• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: MARGARETHA DEVI PUJI ASTUTI NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: MARGARETHA DEVI PUJI ASTUTI NIM :"

Copied!
289
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS

HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) PADA

KOMPETENSI DASAR MEMAHAMI TRANSAKSI BISNIS

PERUSAHAAN JASA, DAGANG, DAN MANUFAKTUR KELAS X

SMK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

MARGARETHA DEVI PUJI ASTUTI NIM : 141334020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2019

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya Ini Kupersembahkan Untuk:

♥ Tuhan Yesus Kristus Atas Semua Anugerah Dan Karunia-Nya

♥ Kedua Orang Tua Yang Telah Memberi Dukungan

♥ Saudara-Saudari Yang Telah Memberi Semangat Dan Dukungan

♥ Teman-Teman Yang Telah Memberi Nasehat Dan Dukungan

♥ Bapak Dr. S. Widanarto P.,S.Pd.,M.Pd Selaku Dosen Pembimbing

(5)

v MOTTO

† Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.

( Matius 21:22)

† Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih. ( 1 Korintus 16:14)

† Kesuksesan hanyalah dapat diraih dengan segala upaya yang disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib seseorang tidak akan berubah dengan sendirinya tanpa

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HIGHER ORDER

THINKING SKILL (HOTS) PADA KOMPETENSI DASAR MEMAHAMI

TRANSAKSI BISNIS PERUSAHAAN JASA, DAGANG, DAN MANUFAKTURKELAS X SMK

Margaretha Devi Puji Astuti Universitas Sanata Dharma

141334020

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan instrument penilaian berbasis HOTS pada kompetensi dasar Memahami Transaksi Bisnis Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur Kelas X SMK, (2) mengetahui kualitas pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS pada kompetensi dasar Memahami Transaksi Bisnis Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur Kelas X SMK.

Jenis penelitian ini adalah Research & Development yang dilaksanakan pada bulan Mei 2018 dengan menggunakan delapan langkah model Suryabrata (2005:68), yaitu: (1) pengembangan spesifikasi tes, (2) penulisan soal, (3) penelaahan soal, (4) perakitan soal, (5) uji coba tes, (6) analisis butir soal, (7) seleksi perakitan soal, (8) pencetakan soal. Data dikumpulkan dari hasil uji coba soal dengan subjek sebanyak 250 peserta didik. Data dianalisis menggunakan program QUEST.

Untuk validasi uji coba soal memiliki total rata-rata skor dari ahli Bahasa sebesar 3,780 dengan kategori “Baik”, sedangkan total rata-rata skor dari ahli materi sebesar 3,595 dengan kategori “Baik”. Hasil analisis dari program QUEST diperoleh mean INFIT MNSQ 1,0 dan SD 0,07. Soal yang paling sukar yaitu item nomor 16, 17, 26, 33, 34, dan 37, sedangkan soal yang paling mudah yaitu item nomor 1, 7, 8, dan 10. Berdasarkan analisis, 40item soal dinyatakan fit atau cocok dengan model Rasch dengan batas penerimaan ≥ 0,77 sampai ≤ 1,30. Dari hasil validasi disimpulkan bahwa uji coba tentang Transaksi Bisnis Perusahaan Jasa, Dagang dam Manufaktur layak menjadi instrument penilaian bagi guru dalam pembelajaran.

(9)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) BASED INSTRUMENTS IN BASIC COMPETENCY FOR UNDERSTANDING BUSINESS TRANSACTIONS SERVICES, TRADE AND MANUFACTURING,

THE TENTH GRADE OF SENIOR VOCATIONAL SCHOOL

Margaretha Devi Puji Astuti Sanata Dharma University

141334020

This study aims to (1) develop HOTS based evaluation instruments on Basic Competencies for Understanding the business transactions of service companies, trade and manufacturing of the tenth class of senior vocational school, (2) Determine the quality of instrument development based on HOTS on Basic Competencies for Understanding Business Transactions, Companies, and Manufacturing of the tenth class of senior vocational school.

The type of this research is a Research & Developmen that was done on May 2018 which applies the model of Suryabrata namely: (1) developing teset specification, (2) writing questions, (3) verifying the item of question, (4) problem assembly, (5) trial teset, (6) analysing iems of question, (7) selecting and assemblying of questions, (8) test printing. The data were collected from trial result of 250 students and analysed by using QUEST analysis.

For validation Trial question has a total average score of linguists of 3.780 with “Good” category, while the total average score of the material experts is 3.595 with “Good” category. The QUEST analysis result can be taken INFIT MNSQ 1.0 and SD 0.07. The most difficult questions are number 16, 17, 26, 33, 34 and 37, while the easiest questions are number 1, 7, 8 and 10. Based on analysis, 40 questions items is fit on suit with Rasch model with taking limit ≥ 0.77 to ≤ 1.30. From the result of the validation, it is concluded that the trial abaout the business transactions of a service, trade and manufacturing company deserves to be a valuation instrument for a teacher in learning.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) Pada Kompetensi Dasar Memahami Transaksi Bisnis Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur Kelas X SMK” dengan lancar. Skrispi ini di tulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi. Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dann Ilmu Pendidikan, Universitas sanata Dharma.

2. Bapak Ignatius Bondan Suranto, S.Pd., M. Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Ignatius Bondan Suranto, S.Pd., M. Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Dr. S. Widanarto P. S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan membantu saya dalam menyusun skripsi ini.

(11)

xi

Terima kasih juga untuk segala usaha, kesabaran, kerajinan, ketelitian, nasihat, perhatian, dan motivasi yang telah bapak berikan kepada saya.

5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membagikan ilmu pengetahuan dan membimbing saya selama proses perkuliahan.

6. Staff Kesekretariatan Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membantu saya dalam urusan administrasi selama proses perkuliahan. 7. Bapak Fransiscus Boimin yang menjadi alasan saya untuk selalu semangat

mengerjakan skripsi ini, yang senantiasa mendukung, memberikan perhatian dan kasih sayangnya, mendoakan dan mengingatkan saya.

8. Ibu Lucia Murwati yang juga menjadi alasan saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini, yang senantiasa mendukung, memberikan perhatian dan kasih sayangnya., mendoakan dan mengingatkan saya.

9. Kakakku Antonius Arif Budi Kurniawan yang telah memberikan dukungan dan selalu memberikan motivasi saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 10. Yang Terkasih, Yosep Alfa Damara Adhi Wardana yang telah memberikan

dukungan, semangat, doa, serta perhatiannya kepada saya selama perkuliahan hingga selesai.

11. Sahabat-sahabat terbaikku Fatmi Yuliani, Elisabeth Risa, Ruli Saona, dan Arum Pandan Wangi yang selalu menyemangati saya, memberikan motivasi, masukan dan saran, memberikan dukungan, membantu saya dan selalu setia menemani saya dalam perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini.

(12)
(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

HALAMAN TABEL ... xvi

HALAMAN BAGAN ... xviii

HALAMAN GAMBAR ... xix

HALAMAN GRAFIK ... xx BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 6 C. Batasan Masalah... 6 D. Tujuan Penelitian ... 7

(14)

xiv

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kurikulum ... 10

B. Penilaian Pembelajaran ... 23

C. Taksonomi Bloom ... 42

D. Validitas dan Reliabilitas ... 53

E. Classical Test Theory (CTT) ... 56

F. Item Response Theory (IRT)... 60

G. Program QUEST ... 71

H. Transaksi Bisnis Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur ... 74

I. Prosedur Pengembangan Penelitian ... 86

J. Penelitian yang Relevan ... 94

K. Kerangka Berpikir ... 95

BAB III METODE PENELITIAN ... 99

A. Jenis Penelitian ... 99

B. Sumber Data Penelitian ... 99

C. Populasi dan Sampel ... 100

D. Pengembangan Instrumen ... 100

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 107

A. Hasil Penelitian dan Pengembangan ... 107

(15)

xv BAB V PENUTUP ... 136 A. Kesimpulan ... 136 B. Keterbatasan Penelitian ... 137 C. Saran ... 138 DAFTAR PUSTAKA ... 139 LAMPIRAN ... 141

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Elemen Kurikulum Menurut UU Sisdiknas ... 14

Tabel 2.2 Struktur Kurikulum SMK Tahun Ajaran 2017/2018 ... 21

Tabel 2.3 Contoh Jurnal Sikap ... 26

Tabel 2.4 Contoh Lembar Penilaian Diri Peserta Didik ... 27

Tabel 2.5 Contoh Format Penilaian Antar Teman ... 28

Tabel 2.6 Kompetensi Inti ... 39

Tabel 2.7 Kompetensi Dasar ... 41

Tabel 2.8 Jenis dan Sub Jenis Dimensi Pengetahuan ... 53

Tabel 2.9 Jenis-jenis Transaksi Perusahaan ... 77

Tabel 3.1 Nama dan Alamat Tempat Penelitian ... 99

Tabel 3.2 Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Peserta Didik ... 102

Tabel 3.3 Kriteria Kecocokan Butir dengan Pendekatan IRT... 105

Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kesukaran Item ... 105

Tabel 4.1 Kisi-kisi Soal ... 109

Tabel 4.2 Kriteria Penilaian oleh Guru Mata Pelajaran ... 111

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Guru Mata Pelajaran ... 112

Tabel 4.4 Kriteria Penilaian oleh Dosen Ahli Pengajaran Bahasa ... 114

Tabel 4.5 Hasil Penilaian oleh Dosen Ahli Pengajaran Bahasa ... 114

Tabel 4.6 Perbaikan Soal Hasil Validasi oleh Dosen Ahli Pengajaran Bahasa ... 117

Tabel 4.7 Perbaikan Soal Hasil Validasi oleh Guru Mata Pelajaran... 118

(17)

xvii

Tabel 4.9 Tingkat Kesukaran Item Soal Pilihan Ganda ... 126 Tabel 4.10 Kriteria Penilaian oleh Peserta Didik Kelas X ... 127 Tabel 4.11 Hasil Penilaian oleh Peserta Didik Kelas X ... 128

(18)

xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Teknik Penilaian Sikap ... 25

Bagan 2.2 Teknik Penilaian Pengetahuan ... 29

Bagan 2.3 Teknik Penilaian Keterampilan... 33

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ringkasan Perubahan Struktural dari Kerangka Berpikir ... 47

Gambar 2.2 Taksonomi Bloom Revisi ... 48

Gambar 2.3 Contoh Kuitansi... 78

Gambar 2.4 Contoh Nota Kontan ... 79

Gambar 2.5 Contoh Faktur ... 79

Gambar 2.6 Contoh Nota Kredit ... 80

Gambar 2.7 Contoh Nota Debet ... 81

Gambar 2.8 Contoh Cek ... 82

Gambar 2.9 Contoh Bilyet Giro ... 82

Gambar 2.10 Contoh Memo ... 83

Gambar 2.11 Contoh Bukti Kas Keluar ... 84

Gambar 2.12 Contoh Bukti Kas Masuk ... 84

Gambar 4.1 Hasil Current System Settings Program QUEST ... 120

Gambar 4.2 Hasil Item Estimate (Thresholds) Program QUEST ... 121

Gambar 4.3 Hasil Case Estimate Program QUEST ... 122

Gambar 4.4 Hasil Item Estimates (Thresholds) Program QUEST ... 123

Gambar 4.5 Hasil Item Fit Program QUEST ... 124

Gambar 4.6 Hasil Item Estimates (Thresholds) In Input Order Program QUEST ... 125

Gambar 4.7 Hasil Item Analysis Results for Observed Responses Program QUEST ... 134

(20)

xx

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Validasi Instrumen Penilaian Berbasis HOTS oleh Guru Mata

Pelajaran (Soal Nomor 1-20) ... 112 Grafik 4.2 Validasi Instrumen Penilaian Berbasis HOTS oleh Guru Mata

Pelajaran (Soal Nomor 21-40) ... 113 Grafik 4.3 Validasi Instrumen Penilaian Berbasis HOTS oleh Dosen Ahli

Pengajaran Bahasa (Soal Nomor 1-20) ... 116 Grafik 4.4 Validasi Instrumen Penilaian Berbasis HOTS oleh Dosen Ahli

Pengajaran Bahasa (Soal Nomor 21-40) ... 116 Grafik 4.5 Validasi Instrumen Penilaian Berbasis HOTS oleh Peserta Didik

(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 142

Lampiran 2. Hasil Validasi oleh Dosen Ahli Pengajaran Bahasa ... 144

Lampiran 3. Hasil Validasi oleh Guru Mata Pelajaran ... 148

Lampiran 4. Hasil Validasi oleh Peserta Didik Kelas X ... 152

Lampiran 5. Jawaban Soal Pilihan Ganda Peserta Didik ... 154

Lampiran 6. Hasil Program QUEST... 156

Lampiran 7. Silabus ... 183

Lampiran 8. RPP ... 185

Lampiran 9. Dokumentasi Uji Coba Produk ... 227

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat terbebas dari keterbelakangan dan kebodohan. Pendidikan tidak lepas dari pengetahuan dan keterampilan. Dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan, pendidikan dijadikan sebagai sarana dan prasarana dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan demikian, manusia mampu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan demi kelangsungan hidup yang sejahtera.

Di dalam pendidikan terdapat kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di kelas akan berjalan dengan lancar dan kondusif apabila kurikulum benar-benar dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran. Kurikulum berisi rancangan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Dalam sistem pendidikan, kurikulum memiliki sifat dinamis sehingga harus selalu mengalami perkembangan supaya dapat mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju pula. Meskipun demikian, perubahan kurikulum harus tetap dilakukan secara sistematis dan memiliki arah yang jelas.

Penilaian adalah sebuah proses dari kegiatan pembelajaran. Dalam dunia pendidikan, penilaian menduduki posisi yang penting karena dapat membantu guru dalam mengukur prestasi yang dicapai oleh para peserta didiknya. Penilaian adalah suatu rangkaian yang dimulai dari pengumpulan

(23)

informasi hingga penilaian tersebut dilaksanakan. Apabila penilaian dapat dilaksanakan dengan tepat, maka output yang di dapat juga akan sesuai dengan keadaan peserta didik yang sesungguhnya. Hasil dari penilaian ini dapat dijadikan sebagai dasar kegiatan evaluasi pembelajaran, baik evaluasi materi, metode maupun teknik yang digunakan guru dalam kegiatan belajar-mengajar.

Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengevaluasi pembelajaran termasuk melakukan dan memberikan penilaian dari proses belajar hingga hasil belajar peserta didik. Penilaian yang baik adalah penilaian yang dapat mengukur semua aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, seorang guru harus memperhatikan penilaian yang komprehensif atau menyeluruh dalam melakukan penilaian. Penilaian yang komprehensif atau menyeluruh adalah evaluasi belajar harus mencakup semua aspek yang dapat menggambarkan perkembangan perilaku dan kemampuan peserta didik karena evaluasi tidak hanya mampu menggambarkan perkembangan kemampuan berpikir (kognitif) peserta didik saja, tetapi juga perkembangan dari aspek sikap (afektif) serta keterampilan (psikomotorik) dari peserta didik.

Membuat instrumen penilaian yang komprehensif itu tidak mudah, sehingga guru harus benar-benar memahami aspek yang akan dinilai. Dalam melakukan penilaian, seringkali guru mencampuradukkan ketiga aspek penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik tanpa memperhatikan aspek penilaian yang sesuai dengan aspek yang semestinya. Karena itu, guru harus

(24)

mempersiapkan kisi-kisi, butir soal, pedoman penilaian, dan rubrik penilaian yang sesuai dengan aspek-aspek yang akan dinilai. Nilai yang diberikan harus sesuai prosedur yang jelas supaya dapat dipertanggungjawabkan kepada peserta didik maupun wali peserta didik.

Dalam penerapan Kurikulum 2013 ini tentunya dapat membantu guru dalam melakukan penilaian yang komprehensif atau menyeluruh karena dalam kurikulum ini menerapkan pendekatan saintifik 5M yang meliputi Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Menalar, dan Mengkomunikasikan. Kegiatan 5M ini diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang lebih aktif dan parsipatif karena dapat merangsang peserta didik untuk berpikir kritis. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan kegiatan 5M ini menjadi peluang bagi guru untuk menerapkan kegiatan pembelajaran pada level HOTS (Higher Order Thinking Skill). Tetapi kegiatan pembelajaran pada level HOTS ini bergantung pada kemampuan guru dalam merancang hingga menerapkannya pada pembelajaran.

Pada praktiknya, penerapan pembelajaran HOTS bukan hal yang mudah dilaksanakan oleh guru karena guru juga harus benar-benar menguasai materi dan strategi pembelajaran, serta guru dihadapkan pada tantangan peserta didik yang diajarnya. Kadang guru sudah merasa melaksanakan dengan maksimal agar kegiatan pembelajaran menarik dan dirancang sesuai dengan kegiatan 5M, tetapi semua bergantung dari sikap peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tercapainya tujuan

(25)

pembelajaran yang menarik dan inovatif harus adanya kerjasama yang baik antara guru dengan para peserta didik.

Dalam pembelajaran, tingkat kemampuan berpikir peserta didik dibagi menjadi 6 tingkatan, yaitu mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi. 6 tingkatan tersebut adalah C-1 (mengingat), C-2 (memahami), C-3 (menerapkan), C-4 (menganalisis), C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mencipta). Tiga tingkatan terbawah yaitu dari C-1 sampai C-3 masuk dalam kategori berpikir tingkat rendah dengan kata lain Lower Order Thinking Skill (LOTS), sedangkan 3 tingkatan berikutnya yaitu dimulai dari C-4 sampai C-6 masuk dalam kategori berpikir tingkat tinggi dengan kata lain Higher Order Thinking Skill (HOTS). Berpikir tingkat rendah (LOTS) tidak membutuhkan keterampilan yang lebih, karena peserta didik akan lebih banyak mengetahui, menghafal, dan memahami materi saja, sedangkan dalam berpikir tingkat tinggi (HOTS), peserta didik dituntut untuk lebih banyak berpikir dan bernalar yang lebih supaya bisa menemukan solusi atau mampu menyelesaikan suatu masalah dalam belajar. Berpikir tingkat tinggi (HOTS) diharapkan dapat memancing peserta didik untuk saling bertukar pendapat dan keinginan untuk menuangkan ide atau gagasannya dalam proses pembelajaran.

Saat ini sedang ramai membicarakan tentang penulisan soal HOTS sehingga guru diharapkan mampu menyusun soal-soal berbasis HOTS agar peserta didik tidak hanya menjawab pada level C-1 (mengingat), C-2 (memahami), dan C-3 (menerapkan), tetapi juga pada level C-4

(26)

(menganalisis), C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mencipta). Dalam penulisan soal berbasis HOTS ini harus diawali dengan pembelajaran yang berbasis HOTS juga, hal ini untuk melatih peserta didik supaya terbiasa berpikir tingkat tinggi. Soal-soal berbasis HOTS bukan berarti soal yang sulit dan berbelit-belit, tetapi soal yang di susun secara proporsional dan sistematis untuk mengukur Indikator Pencapaian Kompetensi secara efektif sehingga merangsang peserta didik untuk menjawab dengan sungguh-sungguh dan tidak asal-asalan. Tujuan dari pembuatan soal berbasis HOTS ini digunakan untuk meningkatkan kualitas soal dan untuk membiasakan peserta didik mengerjakan soal yang sudah terstandar.

Setelah melakukan wawancara dengan Ibu Ruliasih S.Pd selaku pengampu mata pelajaran akuntansi di SMK Negeri 1 Godean, Beliau memaparkan bahwa memang belum 100% menerapkan pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi. Hal ini dikarenakan belum terciptanya kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik. Guru sudah mempersiapkan pembelajaran yang mengarah pada pemikiran tingkat tinggi, tetapi peserta didik merasa kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran tidak sesuai dengan yang diharapkan. Jika guru tetap memaksakan untuk menerapkan pembelajaran yang mengarah pada pemikiran tingkat tinggi, guru merasa hasil pembelajaran yang diharapkan tidak dapat tercapai. Dengan demikian guru tetap melatih peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi, hanya saja tidak diterapkan dalam setiap

(27)

pembelajarannya karena guru menyadari bahwa peserta didik belum terbiasa untuk berpikir tingkat tinggi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada Kompetensi Dasar Memahami Transaksi Bisnis Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur Kelas X SMK”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah.

1. Bagaimana pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS pada Kompetensi Dasar memahami transaksi bisnis perusahaan baik perusahaan jasa, dagang dan manufaktur pada pelajaran Akuntansi Dasar untuk peserta didik kelas X di SMK dengan bentuk tes Pilihan Ganda?

2. Bagaimana kualitas pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS pada Kompetensi Dasar memahami transaksi bisnis perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dijelaskan di atas, penulis membatasi permasalahan yang ada, maka fokus yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: pengembangan instrumen penilaian berbasis

(28)

HOTS pada Kompetensi Dasar memahami transaksi bisnis perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur kelas X Akuntansi SMK.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan proses penyusunan produk instrumen penilaian berbasis HOTS pada Kompetensi Dasar memahami transaksi bisnis dan manufaktur kelas X Akuntansi SMK dengan bentuk tes pilihan ganda. 2. Mengetahui kualitas instrumen penilaian berbasis HOTS pada

Kompetensi Dasar memahami transaksi bisnis perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur kelas X SMK.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pembaca, baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaatnya sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan bagi peneliti khususnya dan bagi para pendidik umumnya mengenai instrumen penilaian berbasis HOTS.

b. Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis

(29)

a. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memperluas kajian tentang pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS yang valid dan reliabel untuk diterapkan dalam pembelajaran akuntansi dasar, khususnya untuk penilaian kompetensi dasar memahami transaksi bisnis perusahaan baik perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur.

b. Bagi Peserta Didik

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi sejauh mana peserta didik dapat menyerap ilmu yang diberikan guru selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, penilaian yang dilakukan oleh guru dapat dijadikan umpan balik dalam setiap kegiatan pembelajaran. c. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini sebagai bentuk sumbangan terhadap penelitian yang lain agar dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan masalah pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1. Instrumen penilaian ini dibuat berbasis HOTS supaya dapat memacu kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

2. Instrumen penilaian dibuat berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.7 memahami transaksi bisnis perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur.

