PENINGKATAN KEMAMPUAN DASAR ROLL BELAKANG MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1
RESTU RAHAYU KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Oleh SRI SUMARNI
Penelitian ini bertujuan untukmemperbaikidan meningkatkan proses pembelajarangerakdasar roll belakangdenganmenggunakan alat bantu pada siswa kelas VSDN 1 Restu RahayuTahun Pelajaran 2011/2012, dengan penggunaan alat bantu berupa media kartonbergambardan video.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), denganmenggunakan 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 23 siswa, terdiri dari 9 laki-laki dan 15 perempuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes gerak dasar roll belakang.
Hasil penelitian menunjukkan: pada temuanawalhanyamencapaiketuntasan 12,50% haliniberartimasihsangat
rendahnyakemampuangerakdasarsiswadalammelakukangerakdasarroll belbakang. Padasiklus pertama dengan penggunaan alat bantu media kartonbergambardiperoleh prosentase
keberhasilan ketuntasan belajar meningkatmenjadi 58,33%,
sedangkanprosentaseketuntasanbelajarklasikal 85% itu berarti tindakan belum
memenuhiketuntasanbelajar. Pada siklus kedua dengan penggunaan alat bantu media video yang diperagakanoleh model diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan
belajarmengalamipeningkatanmenjadi87,50%haliniberarti proses pembelajarantelahmencapaiketuntasanklasikal. Dari
hasilpenelitiandisimpulkanPembelajarangerakdasarroll belakangdenganmenggunakanalat bantudapatmemperbaikidanmeningkatkangerakdasar roll
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari
oleh banyak kalangan. Namun, dalampelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan
belum efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung
tradisional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru tetap
pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan
urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan
menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan
olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan
jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka
yang hendak mengajar pendidikan jasmani.
Tujuan khusus Pendidikan Jasmani yaitu meningkatkan keterampilan melakukan
kegiatan olahraga dan memiliki sikap positif terhadap kegiatan olahraga. Namun dalam
prakteknya, penentuan tugas gerak suatu cabang olahraga dalam proses pembelajaran
Pendidikan Jasmani di sekolah masih menjadipersoalan bagi anak. Hal ini menyebabkan
materi yang diajarkan oleh guru berintikan teknik-teknik yang baku yang tidak sesuai dengan
tingkat usia dan kesiapan belajar anak. Sedangkan dalam substansi pendidikan jasmani si
anak dituntut untuk mengembangkan kemampuan dari penngalaman berbagai gerak yang
berbagai metode yang sesuai dengan tingkat usia dan kesiapan anak seperti yang dikatakan
Lutan (1993 : 3).
“Berhubungan dengan tingkat kesiapan belajar anak, maka penjenjangan tugas gerak yang selaras dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan tuntutan yang mendesak ditinjau dari kebutuhan peningkatan layanan pendidikan dasar”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dengan melakukan pentahapan tugas gerak yang
selaras dengan kematangan anak, proses pembelajaran pendidikan jasmani akan lebih efektif
dan keselamatan anak juga akan terjamin. Di sisi lain, penentuan metode untuk mengajarkan
suatu tugas gerak harus disesuaikan dengan kompleks atau sederhananya tugas gerak
tersebut.
Sejalan dengan pengalaman yang telah berlangsung lama yang peneliti alami sebagai
pengajar diSDN 1 Restu Rahayu, beberapa tugas gerak khususnya dalam mengajarkan materi
senam lantai, dianggap masih menjadi tugas gerak yang kompleks bagi anak. Salah satu dari
tugas gerak dasar tersebut adalahroll belakang dan bila dianalisis lebih jauh lagi mengenai
karakteristik geraknya memang cukup sulit bagi ukuran siswa SD, karena itu di sini peneliti
melakukam pendekatan dengan menggunakan alat bantu terhadap pembelajaram senam
ketangkasan atau gerak dasar roll belakang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didentifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pada umumya siswa merasa kesulitan untuk melakukan gerakan yang kompleks
tersebut setelah melihat peragaan kawan maupun guru.
