoman Observasi Penilaian Hasil Belajar Afektif ... 100
10. Lembar Observasi Penilaian Hasil Belajar Afektif ... 101
11. Pedoman Observasi Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik ... 102
12. Lembar Observasi Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik ... 103
13. Lembar Kerja Siswa ... 104
14. Lembar Diskusi Siswa ... 112
15. Lembar Angket Siswa ... 116
16. Daftar Nilai Hasil UTS Kelas XI IPA ... 118
17. Uji Homogenitas Populasi ... 119
18. Daftar Nilai Hasil UTS Kelas Sampel ... 120
19. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Putra ... 121
20. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Putri ... 122
21. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Campuran ... 123
22. Uji Analisis Varian Data Sampel ... 124
23. Daftar Nama Siswa Kelas Putra ... 126
24. Daftar Nama Siswa Kelas Putri ... 127
25. Daftar Nama Siswa Kelas Campuran ... 128
27. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Putra ... 130
28. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Putri ... 131
29. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Campuran ... 132
30. Uji Homogenitas Data Nilai Tes ... 133
31. Uji Analisis Varian Data Nilai Tes ... 134
32. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putra Dan Kelas Putri ... 136
33. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putra Dan Kelas Campuran ... 137
34. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putri Dan Kelas Campuran ... 138
35. Perhitungan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal Tes ... 139
36. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra .... 141
37. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri ... 142
38. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Campuran ... 143
39. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putra ... 144
40. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putri ... 145
41. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Campuran ... 146
42. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil Belajar Psikomotorik dan Afektif ... 147
43. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ……….. 148
44. Surat Ijin Penelitian ………... 149
45. Surat Keterangan Penelitian ……….. 150
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk menyalurkan pengetahuan, wawasan,
dan keterampilan tertentu pada seseorang agar dapat mengembangkan dirinya
untuk bertahan menghadapi perubahan. Menurut Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Keberhasilan tujuan pendidikan yang direncanakan tersebut
dapat diukur dengan berbagai indikator, salah satu indikator tersebut adalah hasil
belajar siswa.
Baik atau tidaknya hasil belajar siswa tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri siswa, yaitu keadaan/kondisi jasmani dan rohani
siswa, meliputi aspek fisiologis (kondisi tubuh dan panca indra) dan aspek
psikologis (intelegensi, sikap, bakat, cara belajar, minat, dan motivasi). Faktor
eksternal yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa, terdiri atas faktor lingkungan
sosial (guru, teman, masyarakat, dan keluarga) dan faktor lingkungan non sosial
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada dua sekolah berlatar belakang
sama diperoleh data hasil belajar fisika seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1
Hasil Belajar Fisika MA Salafiyah Kajen dan MA Silahul Ulum Tahun 2012
Sekolah MA Salafiyah Kajen MA Silahul Ulum Jenis kelamin Laiki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Jumlah siswa 28 35 17 21
Nilai rata-rata siswa
79 80 69 74
Nilai rata-rata keseluruhan
80 70
Pada MA Salafiyah Kajen diberlakukan kebijakan pemisahan kelas antara
siswa putra dengan siswa putri. Kebijakan tersebut berkaitan dengan sejarah
berdirinya MA Salafiyah Kajen yang berada dibawah wewenang yayasan
Salafiyah Kajen. Yayasan ini mulanya merupakan pondok pesantren yang
memberlakukan pemisahan santri putra dan santri putri saat pengajian
berlangsung. Sedangakan pada MA Silahul Ulum siswa putra dan siswa putri
dijadikan satu kelas. Awal terbentuknya MA Silahul Ulum tidak terlepas dari MI
dan MTs Silahul Ulum yang telah ada sebelumnya dan merupakan wadah lanjutan
bagi lulusan MI dan MTs tersebut. Dari tabel terlihat bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.
Perbedaan hasil belajar tersebut diperkuat dengan adanya hasil dari
penelitian-penelitian yang mengambil objek kajian tentang kelas sejenis dan kelas
campuran. Penelitian Rennie dan Parker (1997) yang secara umum
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi belajar matematika pada kelas
Chang, dan Liu (2011) yang bertema sama mendapati hal yang sama yaitu
terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.
Penelitian oleh Harianto (2005) menyebutkan adanya perbedaan prestasi belajar
biologi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.
Sadker (1994) menyebutkan bahwa ada hubungan antara hasil belajar
dengan jenis kelamin. Penelitian lain oleh sekolah di Inggris didapatkan bahwa
siswa putri yang belajar disekolah putri lebih cerdas dibandingkan dengan siswa
disekolah campuran. Didapati pula dari 71.286 siswa yang mengikuti program
sekolah menengah disekolah khusus putri antara tahun 2005 sampai tahun 2007
diperoleh hasil yang lebih baik. Sementara itu lebih dari 647.942 siswa putri yang
mengikuti ujian disekolah campuran diperoleh 20% tidak sesuai harapan.
Hasil tersebut berkaitan dengan perkembangan otak laki-laki dan
perempuan pada usia 12-16 tahun yang berbeda, karena selama puber
perkembangan otak perempuan lebih cepat dua tahun daripada laki-laki. Ini
menjelaskan mengapa siswa putra lebih sulit belajar bahasa, tetapi lebih cepat
menyerap pelajaran matematika daripada siswa putri. Hasil tersebut diperkuat
oleh pendapat Gurian dan Henley (dalam Carol 2006) yang menyatakan:
“Anak perempuan adalah pendengar yang lebih baik daripada anak laki-laki, mendengar lebih banyak dari apa yang dikatakan, dan lebih reseptif terhadap kebanyakan rincian dalam pelajaran atau percakapan. Anak laki-laki cenderung mendengar lebih sedikit dan lebih sering meminta bukti jelas untuk mendukung guru atau orang lain. Anak perempuan lebih mampu berfikir secara abstrak dan intruksional”.
