Malam “Kujual Tubuhku Bukan Jiwaku”Karya: Agung Webe)
SKRIPSI
Diajukan untuk Mengikuti Menempuh Ujian Sarjana pada
Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
Oleh :
Christian Miduk S
NIM : 41809161
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
alam
ejah
tera
.
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana
atas segala berkat dan anugerah-Nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan,
keyakinan dan jalan serta kesabaran pagi peneliti dalam menyelesaikan Proposal Seminar
Usulan Penelitian ini. Adapun pembuatan proposal Seminar Usulan Penelitian ini diajukan
untuk memenuhi syarat untuk mengikuti skripsi.
Peneliti sangat meyadari bahwa adanya peran berharga dari orang-orang hebat disisi
peneliti yang bersedia membagi hidupnya untuk bersama-sama merasakan apa yang peneliti
alami, hadapi dan rasakan. Dengan segala kerendahan hati, peneliti ucapkan terimakasih
sedalam dalam nya kepada kedua orang tua ku, Papa dan Mama serta ketiga saudara ku
Ronal, Pinta dan Ruth, atas segala cinta, kasih dan sayang mewarnai kehidupan peneliti dan
selalu setia mendukung peneliti, memberikan kekuatan moril dan memenuhi kebutuhan
materil peneliti.
Peneliti sadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya dukungan, dorongan dan bimibingan serta
bantuan dari beberapa pihak dalam proses penyusunan Proposal Usulan Penelitian ini.
Untuk itu pada kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati peneliti ingin
vii
Komunikasi dan Public Relations Unikom, yang telah memberikan nasihat, saran
serta motivasi selama peneliti serta mengikuti perkuliahan.
3.
Ibu Melly Maulin, S.Sos, M.Si
, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia. Selaku
dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi yang banyak memberikan ilmunya
kepada penulis melalui proses perkuliahan.
4.
Rismawaty, S.Sos, M.Si
selaku dosen pembimbing penulis yang pada penulisan
karya ilmiah ini, telah banyak memberikan masukan, arahan dan saran kepada
penulis melalui proses pembimbingan, serta memberikan semangat agar penulis
dapat menyelesaikan penulisan ini dengan baik.
5.
Bapak Sangra Juliano S.Ikom
,
M.Ikom
selaku dosen tetap Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia
dan sekaligus dosen wali penulis yang telah banyak memberikan nasihat, masukan,
semangat kepada penulis selama proses perkuliahan.
Ibu
Desayu Eka Surya, S.Sos, M.Si
, Bapak
Inggar Prayoga S.Ikom
. Bapak
Olih
Solihin, S.Sos, M.Ikom
, Ibu
Tine A. Wulandari S.Ikom
. Ibu
Ditha Prasanti,
M.Ikom, Dr. Drs. H. M. Ali Syamsuddin Amin S.Ag, M.Si.,
Terima kasih kepada
para dosen yang telah memberikan banyak ilmunya melalui proses perkuliahan,
memberikan semangat dan masukan kepada penulis.
7.
Jajaran staf sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi
. Ibu Astri Ikawati
AMd.Kom dan Ibu Intan Fajarini S.Ikom (mantan staf sekretariat). Terima kasih
atas kemudahan proses administrasi.
8.
Sekertaris Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Komputer
Indonesia. Ibu Ratna Widiastuti, A.Md Terima kasih penulis ucapkan kemudahan
proses administrasi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Yeni Riswita Zendrato atas motivasi
yang diberikan, tempat penulis untuk berkeluh kesah dan selalu mendampingi penulis
dalam pengerjaan karya ilmiah ini, sehingga penulis dapat melangkah dengan pasti.
Seluruh penghuni Kodri dan Tuisda serta seluruh anak-anak Humas 1 dan IK 5
angkatan 2009, anak-anak kosan Cigadung, serta semua orang yang tidak bisa disebutkan
satu persatu, terimakasih telah menjadi bagian dalam hidupku. Karena kalian hidupku
penuh akan warna dan arti. Karena kalian aku lebih mengerti dan memahami arti hidup
ix
Akhir kata untuk kesempurnaan laporan ini, peneliti mengharapkan koreksi dan saran
dari pembaca serta menerima masukan dan kritik tersebut dengan hati terbuka, sehingga di
masa yang akan datang laporan ini dapat menjadi bahan yang lebih baik, lebih menarik dan
lebih bermanfaat lagi. Amin.
Bandung, Juli 2013
Peneliti
Christian Miduk S
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PENGESAHAN
...
i
LEMBAR PERNYATAAN
………..
ii
LEMBAR PERSEMBAHAN
………... iii
ABSTRAK
……….. iv
ABSTRACT
……… v
KATA PENGANTAR
... vi
DAFTAR ISI
...
x
DAFTAR TABEL
...
xiii
DAFTAR GAMBAR
... xiv
DAFTAR LAMPIRAN
... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang……… 1
1.2
Rumusan Masalah………... 8
1.2.1
Pertanyaan Makro………... 8
1.2.2
Pertanyaan Mikro ………... 8
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian……… 9
1.3.1
Maksud Penelitian ……….. 9
1.3.2
Tujuan Penelitian ……… 9
1.4
Kegunaan Penelitian ………... 10
1.4.1
Kegunaan Teoritis ………....10
xi
2.2
Tinjauan Pustaka
2.2.1
Tinjauan Tentang Novel ………..18
2.2.2
Tinjauan Tentang Wacana... 22
2.2.2.1 Pengertian Wacana………... 22
2.2.2.2 Ciri-ciri dan Sifat Wacana………... 23
2.2.2.3 Wujud dan Jenis Wacana………. 24
2.2.2.4 Karakteristik Analisis Wacana Kritis ... 25
2.3 KerangkaPemikiran………. 27
BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian………35
3.1.1
Novel Diary Sang Kembang Malam……….37
3.1.2
Sinopsis Novel Diary Sang Kembang Malam………. 38
3.2
Metode Penelitian……… 40
3.2.1
Desain Penelitian………. 44
3.2.1.1 Analisis Wacana Kritis Sara Mills ... 47
3.2.2
Studi Analisis Teks ………... 42
3.2.3
Teknik Penentuan Informan……… 44
3.2.4
Teknik Analisis Data ………... 46
3.2.5
Uji Keabsahan Data ... 55
3.2.6
Lokasi dan Waktu Penelitian ...48
3.2.5.1 Lokasi Penelitian ...56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Tentang Informan ………. 63
4.1.1 Agung Webe ………. 63
4.1.2 Risa Anggraini ……….. 66
4.2
Hasil Penelitian ……….. 67
4.2.1 Posisi Subjek – Objek ………74
4.2.2 Posisi Penulis – Pembaca ……….. 75
4.3
Pembahasan ………... 77
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ………...90
5.1.1 Posisi Subjek – Objek ………90
5.1.2 Posisi Penulis – Pembaca ………...90
5.2 Saran………..91
5.2.1 Bagi Universitas ……….91
5.2.2 Bagi Penelitian Selanjutnya ………91
5.2.3 Bagi Novel Diary Sang Kembang Malam ………..92
5.2.4 Bagi Masyarakat ……….92
DAFTAR PUSTAKA ... 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 95
xiii
Tabel 2.2 Novel diary sang kembang malam dilihat dariModel Sara Mills... 33
Tabel 3.1 Tabel Objek Penelitian dalam Novel Diary Sang Kembang Malam ... 37
Tabel 3.2 Tabel Informan ... 52
DAFTAR GAMBAR
xv
Lampiran 2 : Isi Novel Diary Sang Kembang Malam Chapter 12 …………... 96
Lampiran 3 : Isi Novel Diary Sang Kembang Malam Chapter 12 …………... 97
Lampiran 4 : Isi Novel Diary Sang Kembang Malam Chapter 12 …………... 98
Lampiran 5 : Cover Belakang Novel Diary Sang Kembang Malam ...
99
Lampiran 6 : Surat Persetujuan Menjadi Pembimbing Skripsi...
102
Lampiran 7: Surat Rekomendasi Pembimbing ...