3. Pada umumya siswa masih belum terbiasa melakukan latihan gerakan senam
yang menuntut rangkaian atau gerakan kompleks secara mandiri
C. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan fokus masalah penelitian
sebagai berikut :”Apakah Kemampuan Roll Belakang Melalui Penggunaan Alat Bantu pada
siswa kelas V SDN 1 Restu Rahayu Kec. Raman Utara Lampung Timur dapat
ditingkatkan?”
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan gerak dasar roll belakang setelah menggunakan alat bantu
2. Meningkatkan gerak dasar roll belakang setelah menggunakan model
pembelajarankelompok.
3. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran roll belakang dengan menggunakan
alat bantu
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi:
1. Bagi siswa
Sebagai pengalaman untuk meningkatkan latihan yang sejenis dan kompleks pada
gerkan senam ketangkasan lainnya.
pokok bahasan lainnya yang serupa, terutama untuk gerakan yang kompleks dan
menuntut tingkat keberanian yang tinggi pada siswa.
3. Bagi Program Studi
Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa penjaskes dalam penelitian yang sejenis
dan berguna pula untuk perbendaharaan dalam metode mengajarkan keterampilan
gerak yang kompleks
4. Bagi FKIP
Sebagai model pembelajaran yang berguna untuk mata kuliah terutama bekal
I. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan
keseluruhan melalui berbagai aktivitas jasmani yang bertujuan untuk
mengembangkan individu secara organic, neuromuscular, intelektual dan
emosional, selain itu melalui aktivitas jasmani dikembangkan ketrampilan
motorik, pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan aktif.
Pengertian pendidikan jasmani dalam pedoman khusus yang diterbitkan
oleh Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2003,
mengemukakan definisi Pendidikan Jasmani sebagai berikut :
“Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didisain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, dan sikap sportif serta kecerdasan emosi”.
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas
jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui
pendidikan jasmani siswa di sosialisasikan kedalam aktivitas jasmani termasuk
keterampilan berolahraga. Tidaklah mengherankan bahwa pendidikan jasmani
merupakan bagian pendidikan menyeluruh dan sekaligus memiliki potensi yang
strategis untuk mendidik. Pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh Toho
Cholik Mutohir dan Rusli Lutan (1996-1997 : 16), mengembangkan definisi
“Pendidikan jasmani adalah proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani kemampuan dan ketrampilan, kecerdasan dan perkembangan watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila
Bila disimpulka bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui
aktitifitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat
seutuhnya.
B. Belajar Mengajar
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya
tentang “belajar”. Belajar adalah merupakan suatu usaha untuk menambah atau
mengumpulkan berbagai pengalaman (Ilmu Pengetahuan). Sedangkan mengajar
adalah usaha untuk menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan.
Beberapa ahli yang membuat tafsiran tentang belajar dan mengajar, diantaranya :
Menurut Tabrani Rusyani (1989 : 7), Belajar adalah memodifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut rumusan tersebut bearti
bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu
mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasa latihan, melainkan perubahan
prilaku.
Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam Chauhan (1977 :
5), adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan,
pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari
belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi
dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak
sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam
menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta
didiknya keduanya harus aktif
C.Hakekat Belajar Gerak
Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melaui-mealui
respon-respon muscular.Dan diekspresikan dalam gerakan tubuh. Yang dipelajari di
dalam belajar gerak adalah pola-pola gerakan ketrampilan tertentu misalnya
gerak-gerak ketrampilan olahraga. Di dalam mempelajari gerakan olahraga, atlet
berusaha untuk mengerti gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian apa yang
dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam
gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan
yang dipelajari. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan mengamati gerakan
kemudian mencoba menirukan berulang-ulang; menerapkan pola-pola gerak
tertentu pada situasi tertentu yang dihadapi; dan juga dalam bentuk kegiatan
menciptakan pola-pola gerak baru untuk tujuan tertentu.
Dalam gerak juga terdapat istikah “ranah gerak”. Kata ranah adalah
terjemahan dari kata “domain” yang bisa dartikan bagian atau unsur. Gerak tubuh
merupakan salah satu kemampuan manusia untuk melaksanakan hidupnya. Gerak
Anita J. Harrow (1972) membedakan gerakan tubuh manusia menjadi
enam klasifikasi, antara lain (1) Gerak reflex, (2) Gerak dasar fundamental, (3)
Kemampuan perceptual, (4) Kemampuan fisik, (5) Gerak Ketrampilan, dan (6)
Komunikasi non diskursif. Keenam klasifikasi tersebut merupakan suatu kesatuan
yang membentuk gerakan tubuh manusia, dan merupakan suatu urutan mulai dari
yang bersifat bawaan sejak lahir sampai ke taraf paling tinggi yang bisa dilakukan
oleh manusia.
