• Tidak ada hasil yang ditemukan

Representasi Hypnosis dalam Novel Diary Sang Kembang Malam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Representasi Hypnosis dalam Novel Diary Sang Kembang Malam"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Malam “Kujual Tubuhku Bukan Jiwaku”Karya: Agung Webe)

SKRIPSI

Diajukan untuk Mengikuti Menempuh Ujian Sarjana pada

Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh :

Christian Miduk S

NIM : 41809161

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

alam

ejah

tera

.

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana

atas segala berkat dan anugerah-Nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan,

keyakinan dan jalan serta kesabaran pagi peneliti dalam menyelesaikan Proposal Seminar

Usulan Penelitian ini. Adapun pembuatan proposal Seminar Usulan Penelitian ini diajukan

untuk memenuhi syarat untuk mengikuti skripsi.

Peneliti sangat meyadari bahwa adanya peran berharga dari orang-orang hebat disisi

peneliti yang bersedia membagi hidupnya untuk bersama-sama merasakan apa yang peneliti

alami, hadapi dan rasakan. Dengan segala kerendahan hati, peneliti ucapkan terimakasih

sedalam dalam nya kepada kedua orang tua ku, Papa dan Mama serta ketiga saudara ku

Ronal, Pinta dan Ruth, atas segala cinta, kasih dan sayang mewarnai kehidupan peneliti dan

selalu setia mendukung peneliti, memberikan kekuatan moril dan memenuhi kebutuhan

materil peneliti.

Peneliti sadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya dukungan, dorongan dan bimibingan serta

bantuan dari beberapa pihak dalam proses penyusunan Proposal Usulan Penelitian ini.

Untuk itu pada kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati peneliti ingin

(5)

vii

Komunikasi dan Public Relations Unikom, yang telah memberikan nasihat, saran

serta motivasi selama peneliti serta mengikuti perkuliahan.

3.

Ibu Melly Maulin, S.Sos, M.Si

, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia. Selaku

dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi yang banyak memberikan ilmunya

kepada penulis melalui proses perkuliahan.

4.

Rismawaty, S.Sos, M.Si

selaku dosen pembimbing penulis yang pada penulisan

karya ilmiah ini, telah banyak memberikan masukan, arahan dan saran kepada

penulis melalui proses pembimbingan, serta memberikan semangat agar penulis

dapat menyelesaikan penulisan ini dengan baik.

5.

Bapak Sangra Juliano S.Ikom

,

M.Ikom

selaku dosen tetap Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia

dan sekaligus dosen wali penulis yang telah banyak memberikan nasihat, masukan,

semangat kepada penulis selama proses perkuliahan.

(6)

Ibu

Desayu Eka Surya, S.Sos, M.Si

, Bapak

Inggar Prayoga S.Ikom

. Bapak

Olih

Solihin, S.Sos, M.Ikom

, Ibu

Tine A. Wulandari S.Ikom

. Ibu

Ditha Prasanti,

M.Ikom, Dr. Drs. H. M. Ali Syamsuddin Amin S.Ag, M.Si.,

Terima kasih kepada

para dosen yang telah memberikan banyak ilmunya melalui proses perkuliahan,

memberikan semangat dan masukan kepada penulis.

7.

Jajaran staf sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi

. Ibu Astri Ikawati

AMd.Kom dan Ibu Intan Fajarini S.Ikom (mantan staf sekretariat). Terima kasih

atas kemudahan proses administrasi.

8.

Sekertaris Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Komputer

Indonesia. Ibu Ratna Widiastuti, A.Md Terima kasih penulis ucapkan kemudahan

proses administrasi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Yeni Riswita Zendrato atas motivasi

yang diberikan, tempat penulis untuk berkeluh kesah dan selalu mendampingi penulis

dalam pengerjaan karya ilmiah ini, sehingga penulis dapat melangkah dengan pasti.

Seluruh penghuni Kodri dan Tuisda serta seluruh anak-anak Humas 1 dan IK 5

angkatan 2009, anak-anak kosan Cigadung, serta semua orang yang tidak bisa disebutkan

satu persatu, terimakasih telah menjadi bagian dalam hidupku. Karena kalian hidupku

penuh akan warna dan arti. Karena kalian aku lebih mengerti dan memahami arti hidup

(7)

ix

Akhir kata untuk kesempurnaan laporan ini, peneliti mengharapkan koreksi dan saran

dari pembaca serta menerima masukan dan kritik tersebut dengan hati terbuka, sehingga di

masa yang akan datang laporan ini dapat menjadi bahan yang lebih baik, lebih menarik dan

lebih bermanfaat lagi. Amin.

Bandung, Juli 2013

Peneliti

Christian Miduk S

(8)

DAFTAR ISI

halaman

LEMBAR PENGESAHAN

...

i

LEMBAR PERNYATAAN

………..

ii

LEMBAR PERSEMBAHAN

………... iii

ABSTRAK

……….. iv

ABSTRACT

……… v

KATA PENGANTAR

... vi

DAFTAR ISI

...

x

DAFTAR TABEL

...

xiii

DAFTAR GAMBAR

... xiv

DAFTAR LAMPIRAN

... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang……… 1

1.2

Rumusan Masalah………... 8

1.2.1

Pertanyaan Makro………... 8

1.2.2

Pertanyaan Mikro ………... 8

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian……… 9

1.3.1

Maksud Penelitian ……….. 9

1.3.2

Tujuan Penelitian ……… 9

1.4

Kegunaan Penelitian ………... 10

1.4.1

Kegunaan Teoritis ………....10

(9)

xi

2.2

Tinjauan Pustaka

2.2.1

Tinjauan Tentang Novel ………..18

2.2.2

Tinjauan Tentang Wacana... 22

2.2.2.1 Pengertian Wacana………... 22

2.2.2.2 Ciri-ciri dan Sifat Wacana………... 23

2.2.2.3 Wujud dan Jenis Wacana………. 24

2.2.2.4 Karakteristik Analisis Wacana Kritis ... 25

2.3 KerangkaPemikiran………. 27

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN

3.1

Objek Penelitian………35

3.1.1

Novel Diary Sang Kembang Malam……….37

3.1.2

Sinopsis Novel Diary Sang Kembang Malam………. 38

3.2

Metode Penelitian……… 40

3.2.1

Desain Penelitian………. 44

3.2.1.1 Analisis Wacana Kritis Sara Mills ... 47

3.2.2

Studi Analisis Teks ………... 42

3.2.3

Teknik Penentuan Informan……… 44

3.2.4

Teknik Analisis Data ………... 46

3.2.5

Uji Keabsahan Data ... 55

3.2.6

Lokasi dan Waktu Penelitian ...48

3.2.5.1 Lokasi Penelitian ...56

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Deskripsi Tentang Informan ………. 63

4.1.1 Agung Webe ………. 63

4.1.2 Risa Anggraini ……….. 66

4.2

Hasil Penelitian ……….. 67

4.2.1 Posisi Subjek – Objek ………74

4.2.2 Posisi Penulis – Pembaca ……….. 75

4.3

Pembahasan ………... 77

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ………...90

5.1.1 Posisi Subjek – Objek ………90

5.1.2 Posisi Penulis – Pembaca ………...90

5.2 Saran………..91

5.2.1 Bagi Universitas ……….91

5.2.2 Bagi Penelitian Selanjutnya ………91

5.2.3 Bagi Novel Diary Sang Kembang Malam ………..92

5.2.4 Bagi Masyarakat ……….92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 95

(11)

xiii

Tabel 2.2 Novel diary sang kembang malam dilihat dariModel Sara Mills... 33

Tabel 3.1 Tabel Objek Penelitian dalam Novel Diary Sang Kembang Malam ... 37

Tabel 3.2 Tabel Informan ... 52

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

xv

Lampiran 2 : Isi Novel Diary Sang Kembang Malam Chapter 12 …………... 96

Lampiran 3 : Isi Novel Diary Sang Kembang Malam Chapter 12 …………... 97

Lampiran 4 : Isi Novel Diary Sang Kembang Malam Chapter 12 …………... 98

Lampiran 5 : Cover Belakang Novel Diary Sang Kembang Malam ...

99

Lampiran 6 : Surat Persetujuan Menjadi Pembimbing Skripsi...

102

Lampiran 7: Surat Rekomendasi Pembimbing ...

103

Lampiran 8: Berita Acara Bimbingan ...