(30)

3. Instrumen penilaian dibuat berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2016 dengan menggunakan Taksonomi Bloom Anderson yang terdiri dari menganalisis, menilai, dan mengkreasi.

4. Instrumen penilaian ini disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 40 butir dengan 5 alternatif pilihan jawaban dan memiliki durasi waktu dalam mengerjakan soal, serta terdapat petunjuk pengerjaan soal yang dapat membantu peserta didik dalam mengerjakan.

(31)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kurikulum

Dalam dunia pendidikan tidak lepas dari istilah kurikulum. 1. Pengertian Kurikulum

Ada banyak pengertian tentang kurikulum yang disebabkan adanya perbedaan persepsi terhadap kurikulum dan konsep kurikulum yang terus menerus mengalami perkembangan. Berikut ini pengertian kurikulum menurut beberapa ahli.

a. Menurut Beach (1986), dalam (Palupi, Cara Mudah Memahami Kurikulum, 2016), kurikulum adalah garis besar penjelasan rangkaian mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik. b. Menurut Kerr (1968), dalam (Palupi, Cara Mudah Memahami

Kurikulum, 2016), kurikulum adalah semua pembelajaran yang direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk peserta didik, baik secara berkelompok maupun perorangan dan di dalam maupun di luar sekolah.

c. Menurut Bobbit (1918), dalam (Palupi, Cara Mudah Memahami Kurikulum, 2016), kurikulum adalah serangkaian pengalaman yang harus dijalani oleh anak-anak dan pemuda untuk memperoleh kemampuan, sikap, kebiasaan, dan pengetahuan yang dibutuhkan ketika dewasa.

(32)

d. Menurut Grundy (1987), dalam (Palupi, Cara Mudah Memahami Kurikulum, 2016), kurikulum adalah sebuah program yang terdiri dari aktivitas-aktivitas (oleh guru dan peserta didik) yang dirancang supaya peserta didik dapat menggapai akhir dan tujuan pendidikan sejauh mungkin.

e. Menurut Tanner (1995), dalam (Palupi, Cara Mudah Memahami Kurikulum, 2016), kurikulum adalah rencana atau program terkait semua pengalaman yang (seharusnya) dijumpai peserta didik dibawah arahan sekolah .

Dari pengertian kurikulum di atas, maka dapat disimpulkan pengertian kurikulum adalah seperangkat program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan yang telah ditentukan.

2. Komponen Kurikulum

Dalam suatu sekolah tertentu, kurikulum mengandung tiga komponen dasar, yaitu komponen tujuan, komponen isi atau materi, dan komponen organisasi atau strategi (Hafni, 2005).

a. Komponen Tujuan

Komponen tujuan adalah bahwa kurikulum merupakan suatu program yang digunakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. Tujuan pendidikan memiliki dua rumusan, yaitu rumusan tidak resmi seperti pendapat orang tua, masyarakat, dan

(33)

pemakai lulusan, sedangkan rumusan resmi seperti yang tertulis dalam kurikulum suatu sekolah. Dilihat dari rumusan di atas, maka tujuan pendidikan tidak dapat berdiri sendiri sehingga memiliki keterkaitan dari tujuan pendidikan satu dengan yang lain. Berikut ini urutan tingkat tujuan pendidikan.

1) Tujuan pendidikan nasional

Tujuan pendidikan nasional merupakan pendidikan yang ingin dicapai pada tataran tingkat nasional dan dapat berwujud sebagai warga negara yang memiliki tanggungjawab atas kesejahteraan hidup bersama.

2) Tujuan institusional

Tujuan institusional merupakan pencapaian pada tingkat lembaga pendidikan yang dapat berwujud sebagai tamatan yang bersedia di didik lebih lanjut sehingga menjadi tenaga profesional dalam bidang dan jenjang tertentu.

3) Tujuan kurikulum

Tujuan kurikulum merupakan pencapaian pada tingkat tataran mata pelajaran atau bidang studi berwujud sebagai peserta didik yang mampu menguasai mata pelajaran atau bidang studi yang dipelajari.

(34)

4) Tujuan instruksional

Tujuan instruksional merupakan pencapaian pada tingkat pengajaran yang berwujud tujuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

b. Komponen Isi atau Materi

Komponen isi kurikulum di sekolah dibedakan berdasarkan jenis bidang studi yang biasanya disajikan dalam bahan pengajaran yang ada dalam suatu kurikulum yang diberikan dalam bentuk topik atau pokok bahasan serta dilengkapi dengan sub pokok bahasan.

c. Komponen Organisasi atau Strategi

Dalam komponen strategi pelaksanaan kurikulum dapat dilihat dari cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, cara mengadakan penilaian, cara melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, dan cara mengatur kegiatan sekolah secara keseluruhan. Sedangkan maksud dari organisasi kurikulum adalah tataran materi, baik yang berkaitan dengan bentuk bahan maupun dalam pelaksanaannya.

3. Elemen Perubahan Kurikulum

Kurikulum yang semakin mengalami perkembangan dari masa ke masa tentu juga akan mempengaruhi elemen-elemen kurikulum didalamnya. Berikut ini elemen-elemen perubahan kurikulum.

(35)

b. Elemen standar materi. c. Elemen standar proses. d. Elemen standar penilaian.

Elemen kurikulum menurut UU Sisdiknas dalam (Palupi, Cara Mudah Memahami Kurikulum, 2016, p. 7) yaitu:

Tabel 2.1 Elemen Kurikulum Menurut UU Sisdiknas

Elemen Penjelasan

Tujuan Merupakan Kompetensi yang harus dimiliki peserta didik setelah menerima pembelajaran atau lulus. Isi dan Bahan Merupakan Materi Pembelajaran yang disiapkan

oleh guru dan yang akan disampaikan ke peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Cara yang

digunakan

Merupakan Proses Pembelajaran yang akan digunakan guru untuk menyampaikan mata pelajaran yang telah dipersiapakan.

Pengaturan Merupakan usaha-usaha yang dilakukan guru untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah disusun melalui pemantauan, pengukuran, dan pengendalian yang merupakan fungsi-fungsi Penilaian Pembelajaran.

Standar Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipenuhi atau dicapai oleh peserta didik. Standar kompetensi lulusan dijadikan acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, dan standar penilaian, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

(36)

pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar kompetensi lulusan SMA/SMK menurut (Kunandar, 2015, p. 59).

a. Dimensi sikap

Lulusan harus memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial.

b. Dimensi Pengetahuan

Lulusan harus memiliki pengetahuan sosial dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait fenomena dan kejadian dilingkungan rumah, sekolah dan tempat bermain.

c. Dimensi keterampilan

Lulusan harus memiliki atau menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif. Standar Isi merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan turunan dari Standar Kompetensi Lulusan yang terdiri dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.

