• Tidak ada hasil yang ditemukan

Layanan anak di perpustakaan umum Jakarta Barat: survay pendapat pemakai jasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Layanan anak di perpustakaan umum Jakarta Barat: survay pendapat pemakai jasa"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

LAYANAN ANAK

DI PERPUSTAKAAN UMUM JAKARTA BARAT :

SURVEY PENDAPAT PEMAKAI JASA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan ( S. IP )

Disusun oleh:

IMAM SYAFEI

NIM: 102025024452

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 30 Mei 2008

(3)

LAYANAN ANAK DI PERPUSTAKAAN UMUM JAKARTA

BARAT : SURVEY PENDAPAT PEMAKAI JASA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan ( S. IP )

Oleh :

IMAM SYAFEI NIM : 102025024452

Di Bawah Bimbingan:

Drs. Zaenal Arifin Toy, M.Sc NIP : 150 031 215

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul LAYANAN ANAK DI PERPUSTAKAN UMUM JAKARTA BARAT : SURVEY PENDAPAT PEMAKAI JASA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (S1) pada Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Jakarta, 30 Mei 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua, Sekretaris,

Drs. Rizal Saiful Haq MA Pungki Purnomo MLIS

NIP. 780 005 380 NIP. 150 295 486

Penguji I, Pembimbing,

Drs. Rizal Saiful Haq MA Drs. Zaenal Arifin Toy M.Sc

(5)

ABSTRAK

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah ‘Azza Wa Jalla yang telah mencurahkan rahmat dan ni’mat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Layanan Anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat : Suatu Survey Pendapat Pemakai Jasa”.

Skripsi ini berisi sebuah penelitian bagaimana pendapat pemakai jasa layanan anak di PUJB mengenai layanan anak di PUJB. Penyusunan skripsi dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari responden yang ditemui langsung di lapangan. Selain itu, data juga diperoleh melalui wawancara dengan pihak PUJB dan pengamatan langsung. Sedangkan data teoritis penulis peroleh dari literatur yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini.

(7)

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam bentuk apapun sehingga tersusun skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada, Yth :

1. Bapak DR. H. Abdul Chair, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Rizal Saiful Haq, MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakan dan Informasi UIN Syahid Jakarta sekaligus dosen penguji dalam sidang ujian skripsi.

3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakan dan Informasi UIN Syahid Jakarta. sekaligus dosen Pembimbing Akademik.

4. Bapak Drs. Zaenal Arifin Toy, M.Sc, selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. H. Kgs. Yanwar Aidi, MM, selaku Kepala Kantor Perpustakaan Umum Jakarta Barat.

6. Ibu Siti Sarah, S.Sos, selaku Tata Usaha Kantor PUJB yang telah banyak membantu dalam memberikan data-data dalam penyusunan skripsi ini. 7. Ibu Siti Khodijah, selaku staf layanan anak PUJB.

(8)

9. Kakak (Bang Ben, Mumuh, Rosid, Sobri, Aminah, Ka hal, Fatimah) dan adik (Nana, Namiroh) tercinta yang telah banyak memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

10. Teman-teman JIP UIN Jakarta angkatan 2002 (Rofiq, Ajun, Yanwar, Nurul dan semuanya yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu).

11. My best friend Yance Mariana.

12. Dan semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Amiin.

Jakarta, Mei 2008

(9)

DAFTAR ISI

E. Manfaat Penelitian F. Metode Penelitian

1. Pengumpulan Data 2. Populasi dan Sampel

3. Pengolahan Data dan Analisa Data G. Tempat dan Waktu Penelitian

H. Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

(10)

B. Perkembangan Layanan Anak

C. Layanan Anak di Perpustakaan Umum 1. Tujuan

2. Anggaran 3. Staf 4. Koleksi

5. Ruangan dan Perlengkapan D. Kegiatan Layanan Anak

BAB III PROFIL PERPUSTAKAAN

A. Gambaran Umum Perpustakaan Umum Jakarta Barat B. Struktur Organisasi

C. Sumber Daya Manusia D. Koleksi

E. Gedung dan Ruang Perpustakaan F. Anggaran

G. Kegiatan Perpustakaan

H. Layanan Anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat (PUJB)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN DAN

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

(11)

B. Penyajian Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian

2. Penyajian Data dan Analisis Data

C. Pendapat Pemakai Mengenai Layanan Anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat

1. Profil Responden

2. Pendapat Pemakai Mengenai Bagian Layanan Anak di PUJB

3. Pendapat Pemakai Mengenai Kegiatan Layanan di Bagian Layanan Anak PUJB

D. Masalah-masalah yang dihadapi Pihak Perpustakaan dalam Melaksanakan Kegiatan Layanan Anak di PUJB

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pendapat Responden dan Pengamatan Penulis tentang Pelaksanaan Kegiatan Layanan Anak di PUJB.

(12)

DAFTAR TABEL

Jumlah Koleksi Bahan Pustaka Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat Tahun 2006

Jumlah Koleksi Umum Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat Tahun 2006

Jumlah Koleksi Referensi Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat Tahun 2006

Jumlah Koleksi Perpustakaan Keliling Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat Tahun 2006

Jumlah koleksi bahan pustaka umum anak Jumlah koleksi referen anak

Umur Responden Pendidikan Responden

Pengetahuan Responden Tentang Adanya PUJB Waktu Kunjungan Ke PUJB

Frekuensi Kunjungan Dalam Seminggu Jumlah Koleksi Buku Anak di PUJB Jumlah Koleksi Fiksi Anak di PUJB Jumlah Koleksi Nonfiksi Anak di PUJB Sikap Pustakawan

Kegiatan Bertanya Kepada Pustakawan Dalam Menggunakan Perpustakaan

Bantuan Pustakawan Kepada Pengunjung Tanpa Ditanya Atau Diminta Tolong

Keanggotaan

Tata Cara Meminjam Buku di PUJB Waktu Peminjaman

Jumlah Buku Yang Boleh Dipinjam Penggunaan Koleksi Rujukan

Koleksi Rujukan Apa Yang Sering Digunakan Di Layanan Anak

Kegiatan Bertanya Ke Pustakawan Dalam Menggunakan Koleksi Rujukan

Pengetahuan Responden Tentang Layanan Story Telling (Bercerita)

Informasi Tentang Adanya Layanan Bercerita

Pengetahuan Responden Tentang Jadwal Kegiatan Bercerita

Keikutsertaan Responden Dalam Kegiatan Bercerita

(13)

Tabel 4.23. Tabel 4.24.

Tabel 4.25. Tabel 4.26. Tabel 4.27. Tabel 4.28. Tabel 4.29. Tabel 4.30.

Pendapat Responden Tentang Cerita Yang Dibawakan Pada Layanan Bercerita

Pendapat Responden Tentang Pembawa Cerita Pada Layanan Bercerita

Pendapat Responden Mengenai Lamanya Layanan Bercerita

Pengetahuan Responden Tentang Adanya Layanan Permainan Anak

Penggunaan Koleksi Mainan Keadaan Koleksi Mainan Jumlah Koleksi Mainan

Keadaan Ruangan Layanan Mainan

84 84

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya setiap perpustakaan mempunyai ciri dasar sama yaitu sebagai sarana simpan dan temu kembali informasi. Namun ciri khas yang membedakan perpustakaan satu dengan yang lainnya terletak pada jenis koleksi dan layanan yang diberikan.

Misalnya perpustakaan sekolah, perpustakaan sekolah memberikan pelayanan kepada guru, murid, dan orang tua murid. Guru-guru dipacu untuk memakai perpustakaan sehingga mereka juga dapat menyuruh murid-murid untuk mencari bahan yang ada di perpustakaan. Perpustakaan sekolah melatih murid agar dapat mencari informasi secara mandiri.

Pelayanan pada perpustakaan umum diberikan kepada masyarakat dari semua umur, termasuk di dalamnya adalah anak-anak. Perpustakaan umum juga mempunyai tanggungjawab untuk melayani kebutuhan anak-anak. Untuk memenuhi tanggung jawabnya terhadap anak-anaknya, perpustakaan umum biasa mengadakan layanan khusus untuk anak. Layanan yang mampu menyediakan bahan-bahan bacaan yang berkualitas tinggi, mengadakan kegiatan yang dapat merangsang anak untuk datang ke perpustakaan, belajar membaca dan pada akhirnya bila anak sudah mengerti betapa banyak keuntungan yang ia akan dapatkan dari membaca, maka dengan sendirinya akan timbul minat baca pada diri anak tersebut.