104

Lampiran 9: Pengajuan Pendaftaran Seminar Usulan Penelitian ...

105

Lampiran10: Lembar Revisi Usulan Penelitian ………. 106

(14)

✞✟✠✡ ✟☛☞✌✍✡ ✟✎✟

✏ ✑✒✑

:

✓ ✔✕✖ ✔✗ ✔

,

✘✔✙✚✛✜ ✢✣ ✤ ✤✥ ✢✦✛ ✕✖ ✔✕✧ ✔✗★✩✪ ✫✬✭✪ ✫✕✚✮ ✔✯✚

.

✰ ✔✮ ✔✗✧ ✔

:

✦✱✲ ✔✳ ✔✴✗✔✙✚ ✕✜✭✦✛ ✗✯ ✔✜✔ ✵✛✶✔

,

✓ ✗✔

zy Master Romo. 2013. Rahasia Dewa Hipnosis: Intisari Rahasia Ilmu

Hipnosis yang hanya diajarkan kepada para raja. Jakarta: PT. Gramedia.

Effendy, Onong Uchjana. 2002

. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek

. Bandung:

PT Rosdakarya.

Eriyanto. 2009.

Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media

. Yogyakarta:

PT LkiS Printing Cemerlang

Jorgensen, Marianne W dan Phillips, Louis J. 2007.

Analisis Wacana: Teori dan

Metode

. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moleong, J Lexy, Prof. Dr. 2009, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung :

PT. Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2007.

Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar

. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, DeddydanSolatun. 2008.

Metode Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya

. Bandung: PT RemajaRosdakarya

Sobur, Alex. 2002.

AnalisisTeks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing

. Bandung: PT RemajaRosdakarya

Uchjana, Onong Efendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. 2001. Bandung :

PT.Remaja Rosdakarya

(15)

Sumber Lain:

Skripsi:

sri

, Warista. 2012. Makna

Cantik Pada Teks Iklan (Analisis Wacana Kritis Sara Mills

Mengenai Wanita Dalam Media Massa Pada Iklan Citra Purly White UV)

Alodia, Christine Felicia. 2010. Identitas P.K Ojong dalam KompasStudi Wacana Kritis

Sara Mills terhadap Identitas P.K Ojong dalam Surat Kabar Harian Umum Kompas.

Roosdinar, Mella M. 2009. Representasi Perempuan dalam Film Ayat-Ayat Cinta:

Sebuah Analisis Wacana Kritis Deskriptif Menurut Sara Mills dari Perspektif

Feminisme.

Penelusuran Data Online:

http://www.bagusboedhi.blogspot.com/2008/12/judul-analisis-wacana-kritis-tentang.html

diakses 6 april 2013 pukul 22:46 wib

http://jurnal.pustakaindonesia.com/artikel-jurnal-pendidikan/54-analisis-wacana-kritis-

mengungkap-posisi-perempuan-di-dalam-menghadapi-hegemoni-kekuasaan-melalui-surat-kabar.html

diakses 7 april 2013 pukul 15:23 wib

International Journal of Clinical and Experimental Hypnosis Vol. 48, No 2.

2000.

http://ijceh.com/content/view/169/81/

(16)

✸ ✹✸✺

✻✼ ✽✾✹✿

U

U

✹✽

1.1 Latar Belakang Masalah

❁❂ ❃❄

l m

r

❅ ❆❇

k

n

❈❇❇

g

i

n

dari media massa, yang dapat

mengemukakan sesuatu secara bebas, lebih banyak, lebih detail dan

mengemukakan berbagai permasalahan yang lebih kompleks dan dengan

itu sebuah novel berpeluang menjadi sarana pengembangan dan

memasyarakatkan

tentang bagaimana isu-isu yang terjadi.

Novel

jugamerupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian

cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat setiap perilaku orang atau individu tersebut.

Pada tahun 2012 Agung Webe mengeluarkan novel terbarunya

yang berjudul Diary Sang Kembang Malam, merupakan suatu bentuk

media komunikasi dimana penyampaian pesan-pesan moral dikemas

dengan bahasa yang ringan dan menarik sehingga membantu para

pembacanya memahami secara baik.

Novel Diary Kembang Malam ini merupakan novel khusus

dewasa,artinya siapa pun juga yang membaca novel ini akan menjadi

dewasa. Dewasa dalam berpikir tentang perubahan, tentang mimpi, tentang

keyakinan, tentang hidup, tentang pikiran dan tentang dari mana ia harus

(17)

❉❊❋ ●

l

i

ry

❏■

n

g

❑●▲■

m

g

n

▼■

l

m

u

j

◆■

l t

◆ ▲◆ ❖ P◆ ▲ ◆ P■

n

jiw

k

u

”, yang merupakan novel fiksi psikologi. Mun

gkin sekilas apabila

membaca judul novel ini orang beranggapan bahwa novel ini merupakan

novel porno, memang benar novel ini novel khusus dewasa, artinya

siapapun yang membaca novel ini akan menjadi dewasa. Dewasa dalam

berpikir tentang perubahan, tentang mimpi, tentang keyakinan, tentang

hidup tentang pikiran, dan tentang dari mana ia harus melangkah untuk

mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Apa yang dipersepsikan tentang

novel ini merupakan novel yang membahas seluk beluk kehidupan malam

yang panas, merupakan salah besar karena Agung Webe yang menulis

novel ini memberikan lebih dari pada hal tersebut, yaitu sebuah perjalanan

psikologi manusia yang mencoba memahami kehidupan dan bergerak

untuk berubah menjadi lebih baik dan lebih maju.

Novel Diary sang kembang malam “Kujual Tubuhku Bukan

Jiwaku” yang menceritakan tentang kehidupan wanita yang terjerumus

kedalam dunia kembang malam karena dijerumuskan oleh seorang teman

ibunya, dan mulai berpikir apabila sudah basah, mandi saja sekalian yang

menganalogikan bahwa apabila sudah terjerumus ke dunia kembang

malam harus menjadi kembang malam yang professional. sisi menarik

(18)

3

❪❫❴❵ ❛❜ ❝❜ ❞

dalah tindakan komunikasi secara

❴ ❡❢❜ ❣❤❜ ❝

ve

dengan

memberikan sugesti-sugesti sehingga orang lain menerima saran sugesti

tersebut secara sadar atas keputusannya sendiri dan

Hypnosis

adalah seni

komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat

kesadarannya, yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak dari

Beta menjadi Alpha dan Theta (Diary sang kembang malam 2012:62).

Sehingga

dalam

hypnosis,

komunikasi

yang

dilakukan

harus

memperhatikan susunan kalimat, penekanan kalimat, dan penerimaan

keyakinan. Dari novel tersebut diceritakan bahwa sang kembang malam

tersebut yang bernama gita membaca buku tentang

hypnosis

itu ilmiah

yang merupakan buku yang aneh yang dia lihat, dalam pemikiran gita

tersebut

hypnosis

merupakan

klenik,

dari rasa penasaran tersebut dia

membaca dan mulai memahami bahwa

hypnosis

itu adalah komunikasi

persuasive. Kata

hypnosis

gita mulai berpikir tentang

hypnotis

yang

selama ini dia tau, dalam pemaparan di novel ini

hypnotis

adalah pelaku

dari

hypnosis

tersebut.

Perempuan kerap kali direpresentasikan sebagai makhluk lemah

lembut dan tidak berdaya bahkan dalam mitos sekalipun. Mitos-mitos

tentang perempuan yang dikembangkan dan disosialisasikan dari masa ke

masa, bermula dari dongeng hingga fakta yang berkembang dari opini

masyarakat kemudian menjadi pembenaran ciri kepribadian perempuan.

(19)

✐ ❥

l

in

si

fat

-sifat lainnya yang mengikut. Perempuan pun lalu dilihat tidak

seperti apa yang seharusnya dilihat dari sosok anak manusia tetapi dilihat

seperti apa yang dipersepsikan orang tentang perempuan.