103
Lampiran 8: Berita Acara Bimbingan ...
104
Lampiran 9: Pengajuan Pendaftaran Seminar Usulan Penelitian ...
105
Lampiran10: Lembar Revisi Usulan Penelitian ………. 106
✞✟✠✡ ✟☛☞✌✍✡ ✟✎✟
✏ ✑✒✑
:
✓ ✔✕✖ ✔✗ ✔
,
✘✔✙✚✛✜ ✢✣ ✤ ✤✥ ✢✦✛ ✕✖ ✔✕✧ ✔✗★✩✪ ✫✬✭✪ ✫✕✚✮ ✔✯✚.
✰ ✔✮ ✔✗✧ ✔:
✦✱✲ ✔✳ ✔✴✗✔✙✚ ✕✜✭✦✛ ✗✯ ✔✜✔ ✵✛✶✔,
✓ ✗✔zy Master Romo. 2013. Rahasia Dewa Hipnosis: Intisari Rahasia Ilmu
Hipnosis yang hanya diajarkan kepada para raja. Jakarta: PT. Gramedia.
Effendy, Onong Uchjana. 2002
. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek
. Bandung:
PT Rosdakarya.
Eriyanto. 2009.
Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media
. Yogyakarta:
PT LkiS Printing Cemerlang
Jorgensen, Marianne W dan Phillips, Louis J. 2007.
Analisis Wacana: Teori dan
Metode
. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Moleong, J Lexy, Prof. Dr. 2009, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2007.
Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, DeddydanSolatun. 2008.
Metode Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya
. Bandung: PT RemajaRosdakarya
Sobur, Alex. 2002.
AnalisisTeks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing
. Bandung: PT RemajaRosdakarya
Uchjana, Onong Efendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. 2001. Bandung :
PT.Remaja Rosdakarya
Sumber Lain:
Skripsi:
✷
sri
, Warista. 2012. Makna
Cantik Pada Teks Iklan (Analisis Wacana Kritis Sara Mills
Mengenai Wanita Dalam Media Massa Pada Iklan Citra Purly White UV)
Alodia, Christine Felicia. 2010. Identitas P.K Ojong dalam KompasStudi Wacana Kritis
Sara Mills terhadap Identitas P.K Ojong dalam Surat Kabar Harian Umum Kompas.
Roosdinar, Mella M. 2009. Representasi Perempuan dalam Film Ayat-Ayat Cinta:
Sebuah Analisis Wacana Kritis Deskriptif Menurut Sara Mills dari Perspektif
Feminisme.
Penelusuran Data Online:
http://www.bagusboedhi.blogspot.com/2008/12/judul-analisis-wacana-kritis-tentang.html
diakses 6 april 2013 pukul 22:46 wib
http://jurnal.pustakaindonesia.com/artikel-jurnal-pendidikan/54-analisis-wacana-kritis-
mengungkap-posisi-perempuan-di-dalam-menghadapi-hegemoni-kekuasaan-melalui-surat-kabar.html
diakses 7 april 2013 pukul 15:23 wib
International Journal of Clinical and Experimental Hypnosis Vol. 48, No 2.
2000.
http://ijceh.com/content/view/169/81/
✸ ✹✸✺
✻✼ ✽✾✹✿
U
❀U
✹✽1.1 Latar Belakang Masalah
❁❂ ❃❄
l m
❄r
❅ ❆❇k
❇n
❈❇❇g
i
n
dari media massa, yang dapat
mengemukakan sesuatu secara bebas, lebih banyak, lebih detail dan
mengemukakan berbagai permasalahan yang lebih kompleks dan dengan
itu sebuah novel berpeluang menjadi sarana pengembangan dan
memasyarakatkan
tentang bagaimana isu-isu yang terjadi.
Novel
jugamerupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian
cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan
menonjolkan watak dan sifat setiap perilaku orang atau individu tersebut.
Pada tahun 2012 Agung Webe mengeluarkan novel terbarunya
yang berjudul Diary Sang Kembang Malam, merupakan suatu bentuk
media komunikasi dimana penyampaian pesan-pesan moral dikemas
dengan bahasa yang ringan dan menarik sehingga membantu para
pembacanya memahami secara baik.
Novel Diary Kembang Malam ini merupakan novel khusus
dewasa,artinya siapa pun juga yang membaca novel ini akan menjadi
dewasa. Dewasa dalam berpikir tentang perubahan, tentang mimpi, tentang
keyakinan, tentang hidup, tentang pikiran dan tentang dari mana ia harus
❉❊❋ ●
l
❍i
■ry
❏■n
g
❑●▲■m
g
n
▼■l
■m
“
❑u
j
◆■l t
◆ ▲◆ ❖ P◆ ▲ ◆ P■n
jiw
■
k
u
”, yang merupakan novel fiksi psikologi. Mun
gkin sekilas apabila
membaca judul novel ini orang beranggapan bahwa novel ini merupakan
novel porno, memang benar novel ini novel khusus dewasa, artinya
siapapun yang membaca novel ini akan menjadi dewasa. Dewasa dalam
berpikir tentang perubahan, tentang mimpi, tentang keyakinan, tentang
hidup tentang pikiran, dan tentang dari mana ia harus melangkah untuk
mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Apa yang dipersepsikan tentang
novel ini merupakan novel yang membahas seluk beluk kehidupan malam
yang panas, merupakan salah besar karena Agung Webe yang menulis
novel ini memberikan lebih dari pada hal tersebut, yaitu sebuah perjalanan
psikologi manusia yang mencoba memahami kehidupan dan bergerak
untuk berubah menjadi lebih baik dan lebih maju.
Novel Diary sang kembang malam “Kujual Tubuhku Bukan
Jiwaku” yang menceritakan tentang kehidupan wanita yang terjerumus
kedalam dunia kembang malam karena dijerumuskan oleh seorang teman
ibunya, dan mulai berpikir apabila sudah basah, mandi saja sekalian yang
menganalogikan bahwa apabila sudah terjerumus ke dunia kembang
malam harus menjadi kembang malam yang professional. sisi menarik
3
❪❫❴❵ ❛❜ ❝❜ ❞
dalah tindakan komunikasi secara
❴ ❡❢❜ ❣❤❜ ❝ve
dengan
memberikan sugesti-sugesti sehingga orang lain menerima saran sugesti
tersebut secara sadar atas keputusannya sendiri dan
Hypnosis
adalah seni
komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat
kesadarannya, yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak dari
Beta menjadi Alpha dan Theta (Diary sang kembang malam 2012:62).
Sehingga
dalam
hypnosis,
komunikasi
yang
dilakukan
harus
memperhatikan susunan kalimat, penekanan kalimat, dan penerimaan
keyakinan. Dari novel tersebut diceritakan bahwa sang kembang malam
tersebut yang bernama gita membaca buku tentang
hypnosis
itu ilmiah
yang merupakan buku yang aneh yang dia lihat, dalam pemikiran gita
tersebut
hypnosis
merupakan
klenik,
dari rasa penasaran tersebut dia
membaca dan mulai memahami bahwa
hypnosis
itu adalah komunikasi
persuasive. Kata
hypnosis
gita mulai berpikir tentang
hypnotis
yang
selama ini dia tau, dalam pemaparan di novel ini
hypnotis
adalah pelaku
dari
hypnosis
tersebut.
Perempuan kerap kali direpresentasikan sebagai makhluk lemah
lembut dan tidak berdaya bahkan dalam mitos sekalipun. Mitos-mitos
tentang perempuan yang dikembangkan dan disosialisasikan dari masa ke
masa, bermula dari dongeng hingga fakta yang berkembang dari opini
masyarakat kemudian menjadi pembenaran ciri kepribadian perempuan.
✐ ❥
l
❦in
si
fat
-sifat lainnya yang mengikut. Perempuan pun lalu dilihat tidak
seperti apa yang seharusnya dilihat dari sosok anak manusia tetapi dilihat
seperti apa yang dipersepsikan orang tentang perempuan.
Secara historis, perempuan di Indonesia telah disosialisasikan
untuk menampilkan sikap keperempuanan (
❧♠♥♦♣♦ q♥) seperti menghindari
persaingan dan konflik serta mengalah demi kepentingan orang lain yang
pada akhirnya menunjukkan posisi siapa melayani siapa dan siapa
melindungi siapa. Posisi pertama menunjukkan tugas perempuan dan
posisi kedua menunjukkan tugas laki-laki. Sosialisasi peran seperti ini
berlangsung dari generasi ke generasi sepanjang siklus kehidupan
seseorang mulai dari bayi hingga dewasa. Siklus kehidupan seperti ini
menjadikan dan menempatkan perempuan sebagai pelaksana peran
partikularistik yang mengacu pada pekerjaan dan pemenuhan tugas dan
tanggungjawab yang relatif bercorak permanen(Hubeis, 2010 : 103).
Artinya, pekerjaan yang dilakukan perempuan tidak pernah selesai
(endless)
dan berulang
(repetition); misalnya mengasuh anak, mengolah
makanan, mencuci pakaian, membersihkan rumah, dan berbelanja ke pasar
yang hampir identik setiap hari.
Djajadiningrat dalam Suryakusuma (2011 : 44 ) merumuskan
kerangka konseptual yang berusaha mengkaji konteks khas perempuan
Indonesia.Ia mengidentifikasikan ideologi “ibuisme” yang berkembang
5
rs
l
sm
ts ✉sm
“i
✈✇ ①sm
②”, kaum perempuan harus melayani suami, anak
-anak, keluarga, masyarakat, dan Negara.Dalam paham “pengiburumah
tanggaan”, Mereka harus bersedia bekerja tanpa dibayar atau kalaupun
dibayar, dengan imbalan yang amat rendah. Selain itu mereka sebenarnya
tak bisa mengharapkan mendapat “status” atau kekuasaaan yang
sesungguhnya (Suryakusuma, 2011 : 45).
Pengasosiasian dan persepsi masyarakat tentang perempuan inilah
yang kemudian mengkonstruksikan perempuan sebagai makhluk yang
lemah dan tidak berdaya.Dasar inilah yang menyebabkan perempuan
seringkali menjadi korban tindak kekerasan dan pelecehan.
Peneliti melihat sisi menarik dari novel ini adalah “Laki-laki ingin
diakui eksistensinya.Walaupun para wanita menganut kesetaraan
③ ④⑤⑥ ④⑦,
namun laki-laki tetaplah ingin dianggap lebih dari pada wanita. Inilah
gunanya komunikasi persuasive yang diterapkan untuk mereka para
laki-laki.”dalam penerapan ilmu
⑧⑨⑩⑤❶ ❷❸ ❷ini memiliki dampak bagus bagi sang
kembang malam karena merupakan salah satu kunci dalam melayani
pelanggan yaitu bukan semata-mata menyuguhkan tubuh kepada
pelanggannya, namun bisa membuat pelanggannya merasa lebih dekat,
merasa sudah kenal lama. Atau bahkan sang kembang malam tersebut
harus bisa membuat pelanggannya merasa sangat dekat dengan sang
kembang malam lebih dari pelanggannya merasa dekat dengan istrinya
sendiri. Ini merupakan suatu senjata bagi kembang malam tersebut untuk
lebih dekat dengan pelanggannya, karena sang kembang malam tersebut
❹ ❺
m
❻❼n
m
g
❼❼l
m
t
❺r
❽ ❺❻u
t
dari pada istri mereka sendiri, jadi kembang
malam tersebut sudah mendapat nilai lebih dari penerapan
❾ ❿➀ ➁➂ ➃➄ ➃ini.
Realitas sosial cenderung oleh dominasi yang dominan yaitu media
itu sendiri, maka dari pada itu peneliti mengambil analisis wacana kritis
dari Sara Mills yang mana menitikberatkan pada wacana feminism
bagaimana wanita ditampilkan dalam teks, baik novel, gambar, foto,
ataupun juga berita dalam membongkar teks yang terselubung dalam suatu
novel yang lebih menonjolkan dan menunjukkan jati diri wanita melalui
novel yang ada dan peneliti memilih Novel Diary Sang Kembang Malam
“kujual Tubuhku Bukan Jiwaku”.
Dilihat dari pandangan sosial yang sering menyudutkan kembang
malam sebagai makna negatif padahal mereka bergerak dan menghadapi
realita hidup karena keterpaksaan keadaan adapun penjerumusan yang
terjadi maka peneliti memutuskan memilih novel Diary Sang Kembang
Malam sebagai objek penelitian untuk melihat dan membedah dari balik
aspek wacana kritis sara mills. Titik perhatian dari perspektif wacana
feminis adalah menunjukkan bagaimana teks bias dalam menampilkan
wanita.
Inilah yang menjadi tujuan dari penelitian ini tentang pesan-pesan
disiratkan lewat pencitraan wanita dalam novel utamanya teks bias dalam
menampilkan wanita. Adapun kondisi sekarang ini yang menilai bahwa
kembang malam berhubungan makna negatif dalam masyarakat , dampak
7
m
➅
l
➅m
t
➆➇ ➆➈ ➉➊r
dalam lingkup masyarakat padahal mereka bergerak untuk
menuju perubahan dan bergerak untuk menuju kemajuan daram taraf
kehidupan sosial.
Kembang malam mencerminkan diri pada wanita yang berusaha
lebih baik, sehingga pada dalam novel ini sang kembang malam tersebut
mempelajari tentang
➋➌➍ ➎➏ ➐ ➑➐sebagai daya tarik untuk laki-laki, karena
dengan
➋➌➍ ➎➏ ➐ ➑➐laki-laki yang memakai jasa mereka lebih dianggap
sebagai laki-laki yang di hargai. Jadi disini sehingga menyama ratakan
bahwa kembang malam semua sama padahal tidak dan tidak semua
kembang malam itu tidak menggunakan ilmu dalam profesi mereka,
sebagai mana yang dibahas dalam novel ini bahwa kembang malam
tersebut menggunakan teknik
➋➌➍➎➏➐➑➐atau yang sering disebut
komunikasi
➍➒➓➐➔ →➐➑ve.
Realitas sosial sendiri kini cenderung oleh dominasi dominan yaitu
media itu sendiri, maka dari pada itu peneliti mengambil analisis wacana
kritis dari Sara Mills yang mana menitikberatkan pada wacana feminisme:
bagaimana
hypnosis
digunakan dalam profesi kembang malam yang
ditampilkan dalam teks novel dalam membongkar makna teks novelyang
terselubung dalam dalam novel diary sang kembang malam melalui teks
yang ada dan peneliti memilih novel Diary Sang Kembang Malam yang
mendefinisikan dan merepresentasikan seperti apa
hypnosis
digunakan
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pertanyaan Makro
➣↔
ri
↕ ➙↕➙r
↔p
↔ ➛ ➙n
j
↔↕↔↔r
n
y
↔n
g
t
➙↔l
h
dijelaskan oleh peneliti pada latar
belakang masalah penelitian diatas, peneliti dapat membuat suatu rumusan
masalah penelitian sebagai berikut :
“Bagaimana Representasi Hypnosis dalam Novel Diary sang Kembang
Malam “kujual tubuhku bukan jiwaku” karya: Agung Webe ?
1.2.2 Pertanyaan Mikro
Mengacu pada judul penelitian dan rumusan masalah yang telah diangkat
oleh peneliti berdasarkan pada latar belakang masalah penelitian, maka
peneliti kemudian dapat mengambil tiga pertanyaan (pertanyaan mikro) yang
dikenal sebagai identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana posisi subjek-objek dari Representasi
➜➝➞ ➟➠ ➡➢ ➡dalam
Novel Diary sang Kembang Malam “kujual tubuhku bukan jiwaku”
karya Agung Webe ?
2. Bagaiamana posisi penulis-pembaca dari Representasi
➜➝➞➟➠➡➢ ➡dalam
Novel Diary sang Kembang Malam “kujual tubuhku bukan jiwaku”
9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1Maksud Penelitian
➤➥
k
su
d dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis wacana
dengan menggunakan metode analisis wacana kritis, sedangkan teori
wacana yang dipakai adalah teori wacana dari Sara Mills yang
digunakan untuk menganalisis Representasi Makna
➦➧➨ ➩➫ ➭ ➯➭dalam
Novel Diary sang Kembang Malam “kujual tubuhku bukan jiwaku”
karya Agung Webe.
