STRATEGI PENDISTRIBUSIAN DANA
CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)
PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG
UTAMA DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN
MASYARAKAT SEKITAR BANDARA SOEKARNO HATTA
Skripsi
Di ajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I)
Oleh : Ika Fitrianti NIM: 104053002016
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
STRATEGI PENDISTRIBUSIAN DANA
CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)
PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG
UTAMA DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN
MASYARAKAT SEKITAR BANDARA SOEKARNO HATTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I)
Oleh Ika Fitrianti NIM : 104053002016
Pembimbing,
Noor Bekti Negoro, SE., M. Si. NIP: 150293230
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya mengatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, November 2008
ABSTRAK Ika Fitrianti
Strategi Pendistribusian Dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA Dalam Upaya Mensejahterakan Masyarakat Sekitar Bandara Soekarno Hatta.
Salah satu sumber dana sosial di Indonesia adalah berbagai derma yang dikeluarkan oleh perusahaan. Potensi dana ini diperkirakan cukup besar seiring dengan meningkatnya kesadaran para pelaku usaha untuk menjalankan tanggung jawab sosial perusahaannya. Geliat dan gairah perusahaan dalam menyumbang dan melakukan kegiatan sosial dalam beberapa tahun terakhir menarik untuk dicermati. CSR (Corporate Social Responsibility) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah bentuk kepedulian perusahaan terdahap karyawan dan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan tersebut berdiri.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama dalam mendistribusikan dana CSR dalam upaya mensejahterakan masyarakat sekitar Bandara Soekarno-Hatta.
Metode penelitian yang digunakan adalah teknik observasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan instrument wawancara dengan pihak yang berwenang mengenai hal-hal yang akan diteliti.
Tanggung jawab sosial perusahaan sesungguhnya adalah kedermawanan sosial dalam kerangka kesadaran dan komitmen perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial. PT.(PERSERO) PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama menyalurkan dana CSR nya melalui dua cara, yaitu Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang dikelola oleh unit PKBL.
Dalam mendistribusikan dana tersebut PT.(PERSERO) PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama tidak bekerja sama dengan perusahaan lain namun bekerja sama dengan pihak lain seperti LSM, Karangtaruna, community center.
KATA PENGANTAR
Innalhamdalillah, segala puji dan lautan syukur hanya untuk Rabb semesta
alam, atas limpahan nikmat dan rizki yang begitu besar kepada kita semua. Berkat
rahmat dan hidayah Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan masih
dapat menerima setitik ilmu dari Allah yang Maha Kaya.
Shalawat dan salam semoga tergenggam kepada pemimpin Islam Rasulallah
SAW. Beliaulah yang membimbing serta mendidik umatnya dari zaman
kebodohan hingga kita dapat merasakan begitu luas dan kayanya ilmu Allah
SWT.
Dalam penulisan skripsi ini, tentu saja tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan berbagai pihak baik berupa dorongan, semangat, materi, informasi
yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan
kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bunda tercinta yang dengan ketangguhan, perjuangan serta do’a yang tiada
putus telah mengiringi dan mengantarkan penulis dalam hidup hingga
penulis bisa menyelesaikan pendidikan ini dengan baik. Tidak ada yang
lebih indah kecuali senyum beliau. UMI NOMOR SATU SELURUH
DUNIA. Ayahanda tercinta yang telah lama pergi, semoga Allah
mempersatukan kita kembali di surga sebagaimana Ia telah mempersatukan
kita di dunia. Amin.
2. Dr. Murodi, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
3. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah dan Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Sekretaris Jurusan
4. Noor Bekti Negoro, SE., M. Si. Selaku dosen pembimbing yang dengan
penuh kesabaran dan keikhlasan meluangkan waktunya untuk memberikan
arahan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan staf Tata Usaha Fakultas Dakwah dan Komunikasi atas
ilmu yang telah diberikan. Dan seluruh staf Perpustakaan Umum dan
Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yang telah melayani
peminjaman buku-buku literature sebagai referensi dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Seluruh staf PT.(PERSERO) Angkasa Pura II kantor cabang utama,
khususnya bagian PKBL, yakni Bpk. Rafdi dan kawan-kawan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan
telah ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan semua data-data yang
diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh KBHM, adik ku Rizqa, encang, encing, keponakan semua. Terima
kasih buat motivasinya. Untuk M. Priyatna, terima kasih untuk kesetiaannya.
Teman-teman ASPI 2004, Teh Ida, Teh Iis, Indah, Ijah.
8. Teman-teman MD A/B 2004, Almarhumah Nurlaila (you always in our
mind), Tonx² group, Lutfi, Dini, Intan, Aal, Nia, Nina, Wirda, Badriyah, Teh
Henny, Santi. Thank’s for our friendship.
9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, penulis ucapkan
Akhirnya penulis berharap semoga bantuan dan do’a yang telah diberikan
mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dan penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan
bagi segenap keluarga besar Jurusan Manajemen Dakwah pada khususnya.
Jakarta, November 2008
DAFTAR ISI
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Metodologi Penelitian... 7
E. Tinjauan Pustaka ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II. TINJAUAN TEORI... 12
A. Teori Strategi... 12
1. Pengertian Strategi... 12
2. Proses Strategi ... 16
a. Perumusan Strategi ... 17
b. Implementasi Strategi... 18
c. Evaluasi Strategi ... 18
B. Teori Distribusi ... 20
1. PengertianDistribusi………... 20
2. Fungsi Distribusi... 21
3. Macam-macam Distribusi ... 23
C. Teori CSR (Corporate Social Responsibility) ... 24
1. Pengertian CSR ... 24
2. Pola CSR ... 26
D. Teori Kesejahteraan Masyarakat ... 29
1. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat ... 29
2. Karakteristik Kesejahteraan Sosial ... 30
4. Relasi antara Kesejahteraan Masyarakat dan Pengembangan
Masyarakat ... 35
BAB III. PROFIL PERUSAHAAN... 36
A. Gambaran Umum PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ... 36
1. Sejarah Berdirinya PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ... 36
2. Visi, Misi dan Strategi PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ... 39
3. Struktur Organisasi PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ... 41
4. Program PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ... 43
B. Profil Masyarakat Sekitar Bandara... 45
BAB IV. ANALISIS PENELITIAN... 47
A. Strategi Pendistribusian Dana CSR PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama... 47
B. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pendistribusian Dana CSR PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama……... 61
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 63
A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA... 66
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Hasil Wawancara... 70
Struktur Organisasi... 74
Daftar Kuesioner... 75
Lampiran 2 Proposal Pinjaman Dana ... 79
Surat Perjanjian... 87
Surat Penelitian... 94
Surat Bimbingan... 95
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGPersaingan bisnis dewasa ini dapat dikategorikan sebagai pertarungan
pembentukan dan penjagaan image di mata konsumen/klien. Disinilah perusahaan
dapat unggul dengan membentuk corporate image yang ramah lingkungan dan
memiliki kepekaan sosial. Dengan situasi dan kondisi usaha yang aman dan
harmonis dengan warga sekitar, membuat masyarakat dapat menjalankan
bisnisnya secara nyaman pula.1
Pelaksanaan community development dapat dimaknai sebagai bentuk
pengejawantahan dari CSR (corporate social responsibility / tanggung jawab
sosial perusahaan) terhadap masyarakat sekitar. Diharapkan pelaksanaan
community development ini menjadi sarana pembangunan masyarakat yang sesuai
dengan konsep suistanable development dan pengaturan hukum yang responsif.
Semua konsep nilai Corporate Social Responsibility pada dasarnya
sudah tersefleksikan dalam nilai-nilai ekonomi Islam. Bahkan jauh sebelum CSR,
yang mulai marak belakangan ini, Islam sudah sejak 1400 tahun yang lalu sudah
sangat tegas mengatur sistem nilai CSR, misalnya ketika zaman awal
pemerintahan Islam, hasil usaha umat Muslim banyak digunakan untuk
menanggung kebutuhan sosial masyarakat, termasuk di dalamnya investasi pada
pembangunan kota dengan membangun saluran pengairan dan terusan,
pembangunan pasar serta fasilitas publik.2
1
Artikel diakses pada 18 Desember 2007 dari http://www.pikiranrakyat.com 2
Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan
sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan
partisipasi dan posisi organisasi/perusahaan di dalam sebuah komunitas melalui
berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi perusahaan dan komunitas tersebut.3
Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat Al-Qashas ayat 77 yang (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”4
Ayat di atas menjadi isyarat bahwa lembaga bisnis harus memiliki
landasan filosofi yaitu Economic/Profesionalism Philosophy yang merupakan
pijakan umum sebuah bisnis untuk merealisasikan tujuan yang bersifat profit
oriented. Ini berarti bahwa semua lembaga bisnis harus dikelola secara
professional agar menghasilkan keuntungan dan perkembangan yang baik.
3
Arikel diakses pada 18 Desember 2007 dari
http:/id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan. 4
Perusahaan selama ini dianggap sebagai biang rusaknya lingkungan,
pengekploitasi sumberdaya alam, hanya mementingkan keuntungan semata.
Kebanyakan perusahaan selama ini melibatkan dan memberdayakan masyarakat
hanya untuk mendapatkan simpati. Program yang mereka lakukan hanya sebatas
pemberian sumbangan, santunan dan pemberian sembako. Dengan konsep seperti
ini, kondisi masyarakat tidak akan berubah dari kondisi semula, tetap miskin dan
termarginalkan.5
Berbagai peristiwa negatif yang menimpa sejumlah perusahaan, terutama
setelah reformasi, seharusnya menjadi pelajaran yang berharga bagi para pemilik
dan manajemen perusahaan untuk memberikan perhatian dan tanggung jawab
yang lebih baik kepada masyarakat, khususnya di sekitar lokasi perusahaan. Hal
ini sekarang popular dengan sebutan Corporate Social Responsibility (CSR,
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan). Menurut ketua Corporate Forum for
Community Development (CFCD) Thendri Supriatno, CSR sangat penting tidak
hanya bagi masyarakat, melainkan juga perusahaan itu sendiri. CSR dapat
mencegah dampak sosial lebih buruk, baik langsung atau tidak langsung, atas
kelangsungan usaha.6
Kelangsungan suatu usaha tak hanya ditentukan oleh tingkat
keuntungan, tapi juga tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Apa yang terjadi
jika banyak perusahaan yang didemo, dihujat, bahkan dirusak oleh masyarakat
sekitar lokasi pabrik? Bila ditelusuri, sangat boleh jadi salah satu penyebabnya
5
Harry Wahyudhy Utama, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Investasi bukan biaya,
Artikel diakses pada 12 Januari 2008 dari G:/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Investasi Bukan Biaya << klikharry.htm.
6
adalah kurangnya perhatian dan tanggung jawab manajemen dan pemilik
perusahaan terhadap masyarakat maupun lingkungan di sekitar lokasi perusahaan
tersebut. Investor hanya mengeduk dan mengeksploitasi sumberdaya alam yang
ada di daerah tersebut, tanpa memperhatikan factor lingkungan. selain itu, tidak
ada atau nyaris sangat sedikit keuntungan perusahaan yang dikembalikan kepada
masyarakat. Justru mereka malah dipinggirkan.7
Seiring dengan perkembangan dunia industri, aktifitas berderma di
kalangan dunia usaha saat ini terbilang cukup besar. Ini dibuktikan oleh hampir
semua perusahaan yang berpartisipasi dalam survey yang dilakukan oleh PIRAC
(Public Interest Research And Advocacy Center) selama tahun 2001 ini (93%)
mengaku pernah memberikan sumbangan dalam tiga tahun terakhir.8
Studi PIRAC tersebut menggambarkan pola-pola kedermawanan
perusahaan. Dilihat dari sifat dan bentuknya, sebagian besar sumbangan yang
diberikan perusahaan bersifat insidensial dan dalam bentuk natura. Sumbangan
natura diberikan antara lain dalam bentuk : produk perusahaan, jasa professional,
pemakaian sarana perusahaan, peralatan bekas pakai, keterlibatan perusahaan
dalam kepengurusan lembaga sosial, dorongan agar staf perusahaan menjadi
volunteer. Sementara sumbangan secara tunai diberikan dalam bentuk : hibah,
joint promotion, iuran anggota, special event, payroll giving, dan zakat
perusahaan.9
7
Mendorong Implementasi CSR, Artikel diakses pada 12 Januari 2008 dari http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=199531&kat_id=152.
8
Hamid Abidin, dkk., Sumbangan Sosial Perusahaan “Profil dan Pola Distribusi di Indonesia : Survey 226 Perusahaan di 10 Kota” (Jakarta : PIRAMEDIA,2003), h. 4.
9
Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility) berupa kegiatan filantropi dan pengembangan komunitas,
umumnya dikemas untuk mengupayakan citra positif alias promosi.10 Lebih jauh
dari sekedar promosi, semakin berkembang pula pandangan bahwa keunggulan
bersaing bisa dihasilkan dengan memadukan berbagai pertimbangan sosial dan
lingkungan dalam strategi bisnis.
PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA
merupakan salah satu perusahaan yang berusaha ikut serta dalam mensejahterakan
masyarakat sekitar melalui pendistribusian dana CSR (Corporate Social
Responsibility). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyaluran dana CSR
tersebut, maka penulis akan menuangkan dalam sebuah karya tulis “skripsi”
dalam judul : STRATEGI PENDISTRIBUSIAN DANA CSR (CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR
CABANG UTAMA DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN
MASYARAKAT SEKITAR BANDARA SOEKARNO-HATTA.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka
pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai tanggung jawab social terhadap
lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan itu berdiri. Adapun yang akan
dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai Strategi Pendistribusian Dana CSR
(Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II
10
Amin Wijaya Tunggal, Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep dan Kasus
KANTOR CABANG UTAMA dalam Upaya Mensejahterakan Masyarakat
Sekitar Bandara Soekarno Hatta.
2. Perumusan Masalah
Adapun masalah pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah
mengenai :
a. Bagaimana strategi pendistribusian dan CSR (Corporate Social
Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR
CABANG UTAMA dalam mensejahterakan masyarakat sekitar
Bandara Soekarno Hatta?
b. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui penyaluran dana CSR
(Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA
PURA II KANTOR CABANG UTAMA?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah :
a. Untuk mengetahui strategi yang digunakan PT.(PERSERO)
ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA dalam
mendistribusikan dana CSR.
b. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pada perusahaan PT.(PERSERO)
ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA melalui
2. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat akademis: Penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan, wawasan dan pengalaman mengenai strategi
pendistribusian dana CSR (Corporate Social Responsibility)
PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG
UTAMA.
b. Manfaat praktis: Penelitian ini diharapkan dapat mendorong
perusahaan untuk lebih peduli terhadap keadaan masyarakat sekitar
Bandara Soekarno-Hatta melalui dana CSR (Corporate Social
Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR
CABANG UTAMA.
c. Memberikan gambaran kepada perusahaan lain dalam
mendistribusikan dana CSR.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian
Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif
yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Untuk memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu kiranya dikemukakan teori
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.11 Dengan
memilih metode kualitatif ini, penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang
lengkap dan akurat.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang
dapat memberikan informasi representative, mereka terdiri dari dewan pengelola,
karyawan, serta masyarakat yang telah diberdayakan oleh PT.(PERSERO)
ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA melalui dana CSR.
Sedangkan yang dijadikan objek penelitian ini adalah strategi yang digunakan
dalam mensejahterakan masyarakat sekitar Bandara Soekarno-Hatta.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, maka penulis
menggunakan jenis penelitian diantaranya yaitu Field Research (Penelitian Lapangan), penulis mengadakan jenis penelitian dengan datang langsung ke
lapangan (objek) penelitian di PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR
CABANG UTAMA. Sedangkan data yang diperoleh dari metode ini merupakan
data primer (utama) penelitian.
Dalam penelitian lapangan ini, penulis juga menggunakan beberapa
teknik untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Obsevasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti.12 Penulis melakukan penelitian dengan cara mengemati
11
langsung terhadap segala sesuatu yang terkait dengan masalah penyaluran dana
CSR yang dikelola oleh PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR
CABANG UTAMA; baik secara langsung maupun tidak.
b. Wawancara
Wawancara (interview) ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau
lebih secara langsung.13 Penulis menggunakan teknik interview bebas terpimpin;
yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada para responden yang telah
penulis persiapkan, lalu dijawab oleh pemberi data (responden) dengan bebas dan
terbuka.
c. Dokumentasi
Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen.14 Penulis menggunakan data-data dan sumber-sumber yang ada
hubungannya dengan masalah yang dibahas. Sedangkan data-data ini, penulis
peroleh dari buku-buku, profile company, arsip-arsip maupun diktat-diktat
pendistribusian dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO)
ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA dan lain sebagainya yang
dapat mendukung serta berkaitan dengan masalah penelitian.
Selanjutnya dalam menggunakan data-data tersebut, penulis berusaha
untuk memaparkan kerangka awal mengenai objek studi yang ditulis dengan
memahami seksama, kemudian memberikan interpretasi sesuai kecenderungan
dan frame of thinking. Dalam teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman
12
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial
(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2003), Cet. Ke-4, h. 53. 13
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial
(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2003), Cet. Ke-4, h. 57. 14
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial
pada buku “Pedoman Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang diterbitkan oleh UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Press Tahun 2007.
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Penulis akan melakukan penelitian pada bulan Mei 2008 sampai dengan
Juni 2008. Adapun tempat penelitian PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II
KANTOR CABANG UTAMA di Jalan Gedung 600 Bandar Udara
Soekarno-Hatta Tangerang.
5. Teknis Analisis data
Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif
analisis, yaitu suatu teknik analisis data; di mana penulis terlebih dahulu
memaparkan semua data yang diperoleh dari pengamatan, kemudian
menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, telah dilakukan tinjauan pustaka oleh
penulis dan ternyata penulis tidak menemukan mahasiswa/i sebelumnya yang
menulis dalam masalah yang hamper sama bahkan menyerupai dengan judul yang
akan penulis buat.
Dalam buku Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggung
jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) karangan Edi
Suharto, Ph.D menjelaskan definisi Corporate Social Responsibility adalah suatu
kepedulian sosial organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka
sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal.
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis membagi
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Terdiri dari : pengertian strategi, pengertian, fungsi dan
macam-macam distribusi, pengertian dan pola CSR, dan pengertian
kesejahteraan masyarakat.
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Terdiri dari sejarah berdirinya perusahaan, visi, misi, strategi,
struktur organisasi, program-program perusahaan, dan profil
masyarakat sekitar Bandara Soekarno Hatta.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Terdiri dari : strategi PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II
KANTOR CABANG UTAMA dalam mendistribusikan dana
CSR dan strategi membangun kepercayaan masyarakat sekitar
Bandara Soekarno Hatta melalui mendistribusian dana CSR.
BAB V : PENUTUP
Terdiri dari : Kesimpulan dan Saran.
BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Strategi
1. Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos yang diambil dari
kata stratos yang berarti Militer dan Ag yang berarti memimpin. Pada awal
perkembangannya istilah strategi digunakan dan popular di lingkungan militer dan
peristiwa perang.. Sehingga pada konteks awalnya strategi diartikan sebagai
generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat
rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan perang.15 Namun pada
akhirnya, strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk
keperluan ekonomi, social, budaya dan agama.16
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi banyak diadopsi
oleh berbagai bidang ilmu atau kegiatn yang menempatkannya. Dan saat ini,
pengertian strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang jendral
dimasa perang, tetapi sudah berkembang pada tanggung jawab seorang pemimpin.
Dalam Kamus Basar Bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah seni
atau ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kegiatan
tertentu.17 Sedangkan dalan Kamus Istilah Manajemen strategi adalah rencana
15
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), h. 8.
16
Rafi’udin dan Manan Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi dakwah ,( Bandung:Pustaka Setia, 1997), h. 76.
17
yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling
berhubungan dalam hal waktu dan ukuran.18
Penggunaan kata strategi dalam manajemen atau suatu organisasi diartikan
sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam
melaksanakan funsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi.19
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi, penulis akan
memaparkan pengertian strategi yang dikemukakan oleh pakar, diantaranya :
a. Menurut Karl Von Clausewitz seperti yang dikutip oleh Agustinus Sri
Wahyudi mengatakan bahwa strategi adalah seni menggunakan suatu
pertempuran untuk memenangkan suatu perang.20
b. Menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penetapan misi perusahaan,
penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan
internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran
dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan
sasaran utama organisasi akan tercapai.21
c. Menurut William F. Glueck, yang dikutip dalam buku Amirullah, et. Al,
strategi merupakan sesuatu yang dipersatukan, bersifat kompeherensif
terintegritasi yang menghubungkan atau lembaga terhadap tantangan
lingkungan dan dirancang untuk meyakinkan bahwa sejarah dasar
18
Panitia Istilah Manajemen LPPM, Kamus Istilah Manajemen (Panitia Istilah Manajemen LPPM), (Jakarta:Pustaka Binaman Pressindo, 1994), h. 217.
19
Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta:Gadjah Mada Universitas Press, 2000), Cet. Ke-1, h. 147
20
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik ; Pengantar Proses berpikir Strategik,
(Jakarta:Bina Rupa Aksara, 1996), cet. Ke-1, h. 16. 21
perusahaan atau organisasi akan dicapai dengan pelaksanaan yang tepat
oleh organisasi yang menerapkan.22
d. Menurut Pof. Dr. A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan tujuan utama
yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi
serta pemilikan cara-cara bertindak dan mengalokasikan sumber
daya-sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan tersebut.23
e. Menurut Din Syamsudin, strategi mengandung arti antara lain :
1. Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan.
2. Seni dalam mensiasati pelaksanaan rencana atau program untuk
mencapai tujuan.
3. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi
dan peran penting dalam mencapai keberhasilan.24
f. Menurut Dr. Fuad Ansyari mengatakan bahwa : “Dalam pengertian
dasarnya strategi dan titik adalah metode titik untuk memenangkan suatu
persaingan. Persaingan itu berbentuk pertempuran fisik untuk merebut
suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia. Sedangkan
dalam bidang non militer, strategi dan taktik adalah suatu cara untuk
memenangkan suatu persaingan antara kelompok-kelompok yang berbeda
orientasi hidupnya.”25
Menurut Hisyam Ali yang dikutip oleh rafi’udin, strategi yang disusun,
dikonsentrasikan dan dikonsepsikan dengan baik dapat membuahkan pelaksanaan
22
Amirullah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2000), Cet Ke-1, h. 4.
23
A.M Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: Pronhallindo, t.t.), h. 58. 24
Din Syamsudin, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos, 2000), Cet ke-1, h. 127.
25
yang disebut strategi. Menurutnya, untuk mencapai strategi yang strategis harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Kekuatan, yaitu memperhitungkan kekuatan yang dimiliki dan biasanya
menyangkut manusia, dana dan beberapa piranti yang dimiliki.
b. Kelemahan, yaitu memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki
dan menyangkut aspek-aspek sebagaimana ketentuan.
c. Peluang, melihat seberapa besar peluang yang tersedia di luar, hingga
peluang yang sangat kecilpun dapat diterobos.
d. Ancaman, yaitu memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman dari
luar.26
Menurut Sondang Siagian untuk memenuhi persyaratan-persyaratan
strategi yang baik, ada beberapa criteria yang harus dipenuhi antara lain :
1) Strategi sebagai keputusan jangka pangjang harus mengandung penjelasan
singkat tentang masing-masing komponen dari strategi organisasi yang
bersangkutan, dalam arti terlihat kejelasan dari ruang lingkup,
pemanfaatan sumber dana dan daya, serta keunggulannya, bagaimana
menghasilkan keunggulan tersebut dan sinergi antara
komponen-komponen tersebut di atas.
2) Strategi sebagai keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya harus
memberikan petunjuk tentang bagaimana strategi akan membawa
organisasi lebih cepat dan efektif menuju tercapainya tujuan dan berbagai
sasaran organisasi.
26
3) Strategi organisasi dinyatakan dalam pengertian fungsional, dalam arti
jelasnya satuan kerja sebagai pelaksana utama kegiatan melalui pembagian
kerja yang jelas sehingga kemungkinan terjadinya tumpang tindih, saling
lempar tanggung jawab dan pemborosan dapat dicegah.
4) Pernyataan strategi itu harus bersifat spesifik dan tepat, bukan merupakan
pernyataan-pernyataan yang masih dapat diimplementasikan dengan
berbagai jenis interpretasi yang pada selere dan persepsi individual dari
pembuat interpretasi.27
Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan
tentang strategi, yaitu :
a. Strategi merupakan tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta
pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk
mencapai tujuan tersebut.
b. Dalam menyusun strategi dibutuhkan perencanaan dan sasaran yang
jelas dalam membangun kekuatan strategi organisasi.
c. Untuk mencapai tujuan dari organisasi perlu perumusan kebijakan dan
strategi khusus yang dipilih.
d. Strategi yang dipilih diimplementasikan oleh organisasi secara tepat
dan mengevaluasi terhadap strategi tersebut.
2. Proses Strategi
Joel Ross dan Michael mengungkapkan, bahwa sebuah organisasi tanpa
adanya strategi seperti kapal tanpa ada kemudinya, bergerak berputus pada
27
Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,
lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti pengembara tanpa adanya tujuan
tertentu.28 Adapun proses strategi terdiri dari tiga tahapan :
a. Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah pengembangan
tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu objektivitas,
menghasilkan strategi alternatif memilih strategi untuk dilaksanakan.29 Dalam
perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas,
menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam satu proses kegiatan.
Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi
kerangka kerja diantarannya:
1. Tahap Input (masukan)
Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi
sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk merumuskan
strategi.
2. Tahap Pencocokan
Proses yang dilakukan adalah memfokuskan pada menghasilkan
strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor
eksternal dan internal.30
3. Tahap Keputusan
Menggunakan semacam teknik, diperoleh dari input sasaran dalam
mengevaluasi strategi alternatif yang telah diidentifikasikan dalam
tahap kedua.31
28
Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 3. 29
Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002),h. 15. 30
Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002),h. 183. 31
Perumusan strategi haruslah selalu melihat kearah depan dengan tujuan,
artinya peran perencanaan amatlah penting dan memiliki andil yang besar.
b. Implementasi Strategi
Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam mendukung
strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah,
menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang
masuk.32
Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam strategi
karena implementasi berarti juga memobilisasi untuk mengubah strategi yang
telah dirumuskan menjadi tindakan.
Menetapkan tujuan, melengkapi kebijakan, mengalokasikan sumber daya
dan mengembangkan budaya yang mendukung strategi merupakan usaha yang
dilakukan dalam mengimplementasikan strategi. Implementasi yang sukses
membutuhkan dukungan disiplin, motivasi dan kerja keras.
c. Evaluasi Startegi
Tahapan terakhir dalam sebuah strategi adalah evaluasi strategi. Tiga
macam aktivitas mendasar untuk melakukan evaluasi strategi yaitu:
1. Meninjau faktor-faktor eksternal (berupa peluang dan ancaman) dan
faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang menjadi dasar
asumsi pembuatan strategi.
Adapun perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang harus
dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam
mencapai tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya
32
strategi yang tidak efektif atau aktifitas implementasi yang buruk dapat
berakibat buruk pula pada hasil yang akan dicapai.
2. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan yang didapat).
Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi
individu dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah penyampaian
sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus
dapat diukur dan dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil yang
lebih penting daripada kriteria yang mengungkapkan dengan apa yang
telah terjadi.
3. Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai
dengan rencana.
Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa
strategi yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi baru
dirumuskan. ”....Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil
tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula untuk pencapaian yang
direncanakan maka disitulah tindakan korektif diperlukan.”33
Tindakan korektif harus menempatkan posisi yang lebih baik untuk
lebih mampu memanfaatkan kekuatan internal, menghindari,
mengurangi, dan meringankan ancaman eksternal serta mampu
memperbaiki kelemahan internal. Segala kegiatan korektif harus
konsisten secara internal dan bertanggungjawab secara sosial.
33
Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan dimasa depan. Evaluasi
strategi mungkin berupa tindakan yang kompleks dan peka, karena terlalu banyak
penekanan pada evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang dicapai.
Evaluasi strategi sangat penting untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah
dicapai. Evaluasi strategi sangat diperlukan untuk organisasi dari semua kegiatan
dengan mempertanyakan dan asumsi manajerial, harus memicu tinjauan dan
nilai-nilai yang merangsang kreatifitas.
B. Teori Distribusi
1. Pengertian Distribusi
Kata distibusi berasal dari bahasa Inggris yaitu distribute yang berarti
pembagian atau penyaluran. Dalam kamus Bahasa Indonesia distribusi adalah
pembagian pengiriman barang-barang kepada orang banyak atau ke beberapa
tempat.34
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan
produksi dan konsumsi. Distribusi adalah kegiatan menyampaikan atau
menyalurkan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen atau dari rumah
tangga produksi ke rumah tangga konsumsi.35 Agar hasil produksi dapat
dikonsumsi oleh konsumen, maka perlu adanya perantara dalam menyampaikan
barang/jasa tersebut kepada konsumen. Kegiatan perantara inilah yang disebut
distribusi.
34
Desi Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya:Amelia, 2003), h. 125. 35
Produsen adalah orang yang menghasilkan suatu barang atau jasa.
Konsumen adalah orang yang mengkonsumsi barang/jasa yang telah dihasilkan.
Sedangkan distribusi berarti sebagai suatu proses yang menunjukkan penyaluran
barang/jasa dari produsen ke konsumen.
Dalam Kamus Istilah Manajemen distribusi adalah proses penyebaran
barang dari tempat produsen ke pemakai terakhir; mencakup semua segi
pemasaran dan penjualan.36 Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke
tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan barang dan jasa akan lebih
meningkat setelah dapat dikonsumsi.37
2. Fungsi Distribusi
Yang dimaksud dengan fungsi pokok adalah tugas-tugas yang mau tidak
mau harus dilaksanakan. Dalam hal ini fungsi pokok distribusi meliputi :
a) Pengangkutan (Transportation)
Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat
tinggal konsumen, perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan
pengangkutan. Pengangkutan sangat penting dalam rangka
memindahkan barang dari tangan produsen ke tangan konsumen.
b) Penjualan (Selling)
Di dalam pemasaran barang, selalu ada kegiatan menjual yang
dilakukan oleh produsen. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada
konsumen dapat dilakukan dengan penjualan. Dengan adanya kegiatan
ini maka konsumen dapat menggunakan baramg tersebut.
36
Panitia Istilah Manajemen LPPM, Kamus Istilah Manajemen (Panitia Istilah Manajemen LPPM), (Jakarta:Pustaka Binaman Pressindo, 1994),h. 48.
37
Artikel diakses pada 9 Juni 2008 dari
c) Pembelian (Buying)
Setiap ada penjualan berarti ada pula kegiatan pembelian. Jika
penjualan barang dilakukan oleh produsen, maka pembelian dilakukan
oleh orang yang membutuhkan barang tersebut. Kegiatan membelian
memiliki dua tujuan, yaitu membelian barag/jasa yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan pembelian barang/jasa dengan
tujuan untuk dijual kembali.
d) Penyimpanan (Stooring)
Fungsi ini berguna untuk menjaga kualitas, kesinambungan,
keselamatan dan keutuhan barang dagangan agar barang yang belum
terjual tidak mudah rusak.
e) Pembakuan Mutu (Standarisasi)
Fungsi ini untuk mempermudah produsen dan konsumen dalam
memproduksi dan memilih barang untuk dikonsumsi sesuai dengan
mutu yang dikehendaki. Oleh karena itu, perlu adanya pembakuan
standar baik jenis, ukuran, maupun kualitas barang yang akan
diperjualbelikan tersebut.
f) Penanggung Risiko
Suatu barang yang didistribusikan selalu memiliki risiko, baik
kerusakan maupun membusukan. Untuk mengurangi risiko ini, risiko
perlu dilimpahkan kepada penanggung risiko yaitu perusahaan
asuransi.38
38
Artikel diakses pada 9 Juni 2008 dari
3. Macam-Macam Distribusi
Menurut John Maynard Keynes, macam-macam distribusi diantaranya:
a. Distribusi barang konsumsi
Barang konsumsi adalah barang yang langsung digunakan oleh
individu atau anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, jadi
barang konsumsi tertaik langsung dengan kebutuhan yang diinginkan
oleh konsumen.
b. Distribusi jasa
Jasa adalah suatu perbuatan (permormance) atau usaha. Jasa hanya
dapat dikonsumsi tidak dapat dimiliki.39
c. Distribusi kekayaan
Kekayaan merupakan bentuk jama’ dari kata maal, yang artinya adalah
segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk menimpan
dan memilikinya.40
d. Distribusi pendapatan
Pendapatan adalah total nilai penerimaan (uang dan bukan uang) atau
suatu penghasilan rumah tangga selama periode tertentu.41 Adapun
bentuk-bentuk distribusi pendapatan diantaranya.
1) Baitul Maal
Baitul maal merupakan kas Negara yang dikhususkan untuk pemasukan
atau pengeluaran harta yang menjadi hak kaum muslim, mekanisme pemasukan
maupun pengeluarannya ditentukan oleh syariat Islam.
39
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta:Andi, 2001), cet. Ke-5, h. 185. 40
Karom Al-Bustaniet, Kamus Al-Mujahid, (Beirut:Dar al-Musyrik,1969), h. 780. 41
2) Pajak
Pajak hakikatnya adalah kewajiban yang dibebankan kepada seluruh
masyarakat disuatu negara untuk memenuhi kebutuhan kontemporer sebagian
masyarakat yang lain.
3) Zakat
Zakat merupakan suatu pengeluaran wajib yang harus dibayarkan oleh
setiap orang Islam yang sudah terkena kewajiban zakat dan diserahkan kepada
yang berhak (mustahik). Mekanisme ini jelas sangat membantu pendistribusian
masyarakat yang memiliki kelebihan kepada yang membutuhkan.
4) Shadaqah
Shadaqah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain, terutama kepada orang yang membutuhkan. Shadaqah tidak
terbatas pada pemberian materi saja, tetapi juga dapat berupa jasa yang
bermanfaat bagi orang lain.
5) Hibah
Hibah adalah pengeluaran harta semasa hidup atas dasar kasih saying
untuk kepentingan seseorang atau untuk kepentingan suatu badan sosial
keagamaan atau kepada seseorang yang menjadi ahli warisnya. Hibah merupakan
mekanisme yang berstatus hukum sunnah.
C. Teori CSR (Corporate Social Responsibility)
1. Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility)
Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial
sendiri masih menjadi perdebatan di antara para praktisi maupun akademisi. CSR
atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu konsep bahwa organisasi
atau perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional
perusahaan.42
Schermerhorn (1993) memberi definisi CSR sebagai suatu kepedulian
organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani
kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Secara konseptual, TSP
adalah sebuah pendekatan di mana perusahaan mengintegrasikan kepedulian
social dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku
kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip-prinsip kesukarelaan dan
kemitraan.43
Dalam pengertian lain tanggung jawab sosial perusahaan adalah kewajiban
perusahaan untuk perumuskan kebijakan, mengambil keputusan, dan
melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat kepada masyarakat.44
Sampai saat ini memang belum ada pengertian tunggal mengenai
Corporate Social Responsibility (CSR). Tapi jika ditarik benang merahnya, CSR
merupakan bagian strategi bisnis korporasi yang berkaitan dengan kelangsungan
usaha dalam jangka panjang.45
CSR sesungguhnya adalah kedermawanan sosial dalam kerangka
kesadaran dan komitmen perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab
42
Arikel diakses pada 17 Juni 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_Jawab
sosial_perusahaan. 43
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri ‘Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR),(Bandung:Refika Aditama, 2007), h. 102.
44
Amin Wijaya Tunggal, Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep dan Kasus (Jakarta: Harvarindo, 2007), h. 1.
45
sosialnya. Tanggung jawab ini merupakan salah satu dari tempat bentuk tanggung
jawab yang dimilikinya, tiga lainnya adalah tanggung jawab perusahaan secara
ekonomi untuk menghasilkan laba, tanggung jawab dalam mentaati hukum, dan
tanggung jawab etis.46
Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility/CSR) berupa kegiatan filantropi dan pengembangan komunitas,
umumnya dikemas untuk mengupayakan citra positif alias promosi. Lebih jauh
dari sekedar promosi, semakin berkembang pula pandangan bahwa keunggulan
bersaing bisa dihasilkan dengan memadukan berbagai pertimbangan social dan
lingkungan dalam strategi bisnis.
Philip Kotler dan Nancy Kotler dalam Corporate Social Responsibility,
Doing the Most Good for Your Company and Your Cause (2005), secara praktis
menunjukkan, bagaimana perusahaan memaksimalkan tingkat pengembalian
investasi melalui sejumlah kegiatan dan inisiatif sosial yang berdampak positif
bagi masyarakat dan lingkungannya.47
2. Pola CSR
Menurut Saidi dan Abidin (2004:64-65) sedikitnya ada empat model atau
pola CSR yang umumnya diterapkan di Indonesia.48
46
Zaim Said dan Hamid Abidin, Sumbangan Sosial Perusahaan ‘Profil dan Pola Distribusinya di Indonesia: Survei 226 Perusahaan di 10 Kota, (Jakarta:PIRAMEDIA, 2003), cet.ke-1, h. 13.
47
Amin Wijaya Tunggal, Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep dan Kasus (Jakarta: Harvarindo, 2007), h. 65.
48
a. Keterlibatan langsung
Perusahaan menjalankan CSR secara langsung dengan
menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan
ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah
perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti
corporate secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari
tugas pejabat public relation.
b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau
groupnya. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau
dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
c. Bermitra dengan pihak lain
Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerja sama dengan lembaga
sosial /organisasi non pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau
media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan
kegiatan sosialnya.
d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu
lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan
dengan modal lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah
perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau
lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang
lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang
disepakati bersama.
Bidang kegiatan yang dibantu perusahaan juga mencakup berbagai bidang.
Dari jumlah dana yang disalurkan, bidang yang paling banyak hingga yang paling
sedikit menerima sumbangan dari perusahaan berturut-turut adalah pendidikan
dan penelitian, pelayanan sosial, kesehatan, musibah mendadak, pembangunan
dan prasarana perumahan, seni dan pariwisata serta ekomoni produktif dan
lingkungan. namun dari frekwensi bidang yang disumbang secara berturut mulai
dari yang paling sering dilakukan adalah pelayanan sosial, pendidikan dan
pelatihan, kesehatan, musibah mendadak, lingkungan hidup, ekonomi produktif,
seni olah raga dan pariwisata, dan pembangun prasarana perumahan.
Kedermawanan sosial juga berhubungan dengan beberapa hal, antara lain
adalah motivasi yang mendorong perusahaan untuk melakukan kedermawanan
sosial, cara pengambilan keputusan dan nilai-nilai yang akan dicapai dalam
memberikan sumbangan. Hal-hal tersebut merupakan hal yang penting untuk
diketahui dalam rangka menggali potensi dana lokal, karena selama ini ada
kecenderungan dana lokal lewat dana sosial perusahaan tersalurkan dalam area
yang sangat variatif sesuai dengan keinginan perusahaan penyumbang.
Di Indonesia, kebiasaan perusahaan dalam menyumbang pada dasarnya
tidak sepopuler dengan kebiasan individu yang menjadi pemilik atau eksekutif
puncak perusahaan tertentu. Bahkan kadangkala sulit membedakan apakah
sengaja dan terencana menjadi program perusahaan, atau justru karena dorongan
dan motivasi dari individu pemilik perusahaan.49
D. Teori Kesejahteraan Masyarakat 1. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat
Dalam mendefinisikan kesejahteraan sosial atau kesejahteraan masyarakat,
para cendikiawan ilmu kesejahteraan social atau praktisi pekerjaan sosial
merumuskan batasannya sendiri-sendiri sehingga terdapat beraneka ragam
definisi. Diantaranya ada yang lebih menekankan pengertian kesejahteraan sosial
sebagai suatu keadaan, seperti yang dikemukakan oleh Suparlan, Ia mengatakan
bahwa kesejahteraan sosial, keadaan sejahtera pada umumnya, yang meliputi
keadaan jasmaniah, rohaniah, dan sosial dan bukan hanya perbaikan dan
pemberantasanan keburukan sosial saja, jadi merupakan suatu keadaan dan
kegiatan.50
Menurut Segal dan Brzruzy, “Kesejahteraan sosial adalah kondisi sejahtera
dari suatu masyarakat. Kesejahteraan sosial meliputi kesehatan, keadaan ekonomi,
kebahagiaan dan kualitas hidup masyarakat”.51
Kesejahteraan sosial dalam arti luas mencakup berbagai tindakan yang
dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Taraf kehidupan
49
Zaim Said dan Hamid Abidin, Sumbangan Sosial Perusahaan ‘Profil dan Pola Distribusinya di Indonesia: Survei 226 Perusahaan di 10 Kota, (Jakarta:PIRAMEDIA, 2003), cet.ke-1, h. 15.
50
Mohammad Suud, 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2006), h. 5. 51
yang lebih baik ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga
ikut memperhatikan aspek sosial, mental dalam segi kehidupan spiritual.52
Berbicara mengenai kesejahteraan, tidak bisa dilepaskan dari pemenuhan
kebutuhan hidup pada masyarakat yang rata-rata pendidikannya rendah,
komposisi penduduk yang beragam, tidak mempunyai faktor produksi sendiri,
pendapatan rendah dan sebagainya. Senantiasa digolongkan pada masyarakat
miskin yang dapat dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang pokok atau yang mendasar. Menurut rumusan PBB FAO,
kebutuhan mendasar meliputi :
a. makanan dan gizi
b. kesehatan
c. perumahan
d. pendidikan
e. sandang
f. kesempatan dan kondisi kerja
g. rekreasi53
2. Karakteristik Kesejahteraan Sosial
a. Kesejahteraan dari suatu keadaan, yakni suatu tatanan (tata kehidupan)
yang meliputi kehidupan material maupun spiritual dengan tidak
menempatkan suatu aspek lebih penting dari yang lainnya, tetapi mencoba
melihat pada upaya mendapatkan titik keseimbangan. Titik keseimbangan
52
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat & Intervensi Komunikasi, (Jakarta:FEUI, 2001), h. 24.
53
yang dimaksud adalah keseimbangan antara aspek jasmaniah dan
rohaniah, ataupun keseimbangan antara aspek material dan spiritual.
b. Kesejahteraan sosial sebagai suatu ilmu. Ilmu kesejahteraan sosial
mengembangkan intervensi mikro yang sasaran intervensinya adalah
individu, kelompok dan keluarga, serta intervensi makro yang dimana
sasaran yang akan diubah adalah organisasi dan masyarakat (baik di
tingkat lokal maupun di tingkat yang lebih luas).
c. Kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan. Menurut Friedlander
“Kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisir dari berbagai
institusi dan usaha-usaha kesejahteraan yang dirancang guna membantu
individu maupun kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan
kesehatan yang lebih memuaskan”. Ini menggambarkan kesejahteraan
sosial sebagai suatu sistem pelayanan atau kegiatan yang dirancang guna
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
d. Kesejahteraan sebagai suatu gerakan keseluruhan usaha sosial yang
terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Didalamnya mencakup pula
unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan
berbagai kehidupan dalam masyarakat seperti pendapatan, jaminan sosial,
kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi bidaya dan
sebagainya.54
54
3. Tingkatan Keluarga Sejahtera
Pada hekikatnya indicator Pendataan Keluarga Sejahtera menngunakan
perumusan konsep “Keluarga Sejahtera” yang lebih luas daripada sekedar definisi
kemakmuran atau kebahagian. Undang-Undang No.10 tahun 1992 menyebutkan
bahwa Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan
yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras,
dan seimbang antar anggota, serta antara keluarga dengan masyarakat dan
lingkungannya.55
Pandataan kemiskinan dilakukan lewat pentahapan keluarga sejahtera yang
dibagi menjadi lima tahap, yaitu :
a. Keluarga Pra Sejahtera (Sangat Miskin)
Belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :
1) Indikator Ekonomi
• Makan dua kali atau lebih sehari
• Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktifitas (misalnya di rumah,
bekerja / sekolah dan bepergian)
• Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah
2) Indikator Non-Ekonomi
• Melaksanakan ibadah
• Bila anak sakit dibawa ke sarana kesehatan
55
b. Keluarga Sejahtera I (Miskin)
Adalah keluarga yang karena alas an ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu
atau lebih indikator yang meliputi :
1) Indikator Ekonomi
• Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telur.
• Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu
stel pakaian baru
• Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk tiap penghuni
2) Indikator Non-Ekonomi
• Ibadah teratur
• Sehat tiga bulan terakhir
• Punya penghasilan tetap
• Usia 10-60 tahun dapat baca tulis huruf latin
• Usia 6-15 tahun bersekolah
• Anak lebih dari 2 orang, ber-KB
c. Keluarga Sejahtera II
Adalah kelurga yang karena alasa ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau
lebih indikator yang meliputi :
• Memiliki tabungan keluarga
• Makan bersama sambil berkomunikasi
• Mengikuti kegiatan masyarakat
• Rekreasi bersama (6 bula sekali)
• Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah
• Menggunakan sarana transportasi
d. Keluarga Sejahtera III
Sudah dapat memenuhi beberapa indikator yang meliputi :
• Memiliki tabungan keluarga
• Makan bersama sambil berkomunikasi
• Mengikuti kegiatan masyarakat
• Rekreasi bersama (6 bula sekali)
• Meningkatkan pengetahuan agama
• Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah
• Menggunakan sarana transportasi
Belum dapat memenuhi beberapa indikator yang meliputi :
• Aktif memberikan sumbangan material secara teratur
• Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan
e. Keluarga Sejahtera III Plus
Sudah dapat memenuhi beberapa indikator yang meliputi :
• Aktif memberikan sumbangan material secara teratur
• Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan56
56
4. Relasi antara Kesejahteraan Masyarakat dan Pengembangan Masyarakat
Metode intervensi sosial atau metode pengembangan masyarakat dalam
ilmu kesejahteraan sosial dapat dikelompokkan antara lain berdasarkan
intervensinya ataupun berdasarkan fokus kelompok sasaran intervensi. Secara
sederhana level intervensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :
a. Level Mikro. Yaitu perubahan sosial ditingkat individu, keluarga dan
kelompok kecil.
b. Level Makro. Pada perubahan sosial di level makro ini dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu ;
• Tingkat low level macro intervention adalah tingkat makro yang lebih
rendah atau yang lebih dikenal dengan level mezzo. Pada level ini
praktisi kesejahteraan sosial melakukan perubahan sosial terencana
pada tingkat organisasi dan komunitas lokal. Biasanya dilakukan
dengan berbagai model intervensi komunitas, atau dikenal dengan
nama community work ataupun community practice.
• Perubahan sosial terencana ditingkat makro yang lebih luas (high level
macro intervention). Disini perubahan diarahkan pada upaya merubah
masyarakat secara lebih luas.57
57
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN
A. Strategi Pendistribusian Dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pengertian stategi pendistribusian
dana CSR (Corporate Social Responsibility) adalah cara atau rencana untuk
mengatur sesuai dengan fungsi manajemen dalam upaya menyalurkan dana CSR
(Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor
Cabang Utama untuk masyarakat sekitar Bandara Soekarno-Hatta sesingga
tercipta hubungan yang harmonis antara perusahaan serta terwujudnya
kesejahteraan masyarakat.
Dalam pendistribusikan dana CSR, PT.(PERSERO) Angkasa Pura II
Kantor Cabang Utama tidak bekerja sama dengan perusahaan lain. Kerja sama
dilakukan dengan LSM, Karangtaruna, dan Community Center yang berfungsi
sebagai jembatan penghubung antara masyarakat dengan PT.(PERSERO)
Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama. Pendistribusiannya dikelola oleh unit
PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). PT.(PERSERO) Angkasa
Pura II Kantor Cabang Utama hanya bekerja sama dengan pemerintah setempat
seperti RT, RW, kelurahann, dan kecamatan.
Strategi pendistribusian dana CSR yang dilakukan oleh PT(PERSERO)
Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama yang pertama dilakukan adalah
mengumumkan atau mensosialisasikan kepada masyarakat khususnya wilayah
sekitar bandara yang membutuhkan bantuan agar menyampaikan permohonan
PT(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama. Sosialisasi ini dilakukan
melalui seminar-seminar, rapat kepala desa yang diselenggarakan langsung oleh
PT(PERSERO) Angkasa Pura II.
Penyaluran dana CSR disalurkan dalam dua program, yaitu program
Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang dikelola oleh unit PKBL.
Penyalurannya dana CSR PT(PERSERO) Angkasa Pura II ini tidak terbatas hanya
untuk masyarakat sekitar atau karyawan, tetapi juga wilayah-wilayah lain yang
ada di Indonesia. Namun dalam skripsi ini penulis hanya akan membahas
penyaluran dana CSR untuk masyarakat sekitar bandara saja.
Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan
usaha kecil melalui meminjaman modal usaha agar menjadi tangguh dan mandiri
melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Beberapa persyaratan untuk memperoleh dana pinjaman modal usaha
Program Kemitraan yaitu :
a. Sesuai KEP-236/MBU/2003
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.20.000.000,- tidak termasuk
tanah dan bangunan.
2. Omset tidak lebih dari Rp.1.000.000.000,-/ tahun.
3. WNI (Warga Negara Indonesia)
4. Berdiri sendiri (bukan anak perusahaan)
5. Usaha perorangan, badan usaha yang berbadan dan tidak hukum, serta
koperasi.
6. Minimal usaha 1 (satu) tahun.
b. Sesuai SE-433/MBU/2003
1. Belum memiliki kemampuan akses perbankan.
2. Usaha kecil yang dibina untuk mewujudkan keterkaitan usaha.
Agar bantuan modal bantuan dana ini tepat sasaran, maka suatu lokasipun
sangat menentukan, PT(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama
lokasinya sangat strategis yaitu dekat dengan masyarakat sehingga masyarakat
yang meminjam dana tersebut dapat dengan mudah langsung datang ke PT
(PERSERO) Angkasa Pura II dan juga agar PT (PERSERO) Angkasa Pura II
dapat mengontrol masyarakat dalam penggunaan dana tersebut.
Sebelum dana Program Kemitraan itu diberikan kepada masyarakat yang
meminjam dana tersebut maka PT (PERSERO) Angkasa Pura II akan melakukan
beberapa proses seperti :
1. Survey lapangan dan uji kelayakan dengan tujuan PT (PERSERO)
Angkasa Pura II dapat melihat jenis usaha yang dijalankan seperti lokasi
usahanya apakah strategis, bagaimana mengelola usahanya, berapa
pendapatan tiap bulannya dan bagaimana kemampuan tuk membayar dana
CSR tersebut.
2. Pembinaan dan pelatihan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan
dan meningkatkan kemampuan dalam mengelola usaha, kepada calon
mitra binaan yang pelaksanaannya bekerja sama dengan lembaga
perguruan tinggi atau Kantor Dinas terkait di wilayah setempat.
Jumlah dana yang diberikan kepada mitra binaan antara Rp.1.000.000 –
proposal. Jangka waktu pengembalian dana kemitraan adalah antara 1-2
tahun. Adapun tingkatan bunga adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Tingkat Bunga
Jumlah Pinjaman Tingkat Buka
S/d Rp. 10.000.000,- 6%
Rp.10.000.000,- s.d. Rp.30.000.000,- 6%
Rp.30.000.000,- s.d. Rp.50.000.000,- 6%
Di atas Rp.50.000.000,- 6%
Prosedur peminjaman dana CSR untuk program Kemitraan yang harus
dilakukan oleh calon mitra adalah membuat surat permohonan bantuan atau
mengisi proposal yang telah disediakan oleh unit PKBL bagi peminjaman modal
usaha kepada Bidang Umum. Setelah itu menyampaian permohonan beserta
persyaratan kepada unit PKBL PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang
Utama.
Tahap kedua unit PKBL meneliti dan menyeleksi surat permohonan
bantuan atau proposal permohonan bantuan modal usaha dan kelayakan pemohon
serta mengembalikan berkas persyaratan yang belum lengkap. Selanjutnya unit
PKBL mewawancarai pemohon dan ,mengadakan peninjauan ke tempat usaha
pemohon dan dibuatkan berita acara peninjauan untuk layak mendapatkan bantuan
atau tidak baik untuk modal usaha maupun untuk kegiatan social.
Tahap selanjutnya adalah unit PKBL membuat konsep surat perjanjian
bagi pemohon yang disetujui dan mengirim surat pemberitahuan kepada pemohon