Belajar gerak sangat berhubungan dengan latihan, maka Lutan (1988 ;
309) memaparkan sebagai berikut
“Pada waktu yang permulaan latihan, kemampuan itu barangkali memiliki kemampuan yang sama; tetapi selanjutnya kemampuan atau abilitas itu bertalian dengan kepekaan kinesthetic, dan tak bertalian dengan orientasi spatial. Ketika si pelaku semakin terampil, mereka seperti tidak
menggunakan abilitas yang berbeda untuk menghasilkan suatu kegiatan ketimbang ketika masih belum terampil. Latihan menghasilkan perubahn dalam kemampuan yang melandasi suatu tugas gerak”.
Dalam hal ini jelas bahwa perubahan seperangkat kemampuan adalah
akibat latihan dari waktu ke waktu. Dari penjelasan tersebut dapat dinyatakan
bahwa kegiatan belajar dalam Pendidikan Jasmani merupakan prasyarat penting
untuk menguasai keterampilan. Untuk memperoleh suatu ketrampilan olahraga
diperlukan aktivitas belajar dari tiap individu. Tanpa belajar atau berlatih tidak
mungkin ada perubahan yang diharapkan pada diri seseorang, baik tingkahnya,
penampilannya maupun sikapnya. Dalam hal kegiatan Pendidikan Jasmani
ketrampilan itu perlu dipelajari secara sistematik dan teratur.
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara
efesien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas
koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang terlibat dalam gerakan. Semakin
komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula koordinasi dan
kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk
dilakukan.
Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara
memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai denagn
kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan. Belajar gerak
adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muscular dan di
ekspresikan dalam gerakan tubuh. Yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah
pola-pola gerakmempelajari gerakan olahraga, seorang atlet berusaha untuk
mengerti gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu
dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh
secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang
dipelajari.
Suatu proses keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian
kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan system syaraf, otak
dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran motorik adalah menerima dan
menginterprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari
kemudian mengolah dan menyusun informasi-informasi tersebut sedemikian rupa
sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk
perubahan yang relative permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam
jangka waktu yang lama.
Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan motorik
menurut Fitts (1964): Fitts dan donser (1967) dalam Luntan (1998) berlangsung
dalam tiga tahap yaitu : a) tahap Kognitif, b) Tahap Fiksasi, c) Tahap Otomatis.
1. Tahap Kognitif
Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik.
Dalam tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakekat
kegiatan yang akan dilakukan. Peserta didik harus memperoleh
gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas
gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat
rencana pelaksanaan yang tepat.
2. Tahap Fiksasi
Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik
melalui tahap praktek secara teratur agar perubahan prilaku gerak
menjadi permanen. Selama latihan, peserta didik membutuhkan
semangat dan upaya baik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu
benar atau salah. Lebih penting lagi peserta didik mengkoreksi
kesalahan. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan
urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan
secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan akan
semakin meningkat.
Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang
relative lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis
tahap ini dapat diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu
kondisi reflek bersyarat, yaitu erjadinya pengerahan tenaga mendekati
pola gerak refek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsure
motor unit yang benar-benar dierlukan untuk gerakan yang diinginkan.
Pada tahap ini kontrol terhadap gerakan semakin tepat dan peampilan
semakin konsisten dan cermat.
Penampilan gerakan yang konsisten dan cermat pada ahap otomatis dapat
dilihat dari ciri-ciri khusus sebagai berikut:
a. Antisipasi gerakan mengarah pada kemampuan otomatis dan irama
gerakan terlihat nyata.
b. Penampilan erakan dapat dilakukan diberbagai situasidan kondisi yang
berubah-ubah tanpa menghilangkan kelancaran dan kemulusan
gerakan.
c. Proses dan hasil gerakan diperlihatkan dalam penampilan yang konsten.
