ii
SMK’s teacher training is activities program of Hall of Educator and Education Labour Training of Vocational Education (BPPTKPK) West Java. This training consist of kinds of training with several generations a year require BPPTKPK to increase their performance to process training data. Data of SMK at West Java which is a base to make training strategy not integrated properly, where there is still having a form like archieve and excel document, so that pursue BPPTKPK’s performance to organize their trainings program. Therefore BPPTKPK needs an SMK’s Teacher Training Data Processing information System that able to save and process both of data of SMK at West Java and training data more securely, effective and efficient so can increase BPPTKPK’s Perfomance.
The analysis model that used in this system development is structured analysis, where the tools that used for drawing the data model is Entity Relationship Diagram (ERD), beside that for the functional model and information flow use Context Diagram, and Data Flow Diagram, and the data collecting technique is observation, interview, literature and company’s documentation. The program implementation use Visual Basic 6.0 with SQL 2000 as database.
The goal of this research is to design various kinds of teacher training data processing at BPPTKPK. The result from this research is to give an alternative of teacher training data processing information system that expected can help to increase BPPTKPK’s performance to organize their training programs.
Keyword :
a. SMK’s Teacher Training Data Processing Information System b. Hall of Educator and Education Labour Training
i
Pelatihan Guru bagi SMK se-Jawa Barat merupakan program kegiatan bagi Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPTKPK) Jawa Barat. Pelatihan yang terdiri dari berbagai jenis pelatihan dengan beberapa angkatan per tahunnya menuntut BPPTKPK dapat meningkatkan kinerjanya dalam melakukan pengolahan data pelatihan. Data SMK se-Jawa Barat yang merupakan dasar pembuatan strategi pelatihan belum terintegrasi dengan baik dimana masih berupa arsip dan dokumen Microsoft Excel, sehingga cenderung semakin menghambat kinerja BPPTKPK dalam menyelenggarakan program-program pelatihannya. Oleh Karena itu dibutuhkan sebuah Sistem Informasi Pengolahan Data Pelatihan Guru SMK yang dapat menyimpan dan mengelola baik data SMK se-Jawa Barat maupun data pelatihan secara aman, efektif dan efisien sehingga dapat mengingkatkan kinerja BPPTKPK.
Metode pengembangan sistem informasi pelatihan guru pendidikan kejuruan ini dibuat dengan menggunakan metode prototype dan alat pengembangan sistem
berupa Flow Map (Bagan Alir Dokumen), Diagram Konteks (Contex Diagram), DFD
(Data Flow Diagram), ERD (Entity Relationship Diagram). Sedangkan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu metode penelitian dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka serta dokumentasi pelatihan. Implementasi program menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0 dengan database menggunakan SQL Server 2000.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang berbagai aktivitas pengolahan data pelatihan guru di BPPTKPK. Hasil dari penelitian ini adalah pemberian suatu alternatif sistem informasi pelatihan guru yang diharapkan dapat membantu mempermudah sekaligus meningkatkan kinerja BPPTKPK dalam menyelenggarakan program-program pelatihannya.
Kata Kunci :
a. Sistem Informasi Pengolahan Data Pelatihan Guru SMK
b. Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
PENDIDIKAN KEJURUAN (BPPTKPK) JAWA BARAT
Tugas Akhir
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Tugas Akhir Pada Program Studi Manajemen Informatika
Oleh :
Wiwi Kartiwi NIM. 10907060
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
I. KETERANGAN PRIBADI
1. Nama Lengkap : Wiwi Kartiwi, A.Md. Kom.
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 4 Mei 1989
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. A g a m a : Islam
5. Status Perkawinan : Belum Menikah
6. Alamat Rumah : Jl. Ters. Bojong Koneng Atas No. 106, Bandung
7. Nomor Telp/ Email : 02271445070 / waywayz@yahoo.co.id
kartiwi.wiwi@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. Formal
a. Diploma III Program Studi Manajemen Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu
Komputer Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) tahun 2010 (A.Md) IPK Sementara: 3,86
b. SMAN 10 Bandung berijazah tahun 2007
c. SMPN 16 Bandung berijazah tahun 2004
d. SDN Ciburial I Bandung berijazah tahun 2001
2. Training/ Kursus/ Pelatihan
a. Workshop Produksi Program Televisi,UNIKOM Bandung 2009
b. Peserta Kursus Program TV pada Color Bar Broadcasting Center, Bandung 2009
III. PENGALAMAN JABATAN/ RIWAYAT PEKERJAAN 1. September 2009 – April 2010
Color Bar Broadcasting Center (Lembaga kursus dan training) Bandung, menjabat sebagai Manajer Marketing.
2. November 2009
Zahwa Production Event Organizer : Roadshow Broadcasting ‖Seminar Saatnya
Berkarir di Dunia Pertelevisian‖ WIDYATAMA Bandung, menjabat sebagai Wakil Ketua Pelaksana yang menghadirkan pembicara Deddy Mizwar (produser & sutradara), Sandi Ekayuda (Produser News MetroTV) dan Toni Kurniawan (Floor Director SCTV).
3. November 2009
Zahwa Production Event Organizer : Roadshow Broadcasting ‖Workshop
Pembuatan Program TV‖ UNIKOM Bandung, menjabat sebagai Ketua Pelaksana yang menghadirkan Art Director TVOne dan Produser Program Non Drama INDOSIAR.
4. Agustus 2009
Nurani Production Event Organizer : ‖Semarak Ramadhan 1430 H Pusdai Jawa
Barat‖ yang diselenggarakan selama 10 hari dengan 60 stan bazaar, menjabat sebagai Koordinator Bazaar.
5. Agustus – September 2009 Sebagai guru privat SD dan SMP.
V. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Unit Kegiatan Pers Mahasiswa BIRAMA UNIKOM, menjabat sebagai Sekretaris
Umum periode kepengurusan 2008-2009 dan 2009-2010
IV. BEASISWA
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Tahun 1957 adalah saat dimana peradaban dunia beralih dari era industri
menuju era informasi. Sejak saat itu, kehidupan manusia baik individu maupun
organisasi mengalami proses revolusi dari penerapan teknologi komputer yang
disebut computerization (komputerisasi). Dan pada akhirnya, kini perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi itu menjadi salah satu syarat terhadap kemajuan
suatu organisasi.
Disamping itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga
memberikan rangsangan besar terhadap persaingan yang semakin lama semakin
ketat antara organisasi satu dengan organisasi lainnya. Hal tersebut membawa
dampak positif terhadap perkembangan organisasi itu sendiri, dimana setiap
organisasi bersaing untuk menjadi yang terbaik.
Dalam mencapai suatu tujuan, sebuah organisasi memerlukan manajemen
yang sesuai dengan kebutuhan organisasinya. Dengan berkembang pesatnya
teknologi informasi, dimana persaingan semakin ketat, sebuah organisasi
membutuhkan suatu manajemen yang handal, tepat dan cepat dalam mengelola
Pengolahan data dan informasi merupakan suatu hal mutlak yang sangat
diperlukan bagi sebuah organisasi, terlebih di jaman yang serba modern seperti
sekarang ini, dimana penyajian informasi dituntut tidak hanya harus akurat tetapi
juga dapat diperoleh dengan mudah dan cepat.
Untuk menyajikan informasi yang cepat dan akurat ini, maka dalam proses
pengolahan data harus dilakukan secara terkomputerisasi dalam sebuah sistem
yang biasa disebut sistem informasi. Dengan dilakukannya proses pengolahan
data secara terkomputerisasi, maka pekerjaan-pekerjaan pengolahan data tersebut
bisa dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan
(BPPTKPK) Jawa Barat adalah sebuah organisasi pemerintah yang berfungsi
sebagai penyelenggara diklat pendidikan dan pelatihan berbagai program keahlian
SMK yang ada di Jawa Barat. BPPTKPK yang sebelumnya bernama Balai
Pengembangan Teknologi Pendidikan (BPTP) ini mengadakan pelatihan yang
diperuntukkan bagi para guru SMK di Jawa Barat. Hal ini tentunya menuntut
BPPTKPK untuk dapat mengelola data-data pelatihannya dengan baik agar
program pelatihan ini dapat terselenggara secara merata bagi seluruh guru SMK di
Jawa Barat.
Setiap tahunnya BPPTKPK mengelola data SMK yang ada di Jawa Barat,
data perencanaan mengenai sekolah-sekolah yang menjadi target pelatihan, data
peserta yang mengikuti pelatihan. Dengan tugas pengelolaan data yang relatif
Microsoft Excel dan berbagai pengarsipan lainnya. Tentunya, untuk mengelola
data-data tersebut akan memerlukan energi yang cukup banyak disertai waktu
yang lumayan lama. Proses pengolahan data seperti ini dinilai kurang efektif dan
efisien mengingat banyaknya data yang harus diolah dalam waktu yang cepat.
Padahal pengolahan data tersebut menjadi salah satu kunci pengambilan kebijakan
dan strategi bagi BPPTKPK.
Dengan kondisi tersebut di atas, seiring berjalannya waktu dan kebutuhan
penyajian informasi yang lebih cepat dan akurat, maka pengembangan sistem pun
perlu dilakukan. Hal ini sangat wajar terjadi, karena sebuah sistem tentu dalam
kurun waktu tertentu harus diperbaharui sesuai perkembangan jaman dan
kebutuhan organisasi.
Pengembangan sistem yang diperlukan adalah penyajian data rinci SMK,
data peserta pelatihan, data pelatihan, dan data kuota sasaran. Dengan
pengembangan sistem yang akan dilakukan, diharapkan keempat jenis data
tersebut dapat disajikan dengan lengkap, akurat, cepat,dan terklasifikasikan sesuai
dengan kebutuhan secara terkomputerisasi. Dengan demikian, BPPTKPK dapat
menentukan strategi yang tepat dalam pemerataan program pelatihannya di
seluruh SMK di Jawa Barat.
Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pengolahan data SMK di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga
sebagai objek penelitian untuk Tugas Akhir yang dilaksanakan oleh penulis.
Adapun judul yang diangkat oleh penulis adalah sebagai berikut:
“SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PELATIHAN GURU SMK
PADA BALAI PELATIHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN KEJURUAN (BPPTKPK) JAWA BARAT”.
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini Penulis mengidentifikasi dan merumuskan
permasalahan yang ada pada BPPTKPK Jawa Barat sebagai berikut.
1.2.1. IdentifikasiMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi dalam sistem pengolahan data
SMK, diantaranya yaitu :
1. Data SMK se-Jawa Barat yang belum dapat tersajikan dengan lengkap
dan sesuai kebutuhan karena masih berupa arsip yang terpisah-pisah.
2. Proses pengelolaan data kuota sasaran pelatihan SMK memerlukan
waktu yang lama dikarenakan kurangnya data SMK yang lengkap dan
sesuai kebutuhan.
3. Belum adanya sistem aplikasi pelatihan guru SMK yang dapat mengolah
materi pelatihan berikut dengan laporan-laporannya secara
terkomputerisasi.
1.2.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari objek penelitian yang dilakukan oleh penulis
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem pelatihan guru SMK yang sedang berjalan pada
BPPTKPK Jawa Barat.
2. Bagaimana perancangan sistem informasi pelatihan guru SMK pada
BPPTKPK Jawa Barat.
3. Bagaimana mengimplementasikan sistem informasi pelatihan guru SMK
yang dibuat kedalam bentuk bahasa pemograman Visul Basic 6.0. dan
SQL Server 2000.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan Penulis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
3.1.1.Maksud Penelitian
Maksud dilaksanakannya penelitian adalah untuk mengimplementasikan
pengetahuan yang didapat di perkuliahan dengan kenyataan yang sesungguhnya di
3.1.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui sistem pelatihan guru SMK yang sedang berjalan
pada BPPTKPK Jawa Barat.
2. Untuk merancang sistem informasi pelatihan guru SMK sehingga dapat
mempermudah proses pengolahan data pelatihan pada BPPTKPK Jawa
Barat.
3. Untuk mengimplementasikan hasil perancangan sistem informasi
pelatihan guru SMK pada BPPTKPK Jawa Barat.
1.4. Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian yang dilakukan, diharapkan peneliti dapat
memberikan kontribusi positif baik secara praktis maupun akademis sebagai
berikut.
4.1.1.Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan praktis dari penelitian yang dilakukan oleh penulis
diantaranya:
a. Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan
pelatihan SMK menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan
kinerja organisasi.
b. Menambah wawasan dan pengalaman praktis bagi penulis khususnya
mengenai pengolahan data pelatihan SMK di Balai Pelatihan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Jawa
Barat.
1.4.1. Kegunaan Akademis
Kegunaan akademis dari penelitian yang dilakukan oleh penulis
diantaranya:
a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dari bangku perkuliahan
pada dunia kerja yang nyata.
b. Menambah khasanah keilmuan dalam bidang sistem informasi.
c. Memberi informasi masukan kepada mahasiswa lainnya tentang sistem
informasi pengolahan data pelatihan SMK.
d. Memberi masukan kepada peneliti lain yang ingin meneliti pada kajian
1.5. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penulis membatasi
permasalahan pembangunan sistem informasi data pelatihan SMK ini pada
permasalahan sebagai berikut:
1. Pengolahan data SMK se-Jawa Barat.
2. Pengolahan data peserta pelatihan.
3. Pengolahan data narasumber pelatihan.
4. Pengolahan data panitia pelatihan.
5. Pengolahan data kuota dan peta sasaran.
6. Pengolahan data kegiatan pelatihan (jadwal dan materi)
7. Pembuatan laporan kegiatan dan personil yang sesuai dengan
kebutuhan.
8. Pembuatan surat undangan pelatihan
9. Pembuatan sertifikat pelatihan
1.6. Lokasi dan Jadwal Penelitian
Lokasi dilaksanakannya penelitian yaitu di Balai Pelatihan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Jawa Barat, Jl. Pahlawan
Tabel 1.1.
Estimasi Jadwal Penyelesaian Tugas Akhir
No Kegiatan Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan data
a. Data Sekunder (kajian dokumen)
b. Data Sekunder (wawancara & observasi)
2 Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai :
a. Kajian dokumen
b. Observasi
c. Wawancara
2 Membangun prototype
3 Pemakai menggunakan/mencoba prototype
(Menentukan diterima atau tidaknya
prototype)
4 Merevisi dan meningkatkan prototype
5
prototype lengkap/ proses iterasi
dihentikan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Pengertian Sistem
Ketika kita mempelajari suatu sistem informasi, maka hal pertama yang
harus kita ketahui adalah memahami tentang apa yang disebut dengan sistem.
Berikut adalah penjelasan tentang bentuk dasar sistem.
2.1.1. Bentuk Dasar Sistem
Terdapat beberapa definisi mengenai sistem, diantaranya adalah definisi
sistem menurut Jogiyanto Hartono (2004:683) ―Sistem adalah suatu kesatuan
yang terdiri dari dua atu lebih komponen atau susbsistem yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan.‖
Sedangkan Abdul Kadir (2008 : 54) mendefinisikan ―sistem adalah
sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk
mencapai suatu tujuan.‖
Berdasarkan definisi di atas, sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian
2.1.2. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu
mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem,
penghubung, masukan, keluaran, pengolahan dan sasaran atau tujuan.
a. Komponen sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan.
Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau
bagian-bagian dari sistem.
Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari sistem yang menjalankan suatu
fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
b. Batasan Sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai kesatuan dan menunjukkan ruang
lingkup dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang
menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan
merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus dijaga dan dipelihara.
Sedangakan lingkungan luar yang merugikan barus ditahan dan di
kendalikan, jika tidak maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistemm.
d. Penghubung Sistem
Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem
dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini kemungkinan
sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran
dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lainnya melalui
penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan
subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
e. Masukan Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa perawatan dan masukan sinyal maintenance. Input adalah energi
yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat berjalan. Sinyal input adalah
energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran dari sistem.
f. Keluaran Sistem
Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem
g. Pengolahan Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri
sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
h. Sasaran Sistem
Suatu sistem mempunyai sasaran atau tujuan, kalau sistem tidak mempunyai
tujuan atau sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil
bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan
dan keluaran yang dihasilkan.
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Pengklasifikasian sistem menurut Jogiyanto (2005 : 6-7) adalah sebagai
berikut :
a. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak
tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa
pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem
fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer,
sistem operasi, sistem penjualan, dan lain sebagainya.
b. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia.
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam tidak dibuat
alam). Misalnya sistem perputaran bumi, sistem pergantian siang dengan
malam, sistem kehidupan umat manusia. Sistem buatan manusia yang
dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi
manusia dengan mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan machine system. Sistem informasi merupakan
contoh man-machine system. Karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
c. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan
sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi dengan
tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara
bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem
dapat diramalkan. Sistem tertentu relatif stabil/konstan dalam jangka
waktu yang lama. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu
yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program yang
dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya
tidak dapat diprediksi karena mengandung unsure probabilitas. Sistem
social, sistem politik, dan sistem demokrasi merupakan sistem yang
probabilistic/tak tentu.
d. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup dan sistem terbuka. Sistem
tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh
dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa
adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem
tertutup, yang ada hanya relatively closed system ( secara relative tertutup,
tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang
berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungn luarnya. Sistem ini
menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar dan
subsistem yang lain. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh
lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu
pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian
rupa, sehingga secara relative tertutup karena sistem tertutup akan bekerja
secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.
2.2. Pengertian Informasi
Dalam penelitian ini kita tidak akan lepas dari hal-hal yang berkaitan
dengan informasi. Makadari itu, akan lebih baik jika kita mengerti tentang
bagaimana pengertian informasi terlebih dahulu.
2.2.1. Konsep Dasar Informasi
Menurut Jogiyanto (2005:8) informasi adalah data yang diolah menjadi
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Sedangkan menurut Raymond Mc Leod Jr. (2001 : 13) ―Informasi adalah
data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti‖.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah
suatu hasil yang diperoleh dari proses pengolahan data sehingga bermanfaat bagi
Informasi adalah sesuatu yang sangat penting bagi suatu organisasi. Suatu
sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh. Keadaan dari
sistem dalam hubungannya dengan keberakhirannya disebut istilah entropy. Informasi yang berguna bagi sistem akan menghindari proses entropy tersebut yang disebut dengan negative entropy atau negentropy.
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari
bentuk tunggal atau data-idem. Data adalah kenyataan yang menggambarkan
suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah
sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu. Di dalam dunia bisnis,
kejadian-kejadian yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan
transaksi.
Setelah melalui suatu proses, data diolah menjadi informasi yang
bermanfaat bagi pengguna informasi tersebut. Informasi dapat didefinisikan
sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian
(event) yang nyata digunakan untuk pengambilan keputusan. Adapun definisi lain
dari informasi adalah:
Sedangkan menurut Raymond Mc Leod Jr. (2001 : 13) ―Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti‖.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah
suatu hasil yang diperoleh dari proses pengolahan data sehingga bermanfaat bagi
Kualitas informasi sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh tiga hal, yaitu:
1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
bias atau menyesatkan, dan juga berarti informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya.
2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak
boleh terlambat, karena informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai
nilai lagi.
3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya,
dan relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya
berbeda
2.2.2. Hierarki Informasi
Berdasarkan tingkatan manajemen, informasi dapat dikelompokkan
berdasarkan penggunanya, yakni sebagai berikut :
a. Informasi Strategis
Digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang, mencakup
informasi eksternal (tindakan pesaing, langganan) rencana
perluasan dan sebagainya.
b. Informasi Taktis
Digunakan untuk mengambil keputusan jangka menengah
mencakup informasi trend penjualan yang dapat dipakai untuk
menyusun rencana-rencana penjualan.
Digunakan untuk keperluan operasional sehari-hari, informasi
persediaan stok, retur penjualan dan laporan kas harian.
Agar informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat
berguna bagi manajemen, maka analisis sistem harus mengetahui
kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan
mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing—masing tingkat atau
level manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya.
2.2.3. Siklus Hidup Informasi
Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita
banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk
dihasilkan informasi, angka-angka, bentuk-bentuk suara, sinyal-sinyal,
gambar-gambar dan sebagainya.
Telah disinggung bahwa data yang diolah untuk menghasilkan informasi
menggunakan suatu model proses yang tertentu. Data yang diolah melalui suatu
model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut,
membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang berarti menghasilkan
suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data
tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan
seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch disebut dengan
siklus informasi (Information cycle) atau ada pula yang menyebutnya dengan
Gambar 2.1 Siklus Informasi
(sumber : Jogiyanto,2005,Pengantar Ilmu Komputer :695)
2.3.Pengertian Sistem Informasi
Informasi merupakan komponen penting dalam suatu sistem. Informasi
dibutuhkan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atau kebijakan.
Makadari itu penting bagi kita untuk mengetahui pengertian dari informasi.
2.3.1. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Robert A. Leitch / K. Roscoe dalam Jogiyanto Hartono M.(2005 :
11) ―Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
Sedangkan menurut Berdasarkan definisi di atas, sistem informasi adalah
suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi yang saling
berinteraksi dan bekerja sama untuk memberikan informasi bagi pengambil
keputusan.
2.3.2. Komponen Sistem Informasi
Sistem Informasi dapat terdiri dari komponen-komponen yang disebut
dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (Input block),
blok model (model block), blok keluaran(output block) dan blok
teknologi(technology block), blok dasar data (database block), dan blok kendali
(control block). Sebagi suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai
sasarannya.
Gambar 2.2 Blok sistem informasi
2.3.2.1. Blok Masukan
Input mawakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input di sini
termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan
yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2.3.2.2. Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di dasar data dengan cara
yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
2.3.2.3. Blok Teknologi
Teknologi merupakan ―kotak alat‖ dari pekerjaan sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem keseluruhan. Teknologi terdiri dari 2 bagian utama yaitu,
perangkat lunak dan perangkat keras.
2.3.2.4. Blok Basis Data
Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan
2.3.2.5. Blok Kendali
Agar sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, maka
perlu diterapkan pengendalian-pengendalian di dalamnya. Banyak hal yang dapat
merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperature, air,
debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan, abotase dan lain sebagainya.
2.4.Pengertian Pengolahan Data dan Pelatihan
Dengan adanya penelitian mengenai pengolahan data dan pelatihan, maka
terlebih dahulu kita harus mengerti tentang bagaimana pengertian dari pengolahan
data dan pelatihan itu sendiri.
2.4.1. Pengertian Pengolahan Data
Beberapa istilah yang dijadikan variabel penelitian pada laporan penelitian
tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 796) mendefinisikan pengolahan
data sebagai berikut : ―Pengolahan Data adalah proses, cara, perbuatan
mengolah‖.
Sedangkan Raymond Mc. Leod (2001 : 237) mendefinisikan pengolahan
data sebagai berikut:
―Pengolahan data (Data Processing) adalah manipulasi atau transformasi
2.4.2. Pengertian Pelatihan
Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber
daya manusia. Dalam hal ini adalah sumber manusia berkaitan dengan dunia
pendidikan, baik yang baru ataupun yang sudah lama pun perlu mengikuti
pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan
lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.
2.4.2.1. Tujuan Pelatihan
Tujuan umum dari pada pelatihan adalah:
1. Untuk mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan lebih cepat dan lebih efektif.
2. Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan secara rasional.
3. Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kerja sama dengan
teman-teman pegawai dan pimpinan.
Pada umumnya disepakati paling tidak terdapat tiga bidang kemampuan
yang diperlukan untuk melaksanakan proses manajemen, yaitu :
a. Kemampuan teknis (technical and skill), kemampuan menggunakan
pengetahuan, metode, teknik, dan peralatan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas tertentu yang diperoleh dari pengalaman, pendidikan dan
b. Kemampuan sosial (human atau social skill), kemampuan dalam bekerja
dengan melalui orang lain, yang mencakup pemahaman tentang motivasi dan
penerapan kepemimpinan yang efektif.
c. Kemampuan konseptual (conceptual skill) yaitu:kemampuan untuk
memahami kompleksitas organisasi dan penyesuaian bidang gerak unit kerja
masing-masing ke dalam bidang operasi secara menyeluruh. Kemampuan ini
memungkinkan seseorang bertindak selaras dengan tujuan organisasi secara
menyeluruh dari pada hanya atas dasar tujuan kebutuhan keluarga sendiri.
Tujuan-tujuan tersebut diatas tidak dapat dilaksanakan atau dicapai, kecuali
apabila pimpinan menyadari akan pentingnya latihan yang sistematis dan
karyawan-karyawan sendiri percaya bahwa mereka akan memperoleh
keuntungan. Tujuan pengembangan pegawai jelas bermanfaat atau berfungsi
baik bagi organisasi maupun karyawan sendiri.
2.4.2.2. Alasan Pentingnya Diadakan Pelatihan
Ada beberapa alasan penting untuk mengadakan pelatihan, yaitu:
a. Karyawan yang sering kali belum memahami secara benar bagaimana
melakukan pekerjaan.
b. Perubahan – perubahan lingkungan kerja dan tenaga kerja. Perubahan –
perubahan disini meliputi perubahan – perubahan dalam teknologi
proses seperti munculnya teknologi baru atau munculnya metode kerja
c. Meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas.
Saat ini daya saing perusahaan tidak bisa lagi hanya dengan
mengandalkan aset berupa modal yang dimiliki, tetapi juga harus
sumber daya manusia yang menjadi elemen paling penting untuk
meningkatkan daya saing sebab sumber daya manusia merupakan aspek
penentu utama daya saing yang langgeng.
d. Menyesuaikan dengan peraturan – peraturan yang ada, misalnya standar
pelaksanaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh asosiasi industri dan
pemerintah, untuk menjamin kualitas produksi atau keselamatan dan
kesehatan kerja.
2.4.2.3. Manfaat Pelatihan
Manfaat yang diperoleh dari pelatihan yang dilaksanakan oleh setiap
organisasi perusahaan antara lain:
a. Kenaikan produktivitas.
Kenaikan produktivitas baik kualitas maupun kuantitas. Tenaga kerja
dengan program latihan diharapkan akan mempunyai tingkah laku yang
baru, sedemikian rupa sehingga produktivitas baik dari segi jumlah
maupun mutu dapat ditingkatkan.
b. Kenaikan moral kerja.
Apabila penyelenggara latihan sesuai dengan tingkat kebutuhan yang ada
dalam organisasi perusahaan, maka akan tercipta suatu kerja yang
c. Menurunnya pengawasan.
Semakin percaya pada kemampuan dirinya, maka dengan disadarinya
kemauan dan kemampuan kerja tersebut, para pengawas tidak terlalu
dibebani untuk setiap harus mengadakan pengawasan.
d. Menurunnya angka kecelakaan.
Selain menurunnya angka pengawasan, kemauan dan kemampuan tersebut
lebih banyak menghindarkan para pekerja dari kesalahan dan kecelakaan.
e. Kenaikan stabilitas dan fleksibilitas tenaga kerja.
Stabilitas disini diartikan dalam hubungan dengan pergantian sementara
karyawan yang tidak hadir atau keluar.
f. Mengembangkan pertumbuhan pribadi.
Pada dasarnya tujuan perusahaan mengadakan latihan adalah untuk
memenuhi kebutuhan organisasi perusahaan, sekaligus untuk
perkembangan atau pertumbuhan pribadi karyawan.
2.5.Jaringan Komputer
Jaringan komputer bukanlah sesuatu yang baru saat ini. Hampir di setiap
perusahaan terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di
dalam perusahaan tersebut. Internet yang mulai populer saat ini adalah suatu
jaringan komputer raksasa yang merupakan jaringan komputer yang terhubung
dan dapat saling berinteraksi. Hal ini dapat terjadi karena adanya perkembangan
teknologi jaringan yang sangat pesat, sehingga dalam beberapa tahun saja jumlah
2.5.1. Pengertian Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan
peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui
kabel-kabel sehingga mungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar
dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama sama
menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Tiap
komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan
node.
Sebuah jaringan biasanya terdiri dari 2 atau lebih komputer yang saling
berhubungan diantara satu dengan yang lain, dan saling berbagi sumber daya
misalnya CDROM, Printer, pertukaran file, atau memungkinkan untuk saling
berkomunikasi secara elektronik. Komputer yang terhubung tersebut,
dimungkinkan berhubungan dengan media kabel, saluran telepon, gelombang
radio, satelit, atau sinar infra merah.
2.5.2. Jenis-Jenis jaringan
Ada 3 macam jenis Jaringan/Network yaitu :
1. Local Area Network (LAN) /Jaringan Area Lokal.
Sebuah LAN, adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relative kecil,
umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah
gedung, atau sebuah sekolah, dan biasanya tidak jauh dari sekitar 1 km persegi.
server yang mana digunakan untuk menyimpan perangkat lunak (software) yang mengatur aktifitas jaringan, ataupun sebagai perangkat lunak yang dapat
digunakan oleh komputer-komputer yang terhubung ke dalam network.
Komputer-komputer yang terhubung ke dalam jaringan (network) itu biasanya
disebut dengan workstation. Biasanya kemampuan workstation lebih di bawah
dari file server dan mempunyai aplikasi lain di dalam harddisknya selain aplikasi
untuk jaringan. Kebanyakan LAN menggunakan media kabel untuk
menghubungkan antara satu komputer dengan komputer lainnya.
2. Metropolitan Area Network (MAN) / Jaringan area Metropolitan
Sebuah MAN, biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya
antar wilayah dalam satu propinsi. Dalam hal ini jaringan menghubungkan
beberapa buah jaringan-jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar,
sebagai contoh yaitu : jaringan Bank dimana beberapa kantor cabang sebuah Bank
di dalam sebuah kota besar dihubungkan antara satu dengan lainnya. Misalnya
Bank BNI yang ada di seluruh wilayah Ujung Pandang atau Surabaya.
3. Wide Area Network (WAN) / Jaringan area Skala Besar
Wide Area Networks (WAN) adalah jaringan yang lingkupnya biasanya sudah
menggunakan sarana Satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh keseluruhan
jaringan BANK BNI yang ada di Indonesia ataupun yang ada di Negara-negara
lain. Menggunakan sarana WAN, Sebuah Bank yang ada di Bandung bisa
menit. Biasanya WAN agak rumit dan sangat kompleks, menggunakan banyak
sarana untuk menghubungkan antara LAN dan WAN ke dalam Komunikasi
Global seperti Internet. Tapi bagaimanapun juga antara LAN, MAN dan WAN
tidak banyak berbeda dalam beberapa hal, hanya lingkup areanya saja yang
berbeda satu diantara yang lainnya.
2.5.3.Topologi Jaringan Komputer
Topologi suatu jaringan didasarkan pada cara penghubung sejumlah node
atau sentral dalam membentuk suatu sistem jaringan. Topologi jaringan yang
umumdipakai adalah : Mess, Bintang (Star), Bus, Tree, dan Cincin (Ring).
Gambar 2.3 Topologi Jaringan
a. Topologi Jaringan Mesh
Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh.
Jumlah saluran harus disediakan untuk membentuk jaringan Mesh adalah jumlah
sentral dikurangi 1 (n-1, n = jumlah sentral). Tingkat kerumitan jaringan
sebanding dengan meningkatnya jumlah sentral yang terpasang. Dengan demikian
disamping kurang ekonomis juga relatif mahal dalam pengoperasiannya.
b. Topologi Jaringan Bintang (Star)
Dalam topologi jaringan bintang, salah satu sentral dibuat sebagai sentral
pusat. Bila dibandingkan dengan sistem mesh, sistem ini mempunyai tingkat
kerumitan jaringan yang lebih sederhana sehingga sistem menjadi lebih ekonomis,
tetapi beban yang dipikul sentral pusat cukup berat. Dengan demikian
kemungkinan tingkat kerusakan atau gangguan dari sentral ini lebih besar.
c. Topologi Jaringan Bus
Pada topologi ini semua sentral dihubungkan secara langsung pada
medium transmisi dengan konfigurasi yang disebut Bus. Transmisi sinyal dari
suatu sentral tidak dialirkan secara bersamaan dalam dua arah. Hal iniberbeda
sekali dengan yang terjadi pada topologi jaringan mesh atau bintang, yang pada
kedua sistem tersebut dapat dilakukan komunikasi atau interkoneksi antar sentral
secara bersamaan. topologi jaringan bus tidak umum digunakan untuk
interkoneksi antar sentral, tetapi biasanya digunakan pada sistem jaringan
d. Topologi Jaringan Pohon (Tree)
Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat.
Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki
yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang
rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan
jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer .
e. Topologi Jaringan Cincin (Ring)
Untuk membentuk jaringan cincin, setiap sentral harus dihubungkan seri
satu dengan yang lain dan hubungan ini akan membentuk loop tertutup. Dalam
sistem ini setiap sentral harus dirancang agar dapat berinteraksi dengan sentral
yang berdekatan maupun berjauhan. Dengan demikian kemampuan melakukan
switching ke berbagai arah sentral. Keuntungan dari topologi jaringan ini antara
lain : tingkat kerumitan jaringan rendah (sederhana), juga bila ada gangguan atau
kerusakan pada suatu sentral maka aliran trafik dapat dilewatkan pada arah lain
dalam sistem. Yang paling banyak digunakan dalam jaringan komputer adalah
jaringan bertipe bus dan pohon (tree), hal ini karena alasan kerumitan, kemudahan
instalasi dan pemeliharaan serta harga yang harus dibayar. Tapi hanya jaringan
bertipe pohon (tree) saja yang diakui kehandalannya karena putusnya salah satu
Gambar 2.4 Topologi Ring
(sumber : http://tipe-star.blogspot.com/Topologi)
2.6.Perangkat Lunak Pendukung
Untuk membuat sistem informasi yang berbasis komputer tentu memerlukan
perangkat lunak yang berfungsi sebagai pendukung pembuatan sistem informasi
yang berbasis komputer tersebut.
Adapun perangkat lunak pendukung yang digunakan penulis adalah
Microsoft Visual Basic 6.0 dan SQL Server 2000.
2.6.1. Sekilas Tentang Microsoft Visual Basic 6.0
Bunafit Nugroho dan Indah Indriyanna (2007 : 46) menjelaskan tentang
Visual Basic (yang sering juga disebut VB) selain disebut sebagai sebuah
bahasa pemrograman, juga sering disebut sebagai sarana (tool) untuk
menghasilkan program-program aplikasi berbasiskan Windows. Beberapa versi
dari Visual basic 6.0 di antaranya adalah:
a. Standard Edition / Learning Edition
Versi ini adalah versi standar yang sudah mencakup berbagai sarana
dasar dari Visual Basic 6.0 untuk mengembangkan aplikasi.
b. Professional Edition
Versi ini memberikan berbagai sarana ekstra yang dibutuhkan oleh para
programmer profesional. Misalnya seperti kontrol-kontrol tambahan, dukungan
untuk pemrograman internet, compiler untuk membuat file Help, serta sarana pengembangan database yang lebih baik.
c. Enterprise Edition
Versi ini dikhususkan untuk para programmer yang ingin
mengembangkan aplikasi remote computing atau client / server. Biasanya versi
ini digunakan untuk membuat aplikasi pada jaringan.
2.6.2. Sekilas Tentang SQL Server 2000
Bunafit Nugroho dan Indah Indriyanna (2007 : 1) menjelaskan tentang SQL
Server 2000 sebagai berikut:
SQL Server 2000 merupakan salahsatu produk DBMS (Database
beberapa fitur di dalam mengelola database, ada 2 fitur yang biasa digunakan
untuk mengelola database di dalam SQL Server 2000, yaitu :
1. Menggunakan Enterprise Manager
Fitur ini mudah digunakan karena mode pengelolaannya berbasis
GUI(Graphical User Interface). Oleh karena itu, cukup dengan metode
click dan drag, Anda dapat membuat database dan tabel serta
manajemen database yang lain dengan mudah.
Menggunakan Query Analyzer
2. Fitur ini menggunakan Transact SQL (Perintah perintah SQL) untuk
mengelola database di dalam SQL Server 2000. Perintah-perintah
Transact SQL merupakan pengembangan dari perintah-perintah SQL ST
standar yang disesuaikan dengan manajemen database pada SQL
Server. Transact SQL memungkinkan Anda untuk dapat membuat
database, membuat tabel, mengubah struktur tabel, menghapus batabase,
menghapus tabel, meyisipkan data, mengubah data dan lain-lain.
2.6.3. Aplikasi yang Digunakan Dalam Pembuatan Program atau Implementasi Program
Dalam pembuatan program dan implementasi program, Penulis
menggunakan Microsoft Word 2007 dan Visio 2003 sebagai aplikasi untuk
35 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Pada penelitian yang dilakukan, Penulis menjadikan Balai Pelatihan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) sebagai objek
penelitian. Adapun hasil dari penelitian mengenai BPPTKPK akan diuraikan
sebagai berikut ini.
3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan (BPTP), merupakan nama
yang dipakai organisasi ini sebelum akhirnya tahun 2010 berganti nama menjadi
Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan
(BPPTKPK). BPTP yang sebelumnya menyelenggarakan pelatihan baik bagi
siswa maupun guru SMK se-Jawa Barat, kini semenjak berganti nama menjadi
BPPTKPK hanya bertugas menyelenggarakan pelatihan bagi guru SMK se-Jawa
Barat saja. Hal ini dilatarbelakangi oleh Undang-Undang yang menjelaskan
tentang tugas provinsi Jawa Barat yang wajib melenyelenggarakan pelatihan guru,
sedangkan pelatihan siswa merupakan kewajiban pihak kabupaten/kota.
Dinas Penddikan Provinsi Jawa Barat berdiri pada tahun 1975 dan
dioperasikan pada tahun 1976 melalui bantuan dana dari Bank Dunia (Wold Bank)
Berikut adalah pendirian lembaga sejenis di Indonesia:
1. PLPT Jawa Barat (Bandung)
2. PLPT Jakarta (DKI Jakarta)
3. PLTP Jawa Timur (Surabaya)
4. PLPT Sulawesi Selatan (Ujung Pandang)
5. PLTP Sumatra Utara (Medan)
6. PLTP Jawa Tengah (Semarang)
7. PLPT Sumatra Selatan (Palembang)
8. PLPT Jogjakarta (DI Jogjakarta)
9. PLPT Sumatra Barat (Padang)
Tujuan Pendirian PLPT :
1. Efisiensi sarana prasarana
2. Efisiensi tenaga pengajar
3. Efisiensi pembiayan
4. Efisiensi pembelajaran
Pada tahun 1978 pembiayaan PLPT melalui kebijakan Departemen P dan
BLPT (Balai Latihan Pendidikan Teknik), dimana BLPT itu sendiri mempunyai
jenis layanan pelatihan sebagai berikut:
1. Pelatihan calon Instruktur PLPT sejenis (pilot project)
2. Pelatihan kejuruan siswa STM Negeri di Bandung (sebagai sekolah
induk) :
a. STM Negeri 1 Bandung (Mesin)/SMK 2
b. STM Negeri 2 Bandung
c. (Listrik+Elka)/SMK4
d. STM Negeri 3 Bandung (Bangunan)/(SMK 5)
e. STM Negeri 4 Bandung (Otomotif)/(SMK 8)
Sejalan dengan penerapan Undang-undang Otonomi Daerah pada tahun
2002 melaui Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 39 Tahun 2001 tentang
Tugas Pokok dan Fungsi, Rincian Tugas Unit Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat BLPT Bandung berubah nama secara kelembagaan menjadi Balai
Pengembangan Teknologi Pendidikan (BPTP) sebagai lembaga pelaksana teknis
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa barat.
Melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 51 Tahun 2002 tentang
Tugas Pokok dan Fungsi, Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis Balai
Pengembangan Teknologi Pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
memiliki tugas pokok dan fungsi pada Bab IV, Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2),
1. Memimpin, mengkordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan
pengembangan teknologi pendidikan.
2. Pengaturan teknis operasional di Balai Pengembangan Teknolgi
Pendidikan.
3. Mengendalikan tugas-tugas dibidang pengembangan teknologi pendidikan
yang meliputi perencanaan, pelatihan, penilaian dan uji coba model dan
sistem pemebelajaran serta media pembelajaran.
Dengan misi secara kelembagaan adalah sebagai berikut.
1. Mengembangkan model dan sistem pembelajaran untuk Pendidikan
Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Tinggi, Pendidikan luar
sekolah, Pendidikan luar biasa dengan memanfaatkan Teknologi
Informasi.
2. Mengembangkan program media pembelajaran untuk Pendidikan Dasar,
Pendidikan Menengah, Pendidikan Tinggi, Pendidikan luar sekolah,
Pendidikan luar biasa dengan memanfaatkan Teknologi Informasi.
3. Menyelenggarakan sekolah binaan untuk mengembangkan model dan
sistem pembelajaran serta program media pembelajaran.
4. Menyebarluaskan, mendayagunakan hasil pengembangan model dan
sistem pembelajaran serta program media pembelajaran untuk Pendidikan
Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Tinggi, Pendidikan luar
5. Memberikan layanan konsultasi, pelatihan sistem serta program media
pembelajaran untuk Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan
Tinggi, Pendidikan luar sekolah serta Pendidikan luar biasa.
6. Memberikan layanan pendidikan dan pelatihan Pendidikan Teknologi.
7. Melayani Diklat SMK Negeri dan Swasta meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
8. Menciptakan kerjasama dengan semua pihak peduli pendidikan secara
sinergis.
Semenjak dikeluarkannya keputusan dari Gubernur Jawa Barat tahun 2002
yang menjelaskan tentang kewajiban provinsi yang hanya menangani pelatihan
guru saja (tidak termasuk siswa), maka pada tahun 2010 ini BPTP berganti nama
lagi menjadi Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Kejuruan (BPPTKPK) Jawa Barat.
Seiring dengan perubahan nama tersebut sekali lagi BPPTKPK mengalami
perubahan pula dari segi keorganisasian, visi misi maupun program-program
pelatihan guru SMK yang menjadi tanggung jawab BPPTKPK. Sampai dengan
selesainya penelitian yang dilakukan oleh Penulis, BPPTKPK masih dalam
proses perubahan nama yang semula bernama BPTP, sehingga dalam proses
perombakan organisasi tersebut Penulis belum mendapatkan informasi pelatihan
Adapun jenis pelatihan pada BPPTKPK yang sudah ditentukan pada saat ini
adalah sebagai berikut:
1. Diklat Pelatihan Guru SMK
Diklat pelatihan ini ditujukan bagi guru SMK yang ada di Jawa Barat. Pada jenis
pelatihan ini para guru dari berbagai kabupaten/kota yang telah diundang oleh
BPPTKPK datang menghadiri pelatihan selama kurang lebih 3 hari. Selama
pelatihan para peserta menginap di hotel yang berada tidak jauh dari gedung
BPPTKPK. Selain penginapan, peserta diberi fasilitas uang saku dan seminar kit
selama proses pelatihan berlangsung dengan syarat menunjukkan surat tugas dari
masing-masing sekolah. Diklat pelatihan ini terdiri dari :
a. Diklat Guru Elektronika
b. Diklat Guru Bangunan
c. Diklat Guru Listrik
d. Diklat Guru Otomotif
e. Diklat Guru Mesin
f. Diklat Guru Las
2. Diklat Pelatihan Guru SMK Mobile
Diklat pelatihan mobile ini merupakan pelatihan yang dilaksanakan di tiap
sekolah sasaran dengan pihak BPPTKPK yang menjadi narasumber pelatihan
mendatangi sekolah yang dituju.
Pada saat ini diklat pelatihan mobile belum dapat berjalan dengan
3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
Setelah mengalami pergantian nama yang semula bernama Balai
Pengebangan Teknologi Pendidikan (BPTP) menjadi Balai Pelatihan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK), maka visi dan misi yang
menjadi landasan perusahaan ini pun berubah. Berikut adalah Visi dan Misi
perusahaan tersebut.
Visi
Akselerasi Peningkatan Mutu Pendidikan Kejuruan menuju masyarakat Jawa
Barat yang Bertaqwa, Mandiri, Dinamis dan Sejahtera.
Misi
1. Optimalisasi dan pengembangan sumberdaya kelembagaan dalam upaya
meningkatkan layanan pendidikan kejuruan secara produktif, efektif,
efisien dan akuntabel.
2. Meningkatkan mutu, daya saing dan relevansi pendidikan melalui layanan
pendidikan pendidik dan tenaga kependidikan kejuruan yang menguasai
teknologi dan berwawasan global.
3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Berdasarkan Surat Keputusan Nomor 35 /BPTP/LL/2008 tanggal 20
Februari 2008, tentang Pengangkatan/Penunjukan Pelaksana Teknis pada Seksi
Pengembangan Teknologi Pendidikan dan Surat Tugas tanggal 25 Februari 2008
tentang daftar Pelaksana Teknis, Pelaksana Administrasi dan Pelaksana Umum
Kegiatan Peningkatan Mutu dan Daya Saing Pendidikan Kejuruan di Jawa Barat
pada Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa
Barat APBD Tahun 2008, maka berikut ini adalah struktur organisasi pada
Pelatihan untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
3.1.4. Deskripsi Tugas
Berdasarkan struktur organisasi yang dapat kita lihat di atas, maka berikut ini
adalah deskripsi tugas dari masing-masing bagian. KOORDINATOR
INSTALASI
PELAKSANA TEKNIS
LAYANAN ADM. UMUM
LAYANAN TEKNIS KEPALA SEKSI
a. Kepala Balai
1. Kepala Balai BPTP mempunyai tugas pokok meminpin,
mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan BPTP.
2. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 pasal ini, Kepala Balai BPTP mempunyai fungsi:
a. Pengaturan teknis operasional di BPTP
b. Pengendalian tugas-tugas di bidang pengembangan teknologi
pendidikan yang meliputi perancangan, pelatihan, penilaian dan uji
coba model dari system pembelajaran serta program media
pembelajaran.
3. Rincian tugas Kepala Balai BPTP meliputi:
a. Melaksanakan penyusunan program kerja balai.
b. Mengatur, membina dan mengembalikan tugas pokok dan tugas
balai.
c. Menetapkan kebijaksanaan teknis operational balai sesuai dengan
kebijakan umum Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
d. Melaksanakan pengendalian tugas-tugas di bidang pengembangan
dan pelatihan mengikuti model dan system pembelajaran serta
program dan media pembelajaran.
e. Menyelenggarakan fasilitas dan konsultasi yang berkaitan dengan
penyelenggaraan program pengembangan dan pelatihan.
f. Melaksanakan pengelolaan laboratorium.
h. Melaporkan kegiatan balai kepada Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat.
b. Kepala Seksi Penyelenggara
Kepala Seksi Penyelenggara kegiatan bertanggung jawab atas pelaksanaan
setiap kegiatan atau pelatihan yang dilakukan.
c. Layanan Teknis
Layanan Teknis pada sistem data pelatihan yang penulis bahas mempunyai
tugas menerima Surat Tugas Kepanitiaan, Surat Tugas Narasumber dan Data
SMK se-Jawa Barat. Surat Tugas Kepanitiaan dan Surat Tugas Narasumber akan
diserahkan pada Layanan Adm. Umum. Sedangkan Data SMK se-Jawa Barat
akan dijadikan bahan acuan untuk membuat Kuota Sasaran yang dilaksanakan per
tahunnya. Jika Kuota Sasaran sudah selesai, maka Layanan Teknis akan membuat
Peta Sekolah Sasaran yang berisi data SMK yang akan diundang untuk mengikuti
pelatihan.
Peta Sekolah Sasaran yang telah selesai akan diberikan kepada Pelaksana
Teknis untuk dimintai persetujuan terhadap Peta Sekolah Sasaran yang telah
dibuat. Jika Pelaksana Teknis menyetujui dokumen tersebut, maka selanjutnya
Peta Sekolah Sasaran akan diserahkan kepada Layanan Adm. Umum. Namun, jika
Peta Sekolah Sasaran tidak disetujui, maka Layanan Teknis harus membuat ulang
Peta Sekolah Sasaran yang sesuai, dan proses permintaan persetujuan Pelaksana
d. Koordinator Instalasi
Koordinator Instalasi mempunyai tugas dalam pelaksanaan pelatihan,
dimana ketika pelatihan sudah selesai Koordinator Instalasi akan mengumpulkan
dokumen-dokumen seperti daftar hadir peserta, daftar hadir panitia, daftar hadir
narasumber, nilai peserta, materi pelatihan dan angket. Dokumen-dokumen
tersebut akan kemudian akan diberikan kepada Layanan Adm. Umum untuk
pengarsipan dan pembuatan laporan.
Ketika peserta pelatihan telah berkumpul di tempat pelatihan yang telah
ditentukan, maka akan dilakukan proses check in terlebih dahulu oleh Layanan
Umum ini. Layanan Umum bertugas untuk mengawasi dan mengambil daftar
check in, biodata, dan Surat Tugas Peserta sebelum pelatihan dimulai.
Setelah semua peserta mengisi dan mengumpulkan dokumen-dokumen di
atas, maka seluruh dokumen yang terkumpul akan diserahkan kepada Layanan
Adm. Umum untuk diarsipkan dan dibuat laporan.
e. Pelaksana Teknis
Dalam sistem ini Pelaksana Teknis bertugas dalam menentukan
persetujuan terhadap Peta Sekolah Sasaran yang diajukan oleh Layanan Teknis.
Hal ini termasuk ke dalam penentuan strategi BPPTKPK dalam melakukan
Setiap pelatihan yang diselenggarakan oleh BPPTKPK selesai, maka
Pelaksana Teknis dalam sistem ini akan menerima Laporan Teknis sebagai salah
satu bentuk pelaporan hasil dilaksanakannya pelatihan.
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah metode yang digunakan oleh penulis dalam
melakukan penelitian. Ada beberapa macam metode yang dipakai diantaranya
adalah metode pengumpulan data, metode pengembangan sistem dan metode
perancangan sistem.
3.2.1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dan tindakan
(action). Metode deskriptif yaitu mengumpulkan data kemudian menganalisanya
serta memaparkan hasil pengamatan di lapangan.
Sedangkan metode tindakan (action research) adalah penelitian yang
digunakan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru, cara
pendekatan baru, atau produk pengetahuan yang baru dan untuk memecahkan
masalah dengan penerapan langsung di dunia nyata (lapangan).
3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Adapun data yang dikumpulkan pada penelitian ini berasal dari dua
3.2.2.1. Sumber Data Primer
Sumber Data Primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara
dan observasi.
1. Wawancara
Wawancara (interview) adalah suatu cara pengumpulan data melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara pewawancara (pengumpul data)
dengan responden (sumber data). Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai
Pelaksana Teknis yang bertugas mengawasi keseluruhan proses yang terjadi
dalam sistem data pelatihan guru, serta Layanan Adm. Umum yang
mempunyai peranan paling penting dalam sistem.
2. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan
oleh pengumpul data terhadap gejala/peristiwa yang diselidiki pada objek
penelitian. Observasi ini mempunyai sifat tidak adanya interaksi antara objek
yang diamati dengan pengamat/pengumpul data.
Observasi ini dilakukan penulis dengan mengamati dan mencatat berbagai
hal yang berkaitan dengan proses-proses pada sistem data pelatihan guru
SMK yang dilakukan ketika penulis ikut terjun secara langsung dalam
berbagai aktivitas di tempat penelitian, yakni BPPTKPK.
3.2.2.2. Sumber Data Sekunder
Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui
mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian.
Dalam hal ini, dokumen-dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis
sehingga menghasilkan data-data yang sesuai untuk kegiatan pengembangan
sistem.
Dokumen-dokumen tersebut diantaranya adalah Dokumen-dokumen
Pelaksanaan Pelatihan Guru SMK yang mencakup berbagai Surat Tugas
Kepanitiaan, Surat Tugas Narasumber, Surat Undangan Pelatihan, Surat
Permohonan Peserta, Daftar Hadir, Biodata Peserta, Kuota Sasaran , Kerangka
Acuan Kerja, dan Data SMK se-Jawa Barat.
3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem
Berikut ini akan diuraikan mengenai metode pendekatan dan
pengembangan sistem yang digunakan oleh Penulis.
3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem
Metode pendekatan sistem yang digunakan oleh penulis adalah metode
pendekatan terstruktur. Metode ini merupakan metode yang dilengkapi dengan
alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam
pengembangan sistem,sehingga hasil akhir dari struktur sistem yang
dikembangkan dapat didefinisikan dengan baik dan jelas.
Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan-permasalahan yang
kompleks di organisasi dapat dipecahkan dan sistem yang dihasilkan akan
dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan anggaran biaya
pengembangannya, serta dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas sistem
yang dihasilkan.
Berikut ini adalah metodologi- metodologi yang menggunakan pendekatan
pengembangan sistem secara terstruktur. Metodologi tersebut dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Metodologi pemecahan fungsional (functional decomposition methodologies)
Methodologi ini menekankan pada pemecahan sistem ke dalam
subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami,
dirancang dan diterapkan.
2. Metodologi Berorientasi Data (Data Oriented Methodologies)
Metodologi ini menekankan pada karakteristik data yang akan diproses.
Metodologi ini kembali dikelompokan menjadi dua kelas, yaitu :
a. Data Flow Oriented Methodologies
Metodologi ini secara umum didasarkan pada pemecahan sistem
ke dalam modul-modul berdasarkan tipe elemen data dan tingkah laku
logika modul tersebut di dalam sistem. Dengan metodologi ini, sistem
secara logika digambarkan dari arus data dan hubungan antar
fungsinyadi dalam modul-modul sistem.
b. Data Structur Oriented Methodologies
Metodologi ini menekankan sturktur dari input dan output sistem.
Hubungan fungsi antar modul atau elemen-elemen sistem kemudian
dijelaskan dari struktur sistemnya tersebut.
1. Prespective Methodologies
Metodologi ini merupakan metodologi yang dikembangkan oleh sistem house dan pabrik-pabrik perangkat lunak yang tersedia secara komersial dalam
paket-paket program.
Dalam hal ini penulis menggunakan Data Flow Oriented Methodologies dimana di dalam metode tersebut terdapat DFD (Data Flow Digram) sebagai alat
pengembangan sistemnya.
3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah metode prototype. Menurut Raymond McLeod dan George P.
Schell (2008:201), protptype adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna tentang bagaimana
sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.
Sedangkan menurut Jogiyanto (2003:526), suatu prototype adalah bentuk dasar atau model awal dari suatu sistem atau bagian dari suatu sistem. Setelah
Prototyping adalah proses pengembangan suatu prototype secara cepat untuk digunakan terlebih dahulu dan ditingkatkan terus menerus sampai
didapatkan sistem yang utuh. Proses membangun sistem ini yaitu dengan
membuat prototype atau model awal, kemudian mencobanya, meningkatkannya dan mencobanya lagi dan meningkatkannya dan seterusnya sampai diperoleh
sistem yang lengkap atau disebut juga dengan proses iterative (iterative process)
dari pengembangan sistem.
Tahapan-tahapan yang dilakukan di dalam pengembangan sistem
menggunakan metode prototype adalah sebagai berikut :
1. Indentifikasikan kebutuhan pemakai yang paling mendasar.
Pembuat sistem dapat mewawancarai pemakai sistem tentang
kebutuhan pemakai sistem yang paling minimal terlebih dahulu.
Proses ini sama dengan proses analisis di pengembangan sistem