Dalam masyarakat kita masih banyak yang belum mengetahui keberadaan layanan untuk anak di perpustakaan umum, maka tugas perpustakaan

(15)

umumlah untuk memperkenalkan kegiatan tersebut pada masyarakat. Di dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah disebutkan bahwa salah satu fungsi diadakannya kegiatan layanan di perpustakaan umum adalah sebagai wajah dan citra karakteristik perpustakaan yang mampu mengundang dan memberi layanan kepada setiap orang untuk datang dan berada di perpustakaan1. Berarti kegiatan layanan anak yang baik dapat memberi citra yang baik bagi perpustakaan dan mampu mengundang anak-anak untuk datang dan menyukai perpustakaan. Di dalam buku panduan tersebut juga disebutkan bahwa secara umum kegiatan layanan anak di perpustakaan umum terutama diarahkan untuk :

1. Mengembangkan imajinasi

2. Meningkatkan minat dan kebiasaaan membaca 3. Memberikan sarana rekreasi yang mendidik.2

Dari uraian di atas dapat terlihat bahwa layanan untuk anak seharusnya dapat menjadi kegiatan yang memiliki peran yang besar dalam perkembangan seorang anak.

Mengingat pentingnya keberadaan layanan anak di perpustakaan umum, maka penulis ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan layanan di bagian layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat, pendapat pemakai jasa layanan anak terhadap layanan tersebut, serta masalah-masalah yang dihadapi perpustakaan dalam melaksanakan kegiatan layanan tersebut.

1

Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992) h.32.

2

(16)

Penulis mencoba mengangkat permasalahan tersebut ke dalam skripsi yang berjudul “Layanan Anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat : Survey Pendapat Pemakai Jasa”.

B. Pembatasan Masalah

Mengingat bahwa pembahasan jasa layanan anak di perpustakaan umum ini memiliki aspek yang luas, maka penelitian ini dibatasi pada permasalahan : 1. Bentuk dan kegiatan layanan di bagian layanan anak di Perpustakaan

Umum Jakarta Barat

2. Mengetahui pendapat pemakai jasa layanan anak terhadap layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat

3. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan layanan anak

C. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang tersebut, maka dapat dibuat suatu rumusan masalah, yaitu : Bagaimana pelaksanaan kegiatan layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat dan bagaimana pendapat pemakai mengenai layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat. ?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

(17)

2. Mengetahui kegiatan-kegiatan dan bentuk-bentuk layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat

3. Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan jasa layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu perpustakaan, khususnya mengenai jasa layanan anak di perpustakaan umum.

2. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam meraih gelar kesarjanaan strata satu (S1) Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Perpustakaan Umum Jakarta Barat dalam pengembangan dan peningkatan kegiatan layanan di bagian layanan anak di perpustakaan umum.

F. Metode Penelitian

Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang memberi gambaran mengenai keadaan tertentu dengan cara mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.3 Deskripsi yang diinginkan adalah pendapat pemakai mengenai layanan anak di

3

(18)

Perpustakaan Umum Jakarta Barat (PUJB), serta hambatan-hambatan yang dialami perpustakaan dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian survey. Penelitian survey merupakan penelitian yang mengambil sample dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok.4 Jadi dalam penelitian ini, penulis ingin mengumpulkan pendapat pemakai khususnya mengenai jasa layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat.

1. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah :

a Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data berupa tanya jawab antara pihak pencari informasi dengan sumber informasi yang berlangsung secara lisan (Nawawi, 1992).5 Dan jenis wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara berstruktur.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan anak-anak sebagai metode utama dalam pengumpulan data. Menurut Robinson6, wawancara bisa dilakukan terhadap anak-anak yang mengunjungi perpustakaan, misalnya mereka bisa di tanyai mengenai bacaan yang paling disenangi. Anak-anak yang menjadai sampel adalah anak-anak usia sekolah dasar yang menjadi pemakai layanan anak di PUJB. Wawancara dilakuakan untuk mengetahui pendapat

4

Ibid, h. 3

5Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 1992) h. 40.

6

(19)

anak-anak sebagai pemakai layanan anak, mengenai layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat.

Wawancara juga dilakukan dengan narasumber para pustakawan dan staf perpustakaan di Perpustakaan Umum Jakarta Barat. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam tentang kegiatan layanan anak di perpustakaan yang bersangkutan, dan hasil wawancara ini akan dikaitkan dengan jawaban responden apakah relevan apa tidak.

b Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan terbuka, yaitu pengamatan yang diketahui oleh subyek penelitian dimana subyek akan suka rela memberikan kesempatan pada peneliti untuk mengamati proses yang terjadi dan menyadari bahwa ada yang mengamati hal yang dilakukan mereka.7

2. Populasi dan Sampel

Populasi untuk penelitian ini adalah penggunjung layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat, baik anggota maupun non-anggota, yang merupakan murid/pelajar Sekolah Dasar (SD). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 477 orang, yang di ambil dari jumlah populasi rata-rata pengunjung anak-anak selama 1 minggu. Data tersebut diambil dari Laporan Tahunan PUJB 2006 yaitu jumlah pengunjung layanan anak 25.278 : 53 minggu, yaitu 477 orang.

7

(20)

Sampel menurut Ferguson adalah "beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi", dalam menentukan metode pengambilan sample yang akan digunakan dalam penelitian, harus memperhatikan hubungan antara biaya, tenaga dan waktu serta besarnya presisi atau ketepatan yang diinginkan8. Karena keterbatasan tenaga, biaya dan waktu maka jumlah sample yang di ambil juga berdasarkan pertimbangan pendapat Arikunto yang mengatakan bahwa jika jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka besar sample dapat di ambil antara 10%-15%9.

Jadi dalam penelitian ini jumlah sample adalah 10% dari jumlah populasi yang ada yaitu : 10% x 477 = 48. oleh karena itu untuk meningkatkan ketepatan dalam penelitian maka jumlah sample tersebut dibulatkan ke atas, sehinggga jumlah sample adalah 50 orang.

3. Pengolahan Data dan Analisa Data

Untuk menterjemahkan seluruh data yang terkumpul dan kemudian disajikan, data-data akan diolah. Pengolahan data dilakukan dengan cara : a. Penyuntingan

Proses penyuntingan dilakukan terhadap kuesioner yang teah terkumpul dengan cara memeriksa kelengkapan jawaban-jawaban responden.

b. Tabulasi

Dalam proses ini penulis menyusun dan mengkalkulasi data dengan menggunakan prinsip tabulasi langsung yaitu dari kuesioner kekerangka tabel yang telah disiapkan, cara ini dikerjakan dengan

8

Singarimbun, Metode Penelitian Survai, h. 150.

9

(21)

sistem tally (melidi) yaitu menghitung frekuensi cukup dengan memberi tanda coret atau garis tally.

c. Persentase

Setelah data disajikan dalam bentuk tabulasi, langkah selanjutnya adalah mengolah data, untuk perhitungan persentase menggunakan rumus :

F P =

N X 100% Keterangan :

P = % (persentase) f = Frekuensi

n = Sampel yang diolah

G. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian untuk skripsi ini adalah Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat (PUJB) alasan penulis memilih PUJB sebagai tempat penelitian, karena perpustakaan ini sudah mengadakan 4 kegiatan layanan anak yaitu layanan peminjaman buku (sirkulasi), layanan rujukan (referens), layanan mendongeng (story telling) dan layanan mainan anak.

(22)

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi Latar Belakang, Permasalahan, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Memuat teori kajian pustaka yang berhubungan dengan penelitian yaitu : Perpustakaan Umum, Layanan Anak di Perpustakaan Umum, dan Kegiatan Layanan Anak di Perpustakaan Umum.

BAB III PROFIL PERPUSTAKAAN

Berisi tentang Gambaran Umum Perpustakaan Umum Jakarta Barat, Struktur Organisasi, Sumber Daya Manusia, Koleksi Perpustakaan Umum Jakarta Barat, dan Layanan Anak di PUJB.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN DAN PENYAJIAN HASIL

PENELITIAN

(23)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian pertama bab ini, berisi kesimpulan berdasarkan hasil analisis dan pengamatan penulis di bagian layanan anak PUJB. Pada bagian kedua merupakan saran-saran penulis.

DAFTAR PUSTAKA

(24)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah suatu perpustakaan yang sebagian atau seluruhnya dibangun melalui dana masyarakat dan digunakan tidak terbatas untuk golongan tertentu dalam masyarakat melainkan terbuka untuk semua golongan10. Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang dibiayai dari dana umum, baik sebagian maupun seluruhnya, terbuka untuk masyarakat umum tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, kepercayaan agama, ras, pekerjaan, keturunan, serta memberikan layanan cuma-cuma untuk umum11 .

Selanjutnya dalam Unesco Public Library Manifesto 1994 disebutkan bahwa perpustakaan umum merupakan pusat informasi lokal, yang bertujuan agar semua jenis pengetahuan dan informasi mudah diakses dan digunakan oleh pemakai12. Berdasarkan tiga definisi mengenai perpustakaan umum dapat dikatakan bahwa perpustakaan umum dibiayai dengan dana umum dan layanan yang diselenggarakan pun terbuka bagi umum tanpa memandang perbedaan ras, agama, usia maupun jenis kelamin, pekerjaan ataupun status sosial lainnya.

10

Ray Prytherch, ed. Compiled, Harrod’s librarians’ glossary: and reference book. 9th. (Vermont: Gower, 2000) h. 598.

11

Sulistyo Basuki, Periodisasi perpustakaan Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994) h. 35

12

UNESCO Public Library Manifesto, artikel diakses pada 25 Januari 2008 dari URL:

http://www.singleton.nsw.gov.au/library/policy-unesco.html.

(25)

1. Kedudukan

Dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 tahun 1998, tanggal 1 Maret 1988 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Perpustakaan Umum yang pedoman pelaksanaanya tertuang dalam Instruksi Dalam Negeri No. 21 tahun 1988 tanggal 15 Desember 1988, tentang petunjuk pelaksanaan pembentukan organisasi dan tata kerja perpustakaan umum berkedudukan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebagai unsure penunjang sebagian tugas dinas pendidikan dan kebudayaan.13

2. Tugas dan Fungsi

Perpustakaan umum mempunyai tugas untuk mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, pelestarian, serta pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat. Perpustakaan umum berfungsi sebagai pusat untuk :14

a Menyediakan bahan pendidikan (edukatif).

b Menyediakan dan menyebarluaskan informasi (informatif).

c Menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan bagi rekreasi (rekreatif).

d Menyediakan petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat (referensi).

e Melestarikan bahan-bahan dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanfaatkan masyarakat umum.

13

Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Ed.1, Cet.1 (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. 1992) h. 5.

14

(26)

f Menyediakan layanan penelitian (untuk riset kualitatif dan kuantitatif).

3. Maksud dan Tujuan

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi perpustakaan umum maka setiap perpustakaan umum memmiliki maksud dan tujuan sebagai berikut :

a Maksud

Perpustakaan umum merupakan salah satu sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian integral dari kegiatan pembangunan nasional.15

b Tujuan

Tujuan perpustakaan umum dirinci ke dalam 3 jenis tujuan yang secara hierarkhis sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum perpustakaan umum adalah membina dan mengembangkan kebiasanan membaca dan belajar sebagai suatu proses berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat yang berada dalam jangkauan layanannya, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktifitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional.

15

(27)

2. Tujuan fungsional.

Tujuan fungsional atau tujuan khusus perpustakaan adalah : a. Mengembangkan minat, kemampuan dankebiasaan membaca

khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sector kehidupan.

b. Mengembangkan kemampuan mencari mengolah serta memanfaatkan informasi.

c. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna.

d. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri e. Memupuk minat dan baca masyarakat.

f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif. g. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan

masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.

(28)

3. Tujuan Operasional

Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara menyampaikannya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.

B. Perkembangan Layanan Anak

Stoakley berpendapat bahwa perpustakaan umum mempunyai tugas tidak hanya memberikan layanan kepada anak tetapi juga harus memperkenalkan mereka kepada buku-buku dan media lain, mendorong kelancaran dan pemahaman dalam membaca, membantu mereka memperoleh kesenangan dari perpustakaan dan menciptakan suatu pengetahuan dunia dari rekaman informasi tentang peradaban atau istiadat mereka. Jika perpustakaan dapat membantu perkembangan minat mereka terhadap buku dan membaca pada usia dini, maka dapat dipastikan bahwa jumlah pemakai di masa yang akan datang akan meningkat16.

Di Amerika Serikat keberadaan layanan anak di perpustakaan umum sudah dimulai sejak abad 19 M. contohnya adalah layanan yang diadakan oleh Washington City Free Library Association di tahun 1896. Layanan khusus untuk anak mulai benar-benar diadakan di suatu ruangan khusus di perpustakaan umum misalnya pada tahun 1906 di Carneige Library. Periode 1970-1980 perpustakaan-perpustakaan di Amerika Serikat sempat mengalami

16

(29)

kesulitan dana di mana hampir semua kegiatan layanan untuk anak dikurangi aktifitasnya17.

National Centre For Education Statistic pada tahun 1989 mensponsori suatu survei nasional di Amerika Serikat tentang layanan untuk anak. Hasil survey tersebut antara lain 37% pemakai perpustakaan umum adalah anak-anak. 62% dari perpustakaan-perpustakaan yang menjadi responden tidak mengizinkan anak-anak di bawah 14 tahun untuk mengakses koleksi tertentu dari peprustakaan seperti komputer, kasetvideo dan film. Perpustakaan yang mengadakan kegiatan bimbingan membaca sebesar 93%, 95% mengadakan Summer Reading Program, 89% mengadakan story hours. Kebanyakan dari perpustakaan tersebut mengarahkan program-programnya untuk anak-anak usia 3-12 tahun. 45% pustakawan anak di bagian layanan umum berpendidikan profesional atau mempunyao gelar Master of Library Science. Walaupun ada perpustakaan tidak secara khusus memperkejakan pustakawan anak, tapi 67% dari perpustakaan-perpustakaan tersbut menugaskan seorang staf sebagai koordinator untuk kegiatan layanan anak tersebut18.

Di Indonesia pada tahun 1974 pernah diadakan Lokakarya Nasional tentang Pelayanan Perpustakaan untuk Anak. Hasil dari Lokakarya tersebut antara lain mengenai organisasi dan layanan untuk anak, pengadaan buku anak-anak untuk dana, serta pendidikan tenaga perpustakaan untuk anak. Pada saat itu sebagian besar perpustakaan umum di Indonesia belum mempunyai bagian untuk anak-anak. Jumlah tenaga untuk memberi pelayanan

17

Maria B Salvadore, “Going on a Hundred: Public Library service to Children in Washington D.C.,” Journal of Youth Service in Libraries, vol. 6 (1) Fall 1992, h. 61-63.

18

(30)

perpustakaan masih sangat terbatas terutama untuk layanan anak-anak, selain itu belum ada keseragaman kurikulum bagi semua tingkat pendidikan perpustakaan di Indonesia termasuk kurikulum pendidikan perpustakan umum19.

Dari hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia pada tahun 1990 juga disimpulkan bahwa tidak satupun dari 68 perpustakaan di Jakarta yang diteliti, secara teratur mengadakan dan mempunyai program layanan untuk anak (antara lain acara mendongeng yang dijadwalkan) baik di perpustakaan umum maupun perpustakaan sekolah, karena pengurus perpustakaan tidak mempunyai latar belakang pendidikan pengelolaan perpustakaan20.

C. Layanan Anak di Perpustakaan Umum

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, layanan adalah : perihal atau cara melayani, sevice atau jasa21. Sedangkan layanan yang ada di perpustakaan adalah pemberian layanan dalam rangka pemanfaatan koleksi oleh masyarakat yang ada di lingkungan perpustakaan itu sendiri22.

Layanan perpustakaan juga dapat diartikan sebagai cara atau perihal melayani (masyarakat) agar perpustakaan dapat dimanfaatkan scara maksimal. Dalam bahasa yang sederhana layanan perpustakaan adalah penyampaian

19

Hasil-hasil Lokakarya Nasional Tentang Pelayanan Perpustakaan (T.tp: T.pn, 1974).hal. 27-29.

20

Murti Bunanta,“Peningkatan Minat dan Budaya Baca Anak dan Remaja : Sebuah Tanggapan untuk Perpustakaan dan Pustakawan dalam Menyongsong Abad XXII, “ Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, 13 (1-4) Januari-Desember 1991, h. 5.

21

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988) h. 504.

22

(31)

segala informasi yang ada di perpustakaan kepada peminat atau pemakai semaksimal dan efisien mungkin23.

Ada dua macam jenis layanan perpustakaan, yaitu24 :

1. Layanan Teknis, adalah pekerjaan perpustakaan dalam mempersiapkan koleksi agar dapat digunakan untuk menyelenggarakan layanan pembaca. Layanan ini meliputi; pengadaan, pengolahan, penyusunan koleksi, serta sarana temu kembali informasi (katalog, indeks, bibliografi, dan lain-lain). 2. Layanan Pembaca, adalah layanan yang diberikan kepada pemakai yaitu

anggota perpustakaan, layanan pembaca meliputi : a. Layanan baca,

b. Layanan sirkulasi

c. Layanan rujukan/referensi d. Layanan abstrak dan indeks

e. Layanan informasi mutakhir (current awareness service) f. Layanan fotocopi

g. Layanan internet h. Layanan audiovisual

i. Layanan pemesanan informasi j. Layanan orientasi pemakai

Pada dasarnya layanan perpustakaan adalah sama, yaitu memberikan bantuan kepada pembaca untuk memperoleh bahan pustaka sesuai dengan minat dan perhatian mereka.

23

Eva Philip, Membina Perpustakaan: Pedoman Kerja Perpustakaan Sederhana Bidang Teknologi Tepat Guna dan Pembangunan Desa (Jakarta: PDII-LIPI, 1992) h. 56.

24

(32)

Perpustakaan umum mempunyai tugas untuk memberikan layanan perpustakaan bagi semua lapisan masyarakat, termasuk didalamnya adalah layanan untuk anak-anak. Layanan perpustakaan untuk anak adalah bagian penting yang tak terpisahkan dari perpustakaan umum, karena anak-anak adalah bagian dari masyarakat secara umum, dimana merekalah yang menjadi tujuan atau sasaran dari layanan yang diadakan perpustakaan umum tersebut25. Layanan anak adalah layanan yang diberikan untuk anak- anak mulai dari anak-anak usia prasekolah sampai tingkat sekolah menengah pertama atau paling tidak sampai tingkat sekolah dasar26.

Layanan anak di perpustakaan umum biasanya merupakan layanan terbuka (open acces). Menurut Mc Colvin, menghabiskan waku selama 1 atau 2 jam memilih buku-buku di rak di perpustakaan bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan, bahkan mungkin bisa memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk membaca buku di dalam kondisi yang lebih menyenangkan daripada di rumah27. Hal-hal yang biasanya harus terdapat dalam bagian layanan anak di perpustakaan umum adalah :

1. Buku untuk dipinjamkan dan dibaca di rumah.

2. Buku dan bahan pustaka lain yang hanya dipinjamkan untuk dibaca atau digunakan di perpustakaan, tentunya dengan disertai fasilitas yang diperlukan untuk melakukan kegiatan tersebut.

3. Bahan rujukan, untuk memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh mereka yang mencari informasi secara khusus, untuk

25

Colin Ray, Library Service to Schools and Children (Paris: Unesco, 1979) h. 13.

26

Florence W Butler, “Children’s Libraries and Librarianship” Encyclopadia of Library and Information Science, Vol.4, 1970, hal. 559.

27

(33)

membantu kegiatan belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah dan untuk membantu memberi pengetahuan pada anak dalam menggunakan sumber-sumber informasi.

4. Staf yang terlatih dan memenuhi syarat untuk mengelola perpustakaan, untuk membantu dan membimbing, memberi dorongan dan mendidik para pembaca muda, dan untuk mengelola semua kegiatan yang dirancang untuk memperluas pengaruh suatu perpustakaan28.

1. Tujuan

Penyelenggaraan layanan anak berhubungan erat dengan salah satu tugas pokok perpustakaan umum yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai sarana pendidikan nonformal bagi anak-anak, perpustakaan umum dapat membantu meningkatkan minat baca anak dan memberi pengetahuan kepada anak mengenai cara mendapatkan dan menggunakan buku serta informasi lain yang dibutuhkannya. Di dalam Panduan Penyelenggaran Perpustakaan Daerah, disebutkan bahwa tujuan

diadakannya layanan anak di perpustakaan umum adalah untuk membantu: 1. Mengembangkan imajinasi

2. Meningkatkan minat dan kebiasaan membaca 3. Memberikan sarana rekreasi yang mendidik29.

28

Ibid, h. 17.

29

(34)

Bowler30 berpendapat bahwa layanan anak di perpustakaan mempunya tujuan utama :

a. Menyediakan koleksi berbagai bahan pustaka yang disajikan secara menarik dan mudah digunakan oleh anak-anak.

b. Memberi bimbingan kepada anak-anak dalam memilih buku dan bahan bacaan lainnya.

c. Membina, mengembangkan dan memelihara kesenangan membaca anak sebagai suatu hobi dan mendidik untuk belajar mandiri.

d. Memberi dukungan dalam masyarakat, sebagai suatu kekuatan sosial bersama-sama dengan lembaga lain yang berhubungan dengan kesejahteraan anak.

e. Menunjang pendidikan seumur hidup dengan menggunakan semua sumber yang ada di perpustakaan.

f. Membantu anak dalam mengembangkan kecakapannya dan menambah pengetahuannya.

g. Membantu anak dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sekolah.

Menurut McColvin31 tujuan umum dari diadakannya layanan untuk anak di perpustakaan adalah untuk mendorong semua anak untuk dapat menyukai hubungan mereka dengan buku, mulai dari saat pertama mereka mengenal huruf dan gambar sampai tiba waktunya layanan untuk orang dewasa dapat memenuhi kebutuhan mereka, dengan kebebasan untuk memilih tetapi juga dengan bimbingan apabila dibutuhkan.

30

Roberta Bowler, Local Public Library Administration (Chicago: International City Managers Association 1964) h. 24.

31

(35)

2. Anggaran

Agar kegiatan layanan di perpustakaan dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan anggaran yang cukup. Namun yang juga penting adalah adanya kepastian sumber dana yang dapat tersedia secara rutin. Sumber dana yang paling utama bagi perpustakaan adalah bantuan dari lembaga yang mengelolanya. Sumber dana lainnya untuk perpustakaan berbeda-beda tergantung dari usaha pihak perpustakaan. Sumber dana lainnya itu misalnya sumbangan dari perorangan, uang denda, sewa buku, dan lain-lain32. Jenkins berpendapat bahwa anggaran tahunan perpustakaan umum dari pemerintah untuk pembelian buku, biasanya dialokasikan sebesar 25-30% dai seluruh jumlah anggaran. Untuk penghematan anggaran disarankan untuk membeli buku dengan jilidan yang kuat, sedangkan untuk anggaran perlengkapan tidak dianggarkan setiap tahun, tetapi dalam perencanaan jangka panjang33.

3. Staf

Layanan yang baik yang diberikan untuk anak-anak di perpustakaan diawali oleh staf yang terlatih dan berdedikasi34. Untuk menjadi staf pustakawan di bagian layanan anak perlu dipertimbangkan hal-hal yang harus dipenuhi, seperti yang terdapat dalam berbagai pendapat berikut.:

“Seorang tidak hanya berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan rutin seperti peminjaman buku, mengolah buku-buku baru dan lain-lain, tetapi juga menangani layanan-layanan yang ditawarkan oleh perpustakaan untuk anak, menjadi pembimbing dalam membaca serta

32

Bowler, h. 124-126.

33

Harold R Jenkins, Management of Public Library (Greenwich : Jay Press, 1980) h. 151.

34

(36)

memilih dan memanfaatkan koleksi melalui kegiatan-kegiatan ke luar”35.

Menurut Bunanta alasan utama tidak adanya program layanan perpustakaan untuk anak adalah bahwa pengurus perpustakaan tidak mempunyai latar belakang pendidikan pengelolaan dan pelayanan peprustakaan ataupun pernah mengambil kursus-kursus36. Keberhasilan perpustakaan dalam memberikan layanan anak sangat tergantung adanya seorang pustakawan yang memahami jalan pikiran anak, mampu beradaptasi dengan situasi, tidak cerewet, mempunyai toleransi tinggi, tenang, dan sabar37.

Sinclair mengemukakan bahwa pustakawan yang bekerja di bagian layanan anak haruslah pustakawan yang ramah, siap membantu anak, dibekali dengan latihan khusus, dan mempunyai bakat untuk bekerjasama dengan anak38. Pengelola perpustakaan seharusnya adalah orang yang juga gemar membaca dan mempunyai antusiasme pada bacaan anak dan remaja, sehingga dapat membimbing dan menjadi tempat bertanya bagi para anggotanya, selain itu dia juga harus tahu tentang minay anak, sedikit tentang psikologi dan tahu mana buku yang cocok untuk anak-anak tertentu dengan umur tertentu. Dia juga harus aktif mencari dan menambah koleksi bukunya, mau menambah pengetahuan dengan membaca buku-buku referensi yang dapat menunjang pengetahuannya tentang anak-anak dan cara-cara menyelenggarakan suatu program. Pustakawan juga harus

35

Ray, h. 17.

36

Bunanta, “Peningkatan Minat dan Budaya Baca Anak dan Remaja : Sebuah Tanggapan untuk Perpustakaan dan Pustakawan dalam Menyongsong Abad XXII, “ h. 6.

37

McColvin, h. 23

38

(37)

bertemu dan berdiskusi dengan para sejawat dan juga bertugas mengelola perpustakaan anak dan remaja, karena dengan demikian ia dapat bertukar pengalaman dan saling belajar39.

Standar dari IFLA menyebutkan bahwa :

a. Pustakawan anak membutuhkan keahlian khusus, untuk itu diperlukan kursus atau training.

b. Di negara berkembang, kurangnya fasilitas untuk kursus atau pelatihan, mengakibatkan susahnya menetapkan pustakawan yang cukup memenuhi syarat dalam taraf pemula.

c. Untuk pengembangan layanan, maka perlu segera diorganisir fasilitas kursus dengan sistem pendidikan.

d. Salah satu di antara staf yang sudah profesional, harus dijadikan spesialis di bagian layanan anak40.

4. Koleksi

Koleksi adalah bagian penting dari layanan anak di perpustakaan. Koleksi bisa terdiri dari buku, majalah dan bahan-bahan non buku seperti mainan, kaset, video, film dan lain-lain. Buku bacaan untuk anak adalah teks tertulis yang baik subjek, tokoh dan latar serta gaya penulisan dan kosakatanya disajikan dari sudut pandang yang sesuai dengan prospektif anak. Sebuah buku dikatakan cocok untuk anak jika topiknya bisa diserap anak sesuai dengan tingkat pengetahuan serta tingkat perkembangannya. Dalam bacaan anak yang penting siapa tokohnya dan apa latarnya imajiner

39

Bunanta, “Peningkatan Minat dan Budaya Baca Anak dan Remaja : Sebuah Tanggapan untuk Perpustakaan dan Pustakawan dalam Menyongsong Abad XXII, “ h. 9.

40

(38)

atau realistik, tetapi bagaimana tokoh serta latar tersebut dihadirkan penulis cerita, apakah digambarkan sesuai dengan dunia perasaan anakatau tidak. Jadi yang menentukan apakah sebuah buku itu bacaan anak atau bukan adalah cara penyajiannya41.

Selain buku bacaan anak, koleksi perpustakaan untuk anak bisa juga terdiri dari bahan-bahan non buku seperti kaset rekaman, filmstrip,gambar dan mainan yang bersifat mendidik. Pada kenyataannya banyak orang yang tidak menyadari bahwa bahan pustaka jenis lain tersebut sebenarnya merupakan bagian yang penting dari koleksi perpustakaan42. Walaupun bahan-bahan nonbuku mulai dianggap penting dalam semua jenis perpustakaan, buku tetap menjadi bagian terbesar dari koleksi bagian layanan anak di perpustakaan43.

Bahan bacaan untuk anak dapat dibedakan berdasarkan usia dan jenis kelamin, yaitu :

ƒ Untuk anak prasekolah disediakan buku-buku bergambar dengan warna-warna yang menarik. Jalinan cerita dan bahasa yang digunakan sebaiknya sederhana.

ƒ Untuk anak usia 7-9 tahun tema yang disukai adalah tentang petualangan sederhana, kisah terjadinya suatu tempat atau cerita binatang. Bahasa dan struktur kalimatnya masih sederhana.

ƒ Pada anak usia 9-12 tahun ada perbedaaan selera antara anak laki-laki dan perempuan. Anak perempuan usia 9 tahun masih suka membaca

41

Nin Nugroho, “Makna dan Fungsi Bacaan Anak,” Berita Buku IV (40), November-Desember, 1992, h. 47-48.

42

Wentroth, “Public Library Services to Children in Oklahoma,” h. 188.

43

(39)

dongeng, sebaliknya anak laki-laki seusia itu menolaknya. Pada usia 10 tahun baik anak laki-laki maupun perempuan menyukai cerita petualangan, namun anak laki-laki lebih suka cerita petualangan yang lebih keras. Pada usia 12 tahun anak perempuan lebih suka pada cerita percintaan, sedangkan anak laki-laki menyukai cerita misteri atau science fiction44.

Dalam hal seleksi buku untuk anak-anak di perpustakaan, kebutuhan dan minat baca anak dapat menjadi salah satu pertimbangan. Menurut Robinson45, minat baca anak dapat diketahui dengan cara sebagai berikut : a. Wawancara dilakukan terhadap anak-anak yang mengunjungi

perpustakaan, secara individu anak-anak ditanya mengenai bacaan apa yang paling disenangi.

b. Mengadakan kuesioner di mana anak-anak diminta memilih dua alternatif atau lebih bacaan yang disenanginya dan alasan mereka memilih.

c. Melihat catatan peminjaman dengan asumsi buku yang banyak dipinjam adalah buku yang paling disukai anak-anak.

International Federation Of Library Association And Institution (IFLA) juga memberikan beberapa standar mengenai koleksi untuk anak di perpustakaan umum, yaitu:

1. Jumlah koleksi untuk anak minimal 1/3 dari seluruh jumlah koleksi46.

44

Roy, h. 40-44.

45

Helen M Robinson, “Research Related to Children’s Interest and to Development Values of Reading,” Library Trend, 22 (2) 1973, h. 82.

46

(40)

2. Kebutuhan akan adanya koleksi rujukan untuk anak harus betul-betul dipertimbangkan , harus dipisahkan antara koleksi rujukan untuk anak dan untuk orang dewasa47.

3. Perlu adanya perencanaan dalam koleksi audio visual untuk anak dalam jumlah dan jenis yang memadai48.

4. Koleksi majalah untuk anak juga perlu untuk diadakan49.

Dalam pengadaan bahan pustaka untuk layanan di perpustakaan umum, Perpustakaan Nasional menyebutkan perbandingan antara buku fiksi dan nonfiksi adalah 60% banding 40%50. Layanan anak juga memerlukan koleksi mainan, karena mainan anak sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya intelektual dan imajinasi anak, serta sebagai sarana rekreasi yang mendidik51.

5. Ruangan dan Perlengkapan

Salah satu bagian penting dari bagian layanan anak di perpustakaan umum adalah ruangan dan perlengkapan untuk layanan anak yang memadai. IFLA menetapkan bahwa ruangan untuk layanan anak harus diatur agar tersedia banyak meja dan kursi, karena banyak anak yang membutuhkan tempat khusus untuk belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah. Selain itu, ruangan untuk layanan anak harus dengan dilengkapi dengan arena bermain atau aktifitas lain, dan ruang pameran52.

Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum, h. 92.

51

Panduan Penyelengaraan Perpustakaan Daerah, h. 40.

52

(41)

Stoakley berpendapat bahwa dalam perencanaan ruangan untuk layanan anak, membutuhkan ruangan yang luas sehingga pemakai bisa bergerak bebas, dilengkapi dengan dekorasi yang menyenangkan, penerangan cukup, bangku disusun tanpa berkesan formal, dan ada satu ruangan terpisah untuk acara mendongeng atau untuk belajar53. Jenis dekorasi yang baik untuk diletakkan di ruang layanan anak adalah lukisan, tumbuhan dan bunga54. Perpustakaan sebaiknya menyediakan perabot dalam ukuran yang tepat untuk anak-anak. Perabot-perabot yang sebaiknya diperhatikan ukurannya oleh perpustakaan adalah rak, meja dan kursi. Menurut McColvin, sebaiknya disediakan rak, meja dan kursi dalam 2 ukuran, untuk anak-anak kecil dan untuk anak yang lebih besar. Selain tinggi, ukuran berat meja dan kursi juga harus diperhatikan55.

Di dalam standar dari IFLA56 untuk perpustakaan umum, disebutkan bahwa ada 4 hal utama yang disarankan untuk diadakan pada bagian layanan anak di perpustakaan, yaitu :

1. Fasilitas dan ruangan untuk peminjaman, termasuk tempat untuk menyimpan buku-buku, bahan nonbuku dan fasilitas untuk display. 2. Bahan rujukan dan ruang untuk belajar.

(42)

4. Ruangan untuk kegiatan-kegiatan yang diadakan perpustakaan, misalnya untuk kegiatan mendongeng, pertunjukkan film, diskusi dan display.

D. Kegiatan Layanan Anak

Kegiatan layanan anak di perpustakaan umum ditujukan untuk semua anak baik secara individual maupun kelompok. Layanan untuk anak di perpustakaan umum harus mencakup kebutuhan anak-anak dari semua umur dan tingkatan kemampuan, sampai pada umur 14 tahun57. Selain itu jasa layanan anak juga diberikan kepada anak-anak cacat. Yang dimaksud dengan “cacat” di sini adalah cacat mental, cacat fisik maupun anak-anak yang memiliki masalah kejiawaan (psychiatric)58. Bunanta59 mengemukakan, program-program yang dapat dilaksanakan untuk layanan anak terbagi atas : 1. Mengadakan acara yang tidak ada kaitan secara langsung dengan buku.

Acara dilakukan di perpustakaan dengan harapan anak akan tertarik melihat-lihat dan akhirnya membaca buku, misalnya :

a. Kelas melukis, pameran lukisan, lomba lukis. b. Kelas seni (musik, tari, drama, nyanyi) c. Kelas pekerjaan tangan / prakarya. d. Kelas permainan (catur, kuis, congklak). e. Pemutaran film/video.

2. Mengadakan acara yang langsung berhubungan dengan buku, yaitu :

57

Ibid, h. 30

58

Ibid, h. 31

59

(43)

a. Kegiatan mendongeng secara langsung tanpa alat peraga atau dengan jalan membacakan cerita serta kegiatan mendongeng dengan alat peraga.

b. Diskusi buku, diskusi tentang sastra dan mengundang pengarangnya. c. Penelitian kecil-kecilan.

d. Mengundang penulis dan ilustrator untuk tatap muka, mengundang ahli untuk ceramah misalnya dengan topik mengenai kehidupan binatang. Kegiatan tersebut bisa dilakukan setelah diadakannya acara mendongeng atau pertunjukkan boneka dengan tema yang sama dengan ceramah yang akan disampaikan.

e. Pembuatan buku sendiri, menerbitkan majalah perpustakaan yang berisi hasil karya anak-anak yang menjadi anggota perpustakaan (misalnya : puisi, cerita pendek, teka-teki silang, ilustrasi buku).

f. Pameran buku, misalnya dihubungkan dengan berbagai peristiwa. g. Pameran buku dengan tema tertentu, misalnya humor, petualangan dan

lain-lain.

h. Pemutaran film/video yang ceritanya sudah dibukukan. i. Lomba ilustrasi buku dan lomba mengarang.

j. Darmawisata bagi para anggota perpustakaan.

k. Menarik minat remaja-remaja untuk berani mendongeng bagi anggota-anggota yang lebih muda dan memerankannya.

(44)

3. Mengatur kerjasama dengan para relawan untuk membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut di atas, misalnya dengan bantuan orangtua, guru dan relawan lainnya yang mempunyai minat pada buku.

Didalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah disebutkan bahwa jenis-jenis layanan yang dapat diberikan untuk anak-anak adalah :

1) Peminjaman bahan pustaka. 2) Bimbingan membaca. 3) Layanan rujukan.

4) Mendongeng (story telling) 5) Pertunjukkan film.

6) Pertunjukkan boneka. 7) Mainan anak60.

Pada ulasan di bawah ini akan disampaikan mengenai jenis-jenis layanan untuk anak di perpustakaan umum tersebut.

1) Peminjaman Bahan Pustaka

Menurut McColvin diperlukan peraturan dalam meminjamkan buku bagi anak. Adalah hal yang baik untuk mengajarkan anak-anak bahwa perpustakaan umum adalah milik masyarakat. Tetapi peraturan-peraturan tersebut harus dibuat sesederhana mungkin. Anak-anak yang meminjam buku melewati batas waktu peminjaman sebaiknya dikenakan denda. Banyak hal yang bisa menjadi penyebab mengapa buku tersebut terlambat dikembalikan. Jika anak tersbut sedang mempunyai banyak

60

(45)

pekerjaan rumah, sakit atau mengalami kesulitan dalam membaca berarti anak tersebut membutuhkan pertolongan bukan denda61.

Metode yang paling sederhana dan paling baik untuk kebanyakan perpustakaan, menurut McColvin, adalah metode Brown. Pada sistem ini, setiap buku diberi kartu buku yang diselipkan dalam kantong yang terdapat di balik cover buku, kartu buku tersebut akan tetap berada di dalam buku selama bukuk tersebut terdapat di rak dan siap untuk dipinjam. Setiap peminjam mempunyai semacam kantong untuk meminjam buku. Bila buku dipinjam, kartu buku dikeluarkan dan diselipkan ke dalam kantong buku milik peminjam, disimpan dengan diatur menurut tanggal peminjaman atau tanggal batas waktu pengembalian62.

2) Bimbingan Membaca

Di dalam Buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, bimbingan membaca bermanfaat bagi anak-anak yang memerlukan bacaan tertentu, tetapi belum atau tidak tahu cara mendapatkannya. Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam kegiatan bimbingan membaca adalah :

1. Pustakawan harus meluangkan waktu untuk memberi perhatian pada anak-anak.

2. Anak-anak dilatih untuk berani meminta bantuan mencarikan bahan bacaan atau informasi yang dibutuhkan kepada petugas perpustakaan. 3. Pustakawan harus memperlihatkan kepada anak-anak buku yang cocok

dan bermanfaat bagi mereka.

61

McColvin, h. 24-25.

62

(46)

4. Pustakawan yang bertugas memberikan layanan ini dituntut untuk mengetahui minat anak, buku yang disukai maupun yang tidak disukai, kemampuan membaca pada usia tertentu, dan buku yang baik dan cocok untuk anak-anak63.

Dalam memberikan bimbingan membaca, pustakawan terutama harus mengetahui minat anak, buku yang disukai maupun yang tidak disukai, kemampuan membaca pada usia tertentu, dan buku yang baik dan cocok untuk mereka. Pustakawan memperlihatkan pada anak-anak buku yang berguna untuk mereka, walaupun pada awalnya mereka mungkin tidak tertarik namun pada pertemuan selanjutnya mereka akan mulai menyenanginya juga64.

3) Layanan Rujukan

Salah satu kegiatan layanan yang diadakan di perpustakaan umum adalah layanan rujukan khusus untuk anak dengan koleksi buku-buku rujukan yang juga khusus untuk anak-anak. Dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, mengenai kegiatan layanan rujukan untuk anak antara lain dijelaskan bahwa :

1. Koleksi rujukannya harus disesuaikan dengan usia dan tingkat pendidikan anak.

2. Koleksinya harus berkualitas 3. Harus dilayani oleh petugas 4. Memiliki ruangan yang terpisah

63

Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, h. 35.

64

(47)

5. Pustakawan wajib membimbing anak bagaimana mencari informasi, cara mempergunakan buku rujukan secara benar dan wajib menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan anak-anak65.

Agar kegiatan layanan rujukan dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan seorang pustawakan yang dapat memahami anak-anak dan juga mengerti bagaimana cara menggunakan buku rujukan dengan benar. Menurut Anuar66 layanan rujukan membutuhkan pustakawan anak untuk mengarahkan dan mengajarkan anak-anak bagaimana mencari informasi dan menggunakan buku rujukan dengan tepat. Jika sudah sekali saja seorang anak dapat memahami cara yang terbaik dalam menggunakan buku dan perpustakaan sebagai sumber informasi, maka ia akan dapat menggunakan kemampuannya tersebut untuk pendidikan dan kehidupannya di masa yang akan datang.

4) Story Telling (Bercerita)

Kegiatan story telling adalah suatu kegiatan yang memberi pengenalan yang utama kepada buku dan terutama ditujukan bagi anak-anak kecil yang baru saja belajar membaca dan juga untuk mendorong mereka untuk lebih banyak belajar membaca buku dengan cerita-cerita yang lebih beragam67.

a. Tujuan

Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah menyebutkan bahwa tujuan diadakannya kegiatan tersebut adalah agar anak-anak terutama anak di bawah usia 8 tahun tertarik untuk membaca sendiri

65

Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, h. 35.

66

Anuar, “Public Libraries and Children,” h. 213.

67

(48)

setelah mendengarkan dongeng yang dibacakan. Manfaat yang diperoleh adalah untuk memperkaya perbendaharaan kata karena kata yang diucapkan mudah diingat dan dimengerti dibandingkan dalam bentuk tulisan68.

b. Materi Cerita

Materi cerita dipiih yang sesuai dengan alam pikiran, sifat dan usia anak. Cerita harus dapat merangsang anak untuk membaca buku, sehingga perlu dijelaskan pula siapa pengarang cerita tersebut dan cerita-cerita yang sama oleh pengarang lain. Jika tiap jam cerita harus dibawakan 2 cerita, maka setiap cerita harus berbeda jenisnya, supaya tidak membosankan. Cerita diambil dari buku-buku koleksi perpustakaan69.

c. Pembawa Cerita

Seorang pembawa cerita harus mempunyai pengetahuan tentang bahan bacaan anak sekaligus mempunyai antusiasme terhadap bacaan tersebut. Pembawa cerita juga harus menguasai isi buku dengan baik, jika perlu harus membacanya berulang-ulang. Hal ini penting agar waktu membaca mata tidk tertuju pada buku saja, sehingga kurang memperhatikan pendengarnya70.

68

Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, h. 36.

69

Ibid, h. 36

70

(49)

d. Ruang dan Peralatan

IFLA mengemukakan bahwa kegiatan mendongeng dapat dilaksanakan di dalam ruangan layanan anak tanpa harus menganggu kegiatan perpustakaan secara keseluruhan71.

Menurut Harrod tempat yang paling baik adalah di ruang baca atau di ruang rujukan, karena suasana ruangan sudah tercipta dengan baik oleh deretan buku72. Agar acara dapat berlangsung dengan baik, pembawa cerita dan anak-anak harus disediakan tempat duduk yang enak dan aman. Apabila memakai kursi sebaiknya dihindarkan kursi tanpa sandaran, karena berbahaya bila anak jatuh. Jika tidak tersedia kursi atau bangku, pilihan yang paling tepat adalah karpet dengan bantalan-bantalan atau bila tidak, cukup dengan tikar saja. Anak-anak biasanya lebih senang duduk di karpet atau di tikar karena dapat lebih santai. Sarana pembantu yang dapat agar suasana lebih menarik adalah musik dan boneka mainan. Musik dan boneka-boneka yang dipakai untuk mengiringi acara mendongeng disesuaikan dengan cerita yang dibawakan.

e. Waktu

Jadwal untuk menyelenggaraka acara ini sebaiknya dibuat secara tetap sehingga anak-anak hafal kapan mereka dapat mengikuti acara tersebut. Jadwal dipublikasikan di tempat-tempat yang strategis, misalnya di lobi, papan pengumuman atau brosur. Acara ini berlangsung kira-kira selama 30 menit untuk tiap satu cerita. Bila acara

71

IFLA, Standards for Public Library, h. 49.

72

(50)

diselingi dengan acara lainnya, misalnya acara permainan, maka acara dapat berlangsung kurang lebih 1 jam.

f. Peserta

Jumlah pendengar acara mendongeng untuk anak-anak prasekolah dibatasi antara 15-18 orang, karena bila terlalu banyak petugas akan kesulitan mengatur mereka. Jumlah peserta usia 6-12 tahun dapat lebih banyak, yaitu antara 20-26 orang73.

5) Pertunjukan Film

Bagi perpustakaan yang sudah memiliki tenaga operator, proyektor maupun filmnya, layanan pertunjukan film ini dapat diselenggarakan secara rutin. Pertunjukan film ini lama putarnya disesuaikan dengan usia anak. Anak-anak prasekolah lebih cocok diputarkan film-film pendek, sedangkan untuk anak-anak yang lebih besar/usia sekolah dapat diputar film-film pendidikan, dengan masa putar kurang lebih 1 jam74.

6) Pertunjukan Boneka

Di dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah dikemukakan bahwa jenis layanan ini sangat disukai oleh anak-anak. Yang perlu dipersiapkan oleh perpustakaan apabila sudah memiliki seperangkat boneka dan sarana penunjangnya adalah harus mempersiapkan petugas yang dapat mempersiapkannya. Pertunjukan boneka dapat dilakukan setiap 2 minggu atau 3 minggu sekali berselang-seling dengan pertunjukan film atau acara mendongeng.

73

Perpustakaan Nasional, Op. Cit, hal. 37.

74

(51)

7) Mainan Anak

Jenis layanan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak, terutama untuk meningkatkan daya intelektual dan imajinasi mereka serta sebagai sarana rekreasi yang mendidik. Bermain merupakan bagian yang penting dari kehidupan seorang anak. Selama masa kanak-kanak, bermain merupakan aktifitas yang penting, di mana anak dapat lebih memahami diri mereka berhubungan dengan orang lain75. Jenis mainan yang dapat disediakan di bagian layanan anak misalnya catur, lego, balok, halma, monopoli, dan lain-lain76.

75

Jefrey S. Turner and Donald B. Helms. Lifespan Development, 3rd ed, (New York: Holt, Rinehart and Winston, 1987) h. 219.

76

(52)

BAB III

PROFIL PERPUSTAKAAN UMUM JAKARTA BARAT

A. Gambaran Umum Perpustakaan Umum Jakarta Barat

Perpustakaan umum kotamadya merupakan perpanjangan tangan Perpustakaan Umum Pemerintah DKI Jakarta. Salah satu perpustakaan umum milik Pemerintah DKI Jakarta adalah Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat. Perpustakaan Umum Jakarta Barat (PUJB) dibangun pada tahun 1984 dan baru dimanfaatkan pada tahun 1985. sejak berdirinya sampai sekarang PUJB telah mengalami kemajuan dalam mendukung kegiatan formal dan informal.

Tujuan didirikannya PUJB adalah sebagai pusat pembelajaran bagi masyarakat dengan sasarannya yaitu meningkatkan mutu sumber daya masyarakat Jakarta dan sekitarnya pada umumnya dan masyarakat Jakarta Barat khususnya.

Perpustakaan Umum Jakarta Barat yang dikepalai pertama kali oleh H. Abdul Walid M, SH, memberikan layanan dan fasilitas kepada masyarakat di antaranya layanan koleksi, layanan referensi, layanan penelusuran dan ruang baca. Seiring dengan berjalannya waktu perpustakaan yang dikepalai Drs. Yanwar Aidi sekarang ini telah berkembang dengan kegiatan yang baru seperti layanan bimbingan pengelolaan perpustakaan, program-program yang

39

(53)

meningkatkan masyarakat seperti program konsolidasi, sosialisi perpustakaan, pameran, promosi perpustakaan dan sebagainya.77

1. Fungsi dan Tugas Pokok

Keberadaan PUJB berfungsi untuk mengelola dan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan masyarakat setempat. Fungsi terus berkembang menjadi sarana pendidikan non formal bagi masyarakat yang kurang beruntung dalam memperoleh pendidikan formalnya sehingga perpustakaan sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah, maka PUJB berfungsi78 :

a Pengadaan, pengumpulan dan pengelolaan bahan pustaka dan informasi

b Mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan informasi sebagai sumber belajar, penelitian informasi dan rekresi bagi seluruh masyarakat.

c Penyimpanan dan pemeliharaan bahan pustaka d Bimbingan dan pemasyarakatan

e Pelaksanaan urusan rumah tangga

PUJB juga mempunyai tugas pokok, pernyataan ini sesuai dengan Keputusan Gubernur Propinsi Daerah No.109 tahun 2001 yaitu : “Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat mempunyai tugas melayani masyarakat umum dan kedinasan dalam bidang perpustakaan dan informasi, pengembangan terhadap perpustakaan sekolah, kelurahan dan kedinasan di wilayah Kotamadya Jakarta Barat.”

77

Profil Perpustakaan Umum Jakarta Barat (Jakarta: PUJB, 2005) h. 1-5.

78

(54)

2. Visi dan Misi

Perpustakaan Umum mempunyai visi dan misi yaitu memajukan bangsa dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan membangun budaya baca melalui perpustakaan. Visi PUJB adalah “Terwujudnya perpustakaan modern yang representative sebagai sarana layanan informasi, penelitian, rekreasi dan preservasi untuk menunjang pengembangan budaya bangsa, membudayakan minat baca dalam upaya penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta meningkatkan Iman dan Taqwa (IMTAQ) masyarakat Jakarta”. Sedangkan misi PUJB adalah :

1. Meningkatkan peran perpustakaan sebagai sarana dan sumber informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

2. Memberi pelayanan kepustakaan yang berkualitas didukung oleh faslitas modern, tenaga professional dan berada di lingkungan masyarakat.

B. Struktur Organisasi

Organisasi PUJB, sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Daerah No. 3 tahun 2001 berada di bawah komando lini atau vertical Kepala Perpustakaan Umum DKI Jakarta. Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat adalah sebagai berikut79 :

79

(55)

1. Kepala Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya 2. Subbagian Tata Usaha

3. Seksi Pengolahan dan Pelestarian Bahan Pustaka 4. Seksi Layanan dan Permasyarakatan

Adapun uraian tugas pokok dan fungsi Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat :

1. Kepala Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat bertanggung jawab secara teknis administratif kepada Kepala Kantor Perpumda Propinsi DKI Jakarta dan secara taktis operasional kepada Walikotamadya Jakarta Barat. 2. Subbagian Tata Usaha, mempunyai tugas :

a. melaksanakan surat menyurat dan kearsipan

b. melaksanakan urusan perlengkapan dan rumah tangga c. melaksanakan urusan kepegawaian

d. melaksanakan urusan keuangan

e. melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi 3. Seksi Pengolahan dan Pelestarian Bahan Pustaka, mempunyai tugas :

a. melaksanakan katalogisasi dan klasifikasi bahan pustaka b. melaksanakan pembuatan kliping koran

c. melaksanakan inventarisasi bahan pustaka d. melaksanakan pengolahan bahan pustaka

(56)

4. Seksi Layanan dan Permasyarakatan, mempunyai tugas : a. mencatat anggota dan pengunjung perpustakaan b. melaksanakan layanan bahan pustaka dan informasi c. melaksanakan layanan audio visual

d. melaksanakan jaringan informasi

e. melaksanakan pemasyarakatan perpustakaan

Adapun struktur organisasi PUJB secara makro dan mikro dapat dlihat pada bagan berikut :

Bagan 3.1. Struktur Organisasi PUJB Mikro dan Makro

(57)

Sumber : Profil Perpumda DKI Jakarta

C. Sumber Daya Manusia

Tenaga yang ada pada Perpustakaan Umum Jakarta Barat saat ini berjumlah 26 orang. Dari 26 orang tenaga ini memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda dan kesemua tenaga di PUJB tidak ada yang berlatar belakang pendidikan perpustakaan (baik S1 maupun D3). Di bawah ini disajikan tabel ketenagaan PUJB sebagai berikut :

Karyawan yang bertugas di Kantor Perpustakaan Umum Jakarta barat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT).

Rincian tenaga di Kantor Perpustakaan Umum Jakarta Barat, sebagai berikut :

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) meurut pendidikan : Pendidikan Strata 1 (S1) : 4 orang Pendidikan SLTA/Sederajat : 4 orang Pendidikan SLTP : 2 orang

Jumlah : 10 orang

2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut golongan : Golongan IV : - orang

Golongan III : 6 orang Golongan II : 4 orang Golongan I : - orang

(58)

3. Pegawai Tidak Tetap (PTT) menurut pendidikan : Pendidikan Strata 1 (S1) : 2 orang Pendidikan D1/SM : 1 orang Pendidikan SLTA/Sederajat : 9 orang Pendidikan SLTP : 4 orang Pendidikan SD : - orang

Jumlah : 16 orang

Berikut ini jumlah SDM PUJB yang disajikan dalam bentuk tabel :

Tabel 3.1. Jumlah SDM PUJB

Pendidikan

Golongan SD SLTP SLTA Diploma Sarjana (S1) Jumlah

PNS

III - - 2 - 4 6

II - 2 2 - - 4

I - - - - - -

PTT - 4 9 1 2 16

Jumlah - 6 13 1 6 26

Sumber : Laporan Tahunan PUJB Tahun 2006

D. Koleksi

Koleksi PUJB setiap tahun secara bertahap diadakan penambahan koleksi bahan pustaka berupa buku-buku fiksi dan nonfiksi, majalah, surat kabar, kliping, terbitan pemerintah dan sebagainya. Koleksi tersebut terbagi atas : 1. Koleksi Umum

(59)

2. Koleksi Khusus

Koleksi ini meliputi :

a. Buku-buku referens seperti kamus, ensiklopedi, dan sebagainya. b. Peta, Globe

c. Majalah dan surat kabar d. Kiliping

(60)

Tabel 3.2.

Jumlah Koleksi Bahan Pustaka

Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat Tahun 2006

Proyek Perpumda DKI Jakarta Perpustakaan Keliling

Koleksi Umum Referensi Koleksi Umum

Anak-anak Remaja/Dewasa Anak-anak Remaja/Dewasa Anak-anak Remaja/Dewasa

Jumlah No Klasifikasi

Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks.

1 000 Karya Umum 5 16 489 796 52 72 232 246 8 24 190 359 968 1.489

2 100 Filsafat 22 56 635 1.135 - - 8 20 24 39 170 244 835 1.455

3 200 Agama 78 239 723 1.445 7 7 55 151 46 69 212 463 1.075 2.305

4 300 Ilmu Sosial 485 1.217 1.099 2.527 52 162 311 829 289 526 575 1.297 2.522 6.032

5 400 Bahasa 41 113 353 595 21 66 - 235 44 120 204 559 619 1.568

6 500 Ilmu Murni 96 287 678 1.173 56 143 59 172 199 415 233 591 1.122 2.366 7 600 Teknologi Terapan 3 6 2.569 4.289 13 29 208 288 27 42 275 560 3.068 5.172

8 700 Kesenian 12 53 340 640 62 271 62 220 7 8 117 339 593 1.523

9 800 Kesusasteraan 3 12 418 855 - - 15 107 - - 54 143 490 1.117

10 900 Geografi/Sejarah 328 553 791 1.317 8 21 141 329 11 13 87 174 1.355 2.394 Non Fiksi 1.073 2.552 8.095 14.772 271 771 1.091 2.597 655 1.256 2.117 4.729 12.647 25.421

Fiksi 2.195 5.225 1.926 3.892 - - - - 211 409 905 1.616 5.026 10.733

(61)

Tabel 3.3.

Jumlah Koleksi Umum

Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat Tahun 2006

Koleksi Umum Koleksi Umum (%)

Anak-anak Remaja/Dewasa Anak-anak Remaja/Dewasa No Klasifikasi

Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks.

1 000 Karya Umum 5 16 489 796 0,15 0,21 4,88 4,26

2 100 Filsafat 22 56 635 1.135 0,67 0,72 6,34 6,08

3 200 Agama 78 239 723 1.445 2,39 3,07 7,21 7,74

4 300 Ilmu Sosial 485 1.217 1.099 2.527 14,84 15,65 10,97 13,54

5 400 Bahasa 41 113 353 595 1,25 1,45 3,52 3,19

6 500 Ilmu Murni 96 287 678 1.173 2,94 3,69 6,77 6,28

7 600 Teknologi Terapan 3 6 2.569 4.289 0,09 0,08 25,64 22,98

8 700 Kesenian 12 53 340 640 0,37 0,68 3,39 3,43

9 800 Kesusasteraan 3 12 418 855 0,09 0,15 4,17 4,58

10 900 Geografi/Sejarah 328 553 791 1.317 10,04 7,11 7,89 7,06

Non Fiksi 1.073 2.552 8.095 14.772 32,83 32,81 80,78 79,15

Fiksi 2.195 5.225 1.926 3.892 67,17 67,19 19,22 20,85

(62)

Tabel 3.4.

Jumlah Koleksi Referensi

Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat Tahun 2006

Referensi Referensi %

Anak-anak Remaja/Dewasa Anak-anak Remaja/Dewasa No Klasifikasi

Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks.

1 000 Karya Umum 52 72 232 246 19,19 9,34 21,26 9,47

2 100 Filsafat - - 8 20 0,73 0,77

3 200 Agama 7 7 55 151 2,58 0,91 5,04 5,81

4 300 Ilmu Sosial 52 162 311 829 19,19 21,01 28,51 31,92

5 400 Bahasa 21 66 - 235 7,75 8,56 9,05

6 500 Ilmu Murni 56 143 59 172 20,66 18,55 5,41 6,62

7 600 Teknologi Terapan 13 29 208 288 4,80 3,76 19,07 11,09

8 700 Kesenian 62 271 62 220 22,88 35,15 5,68 8,47

9 800 Kesusasteraan - - 15 107 1,37 4,12

10 900 Geografi/Sejarah 8 21 141 329 2,95 2,72 12,92 12,67

Non Fiksi 271 771 1.091 2.597 100,00 100,00 100,00 100,00

Fiksi - - -

-Jumlah 271 771 1.091 2.597 100,00 100,00 100,00 100,00

(63)

Tabel 3.5.

Jumlah Koleksi Perpustakaan Keliling

Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat Tahun 2006

Perpustakaan Keliling

Koleksi Umum Koleksi Umum (%)

Anak-anak Remaja/Dewasa Anak-anak Remaja/Dewasa No Klasifikasi

Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks.

1 000 Karya Umum 8 24 190 359 0,92 1,44 6,29 5,66

2 100 Filsafat 24 39 170 244 2,77 2,34 5,63 3,85

3 200 Agama 46 69 212 463 5,31 4,14 7,02 7,30

4 300 Ilmu Sosial 289 526 575 1.297 33,37 31,59 19,03 20,44

5 400 Bahasa 44 120 204 559 5,08 7,21 6,75 8,81

6 500 Ilmu Murni 199 415 233 591 22,98 24,92 7,71 9,31

7 600 Teknologi Terapan 27 42 275 560 3,12 2,52 9,10 8,83

8 700 Kesenian 7 8 117 339 0,81 0,48 3,87 5,34

9 800 Kesusasteraan - - 54 143 1,79 2,25

10 900 Geografi/Sejarah 11 13 87 174 1,27 0,78 2,88 2,74

Non Fiksi 655 1.256 2.117 4.729 75,64 75,44 70,05 74,53

Fiksi 211 409 905 1.616 24,36 24,56 29,95 25,47

Jumlah 866 1.665 3.022 6.345 100,00 100,00 100,00 100,00

Gambar

tabel : Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 3.4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam

Jalan lokal dan -alan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan 0ermotor termasuk muatan dengan ukuran le0ar tidak mele0ii 2.166 milimeter, ukuran pan-ang tidak

Kelas yang diberi perlakuan collaborative learning berbasis quiz edutainment menunjukan hasil belajar yang lebih bagus dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan

untuk menemukan bakatnya serta mengalihkan perhatian mereka kepada kegiatan yang positif. Dalam peraturan pemerintah pendidikan dan kebudayaan no 63 tahun 2014

Me!beri-an san-si terhada Angg0ta Per-u!ulan KELOMPOK TANI TERNAK  2ang !ela-u-an elanggaran terhada -etentuan%-etentuan 2ang telah diteta-an dengan bered0!an ada

Untuk penelitian selanjutnya dapat digunakan massa bahan ledakan dan jarak sumber ledakan yang lebih bervariasi pada struktur bangunan lainnya seperti

Pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan material Wajib Pajak PPh Badan setelah dilakukan analisis menggunakan software SPSS version 17.0 diperoleh hasil