Perbedaan kemampuan ini juga mempengaruhi cara berinteraksi antar teman
belajar dalam kelas. Pembagian kelas berdasarkan jenis kelamin sebagai teman
Siswa dalam kelas putra sering bercanda dengan tujuan membuat diri mereka
sebagai orang yang hebat dan cenderung berbicara terbuka pada teman belajarnya.
Jadi interaksi antar anggota kelas putra juga lebih terbuka. Kelas putri memiliki
interaksi yang baik dikarenakan kemampuan mereka dalam berkomunikasi
terutama dengan sesamanya. Cara berkomunikasi inilah yang menjadikan suasana
keakraban dalam kelas. Sedangkan siswa kelas campuran memiliki kecanggungan
dalam berinteraksi karena kehadiran lawan jenis, kecanggungan ini karena
timbulnya rasa malu dan adanya norma tertentu. Di Indonesia sendiri, perbedaan
posisi antara laki-laki dan perempuan sangat besar dan masih dipandang sebagai
penghambat terhadap proses belajar disekolah yang berlatar belakang agama,
terutama agama Islam. Dan tidak menutup kemungkinan hal yang sama juga
terjadi di sekolah umum. Sedangkan pembelajaran fisika merupakan kegiatan
yang idealnya banyak melakukan praktek, sehingga interaksi antar siswa akan
sering terjadi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengadakan penelitian
yang berjudul : Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran Pada Materi Getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini masalah yang diteliti adalah:
1) Adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri,
dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten
2) Manakah hasil belajar siswa yang lebih baik antara kelas putra, kelas putri,
dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten
Grobogan?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1) Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra,
kelas putri, dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan
Kabupaten Grobogan.
2) Mengetahui hasil belajar siswa yang lebih baik antara kelas putra, kelas
putri, dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten
Grobogan.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Bagi sekolah, sebagai informasi dalam menyusun kelas dan menempatkan
siswa.
2) Bagi peneliti, digunakan untuk menambah pengetahuan dalam membekali
diri sebagai calon guru fisika yang memperoleh pengalaman penelitian
secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal sebagai guru dalam
1.5
Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah, antara lain:
1) Studi Perbandingan
Studi perbandingan merupakan penelitian yang berusaha untuk
membandingkan dua hal atau lebih. Perbandingan ini ditunjukkan dengan
adanya perbedaan hasil belajar antar kelas, serta urutan hasil belajar kelas
dari yang tertinggi hingga terendah. Perbedaan hasil belajar kognitif,
psikomotorik, dan afektif dianalisis melalui analisis varians dan uji t dengan
taraf kepercayaan 90%.
2) Hasil Belajar Fisika Sesaat
Hasil belajar fisika sesaat adalah hasil yang telah dicapai seseorang
setelah mengalami proses belajar fisika yang dilakukan dalam waktu singkat
dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi, hasil belajar meliputi tiga
aspek yaitu: kognitif, psikomotorik, dan afektif.
3) Kelas Putra
Kelas putra adalah kelas yang terdri dari siswa berjenis kelamin putra
saja.
4) Kelas Putri
Kelas putri adalah kelas yang terdri dari siswa berjenis kelamin putri
saja.
5) Kelas Campuran
Kelas campuran adalah kelas yang terdiri dari siswa putra dan siswa
1.6
Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika dalam skripsi ini disusun dengan tujuan agar pokok-pokok
masalah dibahas secara urut dan terarah. Sistematika terdiri dari tiga bagian yaitu
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
(1) Bagian awal skripsi berisi judul, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan,
persembahan, motto, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
dan daftar lampiran.
(2) Bagian isi skripsi dibagi atas lima bab.
Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan
sistematika penulisan skripsi.
Bab II Landasan teori yang berisi kajian hasil belajar, kajian kelas
putra, kelas putri, dan kelas campuran, dan kajian pegas dan
getaran serta berisi kerangka berfikir penelitian.
Bab III Metode penelitian berisi tentang desain penelitian, subjek
penelitian, lokasi penelitian, variabel dan indikator,
pengambilan data penelitian, dan analisis data.
Bab IV Hasil dan pembahasan berisi tentang perbandingan hasil belajar
kognitif, psikomotorik, afektif antara kelas putra, kelas putri,
dan kelas campuran. Adapun dalam pembahasan menerangkan
pengaruh-pengaruh yang menyebabkan terjadinya hasil tersebut.
Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran bagi penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Hasil Belajar
2.1.1 Pengertian BelajarBelajar memiliki pengertian yang berbeda-beda. Gagasan UNESCO yang
dilaporkan oleh Delors (1997) tentang empat pilar pendidikan, yakni: learning to
know (belajar mengetahui), learning to do (belajar berbuat), learning to be
(belajar menjadi), dan learning to live together (belajar hidup bersama)
merupakan salah satunya.
Beberapa pengertian belajar menurut para ahli. Mudzakir (1997:34)
mengartikan belajar sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah
laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Winkel
(1997:193) berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai
suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan
nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Sedangkan
menurut Wahyuningsih (2004) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan,
dan ilmu pengetahuan yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan.
2.1.2 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian
tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri
dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil akhir pengambilan
keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar
mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa
bertambah dari hasil sebelumnya (Djamarah, 2000: 25).
