• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pendistribusian Dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.(Persero) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama dalam upaya mensejahterakan masyarakat sekitar Bandara Soekarno Hatta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pendistribusian Dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.(Persero) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama dalam upaya mensejahterakan masyarakat sekitar Bandara Soekarno Hatta"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENDISTRIBUSIAN DANA

CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)

PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG

UTAMA DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN

MASYARAKAT SEKITAR BANDARA SOEKARNO HATTA

Skripsi

Di ajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I)

Oleh : Ika Fitrianti NIM: 104053002016

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

STRATEGI PENDISTRIBUSIAN DANA

CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)

PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG

UTAMA DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN

MASYARAKAT SEKITAR BANDARA SOEKARNO HATTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I)

Oleh Ika Fitrianti NIM : 104053002016

Pembimbing,

Noor Bekti Negoro, SE., M. Si. NIP: 150293230

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya mengatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, November 2008

(4)

ABSTRAK Ika Fitrianti

Strategi Pendistribusian Dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA Dalam Upaya Mensejahterakan Masyarakat Sekitar Bandara Soekarno Hatta.

Salah satu sumber dana sosial di Indonesia adalah berbagai derma yang dikeluarkan oleh perusahaan. Potensi dana ini diperkirakan cukup besar seiring dengan meningkatnya kesadaran para pelaku usaha untuk menjalankan tanggung jawab sosial perusahaannya. Geliat dan gairah perusahaan dalam menyumbang dan melakukan kegiatan sosial dalam beberapa tahun terakhir menarik untuk dicermati. CSR (Corporate Social Responsibility) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah bentuk kepedulian perusahaan terdahap karyawan dan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan tersebut berdiri.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama dalam mendistribusikan dana CSR dalam upaya mensejahterakan masyarakat sekitar Bandara Soekarno-Hatta.

Metode penelitian yang digunakan adalah teknik observasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan instrument wawancara dengan pihak yang berwenang mengenai hal-hal yang akan diteliti.

Tanggung jawab sosial perusahaan sesungguhnya adalah kedermawanan sosial dalam kerangka kesadaran dan komitmen perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial. PT.(PERSERO) PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama menyalurkan dana CSR nya melalui dua cara, yaitu Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang dikelola oleh unit PKBL.

Dalam mendistribusikan dana tersebut PT.(PERSERO) PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama tidak bekerja sama dengan perusahaan lain namun bekerja sama dengan pihak lain seperti LSM, Karangtaruna, community center.

(5)

KATA PENGANTAR

Innalhamdalillah, segala puji dan lautan syukur hanya untuk Rabb semesta

alam, atas limpahan nikmat dan rizki yang begitu besar kepada kita semua. Berkat

rahmat dan hidayah Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan masih

dapat menerima setitik ilmu dari Allah yang Maha Kaya.

Shalawat dan salam semoga tergenggam kepada pemimpin Islam Rasulallah

SAW. Beliaulah yang membimbing serta mendidik umatnya dari zaman

kebodohan hingga kita dapat merasakan begitu luas dan kayanya ilmu Allah

SWT.

Dalam penulisan skripsi ini, tentu saja tidak terlepas dari bantuan dan

bimbingan berbagai pihak baik berupa dorongan, semangat, materi, informasi

yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan

kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bunda tercinta yang dengan ketangguhan, perjuangan serta do’a yang tiada

putus telah mengiringi dan mengantarkan penulis dalam hidup hingga

penulis bisa menyelesaikan pendidikan ini dengan baik. Tidak ada yang

lebih indah kecuali senyum beliau. UMI NOMOR SATU SELURUH

DUNIA. Ayahanda tercinta yang telah lama pergi, semoga Allah

mempersatukan kita kembali di surga sebagaimana Ia telah mempersatukan

kita di dunia. Amin.

2. Dr. Murodi, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

3. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen

Dakwah dan Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Sekretaris Jurusan

(6)

4. Noor Bekti Negoro, SE., M. Si. Selaku dosen pembimbing yang dengan

penuh kesabaran dan keikhlasan meluangkan waktunya untuk memberikan

arahan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan staf Tata Usaha Fakultas Dakwah dan Komunikasi atas

ilmu yang telah diberikan. Dan seluruh staf Perpustakaan Umum dan

Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yang telah melayani

peminjaman buku-buku literature sebagai referensi dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Seluruh staf PT.(PERSERO) Angkasa Pura II kantor cabang utama,

khususnya bagian PKBL, yakni Bpk. Rafdi dan kawan-kawan yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan

telah ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan semua data-data yang

diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh KBHM, adik ku Rizqa, encang, encing, keponakan semua. Terima

kasih buat motivasinya. Untuk M. Priyatna, terima kasih untuk kesetiaannya.

Teman-teman ASPI 2004, Teh Ida, Teh Iis, Indah, Ijah.

8. Teman-teman MD A/B 2004, Almarhumah Nurlaila (you always in our

mind), Tonx² group, Lutfi, Dini, Intan, Aal, Nia, Nina, Wirda, Badriyah, Teh

Henny, Santi. Thank’s for our friendship.

9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, penulis ucapkan

(7)

Akhirnya penulis berharap semoga bantuan dan do’a yang telah diberikan

mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dan penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan

bagi segenap keluarga besar Jurusan Manajemen Dakwah pada khususnya.

Jakarta, November 2008

(8)

DAFTAR ISI

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II. TINJAUAN TEORI... 12

A. Teori Strategi... 12

1. Pengertian Strategi... 12

2. Proses Strategi ... 16

a. Perumusan Strategi ... 17

b. Implementasi Strategi... 18

c. Evaluasi Strategi ... 18

B. Teori Distribusi ... 20

1. PengertianDistribusi………... 20

2. Fungsi Distribusi... 21

3. Macam-macam Distribusi ... 23

C. Teori CSR (Corporate Social Responsibility) ... 24

1. Pengertian CSR ... 24

2. Pola CSR ... 26

D. Teori Kesejahteraan Masyarakat ... 29

1. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat ... 29

2. Karakteristik Kesejahteraan Sosial ... 30

(9)

4. Relasi antara Kesejahteraan Masyarakat dan Pengembangan

Masyarakat ... 35

BAB III. PROFIL PERUSAHAAN... 36

A. Gambaran Umum PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ... 36

1. Sejarah Berdirinya PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ... 36

2. Visi, Misi dan Strategi PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ... 39

3. Struktur Organisasi PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ... 41

4. Program PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ... 43

B. Profil Masyarakat Sekitar Bandara... 45

BAB IV. ANALISIS PENELITIAN... 47

A. Strategi Pendistribusian Dana CSR PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama... 47

B. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pendistribusian Dana CSR PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama……... 61

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA... 66

(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1

Hasil Wawancara... 70

Struktur Organisasi... 74

Daftar Kuesioner... 75

Lampiran 2 Proposal Pinjaman Dana ... 79

Surat Perjanjian... 87

Surat Penelitian... 94

Surat Bimbingan... 95

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persaingan bisnis dewasa ini dapat dikategorikan sebagai pertarungan

pembentukan dan penjagaan image di mata konsumen/klien. Disinilah perusahaan

dapat unggul dengan membentuk corporate image yang ramah lingkungan dan

memiliki kepekaan sosial. Dengan situasi dan kondisi usaha yang aman dan

harmonis dengan warga sekitar, membuat masyarakat dapat menjalankan

bisnisnya secara nyaman pula.1

Pelaksanaan community development dapat dimaknai sebagai bentuk

pengejawantahan dari CSR (corporate social responsibility / tanggung jawab

sosial perusahaan) terhadap masyarakat sekitar. Diharapkan pelaksanaan

community development ini menjadi sarana pembangunan masyarakat yang sesuai

dengan konsep suistanable development dan pengaturan hukum yang responsif.

Semua konsep nilai Corporate Social Responsibility pada dasarnya

sudah tersefleksikan dalam nilai-nilai ekonomi Islam. Bahkan jauh sebelum CSR,

yang mulai marak belakangan ini, Islam sudah sejak 1400 tahun yang lalu sudah

sangat tegas mengatur sistem nilai CSR, misalnya ketika zaman awal

pemerintahan Islam, hasil usaha umat Muslim banyak digunakan untuk

menanggung kebutuhan sosial masyarakat, termasuk di dalamnya investasi pada

pembangunan kota dengan membangun saluran pengairan dan terusan,

pembangunan pasar serta fasilitas publik.2

1

Artikel diakses pada 18 Desember 2007 dari http://www.pikiranrakyat.com 2

(12)

Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan

sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan

partisipasi dan posisi organisasi/perusahaan di dalam sebuah komunitas melalui

berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi perusahaan dan komunitas tersebut.3

Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat Al-Qashas ayat 77 yang (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”4

Ayat di atas menjadi isyarat bahwa lembaga bisnis harus memiliki

landasan filosofi yaitu Economic/Profesionalism Philosophy yang merupakan

pijakan umum sebuah bisnis untuk merealisasikan tujuan yang bersifat profit

oriented. Ini berarti bahwa semua lembaga bisnis harus dikelola secara

professional agar menghasilkan keuntungan dan perkembangan yang baik.

3

Arikel diakses pada 18 Desember 2007 dari

http:/id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan. 4

(13)

Perusahaan selama ini dianggap sebagai biang rusaknya lingkungan,

pengekploitasi sumberdaya alam, hanya mementingkan keuntungan semata.

Kebanyakan perusahaan selama ini melibatkan dan memberdayakan masyarakat

hanya untuk mendapatkan simpati. Program yang mereka lakukan hanya sebatas

pemberian sumbangan, santunan dan pemberian sembako. Dengan konsep seperti

ini, kondisi masyarakat tidak akan berubah dari kondisi semula, tetap miskin dan

termarginalkan.5

Berbagai peristiwa negatif yang menimpa sejumlah perusahaan, terutama

setelah reformasi, seharusnya menjadi pelajaran yang berharga bagi para pemilik

dan manajemen perusahaan untuk memberikan perhatian dan tanggung jawab

yang lebih baik kepada masyarakat, khususnya di sekitar lokasi perusahaan. Hal

ini sekarang popular dengan sebutan Corporate Social Responsibility (CSR,

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan). Menurut ketua Corporate Forum for

Community Development (CFCD) Thendri Supriatno, CSR sangat penting tidak

hanya bagi masyarakat, melainkan juga perusahaan itu sendiri. CSR dapat

mencegah dampak sosial lebih buruk, baik langsung atau tidak langsung, atas

kelangsungan usaha.6

Kelangsungan suatu usaha tak hanya ditentukan oleh tingkat

keuntungan, tapi juga tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Apa yang terjadi

jika banyak perusahaan yang didemo, dihujat, bahkan dirusak oleh masyarakat

sekitar lokasi pabrik? Bila ditelusuri, sangat boleh jadi salah satu penyebabnya

5

Harry Wahyudhy Utama, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Investasi bukan biaya,

Artikel diakses pada 12 Januari 2008 dari G:/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Investasi Bukan Biaya << klikharry.htm.

6

(14)

adalah kurangnya perhatian dan tanggung jawab manajemen dan pemilik

perusahaan terhadap masyarakat maupun lingkungan di sekitar lokasi perusahaan

tersebut. Investor hanya mengeduk dan mengeksploitasi sumberdaya alam yang

ada di daerah tersebut, tanpa memperhatikan factor lingkungan. selain itu, tidak

ada atau nyaris sangat sedikit keuntungan perusahaan yang dikembalikan kepada

masyarakat. Justru mereka malah dipinggirkan.7

Seiring dengan perkembangan dunia industri, aktifitas berderma di

kalangan dunia usaha saat ini terbilang cukup besar. Ini dibuktikan oleh hampir

semua perusahaan yang berpartisipasi dalam survey yang dilakukan oleh PIRAC

(Public Interest Research And Advocacy Center) selama tahun 2001 ini (93%)

mengaku pernah memberikan sumbangan dalam tiga tahun terakhir.8

Studi PIRAC tersebut menggambarkan pola-pola kedermawanan

perusahaan. Dilihat dari sifat dan bentuknya, sebagian besar sumbangan yang

diberikan perusahaan bersifat insidensial dan dalam bentuk natura. Sumbangan

natura diberikan antara lain dalam bentuk : produk perusahaan, jasa professional,

pemakaian sarana perusahaan, peralatan bekas pakai, keterlibatan perusahaan

dalam kepengurusan lembaga sosial, dorongan agar staf perusahaan menjadi

volunteer. Sementara sumbangan secara tunai diberikan dalam bentuk : hibah,

joint promotion, iuran anggota, special event, payroll giving, dan zakat

perusahaan.9

7

Mendorong Implementasi CSR, Artikel diakses pada 12 Januari 2008 dari http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=199531&kat_id=152.

8

Hamid Abidin, dkk., Sumbangan Sosial Perusahaan “Profil dan Pola Distribusi di Indonesia : Survey 226 Perusahaan di 10 Kota” (Jakarta : PIRAMEDIA,2003), h. 4.

9

(15)

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility) berupa kegiatan filantropi dan pengembangan komunitas,

umumnya dikemas untuk mengupayakan citra positif alias promosi.10 Lebih jauh

dari sekedar promosi, semakin berkembang pula pandangan bahwa keunggulan

bersaing bisa dihasilkan dengan memadukan berbagai pertimbangan sosial dan

lingkungan dalam strategi bisnis.

PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA

merupakan salah satu perusahaan yang berusaha ikut serta dalam mensejahterakan

masyarakat sekitar melalui pendistribusian dana CSR (Corporate Social

Responsibility). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyaluran dana CSR

tersebut, maka penulis akan menuangkan dalam sebuah karya tulis “skripsi”

dalam judul : STRATEGI PENDISTRIBUSIAN DANA CSR (CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR

CABANG UTAMA DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN

MASYARAKAT SEKITAR BANDARA SOEKARNO-HATTA.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka

pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai tanggung jawab social terhadap

lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan itu berdiri. Adapun yang akan

dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai Strategi Pendistribusian Dana CSR

(Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II

10

Amin Wijaya Tunggal, Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep dan Kasus

(16)

KANTOR CABANG UTAMA dalam Upaya Mensejahterakan Masyarakat

Sekitar Bandara Soekarno Hatta.

2. Perumusan Masalah

Adapun masalah pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah

mengenai :

a. Bagaimana strategi pendistribusian dan CSR (Corporate Social

Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR

CABANG UTAMA dalam mensejahterakan masyarakat sekitar

Bandara Soekarno Hatta?

b. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui penyaluran dana CSR

(Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA

PURA II KANTOR CABANG UTAMA?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah :

a. Untuk mengetahui strategi yang digunakan PT.(PERSERO)

ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA dalam

mendistribusikan dana CSR.

b. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat pada perusahaan PT.(PERSERO)

ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA melalui

(17)

2. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat akademis: Penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan, wawasan dan pengalaman mengenai strategi

pendistribusian dana CSR (Corporate Social Responsibility)

PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG

UTAMA.

b. Manfaat praktis: Penelitian ini diharapkan dapat mendorong

perusahaan untuk lebih peduli terhadap keadaan masyarakat sekitar

Bandara Soekarno-Hatta melalui dana CSR (Corporate Social

Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR

CABANG UTAMA.

c. Memberikan gambaran kepada perusahaan lain dalam

mendistribusikan dana CSR.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif

yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Untuk memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu kiranya dikemukakan teori

(18)

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.11 Dengan

memilih metode kualitatif ini, penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang

lengkap dan akurat.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang

dapat memberikan informasi representative, mereka terdiri dari dewan pengelola,

karyawan, serta masyarakat yang telah diberdayakan oleh PT.(PERSERO)

ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA melalui dana CSR.

Sedangkan yang dijadikan objek penelitian ini adalah strategi yang digunakan

dalam mensejahterakan masyarakat sekitar Bandara Soekarno-Hatta.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, maka penulis

menggunakan jenis penelitian diantaranya yaitu Field Research (Penelitian Lapangan), penulis mengadakan jenis penelitian dengan datang langsung ke

lapangan (objek) penelitian di PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR

CABANG UTAMA. Sedangkan data yang diperoleh dari metode ini merupakan

data primer (utama) penelitian.

Dalam penelitian lapangan ini, penulis juga menggunakan beberapa

teknik untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan diantaranya

adalah sebagai berikut :

a. Obsevasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti.12 Penulis melakukan penelitian dengan cara mengemati

11

(19)

langsung terhadap segala sesuatu yang terkait dengan masalah penyaluran dana

CSR yang dikelola oleh PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR

CABANG UTAMA; baik secara langsung maupun tidak.

b. Wawancara

Wawancara (interview) ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau

lebih secara langsung.13 Penulis menggunakan teknik interview bebas terpimpin;

yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada para responden yang telah

penulis persiapkan, lalu dijawab oleh pemberi data (responden) dengan bebas dan

terbuka.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.14 Penulis menggunakan data-data dan sumber-sumber yang ada

hubungannya dengan masalah yang dibahas. Sedangkan data-data ini, penulis

peroleh dari buku-buku, profile company, arsip-arsip maupun diktat-diktat

pendistribusian dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO)

ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA dan lain sebagainya yang

dapat mendukung serta berkaitan dengan masalah penelitian.

Selanjutnya dalam menggunakan data-data tersebut, penulis berusaha

untuk memaparkan kerangka awal mengenai objek studi yang ditulis dengan

memahami seksama, kemudian memberikan interpretasi sesuai kecenderungan

dan frame of thinking. Dalam teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman

12

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial

(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2003), Cet. Ke-4, h. 53. 13

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial

(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2003), Cet. Ke-4, h. 57. 14

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial

(20)

pada buku “Pedoman Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang diterbitkan oleh UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Press Tahun 2007.

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Penulis akan melakukan penelitian pada bulan Mei 2008 sampai dengan

Juni 2008. Adapun tempat penelitian PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II

KANTOR CABANG UTAMA di Jalan Gedung 600 Bandar Udara

Soekarno-Hatta Tangerang.

5. Teknis Analisis data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif

analisis, yaitu suatu teknik analisis data; di mana penulis terlebih dahulu

memaparkan semua data yang diperoleh dari pengamatan, kemudian

menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, telah dilakukan tinjauan pustaka oleh

penulis dan ternyata penulis tidak menemukan mahasiswa/i sebelumnya yang

menulis dalam masalah yang hamper sama bahkan menyerupai dengan judul yang

akan penulis buat.

Dalam buku Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggung

jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) karangan Edi

Suharto, Ph.D menjelaskan definisi Corporate Social Responsibility adalah suatu

kepedulian sosial organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka

sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal.

(21)

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis membagi

sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORI

Terdiri dari : pengertian strategi, pengertian, fungsi dan

macam-macam distribusi, pengertian dan pola CSR, dan pengertian

kesejahteraan masyarakat.

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Terdiri dari sejarah berdirinya perusahaan, visi, misi, strategi,

struktur organisasi, program-program perusahaan, dan profil

masyarakat sekitar Bandara Soekarno Hatta.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Terdiri dari : strategi PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II

KANTOR CABANG UTAMA dalam mendistribusikan dana

CSR dan strategi membangun kepercayaan masyarakat sekitar

Bandara Soekarno Hatta melalui mendistribusian dana CSR.

BAB V : PENUTUP

Terdiri dari : Kesimpulan dan Saran.

(22)

BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Strategi

1. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos yang diambil dari

kata stratos yang berarti Militer dan Ag yang berarti memimpin. Pada awal

perkembangannya istilah strategi digunakan dan popular di lingkungan militer dan

peristiwa perang.. Sehingga pada konteks awalnya strategi diartikan sebagai

generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat

rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan perang.15 Namun pada

akhirnya, strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk

keperluan ekonomi, social, budaya dan agama.16

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi banyak diadopsi

oleh berbagai bidang ilmu atau kegiatn yang menempatkannya. Dan saat ini,

pengertian strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang jendral

dimasa perang, tetapi sudah berkembang pada tanggung jawab seorang pemimpin.

Dalam Kamus Basar Bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah seni

atau ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kegiatan

tertentu.17 Sedangkan dalan Kamus Istilah Manajemen strategi adalah rencana

15

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), h. 8.

16

Rafi’udin dan Manan Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi dakwah ,( Bandung:Pustaka Setia, 1997), h. 76.

17

(23)

yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling

berhubungan dalam hal waktu dan ukuran.18

Penggunaan kata strategi dalam manajemen atau suatu organisasi diartikan

sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam

melaksanakan funsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi.19

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi, penulis akan

memaparkan pengertian strategi yang dikemukakan oleh pakar, diantaranya :

a. Menurut Karl Von Clausewitz seperti yang dikutip oleh Agustinus Sri

Wahyudi mengatakan bahwa strategi adalah seni menggunakan suatu

pertempuran untuk memenangkan suatu perang.20

b. Menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penetapan misi perusahaan,

penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan

internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran

dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan

sasaran utama organisasi akan tercapai.21

c. Menurut William F. Glueck, yang dikutip dalam buku Amirullah, et. Al,

strategi merupakan sesuatu yang dipersatukan, bersifat kompeherensif

terintegritasi yang menghubungkan atau lembaga terhadap tantangan

lingkungan dan dirancang untuk meyakinkan bahwa sejarah dasar

18

Panitia Istilah Manajemen LPPM, Kamus Istilah Manajemen (Panitia Istilah Manajemen LPPM), (Jakarta:Pustaka Binaman Pressindo, 1994), h. 217.

19

Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta:Gadjah Mada Universitas Press, 2000), Cet. Ke-1, h. 147

20

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik ; Pengantar Proses berpikir Strategik,

(Jakarta:Bina Rupa Aksara, 1996), cet. Ke-1, h. 16. 21

(24)

perusahaan atau organisasi akan dicapai dengan pelaksanaan yang tepat

oleh organisasi yang menerapkan.22

d. Menurut Pof. Dr. A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan tujuan utama

yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi

serta pemilikan cara-cara bertindak dan mengalokasikan sumber

daya-sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan tersebut.23

e. Menurut Din Syamsudin, strategi mengandung arti antara lain :

1. Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan.

2. Seni dalam mensiasati pelaksanaan rencana atau program untuk

mencapai tujuan.

3. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi

dan peran penting dalam mencapai keberhasilan.24

f. Menurut Dr. Fuad Ansyari mengatakan bahwa : “Dalam pengertian

dasarnya strategi dan titik adalah metode titik untuk memenangkan suatu

persaingan. Persaingan itu berbentuk pertempuran fisik untuk merebut

suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia. Sedangkan

dalam bidang non militer, strategi dan taktik adalah suatu cara untuk

memenangkan suatu persaingan antara kelompok-kelompok yang berbeda

orientasi hidupnya.”25

Menurut Hisyam Ali yang dikutip oleh rafi’udin, strategi yang disusun,

dikonsentrasikan dan dikonsepsikan dengan baik dapat membuahkan pelaksanaan

22

Amirullah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2000), Cet Ke-1, h. 4.

23

A.M Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: Pronhallindo, t.t.), h. 58. 24

Din Syamsudin, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos, 2000), Cet ke-1, h. 127.

25

(25)

yang disebut strategi. Menurutnya, untuk mencapai strategi yang strategis harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Kekuatan, yaitu memperhitungkan kekuatan yang dimiliki dan biasanya

menyangkut manusia, dana dan beberapa piranti yang dimiliki.

b. Kelemahan, yaitu memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki

dan menyangkut aspek-aspek sebagaimana ketentuan.

c. Peluang, melihat seberapa besar peluang yang tersedia di luar, hingga

peluang yang sangat kecilpun dapat diterobos.

d. Ancaman, yaitu memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman dari

luar.26

Menurut Sondang Siagian untuk memenuhi persyaratan-persyaratan

strategi yang baik, ada beberapa criteria yang harus dipenuhi antara lain :

1) Strategi sebagai keputusan jangka pangjang harus mengandung penjelasan

singkat tentang masing-masing komponen dari strategi organisasi yang

bersangkutan, dalam arti terlihat kejelasan dari ruang lingkup,

pemanfaatan sumber dana dan daya, serta keunggulannya, bagaimana

menghasilkan keunggulan tersebut dan sinergi antara

komponen-komponen tersebut di atas.

2) Strategi sebagai keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya harus

memberikan petunjuk tentang bagaimana strategi akan membawa

organisasi lebih cepat dan efektif menuju tercapainya tujuan dan berbagai

sasaran organisasi.

26

(26)

3) Strategi organisasi dinyatakan dalam pengertian fungsional, dalam arti

jelasnya satuan kerja sebagai pelaksana utama kegiatan melalui pembagian

kerja yang jelas sehingga kemungkinan terjadinya tumpang tindih, saling

lempar tanggung jawab dan pemborosan dapat dicegah.

4) Pernyataan strategi itu harus bersifat spesifik dan tepat, bukan merupakan

pernyataan-pernyataan yang masih dapat diimplementasikan dengan

berbagai jenis interpretasi yang pada selere dan persepsi individual dari

pembuat interpretasi.27

Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan

tentang strategi, yaitu :

a. Strategi merupakan tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta

pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk

mencapai tujuan tersebut.

b. Dalam menyusun strategi dibutuhkan perencanaan dan sasaran yang

jelas dalam membangun kekuatan strategi organisasi.

c. Untuk mencapai tujuan dari organisasi perlu perumusan kebijakan dan

strategi khusus yang dipilih.

d. Strategi yang dipilih diimplementasikan oleh organisasi secara tepat

dan mengevaluasi terhadap strategi tersebut.

2. Proses Strategi

Joel Ross dan Michael mengungkapkan, bahwa sebuah organisasi tanpa

adanya strategi seperti kapal tanpa ada kemudinya, bergerak berputus pada

27

Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,

(27)

lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti pengembara tanpa adanya tujuan

tertentu.28 Adapun proses strategi terdiri dari tiga tahapan :

a. Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah pengembangan

tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu objektivitas,

menghasilkan strategi alternatif memilih strategi untuk dilaksanakan.29 Dalam

perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas,

menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam satu proses kegiatan.

Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi

kerangka kerja diantarannya:

1. Tahap Input (masukan)

Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi

sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk merumuskan

strategi.

2. Tahap Pencocokan

Proses yang dilakukan adalah memfokuskan pada menghasilkan

strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor

eksternal dan internal.30

3. Tahap Keputusan

Menggunakan semacam teknik, diperoleh dari input sasaran dalam

mengevaluasi strategi alternatif yang telah diidentifikasikan dalam

tahap kedua.31

28

Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 3. 29

Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002),h. 15. 30

Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002),h. 183. 31

(28)

Perumusan strategi haruslah selalu melihat kearah depan dengan tujuan,

artinya peran perencanaan amatlah penting dan memiliki andil yang besar.

b. Implementasi Strategi

Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam mendukung

strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah,

menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang

masuk.32

Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam strategi

karena implementasi berarti juga memobilisasi untuk mengubah strategi yang

telah dirumuskan menjadi tindakan.

Menetapkan tujuan, melengkapi kebijakan, mengalokasikan sumber daya

dan mengembangkan budaya yang mendukung strategi merupakan usaha yang

dilakukan dalam mengimplementasikan strategi. Implementasi yang sukses

membutuhkan dukungan disiplin, motivasi dan kerja keras.

c. Evaluasi Startegi

Tahapan terakhir dalam sebuah strategi adalah evaluasi strategi. Tiga

macam aktivitas mendasar untuk melakukan evaluasi strategi yaitu:

1. Meninjau faktor-faktor eksternal (berupa peluang dan ancaman) dan

faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang menjadi dasar

asumsi pembuatan strategi.

Adapun perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang harus

dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam

mencapai tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya

32

(29)

strategi yang tidak efektif atau aktifitas implementasi yang buruk dapat

berakibat buruk pula pada hasil yang akan dicapai.

2. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan yang didapat).

Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi

individu dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah penyampaian

sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus

dapat diukur dan dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil yang

lebih penting daripada kriteria yang mengungkapkan dengan apa yang

telah terjadi.

3. Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai

dengan rencana.

Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa

strategi yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi baru

dirumuskan. ”....Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil

tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula untuk pencapaian yang

direncanakan maka disitulah tindakan korektif diperlukan.”33

Tindakan korektif harus menempatkan posisi yang lebih baik untuk

lebih mampu memanfaatkan kekuatan internal, menghindari,

mengurangi, dan meringankan ancaman eksternal serta mampu

memperbaiki kelemahan internal. Segala kegiatan korektif harus

konsisten secara internal dan bertanggungjawab secara sosial.

33

(30)

Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan dimasa depan. Evaluasi

strategi mungkin berupa tindakan yang kompleks dan peka, karena terlalu banyak

penekanan pada evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang dicapai.

Evaluasi strategi sangat penting untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah

dicapai. Evaluasi strategi sangat diperlukan untuk organisasi dari semua kegiatan

dengan mempertanyakan dan asumsi manajerial, harus memicu tinjauan dan

nilai-nilai yang merangsang kreatifitas.

B. Teori Distribusi

1. Pengertian Distribusi

Kata distibusi berasal dari bahasa Inggris yaitu distribute yang berarti

pembagian atau penyaluran. Dalam kamus Bahasa Indonesia distribusi adalah

pembagian pengiriman barang-barang kepada orang banyak atau ke beberapa

tempat.34

Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan

produksi dan konsumsi. Distribusi adalah kegiatan menyampaikan atau

menyalurkan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen atau dari rumah

tangga produksi ke rumah tangga konsumsi.35 Agar hasil produksi dapat

dikonsumsi oleh konsumen, maka perlu adanya perantara dalam menyampaikan

barang/jasa tersebut kepada konsumen. Kegiatan perantara inilah yang disebut

distribusi.

34

Desi Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya:Amelia, 2003), h. 125. 35

(31)

Produsen adalah orang yang menghasilkan suatu barang atau jasa.

Konsumen adalah orang yang mengkonsumsi barang/jasa yang telah dihasilkan.

Sedangkan distribusi berarti sebagai suatu proses yang menunjukkan penyaluran

barang/jasa dari produsen ke konsumen.

Dalam Kamus Istilah Manajemen distribusi adalah proses penyebaran

barang dari tempat produsen ke pemakai terakhir; mencakup semua segi

pemasaran dan penjualan.36 Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke

tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan barang dan jasa akan lebih

meningkat setelah dapat dikonsumsi.37

2. Fungsi Distribusi

Yang dimaksud dengan fungsi pokok adalah tugas-tugas yang mau tidak

mau harus dilaksanakan. Dalam hal ini fungsi pokok distribusi meliputi :

a) Pengangkutan (Transportation)

Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat

tinggal konsumen, perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan

pengangkutan. Pengangkutan sangat penting dalam rangka

memindahkan barang dari tangan produsen ke tangan konsumen.

b) Penjualan (Selling)

Di dalam pemasaran barang, selalu ada kegiatan menjual yang

dilakukan oleh produsen. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada

konsumen dapat dilakukan dengan penjualan. Dengan adanya kegiatan

ini maka konsumen dapat menggunakan baramg tersebut.

36

Panitia Istilah Manajemen LPPM, Kamus Istilah Manajemen (Panitia Istilah Manajemen LPPM), (Jakarta:Pustaka Binaman Pressindo, 1994),h. 48.

37

Artikel diakses pada 9 Juni 2008 dari

(32)

c) Pembelian (Buying)

Setiap ada penjualan berarti ada pula kegiatan pembelian. Jika

penjualan barang dilakukan oleh produsen, maka pembelian dilakukan

oleh orang yang membutuhkan barang tersebut. Kegiatan membelian

memiliki dua tujuan, yaitu membelian barag/jasa yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan pembelian barang/jasa dengan

tujuan untuk dijual kembali.

d) Penyimpanan (Stooring)

Fungsi ini berguna untuk menjaga kualitas, kesinambungan,

keselamatan dan keutuhan barang dagangan agar barang yang belum

terjual tidak mudah rusak.

e) Pembakuan Mutu (Standarisasi)

Fungsi ini untuk mempermudah produsen dan konsumen dalam

memproduksi dan memilih barang untuk dikonsumsi sesuai dengan

mutu yang dikehendaki. Oleh karena itu, perlu adanya pembakuan

standar baik jenis, ukuran, maupun kualitas barang yang akan

diperjualbelikan tersebut.

f) Penanggung Risiko

Suatu barang yang didistribusikan selalu memiliki risiko, baik

kerusakan maupun membusukan. Untuk mengurangi risiko ini, risiko

perlu dilimpahkan kepada penanggung risiko yaitu perusahaan

asuransi.38

38

Artikel diakses pada 9 Juni 2008 dari

(33)

3. Macam-Macam Distribusi

Menurut John Maynard Keynes, macam-macam distribusi diantaranya:

a. Distribusi barang konsumsi

Barang konsumsi adalah barang yang langsung digunakan oleh

individu atau anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, jadi

barang konsumsi tertaik langsung dengan kebutuhan yang diinginkan

oleh konsumen.

b. Distribusi jasa

Jasa adalah suatu perbuatan (permormance) atau usaha. Jasa hanya

dapat dikonsumsi tidak dapat dimiliki.39

c. Distribusi kekayaan

Kekayaan merupakan bentuk jama’ dari kata maal, yang artinya adalah

segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk menimpan

dan memilikinya.40

d. Distribusi pendapatan

Pendapatan adalah total nilai penerimaan (uang dan bukan uang) atau

suatu penghasilan rumah tangga selama periode tertentu.41 Adapun

bentuk-bentuk distribusi pendapatan diantaranya.

1) Baitul Maal

Baitul maal merupakan kas Negara yang dikhususkan untuk pemasukan

atau pengeluaran harta yang menjadi hak kaum muslim, mekanisme pemasukan

maupun pengeluarannya ditentukan oleh syariat Islam.

39

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta:Andi, 2001), cet. Ke-5, h. 185. 40

Karom Al-Bustaniet, Kamus Al-Mujahid, (Beirut:Dar al-Musyrik,1969), h. 780. 41

(34)

2) Pajak

Pajak hakikatnya adalah kewajiban yang dibebankan kepada seluruh

masyarakat disuatu negara untuk memenuhi kebutuhan kontemporer sebagian

masyarakat yang lain.

3) Zakat

Zakat merupakan suatu pengeluaran wajib yang harus dibayarkan oleh

setiap orang Islam yang sudah terkena kewajiban zakat dan diserahkan kepada

yang berhak (mustahik). Mekanisme ini jelas sangat membantu pendistribusian

masyarakat yang memiliki kelebihan kepada yang membutuhkan.

4) Shadaqah

Shadaqah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang

kepada orang lain, terutama kepada orang yang membutuhkan. Shadaqah tidak

terbatas pada pemberian materi saja, tetapi juga dapat berupa jasa yang

bermanfaat bagi orang lain.

5) Hibah

Hibah adalah pengeluaran harta semasa hidup atas dasar kasih saying

untuk kepentingan seseorang atau untuk kepentingan suatu badan sosial

keagamaan atau kepada seseorang yang menjadi ahli warisnya. Hibah merupakan

mekanisme yang berstatus hukum sunnah.

C. Teori CSR (Corporate Social Responsibility)

1. Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility)

Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

(35)

sendiri masih menjadi perdebatan di antara para praktisi maupun akademisi. CSR

atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu konsep bahwa organisasi

atau perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan,

pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional

perusahaan.42

Schermerhorn (1993) memberi definisi CSR sebagai suatu kepedulian

organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani

kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Secara konseptual, TSP

adalah sebuah pendekatan di mana perusahaan mengintegrasikan kepedulian

social dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku

kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip-prinsip kesukarelaan dan

kemitraan.43

Dalam pengertian lain tanggung jawab sosial perusahaan adalah kewajiban

perusahaan untuk perumuskan kebijakan, mengambil keputusan, dan

melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat kepada masyarakat.44

Sampai saat ini memang belum ada pengertian tunggal mengenai

Corporate Social Responsibility (CSR). Tapi jika ditarik benang merahnya, CSR

merupakan bagian strategi bisnis korporasi yang berkaitan dengan kelangsungan

usaha dalam jangka panjang.45

CSR sesungguhnya adalah kedermawanan sosial dalam kerangka

kesadaran dan komitmen perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab

42

Arikel diakses pada 17 Juni 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_Jawab

sosial_perusahaan. 43

Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri ‘Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR),(Bandung:Refika Aditama, 2007), h. 102.

44

Amin Wijaya Tunggal, Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep dan Kasus (Jakarta: Harvarindo, 2007), h. 1.

45

(36)

sosialnya. Tanggung jawab ini merupakan salah satu dari tempat bentuk tanggung

jawab yang dimilikinya, tiga lainnya adalah tanggung jawab perusahaan secara

ekonomi untuk menghasilkan laba, tanggung jawab dalam mentaati hukum, dan

tanggung jawab etis.46

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility/CSR) berupa kegiatan filantropi dan pengembangan komunitas,

umumnya dikemas untuk mengupayakan citra positif alias promosi. Lebih jauh

dari sekedar promosi, semakin berkembang pula pandangan bahwa keunggulan

bersaing bisa dihasilkan dengan memadukan berbagai pertimbangan social dan

lingkungan dalam strategi bisnis.

Philip Kotler dan Nancy Kotler dalam Corporate Social Responsibility,

Doing the Most Good for Your Company and Your Cause (2005), secara praktis

menunjukkan, bagaimana perusahaan memaksimalkan tingkat pengembalian

investasi melalui sejumlah kegiatan dan inisiatif sosial yang berdampak positif

bagi masyarakat dan lingkungannya.47

2. Pola CSR

Menurut Saidi dan Abidin (2004:64-65) sedikitnya ada empat model atau

pola CSR yang umumnya diterapkan di Indonesia.48

46

Zaim Said dan Hamid Abidin, Sumbangan Sosial Perusahaan ‘Profil dan Pola Distribusinya di Indonesia: Survei 226 Perusahaan di 10 Kota, (Jakarta:PIRAMEDIA, 2003), cet.ke-1, h. 13.

47

Amin Wijaya Tunggal, Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep dan Kasus (Jakarta: Harvarindo, 2007), h. 65.

48

(37)

a. Keterlibatan langsung

Perusahaan menjalankan CSR secara langsung dengan

menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan

ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah

perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti

corporate secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari

tugas pejabat public relation.

b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan

Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau

groupnya. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau

dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.

c. Bermitra dengan pihak lain

Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerja sama dengan lembaga

sosial /organisasi non pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau

media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan

kegiatan sosialnya.

d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium

Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu

lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan

dengan modal lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah

perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau

lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang

(38)

lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang

disepakati bersama.

Bidang kegiatan yang dibantu perusahaan juga mencakup berbagai bidang.

Dari jumlah dana yang disalurkan, bidang yang paling banyak hingga yang paling

sedikit menerima sumbangan dari perusahaan berturut-turut adalah pendidikan

dan penelitian, pelayanan sosial, kesehatan, musibah mendadak, pembangunan

dan prasarana perumahan, seni dan pariwisata serta ekomoni produktif dan

lingkungan. namun dari frekwensi bidang yang disumbang secara berturut mulai

dari yang paling sering dilakukan adalah pelayanan sosial, pendidikan dan

pelatihan, kesehatan, musibah mendadak, lingkungan hidup, ekonomi produktif,

seni olah raga dan pariwisata, dan pembangun prasarana perumahan.

Kedermawanan sosial juga berhubungan dengan beberapa hal, antara lain

adalah motivasi yang mendorong perusahaan untuk melakukan kedermawanan

sosial, cara pengambilan keputusan dan nilai-nilai yang akan dicapai dalam

memberikan sumbangan. Hal-hal tersebut merupakan hal yang penting untuk

diketahui dalam rangka menggali potensi dana lokal, karena selama ini ada

kecenderungan dana lokal lewat dana sosial perusahaan tersalurkan dalam area

yang sangat variatif sesuai dengan keinginan perusahaan penyumbang.

Di Indonesia, kebiasaan perusahaan dalam menyumbang pada dasarnya

tidak sepopuler dengan kebiasan individu yang menjadi pemilik atau eksekutif

puncak perusahaan tertentu. Bahkan kadangkala sulit membedakan apakah

(39)

sengaja dan terencana menjadi program perusahaan, atau justru karena dorongan

dan motivasi dari individu pemilik perusahaan.49

D. Teori Kesejahteraan Masyarakat 1. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat

Dalam mendefinisikan kesejahteraan sosial atau kesejahteraan masyarakat,

para cendikiawan ilmu kesejahteraan social atau praktisi pekerjaan sosial

merumuskan batasannya sendiri-sendiri sehingga terdapat beraneka ragam

definisi. Diantaranya ada yang lebih menekankan pengertian kesejahteraan sosial

sebagai suatu keadaan, seperti yang dikemukakan oleh Suparlan, Ia mengatakan

bahwa kesejahteraan sosial, keadaan sejahtera pada umumnya, yang meliputi

keadaan jasmaniah, rohaniah, dan sosial dan bukan hanya perbaikan dan

pemberantasanan keburukan sosial saja, jadi merupakan suatu keadaan dan

kegiatan.50

Menurut Segal dan Brzruzy, “Kesejahteraan sosial adalah kondisi sejahtera

dari suatu masyarakat. Kesejahteraan sosial meliputi kesehatan, keadaan ekonomi,

kebahagiaan dan kualitas hidup masyarakat”.51

Kesejahteraan sosial dalam arti luas mencakup berbagai tindakan yang

dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Taraf kehidupan

49

Zaim Said dan Hamid Abidin, Sumbangan Sosial Perusahaan ‘Profil dan Pola Distribusinya di Indonesia: Survei 226 Perusahaan di 10 Kota, (Jakarta:PIRAMEDIA, 2003), cet.ke-1, h. 15.

50

Mohammad Suud, 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2006), h. 5. 51

(40)

yang lebih baik ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga

ikut memperhatikan aspek sosial, mental dalam segi kehidupan spiritual.52

Berbicara mengenai kesejahteraan, tidak bisa dilepaskan dari pemenuhan

kebutuhan hidup pada masyarakat yang rata-rata pendidikannya rendah,

komposisi penduduk yang beragam, tidak mempunyai faktor produksi sendiri,

pendapatan rendah dan sebagainya. Senantiasa digolongkan pada masyarakat

miskin yang dapat dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi

kebutuhan hidup yang pokok atau yang mendasar. Menurut rumusan PBB FAO,

kebutuhan mendasar meliputi :

a. makanan dan gizi

b. kesehatan

c. perumahan

d. pendidikan

e. sandang

f. kesempatan dan kondisi kerja

g. rekreasi53

2. Karakteristik Kesejahteraan Sosial

a. Kesejahteraan dari suatu keadaan, yakni suatu tatanan (tata kehidupan)

yang meliputi kehidupan material maupun spiritual dengan tidak

menempatkan suatu aspek lebih penting dari yang lainnya, tetapi mencoba

melihat pada upaya mendapatkan titik keseimbangan. Titik keseimbangan

52

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat & Intervensi Komunikasi, (Jakarta:FEUI, 2001), h. 24.

53

(41)

yang dimaksud adalah keseimbangan antara aspek jasmaniah dan

rohaniah, ataupun keseimbangan antara aspek material dan spiritual.

b. Kesejahteraan sosial sebagai suatu ilmu. Ilmu kesejahteraan sosial

mengembangkan intervensi mikro yang sasaran intervensinya adalah

individu, kelompok dan keluarga, serta intervensi makro yang dimana

sasaran yang akan diubah adalah organisasi dan masyarakat (baik di

tingkat lokal maupun di tingkat yang lebih luas).

c. Kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan. Menurut Friedlander

“Kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisir dari berbagai

institusi dan usaha-usaha kesejahteraan yang dirancang guna membantu

individu maupun kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan

kesehatan yang lebih memuaskan”. Ini menggambarkan kesejahteraan

sosial sebagai suatu sistem pelayanan atau kegiatan yang dirancang guna

meningkatkan taraf hidup masyarakat.

d. Kesejahteraan sebagai suatu gerakan keseluruhan usaha sosial yang

terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Didalamnya mencakup pula

unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan

berbagai kehidupan dalam masyarakat seperti pendapatan, jaminan sosial,

kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi bidaya dan

sebagainya.54

54

(42)

3. Tingkatan Keluarga Sejahtera

Pada hekikatnya indicator Pendataan Keluarga Sejahtera menngunakan

perumusan konsep “Keluarga Sejahtera” yang lebih luas daripada sekedar definisi

kemakmuran atau kebahagian. Undang-Undang No.10 tahun 1992 menyebutkan

bahwa Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan

yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak,

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras,

dan seimbang antar anggota, serta antara keluarga dengan masyarakat dan

lingkungannya.55

Pandataan kemiskinan dilakukan lewat pentahapan keluarga sejahtera yang

dibagi menjadi lima tahap, yaitu :

a. Keluarga Pra Sejahtera (Sangat Miskin)

Belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :

1) Indikator Ekonomi

• Makan dua kali atau lebih sehari

• Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktifitas (misalnya di rumah,

bekerja / sekolah dan bepergian)

• Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah

2) Indikator Non-Ekonomi

• Melaksanakan ibadah

• Bila anak sakit dibawa ke sarana kesehatan

55

(43)

b. Keluarga Sejahtera I (Miskin)

Adalah keluarga yang karena alas an ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu

atau lebih indikator yang meliputi :

1) Indikator Ekonomi

• Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telur.

• Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu

stel pakaian baru

• Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk tiap penghuni

2) Indikator Non-Ekonomi

• Ibadah teratur

• Sehat tiga bulan terakhir

• Punya penghasilan tetap

• Usia 10-60 tahun dapat baca tulis huruf latin

• Usia 6-15 tahun bersekolah

• Anak lebih dari 2 orang, ber-KB

c. Keluarga Sejahtera II

Adalah kelurga yang karena alasa ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau

lebih indikator yang meliputi :

• Memiliki tabungan keluarga

• Makan bersama sambil berkomunikasi

• Mengikuti kegiatan masyarakat

• Rekreasi bersama (6 bula sekali)

(44)

• Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah

• Menggunakan sarana transportasi

d. Keluarga Sejahtera III

Sudah dapat memenuhi beberapa indikator yang meliputi :

• Memiliki tabungan keluarga

• Makan bersama sambil berkomunikasi

• Mengikuti kegiatan masyarakat

• Rekreasi bersama (6 bula sekali)

• Meningkatkan pengetahuan agama

• Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah

• Menggunakan sarana transportasi

Belum dapat memenuhi beberapa indikator yang meliputi :

• Aktif memberikan sumbangan material secara teratur

• Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan

e. Keluarga Sejahtera III Plus

Sudah dapat memenuhi beberapa indikator yang meliputi :

• Aktif memberikan sumbangan material secara teratur

• Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan56

56

(45)

4. Relasi antara Kesejahteraan Masyarakat dan Pengembangan Masyarakat

Metode intervensi sosial atau metode pengembangan masyarakat dalam

ilmu kesejahteraan sosial dapat dikelompokkan antara lain berdasarkan

intervensinya ataupun berdasarkan fokus kelompok sasaran intervensi. Secara

sederhana level intervensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :

a. Level Mikro. Yaitu perubahan sosial ditingkat individu, keluarga dan

kelompok kecil.

b. Level Makro. Pada perubahan sosial di level makro ini dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu ;

• Tingkat low level macro intervention adalah tingkat makro yang lebih

rendah atau yang lebih dikenal dengan level mezzo. Pada level ini

praktisi kesejahteraan sosial melakukan perubahan sosial terencana

pada tingkat organisasi dan komunitas lokal. Biasanya dilakukan

dengan berbagai model intervensi komunitas, atau dikenal dengan

nama community work ataupun community practice.

• Perubahan sosial terencana ditingkat makro yang lebih luas (high level

macro intervention). Disini perubahan diarahkan pada upaya merubah

masyarakat secara lebih luas.57

57

(46)

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Strategi Pendistribusian Dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pengertian stategi pendistribusian

dana CSR (Corporate Social Responsibility) adalah cara atau rencana untuk

mengatur sesuai dengan fungsi manajemen dalam upaya menyalurkan dana CSR

(Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor

Cabang Utama untuk masyarakat sekitar Bandara Soekarno-Hatta sesingga

tercipta hubungan yang harmonis antara perusahaan serta terwujudnya

kesejahteraan masyarakat.

Dalam pendistribusikan dana CSR, PT.(PERSERO) Angkasa Pura II

Kantor Cabang Utama tidak bekerja sama dengan perusahaan lain. Kerja sama

dilakukan dengan LSM, Karangtaruna, dan Community Center yang berfungsi

sebagai jembatan penghubung antara masyarakat dengan PT.(PERSERO)

Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama. Pendistribusiannya dikelola oleh unit

PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). PT.(PERSERO) Angkasa

Pura II Kantor Cabang Utama hanya bekerja sama dengan pemerintah setempat

seperti RT, RW, kelurahann, dan kecamatan.

Strategi pendistribusian dana CSR yang dilakukan oleh PT(PERSERO)

Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama yang pertama dilakukan adalah

mengumumkan atau mensosialisasikan kepada masyarakat khususnya wilayah

sekitar bandara yang membutuhkan bantuan agar menyampaikan permohonan

(47)

PT(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama. Sosialisasi ini dilakukan

melalui seminar-seminar, rapat kepala desa yang diselenggarakan langsung oleh

PT(PERSERO) Angkasa Pura II.

Penyaluran dana CSR disalurkan dalam dua program, yaitu program

Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang dikelola oleh unit PKBL.

Penyalurannya dana CSR PT(PERSERO) Angkasa Pura II ini tidak terbatas hanya

untuk masyarakat sekitar atau karyawan, tetapi juga wilayah-wilayah lain yang

ada di Indonesia. Namun dalam skripsi ini penulis hanya akan membahas

penyaluran dana CSR untuk masyarakat sekitar bandara saja.

Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan

usaha kecil melalui meminjaman modal usaha agar menjadi tangguh dan mandiri

melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

Beberapa persyaratan untuk memperoleh dana pinjaman modal usaha

Program Kemitraan yaitu :

a. Sesuai KEP-236/MBU/2003

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.20.000.000,- tidak termasuk

tanah dan bangunan.

2. Omset tidak lebih dari Rp.1.000.000.000,-/ tahun.

3. WNI (Warga Negara Indonesia)

4. Berdiri sendiri (bukan anak perusahaan)

5. Usaha perorangan, badan usaha yang berbadan dan tidak hukum, serta

koperasi.

6. Minimal usaha 1 (satu) tahun.

(48)

b. Sesuai SE-433/MBU/2003

1. Belum memiliki kemampuan akses perbankan.

2. Usaha kecil yang dibina untuk mewujudkan keterkaitan usaha.

Agar bantuan modal bantuan dana ini tepat sasaran, maka suatu lokasipun

sangat menentukan, PT(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama

lokasinya sangat strategis yaitu dekat dengan masyarakat sehingga masyarakat

yang meminjam dana tersebut dapat dengan mudah langsung datang ke PT

(PERSERO) Angkasa Pura II dan juga agar PT (PERSERO) Angkasa Pura II

dapat mengontrol masyarakat dalam penggunaan dana tersebut.

Sebelum dana Program Kemitraan itu diberikan kepada masyarakat yang

meminjam dana tersebut maka PT (PERSERO) Angkasa Pura II akan melakukan

beberapa proses seperti :

1. Survey lapangan dan uji kelayakan dengan tujuan PT (PERSERO)

Angkasa Pura II dapat melihat jenis usaha yang dijalankan seperti lokasi

usahanya apakah strategis, bagaimana mengelola usahanya, berapa

pendapatan tiap bulannya dan bagaimana kemampuan tuk membayar dana

CSR tersebut.

2. Pembinaan dan pelatihan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan

dan meningkatkan kemampuan dalam mengelola usaha, kepada calon

mitra binaan yang pelaksanaannya bekerja sama dengan lembaga

perguruan tinggi atau Kantor Dinas terkait di wilayah setempat.

Jumlah dana yang diberikan kepada mitra binaan antara Rp.1.000.000 –

(49)

proposal. Jangka waktu pengembalian dana kemitraan adalah antara 1-2

tahun. Adapun tingkatan bunga adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Tingkat Bunga

Jumlah Pinjaman Tingkat Buka

S/d Rp. 10.000.000,- 6%

Rp.10.000.000,- s.d. Rp.30.000.000,- 6%

Rp.30.000.000,- s.d. Rp.50.000.000,- 6%

Di atas Rp.50.000.000,- 6%

Prosedur peminjaman dana CSR untuk program Kemitraan yang harus

dilakukan oleh calon mitra adalah membuat surat permohonan bantuan atau

mengisi proposal yang telah disediakan oleh unit PKBL bagi peminjaman modal

usaha kepada Bidang Umum. Setelah itu menyampaian permohonan beserta

persyaratan kepada unit PKBL PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang

Utama.

Tahap kedua unit PKBL meneliti dan menyeleksi surat permohonan

bantuan atau proposal permohonan bantuan modal usaha dan kelayakan pemohon

serta mengembalikan berkas persyaratan yang belum lengkap. Selanjutnya unit

PKBL mewawancarai pemohon dan ,mengadakan peninjauan ke tempat usaha

pemohon dan dibuatkan berita acara peninjauan untuk layak mendapatkan bantuan

atau tidak baik untuk modal usaha maupun untuk kegiatan social.

Tahap selanjutnya adalah unit PKBL membuat konsep surat perjanjian

bagi pemohon yang disetujui dan mengirim surat pemberitahuan kepada pemohon

Gambar

gambaran kepada
Tabel 1. Tingkat Bunga
Tabel 2. Jenis Kelamin dan Status Nikah
Tabel 3. Pendidikan terakhir, Jenis usaha dan Penghasilan
+6

Referensi

Dokumen terkait

kalau buruh dalam keadaan skorsing dan pengusaha se- mentara itu tel ah memohon izin untuk pemutusan hubung an kerja kepada P.4D, maka kalau ada peraturan skors­ ing

Secara total, sumberdaya bitumen padat (dalam juta barrel minyak) yang telah diselidiki sampai dengan Tahun 2002 dari daerah Buton mengandung 18,00% dari total sumber

Berkenaan dengan itu maka hunian yang ada pada masyarakat Batak Toba sangat terkait dengan lahan pertanian dan juga aspek ekonomi lainnya yaitu hutan.. Sistem pertanian

diharuskan untuk menggunakan strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Ketika kondisi lingkungan berubah dan persaingan semakin

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Pesantren Qodratullah Langkan Banyuasin dan 3). apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama

652 JAWA BARAT BEKASI APOTEK&amp;PRAKTEK DOKTER BERSAMA FARMARIN BEKASI Jl. Gurame Raya Pertokoan Kav. CIKARANG PUSAT Kab. Alternatif Cibubur, Jatikarya, Kec. RAYA BABELAN RT.

Mampu memahami dan menjelaskan Definisi , prinsip Kerja dan Tahapan metode kerja, penggolongan dari Kriteria: Rubik Deskriptif Bentuk Non Test: Penilaian