• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Robb dan Woodyard, 2011) best practice financial behavior

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Robb dan Woodyard, 2011) best practice financial behavior"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Best Practice Financial Behavior

Menurut (Robb dan Woodyard, 2011) best practice financial behavior diidentifikasi dengan maksud memilih praktek-praktek yang paling dekat berhubungan dengan pengetahuan keuangan. Praktik dipilih untuk penerapan mereka ke daerah-daerah utama perencanaan keuangan yaitu dasar keungan pribadi, pinjaman, tabungan/investasi, dan perlindungan. (Huston, 2010 dalam Robb dan Woodyard, 2011)

Financial Behavior mempelajari bagaimana manusia secara aktual berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan, khususnya mempelajari bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan keuangan, perusahaan dan pasar keuangan (Wicaksono, 2015)

Individu yang memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang benar tentang keuangan tidak akan memiliki masalah keuangan di masa depan dan dapat menunjukkan perilaku keuangan yang sehat. Menurut Shefrin (2002 dalam Lubis, et al., 2013:16), perilaku keuangan merupakan hasil interaksi dari psikologis dengan tingkah laku keuangan dan performa dari semua tipe kategori investor.

Financial Behavior merupakan interaksi dari psikologis dengan tingkah laku keuangan dan performa dari semua tipe kategori investor. Financial Behavior menjadi gambaran cara individu berperilaku ketika dihadapkan dengan

(2)

keputusan keuangan yang harus dibuat. Financial behavior juga dapat diartikan sebagai suatu teori yang didasarkan atas ilmu psikologi yang berusaha memahami bagaimana emosi dan penyimpanan kognitif mempengaruhi peilaku investor (Tilson 2005: 1 dalam Lubis, et al, 2013:16).

2.1.2 Financial Satisfaction

Financial satisfaction merupakan evaluasi kepuasan tiap-tiap individu terhadap kondisi keuangan pribadi (Hira dan Mugenda, 1998). Menurut Kim (1999) financial satisfaction adalah kepuasan sesorang terhadap kondisi keuangan pribadi. Hira dan Mugenda (1998) mengartikan kepuasan keuangan sebagai persepsi subjektif individu pada kecukupan sumber daya keuangan yang dimiliki. Oleh karena itu, kepuasan keuangan merupakan salah satu komponen dari kehidupan yang ditandai dengan ketercukupan aset keuangan. Berpijak pada definisi tersebut tampak bahwa mencapai atau tidak mencapai kepuasan keuangan ditentukan oleh bagaimana mengelola uang. Selain daripada itu tampak bahwa kepuasan keuangan merupakan salah satu kewajiban bagi siapa saja untuk mewujudkannya.

Financial satisfaction dapat diukur melalui cara pandang seseorang terhadap kepuasan dari income yang diterima, kemampuan dapat mengatasi masalah keuangan, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, level hutang yang dimiliki, jumlah tabungan, ketersediaan uang untuk kebutuhan dimasa depan, serta tujuan hidup (Hira dan Mugenda, 1998). Penilaian financial satisfaction dapat dilakukan secara objektif maupun secara subjektif. Penilaian secara objektif yaitu melihat dari kondisi keuangan secara ril. Penilaian subjektif

(3)

merupakan penilaian dari dalam diri masing-masing individu dalam melihat kondisi keuangan. Financial satisfaction dapat dinilai secara terpisah, yaitu berdasarkan objektif saja atau berdasarkan subjektif saja, maupun secara bersama-sama.

Menurut Toscano et al. (2006), penilaian secara subjektif masing-masing individu terhadap financial satisfaction dinilai lebih akurat karena setiap individu dapat menilai kondisi keuangan saat ini terhadap kondisi dimasa lalu, ekspektasi dimasa depan, dan standar sosial, dibandingkan melihat kondisi keuangan secara objektif saja. Cara mengukur financial satisfaction disesuaikan terhadap sampel yang di uji.

2.1.3 Financial Knowledge

Menurut Halim dan Astuti (2015) pengetahuan keuangan adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola keuangan untuk membuat suatu keputusan keuangan yang tepat agar tehindar dari masalah keuangan. Orang yang memiliki pengetahuan keuangan yang lebih baik akan memiliki perilaku keuangan seperti membayar semua tagihan tepat waktu, membukukan pengeluaran setiap bulan, dan memiliki dana darurat. Seseorang dapat memperoleh pengetahuan karena melakukan menyimpan dan mengumpulkan kekayaan, atau memungkinkan karena memiliki pengalaman keuangan keluarga.

2.1.4 Demographic

Menurut Rita dan Kusumawati (2010) menyatakan faktor demografi terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan status perkawinan, pekerjaan, jabatan, dan pendapatan. Tren demografi yang berbentuk sangat andal digunakan sebagai

(4)

dasar pengambilan keputusan jangka pendek dan menengah. Faktor demografi yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

2.1.4.1 Gender (jenis kelamin)

Menurut Baron (2000:188) mendefiniskan bahwa gender merupakan sebagian dari konsep diri yang melibatkan identifikasi individu sebagai seorang laki-laki atau perempuan. Secara umum, pengertian gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.

Jenis kelamin merupakan perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan sejak dilahirkan. Sedangkan menurut Setyawan (2011) sebagaimana dikutip Handi dan Mahastanti (2012) jenis kelamin adalah suatu konsep karakteristik yang membedakan seseorang antara laki-laki dan perempuan dalam berperilaku. Seorang perempuan biasanya memiliki sifat yang lebih halus bila dibandingkan laki-laki, sebab laki-laki cenderung menggunakan nalurinya bila dibandingkan dengan perempuan yang lebih menggunakan perasaannya sehingga tingkah laku seorang perempuan akan berbeda halnya dengan laki-laki. Pada gender dapat dilihat dengan menggunakan variabel dummy dengan kode 0 untuk laki-laki dan kode 1 untuk perempuan.

2.1.4.2 Age (usia)

Age (usia) adalah batasan atau tingkat ukuran hidup yang mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Selera dalam mengkonsumsi barang tergantung dari umur seseorang (Kotler dan Keller, 2009). Usia juga berperan dalam perkembangan moral seseorang. Usia seseorang akan meningkat pada suatu langkah yang lebih tinggi dalam pengembangan moral (Lawrence dan Shaub, 1997). Maksudnya

(5)

seseorang yang memiliki umur yang lebih tua akan mempunyai perilaku dan nilai-nilai etis yang lebih tinggi disbanding yang usianya jauh lebih muda. Dengan bertambahnya usia maka pengalaman hidup akan semakin tinggi sehingga dapat mempengaruhi pola pikir seseorang. Hal ini selaras dengan perkembangan moral yang terjadi. Semakin baik perkembangan moral seseorang maka semakin dapat berperilaku etis (Trevino L., 1992) artinya orang-orang cenderung lebih etis saat mereka tumbuh dewasa.

2.1.4.3 Income (pendapatan)

Berdasarkan UU Nomor 17 tahun 2000 mengenai perpajakan, definisi penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh yang digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan. Menurut Smeeding dan Weinberg (2001) income adalah pendapatan yang diterima baik berupa kas maupun bukan kas, yang dapat langsung digunakan untuk belanja sehingga dapat meringankan beban rumah tangga. Secara umum, kompenen income adalah kas dari pekerjaan utama maupun bukan pekerjaan utama, dividen, bungan tabungan, royalti, dana pension, dan bonus. Lebih lanjut income adalah penjumlahan seluruh komponen income yang diterima dipotong pajak).

(6)

2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Analisis Data Hasil Penelitian 1. Vincentius Andrew dan Nanik Linawati (2014) Hubungan Faktor Demografi dan Pengetahuan Keuangan dengan Perilaku Keuangan Karyawan Swasta di Surabaya V.Independen: 1. Faktor Demografi 2. Pengetahuan Keuangan V.Dependen: Perilaku Keuangan Analisis koresponden si dan chi square 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara 15ultiv demografi dengan perilaku keuangan karyawan swasta di Surabaya, khususnya pada variable jenis kelamin dan pendapatan. 2. Terdapat hubungan yang siginifikan antara pengetahuan keuangan dengan perilaku keuangan karyawan swasta di Surabaya 2. Nujmatul Laily (2013) Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Mengelola Keuangan V.Independen: 1. Gender 2. Usia 3. Academic Ability 4. Pengalaman Kerja V.Dependen: 1. Literasi Keuangan 2. Perilaku Keuangan Path analysis Literasi keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku keuangan mahasiswa akan tetapi gender, usia, kemampuan akademis dan pengalaman

kerja tidak terbukti memiliki korelasi dengan perilaku keuangan mahasiswa. 3. R. Zaimah (2013) Financial Behaviors of Female Teachers in Malaysia Variabel: faktor demografi, pengetahuan keuangan, financial behavior Analisis faktor, t-test dan Anova Perbedaan dalam perilaku keuangan, dalam hal usia, tingkat pendidikan, pendapatan bulanan dan latar belakang keuangan

(7)

Lanjutan Tabel 2.1 No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Tekhnik Analisis Hasil Penelitian 4. Carlo de Bassa Scheresberg (2013) Financial Literacy and Financial Behavior among Young Adults: Evidence and Implications V.Independen: 1. Financial Literacy 2. Sociodemographic Charateristic V.Dependen: Financial Behavior Multiple ultivariate regression 1.Tingkat financial literacy berpengaruh signifikan terhadap financial behavior. 2.Karakteristik sosiodemografi, khususnya jenis kelamin berpengaruh signifikan terhadap tingkat literasi keuangan dan perilaku keuangan. 5. Cliff A. Robb dan Ann S. Woodyard (2011) Financial Knowledge and Best Practice Behavior V.Independen: 1. Personal Financial Knowledge 2. Financial Satisfaction 3. Demographic V.Dependen: Financial Behavior Analisis Regresi Linier Berganda 1.Personal Financial knowledge secara subjektif dan objektif berpengaruh terhadap financial behavior, dimana pengetahuan subjektif memiliki pengaruh relatif lebih besar. 2. Financial satisfaction dan demographic berpengaruh signifikan terhadap financial behavior. 2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu Erlina (2011:33). Kerangka konseptual akan menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang diteliti, yaitu:

(8)

variabel independen dan Best Practice Financial Behavior sebagai variabel dependen.

Rabb dan Woodyard (2011), perilaku keungan memiliki efek yang signifikan dan langsung pada kepuasan keuangan dari tingkat pendapatan rumah tangga atau faktor demografi lainnya.

Sejumlah penelitian menunujukkan bahwa pengetahuan keuangan memiliki hubungan yang signifikan antara perilaku keungan. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Andrew dan Linawati (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan keuangan dengan perilaku keuangan karyawan Swasta di Surabaya. Karyawan dengan pengetahuan keuangan yang lebih tinggi cenderung lebih bijak dalam perilaku keuangannya bila dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan keuangan yang lebih rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Ida dan Dwinta (2010) menunjukkan bahwa financial knowledge berpengaruh signifikan terhadap financial management behavior mahasiswa Universitas Kristen Maranatha.

Scheresberg (2013) mengemukakan bahwa karakteristik sosiodemografi, khususnya jenis kelamin berpengaruh signifikan terhadap tingkat literasi keuangan dan perilaku keuangan individu usia 25-34 tahun yang terdaftar di US National Financial Capability Study (NFCS). Penelitian yang dilakukan oleh Amaliyah dan Witiastuti (2015) juga menunjukkan bahwa gender dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat literasi pemilik UMKM di kota Tegal, sedangkan tingkat pendapatan tidak berpengaruh terhadap tingkat literasi

(9)

keuangan pemilik UMKM kota Tegal. Selanjutnya, Andrew dan Linawati (2014) menemukan bahwa terdapat hubungan yang siginifikan antara faktor demografi (jenis kelamin dan pendapatan) dengan perilaku keuangan karyawan swasta di Surabaya

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang juga didukung oleh tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual penelitian ini digambarkan seperti pada gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual, maka secara simultan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Terdapat pengaruh Financial Satisfaction, Financial Knowledge, dan Demographic terhadap Best Practice Financial

Best Practice Financial Behavior (Y) Financial Satisfaction (X1) Financial Knowledge (X2) Gender (X3) Age (X4) Income (X5)

(10)

Behavior Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan Politeknik Negeri Medan, dan secara parsial hipotesis yang diajukan adalah: 1. Financial Satisfaction memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Best

Practice Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan Politeknik Negeri Medan.

2. Financial Knowledge memiliki hubungan yang signifikan terhadap Best Practice Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan Politeknik Negeri Medan.

3. Demographic memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Best Practice Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan Politeknik Negeri Medan.

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Ketika subyek merasa lelah dengan aktifitasnya sehari-hari subyek selalu meminta bantuan pada anaknya yang sudah dewasa untuk menemani Srf bermain dan mengajari Srf belajar,

Sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di puskesmas talaga jaya telah paham dengan penggunaan tablet Fe sebagai tablet tambah darah, namun ibu

Dengan menerapkan metode Forecasting dan Economic Order Quantity, maka perusahaan dapat menetapkan taraf pemesanan optimum bahan baku yang dibutuhkan selama proses

Venti Agustina, S.Kep, selaku dosen pembimbing II yang telah berbagi ilmu pengetahuan kepada peneliti, memberiarahan, motivasi, meluangkan waktu untuk memberikan

Setelah melakukan penelitian mengenai unsur prominence dalam pemberitaan selebritas di Medan Bisnis dan Harian WASPADA sekaligus mengamati bagaimana proses pengadaan berita

Kesehatan Pada Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama Di Kota.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah kelompok tikus yang memilki kadar asam urat tertinggi adalah pada kelompok yang diberi asupan biji melinjo, lalu beras putih, kacang

Kedua, qaul sadid adalah kata-kata yang berkeadilan dan tepat sasaran (al-‘adl wa al-shawa>b). Ada perbedaan pendapat tentang kepada siapa penggalan ayat ini diarahkan. Ada