• Tidak ada hasil yang ditemukan

keyword : open green space, housing, vegetation, Bird. PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "keyword : open green space, housing, vegetation, Bird. PENDAHULUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Open Green Space Ability Area of Modern Settlement for Life Of bird types

(Case Study Three Areas of Modern Settlement in Bogor City).1

Kemampuan Ruang Terbuka Hijau Pada Kawasan Pemukiman Modern bagi Kehidupan Jenis-Jenis Burung

(Studi Kasus Pada Tiga Kawasan Pemukiman Modern Di Kota Bogor) Nurudin Nurudin2

This research aim to know existence of bird type in open green space in modern housing passed bird species diversity, abundance of bird type, and existence of exploited dominant plant type by bird. Attendance of wildlife at open green space is aspect adding beauty of and or as supporting facilities for education of conservation directly for human urban. From various wildlife attended in open green space, bird is wildlife available can be expected.

Sampling in this research is using Stratification representing three housing type, that is luxuriant housing, middle housing and housing of simple. Withdrawal of example of done by systematic of laminated sampling (Stratified is systematic of sampling with random start). Method of intake of bird apply method of point of calculate (point Count) at every Stratum. Every housing have different open green space area - different. Condition of housing open green space is factor which of vital importance for bird species diversity. To specify area a[n RTH can apply criterion as follows : Wide percentage that is equal to 40% from regional area. To know between amount of trees with abundance of birds applied by simple linears regression analysis.

The research result showed that in each type of housing has different condition on size of open green space area and bird species diversity. Tamansari&B, Cauntry is the larges green open green spece area, but the highest species diversity of bird was founded in simple type of jasmine housing.

keyword : open green space, housing, vegetation, Bird.

PENDAHULUAN

Pembangunan yang pesat disuatu kota sering menimbulkan permasalah bagi lingkungan. Pembangunan kota menyebabakan semakin banyaknya konversi lahan yang bervegetasi alami menjadi bangunan-bangunan fisik, seperti pembangunan perumahan dengan tipe-tipe tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat kota. Setiap perumahan memiliki tipe tersendiri baik dari segi kualitas fisik, areal bervegetasi, lanskap, maupun dari segi sosial ekonomi masyarakat penghuninya. Keadaan ini menyebabkan kualitas lingkungan setiap perumahan berbeda-beda. Kualitas lingkungan yang baik ditunjang oleh adanya areal bervegetasi yang besar merupakan suatu nilai yang lebih untuk meningkatkan konservasi burung di daerah perumahan.

De Graaf (1973) mengatakan bahwa kehidupan burung, pada ruang terbuka hijau di perkotaan sangat diperlukan untuk mendukung kehidupan sosial misalnya

1 Karya Ilmiah yang dipublikasikan pada Majalah Ilmiah UNWIM No. 21 Vol 1 Maret 2009 hal 52 – 57

ISSN : 0853-7692

(2)

mencari makan, bersarang, kawin dan berlindung. Pengaturan vegetasi, bentuk tata ruang dan luas serta tata letak ruangan terbuka hijau di perkotaan merupakan pendukung yang penting bagi keberadaan habitat burung. Komposisi jenis vegetasi yang beragam cendrung mempunyai kemampuan untuk menarik jenis burung lebih banyak, terutama jika jenis vegetasi tersebut merupakan sumber makanan bagi burung.

Kajian kemampuan ruang terbuka hijau di kawasan pemukiman modern bagi kehidupan jenis burung untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung, kelimpahan jenis burung dan Jenis vegetasi yang dominan dimanfaatkan oleh burung dalam kegiatan hariannya, sangat diperlukan untuk mengetahui keadaan Ruang Terbuka Hijau dengan keberadaan burung.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan jenis burung di ruang terbuka hijau di perumahan modern melalui keanekaragaman jenis burung, dan kelimpahan jenis burung,

TINJAUAN PUSTAKA

Ruang Terbuka Hijau Bagi Keberadaan Burung

Menurut Allen (1973), ruang terbuka hijau yang dibangun oleh manusia untuk pemandangan dan tempat aktivitasnya merupakan upaya bagi kehadiran habitat satwa di lapangan perkotaan, hal ini merupakan jawaban terutama bagi generasi muda yang lahir dan tumbuh di perkotaan dan jarang atau tidak pernah lagi mengenal burung, tupai atau satwa liar lainnya yang dulu sering hadir dalam kehidupan manusia.

Menurut Harwono dan Prasetyo (1989) pada prinsipnya burung dapat berdampingan hidup dengan masyarakat kota asalkan syarat kebutuhan hidupnya terpenuhi, seperti habitat yang memadai dan aman dari berbagai gangguan.

Ekosistem yang beragam juga memperbanyak jenis burung, makin lengkap komponen pendukung suatu ekosistem makin beragam pula jenis burung yang dipastikan mengunakan ekosistem tersebut (Herwono dan Prasetyo, 1989). Geis (1973) Juga menyebutkan bahwa sebuah lapangan yang memiliki tanaman herba dan semak-semak dengan jenis yang beragam dan berbatasan dengan daerah berpohon besar kemungkinan pengaruhnya bagi pertambahan populasi. Landskap yang tepat dengan habitat- habitat alami dapat menjamin populasi burung, dan menyebabkan mahkota menjadi lebih menarik bagi kehidupan burung.

Howard (1973) menyatakan bahwa terdapat suatu keseimbangan tertentu dari manusia, tumbuhan dan satwa liar dalam suatu lingkungan alami, sehingga dalam hal ini keberadaan tumbuhan dan satwa liar dalam suatu wilayah perkotaan dapat merupakan indikator kenyamanan lingkungan bagi manusia.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan di kawasan perumahan Kota Bogor yang berlokasi di Yasmin, Bogor country, Tamansari Like Persada, dan Villa Bukit Cimanggu City Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: Jenis Burung,Jumlah Burung,Jenis Vegetasi,Luasan RTH dan Luasan Bangunan.. Teknik Penarikan Contoh dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Stratifikasi yang mewakili tiga tipe perumahan, yaitu perumahan mewah, perumahan menengah dan perumahan sederhana. Pengamatan dilakukan pada pagi hari antara jam 06.00-10.00 Wib, dan sore hari pada pukul 15.00-18.00 Wib. Dalam pengidentifikasian jenis burung yang ditemui di lapangan mengacu pada panduan

(3)

lapangan pengenalan burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan (Mackinnon, 1995. Metode pengambilan data burung menggunakan metode titik hitung (point Count) pada tiap Stratum.

Tabel 1. Luas Lahan Dan Persentase Ruang Terbuka Hijau Di Setiap Lokasi Perperumahan. NO LOKASI PENGAMATAN LUAS (HA) JALUR HIJAU (Ha) TAMAN PERUMAHAN (Ha) PEKARANGAN RUMAH (Ha) TOTAL LUAS PERKAWASAN RTH (Ha) (%) LUAS RTH 1. YASMIN -ELIT 14.46 3.76 2.35 8.33 14.44 99.86 -SEDANG 33.25 7.52 6.01 4.83 18.36 55.21 -SEDERHANA 41.11 12.06 4.35 3.43 19.84 48.26 TOTAL 88.82 23.34 12.71 16.59 52.64 59.26

2. BUKIT VILLA CIMANGGU

-ELIT 40 6.00 6.26 4.73 16.99 42.47

-SEDANG 60 8.99 8.75 6.30 24.04 40.07

-SEDERHANA 20 5.12 4.26 3.32 12.7 63.5

TOTAL 120 20.11 19.27 14.35 53.73 44.77

3. TAMAN SARI & B.COUNTRY

-ELIT 25 7.29 3.74 2.22 13.25 53

-SEDANG 14.51 4.14 4.8 1.19 12.13 83.6

-SEDERHANA 10.4 3.38 2.26 1.2 6.84 65.77

TOTAL 49.91 14.81 14.8 5.41 32.22 64.56

Sumber : Data Primer Yang Di Olah

Analisis Data

Keanekaragaman Jenis Burung

Untuk melihat perbandingan keanekaragaman jenis burung dapat dilakukan dengan membandingkan nilai keanekaragaman (H), menggunakan indeks Shannon-Winer. Odum,(1971) dalam rumus :

H = -∑ Pi ln Pi

Keterangan : Pi = ni/N, Pi adalah perbandingan antara jumlah individu species ke I dengan jumlah total individu.

Kelimpahan Burung

Kelimpahan burung merupakan total jumlah individu burung yang ditemukan selama pengamatan, rumus yang digunakan :

1. Pendugaan Populasi (PA)j = ∑ xi

π.rj2

Keterangan :

(PA)j = Kelimpahan populasi pada titik pengamatan ke-j (ind./km2 atau ind./ha)

Xi = Jumlah individu yang dijumpai pada kontak ke-I selama priode tertentu

ri = radius titik pengamatan (m)

n = Jumlah kontak pengamatan dengan satwaliar 2. Ukuran populasi untuk seluruh wilayah pengamatan

Keterangan :

P = ukuran populasi (individu) 32

(4)

k = jumlah titik pengamatan

A = luas total areal yang diteliti (km2 atau ha)

Hubungan antara jumlah pohon dengan kelimpahan burung

Untuk mengetahui antara jumlah pohon dengan kelimpahan burung digunakan analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana adalah analisis yang digunakan jika hanya terdapat satu variabel independen (bebas). Untuk penolahan analisis regresi sederhana, pengolahan data di lakukan menggunakan program SPSS versi 12

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Populasi Burung

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diseluruh lokasi perumahan di Kota Bogor yaitu Perumahan Yasmin, Perumahan Tamansari Like Persada & Perumahan Bogor Country, dan Perumahan Bukit Villa Cimanggu secara keseluruhan ditemukan 30 jenis burung dari 14 suku. Berikut ini adalah daftar nama jenis burung yang ditemukan Tabel 2. Daftar Nama Jenis Burung Yang Ditemukan Di Lokasi Pengamatan

Beserta Status Perlindungannya

No Nama

Indonesia (*) Nama Inggris (**) Nama Ilmiah(**) Suku (**)

Status Perlindungan

(***)

1 Bondol jawa Javan Munia Lonchura leucogastroides Ploceidae Tidak di lindungi

2 Cabai Merah Scarlet-backed

Flowerpecker Dicaeum cruentatum Dicaeidae

Tidak di lindungi

3 Cipoh kacat Common Iora Aegithina tiphia Chloropseidae Tidak di lindungi

4 Cabai Gesit Thick-billed

Flowerpecker Dicaeum agile Dicaeidae

Tidak di lindungi

5 Cabai Jawa Scarlet-headed

Flowerpecker Dicaeum trochileum Dicaeidae

Tidak di lindungi

6 Cabai Tunggir

Cokklat

Brown-backed

Flowerpecker Dicaeum everetti Dicaeidae

Tidak di lindungi

7 Cinenen Jawa Olive-backed Tailorbird ORTHotomus sepium Sylviidae Tidak di lindungi

8 Cinenen Pisang Common Tailorbird ORTHotomus sutoris Sylviidae Tidak di lindungi

9 Cabai polos Plain Flowerpecker Dicaeum concolor Dicaeidae Tidak di lindungi

10 Cekakak Sungai Collared Kingfisher Todirhamphus chloris Alcedinidae Di lindungi

11 Gereja Erasia Tree Sparrow Passer montanus Ploceidae Tidak di lindungi

12 Kipasan Belang Piad Fantail Rhipidura javanica Muscicapidae Di lindungi

13 Kacamata Jawa Javan White-eye Zosterops flavus Zosteropidae Di lindungi

14 Kipasan Gunung White-throated Fantail Rhipidura albicollis Muscicapidae Di lindungi

15 Kacamata Biasa Oriental White-eye Zosterops palpebrosus Zosteropidae Di lindungi

16 Kekep Babi White-breasted

Wood-swallow Artamus leucorhynchus Artamidae

Tidak di lindungi

17 Kutilang Scooty-heated bulbul Pycnonotus aurigaster Pycnonotidae Tidak di lindungi

18 Madu polos Plain Sunbird Anthreptes simplex Nectariniidae Di lindungi

19 Madu Sriganti Olive-backed Sunbird Nectarinia jugularis Nectariniidae Di lindungi

20 Merpati Metallic Pigeon Columba vitiensis Columbidae Tidak di lindungi

21 Madu Gunung White-flanked Sunbird Aethopyga eximia Nectariniidae Di lindungi

22 Madu Kelapa Plain-throated Sunbird Anthreptes malacensis Nectariniidae Di lindungi

23 Madu Jawa Scarlet Sunbird Aethopyga mystacalis Nectariniidae Di lindungi

24 Perenjak jawa Bar-winged prinia Prinia familiarus Sylviidae Tidak di lindungi

25 Pijantung kecil Little Spiderhunter Arachnothera longirostra Nectariniidae Di lindungi

26 Raja Udang Blue-eared Kingfisher Alcedo meninting Alcedinidae Di lindungi

27 Sepah kecil Small Minivent Pericrocotus cinnamomeus Campephagidae Di lindungi

(5)

29 Wiwik Uncing Rusty-breasted Cuckoo Cacomantis sepulclaris Cuculidae Tidak di lindungi

30 Walet Sapi Glossy Swiftlet Cllocalia esculenta Apodidae Tidak di lindungi

Sumber : *Data Primer yang di olah,

**Panduan lapangan Burung Sumatra,Jawa,bali, Kalimantan

Pendugaan Populasi Burung Di Lokasi Pengamatan

Nilai pada setiap parameter untuk pendugaan populasi burung dapat dilihat pada Tabel 2 sampai.

Tabel 23. Hasil Pendugaan Rata-Rata Populasi Burung di Setiap Stratum No Lokasi pengamatan Waktu Nilai rata-rata pada setiap stratum (

h

y ) ekor/ha

Elit Menengah Sederhana

1 Yasmin Pagi 27.2 35.1 27.2

Sore 26.8 29.1 28.5

3 Tamansari Like Persada & Bogor country

Pagi 31.3 34.8 34.6

Sore 42.8 39.2 38.1

4 Villa Bukit Cimanggu City

Pagi 36 38.2 29.7

Sore 34.4 34.5 27.2

Sumber : Data primer yang diolah

Rata-rata unit contoh dari setiap stratum yang terlihat pada tabel 23 di atas adalah rata-rata populasi burung terendah berada di Perumahan Yasmin pada waktu pengamatan pagi hari di tipe perumahan elit sebanyak 26.8 ekor/ha. Hal ini karena kondisi vegetasi merupakan sumber pakan bagi burung pada masing-masing unit stratum, dimana salah satu faktor yang sangat menentukan banyaknya populasi burung. Vegetasi yang terdapat pada perumahan yasmin elit kurang beragam, hal ini menyebabkan kehadiran burung berkurang. Vegetasi yang ada di perumahan elit dapat di lihat pada gambar di bawah ini . Nilai rata-rata tertinggi pada setiap stratum berada di Perumahan Tamansari Like Persada & Bogor Country pada waktu pengamatan sore hari di kawasan elit sebanyak 42.8 ekor/ha. Hal ini dikarenakan kondisi vegetasi yang ada pada ruang terbuka hijau di perumahan elit tersebut beragam, sehingga mempengaruhi jumlah rata-rata burung pada unit stratum.

Keanekaragaman Burung Keanekaragaman Jenis

Berdasarkan keanekaragaman jenis burung yang diukur berdasarkan indeks Shannon-winer ditemukan 30 jenis burung dari 14 suku. Hasil yang diperoleh berdasarkan pengamatan di lapangan dari setiap lokasi untuk dua waktu pengamatan yang berbeda, yakni pagi dan sore hari, dapat dilihat pada Tabel 29 berikut ini.

Tabel 4. Nilai Keanekaragaman (HI) Jenis Burung Di Seluruh Lokasi Pengamatan

No Lokasi Pengamatan Indeks Keanekaragaman Jenis

Elit Sedang Sederhana

1 Yasmin  Pagi hari  Sore hari 1.999 1.836 2.026 1.668 2.077 1.902 2

Bukut Villa Cimanggu

 Pagi hari  Sore hari 1.462 1.351 1.814 1.783 1.365 1.435

(6)

3

Tamansari & B,Cauntry

 Pagi hari  Sore hari 1.783 1.479 2.039 1.768 2.047 1.828 Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa keanekaragam (HI) jenis burung untuk setiap lokasi pengamatan dengan dua waktu pengamatan berbeda, berada dalam skala urutan sedang yaitu berkisar 1.5-3.5 Hal ini di karenakan ruang terbuka hijau yang ada di setiap perumahan memiliki luasan yang berbeda-beda, sehingga mempengaruhi komposisi jenis vegetasi. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa aktivitas burung seperti mencari makan, bermain, bersarang, menelisik, maupun hanya sekedar hinggap sangat regantung dari jenis vegetasi yang ada. Burung akan lebih memilih vegetasi yang akan menyediakan seluruh keperluannya tersebut.

Dari semua lokasi pengamatan di ketahui bahwa nilai keanekaragam (HI) tertinggi terletak pada pengamatan pagi hari. Hal ini di kerenakan pada pagi hari burung banyak melakukan aktivitas seperti mencari makan, bermain dan lain sebagainya, selain itu juga cuaca pada waktu pengamatan pagi hari sangat bagus. Sedangkan untuk sore hari aktivitas burung kurang hal ini dikarenakan cuaca pada sore hari kurang baik (mendung, angin kencang dan hujan) sehingga mempengaruhi aktivias burung, selain itu juga tingginya aktivitas manusia turut mempengaruhi keberadaan burung di suatu lokasi perumahan.

Hubungan Antara Jumlah Vegetasi Dengan Kelimpahan Burung Vegetasi merupakan komponen habitat bagi satwa burung. Dalam hal ini vegetasi dapat berfungsi sebagai tempat mencari makan, tempat berlindung atau beristirahat, maupun tempat untuk berkembang biak. Fungsi vegetasi bergantung pada jenis-jenis burung yang menggunakannya. Di daerah yang keanekaragam jenis vegetasinya tinggi maka keanekaragaman jenis hewannya termasuk burung juga tinggi. Hal ini disebabkan karena setiap jenis hewan hidupnya tergantung pada sekelompok jenis vegetasi.

Dari hasil pengamatan burung perhari dari semua lokasi pengamatan diperoleh nilai rata-rata pengamatan burung perhari yang dapat dilihat pada Tabelb5.

Tabel 5. Hasil rata-rata Pengamatan Burung Per Hari

No Lokasi

pengamatan

Tipe Perumahan

Elit Sedang Sederhana

Jmlh Pohon Rata-rata Burung Jmlh Pohon Rata-rata Burung Jmlh pohon Rata-rata Burung 1 Yasmin 19.93 4.9 25.13 10.75 16.86 3.67 2 Cimanggu 13.73 12.80 22.13 14.49 13.6 4.40 3 Tamansari & B,country 25.26 11.54 21.46 16.35 24.44 13.96

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk Perumahan Yasmin nilai rata-rata pengamatan burung terbesar terdapat pada perumahan sedang sebesar 10.75 ekor dengan jumlah pohon sebanyak 25.13, Perumahan Cimanggu nilai rata-rata burung terbesar terdapat pada tipe perumahan sedang sebesar 14.49 ekor dengan jumlah pohon sebesar 22.13, dan untuk Tamansari Like Persada & Bogor Cauntry nilai rata-rata pengamatan burung terbesar terdapat pada tipe perumahan sedang dengan nilai sebesar 16.35 ekor, dengan jumlah pohon sebesar 21.46 batang.

(7)

Untuk mengetahui hubungan antara jumlah vegetasi dengan kelimpahan burung digunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil yang di peroleh dari perhitungan analisis regresi linier sederhana didapat persamaanY = 8.3029 + 0.1289X

Pada taraf nyata 5% pohon atau vegetasis (X) memberikan pengaruh nyata terhadap kelimpahan burung (Y), dalam hal ini berarti H0 ditolak. Bila dilihat dari tingkat

signifikan koefisien regresi yang bernilai 0.00 atau probabilitas jauh dibawah 0.05 dapat diketahui bahwa hubungan antara jumlah vegetasi dengan kelimpahan burung sangat nyata atau jumlah pohon berpengaruh secara signifikan terhadap kelimpahan burung.

Dengan demikian semakin banyak pohon, maka kelimpahan burung akan meningkat, hal ini dikarenakan vegetasi merupakan penyedia sumber pakan, tempat berlindung, bertengger, berkembang biak, bermain, menelisik dan berbagai macam aktivitas lainnya. Selain itu setiap jenis hewan terutama burung hidupnya tergantung pada sekelompok jenis vegetasi.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

1. Dari seluruh lokasi pengamatan (Yasmin, Bukkit Villa Cimanggu, Tamansari Like Persada & Bogor Cauntry) terdapat 30 jenis burung dari 14 suku yang di dominasi oleh suku Nectariniidae

2. Nilai ragam rata-rata populasi burung terendah pada seluruh stratum adalah perumahan Bukit Villa Cimanggu sebesar 7,37 ekor/ha, sedangkan rata-rata tertinggi adalah perumahan Tamansari like persada dan Bogor country pada waktu pengamatan sore hari sebanyak 12.36 ekor/ha. Untuk nilai SE (sampling eror) terkecil adalah perumahan Bukit Villa Cimanggu pada sore hari sebesar 0.443112 dan tertinggi pada perumahan yasmin pada sore hari sebesar 0.6207. 3. Keanekaragam jenis burung pada setiap lokasi pengamatan pada dua waktu

berbeda yaitu pagi dan sore hati berada pada skala urutan sedang

4. Dari hasil analisis regresi linier sederhana dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kelimpahan burung seiring meningkatnya vegetasi berdasarkan persamaan Y = 18.9983+ 0.171X.

Saran

1. Perlu adanya inventarisasi burung yang intensif di seluruh lokasi kawasan perumahan untuk mendapat data jenis burung yang ada di kawasan perumahan tersebut.

2. Perlu adanya pemeliharaan vegetasi yang telah ada pada kawasan ruang terbuka hijau.

3. Perlu meningkatkan kerapatan vegetasi agar populasi dan keragaman burung bertambah.

DAFTAR PUSTAKA

Aleen, Durward L. 1973. Philosophical Aspect of Wildlife. In J.H. Noyes, ed. Wildlife in an Urbanizingg Environment, 9-12.

DeGraaf, R.M. 1973. A Strategi For Wildlife Research In Urban Areas. In J.H. Noyes, ed. Wildlife In An Urbanizing Environment : 53-56

Geis, A.D. 1973. Effect Of Urbanization And Types Of Urban Development On Bird Population. In J.H. Noyes, ed. Wildlife In Urbanizing Environment : 97-106.

(8)

Hernowo, J. B. dan L.B. Prasetyo. 1989. Konsepsi ruang terbuka hijau di kota sebagai pendukung pelestarian burung. Media konservasi II (4) : 61-71.

Mackinnon, J. 1991. Panduan Lapangan Jenis-Jenis Burung Jawa Dan Bali. University Gajah Mada. Yogyakarta.

Ontario, Y. et al. 1990. Pola Pembinaan Habitat Burung Di Kawasan Pemukiman Terutama Di Perkotaan. Media Konservasi Vol III (1) : 15-28.

Gambar

Tabel  1.  Luas  Lahan  Dan  Persentase  Ruang  Terbuka  Hijau  Di  Setiap  Lokasi  Perperumahan
Tabel 4. Nilai Keanekaragaman (H I ) Jenis Burung Di Seluruh Lokasi Pengamatan  No  Lokasi Pengamatan  Indeks Keanekaragaman Jenis
Tabel 5. Hasil rata-rata Pengamatan Burung Per Hari

Referensi

Dokumen terkait

Proses pengadaan bahan yang dilakukan PT.PP selaku kontraktor pada proyek CC ITB secara keseluruhan telah mengikuti prosedur yang berlaku dan dengan pengendalian yang diterapkan

Untuk emulsi yang diberikan secara oral, tipe emulsi minyak-dalam-air memungkinkan pemberian obat yang harus dimakan tersebut mempunyai rasa yang lebih enak walaupun

Untuk mengetahui urutan langkah mitigasi (proactive action) yang paling paling efektif dalam mengurangi kemungkinan terjadinya risk agent sesuai kemampuan pendanaan dan resources

Menyusun teks lisan dan tulis, untuk menyatakan dan menanyakan tentang tindakan/kegiatan/kejadian tanpa perlu menyebutkan pelakunya dalam teks ilmiah, dengan

Kegagalan jantung kongestif adalah suatu kegagalan pemompaan (di mana cardiac output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh), hal ini mungkin terjadi sebagai akibat akhir

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kualitas pelayanan dan harga berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan Rental Mobil Fany di Kota Palu?; 3). Apakah nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan

Ada ungkapan setiap zaman pasti memiliki pemikir yang disebut sebagai anak zaman, dan dari tiap pemikir tersebut pasti akan menghasilkan berbagai konsepsi yang berbeda-beda,