Kompetensi Inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang

(37)

harus dimiliki oleh peserta didik pada setiap tingkat kelas. Kompetensi inti merupakan kompetensi yang bersifat generik yang selanjutnya dijadikan acuan dalam mengembangkan kompetensi yang bersifat spesifik. Kompetensi yang bersifat generik yaitu ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ranah sikap dibagi menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Dengan demikian, kompetensi inti terdiri atas 4 (empat) ranah yaitu spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan.

Kompetensi Dasar merupakan kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi dasar juga menjadi syarat untuk menguasai kompetensi inti melalui proses pembelajaran. Kompetensi dasar merupakan tingkat kemampuan muatan pembelajaran serta perkembangan belajar berdasarkan kompetensi inti. Dengan demikian, kompetensi dasar tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya kompetensi inti, sehingga suatu proses pembelajaran akan berhasil apabila peserta didik mampu menguasai kedua kompetensi tersebut.

Standar Proses, dalam strandar proses semua peserta didik (dari SD s.d SMA/SMK) harus memiliki kemampuan untuk menanya, mengamati, mengolah, menyajikan, menyimpulkan bahkan mencipta. Untuk mencapai itu semua, peserta didik harus

(38)

belajar baik dari dalam sekolah maupun di luar sekolah. Belajar tidak hanya di dalam kelas tetapi bisa diperpustakaan, bengkel sekolah, dunia industri/instansi terkait, bahkan dari masyarakat umum. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, belajar bisa melalui internet, buku-buku, koran, majalah, TV, radio. Sikap (Attitude) tidak diajarkan secara verbal, tetapi peserta didik akan lebih banyak melihat dari apa yang dicontohkan oleh guru dengan memberikan teladan yang baik.

Standar Penilaian, jika biasanya nilai diambil dari sebuah ujian/tes, maka didalam kurikulum 2013 penilaian diubah menjadi penilaian yang otentik (mengukur semua aspek baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan) berdasarkan hasil kerja peserta didik. Penilaian ketiga aspek tersebut harus dilakukan secara seimbang karena setiap aspek memiliki tujuan yang berbeda. Penilaian aspek sikap ditujukan supaya guru memperoleh gambaran informasi mengenai setiap perilaku yang menjadi kebiasaan peserta didik, misalnya melalui kegiatan diskusi, praktikum, dan penyelesaian tugas. Penilaian aspek pengetahuan ditujukan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik mampu menguasai materi pelajaran yang sudah disampaikan oleh guru, misalnya melalui tes lisan dan ter tertulis. Penilaian aspek keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan,

(39)

misalnya melalui kegiatan praktik, portofolio, dan teknik lain yang sesuai dengan kompetensi keterampilan.

4. Perubahan Kurikulum

Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum bersifat dinamis yang harus selalu berubah dan berkembang, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Perubahan dan perkembangan kurikulum harus dilakukan dengan sistematis dan terarah, tidak asal berubah. Perubahan dan perkembangan kurikulum harus disertai dengan tujuan yang jelas, mau dibawa kemana sistem pendidikan ini. Perubahan kurikulum di Indonesia sudah 10 kali perubahan dari tahun 1947 hingga 2013.

Saat ini kurikulum di Indonesia menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan, modifikasi dan pemutakhiran dari kurikulum sebelumnya, yaitu KTSP. Ciri-ciri kurikulum yang paling mendasar adalah:

a. Menuntut guru untuk memiliki pengetahuan yang lebih, karena pada jaman ini peserta didik bebas mengakses informasi melalui perkembangan teknologi dan informasi.

b. Peserta didik lebih didorong untuk memiliki kemampuan berpikir kritis, kemampuan interpersonal, antarpersonal, dan memliki tanggung jawab pada lingkungan sekitar.

c. Tujuan kurikulum ini ialah agar terbentuk generasi yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

(40)

d. Pelajaran IPA dan IPS diajarkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Ada 4 (empat) aspek yang menjadi fokus dalam kurikulum 2013 ini, yaitu:

a. Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang menyangkut metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru mencapai rat-rata 44,46.

b. Kompetensi akademik dimana guru harus menguasai metode penyampaian ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

c. Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak asosial kepada peserta didik dan teman sejawat lainnya.

d. Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang panutan peserta didik.

Tujuan pengembangan kurikulum ini ada 2 (dua) yaitu goals dan objective. Tujuan sebagai goals lebih dikenal dengan tujuan secara umum, dan pencapaiannya dalam jangka panjang. Tujuan sebagai objective dikenal dengan tujuan secara khusus atau spesifik, operasional dan pencapaiannya dalam jangka pendek (Hamalik, 2007, p. 187). Tujuan umum pengembangan kurikulum ini, yaitu: keterampilan dasar, konseptualisasi diri, pemahaman terhadap orang lain, penggunaan pengetahuan yang telah terkumpul untuk menginterpretasi lingkungan sekitar, belajar berkelanjutan, kesehatan

(41)

mental dan fisik. Tujuan spesifik pengembangan kurikulum, yaitu: kegiatan belajar, implementasi kurikulum, dan evaluasi untuk mendapatkan umpan balik.

Faktor penyebab perubahan kurikulum tersebut, karena: (a) terjadi perluasan dan pemerataan belajar, (b) terjadi peningkatan mutu pendidikan, (c) adanya hubungan antara program pendidikan dengan tuntutan hidup ataupun kebutuhan pekerjaan di kehidupan nyata, (d) adanya efektivitas dan efisiensi pendidikan (Ladjid, 2005, p. 7)

5. Struktur Kurikulum SMK

Struktur kurikulum merupakan pengorganisasian kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran dibagi menjadi dua, yaitu: 1) mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan, 2) mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihannya, kemudian untuk struktur kurikulum SMK disajikan dalam tabel berikut ini:

(42)

Table 2.1 Struktur Kurikulum SMK Tahun Ajaran 2017/2018 Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen Program Keahlian : Akuntansi dan Keuangan

Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga

Mata Pelajaran

Kelas

X XI XII

1 2 1 2 1 2

A. Muatan Nasional

1 Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti 3 3 3 3 3 3

2 Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2 3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3

4 Matematika 4 4 4 4 4 4

5 Sejarah Indonesia 3 3 - - - - 6 Bahasa Inggris dan Bahasa

Asing Lainnya 3 3 3 3 4 4

B. Muatan Kewilayahan

1 Seni Budaya 3 3 - - - -

2 Pendidikan Jasmani,

Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2 2 - -

Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16

C. Muatan Peminatan Kejuruan C1. Dasar Bidang Keahlian 1 Simulasi dan Komunikasi

Digital 3 3 - - - -

2 Ekonomi Bisnis 2 2 - - - - 3 Administrasi Umum 2 2 - - - -

4 IPA 2 2 - - - -

C2. Dasar Program Keahlian

1 Etika Profesi 2 2 - - - - 2 Aplikasi Pengolah Angka/Spreadsheet 3 3 - - - - 3 Akuntansi Dasar 5 5 - - - - 4 Perbankan Dasar 3 3 - - - - C3. Kompetensi Keahlian 1 Praktikum akuntansi

Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur - - 6 6 7 7 2 Praktikum Akuntansi Lembaga/Instansi Pemerintah - - 4 4 4 4 3 Akuntansi Keuangan - - 6 6 6 6 4 Komputer Akuntansi - - 5 5 5 5 5 Administrasi Pajak - - 3 3 3 3 6 Produk Kreatif dan

Kewirausahaan - - 5 5 5 5

Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 29 29 30 30

(43)

Secara umum struktur kurikulum terdiri atas mata pelajaran yang dikelompokkan menjadi kelompok A, B, dan C. Kelompok A dikenal dengan kelompok mata pelajaran yang bercirikan muatan nasional, kelompok B dikenal dengan kelompok mata pelajaran yang bercirikan muatan kewilayahan, dan kelompok C dengan kelompok mata pelajaran yang bercirikan muatan peminatan kejuruan.

