iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang berpengaruhkah Peranan
pendidikan agama Islam terhadap Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan narkotika.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, persiapan penelitian,
dengan cara membuat instrument penelitian, pelaksanaan penelitian menggunakan
metode
komparasional tes
“t”, sedangkan teknik penelitian yang penulis gunakan
yaitu: teknik observasi, wawancara, dan penyebaran angket. Populasi dan sampel,
populasi dari sasaran penelitian ini adalah siswa – siswi kelas XI MAN 1 Grogol yang
berjumlah 141 orang, dan peneliti menentukan responden sebanyak 35% yaitu 50
orang yang akan dijadikan sampel dengan teknik random sampling, yakni
pengambilan sampel acak sederhana. Untuk mengetahui peranan pendidikan agama
Islam terhadap upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol
Jakarta Barat. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa adanya peranan pendidikan
agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika, Dilihat dari hasil
penulis lakukan. Dengan to telah diperoleh sebesar 35.51, sedangkan t tabel = 1,99
dan 2,63 maka to adalah lebih besar dari pada t tabel, baik taraf signifikan 5% maupun
taraf signifikan 1% dengan demikian
hipotesis diterima
, ini berarti adanya peranan
pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di
MAN 1 Grogol Jakarta–Barat. Dari hasil Nilai rata-rata jawaban responden (angket)
menyatakan bahwa dalam peranan pendidikan agama Islam kategori
baik
.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta
alam yang maha pengasih dan penyayang, yang telah memberikan nikmat kepada
hambanya. Berkat rahmat, taufik, dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan.
Salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw.,
keluarga, dan para sahabatnya, dan semoga sampai kepada umatnya yang
senantiasa mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.
Karya tulis yang berjudul “Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam
Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta –
Barat``, merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam (S.Pd.I).
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, meskipun waktu, tenaga, dan
biaya telah diupayakan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki demi terselesaikannya skripsi ini. Namun, kiranya penelitian yang tertuang
dalam skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Dekan Prof. DR. Dede Rosyada, MA dan pembantu Dekan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Jurusan Drs. Bahrisalim, M.Ag dan sekertaris jurusan Drs.
Sapiudin Shidiq, M.Ag Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif
x
3. Bpk. Zaimudin , selaku Dosen Pembimbing skripsi, terima kasih atas
segala waktu, tenaga, ilmu, kesabaran, dan keikhlasannya dalam
memberikan ilmu serta membimbing dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis
mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat
bagi kami semua.
5. Kepala Sekolah MAN 1 Grogol Jakarta Barat, yang telah mengizinkan
penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut, serta para
guru dan pegawai yang telah banyak membantu penulis.
6. Pimpinan Perpustakaan Utama, Perpustakaan FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Nasional yang dalam penulisan
skripsi ini memberikan andil besar dalam hal penyediaan bahan
pustaka dan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi
ini.
7. Orang Tua tercinta, Bapak Nurdin HA dan ibu Nunung Muthoyah
dengan segala perhatian, bimbingan, dorongan dan cinta kasih
sayangnya dalam mendidik dan mengasuh penulis sehingga dapat
menempuh jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi dengan
baik. Semoga segala jasa dan upaya yang telah diberikan menjadi amal
shaleh dan diterima di sisi Allah SWT. amin.
8. Adiku tercinta (Lailatul Ramdhania) terima kasih atas segala do’a, dan
semangatnya.
9. Kepada Kakakku (Miftahul Jannah) dengan segala perhatian,
bimbingan serta kasih sayangnya memotivasi penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat terdekat (Semy, Syahri, Mae, Andri, Didi, Mahfud,
Iam, Nurul) dan sahabat-sahabat dirumah yang selalu menghiasi
hari-hari penulis dengan kebersamaan, keceriaan dan kebahagiaan yang
begitu besar. Semoga ukhuwah kita tetap terjaga dan dirahmati oleh
xi
11. Teruntuk ``Some One`` (Fany Pradipta Hardiansyah) yang selalu
mensuport dan mendoakan penulis walaupun selalu terhalang jarak dan
waktu. Semoga Allah akan memberikan kemudahan pada Kita dalam
menempuh proses menuju jalan yang di Ridhoi oleh-Nya.
12. Teman-teman Mahasiswa FITK angkatan 2006 khususnya mahasiswa
PAI kelas B yang telah memberikan semangat, dukungan, serta
menghiasi dengan kebersamaan, semoga persaudaraan kita tetap
terjaga.
Akhirnya penulis hanya berdo’a semoga bantuan mereka semua
menjadi amal ibadah yang mendapat balasan dari Allah SWT. Setelah
Penulis berusaha dan berdo’a, penulis juga berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. amin.
Jakarta, 03 Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………...i
Persetujuan Pembimbing ...ii
Lembar pengesahan tim Ujian Munaqosah ...iii
Abstrak ...iv
Pernyataan yang dilakukan Telaah Studi Pustaka ...v
KATA PENGANTAR ...vi
DAFTAR ISI ...ix
BAB I PENDAHULUAN ... ....1
A. Latar Belakang Masalah ………...1
B. Kajian Pustaka ... ..3
C. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah...3
D. Tujuan Penelitian ...4
E. Manfaat Penelitian ...4
F. Metodologi Penelitian ...4
1. Populasi dan Sampel ...4
2. Tempat dan waktu Penelitian ...5
3. Teknik Pengumpulan data ...5
4. Teknik Analisis Data ...6
BAB II : KAJIAN TEORITIS A. Pendidikan Agama Islam ...10
1. Pengertian Peranan ...10
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam...11
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ...13
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ...16
B. Narkotika ...17
1. Pengertian Narkotika ...17
2. Jenis dan Dampak Narkotika ... 20
3. Penyalahgunaan dan Ketergantungan Narkotika ... 22
4. Bahaya Narkotika ...27
5. Manfaat Narkotika ... 28
C. Kerangka Berfikir ...36
D. Hipotesis ...37
BAB III GAMBARAN UMUM MAN 1 GROGOL JAKARTA BARAT A. Gambaran Umum MAN 1 ...38
1. Sejarah Berdirinya MAN 1 Grogol ...38
2. Visi, Misi dan Tujuan ...39
3. Struktur Organisasi ...40
4. Keadaan Sarana dan Prasarana ...41
5. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa ...42
B. Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta Barat ...45
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisa dan Interpretasi Data ...47
B. Analisa Data ...80
C. Interpretasi Data ………...87
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...91
B. Saran ...92
DAFTAR PUSTAKA ...93
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini, banyak orang yang sukses dalam karir diliputi oleh suasana
kecemasan hidup. Munculah penyakit psikosomatik, seperti sakit lambung yang
kronis, sakit jantung, disfungsi dalam kehidupan seksnya, dan lain-lain.
Sebagaimana kita ketahui bahwa; narkotika-psikotropika dan HIV
AIDS merupakan ancaman berbahaya, di mana dampak negatifnya telah
berkembang dari isu nasional menjadi bencana nasional. Ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin maju, turut mendorong perkembangan dalam proses
produksi berbagai jenis narkotika tersebut. Masalah utama yang sedang di hadapi
oleh masyarakat dan bangsa Indonesia adalah ketidakpastian secara fundamental
di bidang hukum, moral, norma, nilai, dan etika kehidupan.1
Keterlibatan para mahasiswa dan pelajar dalam masalah penggunaan
Narkotika salah satunya adalah karena faktor pendidikan keagamaan yang sangat
kurang. Pada tahun 2005 siswa sekolah MAN 1 pernah ada yang terjerumus
dalam Narkotika, karena pengaruh pergaulan di luar yang memang bebas. Anak
ini pendiam tapi dia mencari kepuasan dalam dirinya dengan menggunakan
obat-obatan haram. Pada akhirnya pihak sekolah mulai memperketat peraturan sekolah.
Dengan mengadakan rajia dan memperhatikan anak dengan
pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh para guru-guru, khususnya guru Agama dengan
1
2 membimbing siswa dan siswinya melalui pemahaman-pemahaman agama yang
lebih mendalam.
Kini MAN 1 telah memetik hasil dari usaha yang telah dilakukan oleh
para guru-guru. Tahun ke tahun perubahan pada siswa dan siswi amat sangat baik
tak ada lagi yang menggunakan Narkotika, tak ada lagi yang bolos, menjadi lebih
disiplin. Peranan pendidikan Agama Islam sangatlah berpengaruh pada akhlak
siswa dan siswi. Oleh karnanya peranan pendidikan agama Islam merupakan salah
satu faktor yang tidak dapat ditinggalkan dari pendidikan di sekolah. Karena
pendidikan agama Islam merupakan salah satu kunci untuk terbentuknya
kepribadian anak agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan Narkotika.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan
karakter manusia. Usia remaja adalah usia rawan dan seringkali menerima apa
saja yang datang dari luar, di mana kemampuan berfikir logis mulai berkembang,
kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi pendidikan akan mempercepat
perkembangan daya tangkap dan pemahaman, namun kemampuan menyaring dan
memilih yang baik dan buruk belum tumbuh sempurna kecenderungan untuk
meniru masih tinggi, segala bentuk tingkah laku dalam kehidupan banyak
terpengaruh oleh hal-hal yang terlihat, terbaca, terdengar. Oleh karena itu,
perlunya diberikan pendidikan yang menyeluruh baik itu pendidikan yang berupa
agama atau pendidikan lainnya yang diberikan orang tua atau orang dewasa
lainnya.
Zat-zat yang sering di gunakan Pencandu dapat digolongkan sebagai
berikut :
1. Opioda, misalnya: Morfien, Heroin, Pethida, Kodein dan Candu
2. Ganja (Kanabis, Marjuana, Hashis)
3. Kokain dan daun koka
4. Alkohol yang terdapat pada minuman keras
5. Ampetamin
6. Halusinogen, misalnya LCD, Mesalain, Psilosin dan Psilosibin
7. Sedative dan hipotika
3 9. Nikotin yang terdapat pada tembakau.
10. Kafein yang terdapat pada kopi, teh dan minuman kola.
Semua zat yang disebutkan di atas mempunyai pengaruh pada susunan
syaraf pusat sehingga disebut zat psikotropika atau psikoaktif. Tidak semua zat
Psikotropika yang ada di atas dapat menimbulkan adiksi (ketergantungan
/kecanduan).2
B. Kajian Pustaka
Selama observasi, penulis telah melakukan penelitian kajian pustaka baik
di Kampus maupun di Perpustakaan Nasional tetapi sejauh ini penulis belum
menemukan judul yang sama dengan judul yang di angkat oleh penulis.
Demikian pula dengan hasil wawancara yang dilakukan di tempat
penelitian (MAN 1 Grogol Jakarta Barat), tidak ada judul yang sama dengan judul
skripsi penulis. Memang di MAN 1 juga banyak yang melakukan penelitian, akan
tetapi dengan waktu yang berbeda, aspek yang berbeda sehingga objeknya pun
berbeda pula.
Dengan demikian, maka skripsi ini asli hasil karya penulis yang dilakukan
selama penelitian berlangsung.
C. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah-masalah yang timbul dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh pendidikan agama Islam terhadap uapaya mengantisipasi
penyalahgunaan Narkotika
2. Bagaimanakah bentuk-bentuk pendidikan agama dalam mengantisipasi
penyalahgunaan Narkotika
2. Pembatasan dan Perumusan Masalah
a. Pembatasan Masalah
Karena luasnya permasalahan yang akan dikemukakan, maka perlu adanya
pembatasan masalah agar tidak menghamburkan pengertian pembaca. dalam hal
2
4 ini hanya dibatasi pada masalah : Peranan Pendidikan Agama Islam dalam upaya
Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika.
b. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Berpengaruhkah Peranan Pendidikan Agama Islam teradap Upaya
Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta Barat”
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat :
a. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama Islam terhadap upaya
mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol
b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang dapat berpengaruh terhadap
penyalahgunaan narkoba
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat :
a. Memberi kontribusi dalam perkembangan wawasan keilmuan khususnya di
kalangan insan akademisi dan masyarakat umum
b. Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas
Syarif Hidayatullah Jakarta Khususnya dan Masyarakat pada umumnya dalam
pengkajian hal-hal berhubungan dengan narkoba
F. Metodologi Penelitian
Pemmbahasan metodologi penelitian dalam skripsi ini terdiri dari :
1. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi, tetapi jika akan meneliti sebagian dari populasi,
maka penelitiannya merupakan penelitian sampel, karena sampel adalah sebagian
atau wakil dari populasi yang diteliti.
Dari penjelasan di atas maka populasi dari sasaran penelitian ini adalah
5 menentukan responden sebanyak 35% yaitu 50 orang yang akan dijadikan sampel
dengan teknik random sampling, yakni pengambilan sampel acak sederhana.
Mengenai pengambilan sampel penulis memakai teknik random sampling
dengan cara undian bebas, teknik penelitian sampel tersebut dinamakan teknik
proposional random sampling jelasnya proposional random sampling adalah salah
satu metode penelitian sampel yang berfungsi agar sub populasi diambil secara
merata dengan besar kecilnya tiap sub populasi tersebut.
2. Variabel Penelitian
Dalam variabel ini akan di lihat pengaruh suatu pernyataan artinya di
dalam sebuah pernyataan ada variabel yang mempengaruhi disebut variabel
penyebab, variabel bebas atau independend (X). Sedangkan variabel terikat atau
dependend variabel (Y).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dalam penelitian ini penulis membagi
menjadi dua variabel penelitian yaitu :
a. Variabel Bebas (Independen variabel) yaitu mengenai peranan pendidikan
agama Islam di MAN 1 Grogol.
b. Variabel Terikat (Dependen Variabel) mengantisipasi penyalahgunaan
narkotika
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh penulis yaitu di MAN 1
Grogol Jakarta Barat. Di Jl. Rawa Bahagia I nomor 28 Grogol Jakarta Barat,
Penulis melakukan penelitian sekitar satu bulan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa metode yang sesuai
dengan jenis penelitian, metode-metode tersebut adalah :
a. Observasi
Digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan
pematangan langsung. Dari pengamatan ini remaja atau siswa/siswi yang ada di
MAN 1 Grogol yang dikeluarkan karna menggunakan Narkotika biasanya tingkah
6 Melalui teknik ini, penulis mengunjungi langsung MAN Grogol Jakarta
Barat untuk mengamati langsung kondisi, guru, karyawan, sarana dan prasarana
madrasah, serta kegiatan yang dilaksanakan siswa siswi.
b. Interview (wawancara)
Metode interview atau wawancara digunakan untuk memperoleh data
dengan jalan mengadakan tanya jawab sehingga keterangan yang diperoleh akan
lebih jelas, cepat dan dapat menimbulkan hubungan pribadi yang akrab.
Di sini penulis melakukan komunikasi langsung dengan Kepala Madrasah
dan Staf Tata Usaha (TU) untuk mendapatkan data mengenai masalah yang
menjadi objek penelitian.
c. Angket
Digunakan untuk memperoleh data secara tertulis dengan melalui jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan dijawab langsung oleh responden
secara tertulis agar mereka mudah menjawab pertanyaan sesuai dengan isi hatinya
dan untuk lebih meyakinkan mereka tentang orang-orang yang melakukan
penelitian serta maksud dan tujuannya.
5. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data selanjutnya data
tersebut diolah. Pengolahan data sering juga disebut analisis data. Secara garis
besar analisis data meliputi tiga langkah yaitu :
a. Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :
1). Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden
2). Mengecek kelengkapan data artinya memeriksa isi instrument
pengumpulan data.
3). Mengecek macam rincian data jika di dalam instrument termuat sebuah
atau beberapa item yang di isi tidak tahu atau isian bukan yang
dikehendaki peneliti, padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan
variabel pokok, maka item ini perlu diajukan lagi dalam wawancara.
Dalam langkah persiapan ini adalah mamilih atau menyeleksi data
7 tinggal. Langkah persiapan ini bermaksud merapikan data agar bersih, rapi, dan
tinggal mengadakan pengelola data lanjutan dan atau analisis data.
b. Tabulasi
Termasuk dalam kegiatan tabulasi ini antara lain :
1). Memberikan scoring atau skor terhadap item-item yang perlu di beri skor,
misalnya : tes, angket atau pilihan ganda, rating scale dan sebagainya.
2). Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
3). Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik
nalisis yang akan digunakan.
c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian korelasi yang bertujuan untuk
menentukan ada tidaknya peranan dan apabila ada, bagaimana tingkat keeratan
hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan cara presentase. Perhitungan
ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar respon siswa dalam
mengantisipasi penyalahgunaan narkotika berdasarkan masalah (problem based learning)
Adapun presentase diperoleh dengan cara frekuensi jawaban yang dibagi
jumlah responden dikalikan 100% dengan rumus statistic (Presentase) sebagai
berikut:
100
%
N
f
p
Keterangan:
P = Presentase Jawaban
F = Jawaban rata – rata siswa pada semua pertanyaan
N = Jumlah nilai tertinggi dari angket
Dimana untuk mencari nilai S digunakan rumus sebagai berikut :
N
X
S
Keterangan:
8
x
= Jumlah total skor N = Jumlah skorAdapun langkah – langkah adalah sebagai berikut:
1. Mencari Mean Variabel X1 dengan rumus :
1
1
1
N
X
M
2. Mencari Mean Variabel X2 dengan rumus
2
2
2
N
y
M
3. Mencari deviasi skor Variabel X1, dengan rumus :
X
1= X1-M14. Mencari deviasi skor Variabel X2, dengan rumus :
y
2= y2-M25. Menguadratkan
X
1 , lalu dijumlah: diperoleh
6. Menguadratkan
y
2, lalu dijumlahkan: diperoleh
7. Mencari to dengan rumus :
)
2
.
1
)(
2
2
1
(
)
2
1
)(
2
1
(
2
1
2 2N
N
N
N
N
N
y
x
M
M
to
8. Memberikan interpretasi terhadap t dengan menggunakan table nilai ``t``,
dengan langkah-langkah sebagai berikut;
a. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari Hipotesis yang telah diajukan,
dengan jalan membandingkan dengan besarnya ``to`` yang telah diperoleh
dalam perhitungan dengan besarnya ``to`` tercantum dalam Tabel Nilai
``to`` dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of
freedomnya (db) yang dirumuskan sebagai berikut:
9 Keterangan:
Df atau db = degrees of freedom atau drajat kebebasan
N1 = Banyak subyek kelompok I (Jumlah sampel kelompok I)
N2 = Banyak subyek kelompok II (Jumlah sampel kelompok II)
Setelah (db) atau (df) diperoleh, maka besarnya ``to`` yang tercantum dalam
Table Nilai ``t`` dapat dicari, baik taraf yang signifikan 5% maupun 1% jika to
sama dengan atau lebih besar dari pada harga kritik ``to`` yang tercantum dalam
table, maka Hipotesis alternatif diterima, berarti perbedaan mean dari kedua
sampel itu adalah perbedaan yang signifikan.
Jika to lebih kecil dari pada ``t`` table, maka Hipotesis Nihil, disetujui atau
diterima: sebaiknya hipotesa alternatif ditolak. Berarti perbedaan mean dua
sampel itu bukanlah perbedaan yang berarti atau bukan perbedaan yang
signifikan.3
3
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Perana
Peranan, menurut Bruce. J Biddle dan Erwin J. Thomas adalah: ``suatu
penjelasan yang menunjukkan konotasi social, berarti peranan sebagai suatu
fungsi yang dibawa oleh seseorang atau subyek pelaku ketika menduduki suatu
karakteristik (posisi) dalam struktur social.1 Menurut Edy Suhartono adalah: ``merupakan seperangkat patokan yang membatasi apa prilaku yang mesti
dilakukan oleh seseorang yang menduduki suatu posisi``2. Seperti peranan guru agama dalam membimbing anak didiknya, dimana ia menjadi pendidik dan
pengajar yang member teladan pada anak didiknya. Dengan demikian pengertian
peranan adalah bagian atau tindakan atau tugas yang dilakukan seseorang atau
subyek pelaku dalam suautu peristiwa atau keadaan. Kalau pengertian ini
dikaitkan dengan pendidikan Islam adalah, bahwa bahwa pendidikan Islam dalam
struktur social mempunyai struktur yang utama terhadap suatu pristiwa apapun
dan pendidikan Islam dalam masyarakat sebagai bentuk sosial atau transpormasi
social. Dengan kata lain pendidikan Islam mempunyai peranan dan fungsi utama
di dalam kehidupan masyarakat, Negara, dan seluruh bangsa secara menyeluruh
dibelahan bumi.
1
Bruce J. Biddle & Edwin J. Thomas, Rote Theori Concept and and Research, (New Yourk: John Willey and Sons, Inc, 1996), hal.10
2
11 Dengan demikian pendidikan agama Islam dalam lingkungan sosial. Oleh
karena itu pendidikan agama Islam merupakan pelaku, pelaksanaan dan
penggerak dalam proses sosial bagi manusia.
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan sebagai usaha dalam membina dan mengembangkan
kepribadian manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus
berlangsung secara bertahap. Tidak ada makhluk ciptaan Tuhan dimuka bumi ini
yang dapat mencapai kesempurnaan atau kematangan hidup tanpa melalui proses.
Pendidikan yang berlangsung melalui proses bagi pertumbuhan dan
perkembangan manusia, dilihat dari prinsip pandangan Islam adalah bersifat
tabi’iyah artinya sesuai dengan tabiat hidup manusia.3 Oleh karena itu tidak bertentangan dengan sunatullah yang ditetapkan Allah SWT atas manusia.
Akan tetapi tujuan pendidikan adalah memberikan arah bagi proses
pendidikan. Dan bertujuan mengarahkan anak didik (manusia) kepada titik
optimal kemampuannya agar terbukti kepribadian yang utuh sebagai manusia.
Secara etimologi pendidikan berasal dari kata “didik” yang menjadi proses
pengubahan tingkahlaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pendidikan dari latihan – latihan.4
Adapun secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pembimbingan,
pembelajaran atau pelatihan terhadap manusia agar nantinya menjadi orang Islam,
yang berkehidupan secara mampu melaksanankan peranan dan tugas-tugas hidup
sebagai muslim yang jika di indonesiakan menjadi orang muslim.5
Adapun secara terminology H.M. Arifin, dalam bukunya mengatakan
bahwa pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing
3
Drs. Abdul Gafar Irfan Re-Fomulasi Rancangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Pest Agung,2003)
4
Departement Pendidikan dan kebudayaan, GBPP BMU, 1995 5
12 dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik didalam
pendidikan formal maupun pendidikan non formal.6
Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan
merupakan usaha menanamkan sesuatu kepada peserta didik melalui berbagai
kegiatan yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja, berupa bimbingan,
pimpinan, bantuan, pengajaran dan latihan yang ditunjukan kepada peserta didik
dalam pertumbuhan jasmani dan rohaninya menuju tujuan yang diharapkan.
Dengan demikian bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat
didalamnya berlangsung kegiatan proses pendidikan.
Setelah menguaraikan tentang kegiatan pendidikan, selanjutnya penulis
akan mengemukakan tentang pengertian pendidikan agama Islam yang dikutip
dari beberapa pendapat para ahli pendidikan Islam.
Dr. Ali Ashraf menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Horison Baru
Pendidikan Islam bahwa pendidikan agama Islam yaitu “pendidikan yang melatih
siswa sedemikian rupa, sehingga dalam prilaku mereka terhadap kehidupan,
langkah-langkah dan keputusannya diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat
dirasakan”.7
Sementara itu Dra. Zuhairini memberikan batasan pendidikan agama Islam
“sebagai usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai
dengan ajaran Islam, memikirkan, memutuskan dan berbuat berdasarkan
nilai-nilai Islam”.8
Sejalan dengan itu Prof Dr. Zakiah Darajat berpendapat bahwa pendidikan
agama Islam adalah “usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik
agar kelak setelah menjelaskan pendidikannya sebagai pandangan hidup”.9
Dengan demikian dapat diartikan bahwa pendidikan agama Islam adalah
usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan
ajaran Islam atau suatu proses bimbingan dan bantuan secara sadar dan sengaja
6
H. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama dilingkungan sekolah dan keluarga (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h. 16.
7
Ali Asraf Hoison Baru Pendidikan Islam.(Jakarta : Pustaka Firdaus, 1996), h. 23 8
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h.
9
13 terhadap anak didik yang dilandasi dengan ajaran Islam dalam pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohaninya menuju kepada terbentuknya kepribadian
yang utama (kepribadian muslim).
Dari uraian tersebut jelas bahwa proses kepribadian merupakan rangkaian
usaha bimbingan, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan
dasar kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan
pribadinya sebagai makhluk. Proses tersebut senantiasa berada dalam nilai-nilai
Islam, yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syari’ah dan akhlaq
al-karimah.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah usaha atau kegiatan
selesai. Pendidikan agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang berguna
bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan
mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah SWT dan dengan
manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari
Alam semesta ini untuk hidup di dunia kini dan di akhirat nanti.10
Tujuan pendidikan Agama Islam tidak lain untuk membentuk manusia
menjadi seorang muslim sejati, beriman dan beramal sholeh, sebagaimana telah
dicantumkan dalam sabda Nabi yang berbunyi :
َﺣ
ﱠﺪ
َﻨﺛ
ﺎ
ُﺑأ
ْﻮ
َﻋ
ُﺪﺒ
ﱠﺮﻟا
ْﺣ
َﻤ
ﻦ
ُ
َﻤﻟا
ُﺮﻘ
ِئ
َﻨﺛ
ﺎ
ُﺑأ
ْﻮ
ُﻋ
َﻤ
ُﺮ
و
ﱠﺼﻟا
َﺎﻔ
ِر
َﻋ
ْﻦ
َﻋ
ُﺪﺒ
ِﷲا
ْﺑ
ِﻦ
ِﻌﻟا
َﺰﯿ
ِرا
َﻗ
َلﺎ
َﻟِﻘ
ْﯿ
ُﺖ
َﺷ
ْﯿ
ًﺨ
ﺎ
ِﺑ
ﱢﺮﻟﺎ
َﻣ
ِﻞ
ِ
َﻦﻣ
ِﻻا
ْﻋ
َﺮ
ِبا
َﻛِﺒ
ًﺮﯿ
ا
َﻓُﻘ
ُﺖﻠ
َﻟُﮫ
َﻟِﻘ
ْﯿ
ُﺖ
َأ
َﺣ
ًﺪا
ِﻣ
ْﻦ
ْﺻأ
َﺤ
ِبﺎ
َر
ُﺳ
ِلﻮ
ِﷲا
َﺻ
ّﻠ
َﻰ
ُﷲا
َﻋ
ْﯿﻠ
ِﮫ
َو
َﺳ
ّﻠَﻢ
َﻗ
َلﺎ
َﻧَﻌ
ْﻢ
َﻓُﻘ
ُﺖﻠ
َﻣ
ْﻦ
َﻓ
َﺎﻘ
َل
َﻋ
ْﺒُﺪ
ِﷲا
ْﺑ
ُﻦ
ُﻋ
َﻤ
ُﺮ
و
ْﺑ
ُﻦ
َﻌﻟا
ِصﺎ
َﻓُﻘ
ْﻠ
ُﺖ
َﻟُﮫ
َﻓ
َﻤﺎ
َﺳ
ِﻤ
ْﻌَﺘ
ُﮫ
َﯾُﻘ
ُلﻮ
َﻗ
َلﺎ
َﺳ
ِﻤ
ْﻌُﺘ
ُﮫ
َﯾََُﻘ
ْﻮ
ُل
ﻞﻤﻋإ
ِﻟُﺪ
ْﻧَﯿ
َكﺎ
َﻛ
ﱠﻧﺄ
َﻚ
َﺗِﻌ
ْﯿ
ُﺶ
َﺑأ
ًﺪا
َو
ْﻋا
َﻤ
ْﻞ
ِﻵ
ِﺧ
َﺮ
ِﺗ
َﻚ
َﻛ
ﱠﻧﺄ
َﻚ
َﺗُﻤ
ْﻮ
ُت
َﻏ
ًﺪا
Artinya : Hadist yang diriwayatkan oleh abdurohman, umar, Abdullah bin ijar
berkata : “Bekerjalah untuk kehidupan duniamu seolah-olah kamu akan
hidup abadi, bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati
besok”. (Riwayat Bukhori)11
10
Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam, untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 29
11
14 Jelas dari keterangan hadist di atas bahwa tujuan pendidikan dalam Islam
adalah untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Abdurrahman An
Nahlawi dalam bukunya mengatakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam
adalah :
a. Menanamkan perasaan antara Cinta dan taat kepada Allah dalam hati yaitu
dengan mengingatkan hikmah Allah yang tidak terhitung banyaknya.
b. Menanamkan I’tiqad yang benar dan kepercayaan yang betul dalam dada
seseorang.
c. Menedidik anak-anak sejak kecil, agar mengikuti apa yang diperintahkan
Allah dan segala larangan-Nya, baik terhadap Allah maupun masyarakat,
yaitu dengan mengisi mereka agar takut pada Allah dan ingin akan
pahalanya.
d. Mendidik anak-anak sejak kecil dan membiasakan akhlak yang mulia dan
dapat kebiasaan yang baik.
e. Menjaga pelajar-pelajar supaya mengetahui macam-macam ibadat yang
wajib di kerjakan dan cara melakukannya, serta mengetahui
hikmah-hikmahnya dan faedah-faedahnya dan pengaruhnya untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Begitu juga mengajarkan
hukum-hukum agama yang perlu diketahui oleh tiap-tiap orang Islam, serta taat
mengikutinya.
f. Memberikan petunjuk mereka untuk hidup di dunia menuju akhirat.
g. Memberikan contoh dan tauladan yang baik serta pengajaran dan
nasehat-nasehat.
h. Membentuk warga Negara yang baik dan masyarakat yang baik yang
berbudi luhur dan berakhlak mulia serta berpegang teguh dengan ajaran
agama Islam.12
Dengan adanya penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan pada jiwa seseorang sejak
12
15 kanak agar memiliki jiwa yang teguh dalam I’tiqadnya, kepercayaannya terhadap
Allah SWT, dan memiliki budi pekerti yang luhur, serta dapat melaksanakan
ibadah sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.
Nilai-nilai ideal itu mempengaruhi dan mewarnai pola kehidupan manusia
sehingga menggejala dalam prilaku lahiriahnya adalah cermin yang
memproyeksikan nilai-nilai ideal yang telah mengacu didalamnya jiwa manusia
sebagai produk dari proses pendidikan.13
Jika kita bicara tentang tujuan pendidikan Islam berarti berbicara tentang
nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan
pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasikan identitas Islami.
Sedangkan identitas Islami itu sendiri pada akhirnya adalah mengandung prilaku
manusia yang disadari atau dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah sebagai
sumber kekuasaan yang mutlak yang harus dita’ati.
Nilai-nilai ideal itu mempengaruhi dan mewarnai pola kehidupan manusia
sehingga mengejala dalam prilaku lahiriahnya adalah cermin yang
memproyeksikan nilai-nilai ideal yang telah mengacu didalamnya jiwa manusia
sebagai produk dari proses pendidikan.
Pendidikan haruslah menjadi manusia yang menghambakan dirinya
kepada Allah, Islam menghendaki agar manusia di didik supaya ia mampu
merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Tuhan.14 Prof. H.M. Arifin memberikan penjabaran yang lebih luas tentang tujuan
pendidikan agama Islam, yaitu “perwujudan nilai-nilai Islam dalam pribadi
manusia yang diikhtiarkan oleh pendidik muslim melalui proses yang brakhir
pada hasil manusia yang berkpribadian Islam yang beriman, bertaqwa dan berilmu
pengetahuan”. 15
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan
agama Islam adalah menanamkan nilai-nilai Islam dalam pribadi anak didik
13
Sahilun A Nasir, Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan ProblematikaRemaja, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), Cet.ke-1
14 Abdullah Nasih Ulwan,Al Ahwani , Pendidikan Anak dalan Islam , Terj.dari Tarbiyat al
Awlad Fial Islām oleh Jamaludin Miri, Jakarta: Pustaka Amani, cet.1, 1995. 15
16 sehingga terbentuk suatu kepribadian yang utama yaitu kepribadian Islam yang
sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba yang taat.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam merupakan komponen yang tak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya, karena pada dasarnya pendidikan agama Islam
merupakan transformasi nilai-nilai Islam sebagai substansi dari aspek kehidupan.
Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan
keseimbangan hubungan antara lain :
a. Manusia dengan Allah SWT
b. Manusia dengan sesama manusia
c. Manusia dengan dirinya sendiri
d. Manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
e. Peserta didik, yaitu objek yang akan menerima pendidikan
f. Pendidik, yaitu subyek yang melaksanakan pendidikan.
g. Materi pendidikan, yaitu sesuatu yang diberikan kepada peserta
didik saat berlangsungnya proses pendidikan.
h. Metode pendidikan, yaitu cara yang paling dapat dilakukan oleh
pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan.
i. Media pengajaran, yaitu sarana prasarana yang dapat membantu
proses pendidikan.
j. Evaluasi, yaitu memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan
kriteria tertentu. Hasilnya di peroleh dalam bentuk penilaian.16 Oleh karnanya penulis berpendapat, pendidikan agama Islam
sesungguhnya adalah pendidikan untuk pertumbuhan total seseorang anak didik
yang tidak terbatas pada pengajaran dari segi formalitas belaka, malainkan tentang
keseluruhan, tingkah laku yang akhirnya menuju pada pengertian-pengertiannya
yang konvesional dalam masyarakat. Adanya ruang lingkup pendidikan agama
Islam adalah agar pendidikan agama Islam lebih terarah dengan adanya
transformasi nilai-nilai Islam sebagai substansi.
16
17
B. Narkotika
1. Pengertian Narkotika
Dengan semakin meluanya penyalahgunaan narkotika dan peredaran gelap
narkotika yang membawa dampak negatif bagi kehidupan pemakainya, baik orang
dewasa maupun anak remaja.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran dan menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri.17 Kata narkotika dalam bahasa Yunani juga disebut dengan “Narke” yang
berarti beku, lumpuh dan dungu, sedangkan Dalam buku ilmu kedokteran
kehakiman “Narkotika” berasal dari bahasa Yunani: “Narcotics”, adalah “setiap
obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri yang bersifat tumpul dan cepat
menimbulkan suatu keadaan stupor”18
Oleh karenanya narkotika sangatlah berbahaya apabila penggunaannya
disalahgunakan. Akan menjadi racun yang berbahaya bagi manusia. Obat adalah
bahan atau zat, yang berkhasiat menyembuhkan, akan tetapi penggunaannya harus
mengikuti aturan pakai, jika tidak dapat berbahaya dan berubah jadi racun.
Sedangkan NARKOBA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan
bahan adiktif lainnya. Narkoba adalah obat, bahan, atau zat dan bukan tergolong
makanan jika diminum, diisap,dihirup,ditelan, atau disuntikkan, berpengaruh
terutama pada kerja otak (susunan syaraf pusat), dan sering menyebabkan
ketergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat atau menurun);
demikian juga fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran darah, pernapasan,
dan lain-lain).19
Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia, Narkoba yaitu
narkotika seperti yang tercantum pada Undang-Undang No. 22 tahun 1997 secara
ringkas adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
17
BNN RI, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, (Jakarta. 2007), h. 28 18
Abdul Mu’min Idris, et al., Ilmu Kedokteran Kehakiman, (Jakarta: Gunung Agunng, 1985), Cet. Ke-.1, h. 5
19
18 kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan I,II,III.
Psikotropika seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No. 5 tahun
1997, adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang
bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku.20
Dari definisi di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan narkoba adalah suatu zat yang dapat menurunkan kesadaran
juga dapat menimbulkan gejala-gejala fisik dan mental, apabila dipakai terus
menerus akan mengakibatkan akan terjadinya ketergantungan obat dengan kata
lain merupakan jenis obat yang subtansinya dilarang dan diatur penggunaannya
oleh Undang-Undang Republik Indonesia berdasarkan peraturan Nomor 22 dan
Nomor 5 tahun 1997, dan sesuai dengan pernyataan dari Departemen Kesehatan
Republik Indonesia bahwa bahan-bahan atau substansi yang telah diatur oleh
Undang-Undang RI itu dapat mempengaruhi kesehatan jiwa atau mental hingga
prilaku pemakainya. Tidak semua obat menimbulkan candu dan ketergantungan
pada pemakainya. Obat yang dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan
adalah yang mempunyai beberapa ciri, yaitu:
1. Keinginan yang tak tertahan (an over powering desire) terhadap zat yang
dimaksud dan kalau perlu dengan jalan apapun untuk memperolehnya.
2. Kecenderungan untuk menambah takaran (dosis) sesuai dengan toleransi
tubuh.
3. Ketergantungan psikis (psikologikal dependent), apabila pemakai dihentikan
akan menimbulkan kecemasan, kegelisahan, depresi dan gejala psikis lainnya.
4. Keterganrungsn fisik (physical dependece), apabila pemakaian dihentikan
akan menimbulkan gejala fisik yng dinamakan gejala putus.21
20
Marulla Pribady, et.Al, Pengetahuan dasar Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: Yayasan Ash-sholihah. 2000), h.3
21
19 Pandangan agama Islam terhadap narkotika dan obat-obatan terlarang
lainnya dalam al-Qur’an maupun hadits Nabi tidak disebutkan dengan demikian,
tetapi yang ada adalah keharaman khamr, karena pada zaman Rasulullah SAW.,
nama narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya belum dikenal, namun demikian
para fuqoha seperti Ibnu Taimiyah dan Syeikh Mahmud Syaltut menyamakan
kedudukan narkoba dengan khamar (miras) karena efek negatifnya dapat
memabukkan sehingga merusak akal atau mudhorotnya lebih banyak dari
manfaatnya.
Masalah khamr oleh Allah SWT dinyatakan dalam Q.S. Al-Maidah : 90-91
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bahwa sesungguhnya arak, dan judi,
dan pemujaan berhala, dan mengundi nasib dengan batang-batang anak
panah, adalah (semuanya) kotor (keji) dari nasib perbuatan syaitan.
Oleh itu hendaklah kamu menjauhinya supaya kamu berjaya”.
Sesungguhnya Syaitan itu hanyalah bermaksud mau menimbulkan
permusuhan dan kebencian diantara kamu denan sebab arak dan judi,
dan mau memalingkan kamu daripada mengingati Allah dan dari pada
mengajarkan sembahyang. Oleh itu, mahukan kamu berhenti (dari
pada melakukan perkara-perkara yang keji dan kotor itu atau kamu
masih berdegil)22
Para ulama dalam berbagai mazhab telah sepakat mengharamkan narkotika dan obat-obatan terlarang, dasar pengharamannya ialah hadits Rasulullah SAW sebagai barikut:
22
20
ِﻤْﯿَﻘُﻔْﻟا وٍﺮْﻤَﻋ ِﻦْﺑ ِﻦَﺴَﺤْﻟا ْﻦَﻋ ٍﻊِﻓﺎَﻧ ُﻦْﺑ ِﮫﱢﺑَر ُﺪْﺒَﻋ ٍبﺎَﮭِﺷ ﻮُﺑَأ ﺎَﻨَﺛﱠﺪَﺣ ٍرﻮُﺼْﻨَﻣ ُﻦْﺑ ُﺪﯿِﻌَﺳ ﺎَﻨَﺛﱠﺪَﺣ
ﱢﻲ
ََْﺖَﻟﺎَﻗ َﺔَﻤَﻠَﺳ ﱢمُأ ْﻦَﻋ ٍﺐَﺷْﻮَﺣ ِﻦْﺑ ِﺮْﮭَﺷ ْﻦَﻋ َﺔَﺒْﯿَﺘُﻋ ِﻦْﺑ ِﻢَﻜَﺤْﻟا ْﻦَﻋ
:
ﻰَﮭَﻧ
ُﮫﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ِﮫﱠﻠﻟا ُلﻮُﺳَر
ﻢﱠﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ
ْﻦَﻋ
ٍﺮِﻜْﺴُﻣ ﱢﻞُﻛ
ٍﺮﱢﺘَﻔُﻣَو
21 untuk pembungkusan dan pengangkutan tanpa memperhatikan kadar
morfinannya.
c. Opium Masak adalah:
1) candu, yakni hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu
rentetan pengolahan, khususnya dengan pelarutan, pemanasan dan
peragian, dengan atau tanpa penambahan bahan-bahan lain, dengan
maksud merubahnya menjadi suatu extrak yang cocok untuk pemadatan.
