• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN DASAR ROLL BELAKANG MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 RESTU RAHAYU KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN DASAR ROLL BELAKANG MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 RESTU RAHAYU KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN DASAR ROLL BELAKANG MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1

RESTU RAHAYU KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh SRI SUMARNI

Penelitian ini bertujuan untukmemperbaikidan meningkatkan proses pembelajarangerakdasar roll belakangdenganmenggunakan alat bantu pada siswa kelas VSDN 1 Restu RahayuTahun Pelajaran 2011/2012, dengan penggunaan alat bantu berupa media kartonbergambardan video.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), denganmenggunakan 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 23 siswa, terdiri dari 9 laki-laki dan 15 perempuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes gerak dasar roll belakang.

Hasil penelitian menunjukkan: pada temuanawalhanyamencapaiketuntasan 12,50% haliniberartimasihsangat

rendahnyakemampuangerakdasarsiswadalammelakukangerakdasarroll belbakang. Padasiklus pertama dengan penggunaan alat bantu media kartonbergambardiperoleh prosentase

keberhasilan ketuntasan belajar meningkatmenjadi 58,33%,

sedangkanprosentaseketuntasanbelajarklasikal 85% itu berarti tindakan belum

memenuhiketuntasanbelajar. Pada siklus kedua dengan penggunaan alat bantu media video yang diperagakanoleh model diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan

belajarmengalamipeningkatanmenjadi87,50%haliniberarti proses pembelajarantelahmencapaiketuntasanklasikal. Dari

hasilpenelitiandisimpulkanPembelajarangerakdasarroll belakangdenganmenggunakanalat bantudapatmemperbaikidanmeningkatkangerakdasar roll

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari

oleh banyak kalangan. Namun, dalampelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan

belum efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung

tradisional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru tetap

pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan

urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan

menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan

olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan

jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka

yang hendak mengajar pendidikan jasmani.

Tujuan khusus Pendidikan Jasmani yaitu meningkatkan keterampilan melakukan

kegiatan olahraga dan memiliki sikap positif terhadap kegiatan olahraga. Namun dalam

prakteknya, penentuan tugas gerak suatu cabang olahraga dalam proses pembelajaran

Pendidikan Jasmani di sekolah masih menjadipersoalan bagi anak. Hal ini menyebabkan

materi yang diajarkan oleh guru berintikan teknik-teknik yang baku yang tidak sesuai dengan

tingkat usia dan kesiapan belajar anak. Sedangkan dalam substansi pendidikan jasmani si

anak dituntut untuk mengembangkan kemampuan dari penngalaman berbagai gerak yang

(3)

berbagai metode yang sesuai dengan tingkat usia dan kesiapan anak seperti yang dikatakan

Lutan (1993 : 3).

“Berhubungan dengan tingkat kesiapan belajar anak, maka penjenjangan tugas gerak yang selaras dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan tuntutan yang mendesak ditinjau dari kebutuhan peningkatan layanan pendidikan dasar”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dengan melakukan pentahapan tugas gerak yang

selaras dengan kematangan anak, proses pembelajaran pendidikan jasmani akan lebih efektif

dan keselamatan anak juga akan terjamin. Di sisi lain, penentuan metode untuk mengajarkan

suatu tugas gerak harus disesuaikan dengan kompleks atau sederhananya tugas gerak

tersebut.

Sejalan dengan pengalaman yang telah berlangsung lama yang peneliti alami sebagai

pengajar diSDN 1 Restu Rahayu, beberapa tugas gerak khususnya dalam mengajarkan materi

senam lantai, dianggap masih menjadi tugas gerak yang kompleks bagi anak. Salah satu dari

tugas gerak dasar tersebut adalahroll belakang dan bila dianalisis lebih jauh lagi mengenai

karakteristik geraknya memang cukup sulit bagi ukuran siswa SD, karena itu di sini peneliti

melakukam pendekatan dengan menggunakan alat bantu terhadap pembelajaram senam

ketangkasan atau gerak dasar roll belakang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didentifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pada umumya siswa merasa kesulitan untuk melakukan gerakan yang kompleks

(4)

tersebut setelah melihat peragaan kawan maupun guru.

3. Pada umumya siswa masih belum terbiasa melakukan latihan gerakan senam

yang menuntut rangkaian atau gerakan kompleks secara mandiri

C. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan fokus masalah penelitian

sebagai berikut :”Apakah Kemampuan Roll Belakang Melalui Penggunaan Alat Bantu pada

siswa kelas V SDN 1 Restu Rahayu Kec. Raman Utara Lampung Timur dapat

ditingkatkan?”

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan gerak dasar roll belakang setelah menggunakan alat bantu

2. Meningkatkan gerak dasar roll belakang setelah menggunakan model

pembelajarankelompok.

3. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran roll belakang dengan menggunakan

alat bantu

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi:

1. Bagi siswa

Sebagai pengalaman untuk meningkatkan latihan yang sejenis dan kompleks pada

gerkan senam ketangkasan lainnya.

(5)

pokok bahasan lainnya yang serupa, terutama untuk gerakan yang kompleks dan

menuntut tingkat keberanian yang tinggi pada siswa.

3. Bagi Program Studi

Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa penjaskes dalam penelitian yang sejenis

dan berguna pula untuk perbendaharaan dalam metode mengajarkan keterampilan

gerak yang kompleks

4. Bagi FKIP

Sebagai model pembelajaran yang berguna untuk mata kuliah terutama bekal

(6)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan

keseluruhan melalui berbagai aktivitas jasmani yang bertujuan untuk

mengembangkan individu secara organic, neuromuscular, intelektual dan

emosional, selain itu melalui aktivitas jasmani dikembangkan ketrampilan

motorik, pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan aktif.

Pengertian pendidikan jasmani dalam pedoman khusus yang diterbitkan

oleh Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2003,

mengemukakan definisi Pendidikan Jasmani sebagai berikut :

“Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didisain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, dan sikap sportif serta kecerdasan emosi”.

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas

jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui

pendidikan jasmani siswa di sosialisasikan kedalam aktivitas jasmani termasuk

keterampilan berolahraga. Tidaklah mengherankan bahwa pendidikan jasmani

merupakan bagian pendidikan menyeluruh dan sekaligus memiliki potensi yang

strategis untuk mendidik. Pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh Toho

Cholik Mutohir dan Rusli Lutan (1996-1997 : 16), mengembangkan definisi

(7)

“Pendidikan jasmani adalah proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani kemampuan dan ketrampilan, kecerdasan dan perkembangan watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila

Bila disimpulka bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui

aktitifitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat

seutuhnya.

B. Belajar Mengajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya

tentang “belajar”. Belajar adalah merupakan suatu usaha untuk menambah atau

mengumpulkan berbagai pengalaman (Ilmu Pengetahuan). Sedangkan mengajar

adalah usaha untuk menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan.

Beberapa ahli yang membuat tafsiran tentang belajar dan mengajar, diantaranya :

Menurut Tabrani Rusyani (1989 : 7), Belajar adalah memodifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut rumusan tersebut bearti

bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu

mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasa latihan, melainkan perubahan

prilaku.

Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam Chauhan (1977 :

5), adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan,

pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari

(8)

belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi

dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak

sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam

menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta

didiknya keduanya harus aktif

C.Hakekat Belajar Gerak

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melaui-mealui

respon-respon muscular.Dan diekspresikan dalam gerakan tubuh. Yang dipelajari di

dalam belajar gerak adalah pola-pola gerakan ketrampilan tertentu misalnya

gerak-gerak ketrampilan olahraga. Di dalam mempelajari gerakan olahraga, atlet

berusaha untuk mengerti gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian apa yang

dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam

gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan

yang dipelajari. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan mengamati gerakan

kemudian mencoba menirukan berulang-ulang; menerapkan pola-pola gerak

tertentu pada situasi tertentu yang dihadapi; dan juga dalam bentuk kegiatan

menciptakan pola-pola gerak baru untuk tujuan tertentu.

Dalam gerak juga terdapat istikah “ranah gerak”. Kata ranah adalah

terjemahan dari kata “domain” yang bisa dartikan bagian atau unsur. Gerak tubuh

merupakan salah satu kemampuan manusia untuk melaksanakan hidupnya. Gerak

(9)

Anita J. Harrow (1972) membedakan gerakan tubuh manusia menjadi

enam klasifikasi, antara lain (1) Gerak reflex, (2) Gerak dasar fundamental, (3)

Kemampuan perceptual, (4) Kemampuan fisik, (5) Gerak Ketrampilan, dan (6)

Komunikasi non diskursif. Keenam klasifikasi tersebut merupakan suatu kesatuan

yang membentuk gerakan tubuh manusia, dan merupakan suatu urutan mulai dari

yang bersifat bawaan sejak lahir sampai ke taraf paling tinggi yang bisa dilakukan

oleh manusia.

Belajar gerak sangat berhubungan dengan latihan, maka Lutan (1988 ;

309) memaparkan sebagai berikut

“Pada waktu yang permulaan latihan, kemampuan itu barangkali memiliki kemampuan yang sama; tetapi selanjutnya kemampuan atau abilitas itu bertalian dengan kepekaan kinesthetic, dan tak bertalian dengan orientasi spatial. Ketika si pelaku semakin terampil, mereka seperti tidak

menggunakan abilitas yang berbeda untuk menghasilkan suatu kegiatan ketimbang ketika masih belum terampil. Latihan menghasilkan perubahn dalam kemampuan yang melandasi suatu tugas gerak”.

Dalam hal ini jelas bahwa perubahan seperangkat kemampuan adalah

akibat latihan dari waktu ke waktu. Dari penjelasan tersebut dapat dinyatakan

bahwa kegiatan belajar dalam Pendidikan Jasmani merupakan prasyarat penting

untuk menguasai keterampilan. Untuk memperoleh suatu ketrampilan olahraga

diperlukan aktivitas belajar dari tiap individu. Tanpa belajar atau berlatih tidak

mungkin ada perubahan yang diharapkan pada diri seseorang, baik tingkahnya,

penampilannya maupun sikapnya. Dalam hal kegiatan Pendidikan Jasmani

ketrampilan itu perlu dipelajari secara sistematik dan teratur.

(10)

Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara

efesien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas

koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang terlibat dalam gerakan. Semakin

komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula koordinasi dan

kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk

dilakukan.

Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara

memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai denagn

kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan. Belajar gerak

adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muscular dan di

ekspresikan dalam gerakan tubuh. Yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah

pola-pola gerakmempelajari gerakan olahraga, seorang atlet berusaha untuk

mengerti gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu

dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh

secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang

dipelajari.

Suatu proses keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian

kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan system syaraf, otak

dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran motorik adalah menerima dan

menginterprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari

kemudian mengolah dan menyusun informasi-informasi tersebut sedemikian rupa

sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk

(11)

perubahan yang relative permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam

jangka waktu yang lama.

Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan motorik

menurut Fitts (1964): Fitts dan donser (1967) dalam Luntan (1998) berlangsung

dalam tiga tahap yaitu : a) tahap Kognitif, b) Tahap Fiksasi, c) Tahap Otomatis.

1. Tahap Kognitif

Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik.

Dalam tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakekat

kegiatan yang akan dilakukan. Peserta didik harus memperoleh

gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas

gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat

rencana pelaksanaan yang tepat.

2. Tahap Fiksasi

Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik

melalui tahap praktek secara teratur agar perubahan prilaku gerak

menjadi permanen. Selama latihan, peserta didik membutuhkan

semangat dan upaya baik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu

benar atau salah. Lebih penting lagi peserta didik mengkoreksi

kesalahan. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan

urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan

secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan akan

semakin meningkat.

(12)

Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang

relative lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis

tahap ini dapat diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu

kondisi reflek bersyarat, yaitu erjadinya pengerahan tenaga mendekati

pola gerak refek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsure

motor unit yang benar-benar dierlukan untuk gerakan yang diinginkan.

Pada tahap ini kontrol terhadap gerakan semakin tepat dan peampilan

semakin konsisten dan cermat.

Penampilan gerakan yang konsisten dan cermat pada ahap otomatis dapat

dilihat dari ciri-ciri khusus sebagai berikut:

a. Antisipasi gerakan mengarah pada kemampuan otomatis dan irama

gerakan terlihat nyata.

b. Penampilan erakan dapat dilakukan diberbagai situasidan kondisi yang

berubah-ubah tanpa menghilangkan kelancaran dan kemulusan

gerakan.

c. Proses dan hasil gerakan diperlihatkan dalam penampilan yang konsten.

Gerakan keterampilan adalah gerakan gerakan yang engikuti pola atau

bentuk tertentu yang emerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh

tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar.

(13)

Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara

efesien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas

koordinasi dan control atas bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan.

Makin kompleks pola gerak yang harus dilakukan, makin kompleks juga

koordinasi dan control tubuh yang harus dilakukan dan ini berarti makin sulit juga

untuk dilakukan.

Untuk mencapai tingkat keterampilan tertentu, lamanya waktu yang

diperlukan setiap individu berbeda-beda. Ada yang hanya memerlukan waktu

singkat, dan ada memerlukan waktu cukup lama walaupun prosedur dan intensitas

belajarnya sama. Hal ini disebabkan oleh factor bakat. Setiap individu memiliki

bakat yang berbeda-beda. Ada yang memiliki bakat olahraga dan ada yang tidak.

Individu yang berbakat olahraga akan mampu menguasai keterampilan gerak

dalam waktu yang lebih singkat.

F. Foktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Gerak

Agar seseorang memiliki keterampilan gerak yang baik, seseorang harus

belajar dan berlatih melakukan pola-pola gerak keterampilan yang

bermacam-macam dalam jangka waktu yang relative lama. Belajar dan berlatih yang perlu

ditingkatkan, pada umumnya untuk meningkatkan kualitas fungsi-fungsi yang

merupakan unsure-unsur kemampuan yang membentuk keterampilan gerak .

secara garis besar ada 3 kelompok kemampuan yang membentuk keterampilan

gerak (Tarigan, Belajar Gerak : 19).

(14)

 Kekuatan

2. Kemampuan mental

(15)

3. Kemampuan emosional

Tidak ada gangguan emosional

 Merasakan perlu dan mampu melakukan gerakan  Bersikap positif terhadap prestasi belajar gerak

G. Penggunaan alat bantu

Menurut Arsyad ( 2005: 7 ) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada

proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Alat bantu adalah alat yang digunakan

pendidik dalam menyampaikan pendidikan, alat bantu ( peraga ) sangat penting. Alat tersebut

berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau

dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan

tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran

dan efektif serta efesien.

Menurut Hamzah ( 1988 ) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan

audio. Alat bantu visual terdiri dari alat peraga dua dimensi hanya menggunakan dua ukuran

panjang dan lebar ( seperti: gambar, bagan, dan grafik ) sedangkan alat peraga tiga dimensi

menggunakan tiga ukuran yaitu panjang, lebar, dan tinggi ( seperti: benda asli, model, alat

tiruan sederhana, dan barang contoh ).

Alat bantu ( peraga ) yang digunakan dalam pembelajaranroll belakang pada siklus

pertama adalah menggunakan alat bantu media karton bergambar dan pada siklus kedua

menggunakanalat bantu media video yang diperagakan oleh model.

(16)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut guru agar mampu

menggunakan media ataupun alat-alat bantu yang dapat disediakan oleh sekolah dan

sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun

sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang

diharapkan.Dari bermacam-macam teknik mengajar, ada yang menekankan pada peranan

guru yang utama dalam pelaksanaan penyajian materi, tetapi adapula yang menekankan pada

media hasil teknologi modern seperti video, proyektor, OHP dan gambar lainnya. Namun

kesemuanya itu dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Hamalik dalam Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang

baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi

pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan

dan isi pelajaran saat itu.

Sudjana dan Rivai dalam Azhar Arsyad (2005: 24-25) mengemukakan manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab aktivitasnya mengamati, melakukan,mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

Azhar Arsyad (2005: 5-16) Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai

(17)

ditata dan diciptakan oleh guru. Hamalik (1986) dalam Azhar Arsyad (2005) mengemukakan

bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,

dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media

pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses

pembelajaran dan penyampaian pesan danisi pelajaran saat itu. Disamping membangkitkan

motivasi dan minat siswa, juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,

menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan

memadatkan informasi.

Menurut Amir Hamzah (1988: 26) penekanan media belajar terdapat pada visual dan

audio. Klasifikasi alat-alat audio visual adalah sebagai berikut :

1. Alat-alat audio, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi atau suara. Contoh :

tape recorder dan radio.

2. Alat-alat visual, yaitu alat-alat yang dapat diperlihatkan rupa atau bentuk, yang kita

kenal sebagai alat peraga. Alat-alat visual atau alat peraga ini terbagi atas:

a. Alat visual dua dimensi

1. Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan. Contoh :

gambar di atas kertas atau karton, gambar yang diproyeksikan dengan OHP,

lembaran balik, wayang beber, grafik, diagram, bagan, poster, gambar hasil

cetak saring dan foto.

2. Alat-alat dua dimensi pada bidang yang transparan. Contoh : slaid, filmstrip,

lembaran transparan untuk OHP.

b. Alat visual tiga dimensi disebut tiga dimensi karena mempunyai ukuran

(18)

specimen, alat tiruan sederhana atau mock-uo. Termasuk di dalamnya diorama,

pameran dan bak pasir.

3. Alat-alat audio-visual, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan rupa dan suara

dalam satu unit. Contoh : film bersuara dan televise

Menurut Amir Hamzah (1988: 12) yang berkenaan dengan alat-alat visual saja ada

yang memberikan batasan atau definisi sebagai berikut :

 Pendidikan visual artinya tidak lain daripada penyajian pengetahuan melalui “pengalaman melihat”

 Pendidikan visual adalah suatu metoda untuk menyampaikan informasi

berdasarkan prinsip psikologis yang menyatakan bahwa seseorang memperoleh

pengertian yang lebih baik dalam sesuatu yang dilihat daripada seseuatu yang

didengar atau dibaca.

Menurut beberapa faktor filsafat dan sejarah pendidikan, apa yang kita ketahui

tepatnya pengetahuan yang disalurkan ke otak melalui satu indera atau lebih. Banyak ahli

yang berpendapat, bahwa 75% dari pengetahuan manusia sampai ke otaknya melalui mata,

dan selebihnya melalui pendengaran dan indera-indera yang lain. Levie (1975) dalam Azhar

Arsyad (2005: 9) menerangkan berdasarkan hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus

gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal, perbandingan hasil belajar melalui indera

pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar

seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5 % diperoleh melalui indera

dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya (Baugh dalam Achsin, 1986).

Azhar Arsyad (2005: 16-17) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,

(19)

a) Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk

berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang

ditampilkan. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi

pelajaran dikarenakan materi tersebut kurang disenangi oleh siswa sehingga

mereka tidak memperhatikan.

b) Fungsi afektif, dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar teks

yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap

siswa.

c) Fungsi kognitif, dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian yang

mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian

tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau gerakan yang terlihat pada

gambar.

d) Fungsi kompensatoris, yaitu mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat

menerima dan memahami isi pelajaran yang diterangkan secara verbal.

I. Senam Lantai

Senam lantai merupakan salah satu dari sekian nomor senam pertandingan (arthistic

gymnastic) baik untuk putra maupun puteri yang dipertandingan mulai tingkat nasional

sampai tingkat dunia (Rahmat Hermawan, 2002:12)

J. Roll Belakang

Rol belakang adalah gerakan mengrolkan badan ke belakang di mana badan tetap

harus membulat, yaitu kaki dilipat, lutut melekat ke dada dan kepala ditundukkan sampai

(20)

Gambar 1. Gerakan

Adapun cara melakukan

1 Sikap permulaan dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan dan kaki sedikit rapat

2 Kepala ditundukkan kemudian kaki menolak ke belakang

3 Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segera dilipat ke samping telinga

dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak.

4 Kaki segera diayunkan ke belakang melewati kepala, deng

tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat di

atas matras, ke sikap jongkok.

K. Penggunaan Media Visual dalam Pembelajaran Back

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan tiga buah media

mempermudah pembelajaran gerak dasar back extension pada siswa, adapun media yang

digunakan adalah gambar di karton,

1. Karton bergambar

Menurut Azhar Arsyad (2005: 115) tujuan utama penampilan gambar adalah

untuk memvisualisasik

Gambar 1. Gerakan Roll ke Belakang. (Adopsi Roji: 145)

Adapun cara melakukan rol belakang adalah sebagai berikut :

Sikap permulaan dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan dan kaki sedikit rapat

Kepala ditundukkan kemudian kaki menolak ke belakang

Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segera dilipat ke samping telinga

dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak.

Kaki segera diayunkan ke belakang melewati kepala, dengan dibantu oleh kedua

tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat di

atas matras, ke sikap jongkok.

Penggunaan Media Visual dalam Pembelajaran Back ROLL

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan tiga buah media visual untuk

mempermudah pembelajaran gerak dasar back extension pada siswa, adapun media yang

gambar di karton, OHP, dan video.

Karton bergambar

Menurut Azhar Arsyad (2005: 115) tujuan utama penampilan gambar adalah

untuk memvisualisasikan konsep gerakan yang ingin

(Adopsi Roji: 145)

Sikap permulaan dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan dan kaki sedikit rapat

Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segera dilipat ke samping telinga

dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak.

an dibantu oleh kedua

tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat di

visual untuk

mempermudah pembelajaran gerak dasar back extension pada siswa, adapun media yang

(21)

disampaikan kepada siswa. Seorang guru dapat membuat gambar sederhana yang

merupakan sketsa atau gambar garis.

Gambar 2. Karton Bergambar Back Roll ( Adopsi Roji : 152)

Pada siklus pertama peneliti menyiapkan karton berukuran panjang 2 meter, lebar 1

meter yang diberi gambar oleh peneliti tentang gerakan back extension yang

sebenarnya. Mulai dari rangkaian gerak secara utuh, sampai bagian perbagian agar

peneliti bisa menginformasikan konsep gerak yang benar bagi siswa. Dengan

pemberian informasi berupa gambar, diharapkan siswa dapat dengan mudah

memahami apa yang akan digerakkan untuk dapat gerak dasar back roll yang optimal.

2. Video.

Pemberian materi dengan menampilkan gambar hidup diharapkan akan

memberikan penyajian yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas.

Video tentang gerakan back roll yang diperagakan oleh model dimaksudkan untuk

memberikan gambaran nyata pada siswa. Video gerakan back roll yang dilakukan

oleh siswa pada siklus satu dan dua juga akan menjadi video yang akan ditunjukkan

pada siklus ketiga. Tujuannya adalah agar siswa dapat melihat sendiri kesalahan apa

(22)

bagian yang salah maka siswa akan merespon dengan memperbaiki gerakan yang

(23)

A. Jenis Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode. Karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan

dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 1 Restu Rahayu dengan alasan bahwa siswa kelas V memilki kemampuan yang kurang dalam melakukan kegiatan belajar mengajar Pendidikan Jasmani khususnya dalam senam lantai atau senam ketangkasan yakni roll belakang.

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.

Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :

1) Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik.

2) Bersifat kolaboratif

3) Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran yang efektif dan efesien.

(24)

Gambar 3 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas Muhajir(1993).

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan kemampuan ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran dikelasnya dan atau di sekolahnya sendiri.

Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian tentang situasi soasial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda.

Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

B. Subyek Penelitian

(25)

rata untuk pelajaran pendidikan jasmani khususnya senam lantai yakni roll belakang.

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Restu Rahayu Kec. Raman Utara Lampung Timurpada siswa kelas V.

2. Pelaksanaan Penelitian

Lama waktu yang akan dilakukan dalam penel;itian ini adalah satu bulan.

D. Proses Pembelajaran Roll Belakang Siklus I

Rencana :

1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran yaitu media karton bergambar dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.

2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani khusunya senam lantai yakni Roll Belakang.

Tindakan :

1. Memberikan penjelasan, mengenalkan alat yang akan digunakan pada siklus pertama.

(26)

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu

pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian.

Refleksi :

1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisi, bahwa pelaksanaan tindakan siklus pertama dengan latihan kelentukan fleksibilitas .sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar roll belakang, namun masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis berencana memberikan latihan roll belakang.

Siklus II Rencana :

1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan. 2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar

Pendidikan Jasmani khususnya senam lantai yakni Roll Belakang.

Tindakan :

(27)

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian

Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan latihan kelentukan fleksibilitas sangat berpengaruh, namun masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus berikutnya, apabila indikator menunjukan skor yang rendah

E. Instrumen Penilaian

Instrumen ini yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap siklusnya Alat ini berupa indikator–indikator dari penilaian gerak dasar roll belakang (Roji,2004;15). Jika siswa memenuhi setiap aspek pada pelaksanaan pembelajaran di atas maka siswa mendapatkan nilai 1 – 3 dengan keterangan sebagai berikut.

1 : Kurang (apabila satu item penilaian benar sedang yang lain salah/bola tersepak walau tidak masuk).

(28)

masuk pada sasaran yang tepat).

Data dikumpulkan melalui instrument observasi pada lampiran 1 halaman

F. Teknik Analisis Data

Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :

= × 100%

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes

G.Validnya Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga kriteria validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau

berfungsinyatindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi.

(29)
(30)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Denganpenggunaan media visual berupa gambar pada karton (sikluspertama)

dapatmeningkatkanketerampilangerakdasarroll belakangpada siswakelasV SDN 1 Restu

Rahayu.

2. Denganpenggunaan media visual berupa video yang

ditampilkanataudiperagakanolehmodeldapatmeningkatkanketerampilangerakdasarroll

belakangpada siswakelasV SDN 1 Restu Rahayu.

B. Saran- Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, penggunaanbantuan media dalampembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan bentuk inovasi pembelajaran gerak dasar roll belakang.

2. Untuk siswa KelasV SDN 1 Restu Rahayu agar selalu berupaya meningkatkan kemampuan gerak dasar roll belakang.

(31)
(32)

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Sri Sumarni

NPM : 1113136007

Tempat tanggal lahir : Braja Indah 26 Juli 1966

Alamat : RejoKatonDusun 5 Kec. Raman Utara

Lampung Timur

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan Dasar Roll Belakang Melalui Penggunaan Alat Bantu PadaSiswa Kelas V Sdn 1 Restu Rahayu KecamatanRaman Utara Kabupaten Lampung Timur”adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tangg 3 Marets.d 17 Maret 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan

terimakasih.

Bandar Lampung, Mei2012

(33)

PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 RESTU RAHAYU KECAMATAN RAMAN UTARA

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

SRI SUMARNI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(34)

PENINGKATAN KEMAMPUAN DASAR ROLL BELAKANG MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1

RESTU RAHAYU KECAMATAN RAMAN UTARA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

ENINGKATAN KEMAMPUAN DASAR ROLL BELAKANG MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1

RESTU RAHAYU KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

(Skripsi)

Oleh

SRI SUMARNI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012

ENINGKATAN KEMAMPUAN DASAR ROLL BELAKANG MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1

RESTU RAHAYU KECAMATAN RAMAN UTARA

(35)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. GerakDasar Roll Belakang ... 19

2. Karton Bergambar Roll Belakang ... 20

3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 23

4. Diagram Batang Rata-rata KelasSiswa Yang MendapatkanNilai ≥

RK dan< RK GerakDasar Roll Belakang ... 32

5. Diagram BatangKetuntasanBelajarKelasSiswa Yang Mendapatkan

(36)

DAFTAR ISI

C. HakekatBelajarMengajar ... 7

D. PemahamanKonsepGerak ... 9

E. KeterampilanGerakDasar ... 12

F. Faktor-faktor Yang MempengaruhiKeterampilanGerak ... 12

G. PenggunaanAlat Bantu... 14

H. Media Visual ... 14

I. SenamLantai ... 19

J. Roll Belakang... 19

K. Penggunaan Media Visual DalamPembelajaranBack Roll ... 20

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 22

A. JenisPenelitian... 22

B. SubyekPenelitian... 24

C. TempatdanPelaksanaan Penelitian PTK ... 24

D. Proses Pembelajaran Roll Belakang ... 24

1. Siklus I ... 24

2. Siklus II ... 25

E. Instrumen Penelitian ... 26

(37)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil Penelitian ... 29

B. Pembahasan ... 33

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 37

A. Kesimpulan ... 37

B. Saran-Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(38)

DAFTAR PUSTAKA

.

Akros Abidin, 2000, MateriPendidikanJasmanidanKesehatan, Erlangga, Jakarta

Basuki Wibawa, 2003. PenelitianTindakanKelas, DirektoratTenagapendidikan, DirektoratJendralPendidikanDasardanMenengah, Depdiknas, Jakarta.

Dio Mandala Bakhtiar dan M. Yusuf (1994), PendidikanJasmanidanKesehatan.

Depdikbud, 1983, Program KhususPendidikan Guru

danOlahragadanKesehatanuntukSekolahDasarSenamdanMetodik.

Ellioat, John, 1982, “Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford TeachingProject”. The Action Research Reader Geelong Victoria :Deakin University.

Kartono, Kartini, 1980, MetodologiPenelitianSosial, Alumni Bandung.

Noeng Muhadjir, 1997. PedomanPelaksanaanPenelitianKajiTindak, BPGSD, Yogyakarta.

Proyek Pembinaan SGO Jakarta, 1983/1984. Senam dan Metodik, Program Khusus Pendidikan Guru Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar. Jakarta.

Rusli Lutan, 1998, BelajarKetrampilanMotorik, PengantarTeoridanMetode, DepdikbudDirjendikti, Jakarta,

Rahmat Hermawan, 1998, Usaha

ManajemenKelasdalamPembelajaranPendidikanJasmanidanKesehatan Yang InovatifdanPrediktif di SDN 3 Gedung Air TanjungKarang Barat Bandar Lampung,PenelitianUniversitas Lampung, Lampung.

(39)

2003. Pengda Persani Lampung , Bandar Lampung.

Suharsimi Arikuntodkk, 2006, PenelitianTindakanKelas, BumiAksara, Jakarta.

Toho Cholik MutohirdanRusli Lutan, 1996,

PendidikanJasmanidanKesehatan,BukuTeks D-II PGSD, Depdikbud, Dikti, Jakarta

Unverstas Lampung, 1985, PedomanPenulisanKaryaIlmiah, Unila Press, Bandar Lampung.

(40)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(41)

BELAKANG MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 RESTU RAHAYU

KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Nama Mahasiswa : Sri Sumarni

Nomor Pokok Mahasiswa : 1113136007

Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharrudin Risyak, M.Pd Drs. Rahmat Hermawan,

M.Kes

(42)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd …………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(43)

MOTTO

“ Jika yang membuat mu kuatadalahcintamaka, cintaterkuat mu

adalahcintakepadaallahswt”…

( Simer)

”Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman dan

orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”

(44)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah

yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan karya terbaik ini

kepada Ibunda dan Ayahanda yang sangat penulis sayangi

kepada Ayahanda yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar penulis berhasil

mencapai cita-cita dan menjadi yang terbaik.

Suamitercinta (Sugiarto), yang selalu memberikan , semangat, Perhatian, dan sayangnya

kepada Adinda, Anak-anak Terskasih Iska, Shelly, Wiwid, danCaturyang sangat penulis sayangi, terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat penulis

menjadi kuat untuk berusaha menberikan karya terbaik ini.

Almamater-ku FKIP Unila,

(45)

RIWAYAT HIDUP

Penulisdilahirkan di Braja Indah 26 Juli 1966.

AnakkeduadaritujuhbersaudarapasanganBapakAtmoRejodanIbuPayem.

Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahSekolahDasar di SDN Braja Indah

Kec. Way Jepara Lampung Tengah, Lampung tamattahun1979,

kemudianmenempuhpendidikanMenengahPertama di SMPPGRI 3 Braja Indah Kec. Way

Jepara Lampung Tengah, padatahun1982danmelanjutkanSekolahMenengahAtas di SGO

PGRI Metro tahun1982.

Padatahun2004penulismenjadimahasiswaDiploma Dua (D 2) Universitas Terbuka tamat pada

tahu 2006. Padatahun 2011 penulismelanjutkanPendidikanSarjana S1

(46)

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini..

Skripsi dengan judul ”Peningkatan Kemampuan Dasar Roll Belakang Melalui Penggunaan Alat Bantu Pada Siswa Kelas V SDN 1 Restu Rahayu Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur”telah selesai skripsi ini sebagai syarat program gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharrudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes. Selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. Selaku Pembahas atau penguji utama.Trima kasih untuk

saran-saran dan masukan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam

urusan administrasi.

7. Kepala SDN 1 Restu Rahayu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan

penelitian pada siswa kelas V tahun pelajaran 2011/2012.

8. Para siswa kelas VSDN 1 Restu Rahayutahun pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

(47)

Gambar

Gambar 1. Gerakan Gambar 1. Gerakan Roll ke Belakang. (Adopsi Roji: 145)(Adopsi Roji: 145)
Gambar 2. Karton Bergambar Back Roll ( Adopsi Roji : 152)

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat begitu pentingnya tingkat kebugaran jasmani untuk mencapai prestasi yang baik khususnya bagi prestasi belajar siswa kelas V SDN 5 Sumbe-rejo Kecamatan Kemiling

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar head stand roll dengan Menggunakan alat bantu pada siswa kelas V SDN Gedung Agung Kabupaten

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajaran gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola dengan metode pembelajarn modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SDN

Skripsi dengan judul ” Peningkatkan Gerak Dasar Shooting Bola Basket Melalui Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Raman Aji Raman Utara Lampung Timur Tahun Pelajarn

Skripsi dengan judul ” Peningkatkan Gerak Dasar Shooting Bola Basket Melalui Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Raman Aji Raman Utara Lampung Timur Tahun Pelajarn

Rendahnya prestasi belajar siswa kelas V SDN 2 Sukabumi diduga karena kurangannya aktivitas belajar dan perhatian siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa status kesegaran jasmani siswa kelas IV dan V SDN Mangkukusuman 4 Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal Tahun Pelajaran 2009 - 2010 termasuk

Observasi ini dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, tujuannya untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa kelas V SDN Inti Tondo Palu