1.3.2
Tujuan Penelitian
Seperti apa yang telah dipaparkan pada rumusan masalah
mengenai identifikasi masalah penelitian, maka tujuan penelitian dapat
peneliti paparkan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui
posisi subjek-objek dariRepresentasi
➦➧➨ ➩➫ ➭ ➯➭
dalam Novel Diary sang Kembang Malam “kujual
tubuhku bukan jiwaku” karya Agung Webe.
2. Untuk mengetahui posisi penulis-pembaca dariRepresentasi
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat yang
berkaitan dengan Ilmu Komunikasi secara umum, dibidang hubungan
masyarakat (humas) maupun secara khusus dalam analisis wacana kritis
dalam membedah makna yang terdapat dalam sebuah teks. Dalam
penelitian ini lebih khusus membahas tentang analisis wacana kritis yang
terdapat dalam sebuah novel.
1.4.2
Kegunaan Praktis
A. Bagi Peneliti
Kegunaan penelitian ini bagi peneliti adalah memberikan tambahan
wawasan pengetahuan ilmu komunikasi tentang analisis wacana, bahwa
memahami suatu teks tidak hanya suatu bentuk tulisan yang tak
bernyawa dan tanpa maksud apa-apa, oleh karena setiap teks itu memiliki
wacana tersembunyi.
B. Bagi Universitas
Semoga penelitian ini dapat pula berguna bagi bidang kajian ilmu
komunikasi, dan juga sebagai tambahan koleksi penelitian ilmiah di
universitas. Diharapkan pula dapat menjadi bahan penerapan dan
11
➲➳
r
➵ ➸n
dingan dan pengembangan referensi tambahan bagi penelitian
dengan tema sejenis tentang analisis wacana.
C. Bagi Masyarakat
Bagi Masyarakat diharapkan penelitian ini dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya. Agar masyarakat memiliki tambahan
pemahaman tentang komunikasi persuasif, bagaimana cara memahami
pemikiran-pemikiran oleh kembang malam mengenai dunia luar, realitas
sosial maupun memahami tentang diri sendiri.
Karena sungguh tidak mudah untuk dapat memahami dunia,
memahami pemikiran-pemikiran para kembang malam yang muncul
mulai dari jaman modern maupun sebelumnya.komunikasi persuasif juga
berguna untuk mensugesti dan mempengaruhi umumnya. Semoga
dengan karya ilmiah saya ini, dapat menambah wawasan baru bagi
12 ➮➱✃➪❐ ❒❐ ❮ ❰ Ï❰ Ð❒ÑÐ❒ Ò➘❐ ❮ ❐ ÓÐ❒Ô➶ ❐ Õ❐ ❒❰Ö
1. Skripsi Waritsa Asri, UNIKOM Tahun 2012. Fokus penelitian tentang
analisis wacana kritis dengan judul Makna Cantik pada teks iklan (analisis
wacana kritis Sara Mills mengenai wanita dalam media massa pada iklan
Citra Purly White UV).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna cantik pada teks
iklan dengan menggunakan analisis wacana kritis Sara Mills. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka dimunculkan pertanyaan tentang bagaimana
posisi subjek-objek dan posisi pembaca mengenai wanita dalam media
massa pada iklan Citra Purly White UV.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
analisis wacana, teknik pengumpulan adalah studi kepustakaan dan
dilanjutkan pada pengolahan data.Adapun subjek dari penelitian ini adalah
iklan Citra Purly White UV.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa posisi subjek yakni adalah
Citra merupakan pencerita tunggal dalam teks iklan tersebut dengan objek
yaitu wanita dikarenakan kesesuaian dari model Sara Mills dan terakhir
disertai posisi pembaca yang tidak bisa menganggu gugat bentuk iklan teks
13
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa perkataan posisi dari subjek
merupakan hal yang tidak bisa diubah dan pembaca pasif karena tidak bisa
beragumen bila ada tidak kesesuaian.Saran bagi Peneliti selanjutnya,
diharapkan mampu menjadi sumber literatur atau studi lebih lanjut untuk
Penelitian berikutnya.
2. Skripsi Christine Felicia Alodia, Mahasiswa UNPAD Tahun 2010.
Identitas P.K Ojong dalam Kompas Studi Wacana Kritis Sara Mills
terhadap Identitas P.K Ojong dalam Surat Kabar Harian Umum Kompas.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui identitas P.K. Ojong
dalam berbagai tulisan yang pernah dimuat Harian Umum Kompas sebagai
konteks makro, mengetahui posisi subjek-objek dan posisi
penulis-pembaca dalam teks yang mengidentifikasi P.K. Ojong dalam tulisan yang
pernah dimuat di Kompas sebagai konteks mikro, dan untuk mengetahui
pengaruh identitas P.K. Ojong terhadap Kompas Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif dengan analisis Sara Mills yang terdiri dari
perumusan konstruksi makro dan mikro.
Dalam perumusan konstruksi makro, peneliti akan memakai metode
×Ø ÙÚ× Û ÜÝ ÜÞß
o
f
à áÜâ Ýedge
dari Michele Foucault.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam wacana di Kompas ditemukan identitas Ojong
sebagai seorang wartawan, seorang pengusaha, seorang WNI keturunan
Tionghoa, serta sebagai pecinta seni dan budaya.Terlihat penulis
dikemukakannya.Pembaca cenderung ditempatkan pasif dalam teks oleh
penulis.Tampak pula identitas Ojong membawa pengaruh besar terhadap
Kompas.
Simpulan penelitian ini adalah P.K. Ojong merupakan sosok yang
memiliki karakter kuat di tiap identitasnya.Karakter P.K. Ojong ini
membawa pengaruh yang besar bagi Kompas.Saran peneliti bagi pers,
hendaknya tetap menjalankan peran berlandaskan idealisme yang
kuat.Sedangkan untuk masyarakat, hendaknya lebih kritis dalam
menemukan identitas seseorang, misalnya dengan melakukan analisis
wacana kritis.
3. Skripsi Mella M. Roosdinar. Mahasiswa UNPAD 2009. Representasi
Perempuan dalam Film Ayat-Ayat Cinta: Sebuah Analisis Wacana Kritis
Deskriptif Menurut Sara Mills dari Perspektif Feminisme.
Asumsi dasar penelitian ini dilakukan adalah pandangan bahwa (1)
film, sebagai media komunikasi, mencerminkan realitas masyarakat dimana
film itu diproduksi dan ditonton, (2) adanya pertarungan ideologi yang
berlangsung dalam sebuah wacana media, (3) keingintahuan terhadap
representasi perempuan dalam film Ayat-ayat Cinta, sebuah film
ãäst
å äæ æ är
di Indonesia tahun 2008.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi
perempuan dalam film Ayat-ayat Cinta, dengan: (1) mengetahui cara
15
pihak yang diposisikan sebagai subjek pencerita dan siapa objek yang
diceritakan, (3) mengetahui peluang masing-masing tokoh untuk
menampilkan dirinya sendiri ataukah ditampilkan oleh tokoh lain, (4)
mengetahui cara penonton diposisikan dalam teks, (5) mengetahui cara
penonton memposisikan dirinya pada teks yang ditampilkan, (6) mengetahui
arah dan sasaran teks menggiring identifikasi penonton.Skripsi ini adalah
laporan penelitian deskriptif kualitatif analisis isi media dengan metoda
analisis wacana kritis menurut Sara Mills. Penelitian dilakukan dengan cara
membedah teks dalam film, dengan melihat posisi Subjek-Objek dan posisi
Pencipta-Pembaca dalam
s
ce
çe
èéê ë çë ì í îïìm
s
, untuk melihat bagaimana
perempuan direpresentasikan didalamnya.
Kesimpulan dari hasil penelaahan menunjukkan bahwa pada
scene-scene klimaks film Ayat-ayat Cinta, bahwa (1) film masih menggunakan
kacamata gender laki-laki pada saat memandang peristiwa, (2) perempuan
masih lebih banyak direpresentasikan sebagai Objek daripada Subjek, (3)
perempuan masih ditampilkan dari sudut pandang pihak lain (kebanyakan
laki-laki), (4) film menggiring penonton untuk mengidentifikasi diri dengan
tokoh laki-laki; dan demikian film ini masih mengafirmasi ideologi-ideologi
ðñò óôõö ÷
ðñòóô
ø ó ù óô úû úñ ùð óü ýñ þÿô ÿ
no
Nama
Judul
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
1
Waritsa Asri
analisis
wacana
kritis
dengan
judul
Makna
Cantik pada teks iklan
(analisis
wacana
kritis
Sara
Mills
mengenai
wanita dalam media massa
pada iklan Citra Purly
White UV).
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan
metode analisis wacana kritis
Sara mills.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa posisi
subjek yakni adalah citra
merupakan pencerita
tunggal dalam teks iklan
tersebut dengan objek yaitu
wanita dikarenakan
kesesuaian dari model sara
mills dan terakhir disertai
posisi pembaca yang tidak
bisa mengganggu gugat
bentuk iklan teks yang
dikeluarkan oleh citra.
2
Christine
Felicia
Alodia
Identitas P.K Ojong dalam
Kompas Studi Wacana
Kritis Sara Mills terhadap
Identitas P.K Ojong dalam
Surat Kabar Harian Umum
Dalam penelitian ini memakai
metode
archeology
of
knowledge
dari
michele
foucalult.
Simpulan
penelitian
ini
adalah
P.K.
Ojong
merupakan
sosok
yang
memiliki karakter kuat di
17
Kompas.
Ojong
ini
memiliki
pengaruh
besar
bagi
kompas.
3
Mella M.
Roosdinar
Representasi Perempuan
dalam Film Ayat-Ayat
Cinta: Sebuah Analisis
Wacana Kritis Deskriptif
Menurut Sara Mills dari
Perspektif Feminisme.
Metode yang dipakai pada
penelitian ini adalah analisis
wacana kritis menurut sara
mills.
Kesimpulan dari hasil
penelaahan menunjukkan
bahwa pada scene-scene
klimaks film Ayat-ayat
Cinta, bahwa (1) film
masih menggunakan
kacamata gender laki-laki
pada saat memandang
peristiwa, (2) perempuan
masih lebih banyak
direpresentasikan sebagai
Objek daripada Subjek,
(3) perempuan masih
ditampilkan dari sudut
pandang pihak lain
(kebanyakan laki-laki),
(4) film menggiring
mengidentifikasi diri
dengan tokoh laki-laki; dan
demikian film ini masih
mengafirmasi
ideologi-ideologi patriarkal.
Sumber : Peneliti 2013
✁ ✂✄ ☎✆✝✞✝☎✟✞ ✠ ✡✝ ☛✝
✁ ✁☞ ✂✄ ☎✆✝✞✝☎✂✌☎ ✡✝ ☎✍✎ ✏✑✌ ✒
Novel adalah cerita berbentuk prosa yang menceritakan kehidupan
manusia.Novel menceritakan kejadian yang luar biasa yang melahirkan
konflik yang pada akhirnya melahirkan perubahan nasib para pelakunya
dengan uraian-uraian yang sederhana.
Novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif,
biasanya dalam bentuk cerita.Penulis novel disebut dengan novelis.Kata
novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang berati ‘sebuah kisah,
sepotong berita’.
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di
dunia.Bentuk sastra ini paling banyak beredar karena daya tarik
komunikasinya yang luas pada masyarakat.Sebagai bacaan novel dapat
19
sastrawan memberikan batasan atau devinisi novel.Batasan atau definisi
yang diberikan berbeda-beda sesuai sudut pandang yang digunakan.
Definisi-definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Novel adalah bentuk sastra yang paling populer di dunia. Bentuk
sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar
karena daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob
Sumardjo)
2.
Novel adalah bentuk karya sastra yang didalamnya terdapat
nilai-nilai budaya, sosial, moral dan pendidikan (Nurhadi,
Dawud, Yuni Pratiwi, Abdul Roni).
3.
Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur,
yaitu: unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang keduanya saling
berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah
karya sastra (Rostamaji dan Agus Prianto)
4.
Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang
mempunyai unsur-unsur intrinsi (Paulus Tukam)
Novel mempunyai unsur-unsur yang terkandung didalamnya, yaitu :
1.
Unsur Intrinsik, terdiri dari :
a. Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang
b. Setting
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan
jalan cerita.Seting meliputi waktu, tempat dan sosial budaya.
c. Sudut Pandang
Menurut Harry Show (1972:293) sudut pandang dibagi
menjadi 3 yaitu :
1. Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh dan kata
ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi
dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri
dengan kata-kata sendiri.
2. Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan,
dan lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di
dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti
orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia
sama sekali berdiri diluar cerita, serba melihat, serba
mendengar dan serba tahu. Pengarang melihat sampai ke
dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia
batin yang paling dalam dari tokoh.
d. Alur atau Plot
Alur atau plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel.
21
(
✓✔✕ ✖✗✘ ✙f
).Alur maju yaitu apabila peristiwa bergerak secara
bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur
cerita.Sedangkan alur mundur (
f
✚ ✛✘ ✜ ✢ ✛✣ ✤ ✓ ✔✕ ✖✔ ✗✘✙✥) yaitu
terjadi
ada
kaitannya
dengan
peristiwa
yang
sedangberlangsung.
e.
Penokohan
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku
bisa diketahui karakternya dari cara bertindak, ciri fisik,
lingkungan tempat tinggal. (Rustamaji dan Agus Priantoro)
f.
Gaya Bahasa
Merupakan gaya yang dominan dalam sebuah novel
(Rustamaji dan Agus Priantoro)
2.
Unsur Ekstinsik
Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi
pengarang dan lain-lain diluar unsur instrinsik.Unsur-unsur
yang ada diluar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap
unsur-unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya
✦✧✦✧✦ ★✩ ✪ ✫✬✭ ✬✪★✮ ✪ ✯✬✪ ✰✱ ✬✲ ✬✪ ✬
Sudah lama bahasa menjadi unsur kajian ilmu pengetahuan, bahkan
sejak zaman Yunani Kuno, walaupun bukan untuk kepentingan kebahasaan
dan komunikasi.Pada saat itu alasan mengapa bahasa perlu untuk dikaji
karena bahasa dianggap sebagai sebuah alat yang tepat untuk
mengungkapkan konsep-konsep berpikir dan hasil pemikiran filosofis.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia
sehingga dalam kenyataannya bahasa menjadi aspek penting dalam
melakukan sosialisasi atau berinteraksi sosial dengan bahasa manusia dapat
menyampaikan berbagai berita, pikiran, pengalaman, gagasan, pendapat,
perasaan, keinginan, dan lain-lain kepada orang lain. (Kurniawan dalam
Darma, 2009:1).Bahasa meliputi tataran fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, dan wacana.Berdasarkan hierarkinya, wacana merupakan tataran
bahasa terbesar, tertinggi dan terlengkap.
✦ ✧✦✧✦✧✳ ✴✮✪ ✰✮✵✯✩ ✬✪✱✬✲ ✬✪ ✬
Pembahasan wacana adalah rangkaian kesatuan situasi atau dengan
kata lain, makna suatu bahasa berada dalam konteks dan situasi. Wacana
dikatakan terlengkap karena wacana mencakup tataran dibawahnya, yakni
23
yaitu situasi pemakaian dalam masyarakat.Alex Sobur dalam Darma
mengatakan, “wacana adalah rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang
mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis,
dalam kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun
nonsegmental bahasa.”
Melalui pesan wacana, pesan-pesan komunikasi seperti kata-kata,
tulisan, gambar-gambar, dan lain-lain, tidak bersifat netral atau
steril.Eksistensinya ditentukan oleh orang-orang yang menggunakannya,
konteks peristiwa yang berkenaan dengannya, situasi masyarakat luas yang
melatarbelakangi keberadaannya, dan lain-lain.Kesemuanya itu dapat berupa
nilai-nilai, ideologi, emosi, kepentingan-kepentingan, dan lain-lain.
✶ ✷✶ ✷✶✷✶
C
✸ ✹ ✸✺✻ ✸✹ ✸✼ ✽✾✿ ✸❀ ✽❁❂✽✻ ✽✾✽Berdasrkan pengertian wacana, kita dapat mengidentifikasi cirri dan
sifat sebuah wacana, antara lain sebagai berikut:
1.
Wacana dapat berupa rangkaian ujar secara lisan dan tulisan atau
rangkaian tindak tutur.
2.
Wacana mengungkapkan suatu hal (subjek).
3.
Penyajian teratur, sistematis, koheren, dan lengkap dengan
4.
Memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu.realitas, media
komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian. Dalam
kenyataan wujud dari bentuk wacana itu
5.
Dibentuk oleh unsur segmental dan non segmental.
❃ ❄❃ ❄❃❄❅❆ ❇❈ ❇❉❉❊❋● ❍❋ ■ ❏❆ ❊❑ ❊❋ ❊
Wujud adalah rupa dan bentuk yang dapat diraba atau nyata.Jenis
adalah ciri khusus.Jadi wujud wacana mempunyai rupa atau bentuk wacana
yang nyata dan dapat kita lihatstrukturnya secara nyata. Sedangkan jenis
wacana mempunyai arti bahwa wacana itu memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri
khas yang dapat dibedakan dari bentuk bahasa lain.
Pada dasarnya, wujud dan jenis wacana dapat ditinjau dari sudut
realitas, media komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian. Dalam
kenyataannya wujud wacana itu dapat dilihat dalam beragam buah karya si
pembuat wacana, yaitu: teks (wacana dalam wujud tulisan/grafis) antara lain
dalam bentuk berita,
fe
▲ ▼ ◆❖P, artikel, opini, cerpen, novel, dsb.
T
▲◗ ❘(wacana
dalam wujud ucapan) antara lain dalam wujud rekaman wawancara, obrolan,
pidato, dsb. Act (wacana dalam wujud tindakan) antara lain dalam wujud
25
❩❬ ❩❬❩❬❭ ❪❫❴ ❫❵❛ ❜ ❴❝ ❞❛ ❝❵
A
❡ ❫❢ ❝ ❞ ❝❞❣ ❫❤ ❫❡❫❪❴ ❝❛ ❝ ❞Di dalam analisis wacana kritis, wacana tidak dipahami semata-mata
sebagai suatu studi bahasa. Analisis wacana menggunakan bahasa dalam
teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis relatif berbeda dengan
studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa yang dianalisis
bukan
semata-mata
dari
aspek
kebahasaan,
melainkan
juga
menghubungkannya dengan konteks.Konteks yang dimaksud digunakan
untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk didalamnya praktik kekuasaan
untuk memarginalkan individu atau kelompok tertentu.
Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis melihat wacana
sebagai bentuk dan praktik sosial.Wacana sebagai praktik sosial
menyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara peristiwa wacana tertentu
dan situasi, institusi, dan struktur sosial yang membentuknya. Praktik
wacana bisa jadi menampilkan ideologi: ia dapat memproduksi dan
mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak berimbang anatar kelas sosial,
laki-laki dan perempuan, kelompok mayoritas dan minoritas. Melalui
perbedaan
itu
direpresentasikan
dalam
posisi
sosial
yang
ditampilkan.Melalui wacana, sebagai contoh, dalam sebuah wacana keadaan
yang rasis, seksis, atau ketimpangan kehidupan sosial dipandang sebagai
suatu common sense, suatu kewajaran atau alamiah, dan memang seperti
Analisis wacana kritis melihat bahasa sebagai faktor penting, yakni
bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan yang
terjadi dalam masyarakat. Berikut ini disajikan karakteristik penting dari
analisis wacana kritis yang disajikannya oleh Eriyanto dari tulisan Van Dujik,
Fairclough, Wodak.
1. Tindakan
Wacana
dipahami
sebagai
sebuah
tindakan
(action).Dengan
pemahaman
semacam
itu,
wacana
diasosiasikan
sebagai
bentuk
interaksi.Wacana bukan ditempatkan seperti dalam ruang tertutup dan
internal. Orang berbicara atau menulis bukan ditafsirkan seperti ia menulis
atau berbicara untuk dirinya sendiri, seperti orang yang sedang mengigau di
bawah hipnotis. Seseorang berbicara, menulis, dan menggunakan bahasa
untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.
Dengan pemahaman sperti itu, terdapat beberapa konsekuensi di
dalam memandang wacana. Pertama, wacana dipandang sebagai sesuatu yang
bertujuan, apakah untuk memengaruhi, mendebat, membujuk, menyanggah,
bereaksi, dan sebagainya.Seseorang berbicara atau menulis mempunyai
maksud tertentu, besar aupun kecil. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu
yang diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang diluar kendali
27
2. Konteks
Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks wacana, seperti
latar, situasi, peristiwa, dan kondisi.Wacana dalam hal ini diproduksi,
dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Merujuk pada
pandangan cook, analisis wacana juga memeriksa konteks dari komunikasi:
siapa yang mengomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jenis
khalayak dan situasu apa; melalui medium apa; bagaimanaperbedaan tipe dari
perkembangan komunikasi; dan hubungan untuk setiap masing-masing pihak.
Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks
dan memengaruhi pemakaina bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi
di mana teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan sebagainya.
Adapun wacana di sini, kemudian dimaknai sebagai teks dan konteks
bersama-sama. Titik perhatian analisis wacana ialah menggambarkan teks dan
konteks secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi di sini
dibutuhkan tidak hanya proses kognisi dalam arti umum, tetapi gambaran juga
spesifik dari budaya yang dibawa. Studi mengenai bahasa di sini memasukkan
konteks, karena bahasa selalu berada dalam konteks dan tidak ada tindakan
komunikasi tanpa partisipan, interteks, situasi, dan sebagainya.
Wacana tidak dianggap sebagai wilayah yang konstan, terjadi di mana
saja dan dalam situasi apa saja. Wacana dibentuk sehingga harus ditafisrkan
dimasukkandalam analisis, hanya yang relevan dan berpengaruh atas produksi
dan penafsiran teks yang dimasukkan ke dalam analisis.Beberapa konteks
yang penting karena bepengaruh terhadap produksi wacana.Pertama, jenis
kelamin, umur, pendidikan, kelas sosial, etnik, agama, dalam banyak hal
relevan dalam menggambarkan wacana. Kedua, setting sosial tertentu, seperti
tempat, waktu, posisi pembicara dan pendengar atau lingkungan fisik adalah
konteks yang berguna untuk mengeti suatu wacana. Setting, seperti tempat
privat atau publik, dalam suasana formal atau informal, atau pada ruangan
tertentu akan memberikan wacana tertentu pula.
3. Histori
Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu berarti wacana
diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa
menyertakan konteks yang menyertainya.Saah satu aspek yang penting untuk
bisa mengerti suatu teks ialah dengan menempatkan wacana tersebut dalam
konteks historis tertentu.Misalnya, kita melakukan analisis wacana teks
selebaran mahasiswa yang menentang Suharto.Pemahaman mengenai wacana
teks tersebut hanyadapat dapat diperoleh apabila kita dapat memberikan
konteks historis di mana teks tersebut dibuat.Misalnya, situasi sosial politik,
suasana pada saat itu.Oleh karena itu, pada waktu melakukan analisis
29
berkembangatau dikembangkan seperti itu, mengapa bahasa yang digunakan
seperti, dan seterusnya.
4. Kekuasaan
Analisis wacana kritis juga dipertimbangkan elemen ekuasaan (power)
di dalam analisisnya. Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci hubungan
antara wacana dan masyarakat.Misalnya, kekuasaan lai-laki dalam wacana
mengenai seksisme atau kekuasaan perusahaan yang berbentuk dominasi
pengsaha kelas atas kepada bawaha, dan sebagainya.Pemakai bahasa bukan
hanya pembicara. Penulis, pendengar, atau pembaca, ia juga bagian dari
anggota sosial tertentu, bagian dari kelompok profesional, agama, komunitas
atau masyarakat tertentu.
Kekuasaan, hubungannya dengan wacana ialah sebagai suatu kontrol.
Satu orang atau kelompok mengontrol orang atau kelompok lain melalui
wacana. Kontrol yang dimaksud dalam konteks ini tidak harus selalu dalam
bentuk fisik dan langsung, tetapi juga kontrol secara mental atau psikis.
Kelompok yang dominan mungkin membuat kelompok lain bertindak sesuai
dengan yang diinginkannya.
Kelompok dominan lebih mempunyai akses seperti pengetahuan,
uang, dan pendidikan dibandingkan dengan kelompok yang tidak
dapat berupa kontrol atas konteks yang secara mudah dapat dilihat dari
siapakah yang boleh dan harus berbicara, sementara siapa pula yang hanya
bisa mendengar dan mengiyakan.
5. Ideologi
Sebuah teks tidak pernah lepas dari ideologi dan memiliki kemampuan
untuk memanipulasi pembaca ke arah suatu ideologi.Kaitannya dengan
budaya kritis, ideologi menjadi salah satu perhatian selain kesadaran dan
hegemoni.Menurut Lull dalam Sobur, ideologi adalah sistem ide-ide yang
diungkapkan di dalam komunikasi.
Ideologi merupakan suatu konsep yang sentral dalam analisis wacana
yang bersifat kritis.Hal tersebut karena tek percakapan, dan lainnya adalah
bentuk dari suatu praktik ideologi atau pencerminan dari ideologi
tertentu.Analisis wacana tidak dapat menempatkan bahasa secara tertutup,
tetapi harus melihat konteks terutama bagaimana ideologi dari
kelompok-kelompok yang ada tersebut berperan dalam membentuk wacana.Dalam teks
berita misalnya, dapat dianalisis apakah teks yang muncul tersebut merupakan
pencerminan dari ideologi seseorang apakah dia feminis, antifeminis,
31
✐❥ ✐❥❦ ❧♠ ♥ ♦♣q ♣♥❧r♥s♣♥ t✉r ✈✇ r ①r ♥ s♣①♠②
y
✈ ♥③① ♠①Menurut David Croteau dan William Hoynes, representasi merupakan
hasil dari suatu proses penyeleksian yang menggarisbawahi hal-hal tertentu
dan hal lain diabaikan. Dalam representasi media, tanda yang akan
digunakan untuk melakukan representasi tentang sesuuatu mengalami
proses seleksi. Mana yang sesuai dengan kepentingan-kepentingan dan
pencapaian tujuan-tujuan komunikasi ideologisnya itu yang digunakan
sementaran tanda-tanda lain diabaikan. Marcel Danesi mendefinisikan
representasi sebagai, proses perekaman gagasan, pengetahuan, atau pesan
secara fisik.
Pada kajian ilmu pengetahuan ilmiah, kata yang sering dipakai
adalahHipnosis (
④⑤⑥⑦⑧ ⑨y
s
)bukan Hipnotis.Hipnosis adalah terminologi
yangbaru
digunakan
pada
awal
1900an.Sedangkan
kataHipnotisme (
④p
n
o
t
⑨⑧ ⑩y
) adalah terminologi yang pertama kali
diperkenalkan oleh ahli bedah asal Skotlandia, James Braid pada tahun
1841. Braid mendefinisikan
t
❶⑩r
hipnotisme sebagai sebuah cara khusus
yang diterapkan pada keadaan subjek (
❷❸ ⑨❶n
), bukan pada teknik yang
diterapkan oleh sang terapis. Dengan kata lain hipnotis berfokus pada
Pada awal kumunculannya, Hipnotis ala Braid banyak terinspirasi oleh
meditasi yoga yang dilakukan oleh umat hindu dan mempelajari
praktek-praktek spiritual kuno. Braid sendiri menulis buku yang hingga saat ini
dijadikan rujukan baik meditasi maupun teknik hipnotis hampir di seluruh
dunia, buku yang berjudul
❹❺❻❼❽❾ ❽❿ ➀u
ry
(1843). Sub bab yang
❻❽ ❻➁❾ ❺
r “
➂➃❿➄ ➅ ➆ ➂❺sm
❺ ➇➄sm
➆ ➈➄t
o
n
yp
sm
➆ ❺➅ ➉➆t
➈➄❽ ➇➄ ➅ ➃❾ ❾st
y
➊ ➋ ➌ ➀➍➄ ❽❾ ❽❿➄ ➅ ➃❾❾y
➎❽❼ ➍➄ ➏❺ ➇❺ ➏➐, bercerita tentang analogi teknik hipnotis
yang dijalankannya dengan meditasi umat hindu. Braid dengan pintar
menjelaskan bagaimana teknik meditasi berpengaruh terhadap fisiologi
manusia (sebelum psikologi muncul, Braid menggunakan t
❺rm
➋ ➌ ➀ ➍➄ ❽❾ ❽❿➀➆yakni ilmu yang mempelajari fungsi dari sistem kehidupan manusia).
Braid menjelaskan bahwa teknik meditasi hindu dan praktek spiritual
india kuno ternyata dapat menyembuhkan seseorang yang sakit saat berada
di kuil. Meditasi dianggap membawa seseorang ‘tidur secara
tenang’.Ketenangan
ini
kemudian
memberikan
sugesti
dalam
menyembuhkan seseorang yang sakit.Teknik ini ternyata juga ditemukan di
kebudayaan mesir kuno dan yunani.
Pada perkembangannya James Braid menyederhanakan
❺t
rm
➈
yp
n
o
t
➄sm
(Hipnotis) menjadi Hypnosis (Hipnosis) .Hypnosis (Hipnosis)
sendiri adalah kata yang diambil dari bahasa yunani yang berarti
33
hipnotisme sementara menyusut, dan secara bertahap bergeser dari Inggris
ke Perancis, di mana penelitian mulai tumbuh, mencapai puncaknya sekitar
tahun 1880-an dengan karya dari Hippolyte Bernheim dan Jean-Martin
Charcot.
Memasuki abad ke 20 semakin banyak yang menekuni hipnosis, antara
lain Emile Coué, Boris Sidis, Johannes Schultz, Gustav Le Bon, Sigmund
Freud, Pavlov, Clark L. Hull, dsb.
Manusia menangkap informasi dari dunia eksternal melalui kelima
indera -
v
➑ ➒ ➓➔→(penglihatan),
➔➓➣➑to
ry
(pendengaran),
↔➑ ↕➙st
➛➙➑t
c (perasa),
➜ →➝ ➔➞
to
ry
(penciuman) dan gustatory (pengecap).Dan untuk bisa
menimbulkan pemahaman terhadap dunia luar tersebut, seseorang perlu
mempunyai representasi dunia luar tersebut di dalam pikirannya.Ia entah
harus punya sebuah bentuk visual yang bisa dipahami atau bisa
disimpulkan sebagai apa, bentuk kata-kata yang punya makna tertentu, dll.
Bagaimana pikiran kita membuat perwakilan dunia luar ini disebut
Sistem Representasional.Perwakilan di dalam dunia internal manusia ini
juga menggunakan kelima indera.Jadi ada seseorang yang dilihat di dunia
luar, lalu ada bentuk orang tersebut di dunia internal.Atau ada seseorang di
dunia luar, lalu ada persepsi mengenai orang tersebut di pikiran
kita.Berbagai perilaku dan perasaan manusia terhadap sesuatu atau
seseorang di pikiran kita.Berarti, apabila kita merubah representasi kita
terhadap sesuatu atau seseorang, sikap kita pun berubah.
1. Submodality
Setiap representasi mempunyai detil dan spesifik yang bisa dikenali
dan dikelola. Visual misalnya mempunyai bentuk, warna, jarak, ketajaman
gambar, dimensi (2D atau 3D), ukuran (besar/kecil), dll.Atau suara
misalnya
mempunyai
tempo
(cepat/lambat),
jarak
(jauh/dekat),
stereo/mono,
dll.Perasaan
misalnya
punya
letak,
panas/dingin,
keras/lembut, dll.Spesifik atau detil dari representasi tersebut disebut
sebagai Submodality. Di NLP, dipelajari bagaimana merubah
➟➠ ➡➢➤➥ ➦➧ ➨ty
sebuah pengalaman. Misalnya rasa takut, mempunyai visual yang bisa
dievaluasi bentuknya, ukurannya, warna, kejelasan gambar, dll.Dan untuk
mempengaruhi rasa takut,
➟➠ ➡➢➤➥ ➦➧ ➨ty
-nya bisa diubah.Misalnya
ketajaman gambarnya dikurangi, ukurannya diperkecil, jarak dijauhkan,
dll.
➩➫ ➭➯➲ ➳➯➵ ➸➺
Perilaku manusia, dihasilkan oleh struktur berupa tahapan atau
sekuens beberapa representasi.Struktur ini disebut sebagai
strategi.Urutan-urutan representasi dalam pikiran manusia, untuk menghasilkan sebuah
perilaku tertentu, bisa dievaluasi, menggunakan sistem representasi.
Misalnya, seseorang yang berani mengutarakan pendapatnya, memulai
35
sangat tajam dan terang, lalu ia berkata-kata (
➼➽➾➚to
r
o
r
) di dalam kepalanya
"Saya pasti bisa", lalu ia memegang dadanya (
➪ ➚ ➶➹ ➘➴ ➷➹t
➚c
), dan perasaan
beraninya timbul.
NLP adalah mengenai bagaimana mendapatkan berbagai model internal
yang bermanfaat, dan menginstallnya ke orang yang membutuhkan dan
menginginkannya.
3. Presuppositions Of NLP
Sepertihalnya berbagai ilmu dan teknologi, NLP pun punya
dasar atau landasan berpikir dan bertindak.Dasar atau landasan ini
disebut
➬ ➮➹ ➘➽➱ ➱✃ ➘➚ ➴ ➚ ✃ ➶➘✃ ❐❒L
➬ ❮➬➮ ➹ ➘➽➱➱✃ ➘➚➚t
o
n
s
digali, didapatkan dan
dirumuskan berdasarkan model-model bermanfaat di berbagai
konteks.
➬ ➮➹ ➘➽ ➱➱✃ ➘➚➚t
o
n
s
ini tidak perlu dipertanyakan kebenarannya,
hanya diadaptasi dan dihidupi, dan dilihat, dirasakan manfaatnya secara
subyektif.
➬➮ ➹ ➘➽➱ ➱✃ ➘➚t
➚o
n
s
ini juga yang menjadi landasan berbagai
prinsip, teknik, metode di NLP.
❰ÏÐÑÒ Ó ÔÕÖ × ÔØ Ò ÙÚ ×Ú Ó ÔÕ
Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis dengan model Sara
Mills yang mengasumsikan representasi subjek-subjek dalam teks akan
mempengaruhi cara pembaca memposisikan diri dalam membaca dan
memaknai teks. Dengan cara memposisikannya, pertama lewat proses mediasi
dalam subjek pencerita dan kedua proses kode budaya yaitu kode-kode yang
digunakan pembaca menafsirkan isi teks dan menganggapnya benar. Hal
tersebut bisa dilihat dari posisi subjek-objek juga posisi pembaca.
Kemudian berlanjut pada penerapan analisis wacana tersebut ke dalam
teks
ÛÜÝÞß ày
s
yang dikemukakan oleh teks Diary Sang Kembang Malam
“kujual tubuhku bukan jiwaku” , disini peneliti melakukan studi kepustakaan
atas teks novel tersebut dan membahasnya. Adapun pengertian teks yang
secara tradisional merujuk pada sekuens penulisan, terikat oleh medium
dimana teks tersebut tertuliskertas, gulungan papirus-batu. Istilah ini berasal
dari tradisi penafsiran tekstual judeo-kristen, dimana para sarjana akan
membaca teks suci atau religisu dan menjelaskannya, baik secara verbal
(khotbah) atau dalam tulisan (indeks). Kemampuan menjelaskan
bagian-bagian tersulit dalam teks penting disekulerkan dalam bentuk kritik sastra,
dimana hal ini mulai memegang peranan di abad delapan belas.
Dalam era kontemporer, muncul tiga perkembangan yang bertepatan
dengan perluasan yang begitu besar oleh apa yang mampu dicakup oleh istilah
teks tersebut.
Pendidikan massa membawa pembacaan segala macam teks ke level
universal dan tidak hanya elite, dan meningkatkan kebutuhan dan
37
Filsafat kontinental khususnya yang berhubungan dengan Derrida dan
gerakan dekonstruksi di Amerika, menantang pemahaman bahwa
manusia hanya tahu segala sesuatu hal dengan membaca dunia ini
sebagai sebuah teks.
Media audio-visual kontemporer meluas dari tekstualitas verbal
menjadi bentuk visual, aural dan sekuensial-anda dapat membeli video
semudah buku. (Hartley,2010:297)
Analisis wacana kritis memungkinkan penafsiran tekstual pada teks
tidak tertulis seperti film, acara TV, foto, berita, majalah, dan lain sebagainya.
Ketika teks ditilik melalui tiga perkembangan yang sudah disebutkan di atas,
teks menjadi berat.Dalam era sekular kedaulatan populer, media tekstual ada
untuk menjadi penghalang makna signifikan tentang demokrasi, subjektivitas,
identitas, ideologi, fantasi dan lainnya.
Sekali pola terbentuk, hampir semua hal dapat menjadi teks, atau
diperlakukan sebagai analisis wacana, termasuk peristiwa dan tindakan
langsung. Dan teks pada Novel Diary Kembang Malam “kujual tubuhku
bukan jiwaku” mampu disajikan dalam bentuk analisis wacana dengan model
Sara Mills, dikarenakan teks novel bukan sekedar tulisan tapi juga peristiwa
áâãä åæç æ
áâãä åèéêä å
D
ëâìy
íâî ïðäñã âîïòâå âñóëåë ôâõóâì ë òé óäåíâìâòëå åöSumber: Eriyanto, 2001:200
èé ÷é öë öë ðì ë õäìëâøäîäî õù âî÷é öë öë
1
Subjek-Objek
Subjek: Gambaranpencerita menceritakan Wanita dalam
wacana tersebut.
Objek : Gambaran wanita dalam wacana tersebut
2
Penulis-Pembaca
Penulis:Gambaran penulis dalam wacana, apakan sipenulis
berada didalam lingkaran wacana atau diluar
lingkaran wacana.
Pembaca:Bagaimana Gambaran pembaca dalam wacana
39
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Analisis Wacana Kritis “Representasi Hypnosis Dalam Novel
Diary Sang Kembang Malam “Kujual Tubuhku Bukan Jiwaku”
Sumber : Peneliti 2013
Analisis Wacana Sara MillsPosisi Penulis
Posisi Subjek - Objek Posisi Pembaca
úû ü ýû þû ÿ✁þ ✂✄ ✁☎ ÿ✁✆✝ü ÿ✞þ ✂þ✟ ✁✠ ✁✡☛ ✞☞û ✠
D
✂ ✁ ýy
✌✁ÿ✍✎û✡✏✁ÿ✍✄ ✁✠ ✁✡✥✎✑✒ ✑✁✠✓ ✑✏✑✔☎✑B
✑☎✁ÿ10✕
✖✦✧ ✦✤★ ✩ ✪ ✦✫✩✬
am
a
✭✮ ✯✰✱ ✲✳ ✴Christian Miduk S
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Tempat, Tanggal Lahir
: Brohol, 18 Desember 1990
Kewarganegaraan
: Indonesia
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Agama
: Kristen Protestan
Alamat Lengkap
: Jl. Hidrologi 2, Cigadung Selatan, Bandung.
Telepon / HP
: 0823-1886-6667