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid
dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Sukmadinata (2007: 102) mengatakan hasil belajar merupakan realisasi
atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang. Sedangkan hasil belajar menurut Arikunto (2008:63) sebagai hasil
yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,yaitu:
2.1.2.1Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan,
dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup enam aspek meliputi
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, penilaian.
Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2)
pilihan ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5)
jawaban atau isian singkat, (6) menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans.
2.1.2.2Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah
afektif dalam penelitian ini yaitu berupa keterampilan sosial (social skill). Secara
teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu:
a) laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket
anonim,
b) pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar
pengamatan.
Penilaian dilakukan melalui cara pengamatan, aspek penilaiannya meliputi
(a) Tanggung jawab diartikan sebagai sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan YME. Tanggung jawab berkaitan tentang
kehadiran, penggunaan alat, dan pengerjaan tugas.
(b) Kerjasama merupakan perilaku yang dilakukan oleh beberapa orang untuk
mencapai tujuan bersama. Kerjasama bisa dalam bentuk keikutsertaan,
dukungan, maupun keaktifan dalam kegiatan.
(c) Kreatifitas merupakan berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau
logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang
telah dimiliki.
2.1.2.3Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik meliputi persepsi, kesiapan,
gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, kreativitas.
Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur
melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama
proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran,
yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran
Metode pengukuran ranah psikomotorik dalam penelitian ini adalah
observasi berbantuan lembar observasi dengan aspek penilaian yaitu
berkomunikasi dengan teman, menggunakan alat praktikum, dan ketepatan waktu
selama praktikum.
(a) Berkomunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Komponen komunikasi minimal
terdiri dari pengirim informasi, penerima, dan informasi yang disampaikan.
Suatu komunikasi dikatakan berhasil apabila penerima dapat mengerti
informasi yang disampaikan dengan jelas.
(b) Menggunakan alat meliputi persiapan alat dan bahan, pelaksanaan mencari
nilai besaran sesuai prosedure, dan merapikan alat.
(c) Ketepatan waktu disini adalah waktu pelaksanaan praktikum tidak melewati
batas waktu yang telah ditentukan.
2.2
Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran
2.2.1 Kelompok SosialKelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup
bersama, karena adanya hubungan diantara mereka. Dalam kelompok sosial
dikenal adanya InGroup dan OutGroup. InGroup adalah kelompok sosial dimana
individu mengidentifikasikan dirinya. OutGroup adalah kelompok sosial yang
oleh individu diartikan sebagai lawan dari InGroupnya, misal seorang siswa putra
akan menganggap kelompok putra sebagai InGroupnya dan menganggap
2.2.2 Interaksi Sosial
Soerjono (2006:62) menyatakan bahwa “Interaksi sosial merupakan
hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara
kelompok maupun antara individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan
oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan
antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang
menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan
struktur sosial”.
“Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling
mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004). Terdapat tiga
macam interaksi sosial, yaitu interaksi antara individu dan individu, interaksi
antara individu dan kelompok, dan interaksi sosial antara kelompok dan
kelompok.
Interaksi sosial dapat terjadi dalam dua bentuk umum, yaitu yang bersifat
asosiatif dan yang bersifat disosiatif. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni
yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti
kerja sama dan asimilasi. Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Asimilasi diartikan
sebagai proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar
belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka
waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan
Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada
bentuk-bentuk pertentangan, seperti persaingan, kontravensi, dan konflik.
Persaingan merupakan suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau
kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara
kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan
konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara
tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan
atau kelompok atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap
tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi
konflik. Sedangkan yang dimaksud konflik adalah proses sosial antar perorangan
atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan
kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya jurang
pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
Interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat, yaitu kontak
sosial dan komunikasi.
2.2.3 Interaksi Kelas Putra dan Kelas Putri
Menurut teori sosiologi, suatu kelompok terbentuk karena adanya faktor
yang dimiliki bersama. Semakin banyak persamaan maka hubungan diantara
anggotanya bertambah erat. Kelas putra dan kelas putri adalah kelas yang terdiri
dari siswa berjenis kelamin sama. Berarti semakin banyak pula persamaan yang
Interaksi sosial yang mungkin muncul dalam kelas putra dan kelas putri
adalah interaksi yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada
bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan). Namun perbedaan kemampuan antara
siswa putra dan siswa putri berakibat pada beda pula hasil belajar yang diperoleh
keduanya.
2.2.4 Interaksi Kelas Campuran
Masyarakat umum mengangap siswa putri sebagai individu yang lemah,
penyabar, dan lebih banyak menggunakan perasaan. Sedangkan siswa putra
dianggap sebagai individu yang tegas, keras, dan berani. Pandangan tersebut
menimbulkan interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yang dapat mengarah
kepada bentuk-bentuk pertentangan atau konflik.
2.3
Tinjauan
Materi
2.3.1 PegasPegas merupakan benda yang bersifat elastis, artinya pegas dapat kembali
ke bentuk semula selama mendapat sejumlah gaya yang masih berada dalam batas
elastisitasnya. Namun jika gayanya melebihi batas elastisitasnya, maka sifat
[image:31.595.107.514.253.535.2]keelastisitasan dari pegas bisa hilang atau bahkan patah atau putus.
Gambar 2.1.a merupakan pegas tanpa beban.
Gambar 2.1.b menunjukkan bahwa pada
keadaan setimbang, pegas tidak mengerjakan
gaya pada benda. Apabila benda disimpangkan
Gambar 2.1.c, pegas akan mengerjakan gaya sebesar atau dapat dituliskan:
= gaya, dengan satuan N.
= konstanta pegas, dengan satuan N/m.
= pertambahan panjang, dengan satuan m.
Tanda (-) negatif menunjukkan bahwa arah gaya pegas berlawanan dengan
arah simpangannya.
2.3.2 Susunan Pegas
Secara sederhana dua pegas dapat disusun menjadi sistem pegas disusun
seri dan sistem pegas disusun paralel.
[image:32.595.108.516.230.738.2]2.3.2.1 Susunan Seri
Gambar 2.2 menunjukkan dua pegas yang disusun seri.
Pertambahan panjang pegas tersusun seri (∆xseri)
adalah jumlah pertambahan panjang pada
masing-masing pegas (∆x1 dan ∆x2), sehingga konstanta
penggantinya adalah:
2.3.2.2 Susunan Paralel
Pada susunan pegas paralel seperti Gambar 2.3
terlihat adanya dua pegas sejajar yang
ujung-ujungnya dihubungkan kemudian diberi beban, maka
pertambahan panjangnya sama dengan pertambahan
panjang masing masing pegas (∆xparalel = ∆x1 = ∆x2),
dan gaya pada sistem adalah:
Dengan memperhatikan aturan di atas, maka dapat ditentukan besar
konstanta dari pegas yang disusun seri, paralel, atau kombinasi.
2.3.3 Periode dan Frekuensi Getaran
Dengan menggabungkan persamaan (2.1) dan hukum kedua Newton
didapatkan persamaan:
[image:33.595.113.513.224.592.2]
a = percepatan benda, dengan satuan m/s2.
m = massa benda, dengan satuan kg.
Getaran pegas dapat digambarkan sebagai proyeksi sebuah titik yang
bergerak melingkar beraturan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Simpangan/proyeksi titik yang bergerak sepanjang jari-jari A pada
Gambar 2.4 dapat dituliskan dalam persamaan 2.5.
y = simpangan, dengan satuan m.
A = amplitudo getaran, dengan satuan m.
ω = kecepatan sudut, dengan satuan rad/s.
t = waktu getaran, dengan satuan s.
y y
A
x t
[image:34.595.116.516.254.733.2]0 T/4 T/2 3T/4 T
Gambar 2.4 Proyeksi titik A pada sumbu y dan grafik sinusoidal getaran ωt
Simpangan/proyeksi titik yang bergerak sepanjang jari-jari A pada
Gambar 2.5 dapat dituliskan dalam persamaan 2.6.
Turunan pertama dari y = A sin (ωt) terhadap waktu memberikan kecepatan v.
Dengan menurunkan kembali kecepatan terhadap waktu diperoleh percepatan
benda.
Dari persamaan (2.4) dan persamaan diatas diperoleh:
y y
A
x t
[image:35.595.112.513.294.628.2]0 T/4 T/2 3T/4 T 5T/4
Jadi diperoleh periode dan frekuensi pegas yang melakukan getaran
harmonik sederhana sebagai berikut.
T = periode, dengan satuan s.
f = frekuensi, dengan satuan Hz.
2.3.4 Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase Getaran
Jika pada posisi awal, titik yang melakukan getaran harmonik sederhana
pada sudut awal δ, maka simpangan persamaan (2.5) dapat dinyatakan menjadi:
keterangan :
ϕ = fase getaran , tidak bersatuan.
Jadi fase getaran dirumuskan :
Dengan demikian, jika suatu titik telah bergetar dari t1 ke t2 di mana t2 > t1
maka beda fase yang dialami titik yang bergetar tersebut adalah:
Δϕ = beda fase
Dua kedudukan suatu titik dapat dikatakan sefase atau berlawan fase jika
beda fase yang dimilikinya adalah :
Sefase
Berlawanan fase
dengan n = bilangan cacah = 0,1,2,3, . . .
Selain fase dan beda fase dikenal juga sudut fase dengan persamaan:
Sudut fase getaran harmonik sederhana dititik keseimbangan θ = 0o
sehingga y = 0, v = vmax , a = 0 sedangkan sudut fase dititik simpangan terbesar θ
= 90o sehingga y = ymax = A, v = 0, a = amax.
2.3.5 Energi Getaran Pegas
Energi potensial sebuah pegas dengan konstanta pegas k yang teregang
sejauh y dari kesetimbangannya diberikan oleh persamaan:
Energi kinetik sebuah benda bermassa m yang bergerak dengan kelajuan v
adalah:
Energi total/energi mekanik adalah jumlah energi potensial dan energi kinetik.
Ep = energi potensial, dengan satuan Nm atau J.
Ek = energi kinetik, dengan satuan Nm atau J.
Em = energi mekanik, dengan satuan Nm atau J.
2.4
Kerangka Berfikir
Siswa putri sebagian besar lebih mudah belajar bahasa dibandingkan siswa
putra, sehingga siswa putri memiliki kemampuan lebih baik dalam berkomunikasi
dengan sesamanya. Selain itu, siswa putri mampu menjadi pendengar yang baik.
Namun dibandingkan siswa putri, siswa putra memiliki kelebihan dalam belajar
matematika dan lebih meminta pembuktian dalam sebuah kasus.
Menurut teori sosiologi, suatu kelompok terbentuk karena adanya faktor
yang dimiliki bersama. Semakin banyak persamaan maka hubungan diantara
anggotanya bertambah erat. Salah satu persamaan yang sering menjadi latar
belakang adalah persamaan jenis kelamin.
Kelas yang dihuni oleh siswa putra atau siswa putri saja kemungkinan
besar antar anggota kelas akan terjalin hubungan timbal balik yang lebih positif
dibandingkan kelas campuran. Hal tersebut diperkuat dengan adanya pandangan
masyarakat yang menganggap siswa putri sebagai individu yang lemah, penyabar,
dan lebih banyak menggunakan perasaan. Sedangkan siswa putra dianggap
sebagai individu yang tegas, keras, dan berani. Akibatnya apabila siswa putra dan
pertentangan diantara kedua jenis kelamin. Pembentukan kelas merupakan
strategi agar tujuan pembelajaran tercapai.
Pembelajaran fisika bertujuan merangsang proses belajar pada diri siswa
untuk mengungkap fenomena alam yang dikemas dalam konsep-konsep fisika.
Konsep-konsep tersebut merupakan pesan yang harus dikomunikasikan melalui
pembelajaran dengan pendekatan dan metode yang sesuai. Beberapa metode yang
digunakan dalam pembelajaran fisika adalah praktikum dan diskusi. Metode
praktikum dan diskusi memaksa siswa untuk saling berinteraksi. Apabila kedua
metode tersebut dihadirkan dalam kelas campuran yang telah mengalami
pertentangan, maka akan terjadi interaksi yang kurang positif. Berbeda dengan
kelas campuran, kelas putra atau kelas putri akan lebih besar kemungkinan
terjalin kerjasama yang menguntungkan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah interaksi antar
anggota kelas. Interaksi dalam kelas putra dan kelas putri lebih baik daripada
interaksi dalam kelas campuran, sehingga hasil belajar kelas putra dan kelas putri
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel
3.1.1 PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester 1 SMA
N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah
[image:41.595.111.509.227.584.2]enam kelas. Jumlah populasi dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah siswa
1 XI IPA 1 29
2 XI IPA 2 40
3 XI IPA 3 40
4 XI IPA 4 40
5 XI IPA 5 42
6 XI IPA 6 41
Jumlah 231
3.1.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik
random sampling. Sampel diambil 9 anak secara acak dari setiap kelas yang
terdiri dari 5 siswa putra dan 4 siswa putri atau 4 siswa putra dan 5 siswa putri,
sehingga dari enam kelas diperoleh 54 siswa yang dibagi menjadi tiga kelas yaitu
18 siswa putra sebagai kelas putra, 18 siswa putri sebagai kelas putri, dan 18
3.2
Variabel
3.2.1 Variabel BebasVariabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelas, meliputi kelas
putra, kelas putri, dan kelas campuran.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas adalah
hasil belajar siswa, meliputi hasil belajar kognitif, hasil belajar psikomotorik, dan
hasil belajar afektif.
3.3
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilaksanakan berupa True Experimental,
merupakan jenis penelitian dengan menggunakan kelompok pembanding. Desain
[image:42.595.112.513.316.591.2]penelitian yang digunakan adalah random terhadap subjek.
Tabel 3.2 Desain penelitian.
Sampel Perlakuan Post-test
Kelas Putra (X1) Eksperimen dan Diskusi T2
Kelas Putri (X2) Eksperimen dan Diskusi T2
Penelitian ini memiliki alur yang bertujuan mempermudah pelaksanaan
[image:43.595.111.512.171.633.2]penelitian. Alur penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Skema alur penelitian
Ada perbedaan bidang kemampuan siswa putra dan siswa putri
Ada perbedaan pola interaksi antara kelas sejenis dengan kelas campuran
Kelas Putra Kelas Putri Kelas Campuran
Eksperimen
dan Diskusi
Eksperimen dan Diskusi
Eksperimen
dan Diskusi
Tes Tes Tes
Hasil (kognitif, psikomotorik, dan
afektif)
Hasil (kognitif, psikomotorik, dan afektif)
Hasil (kognitif, psikomotorik, dan
afektif)
Analisis dan Pembahasan
3.4
Pelaksanaan
Penelitian ini berlangsung di area SMA N 1 Kradenan Kabupaten
Grobogan semester gasal tahun ajaran 2012/2013.
3.5
Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data yang diharapkan agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160). Dalam penelitian ini instrumen yang
dibuat adalah: a) Silabus, b) Rencana pelaksanaan pembelajaran, c) Soal tes, d)
Lembar kerja siswa, e) Lembar diskusi siswa, f) Lembar observasi, dan g) Lembar
angket.
Khusus untuk instrumen soal tes diujicobakan dan dipilih soal yang
memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen yang baik. Instrumen ini berupa 34
soal tes objektif yang diujicobakan kepada siswa kelas XII IPA 6 SMA Negeri 1
Kradenan Kabupaten Grobogan yang berjumlah 32 siswa. Hasil uji coba tersebut
kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, dan
tingkat kesukaran.
3.5.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
validitas butir soal maka dapat menggunakan rumus korelasi point biseral.
Keterangan:
pbis
r = Koefisien korelasi point biserial
p
M = Rerata skor siswa yang menjawab benar
t
M
= Rerata skor siswa total
p = Proporsi skor siswa yang menjawab benar
q = Proporsi skor siswa yang menjawab salah (1-p)
t
S = Standar deviasi total
Harga
pbis
r yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel product moment.
Soal dikatakan valid jika harga rpbis > rtabel dengan taraf signifikan 5%.
Berdasarkan uji coba diperoleh hasil perhitungan validitas butir soal
nomor 1 dengan rhitung = 0,251 dan rtabel = 0,349. Karena rhitung < rtabel maka butir
soal nomor 1 tidak valid. Dengan melihat perhitungan validitas keseluruhan
[image:45.595.114.505.222.594.2]terdapat 23 butir soal valid dan 11 butir soal tidak valid yang dapat dilihat pada
Tabel 3.3 Validitas Soal
Kriteria Nomor soal
Valid 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 13, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 30, 32, 33, dan 34.
Tidak valid 1, 4, 7, 11, 12, 14, 17, 19, 25, 26, dan 31. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
3.5.2 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen itu cukup baik. (Arikunto, 2006:178). Rumus yang digunakan untuk
mencari reliabilitas instrument penelitian adalah rumus K-R. 21.
Keterangan :
r11 = Reliabilitas soal
M = Rata-rata skor awal
K = Jumlah butir soal
Vt = Variasi skor total = kuadrat simpangan baku skor total
Jika r11> rtabel maka instrument yang diuji bersifat reliable.
Hasil perhitungan reliabilitas instrument diperoleh r11 = 0,732 dengan rtabel
= 0,349. Karena r11> rtabel maka instrumen reliabel. Perhitungan selengkapnya
3.5.3 Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan indikator mudah
sukarnya soal bagi siswa. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan indeks
kesukaran.
Keterangan :
IK = Indeks kesukaran
JBA = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas
JBB = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah
JSA = banyak siswa pada kelompok atas
JSB = banyak siswa pada kelompok bawah
[image:47.595.114.482.241.647.2]Pada Tabel 3.4 disajikan kriteria tingkat kesukaran soal.
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Interval IK Kriteria
IK = 0,00 Terlalu sukar 0,01 < IK ≤ 0,30 Sukar 0,31 < IK ≤ 0,70 Sedang 0,71 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah (Arikunto, 2006: 210)
Butir soal nomor 1 dikatakan mudah karena berdasarkan hasil perhitungan
IK = 0,97. Diperoleh 1 butir soal terlalu sukar, 6 butir soal sukar, 22 butir soal
Tabel 3.5 Indeks Kesukaran Soal
Kriteria Nomor soal
Terlalu sukar 29
Sukar 4, 10, 13, 24, 28, dan 31
Sedang 3, 5, 7, 9, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 30, 32, 33, dan 34.
Mudah 1, 2, 6, 8, dan 12. Terlalu mudah -
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
3.5.4 Daya Pembeda Soal
Daya beda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar
oleh siswa-siswa yang pandai saja. Makin tinggi daya beda soal maka makin baik
pula kualitas soal tersebut. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Keterangan :
BA = Banyaknya peserta kelas atas yang menjawab soal benar
BB = Banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab soal benar
JA = Banyaknya peserta kelas atas (kelompok upper)
JB = Banyaknya peserta kelas bawah (kelompok lower)
PA = Proporsi peserta kelas atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelas bawah yang menjawab benar
Klasifikasi item instrumen berdasarkan daya bedanya disajikan pada Tabel
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pemeda Soal
Inteval Kriteria
DP≤0,00 0,00<DP≤0,20 0,20<DP≤0,40 0,40<DP≤0,70 0,70<DP≤1,00
sangat jelek jelek cukup baik
sangat baik (Arikunto, 2006: 218)
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh DP = 0,06 artinya butir soal
nomor 1 mempunyai daya beda cukup. Terdapat 8 soal yang memiliki daya beda
baik, 16 soal berdaya beda cukup, dan 10 soal berdaya beda jelek.
Tabel 3.7 Daya Pembeda Soal
Kriteria Nomor soal
Sangat jelek -
Jelek 1, 4, 7, 12, 14, 17, 19, 25, 29, dan 31
Cukup 2, 5, 6, 9, 10, 11, 13,18, 20, 21, 26, 27, 28, 30, 33, dan 34. Baik 3, 8, 15, 16, 22, 23, 24, dan 32.
Sangat baik -
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
Berdasarkan hasil analisis uji coba (validitas, reliabilitas, daya beda, dan
indeks kesukaran) diperoleh 22 butir soal dari 34 butir soal uji coba yang
memenuhi syarat sebagai instrumen penelitian. Butir-butir soal yang memenuhi
syarat kemudian dipilih kembali menjadi 20 butir soal dan diubah nomor itemnya.
Tabel 3.8 Butir-Butir Soal Yang Memenuhi Syarat
Soal Nomor item Soal
Uji Coba 2 3 5 6 8 9 10 13 15 16 18 Penelitian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3.6
Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Metode TesDalam penelitian ini digunakan tes tertulis yang diberikan pada akhir
pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa.
3.6.2 Metode Observasi
Observasi dilakukan untuk mengambil data nilai psikomotorik dan nilai
afektif.
3.6.3 Metode Angket
Angket digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah
afektif.
3.6.4 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
dokumen dan data–data yang mendukung penelitian yang berupa daftar nama
siswa, daftar nilai, foto selama penelitian berlangsung.
3.7
Metode Analisis Data
3.7.1 Analisis Tahap AwalAnalisis tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaan populasi,
menentukan sampel dan mengetahui keadaan awal sampel. Analisis yang
3.7.1.1Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data sampel
berdistribusi normal atau tidak. Apabila berdistribusi normal maka memenuhi
syarat dijadikan sampel penelitian. Untuk melakukan uji normalitas menggunakan
Chi-Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
χ2
= chi kuadrat
= frekuensi yang diobservasi
= frekuensi yang diharapkan
Jika χ2hitung ≤χ2tabel, maka data terdistribusi normal (Sugiyono, 2007: 172).
3.7.1.2Uji Homogenitas
Pada awal penelitian, peneliti harus mengetahui populasi yang akan diteliti
memiliki varians yang sama atau tidak. Apabila populasi memiliki varians yang
sama (homogen) maka teknik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan teknik
random sampling. Uji homogenitas dilakukan menggunakan varians terbesar
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka data bersifat homogen, jika Fhitung ≥ Ftabel maka
data tidak homogen (Sugiyono, 2007: 199).
3.7.2 Analisis Tahap Akhir
Pada tahap ini selanjutnya membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan.
3.7.2.1Analisis Tes Hasil Belajar
Data dari hasil tes kognitif berupa tes dihitung menggunakan rumus:
Ketuntasan dapat dilihat dari nilai siswa sekurang-kurangnya 76% dari
nilai total.
3.7.2.2Analisis Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk menilai aspek psikomotorik dan aspek
afektif siswa. Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan
menggunakan rumus:
Hasil tersebut kemudian ditafsirkan dengan rentang kualitatif, yaitu:
85% - 100% = sangat baik
55% - 64% = cukup baik
0% - 54% = kurang baik (Aqib, 2011: 161)
3.7.2.3Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data hasil penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk menentukan
teknik statistik yang digunakan. Apabila data berdistribusi normal maka statistik
yang digunakan adalah statistik parametrik, dan data tidak berdistribusi normal
digunakan statistik nonparametrik. Untuk melakukan uji normalitas menggunakan
Chi-Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
χ2
= chi kuadrat
= frekuensi yang diobservasi
= frekuensi yang diharapkan
Jika χ2hitung ≤χ2tabel, maka data terdistribusi normal (Sugiyono, 2007: 172).
3.7.2.4Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan menggunakan varians terbesar dibandingkan
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka data bersifat homogen, jika Fhitung ≥ Ftabel maka
data tidak homogen (Sugiyono, 2007: 199).
3.7.2.5Uji Analisis Varians
Uji analisis varians digunakan untuk menguji kesamaan varians yang lebih
dari dua nilai. Dengan menggunakan uji ini dapat diketahui perbedaan hasil
[image:54.595.111.507.306.603.2]belajar tiga kelompok data sekaligus. Uji analisis varians dapat dirumuskan:
Tabel 3.9 Ringkasan Analisis Varians
Sumber JK db MK F
Kelompok (k) ∑X2k/nk - ( XT)2/N k-1 JKk : dbk MKk :Mkd
Dalam (d) JKT - JKk N-k JKd : dbd
Total (T) ∑X2T - ( XT)2/N N-1
Keterangan:
X2 = Jumlah nilai kuadrat
X = Jumlah nilai
N = Jumlah subjek penelitian
JK = Jumlah kuadrat
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima. Dimana H0 = tidak ada perbedaan hasil
3.7.2.6Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Uji t digunakan untuk menguji perbedaan rerata dari dua nilai. Dari hasil
uji t akan diketahui kelas yang memiliki hasil belajar yang lebih baik. Uji t
tersebut dapat dirumuskan:
Jika thitng≤ ttabel maka hipotesis nihil H0 diterima. Dimana H0 = tidak ada
perbedaan hasil belajar antara kedua kelas yang dibandingkan, dan H1 = ada
perbedaan hasil belajar antara kedua kelas yang dibandingkan.
3.7.2.7Ketuntasan Belajar Secara Klasikal
Keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah
siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal
Keterangan:
n = jumlah seluruh siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk hasil analisis tahap awal dan hasil
analisis tahap akhir.
4.1.1 Hasil Analisis Tahap Awal
Data yang digunakan adalah nilai ujian tengah semester gasal dari populasi
[image:56.595.111.511.265.572.2]kelas XI IPA yang berjumlah 6 kelas. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Populasi
No Kelas n Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata
1 XI IPA 1 29 45,00 90,00 69,05
2 XI IPA 2 40 40,00 92,50 70,13
3 XI IPA 3 40 42,50 100,00 82,50
4 XI IPA 4 40 40,00 100,00 82,19
5 XI IPA 5 42 65,00 100,00 87,56
6 XI IPA 6 41 30,00 97,50 74,70
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16.
4.1.1.1Uji Homogenitas Populasi
Hasil perhitungan uji homogenitas data populasi disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Populasi
Kelas n χ2hitung χ2tabel Kriteria
XI IPA 1 29
1,68 1,69 Homogen
XI IPA 2 40
XI IPA 3 40
XI IPA 4 40
XI IPA 5 42
XI IPA 6 41
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17.
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data populasi diperoleh χ2hitung <
χ2
tabel maka dapat disimpulkan bahwa populasi bersifat homogen sehingga teknik pengambilan sampel dapat dilakukan.
4.1.1.2Uji Normalitas Sampel
[image:57.595.111.514.277.573.2]Hasil perhitungan uji normalitas data populasi disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Sampel
Kelas χ2hitung χ2tabel Kriteria
Putra 6,89 11,1 Normal
Putri 6,95 11,1 Normal
Campuran 8,34 11,1 Normal Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19-21.
Berdasarkan perhitungan uji normalitas data populasi pada ketiga kelas
diperoleh χ2hitung < χ2tabel maka dapat disimpulkan ketiga kelas berdistribusi normal.
4.1.1.3Uji Analisis Varians Sampel
Hasil perhitungan uji analisis varians data sampel disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Sampel
Sumber JK db MK Fhitung Ftabel Kriteria
Kelompok (k) 44,44 2 22,22 0,0002
3,15
Varians tidak berbeda
Dalam (d) 6397023,26 51 125431,83
Total (T) 6307067,71 54
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22.
Berdasarkan perhitungan uji analisis varians data sampel diperoleh Fhitung <
Ftabel berarti sampel memiliki varians yang tidak berbeda.
4.1.2 Hasil Analisis Tahap Akhir
Data yang dianalisis adalah data hasil belajar kognitif (tes), data hasil belajar
4.1.2.1Hasil Analisis Data Kognitif
Data yang dianalisis sebagai hasil belajar kognitif adalah data nilai tes.
[image:58.595.113.505.226.589.2]Gambaran hasil belajar kognitif disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Belajar Kognitif (Tes)
Kelas Putra Putri Campuran
Nilai rata-rata 58,89 61,94 57,22
Simpangan baku 13,90 12,26 15,57
Nilai tertinggi 85 85 90
Nilai terendah 40 40 25
Rentang 45 45 65 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26.
4.1.2.1.1 Uji Normalitas Tes
Hasil perhitungan uji normalitas data tes disajikan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Tes
Kelas χ2hitung χ2tabel Kriteria
Putra 5,69 9,49 Normal
Putri 7,59 9,49 Normal
Campuran 1,25 12,59 Normal
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27-29.
Berdasarkan perhitungan uji normalitas data tes pada ketiga kelas diperoleh
χ2
hitung < χ2tabel maka dapat disimpulkan ketiga kelas berdistribusi normal. 4.1.2.1.2 Uji Homogenitas Tes
Hasil perhitungan uji homogenitas data tes disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Tes
Kelas N χ2hitung χ2tabel Kriteria
Putra 18
1,61 3,07 Homogen
Putri 18 Campuran 18
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data tes diperoleh χ2hitung < χ2tabel
maka dapat disimpulkan ketiga kelas bersifat homogen.
4.1.2.1.3 Uji Analisis Varians Tes
[image:59.595.110.510.249.576.2]Hasil perhitungan uji analisis varians tes disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Tes
Sumber JK db MK Fhitung Ftabel Kriteria
Kelompok (k) 206,48 2 103,24 0,002
3,15
Varians tidak berbeda
Dalam (d) 3237295,83 51 63476,39
Total (T) 3237502,31 53
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.
Berdasarkan perhitungan uji analisis varians data tes diperoleh Fhitung < Ftabel,
maka ketiga kelas memiliki varians yang tidak berbeda dan dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar kognitif kelas putra, kelas putri dan kelas campuran sama.
4.1.2.1.4 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Tes
Hasil perhitungan uji t data tes disajikan padaTabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji t Data Tes
Sumber Putra dan putri Putra dan campuran Putri dan campuran
thitung 0,698 0,339 1,011
ttabel 2,042 2,042 2,042
Kriteria Tidak berbeda Tidak berbeda Tidak berbeda
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32-34.
Berdasarkan perhitungan uji t data tes putra dan tes putri diperoleh thitung <
ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tes yang signifikan
antara kelas putra dan kelas putri. Hal yang sama juga terjadi antara kelas putra dan
4.1.2.1.5 Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes
Hasil perhitungan uji ketuntasan belajar klasikal disajikan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes
Kelas Putra Putri Campuran
(%)hitung 11,1 % 11,1 % 16,7 %
(%) table 85 % 85 % 85 %
Kriteria Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 35.
Hasil perhitungan tersebut mengacu pada ketuntasan belajar individu yang
mencapai KKM (kriteria ketuntasa minimal) sekolah yaitu sebesar 76.
4.1.2.2Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik
4.1.2.2.1 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putra
Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar
[image:60.595.107.517.303.576.2]psikomotorik kelas putra yang disajikan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra
Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah
skor
Rata -rata
(%) Kategori 1 2 3
Komunikasi 3 8 7 40 2,22 74,07 B
Menggunakan alat 0 5 13 49 2,72 90,74 A
Ketepatan waktu 5 5 8 39 2,17 72,22 B
Rata-rata skor 2,37 79,01 B
1) Pada aspek penilaian komunikasi, siswa mendapat skor 40 dengan rata-rata 2,22.
Hal ini ditunjukkan adanya 7 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa sering
berkomunikasi dengan teman dan memahami pesan yang dikomunikasikan.
dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan. Dan ada 3 siswa
yang mendapat skor 1 karena siswa jarang berkomunikasi dengan teman.
2) Pada aspek penilaian penggunaan alat, siswa mendapat skor 49 dengan rata-rata
2,72. Hal ini ditunjukkan adanya 13 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa
menggunakan alat sesuai prosedur dan selalu merapikan alat setelah digunakan.
Terdapat 5 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menggunakan alat sesuai
prosedur tetapi jarang merapikan alat setelah digunakan.
3) Pada aspek penilaian ketepatan waktu, siswa mendapat skor 39 dengan rata-rata
2,17. Hal ini ditunjukkan adanya 8 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa
menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya sesuai perintah/prosedur. Terdapat 5
siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menyelesaikan tugas tepat waktu dan
isinya tidak sesuai perintah/prosedur. Dan ada 5 siswa yang mendapat skor 1
karena siswa menyelesaikan tugas tidak tepat waktu dan isinya tidak sesuai
perintah/prosedur.
4.1.2.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putri
Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar
psikomotorik kelas putri yang disajikan pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri
Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah
skor
Rata -rata
(%) Kategori 1 2 3
Komunikasi 3 7 8 41 2,28 75,93 B
Menggunakan alat 6 9 3 33 1,83 61,11 C
Ketepatan waktu 8 8 2 30 1,67 55,56 C
1) Pada aspek penilaian komunikasi, siswa mendapat skor 41 dengan rata-rata 2,28.
Hal ini ditunjukkan adanya 8 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa sering
berkomunikasi dengan teman dan memahami pesan yang dikomunikasikan.
Terdapat 7 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa sering berkomunikasi
dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan. Dan ada 3 siswa
yang mendapat skor 1 karena siswa jarang berkomunikasi dengan tema