2) Jicing, yakni sisa-sisa dari candu yang telah dihisap dengan
mempertahankan apakah candu itu dicampur dengan daun atau barang
lain.
3) Jicingko, yakni hasil yang diperoleh dari pengolahan jicing.
d. Opium obat adalah opim mentah yang telah mengalami pengolahan sehingga
sesuai untuk pengobatan, baik dalam bentuk bubuk maupun dalam bentuk
lain. Yaitu dicampur dengan zat-zat netral sesuai dengan syarat farmakopa.
e. Morfina adalah alkoloida utama dari opium
f. Tanaman koka adalah tanaman dari semua genus eryhroxylon dari keluarga
erythroxylaceae.
g. Daun koka adalah daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam bentuk
serbuk dari sebuah tanaman genus erythoxylon dari keluarga erythoxylaceae.
h. Kokaina mentah adalah semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka yang
dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan kokaina
i. Kokaina matil cater I-bensoil okgenina adalah ekgonian dan exter serta
turunan-turunannya yang dapat diubah menjadi ekgonina dan kokaina.
j. Tanaman ganja, semua bagian dari semua tanaman genus canna bias termasuk
biji dan buahnya
k. Dammar ganja adalah dammar yang diambil dari tanaman ganja, termasuk
hasil pengolahanya yang menggunakan dammar sebagai bahan dasar.24
Selain itu juga ada jenis psikotropika yang dikenal dengan extacy (XTC)
sesuai dengan pernyataan ketua pelaksana harian BKNN bahwa, “extesi
24
22 merupakan designed drugs yaitu obat yang direkayasa dari berbagai zat sesuai
dengan keinginan pembuatnya sehingga mempunyai efek ganda.25
3. Penyalahgunaan dan ketergantungan Narkotika
Ketergantungan adalah istilah klinik/medikpsikatrik yang menunjukan ciri
pemakainya yang bersifat patologik klinik, yang perlu dibedakan dengan tingkat
pemakaianya yaitu psikologik sosial yaitu :
a. Pemakaian coba-coba yaitu pemakai narkotika yang tujuannya ingin
mencoba.
b. Pemakaian sosial yaitu pemakaian narkotika dengan tujuan
bersenang-senang, pada saat rekreasi atau santai
c. Pemakaian situasional yaitu pemakaian pada saat mengalami kadaan
tertentu seperti ketergantungan, kesedihan, kekecewaan dengan maksud
menghilangkan perasaan-perasaan.
Penyalahgunaan Narkotika menyebabkan ketergantungan pemakai
terhadap narkoba, baik fisik maupun psikologik. Hal ini terjadi akibat pemakaian
terus menerus dalam jumlah yang cukup banyak. Ada 3 macam ketergantungan
itu:
1. Ketergantungan fisik ditunjukkan adanya toleransi dan gejala putus zat.
2. Ketergantungan psikologis yaitu keadaan dimana ada keinginan/dorongan
yang taktertahankan (kompulsip) untuk menggunakan narkotika hal ini
disebut juga ketagihan/ kecanduan/ adiksi.
3. Ketergantungan menyebabkan perasaan rindu pada narkotika (craving),
walaupun telah berhenti memakai. Kawan-kawan, suasana atau tempat
penggunaannya dahulu, mendorong untuk memakainya kembali. Angka
kekambuhan cukup tinggi, walaupun sebelumnya secara klinis telah
dinyatakan sembuh.
4. Pengaruh dan akibat penyalahgunaan narkotika
a. Komplikasi medis
25
23 Keracunan akibat pengaruh narkoba terhadap tubuh manusia, yang dapat
dilihat dari gejala-gejala yang ditimbulkannya dan pelakunya seperti :
1. Kelebihan dosis
2. Gejala putus zat
3. Komplikasi media akibat pemakaian lama dan banyak
4. Akibat pola hidup yang berubah
5. Akibat alat suntik yang tidak steril
Pengaruh narkotika tidak sama pada setiap orang, tergantung pada
beberapa factor, yaitu:
1. Jenis narkoba yang digunakan
2. Jumlah dosis yang dipakai
3. Frekuensi pemakaian
4. Cara pemakaian (diminum, dihisap, disuntikkan dan lain-lain)
5. Zat lain yang digunakan bersamaan
6. Pengalaman pemakaian narkotika sebelumnya
7. Kondisi badan pemakai
8. Kepribadian pemakai
9. Harapan pemakai terhadap efek narkotika.
10. Suasana lingkungan di mana narkoba digunakan.
Narkotika berpengaruh pada tubuh manusia, terutama otak/susunan syaraf
pusat dan perkembangan normal remaja, yaitu :
a. pengaruh terhadap daya ingat sehingga mudah lupa.
b. Pengaruh terhadap perhatian sehingga sulit berkonsentrasi
c. Pengaruh terhadap perasaan dan kemampuan otak untuk menerima,
memilah-milah yang diterima otak memberikan sensasi baru kepadanya
sekaligus menghambat kemampuan memahami informasi yang
diterimanya. Orang tidak lagi bisa bertindak rasional.
d. Pengaruh terhadap persepsi sehingga perasaan menjadi semu.
e. Pengaruh terhadap motifasi pada anak/remaja menyebabkan merosotnya
24 hubungan dalam keluarga/persahabatan, perubahan minat/cita-cita/
nilai-nilai yang dianutnya semula.
b. Dampak Sosial
Dampak sosial penyalahgunaan narkotika terjadi akibat ketagihan dan
ketergantungan terhadap zat dan akibat dari pengedar atau Bandar yang mencari
keuntungan dengan mengorbankan masyarakat luas, serta adanya pengaruh
gang-gang (mafia).
Generasi muda adalah sasaran strategi perdagangan gelap narkoba. Oleh
karena itu para orang tua, guru dan tokoh masyarakat perlu waspadai bahaya itu
menyadari pengaruhnya terhadap ancaman kelangsungan pembinaan generasi
muda dan kaderisasi bangsa. Dampak sosial penyalahgunaan narkoba dapat terjadi
sebagai berikut:
1. Di lingkungan keluarga
Suasana nyaman dan tentram dalam kehidupan keluarga menjadi
terganggu karena sering terjadi pertengkaran, kemarahan tak terkendali,
pemberontakan, sikap acuh tak acuh, mudah tersinggung dan sebagainya. Orang
tua menjadi resah karena barang-barang berharga di dalam rumah menjadi hilang,
baik milik pemakai, maupun milik keluarga, serta karir ananya tidak jelas. Prilaku
yang menyimpang dari anak (berbohong, mencuri, menipu, tak bertanggung
jawab, tidak disiplin, dan sebagainya) sangat menyakitkan hati orangtua dan
anggota keluarga lain. Dan menjadi aib bagi keluarga.
2. Di lingkungan sekolah
Narkotika merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting untuk
belajar, siswa penyalahguna menciptakan suasana yang mengganggu proses
belajar. Penyalahgunaan narkotika berkaitan dengan tindak kenakalan dan putus
sekolah.
3. Di lingkungan masyarakat
Para pengedar/mafia perdagangan gelap slalu berusaha memasok narkotika
agar menjadi ketergantungan, sehingga terjalin hubungan antara pengedar atau
Bandar dengan korban, dan terciptalah pasar gelap. Pengedar atau Bandar sering
25 anak atau orang dewasa yang membutuhkan uang atau yang ingin menjadi lepas
kaya sehingga muncul premanisme. Itulah sebabnya penyalahgunaan narkotika
telah merebak hingga kemasyarakat miskin.26
Salah satu zat lain yang dampaknya serupa, dengan Narkotika adalah
Ectasy yang sekarang ini sangat merebak dan mewabah. Ectasy adalah zat atau
bahan yang tidak termasuk Narkotika atau alcohol, melainkan termasuk zat adiktif
artinya zat yang dapat mengakibatkan adiksi berupa kecanduan, ketagihan dan
ketergantungan. Zat adiktif ini berpengaruh pada susunan syaraf pusat manusia.
Agama Islam memandang bahwa semua zat atau bahan yang dapat melemahkan
dan memabukkan itu dilarang, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi
SAW ;
و
ﺎَﻨَﺛﱠﺪَﺣ
ُﺪﱠﻤَﺤُﻣ
ُﻦْﺑ
ﻰﱠﻨَﺜُﻤْﻟا
ُﺪﱠﻤَﺤُﻣَو
ُﻦْﺑ
ٍﻢِﺗﺎَﺣ
ﺎَﻟﺎَﻗ
ﺎَﻨَﺛﱠﺪَﺣ
ﻰَﯿْﺤَﯾ
َﻮُھَو
ُنﺎﱠﻄَﻘْﻟا
ْﻦَﻋ
ِﺪْﯿَﺒُﻋ
ِﮫﱠﻠﻟا
ﺎَﻧَﺮَﺒْﺧَأ
ٌﻊِﻓﺎَﻧ
ْﻦَﻋ
ِﻦْﺑا
َﺮَﻤُﻋ
َلﺎَﻗ
ﺎَﻟَو
ُﮫُﻤَﻠْﻋَأ
ﺎﱠﻟِإ
ﱡﻞُﻛَو
ٌﺮْﻤَﺧ
ٍﺮِﻜْﺴُﻣ
ﱡﻞُﻛ
َلﺎَﻗ
َﻢﱠﻠَﺳَو
ِﮫْﯿَﻠَﻋ
ُﮫﱠﻠﻟا
ﻰﱠﻠَﺻ
ﱢﻲِﺒﱠﻨﻟا
ْﻦَﻋ
ٍﺮْﻤَﺧ
ٌماَﺮَﺣ
]
ﻢﻠﺴﻣ ﮫﺟﺮﺧا
[
Artinya : Dan dikabarkan Muhamad bin Musna, Muhamad bin hatim berkata
Yahya dan Dia kutna dari ubaidillah diberitakan kepada kami, Naïf dari ibnu
umar, disampaikan atau diumumkan oleh Nabi Muhammad saw Dia berkata atau
bersabda: “Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan
melemahan adalah khamar, dan setiap khamar adalah haram” (HR. Muslim).27 Dari hadits tersebut jelaslah bahwa ganja, morfin, heroin (putaw), kokain
dan ectasy serta zat adiktif lainnya yang dampaknya serupa, kesemuanya juga
diharamkan. Pemerintah sesuai dengan undang-undang telah mengeluarkan
larangan terhadap ganja, heroin, ekstasi dan sejenisnya.
Penyalahgunaan narkotika sudah sejak tahun 1970 dan hingga sekarang
makin marak saja. Meskipun sudah di keluarkan undang-undang, tetapi
pelaksanaan Undang-undang R.I. Nomor 22 tahun 1997 tentang psikotropika. jika
di tanam, diproduksi, diperjual belikan, dimiliki, disimpan dan digunakan secara
26
Lydia Harlina Martono, Buku Pedoman Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di DKI Jakarta, (Jakarta, 2001) hal. 9-14
27
26 tidak sah berarti melanggar hukum.28 itu sendiri banyak mengalami kendala. Menjamurnya tempat hiburan malam memberi peluang bagi beredarnya
benda-benda haram itu. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang menjalani trasformasi
budaya, sehingga korban Narkotika sebagian besar adalah para remaja dan
orang-orang muda usia produktif yang merupakan generasi penerus bangsa. Prilaku yang
menyimpang itu disebabkan karena pengaruh Narkotika dan obat-obatan terlarang
lainnya.
Adapun dampak dari penyalahgunaan narkotika sangatlah berbahaya bagi
hidup manusia. Penyalahgunaan narkotika akhir-akhir ini kembali mencuat
kepermukaan setelah korban-korban berjatuhan
Narkotika merupakan penyakit endemik dalam masyarakat modern dan
industri. Suatu penyakit kronis yang berulang kali kambuh. Merupakan penyakit
perilaku atau gaya hidup manusia modern. Narkotika atau drugs pada awalnya di
temukan dan di ciptakan untuk kepentingan pengobatan seperti untuk operasi,
menghilangkan rasa sakit sebagainya yang digunakan secara legal (medical use)
dengan dosis pemakaian yang di tentukan oleh dokter.
Pemakaian narkotika dengan dosis yang teratur tidak akan membawa
efek–efek negative, tetapi penyalahgunaan narkotika inilah yang dapat membawa
dampak – dampak atau akibat yang membahayakan si pemakai yang akan selalu
ketagihan dan pada akhirnya hidupnya tergantung kepada zat–zat narkotika
(dependence).
Banyak sekali dampak negative yang di timbulkan oleh narkotik, tidak
hanya mengenai pada fisik maupun psikis tetapi juga terhadap aspek–aspek
kehidupan lainnya. Di saat narkotika disalahgunakan di kalangan orang–orang
kaya bahaya dan bahaya akibatnya tidak begitu terasa, karena ketagihan
(addiction) senantiasa dapat di penuhi oleh si pengguna atau pecandu narkotika,
tetapi apabila penggunaan narkotika telah merata dikalangan masyarakat terutama
di kalangan orang yang berpenghasilan rendah maka akibatnya akan sangat besar
28
27 sekali. Di saat–saat inilah masyarakat yang bersangkutan akan mengalami dampak
atau akibat fatal.
Seseorang yang telah ketagihan dan ketergantungan pada zat–zat narkotika
tidak saja berdampak buruk yang merugikan bagi dirinya sendiri bahkan dapat
membawa kerugian bagi masyarakat, karena mereka yang berada dalam ikatan zat
narkotika merupakan gangguan masyarakat, yaitu dengan dapat terjadinya
tindakan criminal yang sdapat merugikan masyarakat dilingkungannya.
Dan pada saat ini yang lebih memprihatinkan adalah korban–korban
penyalahgunaan narkotika pada umumnya remaja dan dewasa khususnya di
kalangan pelajar, justru mereka yang sedang dalam usia produktif merupakan
sumberdaya manusia atau aset bangsa di kemudia hari.
Menurut Fuad Kauma, “Penyalahgunaan narkotika dapat menyeret
seseorang untuk bertindak kriminal dan asusila. Biasanya para pengguna
narkotika berfrofesi sebagai perampok pencuri atau tindakan criminal lainnya dan
menurut beliau juga bahwa penyalahgunaan narkotika juga dapat mengakibatkan
seseorang senantiasa murung defresi, segala aktifitas, kreatifitas dan daya
intelektualnya menjadi hilang dan sesekali tingkah lakunya seperti orang dungu
yang tidak waras”.29
Dari semua itu dapat disimpulkan bahwa norma-norma social para pengguna
narkotika akan berubah drastis apabila dibandingkan sebelumnya, sisinegati dan
potensi untuk berbuat jahat akan tampak pada dirinya. Demikian pula
prilaku-prilaku menyimpang dan tindakan-tindakan keji lainnya akan kelihatan.
4. Bahaya dan Manfaat Narkotika a. Bahaya Narkotika
Telah banyak orang yang menganggap Narkotika adalah zat-zat yang keras
dan berbahaya Narkotika bekerja sangat aktif yang mempengaruhi antara lain :
a. Otak dan susunan urat syaraf sentral.
b. Jantung dan denyut jantung
c. Darah dan urat nadi.
29
28 Bahaya-bahaya penyalahgunaan Narkotika atau bahaya-bahaya yang
timbul karena pengguna zat-zat Narkotika secara non medis dan secara
brlebih-lebihan adalah :
1. Terjadinya kondisi yang abnormal
Penyalahgunaan Narkotika akan dapat menimbulkan situasi dan kondisi
mental serta fisik si pemakainya menjadi tidak normal (abnormal) yang kemudian
akan disertai dengan perbuatan-perbuatan yang sadis. Misalnya akan timbul
perbuatan menyilet lengan atau tangan sendiri tanpa ada perasaan takut, akan
mengijeksikan tubuhnya dengan tangannya sendiri.
2. Terjadinya ketidaksadaran dan pingsan
Narkotika sebagaimana telah diketahui, dapat menimbulkan pembiusan,
sehingga orang yang memakainya tidak sadarkan diri. Pemakainya yang overdosis
dapat menimbulkan pingsan (dapat menimbulkan orang menjadi pingsan).
Pemakaian obat, zat-zat Narkotika secara terus menerus dapat mengundang
kematian.
3. Terjadinya kematian
Narkotika dapat menimbulkan kematian secara langsung atau tiadak
langsung. Kematian secara langsung atau mendadak terjadi, karena Narkotika
pada umumnya bekerja sangat aktif dalam mempengaruhi otak dan susunan syaraf
juga pernafasan dan denyut jantung bekerja lebih cepat. Apabila Narkotika
digunakan secara overdosis dapat menimbulkan kematian yang terjadi secara tidak
langsung yaitu karena timbulnya perasaan tidak wajar akibat obat yang di
pakainya.30
b. Manfaat Narkotika
Walaupun narkotika memiliki tingkat bahaya bila digunakan, ternyata
narkotika memiliki kegunaan tertentu seperti berguna bagi pengobatan yaitu:
1) Drugs atau obat adalah zat kimia yang berguna bagi masyarakat untuk
pengobatan yang tersedia di toko obat dan apotik untuk melayani kebutuhan
masyarakat berdasarkan resep dokter ataupun dijual bebas.
30
29 2) Obat-obatan yang diperjual belikan oleh toko dan apotik digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit, nyeri atau pusing. Selain itu juga digunakan sebagai
obat bius oleh dokter ketika membedah seorang pasien agar menghilangkan
rasa sakit. Obat sangat bermanfaat untuk penyembuhan suatu penyakit atas
petunjuk dokter.
Dan narkotika juga bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, yaitu:
a. Obat dimanfaatkan bagi kepentingan ilmu pengetahuan untuk menyelidiki
daya tahan dan reaksi manusia terhadap pengaruh obat/zat
b. Dalam bidang penelitian, obat digunakan untuk tujuan pendidikan maupun
bagi pengembangan ilmu dan penerapannya.
c. Supaya narkotika/narkoba tidak digunakan, maka pemerintah menetapkan
bahwa hanya perusahaan farmasi yang ditunjuk pemerintah yang boleh
mengimpornya.
4. Sebab-sebab Penyalahgunaan Narkotika
Penyalahgunaan Narkotika ini pada hakekatnya tidak saja terbatas pada
kaum remaja saja, tetapi juga terdapat pada orang lanjut usia (lansia), sebab-sebab
penyalahgunaan Narkotika pada hakekatnya bermacam-macam, yang pada
umumnya mereka menggunakannya sebagai berikut.
a. Karena ingin mendapatkan perhatian dari orang tua, guru dan, orang
dewasa sekitarnya.
b. Karena ingin menunjukkan kekuatannya dan keberaniannya dalam
melaksanakan sesuatu yang berbahaya seperti mengebut dan perkelahian.
c. Untuk mengisi kekosongan dan perasaan bosan karena kurangnya aktivitas
dan kesibukan, sehingga ia merasa kesepian, maka ia menggunakan
Narkotika untuk menghilangkan rasa kecewa dan kesepian.
d. Untuk menghilangkan rasa kecewa, gelisah dan berbagai kesulitan yang
tidak dapat ia atasi dan mendapatkan jalan yang buntu.
e. Karena rasa ingin mengetahui saja dan iseng-iseng belaka
f. Karena rasa solideritas ingin diakui dalam suatu kelompok.
g. Karena suatu pengobatan yang disebabkan karena penyakit yang
30 h. Untuk meningkatkan kesanggupan dalam mencapai prestasi
i. Karena kebiasaan yang tidak dapat dipisahkan (yang sudah kecanduan).31 Dorongan seorang yang remaja yang menyalahgunaka Narkotika itu dapat
digolongkan menjadi 3 golongan :
1. Golongan yang ingin mengalaminya
Mereka ini tertarik pada sesuatu kemungkinan-kemungkinan yang baru,
kemungkinan sensasi ini diketahui dari teman-temannya yang sudah
pernah mengalaminya, dari film-film, surat kabar, dan lain-lain.
Diantaranya ada yang tidak ingin dicemooh atau disindir oleh
teman-temannya sebagai banci atau anak teladan. Ini semua sesuai dengan
sifatnya.
2. Golongan yang ingin menjauhi realita
Tidak sedikit orang yang menggunakan Narkotika oleh sebab takut
menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Di dalam golongan ini didapati
orang-orang yang menganggap bahwa keadaan terbius itu sebagai tempat
pelarian yang aman untuk menghindarkan diri dari tekanan yang datang.
Dari dua realita itu. Banyak diantara mereka itu mempunyai / dihinggapi
perasaan gagal dalam hidupnya, sehingga ia tidak percaya pada dirinya
sendiri dan cenderung mempercayai orang lain daripada dirinya sendiri.
3. Golongan yang ingin merubah kepribadiannya.
Orang yang termasuk kelompok ini ingin melepaskan dirinya dari
kelemahan-kelemahan yang menyangkut kepribadiannya umpamanya :
(a). Dari orang yang penakut menjadi berani
(b). Dari orang yang pemalu supaya hilang rasa malunya
(c). Dari orang yang kaku ingin menjadi orang yang terampil dan lincah
dalam
bergaul.
(d). Orang yang ingin melepaskan diri dari suatu perasaan diri yang
rendah.32
31
Ibid., hal. 12 32
31 Narkotika adalah zat yang jika dimakan, diminum atau dimasukkan
(disuntikan) ke dalam tubuh manusia, dapat mengubah satu atau lebih fungsi
badan manusia.
Soedjono dalam bukunya menyatakan bahwa Penyalahgunaan Narkotika
disamping telah merupakan jenis kriminalitas, juga pelakunya menjadi korban
penyalahgunaan Narkotika secara kriminologi, adalah merupakan sebab yang
memungkinkan timbulnya kejahatan”.33
Dilihat dari perbuatannya, memang pelaku penyalahgunaan Narkotika itu
termasuk orang yang melakukan kejahatan, karena secara hukum dia telah
melakukan tingkah laku yang melanggar Undang-undang pidana, bahkan apabila
kejahatan-kejahatan itu tidak cepat diatasi, maka kejahatan itu akan bertambah
luas dan menyangkut masyarakat luas.
Persoalan akan timbul bila individu dan masyarakat menyalahgunaakan
Narkotika, sebab penggunaan Narkotika secara berlebihan dapat mengakibatkan
dampak yang berbahaya baik terhadap individu maupun terhadap masyarakat.
Semua narkotika, baik yang digunakan secara legal maupun yang disalahgunakan
mempunyai persamaan yaitu dapat mengubah suasana hati pemakainya. Misalnya
dapat menyebabkan perasaan gelisah, namun beberapa saat kemudian Narkotika
sanggup menghasilkan khayalan yang menyenangkan.
Pada umumnya suasana hati yang ditimbulkan oleh pengguanaan
Narkotika adalah sebagai berikut :
1). Pelupa, pikiran