ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM
KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU simPATI
(Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)
Oleh
KHOIRUL AZIZ HUSYAIRI
H24102075
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
Khoirul Aziz Husyairi. H24102075. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Kartu simPATI (Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor). Di bawah bimbingan Ma`mun Sarma
Penemuan telepon seluler mengakibatkan bisnis seluler berkembang pesat. PT. Telkomsel sebagai operator seluler terbesar di Indonesia dengan kartu GSM prabayar simPATI yang merupakan produk dengan penjualan terbesar tetap berusaha menjadi market leader dalam bisnis ini. Semakin banyaknya kartu seluler yang beredar di pasaran membuat persaingan dalam bisnis operator seluler semakin ketat. PT. Telkomsel perlu mengetahui bagaimana perilaku konsumen dalam membeli kartu seluler, khususnya kartu simPATI agar tetap bisa mempertahankan pangsa pasar selulernya dari para pesaingnya.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu simPATI di IPB, (2) Menganalisis proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu simPATI di IPB, (3) Mengidentifikasi atribut dominan yang dimiliki kartu simPATI, dan (4) Menganalisis sikap dan perilaku mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu simPATI di IPB.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, yaitu mahasiswa S1 Institut Partanian Bogor tahun 2005-2006 yang tersebar di delapan fakultas dan Tingkat Persiapan Bersama. Pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin sehingga didapatkan 100 responden. Penarikan contoh dilakukan dengan metode nonprobability sampling
secara judgemental sampling (pertimbangan), sedangkan penentuan jumlah contoh tiap fakultas menggunakan metode sample fraction. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan sekunder. Data primer berasal dari kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, skripsi, internet, koran, majalah, dan sumber lain yang relevan dengan penelitian. Data yang diperoleh melalui kuesioner diolah dengan software SPSS versi 11.5 dan Microsoft Excel 2003. Penelitian ini menggunakan empat alat analisis, yaitu tabulasi deskriptif,
Importance-Performance Analysis, Principal Component Analysis dan analisis multiatribut Fishbein yang terdiri dari model sikap dan perilaku konsumen.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah perempuan dan berusia 19 tahun, serta sebagian besar sedang duduk di semester empat. Sumber keuangan responden berasal dari orang tua dengan pengeluaran kurang dari Rp. 500.000,00 per bulan. Dalam melakukan keputusan pembelian, responden melalui tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evalusi pasca pembelian. Atribut sinyal dan jaringan merupakan atribut paling dominan dengan kinerja paling baik dengan nilai tingkat kepentingan tertinggi (4,64) dan tingkat kepuasan tertinggi pula (4,28). Faktor yang paling mempengaruhi responden dalam pengambilan keputusan pembelian adalah sinyal dan jaringan dengan nilai
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM
KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU simPATI
(Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
KHOIRUL AZIZ HUSYAIRI
H24102075
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM
KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU simPATI
(Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
KHOIRUL AZIZ HUSYAIRI
H24102075
Menyetujui, Agustus 2006
Dr. Ir. Ma`mun Sarma, Ms, Mec
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Dr. Ir. Jono Munandar, MSc
Ketua Departemen
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 16 Januari 1984.
Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari keluarga Bapak
S. Syahroni dan Ibu Siti Rojiah.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-kanak Pertiwi Kunden
02 di Klaten pada tahun 1990, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri
Kunden 01 di Klaten. Pada tahun 1996, Penulis melanjutkan pendidikan di
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 02 Klaten dan melanjutkan pendidikan
di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 01 Karanganom Klaten pada tahun 1999. Pada
tahun 2002, penulis diterima masuk di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi pengajar les privat di
daerah Bogor (freelance) sejak tahun 2003 untuk siswa SD dan SMP dengan pelajaran yang diajarkan Matematika dan Fisika. Pada tahun 2004, penulis
menjadi pengajar di salah satu bimbingan belajar di Kota Bogor. Penulis menjadi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Kartu simPATI (Studi
Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Ma`mun Sarma, Ms, Mec selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu, arahan, motivasi, wawasan dan bimbingan selama
penulis menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA dan
Dr. Ir. Muhammad Syamsun, MSc yang telah bersedia menjadi dosen penguji
bagi penulis.
3. Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd sebagai moderator dan satgas pada seminar
penulis.
4. Bapak, Ibu dan adik-adik tercinta (Ipul, Aan, Kukut) atas semua doa, kasih
sayang dan perhatiannya yang tulus selama ini.
5. Dian Amallia yang memberi dan menjadi motivasi bagi penulis.
6. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi Manajemen IPB.
7. Rekan-rekan Angkatan`39 (Isyana, Rendro, Ridho, Utari, Phi-Je, Yushinta,
Widya dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu), C-Berat
(Asep, Acep, Budi, Dadan, Hafidz, J-Lo, Wildan) atas kebersamaannya
selama ini.
8. Rekan-rekan satu bimbingan (Ape, Arya, Anggi, Fezzy, Nanien, Okka,
Rihza, Rustiani) yang telah memberi banyak bantuan dalam penyusunan
9. Nenno, Andi Rois dan anak-anak eks Pinkers (Adi, Eko, Joko, Koko, Kiki,
Ridwan, Yudi, Zaenal) atas sebuah persahabatan dalam suka maupun duka.
10. Eks kelas B07 dan A08 2005/2006 yang telah memberikan masukan dan
dorongan bagi penulis.
11. Mas Jepe yang selalu memberi semangat untuk mandiri dan tidak mudah
menyerah pada keadaan.
12. Anak-anak Wisma Cla-x, (Ary, Chabib, Catur, Nanang, Rukhin, Ringga,
Shohib, Udin, Yodi), Amoeba (Adit, Endry, Hamzah, Koko) dan Adinda
(Mufid, Wulan) yang telah melungkan waktu membantu penulis dalam
menyebarkan kuesioner.
13. Anak-anak Kelurga Mahasiswa Klaten yang menjadi kelurga penulis di
Bogor. Sesama anak Klaten ”sedulur sinarawedi”. Jaga kebersamaan dan jangan mudah menyerah.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna. Kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap skripsi ini
dapat memberikan tambahan wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Bogor, Agustus 2006
DAFTAR ISI
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP... iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
I. PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA... 9
2.1. Pemasaran ... 9
2.2. Bauran Pemasaran... 9
2.3. Konsumen ... 10
2.4. Produk ... 11
2.4.1. Definisi Produk... 11
2.4.2. Klasifikasi Produk ... 12
2.5. Jasa ... 13
2.6. Merek ... 14
2.7. Perilaku Konsumen ... 14
2.8. Sikap Konsumen ... 14
2.9. Perilaku Pembelian Konsumen ... 15
2.10.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian.. 16
2.10.1.Faktor Lingkungan... 16
2.10.2.Faktor Perbedaan Individu... 18
2.10.3.Faktor Psikologis ... 19
2.11.Pengambilan Keputusan Pembelian... 20
2.12.Tipe Pengambilan Keputusan Konsumen ... 22
2.13.Principal Component Analisys... 23
2.14.Penelitian Terdahulu ... 24
III. METODOLOGI PENELITIAN... 25
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian... 25
3.2. Metode Penelitian ... 26
3.2.1. Metode Pengumpulan Data... 26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 37
4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 37
4.1.1. Sejarah Umum Telkomsel ... 37
4.1.2. Produk Telkomsel ... 39
4.2. Layanan Telkomsel ... 41
4.2.1. SurfZone... 41
4.2.2. Blackberry... 42
4.2.3. Instan Messenger... 42
4.2.4. FARIDA ... 43
4.3. Karakteristik Responden ... 43
4.3.1. Jenis Kelamin... 43
4.3.2. Usia ... 43
4.3.3. Semester... 44
4.3.4. Sumber Keuangan... 44
4.3.5. Pengeluaran Per bulan ... 44
4.4. Proses Pengambilan Keputusan ... 45
4.4.1. Pengenalan Kebutuhan ... 45
4.4.2. Pencarian Informasi ... 48
4.4.3. Evaluasi Alternatif ... 50
4.4.4. Keputusan Pembelian ... 52
4.4.5. Evaluasi Pasca Pembelian... 56
4.5. Analisis Tingkat Kepentingan Dan Kepuasan Terhadap Atribut- Atribut Kartu simPATI ... 60
4.6. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen ... 64
4.7. Analisis Sikap konsumen ... 67
4.7.1. Analisis Sikap Konsumen Dengan Multiatribut Fishbein .... 67
4.7.2. Analisis Nilai Norma Subyektif... 70
4.7.3. Analisis Nilai Perilaku Konsumen... 72
4.8. Implikasi Hasil Penelitian ... 73
4.8.1. Produk... 73
4.8.2. Harga... 75
4.8.3. Promosi ... 76
4.8.4. Tempat ... 77
KESIMPULAN DAN SARAN... 78
1. Kesimpulan... 78
2. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA... 80
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Pangsa pasar operator seluler 2005 ... 4
2. Produk kartu seluler perusahaan operator GSM di Indonesia... 5
3. Komposisi pelanggan Telkomsel tahun 2005 ... 6
4. Sebaran Responden Pada Masing-Masing Fakultas ... 27
5. Skala pengukuran Likert... 30
6. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin... 43
7. Karakteristik responden berdasarkan usia... 43
8. Karakteristik responden berdasarkan semester ... 44
9. Karakteristik responden berdasarkan sumber keuangan ... 44
10. Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran perbulan... 45
11. Manfaat yang diharapkan responden kartu simPATI... 46
12. Motivasi responden menggunakan kartu simPATI... 47
13. Faktor penghalang responden membeli kartu simPATI... 47
14. Sumber informasi responden tentang kartu simPATI... 48
15. Perhatian responden terhadap informasi yang didapatkan... 49
16. Pertimbangan ketika akan membeli kartu simPATI ... 50
17. Jumlah responden yang pernah menggunakan kartu lain ... 51
18. Jenis kartu lain yang pernah digunakan responden... 51
19. Pertimbangan responden menggunakan kartu lain ... 52
20. Pihak yang paling mempengaruhi responden dalam pengambilan keputusan pembelian kartu simPATI... 53
21. Pengaruh orang lain dalam keputusan pembelian kartu simPATI ... 53
22. Cara responden memutuskan membeli kartu simPATI ... 54
23. Tempat responden membeli kartu simPATI ... 55
24. Alasan responden dalam memilih tempat pembelian kartu simPATI... 55
25. Tanggapan responden setelah membeli dan menggunakan kartu simPATI ... 57
26. Tindakan responden ketika produk lain melakukan promosi ... 58
27. Lama responden menggunakan kartu simPATI... 58
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM
KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU simPATI
(Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)
Oleh
KHOIRUL AZIZ HUSYAIRI
H24102075
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
Khoirul Aziz Husyairi. H24102075. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Kartu simPATI (Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor). Di bawah bimbingan Ma`mun Sarma
Penemuan telepon seluler mengakibatkan bisnis seluler berkembang pesat. PT. Telkomsel sebagai operator seluler terbesar di Indonesia dengan kartu GSM prabayar simPATI yang merupakan produk dengan penjualan terbesar tetap berusaha menjadi market leader dalam bisnis ini. Semakin banyaknya kartu seluler yang beredar di pasaran membuat persaingan dalam bisnis operator seluler semakin ketat. PT. Telkomsel perlu mengetahui bagaimana perilaku konsumen dalam membeli kartu seluler, khususnya kartu simPATI agar tetap bisa mempertahankan pangsa pasar selulernya dari para pesaingnya.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu simPATI di IPB, (2) Menganalisis proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu simPATI di IPB, (3) Mengidentifikasi atribut dominan yang dimiliki kartu simPATI, dan (4) Menganalisis sikap dan perilaku mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu simPATI di IPB.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, yaitu mahasiswa S1 Institut Partanian Bogor tahun 2005-2006 yang tersebar di delapan fakultas dan Tingkat Persiapan Bersama. Pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin sehingga didapatkan 100 responden. Penarikan contoh dilakukan dengan metode nonprobability sampling
secara judgemental sampling (pertimbangan), sedangkan penentuan jumlah contoh tiap fakultas menggunakan metode sample fraction. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan sekunder. Data primer berasal dari kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, skripsi, internet, koran, majalah, dan sumber lain yang relevan dengan penelitian. Data yang diperoleh melalui kuesioner diolah dengan software SPSS versi 11.5 dan Microsoft Excel 2003. Penelitian ini menggunakan empat alat analisis, yaitu tabulasi deskriptif,
Importance-Performance Analysis, Principal Component Analysis dan analisis multiatribut Fishbein yang terdiri dari model sikap dan perilaku konsumen.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah perempuan dan berusia 19 tahun, serta sebagian besar sedang duduk di semester empat. Sumber keuangan responden berasal dari orang tua dengan pengeluaran kurang dari Rp. 500.000,00 per bulan. Dalam melakukan keputusan pembelian, responden melalui tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evalusi pasca pembelian. Atribut sinyal dan jaringan merupakan atribut paling dominan dengan kinerja paling baik dengan nilai tingkat kepentingan tertinggi (4,64) dan tingkat kepuasan tertinggi pula (4,28). Faktor yang paling mempengaruhi responden dalam pengambilan keputusan pembelian adalah sinyal dan jaringan dengan nilai
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM
KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU simPATI
(Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
KHOIRUL AZIZ HUSYAIRI
H24102075
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM
KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU simPATI
(Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
KHOIRUL AZIZ HUSYAIRI
H24102075
Menyetujui, Agustus 2006
Dr. Ir. Ma`mun Sarma, Ms, Mec
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Dr. Ir. Jono Munandar, MSc
Ketua Departemen
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 16 Januari 1984.
Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari keluarga Bapak
S. Syahroni dan Ibu Siti Rojiah.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-kanak Pertiwi Kunden
02 di Klaten pada tahun 1990, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri
Kunden 01 di Klaten. Pada tahun 1996, Penulis melanjutkan pendidikan di
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 02 Klaten dan melanjutkan pendidikan
di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 01 Karanganom Klaten pada tahun 1999. Pada
tahun 2002, penulis diterima masuk di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi pengajar les privat di
daerah Bogor (freelance) sejak tahun 2003 untuk siswa SD dan SMP dengan pelajaran yang diajarkan Matematika dan Fisika. Pada tahun 2004, penulis
menjadi pengajar di salah satu bimbingan belajar di Kota Bogor. Penulis menjadi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Kartu simPATI (Studi
Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Ma`mun Sarma, Ms, Mec selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu, arahan, motivasi, wawasan dan bimbingan selama
penulis menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA dan
Dr. Ir. Muhammad Syamsun, MSc yang telah bersedia menjadi dosen penguji
bagi penulis.
3. Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd sebagai moderator dan satgas pada seminar
penulis.
4. Bapak, Ibu dan adik-adik tercinta (Ipul, Aan, Kukut) atas semua doa, kasih
sayang dan perhatiannya yang tulus selama ini.
5. Dian Amallia yang memberi dan menjadi motivasi bagi penulis.
6. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi Manajemen IPB.
7. Rekan-rekan Angkatan`39 (Isyana, Rendro, Ridho, Utari, Phi-Je, Yushinta,
Widya dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu), C-Berat
(Asep, Acep, Budi, Dadan, Hafidz, J-Lo, Wildan) atas kebersamaannya
selama ini.
8. Rekan-rekan satu bimbingan (Ape, Arya, Anggi, Fezzy, Nanien, Okka,
Rihza, Rustiani) yang telah memberi banyak bantuan dalam penyusunan
9. Nenno, Andi Rois dan anak-anak eks Pinkers (Adi, Eko, Joko, Koko, Kiki,
Ridwan, Yudi, Zaenal) atas sebuah persahabatan dalam suka maupun duka.
10. Eks kelas B07 dan A08 2005/2006 yang telah memberikan masukan dan
dorongan bagi penulis.
11. Mas Jepe yang selalu memberi semangat untuk mandiri dan tidak mudah
menyerah pada keadaan.
12. Anak-anak Wisma Cla-x, (Ary, Chabib, Catur, Nanang, Rukhin, Ringga,
Shohib, Udin, Yodi), Amoeba (Adit, Endry, Hamzah, Koko) dan Adinda
(Mufid, Wulan) yang telah melungkan waktu membantu penulis dalam
menyebarkan kuesioner.
13. Anak-anak Kelurga Mahasiswa Klaten yang menjadi kelurga penulis di
Bogor. Sesama anak Klaten ”sedulur sinarawedi”. Jaga kebersamaan dan jangan mudah menyerah.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna. Kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap skripsi ini
dapat memberikan tambahan wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Bogor, Agustus 2006
DAFTAR ISI
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP... iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
I. PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA... 9
2.1. Pemasaran ... 9
2.2. Bauran Pemasaran... 9
2.3. Konsumen ... 10
2.4. Produk ... 11
2.4.1. Definisi Produk... 11
2.4.2. Klasifikasi Produk ... 12
2.5. Jasa ... 13
2.6. Merek ... 14
2.7. Perilaku Konsumen ... 14
2.8. Sikap Konsumen ... 14
2.9. Perilaku Pembelian Konsumen ... 15
2.10.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian.. 16
2.10.1.Faktor Lingkungan... 16
2.10.2.Faktor Perbedaan Individu... 18
2.10.3.Faktor Psikologis ... 19
2.11.Pengambilan Keputusan Pembelian... 20
2.12.Tipe Pengambilan Keputusan Konsumen ... 22
2.13.Principal Component Analisys... 23
2.14.Penelitian Terdahulu ... 24
III. METODOLOGI PENELITIAN... 25
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian... 25
3.2. Metode Penelitian ... 26
3.2.1. Metode Pengumpulan Data... 26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 37
4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 37
4.1.1. Sejarah Umum Telkomsel ... 37
4.1.2. Produk Telkomsel ... 39
4.2. Layanan Telkomsel ... 41
4.2.1. SurfZone... 41
4.2.2. Blackberry... 42
4.2.3. Instan Messenger... 42
4.2.4. FARIDA ... 43
4.3. Karakteristik Responden ... 43
4.3.1. Jenis Kelamin... 43
4.3.2. Usia ... 43
4.3.3. Semester... 44
4.3.4. Sumber Keuangan... 44
4.3.5. Pengeluaran Per bulan ... 44
4.4. Proses Pengambilan Keputusan ... 45
4.4.1. Pengenalan Kebutuhan ... 45
4.4.2. Pencarian Informasi ... 48
4.4.3. Evaluasi Alternatif ... 50
4.4.4. Keputusan Pembelian ... 52
4.4.5. Evaluasi Pasca Pembelian... 56
4.5. Analisis Tingkat Kepentingan Dan Kepuasan Terhadap Atribut- Atribut Kartu simPATI ... 60
4.6. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen ... 64
4.7. Analisis Sikap konsumen ... 67
4.7.1. Analisis Sikap Konsumen Dengan Multiatribut Fishbein .... 67
4.7.2. Analisis Nilai Norma Subyektif... 70
4.7.3. Analisis Nilai Perilaku Konsumen... 72
4.8. Implikasi Hasil Penelitian ... 73
4.8.1. Produk... 73
4.8.2. Harga... 75
4.8.3. Promosi ... 76
4.8.4. Tempat ... 77
KESIMPULAN DAN SARAN... 78
1. Kesimpulan... 78
2. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA... 80
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Pangsa pasar operator seluler 2005 ... 4
2. Produk kartu seluler perusahaan operator GSM di Indonesia... 5
3. Komposisi pelanggan Telkomsel tahun 2005 ... 6
4. Sebaran Responden Pada Masing-Masing Fakultas ... 27
5. Skala pengukuran Likert... 30
6. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin... 43
7. Karakteristik responden berdasarkan usia... 43
8. Karakteristik responden berdasarkan semester ... 44
9. Karakteristik responden berdasarkan sumber keuangan ... 44
10. Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran perbulan... 45
11. Manfaat yang diharapkan responden kartu simPATI... 46
12. Motivasi responden menggunakan kartu simPATI... 47
13. Faktor penghalang responden membeli kartu simPATI... 47
14. Sumber informasi responden tentang kartu simPATI... 48
15. Perhatian responden terhadap informasi yang didapatkan... 49
16. Pertimbangan ketika akan membeli kartu simPATI ... 50
17. Jumlah responden yang pernah menggunakan kartu lain ... 51
18. Jenis kartu lain yang pernah digunakan responden... 51
19. Pertimbangan responden menggunakan kartu lain ... 52
20. Pihak yang paling mempengaruhi responden dalam pengambilan keputusan pembelian kartu simPATI... 53
21. Pengaruh orang lain dalam keputusan pembelian kartu simPATI ... 53
22. Cara responden memutuskan membeli kartu simPATI ... 54
23. Tempat responden membeli kartu simPATI ... 55
24. Alasan responden dalam memilih tempat pembelian kartu simPATI... 55
25. Tanggapan responden setelah membeli dan menggunakan kartu simPATI ... 57
26. Tindakan responden ketika produk lain melakukan promosi ... 58
27. Lama responden menggunakan kartu simPATI... 58
29. Jumlah pulsa yang dihabiskan dalam sebulan... 60
30. Rataan skor tingkat kepentingan dan kepuasaan mahasiswa sarjana IPB terhadap kartu simPATI ... 61
31. Nilai communalities masing-masing variabel ... 66
32. Kekuatan kepercayaan responden terhadap atribut kartu simPATI... 68
33. Evaluasi kepercayaan responden terhadap atribut kartu simPATI ... 69
34. Penilaian sikap konsumen terhadap kartu simPATI ... 70
35. Penilaian peubah keyakinan normatif ... 71
36. Penilaian peubah motivasi... 71
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Kuesioner penelitian ... 83
2. Hasil uji validitas responden ... 89
3. Hasil uji validitas kuesioner ... 96
4. Hasil uji reabilitas kuesioner... 102
5. Hasil pengolahan data dengan menggunakan Principal Component
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang pesat di abad 21 berdampak pada
semua bidang kehidupan termasuk bidang komunikasi. Perkembangan
teknologi komunikasi yang dapat dilihat langsung dampaknya adalah
penemuan telepon seluler (ponsel). Pengunaan alat ini meluas dari desa
sampai kota, anak-anak sampai para manula dan dari karyawan sampai
eksekutif. Perkembangan pemakaian ponsel semakin membuat produk ini
canggih dengan fitur yang lengkap pada akhirnya. Selain kecanggihan dan
kelengkapan fitur dari merek ponsel sendiri, peranan perusahaan penyedia
jasa operator sebagai penghubung antar jaringan juga tidak kalah
pentingnya. Tanpa adanya perusahaan penyedia jasa operator, maka telepon
seluler tidak akan berfungsi karena keduanya merupakan barang yang tidak
dapat dipisahkan.
Di Indonesia, ada beberapa perusahaan yang menyediakan jasa
operator baik yang menggunakan teknologi Global System for Mobile Communications (GSM) maupun Code Division Multiple Access (CDMA). Menurut data Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI)1 ada tujuh operator yang memperebutkan pasar seluler di Indonesia yaitu operator
GSM seperti PT. Telkomsel, PT. Indosat, PT. Excelcomindo dan beberapa
operator CDMA seperti PT. Telkom, PT. Bakrie Telkom, PT. Mobile-8
Telecom dan PT. Natrindo Telepon Seluler. Beberapa perusahaan di atas
telah menjalin kerjasama dengan perusahaan asing untuk memperkuat
posisinya dalam pasar maupun untuk memperebutkan pangsa pasar yang
ada yaitu PT. Telkomsel dengan Singapore Telecom Mobile Pte of
Singapore, Indosat dengan Singapore Tecnologies Telemedia Pte, Ltd, PT.
Excelcomindo dengan Khazanah Malaysia, dan PT. Natrindo Telepon
Seluler dengan Maxis Malaysia (Rudiantara, 2006). Peningkatan pelanggan
seluler juga cukup drastis. Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia
1 ”A-Z Rayuan Telepon Seluler”, www.cakram.co.id/cgi-bin/index.cgi?p= 011&id=27 - 14k. [20
(ATSI)1 menyebutkan bahwa sejak tahun 1995 hingga 1997 jumlah pelanggan seluler di Indonesia meningkat dari 220 ribu menjadi 1,053 juta
dan 100 persen berupa kartu pasca bayar.
Kartu pasca bayar adalah kartu seluler yang tidak menggunakan batas
pemakaian karena tagihan pemakaian pulsa dilakukan setiap bulan dan
dibayarkan pada bulan berikutnya. Penjualan kartu pasca bayar dalam kurun
waktu tiga tahun tersebut meledak karena kondisi perekonomian Indonesia
yang baik. Namun kondisi mulai berubah ketika terjadi krisis moneter tahun
1998. Para operator melakukan inovasi dengan mengeluarkan kartu
prabayar. Hasil dari inovasi ini adalah peningkatan pengguna kartu seluler
menjadi 2,225 juta. Dari 2,225 juta pengguna kartu seluler tersebut, 65
persen diantaranya adalah pengguna kartu prabayar. Adanya kartu prabayar
berakibat pada meningkatnya jumlah pengguna kartu seluler secara
signifikan. Mulai tahun 2001, pengguna seluler meningkat drastis hingga
6,1 juta, 11,2 (2002), 18,6 (2003), 30,6 juta (2004) dan 50,4 juta (2005).
Pada Gambar 1 disajikan diagram perkembangan konsumen operator
seluler di Indonesia periode 2001-2005.
6.1 11.2 18.6 30.6 50.4 69.5 83.6 66.1 64.2 65.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
2001 2002 2003 2004 2005
Tahun K o nsum en ( jut a o ra n g ) 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 P er tum buha n ( % )
Jumlah Konsumen (dalam juta orang) Pertumbuhan (%)
Gambar 1. Perkembangan Konsumen Kartu Seluler Tahun 2001-2005 (Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia, 2006)2
2 ”A-Z Rayuan Telepon Seluler”, www.cakram.co.id/cgi-bin/index.cgi?p= 011&id=27 - 14k. [20
Perkembangan bisnis operator seluler yang begitu pesat di Indonesia
tidak lepas dari jumlah penduduk di Indonesia yang besar. Jumlah
penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa dengan hanya tujuh
operator seluler yang ada, maka potensi pasar kartu seluler di Indonesia
masih terbentang luas (Rudiantara, 2006). Asosiasi Telekomunikasi seluler
Indonesia (ATSI) memprediksi bahwa empat tahun ke depan jumlah
konsumen seluler di Indonesia diperkirakan akan mencapai 80,1 juta.
Gambar 2 menyajikan diagram prediksi jumlah konsumen empat tahun
kedepan sedangkan pangsa pasar operator seluler 2005 dapat dilihat pada
Tabel 1.
50.2
72.5
80.3 80.1
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
2006 2007 2008 2009
Tahun
Ju
m
lah
K
on
su
m
en
Konsumen (juta orang)
Gambar 2. Prediksi Jumlah Konsumen Seluler Indonesia Tahun 2006-20093 (Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia, 2006)2
Pertumbuhan jumlah konsumen seluler Indonesia berdasarkan
Gambar 2 akan terjadi pada tahun 2006 ke 2007, yakni dari 50.2 juta ke
72.5 juta pelanggan. Pangsa pasar operator seluler di Indonesia mencapai
50,4 juta pelanggan pada tahun 2005. Tiga operator seluler yang meraih
jumlah pelanggan terbesar yaitu PT. Telkomsel yang mencapai 24,3 juta
pelanggan, PT. Indosat yang berhasil meraih 13,2 juta pelanggan dan PT.
Excelcomindo dengan 9 juta pelanggan. Data selengkapnya tentang pangsa
pasar operator seluler di Indonesia disajikan pada Tabel 1.
2”Telepon Seluler Tarifnya Bakal Turun”. www.wartaekonomi.com/ indikator?aid=4486&cid=25.
Tabel 1. Pangsa Pasar Operator Seluler 20054
Jenis operator
Perusahaan Produk Pelanggan
(juta)
Persentase (%)
PT. Telkomsel Simpati, As, Halo 24,3 47
PT.Indosat IM3, Mentari, Matrix 13,2 26
GSM
PT.Excelcomindo Bebas, Jempol, X-plor 9,0 18
PT. Telekomunikasi Indonesia
Flexi
1,8 0.4
PT. Natrindo Lipotel 0,9 0.2
PT. Mobile 8 Telecom
Fren
0,7 0.1 CDMA
PT. Bakrie Telecom Esia 0,5 0.1
Sumber: Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia, 2006.2
Berdasarkan Tabel 1 tampak bahwa dari ketujuh operator seluler yang
beroperasi di Indonesia, operator GSM yaitu PT. Telkomsel, PT. Indosat
dan PT. Excelcomindo hampir menguasai 92 persen pangsa pasar.
Kemampuan operator GSM menguasai sebagian besar pangsa pasar di
Indonesia karena teknologi GSM lebih unggul, mampu menghasilkan suara
lebih jernih sehingga mampu menjangkau wilayah yang luas dan lebih
aman (Pohan, 2005).
Perkembangan perusahaan operator CDMA di Indonesia juga tidak
dapat dipandang sebelah mata. Beberapa operator CDMA seperti PT.
Telkom dengan Telkom Flexi, PT. Natrindo dengan Lipotel, PT. Mobile-8
dengan Fren dan PT. Bakrie Telkom dengan Esia siap bersaing dengan
perusahaan operator GSM karena bagaimanapun tarif CDMA lebih murah
(Rudiantara, 2006).
Persaingan antara sesama operator GSM berjalan sangat ketat.
Masing-masing perusahaan menawarkan berbagai macam produk kartu
seluler baik yang bersifat prabayar maupun pascabayar berbagai
keunggulan baik fitur dalam kartu sendiri maupun dalam tarif. Pada Tabel 2
akan disajikan produk kartu seluler yang dikeluarkan oleh ketiga operator
perusahaan GSM di atas.
2 ”Telepon Seluler Tarifnya Bakal Turun”. www.wartaekonomi.com/ indikator?aid=4486&cid=25.
Tabel 2. Produk Kartu Seluler Perusahaan Operator GSM di Indonesia
No. Nama Perusahaan Produk Jenis
1. PT. Telkomsel Kartu simPATI Prabayar
Kartu As Prabayar
KartuHalo Pasca bayar
2. PT. Indosat IM3 Prabayar
Mentari Prabayar
Matrix Pasca bayar
3. PT. Excelcomindo Bebas Prabayar
Jempol Prabayar
X-plor Pasca bayar
Sumber : www.kapanlagi.com/a/ 0000002484.html - 26k, 2006.
Kartu seluler prabayar merupakan produk yang mendominasi ketiga
operator GSM di atas. Hal ini tidak mengherankan karena karakteristik
konsumen kartu seluler di Indonesia adalah prabayar (Suriahardja, 2006).
Menurut Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI)
menyebutkan bahwa dari 50,4 juta konsumen seluler di Indonesia, 90
persen adalah pengguna kartu prabayar. Kartu prabayar adalah kartu seluler
yang menggunakan sistem pembayaran diawal melalui pembelian nomor
perdana dan voucher. Dengan kartu prabayar, konsumen dapat mengatur
penggunaan pulsa sendiri setiap periode yaitu dengan pembelian voucher
yang diinginkan sesuai dengan batas masa aktifnya.
Peraturan Menteri Komunikasi No.23/M. KOMINFO/10/2005 tentang
kewajiban registrasi pelanggan kartu prabayar jasa telekomunikasi yang
sudah dilaksanakan dari tanggal 25 Desember 2005 sampai 28 April 2006
tidak membuat pesimis ketiga perusahaan operator GSM di atas sebagai
produsen terbesar kartu prabayar. Kebijakan registrasi itu justru merupakan
keuntungan karena operator bisa mengetahui jati diri pelanggannya yang
dapat digunakan untuk merencanakan strategi pemasaran dan
pendistribusian (Suriahardja, 2006).
Merujuk pada Tabel 1 maka dapat diketahui bahwa PT. Telkomsel
adalah perusahaan operator dengan pangsa pasar terbesar yaitu 24,3 juta
(47%). Angka pertumbuhan pelanggan PT. Telkomsel cukup bagus. Pada
delapan juta dibandingkan dengan jumlah pelanggan tahun 2004 yaitu 16,3
juta. Sepanjang tahun 2005, pertumbuhan pelanggan rata-rata 700 ribu
setiap bulan. Berkaitan dengan registrasi kartu prabayar, Telkomsel optimis
sebagian besar pelanggan Telkomsel telah mendaftarkan nomornya.
(Suriahardja, 2006).
Dalam rangka mendekatkan dengan pelanggan, PT. Telkomsel
mempunyai 62 Grapari, 165 GeraiHalo, 750 KiosHalo, 3000 outlet dealer
Telkomsel dan 1000 ritel yang tersebar di sebelas ribu titik pelayanan. Pada
tahun 2006, Telkomsel akan menambah jumlah GeraiHalo menjadi 250 ribu
unit. Selain mengembangkan pelayanan, dengan tiga produk kartu seluler
andalannya yaitu kartu simPATI, As dan kartuHalo, pertumbuhan
pelanggan diharapkan mencapai 36 ribu pada akhir 2006 (Suriahardja,
2006). Komposisi pelanggan Telkomsel untuk kartu simPATI, As dan
Kartu Halo pada tahun 2005 disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Pelanggan Telkomsel tahun 2005
No. Nama Produk Pelanggan (juta) Persentase (%)
1. Kartu simPATI 17,8 73,25
2. Kartu As 5 20,58
3. KartuHalo 1,5 6,17
Sumber : Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia, 2006.5
Peningkatan jumlah pelanggan Telkomsel yang cukup signifikan juga
tidak lepas dari makin luasnya akses Telkomsel. Dukungan 7000 BTS
(Base Transceiver Station) yang menghadirkan High Performance Network
maka kenyamanan kontinuitas komunikasi mencapai 99 persen. Untuk
mengatasi kepadatan lalu lintas seluler maka digunakan teknologi Dual
Band (GSM 900 dan 1800) dan juga General Packet Service Radio (GPRS) secara nasional dan Enhanced Data Rates for GSM Evolution (EDGE) di daerah-daerah tertentu untuk melayani komunikasi data dengan kecepatan
tinggi
5”A-Z Rayuan Telepon Seluler”, www.cakram.co.id/cgi-bin/index.cgi?p= 011&id=27 - 14k.
Mengacu pada Tabel 3, maka dapat diketahui bahwa kartu simPATI
Telkomsel merupakan kartu seluler yang mendapatkan pelanggan terbesar
yaitu 17,8 juta atau 72,36 persen dari pelanggan Telkomsel. Dengan motto
simPATI No Compromise No Problem maka pengguna kartu simPATI dapat berkomunikasi dengan siapa saja dan dari kota-kota kecil sekalipun.
Kartu simPATI dikeluarkan oleh PT. Telkomsel tahun 1997 dan menjadi
kartu prabayar pertama di Indonesia bahkan di Asia. Dengan daya jelajah
yang bisa menjangkau seluruh wilayah nusantara, tarif yang terjangkau,
pelayanan yang mudah dan mutu prima membuat kartu ini digemari
sebagian besar pelanggan kartu seluler. Pada Bulan Februari 2003
Telkomsel meluncurkan fasilitas simPATI International Roaming pada kartu simPATI. Dengan fasilias ini maka simPATI menjadi pelopor kartu
prabayar di Indonesia yang bisa digunakan untuk menjelajah berbagai
belahan bumi. Bahkan untuk meningkatkan pelayanan, saat ini pelanggan
simPATI dapat menikmati layanan General Packet Radio Switching
(GPRS) dan Multimedia Messaging Services (MMS).
Pada awal bulan September 2004, Telkomsel meluncurkan kartu
simPATI Hoki perdana dengan harga Rp. 25.000,00 sama dengan harga
perdana kartu As. Walaupun harga perdana kartu simPATI Hoki sama
dengan kartu As tetapi pulsa yang ada didalamnya berbeda. Perdana kartu
As sudah termasuk pulsa Rp.25.000,00 sedangkan dalam kartu simPATI
hanya ada pulsa sejumlah Rp.15.000,00. Hal ini dikarenakan perbedaan
karakter dari dua kartu tersebut. Fasilitas Multimedia Messaging Services
(MMS) serta akses internet melalui General Packet Radio Switching
(GPRS) adalah dua contoh fitur yang terdapat dalam kartu simPATI tetapi
tidak terdapat dalam kartu As.
Pada Januari 2006, Telkomsel merilis kartu perdana baru yaitu kartu
simPATI Jitu. Kartu perdana terbaru ini dilepas dengan harga jual Rp
15.000,00. Kehadiran simPATI Jitu makin memperkaya kartu perdana
murah untuk pelanggan prabayar kategori menengah (www.telkomsel.com/
Adanya berbagai macam produk simcard yang dikeluarkan oleh PT. Telkomsel dan juga operator seluler lain membuat perilaku konsumen
dalam mengambil keputusan tentang pembelian simcard khususnya kartu simPATI merupakan salah satu hal yang menarik perhatian. Setiap
konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian,
pembelian, penggunaan beragam produk, dan merek setiap periode tertentu.
Konsumen melakukan keputusan setiap hari atau setiap periode tanpa
menyadari bahwa mereka telah mengambil keputusan. Displin perilaku
konsumen berusaha mempelajari bagaimana konsumen mengambil
keputusan dan memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan
yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut (Sumarwan, 2003).
1.2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu
simPATI di Institut Pertanian Bogor ?
2. Bagaimana proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh mahasiswa
S1 sebagai konsumen kartu simPATI di Institut Pertanian Bogor ?
3. Atribut-atribut dominan apakah yang mempengaruhi keputusan
pembelian mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu simPATI di Institut
Pertanian Bogor ?
4. Bagaimana sikap dan perilaku mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor
sebagai konsumen kartu simPATI ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu
simPATI di Institut Pertanian Bogor.
2. Menganalisis proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh
mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu simPATI di Institut Pertanian
Bogor.
3. Mengidentifikasi atribut dominan yang dimiliki kartu simPATI.
4. Menganalisis sikap dan perilaku mahasiswa S1 sebagai konsumen kartu
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran
Menurut Kotler (2002), pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk
memperoleh apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan secara bebas menukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain. Manajemen pemasaran merupakan suatu proses perencanaan
dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi
dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan
kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi (Kotler,
2002).
Engel, dkk (1994) mengemukakan bahwa merek memilki tiga
dimensi. Dimensi pertama adalah atribut fisik (physical attribute), seperti warna, harga, bahan. Dimensi kedua adalah atribut fungsional (functional attribute), atau konsekuensi pemakaian suatu merek. Dimensi ketiga adalah karakterisasi, kepribadian merek sebagaimana dirasakan oleh konsumen.
Elemen-elemen ini diperantarai oleh pengolahan informasi dari individu
yang berinteraksi dengan merek itu cocok atau tidak cocok dengannya.
2.2. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan secara terus menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat yaitu
produk (product), tempat (place), promosi (promotion) dan harga (price).
Penjelasannya keempat bauaran pemasarn tersebut adalah sebagai berikut :
a. Produk (product)
Produk adalah sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk dapat
diperhatikan, dimiliki, dikonsumsi sehingga memuaskan keinginan dan
menerapkan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk itu.
Manfaat itu dikonsumsi dan hendaknya dipenuhi oleh atribut produk.
b. Tempat (place)
Tempat sering dikaitkan dengan distribusi terhadap produk yang
bersangkutan. Distribusi adalah perantara pemasaran untuk memasarkan
produk yang memungkinkan suatu produk tersedia bagi pengguna atau
dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial.
c. Promosi (promotion)
Promosi adalah pengkomunikasian suatu produk agar produk
tersebut dikenal dan akhirnya dibeli. Dalam mengkomunikasikan produk
tersebut perlu disusun suatu strategi yang sering disebut bauran promosi
(promotion mix) yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, humas dan penjualan perseorangan.
d. Harga (price)
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen
dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yanng nilainya
diterapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau
diterapkan penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.
Penetapan harga dan persaingan harga telah dinilai sebagai masalah
utama yang dihadapi perusahaan.
2.3. Konsumen
Menurut Sumarwan (2003) istilah konsumen sering diartikan sebagai
dua jenis konsumen yaitu : konsumen individu dan konsumen organisasi.
Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri.
Misalnya membeli pakaian, sepatu, telepon seluler, kartu seluler, sikat gigi,
dan sabun. Konsumen individu membeli barang dan jasa yang akan
digunakan oleh anggota keluarga lainnya, misal susu formula untuk bayi,
popok untuk bayi atau digunakan oleh anggota keluarga lainnya. Konsumen
organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor
organisasi membeli barang dan jasa untuk digunakan orang banyak,
misalnya komputer, peralatan kerja dan sebagainya.
2.4. Produk
2.4.1. Definisi Produk
Produk diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki dan dipakai
atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau
kebutuhan. Produk yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa,
tempat, organisasi, atau gagasan (Kotler, 2002).
Kotler (2002) mengemukakan bahwa produk terdiri atas lima
tingkatan produk (Gambar 3). Tingkatan paling dasar adalah
manfaat inti (core benefit), yaitu manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli oleh konsumen. Tingkatan kedua adalah produk dasar (basic product), yaitu versi dasar dari suatu produk. Tingkatan ketiga adalah produk yang diharapkan (expected product), yaitu serangkaian atribut dan kondisi yang umum diharapkan pembeli
ketika membeli suatu produk. Tingkatan keempat adalah produk
yang ditingkatkan (augmented product), yaitu jasa atau manfaat yang melebihi harapan konsumen. Tingkatan terakhir adalah
produk potensial (potential product), yaitu segala perluasan dan transformasi yang pada akhirnya akan dialami produk di masa yang
akan datang.
Gambar 3. Tingkatan Produk (Kotler, 2002)
Keterangan :
A : Manfaat Inti
B : Produk Dasar
C : Produk yang diharapkan
D : Produk yang ditingkatkan
2.4.2. Klasifikasi Produk
Produk yang beredar di pasar, baik barang maupun jasa dapat
digolongkan beberapa jenis. Penggolongan ini digunakan untuk
memudahkan produsen menjual produknya. Menurut Kotler (2002)
berdasarkan daya tahan dan wujudnya, maka produk dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Barang Tidak Tahan Lama atau sering disebut barang yang
terpakai habis (non durable goods) adalah barang berwujud yang secara normal biasanya dikonsumsi dalam satu atau
beberapa kali penggunaan.
Contoh : sabun, deterjen, garam, makanan dan minuman.
2. Barang Tahan Lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya secara normal dapat bertahan lama sehingga
dapat digunakan dalam banyak pemakaian.
Contoh : pakaian, lemari es, televisi dan lain sebagainya.
3. Jasa (service) adalah suatu aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa merupakan benda yang
tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis.
Contoh : lembaga pendidikan, hotel dan salon kecantikan
Kotler dan Amstrong (1997) mengklasifikasikan produk
berdasarkan jenis konsumen yang menggunakannya dalam dua
kelompok, yaitu :
1. Barang konsumsi adalah apa yang dibeli oleh konsumen untuk
konsumen pribadi. Barang konsumsi dapat dibedakan menjadi
empat yaitu :
a. Convinience goods adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen dengan harga yang relatif murah
dan hanya menggunakan sedikit upaya untuk
mendapatkannya, sehingga konsumen tidak perlu bersusah
payah guna mendapatkan barang tersebut.
b. Shopping goods adalah barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya terlebih dahulu selalu
dibanding-bandingkan oleh konsumen diantara alternatif
barang yang tersedia. Sebagai karakteristik pembanding
biasanya didasarkan pada : harga, merek, kesesuaian, dan
gaya.
Contoh : telepon seluler, kartu GSM, dan sebagainya.
c. Speciality goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik tertentu atau identifikasi merek yang unik di
mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha
khusus untuk membelinya.
Contoh : mobil Roll Royce dan peralatan mewah lainnya. d. Unsought goods adalah barang-barang yang tidak diketahui
konsumen ataupun kalau diketahui, namun secara normal
konsumen tidak berfikir untuk membelinya.
Contoh : batu nisan, tanah kuburan dan sebagainya.
2. Barang industri adalah produk yang dibeli untuk diproses lebih
lanjut atau untuk menjalankan suatu usaha. Barang-barang
yang termasuk dalam ketegori ini antara lain bahan baku dan
suku cadang, barang modal serta perlengkapan dan pelayanan.
2.5. Jasa
Menurut Kotler (1997) jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produknya dapat dikaitkan dengan produk fisik
maupun tidak. Menurut Supranto dalam Pasaribu (2005) jasa adalah suatu kerja keterampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan
daripada dimiliki dan pelanggan lebih dapat aktif dalam proses
2.6. Merek
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau
kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa dari seseorang atau kelompok penjual dan untuk
membedakannya dari produk pesaing (Kotler, 2002).
2.7. Perilaku Konsumen
Engel, dkk (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
tindakan yang terlibat secara langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi,
dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang
mendahului dan mengikuti tindakan ini. Schiffman dan Kanuk dalam
Sumarwan (2003) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang
diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang diharapkan akan
memuaskan kebutuhan
2.8. Sikap Konsumen
Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek
apakah disukai atau tidak. Sikap juga menggambarkan kepercayaan
konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat objek tersebut. Teori-teori
sikap mengemukakan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk akan
mempengaruhi perilaku atau tindakan konsumen terhadap produk tersebut.
Para pemasar berkepentingan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap
produk yang dipasarkannya, dan kemudian merumuskan strategi untuk
mempengaruhi sikap konsumen tersebut (Sumarwan, 2003). Sikap
mengandung tiga komponen (Setiadi, 2003), yaitu :
1. Komponen kognitif (cognitive component), yaitu pengetahuan dan keyakinan menjadi sesuatu yang merupakan objek sikap.
2. Komponen afektif (affective component), yaitu perasaan baik, suka maupun tidak suka terhadap suatu objek.
Salah satu model pengukuran sikap yang terkenal adalah model sikap
multiatribut Fishbein. Model ini secara singkat menyatakan bahwa sikap
seorang konsumen terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya
terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh atribut tersebut (Sumarwan,
2003). Sumarwan (2003), menyebutkan bahwa model Fishbein
mengemukakan tiga konsep utama yaitu :
1. Atribut (Salient Belief)
Adalah karakteristik dari objek sikap. Salient Belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut. Para
peneliti harus mengidentifikasi berbagai atribut yang dipertimbangkan
konsumen ketika mengevaluasi suatu objek sikap.
2. Kepercayaan (Belief)
Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk
memiliki atribut tertentu.
3. Evaluasi atribut
Menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen dengan
melakukan evaluasi tentang baik atau buruk yang dimiliki produk
tersebut.
2.9. Perilaku Pembelian Konsumen
Assael dalam Kotler (2002) membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat
perbedaan merek yaitu :
a. Perilaku pembelian yang rumit
Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari tiga langkah. Pertama
pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua,
ia membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, ia membuat
pilihan pembelian yang cermat. Konsumen terlibat dalam dalam
perilaku pembelian yang rumit bila mereka sangat terlibat dalam
pembelian dan sadar akan adanya perbedaan-perbedaan yang besar
b. Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan
Konsumen yang telah melakukan pembelian mungkin mengalami
disonansi/ketidaknyamanan dari produk yang dibelinya atau setelah mendengar kabar yang menyenangkan dari produk sejenis yang lain.
Konsumen akan peka terhadap informasi yang membenarkan
keputusannya. Konsumen pertama-tama bertindak kemudian
mendapatkan keyakinan baru, akhirnya muncul sekumpulan sikap. Jadi
komunikasi pemasaran harus ditujukan pada penyediaan keyakinan
dan evaluasi yang membantu konsumen dengan pilihan mereknya.
c. Perilaku pembelian karena kebiasaan
Perilaku pembelian karena kebiasaan terjadi karena banyak produk
yang dibeli dengan kondisi keterlibatan rendah konsumen dan tidak
adanya perbedaan merek yang signifikan. Jika mereka tetap
mengambil merek yang sama itu karena kebiasaan bukan karena
kesetiaan yang kuat terhadap suatu merek.
d. Perilaku pembelian yang mencari variasi
Perilaku pembelian bervariasi ditandai dengan keterlibatan konsumen
yang rendah namun dengan perbedaan merek yang signifikan.
2.10. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian
Engel, dkk (1994) mengemukakan ada tiga faktor utama yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian suatu
produk, yaitu faktor lingkungan, faktor perbedaan individu dan faktor
psikologis.
2.10.1. Faktor Lingkungan
Menurut Engel, dkk (1994) faktor lingkungan yang
mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari :
a. Budaya
Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak, dan
simbol bermakna lainnya yang membantu individu
berkomunikasi, membuat tafsiran dan melakukan evaluasi
b. Kelas sosial
Kelas sosial mengacu pada kelompok orang yang relatif
homogen dan bertahan di masyarakat, tersusun secara hierarki
dan keanggotannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang
serupa. Pendapatan adalah ukuran tunggal terpenting dari kelas
sosial, tetapi tidak langsung menentukan kelas sosial. Ukuran
penting lainnya adalah pekerjaan, prestasi individu, interaksi,
pemilikan, orientasi nilai dan kesadaran kelas.
c. Pengaruh pribadi
Pengaruh pribadi adalah tekanan yang dirasakan untuk
menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan
oleh orang lain. Pengaruh pribadi akan memainkan peranan
penting khususnya jika ada keterlibatan yang tinggi. Pengaruh
pribadi ini diekspresikan melalui kelompok acuan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
d. Keluarga
Kelurga merupakan unit pengambil keputusan utama, terutama
bagi konsumen yang akan membeli produk untuk kebutuhan
sekeluarga. Masing-masing keluarga memiliki peran dalam
pengambilan keputusan. Menurut Sumarwan (2003) terdapat
enam peran anggota keluarga berkaitan dengan perilaku
pembelian, yaitu : (1) inisiator, anggota kelurga yang memiliki
ide dan gagasan (2) pemberi pengaruh, anggota yang selalu
dimintai pendapatnya (3) penyaring informasi, anggota
keluarga yang menyaring informasi yang masuk (4) pengambil
keputusan, anggota kelurga yang memiliki wewenang
memutuskan (5) pembeli, anggota keluarga yang bertugas
melakukan pembelian (6) pengguna, anggota keluarga yang
mengkonsumsi produk.
e. Situasi
Pengaruh situasi dapat dipandang sebagi pengaruh yang timbul
dari karakteristik konsumen dan objek. Hal ini disebabkan
karena perilaku konsumen selalu terjadi dalam konteks situasi
(Engel, dkk, 1994).
2.10.2. Faktor Perbedaan Individu
Menurut Engel, dkk (1994) individu mempunyai cara yang
berbeda-beda dalam melakukan pembelian. Perbedaan tersebut
dapat dilihat dari beberapa segi, antara lain :
a. Sumberdaya konsumen
Sumberdaya konsumen terdiri dari waktu, uang dan perhatian.
Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki konsumen menjadi
pertimbangan utama dalam keputusan pembelian.
b. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan dalam diri seseorang yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhannya dan memperoleh
kepuasan dari pemenuhan kebutuhan tersebut.
c. Keterlibatan
Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan
dan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam
situasi spesifik. Keterlibatan merupakan refleksi dari motivasi
yang kuat di dalam bentuk hubungan pribadi yang sangat
dirasakan dari suatu produk dalam konteks tertentu.
d. Pengetahuan
Pengetahuan dapat diartikan sebagai informasi yang disimpan
di dalam ingatan konsumen. Pengetahuan konsumen mencakup
informasi, seperti ketersediaan dan karakteristik produk
(pengetahuan produk), di mana dan kapan untuk membeli
produk (pengetahuan pembelian) serta bagaimana
menggunakan produk (pengetahuan pemakaian).
e. Sikap
Sikap didefinisikan sebagai suatu ekspresi dari perasaan dalam
atau tidak terhadap suatu obyek. Sikap seseorang adalah suatu
keadaan yang mudah terpengaruh untuk memberikan
tanggapan terhadap rasa lingkungan yang dapat mulai atau
membimbing tingkah laku orang tersebut.
f. Kepribadian, gaya hidup, demografi
Kepribadian pada perilaku konsumen didefinisikan sebagai
karakteristik psikologi yang berbeda dari seseorang yang
menyebabkan tanggapan relatif konsisten terhadap
lingkungannya. Gaya hidup menunjukan pola yang digerakkan
orang untuk menghabiskan sumberdaya yang dimiliki. Bentuk
aktivitas gaya hidup diekspresikan dalam aktivitas, minat dan
opini seseorang (Engel, dkk, 1994). Demografi
menggambarkan pangsa konsumen dalam istilah seperti usia,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.
2.10.3. Faktor Psikologis
Engel, dkk (1994) mengemukakan tiga proses psikologis
sentral yang membentuk aspek motivasi dan perilaku konsumen,
terdiri dari :
a. Pemrosesan informasi
Pemrosesan informasi menunjukkan sejauh mana rangsangan
pemasaran seperti iklan diterima, ditafsirkan, disimpan dalam
ingatan kemudian digunakan untuk menilai alternatif-alternatif
produk.
b. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses di mana seseorang
memperoleh pengtahuan dan pengalaman pembelian yang
dapat membawa perubahan pada pengetahuan, sikap dan
perilaku (Sumarwan, 2003).
c. Perubahan sikap dan perilaku
Perubahan sikap atau perilaku tercipta dari pemrosesan
mempengaruhi sikap atau perilaku konsumen merupakan salah
satu dari keterampilan berharga yang mungkin dimiliki seorang
pemasar.
2.11. Pengambilan Keputusan Pembelian
Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003) mendefinisikan keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih alternatif
pilihan. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka harus
menentukan alternatif pilihan. Keputusan konsumen melewati lima tahapan
yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
[image:42.612.153.507.307.349.2]keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Kotler, 2002).
