ABSTRAK
PENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VSDN I
RAMAN AJI RAMAN UTARA LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
HAMBA NURYANTO
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajaran gerak dasar Shooting dengan modifikasi alat pada siswa kelas Kelas V di SD Negeri 1 Raman Aji Raman Utara Lampung TimurTahun Pelajaran 2011/2012. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan modifikasi bola plastik serta membuat ring 2 buah dibuat dari bambu kemudian dan diberi tali rapia yang dianyam dan ketingian direndahkan setinggi 2,5 meter, diameter 60 Cm untuk proses pembelajaran Shooting, dan siklus kedua dengan penggunaan modifikasi bola basket yang diganti dengan penggunaan bola karet dan simpai sebagai titik sasaran dalam melakukan lemparan shooting untuk proses pembelajaran Shooting.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SD Negeri 1 Raman Aji Raman Utara Lampung Timur yang berjumlah 30 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar Shooting yang meliputi posisi awal, posisi persiapan, posisi akhir.
PENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VSDN I
RAMAN AJI RAMAN UTARA LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
HAMBA NURYANTO
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VSDN I
RAMAN AJI RAMAN UTARA LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
HAMBA NURYANTO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 : Rangkaian Gerak Dasar Menembak Bola Basket ... 19 Gambar 2 : Bagan Model Penelitian Tindakan ... 24 Gambar 3 : Diagram Batang Rata-rata Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RK dan
< RK Gerak Dasar Shooting Disetiap Siklus ... 34 Gambar 4 : Diagram Batang Rata-rata Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RB dan
i
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Mengajar ... 7
B. Pendidikan Jasmani ... 8
C.Belajar Motorik ... 11
D.Keterampilan Gerak Dasar ... 13
E. Modifikasi Alat Pembelajran ... 15
F. Permainnan Bola Basket ... 17
G.Pembelajaran Gerak Dasar Shooting Dalam Basket ... 18
H. Kerangka Pikir ... 21
H.Hipotesis ... 22
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 23
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31
B. Pembahasan ... 35
ii V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 39
B. Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Instrument Penelitian ... 29 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Shooting
Pada Tes Awal ... 31 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar
Shooting Siklus Ke satu ... 32 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar
Shooting Siklus Ke dua ... 33 5. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Wiyono, M.Pd ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Hamba Nuryanto
NPM : 1113136003
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatkan Gerak Dasar Shooting Bola Basket Melalui Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V di SD
Negeri 1 Raman Aji Raman Utara Lampung Timur Tahun Pelajarn 2011/2012” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei sampai dengan 17 Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila
dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.
Lampung Timur, September 2012
Judul Skripsi : Peningkatkan Gerak Dasar Shooting Bola Basket Melalui Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Raman Aji Raman Utara Lampung Timur Tahun Pelajarn 2011/2012
Nama Mahasiswa : Hamba Nuryanto
Nomor Pokok Mahasiswa : 1113136003
Program Studi : Penjaskesrek
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul ”Peningkatkan Gerak Dasar Shooting Bola Basket Melalui Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Raman Aji Raman Utara Lampung Timur Tahun Pelajarn 2011/2012” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.
7. Kepala SD Negeri 1 Raman Aji Raman Utara Lampung Timur yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2011/2012.
8. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 1 Raman Aji Raman Utara Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Lampung Timur, 2012 Penulis
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik
melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesegaran
jasmani, kemempuan, keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta
kepribaduan yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, penjas
bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat
untuk membuat anak sibuk. Tetapi penjas adalah bagian penting dari pendidikan.
Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan
keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang
kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan
menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya.Oleh karena itu, Pendidikan jasmani
dan kesehatan adalah termasuk mata pelajaran di sekolah yang merupakan bagian tujuan
hidup sehat menuju pertumbuhan jasmani, mental, social, dan emosional yang selaras
serasi da seimbang dari berbagai bentuk dan macam-macam kegiatan Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan disekolah salah satunya yaitu dengan diberikannya materi
2
Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan
masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan
bola ke dalam keranjang lawan. Terdapat beberapa gerakan yang dipergunakan dalam
permainan bola basket seperti: passing (melempar bola), dribling (menggiring), shooting
(menembak), ball handling (penguasaan bola), rebounding (memantulkan bola),
intercept (memotong arah passingbola), steals (merebut bola), dan foot work
(pergerakan kaki). Dari beberapa gerakan yang telah diuraikan, shooting adalah salah
satu gerak dasar dalam permainan bola basket yang dipelajari oleh siswa sekolah dasar
(SD) khususnya pada siswa kelas V.
shooting adalah gerakan memasukkan bola ke ring atau kebasket bola dalam permainan
basket dilakukan dengan cara menolak di atas pundak atau kepala dengan satu atau dua
tangan ke ring atau basket, gerakan ini memegang peranan yang penting dalam proses
permainan sebab dengan gerakan ini tim bisa menyusun srategi penyerangan yang baik
sehingga tim tersebut bisa memperoleh skor.
Dari berbagai macam gerak dasar shooting yang terdapat dalam bermainan bola basket,
shooting merupakan salah satu jenis shooting yang dipelajari oleh siswa kelas V SD.
shooting adalah jenis memasukkan bola merupakan tujuan utama bermain basket.
Penguasaan gerak dasar shooting yang baik pula adalah setiap melakukan masuk ke ring
basket Selain itu, power dan kekuatan lengan sangatlah diandalkan dalam melakukan
3
power lengan yang baik maka akan sulit untuk melakukan gerak dasar shooting dengan
baik dan tepat.
Penguasaan gerak dasar shooting dengan baik dan benar dalam bola basket dinilai
penting karena shooting merupakan salah satu jenis passing yang sangat efektif
digunakan dalam melakukan suatu permainan bola basket.
Berdasarkan pengalaman penulis mengajar di sekolah Dasar selama ini pembelajaran
Pendidikan Jasmani di SD Negeri Raman Aji Raman Utara Lampung Timur diperoleh
informasi bahwa sebagian besar peserta didik di sekolah tersebut belum dapat
menguasai keterampilan gerak dasar shooting dalam bola basket dengan baik dan benar,
khususnya bagi siswa kelas V, karena setelah dilakukan penilaian secara objektif hanya
sekitar 20% peserta didik di kelas tersebut yang dapat melakukan gerak dasar tersebut
dengan baik dan benar, kemudian selebihnya yaitu sekitar 80% peserta didik masih
mendapatkan nilai dibawak Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan
oleh sekolah tersebut, yaitu ≥65.
Setelah dilakukan pengamatan lebih jauh, ternyata rendahnya hasil pembelajaran gerak
dasar shooting yang terjadi di kelas V tersebut diakibatkan oleh kurang mendukungnya
sarana yang digunakan dalam permainan bola basket, sehingga model pembelajaran
yang dilakukan menjadi kurang beragam. Selain itu, kurang efektifnya media yang
dipergunakan guru dalam pembelajaran gerak dasar shooting merupakan salah satu
penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa di sekolah terebut, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai bola basket yang
4
sekolah dasar. Oleh sebab itu, hasil pembelajaran bola basket khususnya pembelajaran
gerak dasar bounce pass di sekolah tesebut terbilang belum berhasil.
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti bermaksud untuk
memecahkan suatu permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran shooting
dalam permainan bola basket di sekolah tersebut, yaitu dengan cara peneliti akan
melakukan penelitian tentang “Meningkatkan Gerak Dasar shooting Melalui
Modifikasi Alat Peembelajaran Pada Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Raman Aji Raman
Utara Lampung Timur”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam gerak dasar shooting.
2. Kurang mendukungnya prasarana dan sarana yang digunakan dalam bermainan bola
basket ( ring yang permanen dan bola basket mini hanya ada 1 buah.
3. Masih salahnya cara memegang bola, sikap kaki, dan koordinasi gerakan tungkai dan
lengan.
4. Kurang efektifnya media yang dipergunakan guru dalam pembelajaran gerak dasar
shooting.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya ruang lingkup dalam penelitian ini, maka peneliti
5
Dasar Shooting Melalui Modifikasi alat Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD N 1
Raman Aji Raman Utara Lampung Timur.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah yang telah
dipaparkan, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah Kemampuan Gerak Dasar Shooting Melalui Modifikasi Alat Pembelajaran
Pada Siswa Kelas V SD N 1 Raman Aji Raman Utara Lampung Timur dapat
ditingkatkan?”.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di dalam latar belakang, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk memperbaiki gerak dasar Shooting dengan menggunakan modifikasi bola
plastik serta membuat ring 2 buah dibuat dari bambu kemudian dan diberi tali rapia
yang dianyam dan ketingian direndahkan setinggi 2,5 meter, diameter 60 Cm pada
siswa kelas V SDN 1 Raman Aji Raman Utara Lampung Timur.
2. Untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar Shooting dengan menggunakan
modifikasi bola basket yang diganti dengan penggunaan bola karet dan simpai
sebagai titik sasaran dalam melakukan lemparan shooting pada siswa kelas V SDN 1
6
F. Manfaat Penelitian
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Peneliti lain
salah satu bahan informasi bagi peneliti lain mengenai upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan gerak dasar Shooting bola basket.
2. Siswa
Membantu siswa untuk meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar Shooting bola
basket.
3. Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Sebagai bahan referensi bagi para guru Pendidikan Jasmani dalam meningkatkan
gerak dasar Shooting bola basket peserta didiknya.
4. Sekolah
Sebagai bahan referensi bagi pembina sekolah mengenai penerapan modifikasi alat
pembelajaran gerak dasar Shooting bola basket.
5. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran pengembangan materi bola basket
7
II.TINJAUAN PUSTAKA
A.Belajar dan Mengajar
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku
atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut james O. Whittaker dalam
Djamarah (1999: 22) belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman. Selain itu, R. Gagne dalam Djamarah (1999: 22) belajar
adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan,
kebiasaan dan tingkah laku.
Seseorang dikatakan belajar apabila memiliki ciri-ciri belajar, yaitu sebagai berikut :
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan
terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak
8
Sedangkan mengajar merupakan aktivitas yang identik dan erat pengertiannya dengan
tugas seorang guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada para
peserta didiknya. Selain itu, mengajar tak terlepas dari aktivitas belajar yang dilakukan
oleh peserta didik, karena dengan adanya proses belajar dan mengajar timbul suatu proses
yang dinamakan pembelajaran.
Pembelajaran adalah separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses
belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan terhadap
rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel,1991) dalam
http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/pengertian-belajar/.
Jadi, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam suatu sistem pendidikan tidaklah
terlepas dari proses pembelajaran yang di dalamnya terkait dengan dua aktivitas, yaitu
belajar dan mengajar, karena tanpa adanya salah satu dari aktivitas tersebut tidaklah akan
terjadinya suatu proses pembelajaran.
B.Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk
mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan jasmani siswa
di sosialisasikan kedalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Tidaklah
mengherankan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan menyeluruh dan
sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik.
Selain itu, Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
9
individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional (Lutan dkk, 1996/1997: 3).
Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total,
daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan
mentalnya.
Jadi, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani
atau olahraga. Inti pengertiannya adalah mendidik anak. Yang membedakannya dengan
mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang
bergerak secara sadar. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gurunya dan diberikan dalam
situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
Bangsa Indonesia memang memiliki keragaman atau kemajemukan yang justru
harus ditumbuhkan dalam suasana persatuan dan kesatuan fisik alamiah. Senam
Bugar Indonesia merupakan bentuk latihan yang salah satu fungsinya untuk
menaikkan suhu tubuh dan merangsang motivasi berlatih, melemaskan seluruh
persendian dengan menggerakkan semua anggota tubuh, memanjangkan otot-otot
agar dapat aktif secara optimal dan menghindari kemungkinan cidera. Senam ini
dimulai dari gerakan pemanasan, gerakan inti, dan gerakan penenangan.
Dapat diambil kesimpulan Senam Bugar Indonesia adalah latihan untuk
meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, dan
control tubuh bertujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dalam menggalang
persatuan bangsa Indonesia dengan diiringi lagu yang dapat membangkitkan rasa
10
Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di
sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui
aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari.
Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu peserta
didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman
sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani”
(Depdikbud, 1993:1).
Aktivitas pendidikan jasmani merupakan gejala yang komplek. Artinya kegiatan
pendidikan jasmani mencakup aspek biologis, sosiologis, dan budaya. Dari aspek
biologis hakikatnya adalah pola gerak fisik manusia yang terwujud dalam struktur
jasmani yang perlu dipahami sebagai pola perilaku manusia. Dari aspek sosiologis
dan budaya seorang pelatih atau guru dituntut memahami lingkungan belajar yang
baik untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang berdaya guna
dan berhasil guna. Karena itu dalam garis-garis besar kurikulum pendidikan dasar
(Depdikbud, 1993: 1) menjelaskan :
“Pendidikan jasmani di sekolah dasar berfungsi untuk (a) merangsang
11
Berdasarkan paparan di atas dapat ditegaskan bahwa dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang
karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang professional dari domain
belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Oleh karena itu program pendidikan
jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian yang cukup
dan seimbang kepada ketiga domain tersebut. Jika tidak, maka program
bersangkutan tidak lagi bisa disebut pendidikan jasmani. Salah satu materi
pendidikan jasmani di sekolah adalah pelajaran senam merupakan suatu
keterampilan yang mampu mengembangkan potensi manusia baik secara fisik
maupun mental dan dapat diberikan kepada peserta didik baik secara formal,
informal, maupun non formal. Kemampuan dalam melakukan senam sangat
penting untuk dikuasai atau dimiliki setiap orang dan harus dikenalkan sedini
mungkin agar kemampuan penguasaan geraknya segera dikuasai dan juga dapat
mengembangkan kemampuan mentalnya yang baik seperti disiplin, percaya diri,
serta keberanian dalam menghadapi dan memecahkan masalah.
C.Belajar Motorik
Motorik adalah keseluruhan proses yang terjadi pada tubuh manusia, yang meliputi proses
pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan (kondisi fisik) yang dipengaruhi oleh
faktor fisiologi dan faktor psikis untuk mendapatkan suatu gerakan yang baik. Motorik
berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat didalam tubuh manusia. Motorik dan
12
Definisi lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan motorik ialah segala sesuatu
yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Dalam perkembangan motorik,
unsur-unsur yang menentukan ialah otot, syaraf dan otak. Ketiga unsur itu melaksanakan
masing-masing peranannya secara “interaksi positif”, artinya unsur-unsur yang satu saling
berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk
mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya. Selain mengandalkan
kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut menentukan keadaan. Anak yang
pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil.
Sedangkan belajar motorik adalah proses perubahan individu sebagai hasil timbal balik
antara latihan dan kondisi lingkungan (Drowazky, 1981) dalam
http://tangguhabiyoga.wordpress.com/2011/02/14/pengertian-belajarmotorik-dan-belajar-motorik/. Belajar motorik adalah suatu perubahan perilaku gerak yang relatif permanen
sebagai hasil dari latihan dan pengalaman (Oxendine, 1984).
Belajar motorik adalah suatu proses perubahan merespons yang relatif permanen sebagai
akibat dari latihan dan pengalaman (Schmidt dalam Lutan, 1988:102). Selain itu, proses
belajar motorik dapat diartikan sebagai berikut :
1. hasil belajar/ kemampuan merespon dalam bentuk gerak.
2. perubahan relatif permanen.
3. perubahan akibat pengalaman dan latihan.
13
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar motorik adalah
proses perubahan individu baik berupa perilaku gerak maupun respon yang relatif
permanen sebagai akibat dari latihan dan pengalaman.
D.Keterampilan Gerak Dasar
Keterampilan gerak adalah suatu kemampuan yang penting di dalam Pendidikan Jasmani
dan kehidupan sehari-hari kita, salah satu program Pendidikan Jasmani kepada siswa
adalah agar siswa terampil dalam beraktivitas fisik. Keterampilan gerak fisik yang
diperoleh melalui Pendidikan Jasmani tidak hanya berguna menguasai cabang olahraga
tertentu tapi juga untuk melakukan aktivitas dan tugas fisik dalam kehidupan sehari-hari.
Manusia pada kodratnya adalah benda hidup, bukan benda mati. Benda mati dapat
bergerak disebabkan apabila ada gaya eksternal yang mempengaruhi benda tersebut.
Sedangkan benda hidup dapat bergerak baik karena pengaruh gaya eksternal maupun
karena pengruh gaya internal.
Keterampilan merupakan gambaran kemampuan motorik seseorang yang ditujukkan
melalui penguasaan suatu gerak. Dalam meningkatan penguasaan gerak khususnya dalam
olahraga, maka diperlukan suatu proses pembelajaran untuk sampai ke tingkat terampil.
Mengenai terampil sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lutan (1988: 76) bahwa
terampil juga dinyatakan untuk menggambarkan tingkat kemahiran seseorang
melaksanakan suatu penguasaan suatu hal yang memerlukan tubuh.
Keterampilan gerak bagi anak-anak sekolah dasar diartikan sebagai sikap perkembangan
14
olahraga. Keterampilan gerak ini diupayakan untuk dikembangkan dan diperhalus agar
anak dapat melakukan dengan benar dengan sesuai tenaga dan sesuai dengan keadaan
lingkungan. Apabila gerakan ini sudah matang maka dilanjutkan untuk diterapkan pada
suatu permainan, aneka olahraga dan aktivitas jasmani yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
Benyamin S. Bloom (1956) adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus konsep
taksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokkan tujuan berdasarkan
domain atau kawasan belajar. Menurut Bloom dalam
http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/pengertian-belajar/ ada tiga domain belajar
yaitu :
1. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan
aspek-aspek intelektual atau secara logis yang bias diukur dengan pikiran atau nalar.
Kawasan ini terdiri dari Pengetahuan (Knowledge), Pemahaman (Comprehension),
Penerapan (Aplication, Penguraian (Analysis), Memadukan (Synthesis), Penilaian
(Evaluation).
2. Affective Domain (Kawasan afektif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan
aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan
sebagainya. Kawasan ini terdiri dari Penerimaan (receiving/attending), Sambutan
(responding), Penilaian (valuing), Pengorganisasian (organization), Karakterisasi
(characterization).
3. Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik). Adalah kawasan yang berkaitan
15
(neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari Kesiapan (set),
Meniru (imitation), Membiasakan (habitual), Adaptasi (adaption).
Sedangkan gerak dasar menurut M Furqon H, (2002) dalam
http://grandmall10.wordpress.com/2011/05/21/mengembangkan-keterampilan-gerak-dasar-lompat-dengan-permainan-tradisional/ merupakan pola gerak yang inheren yang
membentuk dusar-dasar untuk ketrampilan gerak yang kompleks yang meliputi gerak
lokomotor, gerak non lokomotor dan gerak manipulatif.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan gerak dasar adalah kemampuan
seseorang dalam membentuk kemampuan motoriknya melalui pola-pola gerak.
E.Modifikasi Alat Pembelajaran
Di dalam kamus bahasa Indonesia modifikasi adalah ”pengubahan” dan berasal dari
kata ”ubah” yang berarti ”lain atau beda” mengubah dapat diartikan dengan
”menjadikan lain dari yang sebelumya” sedangkan dari arti pengubahan adalah
”proses”, perubahan atau cara mengubah, kemudian mengubah dapat juga diartikan
pembaruan. Tidak mengherankan bahwa pada mulanya dalam pembaruan berpokok
pada metode mengajar, bukan karena mengajar itu penting melainkan mengajar itu
bermaksud menimbulkan efek belajar pada siswa yang bertujuan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk
memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus bahasa
16
meupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan
kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat
memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan dibeikan kepada siswa,
dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau
siswa.
Rusli Lutan ( 1998 ) Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi,
fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya. Lutan (
1998 ) menerangkan modifikasi dalam mata pelajaran diperlukan dengan tujuan agar
siswa memperoleh kepuasan dan mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan
keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.
“Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :1) mengatasi keterbatasan akan sarana dan
prasarana pendidikan jasmani; 2) mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik; 3) mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi
resiko cedera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak
seimbang”. ( Lutan, 1997 ).
Menurut Azhar Arsyad ( 2005: 7 ) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu
pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. “Alat bantu adalah alat yang
digunakan pendidik dalam menyampaikan pendidikan, alat bantu ( peraga ) sangat
penting. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih
mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga
dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil
17
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat bermain merupakan
suatu upaya seseorang untuk merubah alat bermain yang sesungguhnya menjadi
berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan agar
tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Modifikasi
alat bermain merupakan bagian dari inovasi yang dapat dilakukan dalam dunia
pendidikan. Adapun kegiatan inovatif dalam hal ini antara lain pengembangan dan
produksi alat-alat pelajaran.
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
bola plastik yang relatif lebih ringan dan tidak keras. Hal ini dapat memberikan
kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak dasar mengoper bola seperti yang
diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang-ulang melakukan gerakan
shooting bola tanpa ragu dan rasa takut tidak masuk atau dikuasai lawan pada saat akan
shooting dalam bermain.
F. Permainan Bola Basket
Permainan bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim
beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan
memasukkan bola ke dalam keranjang lawan.
Permainan bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang
olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola
basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan
18
olahraga yang paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat dan penduduk di belahan
bumi lainnya, antara lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania, dan juga di
Indonesia.
Lapangan yang dipergunakan dalam bermain bola basket berbentuk persegi panjang
dengan ukuran panjang lapangan yaitu 26 meter serta lebar lapangan yaitu 14 meter. Tiga
buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang jari-jari yaitu
1,80 meter. Jumlah pemain dalam permainan bola basket adalah 5 orang dalam satu regu
dengan cadangan 5 orang. Sedangkan jumlah wasit dalam permainan bola basket adalah 2
orang. Wasit 1 disebut referee sedangkan wasit 2 disebut umpire. Waktu permainan 4x10
menit. Di antara babak 1, 2, 3 dan babak 4 terdapat waktu istirahat selama 10 menit. Bila
terjadi skor yang sama pada akhir pertandingan harus diadakan perpanjangan waktu
sampai terjadi selisih skor. Di antara dua babak tambahan terdapat waktu istirahat selama
2 menit. Waktu untuk lemparan ke dalam yaitu 5 detik. Keliling bola yang digunakan
dalam permainan bola basket adalah 75 cm - 78 cm. Sedangkan berat bola adalah 600 -
650 gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter pada lantai papan, maka bola
harus kembali pada ketinggian antara 1,20 - 1,40 meter.
G.Pembelajaran Gerak Dasar Shooting Dalam Bola Basket
Gerakan shooting dalam permainan bola basket merupakan suatu koordinasi yang
meliputi gerakan dengan mengusahakan agar bola masuk ke ring (sasaran). Banyak hal
yang bisa meningkatkan kualitas atau kemampuan shooting seseorang, sedikitnya ada dua
19
Shooting adalah unsur yang menentukan dalam kemenangan dalam pertandingan, sebab
kemenanganoleh bayaknya bola yang masuk ke ring. Setiap regu yang menguasai bola
selalu berusaha dapat berakhir dengan shooting. Oleh karena itu unsur shooting ini
merupakan gerak dasar yang harus dipelajari dengan baik dan benar serta ditingkatkan
keterampilannya dengan latihan.
Sodikun (1992:35), hal yang harus diperhatikan untuk melakukan shooting bola basket
adalah posisi tubuh dalam melakukan shooting yang sesuai dengan gerak dasar shooting
bola basket. Dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan ketepatan siswa dalam
memasukkan bola ke ring basket serta kecepatan gerakan tangan dan tubuh agar
pelemparnya (shooter) cukup kuat dan tepat sasaran.
Cara melakukan shooting dalam bermain basket adalah sebagai berikut:
1. Cara berdiri; Kaki direntangkan selebar bahu, lutut ditekuk sedikit sampai otot paha
mempunyai kekuatan untuk melakukan shooting. Kaki kanan seharusnya sedikit lebih
20
2. Cara memegang bola; Gunakan kedua tangan untuk memegang bola, tetapi
sebenarnya hanya satu tangan yang akan digunakan mendorong bola. Jangan
melakukan shooting dengan dua tangan. Tangan kanan adalah landasan dan
seharusnya berada di bawah bola dengan pergelangan tangan mengarah ke belakang.
3. Set point; Set point adalah posisi bola sebelum dilepaskan untuk melakukan shooting.
Jika bahu dan kaki menghadap lurus ke ring basket, ditempatkan bola di sebelah kanan
wajah, karena akan menyebabkan siku lengan berada di tengah-tengah wajah, karena
akan menyebabkan siku lengan berada di sisi luar dan ketika bola dilepaskan
pergelangan tangan akan berputar ke samping sehingga spin bola akan ke samping.
4. Dorongan ke atas; Kebanyakan tenaga untuk melakukan shooting berasal dari
dorongan ke atas oleh lompatan (khususnya jump shoot), atau dorongan ke atas dari
paha (free throw). Jangan menambah kekuatan dengan otot lengan atau pergelangan
tangan ketika melakukan shooting dengan jarak yang lebih jauh. Biarkan otot yang
berada kaki yang bekerja. Lepaskan bola ketika melompat naik, bukan ketika turun
dari lompatan.
5. Mengarahkan bola; Tentukan titik tujuan, bisa bagian belakang ring basket, atau
tepat di atas ring basket bagian depan, atau pada papan (jika melakukan bank shoot).
Konsentrasi pada titik tersebut, dan jangan melihat bola.
6. Melempar bola; Gunakan bahu sebagai engsel. Lengan kanan menjulur ke depan
mengarah ke ring basket (dengan siku tetap didalam), siku lengan diluruskan,
21
7. Follow through; Follow through sangant penting untuk memperoleh spin bola yang
baik. Jari-jari mengarah ke ring basket,dan pergelangan tangan ditekuk ke depan
menyerupai leher angsa.
H.Kerangka Berpikir
Tujuan utama belajar gerak dasar adalah untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar
yaitu perubahan perilaku yang bersifat psikomotor dan perubahan penguasaan
keterampilan gerak suatu cabang olahraga. Selain perubahan yang bersifat afektif dan
kognitif, untuk dapat bermain bola basket dengan baik siswa diharapkan terlebih dahulu
menguasai gerak dasar salah satu adalah shooting.
shooting merupakan salah satu jenis operan jarak dekat yang sangat baik dilakukan
dengan pola penjagaan satu lawan satu. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan
untuk siswa SD seorang guru dituntut untuk mengembangkan kreatifitas yang
dimilikinya, baik dalam hal menyiapkan skenario dan model pembelajaran yang akan
dipergunakaan maupun alat pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan
materi pembelajaran. Oleh karena itu, dengan menggunakan model pembelajaran
kelompok yang dipadupadankan dengan penggunaan alat pemebelajaran yang
dimodifikasi kedalam bentuk yang lebih sederhana tanpa mengurangi fungsi alat
pembelajaran yang sebenarnya, diharapkan dapat memperbaiki mutu serta hasil
pembelajaran yang dilaksanakan. Begitu pula yang diharapkan peneliti dalam penelitian
ini yaitu, jika poses pembelajaran gerak dasar shooting. di SDN 1 Raman Aji Raman
22
kelompok yang dirancang dengan kreatif dapat memperbaiki mutu dan hasil
pembelajaran yang dilaksanakan tersebut.
I. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang sangat besar kegunaannya,
karena dapat menjadi penuntun kea rah proses penelitian untuk menjelaskan
permasalahan yang harus dicari pemecahnnya.
Pada penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : “Jika modifikasi
pembelajaran diterapkan dalam proses pembelajaran bola basket, maka dapat
memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar shooting dalam bola basket
23
III.METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode Penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan
penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas yaitu
sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan dikelas atau dilapangan , hal ini karena ada 3
kata yang membentuk pengertian tersebut. 1). Penelitian menunjukkan pada suatu
kegiatan yang mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang brmanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2). Tindakan
menuju pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam
penelitian pembentuk rangakaian siklus kegiatan siswa. 3). Kelas dalam hal ini tidak
terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang kelas dalam penelitian yang lebih
spesifik.
Pada penelitian tindakan ini memilii ciri-ciri sebagai berikut : a) Praktis dan langsung
relevan untuk situasi actual, b) menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk
memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik, c) dilakukan
24
Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus
yang terdiri dari tahap merencanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan dan tahap
refleksi. Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalui putaran spiral adalah
penelitian yang melalui siklus-siklus berikut ini :
Gambar 2. Bagan Model Penelitian Tindakan Suharsimi Arikunto (2007:16)
Keterangan gambar :
Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang aoa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Aksi atau pelaksanaan tindakan
Aksi atau pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas.
Observasi
25
tindakan.
Refleksi
Refleksi adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Tujuan dari refleksi adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah
dilaksankan apabila tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai
rencana guna menentukan rencana yang akan dilaksanakan berikutnya.
B. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sampai tiga siklus (enam kali
pertemuan) kemudian diantara setiap siklusnya direncanakan kegiatan tindakan yang
berbeda pada setiap siklusnya, akan tetapi setiap siklus saling berkaitan, setiap proses
penelitian merupakan tindakan lanjutan dari siklus penelitian sebelumnya.
Tes awal
Siklus I
a. Perencanaan
1. Menyiapakan alat-alat yang berkaitan untuk proses pembelajaran, yaitu bola
basket yang diganti dengan bola plastik.
2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran siklus pertama.
3. Membuat ring 2 buahdibuat dari bambu kemudian dan diberi tali rapia
yang dianyam dan ketingian direndahkan setinggi 2,5 meter, diameter 60
centimeter.
26
1. Langkah-langkah yang dilakukan pada tingkatan siklus pertama adalah siswa
dibariskan ke dalam 2 bersyaf secara berhadapan.
2. Guru memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran gerak
dasar shooting dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran bola
basket diganti dengan bola plastik pada siklus pertama.
3. Guru memberikan latihan shooting bergantian dengan bola basket yang
diganti dengan menggunakan bola plastik secara berkelompok dengan jarak
dengan ring 2,5 meter.
4. Guru mengoreksi setiap gerak dasar siswa dan memberikan contoh gerakan
yang baik dan benar, kemudian memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk bertanya mengenai kesulitan yang dialami dalam melakukan rangkaian
gerak dasar shooting yang diajarkan.
c. Observasi
Setelah tindakan dilakukan, peneliti melakukan tes keterampilan gerak dasar
lempar shooting siswa secara individu dengan menggunakan instrumen yang
telah disiapkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai rangkaian gerak dasar shooting
yang telah diajarkan.
d. Refleksi
Hasil observasi pada siklus pertama disimpulkan dan didiskusikan . Kemudian
guru mendiskusikan tindakan untuk siklus kedua berupa mengganti bola basket
27
sasaran dalam melakukan lemparan shooting. Sebagai perbaikan dari
kekurangan yang nampak pada siswa yang terdapat pada siklus pertama.
Siklus II
a. Perencanaan
1. Menyiapakan alat-alat yang berkaitan untuk proses pembelajaran, yaitu bola
basket yang diganti dengan penggunaan bola karet dan simpai sebagai titik
sasaran dalam melakukan lemparan shooting.
2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran siklus kedua.
3. Jumlah 4 buah ring tinggi 3 meter dan terbuat dari simpai diameter 50
centimeter
b. Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tingkatan siklus kedua adalah :
1. Langkah-langkah yang dilakukan pada tingkatan siklus ke-2 adalah siswa
dibariskan ke dalam 4 bersyaf menghadap ke ring.
2. Guru memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran gerak
dasar shooting secara dengan menggunakan alat pembelajaran bola basket
yang diganti menjadi bola karet pada siklus pertama dan pada siklus kedua
ini ditambahkan simpai sebagai titik sasaran dalam melakukan lemparan
shooting.
3. Guru memberikan latihan shooting bergantian dengan bola basket yang
diganti dengan menggunakan bola karet dan simpai setinggi 3 meter secara
28
4. Guru mengoreksi setiap gerak dasar siswa dan memberikan contoh gerakan
yang baik dan benar, kemudian memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk bertanya mengenai kesulitan yang dialami dalam melakukan rangkaian
gerak dasar shooting yang diajarkan.
c. Observasi
Setelah tindakan dilakukan, peneliti melakukan tes keterampilan gerak dasar
shooting siswa secara individu dengan menggunakan instrumen yang telah
disiapkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai rangkaian gerak dasar shooting
yang telah diajarkan.
d. Refleksi
Hasil observasi pada siklus kedua disimpulkan dan didiskusikan. Kesimpulan
dari hasil pembelajaran gerak dasar shooting dalam bola basket, berapa persen
tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa.
C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitan ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Raman Aji Raman Utara
Lampung Timur, yaitu berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 17 putra dan 13 putri.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
1.Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SDN Raman Aji Raman Utara Lampung
29
2.Pelaksanaan penelitian
Lama waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian satu setengah bulan dan
terdapat 3 siklus, satu siklusnya dilaksanakan 2 kali pertemuan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK
(penelitian tindakan kelas) disetiap siklusnya. Menurut Freir and Cuning ham dalam
Muhajir (1997: 58) Menyatakan “Alat untuk ukur instrument dalan PTK dikatan valid
bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah
yang dihadapi”.
Alat ukur itu berupa indikator-indikator dari penilaian ketrampilan gerak dasar bounce
pass dalam bola basket, bentuk indikatornya adalah :
Tabel 1. Format lembar penilaian keterampilan gerak dasar Shooting.
Tahapan Gerak
Dasar
Deskriptor Penilaian Option
Skor 1 2 3 Sikap Awal 1. Berdiri tegak dengan kedua kaki dibuka selebar bahu.
2. Letakkan kedua tangan disisi bola di atas pundak lengan berbentuk huruf “L” tangan lain menjaga keseimbangan 3. Bola dipegang dengan kedua tangan dan sedikit tekuk lutut. Pelaksanaan 4.Pandangan mata focus ke ring, bola didorong ke depan atas
ke ring dengan tolakan dua tangan.
5. Jika bahu dan kaki menghadap lurus ke ring basket, ditempatkan bola di sebelah kanan wajah, dan siku lengan berada di tengah-tengah wajah
6. Lengan kanan menjulur ke depan mengarah ke ring basket, siku lengan diluruskan, kemudian bola dilepaskan dengan bantuan gerakan pergelangan tangan dan ujung jari
30
8. Dorong lengan ke depan atas dan diikuti gerakan luruskan lutut yang ditekuk
Sikap akhir 9.Telapak tangan ke arah atas dan jaga keseimbangan. 10.Posisi badan sedikit condong kearah depan untuk menjaga
keseimbangan. Jumlah Skor (∑)
Sumber : Drs. Nuril Ahmadi, 2007
Keterangan :
1 = Gerakan salah (descriptor tidak tampak) ;
2 = Sebagian Gerakan benar (sebagian descriptor tampak) ; 3= gerakan benar dan baik (semua descriptor tampak).
F. Teknik Analisi Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya, selanjutnya data
dianalisis melalui tabulasi, persentase dan normative. Teknik penilaian dalam
proses pembelajaran menggunakan penilaian kwantitatif untuk melihat kwalitas
hasil tindakan di setiap siklus menggunakan rumus sebagi berikut :
%
P (Subagio dalam Surisman, 1997)
Keterangan :
P = Persentase keberhasilan
F = Jumlah gerakan yang dilakukan benar
N = Jumlah siswa yang mengikuti tes
39
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dengan penggunaan modifikasi bola plastik serta membuat ring 2 buah dibuat
dari bambu kemudian dan diberi tali rapia yang dianyam dan ketingian direndahkan
setinggi 2,5 meter, diameter 60 Cm untuk proses pembelajaran Shooting dapat
memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar Shooting pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Raman Aji Raman Utara Lampung Timur.
2. Dengan penggunaan modifikasi bola basket yang diganti dengan penggunaan bola
karet dan simpai sebagai titik sasaran dalam melakukan lemparan shooting untuk
proses pembelajaran Shooting dapat memperbaiki dan meningkatkan
gerak dasar Shooting pada siswa kelas V SD Negeri 1 Raman Aji Raman Utara
40
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat
dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar
Shooting dalam Basket.
2. Untuk siswa Kelas V SD Negeri 1 Raman Aji Raman Utara Lampung Timur agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar Shooting dalam Basket.
41
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Nuril. 2007. Permainan Bola Basket. Era Intermedia. Solo.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Azhar , Arsyah (2005). Manajemen Pendidikan, Bumi Aksara Jakarta.
Bloom Menyamin. 2009 pengerian belajar : Coqnitive Dominan Newyork. Mc Kay
Djamarah, Syaiful Bahri.1999. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Bandung.
Depdikhud. 1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Dirjen Dikli.Jakarta
Drowozhy, 1981. Belajar Motorik, Bumi Aksara. Jakarta.
Fuqon, 2002. Keterangan Gerak Dasar. Rineka Cipta. Bandung
Fiba, 2000 Permainan Bola Basket PERBASI Jakarta.
Imam Sodikun. 1992. Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta: PPLPTK Dirjen Dikti
Depdikbud.
Ox liudin, 1984 Pengembangan Motorik, Bumi Aksara, Jakarta.
Lutan. 1988, Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Depdikbud. Jakarta.
Lutan, Rusli dan Toho Cholik M, 1996/1997. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Dirjen Dikti. Jakarta.
Lutan, Rusli. 2000, Manajemen Penjaskes. Depdikbud. Jakarta.
Perbasi. 2006. Peraturan Permainan Bola Basket. Jakarta : PB PERBASI.
Unila, 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar