• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil pengisian kuesioner yang telah terkumpul, hasilnya ditransformasikan dari data ordinal menjadi data interval. Namun, sebelumnya nilai yang terdapat pada kuesioner pengukuran kepuasan kerja harus diubah terlebih dahulu menjadi nilai positif, dikarenakan pernyataan pada kuesioner tersebut adalah pernyataan negatif. Tabulasi data mentah yang berbentuk data ordinal dapat dilihat pada Lampiran 4.

Responden dalam penelitian ini adalah populasi yang berada di Sub Departemen WS (empat seksi) dan Sub Departemen PSH (dua seksi) sebanyak 112 orang. Kuesioner yang berhasil terkumpul sebanyak 106 kuesioner (response rate 95% dari responden). Hal ini dapat dikatakan tingkat pengembalian kuesioner yang cukup tinggi. Kuesioner yang tidak dikembalikan karena beberapa alasan seperti responden tidak memiliki waktu untuk mengisi, sebagian besar responden sedang mengambil cuti ketika kuesioner ini disebarkan, dan ada responden yang berpindah ke tim (seksi) lainnya.

A. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut harus diketahui terlebih dahulu bagaimana tingkat validitas dan reabilitas kuesioner tersebut, maka tingkat kepercayaan pada data yang diperoleh akan tinggi dan hasil serta kesimpulan yang diambil dapat dipercaya. Uji validitas dan reliabilitas tetap dilakukan walaupun kuesioner yang digunakan pada penelitian ini telah sering digunakan. Hal ini dikarenakan kuesioner tersebut mengalami proses penerjemahan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia, sehingga kemungkinan besar terjadi perbedaan arti yang dimaksudkan sebelumnya. Selain itu, sumber data yang digunakan berbeda dari penelitian sebelumnya.

Pengujian validitas untuk pemberdayaan tim, kepuasan kerja, dan komitmen tim dengan validitas konstruk (construct validity) dengan teknik korelasi Product moment dari Pearson dengan angka kasar. Butir pernyataan yang diujikan dikatakan valid apabila memiliki nilai Pearson correlation positif dan probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] ≤ taraf signifikan (α = 0.05). Taraf signifikan pada

(2)

penelitian ini adalah 5%, hal ini dikarenakan taraf signifikan ini merupakan taraf yang dapat diterima dalam penelitian sosial. Hasil validitas pemberdayaan tim, kepuasan kerja, dan komitmen tim dapat dilihat pada Lampiran 5.

Pengujian reliabilitas alat ukur diuji dengan menggunakan analisis Cronbach’s Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 (Ghozali, 2002). Analisis data untuk mengetahui koefisien validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17. Hasil reliabilitas pemberdayaan tim, kepuasan kerja, dan komitmen tim dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai Reliabilitas Pemberdayaan Tim, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Tim

Variabel (Crobanch alpha Realibilitas >0.6)

Keterangan

Pemberdayaan Tim 0.963 Realibilitas Baik

1. Respect and trust 0.636 Realibilitas Baik 2. Recognition 0.730 Realibilitas Baik

3. Team communication 0.753 Realibilitas Baik 4. Information 0.798 Realibilitas Baik

5. Decision making and problem solving

0.802 Realibilitas Baik

6. Resources 0.661 Realibilitas Baik

7. Initiative and creativity 0.780 Realibilitas Baik

8. Goal clarity 0.744 Realibilitas Baik

9. Teamwork 0.770 Realibilitas Baik

10.Organizational systems and structure

0.768 Realibilitas Baik

Kepuasan Kerja 0.945 Realibilitas Baik

Komitmen Tim 0.901 Realibilitas Baik

 

1. Pemberdayaan Tim

Dari 50 pernyataan yang digunakan untuk mengukur pemberdayaan tim secara keseluruhan atau masing-masing lima pernyataan untuk setiap dimensi pemberdayaan (terdapat sepuluh dimensi atau sub variabel), nilai Pearson correlation seluruh pernyataan tersebut adalah positif dan berkisar antara 0.442 dan 0.851. Nilai tersebut diatas nilai r-tabel yaitu 0.190, selain itu probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] ≤ taraf signifikan (α = 0.05) dengan probabilitas

(3)

korelasi pemberdayaan tim bernilai 0.000. Jadi dapat disimpulkan seluruh pernyataan tersebut valid.

Nilai Cronbach’s Alpha untuk mengukur reliabilitas kuesioner pemberdayaan tim yang digunakan, hasilnya secara kesulurahan kuesioner ini reliabel dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.963. Tabel 5 menunjukkan bahwa setiap dimensi dalam pemberdayaan tim memiliki nilai Cronbach’s Alpha berkisar antara 0.636 dan 0.802. Hal ini berarti nilai Cronbach’s Alpha tersebut di atas standar 0.6, sehingga kuesioner tersebut reliabilitas tinggi dan dapat dipercaya untuk mengukur variabel pemberdayaan tim.

2. Kepuasan Kerja

Dari empat pernyataan yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja, nilai Pearson correlation seluruh pernyataan tersebut positif dan berkisar antara 0.888 dan 0.936. Nilai tersebut diatas nilai r-tabel yaitu 0.190, selain itu probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] (seluruhnya bernilai 0.000) ≤ taraf signifikan (α = 0.05). Jadi dapat disimpulkan seluruh pernyataan kepuasan kerja tersebut valid.

Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk mengukur reliabilitas kuesioner kepuasan kerja hasilnya reliabel dengan nilai 0.945 (di atas 0.6), sehingga kuesioner tersebut memiliki reliabilitas tinggi dan dapat dipercaya untuk mengukur variabel kepuasan kerja.

3. Komitmen Tim

Dari delapan pernyataan yang digunakan untuk mengukur komitmen tim, nilai Pearson correlation seluruh pernyataan tersebut positif dan berkisar antara 0.696 dan 0.869. Nilai tersebut diatas nilai r-tabel yaitu 0.190, selain itu probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] (seluruhnya bernilai 0.000) ≤ taraf signifikan (α = 0.05). Jadi dapat disimpulkan seluruh pernyataan kepuasan kerja tersebut valid.

Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk mengukur reliabilitas kuesioner komitmen tim hasilnya reliabel dengan nilai 0.901 (di atas 0.6), sehingga kuesioner tersebut memiliki reliabilitas tinggi dan dapat dipercaya untuk mengukur variabel komitmen tim.

(4)

B. UJI PERSYARATAN STATISTIK PARAMETRIK

Penelitian ini menggunakan statistik parametrik dalam analisis datanya, sehingga diperlukan uji normalitas dan uji homoginitas sebagai persyaratan penggunaan statistik parametrik. Dari hasil kedua uji persyaratan yang telah dilakukan, terlihat persyaratan untuk menggunakan statistik parametrik terpenuhi, dengan kata lain data berdistribusi normal dan bervarian homogin, sehingga statistik parametrik dapat digunakan dalam penelitian ini. Berikut penjelasan kedua uji persyaratan tersebut.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data terdistribusi dengan normal atau tidak. Alat yang digunakan untuk menguji normalitas data populasi sangat banyak, sehingga bebas untuk menggunakan salah satu cara sesuai dengan keinginan peneliti (Sudarmanto, 2005).

Cara yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode Skewness. Kriterianya pengujian adalah jika rasio skewness dengan standard error of skewness antara -2 sampai 2, maka data terdistribusi normal (Priyatno, 2009). Pengujian normalitas dilakukan pada dua model, model pertama antara pemberdayaan tim terhadap kepuasan kerja dan model kedua antara pemberdayaan tim terhadap komitmen tim. Berikut Tabel 6 dan output SPSS dapat dilihat pada Lampiran 6.

Tabel 6. Uji Normalitas Skewness

Rasio Kriteria Keterangan Statistic Std. Error

Model 1 -0.270 0.235 -1.149 -2 < Rasio < 2 Normal Model 2 0.165 0.235 0.702 -2 < Rasio < 2 Normal

2. Uji Homoginitas

Uji homoginitas dimaksudkan untuk mengetahui data diperoleh dari populasi yang bervarians homogin atau tidak. Cara yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan uji Levene. Kriterianya yaitu jika nilai significancy (p value) > dari tingkat alpha (5%), maka dapat dinyatakan data berasal dari populasi yang bervarian homogin (Sudarmanto, 2005).

(5)

Pengujian homoginitas dilakukan pada sepuluh dimensi pada variabel bebas penelitian ini (pemberdayaan tim) dengan satu contoh variabel demografis yang dijadikan variabel jenis (level pekerjaan). Nilai significancy yang dihasilkan pada variabel level pekerjaan berkisar antara 0.322 sampai 0.979, berarti variabel demografis tersebut memiliki nilai significancy tersebut di atas tingkat alpha 0.05 dan dapat disimpulkan data bervarian homogin. Output uji homoginitas dari SPSS dapat dilihat pada Lampiran 7.

C. ANALISIS DESKRIPTIF

Analisis deskriptif yang dilakukan mengkaji mengenai deskripsi responden dan deskripsi variabel. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya responden penelitian ini adalah enam tim dengan response rate sebesar 95%. Dari seluruh responden yang berjumlah 106 responden berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan pekerjaan pada enam tim yang dijadikan responden lebih membutuhkan tenaga laki-laki dibandingkan perempuan, secara umum PT. X sendiri lebih banyak memperkerjakan laki-laki pada manufacturing (bagian produksi) dibandingkan jenis kelamin perempuan, kecuali pada bagian produksi pasta.

1. Deskripsi Responden

Distribusi responden dapat menggambarkan penyebaran responden berdasarkan faktor demografinya. Deskripsi responden berdasarkan tim yang dipilih menjadi subjek penelitian, didapatkan hasil bahwa hampir seluruh anggota masing-masing tim menjadi responden. Tim MRG memiliki persentase responden yang terbesar dibanding tim lainnya dengan 27.36% dan terendah adalah tim PH yaitu 5.66%. Perbedaan banyaknya jumlah responden ini dikarenakan anggota dari masing-masing tim berbeda, disesuaikan dengan kebutuhan karyawan pada pekerjaan tim tersebut. Keenam tim yang dipilih menjadi subjek penelitian ini dikarenakan keenam tim ini mewakili karakteristik sub departemen di masing-masing departemennya, sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran karakteristik karyawan pada sub departemen tertentu pada khususnya dan departemen serta perusahaan pada

(6)

umu lihat tujuh bera (ope berju Perb diba sehi bera resp umnya. Unt t pada Gamb Deskripsi h orang (6. ada pada lev erator). Jum umlah enam bedaan ini t agi berdasar ngga total ada pada su ponden berd Gam tuk lebih je mbar 6. Gambar 6 i responden 60%) berad vel dua (for mlah respo m, sesuai de erjadi dikar rkan shift k kepala sek ub departem dasarkan lev mbar 7. Dist 11.3 R 12 elasnya pers 6. Distribus n berdasark da pada lev eman) dan onden yan engan tim ya renakan pad kerja, selain ksi yang m men WS dan vel pekerjaan tribusi Resp 32% 25.47% 5.6 Karakter Berda RM MRG 2.26% 6 Karakt Berdasark Level 1 sentase resp si Responde kan level pe el tiga (kep 86 orang (8 g berada ang dijadika da tim PS m n itu kepala enjadi resp n tiga dari n dapat dilih ponden Berd 10.38% 27. 19.81% 66% ristik Respo asarkan Tim FF ES 81.1 6.60% eristik Resp kan Level P Level 2 ponden ber en Berdasark ekerjaan m pala seksi), 81.13%) ber pada leve an responde memiliki tig a seksi pada ponden emp seksi PS. P hat pada Ga dasarkan Le .36% nden m PS PH 13% ponden ekerjaan Level 3 rdasarkan ti kan Tim menunjukkan 13 orang ( rada pada le el tiga seh en adalah en a kepala sek a tim PH tid pat dari sek Persentase d ambar 7. evel Pekerja im dapat n bahwa 12.26%) evel satu harusnya nam tim. ksi yang dak ada, ksi yang distribusi aan

(7)

tahu seba resp men seba kete dapa 89.6 dan tena yang mem yang pend Distribusi un sebanyak anyak 25.4 ponden terb ngindikasika agian lagi erbatasan ke at dilihat pa Gamb Pendidika 69%, hal in pekerjaan y aga. Adanya g ditangani mbutuhkan g menjadi didikan dap i responden k 13.21%, 7%, dan l banyak bek an responde responden emampuan. ada Gambar bar 8. Distri an respond ni dikarenak yang ada le a lulusan se merupakan pendidikan i syaratnya pat dilihat pa n berdasarka 5 – 10 ta ebih dari kerja pada en tersebut tersebut su Persentase r 8. ibusi Respo den terbany kan level op ebih bersifat ekolah dasa n pekerjaan n terlalu tin a. Persent ada Gambar 25.47% 10.38 Karakt Berdasarka < 5 an masa ke ahun seban 15 tahun s a tim selam t loyal atau usah berpin responden onden Berda yak adalah perator bias t teknis yan ar (SD) atau n kasar sep nggi, tapi tase distrib r 9. 13.21 8% eristik Resp an Masa Ke 5-10 11-15 rja di tim y nyak 50.94% sebanyak 1 ma 5 – u nyaman b ndah ke tim berdasarkan asarkan Mas lulusan S sanya diisi ng membutu u SMP dik erti mengel kemampuan busi respo % 50.94% ponden erja di Tim 5 >15 yaitu di baw %, 11 – 1 10.38%. Pe 10 tahun, bekerja dal m lain diak n masa kerj sa Kerja di SMA yaitu oleh lulusa uhkan lebih arenakan p las besi yan n dan pen onden berd wah lima 5 tahun ersentase hal ini lam tim, kibatkan ja di tim Tim u sekitar an SMA h banyak ekerjaan ng tidak galaman dasarkan

(8)

deng 2.83 peru sese men berf berd 2. Desk terha kerja dan deng G Usia para gan persent 3%, tidak a usahaan tid eorang dapa ngetahui ke fikir serta dasarkan usi kripsi Vari Deskripsi adap variab a, dan kom analisis va gan menggu Gambar 9. D a responden tase 48.11% ada karyaw dak mempe at dilihat d emampuan mengamb ia dapat dili Gambar 1 abel i variabel bel yang diu mitmen tim) ariabel demo unakan One Distribusi Re n paling be % dan pali wan yang u rkerjakan k dari usia ya pengetahu bil keputu ihat pada Ga 0. Distribus digunakan ukur dalam ). Deskripsi ografi untuk e way Analy 89.6 1.03% Karakt Berdasa SD 48.11 7.5 Karakt Berd 17-25 esponden B esar terdist ing sedikit usianya di b karyawan d ang merup uan, tanggu usan. Pers ambar 10. si Responde n untuk m m penelitian i variabel i k melihat p ysis of Varia 4.12%5 69% % eristik Resp arkan Pend SMP SMA 2.83% 1% 55% eristik Resp dasarkan U 26-35 36-erdasarkan tribusi pada pada usia bawah 17 di usia sek akan salah ung jawab entase dis en Berdasar memberikan (pemberday ni meliputi perbedaan n ance (ANOV .15% ponden idikan A PT 41.51% ponden Usia -45 >45 Pendidikan a usia 36-4 17-25 tahu tahun, dika kolah. Ked satu fakto dalam be stribusi re rkan Usia gambaran yaan tim, k i statistik d nyata antar VA). % n 45 tahun un yaitu arenakan dewasaan or untuk ertindak, esponden n umum kepuasan deskriptif variabel

(9)

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif yang digunakan meliputi nilai rata-rata dari masing-masing variabel, dikarenakan data interval dapat menggunakan nilai rata-rata untuk analisis datanya dan memiliki arti. Deskripsi statistik secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Deskripsi Statistik Variabel Secara Keseluruhan

Variabel Rata-Rata Tingkatan

Pemberdayaan Tim 3.461 Tinggi

1. Respect and trust 3.385 Netral

2. Recognition 3.474 Tinggi

3. Team communication 3.473 Tinggi

4. Information 3.424 Tinggi

5. Decision making and problem solving 3.539 Tinggi

6. Resources 3.456 Tinggi

7. Initiative and creativity 3.406 Tinggi

8. Goal clarity 3.470 Tinggi

9. Teamwork 3.627* Tinggi

10.Organizational systems and structure 3.364 Tinggi

Kepuasan Kerja 3.545 Puas

Komitmen Tim 3.466 Tinggi

Keterangan : (*) nilai rata-rata tertinggi

Interval data pada penelitian ini dari satu sampai lima, angka satu menyatakan sangat rendah, sedangkan angka lima menyatakan sangat tinggi. Nilai rata-rata yang dihasilkan semua variabel akan berada pada interval tersebut, kemudian nilai rata dimasukkan dalam rentang rata-rata untuk memperoleh tingkatannya sehingga dapat digambarkan dengan jelas. Tingkatan ketiga variabel tersebut digambarkan dengan menggunakan rumus rentang skala (1-5) dan dihasilkan rentang skalanya adalah 0.8, lebih lengkapnya posisi rata-rata penilaian responden seperti Tabel 8.

Tabel 8. Rentang Skala Posisi Rata-Rata Penilaian Responden Terhadap Tingkatannya

Rata-Rata Tingkatan 1.00 - 1.80 Sangat Rendah (Sangat Tidak Puas) 1.81 - 2.60 Rendah (Tidak Puas)

2.61 - 3.40 Netral 3.41 - 4.20 Tinggi (Puas)

(10)

1) Pemberdayaan Tim

Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat pemberdayaan tim secara keseluruhan responden adalah tinggi dilihat posisi nilai rata-ratanya pada rentang skala yang ditetapkan dengan nilai rata-rata yaitu 3.46. Selain itu, terlihat pula nilai 3.46 dapat dikatakan mendekati angka empat yang menunjukkan tingkat pemberdayaan tim relatif tinggi secara keseluruhan. Hasil ini didukung dari hasil wawancara karyawan yang menyatakan bahwa pemberdayaan tim telah berjalan, sebagai contoh tim bebas untuk berinovasi, mengambil keputusan tim yang bermanfaat, dan kesediaan sumber daya yang dibutuhkan dalam tim oleh pihak perusahaan.

Deskripsi pemberdayaan tim dapat dibagi menjadi sepuluh sub variabel yaitu respect and trust (RnT), recognition (Rec), team communications (TC), information (Info), decision making and problem solving (DMPS), resources (Res), initiative and creativity (IC), goal clarity (GC), teamwork (TW), dan organizational systems and structure (OC), dengan membandingkan setiap sub variabel tersebut, dapat terlihat sub variabel mana yang nilainya terendah dibandingkan nilai sub variabel secara keseluruhan. Nilai rata-rata sub variabel pemberdayaan tim secara keseluruhan, berkisar antara 3.385-3.627 dengan kata lain bahwa nilai rata-rata tersebut berada pada tingkatan tinggi, terkecuali sub variabel respect and trust berada pada tingkatan netral. Nilai rata-rata sub variabel respect and trust walaupun netral lebih cenderung nilainya mendekati tingkatan tinggi.

Sub variabel yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah teamwork (kerjasama tim). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan bahwa teamwork merupakan budaya pekerjaan di PT. X. Pihak PT. X mengganggap pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama, akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan sendiri. Decision making and problem solving memiliki nilai tertinggi kedua, hal ini berarti setiap anggota tim telah ikut serta membuat keputusan dan memecahkan masalah yang terjadi dalam

(11)

timnya. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yang menyatakan setiap anggota tim turut andil dalam keputusan yang diambil dalam tim, dengan syarat keputusan tersebut sesuai dengan pekerjaannya. Tidak semua keputusan dapat diambil langsung oleh tim, khususnya untuk kasus-kasus yang menyangkut dengan tim lainnya atau perusahaan, sehingga harus melalui diskusi terlebih dahulu dengan pemegang kekuasan yang lebih tinggi di atas tim tersebut.

Sub variabel dengan nilai rata-rata terendah adalah respect and trust, sebenarnya kepercayaan dan saling menghormati telah dilakukan pada setiap tim di PT. X. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara bahwa setiap angota tim saling mempercayai dan hormat antar sesama anggota dalam satu tim ataupun ke tim lainnya rasa percaya dan hormat selalu dijunjung tinggi. Walaupun tidak dapat dipungkiri beberapa anggota tim merasa kurang dihormati oleh pimpinanya, karena status jabatannya lebih rendah.

2) Kepuasan Kerja

Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja tim secara keseluruhan responden adalah puas dilihat posisi nilai rata-ratanya pada rentang skala yang ditetapkan dengan nilai rata-rata yaitu 3.545. Selain itu, terlihat pula nilai 3.545 dapat dikatakan mendekati angka empat yang menunjukkan tingkat kepuasan kerja tinggi secara keseluruhan.

Hasil wawancara menyatakan bahwa anggota tim merasa puas bekerja dalam timnya, dikarenakan budaya kerja tim yang saling membantu tersebut membuat karyawan lebih nyaman dengan pekerjaannya. Selain itu, sistem promosi yang jelas berdasarkan prestasi kerja karyawan baik di tim maupun individu. Bertolak belakang dengan sebagian karyawan lainnya yang merasa ketidakpuasan terhadap gaji yang diterima, dikarenakan tidak mencukupi kebutuhannya, walaupun sebenarnya karyawan tersebut mengakui bahwa gaji yang diterima telah sesuai dengan pekerjaannya.

(12)

3) Komitmen Tim

Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat komitmen tim secara keseluruhan responden adalah tinggi dilihat posisi nilai rata-ratanya pada rentang skala yang ditetapkan dengan nilai rata-rata yaitu 3.466. Selain itu, terlihat pula nilai 3.466 dapat dikatakan mendekati angka empat yang menunjukkan tingkat komitmen tim tinggi secara keseluruhan.

Hasil ini didukung oleh hasil wawancara sebagian karyawan yang menyatakan komitmen terhadap timnya tinggi dikarenakan nyaman berada di dalam tim, sebagaian karyawan lainnya ingin pindah ke tim lainnya dikarenakan mencari pengalaman kerja dan ingin mengembangkan diri di tim lain.

b. Analisis Variabel Demografi

Analisis Variabel demografi menggunakan One way Analysis of Variance (ANOVA) atau analisis varian satu jalur digunakan untuk mengetahui pengaruh utama dan pengaruh interaksi dari variabel independen kategorikal (sering disebut faktor) terhadap variabel dependen metrik dengan menggunakan nilai rata-rata setiap variabel, sehingga terlihat perbedaan nyata rata-rata antara dua atau lebih kelompok data yang independen. Pada penelitian ini faktornya adalah variabel demografis dan variabel dependen metriknya adalah pemberdayaan tim, kepuasan kerja dan komitmen tim. Hasil analisis variabel demografi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Analisis Variabel Demografi

Karakteristik Responden Pemberdayaan Tim Kepuasan Kerja Komitmen Tim

F Sig. F Sig. F Sig. Level Pekerjaan 0.387 0.680 5.191 0.007* 1.035 0.359 Masa Kerja Di Tim 4.405 0.006* 2.122 0.102 2.189 0.094 Pendidikan 0.354 0.786 0.006 0.999 0.116 0.951 Usia 0.484 0.694 1.637 0.186 1.428 0.239

Angka yang diberi tanda merah pada Tabel 9 menunjukkan nilai signifikan hitung lebih besar dari nilai signifikan yang ditentukan (0.05),

(13)

sehingga tidak ada perbedaan rata-rata antara variabel dependen metrik dan variabel demografis. Sebaliknya adanya tanda bintang (*) pada angka menyatakan adanya perbedaan rata-rata antar variabel (nilai signifikan < 0.05).

1) Analisis Variabel Demografi Berdasarkan Level Pekerjaan

Level pekerjaan yang menjadi responden terbagi menjadi level satu sama dengan operator, level dua sama dengan forman, dan level tiga sama dengan kepala seksi. Penjabaran tingkatan mengenai persepsi karyawan menilai pemberdayaan tim, kepuasan kerja dan komitmen tim untuk setiap level pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini. Tabel 10. Deskripsi Statistik Setiap Level Pekerjaan

Level Pemberdayaan Tim Kepuasan Kerja Komitmen Tim Rata-Rata Tingkatan Rata-Rata Tingkatan Rata-Rata Tingkatan

1 3.443 Tinggi 3.432 Puas 3.467 Tinggi 2 3.501 Tinggi 4.229 Sangat

Puas

3.301 Netral 3 3.610 Tinggi 3.657 Puas 3.763 Tinggi

Pada Tabel 10 terlihat bahwa tingkat pemberdayaan tim setiap level pekerjaan secara keseluruhan berada pada tingkatan tinggi, dengan nilai rata-rata tertinggi terdapat pada kepala seksi. Hal ini didukung dari hasil wawancara yang menyatakan bahwa pemberdayaan tim pada kepala seksi telah dilaksanakan dengan baik, dikarenakan kepala seksi di PT. X yang bertanggung jawab memberdayakan timnya. Kepala seksi atau dapat dikatakan sebagai ketua tim tersebut merupakan salah satu kunci keberhasilan pemberdayaan tim, hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang menemukan hubungan antara sikap dari ketua tim terhadap tingkat pemberdayaan tim oleh Kirkman dan Rosen (1999). Nilai rata-rata kepuasan kerja setiap level, terlihat bahwa level dua memiliki tingkatan sangat puas terhadap timnya, sedangkan dua level lainnya tingkatannya puas. Hal ini mengindikasikan bahwa para foreman di PT. X sangat puas berada di timnya masing-masing, karena foreman tersebut memiliki operator untuk membantu pekerjaannya dan kepala

(14)

seksi sebagai tempat bertanya serta penanggung jawabnya. Tingkatan komitmen tim pada level foreman adalah netral, berbeda dengan tingkatan yang tinggi untuk dua level lainnya. Hal ini berbeda dengan hasil wawancara yang menyatakan bahwa level foreman tetap menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap timnya.

Berdasarkan hasi analisis variabel demografi (Tabel 9), variabel level pekerjaan tidak signifikan terhadap variabel pemberdayaan tim, maka dapat disimpulkan bahwa level pekerjaan tidak memberikan perbedaan rata-rata yang signifikan terhadap tingkat pemberdayaan tim. Hal ini diakibatkan dalam proses pemberdayaan tim tidak dikenal adanya level pekerjaan, semua anggota tim memiliki kapasitas yang sama dalam timnya, seperti peranananya dalam penyelesaian masalah atau mencari inovasi. Selain itu, dalam pemberdayaan tim pemilik level jabatan yang tertinggi bukan merupakan ujung tombak dari tim tersebut, namun keseluruhan anggota tim yang dijadikan ujung tombaknya.

Tabel 9 menunjukkan hasil berbeda, yaitu terlihat bahwa variabel level pekerjaan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja pada taraf kepercayaan 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa level pekerjaan memberikan perbedaan rata-rata yang signifikan terhadap tingkat kepuasan kerja. Perbedaan ini dikarenakan setiap level pekerjaan memiliki pekerjaan masing-masing dalam tim, oleh karena itu setiap anggota tim memiliki potensi yang berbeda dalam hal kepuasan kerja. Pada Widyastuti (2008) ditemukan bahwa kepuasan kerja karyawan pada level rendah seperti operator dan foreman lebih berdasarkan penghargaan ekstrinsik seperti penggajian, kondisi kerja, status dan hubungan sesama karyawan. Berbeda dengan level kepala seksi (kepala tim) yang tingkat kepuasannya lebih dipengaruhi dengan penghargaan intrinsik, seperti promosi dan pekerjaan itu sendiri. Pada penelitian ini ditemukan hal yang sama bahwa kepuasan kerja pada tim berdasarkan orientasi kepuasan kerja pada setiap levelnya. Variabel level pekerjaan tidak signifikan terhadap variabel komitmen tim pada taraf kepercayaan 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa level pekerjaan tidak memberikan perbedaan

(15)

rata-rata yang signifikan terhadap tingkat komitmen tim. Komitmen tim tidak dipengaruhi oleh level jabatan, dikarenakan komitmen tim itu bergantung dari kondisi masing-masing individu bukan level jabatan yang dimiliki.

Hasil Tukey Test berdasarkan level pekerjaan menunjukkan tidak terlihat besarnya rata-rata perbedaan pemberdayaan tim dan komitmen tim dikarenakan tidak ada yang berbeda secara signifikan. Berbeda dengan variabel kepuasan kerja yang hasilnya menunjukkan rata-rata perbedaan kepuasan kerja berdasarkan level pekerjaan yang signifikan antara level pekerjaan dua dengan level pekerjaan satu sebesar 0.797. Hal ini dikarenakan beban kerja yang dihadapi hampir sama atau tidak terlalu berbeda jauh tanggung jawabnya, sehingga dari segi pekerjaan tidak terlalu berbeda. Perbedaan kepuasan kerja terlihat dari sisi status bahwa level dua tetap lebih berstatus dibandingkan dengan level satu, sehingga kepuasan kerja pada level dua akan lebih tinggi dibandingkan pada level satu. Lebih lengkapnya hasil Tukey Test berdasarkan level pekerjaan dapat dilihat pada Lampiran 8.

Karakteristik level pekerjaan tersebut dapat dilihat lebih jelas dengan melihat hasil homogeneous subset masing-masing pada Lampiran 8. Pada hasil homogeneous subset pemberdayaan dengan level pekerjaan terlihat rata-rata dari semua level tidak menunjukkan perbedaan yang berarti, sehingga semua level masuk ke dalam subset satu, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh level pekerjaan memiliki kesamaan dalam pemberdayaan tim, jadi di level mana pun karyawan berada penilaian mengenai pemberdayaan tim tidak berbeda.

Hasil homogeneous menunjukkan bahwa kepuasan kerja berdasarkan level pekerjaan terbagi menjadi dua karakteristik (subset). Level tiga masuk ke dalam dua subset yaitu di subset satu bersama level satu dan subset dua bersama level dua. Hal ini didukung dari hasil wawancara yang menyatakan bahwa kepemilikan anak buah, baik level tiga dan level dua membuat kepuasan kerja dari segi status meningkat, sehingga level tiga dan level dua memiliki karakter yang sama. Namun segi kepuasan atas pekerjaan terlihat bahwa level satu dan level tiga

(16)

memiliki kesamaan, dikarenakan beban pekerjaan yang diberikan terasa sama besarnya. Hasil homogeneous menunjukkan bahwa komitmen tim berdasarkan level pekerjaan terbagi menjadi satu karakteristik (subset) yang sama, sehingga tidak adanya perbedaan komitmen tim berdasarkan level pekerjaan.

2) Analisis Variabel Demografi Berdasarkan Masa Kerja di Tim

Masa kerja di tim terbagi menjadi empat yaitu < 5 tahun, 5-10 tahun, 11-15 tahun, dan lebih besar sama dengan 16 tahun. Penjabaran tingkatan pemberdayaan tim, kepuasan kerja dan komitmen tim untuk setiap masa kerja di tim dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11. Deskripsi Statistik Masa Kerja di Tim

Masa Kerja di Tim Pemberdayaan Tim Kepuasan Kerja Komitmen Tim Rata-Rata Tingkat an Rata-Rata Tingkat an Rata-Rata Tingkat an <5 tahun 3.039 Netral 3.180 Netral 3.059 Netral 5-10 tahun 3.482 Tinggi 3.477 Puas 3.575 Tinggi 11-15 tahun 3.582 Tinggi 3.702 Puas 3.474 Tinggi ≥ 16 tahun 3.600 Tinggi 3.958 Puas 3.430 Tinggi

Pada Tabel 11 menunjukkan tingkat pemberdayaan tim berdasarkan masa kerja di tim adalah masa kerja kurang dari lima tahun menunjukkan tingkatan netral, sedangkan masa kerja lainnya tingkatan pemberdayaan timnya adalah tinggi. Hal ini disebabkan masa kerja dalam tim yang masih relatif baru (kurang dari 5 tahun) akan membuat anggota tim belum bisa beradaptasi dengan budaya kerja tim yang membuat tim diberdayakan, yang terjadi pemberdayaan tim akan membuat seseorang lebih stres karena tuntutan untuk melakukan segala sesuatu dengan inisiatif tim itu sendiri, padahal budaya kerja tim belum terbangun di dalam dirinya.

Tingkatan kepuasan kerja dan komitmen tim yang berada pada tingkatan netral yaitu pada masa kerja kurang dari lima tahun, masa kerja lainnya menunjukkan tingkat kepuasan kerja dan komitmen tim yang tinggi. Hasil wawancara menunjukkan bahwa karyawan yang masa kerja kurang dari lima tahun belum dapat beradaptasi sepenuhnya, sehingga

(17)

kepuasan kerjanya masih cenderung netral dan keinginan untuk tetap tinggal di tim (komitmen timnya) cenderung berubah dengan semakin lama masa kerja di tim.

Berdasarkan hasil analisis variabel demografi (Tabel 9), variabel masa kerja di tim signifikan terhadap variabel pemberdayaan tim, maka dapat disimpulkan bahwa masa kerja di tim memberikan perbedaan rata-rata yang signifikan terhadap tingkat pemberdayaan tim. Rata-rata-rata masa kerja anggota dalam tim responden yaitu 5-10 tahun, dengan masa kerja yang relatif lama ini, pemberdayaan tim dapat dilakukan dengan lebih mudah dibandingkan masa kerja di tim di bawah 5 tahun.

Swenson (1997) menyatakan bahwa kesuksesan tim atau kegagalannya terlihat dari masa kerja anggota di tim dan derajat dari pelatihan tim. Prestasi tim akan rendah diantara jangka waktu bekerja bersama kurang dari satu tahun atau lebih dari empat tahun, sehingga disarankan melakukan pelatihan tim pada waktu-waktu tersebut, hasil pelatihan tim tersebut sama baiknya dengan mengambil anggota baru. Pelatihan tim merupakan salah satu cara pemberdayaan tim, agar semua anggota tim memiliki kemampuan yang relatif sama. Di PT. X sendiri pelatihan atau training ini diberikan kepada seluruh anggota tim, jika ada perubahan tertentu yang berkaitan dengan pekerjaan. Pihak manajemen sendiri pun menugasakan setiap tim minimal satu kali dalam sebulan melakukan training internal untuk anggotanya.

Hasil ini berbeda dengan variabel kepuasan kerja dan komitmen tim yang tidak signifikan pada taraf kepercayaan 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa masa kerja di tim tidak memberikan perbedaan rata-rata yang signifikan terhadap tingkat kepuasan kerja serta tingkat komitmen tim. Hal ini diakibatkan dalam kepuasan kerja tidak dipengaruhi durasi seseorang dalam suatu tim, namun kepuasan kerja dipengaruhi oleh apa saja yang telah diterima dari tim tesebut. Seharusnya masa kerja yang lama di tim merupakan indikator bahwa anggota tim tersebut memiliki komitmen yang tinggi. Berbeda dengan pengolahan data responden yang menyatakan tidak ada perbedaan antara

(18)

masa kerja di tim dengan komitmen tim. Hal ini akibat lama anggota berada di tim tersebut bukan karena berkomitmen tinggi, tapi dikarenakan tidak memiliki keahlian (kemampuan) untuk dijadikan modal berpindah ke tim lain. Lain halnya bagi anggota tim yang berkomitmen tinggi dibuktikan dengan masa kerja di tim yang lama, menurut hasil wawancara kesempatan anggota tim untuk saling berpindah tim di departemen yang sama untuk menambahan keahlian anggota tim terbuka lebar, namun hal tersebut tidak akan mempengaruhi komitmen tim dari anggota yang telah loyal dengan timnya.

Hasil Tukey Test berdasarkan masa kerja di tim menunjukkan bahwa rata-rata perbedaan pemberdayaan tim secara statistik signifikan yaitu antara masa kerja di tim selama 5-10 tahun dengan masa kerja di tim < 5 tahun, perbedaannya sebesar 0.434. Selain itu, masa kerja di tim selama 11-15 tahun dengan masa kerja di tim < 5 tahun, perbedaannya sebesar 0.542. Terakhir, masa kerja di tim selama ≥ 16 tahun dengan masa kerja di tim < 5 tahun, perbedaannya sebesar 0.561. Perbedaan terjadi pada pemberdayaan tim dengan masa kerja anggota tim yang kurang dari lima tahun dibandingkan dengan masa kerja lainnya. Selain itu, hasil Tukey Test menunjukkan bahwa tidak terlihat besarnya rata-rata perbedaan kepuasan kerja dan komitmen tim dikarenakan tidak ada yang berbeda secara signifikan. Lebih lengkapnya hasil Tukey Test berdasarkan masa kerja di tim dapat dilihat pada Lampiran 9.

Karakteristik masa kerja di tim tersebut dapat dilihat lebih jelas dengan melihat hasil homogeneous subset masing-masing pada Lampiran 9. Pada hasil homogeneous subset rata-rata pemberdayaan tim dengan masa kerja di tim terlihat dengan jelas bahwa rata-rata masa kerja < 5 tahun memiliki karakter tersendiri dengan berada di subset satu, sedangkan masa kerja lainnya berada pada subset dua. Jadi dapat disimpulkan bahwa masa kerja tim < 5 Tahun memiliki karakteristik pemberdayaan tim yang berbeda dengan masa kerja yang lain.

Pada hasil homogeneous subset rata-rata kepuasan kerja terdiri dari dua karakteristik, walaupun hal tersebut tidak terlalu signifikan

(19)

perbedaannya. Pada masa kerja di tim <5 tahun hanya berbeda karakteristik dengan masa kerja >16 tahun. Perbedaan ini dikarenakan semakin lama bekerja apalagi pada masa kerja >16 tahun, karyawan yang sebenarnya merasa tidak puas bekerja pada tim akan mendapatkan penghargaan dari timnya atas masa kerja yang lama, sehingga memunculkan kepuasan kerja tim akibat masa kerja. Karakteristik ini yang belum didapatkan dari anggota yang masa kerjanya <5 tahun.

Pada hasil homogeneous subset rata-rata komitmen tim dengan masa kerja di tim terlihat dengan jelas tidak adanya perbedaan karakteristik yang berarti, sehingga semua masa kerja di tim masuk ke dalam subset satu, sehingga dapat disimpulkan bahwa seberapa lama masa kerja di tim memiliki kesamaan dalam komitmen tim.

3) Analisis Variabel Demografi Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan pada PT. X dapat dibagi menjadi empat kategori yaitu SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Pada penelitian ini, jumlah tingkat pendidikan SMA yang paling banyak, dikarenakan asumsinya karyawan yang berada pada SMA telah memiliki keahlian dan ketrampilan yang cukup untuk bekerja pada level operator. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa karyawan yang berpendidikan lebih rendah dapat jabatan lebih tinggi, dikarenakan pada PT. X melihat pula pengalaman dari karyawan tersebut, semakin berpengalaman karyawan tersebut akan semakin tinggi keahliannya dari pembelajaran pengalaman. Penjabaran tingkatan pemberdayaan tim, kepuasan kerja dan komitmen tim untuk setiap tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini.

Tabel 12. Deskripsi Statistik Tingkat Pendidikan

Pendidik-an Pemberdayaan Tim Kepuasan Kerja Komitmen Tim Rata-Rata Tingkatan Rata-Rata Tingkatan Rata-Rata Tingkatan

SD 3.603 Tinggi 3.510 Puas 3.533 Tinggi SMP 3.592 Tinggi 3.510 Puas 3.616 Tinggi SMA 3.460 Tinggi 3.547 Puas 3.450 Tinggi PT 3.354 Netral 3.561 Puas 3.505 Tinggi

(20)

Pada Tabel 12 terlihat bahwa tingkat pemberdayaan tim berdasarkan tingkat pendidikan yang berada pada tingkatan netral adalah perguruan tinggi, sedangkan tingkat pendidikan lainnya berada pada tingkatan tinggi terutama untuk tingkat SD. Hal ini dikarenakan, dengan adanya pemberdayaan tim tingkat pendidikan terendah akan terbantu dalam menganalisis suatu masalah dalam tim bekerjasama dengan tingkat pendidikan lebih tinggi. Hal ini berkebalikan dengan pendidikan perguruan tinggi yang merasa lebih dimanfaatkan dengan adanya pemberdayaan tim dan tidak dapat menonjol dibandingkan tingkat pendidikan lainnya. Tingkatan kepuasan kerja dan komitmen tim pada seluruh tingkat pendidikan adalah tinggi atau puas, hasil wawancara menunjukkan bahwa karyawan pada level pendidikan apapun memiliki kepuasan kerja dan komitmen tim yang tinggi.

Berdasarkan hasil analisis variabel demografi (Tabel 9), variabel tingkat pendidikan tidak signifikan terhadap variabel pemberdayaan tim, kepuasan kerja, dan komitmen tim, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak memberikan perbedaan rata-rata yang signifikan terhadap tingkat pemberdayaan tim, kepuasan kerja, dan komitmen tim. Variabel pemberdayaan tim tidak memiliki perbedaan diantara tingkat pendidikan, karena tingkat pendidikan yang tinggi dalam suatu pemberdayaan tim tidak akan terlihat, dikarenakan semua anggota tim menjadi satu kesatuan. Salah satu anggota tim yang memiliki tingkat pendidikan tinggi merupakan nilai lebih yang dimiliki tim, tapi bukan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pemberdayaan tim.

Kepuasan kerja tidak memiliki perbedaan antar tingkat pendidikan dikarenakan tingkat pendidikan bukan suatu hal yang membuat seseorang puas dalam bekerja tim. Komitmen tim tidak memiliki perbedaan antar tingkat pendidikan, dikarenakan keinginan untuk tetap tinggal atau memiliki loyalitas dalam tim bukan dikarenakan tingkat pendidikan, artinya seberapa tinggi tingkat pendidikan, komitmen timnya sama saja.

Hasil Tukey Test berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan tidak terlihat besarnya rata-rata perbedaan pemberdayaan tim, kepuasan

(21)

kerja, dan komitmen tim dikarenakan tidak ada yang berbeda secara signifikan. Lebih lengkapnya hasil Tukey Test berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Lampiran 10. Karakteristik tingkat pendidikan tersebut dapat dilihat lebih jelas dengan melihat hasil homogeneous subset masing-masing pada Lampiran 10 untuk melihat alasan tidak terjadinya perbedaan antar variabel dengan tingkat pendidikan.

Pada hasil homogeneous subset rata-rata pemberdayaan tim dengan tingkat pendidikan terlihat tidak adanya perbedaan karakteristik yang berarti, sehingga semua tingkat pendidikan masuk ke dalam subset satu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa seberapa tinggi tingkat pendidikan memiliki kesamaan dalam pemberdayaan tim, adanya sedikit perbedaan tidak terlalu berpengaruh signifikan secara karakteristik terhadap masing-masing tingkat pendidikan, sehingga semuanya masih dalam satu karakteristik.

Hal sama terjadi pada hasil homogeneous subset rata-rata kepuasan kerja dengan tingkat pendidikan, tidak adanya perbedaan karakteristik yang berarti, sehingga semua tingkat pendidikan masuk ke dalam subset satu. Hasil homogeneous subset rata-rata komitmen tim dengan tingkat pendidikan, tidak adanya perbedaan karakteristik yang berarti, sehingga semua tingkat pendidikan masuk ke dalam subset satu. Pendidikan yang lebih tinggi terkadang cenderung kurang loyal terhadap tim yang membuatnya tidak nyaman, dan berpikiran untuk pindah dikarenakan kemampuannya, namun hal tersebut tidak signifikan hasilnya untuk karakteristik komitmen tim pada responden penelitian ini.

4) Analisis Variabel Demografi Berdasarkan Usia

Usia yang bekerja pada PT. X terbanyak pada usia 26 – 35 tahun dan usia 36 – 45 tahun. Hal ini terjadi dikarenakan usia-usia tersebut merupakan usia produktif seseorang dalam bekerja. Penjabaran tingkatan pemberdayaan tim, kepuasan kerja dan komitmen tim berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini.

(22)

Tabel 13. Deskripsi Statistik Usia Usia Pemberdayaan Tim Kepuasan Kerja Komitmen Tim Rata-Rata Tingkatan Rata-Rata Tingkatan Rata-Rata Tingkatan

17-25 tahun 3.250 Netral 2.880 Netral 2.917 Netral 26-35 tahun 3.434 Tinggi 3. 620 Puas 3.563 Tinggi 36-45 tahun 3.474 Tinggi 3. 455 Puas 3.386 Netral > 45 tahun 3.633 Tinggi 4.030 Puas 3.687 Tinggi

Pada Tabel 13 terlihat bahwa tingkat pemberdayaan tim berdasarkan usia yang berada pada tingkatan netral adalah usia 17-25 tahun, sedangkan usia lainnya berada pada tingkatan tinggi terutama untuk usia > 45 Tahun. Hal ini dikarenakan, pemberdayaan tim identik dengan tim bebas mengambil keputusan sehingga dengan usia lebih dari 45 tahun, biasanya seseorang tersebut dianggap lebih berpengalaman dan lebih dewasa dalam mengambil keputusan, sehingga dapat dijadikan tempat bertanya dalam mengambil keputusan. Kebalikannya dengan usia yang masih muda antara 17 sampai 25 tahun, rata-rata karyawan yang berada pada usia ini masih minim pengalaman dan masih membutuhkan bimbingan dalam segala hal termasuk mengambil keputusan.

Tingkatan kepuasan kerja berdasarkan usia yang berada pada tingkatan netral adalah usia 17-25 tahun, sedangkan usia lainnya berada pada tingkatan puas terutama untuk usia > 45 Tahun. Perbedaan ini dikarenakan semakin tua usia seseorang, karyawan yang sebenarnya merasa tidak puas bekerja pada tim akan mendapatkan pengakuan dan penghormatan dari timnya dikarenakan secara etika seseorang yang lebih tua harus dihormati, sehingga memunculkan kepuasan kerja tim akibat usia. Karakteristik ini yang belum didapatkan dari anggota yang usianya 17 - 25 tahun.

Tingkatan komitmen tim berdasarkan usia yang berada pada tingkatan netral adalah usia 17-25 tahun dan 36-45 tahun, sedangkan usia lainnya berada pada tingkatan tinggi. Hal ini dikarenakan pada usia yang lebih muda terkadang cenderung kurang loyal terhadap timnya dan berpikiran untuk pindah dikarenakan ingin mencoba hal baru dengan usia

(23)

yang masih muda. Kebalikan dengan usia > 45 Tahun yang sudah tidak terlalu mempersoalkan keinginan pindah ke tim lain, sehingga lebih loyal terhadap timnya. Tingkat netral untuk komitmen tim pada usia 36-45 sebenarnya nilainya mendekati tingkat komitmen tim yang tinggi.

Berdasarkan hasil analisis variabel demografi (Tabel 9), variabel usia tidak signifikan terhadap variabel pemberdayaan tim, kepuasan kerja, dan komitmen tim, maka dapat disimpulkan bahwa usia tidak memberikan perbedaan rata-rata yang signifikan terhadap tingkat pemberdayaan tim, kepuasan kerja, dan komitmen tim. Variabel pemberdayaan tim tidak dipengaruhi usia dikarenakan dalam mengukur pemberdayaan tim faktor usia bukanlah indikator telah terjadinya pemberdayaan tim. Selain itu, tidak dibedakan pula usia seseorang dalam proses pemberdayaan tim.

Kepuasan kerja tidak dipengaruhi oleh usia seseorang dikarenakan usia bukan suatu hal yang membuat seseorang puas dalam bekerja tim. Pada PT. X, sesorang yang semakin berumur dalam tim bukan indikator seseorang tersebut puas berada di dalam tim. Namun ada beberapa faktor yang membuatnya harus bertahan di dalam tim, misalnya keterbatasan tim lainnya untuk menerima orang tersebut atau anggota tim lainnya yang lebih muda usianya akan tetap merasa hormat terhadap orang tersebut tapi dari segi etika bukan pekerjaan, sehingga merasa lebih berstatus. Komitmen tim tidak dipengaruhi usia seseorang, dikarenakan keinginan untuk tetap tinggal atau memiliki loyalitas dalam tim bukan dikarenakan usia, artinya komitmen timnya sama saja pada usia yang berbeda.

Hasil Tukey Test berdasarkan usia menunjukkan tidak terlihat besarnya rata-rata perbedaan pemberdayaan tim, kepuasan kerja, dan komitmen tim dikarenakan tidak ada yang berbeda secara signifikan. Lebih lengkapnya hasil Tukey Test berdasarkan usia dapat dilihat pada Lampiran 11. Karakteristik usia tersebut dapat dilihat lebih jelas dengan melihat hasil homogeneous subset masing-masing pada Lampiran 11

(24)

untuk melihat alasan tidak terjadinya perbedaan antar variabel dengan usia.

Pada hasil homogeneous subset rata-rata pemberdayaan tim dengan usia terlihat tidak adanya perbedaan karakteristik yang berarti, sehingga semua usia masuk ke dalam subset satu. Kesimpulannya bahwa tingkat usia berapa pun memiliki kesamaan dalam pemberdayaan tim, adanya sedikit perbedaan tidak terlalu berpengaruh signifikan secara karakteristik terhadap masing-masing tingkat pendidikan, sehingga semuanya masih dalam satu karakteristik.

Hasil homogeneous menunjukkan bahwa kepuasan kerja berdasarkan usia terbagi menjadi dua karakteristik (subset), walaupun secara uji lanjut (Tukey Test) tidak signifikannya perbedaan kepuasan kerja antar usia. Hal ini kemungkinan terjadi akibat perbedaan karakteristiknya tidak terlalu berbeda atau perbedaannya sangat tipis, sehingga tidak signifikan perbedaannya pada uji lanjut. Hasil homogeneous subset rata-rata komitmen tim dengan usia, tidak adanya perbedaan karakteristik yang berarti, sehingga semua usia masuk ke dalam subset satu.

c. Analisis Perbedaan antar Tim

Penjabaran tingkatan mengenai persepsi karyawan menilai pemberdayaan tim, kepuasan kerja dan komitmen tim untuk setiap tim dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini.

Tabel 14. Deskripsi Statistik Setiap Tim

Tim Pemberdayaan Tim Kepuasan Kerja Komitmen Tim

Rata-Rata Tingkatan Rata-Rata Tingkatan Rata-Rata Tingkatan MRG 3.510 Tinggi 3.662 Puas 3.517 Tinggi

FF 3.609 Tinggi 3.470 Puas 3.470 Tinggi RM 2.729 Netral 3.182 Netral 2.786 Netral ES 3.142 Netral 3.111 Netral 3.058 Netral PH 3.587 Tinggi 3.930 Puas 4.887 Sangat Tinggi PS 3.707 Tinggi 3.732 Puas 3.551 Tinggi

(25)

Pemberdayaan tim memiliki sepuluh sub variabel yaitu respect and trust (RnT), recognition (Rec), team communications (TC), information (Info), decision making and problem solving (DMPS), resources (Res), initiative and creativity (IC), goal clarity (GC), teamwork (TW), dan organizational systems and structure (OC). Setiap tim memiliki nilai rata-rata yang berbeda pada setiap sub variabel, seperti terlihat pada Tabel 15. Tabel 15. Deskripsi Statistik Setiap Sub Variabel Pemberdayaan Tim pada

Setiap Tim

Tim Nilai Rata-Rata Sub Variabel Pemberdayaan Tim

RnT Rec TC Info DMPS Res IC GC TW OC MRG 3.380 3.507 3.494 3.528 3.628 3.516 3.393 3.548 3.763 3.339 FF 3.558 3.625 3.610 3.513 3.631 3.619 3.598 3.711 3.728 3.510 RM 2.772 2.709 2.785 2.659 2.814 2.633 2.535 2.674 3.000 2.735 ES 2.913 2.996 3.191 3.233 3.248 3.168 3.259 3.058 3.359 2.994 PH 3.503 3.725 3.490 3.387 3.533 3.958 3.662 3.470 3.618 3.512 PS 3.691 3.787 3.746 3.649 3.798 3.619 3.636 3.706 3.779 3.666 1) Tim MRG

Tabel 14 menunjukkan bahwa tingkat pemberdayaan tim pada tim ini berada pada tingkatan tinggi dan relatif tinggi dibandingkan tim lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang menyatakan bahwa pemberdayaan tim pada tim MRG berjalan dengan baik. Kepala seksi pada tim ini berhasil mengajak anggota timnya untuk bekerjasama dalam segala keputusan, walaupun dari jumlah anggota, tim ini memiliki anggota yang relatif lebih banyak dibandingkan tim lainnya yang menjadi responden.

Tabel 15 menunjukkan dari sepuluh sub variabel yang ada tujuh diantaranya dapat dikategorikan tinggi, kecuali respect and trust, initiative and creativity dan organizational systems and structure. Tim ini sebenarnya merupakan tim yang baru terbentuk secara struktur organisasi, sebelumnya bagian G merupakan tim yang terpisah dari tim ini. Perubahan yang terjadi dalam struktur organisasi tersebut yang kemungkinan besar mempengaruhi nilai sub variablel OC

(26)

(organizational systems and structure), dikarenakan tim tersebut sedang beradaptasi dengan perubahan struktur yang ada dan perbedaan wewenang yang terjadi pada tim ini.

Tingkat kepuasan kerja pada tim ini adalah puas dan relatif tingkat kepuasannya tinggi dibandingkan tim lainnya, dari hasil wawancara menjelaskan bahwa bekerja di tim ini lebih nyaman dibandingkan tim lainnya. Dikarenakan rasa kekeluargaan yang dibangun pada tim sangat kuat, sehingga kepuasan kerja terhadap sesama anggota tim dapat dirasakan seluruh anggota. Tingkat komitmen tim berada pada tingkatan tinggi dan relatif tinggi dibandingkan tim lainnya yang menjadi responden. Hal ini terlihat dari para anggota tim yang tetap ingin tinggal di dalam tim ini pada jangka waktu yang cukup lama.

2) Tim FF

Tabel 14 menunjukkan bahwa tingkat pemberdayaan tim pada tim ini berada pada tingkatan tinggi dan relatif tinggi dibandingkan tim lainnya. Hasil wawancara menyatakan bahwa ketua seksi ini termasuk ketua yang kaku dalam bersikap, namun hal tersebut tidak mempengaruhi tingkat pemberdayaan tim pada tim ini, sehingga pemberdayaan tim dapat berjalan dengan baik. Tim FF merupakan salah satu tim yang memiliki karyawan dengan pendidikan rendah, namun memiliki keahlian tertentu. Tabel 15 menunjukkan dari sepuluh sub variabel pemberdayaan tim memiliki tingkatan yang tinggi dan bernilai rata-rata relatif tinggi dibandingkan tim lainnya, sehingga sub variabel pemberdayaan tim telah berjalan dengan baik pada tim ini.

Tingkat kepuasan kerja pada tim ini adalah puas dan relatif tingkat kepuasannya tinggi dibandingkan tim lainnya, dari hasil wawancara menjelaskan bahwa karyawan yang bekerja di tim ini merasa puas dengan pekerjaan yang dikerjakan, karena pekerjaan tersebut merupakan keahlian yang dimiliki karyawan. Tingkat komitmen tim berada pada tingkatan tinggi dan relatif tinggi dibandingkan tim lainnya yang menjadi responden, hal ini wajar terjadi dikarenakan keahlian yang dimiliki karyawan pada tim FF terbatas dan sulit untuk berpindah ke tim lainnya

(27)

dengan keterbatasan tersbut, sehingga karyawan lebih memilih untuk loyal dengan tim ini.

3) Tim RM

Tabel 14 menunjukkan bahwa tingkat pemberdayaan tim pada tim ini berada pada tingkatan netral dan nilai rata-ratanya terendah dibandingkan dengan tim lainnya. Hasil wawancara menyatakan bahwa pemberdayaan tim telah dilaksanakan, namun keputusan mengeni pekerjaan sulit diputuskan sendiri dengan tim ini. Hal ini dikarenakan keputusan tersebut berhubungan dengan tim lainnya yang berada pada departemen berbeda. Contohnya, pekerjaan tim RM adalah bertanggung jawab terhadap seluruh roll yang digunakan oleh bagian mill. Keputusan yang berkaitan dengan roll tersebut tidak dapat diselesaikan oleh tim RM sendiri, namun harus didiskusikan dengan tim lain. Biasanya dalam pengambilan keputusan tentang roll hanya dilakukan oleh kepala tim dan beberapa anggotanya, sehingga keputusan bukan hasil kesepakatan bersama.

Tabel 15 menunjukkan dari sepuluh sub variabel pemberdayaan tim, terdapat satu sub variabel yang memiliki tingkatan rendah yaitu initiative and creativity. Sub variabel pemberdayaan tim lainnya berada pada tingkatan netral dan paling rendah dibandingkan tim lainnya.

Tingkat kepuasan kerja pada tim ini adalah netral dan relatif tingkat kepuasannya rendah dibandingkan tim lainnya. Bertolak belakang dengan hasil wawancara yang menyatakan tingkat kepuasan tinggi bekerja dalam tim ini. Tingkat komitmen tim berada pada tingkatan netral dan relatif rendah dibandingkan tim lainnya yang menjadi responden, walaupun dari hasil wawancara menyatakan bahwa anggota tim RM berkomitmen tim tinggi tapi tidak didukung dengan kenyataan yang ada bahwa tingkat keluar masuknya anggota tim cukup tinggi, sehingga dipertanyakan komitmen anggota atas tim RM.

4) Tim ES

Tabel 14 menunjukkan bahwa tingkat pemberdayaan tim pada tim ini berada pada tingkatan netral dan relatif rendah dibandingkan dengan

(28)

tim lainnya. Hasil wawancara menyatakan bahwa pemberdayaan tim telah dilaksanakan, namun tim ini lebih bekerja individualis dibandingkan bekerja tim. Hal ini dikarenakan masing-masing anggota tim memiliki pekerjaan atau tanggung jawab masing-masing, sehingga kerja tim jarang sekali terjadi pada tim ini

Tabel 15 menunjukkan dari sepuluh sub variabel pemberdayaan tim berada pada tingkatan netral dan relatif rendah dibandingkan tim lainnya. Nilai terendah pada sub variabel pemberdayaan tim ES adalah respect and trust.

Tingkat kepuasan kerja pada tim ini adalah netral dan relatif tingkat kepuasannya rendah dibandingkan tim lainnya. Bertolak belakang dengan hasil wawancara yang menyatakan tingkat kepuasan tinggi bekerja dalam tim ini. Tingkat komitmen tim berada pada tingkatan netral dan relatif rendah dibandingkan tim lainnya yang menjadi responden, walaupun dari hasil wawancara menyatakan bahwa anggota tim berkomitmen tim tinggi.

5) Tim PH

Tabel 14 menunjukkan bahwa tingkat pemberdayaan tim pada tim ini berada pada tingkatan tinggi dan relatif tinggi dibandingkan dengan tim lainnya. Hasil wawancara menyatakan bahwa pemberdayaan tim telah dilaksanakan dengan baik, pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan dapat diambil atas nama tim. Anggota dalam tim ini relatif sedikit, sehingga kerja tim lebih efektif.

Tabel 15 menunjukkan dari sepuluh sub variabel pemberdayaan tim berada pada tingkatan tinggi kecuali sub variabel information memiliki tingkatan netral. Akses informasi pada tim ini sedikit terhambat dikarenakan tidak adanya ketua tim yang membawahi tim ini, jadi penyampaian informasi mengenai pekerjaan akan mengalami keterlambatan. Sementara waktu, tim ini langsung di bawah pengawasan asisten manajer sub departemen dan untuk penilaian setiap individunya di bawah ketua tim PS.

(29)

Tingkat kepuasan kerja pada tim ini adalah tinggi dan relatif tingkat kepuasannya tinggi dibandingkan tim lainnya. Hasil wawancara mendukung bahwa kepuasan kerja pada tim PH adalah tinggi. Tingkat komitmen tim berada pada tingkatan sangat tinggi dan nilainya terbesar dibandingkan tim lainnya yang menjadi responden. Hal ini diperkuat dengan tanpa adanya kepala tim dan kondisi tim yang hampir dihilangkan, karena pekerjaannya terkait dengan tim lain sehingga lebih efisien kalau tim ini digabung. Kondisi ini tidak mempengaruhi komitmen semua anggota tim untuk tetap bertahan dengan tim ini, terkecuali pihak manajemen memindahkan anggota tim PH ke tim lainnya.

6) Tim PS

Tabel 14 menunjukkan bahwa tingkat pemberdayaan tim pada tim ini berada pada tingkatan tinggi dan relatif tinggi dibandingkan dengan tim lainnya. Hasil wawancara menyatakan bahwa pemberdayaan tim telah dilaksanakan dengan baik, walaupun tim ini memiliki tiga kepala tim. Namun pemberdayaan tim yang dilakukan hampir sama, sehingga tingkat pemberdayaan timnya tinggi.

Tabel 15 menunjukkan dari sepuluh sub variabel pemberdayaan tim berada pada tingkatan tinggi. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang menyatakan bahwa tim ini memiliki tingkatan yang tinggi untuk seluruh sub variabel tersebut. Sebagai contoh tim ini pernah menyumbangkan suatu inovasi untuk memperbaiki proses pengeluaran pellet dari silo yang lebih efisien. Ide tersebut merupakan hasil dari pemikiran tim bersama, dan akhirnya dapat diaplikasikan ke dalam proses pengeluaran tersebut. Semua sub variabel dalam pemberdayaan tim tersebut berperan dalam perbaikan proses tersebut. Pengakuan dari semua pihak atas keberhasilan ide tersebut menjadikan tim ini semakin diberdayakan.

Tingkat kepuasan kerja pada tim ini adalah tinggi dan relatif tingkat kepuasannya tinggi dibandingkan tim lainnya. Hasil wawancara mendukung bahwa kepuasan kerja pada PS adalah tinggi. Tingkat komitmen tim berada pada tingkatan tinggi, hal ini diperkuat dengan

(30)

tingkat keluar masuk anggota yang rendah dan banyak anggota dari tim yang lain ingin menjadi bagian dari tim PS.

7) Analisis Perbedaan Nyata

Dari analisis perbedaan nyata berdasarkan tim dengan menggunakan One way Analysis of Variance (ANOVA), di dapatkan hasil seperti Tabel 16.

Tabel 16. Hasil Analisis Perbedaan Tim

Karakteristik Responden Pemberdayaan Tim Kepuasan Kerja Komitmen Tim

F Sig. F Sig. F Sig. Tim 10.522 0.000* 1.657 0.152 13.024 0.000*

Berdasarkan hasil analisis perbedaan tim (Tabel 16), variabel tim signifikan terhadap variabel pemberdayaan tim dan komitmen tim, maka dapat disimpulkan bahwa tim memberikan perbedaan rata-rata yang signifikan terhadap tingkat pemberdayaan tim dan komitmen tim. Perbedaan ini dikarenakan setiap tim memiliki cara masing-masing untuk memberdayakan timnya, dikarenakan belum adanya konsep yang seragam untuk pemberdayaan tim. Menurut hasil wawancara menyatakan bahwa pemberdayaan tim bergantung terhadap masing-masing ketua timnya. Komitmen tim berbeda antar tim disebabkan kenyamanan seseorang atau loyalitasnya bergantung terhadap tempat (tim) yang dapat memberikan kenyamanan, sehingga perbedaan ini wajar terjadi.

Hasil ini berbeda dengan variabel tim tidak signifikan terhadap kepuasan kerja, sehingga tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kepuasan kerja dengan tim. Hal ini diakibatkan tim yang menjadi responden saling berkaitan dalam pekerjaan yang sama, gaji sesuai dengan prestasi kerja masing-masing, dan adanya kejelasan jenjang karier yang diketahui semua karyawan sehingga kepuasan kerja tidak dipengaruhi dengan timnya. Jadi, karyawan berada pada tim mana saja akan berlaku peraturan yang sama mengenai gaji dan jenjang karier.

Hasil Tukey Test berdasarkan tim dapat dilihat pada Lampiran 12, hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata perbedaan pemberdayaan tim

(31)

berdasarkan tim yang secara statistik signifikan antara tim MRG dengan tim RM sebesar 0.781. Tim FF dengan tim RM sebesar 0.880 dan tim ES sebesar 0.467. Tim PH dengan tim RM sebesar 0.858. Tim PS dengan tim RM sebesar 0.978.

Hasil Tukey Test menunjukkan tidak terlihat besarnya rata-rata perbedaan kepuasan kerja berdasarkan tim dikarenakan tidak ada yang berbeda secara signifikan. Selain itu, hasil Tukey Test menunjukkan bahwa rata-rata perbedaan komitmen tim berdasarkan tim yang secara statistik signifikan antara tim RM dengan tim MRG sebesar 0.731 serta tim FF sebesar 0.684. Tim PH dengan tim MRG sebesar 1.369, tim FF sebesar 1.416, tim RM sebesar 2.100, tim ES sebesar 1.829 dan tim PS sebesar 1.336. Tim PS dengan tim RM sebesar 0.764.

Karakteristik tim tersebut dapat dilihat lebih jelas dengan melihat hasil homogeneous subset masing-masing pada Lampiran 12. Pada hasil homogeneous subset rata-rata pemberdayaan tim dengan tim terlihat tim ES masuk ke dalam subset satu dan dua. Hal ini berarti rata-rata pemberdayaan tim ES berada di dua karakteristik. Hal sama terjadi pada tim MRG, tim PH, dan tim FF berada pada subset dua dan tiga. Tim RM tidak berbeda dengan tim ES tetapi berbeda dengan tim lainnya, sedangkan tim PS berbeda dengan tim RM dan tim ES.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan tim yang berada di enam tim responden terdiri dari tiga karakteristik pemberdayaan tim. Karakteristik yang berada pada subset tiga menghasilkan tingkat pemberdayaan tim yang tinggi, semakin rendah subsetnya tingkat pemberdayaan timnya semakin rendah. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa masing-masing tim memiliki karakter yang berbeda dalam pemberdayaan tim dikarenakan tidak ada aturan baku untuk melakukan pemberdayaan tim.

Pada hasil homogeneous subset antara kepuasan kerja dengan tim terlihat rata-rata dari semua tim tidak menunjukkan perbedaan yang berarti, sehingga semua tim masuk ke dalam subset satu. Sebenarnya karakteristik dari kepuasan kerja terdiri dari dua jenis (dua subset),

(32)

namun tidak ada satu tim pun yang memasuki subset dua. Disimpulkan bahwa seluruh tim memiliki kesamaan dalam kepuasan kerja, sehingga di tim mana pun karyawan berada penilaian mengenai kepuasan kerja timnya tidak berbeda.

Hasil homogeneous menunjukkan bahwa komitmen tim berdasarkan tim terbagi empat karakteristik (subset). Rata-rata komitmen tim terbanyak berada pada subset dua, terdapat empat tim yang tidak berbeda satu sama lain kecuali tim RM dan tim PH. Namun tim ES memiliki rata-rata komitmen tim yang masuk ke dalam dua subset yaitu di subset satu bersama tim RM dan subset dua. Jadi, disimpulkan bahwa tim tim ES memiliki karakteristik yang tidak berbeda dengan semua tim kecuali tim PH, dikarenakan rata-rata komitmen timnya memiliki dua karakteristik. Tim PH memiliki nilai rata-rata komitmen tim di subset tiga dan tidak ada satu tim lainnya yang memiliki karakter komitmen tim sama dengan tim PH. Karakteristik yang berada pada subset tiga menghasilkan tingkat komitmen tim yang tinggi, semakin rendah subsetnya tingkat komitmen timnya semakin rendah.

Dari ketiga hasil homogeneous subset terlihat bahwa pemberdayaan tim, kepuasan kerja dan komitmen tim antara tim RM dan tim ES secara bergantian menduduki tingkat yang paling rendah dibandingkan tim lainnya dan kedua tim ini memiliki karakteristik yang hampir sama, begitu pula tim PS dan tim PH selalu berada di urutan tertinggi.

D. HUBUNGAN PEMBERDAYAAN TIM DENGAN KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN TIM

Hasil analisis hubungan dengan menggunakan nilai korelasi (Product moment dari Pearson) pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini, angka yang diberi tanda merah artinya tidak signifikan secara statistik, tanda bintang (*) pada angka menyatakan secara statistik signifikan pada tingkat kepercayaan 95% dan tanda bintang (**) menyatakan signifikan pada tingkat kepercayaan 99%.

(33)

Tabel 17. Hasil Analisis Korelasi Product Moment dari Pearson Korelasi

Nama Tim

Pemberdayaan Tim dan Kepuasan Kerja

Pemberdayaan Tim dan Komitmen Tim Pearson Sig. (2-tailed) Pearson Sig. (2-tailed) MRG 0.645** 0.000 0.638** 0.000 FF -0.117 0.615 0.524* 0.015 RM 0.561 0.073 -0.226 0.504 ES 0.113 0.727 0.267 0.401 PH - - -0.058 0.913 PS -0.215 0.282 0.292 0.140 Total 0.385** 0.000 0.420** 0.000 1. Hubungan Secara Keseluruhan

Analisis hubungan secara keselurahan antara variabel pemberdayaan tim dan kepuasan kerja atau hubungan antara variabel pemberdayaan tim dan komitmen tim, dapat digambarkan seperti Gambar 11 berikut :

 

Gambar 11. Hubungan Antar Variabel Secara Keseluruhan

Secara keseluruhan responden menyatakan bahwa hubungan antara pemberdayaan tim dan kepuasan kerja secara statistik terdapat hubungan positif di antara kedua variabel tersebut, berarti semakin tinggi tingkat kepuasan kerja, maka akan semakin tinggi tingkat pemberdayaan tim, begitu pula sebaliknya. Namun tingkat hubungannya dikatakan rendah dikarenakan nilai koefisien korelasinya (r) sebesar 0.385. Koefisien determinasinya sebesar 0.15 (r2 = 0.3852), berarti kepuasan kerja sebesar 15% ditentukan oleh besarnya pemberdayaan tim dan 85% sisanya ditentukan oleh faktor lainnya.

Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang menyatakan bahwa pemberdayaan tim yang dilakukan berhubungan terhadap kepuasan kerja.

(34)

Seperti contoh yaitu pemberian wewenang untuk tim dalam mengatur timnya sendiri sebagai proses pemberdayaan tim, akan membuat karyawan merasa lebih puas berada di tim dikarenakan lebih memiliki kebebasan untuk bekerja, sehingga terlihat bahwa adanya hubungan pemberdayaan tim terhadap kepuasan kerja walaupun tingkatannya rendah. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Shih (2006) yang menyatakan tidak adanya hubungan positif antara pemberdayaan tim dan kepuasan kerja dalam tim pengembangan perangkat lunak (software).

Hubungan antara pemberdayaan tim dan komitmen tim secara statistik terdapat hubungan positif di antara kedua variabel tersebut dengan tingkat hubungannya dapat dikategorikan sedang (koefisien r = 0.420). Semakin tinggi tingkat komitmen tim, maka akan semakin tinggi tingkat pemberdayaan tim, begitu pula sebaliknya. Koefisien determinasinya sebesar 0.18 (r2 = 0.4202), berarti komitmen tim sebesar 18% ditentukan oleh besarnya pemberdayaan tim dan 82% sisanya ditentukan oleh faktor lainnya.

Seseorang yang berada pada tim yang telah diberdayakan, akan membuat orang tersebut loyal atau berkeinginan tetap berada di dalam tim. Hal ini memungkinkan terjadi karena tim tersebut memberikan sesuatu yang diinginkan oleh anggotanya dengan pelaksanaan pemberdayaan tim. Hasil ini memperkuat penelitian yang telah dilakukan Kirkman dan Rosen (1999) yang menyatakan adanya hubungan pemberdayaan tim dan kepuasan kerja dengan nilai (r = 0.48 atau hubungannya sedang) serta hubungan pemberdayaan tim dan komitmen tim (r = 0.57 atau hubungannya sedang). Koefisien korelasi yang dihasilkan penelitian ini tidak persis sama dengan hasil Kirkman dan Rosen (1999), akibat pengukuran pemberdayaan timnya menggunakan cara yang berbeda dan respondennya pun berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis dua penelitian ini terpenuhi yaitu ada hubungan positif antara pemberdayaan tim dan kepuasan kerja tim serta hipotesis tiga penelitian ini terpenuhi yaitu ada hubungan positif antara pemberdayaan tim dan komitmen tim.

(35)

2. Hubungan Setiap Tim

Jika dilihat dari masing-masing tim dapat terlihat bahwa hubungan keterkaitan antar tim berbeda, hal ini dimungkinkan karena persepsi karyawan berbeda satu sama lain dan mengindikasikan bahwa pemberdayaan tim yang dilakukan berbeda antar tim.

a. Tim MRG

Pada tim (seksi) ini hubungan antara pemberdayaan tim dan kepuasan kerja serta hubungan antara pemberdayaan tim dan komitmen tim seperti Gambar 12.

Gambar 12. Hubungan Antar Variabel Pada Tim MRG

Dari Gambar 12 terlihat hubungan antara pemberdayaan tim dan kepuasan kerja secara statistik terdapat hubungan positif di antara kedua variabel tersebut, dengan nilai koefisien korelasinya (r) sebesar 0.645 dan tingkat hubungannya dikategorikan kuat. Koefisien determinasinya sebesar 0.42 (r2 = 0.6452), berarti kepuasan kerja sebesar 42% ditentukan oleh besarnya pemberdayaan tim dan 58% sisanya ditentukan oleh faktor lainnya. Hasil ini sesuai dengan hipotesis dua yang menyatakan adanya hubungan positif antara pemberdayaan tim dan kepuasan kerja tim.

Hal ini mengindikasikan bahwa pemberdayaan tim berkaitan kuat dengan kepuasan kerja pada tim ini, nilai koefisien korelasi pada tim ini dibandingkan hasil analisis hubungan secara keseluruhan lebih tinggi dan ikatannya lebih kuat. Dari hasil wawancara menyatakan bahwa pemberdayaan tim pada tim MRG merupakan hal yang telah dilakukan

(36)

dengan baik, beberapa faktor pemberdayaan seperti semua akses kebutuhan atas sumber daya, pendelegasian pembuat keputusan di tangan tim, dan kerja tim telah terlaksana dengan baik. Kepuasan kerja anggotanya dapat dikatakan puas bekerja di tim ini dibandingkan tim lain, dikarenakan pada tim MRG rasa kekeluargaannya sangat kental, sehingga hal ini dimungkinkan sebagai hal yang menyebabkan adanya hubungan antar keduanya.

Hubungan antara pemberdayaan tim dan komitmen tim secara statistik terdapat hubungan positif di antara kedua variabel tersebut, dengan nilai koefisien korelasinya (r) sebesar 0.638 dan tingkat hubungannya dikategorikan kuat. Koefisien determinasinya sebesar 0.41 (r2 = 0.6382), berarti komitmen tim sebesar 41% ditentukan oleh besarnya pemberdayaan tim dan 59% sisanya ditentukan oleh faktor lainnya. Hasil ini sesuai dengan hipotesis tiga penelitian ini yaitu ada hubungan positif antara pemberdayaan tim dan komitmen tim. Komitmen tim pada tim ini hubungannya kuat dengan pemberdayaan tim, disebabkan faktor-faktor dalam pemberdayaan tim akan membuat anggota merasa lebih loyal terhadap timnya. Hasil wawancara terlihat bahwa suasana kerja yang terbangun pada tim ini sangat baik dengan adanya pemberdayaan tim, sehingga keinginan untuk pindah ke tim lainnya jarang terpikirkan oleh anggota tim ini. Beberapa pekerjaan yang menjadi tanggung jawab tim ini akan membuat anggota tim tidak merasa bosan terhadap pekerjaannya dan diberikan kebebasan untuk selalu berkreasi.

b. Tim FF

Pada tim (seksi) ini hubungan antara pemberdayaan tim dan kepuasan kerja serta hubungan antara pemberdayaan tim dan komitmen tim seperti Gambar 13.

(37)

Gambar 13. Hubungan Antar Variabel Pada Tim FF

Dari Gambar 13 terlihat pemberdayaan tim dan kepuasan kerja secara statistik tidak terdapat hubungan signifikan di antara kedua variabel tersebut, dengan nilai koefisien korelasinya (r) sebesar - 0.117 dan dapat dikategorikan tingkatnya sangat rendah serta nilainya negatif. Koefisien determinasinya hanya sebesar 0.01 atau 1%, sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara pemberdayaan tim dan kepuasan kerja pada tim ini. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis dua penelitian, selain tidak ditemukan hubungan antar kedua variabel, nilai koefisien korelasinya bernilai negatif.

Pada tim ini rata-rata karyawannya tidak membutuhkan pendidikan tinggi atau tenaga kasar, sehingga yang lebih mempengaruhi kepuasan kerja adalah penghargaan eksternal pada dirinya seperti gaji. Selain itu, ciri dari pemberdayaan tim seperti pendelegasian keputusan dari ketua tim ke semua anggota tim atau tanggung jawab mengontrol dan memodifikasi pekerjaan sendiri oleh tim akan membuat anggota tim menjadi lebih terbebani dan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini dikarenakan kemampuan menganalisis yang kurang dan terbiasa bekerja atas perintah ketua tim, sehingga berakibat hubungan pemberdayaan tim dan kepuasan kerja bernilai negatif atau saling berkebalikan. Tidak adanya hubungan yang signifikan di tim ini sebagai indikasi bahwa persepsi anggota tim terhadap pemberdayaan tim yang berjalan belum optimal.

Hubungan antara pemberdayaan tim dan komitmen tim secara statistik terdapat hubungan positif di antara kedua variabel tersebut, dengan nilai koefisien korelasinya (r) sebesar 0.524 dan tingkat hubungannya

(38)

dikategorikan sedang. Koefisien determinasinya sebesar 0.27 (r2 = 0. 5242), berarti komitmen tim sebesar 27% ditentukan oleh besarnya pemberdayaan tim dan 73% sisanya ditentukan oleh faktor lainnya. Hasil ini sesuai dengan hipotesis tiga pada penelitian ini.

Komitmen tim pada tim ini berhubungan positif dengan pemberdayaan tim, hal ini dikarenakan keinginan kuat anggota tim untuk tetap bertahan di tim. Tim FF merupakan salah satu yang menerima dan mengakui keahlian seseorang tanpa melihat latar belakang pendidikannya, jika mereka tidak ditempatkan pada tim FF, kemungkinan besar keahlian mereka tidak diakui, walaupun tim yang ditempati melakukan pemberdayaan tim sekalipun.

c. Tim RM

Pada tim (seksi) ini hubungan antara pemberdayaan tim dan kepuasan kerja serta hubungan antara pemberdayaan tim dan komitmen tim seperti Gambar 14.

Gambar 14. Hubungan Antar Variabel Pada Tim RM

Gambar 14 menunjukkan tidak ada hubungan secara stastistik antara pemberdayaan tim dan kepuasan kerja, dengan nilai koefisien korelasinya (r) sebesar 0.561 dan dikategorikan tingkatnya sedang, namun tidak signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis dua karena tidak ditemukan hubungan walaupun nilai koefisiennya positif. Hal ini menyebabkan nilai korelasi yang sedang tersebut tidak berarti dan mengindikasikan bahwa pemberdayaan tim belum berjalan

Gambar

Tabel 7. Deskripsi Statistik Variabel Secara Keseluruhan
Tabel 10. Deskripsi Statistik Setiap Level Pekerjaan
Tabel 12. Deskripsi Statistik Tingkat Pendidikan
Tabel 13. Deskripsi Statistik Usia  Usia  Pemberdayaan Tim  Kepuasan Kerja  Komitmen Tim   Rata-Rata  Tingkatan  Rata-Rata  Tingkatan   Rata-Rata  Tingkatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Malliavin calculus for Lévy processes and a Clark-Ocone type formula under change of measure for canonical Lévy processes The Clark-Ocone formula is an explicit stochastic

Berhadapan dengan konteks Jemaat GMI Wesley Jakarta yang multikultural, seperti yang diuraikan di atas maka pendeta sebagai orang yang melakukan tugas konseling pastoral

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh fee dana talangan

Sampai dengan tahun 2005, Wal Mart menambah 130 toko sehingga menjadi 152 toko ritel. Dalam rangka asimilasi budaya Brazil, Wal Mart banyak melibatkan diri dengan masyarakat

S26 - Jika kontak dengan mata, segera bilas dengan air yang banyak dan minta saran medis S46 - Jika tertelan, segera minta saran medis dan perlihatkan kontainer atau label ini.. S63

Lebih lanjut tour operator atau biro perjalanan wisata adalah suatu perusahaan yang usaha kegiatannya merencanakan dan menyelenggarakan perjalanan orang-orang untuk

Dengan mengusung tema yang ditujukan untuk memberi informasi bagi pelajar atau mahasiswa maupun masyarakat umum, dengan bangga kami mempersembahkan sebuah acara

Dengan mengambil jumlah berat sampel sampah organik di lokasi TPA rata - rata 787,5 kg untuk mencari rata- rata berat jenis 984,38 kg/m 3 , jumlah persentase volume