Gerakan keterampilan adalah gerakan gerakan yang engikuti pola atau
bentuk tertentu yang emerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh
tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar.
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara
efesien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas
koordinasi dan control atas bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan.
Makin kompleks pola gerak yang harus dilakukan, makin kompleks juga
koordinasi dan control tubuh yang harus dilakukan dan ini berarti makin sulit juga
untuk dilakukan.
Untuk mencapai tingkat keterampilan tertentu, lamanya waktu yang
diperlukan setiap individu berbeda-beda. Ada yang hanya memerlukan waktu
singkat, dan ada memerlukan waktu cukup lama walaupun prosedur dan intensitas
belajarnya sama. Hal ini disebabkan oleh factor bakat. Setiap individu memiliki
bakat yang berbeda-beda. Ada yang memiliki bakat olahraga dan ada yang tidak.
Individu yang berbakat olahraga akan mampu menguasai keterampilan gerak
dalam waktu yang lebih singkat.
F. Foktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Gerak
Agar seseorang memiliki keterampilan gerak yang baik, seseorang harus
belajar dan berlatih melakukan pola-pola gerak keterampilan yang
bermacam-macam dalam jangka waktu yang relative lama. Belajar dan berlatih yang perlu
ditingkatkan, pada umumnya untuk meningkatkan kualitas fungsi-fungsi yang
merupakan unsure-unsur kemampuan yang membentuk keterampilan gerak .
secara garis besar ada 3 kelompok kemampuan yang membentuk keterampilan
gerak (Tarigan, Belajar Gerak : 19).
Kekuatan
2. Kemampuan mental
3. Kemampuan emosional
Tidak ada gangguan emosional
Merasakan perlu dan mampu melakukan gerakan Bersikap positif terhadap prestasi belajar gerak
G. Penggunaan alat bantu
Menurut Arsyad ( 2005: 7 ) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada
proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Alat bantu adalah alat yang digunakan
pendidik dalam menyampaikan pendidikan, alat bantu ( peraga ) sangat penting. Alat tersebut
berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau
dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan
tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran
dan efektif serta efesien.
Menurut Hamzah ( 1988 ) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan
audio. Alat bantu visual terdiri dari alat peraga dua dimensi hanya menggunakan dua ukuran
panjang dan lebar ( seperti: gambar, bagan, dan grafik ) sedangkan alat peraga tiga dimensi
menggunakan tiga ukuran yaitu panjang, lebar, dan tinggi ( seperti: benda asli, model, alat
tiruan sederhana, dan barang contoh ).
Alat bantu ( peraga ) yang digunakan dalam pembelajaranroll belakang pada siklus
pertama adalah menggunakan alat bantu media karton bergambar dan pada siklus kedua
menggunakanalat bantu media video yang diperagakan oleh model.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut guru agar mampu
menggunakan media ataupun alat-alat bantu yang dapat disediakan oleh sekolah dan
sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun
sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang
diharapkan.Dari bermacam-macam teknik mengajar, ada yang menekankan pada peranan
guru yang utama dalam pelaksanaan penyajian materi, tetapi adapula yang menekankan pada
media hasil teknologi modern seperti video, proyektor, OHP dan gambar lainnya. Namun
kesemuanya itu dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Hamalik dalam Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan
dan isi pelajaran saat itu.
Sudjana dan Rivai dalam Azhar Arsyad (2005: 24-25) mengemukakan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab aktivitasnya mengamati, melakukan,mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
Azhar Arsyad (2005: 5-16) Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai
ditata dan diciptakan oleh guru. Hamalik (1986) dalam Azhar Arsyad (2005) mengemukakan
bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media
pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan danisi pelajaran saat itu. Disamping membangkitkan
motivasi dan minat siswa, juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan
memadatkan informasi.
Menurut Amir Hamzah (1988: 26) penekanan media belajar terdapat pada visual dan
audio. Klasifikasi alat-alat audio visual adalah sebagai berikut :
1. Alat-alat audio, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi atau suara. Contoh :
tape recorder dan radio.
2. Alat-alat visual, yaitu alat-alat yang dapat diperlihatkan rupa atau bentuk, yang kita
kenal sebagai alat peraga. Alat-alat visual atau alat peraga ini terbagi atas:
a. Alat visual dua dimensi
1. Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan. Contoh :
gambar di atas kertas atau karton, gambar yang diproyeksikan dengan OHP,
lembaran balik, wayang beber, grafik, diagram, bagan, poster, gambar hasil
cetak saring dan foto.
2. Alat-alat dua dimensi pada bidang yang transparan. Contoh : slaid, filmstrip,
lembaran transparan untuk OHP.
b. Alat visual tiga dimensi disebut tiga dimensi karena mempunyai ukuran
specimen, alat tiruan sederhana atau mock-uo. Termasuk di dalamnya diorama,
pameran dan bak pasir.
3. Alat-alat audio-visual, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan rupa dan suara
dalam satu unit. Contoh : film bersuara dan televise
Menurut Amir Hamzah (1988: 12) yang berkenaan dengan alat-alat visual saja ada
yang memberikan batasan atau definisi sebagai berikut :
Pendidikan visual artinya tidak lain daripada penyajian pengetahuan melalui “pengalaman melihat”
Pendidikan visual adalah suatu metoda untuk menyampaikan informasi
berdasarkan prinsip psikologis yang menyatakan bahwa seseorang memperoleh
pengertian yang lebih baik dalam sesuatu yang dilihat daripada seseuatu yang
didengar atau dibaca.
Menurut beberapa faktor filsafat dan sejarah pendidikan, apa yang kita ketahui
tepatnya pengetahuan yang disalurkan ke otak melalui satu indera atau lebih. Banyak ahli
yang berpendapat, bahwa 75% dari pengetahuan manusia sampai ke otaknya melalui mata,
dan selebihnya melalui pendengaran dan indera-indera yang lain. Levie (1975) dalam Azhar
Arsyad (2005: 9) menerangkan berdasarkan hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus
gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal, perbandingan hasil belajar melalui indera
pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar
seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5 % diperoleh melalui indera
dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya (Baugh dalam Achsin, 1986).
Azhar Arsyad (2005: 16-17) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,
a) Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi
pelajaran dikarenakan materi tersebut kurang disenangi oleh siswa sehingga
mereka tidak memperhatikan.
b) Fungsi afektif, dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar teks
yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap
siswa.
c) Fungsi kognitif, dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau gerakan yang terlihat pada
gambar.
d) Fungsi kompensatoris, yaitu mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat
menerima dan memahami isi pelajaran yang diterangkan secara verbal.
I. Senam Lantai
Senam lantai merupakan salah satu dari sekian nomor senam pertandingan (arthistic
gymnastic) baik untuk putra maupun puteri yang dipertandingan mulai tingkat nasional
sampai tingkat dunia (Rahmat Hermawan, 2002:12)
J. Roll Belakang
Rol belakang adalah gerakan mengrolkan badan ke belakang di mana badan tetap
harus membulat, yaitu kaki dilipat, lutut melekat ke dada dan kepala ditundukkan sampai
Gambar 1. Gerakan
Adapun cara melakukan
1 Sikap permulaan dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan dan kaki sedikit rapat
2 Kepala ditundukkan kemudian kaki menolak ke belakang
3 Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segera dilipat ke samping telinga
dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak.
4 Kaki segera diayunkan ke belakang melewati kepala, deng
tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat di
atas matras, ke sikap jongkok.
K. Penggunaan Media Visual dalam Pembelajaran Back
Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan tiga buah media
mempermudah pembelajaran gerak dasar back extension pada siswa, adapun media yang
digunakan adalah gambar di karton,
1. Karton bergambar
Menurut Azhar Arsyad (2005: 115) tujuan utama penampilan gambar adalah
untuk memvisualisasik
Gambar 1. Gerakan Roll ke Belakang. (Adopsi Roji: 145)
Adapun cara melakukan rol belakang adalah sebagai berikut :
Sikap permulaan dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan dan kaki sedikit rapat
Kepala ditundukkan kemudian kaki menolak ke belakang
Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segera dilipat ke samping telinga
dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak.
Kaki segera diayunkan ke belakang melewati kepala, dengan dibantu oleh kedua
tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat di
atas matras, ke sikap jongkok.
Penggunaan Media Visual dalam Pembelajaran Back ROLL
Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan tiga buah media visual untuk
mempermudah pembelajaran gerak dasar back extension pada siswa, adapun media yang
gambar di karton, OHP, dan video.
Karton bergambar
Menurut Azhar Arsyad (2005: 115) tujuan utama penampilan gambar adalah
untuk memvisualisasikan konsep gerakan yang ingin
(Adopsi Roji: 145)
Sikap permulaan dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan dan kaki sedikit rapat
Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segera dilipat ke samping telinga
dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak.
an dibantu oleh kedua
tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat di
visual untuk
mempermudah pembelajaran gerak dasar back extension pada siswa, adapun media yang
disampaikan kepada siswa. Seorang guru dapat membuat gambar sederhana yang
merupakan sketsa atau gambar garis.
Gambar 2. Karton Bergambar Back Roll ( Adopsi Roji : 152)
Pada siklus pertama peneliti menyiapkan karton berukuran panjang 2 meter, lebar 1
meter yang diberi gambar oleh peneliti tentang gerakan back extension yang
sebenarnya. Mulai dari rangkaian gerak secara utuh, sampai bagian perbagian agar
peneliti bisa menginformasikan konsep gerak yang benar bagi siswa. Dengan
pemberian informasi berupa gambar, diharapkan siswa dapat dengan mudah
memahami apa yang akan digerakkan untuk dapat gerak dasar back roll yang optimal.
2. Video.
Pemberian materi dengan menampilkan gambar hidup diharapkan akan
memberikan penyajian yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas.
Video tentang gerakan back roll yang diperagakan oleh model dimaksudkan untuk
memberikan gambaran nyata pada siswa. Video gerakan back roll yang dilakukan
oleh siswa pada siklus satu dan dua juga akan menjadi video yang akan ditunjukkan
pada siklus ketiga. Tujuannya adalah agar siswa dapat melihat sendiri kesalahan apa
bagian yang salah maka siswa akan merespon dengan memperbaiki gerakan yang
A. Jenis Penelitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode. Karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan
dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 1 Restu Rahayu dengan alasan bahwa siswa kelas V memilki kemampuan yang kurang dalam melakukan kegiatan belajar mengajar Pendidikan Jasmani khususnya dalam senam lantai atau senam ketangkasan yakni roll belakang.
Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.
Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :
1) Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik.
2) Bersifat kolaboratif
3) Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran yang efektif dan efesien.
Gambar 3 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas Muhajir(1993).
Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan kemampuan ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran dikelasnya dan atau di sekolahnya sendiri.
Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian tentang situasi soasial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda.
Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.
B. Subyek Penelitian
rata untuk pelajaran pendidikan jasmani khususnya senam lantai yakni roll belakang.
C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Restu Rahayu Kec. Raman Utara Lampung Timurpada siswa kelas V.
2. Pelaksanaan Penelitian
Lama waktu yang akan dilakukan dalam penel;itian ini adalah satu bulan.
D. Proses Pembelajaran Roll Belakang Siklus I
Rencana :
1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran yaitu media karton bergambar dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.
2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani khusunya senam lantai yakni Roll Belakang.
Tindakan :
1. Memberikan penjelasan, mengenalkan alat yang akan digunakan pada siklus pertama.
Observasi :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu
pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian.
Refleksi :
1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisi, bahwa pelaksanaan tindakan siklus pertama dengan latihan kelentukan fleksibilitas .sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar roll belakang, namun masih terdapat kekurangan.
2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis berencana memberikan latihan roll belakang.
Siklus II Rencana :
1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan. 2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar
Pendidikan Jasmani khususnya senam lantai yakni Roll Belakang.
Tindakan :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian
Refleksi
1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan latihan kelentukan fleksibilitas sangat berpengaruh, namun masih terdapat kekurangan.
2. Merencanakan tindakan untuk siklus berikutnya, apabila indikator menunjukan skor yang rendah
E. Instrumen Penilaian
Instrumen ini yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap siklusnya Alat ini berupa indikator–indikator dari penilaian gerak dasar roll belakang (Roji,2004;15). Jika siswa memenuhi setiap aspek pada pelaksanaan pembelajaran di atas maka siswa mendapatkan nilai 1 – 3 dengan keterangan sebagai berikut.
1 : Kurang (apabila satu item penilaian benar sedang yang lain salah/bola tersepak walau tidak masuk).
masuk pada sasaran yang tepat).
Data dikumpulkan melalui instrument observasi pada lampiran 1 halaman
F. Teknik Analisis Data
Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :
= × 100%
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
G.Validnya Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga kriteria validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau
berfungsinyatindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Denganpenggunaan media visual berupa gambar pada karton (sikluspertama)
dapatmeningkatkanketerampilangerakdasarroll belakangpada siswakelasV SDN 1 Restu
Rahayu.
2. Denganpenggunaan media visual berupa video yang
ditampilkanataudiperagakanolehmodeldapatmeningkatkanketerampilangerakdasarroll
belakangpada siswakelasV SDN 1 Restu Rahayu.
B. Saran- Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Kepada para guru pendidikan jasmani, penggunaanbantuan media dalampembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan bentuk inovasi pembelajaran gerak dasar roll belakang.
2. Untuk siswa KelasV SDN 1 Restu Rahayu agar selalu berupaya meningkatkan kemampuan gerak dasar roll belakang.
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Sri Sumarni
NPM : 1113136007
Tempat tanggal lahir : Braja Indah 26 Juli 1966
Alamat : RejoKatonDusun 5 Kec. Raman Utara
Lampung Timur
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan Dasar Roll Belakang Melalui Penggunaan Alat Bantu PadaSiswa Kelas V Sdn 1 Restu Rahayu KecamatanRaman Utara Kabupaten Lampung Timur”adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tangg 3 Marets.d 17 Maret 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan
terimakasih.
Bandar Lampung, Mei2012
PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 RESTU RAHAYU KECAMATAN RAMAN UTARA
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Oleh
SRI SUMARNI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENINGKATAN KEMAMPUAN DASAR ROLL BELAKANG MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1
RESTU RAHAYU KECAMATAN RAMAN UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
ENINGKATAN KEMAMPUAN DASAR ROLL BELAKANG MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1
RESTU RAHAYU KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
(Skripsi)
Oleh
SRI SUMARNI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS LAMPUNG 2012
ENINGKATAN KEMAMPUAN DASAR ROLL BELAKANG MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1
RESTU RAHAYU KECAMATAN RAMAN UTARA
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. GerakDasar Roll Belakang ... 19
2. Karton Bergambar Roll Belakang ... 20
3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 23
4. Diagram Batang Rata-rata KelasSiswa Yang MendapatkanNilai ≥
RK dan< RK GerakDasar Roll Belakang ... 32
5. Diagram BatangKetuntasanBelajarKelasSiswa Yang Mendapatkan
DAFTAR ISI
C. HakekatBelajarMengajar ... 7
D. PemahamanKonsepGerak ... 9
E. KeterampilanGerakDasar ... 12
F. Faktor-faktor Yang MempengaruhiKeterampilanGerak ... 12
G. PenggunaanAlat Bantu... 14
H. Media Visual ... 14
I. SenamLantai ... 19
J. Roll Belakang... 19
K. Penggunaan Media Visual DalamPembelajaranBack Roll ... 20
III. METODOLOGI PENELITIAN ... 22
A. JenisPenelitian... 22
B. SubyekPenelitian... 24
C. TempatdanPelaksanaan Penelitian PTK ... 24
D. Proses Pembelajaran Roll Belakang ... 24
1. Siklus I ... 24
2. Siklus II ... 25
E. Instrumen Penelitian ... 26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Hasil Penelitian ... 29
B. Pembahasan ... 33
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 37
A. Kesimpulan ... 37
B. Saran-Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 39
DAFTAR PUSTAKA
.
Akros Abidin, 2000, MateriPendidikanJasmanidanKesehatan, Erlangga, Jakarta
Basuki Wibawa, 2003. PenelitianTindakanKelas, DirektoratTenagapendidikan, DirektoratJendralPendidikanDasardanMenengah, Depdiknas, Jakarta.
Dio Mandala Bakhtiar dan M. Yusuf (1994), PendidikanJasmanidanKesehatan.
Depdikbud, 1983, Program KhususPendidikan Guru
danOlahragadanKesehatanuntukSekolahDasarSenamdanMetodik.
Ellioat, John, 1982, “Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford TeachingProject”. The Action Research Reader Geelong Victoria :Deakin University.
Kartono, Kartini, 1980, MetodologiPenelitianSosial, Alumni Bandung.
Noeng Muhadjir, 1997. PedomanPelaksanaanPenelitianKajiTindak, BPGSD, Yogyakarta.
Proyek Pembinaan SGO Jakarta, 1983/1984. Senam dan Metodik, Program Khusus Pendidikan Guru Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar. Jakarta.
Rusli Lutan, 1998, BelajarKetrampilanMotorik, PengantarTeoridanMetode, DepdikbudDirjendikti, Jakarta,
Rahmat Hermawan, 1998, Usaha
ManajemenKelasdalamPembelajaranPendidikanJasmanidanKesehatan Yang InovatifdanPrediktif di SDN 3 Gedung Air TanjungKarang Barat Bandar Lampung,PenelitianUniversitas Lampung, Lampung.
2003. Pengda Persani Lampung , Bandar Lampung.
Suharsimi Arikuntodkk, 2006, PenelitianTindakanKelas, BumiAksara, Jakarta.
Toho Cholik MutohirdanRusli Lutan, 1996,
PendidikanJasmanidanKesehatan,BukuTeks D-II PGSD, Depdikbud, Dikti, Jakarta
Unverstas Lampung, 1985, PedomanPenulisanKaryaIlmiah, Unila Press, Bandar Lampung.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
BELAKANG MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 RESTU RAHAYU
KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Nama Mahasiswa : Sri Sumarni
Nomor Pokok Mahasiswa : 1113136007
Program Studi : Penjaskes
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing
Drs. Baharrudin Risyak, M.Pd Drs. Rahmat Hermawan,
M.Kes
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes …………
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd …………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
MOTTO
“ Jika yang membuat mu kuatadalahcintamaka, cintaterkuat mu
adalahcintakepadaallahswt”…
( Simer)
”Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman dan
orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah
yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan karya terbaik ini
kepada Ibunda dan Ayahanda yang sangat penulis sayangi
kepada Ayahanda yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar penulis berhasil
mencapai cita-cita dan menjadi yang terbaik.
Suamitercinta (Sugiarto), yang selalu memberikan , semangat, Perhatian, dan sayangnya
kepada Adinda, Anak-anak Terskasih Iska, Shelly, Wiwid, danCaturyang sangat penulis sayangi, terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat penulis
menjadi kuat untuk berusaha menberikan karya terbaik ini.
Almamater-ku FKIP Unila,
RIWAYAT HIDUP
Penulisdilahirkan di Braja Indah 26 Juli 1966.
AnakkeduadaritujuhbersaudarapasanganBapakAtmoRejodanIbuPayem.
Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahSekolahDasar di SDN Braja Indah
Kec. Way Jepara Lampung Tengah, Lampung tamattahun1979,
kemudianmenempuhpendidikanMenengahPertama di SMPPGRI 3 Braja Indah Kec. Way
Jepara Lampung Tengah, padatahun1982danmelanjutkanSekolahMenengahAtas di SGO
PGRI Metro tahun1982.
Padatahun2004penulismenjadimahasiswaDiploma Dua (D 2) Universitas Terbuka tamat pada
tahu 2006. Padatahun 2011 penulismelanjutkanPendidikanSarjana S1
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini..
Skripsi dengan judul ”Peningkatan Kemampuan Dasar Roll Belakang Melalui Penggunaan Alat Bantu Pada Siswa Kelas V SDN 1 Restu Rahayu Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur”telah selesai skripsi ini sebagai syarat program gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharrudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes. Selaku Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. Selaku Pembahas atau penguji utama.Trima kasih untuk
saran-saran dan masukan.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
6. Segenap karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam
urusan administrasi.
7. Kepala SDN 1 Restu Rahayu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
penelitian pada siswa kelas V tahun pelajaran 2011/2012.
8. Para siswa kelas VSDN 1 Restu Rahayutahun pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.