Sementara itu untuk peminatan kejuruan (kelompok C) masih dibagi menjadi 3 (tiga) sub kelompok, yakni:

a. Sub kelompok C1, merupakan kumpulan mata pelajaran yang ditujukan menjadi dasar dari semua bidang keahlian. Kelompok ini disebut sebagai dasar bidang keahlian.

b. Sub kelompok C2, merupakan kumpulan beberapa mata pelajaran yang ditujukan untuk menjadi pijakan dasar bagi setiap program keahlian masing-masing. Kelompok ini disebut dasar program keahlian.

c. Sub kelompok C3, merupakan kumpulan beberapa pelajaran yang ditujukan untuk memenuhi standar kompetensi minimal bagi setiap peserta didik sesuai dengan kompetensi keahlian yang sedang dipelajari. Kelompok ini dikenal dengan Kompetensi Keahlian.

(44)

B. Penilaian Pembelajaran 1. Pengertian Penilaian

Penilaian merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran untuk mengumpulkan berbagai informasi melalui berbagai teknik yang dilakukan. Berikut ini adalah pengertian penilaian dari beberapa ahli.

a. Menurut Griffin dan Nix (1991), dalam (Widoyoko, 2016), penilaian adalah segala cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja secara individu maupun secara kelompok peserta didik. b. Menurut Popham (1995), dalam (Widoyoko, 2016), penilaian

merupakan sebuah usaha yang dilakukan secara formal untuk menentukan status peserta didik dalam berbagai kepentingan pendidikan.

c. Menurut Boyer dan Ewel, dalam (Widoyoko, 2016), penilaian dianggap sebagai proses yang menyediakan informasi tentang individu peserta didik, tentang kurikulum atau program, dan tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem pendidikan.

d. Menurut Adi Suryanto dkk (2012), dalam (Widoyoko, 2016), penilaian sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi dan perkembangan hasil belajar peserta didik.

e. Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar

(45)

peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Sunarti & Rahmawati, 2014). f. Penilaian adalah suatu prosedur sistematis yang mencakup kegiatan

mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi yang digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang maupun objek (Kusaeri & Suprananto, 2012, p. 8). g. Penilaian adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk

mendapatkan informasi tentang kinerja peserta didik. Penilaian ini lebih ditekankan untuk menilai proses hasil belajar (Farida, 2017, p. 2).

Dari beberapa pengertian penilaian di atas, maka dapat disimpulkan pengertian penilaian adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan informasi tentang kinerja yang dilakukan oleh peserta didik, baik secara individu maupun secara kelompok. Apabila dilihat secara cermat, penilaian lebih berpihak kepada peserta didik, karena dengan hasil penilaian ini dapat digunakan untuk merefleksikan kekuatan dan kelemahan masing-masing peserta didik, sehingga untuk kedepannya dapat digunakan memperbaiki cara belajarnya.

2. Penilaian Ranah Sikap, Pengetahun dan Keterampilan a. Penilaian Ranah Sikap

Penilaian sikap merupakan penilaian yang dilakukan oleh pendidik maupun teman untuk memperoleh informasi mengenai

(46)

Penilaian Sikap

Utama

Observasi oleh guru mata pelajaran (selama satu

semester)

Dilaksanakan selama proses kegiatan pembelajaran

Observasi Oleh wali kelas dan guru BK (selama satu

semester)

Dilaksanakan di luar jam pembelajaran baik secara langsung maupun tidak

langsung

Penunjang Penilaian diri dan Penilaian antar teman Dilaksanakan sedikitnya satu kali menjelang UAS

perilaku peserta didik di dalam dan di luar pelajaran. Penilaian ranah sikap bertujuan untuk membentuk sikap dan karakter peserta didik terkait dengan pengembangan karakter bangsa, yang dilaksanakan selama proses kegiatan pembelajaran di sekolah berlangsung. Skema penilaian sikap dapat dilihat pada Bagan 2.1.

Bagan 2.1 Teknik Penilaian Sikap

Menurut (Kurniasih & Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan, 2014, p. 61) Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu:

1) Observasi

Teknik penilaian yang dilakukan dengan menggunakan indera baik secara langsung maupun tidak langsung dan dilakukan secara berkelanjutan. Penilaian ini menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati, dan dapat dilakukan di dalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran.

(47)

2) Jurnal

Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa juga dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi. Catatan dalam jurnal hanya diberikan kepada peserta didik yang sikapnya sangat baik dan kurang baik, bagi peserta didik yang tidak tercatat dalam buku jurnal, maka sikapnya baik. Berikut ini contoh lembar observasi selema satu semester (Tabel 2.3)

Tabel 2.3 Contoh Jurnal Sikap

No Tanggal Nama Peserta Didik Catatan Perilaku Butir Sikap 1 2

Sumber: Panduan Penilaian Kurikulum SMK, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

3) Penilaian Diri

Teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Contoh format penilaian diri ditunjukkan pada Tabel 2.4.

(48)

Tabel 2.4 Contoh lembar penilaian diri peserta didik

Nama : ………

Kelas : ………

Semester : ………

Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom “ya” atau “tidak” sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

No. Pernyataan Ya Tidak

1 Saya mencontek pada saat mengerjakan penilaian 2 Saya melakukan tugas-tugas dengan baik

3 Saya berani mengakui kesalahan saya 4 Saya belajar dengan sungguh-sungguh

Keterangan: pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir sikap yang dinilai.

Hasil penilaian diri perlu ditindaklanjuti oleh wali kelas dan guru BK dengan melakukan pembinaan terhadap peserta didik yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan.

4) Penilaian Antar Teman

Teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian peserta didik. Contoh penilaian antar teman ditunjukkan pada Tabel 2.5.

(49)

Tabel 2.5 Contoh Format Penilaian Antar Teman

Nama teman yang dinilai : ………

Nama Penilai : ………

Kelas : ………

Semester : ………

Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom “ya” atau “tidak” sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Keterangan: pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan satuan pendidikan

Penilaian sikap yang dilakukan oleh guru mata pelajaran diperkuat dengan penilaian diri dan penilaian antar teman. Hasil penilaian baik dari guru mata pelajaran, guru BK, penilaian diri, maupun penilaian antar teman diserahkan ke wali kelas, yang selanjutnya akan diolah untuk menjadi deskripsi sikap yang dituliskan dalam rapor.

Penilain sikap yang dilakukan oleh guru dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian yang dilakukan oleh wali kelas dan guru BK dilaksanakan di luar jam pelajaran baik secara lisan maupun tidak lisan dengan informasi yang valid. Penilaian yang dilakukan oleh teman dilaksanakan di dalam kelas pada saat menjelang UAS.

No. Pernyataan Ya Tidak

1 Teman saya mencontek pada saat mengerjakan penilaian

2 Teman saya mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa adanya.

3 Teman saya melaporkan data atau informasi apa adanya

(50)

Penilaian Pengetahuan

Tes Tertulis Pilihan ganda, Uraian

Tes Lisan Tanya Jawab

Penugasan

tugas yang dilakukan secara individu maupun

kelompok

Portofolio

Dokumen/sertifikat sebagai bukti pencapaian

kompetensi /prestasi

b. Penilaian Ranah Pengetahuan

Penilaian pengetahuan dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian aspek kemampuan pada Taksonomi Bloom. Penilaian ranah pengetahuan dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian ketuntasan belajar peserta didik dan untuk mengidentifikasi kelemahan maupun kekuatan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Penilaian ini dilaksanakan melalui beberapa teknik antara lain tes tertulis, tes lisan, penugasan, dan portofolio. Pemilihan teknik penilaian harus disesuaikan dengan karakteristik Kompetensi dasar (KD) yang akan dinilai. Teknik penilaian pengetahuan dapat dilihat pada Bagan 2.2.

Bagan 2.2 Teknik Penilaian Pengetahuan 1) Tes tertulis

Tes tertulis merupakan seperangkat pertanyaan dalam bentuk tulisan yang digunakan untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik. Instrumen tes tertulis dapat berupa soal Uraian, Pilihan Ganda,

(51)

Isian, Jawaban Singkat, Benar-Salah, Menjodohkan. Bentuk soal yang sering digunkaan pada jenjang SMK adalah Pilihan Ganda (PG) dan Uraian.

2) Tes Lisan

Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawabnya secara lisan. Instrumen tes lisan disiapkan oleh pendidik berupa daftar pertanyaan yang disampaikan secara langsung dalam bentuk tanya jawab dengan peserta didik. Tes lisan menumbuhkan sikap berani berpendapat. Jawaban peserta didik dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf. Kriteria instrumen tes lisan:

a) Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai.

b) Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup materi pada kompetensi dasar yang dinilai.

c) Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam mengonstruksi jawabannya sendiri.

d) Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih komplek.

Tes lisan umumnya digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang berfungsi untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik tentang materi yang akan atau sedang diajarkan (fungsi formatif). Tes lisan juga dapat

(52)

digunakan untuk melihat perilaku peserta didik, ketertarikan peserta didik, dan motivasi peserta didik terhadap materi yang diajarkan.

3) Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur dan meningkatkan pengetahuan dari materi yang sudah dipelajari. Penugasan yang digunakan untuk mengukur kompetensi pengetahuan dapat dilakukan setelah proses pembelajaran (assessment of learning) sedangkan penugasan yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran (assessment for learning). Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria instrumen penugasan sebagai berikut:

a) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. b) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

c) Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.

d) Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.

(53)

f) Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.

g) Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.

h) Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.

i) Penugasan harus mencantumkn rentang waktu pengerjaan tugas.

4) Portofolio

Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Ada beberapa tipe portofolio yaitu portofolio dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio pameran. Guru dapat memilih tipe portofolio yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar dan/atau konteks mata pelajaran. Untuk penilaian kompetensi pengetahuan di SMK tipe portofolio dokumentasi dapat digunakan yakni berupa kumpulan dari hasil tes tulis, dan/atau penugasan peserta didik.

Portofolio setiap peserta didik disimpan dalam suatu folder (map) dan diberi tanggal pengumpulan oleh guru. Portofolio dapat disimpan dalam bentuk cetakan dan/atau elektronik. Pada

(54)

akhir suatu semester kumpulan dokumen tersebut digunakan sebagai referensi tambahan untuk mendeskripsikan pencapaian pengetahuan secara deskriptif.

c. Penilaian Ranah Keterampilan

Penilaian keterampilan merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan pesera didik dalam mengaplikasikan pengetahuan untuk melakukan tugas. Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran yang berupa keterampilan proses atau hasil. Berikut ini teknik penilaian keterampilan (Bagan

2.3).

Bagan 2.3 Teknik Penilaian Keterampilan 1) Kinerja

Penilaian kinerja dilakukan untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran yang mliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian kinerja sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran.

Penilaian Keterampilan

Kinerja

Proyek

mengetahui kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan

pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam

periode tertentu

Portofolio

sampel karya terbaik peserta didik per KD pada KI-4 untuk

mendeskripsikan capaian kompetensi keterampilan (dalam satu semester)

(55)

Penilaian kinerja menekankan pada hasil (produk), yang disebut penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja yang menekankan pada proses dan produk disebut penilaian praktek. 2) Penilaian proyek

Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam periode tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan oleh guru matapelajaran yang terkait dengan proyek tersebut dengan mempertimbangkan komponen KD yang dinilai pada mata pelajaran tersebut.

3) Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang bersifat reflektif–integratif yang menunjukkan perkembangan kemampuan perserta didik dalam satu periode tertentu. Untuk penilaian kompetensi keterampilan di SMK, portofolio dapat berupa kumpulan hasil penilaian kinerja dan proyek dengan dilengkapi foto atau display produk. Portofolio disimpan dalam satu folder (map) dan diberi tanggal pengumpulan oleh guru. 3. Lower Order Thinking Skill (LOTS)

LOTS atau berpikir tingkat rendah ialah cara berpikir peserta didik dalam level rendah, kemampuan menggunakan informasi yang sudah

(56)

ada atau sudah diajarkan untuk menyelesaikan suatu permasalahan (Palupi, Cara Mudah Memahami Kurikulum, 2016, p. 107). Level kognitif berpikir tingkat rendah yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3). Penjelasan dari setiap aspek tersebut:

a. Aspek mengingat (C1) berhubungan dengan ingatan dan hafalan, misalnya peserta didik mampu mengingat definisi, simbol, istilah, prosedur, dll.

b. Aspek memahami (C2), berhubungan dengan penguasaan atau mengerti tentang sesuatu hal tetapi masih pada level yang rendah. c. Aspek menerapkan (C3), yaitu kemampuan peserta didik

menerapkan pengetahuan yang didapatnya pada situasi yang baru. Berpikir tingkat rendah lebih fokus pada pengumpulan, mengklasifikasi, menyimpan, dan mengingat. Berpikir tingkat rendah tidak menghasilkan sesuatu yang baru dan kreatif serta tidak memerlukan keterampilan berpikir yang lebih rumit.

4. Higher Order Thinking Skill (HOTS)

HOTS atau berpikir tingkat tinggi ialah cara berpikir peserta didik dalam level yang lebih tinggi yaitu mulai dari menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta (Saputra H. , 2016, p. 91).Menurut (Saputra A. , 2015), HOTS adalah kemampuan berpikir secara kritis, logis, kreatif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

(57)

Tujuan dari HOTS ini sendiri bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik pada level yang lebih tinggi, berkaitan dengan berpikir kritis dan kreatif dalam menyerap informasi yang didapat serta dapat memecahkan masalah sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. HOTS diciptakan untuk meminimalisir kemampuan mengingat kembali informasi dan asesment, dan lebih mengukur kemampuan untuk transfer konsep satu ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan infomasi, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, menelaah ide dan informasi secara kritis. Dasar konseptual HOTS (Higher Other Thinking Skill) yaitu:

1) Critical Thinking (mampu berpikir kritis)

Berpikir kritis yaitu berpikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevalusi semua aspek situasi atau masalah. Berpikir kritis termasuk kemmapuan untuk membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari data yang diberikan.

2) Creative Thinking (mampu berpikir kreatif)

Berpikir kreatif adalah kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menemukan hasil akhir yang baru. Kegiatan yang dilakukan diantaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya.

(58)

3) Problem Solving (mampu memecahkan masalah)

Muara dari berpikir tingkat tinggi ialah mampu memecahkan masalah. Kemampuan memecahkan masalah merupakan kompetensi strategik supaya peserta didik mampu memahami, memilih pendekatan, dan strategi pemecahan masalah sehingga mampu menyelesaikan persoalan atau masalah. Dalam pemecahan masalah peserta didik dapat menunjukkan kemampuan memahami masalah dengan baik, mengorganisasi data yang relevan, menyajikan masalah dengan jelas, memilih pendekatan atau strategi pemecahan dan mampu menerapkan model pemecahan yang efektif.

4) Decision Making (mampu membuat keputusan)

Membuat atau mengambil keputusan adalah sebuah pemikiran dimana individu mengevaluasi berbagai pilihan dan memutuskan pilihan dari sekian banyak pilihan. Mengambil keputusan juga merupakan proses berpikir untuk mengidentifikasi dan memutuskan pilihan dari berbagi pilihan yang ada.

HOTS dilatih sekaligus dipraktikkan untuk merujuk pada tindakan menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan pengetahuan yang diterima peserta didik pada waktu pembelajaran. Dengan kata lain, dalam pembelajaran dan penilaian pembelajaran peserta didik diarahkan untuk mampu menalar lebih lanjut (tidak secara langsung) berdasarkan

(59)

informasi yang didapatkan untuk menyelesaikan suatu permasalahan (Palupi, Cara Mudah Memahami Kurikulum, 2016, p. 107).

Kemampuan berpikir tingkat tinggi tidak bisa langsung dikuasai oleh peserta didik dalam waktu yang singkat, butuh waktu dan butuh latihan untuk terbiasa berpikir tingkat tinggi. Berpikir tingkat tinggi harus dilatih sejak dini, sejak SD misalnya, ketika sejak usia dini terbiasa berpikir tingkat tinggi, maka sampai pendidikan lanjut pun akan terbiasa juga berpikir tingkat tinggi.

Tidak hanya peserta didik yang perlu berlatih, guru pun juga harus berlatih dan harus mempersiapkan pembelajaran dengan baik. Jika keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) ini dapat dikuasai oleh guru dengan baik dan dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan baik, maka kemampuan peserta didik sudah pada level yang lebih tinggi. Tingkatan kemampuan berpikir dapat dilihat pada Bagan 2.4.

Bagan 2.4 Tingkatan Kemampuan Berpikir Mencipta Mengevaluasi Menganalisis Menerapkan Memahami Mengingat Tinggi Rendah Ke mampua n Ber piki r

(60)

5. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti adalah kompetensi yang tidak berikat atau bebas dari mata pelajaran (Palupi, Cara Mudah Memahami Kurikulum, 2016, p. 43), selain itu kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi dari SKL (Standar Kompetensi Lulusan).

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaan dengan sikap spiritual (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), Pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan Keterampilan (Kompetensi Inti 4). Rumusan KI 1 Sikap Spiritual yaitu “Menghayati dan Mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. KI 2 yaitu “ Menunjukkan perilaku jujur, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dan pergaulan”. Untuk Kompetensi Inti (KI) 3 dan 4 dapat dilihat pada Tabel 2.6

Tabel 2.6 Kompetensi Inti

Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen Program Keahlian : Akuntansi dan Keuangan

Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan,

menganalisis, dan mengevaluasi

tentang pengetahuan faktual,

konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang

dan lingkup kerja Akuntansi dan Keuangan Lembagapada tingkat

4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang Akuntansi dan Keuangan Lembaga.

(61)

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Keempat kelompok tersebut menjadi acuan dalam pengembangan kompetensi dasar. Kompetensi spiritual dan sosial dikembangkan secara tidak langsung, yaitu pada saat peseta didik belajar tentang pengetahuan dan keterampilan. Dalam penelitian ini yang akan digunakan untuk penilaian ialah Kompetensi Inti (KI) 3 yaitu ranah pengetahuan saja.

6. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar adalah kemampuan yang menjadi syarat untuk menguasai kompetensi inti yang harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran. Kompetensi dasar merupakan tingkat kemampuan

(62)

dalam konteks muatan pembelajaran serta perkembangan belajar berdasarkan pada Kompetensi Inti. Peserta didik diharapkan mampu menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kompetensi dasar untuk mata pelajaran Akuntansi Dasar SMK dapat dilihat di Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar

Alokasi Waktu : 180 JP

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1. Memahami pengertian, tujuan, peran akuntansi dan pihak-pihak yang membutuhkaln informasi akuntansi 4.1. Mengelompokkan pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi sesuai perannya. 3.2. Memahami jenis-jenis

profesi akuntansi ( bidang-bidang spesialisasi akuntansi, pentingnya profesi akuntansi) 4.2. Mengelompokkan profesi akuntansi bidang-bidang spesialisasi akuntansi, pentingnya etika profesi)

3.3. Memahami jenis dan bentuk badan usaha

4.3. Mengelompokkan jenis dan bentuk badan usaha 3.4. Memahami asumsi,

prinsip-prinsip dan konsep dasar akuntansi

4.4. Mengelompokkan asumsi, prinsip-prinsip dan konsep dasar akuntansi

3.5. Memahami tahapan siklus akuntansi 4.5. Mengelompokkan tahapan siklus akuntansi 3.6. Menerapkan persamaan dasar akuntansi 4.6. Membuat persamaan dasar akuntansi 3.7. Memahami transaksi bisnis

perusahaan baik perusahaan jasa, dagang dan

manufaktur

4.7. Mengelompokkan transaksi bisnis perusahaan baik perusahaan jasa,

Gambar

Tabel 4.9  Tingkat Kesukaran Item Soal Pilihan Ganda ......................................
Grafik  4.1    Validasi  Instrumen  Penilaian  Berbasis  HOTS  oleh  Guru  Mata
Table 2.1 Struktur Kurikulum SMK  Tahun Ajaran 2017/2018  Bidang Keahlian   : Bisnis dan Manajemen  Program Keahlian   : Akuntansi dan Keuangan
Tabel 2.5 Contoh Format Penilaian Antar Teman  Nama teman yang dinilai  : ………………………
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berangkat dari penjabaran yang telah dijelaskan sejak awal dapat diambil entry point bahwa PAI berwawasan sosial partisipatif adalah gerakan transformasi Pendidikan

Teknologi fingerprint merupakan salah satu teknologi yang digunakan untuk mengidentifikasi seseorang melalui sidik jari yang dimilikinya. Teknologi fingerprint ini

Efektifitas instrumen moneter berbasis syariah pasca dikeluarkannya PBI Nomor 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang dimaksud penulis adalah

Dengan demikian, hasil yang diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pengendalian internal atas siklus pendapatan pada Departemen Food

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hukum Islam, anak diluar nikah sebab zina hanya mempunyai hubungan nasab dengan ibu dan keluarga ibunya, dan status nasab

Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan soal tes yaitu untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar kelas eksperimen (VII/6)

Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk penyusunan skripsi & tesis , USU Press, Meda n.. Skala Pengukuran

Wawancara atau Interview merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau