• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Kepuasan Pengguna Jasa Taksi X di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Kepuasan Pengguna Jasa Taksi X di Kota Medan"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPPIRAN A

DATA HASIL UJI COBA SKALA KEPUASAN PELANGGAN

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA KEPUASAN PELANGGAN

(2)
(3)
(4)

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA KEPUASAN PELANGGAN

 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum Seleksi Aitem

(5)

VAR00014 119.4143 108.130 .517 .854

VAR00015 120.2714 108.925 .274 .859

VAR00016 119.9286 112.821 .075 .864

VAR00017 119.2571 107.933 .520 .853

VAR00018 120.0714 112.241 .131 .862

VAR00019 120.1571 112.859 .077 .863

VAR00020 119.7571 100.766 .635 .848

VAR00021 120.1143 113.349 .020 .868

VAR00022 119.3143 109.233 .429 .855

VAR00023 119.3857 108.849 .415 .855

VAR00024 119.4000 108.099 .485 .854

VAR00025 119.1857 104.762 .616 .850

VAR00026 119.4714 107.934 .415 .855

VAR00027 119.0000 108.783 .544 .854

VAR00028 119.7429 116.136 -.113 .870

VAR00029 119.3143 107.262 .473 .854

VAR00030 118.9714 108.985 .549 .854

VAR00031 119.3857 108.182 .308 .858

VAR00032 119.5000 104.312 .586 .850

VAR00033 119.5714 106.886 .457 .854

(6)

 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Setelah Seleksi Aitem

(7)

VAR00013 102.2500 143.500 .688 . .931

VAR00014 102.8917 142.602 .493 . .933

VAR00015 102.2833 143.482 .719 . .930

VAR00016 102.5500 141.813 .579 . .932

VAR00017 102.4583 142.234 .590 . .931

VAR00018 102.5667 143.710 .529 . .932

VAR00019 102.5083 141.798 .612 . .931

VAR00020 102.2167 142.507 .647 . .931

VAR00021 102.4500 142.771 .612 . .931

VAR00022 102.0083 142.462 .671 . .931

VAR00023 102.0667 142.685 .635 . .931

VAR00024 101.8667 142.890 .680 . .931

VAR00025 102.2750 142.235 .686 . .930

VAR00026 102.4250 141.356 .635 . .931

VAR00027 102.4083 142.344 .628 . .931

(8)

LAMPIRAN B

DATA PENELITIAN

(9)
(10)
(11)
(12)

4 4 5 5 3 4 5 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2

HASIL UJI T-TEST

One-Sample Statistics

N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

VAR00001 120 106.3583 12.40344 1.13227

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

(13)

LAMPIRAN C

SKALA KEPUASAN PELANGGAN

(14)

ALAT UKUR PENELITIAN

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(15)

Dengan hormat,

Dalam rangka menyelesaikan studi sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera

Utara, saya bermaksud mengadakan penelitian mengenai Gambaran Kepuasan Pelanggan

Taksi Blue Bird di kota Medan. Saya mengharapkan kesediaan Anda untuk menjadi

responden dalam penelitian ini.

Tidak ada jawaban yang benar atau salah karena Anda diminta untuk memilih jawaban

yang paling sesuai dengan diri anda. Setiap jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan hanya

digunakan untuk keperluan penelitian saja.

Kesediaan Anda untuk mengisi alat ukur ini merupakan kontribusi yang sangat berarti

bagi kualitas hasil penelitian ini. Untuk itu saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Nurul Fadhillah

(16)

IDENTITAS DIRI

Nama / Inisial :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Usia :

Tingkat Pendidikan : (Sekarang)

Pekerjaan :

(17)

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat 5 butir pernyataan, silahkan Anda baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk memberikan penilaian sesuai dengan keadaan, perasaan, dan pikiran Anda, dengan cara menyilang (X) salah satu dari enam jawaban yang tersedia, pada bagian kanan dari masing-masing pernyataan. Pilihan jawabannya sebagai berikut, yaitu:

STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju

N = Netral S = Setuju

SS = Sangat Setuju

Contoh Pengisian Alat Ukur

No Pernyataan STS TS N S SS

1

Mencuri adalah tindakan

kejahatan X

Jawaban ini berarti: Anda sangat setuju bahwa mencuri adalah tindakan kejahatan.

Jika Anda ingin mengganti jawaban Anda, beri tanda (=) pada jawaban yang salah dan berilah tanda silang pada kolom jawaban yang Anda anggap paling sesuai.

SELAMAT MENGERJAKAN 

(18)

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1

Saya yakin supir taksi Blue Bird berkendara sesuai dengan rambu-rambu lalu lintas

2 Saya merasa supir taksi Blue Bird tidak menyetir secara ugal-ugalan.

3

Saya merasa puas setiap kali saya memesan taksi Blue Bird, sampai supir mengantar saya ketempat tujuan

4

Ketika saya membawa barang dengan jumlah yang banyak, supir akan membantu saya mengangkat nya ke dalam taksi.

5

Ketika barang saya tertinggal di taksi, supir bersedia mengantarkan barang tersebut kembali

6 Pelayanan yang diberikan Taksi Bluebird baik.

(19)

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

8

Supir bersedia mencari tahu alamat yang saya tuju dengan benar,

9 Supir bersedia jika saya minta untuk menunggu

11 Taksi Buebird yang saya pesan terlalu lama datang.

12

Saya dilayani dengan sopan oleh operator setiap saya memesan taksi Bluebird melalui sarana telfon.

13

Supir taksi Bluebird berlaku sopan kepada saya selama perjalanan.

14

Saya percaya supir akan mengambil jalan tercepat untuk sampai di tujuan.

15 Saya mengantar saya sampai ketempat percaya supir akan tujuan dengan selamat

(20)

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

16 Saya merasa taksi Bluebird mudah untuk dihubungi..

17

Setiap saya meminta mengecilkan atau mengencangkan volume radio, supir akan bersedia melakukannya.

18

Supir taksi bersedia mempercepat/memperlambat laju sesuai permintaan saya.

19

Ketika saya memilih rute saya sendiri menuju ke tempat tujuan, supir bersedia mengikuti nya.

20 Kebersihan taksi Bluebird selalu terjaga.

21 Saya tidak melihat kerusakan pada taksi saat saya menaikinya.

22 Selalu terdapat tanda pengenal supir setiap saya menaiki taksi Blue Bird

(21)

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

24 Supir taksi Blue Bird yang saya tumpangi selalu memakai seragam perusahaan.

25

Mesin argo di setiap taksi yang saya tumpangi berfungsi dengan baik.

26 Saya memesan taksi Bluebird melalui merasa mudah untuk sarana telefon

27 Operator telefon taksi Bluebird melayani saya dengan ramah.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar

______ (2004). Dasar-dasar psikometri, Yogyakarta: Pustaka Belajar

______ (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar

______ (2010). Efek Seleksi Aitem Berdasarkan Daya Diskriminasi Terhadap Reliabilitas Skor Tes. [online] http://azwar.staff.ugm.ac.id/files/2010/04/EFEK-SELEKSI-AITEM-BERDASAR-DAYA-DISKRIMINASI.pdf. Diakses pada tanggal 9 Januari 2014.

______ (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Berry, L. L., & Parasuraman, A. (1991). Marketing Services: Competing Through Quality. New York. Free Press.

Edvardsson Bo, Gerry Larsson, and Sven Setterlind. 1997. Internal Service Quality and The Psychosocial Work Environment: An Empirical Analysis of Conceptual Interrelatedness. The Service Industries Journal Vol. 17.

Gunarathne, U. 2014. Relationship between Service Quality and Customer Satisfaction in Sri Lanka Hotel Industr. Jurnal. Sri Lanka : University of Ruhuna.

Hadi, S. (2000). Metodologi Research (Jilid I), Yogyakarta: Andi Offset.

Haryono, T. 2006. “Telaah Persepsi Kualitas Pelayanan Jasa Serta Penerapan Di Sektor Publik dalam Memasuki Era Reformasi, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 23-12-2006

Henry, M. (2002). Analisi Pengaruh Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Jasa Transportasi Kereta Api (Studi Kasus Pada PT Kereta Api Indonesia DAOP IV Semarang. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro.

Junaidi, S. 2006. Efisiensi Industri Jasa Taksi Di Kota Semarang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran (terjemahan), Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

(23)

54

Kotler,P. dan G. Amstrong. 2004. Principles of Marketing. New Jersey: Pearson Education Inc. (hlm. 300-304).

Levinson, HS & Weant, RA, 1982. Urban Transportation Perspectives and Prospects, Eno Foundation for Transportation, Westpoint, Connecticutt. Avalaible online at http://www.Enotrans.com

Nugroho, W. (2009). Analisis Persepsi Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan

Konsumen Pengguna Bus Malam Cepat Sedya Mulya. Tesis. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Parasuraman, A., Zeithaml, V.A. and Berry, L.L. 1988. SERVQUAL: a multiple-item scale for measuring consumer persceptions of service quality. Journal of Retailing, Vol. 64 No. 1, pp. 12-40.

Pratiwi, D. I. (2010). Analisis Pengaruh Harapan Pelanggan, Kualitas Produk, Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Internet Flash Unlimited Di Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro

Schiffman, L. G dan Kanuk, L. L. 2004. Consumer Behavior 8th Edition. Pearson Prentice Hall. Hal. 14.

Sureshchandar, G.S., Chandrashekaran Rajendran dan R. N Anantaraman. 2002. Determinant of Customer Perceived Services Quality: A Confirmatory Factor Analysis Approach. Journal Of Service Marketing, volume 16 (1).

Triswandari, U. (2011). Ananlisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Pelanggan pada PT. PLN (PERSERO) Rayon Makassar Timur. Skripsi. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Utami, S. S. (2009). Analisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Dalam Mempergunakan Jasa Transportasi PT. Solo Central Taxi Di Surakarta. Jurnal. Surakarta: Universitas Slamet Riadi Surakarta.Vol.9

(24)

http://ww2.hariansumutpos.com/?folio=7POJ4E717. Diakses pada 3 Desember 2014.

http://transjakarta.co.id/tentang-transjakarta/sejarah/. Diakses pada 9 Agustus 2016.

(25)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara

sistematik dan akurat, fakta, karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang

tertentu.Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan sematamata bersifat deskriptif,

tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun

mempelajari implikasi (Hadi, 2000). Penelitian ini tidak melihat jalinan hubungan

antara variabel dan tidak melakukan penelitian hipotesis, namun hanya untuk

mendapatkan deskripsi yang tepat mengenai kepuasan pengguna jasa taksi X Medan.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel yang akan di teliti dalam penelitian ini adalah kepuasan pengguna

jasa taksi X Medan.

C. Definisi Operasional

Kepuasan pengguna jasa Taksi X Medan adalah perbandingan antara persepsi

pengguna terhadap jasa yang diterima dengan harapannya sebelum menggunakan jasa

taksi X yang dilihat melalui penilaian terhadap keandalan, ketanggapan,

(26)

keyakinan/jaminan, empati dan penampilan fisik yang dimiliki oleh taksi X di kota

Medan.

Kepuasan pengguna jasa taksi X di Medan, diukur dengan menggunakan

skala yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek kepuasan pelanggan yang

meliputi Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy dan Tangible. Tingkat

kepuasan pelanggan dapat dilihat berdasarkan hasil skor nilai yang diperoleh subjek

dalam skala yang diisi oleh subjek tersebut. Semakin tinggi skor nilai subjek dalam

skala, maka dapat diartikan bahwa semakin tinggi pula tingkat kepuasan

pelanggannya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor nilai subjek dalam skala,

maka dapat diartikan bahwa semakin rendah pula tingkat kepuasan pelanggannya.

D. Populasi dan Sampel

D.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang

diperoleh dari sampel itu akan digeneralisasikan (Hadi, 2000). Populasi dalam

penelitian ini adalah pengguna jasa taksi X di Medan.

Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah sebagi berikut.

(27)

22

1. Jenis kelamin. Peran biologis yang dimiliki pelanggan, baik pelanggan

perempuan maupun pelanggan laki-laki.

a. Laki-laki

b. Perempuan

2. Usia. Waktu yang dihitung dari lahir sampai pada saat penelitian

dilakukan.

a. Remaja : 15 – 18 tahun

b. Dewasa : 19 – 40 tahun

3. Tingkat pendidikan. Jenjang atau tingkatan pendidikan formal terakhir

yang pernah ditempuh oleh pelanggan.

a. SMA

b. Perguruan Tinggi

4. Jenis pekerjaan.

a. Pegawai Negri Sipil

b. Pegawai Swasta

c. Wirausaha

d. Mahasiswa

e. Pelajar

(28)

D.2. Sampel Penelitian

Hadi (2000) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang

dikenakan dalam penelitian. Teknik sampling yang digunakan untuk menarik sampel

dari populasi adalah dengan menggunakan teknik non probability sampling, yaitu

dengan teknik sampling insidental. Metode insidental berarti tidak semua individu

dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dapat dipilih menjadi anggota

sampel, hanya individu-individu yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai saja

yang diteliti dan sesuai dengan kriteria penelitian (Hadi, 2000). Alasan menggunakan

teknik sampling ini adalah mengingat subjek yang akan diteliti terlebih dahulu harus

diidentifikasi sebagai pengguna jasa taksi X atau tidak. Yang akan menjadi sampel

adalah subjek yang diidentifikasi sebagai pengguna jasa taksi Blue Bird, melalui

pertanyaan terbuka.

Teknik pengambilan sampel ini sesuai untuk penelitian mengingat jumlah

populasi yang tidak memiliki jumlah data yang jelas dalam arti tidak ada sumber data

yang pasti mengenai jumlah populasi penelitian. Besarnya sampel yang dipilih adalah

berdasarkan pertimbangan ketepatan dan efisiensi biaya, tenaga, waktu dan

kemampuan peneliti. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(29)

24 E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode pengambilan data dengan alat tes psikologi, yaitu melalui skala pengukuran

kepuasan pelanggan berbentuk skala likert yang disusun sendiri oleh peneliti

berdasarkan aspek-aspek kepuasan pelanggan yang meliputi Reliability,

Responsiveness, Assurance, Empathy dan Tangible. Skala pengukuran kepuasan

pelanggan terdiri dari beberapa item pernyataan dengan rentang respon yang dapat

diberikan oleh subjek penelitian dari sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju

dan sangat setuju sesuai dengan diri subjek yang mengisi skala.

Skor subjek terhadap suatu item favorable jika memilih respon sangat tidak

setuju adalah 1, tidak setuju adalah 2, netral adalah 3, setuju adalah 4 dan sangat

setuju adalah 5. Sebaliknya, skor subjek terhadap item-item unfavorable terhadap

respon sangat tidak setuju adalah 5, tidak setuju adalah 4, netral adalah 3, setuju

adalah 2 dan sangat setuju adalah 1. Semakin tinggi total skor yang diperoleh subjek

dalam merspon seluruh item dalam skala, maka dapat diartikan bahwa tingkat

kepuasan pelanggan juga semakin tinggi.

(30)

Tabel 3.1. Blue Print Skala Kepuasan Pelanggan sebelum Uji Coba

Variabel Aspek

Aitem

Jumlah Favorable (F)

Unfavorable

(UF) Kepuasan

Pelanggan

Reliability 1,2,3,4 4

Responsiveness 5,6,7,8,9,10,11 7

Assurance 12,13,14,15,17 16 6

Empathy 20,22,23,24 18,19,21 7

Tangible 25,26,27,29,30,31,32,33 28 9

Total 33

Selain itu data identitas seperti usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan

juga dicantumkan dalam salah satu lembar skala kepuasan pelanggan yang telah

dibuat sebagai keperluan deskripsi dan pembahasan data di bab selanjutnya.

F. Validitas, Reliabilitas, dan Uji Daya Beda Aitem

F.1. Uji Validitas

Validitas dibutuhkan untuk meliputi apakah suatu alat ukut dapat melakukan

fungsi ukurnya dengan baik. Suatu tes atau instrument pengkur dapat dikatakan

(31)

26

tersebut (Azwar, 2004). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

validitas isi (content validity). Azwar (2004), menyebutkan bahwa validitas isi adalah

validitas yang diestimasi dengan menguji isi tes melalui metode professional

judgment. Professional judgment dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen

pembimbing.

F.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur dibutuhkan untuk melihat konsistensi di antara

aitem-aitem yang membentuk tas secara keseluruhan (Azwar, 2004). Uji reliabilitas untuk

skala gambaran dilakukan dengan menguji konsistensi internal. Prosedurnya hanya

memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek

penelitian. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis, dan berefisiensi tinggi

(Azwar, 2004). Metode perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan adalah

dengan Coefficient Alpha atau Cronbach’s Alpha. Uji reliabilitas alat ukur dilakukan

dengan menggunakan program SPSS for Windows Versi 17.0. Pada umumnya,

reliabilitas dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai minimal 0,900 (Azwar,

2009).

F.3. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem bertujuan untuk melihat sejauh mana aitem mampu

membedakan antara individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki

atribut yang hendak diukur. Pengujian daya beda aitem dilakukan dengan menghitung

(32)

koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri.

Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal pula

dengan istilah parameter daya aitem (Azwar, 2009). Daya beda aitem tersebut

dianggap memuaskan jika koefisien korelasi aitem total mencapai nilai minimal 0,25

(Azwar, 2012).

G. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba skala Kepuasan Pelanggan diberikan kepada 70 orang yang pernah

menaiki taksi X di kota Medan. Kemudian dilihat nilai daya diskriminasi aitem yang

dianalisis dengan SPSS for Windows versi 17.0.

G.1. Hasil Uji Coba Skala Kepuasan Pelanggan

Dari 33 butir aitem yang diuji, didapatkan 27 aitem yang memiliki daya

diskriminasi aitem melebihi 0.25. 27 aitem inilah yang akan digunakan dalam

penelitian. Setelah melihat daya diskriminasi aitem selanjutnya dilihat perhitungan

realibilitas aitem. Hasil reliabilitas 33 aitem didapatkan nilai koefisien α = 0.860.

Kemudian setelah aitem dengan nilai diskriminasi aitem dibawah 0.25 dibuang, maka

didapatkan nilai koefisien α = 0.888. Blue print setelah dilakukan uji coba bisa dilihat

(33)

28

Tabel 3.2. Blue Print Skala Kepuasan Pelanggan Setelah Uji Coba

Variabel Aspek

Aitem

Jumlah Favorable (F)

Unfavorable

(UF) Kepuasan

Pelanggan

Reliability 1,2,3,4,5 5

Responsiveness 6,7,8,9,10,11 6

Assurance 12,13,14,15 4

Empathy 16,17,18,19 4

Tangible 20,21,22,23,24,25,26,27 8

Total 27

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

H.1. Persiapan Penelitian

Pada tahapan ini peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pencarian informasi

Pada tahap ini peneliti melakukan langkah-langkah berikut :

1) Mencari informasi data tentang perusahaan jasa yang akan dijadikan

objek penelitian.

2) Melakukan wawancara awal untuk mendapatkan fenomena yang terjadi di

perusahaan jasa yang akan diteliti.

(34)

b. Pembuatan alat ukur

Pada tahap ini peneliti melakukan langkah-langkah berikut :

1) Membuat alat ukur kepuasan pelanggan berdasarkan aspek kepuasan

pelanggan (Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy, Tangible)

berjumlah 33 aitem. Skala kepuasan pelanggan dibuat dalam model Likert

yang terdiri dari lima alternatif pilihan jawaban (Sangat tidak setuju,

Tidak setuju, Netral, Setuju, dan Sangat setuju) dan skala disusun dalam

bentuk booklet.

2) Setelah skala selesai dibuat, peneliti meminta arahan professional

judgement yaitu dosen pembimbing untuk menganalisa aitem-aitem yang

telah dibuat. Kemudian dilakukan uji coba untuk melihat aitem mana

yang reliabel dan tidak reliabel.

H.2. Pelaksanaan Penelitian

Setelah peneliti berhasil mempersiapkan alat ukur kepuasan pelanggan, maka

peneliti mulai membagikan skala pengukuran kepuasan pelanggan kepada sejumlah

sampel yang sesuai dengan karakteristik populasi. Sampel diminta untuk mengisi

skala pengukuran yang telah dibagi sesuai dengan instruksi pengisian skala. Proses

pengumpulan data dilaksanakan selama 2 hari dengan skala yang disebar sebanyak

(35)

30 H.3. Pengolahan Data

Setelah 70 skala disebar, maka peneliti melakukan pengolahan data. Untuk

mempermudah penganalisaan data, data diolah dengan menggunakan SPSS 17.0

I. Metode Analisis Data

Azwar (2004) menyatakan bahwa pengolahan data penelitian yang sudah

diperoleh dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian rupa

sehingga dapat dibaca dan dapat diinterpretasikan.

Dalam penelitian ini, analisis statistik yang digunakan adalah statistik

deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran atau memberikan deskriptif

mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh untuk

kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis.

Data yang diperoleh akan diolah dengan metode analisis deskriptif. Data yang

akan diolah yaitu skor minimum, skor maksimum, mean, dan standar deviasi. Untuk

lebih jelasnya pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi

17.0 for windows.

(36)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan menguraikan keseluruhan hasil analisa data

penelitian, diawali dengan membahas hipotesa peneliti yaitu nilai kepuasan

pelanggan, lalu dilanjutkan dengan melihat kategorisasi data pengguna jasa taksi X

berdasarkan data demografis, kemudian dilanjutkan dengan melihat gambaran

kepuasan pelanggan.

A. NILAI KEPUASAN PELANGGAN

One-Sample Statistics

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

Mean

VAR00001 120 106.3583 12.40344 1.13227

One-Sample Test

Test Value = 0

T Df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

VAR00001 93.933 119 .000 106.35833 104.1163 108.6003

Pada penelitian ini peneliti memiliki hipotesa yaitu nilai kepuasan pelanggan

(37)

32

sama dengan nilai sebesar 108. Hasil penelitian dapat dilihat dari hasil kuesioner yang

mewakili aspek-aspek yang mengukur kepuasan pelanggan.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa kepuasan dari pelanggan taksi X

sudah mencapai 80% sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Seperti yang

sudah dijelaskan diatas, nilai kepuasan pelanggan yang diharapakan oleh peneliti

adalah sebesar 108, dan hasil penelitian menunjukkan hasil yang siginifikan dimana

hasil mean sebesar 106, sehingga nilai yang diharapkan oleh peneliti dengan nilai

hasil penelitian tidak begitu berbeda dan dapat dikatakan bahwa 80% pelanggan taksi

X merasa puas.

Setelah itu peneliti melakukan wawancara kepada pelanggan taksi X untuk

mengetahui dibagian mana pelanggan merasa belum puas terhadap pelayanan yang

diberikan oleh taksi X. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 3 orang,

masing-masing mengatakan bahwa ketika memesan taksi biasanya taksi terlalu lama

datang, kemudian Customer Service yang melayani pemesanan melalui sarana telfon

juga dirasa kurang ramah dan bernada sinis. Salah satu subjek juga mengatakan

bahwa supir taksi dirasa kurang ramah dan tidak sabar saat menunggu pelanggan

yang memesan taksi.

Dari hasil penjelasan diatas, dapat dikatakan hipotesa peneliti diterima karena

hasil penelitian menunjukkan kepuasan pelanggan taksi BuleBird sudah mencapai

(38)

80% dan sebanyak 20% pelanggan merasa kurang puas dengan pelayanan yang

diberikan taksi BlueBird.

B. ANALISA DATA

B.1. Kategorisasi Data Berdasarkan Data Demografis

Norna kategorisasi dibagi atas 3 kategorisasi dengan menggunakan formula

Anwar (2012) yaki kategori rendah, sedang dan tinggi yang digunakan untuk

kategorisasi kepuasan pelanggan pada taksi X, norma kategorisasinya yaitu :

Tabel 4.1 Norma Kategorisasi Kepuasan Pengguna Secara Umum

Rentang Nilai Kategorisasi

X < (μ – 1.0 SD) Tidak Puas

(μ –1.0 SD) ≤ X < (μ + 1.0 SD) Cukup Puas

X ≥ (μ + 1.0 SD) Puas

Tabel 4.2. Kategorisasi Kepuasan Pengguna Secara Keseluruhan

Kategori Rentang Nilai Jumlah Persentase (%)

Tidak Puas X < 63 1 0.83

Cukup Puas 63 ≤ X < 99 26 21.6

(39)

34

Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 1 subjek tergolong dalam kategori

tidak puas dalam kepuasan pelanggan menggunakan jasa taksi X, dan sebanyak 26 subjek tergolong cukup puas dalam kepuasan pelanggan menggunakan jasa taksi X

sedangkan sebanyak 93 subjek tergolong puas dalam kepuasan pelanggan

menggunakan jasa taksi X.

Dari tabel diatas kita juga dapat melihat sebanyak 77.5 % dari total subjek

tergolong kedalam kategori puas dalam menggunakan jasa taksi X. Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar subjek merasa puas dalam menggunakan jasa

taksi X.

1). Jenis Kelamin

Pada penelitian ini jenis kelamin dibagi menjadi dua yaitu Perempuan dan

Laki-laki.

Tabel 4.3. Kategorisasi Kepuasan Pengguna

Kategori Rentang Nilai

Tidak Puas X < 63

Cukup Puas 63 ≤ X < 99

Puas X ≥ 99

(40)

Tabel 4.4. Kategorisasi Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Kategorisasi

Perempuan 78 78.2 Puas

Laki-laki 42 74.4 Puas

Berdasarkan tabel diatas, maka pada penelitian ini kepuasan pengguna

dengan jenis kelamin perempuan masuk kedalam kategorisasi puas, hal ini

ditunjukkan dengan sebanyak 61 dari 78 orang subjek penelitian yang berjenis

kelamin perempuan berada pada kategorisasi puas. Kemudian pada pengguna dengan

jenis kelamin laki-laki juga berada pada kategorisasi puas, hal ini juga dapat dilihat

dengan sebanyak 32 dari 42 orang subjek penelitian dengan jenis kelamin laki-laki

(41)

36 2). Usia

Pada penelitian ini usia dibagi kedalam dua kelompok yaitu 15-18 tahun dan

19-40 tahun.

Tabel 4.5. Kategorisasi Kepuasan Pengguna

Kategori Rentang Nilai

Tidak Puas X < 63

Cukup Puas 63 ≤ X < 99

Puas X ≥ 99

Tabel 4.6 Kategorisasi Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase (%) Kategorisasi

15-18 29 82.7 Puas

19-40 91 76.9 Puas

Berdasarkan tabel diatas maka pada penelitian ini pengguna dengan rentang

usia 15-18 tahun memiliki kepuasan yang tinggi, hal ini ditunjukkan dengan sebanyak

24 dari 29 orang subjek penelitian yang berada pada rentang usia 15-18 tahun masuk

kedalam kategorisasi puas. Kemudian pada pengguna dengan rentang usia 19-40

tahun juga memiliki kepuasan yang tinggi dimana hal ini ditunjukkan dengan

(42)

sebanyak 70 dari 91 orang subjek penelitian yang berada pada rentang usia 19-40

tahun masuk kedalam kategorisasi puas.

3). Pekerjaan

Pada penelitian ini pekerjaan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu pelajar,

mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negri dan wiraswasta.

Tabel 4.7. Kategorisasi Kepuasan Pengguna

Kategori Rentang Nilai

Tidak Puas X < 63

Cukup Puas 63 ≤ X < 99

Puas X ≥ 99

Tabel 4.8. Kategorisasi Pengguna Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase

(%)

Kategorisasi

Pelajar 18 66.6 Puas

Mahasiswa 79 79.7 Puas

Pegawai Swasta 12 66.6 Puas

PNS 6 83.3 Puas

(43)

38

Berdasarkan tabel diatas maka pada penelitian ini pelajar memiliki kepuasan

yang tinggi dimana hal ini dapat dilihat dari sebanyak 12 dari 18 orang subjek

penelitian yang berstatus sebagai pelajar masuk kedalam kategorisasi puas. Begitu

juga dengan mahasiswa, dimana sebanyak 63 dari 79 orang subjek penelitian berada

pada kategori puas. Kemudian subjek dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta juga

memiliki kepuasan yang tinggi, hal ini ditunjukkan dengan sebanyak 8 dari 12 orang

subjek penelitian masuk kedalam kategorisasi puas. Selanjutnya subjek dengan

pekerjaan sebagai pegawai negri dan wiraswasta juga memiliki kepuasan yang tinggi,

dimana hal ini ditunjukkan dengan sebanyak 5 dari 6 orang subjek yang bekerja

sebagai pegawai negri masuk kedalam kategorisasi puas, dan juga seluruh subjek

yaitu 5 orang yang bekerja sebagai wiraswasta juga masuk kedalam kategorisasi puas

4) Tingkat Pendidikan

Tabel 4.9. Kategorisasi Kepuasan Pengguna

Kategori Rentang Nilai

Tidak Puas X < 63

Cukup Puas 63 ≤ X < 99

Puas X ≥ 99

(44)

Tabel 4.10. Kategorisasi Pengguna Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Jumlah Persentase (%)

Kategorisasi

SMA 18 66.6 Puas

Perguruan Tinggi 102 79.4 Puas

Berdasarkan tabel diatas maka pada penelitian ini subjek dengan tingkat

pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi sama-sama memiliki kepuasan yang tinggi,

hal ini dapat dilihat dari sebanyak 12 dari 18 orang subjek penelitian dengan tingkat

pendidikan SMA yang masuk kedalam kategorisasi puas, kemudian sebanyak 81 dari

102 orang subjek penelitian dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi juga masuk

kedalam kategorisasi puas.

B.2 Gambaran Kepuasan Pengguna

Gambaran kepuasan pengguna terhadap Taksi X pada masyarakat di kota

Medan dapat dilihat dari analisa perbandingan mean teoritik dan mean empirik skor

subjek, perbandingan mean teoritik dan mean empirik skor subjek yang ditinjau dari

data demografis, dan pengkategorisasian skor subjek.

Kepuasan pengguna terbagi kedalam 5 aspek, yaitu Reliability,

(45)

40

A. Perbandingan Mean Teoritik dan Mean Empirik Subjek

Tabel 4.11. Perbandingan Mean Teoritik dan Mean Empitik Subjek

Aspek Kepuasan Pelanggan

Mean Teoritik

(μ)

Mean Empirik (M)

Perbandingan

Reliability 9 11.9 μ < M

Responsiveness 21 26.9 μ < M

Assurance 15 18.9 μ < M

Empathy 12 15.3 μ < M

Tangible 24 33.1 μ < M

Dari hasil analisa perbandingan mean teoritik dengan mean empirik pada

tabel, diketahui bahwa mean empirik lebih besar dari pada mean teoritik pada semua

aspek kepuasan pelanggan. Hal ini mengindikasikan bahwa secara umum subjek

merasa puas berdasarkan semua aspek kepuasan pelanggan.

(46)

B. Perbandingan Mean Teoritik dan Mean empirik subjek berdasarkan data

Demografis

1. Perbandingan Mean Teoritik dan Mean Empirik subjek berdasarkan Usia.

Tabel 4.12. Perbandingan Mean Teoritik dan Mean Empirik subjek Berdasarkan Usia

Aspek Kepuasan Pelanggan

Mean

Teoritik (μ)

Usia 15-18 (M)

Usia 19-40 (M)

Perbandingan

Reliability 9 12.55 11.74 μ < M

Responsiveness 21 26.82 26.98 μ < M

Assurance 15 19.65 18.78 μ < M

Empathy 12 15.44 15.31 μ < M

(47)

42

2. Perbandingan Mean Teoritik dan Mean Empirik subjek berdasarkan Jenis Kelamin.

Tabel 4.13. Perbandingan MeanTeoritik dan Mean Empirik subjek berdasarkan Jenis Kelamin

Aspek Kepuasan Pelanggan

Mean

Teoritik (μ)

Wanita (M) Pria (M) Perbandingan

Reliability 9 11.76 12.19 μ < M

Responsiveness 21 26.76 27.28 μ < M

Assurance 15 18.69 19.54 μ < M

Empathy 12 14.97 16.04 μ < M

Tangible 24 32.82 33.76 μ < M

(48)

3. Perbandingan Mean Teoritik dan Mean Empirik subjek berdasarkan

Pekerjaan.

(49)

44

4. Perbandingan MeanTeoritik dan Mean Empirik subjek berdasarkan Tingkat

Pendidikan Terakhir.

Tabel 4.15. Perbandingan Mean Teoritik dan Mean Empirik subjek Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Aspek Kepuasan Pelanggan

Mean Teoritik (μ)

SMA (M) Perguruan Tinggi (M)

Perbandingan

Reliability 9 12.33 11.84 μ < M

Responsiveness 21 26.11 27.09 μ < M

Assurance 15 19.00 18.99 μ < M

Empathy 12 15.22 15.37 μ < M

Tangible 24 32.77 33.21 μ < M

Mengacu pada tabel diatas mengenai perbandingan mean teoritik dengan

mean empirik subjek berdasarkan data demografis, diketahui bahwa ditinjau dari usia,

jenis kelamin, pekerjaan dan tingkat pendidikan terakhir secara keseluruhan mean

empirik lebih besar dibandingkan dengan mean teoritik pada kelima Aspek Kepuasan

Pelanggan, yaitu Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy dan Tangible. Hal

ini mengindikasikan bahwa baik ditinjau dari usia, jenis kelamin, pekerjaan dan

tingkat pendidikan terakhir, subjek meras puas berdasarkan semua aspek kepuasan

pelanggan.

(50)

Tabel 4.16. Kategorisasi Aspek Kepuasan Pelanggan

Aspek Kepuasan Pelanggan

Kategori Rentang Nilai

Jumlah Persentase (%)

Reliability Tidak Puas X < 7 2 1.66

Cukup Puas 7 ≤ X < 11 18 15.0

Puas X ≥ 11 100 83.3

Responsiveness Tidak Puas X < 16 0 0

Cukup Puas 16 ≤ X < 26 35 29.1

Puas X ≥ 26 85 70.8

Assurance Tidak Puas X < 12 0 0

Cukup Puas 12 ≤ X < 18 28 23.3

Puas X ≥ 18 92 76.6

Empathy Tidak Puas X < 9 2 1.66

Cukup Puas 9 ≤ X < 15 38 31.6

Puas X ≥ 15 80 66.6

Tangible Tidak Puas X < 19 1 0.83

Cukup Puas 19 ≤ X < 29 6 5.00

(51)

46 C. PEMBAHASAN PENELITIAN

Penelitian ini memberikan gambaran kepuasan pelanggan jasa taksi X di kota

Medan. Hasil analisa data yang telah didapatkan menyatakan bahwa subjek merasa

puas menggunakan jasa taksi X di kota Medan yang dapat dilihat dengan hasil

penelitian yang menunjukkan sebesar 77.5% dari total subjek tergolong kedalam

kategori tinggi dalam kepuasan menggunakan jasa taksi X.

Penelitian ini juga menunjukkan hasil kepuasan pelanggan berdasarkan aspek

kepuasan pelanggan, yaitu Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy, dan

Tangible (Parasuraman, Zeithaml dan Berry 1988). Pertama adalah aspek Reliability,

dimana aspek ini berhubungan dengan kemampuan perusahaan unruk melakukan

pelayanan sesuai yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Dari data

penelitian diketahui bahwa nilai pada aspek Reliability diatas rata-rata, hal ini

menunjukkan bahwa taksi X sudah cukup baik dalam melakukan pelayanan sesuai

yang dijanjikan dan memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku supir tidak

menyetir secara ugal-ugalan dan berkendara sesuai dengan rambu-rambu lalu lintas.

Dan ditunjukkan juga dengan perilaku supir akan membantu mengangkat barang

bawaan penumpang.

Berikutnya adalah aspek Responsivenes, dimana aspek ini berhubungan

dengan kemamuan perusahaan untuk menolong pelanggan dan ketersediaan untuk

melayani pelanggan dengan baik. Dari data penelitian diketahui bahwa nilai pada

(52)

aspek Responsiveness juga diatas rata-rata, dimana hal ini menunjukkan bahwa taksi

X sudah cukup baik dalam menolong dan melayani pelanggan. Hal ini ditunjukkan

dengan perilaku supir bersedia mencari alamat yang dituju penumpang dengan benar,

supir juga bersedia ketika diminta untuk menunggu pelanggan.

Berikutnya adalah aspek Assurance, dimana aspek ini berhubungan dengan

pengetahuan, kesopanan petugas, serta sifat yang dapat dipercaya. Dari data

penelitian diketahui bahwa nilai pada aspek Assurance juga diatas rata-rata, dimana

hal ini menunjukkan bahwa karyawan yang bertugas memiliki kesopanan yang baik

dan dapat dipercaya oleh pelanggan. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku operator

yang sopan setiap pelanggan memesan taksi melalui sarana telfon, dan kesopanan

supir yang mengantar para pelanggan sampai ketempat tujuan.

Selanjutnya adalah aspek Empathy, dimana aspek ini berhubungan dengan

rasa perduli untuk memberikan perhatian secara individual kepada pelanggan,

memahami kebutuhan pelanggan, serta kemudahan untuk dihubungi. Dari data

penelitian diketahui bahwa nilai pada aspek Empathy diatas rata-rata, dimana hal ini

menunjukkan bahwa karyawan taksi X dapat memahami kebutuhan pelanggan serta

kemudahan para pelanggan untuk menghubungi taksi X. Hal ini ditunjukkan dengan

perilaku supir bersedia ketika diminta untuk mengatur volume radio sesuai dengan

kebutuhan pelanggan, supir juga bersedia untuk mengikuti rute yang dipilih sendiri

(53)

48

Terakhir adalah aspek Tangible, dimana aspek ini berhubungan dengan

penampilan secara fisik dari fasilitas, peralatan, pegawai dan material komunikasi.

Dari data penelitian juga diketahui bahwa nilai pada aspek Tangible diatas rata-rata,

dimana hal ini menunjukkan bahwa fasilitas fisik, perlengkapan supir serta sarana

komunikasi X sudah cukup baik.. Hal ini dapat dilihat dengan kebersihan taksi X

yang selalu terjaga, juga atribut para supir yang selalu lengkap seperti tanda pengenal,

nomor taksi, mesin argo dan juga seragam. Para pelanggan juga merasa mudah untuk

memesan taksi dan dilayani dengan ramah oleh operator.

Dari pembahasan diatas, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan hasil dari

setiap aspek yang mengukur kepuasan pelanggan berada diatas nilai rata-rata, dimana

hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan pelanggan merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan perusahaan jasa taksi X.

Selanjutnya kepuasan pelanggan jika dilihat berdasarkan data demografis

penelitian. Yang pertama adalah berdasarkan jenis kelamin, Pada penelitian ini jenis

kelamin dibagi menjadi laki-laki dan perempuan. Dari hasil penelitian diketahui

bahwa baik pelanggan dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan sama-sama

merasa puas dengan pelayanan yang diberikan taksi X. Hal ini ditunjukkan dengan

hasil penelitian yang menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki nilai

diatas rata-rata.

(54)

Lalu yang kedua adalah berdasarkan usia. Pada penelitian ini usia dibagi

menjadi 2 bagian, yaitu 15-18 tahun dan 19-40 tahun. Dari hasil penelitian diketahui

bahwa pelanggan dengan rentang usia 15-18 tahun merasa puas dengan pelayanan

yang diberikan taksi X, begitu juga dengan pelanggan dengan rentang usia 19-40

tahun yang juga merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh taksi X. Hal ini

ditunjukkan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa rentang usia 15-18

tahun dan 19-40 memiliki nilai diatas rata-rata.

Selanjutnya yang ketiga adalah berdasarkan pekerjaan.Pada penelitian ini

pekerjaan dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu pelajar, mahasiswa, pegawai swasta,

pegawai negri sipil, dan wiraswasta. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelanggan

yang masih berstatus sebagai pelajar merasa puas dengan pelayanan yang diberikan

taksi X, begitu juga dengan pelanggan yang berstatus sebagai mahasiswa. Kemudian

pelanggan dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta dan juga pegawai negri sipil

juga merasa puas dengan pelayanan yang diberikan taksi X, begitu juga dengan

pelanggan yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta juga merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan taksi X. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa baik pelajar, mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negri sipil

dan juga wiraswasta sama-sama memiliki nilai diatas rata-rata.

Kemudian yang terakhir adalah berdasarkan tingkat pendidikan. Pada

penelitian ini tingkat pendidikan dibagi menjadi dua yaitu SMA dan Perguruan

(55)

50

SMA merasa puas dengan pelayanan yang diberikan taksi X, begitu juga dengan

pelanggan dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi yang merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan taksi X. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa pelanggan dengan tingkat pendidikan SMA dan pelanggan

dengan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi memiliki nilai diatas rata-rata.

Seperti pembahasan diatas, secara umum pengguna taksi X di kota Medan

sudah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh taksi X, namun terdapat

beberapa hal yang membuat pelanggan merasa kurang nyaman. Peneliti kemudian

melakukan wawancara kepada beberapa pengguna taksi X, dari hasil komunikasi

personal dengan beberapa pengguna masing-masing mengatakan ketika mereka

memesan taksi biasanya taksi terlalu lama datang, hal ini termasuk kedalam aspek

Responsiveness yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk menolong

pelanggan dan ketersediaan untuk melayani pelanggan dengan baik. Selanjutnya

pelayanan dari Customer Service yang melayani pemesanan melalui sarana telfon

juga dirasa kurang ramah dan bernada sinis, salah satu subjek juga mengatakan

bahwa supir taksi dirasa kurang ramah dan tidak sabar saat menunggu pelanggan

yang memesan taksi. Kedua hal tersebut termasuk kedalam aspek Assurance yang

berhubungan dengan pengetahuan, kesopanan karyawan, serta sifatnyayang dapat

dipercaya.

(56)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dipaparkan keseluruhan mengenai kesimpulan dan saran.

Saran akan terbagi atas saran metodologis dan saran praktis yang bisa berguna bagi

peneliti yang ingin melakukan penelitian yang mirip dengan penelitian ini.

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Kepuasan pengguna taksi X di kota Medan mencapai 80%. Hal ini

mengartikan bahwa kepuasan pengguna taksi X di kota Medan sudah

cukup tinggi yang dibuktikan dengan hasil penelitian yaitu sebenar

77.5% dari total subjek merasa puas dengan pelayanan yang diberikan

oleh pihak taksi X.

2) Kepuasan pengguna berdasarkan jenis kelamin sujek baik perempuan

manupun laki-laki sama-sama memiliki kepuasan yang tinggi, begitu

juga pada subjek dengan rentang usia 15-18 dan 19-40 juga memiliki

kepuasan yang tinggi. Berikutnya baik pada subjek pelajar, mahasiswa,

pegawai swasta, pegawai negri dan wiraswasta juga sama-sama

memiliki kepuasan yang tinggi. Kemudian pada subjek dengan tingkat

(57)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepuasan Pelanggan

A.1 Definisi Kepuasan Pelanggan

kepuasan secara umum dapat didefinisikan sebagai perasaan seseorang

mengenai kesenangan atau kepuasan atau hasil yang mengecewakan dari

membandingkan penampilan produk yang telah disediakan (atau hasil) yang

berhubungan dengan harapan pelanggan (Kotler, 2000). Sedangkan kepuasan

pelanggan (costumer’s satisfaction) didefinisikan sebagai perbandingan antara

persepsi pelanggan terhadap jasa yang diterima dan harapannya sebelum

menggunakan jasa tersebut (Zeithaml dan Bitner, 2003).

Kotler dan Amstrong (2004) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah

perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan persepsi

pelanggan terhadap hasil dari suatu produk dengan harapannya. Lebih spesifik, secara

analogi, kepuasan pelanggan berarti sejauh mana anggapan terhadap kualitas produk

dalam memenuhi harapan pelanggan.

Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan

merupakan perasaan seseorang terhadap kinerja dari suatu produk atau jasa yang

dibandingkan dengan harapannya. Dan menurut Tjiptono (2000), kepuasan pelanggan

(58)

merupakan respon konsumen terhadap ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang

dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan pemakainya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka kepuasan pelanggan adalah

perbandingan antara persepsi pelanggan terhadap jasa yang diterima dengan

harapannya sebelum menggunakan jasa tersebut, dimana dalam hal ini kepuasan

pelanggan yang dimaksud merupakan kepuasan pelanggan dalam menggunakan jasa

taksi X di Kota Medan.

A.2 Aspek Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Hubungan antara kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan telah mendapat

perhatian akademis yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir. Banyak peneliti

yang telah mengoperasionalkan kepuasan pelanggan dengan menggunakan skala

tunggal. Kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan telah diteliti dan hasilnya

menunjukkan bahwa dua konstruksi ini memang independen, tetapi terkait erat dan

menyiratkan bahwa peningkatan atas satu variabel cenderung menyebabkan

peningkatan variabel lainnya (Sureschhandar, Chandrasekharan dan Anantharaman,

2002). Edvardsson (1997) menekankan bahwa konsep pelayanan harus didekatkan

dengan sudut pandang pelanggan, karena penilaian para pelanggan merupakan hasil

dari pelayanan yang diberikan. pelanggan mungkin mempunyai sudut pandang dan

alasan yang berbeda untuk menilai dan mereka juga bisa merasakan pelayanan yang

sama dengan cara yang berbeda.

(59)

12

Responsiveness, Assurance, Empathy dan Tangible seperti yang dijelaskan dibawah

ini:

1. Keandalan (Reliability)

Adalah kemampuan pelayanan untuk berfungsi dengan baik dan akurat sesuai

ekspektasi konsumen setiap saat.

2. Ketanggapan (Responsiveness)

Adalah kemampuan perusahaan untuk menolong pelanggan dan ketersediaan

untuk melayani pelanggan dengan baik.

3. Keyakinan/Jaminan (Assurance)

Adalah pengetahuan serta kemampuan petugas untuk menyampaikan

kepercayaan dan kenyamanan.

4. Kepedulian/Empati (Emphaty)

Adalah rasa peduli untuk memberikan perhatian secara individual kepada

pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan, serta kemudahan untuk

dihubungi.

5. Penampilan/Bukti fisik (Tangible)

Adalah penampilan secara fisik dari fasilitas, peralatan, pegawai dan material

komunikasi.

Aspek-aspek yang sudah dijelaskan diatas yaitu reliability, responsiveness,

assurance, empathy, dan tangible kemudian akan menjadi dasar pembuatan alat ukur

pada penelitian ini.

(60)

A.3 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Mempertahankan kepuasan pelanggan dari waktu ke waktu akan membina

hubungan yang baik dengan pelanggan. Menurut Zeithaml dan Bitner (2003),

terdapat bermacam-macam faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan,

yaitu sebagai berikut :

1. Aspek barang dan Jasa. Kepuasan pelanggan terhadap barang atau jasa

dipengaruhi secara signifikan oleh penilaian pelanggan terhadap fitur barang

dan jasa.

2. Aspek emosi pelanggan. Emosi atau perasaan dari pelanggan dapat

mempengaruhi persepsinya mengenai tingkat kepuasan terhadap barang dan

jasa.

3. Aspek pengaruh kesuksesan atau kegagalan jasa. Pelanggan terkadang

dikagetkan oleh sebuah hasil suatu jasa di mana bisa lebih baik atau lebih

buruk. Kegiatan pelanggan dalam mencari penyebab suatu kesuksesan atau

kegagalan jasa inilah yang dapat memengaruhi tingkat kepuasannya terhadap

barang dan jasa.

4. Aspek perspesi atas persamaan atau keadilan. Pemikiran mengenai persamaan

dan keadilan yang didapatkan oleh pelanggan dapat mengubah persepsi

pelanggan pada tingkat kepuasannya terhadap barang dan jasa.

5. Pelanggan lain, keluarga, dan rekan kerja. Kepuasan pelanggan juga

(61)

14

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dinar Ika Pratiwi pada tahun 2010,

Cravens (1996) mengemukakan pemuasan pelanggan harus disertai dengan

pemantauan terhadap kebutuhan dan keinginan mereka. Kepuasan pelanggan akan

dipengaruhi oleh sistem pengiriman produk, performa produk atau jasa, citra

perusahaan/produk/merek, nilai harga yang dihubungkan dengan nilai yang diterima

pelanggan, prestasi karyawan, serta keunggulan dan kelemahan pesaing.

Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Wahju Nugroho (2009)

menyatakan bahwa konsumen yang menyatakan kepuasan atau ketidakpuasan juga

dipengaruhi oleh lingkungannya dan pengalaman yang telah dirasakan baik sebelum,

pada saat atau sesudah merasakan pelayanan jasa. Sehingga perbandingan tersebut

akan menciptakan penilaian terhadap nilai kualitas pelayanan.

B. Jasa

Dalam perusahaan taksi, produk yang dihasilkan oleh perusahaan adalah jasa

yang tidak dapat dilihat penggunaannya tetapi akan dapat dirasakan pelayanannya.

Menurut Kotler (1997) jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud

dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Kemudian menurut Lovelock dalam Haryono (2006), jasa adalah tindakan

atau kinerja yang menciptakan manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan

perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima.

(62)

Berry (1991) mengungkapkan bahwa jasa memiliki empat karakteristik utama, yaitu :

1. Tidak Berwujud (Intangibility)

Sifat jasa tak berwujud (service intangibility), artinya jasa tidak dapat dilihat,

dikecap, dirasakan, didengar, atau dicium sebelum dibeli.

2. Tidak Terpisahkan (Inseparability)

Jasa tak terpisahkan (Inseparability), berarti bahwa jasa tidak dapat

dipisahkan dari penyedianya, baik penyedianya itu manusia atau mesin.

3. Keanekaragaman (Variabilityi)

Keanekaragaman (variability), berarti bahwa mutu jasa tergantung pada siapa

yang menyediakan jasa, disamping waktu, tempat, dan bagaimana disediakan.

4. Tidak Tahan Lama (Perishability)

Jasa tidak tahan lama (perishability), berarti bahwa jasa tidak dapat disimpan

untuk dijual atau dipakai kemudian.

B.1 Jasa Taksi

Vuchic (dalam Junaidi 2006) membedakan angkutan umum berdasarkan

kapasitas daya angkutnya yang dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :

a) Angkutan umum dengan kapasitas rendah, seperti taksi, dial-a-bus, angkutan

kota;

b) Angkutan umum dengan kapasitas sedang, seperti bus reguler, bus cepat, trem;

(63)

16

Menurut Levinson dan Weant (1982) taksi adalah salah satu jenis layanan

transportasi yang mempunyai karakteristik pelayanan khusus yang merupakan

perpaduan antara kendaraan pribadi dan angkutan umum. Beberapa keunggulan taksi

dibanding moda angkutan umum lainnya antara lain : mempunyai pelayanan yang

bersifat door to door; dapat menjangkau semua tempat yang tidak dapat terjangkau

oleh angkutan umum; waktu operasi hampir 24 jam; dapat dipanggil melalui telepon;

lebih nyaman dan bersifat pribadi; lebih cepat dan aman; tepat bagi orang tua maupun

penyandang cacat serta tepat untuk hal-hal darurat.

Pengguna jasa taksi dilihat dari sisi sosial ekonomi juga bervariasi namun

secara garis besar Levinson dan Weant (1982) mengelompokkan dalam 2 (dua)

kelompok, yaitu orang yang naik taksi karena menginginkan pelayanan yang lebih

baik dan orang yang naik taksi karena memang tidak mempunyai pilihan lain seperti

dalam keadaan darurat/sakit, orang tua maupun para penyandang cacat

Tujuan pengguna jasa taksi juga beragam, dapat untuk ke tempat kerja,

belanja, ke sekolah maupun untuk keperluan sosial atau keluarga. Untuk memperoleh

jasa pelayanan taksi ada 3 (tiga) cara, yaitu : pesanan melalui telepon; pada beberapa

kota besar, calon penumpang menunggu taksi yang lewat pada jalur khusus di sisi

tempat berjalan (trotoar); pada beberapa kota telah disiapkan pangkalan taksi untuk

mengurangi kemacetan lalu lintas, pangkalan taksi ini umumnya berada pada

impul-simpul transportasi (bandar udara, pelabuhan, terminal, stasiun kereta api), hotel,

pusat perbelanjaan ataupun tempat-tempat strategis lainnya.

(64)

C. Taksi X

Pada awal tahun 1965, ibu Fatimah dengan mitra bisnisnya memulai bisnis

taksi yang diberi nama Chandra taksi pada awalnya. Lalu pada awal tahun 1970-an

ibu Fatimah dan mitra bisnisnya mendirikan PT. X Taksi atau disebut juga dengan X

Group. X group merupakan kelompok usaha yang melayani segala kebutuhan

transportasi dari mulai taksi regular, taksi eksekutif, layanan limosin dan penyewaan

mobi, bus carte, dan truk kontainer.

X Group memiliki visi dan misi yang mereka gunakan sampai sekarang.

Adapun visi dari X group adalah ‘menjadi perusahaan yang mampu bertahan dan

mengedepankan kualitas untuk memastikan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi

para stockholder’. X group juga memiliki misi yaitu ‘tujuan kami adalah tercapainya

kepuasan pelanggan, dan mengembangkan serta mempertahankan diri sebagi

pemimpin pasar disetiap kategori yang kami masuki’

Layanan X group ini juga dapat dinikmati di kota-kota besar Indonesia seperti

Jakarta dan sekitarnya, Bali, Bandung, Banten, Batam, Lombok, Manado, Medan,

Padang, Pekanbaru, Palembang, Semarang, Solo, Surabaya, dan Yogyakarta.

Taksi X mulai beroperasi di kota Medan sejak tahun 2010

(hariansumutpos.com), dengan mengeluarkan 100 armada taksi untuk beroperasi di

kota Medan, dan sekarang armada taksi X di kota Medan sudah mencapai 595

(65)

18 D. Kepuasan Pelanggan

Penelitian Gunatathne (2014) dengan judul Relationship between Service

Quality and Customer Satisfaction in Sri Lanka Hotel Industry adalah penelitian yang

berfokus kepada kepuasan pelanggan pada indutri perhotelan dengan

mengindikasikan lima dimensi kualitas pelayanan yaitu tangible, reliability,

responsiveness, assurance, dan empathy dimana kelima dimensi ini digunakan untuk

mengevaluasi kualitas pelayanan pada hotel di Sri Lanka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling penting dalam

memprediksi evaluasi kualitas pelayanan para pariwisatawan adalah tangible

kemudian diikuti dengan empathy, reliability dan responsiveness. Penelitian ini juga

menunjukkan bahwa dengan menggunakan model SERVQUAL untuk menilai

kualitas layanan memungkinkan manajemen untuk lebih memahami berbagai dimensi

dan bagaimana mereka mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan.

Namun pada penelitian ini dimensi assurance tidak reliabel untuk mengukur kualitas

pelayanan dalam industri hotel.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Triswandari (2012) dengan judul

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PT.

PLN (Persero) Rayon Makassar Timur, menunjukkan hasil bahwa baik variabel

independen yakni reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible

berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, artinya apabila variabel

independen naik, maka variabel dependen juga akan meningkat, begitu juga

sebaliknya.

(66)

Penelitian Masri (2002) mengenai Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Kualitas

Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Jasa Transportasi Kereta Api (Studi Kasus

Pada PT Kereta Api Indoneisa DAOP IV Semarang) juga menunjukkan hasil bahwa

faktor-faktor kualitas layanan yang terdiri dari tangible, reliability, responsiveness,

assurance, dan empathy secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan pelanggan (penumpang kereta api).

Berdasarkan beberapa hasil penelitian diatas, dapat dilihat bahwa kepuasan

pelanggan dipengaruhi oleh aspek reliability, responsiveness, assurance, empathy,

dan tangible. Oleh karena itu peneliti memiliki hipotesa bahwa kepuasan pelanggan

jasa taksi Xdi Kota Medan mencapai 80% dilihat berdasaarkan aspek-aspek kepuasan

(67)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi sekarang ini kebutuhan konsumen semakin meningkat

baik kebutuhan akan barang maupun jasa. Perusahaan-perusahaan yang memproduksi

barang dan perusahaan-perusahaan jasa harus semakin meningkatkan kualitas akan

barang dan jasa nya, juga harus pintar membaca pasar yang sedang diminati oleh

konsumen.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014), transportasi merupakan

pengangkutan barang oleh berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan

teknologi. Dalam hal ini transportasi juga menjadi salah satu kebutuhan jasa yang

dipakai oleh para konsumen, dan menjadi alat penunjang aktifitas manusia setiap

harinya sehingga harus dipersiapkan dengan baik dan aman karena akan sangat

berpengaruh dalam kegiatan sehari-hari seperti pengiriman barang, angkutan

penumpang dan sebagainya. Oleh karena itu dengan berkembangnya zaman, mungkin

akan membuat jenis transportasi yang beredar menjadi banyak, dan permintaan

konsumen akan jasa transportasi yang dapat menjadi sarana yang tepat bagi mereka

pun meningkat.

Jasa transportasi juga mengalami pertumbuhan yang semakin cepat. Semakin

banyak ragam jasa yang ditawarkan kepada para pelanggan dalam rangka memenuhi

(68)

kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu transportasi memegang peran yang sangat

penting dikehidupan masyarakat terlebih pada masyarakat yang bertempat tinggal di

kota-kota besar. Transportasi sudah jelas sangat membantu berlangsungnya

kehidupan sehari-hari masyarakat. Dari berbagai jenis alat transportasi di Indonesia

seperti darat, laut dan udara, transportasi darat merupakan salah satu yang paling

banyak digunakan oleh konsumen dan juga diberikan perhatian khusus oleh

pemerintah, hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya angka transportasi

darat setiap tahunnya yang dilihat pada website data pemerintahan Jakarta yaitu

data.jakarta.go.id. Banyak jasa transportasi yang ditawarkan oleh pemerintah untuk

dipilih oleh para konsumen, antara lain terdapat angkutan umum yang merupakan

jasa transportasi yang paling sering digunakan oleh konsumen, lalu terdapat jasa

transportasi taksi yang juga menjadi pilihan para kosumen, dan juga beberapa tahun

yang lalu yaitu terhitung sejak tanggal 1 Februari 2004 pemerintah kota Jakarta

mengeluarkan jasa transportasi Busway sebagai pilihan transportasi untuk para

pelanggan (transjakarta.co.id) dan jasa transportasi darat lainnya

Setiap perusahan jasa transportasi sudah pasti ingin memberikan yang terbaik

kepada para pelanggan mereka. Dengan berbagai usaha yang dilakukan seperti

memberikan fasilitas yang dapat membuat para pelanggan merasa puas dan akan tetap

terus menggunakan jasa transportasi mereka. Keamanan dan kenyamanan juga

merupakan hal penting yang diharapkan para konsumen. Menurut Kotler (2000)

(69)

3

yang mengecewakan dari membandingkan penampilan produk yang telah disediakan

(atau hasil) yang berhubungan dengan harapan pelanggan. Dalam hal ini kepuasaan

para pengguna sangat penting pastinya untuk perusahaan tansportasi karena jika para

konsumen atau pelanggan mereka puas terhadap fasilitas dan jasa yang diberikan,

maka para konsumen akan terus memakai jasa transportasi tersebut. Namun, jika para

konsumen tidak merasa puas atas fasilitas dan jasa yang diberikan oleh sebuah

perusahaan, maka para kosumen cenderung tidak akan memilih untuk menggunakan

kembali jasa transportasi tersebut. Maka sudah pasti kepuasan pelanggan merupakan

hal yang menjadi prioritas semua perusahaan jasa transportasi. Menurut

Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1988)terdapat lima dimensi untuk menilai kualitas

layanan yaitu, dimensi reliability, responsiveness, assurance, emphaty dan tangible.

Dimana kepuasan pelanggan dapat dilihat melalui bagaimana pelanggan menilai

kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.

Kota Medan merupakan kota terbesar ke 4 di Indonesia (kompasiana.com

survey tahun 2013), dimana masyarakat kota Medan juga aktif dalam menggunakan

jasa transportasi umum. Taksi merupakan salah satu jasa transportasi yang sering

digunakan oleh masyarakat. Terdapat beberapa perusahaan taksi yang beroperasi di

kota Medan, yaitu taksi Blue Bird, taksi Express, taksi Karsa, taksi Kostar, taksi

Mitra, dan taksi Nice (sumutprov.go.id).

Salah satu perusahaan taksi yang aktif beroperasi di kota Medan adalah taksi

X, yang bernaung dibawah perusahaan bernama PT. X Tbk. PT. X Tbk berdiri sejak

(70)

awal tahun 1970 an dan bermula dari kota Jakarta lalu mulai mengembangkan armada

nya ke kota-kota besar di Indonesia, salah satu nya adalah kota Medan. Taksi X

pertama kali beroperasi di kota Medan pada tahun 2010 (hariansumutpos.com),

dengan mengeluarkan 100 armada taksi untuk beroperasi di kota Medan. Sejak saat

itu, taksi X yang terhitung baru menjadi sakah satu transportasi umum di Medan,

menjadi primadona bagi para pengguna yang sering menggunakan taksi lain

sebelumnya. Di awali dari 100 armada taksi pada 2010 kini setelah 5 tahun beroperasi

taksi X Pool Medan terus tumbuh dan sekarang memiliki 595 armada serta mampu

menyerap 760 pengemudi (Bluebirdgroup.com). Nama taksi X memang sudah cukup

terkenal di Indonesia, ditambah dengan prestasi yang diperoleh, oleh PT. X Tbk pada

tahun 2014, taksi X meraih penghargaan dalam ajang Indonesian Customer

Satisfaction Award (ICSA) 2014 untuk kategori taksi (bluebirdgroup.com).

Perusahaan taksi X memang selalu mengedepankan kepuasan para pelanggan nya, hal

ini juga tertulis dalam visi dan misi nya yaitu tercapainya kepuasan pelanggan dan

mengembangkan serta mempertahankan diri sebagai pemimpin pasar di setiap

kategori yang kita masuki (bluebird.com). Berikut merupakan tanggapan pengguna

jasa taksi X yang dapat dilihat dari komunikasi interpersonal berikut :

“Waktu awal-awal taksi X di Medan pelayanan dari mulai operator sampai supirnya masih ramah-ramah dan tepat waktu. Tapi semakin berjalannya tahun kualitasnya agak sedikit menurunya, seperti operator yang jawabnya gak ramah,

terus supirnya gak ramah ngoper-ngoper pelanggan, dan jemputnya bisa 2 jam setelah pemesanan. Tapi ya taksinya sendiri masih bagus dan terjagalah

Gambar

Tabel 3.1. Blue Print Skala Kepuasan Pelanggan sebelum Uji Coba
Tabel 3.2. Blue Print Skala Kepuasan Pelanggan Setelah Uji Coba
Tabel 4.1 Norma Kategorisasi Kepuasan Pengguna Secara Umum
Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 1 subjek tergolong dalam kategori
+7

Referensi

Dokumen terkait

ULPD Kementerian Keuangan Provinsi Lampung menyatakan LELANG GAGAL untuk paket. pekerjaan sebagai

Bagi Peser ta yang ber keber atan, dapat mengajukan sanggahan ditujukan kepada Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung paling lambat har i Senin

Demikian pengumuman ini kami sampaikan, apabila ada peserta yang berkeberatan dengan pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis dan diterima paling

Penetapan dan sosialisasi UMK BL - Bel alat tulis kantor - Bel makan minum - Bel modal komputer - Bel modal instalasi

Hal tersebut dikarenakan peraturan Bank Indonesia yang mengharuskan setiap suatu bank untuk menjaga kecukupan modal yang dimiliki dengan ketentuan minimal 8%,

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan perawat dalam menjalankan teknik aseptik pemasangan infus dengan kejadian flebitis yaitu disenfektan sebelum

SUDIYA TRILIDARSA, D0213090, STRATEGI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Interpersonal

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah