• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis biopsikososial spritual pada anak di panti sosial asuransi anak balita tunas bangsa Cipayung Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis biopsikososial spritual pada anak di panti sosial asuransi anak balita tunas bangsa Cipayung Jakarta Timur"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

SUSILAWATI

NIM : 107054102495

JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ANALISIS BIOPSIKOSOSIAL SPIRITUAL PADA ANAK DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK BALITA TUNAS BANGSA

CIPAYUNG JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Di Bawah Bimbingan

Oleh:

SUSILAWATI

NIM. 107054102495

Di Bawah Bimbingan

Siti Napsiyah, MSW

NIP: 19740101 200112 2003

JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

Skripsi berjudul

Analisis Biopsikososial Spiritual Pada Anak Di

Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa Cipayung Jakarta

Timur

. Telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada 22 September 2011.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Kesejahteraan Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Studi Kesejahteraan

Sosial.

Jakarta, 22 September 2011

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota,

Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. Wahidin Saputra, MA

Ahmad Zaky, M.Si

NIP. 19700903 199603 1001

NIP. 150411158

Penguji I

Penguji II

Drs.H.Mahmud Jalal, MA

Lisma Dyawati Fuaida, M.Si

NIP. 19520422 198103

NIP. 150411210

Pembimbing

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah dicantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 20 September 2011

(5)

i Nama : Susilawati

Nim : 107054102495

Anak merupakan amanah dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, yang di dalam dirinya mempunyai harkat dan martabat sebagaimana manusia seutuhnya. Oleh karena itu, tentunya anak membutuhkan perlindungan hukum dalam berbagai aktivitas mereka. Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam mengupayakan kesejahteraan, perlindungan, peningkatan, kelangsungan hidup dan mengoptimalkan tumbuh kembangnya anak. Salah satu lembaga yang perduli terhadap anak yaitu Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa yang berada di bawah naungan Dinas Sosial. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Analisis Biopsikososial Spiritual Terhadap Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Tunas Bangsa.

Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan berikut ini. Pertama, bagaimana perkembangan biopsikososial spiritual anak di panti? Dan kedua, bagaimana proses pelaksanaan program pengembangan biopsikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.

Metode yang digunakan penulis dalam mencari data yang diperlukan adalah metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif yaitu dengan cara melalui pengamatan lapangan, wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Yang menjadi informan peneliti adalah pengasuh, kepala seksi pengembangan sosialisasi, seksi asuhan keperawatan .

(6)

ii

lain. Dalam hal spiritual, kecerdasan spiritual anak di panti menunjukan bahwa anak cerdas sesuai dengan tingkat usianya. Anak-anak belajar sholat, mendengarkan cerita Nabi-nabi dan mengaji. Hanya saja anak belum melakukan sholat 5 waktu.

(7)

iii

Alhamdulillah segala puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah SWT dari lisan manusia yang taat kepada-Nya, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk beribadah kepada-Nya dan untuk bersholawat kepada kekasihnya, dan masih memberikan begitu banyak kenikmatan dan karunianya yang tak pernah dapat di hitung sehingga dengan izinya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Sholawat serta salam senantiasa terucap kepada manusia yang agung, yang baik budi pekertinya, yang telah membawa kita ke alam ilmu pengetahuan serta yang menyelamatkan umatnya di dunia dan akhirat beliau adalah nabi yang sangat mulia hingga akhir zaman nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Halangan dan rintangan yang penulis hadapi menjadikan pelajaran yang sangat berarti bagi penulis. Sungguh anugerah terindah yang diberikan Allah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini. Semua ini terwujud karena banyak dukungan dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

(8)

iv

Selanjutnya penulis juga ucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi, rasa terima kasih penulis ucapkan kepada ;

1. Kepada Bapak Dr. Arief Subhan, M.A sebagai dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, kepada Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Pudek I, Bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A selaku Pudek II, dan Bapak Drs. Study Rizal LK,M.A selaku Pudek III.

2. Ibu Siti Napsiyah, M.SW. selaku Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial sekaligus pembimbing yang dengan tulus memberikan pengarahan, petunjuk dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Kepada para dosen yang telah memberikan dedikasinya sebagai pengajar

yang memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan.

4. Kepada Bapak/Ibu pimpinan Perpustakaan Utama dan perpustakaan fakultas yang telah membantu penulis dengan menyediakan bahan-bahan dalam mengerjakan skripsi.

5. Kepada Bapak dan Ibu di panti serta anak-anak Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa yang telah membantu penulis dalam memberikan data-data demi terselesainya skripsi ini.

(9)

v

kepada penulis dengan indahnya persahabatan yang telah kalian berikan. 8. Kepada sahabat-sahabat ESACU (Echi, Jossie, Suhar, Adi), kepada

sahabat kecil Dhini Agustiany, Siti Dawiyah dan Arini Rozak, terima kasih karena telah setia dan tidak putus asa dalam memberikan motivasi. 9. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini.

Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah yang akan membalas kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta.

Kritik dan saran sangat paraktikan harapkan dari berbagai pihak yang membaca laporan ini. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi praktikan pada khususnya dan bagi para pembaca pada umunya.

Amin Ya Robbal Alamin

Jakarta, 20 September 2011

SUSILAWATI

(10)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

D. Metodologi Penelitian ... 11

E. Tinjauan Pustaka……… 17

F. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II. LANDASAN TEORI A. Biopskososial ... ...20

1. Pengertian Biopsikososial ... ...20

B. Asesmen Bio ... ...21

1. Pertumbuhan Fisik ... ...21

2. Kondisi yang mempengaruhi ukuran tubuh ... ...22

C. Asesmen Psikososial ... ...24

1. Pengertian Psikososial ... ...24

2. Faktor-faktor Psikososial ... ...25

3. Perkembangan Psikososial ... ...27

(11)

vii

2. Kecerdasan Spiritual ... ...33

E. Anak ... ...35

1. Pengertian Anak ... ...35

2. Anak Terlantar ... ...39

F. Perilaku ... ...43

1. Pengertian Perilaku... ...43

2. Faktor-faktor penggerak Perilaku... ...45

BAB III. Deskripsi Lembaga A. Sejarah Berdirinya PSAA Tunas Bangsa ... ...50

B. Falsafah PSAA Tunas Bangsa... ...51

C. Tujuan Berdirinya PSAA Tunas Bangsa ... ...51

D. Kegiatan Program PSAA Tunas Bangsa………..52

E. Kedudukan , Tugas dan Fungsi PSAA Tunas Bangsa………..53

F. Persyaratan Calon Warga Binaan Sosial Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa………...54

G. Sasaran dan jumlah Binaan………...55

H. Prosedur Penerimaan………57

I. Persyaratan Pengangkatan Anak………...58

J. Pelayanan………..59

(12)

viii

L. Sarana dan Prasarana………60

M.Pendanaan Panti………61

N. Personalia………..61

BAB IV. TEMUAN DAN ANALISIS HASIL A. Analisa Bio Anak dalam Panti………..80

1. Perkembangan Bio Anak Asuh ... ...81

2. Kesehatan Anak………85

B. Perkembangan Psikososial Anak………..87

1.Pemahaman Emosi Anak………..88

2.Model Pengasuhan Anak………..90

C. Perkembangan Spiritual Anak………..92

1.Motivasi yang diberikan Pengasuh agar Anak Taat kepada tuhanya………93

2.Warisan budaya dalam mencerdaskan Spiritualitas………….94

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... ..97

B. Saran ... ..98

(13)

1 A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan amanah dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, yang di dalam dirinya mempunyai harkat dan martabat sebagaimana manusia seutuhnya.1 Oleh karena itu, tentunya anak membutuhkan perlindungan hukum dalam berbagai aktifitas mereka. Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam mengupayakan kesejahteraan, perlindungan, peningkatan, kelangsungan hidup dan mengoptimalkan tumbuh kembangnya anak.

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Dalam Al-Quran pun telah menyuratkan dan mengajarkan bahwa anak harus dipelihara dengan baik. Sebagaimana yaitu Allah berfirman :

Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi dan tidak mengetahui. Dan mereka mengharamkan apa

(14)

2

yang Allah telah rezekikan kepada mereka dengan semata-mata

mengada-ngadakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah

mereka mendapat petunjuk”. (Q.S. An-nahl 58-59)

Anak-anak juga memiliki karakteristik yang khas. Lingkungan kehidupan pertama yang memberi pengaruh besar bagi perkembangan anak adalah keluarga. Orang tua merupakan orang penting yang langsung berhubungan dengan anak.2 Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu tertentu menuju kedewasaan dari lingkungan yang banyak berpengaruh dalam kehidupan anak menuju dewasa.

Psikososial merupakan tahap perkembangan yang dipengaruhi oleh faktor sosial dan kultur. Erikson (Faktor gangguan Psikososial, 1963) menemukan bahwa dalam tahap-tahap kehidupan setiap individu, terdapat tugas-tugas perkembangan penting yang perlu diselesaikan dengan baik. Seorang anak harus melewati tahapan perkembangan psikososial ini secara urut dan masing-masing tahapan harus diselesaikan dengan baik. Psikososial didefinisikan sebagai hubungan yang dinamis antara psikologis dan pengaruh sosial dan diantara keduanya saling mempengaruhi. Kedua komponen tersebut merupakan hal yang penting

2

Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, (Bandung

(15)

untuk proses perkembangan anak, hal tersebut akan beriringan dengan proses, sehingga psikososial akan berubah sesuai dengan perubahan pertumbuhan dan perkembangan individu.3

Anak-anak selain makhluk sosial juga merupakan makhluk spiritual. Spiritual memberi arah dan arti pada kehidupan. Spiritualitas adalah kepercayaan akan adanya kekuatan non fisik yang lebih besar daripada kekuatan diri kita. Suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan Tuhan. Untuk itu orang tua wajib menanamkan nilai-nilai dan ajaran agama kepada anak-anak. Mengabaikan pendidikan nilai-nilai spiritual ini berarti mengingkari sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Anak-anak dalam perkembanganya sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang merawatnya. Lingkungan pertama yang sangat berpengaruh dalam perkembangan anak adalah keluarga. Oleh karena itu untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, anak mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang perlu dipenuhi yaitu kebutuhan akan makanan bergizi, kebutuhan emosional, pengembangan spiritual, pendidikan, kesehatan, bermain serta memerlukan lingkungan keluarga dan lingkungan sosial yang mendukung bagi kelangsungan tumbuh

3

(16)

4

kembang hidupnya.4 Idealnya berarti anak harus tinggal bersama orang tuanya, untuk bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Tetapi pada kenyataanya, masih banyak kita melihat anak-anak yang terlantar. Padahal dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 4 berbunyi setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.5 Tentunya hal demikian itu tidak sesuai dengan isi pasal tersebut.

Melihat hal ini, salah satu panti asuhan yang ada di Indonesia yaitu Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa selaku Panti sosial dibawah naungan Dinas Sosial, memberikan program penampungan perawatan untuk menyelamatkan anak dari ketelantaran agar dapat tumbuh kembang secara wajar. Disini anak-anak diberikan pelayanan seperti, pelayanan kesehatan gizi, kesejahteraan sosial, mental, spiritual, pendidikan pra sekolah, pendidikan taman kanak-kanak, rekreasi, dan penyaluran bina lanjut.6 Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa

4

Departemen Sosial RI, Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat

Kesejahteraan anak, keluarga dan Lanjut Usia, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan

Sosial Anak Jalanan, 1999, h.1.

5

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

(Surabaya:Media Center 2006).h.117

(17)

diharapkan dapat mengembalikan anak-anak kedalam kehidupan yang layak dan normatif.

Meskipun sudah banyak panti-panti yang berdiri dengan tujuan menghindarkan anak dari keterlantaran, tetap keluargalah tempat yang paling utama untuk tempat di mana anak dapat tumbuh dan berkembang. Hal ini disebabkan karena anak-anak dalam perkembanganya sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang merawatnya. Hal ini terlihat dari bagaimana anak itu tumbuh dan berkembang. Terlihat berbeda perkembangan diantara anak yang tumbuh dilingkungan keluarga dengan anak yang tumbuh di lingkungan panti asuhan. Perkembangan anak dilihat dari perkembangan bio, psiko, sosial dan spiritualnya. Berdasarkan pengamatan penulis sementara mengenai perkembangan anak yang tinggal bersama orang tuanya adalah:

1) Perkembangan Bio: Anak terlihat sehat, bersih. Dikarenakan anak mendapatkan ASI (air susu ibu) yang cukup dan mendapatkan makanan yang bergizi. Serta daya imun yang cukup.

(18)

6

3) Perkembangan Sosial: Anak mudah beradaptasi, mudah bersosialisasi dan lebih terbuka. Anak juga tidak akan sulit dalam berkenalan dengan orang baru dan anak pun tidak sulit untuk mendapatkan teman baru.

4) Perkembangan Spiritual: Anak usia 3 tahun sudah bisa meniru gerakan sholat dan usia 6 tahun sudah bisa mulai membaca huruf-huruf Al-Qur’an.

Hal ini akan berbeda situasinya dengan anak yang tumbuh didalam panti asuhan. Penulis berasumsi bahwa perkembangan anak yang tumbuh di dalam panti asuhan akan terlihat sebagai berikut:

1) Perkembangan Bio: Tidak terlalu sehat. Anak pun mudah sakit hal ini karena anak tidak mendapatkan ASI (air susu ibu) sehingga kurang daya imun didalam tubuhnya.

(19)

mengungkapkanya sehingga ia pendam didalam hati dan tumbuh menjadi pendendam.

3) Perkembangan Sosial: Anak sulit untuk beradaptasi dengan orang asing. Yang anak kenal hanyalah orang yang berada didalam panti, sehingga anak akan sulit dalam beradaptasi, bersosialisasi dengan orang asing.

4) Perkembangan Spiritual: Anak didalam panti usia 3 tahun belum bisa meniru gerakan sholat. Anak pun usia 6 tahun belum bisa menghafal huruf-huruf Al-Qur’an. Hal ini dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang mengajarkan mereka.

(20)

8

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, penulis ingin meneliti lebih jauh lagi mengenai perkembangan biopsikososial spiritual anak yang tumbuh di dalam panti asuhan. Untuk itu penulis akan menggali lebih dalam tentang perkembangan biopsikososial spiritual anak yang berada didalam panti asuhan? Dan bagaimana cara panti mengembangkan perkembangan biopsikososial spiritual anak? Oleh karena itu penulis mengambil judul tentang “Analisis Biopsikososial Spiritual pada Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa”.

B. Batasan dan Perumusan masalah

A. Batasan Masalah

Untuk mrenghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis memfokuskan hanya pada analisis biopsikososial spiritual anak balita di Panti Tunas Bangsa Cipayung Jakarta Timur.

B.Perumusan Masalah

Sehubungan dengan pembatasan masalah di atas, penulis membuat rumusan

masalah yaitu:

(21)

C. Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan mengetahui :

a. Tujuan Umum

Untuk mendefinisikan perkembangan biopsikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran kondisi Biopsikososial Spiritual Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.

(22)

10

2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

1) Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai cara pengembangan Biopsikososial Spiritual anak balita yang dilakukan oleh Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.

2) Memberikan sumbangan pengetahuan bagi kompetensi pekerjaan sosial di bidang pengembangan anak khususnya perkembangan Biopsikisosial Spiritual.

2. Manfaat Praktis

1) Merupakan masukan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan anak.

2) Memberikan masukan dan saran kepada Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa dalam mengembangkan perkembangan biopsikososial spiritual Anak.

(23)

D. Metodologi penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan dalam beberapa pertimbangan, yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mendefinisikan suatu konsep, serta memberikan kemungkinan berbagai perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik bermakna dilapangan.7

[image:23.612.106.485.115.525.2]

Sedangkan menurut Bodgan Tailor dalam bukunya sebagaimana di kutip oleh Lexy J.Moleong, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data dan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka pendapat ini diartikan pada latar dan individu secara holistic (utuh). Peneliti tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu gambaran sebagai dari suatu keutuhan.8

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar bukan angka-angka, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi rinci

7

Burhan Bungins, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta; PT. Raja Grafindo

Persada, 2003), cet.ke-2, h.39

8

Dr. Lexy J.moleong, MA, “ Metodelogi Penelitian Kualitatif”, (Bandung:PT.Remaja

(24)

12

terhadap apa yang sudah diteliti. Pendekatan kualitatif ini dipilih berdasarkan tujuan penelitian yang ingin mendapatkan gambaran tentang bio psikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa dan bagaimana program pengembanganya.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis. Deskriptif analisis yaitu, analisis terhadap sampel dimaksudkan untuk menarik kesimpulan.9Di mana data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, catatan atau memo dan dokumentasi resmi lainya.10

Dalam penelitian deskriptif analisis ini penulis menganalisa biopsikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa dan proses pelaksanaan programnya, yang bertujuan untuk mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, sejauh mana dan sebagainya.

9

http://www.pdfwindows.com/goto?=http:/file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR_ADMINISTR

ASI_PENDIDIKAN/197011091998021SURURI/Pokok_Bahasan_Pengolahan_dan_analisis_Data

.pdf

10

Burhan Bungins, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT..Raja Grafindo

(25)

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun untuk melaksanakan penelitian teknik pengumpulan data yang akan dilaksanakan melalui :

a. Observasi: Penulis mendatangi Panti Sosial Asuhan Anak Tunas Bangsa, disini penulis melakukan pengamatan lansgung dalam mengikuti kegiatan-kegiatan agar dapat memperoleh data yang akurat dan konkrit tentang masalah yang diteliti penulis.

b. Wawancara: Penulis melengkapi pengumpulan data yang diperlukan, selain observasi langsung penulis juga melakukan wawancara langsung yang dianggap dapat memberikan info kepada penulis. Wawancara dilakukan kepada Ka.Sie Pengembangan dan Sosialisasi, Staff.Asuhan dan Keperawatan, Pengasuh PSAA Tunas Bangsa.

(26)

14

4. Macam dan Sumber Data

a. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber utama

Sumber Utama :

no Data yang di cari Informan Posisi Metode Jumlah

1 Kelembagaan 1.Dra. Mariana. M.si

Kepala PSAA Tunas Bangsa

Wawancara 1

2 Asuhan&Perawatan 2.Sri Marsiyanti

3.Nurlly.

Sie.Asuhan dan Perawatan.

Wawancara 2

3 Sosialisasi dan Pengembangan

4.DraDiah Ratnaningsih

Sosialisasi dan Pengembangan

Wawancara 1

Total = 4 ( empat ) jumlah keseluruhan subyek data primer

(27)

5. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. Jl. Raya Bina marga no.79 Cipayung Jakarta Timur.

6. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 7 September-14 September 2011. Penelitian ini dilakukan dari pukul 08.00-15.00 WIB.

7. Subyek, Informan dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah pengurus, pengasuh, pengajar Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. Informan adalah seseorang yang dapat memberikan informasi mengenai situasi dan kondisi latar penelitian.

8. Teknik Analisa Data

(28)

16

2. Selanjutnya penulis menyusun dalam catatan lapangan, kemudian diringkas, dirangkum dipilah-pilah hal-hal yang penting dan pokok dan disusun secara sistematis dengan mengacu kepada perumusan masalah dan tinjauaan teoritis yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam menganalisa penulis menggunakan analisa deskriptif, mendeskriptifkan hasil temuan secara sistematis, faktual, akurat yang disertai petikan wawancara.

Penulisan menganalisa secara kualitatif data-data kualitatif dari hasil wawancara mendalam yang berupa kalimat-kalimat atau pertanyaan pendapat tersebut dianalisa untuk mengetahui makna yang terkandung didalamnya, untuk mengetahui makna yang terkandung di dalamnya, untuk memahami keterlibatan dengan permasalahan yang diteliti.

9. Teknik Keabsahan Data

(29)

10.Teknik Penulisan

Untuk mempermudah dalam penulisan ini maka penulis mengacu kepada pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan ini, penulis melakukan tinjauan pustaka sebagai langkah dari penyusunan skripsi yang penulis teliti, agar terhindar dari kesamaan judul dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelum-sebelumnya. Setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka peneliti menemukan skripsi yang hampir sama dari segi judul yang penulis buat, tetapi penulis akan memaparkan dari sudut yang berbeda, yaitu :

Nama : Nona Supriyanti

Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan : Kesejahteraan Sosial

Tahun : 2009

(30)

18

perkembangan psikososial anak, padahal masih banyak perkembangan anak lainya, seperti: perkembangan bio dan Spiritual.

Maka di dalam skripsi ini penulis secara spesifik membahas mengenai biopsikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. Bukan hanya perkembangan psikososial saja, melainkan perkembangan bio dan spiritual anak juga dijabarkan. Penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan dan pengetahuan bagi akademis dan praktisi yang menaruh perhatian khususnya anak terlantar.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis membagi dalam lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

(31)

BAB II KAJIAN TEORITIS

Bab ini mengemukakan tentang pengertian bio, pengertian psikososial, faktor psikososial, perkembangan psikososial, pengertian spiritual, pengertian anak, pengertian anak terlantar.

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian yang terdiri dari latar belakang berdirinya panti, tugas fungsi dan kedudukan Panti sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa, prosedur penerimaan, struktur organisasi.

BAB IV Menjelaskan tentang analisis biopsikososial spiritual anak di Panti Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.

BAB V PENUTUP

[image:31.612.108.481.179.503.2]
(32)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan amanah dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, yang di dalam dirinya mempunyai harkat dan martabat sebagaimana manusia seutuhnya.1 Oleh karena itu, tentunya anak membutuhkan perlindungan hukum dalam berbagai aktifitas mereka. Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam mengupayakan kesejahteraan, perlindungan, peningkatan, kelangsungan hidup dan mengoptimalkan tumbuh kembangnya anak.

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Dalam Al-Quran pun telah menyuratkan dan mengajarkan bahwa anak harus dipelihara dengan baik. Sebagaimana yaitu Allah berfirman :

Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi dan tidak mengetahui. Dan mereka mengharamkan apa

(33)

yang Allah telah rezekikan kepada mereka dengan semata-mata

mengada-ngadakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah

mereka mendapat petunjuk”. (Q.S. An-nahl 58-59)

Anak-anak juga memiliki karakteristik yang khas. Lingkungan kehidupan pertama yang memberi pengaruh besar bagi perkembangan anak adalah keluarga. Orang tua merupakan orang penting yang langsung berhubungan dengan anak.2 Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu tertentu menuju kedewasaan dari lingkungan yang banyak berpengaruh dalam kehidupan anak menuju dewasa.

Psikososial merupakan tahap perkembangan yang dipengaruhi oleh faktor sosial dan kultur. Erikson (Faktor gangguan Psikososial, 1963) menemukan bahwa dalam tahap-tahap kehidupan setiap individu, terdapat tugas-tugas perkembangan penting yang perlu diselesaikan dengan baik. Seorang anak harus melewati tahapan perkembangan psikososial ini secara urut dan masing-masing tahapan harus diselesaikan dengan baik. Psikososial didefinisikan sebagai hubungan yang dinamis antara psikologis dan pengaruh sosial dan diantara keduanya saling mempengaruhi. Kedua komponen tersebut merupakan hal yang penting

2

Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, (Bandung

(34)

3

untuk proses perkembangan anak, hal tersebut akan beriringan dengan proses, sehingga psikososial akan berubah sesuai dengan perubahan pertumbuhan dan perkembangan individu.3

Anak-anak selain makhluk sosial juga merupakan makhluk spiritual. Spiritual memberi arah dan arti pada kehidupan. Spiritualitas adalah kepercayaan akan adanya kekuatan non fisik yang lebih besar daripada kekuatan diri kita. Suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan Tuhan. Untuk itu orang tua wajib menanamkan nilai-nilai dan ajaran agama kepada anak-anak. Mengabaikan pendidikan nilai-nilai spiritual ini berarti mengingkari sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Anak-anak dalam perkembanganya sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang merawatnya. Lingkungan pertama yang sangat berpengaruh dalam perkembangan anak adalah keluarga. Oleh karena itu untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, anak mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang perlu dipenuhi yaitu kebutuhan akan makanan bergizi, kebutuhan emosional, pengembangan spiritual, pendidikan, kesehatan, bermain serta memerlukan lingkungan keluarga dan lingkungan sosial yang mendukung bagi kelangsungan tumbuh

3

(35)

kembang hidupnya.4 Idealnya berarti anak harus tinggal bersama orang tuanya, untuk bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Tetapi pada kenyataanya, masih banyak kita melihat anak-anak yang terlantar. Padahal dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 4 berbunyi setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.5 Tentunya hal demikian itu tidak sesuai dengan isi pasal tersebut.

Melihat hal ini, salah satu panti asuhan yang ada di Indonesia yaitu Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa selaku Panti sosial dibawah naungan Dinas Sosial, memberikan program penampungan perawatan untuk menyelamatkan anak dari ketelantaran agar dapat tumbuh kembang secara wajar. Disini anak-anak diberikan pelayanan seperti, pelayanan kesehatan gizi, kesejahteraan sosial, mental, spiritual, pendidikan pra sekolah, pendidikan taman kanak-kanak, rekreasi, dan penyaluran bina lanjut.6 Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa

4

Departemen Sosial RI, Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat

Kesejahteraan anak, keluarga dan Lanjut Usia, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan

Sosial Anak Jalanan, 1999, h.1.

5

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

(Surabaya:Media Center 2006).h.117

(36)

5

diharapkan dapat mengembalikan anak-anak kedalam kehidupan yang layak dan normatif.

Meskipun sudah banyak panti-panti yang berdiri dengan tujuan menghindarkan anak dari keterlantaran, tetap keluargalah tempat yang paling utama untuk tempat di mana anak dapat tumbuh dan berkembang. Hal ini disebabkan karena anak-anak dalam perkembanganya sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang merawatnya. Hal ini terlihat dari bagaimana anak itu tumbuh dan berkembang. Terlihat berbeda perkembangan diantara anak yang tumbuh dilingkungan keluarga dengan anak yang tumbuh di lingkungan panti asuhan. Perkembangan anak dilihat dari perkembangan bio, psiko, sosial dan spiritualnya. Berdasarkan pengamatan penulis sementara mengenai perkembangan anak yang tinggal bersama orang tuanya adalah:

1) Perkembangan Bio: Anak terlihat sehat, bersih. Dikarenakan anak mendapatkan ASI (air susu ibu) yang cukup dan mendapatkan makanan yang bergizi. Serta daya imun yang cukup.

(37)

3) Perkembangan Sosial: Anak mudah beradaptasi, mudah bersosialisasi dan lebih terbuka. Anak juga tidak akan sulit dalam berkenalan dengan orang baru dan anak pun tidak sulit untuk mendapatkan teman baru.

4) Perkembangan Spiritual: Anak usia 3 tahun sudah bisa meniru gerakan sholat dan usia 6 tahun sudah bisa mulai membaca huruf-huruf Al-Qur’an.

Hal ini akan berbeda situasinya dengan anak yang tumbuh didalam panti asuhan. Penulis berasumsi bahwa perkembangan anak yang tumbuh di dalam panti asuhan akan terlihat sebagai berikut:

1) Perkembangan Bio: Tidak terlalu sehat. Anak pun mudah sakit hal ini karena anak tidak mendapatkan ASI (air susu ibu) sehingga kurang daya imun didalam tubuhnya.

(38)

7

mengungkapkanya sehingga ia pendam didalam hati dan tumbuh menjadi pendendam.

3) Perkembangan Sosial: Anak sulit untuk beradaptasi dengan orang asing. Yang anak kenal hanyalah orang yang berada didalam panti, sehingga anak akan sulit dalam beradaptasi, bersosialisasi dengan orang asing.

4) Perkembangan Spiritual: Anak didalam panti usia 3 tahun belum bisa meniru gerakan sholat. Anak pun usia 6 tahun belum bisa menghafal huruf-huruf Al-Qur’an. Hal ini dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang mengajarkan mereka.

(39)

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, penulis ingin meneliti lebih jauh lagi mengenai perkembangan biopsikososial spiritual anak yang tumbuh di dalam panti asuhan. Untuk itu penulis akan menggali lebih dalam tentang perkembangan biopsikososial spiritual anak yang berada didalam panti asuhan? Dan bagaimana cara panti mengembangkan perkembangan biopsikososial spiritual anak? Oleh karena itu penulis mengambil judul tentang “Analisis Biopsikososial Spiritual pada Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa”.

B. Batasan dan Perumusan masalah

A. Batasan Masalah

Untuk mrenghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis memfokuskan hanya pada analisis biopsikososial spiritual anak balita di Panti Tunas Bangsa Cipayung Jakarta Timur.

B.Perumusan Masalah

Sehubungan dengan pembatasan masalah di atas, penulis membuat rumusan

masalah yaitu:

(40)

9

C. Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan mengetahui :

a. Tujuan Umum

Untuk mendefinisikan perkembangan biopsikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran kondisi Biopsikososial Spiritual Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.

(41)

2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

1) Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai cara pengembangan Biopsikososial Spiritual anak balita yang dilakukan oleh Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.

2) Memberikan sumbangan pengetahuan bagi kompetensi pekerjaan sosial di bidang pengembangan anak khususnya perkembangan Biopsikisosial Spiritual.

2. Manfaat Praktis

1) Merupakan masukan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan anak.

2) Memberikan masukan dan saran kepada Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa dalam mengembangkan perkembangan biopsikososial spiritual Anak.

(42)

11

D. Metodologi penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan dalam beberapa pertimbangan, yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mendefinisikan suatu konsep, serta memberikan kemungkinan berbagai perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik bermakna dilapangan.7

[image:42.612.106.485.115.525.2]

Sedangkan menurut Bodgan Tailor dalam bukunya sebagaimana di kutip oleh Lexy J.Moleong, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data dan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka pendapat ini diartikan pada latar dan individu secara holistic (utuh). Peneliti tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu gambaran sebagai dari suatu keutuhan.8

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar bukan angka-angka, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi rinci

7

Burhan Bungins, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta; PT. Raja Grafindo

Persada, 2003), cet.ke-2, h.39

8

Dr. Lexy J.moleong, MA, “ Metodelogi Penelitian Kualitatif”, (Bandung:PT.Remaja

(43)

terhadap apa yang sudah diteliti. Pendekatan kualitatif ini dipilih berdasarkan tujuan penelitian yang ingin mendapatkan gambaran tentang bio psikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa dan bagaimana program pengembanganya.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis. Deskriptif analisis yaitu, analisis terhadap sampel dimaksudkan untuk menarik kesimpulan.9Di mana data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, catatan atau memo dan dokumentasi resmi lainya.10

Dalam penelitian deskriptif analisis ini penulis menganalisa biopsikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa dan proses pelaksanaan programnya, yang bertujuan untuk mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, sejauh mana dan sebagainya.

9

http://www.pdfwindows.com/goto?=http:/file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR_ADMINISTR

ASI_PENDIDIKAN/197011091998021SURURI/Pokok_Bahasan_Pengolahan_dan_analisis_Data

.pdf

10

Burhan Bungins, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT..Raja Grafindo

(44)

13

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun untuk melaksanakan penelitian teknik pengumpulan data yang akan dilaksanakan melalui :

a. Observasi: Penulis mendatangi Panti Sosial Asuhan Anak Tunas Bangsa, disini penulis melakukan pengamatan lansgung dalam mengikuti kegiatan-kegiatan agar dapat memperoleh data yang akurat dan konkrit tentang masalah yang diteliti penulis.

b. Wawancara: Penulis melengkapi pengumpulan data yang diperlukan, selain observasi langsung penulis juga melakukan wawancara langsung yang dianggap dapat memberikan info kepada penulis. Wawancara dilakukan kepada Ka.Sie Pengembangan dan Sosialisasi, Staff.Asuhan dan Keperawatan, Pengasuh PSAA Tunas Bangsa.

(45)

4. Macam dan Sumber Data

a. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber utama

Sumber Utama :

no Data yang di cari Informan Posisi Metode Jumlah

1 Kelembagaan 1.Dra. Mariana. M.si

Kepala PSAA Tunas Bangsa

Wawancara 1

2 Asuhan&Perawatan 2.Sri Marsiyanti

3.Nurlly.

Sie.Asuhan dan Perawatan.

Wawancara 2

3 Sosialisasi dan Pengembangan

4.DraDiah Ratnaningsih

Sosialisasi dan Pengembangan

Wawancara 1

Total = 4 ( empat ) jumlah keseluruhan subyek data primer

(46)

15

5. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. Jl. Raya Bina marga no.79 Cipayung Jakarta Timur.

6. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 7 September-14 September 2011. Penelitian ini dilakukan dari pukul 08.00-15.00 WIB.

7. Subyek, Informan dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah pengurus, pengasuh, pengajar Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. Informan adalah seseorang yang dapat memberikan informasi mengenai situasi dan kondisi latar penelitian.

8. Teknik Analisa Data

(47)

2. Selanjutnya penulis menyusun dalam catatan lapangan, kemudian diringkas, dirangkum dipilah-pilah hal-hal yang penting dan pokok dan disusun secara sistematis dengan mengacu kepada perumusan masalah dan tinjauaan teoritis yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam menganalisa penulis menggunakan analisa deskriptif, mendeskriptifkan hasil temuan secara sistematis, faktual, akurat yang disertai petikan wawancara.

Penulisan menganalisa secara kualitatif data-data kualitatif dari hasil wawancara mendalam yang berupa kalimat-kalimat atau pertanyaan pendapat tersebut dianalisa untuk mengetahui makna yang terkandung didalamnya, untuk mengetahui makna yang terkandung di dalamnya, untuk memahami keterlibatan dengan permasalahan yang diteliti.

9. Teknik Keabsahan Data

(48)

17

10.Teknik Penulisan

Untuk mempermudah dalam penulisan ini maka penulis mengacu kepada pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan ini, penulis melakukan tinjauan pustaka sebagai langkah dari penyusunan skripsi yang penulis teliti, agar terhindar dari kesamaan judul dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelum-sebelumnya. Setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka peneliti menemukan skripsi yang hampir sama dari segi judul yang penulis buat, tetapi penulis akan memaparkan dari sudut yang berbeda, yaitu :

Nama : Nona Supriyanti

Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan : Kesejahteraan Sosial

Tahun : 2009

(49)

perkembangan psikososial anak, padahal masih banyak perkembangan anak lainya, seperti: perkembangan bio dan Spiritual.

Maka di dalam skripsi ini penulis secara spesifik membahas mengenai biopsikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. Bukan hanya perkembangan psikososial saja, melainkan perkembangan bio dan spiritual anak juga dijabarkan. Penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan dan pengetahuan bagi akademis dan praktisi yang menaruh perhatian khususnya anak terlantar.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis membagi dalam lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

(50)

19

BAB II KAJIAN TEORITIS

Bab ini mengemukakan tentang pengertian bio, pengertian psikososial, faktor psikososial, perkembangan psikososial, pengertian spiritual, pengertian anak, pengertian anak terlantar.

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian yang terdiri dari latar belakang berdirinya panti, tugas fungsi dan kedudukan Panti sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa, prosedur penerimaan, struktur organisasi.

BAB IV Menjelaskan tentang analisis biopsikososial spiritual anak di Panti Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.

BAB V PENUTUP

[image:50.612.108.481.179.503.2]
(51)

50

A.

Sejarah Berdirinya Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa

Banyaknya masalah bayi yang terlantar di DKI Jakarta, diantaranya

adalah bayi yang dibuang, bayi yang ditinggalkan orangtuanya di Rumah

Sakit, ataupun bayi dari hasil hubungan diluar nikah dan semua hal tersebut

merupakan masalah yang perlu mendapatkan penanganan. Pada saat itu

lembaga pemerintah maupun swasta yang menangani masalah yang dimaksud

masih sangat terbatas, sehingga timbul gagasan dari Dinas Sosial untuk

mendirikan sebuah pada tahun 1985, dengan didirikannya sebuah panti

dengan sarana dan penampungan guna menangani masalah tersebut. Gagasan

tersebut direalisasikan prasarana yang sangat terbatas, diberi nama Panti

Asuhan Balita yang mempunyai daya tampung sebanyak 50 orang.

Setelah dikukuhkan oleh Gubernur DKI Jakarta dengan Nomor SK

1640/1986 tertanggal 31 Agustus 1986, Panti tersebut mulai dioperasikan.

Pada tahun 1996, tepatnya tanggal 1 Mei 1996, seluruh Panti Sosial dibawah

binaan Dinas Sosial dirubah namanya, salah satunya adalah Panti Asuhan

Balita menjadi Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa 01 Cipayung

(52)

51

ini. Kemudian dengan adanya pengembangan organisasi, maka diterbitkan SK

Gubernur DKI Jakarta nomor 163 tahun 2002 tentang Pembentukan

organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis di lingkungan Dinas Sosial

Provinsi DKI Jakarta.

1

B.

Falsafah Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa

Visi Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa adalah

menyelamatkan anak dari keterlantaran agar dapat tumbuh kembang secara

wajar. Sedangkan Misi dari Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa

adalah mengembalikan anak balita terlantar ke dalam kehidupan yang layak

dan normatif serta membuat anak mempunyai disiplin tinggi, percaya diri,

penuh semangat dan tanggung jawab.

2

C.

Tujuan berdirinya Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa

Tujuan dari berdirinya Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa

adalah :

1.

Sebagai upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam

menangani balita terlantar.

2.

Balita terlantar dapat hidup layak dan normatif.

1

Brosur Profil Panti Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. 2010 2

(53)

3.

Sebagai upaya Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta untuk

menyelamatkan anak balita dari keterlantaran agar dapat

tumbuh kembang secara wajar.

3

D.

KEGIATAN/PROGRAM PSAA Balita Tunas Bangsa

Penampungan dan Perawatan

1.

Pelayanan kesehatan gizi: melakukan imunisasi serta mencukupi

makanan anak berupa 4 sehat 5 sempurna.

2.

Kesejahteraan sosial, mental dan spiritual: anak-anak diajarkan

mengenal Tuhan yang Maha Esa dengan cara sholat dan mengaji.

3.

Pendidikan pra sekolah : anak-anak sebelum memasuki sekolah taman

kanak-kanak, anak-anak ada kegiatan belajar sambil bermain.

Anak-anak diajarkan bagaimana cara memegang alat tulis, mengenal warna,

menyanyi, menulis dan membaca. Kegiatan ini dilakukan didalam

Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa dengan mendatangkan

guru dari luar.

4.

Pendidikan taman kanak-kanak: Anak yang berusia 5 tahun dimasukan

kedalam Pendidikan Taman Kanak-kanak, pendidikan ini dilakukan di

luar lingkungan Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa

dengan tujuan anak-anak bisa bersosialisasi.

3

(54)

53

5.

Rekreasi : Rekreasi dilakukan minimal satu tahun sekali, supaya

anak-anak bisa refreshing dan mengenal lingkungan/ taman bermain.

6.

Penyaluran bina lanjut : setelah anak mengayomi Pendidikan Taman

Kanak-kanak, anak tidak ditempatkan di Panti Sosial Anak Balita

Tunas Bangsa karena harus melanjutkan pendidikan di Sekolah

Dasar.

4

E.

Kedudukan, Tugas dan Fungsi Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas

Bangsa

Mengenai tugas, fungsi dan kedudukan PSAA Balita :

a.

Kedudukanya: merupakan unit pelaksana teknis Dinas Bintal dan

Kessos dalam pelayanan dan pembinaan anak balita terlantar.

b.

Tugas: menyelenggarakan kegiatan pelayanan Kessos anak terlantar

usia 5 tahun kebawah yang meliputi perlindungan, perawatan,

sosialisasi dan pengembangan, penitipan anak, pengaturan dan bina

lanjut.

c.

Fungsi:

1.

Pelaksanaan

pendekatan

awal

meliputi

penjangkauan,

observasi, identifikasi, motifasi dan seleksi

4

(55)

2.

Pelaksanaan penerimaan, meliputi regristrasi, persyaratan

administrasi, penempatan dalam panti dan penitipan dalam

asuhan anak

3.

Pelaksanan perawatan, pemeliharaan serta asuhan dan

perlindungan social

4.

Pelaksanaan assessment meliputi penelahaan, pengungkapan,

pemahaman masalah dan potensi

5.

Pelaksanaan pembinaan fisik, kesehatan, hubungan mental,

social, pendidikan non formal dan pengembangan kepribadian

6.

Pelaksanaan sosialisasi meliputi kemampuan, bermasyarakat

kehidupan dalam keluarga dan kesiapan pendidikan.

5

F.

Persyaratan Calon Warga Binaan Sosial Panti Sosial Asuhan Anak

Balita Tunas Bangsa

Laki-laki/Perempuan

1.

Anak usia balita (0-5 Tahun)

2.

Status terlantar

3.

Sehat fisik dan mental

4.

Berdomisili di DKI Jakarta

5

(56)

55

G.

Sasaran dan Jumlah Binaan

Panti Sosial Asuhan Anak Balita memiliki beberapa sasaran yang

menjadi warga binaan sosial dari Panti ini, yakni :

1.

Anak yatim, piatu, dan yatim piatu yang terlantar pada usia 0-5

tahun

2.

Keluarga yang tidak mampu

3.

Kapasitas tampung 60 anak, tetapi kapasitas tersebut bersifat

(57)

Daftar Anak PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung

No

Jumlah Anak Usia

Jumlah

Keseluruhan

Sosialisasi/kembali

ke

keluarga/dirujuk

ke panti lain

Jumlah

Yang Ada

P L

P L

P L

1

0 s/d 12 bulan

6 13

0 0

6 13

2

13 bulan s/d 24

bulan

9 20

9 11

0 9

3

25 bulan s/d 36

bulan

5 7

2 0

3 7

4

37 bulan s/d 48

bulan

0 5

0 1

0 4

5

49 bulan s/d 60

bulan

2 5

0 0

2 5

6

61 bulan s/d 72

bulan

(58)

57

Jumlah

28 61

13 12

15 49

Jumlah Total

89

25

64

Keterangan :

-

Bayi ditempatkan di Ruang Arjuna

-

Usia Balita ditempatkan di Ruang Dewi Shinta

-

Usia 1,5-5 Tahun ditempatkan di Ruang Srikandi

6

H.

Prosedur Penerimaan

1.

Penyerahan dari Rumah Sakit ke Panti dengan surat rekomendasi dari

Dinas

Sosial

Provinsi

DKI

Jakarta/Sudin

Sosial

setempat.

Kelengkapannya meliputi, surat kelahiran, surat penyerahan, berita acara

penyerahan dan studi kasus (study case).

2.

Penyerahan dari kepolisian, yaitu penyerahan langsung ke Panti dan

memberikan surat penyerahan.

3.

Penyerahan dari lembaga sosial. Kelengkapannya meliputi surat pengantar

penyerahan dan laporan sosial yang bersangkutan.

4.

Penyerahan dari keluarga/masyarakat, yaitu menyerahkan langsung ke

panti dan membuat surat pernyataan/perjanjian diatas materai yang cukup

serta memberikan keterangan dari lurah setempat.

7

6

(59)

I.

Persyaratan Pengangkatan Anak

a.

Usia pernikahan minimal 5 tahun

b.

Usia suami dan istri minimal 30 tahun

c.

Surat permohonan izin pengangkatan anak kepada kepala dinas social

provinsi DKI jakarta

d.

Surat pernyataan dari keluarga dan istri

e.

Surat pernyataan dari suami dan istri calon orang tua angkad

f.

Foto copy surat nikah

g.

Surat keterangan catatan kepolisian suami istri

h.

Surat kesehatan suami istri dari rumah sakit pemerintah

i.

Surat keterangan dari dokter/ahli kandungan/kebidanan

j.

Surat keterangan kesehatan jiwa dari dokter

k.

Foto copy kartu keluarga

l.

Surat keterangan lahir/akta kelahiran calon orang tua adoptan

m.

Surat pernyataan wali nikah (bila yang di adopsi bayi/anak

perempuan)

8

7

Brosur profil Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. 2010 8

(60)

59

J.

Pelayanan

Kegiatan operasional dikoordinasikan kedalam beberapa sub bagian, yaitu :

a.

Sub Bagian Tata Usaha

Tugasnya mencakup persiapan sarana dan prasarana dan mengatur pola

pendanaan panti.

b.

Sub Bagian Asuhan dan Perawatan

Tugasnya mencakup pemenuhan kebutuhan sehari-hari bagi anak, seperti

makanan, minuman dan kebutuhan dasar lainnya yang dibutuhkan oleh

anak.

c.

Sub Sosialisasi dan Pengembangan

Tugasnya mencakup pemenuhan akan pengembangan anak, baik formal

maupun non formal, salah satunya pendidikan.

K.

Daya Tampung

Kapasitas tampung ditetapkan sebanyak 60 anak. Kapasitas tampung

ini bersifat fleksibel sehingga terkadang bisa melebihi kapasitas yang

ditetapkan, meskipun Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa jumlah

(61)

L.

Sarana dan Prasarana

Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa telah dilengkapi

berbagai sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk mendukung proses

pelayanan. Berbagai upaya pembenahan sarana dan prasarana terus dilakukan

agar pelayanan yang diberikan terhadap anak dapat maksimal.

Fasilitas Panti

1.

Ruang Kantor : 1 lokal

2.

Ruang tata usaha : 1 lokal

3.

Ruang asrama : 4 lokal

kamar yang terdiri dari kamar arjuna (bayi), dewi shinta, srikandi

(1,5-5 tahun) dan isolasi.

4.

Taman bermain : 1 lokal

5.

Ruang belajar/serba guna : 1 lokal

6.

Ruang poliklinik : 1 lokal

7.

Aula : 1 lokal

8.

Gudang : 1 lokal

9.

Ruang Makan : 3 lokal

1 ruang dapur, 1 ruang makan pegawai dan 1 ruang makan anak

yang berada di ruang srikandi.

10.

Ruang Cuci : 1 lokal

(62)

61

12.

Mushola : 1 lokal

13.

Peralatan transportasi : terdapat 2 buah mobil

14.

Peralatan komunikasi : 1 telepon dan 1 mesin fax

15.

Peralatan mendukung : peralatan mandi, sarana tidur, televisi,

peralatan dapur, peralatan cuci dan peralatan makan.

M.

Pendanaan Panti

Sumber pendanaan, barang, dan properti yang dimiliki panti itu semua

dari Subsidi Pemerintah yaitu dari Pemda DKI Jakarta melalui APBD setiap

tahun dan sumbangan dari para donatur yang bersifat tidak tetap.

N.

Personalia

Sumber daya manusia merupakan penggerak utama suatu program.

Dalam melaksanakan pelayanan sosial terhadap anak terlantar, dibutuhkan

sumber daya manusia dengan kualitas yang cukup baik. Dukungan

SDM/personalia di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

9

9

(63)

Personalia PSAA Balita Tunas Bangsa

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011

No.

Tingkat Pendidikan

Jumlah

1.

S2

3

2.

S1

4

3.

SMA

14

4.

SMP

11

5.

PGAN

1

(64)

63

Struktur Organisasi Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas

Bangsa 2011

10

10

Dat a Diam bil dari w hite board Panti Sosial Asuhan Anak Balit a Tunas Bangsa m engenai dat a St ruktur Organisasi t ahun 2011.

Kepala Panti

Dra. Mariana, M.si

KA. Sub Bagian Tata Usaha

Yenti Kemala, AKs

Pengelola

TAA Pertiwi

Retno Listiana

Pengelola

TAA Tat Twam ASI

Sutarsi

Ka. Sie

Asuhan dan Perawatan

R. Yuliani Purwita S.sos, Msi

Ka. Sie

Sosialisasi dan Pengembangan

(65)

64

Pada Bab ini penulis akan membahas tentang Analisis Biopsikososial

Spiritual Terhadap Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.

Dengan menggabungkan dan mengkaji antara temuan hasil observasi, wawancara

catatan lapangan dan dokumentasi dengan teori-teori yang telah di jelasakan pada

Bab II. Dari hasil penelitian, penulis menemukan beberapa hal mengenai Analisa

Biopsikososial Spiritual Anak, baik dari segi subyeknya maupun dari segi obyek

penelitian sebagai upaya yang dilakukan oleh Panti Sosial Asuhan Anak Balita

Tunas Bangsa.

Sebelumnya penulis akan terlebih dahulu membahas dua informan yang

akan menjadi sumber dari skripsi ini.

1.

WBS “FA” ( Warga Binaan Sosial)

A.

Bio Anak

Identitas Anak

Nama

: Febby

Nama inisial

: “ FA”

Tempat Tanggal Lahir

: 27 Januari 2010

(66)

65

Alamat

:PSAA Balita Tunas Bangsa

Umur

: 1 tahun

Agama

: Islam

Asal

: Serang

Alamat sebelum berada di panti

: Tangerang

Tanggal masuk PSAA Balita

: 09 Juni 2010

1

a.

Gambaran Fisik Anak

Bila dilihat dari fisiknya, “FA” memiliki badan yang kecil,

namun selama penulis penelitian di PSAA Balita ini “FA” sering

menderita sakit pilek dan batuk. “FA” memiliki paras muka yang

tampan dengan kulit putih, bola matanya bulat kecil berwarna hitam,

bulu mata yang panjang dan lentik, memiliki hidung yang mancung

serta berambut botak 2 senti dengan tinggi badan 57 cm dan berat

badan 8 kg.

2

b.

Identitas Keluarga anak

“FA” terlahir dari keluarga yang tidak mampu, ibunya berasal

dari Serang. “FA” merupakan putra kedua dari dua bersaudara.” FA”

1

Dat a di am bil dari file anak Pant i Sosial Asuhan ANak Balit a Tunas Bangsa, t anggal 07 Sept em ber 2011

2

(67)

dilahirkan di Tangerang dan kakak “FA” lahir di Tangerang pula,

[image:67.612.80.505.157.513.2]

seperti terlihat pada table di bawah ini:

Tabel 2.3. Identitas Keluarga anak “FA”

No Nama

L/P

Umur

Hubungan dengan

Anak

Pendidikan

1

“NT”

P

25

Ibu

SD

2

“NS”

L

2 tahun 11

bulan

Kakak

3

Belum

Sekolah

c.

Penampilan Anak

“FA” selalu tertawa bila dipanggil namanya. Respon yang

begitu cepat bila ada kunjungan yang mendekat ke dirinya dan selalu

ingin digendong dan bila diturunkan akan menangis,”FA” ingin selalu

digendong dan diturunkan dari boks tempat tidur. “FA” berpenampilan

tampan, wangi dan lucu.

4

3

Data diambil dari file anak Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa pada tanggal 07 Septwmbwe 2011

4

(68)

67

d.

Status Kesehatan

Tidak nampak adanya suatu diagnosis masalah kesehatan.

Selama di panti, “FA” tidak memperoleh layanan kesehatan khusus

kecuali bila sakit demam, flu, batuk dan sebagainya. Penanganan sakit

seperti itu dilakukan dengan pemberian obat tanpa dibawa ke Rumah

Sakit.

5

Psiko

a.

Gambaran tentang Emosi Anak

“FA” kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya dan

selalu ingin di sayang kepada setiap orang orang yang datang, baik

calon adoptan maupun kunjungan.hal ini terlihat dari “FA” yang selalu

gembira dan tertawa bila ada yang memanggil namanya dan tidak mau

turun bila sudah digendong.

“FA” sudah mulai aktif dalam bergerak, seperti tepuk tangan,

mulai bisa duduk dan berdiri sambil berpegangan boks tempat tidur.

6

5

Observasi pada tanggal 07 September 2011 6

(69)

b)

Kesehatan Jiwa

Tidak ada indikasi dan bukti tentang masalah kesehatan jiwa

pada diri “FA”, tetapi ibu “FA” yang memiliki indikasi kesehata jiwa

dan sekarang berada di Panti Kebon Kosong.

7

2.

Sosial

a

). Riwayat Masalah

Orang tua “FA” tepatnya ibu anak yang berinisial “NF” berusia

25 tahun dan berstatus menikah. WBS mempunyai 2 orang anak dari

suami yang berbeda. Suami pertama “NF” pekerjaannya supir yang

berinisial “AM” dari pernikahan dengan suami pertama mendapatkan

satu orang anak laki-laki yang berusia 2 tahun dan saat ini berada di

PSAA Balita Tunas Bangsa.

“NF” diusir suami pertamanya karena mempunyai selingkuhan

yang berprofesi sebagai supir juga. Akhirnya mereka hidup bersama,

dan dari selingkuhannya mendapatkan satu orang anak laki-laki

berusia 4 bulan, karena selingkuhan menderita penyakit diabetes

akhirnya suami selingkuhan “NF” meninggal dunia.

7

(70)

69

“NF” kembali ke tempat suami pertamanya untuk meminta

pertanggung jawaban tetapi mertua dan suami “NF” sangat marah dan

memukulinya serta menyiram “NF” dengan air panas dan tidak mau

menerima “NF” kembali.

Sementara suami pertama “NF” sudah menikah lagi dengan

seorang wanita lain dan mempunyai anak. Akhirnya “NF” pergi dan

berniat menuju ke Surabaya dengan membawa kedua anaknya. Di

perjalanan dalam Kereta Api “NF” bertemu dengan seorang pria

berinisial “H” dan diajaklah kembali ke Jakarta. Pada tanggal 26 April

2010 “NF” dan kedua anaknya di rujuk ke Panti Sosial Kebon Kosong.

Selama di panti “NF” sangat malas, jorok dan sering memukuli

anaknya apabila sedang menangis. Petugas panti berusaha untuk

mencari dan menghubungi keluarganya, oleh karena itu pihak panti

memutuskan untuk menitipkan, sementara satu orang anaknya di

PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung agar “NF” tidak kerepotan

untuk mengurus dirinya dan anaknya.

b)

Hubungan Anak dengan Teman Sebaya

Hubungan “FA” dengan teman 1 boks yang biasa tidur

bersama terjalin sangat dekat. Di dalam boks mereka sering bercanda

dan tertawa, dan sering berebut botol susu yang diberikan kepada

(71)

Bila “FA” dikeluarkan dari dalam boks, “FA” sangat senang

bermain dengan banyak teman yang berada di dalam ruangan dewi

shinta.

c)

Hubungan Anak dengan Pengasuh

Hubungan “FA” dengan pengasuh cukup baik, banyak para

pengasuh yang menyayanginya. Salah satunya mba Dewi.

8

d)

Hubungan Anak dengan Pihak Lain

Hubungan “FA” dengan pihak lain sangat baik, karena di Panti

PSAA Balita Tunas Bangsa banyak sekali kunjungan dari luar. “FA”

sangat respek sekali dengan orang-orang yang berkunjung ke panti

tersebut. Hal ini terlihat dari tersenyumna “FA” apabila melihat orang

asing.

Setiap hari Kamis ada voulenter dari luar yang berkunjung ke

panti tersebut, dan “FA” sering diajak bermain dan bernyayi

bersama-sama voulenter.

9

e)

Keberfungsian Ekonomi

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan pengasuh diketahui

bahwa kondisi keluarga “FA” tergolong dalam kelas keluarga yang

8

Observasi pada tanggal 07 September 2011 9

(72)

71

berekonomi lemah. Bapak “FA” seorang supir dan ibunya seorang ibu

rumah tangga. Dan kini bapak “FA” yang sudah meninggal dunia.

10

3.

Spiritual

a)

Warisan Budaya

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengasuh, anak “FA” tidak

menjalani budaya warisan. Karena “FA” masih terlalu kecil ketika masuk

didalam panti. Bahkan ketika ada perayaan hari-hari besar seperti idul

fitri, “FA” tidak merayakan bersama keluarganya melainkan di panti. Hal

ini dilakukan bukan karena “FA” tidak memiliki keluarga tetapi karena

keluarg ”FA” mengalami gangguan Psikis dan dikhawatirkan akan

membahayakan “FA”.

11

Gambar

gambaran sebagai dari suatu keutuhan.8
GAMBARAN UMUM
gambaran sebagai dari suatu keutuhan.8
GAMBARAN UMUM
+2

Referensi

Dokumen terkait