Gambar 4. Proses Pengambilan Keputusan (Kotler, 2002)
Proses pertama pengambilan keputusan adalah pengenalan kebutuhan.
Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah
yaitu suatu keadaan di mana terdapat perbedaan antara keadaan yang
diinginkan dengan keadaan yang terjadi (Sumarwan, 2003). Ketika
ketidaksesuaian ini melebihi suatu tingkat tertentu, maka kebutuhan akan
dikenali. Namun jika ketidaksesuaian ini berada di bawah tingkat ambang,
maka pengenalan kebutuhan tidak terjadi (Engel, dkk, 1994).
Tahap kedua adalah pencarian informasi yaitu suatu kegiatan
termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan konsumen
dan pengumpulan informasi darai pasar. Pencarian informasi untuk melihat
pengetaun yang relevan dengan keputusan yang tersimpan dalam ingatan
jangka panjang disebut pencarian internal. Jika pencarian internal memadai
maka pencarian eksternal tidak diperlukan untuk mencari informasi
tambahan dari lingkungan. Pada tahap ini perhatian utama pemasar adalah
sumber informasi utama yang akan dicari konsumen. Sumber-sumber
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
informasi konsumen dapat dikelompokan menjadi empat (Kotler, 2002),
yaitu :
1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
2. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan
3. Sumber umum : media massa, organisasi penilai konsumen
4. Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk
Tahap ketiga adalah evaluasi alternatif yaitu kegiatan konsumen
dalam mengevaluasi berbagai alternatif dan membuat pertimbangan nilai
terbaik untuk memenuhi kebutuhan. Menurut Mowen dan Minor dalam
Sumarwan (2003), pada tahap ini konsumen membentuk kepercayaan, sikap
dan intensitasnya mengenai alternatif produk yang dipertimbangkan
tersebut. Pada tahap ini konsumen harus :
1. Menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan
2. Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan
3. Menilai kinerja alternatif yang dipertimbangkan
4. Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat suatu
pilihan akhir
Kriteria evaluasi tergantung pada produk yang akan dievaluasi. Biasanya
kriteria yang digunakan adalah harga dan merek (Engel, dkk, 1994).
Tahap keempat adalah keputusan pembelian. Pada tahap ini
konsumen mengambil keputusan mengenai apa yang dibeli, kapan membeli,
di mana membeli dan bagaimana cara membayar. Sumarwan (2003)
mengungkapkan pula bahwa yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah
keinginan yang sudah bulat untuk membeli suatu produk seringkali
dibatalkan dengan beberapa alasan, yaitu:
1. Motivasi yang berubah, misalnya saja ada kebutuhan lain yang
diprioritaskan.
2. Situasi yang berubah, misalnya tiba-tiba nilai tukar terhadap dolar
menjadi mahal yang diikuti dengan naiknya harga barang-barang.
3. Produk yang akan dibeli tidak tersedia, sehingga menyebabkan
Tahap kelima adalah tahap pasca pembelian yaitu tahap yang
dilakukan setelah konsumen melakukan pembelian. Setelah melakukan
pembelian, maka konsumen akan mengevaluasi hasil pembelian yang
dilakukannya. Hasil evaluasi pasca pembelian dapat berupa kepuasan atau
ketidakpuasan. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen merupakan
perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan yang
sesungguhnya diperoleh konsumen dari produk yang dibelinya. Kepuasan
akan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang produk
tersebut. Sedangkan perasaan tidak puas akan menyebabkan konsumen
kecewa dan menghentikan pembelian dan konsumsi terhadap produk
tersebut (Sumarwan, 2003).
2.12. Tipe Pengambilan Keputusan Konsumen
Dalam mengambil keputusan pembelian, sebagian konsumen
mungkin melakukan lima langkah keputusan pembelian seperti yang
disebutkan sebelumnya, sebagian hanya melakukan beberapa langkah saja
dan sebagian hanya melakukan langkah pembelian saja.
Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003) menyebutkan ada tiga tipe pengambilan keputusan konsumen, yaitu :
1. Pemecahan Masalah Diperluas (Extensive Problem Solving)
Ketika konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi kategori
produk dan berbagai merek pada kategori tersebut atau tidak
membatasi jumlah merek yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah
yang mudah dievaluasi, maka proses pengambilan keputusannya
disebut pemecahan masalah yang diperluas.
2. Pemecahan Masalah Terbatas (Limited Problem Solving)
Pada tipe pengambilan keputusan ini, konsumen telah memiliki kriteria
dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada
kategori tersebut tetapi belum memiliki preferensi terhadap merek
tersebut. Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk
konsumen menyederhanakan proses pengambilan keputusan sebagai
akibat waktu dan sumberdaya yang dimiliki konsumen terbatas.
3. Pemecahan Masalah Rutin (Routinized Problem Solving)
Pada tipe pemecahan masalah rutin, konsumen telah memiliki banyak
pengalaman terhadap produk yang dibelinya. Dalam hal ini, konsumen
telah memiliki standar untuk mengevaluasi merek dan cukup
mengingat kembali apa yang telah diketahui. Konsumen hanya
membutuhkan sedikit informasi.
2.13. Principal Component Analysis
Principal Component Analysis (PCA) atau analisis komponen utama merupakan salah satu metode analisis multivariate yang bertujuan meringkas sejumlah besar variabel asal menjadi variabel baru dengan tetap
mempertahankan keragaman sebanyak mungkin dalam himpunan data
tersebut dan menghilangkan variabel-variabel asal yang memberikan
informasi relatif kecil (Chatfield and Collins dalam Fitriani, 2004). Pemilihan komponen utama yang akan diambil untuk menerangkan
keragaman data ini dapat dilihat dari akar ciri yang memiliki akar utama
tersebut. Dillon dalam Silalahi (2001) menyatakan bahwa beberapa komponen utama yang terpilih harus dapat menerangkan keragaman dari
variabel asal antara 70-80 persen..
Komponen utama tersebut merupakan variabel yang mempunyai
koefisien korelasi antara variabel asal dengan komponen utama tersebut.
Koefisien korelasi antara sekelompok variabel asal tertentu dengan
komponen utama secara relatif lebih tinggi dibandingkan dengan koefisien
korelasi kelompok tersebut dengan dengan komponen utama lainnya.
Komponen utama dapat dinyatakan sebagai sekelompok variabel yang
mempunyai koefisien korelasi lebih tinggi pada komponen utama tersebut
dibandingkan dengan komponen utama yang lain. Koefisien korelasi ini
disebut dengan loading dan dilambangkan dengan α.
Cara menentukan variabel yang mempunyai derajat pengaruh paling
mengkuadratkan loading variabel asal pada seluruh komponen utama yang terpilih. Hasil pengkudratan kemudian dijumlahkan untuk semua variabel
asal dan disebut nilai communality yang dilambangkan dengan h2. Variabel yang mempunyai h2 terbesar merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap contoh.
2.14. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian Wirawan (2004) dengan judul ”Analisis Sikap
Konsumen SimCard Telepon Genggam di Kota Bogor”, di mana penelitian tersebut meneliti sikap konsumen terhadap kartu simPATI, kartu Mentari
dan kartu Pro XL tetapi tidak membahas perilaku konsumennya. Penelitian
ini menggunakan metode Multiatribut Fishbein dalam menganalisis sikap
konsumen terhadap simcard telepon genggam di Kota Bogor. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan produk simcard simPATI mendapat nilai sikap tertinggi (125,37) dan termasuk baik di mana sinyal
dan jaringan merupakan atribut yang dianggap paling penting (4,70). Selain
itu, kinerja dari atribut ini dianggap paling baik oleh konsumen (4,37).
Pasaribu (2005) menggunakan metode Importance and Performance Analysis dan analisis konjoin untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap penggunaan kartu simPATI mahasiswa SI Institut Pertanian
Bogor. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa tingkat
kesesuain antara tingkat ke