Secara historis, perempuan di Indonesia telah disosialisasikan

untuk menampilkan sikap keperempuanan (

❧♠♥♦♣♦ q♥

) seperti menghindari

persaingan dan konflik serta mengalah demi kepentingan orang lain yang

pada akhirnya menunjukkan posisi siapa melayani siapa dan siapa

melindungi siapa. Posisi pertama menunjukkan tugas perempuan dan

posisi kedua menunjukkan tugas laki-laki. Sosialisasi peran seperti ini

berlangsung dari generasi ke generasi sepanjang siklus kehidupan

seseorang mulai dari bayi hingga dewasa. Siklus kehidupan seperti ini

menjadikan dan menempatkan perempuan sebagai pelaksana peran

partikularistik yang mengacu pada pekerjaan dan pemenuhan tugas dan

tanggungjawab yang relatif bercorak permanen(Hubeis, 2010 : 103).

Artinya, pekerjaan yang dilakukan perempuan tidak pernah selesai

(endless)

dan berulang

(repetition); misalnya mengasuh anak, mengolah

makanan, mencuci pakaian, membersihkan rumah, dan berbelanja ke pasar

yang hampir identik setiap hari.

Djajadiningrat dalam Suryakusuma (2011 : 44 ) merumuskan

kerangka konseptual yang berusaha mengkaji konteks khas perempuan

Indonesia.Ia mengidentifikasikan ideologi “ibuisme” yang berkembang

(20)

5

rs

l

s

m

ts ✉s

m

“i

✈✇ ①

sm

”, kaum perempuan harus melayani suami, anak

-anak, keluarga, masyarakat, dan Negara.Dalam paham “pengiburumah

tanggaan”, Mereka harus bersedia bekerja tanpa dibayar atau kalaupun

dibayar, dengan imbalan yang amat rendah. Selain itu mereka sebenarnya

tak bisa mengharapkan mendapat “status” atau kekuasaaan yang

sesungguhnya (Suryakusuma, 2011 : 45).

Pengasosiasian dan persepsi masyarakat tentang perempuan inilah

yang kemudian mengkonstruksikan perempuan sebagai makhluk yang

lemah dan tidak berdaya.Dasar inilah yang menyebabkan perempuan

seringkali menjadi korban tindak kekerasan dan pelecehan.

Peneliti melihat sisi menarik dari novel ini adalah “Laki-laki ingin

diakui eksistensinya.Walaupun para wanita menganut kesetaraan

③ ④⑤⑥ ④⑦

,

namun laki-laki tetaplah ingin dianggap lebih dari pada wanita. Inilah

gunanya komunikasi persuasive yang diterapkan untuk mereka para

laki-laki.”dalam penerapan ilmu

⑧⑨⑩⑤❶ ❷❸ ❷

ini memiliki dampak bagus bagi sang

kembang malam karena merupakan salah satu kunci dalam melayani

pelanggan yaitu bukan semata-mata menyuguhkan tubuh kepada

pelanggannya, namun bisa membuat pelanggannya merasa lebih dekat,

merasa sudah kenal lama. Atau bahkan sang kembang malam tersebut

harus bisa membuat pelanggannya merasa sangat dekat dengan sang

kembang malam lebih dari pelanggannya merasa dekat dengan istrinya

sendiri. Ini merupakan suatu senjata bagi kembang malam tersebut untuk

lebih dekat dengan pelanggannya, karena sang kembang malam tersebut

(21)

❹ ❺

m

❻❼

n

m

g

❼❼

l

m

t

r

❽ ❺❻

u

t

dari pada istri mereka sendiri, jadi kembang

malam tersebut sudah mendapat nilai lebih dari penerapan

❾ ❿➀ ➁➂ ➃➄ ➃

ini.

Realitas sosial cenderung oleh dominasi yang dominan yaitu media

itu sendiri, maka dari pada itu peneliti mengambil analisis wacana kritis

dari Sara Mills yang mana menitikberatkan pada wacana feminism

bagaimana wanita ditampilkan dalam teks, baik novel, gambar, foto,

ataupun juga berita dalam membongkar teks yang terselubung dalam suatu

novel yang lebih menonjolkan dan menunjukkan jati diri wanita melalui

novel yang ada dan peneliti memilih Novel Diary Sang Kembang Malam

“kujual Tubuhku Bukan Jiwaku”.

Dilihat dari pandangan sosial yang sering menyudutkan kembang

malam sebagai makna negatif padahal mereka bergerak dan menghadapi

realita hidup karena keterpaksaan keadaan adapun penjerumusan yang

terjadi maka peneliti memutuskan memilih novel Diary Sang Kembang

Malam sebagai objek penelitian untuk melihat dan membedah dari balik

aspek wacana kritis sara mills. Titik perhatian dari perspektif wacana

feminis adalah menunjukkan bagaimana teks bias dalam menampilkan

wanita.

Inilah yang menjadi tujuan dari penelitian ini tentang pesan-pesan

disiratkan lewat pencitraan wanita dalam novel utamanya teks bias dalam

menampilkan wanita. Adapun kondisi sekarang ini yang menilai bahwa

kembang malam berhubungan makna negatif dalam masyarakat , dampak

(22)

7

m

l

m

t

➆➇ ➆➈ ➉➊

r

dalam lingkup masyarakat padahal mereka bergerak untuk

menuju perubahan dan bergerak untuk menuju kemajuan daram taraf

kehidupan sosial.

Kembang malam mencerminkan diri pada wanita yang berusaha

lebih baik, sehingga pada dalam novel ini sang kembang malam tersebut

mempelajari tentang

➋➌➍ ➎➏ ➐ ➑➐

sebagai daya tarik untuk laki-laki, karena

dengan

➋➌➍ ➎➏ ➐ ➑➐

laki-laki yang memakai jasa mereka lebih dianggap

sebagai laki-laki yang di hargai. Jadi disini sehingga menyama ratakan

bahwa kembang malam semua sama padahal tidak dan tidak semua

kembang malam itu tidak menggunakan ilmu dalam profesi mereka,

sebagai mana yang dibahas dalam novel ini bahwa kembang malam

tersebut menggunakan teknik

➋➌➍➎➏➐➑➐

atau yang sering disebut

komunikasi

➍➒➓➐➔ →➐➑

ve.

Realitas sosial sendiri kini cenderung oleh dominasi dominan yaitu

media itu sendiri, maka dari pada itu peneliti mengambil analisis wacana

kritis dari Sara Mills yang mana menitikberatkan pada wacana feminisme:

bagaimana

hypnosis

digunakan dalam profesi kembang malam yang

ditampilkan dalam teks novel dalam membongkar makna teks novelyang

terselubung dalam dalam novel diary sang kembang malam melalui teks

yang ada dan peneliti memilih novel Diary Sang Kembang Malam yang

mendefinisikan dan merepresentasikan seperti apa

hypnosis

digunakan

(23)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Pertanyaan Makro

➣↔

ri

↕ ➙↕➙

r

p

↔ ➛ ➙

n

j

↔↕↔↔

r

n

y

n

g

t

➙↔

l

h

dijelaskan oleh peneliti pada latar

belakang masalah penelitian diatas, peneliti dapat membuat suatu rumusan

masalah penelitian sebagai berikut :

“Bagaimana Representasi Hypnosis dalam Novel Diary sang Kembang

Malam “kujual tubuhku bukan jiwaku” karya: Agung Webe ?

1.2.2 Pertanyaan Mikro

Mengacu pada judul penelitian dan rumusan masalah yang telah diangkat

oleh peneliti berdasarkan pada latar belakang masalah penelitian, maka

peneliti kemudian dapat mengambil tiga pertanyaan (pertanyaan mikro) yang

dikenal sebagai identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana posisi subjek-objek dari Representasi

➜➝➞ ➟➠ ➡➢ ➡

dalam

Novel Diary sang Kembang Malam “kujual tubuhku bukan jiwaku”

karya Agung Webe ?

2. Bagaiamana posisi penulis-pembaca dari Representasi

➜➝➞➟➠➡➢ ➡

dalam

Novel Diary sang Kembang Malam “kujual tubuhku bukan jiwaku”

(24)

9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1Maksud Penelitian

➤➥

k

su

d dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis wacana

dengan menggunakan metode analisis wacana kritis, sedangkan teori

wacana yang dipakai adalah teori wacana dari Sara Mills yang

digunakan untuk menganalisis Representasi Makna

➦➧➨ ➩➫ ➭ ➯➭

dalam

Novel Diary sang Kembang Malam “kujual tubuhku bukan jiwaku”

karya Agung Webe.

1.3.2

Tujuan Penelitian

Seperti apa yang telah dipaparkan pada rumusan masalah

mengenai identifikasi masalah penelitian, maka tujuan penelitian dapat

peneliti paparkan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui

posisi subjek-objek dariRepresentasi

➦➧➨ ➩➫ ➭ ➯➭

dalam Novel Diary sang Kembang Malam “kujual

tubuhku bukan jiwaku” karya Agung Webe.

2. Untuk mengetahui posisi penulis-pembaca dariRepresentasi

(25)

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat yang

berkaitan dengan Ilmu Komunikasi secara umum, dibidang hubungan

masyarakat (humas) maupun secara khusus dalam analisis wacana kritis

dalam membedah makna yang terdapat dalam sebuah teks. Dalam

penelitian ini lebih khusus membahas tentang analisis wacana kritis yang

terdapat dalam sebuah novel.

1.4.2

Kegunaan Praktis

A. Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti adalah memberikan tambahan

wawasan pengetahuan ilmu komunikasi tentang analisis wacana, bahwa

memahami suatu teks tidak hanya suatu bentuk tulisan yang tak

bernyawa dan tanpa maksud apa-apa, oleh karena setiap teks itu memiliki

wacana tersembunyi.

B. Bagi Universitas

Semoga penelitian ini dapat pula berguna bagi bidang kajian ilmu

komunikasi, dan juga sebagai tambahan koleksi penelitian ilmiah di

universitas. Diharapkan pula dapat menjadi bahan penerapan dan

(26)

11

➲➳

r

➵ ➸

n

dingan dan pengembangan referensi tambahan bagi penelitian

dengan tema sejenis tentang analisis wacana.

C. Bagi Masyarakat

Bagi Masyarakat diharapkan penelitian ini dapat memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya. Agar masyarakat memiliki tambahan

pemahaman tentang komunikasi persuasif, bagaimana cara memahami

pemikiran-pemikiran oleh kembang malam mengenai dunia luar, realitas

sosial maupun memahami tentang diri sendiri.

Karena sungguh tidak mudah untuk dapat memahami dunia,

memahami pemikiran-pemikiran para kembang malam yang muncul

mulai dari jaman modern maupun sebelumnya.komunikasi persuasif juga

berguna untuk mensugesti dan mempengaruhi umumnya. Semoga

dengan karya ilmiah saya ini, dapat menambah wawasan baru bagi

(27)

12 ➮➱✃➪❐ ❒❐ ❮ ❰ Ï❰ Ð❒ÑÐ❒ Ò➘❐ ❮ ❐ ÓÐ❒Ô➶ ❐ Õ❐ ❒❰Ö

1. Skripsi Waritsa Asri, UNIKOM Tahun 2012. Fokus penelitian tentang

analisis wacana kritis dengan judul Makna Cantik pada teks iklan (analisis

wacana kritis Sara Mills mengenai wanita dalam media massa pada iklan

Citra Purly White UV).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna cantik pada teks

iklan dengan menggunakan analisis wacana kritis Sara Mills. Untuk

mencapai tujuan tersebut maka dimunculkan pertanyaan tentang bagaimana

posisi subjek-objek dan posisi pembaca mengenai wanita dalam media

massa pada iklan Citra Purly White UV.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

analisis wacana, teknik pengumpulan adalah studi kepustakaan dan

dilanjutkan pada pengolahan data.Adapun subjek dari penelitian ini adalah

iklan Citra Purly White UV.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa posisi subjek yakni adalah

Citra merupakan pencerita tunggal dalam teks iklan tersebut dengan objek

yaitu wanita dikarenakan kesesuaian dari model Sara Mills dan terakhir

disertai posisi pembaca yang tidak bisa menganggu gugat bentuk iklan teks

(28)

13

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa perkataan posisi dari subjek

merupakan hal yang tidak bisa diubah dan pembaca pasif karena tidak bisa

beragumen bila ada tidak kesesuaian.Saran bagi Peneliti selanjutnya,

diharapkan mampu menjadi sumber literatur atau studi lebih lanjut untuk

Penelitian berikutnya.

2. Skripsi Christine Felicia Alodia, Mahasiswa UNPAD Tahun 2010.

Identitas P.K Ojong dalam Kompas Studi Wacana Kritis Sara Mills

terhadap Identitas P.K Ojong dalam Surat Kabar Harian Umum Kompas.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui identitas P.K. Ojong

dalam berbagai tulisan yang pernah dimuat Harian Umum Kompas sebagai

konteks makro, mengetahui posisi subjek-objek dan posisi

penulis-pembaca dalam teks yang mengidentifikasi P.K. Ojong dalam tulisan yang

pernah dimuat di Kompas sebagai konteks mikro, dan untuk mengetahui

pengaruh identitas P.K. Ojong terhadap Kompas Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif kualitatif dengan analisis Sara Mills yang terdiri dari

perumusan konstruksi makro dan mikro.

Dalam perumusan konstruksi makro, peneliti akan memakai metode

×Ø ÙÚ× Û ÜÝ ÜÞß

o

f

à áÜâ Ý

edge

dari Michele Foucault.Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dalam wacana di Kompas ditemukan identitas Ojong

sebagai seorang wartawan, seorang pengusaha, seorang WNI keturunan

Tionghoa, serta sebagai pecinta seni dan budaya.Terlihat penulis

(29)

dikemukakannya.Pembaca cenderung ditempatkan pasif dalam teks oleh

penulis.Tampak pula identitas Ojong membawa pengaruh besar terhadap

Kompas.

Simpulan penelitian ini adalah P.K. Ojong merupakan sosok yang

memiliki karakter kuat di tiap identitasnya.Karakter P.K. Ojong ini

membawa pengaruh yang besar bagi Kompas.Saran peneliti bagi pers,

hendaknya tetap menjalankan peran berlandaskan idealisme yang

kuat.Sedangkan untuk masyarakat, hendaknya lebih kritis dalam

menemukan identitas seseorang, misalnya dengan melakukan analisis

wacana kritis.

3. Skripsi Mella M. Roosdinar. Mahasiswa UNPAD 2009. Representasi

Perempuan dalam Film Ayat-Ayat Cinta: Sebuah Analisis Wacana Kritis

Deskriptif Menurut Sara Mills dari Perspektif Feminisme.

Asumsi dasar penelitian ini dilakukan adalah pandangan bahwa (1)

film, sebagai media komunikasi, mencerminkan realitas masyarakat dimana

film itu diproduksi dan ditonton, (2) adanya pertarungan ideologi yang

berlangsung dalam sebuah wacana media, (3) keingintahuan terhadap

representasi perempuan dalam film Ayat-ayat Cinta, sebuah film

ãä

st

å äæ æ ä

r

di Indonesia tahun 2008.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi

perempuan dalam film Ayat-ayat Cinta, dengan: (1) mengetahui cara

(30)

15

pihak yang diposisikan sebagai subjek pencerita dan siapa objek yang

diceritakan, (3) mengetahui peluang masing-masing tokoh untuk

menampilkan dirinya sendiri ataukah ditampilkan oleh tokoh lain, (4)

mengetahui cara penonton diposisikan dalam teks, (5) mengetahui cara

penonton memposisikan dirinya pada teks yang ditampilkan, (6) mengetahui

arah dan sasaran teks menggiring identifikasi penonton.Skripsi ini adalah

laporan penelitian deskriptif kualitatif analisis isi media dengan metoda

analisis wacana kritis menurut Sara Mills. Penelitian dilakukan dengan cara

membedah teks dalam film, dengan melihat posisi Subjek-Objek dan posisi

Pencipta-Pembaca dalam

s

ce

ç

e

èéê ë çë ì í îïì

m

s

, untuk melihat bagaimana

perempuan direpresentasikan didalamnya.

Kesimpulan dari hasil penelaahan menunjukkan bahwa pada

scene-scene klimaks film Ayat-ayat Cinta, bahwa (1) film masih menggunakan

kacamata gender laki-laki pada saat memandang peristiwa, (2) perempuan

masih lebih banyak direpresentasikan sebagai Objek daripada Subjek, (3)

perempuan masih ditampilkan dari sudut pandang pihak lain (kebanyakan

laki-laki), (4) film menggiring penonton untuk mengidentifikasi diri dengan

tokoh laki-laki; dan demikian film ini masih mengafirmasi ideologi-ideologi

(31)

ðñò óôõö ÷

ðñòóô

ø ó ù óô úû úñ ùð óü ýñ þÿô ÿ

no

Nama

Judul

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

1

Waritsa Asri

analisis

wacana

kritis

dengan

judul

Makna

Cantik pada teks iklan

(analisis

wacana

kritis

Sara

Mills

mengenai

wanita dalam media massa

pada iklan Citra Purly

White UV).

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dengan

metode analisis wacana kritis

Sara mills.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa posisi

subjek yakni adalah citra

merupakan pencerita

tunggal dalam teks iklan

tersebut dengan objek yaitu

wanita dikarenakan

kesesuaian dari model sara

mills dan terakhir disertai

posisi pembaca yang tidak

bisa mengganggu gugat

bentuk iklan teks yang

dikeluarkan oleh citra.

2

Christine

Felicia

Alodia

Identitas P.K Ojong dalam

Kompas Studi Wacana

Kritis Sara Mills terhadap

Identitas P.K Ojong dalam

Surat Kabar Harian Umum

Dalam penelitian ini memakai

metode

archeology

of

knowledge

dari

michele

foucalult.

Simpulan

penelitian

ini

adalah

P.K.

Ojong

merupakan

sosok

yang

memiliki karakter kuat di

(32)

17

Kompas.

Ojong

ini

memiliki

pengaruh

besar

bagi

kompas.

3

Mella M.

Roosdinar

Representasi Perempuan

dalam Film Ayat-Ayat

Cinta: Sebuah Analisis

Wacana Kritis Deskriptif

Menurut Sara Mills dari

Perspektif Feminisme.

Metode yang dipakai pada

penelitian ini adalah analisis

wacana kritis menurut sara

mills.

Kesimpulan dari hasil

penelaahan menunjukkan

bahwa pada scene-scene

klimaks film Ayat-ayat

Cinta, bahwa (1) film

masih menggunakan

kacamata gender laki-laki

pada saat memandang

peristiwa, (2) perempuan

masih lebih banyak

direpresentasikan sebagai

Objek daripada Subjek,

(3) perempuan masih

ditampilkan dari sudut

pandang pihak lain

(kebanyakan laki-laki),

(4) film menggiring

(33)

mengidentifikasi diri

dengan tokoh laki-laki; dan

demikian film ini masih

mengafirmasi

ideologi-ideologi patriarkal.

Sumber : Peneliti 2013

✁ ✂✄ ☎✆✝✞✝☎✟✞ ✠ ✡✝ ☛✝

✁ ✁☞ ✂✄ ☎✆✝✞✝☎✂✌☎ ✡✝ ☎✍✎ ✏✑✌ ✒

Novel adalah cerita berbentuk prosa yang menceritakan kehidupan

manusia.Novel menceritakan kejadian yang luar biasa yang melahirkan

konflik yang pada akhirnya melahirkan perubahan nasib para pelakunya

dengan uraian-uraian yang sederhana.

Novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif,

biasanya dalam bentuk cerita.Penulis novel disebut dengan novelis.Kata

novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang berati ‘sebuah kisah,

sepotong berita’.

Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di

dunia.Bentuk sastra ini paling banyak beredar karena daya tarik

komunikasinya yang luas pada masyarakat.Sebagai bacaan novel dapat

(34)

19

sastrawan memberikan batasan atau devinisi novel.Batasan atau definisi

yang diberikan berbeda-beda sesuai sudut pandang yang digunakan.

Definisi-definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :

1.

Novel adalah bentuk sastra yang paling populer di dunia. Bentuk

sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar

karena daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob

Sumardjo)

2.

Novel adalah bentuk karya sastra yang didalamnya terdapat

nilai-nilai budaya, sosial, moral dan pendidikan (Nurhadi,

Dawud, Yuni Pratiwi, Abdul Roni).

3.

Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur,

yaitu: unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang keduanya saling

berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah

karya sastra (Rostamaji dan Agus Prianto)

4.

Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang

mempunyai unsur-unsur intrinsi (Paulus Tukam)

Novel mempunyai unsur-unsur yang terkandung didalamnya, yaitu :

1.

Unsur Intrinsik, terdiri dari :

a. Tema

Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang

(35)

b. Setting

Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan

jalan cerita.Seting meliputi waktu, tempat dan sosial budaya.

c. Sudut Pandang

Menurut Harry Show (1972:293) sudut pandang dibagi

menjadi 3 yaitu :

1. Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh dan kata

ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi

dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri

dengan kata-kata sendiri.

2. Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan,

dan lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di

dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti

orang ketiga.

3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia

sama sekali berdiri diluar cerita, serba melihat, serba

mendengar dan serba tahu. Pengarang melihat sampai ke

dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia

batin yang paling dalam dari tokoh.

d. Alur atau Plot

Alur atau plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel.

(36)

21

(

✓✔✕ ✖✗✘ ✙

f

).Alur maju yaitu apabila peristiwa bergerak secara

bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur

cerita.Sedangkan alur mundur (

f

✚ ✛✘ ✜ ✢ ✛✣ ✤ ✓ ✔✕ ✖✔ ✗✘✙✥

) yaitu

terjadi

ada

kaitannya

dengan

peristiwa

yang

sedangberlangsung.

e.

Penokohan

Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku

bisa diketahui karakternya dari cara bertindak, ciri fisik,

lingkungan tempat tinggal. (Rustamaji dan Agus Priantoro)

f.

Gaya Bahasa

Merupakan gaya yang dominan dalam sebuah novel

(Rustamaji dan Agus Priantoro)

2.

Unsur Ekstinsik

Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi

pengarang dan lain-lain diluar unsur instrinsik.Unsur-unsur

yang ada diluar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap

unsur-unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya

(37)

✦✧✦✧✦ ★✩ ✪ ✫✬✭ ✬✪★✮ ✪ ✯✬✪ ✰✱ ✬✲ ✬✪ ✬

Sudah lama bahasa menjadi unsur kajian ilmu pengetahuan, bahkan

sejak zaman Yunani Kuno, walaupun bukan untuk kepentingan kebahasaan

dan komunikasi.Pada saat itu alasan mengapa bahasa perlu untuk dikaji

karena bahasa dianggap sebagai sebuah alat yang tepat untuk

mengungkapkan konsep-konsep berpikir dan hasil pemikiran filosofis.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia

sehingga dalam kenyataannya bahasa menjadi aspek penting dalam

melakukan sosialisasi atau berinteraksi sosial dengan bahasa manusia dapat

menyampaikan berbagai berita, pikiran, pengalaman, gagasan, pendapat,

perasaan, keinginan, dan lain-lain kepada orang lain. (Kurniawan dalam

Darma, 2009:1).Bahasa meliputi tataran fonologi, morfologi, sintaksis,

semantik, dan wacana.Berdasarkan hierarkinya, wacana merupakan tataran

bahasa terbesar, tertinggi dan terlengkap.

✦ ✧✦✧✦✧✳ ✴✮✪ ✰✮✵✯✩ ✬✪✱✬✲ ✬✪ ✬

Pembahasan wacana adalah rangkaian kesatuan situasi atau dengan

kata lain, makna suatu bahasa berada dalam konteks dan situasi. Wacana

dikatakan terlengkap karena wacana mencakup tataran dibawahnya, yakni

(38)

23

yaitu situasi pemakaian dalam masyarakat.Alex Sobur dalam Darma

mengatakan, “wacana adalah rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang

mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis,

dalam kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun

nonsegmental bahasa.”

Melalui pesan wacana, pesan-pesan komunikasi seperti kata-kata,

tulisan, gambar-gambar, dan lain-lain, tidak bersifat netral atau

steril.Eksistensinya ditentukan oleh orang-orang yang menggunakannya,

konteks peristiwa yang berkenaan dengannya, situasi masyarakat luas yang

melatarbelakangi keberadaannya, dan lain-lain.Kesemuanya itu dapat berupa

nilai-nilai, ideologi, emosi, kepentingan-kepentingan, dan lain-lain.

✶ ✷✶ ✷✶✷✶

C

✸ ✹ ✸✺✻ ✸✹ ✸✼ ✽✾✿ ✸❀ ✽❁❂✽✻ ✽✾✽

Berdasrkan pengertian wacana, kita dapat mengidentifikasi cirri dan

sifat sebuah wacana, antara lain sebagai berikut:

1.

Wacana dapat berupa rangkaian ujar secara lisan dan tulisan atau

rangkaian tindak tutur.

2.

Wacana mengungkapkan suatu hal (subjek).

3.

Penyajian teratur, sistematis, koheren, dan lengkap dengan

(39)

4.

Memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu.realitas, media

komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian. Dalam

kenyataan wujud dari bentuk wacana itu

5.

Dibentuk oleh unsur segmental dan non segmental.

❃ ❄❃ ❄❃❄❅❆ ❇❈ ❇❉❉❊❋● ❍❋ ■ ❏❆ ❊❑ ❊❋ ❊

Wujud adalah rupa dan bentuk yang dapat diraba atau nyata.Jenis

adalah ciri khusus.Jadi wujud wacana mempunyai rupa atau bentuk wacana

yang nyata dan dapat kita lihatstrukturnya secara nyata. Sedangkan jenis

wacana mempunyai arti bahwa wacana itu memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri

khas yang dapat dibedakan dari bentuk bahasa lain.

Pada dasarnya, wujud dan jenis wacana dapat ditinjau dari sudut

realitas, media komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian. Dalam

kenyataannya wujud wacana itu dapat dilihat dalam beragam buah karya si

pembuat wacana, yaitu: teks (wacana dalam wujud tulisan/grafis) antara lain

dalam bentuk berita,

fe

▲ ▼ ◆❖P

, artikel, opini, cerpen, novel, dsb.

T

▲◗ ❘

(wacana

dalam wujud ucapan) antara lain dalam wujud rekaman wawancara, obrolan,

pidato, dsb. Act (wacana dalam wujud tindakan) antara lain dalam wujud

(40)

25

❩❬ ❩❬❩❬❭ ❪❫❴ ❫❵❛ ❜ ❴❝ ❞❛ ❝❵

A

❡ ❫❢ ❝ ❞ ❝❞❣ ❫❤ ❫❡❫❪❴ ❝❛ ❝ ❞

Di dalam analisis wacana kritis, wacana tidak dipahami semata-mata

sebagai suatu studi bahasa. Analisis wacana menggunakan bahasa dalam

teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis relatif berbeda dengan

studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa yang dianalisis

bukan

semata-mata

dari

aspek

kebahasaan,

melainkan

juga

menghubungkannya dengan konteks.Konteks yang dimaksud digunakan

untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk didalamnya praktik kekuasaan

untuk memarginalkan individu atau kelompok tertentu.

Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis melihat wacana

sebagai bentuk dan praktik sosial.Wacana sebagai praktik sosial

menyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara peristiwa wacana tertentu

dan situasi, institusi, dan struktur sosial yang membentuknya. Praktik

wacana bisa jadi menampilkan ideologi: ia dapat memproduksi dan

mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak berimbang anatar kelas sosial,

laki-laki dan perempuan, kelompok mayoritas dan minoritas. Melalui

perbedaan

itu

direpresentasikan

dalam

posisi

sosial

yang

ditampilkan.Melalui wacana, sebagai contoh, dalam sebuah wacana keadaan

yang rasis, seksis, atau ketimpangan kehidupan sosial dipandang sebagai

suatu common sense, suatu kewajaran atau alamiah, dan memang seperti

(41)

Analisis wacana kritis melihat bahasa sebagai faktor penting, yakni

bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan yang

terjadi dalam masyarakat. Berikut ini disajikan karakteristik penting dari

analisis wacana kritis yang disajikannya oleh Eriyanto dari tulisan Van Dujik,

Fairclough, Wodak.

1. Tindakan

Wacana

dipahami

sebagai

sebuah

tindakan

(action).Dengan

pemahaman

semacam

itu,

wacana

diasosiasikan

sebagai

bentuk

interaksi.Wacana bukan ditempatkan seperti dalam ruang tertutup dan

internal. Orang berbicara atau menulis bukan ditafsirkan seperti ia menulis

atau berbicara untuk dirinya sendiri, seperti orang yang sedang mengigau di

bawah hipnotis. Seseorang berbicara, menulis, dan menggunakan bahasa

untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.

Dengan pemahaman sperti itu, terdapat beberapa konsekuensi di

dalam memandang wacana. Pertama, wacana dipandang sebagai sesuatu yang

bertujuan, apakah untuk memengaruhi, mendebat, membujuk, menyanggah,

bereaksi, dan sebagainya.Seseorang berbicara atau menulis mempunyai

maksud tertentu, besar aupun kecil. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu

yang diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang diluar kendali

(42)

27

2. Konteks

Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks wacana, seperti

latar, situasi, peristiwa, dan kondisi.Wacana dalam hal ini diproduksi,

dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Merujuk pada

pandangan cook, analisis wacana juga memeriksa konteks dari komunikasi:

siapa yang mengomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jenis

khalayak dan situasu apa; melalui medium apa; bagaimanaperbedaan tipe dari

perkembangan komunikasi; dan hubungan untuk setiap masing-masing pihak.

Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks

dan memengaruhi pemakaina bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi

di mana teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan sebagainya.

Adapun wacana di sini, kemudian dimaknai sebagai teks dan konteks

bersama-sama. Titik perhatian analisis wacana ialah menggambarkan teks dan

konteks secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi di sini

dibutuhkan tidak hanya proses kognisi dalam arti umum, tetapi gambaran juga

spesifik dari budaya yang dibawa. Studi mengenai bahasa di sini memasukkan

konteks, karena bahasa selalu berada dalam konteks dan tidak ada tindakan

komunikasi tanpa partisipan, interteks, situasi, dan sebagainya.

Wacana tidak dianggap sebagai wilayah yang konstan, terjadi di mana

saja dan dalam situasi apa saja. Wacana dibentuk sehingga harus ditafisrkan

(43)

dimasukkandalam analisis, hanya yang relevan dan berpengaruh atas produksi

dan penafsiran teks yang dimasukkan ke dalam analisis.Beberapa konteks

yang penting karena bepengaruh terhadap produksi wacana.Pertama, jenis

kelamin, umur, pendidikan, kelas sosial, etnik, agama, dalam banyak hal

relevan dalam menggambarkan wacana. Kedua, setting sosial tertentu, seperti

tempat, waktu, posisi pembicara dan pendengar atau lingkungan fisik adalah

konteks yang berguna untuk mengeti suatu wacana. Setting, seperti tempat

privat atau publik, dalam suasana formal atau informal, atau pada ruangan

tertentu akan memberikan wacana tertentu pula.

3. Histori

Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu berarti wacana

diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa

menyertakan konteks yang menyertainya.Saah satu aspek yang penting untuk

bisa mengerti suatu teks ialah dengan menempatkan wacana tersebut dalam

konteks historis tertentu.Misalnya, kita melakukan analisis wacana teks

selebaran mahasiswa yang menentang Suharto.Pemahaman mengenai wacana

teks tersebut hanyadapat dapat diperoleh apabila kita dapat memberikan

konteks historis di mana teks tersebut dibuat.Misalnya, situasi sosial politik,

suasana pada saat itu.Oleh karena itu, pada waktu melakukan analisis

(44)

29

berkembangatau dikembangkan seperti itu, mengapa bahasa yang digunakan

seperti, dan seterusnya.

4. Kekuasaan

Analisis wacana kritis juga dipertimbangkan elemen ekuasaan (power)

di dalam analisisnya. Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci hubungan

antara wacana dan masyarakat.Misalnya, kekuasaan lai-laki dalam wacana

mengenai seksisme atau kekuasaan perusahaan yang berbentuk dominasi

pengsaha kelas atas kepada bawaha, dan sebagainya.Pemakai bahasa bukan

hanya pembicara. Penulis, pendengar, atau pembaca, ia juga bagian dari

anggota sosial tertentu, bagian dari kelompok profesional, agama, komunitas

atau masyarakat tertentu.

Kekuasaan, hubungannya dengan wacana ialah sebagai suatu kontrol.

Satu orang atau kelompok mengontrol orang atau kelompok lain melalui

wacana. Kontrol yang dimaksud dalam konteks ini tidak harus selalu dalam

bentuk fisik dan langsung, tetapi juga kontrol secara mental atau psikis.

Kelompok yang dominan mungkin membuat kelompok lain bertindak sesuai

dengan yang diinginkannya.

Kelompok dominan lebih mempunyai akses seperti pengetahuan,

uang, dan pendidikan dibandingkan dengan kelompok yang tidak

(45)

dapat berupa kontrol atas konteks yang secara mudah dapat dilihat dari

siapakah yang boleh dan harus berbicara, sementara siapa pula yang hanya

bisa mendengar dan mengiyakan.

5. Ideologi

Sebuah teks tidak pernah lepas dari ideologi dan memiliki kemampuan

untuk memanipulasi pembaca ke arah suatu ideologi.Kaitannya dengan

budaya kritis, ideologi menjadi salah satu perhatian selain kesadaran dan

hegemoni.Menurut Lull dalam Sobur, ideologi adalah sistem ide-ide yang

diungkapkan di dalam komunikasi.

Ideologi merupakan suatu konsep yang sentral dalam analisis wacana

yang bersifat kritis.Hal tersebut karena tek percakapan, dan lainnya adalah

bentuk dari suatu praktik ideologi atau pencerminan dari ideologi

tertentu.Analisis wacana tidak dapat menempatkan bahasa secara tertutup,

tetapi harus melihat konteks terutama bagaimana ideologi dari

kelompok-kelompok yang ada tersebut berperan dalam membentuk wacana.Dalam teks

berita misalnya, dapat dianalisis apakah teks yang muncul tersebut merupakan

pencerminan dari ideologi seseorang apakah dia feminis, antifeminis,

(46)

31

✐❥ ✐❥❦ ❧♠ ♥ ♦♣q ♣♥❧r♥s♣♥ t✉r ✈✇ r ①r ♥ s♣①♠②

y

✈ ♥③① ♠①

Menurut David Croteau dan William Hoynes, representasi merupakan

hasil dari suatu proses penyeleksian yang menggarisbawahi hal-hal tertentu

dan hal lain diabaikan. Dalam representasi media, tanda yang akan

digunakan untuk melakukan representasi tentang sesuuatu mengalami

proses seleksi. Mana yang sesuai dengan kepentingan-kepentingan dan

pencapaian tujuan-tujuan komunikasi ideologisnya itu yang digunakan

sementaran tanda-tanda lain diabaikan. Marcel Danesi mendefinisikan

representasi sebagai, proses perekaman gagasan, pengetahuan, atau pesan

secara fisik.

Pada kajian ilmu pengetahuan ilmiah, kata yang sering dipakai

adalahHipnosis (

④⑤⑥⑦⑧ ⑨

y

s

)bukan Hipnotis.Hipnosis adalah terminologi

yangbaru

digunakan

pada

awal

1900an.Sedangkan

kataHipnotisme (

p

n

o

t

⑨⑧ ⑩

y

) adalah terminologi yang pertama kali

diperkenalkan oleh ahli bedah asal Skotlandia, James Braid pada tahun

1841. Braid mendefinisikan

t

❶⑩

r

hipnotisme sebagai sebuah cara khusus

yang diterapkan pada keadaan subjek (

❷❸ ⑨❶

n

), bukan pada teknik yang

diterapkan oleh sang terapis. Dengan kata lain hipnotis berfokus pada

(47)

Pada awal kumunculannya, Hipnotis ala Braid banyak terinspirasi oleh

meditasi yoga yang dilakukan oleh umat hindu dan mempelajari

praktek-praktek spiritual kuno. Braid sendiri menulis buku yang hingga saat ini

dijadikan rujukan baik meditasi maupun teknik hipnotis hampir di seluruh

dunia, buku yang berjudul

❹❺❻❼❽❾ ❽❿ ➀

u

ry

(1843). Sub bab yang

❻❽ ❻➁❾ ❺

r “

➂➃❿➄ ➅ ➆ ➂❺

sm

❺ ➇➄

sm

➆ ➈➄

t

o

n

yp

sm

➆ ❺➅ ➉➆

t

➈➄❽ ➇➄ ➅ ➃❾ ❾

st

y

➊ ➋ ➌ ➀➍➄ ❽❾ ❽❿➄ ➅ ➃❾❾

y

➎❽❼ ➍➄ ➏❺ ➇❺ ➏➐

, bercerita tentang analogi teknik hipnotis

yang dijalankannya dengan meditasi umat hindu. Braid dengan pintar

menjelaskan bagaimana teknik meditasi berpengaruh terhadap fisiologi

manusia (sebelum psikologi muncul, Braid menggunakan t

rm

➋ ➌ ➀ ➍➄ ❽❾ ❽❿➀➆

yakni ilmu yang mempelajari fungsi dari sistem kehidupan manusia).

Braid menjelaskan bahwa teknik meditasi hindu dan praktek spiritual

india kuno ternyata dapat menyembuhkan seseorang yang sakit saat berada

di kuil. Meditasi dianggap membawa seseorang ‘tidur secara

tenang’.Ketenangan

ini

kemudian

memberikan

sugesti

dalam

menyembuhkan seseorang yang sakit.Teknik ini ternyata juga ditemukan di

kebudayaan mesir kuno dan yunani.

Pada perkembangannya James Braid menyederhanakan

t

rm

yp

n

o

t

sm

(Hipnotis) menjadi Hypnosis (Hipnosis) .Hypnosis (Hipnosis)

sendiri adalah kata yang diambil dari bahasa yunani yang berarti

(48)

33

hipnotisme sementara menyusut, dan secara bertahap bergeser dari Inggris

ke Perancis, di mana penelitian mulai tumbuh, mencapai puncaknya sekitar

tahun 1880-an dengan karya dari Hippolyte Bernheim dan Jean-Martin

Charcot.

Memasuki abad ke 20 semakin banyak yang menekuni hipnosis, antara

lain Emile Coué, Boris Sidis, Johannes Schultz, Gustav Le Bon, Sigmund

Freud, Pavlov, Clark L. Hull, dsb.

Manusia menangkap informasi dari dunia eksternal melalui kelima

indera -

v

➑ ➒ ➓➔→

(penglihatan),

➔➓➣➑

to

ry

(pendengaran),

↔➑ ↕➙

st

➛➙➑

t

c (perasa),

➜ →➝ ➔➞

to

ry

(penciuman) dan gustatory (pengecap).Dan untuk bisa

menimbulkan pemahaman terhadap dunia luar tersebut, seseorang perlu

mempunyai representasi dunia luar tersebut di dalam pikirannya.Ia entah

harus punya sebuah bentuk visual yang bisa dipahami atau bisa

disimpulkan sebagai apa, bentuk kata-kata yang punya makna tertentu, dll.

Bagaimana pikiran kita membuat perwakilan dunia luar ini disebut

Sistem Representasional.Perwakilan di dalam dunia internal manusia ini

juga menggunakan kelima indera.Jadi ada seseorang yang dilihat di dunia

luar, lalu ada bentuk orang tersebut di dunia internal.Atau ada seseorang di

dunia luar, lalu ada persepsi mengenai orang tersebut di pikiran

kita.Berbagai perilaku dan perasaan manusia terhadap sesuatu atau

(49)

seseorang di pikiran kita.Berarti, apabila kita merubah representasi kita

terhadap sesuatu atau seseorang, sikap kita pun berubah.

1. Submodality

Setiap representasi mempunyai detil dan spesifik yang bisa dikenali

dan dikelola. Visual misalnya mempunyai bentuk, warna, jarak, ketajaman

gambar, dimensi (2D atau 3D), ukuran (besar/kecil), dll.Atau suara

misalnya

mempunyai

tempo

(cepat/lambat),

jarak

(jauh/dekat),

stereo/mono,

dll.Perasaan

misalnya

punya

letak,

panas/dingin,

keras/lembut, dll.Spesifik atau detil dari representasi tersebut disebut

sebagai Submodality. Di NLP, dipelajari bagaimana merubah

➟➠ ➡➢➤➥ ➦➧ ➨

ty

sebuah pengalaman. Misalnya rasa takut, mempunyai visual yang bisa

dievaluasi bentuknya, ukurannya, warna, kejelasan gambar, dll.Dan untuk

mempengaruhi rasa takut,

➟➠ ➡➢➤➥ ➦➧ ➨

ty

-nya bisa diubah.Misalnya

ketajaman gambarnya dikurangi, ukurannya diperkecil, jarak dijauhkan,

dll.

➩➫ ➭➯➲ ➳➯➵ ➸➺

Perilaku manusia, dihasilkan oleh struktur berupa tahapan atau

sekuens beberapa representasi.Struktur ini disebut sebagai

strategi.Urutan-urutan representasi dalam pikiran manusia, untuk menghasilkan sebuah

perilaku tertentu, bisa dievaluasi, menggunakan sistem representasi.

Misalnya, seseorang yang berani mengutarakan pendapatnya, memulai

(50)

35

sangat tajam dan terang, lalu ia berkata-kata (

➼➽➾➚

to

r

o

r

) di dalam kepalanya

"Saya pasti bisa", lalu ia memegang dadanya (

➪ ➚ ➶➹ ➘➴ ➷➹

t

c

), dan perasaan

beraninya timbul.

NLP adalah mengenai bagaimana mendapatkan berbagai model internal

yang bermanfaat, dan menginstallnya ke orang yang membutuhkan dan

menginginkannya.

3. Presuppositions Of NLP

Sepertihalnya berbagai ilmu dan teknologi, NLP pun punya

dasar atau landasan berpikir dan bertindak.Dasar atau landasan ini

disebut

➬ ➮➹ ➘➽➱ ➱✃ ➘➚ ➴ ➚ ✃ ➶➘✃ ❐❒

L

➬ ❮➬➮ ➹ ➘➽➱➱✃ ➘➚➚

t

o

n

s

digali, didapatkan dan

dirumuskan berdasarkan model-model bermanfaat di berbagai

konteks.

➬ ➮➹ ➘➽ ➱➱✃ ➘➚➚

t

o

n

s

ini tidak perlu dipertanyakan kebenarannya,

hanya diadaptasi dan dihidupi, dan dilihat, dirasakan manfaatnya secara

subyektif.

➬➮ ➹ ➘➽➱ ➱✃ ➘➚

t

o

n

s

ini juga yang menjadi landasan berbagai

prinsip, teknik, metode di NLP.

❰ÏÐÑÒ Ó ÔÕÖ × ÔØ Ò ÙÚ ×Ú Ó ÔÕ

Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis dengan model Sara

Mills yang mengasumsikan representasi subjek-subjek dalam teks akan

mempengaruhi cara pembaca memposisikan diri dalam membaca dan

memaknai teks. Dengan cara memposisikannya, pertama lewat proses mediasi

(51)

dalam subjek pencerita dan kedua proses kode budaya yaitu kode-kode yang

digunakan pembaca menafsirkan isi teks dan menganggapnya benar. Hal

tersebut bisa dilihat dari posisi subjek-objek juga posisi pembaca.

Kemudian berlanjut pada penerapan analisis wacana tersebut ke dalam

teks

ÛÜÝÞß à

y

s

yang dikemukakan oleh teks Diary Sang Kembang Malam

“kujual tubuhku bukan jiwaku” , disini peneliti melakukan studi kepustakaan

atas teks novel tersebut dan membahasnya. Adapun pengertian teks yang

secara tradisional merujuk pada sekuens penulisan, terikat oleh medium

dimana teks tersebut tertuliskertas, gulungan papirus-batu. Istilah ini berasal

dari tradisi penafsiran tekstual judeo-kristen, dimana para sarjana akan

membaca teks suci atau religisu dan menjelaskannya, baik secara verbal

(khotbah) atau dalam tulisan (indeks). Kemampuan menjelaskan

bagian-bagian tersulit dalam teks penting disekulerkan dalam bentuk kritik sastra,

dimana hal ini mulai memegang peranan di abad delapan belas.

Dalam era kontemporer, muncul tiga perkembangan yang bertepatan

dengan perluasan yang begitu besar oleh apa yang mampu dicakup oleh istilah

teks tersebut.

Pendidikan massa membawa pembacaan segala macam teks ke level

universal dan tidak hanya elite, dan meningkatkan kebutuhan dan

(52)

37

Filsafat kontinental khususnya yang berhubungan dengan Derrida dan

gerakan dekonstruksi di Amerika, menantang pemahaman bahwa

manusia hanya tahu segala sesuatu hal dengan membaca dunia ini

sebagai sebuah teks.

Media audio-visual kontemporer meluas dari tekstualitas verbal

menjadi bentuk visual, aural dan sekuensial-anda dapat membeli video

semudah buku. (Hartley,2010:297)

Analisis wacana kritis memungkinkan penafsiran tekstual pada teks

tidak tertulis seperti film, acara TV, foto, berita, majalah, dan lain sebagainya.

Ketika teks ditilik melalui tiga perkembangan yang sudah disebutkan di atas,

teks menjadi berat.Dalam era sekular kedaulatan populer, media tekstual ada

untuk menjadi penghalang makna signifikan tentang demokrasi, subjektivitas,

identitas, ideologi, fantasi dan lainnya.

Sekali pola terbentuk, hampir semua hal dapat menjadi teks, atau

diperlakukan sebagai analisis wacana, termasuk peristiwa dan tindakan

langsung. Dan teks pada Novel Diary Kembang Malam “kujual tubuhku

bukan jiwaku” mampu disajikan dalam bentuk analisis wacana dengan model

Sara Mills, dikarenakan teks novel bukan sekedar tulisan tapi juga peristiwa

(53)

áâãä åæç æ

áâãä åèéêä å

D

ëâì

y

íâî ïðäñã âîïòâå âñóëåë ôâõóâì ë òé óäåíâìâòëå åö

Sumber: Eriyanto, 2001:200

èé ÷é öë öë ðì ë õäìëâøäîäî õù âî÷é öë öë

1

Subjek-Objek

Subjek: Gambaranpencerita menceritakan Wanita dalam

wacana tersebut.

Objek : Gambaran wanita dalam wacana tersebut

2

Penulis-Pembaca

Penulis:Gambaran penulis dalam wacana, apakan sipenulis

berada didalam lingkaran wacana atau diluar

lingkaran wacana.

Pembaca:Bagaimana Gambaran pembaca dalam wacana

(54)

39

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Analisis Wacana Kritis “Representasi Hypnosis Dalam Novel

Diary Sang Kembang Malam “Kujual Tubuhku Bukan Jiwaku”

Sumber : Peneliti 2013

Analisis Wacana Sara Mills

Posisi Penulis

Posisi Subjek - Objek Posisi Pembaca

úû ü ýû þû ÿ✁þ ✂✄ ✁☎ ÿ✁✆✝ü ÿ✞þ ✂þ✟ ✁✠ ✁✡☛ ✞☞û ✠

D

✂ ✁ ý

y

✌✁ÿ✍✎û✡✏✁ÿ✍✄ ✁✠ ✁✡✥✎✑✒ ✑✁✠✓ ✑✏✑✔☎✑

B

✑☎✁ÿ
(55)

10✕

✖✦✧ ✦✤★ ✩ ✪ ✦✫✩

am

a

✭✮ ✯✰✱ ✲✳ ✴

Christian Miduk S

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Tempat, Tanggal Lahir

: Brohol, 18 Desember 1990

Kewarganegaraan

: Indonesia

Status Perkawinan

: Belum Menikah

Agama

: Kristen Protestan

Alamat Lengkap

: Jl. Hidrologi 2, Cigadung Selatan, Bandung.

Telepon / HP

: 0823-1886-6667

Referensi

Dokumen terkait

pedoman umum pengorganisasian suatu sistem daya dukung, yang dalam hal ini adalah sistem informasi desa dan kawasan (SIDeKa), adalah: (1) mempersiapkan dengan seksama komunitas

Angka CD4 nadir rendah merupakan faktor risiko terjadinya gangguan kognitif pada penelitian ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Valcour dkk bahwa penurunan angka CD4

Sementara itu, unsur yang diacu oleh pronomina persona kedua jamak padha ‘kalian semua’ pada kutipan di atas dapat ditemukan di dalam lagu tersebut karena sifat acuannya

hidup sejak dilahirkan Analisa Kuisioner a. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir yang dimiliki oleh seseorang melalui pendidikan formal pemerintah Analisa

Aspek gramatikal dan leksikal pada judul lukisan karya Monet yang diunduh pada situs www.eternals-eclairs.fr/tableaux_monet.php pada bulan Januari hingga Maret 2018

Di satu sisi, mempermudah penggunanya dalam memberikan akses informasi dalam menemukan dan mengakses dokumen yang mereka inginkan, implementasi EDMS berpeluang

Meskipun secara konsep hampir sama antara rumah panggung dan landed house , tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat para konsumen rumah untuk tidak memiliki

Hasil uji stabilitas fisik suspensi eritromisin, formula yang paling baik adalah formula 1 dengan konsentrasi PGA 5% karena memiliki ukuran partikel yang kecil dan